PENDAHULUAN
mendapatkan perhatian dan pembahasan yang serius dari peminat dan ahli
(BKKBN, 2008).
Laju pertambahan penduduk di Indonesia di masa ini kurang
penduduk yang terus meningkat. Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah
pelayanan bermutu, terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang
1
2
mencapai 206,4 juta jiwa (102,8 juta perempuan dan 103,4 juta laki-laki).
Sedangkan untuk jumlah PUS sekitar 34 juta pasangan. Presentasi KB aktif 60%
(SDKI, 2012-2013).
Sampai saat ini di Indonesia terdapat berbagai macam metode
pantang berkala, suhu basal, lendir serviks, dan koitus interuptus, Metode
Kontrasepsi Efektif Hormonal seperti : pil, suntik, susuk (implan) dan IUD,
Metode Kontrasepsi Mantap yaitu : metode operasi wanita (MOW) dan metode
operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien
dijumpai dalam bentuk pil, suntik dan susuk (implan). Keuntungan metode
hormonal ini sebagian besar wanita dapat menerima hormon dalam sirkulasi
kontrasepsi hormonal tentunya tidak terlepas dari efek samping yang dapat
setelah satu tahun menggunakan KB suntik DMPA. Pada penggunaan lebih dari
.
3
peserta KB Suntik 27,8%, PIL KB 13,2%, IUD 6,2% susuk KB 4,3%, MOW
3,7% MOP 0,4% dan Kondom 0,9% dan metode amenore laktasi (MAL) 0,1%,
menggunakan cara pantang berkala 1,6%, senggama terputus 1,5% dan cara lain
4,7%, implant 3,2%, kondom 0,7%, kontap wanita 2,2%, kontap pria 0,1%,
pantang berkala 0,0%, senggama terputus 0,0% dan metode lainnya 0,3%
(SDKI, 2012-2013).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo pengguna
sebanyak 49,5%, Implan 20,9%, IUD 10,3%, pil 8,7%, MOW 8,4%, MOP 1,3%,
kondom 0,9%, obat vagina 0%, dan metode lainnya 0% (Dinkes Kab.
Wonosobo, 2013).
Akseptor Kb suntik 3 bulanan 85% mengeluhkan gangguan menstruasi,
dll. Dari hasil tersebut spotting merupakan perdarahan bercak atau perarahan
.
4
Hal ini mendorong penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Iswara”.
.
5
dengan Spotting.
dengan Spotting.
.
6
Perbedaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang dibuat terletak pada :
.
7
Dalam penyusunan studi kasus ini disusun secara sistematis menjadi lima
penelitian.
BAB II : Tinjauan Pustaka yang menguraikan tentang teori masalah / kasus
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wonosobo.
1.7.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 14-24 bulan Juli
tahun 2016.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2
lainnya.
(3)Metode lendir serviks
Adalah metode yang dilakukan dengan cara
ejakulasi.
.
3
(2)Pil kombinasi
Adalah pil yang mengandung hormone estrogen dan
.
4
Asetat)
a. Pengertian
Kontrasepsi Suntik DMPA adalah kontrasepsi hormonal yang
MK-41).
b. Farmakologi
Farmakologi dari Kontrasepsi Suntik DMPA adalah :
1) Tersedia dalam larutan mikrokristalin.
2) Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak,
kembali.
3) Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari
.
5
darah.
d) Tidak mempengaruhi ASI.
e) Sedikit efek samping.
f) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
g) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun
sampai perimenopause.
h) Mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
i) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
j) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
2) Kerugian
a) Sering ditemukan gangguan haid seperti :
(1) Siklus haid yang memendek atau memanjang.
(2) Perdarahan yang banyak atau sedikit.
.
6
(spotting).
(4) Tidak haid sama sekali (amenorhea sekunder).
b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
suntikan berikutnya.
d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
e) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
HIV.
f) Terlambat kembali kesuburan setelah penghentian
telah habis.
g) Terlambat kembali kesuburan bukan karena terjadinya
suntikan).
h) Terjadi perubahan pola lipid serum pada pengguna
jangka panjang.
i) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
.
7
sesuai.
(e) Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
(f) Wanita setelah abortus atau keguguran.
(g) Wanita telah banyak anak, tetapi belum menghendaki
tubektomi.
(h) Wanita perokok dikarenakan wanita perokok dapat
menjadi stabil.
(k) Wanita yang tidak dapat memakai kontrasepai
estrogen.
(l) Wanita yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
(m) Wanita yang anemia defisiensi besi, dikarenakan kadar
terjadinya anemia.
(n) Wanita yang mendekati usia menopause yang tidak
.
8
(2) Kontraind
ikasi
(a) Wanita hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada
payudara.
(e) Diabetes millitus disertai komplikasi.
(f) Tekanan darah >130/110mmHg.
g. Waktu Penggunan KB Suntik DMPA
Menurut Saifuddin (2010 : MK 43-44) KB Suntik DMPA
setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari
.
9
asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7
Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut
.
10
a. Pengertian
Spotting adalah keluarnya darah dari liang vagina diluar haid dalam jumlah
105).
b. Etiologi
progesteron.
2) Pada kelainan anatomis
.
11
d. Penanganan Spotting
1) Pelayanan Konseling
Memberikan penjelasan pada Aseptor KB suntik bahwa pemakaian
dilakukan kuretase.
(Suratun & Hartini, 2013: 72-73).
.
12
masalah.
c. Identifikasi diagnosa atau masalah potensial
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosa
.
13
secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang ada. Dalam proses
data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil.
e. Pelaksanaan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksana dari semua rencana sebelumnya.
penulis. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan terus menerus
Keluarga Berencana dengan Spotting antara lain sebagai berikut (Sudarti dan
data subjektif dan data obyektif, yang terdiri atas pemeriksaan fisik,
.
14
penyakit sekarang.
7) Riwayat kecelakaan, operasi, alergi obat/makanan.
8) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi: pola nutrisi
.
15
dikumpulkan meliputi :
dan striae, kandung kemih kosong atau tidak dan adanya rasa mules
atau tidak.
5) Genetalia, meliputi : ada perdarahan, warnanya seperti apa,
jaringan tubuh.
.
16
spotting dan kebutuhan klien dengan spotting yang benar atas dasar data-
spotting.
d. Langkah 4 mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
.
17
psikologi.
g. Langkah 7 evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,
a. S = DATA SUBYEKTIF
Data subyektif (S), merupakan pendokumentasian manajemen
data, terutama data yang diperoleh melalui anamnesa. Data subyektif ini
yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik
ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
.
18
.
BAB III
METODOLOGI
Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti
dalam menggunakan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
1
2
SOAP.
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik
b. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan sebuah dialog yang
.
3
pengeluaran pervagina.
2012 : 89).
.
4
(Askeb).
b. Buku tulis.
c. Alat tulis.
observasi
a. Sphygmomanometer.
b. Stetoskop.
c. Thermometer.
d. Timbang berat badan.
e. Handscoon.
Mojotengah Wonosobo.
.
5
.
BAB IV
tanggal 14 Juli 2016 jam 10:00 WIB, di BPM Popy N Iswara, ibu
1
2
flour albus. Riwayat persalinan dan nifas yang lalu P2 A0, anak
Suntik DMPA pada bulan Mei 2015 petugas bidan, tempat BPM,
gelas penuh, jenis air putih, teh dan kadang-kadang susu dan ibu
.
3
siang 1-2 jam, istirahat malam 8 jam tidak ada keluhan. Personal
hygine, ibu mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 1 x/hari,
.
4
secret. Mulut gigi dan gusi bersih, tidak ada caries, gigi ada yang
ada retraksi dinding dada, tidak ada benjolan, jantung normal lup
dup, payudara tegang simetris tidak ada massa. Ketiak tidak ada
jari lengkap, warna kuku merah muda, reflek patella ada, tidak
lengkap, warna kuku merah muda, reflek patella ada, tidak ada
.
5
teori dan praktek yang ada di lahan praktek karena pasien tidak
mengalami anemia.
.
6
.
7
.
8
.
9
mengandung zat besi seperti sayuran hijau misalnya sawi, dan juga
4.2 Pembahasan
.
10
Dalam hal ini penulis akan membahas tentang ada atau tidaknya
.
11
berkepanjangan.
(Manuaba, 2009 : 58)
Sedangkan pada study kasus Ny. K ibu mengalami bercak-bercak
Penanganan Segera
Melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan
.
12
atau histerektomi. Maka antara teori dan kasus nyata tidak ada
kesenjangan.
4.2.5 Perencanaa asuhan secara menyeluruh
Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
Penanganan Spotting.
1) Pelayanan Konseling
Memberikan penjelasan pada Aseptor KB Suntik bahwa
kontrasepsi lain.
3) Bila terjadi perdarahan, dapat pula di berikan preprat
tau pengertian yang ibu alami, memberi tau penyebab dan tanda
.
13
.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan KB Suntik DMPA pada
Ny. K umur 26 tahun dengan Spotting di BPM Popy N Iswara mulai tanggal
antara teori dengan kasus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. K dengan
spotting
menggunakan 7 langkah Varney hasilnya yaitu data subjektif sebagai
bercak darah selama 1 bulan menjelang suntik, 1 hari ibu bisa ganti
1
2
kunjungan ulang.
5.1.3 Alternatif pemecahan masalah yang penulis berikan pada Ny.
5.2 Saran
Berdasarkan tinjauan kasus dan pembahasan serta kesimpulan di atas
keluhan.
5.2.2 Bagi petugas (Bidan)
Diharapkan tetap memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
diharapkan laporan kasus yang sudah dibuat ini dapat dijadikan acuan
.
3