Oleh:
Mukhtaruddin, M. LIS
(Dosen Tetap pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh )
ABSTRAK
Kualitas layanan yang baik ditandai dengan tersedianya sarana dan prasarana yang
cukup, serta sesuai bagi seluruh pengguna pustaka. Adapun kualitas layanan
perpustakaan di Perguruan Tinggi hendaknya mampu memberikan layanan yang
terbaik dan berkualitas bagi pemustaka sebagai konsumennya. Kepuasan pemustaka
menjadi tolak ukur keberhasilan layanan yang diberikan oleh pengelola perpustakaan
di Perguruan Tinggi. Konsumen/pemustaka akan merasa puas setelah ia merasakan
hasil kinerja perpustakaan sesuai atau melebihi dari harapannya. Tetapi sebaliknya,
jika pemustaka merasa harapannya belum terpenuhi dari hasil kinerja tersebut, maka
pemustaka akan merasa kecewa. Adapun tujuan penulisan artikel ini antara lain unutk
mengetahui layanan yang diberikan oleh pengelola perpustakaan terhadap pemustaka
di Perguruan Tinggi. Untuk itu, perpustakaan sebagai lembaga penyedia jasa kepada
pemustaka diharapkan mampu memberikan layanan prima dan memenuhi kepuasan
pengguna dengan menyediakan berbagai sumber informasi dan memberikan pelayanan
yang berkualitas setiap saat.
Keyword: Kualitas Layanan, Perpustakaan, dan Kepuasan Pemustaka.
PENDAHULUAN
Perpustakaan sering dikatakan sebagai jantungnya Perguruan Tinggi. Oleh
karena itu, perpustakaan sebagai unsur pokok yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Perpustakaan di Perguruan Tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan
tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan Perguruan Tinggi,
dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Perpustakaan
merupakan sarana pembelajaran yang memberikan pelayanan informasi dan
keterampilan penelusuran informasi bagi pengguna pustaka. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, kebutuhan
informasi pengguna perpustakaan semakin meningkat. Hal ini membuat perpustakaan
dituntut untuk memberikan layanan informasi yang lebih baik.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dipahami bahwa kualitas layanan
berkorelasi kuat dengan kepuasan pemustaka. Kualitas memberikan suatu dorongan
kepada pemustaka untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perpustakaan. Dalam
jangka panjang, ikatan tersebut memungkinkan perpustakaan untuk memahami dengan
1
2
seksama harapan serta kebutuhan para pengguna pustaka. Dengan mengenali dan
mengetahui apa yang menjadi harapan para pemustaka, maka memudahkan para
pengelola perpustakaan untuk memberikan kepuasan yang optimal kepada pengguna
pustaka. Kualitas layanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu: sistem, teknologi, dan
manusia. Faktor manusia ini memegang kontribusi yang lebih besar dibanding
teknologi dan sistem, persentase dari faktor manusia ini adalah sebesar 70%. Kepuasan
terhadap kualitas layanan biasanya sulit ditiru, hal ini disebabkan oleh sulitnya proses
pembentukan attitude (sikap) dan perilaku yang seiring dengan keinginan lembaga.
PEMBAHASAN
Perpustakaan di Perguruan Tinggi
Banyak orang telah mengetahui kata perpustakaan, tetapi untuk
mendefinikannya secara tepat menjadi sesuatu yang menantang dan tidaklah mudah.
Dalam pandangan sejumlah orang menggambarkan bahwa perpustakaan merupakan
bangunan (gedung yang besar) yang di dalamnya dipenuhi dengan bahan pustaka.
Buktinya, bila seseorang ditanya tentang perpustakaan, maka secara umum ia akan
menjawab bahwa perpustakaan adalah tempat membaca buku, tempat meminjam buku.
Jawaban tersebut tidak sepenuhnya benar. Adapun dalam pandangan Achmad, dkk,
menyebutkan bahwa: “Perpustakaan adalah gedung atau ruangan di mana di dalamnya
terjadi proses kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan
bahan pustaka (informasi) untuk keperluan pemustaka”.1 Adapun perpustakaan di
Perguruan Tinggi dalam tinjauan Basuki memiliki makna bahwa:
Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai
tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri
Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat),
maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan
ketiga Tri Dharma tersebut, yang termasuk perpustakaan Perguruan Tinggi ialah
perpustakaan Jurusan, Bagian, Fakultas, Universitas, Institut, Sekolah Tinggi,
Politeknik, Akademi, maupun perpustakaan program non gelar.2
Lebih lanjut Basuki menambahkan bahwa secara umum tujuan perpustakaan
Perguruan Tinggi yaitu:
(a) Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf
pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan
tinggi, (b) menyediakan bahan rujukan (referens) pada semua tingkat akademis
artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga mahasiswa program
pascasarjana dan pengajar, (c) menyediakan ruangan belajar untuk pengguna
3
perpustakaan, (d) menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai
jenis pemustaka, dan (e) menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja
terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.3
Adapun tugas dari perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan
koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta
melaksanakan administrasi perpustakaan. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi
dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan memiliki fungsi antara lain: “(a)
edukasi, (b) informasi, (c) riset, (d) rekreasi, (e) publikasi, (f) deposit, dan (g)
interpretasi”.4 Uraian lebih lanjut, dapat penulis jelaskan sebagai berikut: Pertama,
fungsi edukasi. Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh
karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi tentang
strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi belajar. Kedua,
fungsi informasi. Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh
pencari dan pengguna informasi.
Ketiga, fungsi riset. Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan
sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan
pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Keempat, fungsi rekreasi.
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun
dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
Kelima, fungsi publikasi. Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan
publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi yakni sivitas akademik
dan non- akademik. Keenam, fungsi deposit. Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk
seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi. Ketujuh,
fungsi interpretasi. Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan
nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu
pengguna dalam melakukan dharmanya.
perpustakaan secara optimal. Di samping itu, tuntutan terhadap layanan dan fasilitas
perpustakaan semakin mendesak baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk
menunjang proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Sebuah perpustakaan menyediakan bahan pustaka/sumber informasi bagi
masyarakat. Dengan demikian, koleksi atau sumber informasi yang disediakan
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat penggunanya. Namun sangat disayangkan,
bila berbagai sumber informasi yang telah disediakan tidak dimanfaatkan oleh
pemustaka. Oleh karenanya, penambahan/pengadaan koleksi perpustakaan, berdasarkan
kebutuhan pemustaka yang akan dilayani. Setelah kegiatan pengadaan bahan pustaka,
kemudian dilakukan proses pengolahan oleh bagian layanan teknis. Proses pengolahan
selesai, buku disajikan kepada pemustaka. Kegiatan menyajikan koleksi perpustakaan
tersebut terangkum dalam kegiatan layanan pengguna perpustakaan. Dengan demikian,
di perpustakaan perguruan tinggi perlu kiranya diselenggarakan kegiatan layanan
perpustakaan sehingga mampu memberikan kepuasan kepada pemustaka. Sehubungan
dengan deskripsi di atas, Istiana menyebutkan bahwa:
Layanan perpustakaan adalah penyediaan bahan pustakaatau sumber informasi
secara tepat serta penyediaan berbagai layanan dan bantuan kepada pengguna
sesuai kebutuhan pemustaka. Kegiatan menyajikan bahan pustaka atau sumber
informasi sesuai kebutuhan pemustaka maksudnya ialah dalam layanan
perpustakaan, pustakawan perlu mencermati dan meminta masukan dari
pengguna atas kebutuhan bahan pustaka atau informasinya. Penyediaan
berbagai layanan memungkinkan perpustakaan berkembang sesuai kebutuhan
jenis layanan yang dibutuhkan oleh pemustaka.5
Sesuai dengan fungsi perpustakaan, perpustakaan mempunyai dua jenis layanan
yaitu layanan teknis dan layanan pemustaka. Layanan teknis yaitu mencakup seluruh
proses yang diperlukan agar bahan pustaka tersedia bagi pengguna perpustakaan.
Layanan teknis menyangkut seleksi, pengadaan, dan pengolahan koleksi serta
pemeliharannya. Sedangkan layanan pemustaka atau biasa disebut juga dengan layanan
pengguna, merupakan aktifitas perpustakaan dalam memberikan jasa layanan kepada
pengguna perpustakaan, khususnya kepada anggota perpustakaan.
Layanan pengguna perpustakaan tergolong banyak, antara lain: layanan
sirkulasi, layanan referens, layanan pendidikan pemustaka, layanan penelusuran
informasi, layanan pemesanan literatur, layanan penyebarluasan informasi baru,
layanan penerjemahan, dll. Layanan pemustaka di perguruan tinggi terdiri dari
beberapa jenis yaitu layanan peminjaman atau sirkulasi, yang termasuk dalam layanan
5
ini yaitu layanan koleksi umum dan layanan koleksi khusus dan layanan rujukan, yang
terdiri dari layanan karya akademis, layanan penelusuran informasi, layanan koleksi
majalah, jurnal, dan koran, layanan Pinjam Antar Perpustakaan (PAP) dan layanan
Bebas Pinjam Pustaka (BAP).
Perpustakaan perguruan tinggi perlu berupaya agar tujuan layanan perpustakaan
tercapai antara lain dengan mempersiapkan sejumlah sumber daya manusia/pustakawan
yang siap membantu pemustaka dalam memaksimalkan pemanfaatan koleksi
perpustakaan sebagai sumber informasi dan pengadaan koleksi yang sesuai kebutuhan
pemustaka serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan yang memadai.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, Istiana menyebutkan bahwa: “Kegiatan
layanan perpustakaan mempunyai beberapa unsur yang terkait satu dengan yang lain
supaya kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Unsur tersebut yaitu: (a) staf
perpustakaan/pustakawan, (b) koleksi/sumber informasi, (c) sarana dan prasarana, dan
(d) pemustaka/pengguna”.6
Uraian lebih lanjut dapat penulis jelaskan secara rinci sebagai berikut; Pertama,
staf perpustakaan/pustakawan. Kegiatan layanan dilakukan oleh sejumlah pustakawan.
Pemustaka mengingikan mendapatkan layanan yang baik. Oleh karena itu, perlu
disiapkan sejumlah staf perpustakaan yang memiliki sejumlah kompetensi yang
memadai, sehingga kegiatan layanan perpustakaan dapat berjalan secara lebih optimal.
Achmad, dkk dengan mengutip pendapat Marshall et.al (2003), menyebutkan bahwa:
Kompetensi yang dimiliki oleh seorang pustakawan antara lain: (a) kompetensi
profesional, berkaitan dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-
sumber informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan penelitian,
kemampuan menggunakan kemampuan tersebut sebagai dasar untuk
menyediakan jasa perpustakaan dan informasi, dan (b) kompetensi individual,
menggambarkan satu kesatuan, keterampilan, perilaku, dan nilai yang dapat
membuat pustakawan bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik,
fokus pada pembelajaran berkesinambungan sepanjang karirnya, menunjukkan
nilai tambah pengabdiannya, dan dapat bertahan di dunia baru bidang
pekerjaannya.7
Dengan kompetensi pustakawan tersebut, tantangan global yang semakin besar
dapat segera teratasi, dan mereka akan terus dapat berperan aktif untuk menunjang
aktivitas institusi induknya. Kedua, koleksi/sumber informasi. Unsur kedua ini
merupakan bahan pokok yang disajikan kepada pemustaka. Koleksi yang disajikan
kepada pemustaka meliputi seluruh koleksi yang ada di perpustakaan maupun yang di
luar perpustakaan, di mana perpustakaan memiliki kemampuan untuk mengakses
6
sumber informasi tersebut. Ketiga, sarana dan prasarana. Unsur ini merupakan ruangan,
rak buku, meja layanan, meja, dan kursi baca, telepon, mesin foto kopi, mesin cetak,
komputer, serta peralatan lain yang diperlukan. Ruangan yang dibutuhkan perpustakaan
tergantung dari masing-masing perpustakaan. Ruangan yang disediakan tergantung
layanan dan fasilitas yang akan disediakan tiap perpustakaan. Ruangan dan sarana lain
perlu ditata sehingga membuat pemustaka merasa nyaman.
Keempat, pemustaka. Tanpa pemustaka atau pengguna layanan perpustakaan,
maka layanan yang diselenggarakan perpustakaan di perguruan tinggi tidak ada artinya.
Karakteristik pemustaka perlu kiranya diketahui sehingga perpustakaan memperoleh
informasi tentang kebutuhan pemustaka. Semua pemustaka menghendaki adanya
layanan dengan baik. Dengan demikian, kepuasan pengguna merupakan target utama
yang harus dicapai dalam layanan perpustakaan .
bahwa: “Customer is one who frequents any place of sale for the sake or purchasing
goods or wars and Customer is one who frequents or visit any place for procuring what
he wants”. Ungkapan tersebut bermakna bahwa pemustaka (konsumen) adalah
seseorang yang selalu datang ke tempat yang sama untuk memenuhi apa yang
diinginkan.13
Sedangkan satisfaction atau kepuasan berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘satis’
yang berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to do atau melakukan. Dengan
demikian, dalam tinjauan Irawan menyebutkan bahwa: “Produk atau jasa yang bisa
memuaskan adalah produk dan jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh
konsumen sampai pada tingkat cukup”.14 Adapun Kotler mendefinisikan bahwa:
“Kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah
membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-
harapannya”.15 Oleh karena itu, kepuasan konsumen merupakan perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.
Harapan konsumen merupakan pikiran atau keyakinan konsumen tentang apa
yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau
jasa). Adapun kinerja yang dirasakan adalah persepsi konsumen terhadap apa yang ia
terima setelah mengkonsumsi produk atau jasa yang dibeli. Sehubungan dengan
pernyataan di atas, Irawan menyebutkan bahwa: “Kepuasan konsumen (pemustaka)
adalah respon emosional setelah melalui serangkaian evaluasi yang sebagian bersifat
rasional dan emosional”.16 Adapun Barnes menyatakan bahwa: “Kepuasan konsumen
sebenarnya merupakan tanggapan yang diberikan oleh konsumen (customer) atas
terpenuhinya kebutuhan, sehingga memperoleh kenyamanan”.17
Sedangkan Yamit memberi keterangan yang berbeda bahwa: “Kepuasan
konsumen adalah evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa
yang dirasakan dengan harapannya”.18 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kepuasan pemustaka (konsumen) adalah hasil yang dirasakan atas pemustakaan produk
dan jasa, sama atau melebihi harapan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa penilaian terhadap suatu bentuk keistimewaan dari suatu
barang/jasa ataupun barang/jasa itu sendiri, dapat memberikan suatu tingkat
kenyamanan yang berhubungan dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk
pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan harapan.
10
aspek kepuasan pengguna perpustakaan inilah yang menjadi standar pelayanan yang
ditetapkan sesuai keinginan dan harapan pemustaka sehingga tidak terjadi kesenjangan
antara pelayanan yang diberikan dengan harapan pemustaka.
Adapun menurut Samosir dan Zahara menyebutkan bahwa: “Terdapat beberapa
faktor yang dianggap dominan mempengaruhi kepuasan pengguna perpustakaan, yaitu:
(a) pemustakaan perpustakaan secara berulang-ulang, (b) menginformasikan kepada
pemustaka lain untuk menggunakan jasa perpustakaan, dan (c) informasi yang
dibutuhkan terpenuhi oleh perpustakaan”.21 Dengan demikian dapat dipahami bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna perpustakaan ialah adanya
hubungan timbal balik (reciprocal) antara kebutuhan dengan harapan pemustaka
sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan dan harapan inilah terjadi keinginan
pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan secara berulang-ulang dan bersedia
menginformasikan kepada pemustaka lainnya. Sehubungan dengan deskripsi tersebut,
Basuki menyebutkan bahwa:
Kepuasan pemustaka tergantung pada faktor sebagai berikut: (a) kecepatan jasa
(waktu yang diperlukan) untuk memperoleh informasi baru atau menjawab
pertanyaan), (b) perbandingan antara pertanyaan yang diajukan dengan
pertanyaan yang dijawab secara memuaskan, (c) nisbah ketepatan (proporsi
informasi relevan yang disediakan), (d) tingkat kemutakhiran atau jawaban
yang diberikan (proporsi informasi yang tidak diketahui oleh pemustaka
sebelum memperoleh jawaban), (e) keluasan (exhaustivity) artinya seberapa
jauh jasa unit meliputi semua aspek pertanyaan atau seberapa banyak unit
informasi memberikan jasa yang diperlukan), dan (f) usaha pemustaka untuk
memanfaatkan jasa yang tersedia.22
PENUTUP
Dari deskripsi di atas, dapat penulis simpulkan secara keseluruhan mengenai
arah dan fokus penulisan antara lain: Perpustakaan berfungsi untuk memberi motivasi
kepada siswa, menunjang kegiatan serta membantu siswa dan guru untuk memacu
tercapainya tujuan pendidikan. Setiap pustakawan hendaknya berusaha untuk
memberikan pelayanan prima kepada pengguna perpustakaan agar pengguna puas
dengan layanan yang diberikan. Serta, melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
sesuai dengan kerangka kerja yang ada.
Dalam tahapan implementatif, pustakawan berusaha untuk meningkatkan
kemampuannya dengan berbagai cara di antaranya dengan mengikuti perkembangan
informasi, mengikuti pelatihan yang diadakan oleh perpustakaan, serta melanjutkan
pendidikan formalnya. Hal ini dilakukan untuk dapat memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pengguna, sehingga pengguna puas dengan layanan yang diberikan.
Meskipun disadari bahwa pustakawan dalam menjalankan kegiatannya mengalami
banyak mengalami hambatan, di antaranya kemampuan bahasa asing yang masih
kurang, dan kurang memahami penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
END NOTES
1
. Achmad, dkk, Layanan Cinta: Perwujudan Layanan Prima Perpustakaan, (Jakatra: Sagung
Seto , 2012), h. 3.
2
. Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h.
51.
14
3
. Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu......, h. 52.
4
. Indonesia, Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional RI, Dirjendikti, 2004), h. 3-4.
5
. Purwani Istiana, Layanan Perpustakaan, (Yogyakarta: Ombak, 2014), h. 1-2.
6
. Purwani Istiana, Layanan Perpustakaan......, h. 8-10.
7
. Achmad, dkk, Layanan Cinta......, h. 104.
8
. Philip Kottler & Amstrong, Marketing Principles, (New Jersey: Prentice Hall Inc, 1994), p. 55.
9
. Jennifer Rowley, Costumer Experience of Libraries, (Library Review, 43 (2), 1994), p. 7.
10
. Barbara Armstrong, Costumer Focus: Obtaining Costumer Input, (The American Library
Journal, 43 (2), 1994), p. 108.
11
. Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi, 2000), h. 23.
12
. Sulistyo Basuki, Teknik Jasa dan Dokumentasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.
199.
13
. Fandy Tjiptono dan Gregorius Candra, Service, Quality, and Satisfaction, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2005), h. 12.
14
. D. Handi Irawan, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 2.
15
. Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prentice Hall. Kuhlthau, Carol Collier,
2003), p. 61.
16
. D. Handi Irawan, 10 Prinsip Kepuasan......, h. 84.
17
. James G Barnes, Secrets of Customer Relationship Management, (Terj. Andreas Winardi,
Yogyakarta: Andi, 2003), h. 64.
18
. Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, 2005), h. 78.
19
. Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, (Jakarta: Salemba Empat,
2001), h. 158.
20
. Sutardji dan Sri Ismi Maulidyah, Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Pada Kepuasan
Pengguna Perpustakaan: Studi kasus di Perpustakaan Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan
Umbi-Umbian, Jurnal Perpustakaan Pertanian, Vol. 15, Nomor 2, 2006: 33-34.
21
. Samosir, Zurni Zahara, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa
Menggunakan Perpustakaan USU, Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol. 1, No. 1,
Juni 2005, h. 30.
22
. Sulistyo Basuki, Teknik Jasa......, h. 204.
23
. Agus Dwi Waluyo dan Nurma Heryanti, Peningkatan Kualitas Pelayanan Bagi Pemustaka,
(Buletin Perpustakaan, No. 38/ Juni, 2001).