Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK KERUSUHAN 15 MEI 1998 TERHADAP KEHIDUPAN

MASYARAKAT DI DESA KARANG ASIH KECAMATAN


CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI

Hendri Wianingsih, Maskun dan Syaiful M.


FKIP Unila Jalan. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telepon (0721) 704 947 faximile (0721) 704 624
e-mail: hendri_wianingsih@ymail.com
Hp. 081379702190

Impact Against Riots May 15, 1998 in the village of Karang Community Life Asih North
Cikarang Bekasi District. In 1998 there were riots in the village of Karang Asih Cikarang
precisely in new markets, while the perpetrators were from outside the area past the village of
Karang Asih of unknown origin. They do the looting and arson in new markets Cikarang. This
study aims to determine the impact of the riots of 1998 Socio-Economic Society In Karang
Mercy. The method used is the historical method, and using the techniques of data collection
through observation, and interviews, and analyzing the data with qualitative data analysis
techniques. Results of this study indicate that the Karang village traders Asih ladder can not
send their children to higher education due to cost constraints. After the riots they work as a
motorcycle, the driver, rickshaw and factory workers. Income of each family experienced ups
and downs over the development of the market. Availability of supply of essential goods can be
said to be fulfilled, but the value of a high selling price. It can be concluded that the socio-
economic impacts that occur include the impact of education level, income, level of income and
subsistence.

Keywords: Impact, Riots, Society


PENDAHULUAN seperti itu seperti sebuah gerakan resi yang
turun gunung manakala situasi
Pada bulan Mei 1998 merupakan masa membahayakan negara memanggilnya. Aksi
berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto. protes atas pemerintahan Soeharto yang
Memperbaiki tatanan perekonomian dilakukan oleh masyarakat, diungkapkan
merupakan langkah awal yang diterapkan dengan melakukan sebuah kerusuhan atas
guna mencapai stabilitas ekonomi pada masa dasar protes terhadap kebijakan pemerintahan
itu. Lemahnya perekonomian Indonesia pada Soeharto. Kerusuhan itu terjadi diberbagai
tahun 1998 menyebabkan terjadinya krisis daerah seperti di kota-kota besar, antara lain
ekonomi yang membuat sebagian besar rakyat Jakarta, Tangerang dan Bekasi (Benny G.
Indonesia kelaparan. Tak hanya itu, Setiono. 2003: 1061).
kebutuhan pokok semakin langka dan
harganya melambung tinggi, ditambah lagi Peristiwa 15 Mei 1998 yang terjadi di Desa
untuk bahan bakar minyak dan tarif dasar Karang Asih tepatnya Pasar Baru Cikarang
listrik terus mengalami kenaikan yang merupakan rangkaian peristiwa yang
semakin membuat rakyat Indonesia kian sambung – menyambung pasca-insiden di
sengsara. Sehingga banyak terjadi gerakan Jakarta yakni tragedi yang menewaskan enam
sosial yang melakukan kerusuhan dimana- orang mahasiswa Trisakti (Pikiran Rakyat, 14
mana, yang menuntut adanya reformasi. Mei 1998). Desa Karang Asih merupakan
sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Pecahnya reformasi Mei 1998 yang telah Cikarang Utara, yang mana Cikarang Utara
membawa gelombang demokratisasi di adalah kota yang terletak di Kabupaten
Indonesia ternyata cukup membawa angin Bekasi. Pasar Baru Cikarang yang terletak di
perubahan dalam penegakan demokrasi yang Kecamatan Cikarang merupakan saksi bisu
menjadi visi utama setiap gerakan sosial yang dari kerusuhan tersebut, adanya penjarahan
ada sekarang, terutama dalam perlindungan barang-barang di toko-toko. Kawasan pasar
hak sipil dan politik (Suharko, 2006: 27). ini menjadi tempat di mana Masyarakat
Cikarang menjarah barang-barang di toko
Aksi-aksi demonstrasi yang dijalankan oleh yang ada di Pasar Baru Cikarang, sehingga
gerakan-gerakan sosial baik dari kalangan melakukan pengrusakan dan menyebabkan
mahasiswa maupun elemen masyarakat. Ini kerugian.
semua karena mereka peduli terhadap bangsa
Indonesia. Tak bisa di pungkiri bahwasannya Secara umum pelaku aksi kerusuhan di
gerakan-gerakan sosial sangatlah berpengaruh Indonesia adalah kelompok tertentu dalam
terhadap perjalanan perkembangan bangsa masyarakat, para anggotanya menurut suku,
Indonesia ini. Melihat aksi dari gerakan ras, agama, dan atau afiliasi organisasi
sosial, misalnya gerakan mahasiswa tahun kemasyarakatan (Selo Soemarjan, 1999: 14).
1998 merupakan sebuah contoh gerakan Adapun beberapa faktor yang mendorong
sosial yang berhasil dalam misinya. Memang terjadinya kerusuhan yaitu sebagai berikut.
tidak semua slogan yang di inginkan dalam 1. SARA (suku, agama, ras, antar
gerakan mahasiswa bisa terwujud namun golongan)
langkah-langkah dan karakteristik yang 2. Keadilan/kemanusiaan
diambil dalam aksi unjuk rasa mahasiswa 3. Situasi politik, dan
Indonesia selama tahun 1998 menunjukkan 4. Protes pada negara (Selo Soemarjan,
sebuah ciri-ciri gerakan sosial. 1999: 19).

Pada saat Presiden Soeharto mengundurkan Hal-hal yang menyebabkan terjadinya


diri 21 Mei 1998, gerakan mahasiswa yang peristiwa atau kerusuhan itu sangat berkaitan
marak di hampir seluruh kampus di Indonesia erat dengan hajat hidup manusia, baik dari
mencapai klimaksnya. Sesudah itu perlahan- segi aspek kehidupan materi maupun rohani
lahan situasi kampus kembali ke kehidupan seperti adanya persaingan atau perebutan dan
perkuliahan. Boleh dikatakan, gerakan sosial deprivasi (kehilangan, kekurangan,
penderitaan). Adapun sebab kerusuhan di 2. Jenis pekerjaan
desa Karang Asih merupakan situasi politik 3. Tingkat pendapatan
dan imbas dari kerusuhan yang terjadi pada 4. Pemenuhan kebutuhan pokok
tanggal 12 Mei 1998 di Jakarta, pada bulan
Mei 1998 merupakan detik-detik terakhir Berbagai dampak yang terjadi akibat
masa pemerintahan presiden Soeharto, pada peristiwa tersebut hal tersebut menarik untuk
saat itu rakyat Indonesia menuntut adanya dipelajari. Dari uraian di atas, penulis
reformasi. bertujuan untuk mengetahui “Dampak
Kerusuhan 15 Mei 1998 Terhadap Kehidupan
Berbicara lebih lanjut mengenai dampak Masyarakat di Desa Karang Asih Kecamatan
merupakan suatu perubahan yang terjadi Cikarang Utara Kabupaten Bekasi”.
sebagai suatu aktivitas, baik itu bersifat
alamiah maupun aktivitas yang dilakukan
oleh manusia. Dampak juga dapat bersifat METODE PENELITIAN
sosial-ekonomi dan budaya (Soemarwoto,
1987: 44). Metode merupakan cara utama yang yang
digunakan untuk mencapai tujuan misalnya
Untuk lebih memahami konsep kondisi untuk menguji hipotesis dengan
sosial-ekonomi terlebih dahulu kita melihat mempergunakan tehnik serta alat-alat tertentu
konsep status itu sendiri. Dimana Soekanto (Winarno Surachmad, 1982: 111). Dalam
dalam bukunya Abdulsyani menguraikan penelitian ini metode yang digunakan adalah
status sosial sebagai tempat atau posisi metode historis. Menurut Nugroho
seseorang dalam suatu kelompok sosial, Notosusanto, metode historis adalah
sehubungan dengan orang lain dala kelompok sekumpulan prinsip atau aturan yang
tersebut atau tempat suatu kelompok sistematis yang dimaksudkan untuk
berhubungan dengan kelompok lain yang memberikan bantuan secara efektif dalam
lebih besar lagi (Abdulsyani, 1994: 92). usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi
sejarah, menilai secara kritis dan kemudian
Manase Malo menyatakan bahwa status menyajikan suatu sintesa secara utuh
sosial-ekonomi itu merupakan kedudukan (Nugroho Notosusanto, 1984: 10-11).
suatu keluarga dalam struktur sosial
masyarakat di lihat dari pendidikan (Manase Berbicara mengenai variabel penelitian, yang
Malo, 1986: 86). Pendapat ini didukung oleh dimaksud dengan variabel penelitian adalah
pendapat Ducon yang dikutip oleh Kaare segala sesuatu yang menjadi objek penelitian
Svalastoga yang menyatakan bahwa di dalam (Suharsimi Arikunto, 1989: 91). Variabel
skala kehidupan sosial-ekonomi digunakan dapat diartikan segala sesuatu yang akan
dua komponen, yaitu komponen pendapatan menjadi objek pengamatan penelitian.
dan pendidikan (Kaare Svalastoga, 1989: 37). Variabel juga sering dinyatakan sebagai
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
Secara umum dampak sosial-ekonomi adalah atau gejala yang akan diteliti (Suryadi
suatu akibat dari suatu perubahan yang Suryabrata, 2000: 72). Berdasarkan dua
mempunyai pengaruh kuat dari suatu aktivitas pengertian di atas maka variabel adalah
yang terjadi berulang baik itu secara alamiah konsep yang menggambarkan. Di dalam
maupun di sengaja yang bertujuan untuk fenomena tersebut, terdapat aspek atau unsur
memenuhi kebutuhan kelangsungan yang perlu diidentifikasi secara cermat.
hidupnya. Dampak setelah kerusuhan 15 Mei Variabel dalam penelitian ini yaitu sosial-
1998 di desa Karang Asih dengan aksi ekonomi.
penjarahan dan pembakaran toko di Pasar
Baru Cikarang, kemudian penulis Dalam penelitian ini menggunakan teknik
menyimpulkan bahwa variabel kehidupan pengumpulan data dengan menggunakan
sosial-ekonomi masyarakat terdiri dari 5 observasi, dan wawancara. Observasi adalah
(Lima) hal yaitu: pengamatan dan pencatatan secara sistematik
1. Pendidikan terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian (Hadari Nawawi, 1983 : 100). pada kelompok yang bertentangan dengan
Sedangkan menurut Suwardi Endraswara latar belakang penelitian dan mempunyai
observasi adalah suatu penelitian secara pandangan tertentu tentang suatu hal atau
sistematis dengan menggunakan kemampuan peristiwa yang terjadi (Moleong, 1998 : 90).
indera manusia, pengamatan ini dilakukan Beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan
pada saat terjadi aktivitas budaya dengan dalam pemilihan informasi yaitu :
wawancara mendalam. Observasi yang 1. Subjek telah lama dan insentif dengan
digunakan oleh peneliti adalah melihat secara kegiatan dan aktivitas yang menjadi satu
langsung mengenai objek yang akan diteliti sasaran.
(Suwardi Endraswara (2006 : 133). Observasi 2. Subjek masih terikat secara penuh dan
adalah kegiatan pengamatan atau aktif pada lingkungan atau kegiatan yang
pengambilan data yang dilakukan oleh menjadi sasaran penelitian.
peneliti untuk bisa mengenal secara langsung 3. Subjek mempunyai banyak informasi dan
terhadap objek atau lokasi yang akan diteliti banyak waktu dalam memberi keterangan
yang menjadi pokok permasalahan dalam
sebuah penelitian untuk memperoleh jawaban Analisis data dalam sebuah penelitian adalah
yang relevan. suatu hal yang sangat penting, karena data
yang sudah diperoleh akan mempunyai arti
Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud apabila data tersebut diperlukan kecermatan
dengan wawancara adalah teknik dalam memilih teknik analisis.
pengumpulan data dengan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis Adapun langkah-langkah yang dilakukan
berdasarkan tujuan penyelidikan pada dalam teknik analisis data kualitatif menurut
umumnya dua atau lebih orang yang hadir Muhammad Ali (1985: 151) yaitu:
dalam proses tanya jawab itu secara fisik 1. Penyusunan data
masing-masing pihak dapat menggunakan Penyusunan data ini merupakan usaha dari
saluran komunikasi secara wajar dan lancar peneliti dalam memilih data yang sesuai
(Sutrisno Hadi, 1990 : 50). Wawancara adalah dengan data yang akan diteliti dari data
suatu teknik pengumpulan data, merupakan yang diperoleh.
cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas 2. Klasifikasi Data
tertentu, mencoba mendapatkan keterangan Merupakan usaha dari peneliti untuk
atau pendirian secara lisan dari seseorang menggolongkan data berdasarkan
responden dengan cara bercakap-cakap jenisnya.
berhadapan muka dengan orang tersebut 3. Pengolahan Data
(Koentjaraningrat, 1983:81). Setelah data digolong-golongkan
berdasarkan jenisnya kemudian peneliti
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat mengolahnya kedalam suasana kalimat
disimpulkan bahwa teknik wawancara adalah secara kronologis sehingga mudah
kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dipahami.
pihak penanya kepada pihak yang ditanya
untuk mendapatkan jawaban atas permasalahn
dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
jawaban berupa data atau fakta yang relevan
untuk keperluan penelitian. Desa Karang Asih adalah salah satu desa dari
13 desa yang ada di Kecamatan Cikarang
Informan adalah orang dalam penelitian, yang terletak di sebelah Utara Kecamatan Cikarang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi Utara Kabupaten Bekasi dengan ketinggian
tentang situasi penelitian. Seorang informan 200 meter di atas permukaan laut, dan
harus mempunyai pengalaman latar beriklim tropis. Keadaan tanah di Kecamatan
penelitian. Syarat-syarat seorang informan Cikarang berupa dataran rendah, sehingga
adalah jujur, taat pada janji, patuh pada sangat potensial dan digunakan sebagai sawah
peraturan, suka berbicara, tidak termasuk dan perindustrian. Musim penghujan biasanya
berlangsung pada bulan September sampai Karang Asih menjadi wilayah yang
dengan Desember. heterogen mulai dari etnis Jawa, Bali, Batak,
Madura, Padang, Bugis, Cina dan lainnya.
Desa Karang Asih sangat mudah sekali Ditinjau dari keadaan yang berlangsung saat
berhubungan dengan desa lainnya ini, di dalam Desa Karang Asih yang setiap
dikarenakan adanya transportasi yang sangat hari saling berinteraksi dengan sangat baik
lancar. Hal ini juga dikarenakan Desa Karang sebagai mana mestinya.
Asih menjadi lokasi bagi Terminal
Cikarang dan stasiun yang menghubungkan Setiap harinya, penduduk menggantungkan
Cikarang dengan kota-kota lainnya di Jawa hidup dengan sebagian besar bermata
Barat dan Jakarta (wawancara dengan Bapak pencaharian di Pasar Baru Cikarang , Jenis
Asep Mulyana, tanggal 24 Mei 2012). barang yang diperdagangkan di sana dalam
partai besar atau kecil sangat beragam,
Adapun batas-batas Desa Karang Asih dengan terutama kebutuhan sehari-hari, barang-
desa-desa lainnya adalah sebagai berikut: barang elektronik, pakaian jadi, hingga jual-
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa beli emas. Sehingga, dapat diketahui bahwa
Suka Rukun Kecamatan Suka Tani penduduk Desa Karang Asih ada yang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa menjadi pedagang, buruh pabrik, maupun
Cikarang Kota Kecamatan Cikarang menjadi penyedia jasa sewa rumah tinggal
Selatan (Kontrakan). Pekerjaan masyarakat Desa
c. Sebelah Barat berbatasan Desa Kali Jaya Karang Asih tidak hanya itu saja, banyak
Kecamatan Cikarang Barat pula yang menjadi Pegawai Negeri Sipil
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa (PNS), buruh pasar dan berwiraswasta.
Karang Raharja Kecamatan Cikarang
Utara (Sumber : Monografi Desa Karang Kepadatan penduduk ditinjau dari tahun 1998
Asih Tahun 1998). di Kecamatan Cikarang sangat padat. Etnis
Cina merupakan salah satu etnis yang
Adapun jarak yang ditempuh dari Desa berperan penting dalam perEkonomian di
Karang Asih dengan Ibu Kota Kecamatan Cikarang, sebagian besar etnis Cina
dengan menggunakan kendaraan bermotor merupakan pedagang. Keberadaan Etnis Cina
adalah 6 Kilometer atau 15 Menit, namun bila tersebar di 13 desa di Kecamatan Cikarang
ditempuh dengan jalan kaki akan dan berpusat di desa Cikarang Kota, dan desa
membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam Karang Asih.
perjalanan. Jarak yang ditempuh dari Desa
Karang Asih dengan Kabupaten bila Desa Karang Asih adalah desa yang berada di
menggunakan sepeda motor 60 Kilometer Cikarang bagian Utara yang merupakan salah
atau 2 jam, ditempuh dengan jalan kaki akan satu saksi bisu terjadinya peristiwa kerusuhan
menghabiskan waktu sekitar 24 jam pada tanggal 15 Mei 1998, peristiwa itu
perjalanan. Sementara jarak Desa Karang terjadi tepatnya di Pasar Baru Cikarang yang
Asih dari Provinsi Jawa Barat 390 Kilometer bersebelahan dengan terminal Cikarang.
atau 10 Jam, namun jika ditempuh dengan Terminal Cikarang sekarang di pindahkan di
jalan kaki akan membutuhkan waktu kurang sebelah barat dekat kantor Kelurahan Karang
lebih 120 jam. Asih, yang dahulunya dijadikan terminal
Cikarang sekarang ganti menjadi Mall SGC
Sebagian besar penduduk yang bermukim di (Sentral Grosir Cikarang) merupakan pusat
Desa Karang Asih beragama Islam dan hanya perbelanjaan yang mana setiap harinya ramai
sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu, oleh pengunjung dari berbagai daerah.
Budha dan Protestas. Wilayah ini mayoritas
didiami oleh etnis Betawi dan Sunda yang Kerusuhan yang di Cikarang yaitu terjadi di
dianggap sebagai pribumi. Sementara itu, Pasar Baru Cikarang, yang merupakan imbas
banyak etnis pendatang lainnya yang dari peristiwa tanggal 12 Mei 1998, yang
berdiam dan bekerja. Sehingga wilayah awalnya kerusuhan di Pasar Baru Cikarang
merupakan di luar dugaan, ternyata Pasar Para pedagang yang mengetahui bahwa
Naga di Tambun lebih dahulu sudah terjadi akan terjadi kerusuhan di Pasar
penjarahan dan pembakaran kios-kios, yang Baru Cikarang merasa tenang dan aman
akhirnya menjalar kerusuhan itu ke Pasar karena di sekitar lingkungan Pasar Baru di
Baru Cikarang (wawancara dengan Bapak jaga tentara sejak tadi malam (wawancara
Sutrisna”Kong Lim” 11 November 2012). dengan Bapak Edi Sarmidi “Etnis Cina” 11
November 2012). Pada Pukul 06.00 Wib
Peristiwa yang terjadi pada pagi hari itu para tentara yang berjaga di sekitar
mengagetkan para pedagang di Pasar Baru Pasar Baru di Cikarang di tarik mundur
Cikarang yang baru saja membuka kios- sehingga tidak ada yang berjaga dari pihak
kios dan lapak-lapaknya. Pada malam hari keamanan setempat, pada saat itu para
sebelum terjadinya kerusuhan sebagian para pedagang yang mengetahui akan terjadinya
pedagang sudah ada yang mengetahui peristiwa tersebut mulai panik (Wawancara
bahwasanya akan terjadi kerusuhan di Pasar dengan Bapak H. Yusuf , 11 November
Baru Cikarang sehingga bisa mengangkut 2012). Dari arah stasiun banyak masa turun
barang daganganya dan ada juga sebagian dari kereta kemudian menyerbu ke
kecil para pedagang tidak mengetahui akan arah Pasar Baru Cikarang, yang mana masa
terjadinya peristiwa tersebut sehingga tidak tersebut tidak diketahui asal usulnya dari
bisa menyelamatkan barang dagangannya provokator di balik semua itu (wawancara
(wawancara dengan Bapak Subarjo”etnis dengan Bapak Sutrisna”kong Lim”, 25 Mei
Cina” 11 November 2012). 2012).

Para pedagang pun tidak mampu mencegah Setelah folding gat kios terbuka mereka
pembakaran dan penjarahan terhadap kios menjarah semua barang-barang yang ada di
mereka. Mereka hanya bisa menghindar dan dalam kios tersebut, sebagian masa naik ke
berlari menjauhi kios mereka agar tidak lantai dua kemudian mengeluarkan isi barang-
timbul korban luka-luka maupun tewas barang yang ada di kios dilempar ke bawah
(Wawancara dengan Subarjo “etnis Cina” 11 dan di bagi-bagikan kepada semua
November 2012). Hari jumat, 15 Mei 1998 masyarakat yang mau mengambilnya. Setelah
pukul 06.00 wib pagi, tampak sekelompok melakukan penjarahan, kemudian masa
orang yang turun dari Stasiun Cikarang membakar Pasar Baru yaitu Swalayan
yang terletak di Jalan Yos Sudarso mulai Ramayana hanya menggunakan handuk yang
mendekati Wilayah Pasar Baru Cikarang dibakar kemudian dilemparkan ke barang
yang tidak jauh jaraknya. yang mudah terbakar (wawancara dengan
Bapak H. Yusuf, 11 November 2012).
Sekelompok orang yang turun dari Stasiun
Cikarang tersebut membawa perkakas Di waktu yang bersamaan, pada bagian
berupa linggis yang digunakan untuk lain pasar yakni lobby Timur dan basement
membuka paksa kios-kios yang ada di Pasar yang merupakan tempat menjual aneka
Baru Cikarang, kemudian setelah kios terbuka sayur-sayuran, daging, buah-buahan dan
lalu masa menjarah dan pembakaran Pasar keperluan lainnya pun tak luput kios-kiosnya
Baru Cikarang. Tidak hanya yang berasal dijarah, kemudian dirusak dan dibakar. Para
dari stasiun saja, ternyata ada sekelompok penggerak yang melakukan aksi itu pun
lainnya yang berjumlah banyak yang membawa bensin dan Membakar kios-kios
menginap di terminal pada malam di pasar. Tidak hanya pedagang barang
sebelumnya (Wawancara dengan elektronik, pakaian saja yang barang
Sutrisna”kong Lim”, tanggal 11 November dagangannya habis dijarah dan dibakar,
2012). Sekelompok orang tersebut menjadi pedagang mainan, toko obat dan toka emas
penggerak perusakan, penjarahan dan tidak luput dari penjarahan dan pembakaran
pembakaran kios-kios di Pasar Baru (wawancara dengan Bapak Syafe’i, 11
Cikarang. November 2012). Setelah peristiwa kerusuhan
tidak ada ganti rugi untuk pedagang Pasar Bapak Ahmad Yusuf, tanggal 11 November
2012).
Baru Cikarang dari pihak pemerintah, namun Menurut Bapak Rojak sebagai ketua RT
hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah 01/01, menyatakan bahwa kerusuhan tahun
sebesar Rp. 5 Miliyar yang digunakan untuk 1998 itu sebagian masyarakat Desa Karang
bangunan yang rusak dan kios-kios yang telah Asih tidak bisa membiayai pendidikan
terbakar (wawancara dengan Bapak Sarmidi, anaknya karena minimnya pendapatan dalam
11 November 2012). keluarga. Namun, bagi masyarakat yang
mempunya mata pencaharian sampingan tidak
Dampak Kerusuhan 15 Mei 1998 Di Desa mengalami masalah dalam biaya pendidikan
Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara anak. Saya tidak bisa melanjutkan dari SMP
di Bidang Sosial-Ekonomi ke SMA karena minimnya biaya (wawancara
dengan Bapak Rojak, tanggal 11 November
Tingkat Pendidikan 2012).
Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai Menurut Bapak Syafe’i sebagai pedagang
Kepala Desa Karang Asih, menyatakan emas, menyatakan bahwa kerusuhan tahun
bahwa setelah kerusuhan tahun 1998 1998 itu sebagian setelah peristiwa kerusuhan
berdampak pada perekonomian sebagian tahun 1998 masalah pendidikan dalam
masyarakat Desa Karang Asih khususnya keluarga saya tidak bisa melanjutkan dari
pedagang yang ada di Pasar Baru Cikarang, SMP ke SMA (wawancara dengan Bapak
sehingga tidak bisa menyekolahkan anaknya Safe’i, tanggal 11 November 2012).
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti Menurut Bapak Sutrina (Kong Lim) sebagai
SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke ketua Vihara Sariputra Cikarang Utara dan
Universitas dikarenakan minimnya Pedagang Emas, menyatakan bahwa
perekonomian rumah tangga. Masyarakat pendidikan anak tidak mengalami masalah,
pedagang Desa Karang Asih yang mempunyai sehingga bisa melanjutkan kejenjang yang
usaha atau pekerjaan selain pedagang, dengan lebih tinggi, karena mempunyai usaha selain
adanya kerusuhan tahun 1998 tidak begitu berdagang di Pasar Baru Cikarang
dirasakan karena mereka masih mempunyai (wawancara dengan Bapak Sutrisna, tanggal
sandaran untuk memenuhi kebutuhan 11 November 2012).
hidupnya, sehingga masalah pendidikan
mereka mampu menyekolahkan anaknya Menurut Bapak Suryanto sebagai Wakil
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi Ketua Yayasan Cakra Utama Cikarang Utara,
(wawancara dengan Bapak Asep Mulyana, menyatakan bahwa dengan adanya kerusuhan
tanggal 11 November 2012). tahun 1998 masalah pendidikan anak tidak
mengalami permasalahan, maksudnya masih
Menurut Bapak Mustofa Kamal sebagai ketua bisa melanjut kependidikan yang lebih tinggi
MPPC dan pedagang pakaian, menyatakan lagi (wawancara dengan Bapak Suryanto,
bahwa dengan adanya peristiwa tahun 1998 tanggal 11 November 2012).
yang terjadi di Pasar Baru Cikarang saya tidak
bisa menyekolahkan anak kejenjang yang Menurut Bapak Ekos sebagai Pengurus Ritual
lebih tinggi dari SMP ke SMA karena Yayasan Cakra Utama Cikarang Utara dan
keterbatasan biaya (wawancara dengan Bapak pedagang Elektronik, menyatakan bahwa
Mustofa Kamal, tanggal 11 November 2012). Pendidikan anak bisa melanjutkan pendidikan
sampai kejenjang pendidikan yang lebih
Menurut Bapak Ahmad Yusuf sebagai wakil tinggi lagi (wawancara dengan Bapak Ekos,
Ketua MPPC dan pedagang sembako, tanggal 11 November 2012). Pendapat Bapak
menyatakan bahwa rendahnya perekonomian Ekos mempunyai kesamaan dengan
dalam keluarga saya dengan serba pas-pasan penyataan Bapak Ahmad (Ruay) sebagai
maka tidak bisa menyekolahkan anak dari Pengurus Yayasan Cakra Utama Cikarang
SMA ke Universitas (wawancara dengan Utara,menyatakan bahwa Pendidikan anak
tidak mengalami hambatan, sampai selesai keterbatasan biaya orang tua untuk
studinya (wawancara dengan Bapak Ahmad, menyekolahkan anaknya menjadi terhambat.
tanggal 11 November 2012). Untuk biaya memenuhi kebutuhan sehari-hari
saja pas-pasan, dikarenakan pekerjaan orang
Menurut Bapak Edi Sarmidi sebagai pengurus tua yang buat sandaran hidup kini hancur
MPPC dan pedagang obat (APOTIK), akibat kerusuhan yang terjadi di pasar baru
menyatakan bahwa setelah kerusuhan tahun Cikarang.
1998 pendidikan anak bisa melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi (wawancara
dengan Bapak Edi Sarmidi, tanggal 11 Mata Pencaharian
November 2012). Berbeda halnya dengan
Bapak Subarjo sebagai pedagang mainan, Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai
menyatakan bahwa pendidikan anak menjadi Kepala Desa Karang Asih, menyatakan
terhambat dengan adanya kerusuhan tahun bahwa setelah kerusuhan tahun 1998 yang
1998 karena minimnya biaya (wawancara bermata pencaharian sebagai pedagang di
dengan Bapak Subarjo, tanggal 11 November Pasar Baru Cikarang sebagian mencari
2012). pekerjaan dengan mengandalkan keahlian
yang mereka miliki untuk memenuhi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan kebutuhan hidupnya, dan sebagian ada yang
di lapangan setelah kerusuhan 15 Mei 1998 memang sudah mempunyai pekerjaan
terutama bagi korban kerusuhan yang terjadi sampingan selain berdagang di Pasar Baru
di Pasar Baru Cikarang, berpengaruh pada Cikarang (wawancara dengan Bapak Asep
kuantitas pendidikan. Berdasarkan hasil Mulyana, tanggal 11 November 2012).
penelitian sesuai dengan data responden
masyarakat Desa Karang Asih ada yang tidak Menurut Bapak Mustofa Kamal sebagai
bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang Ketua MPPC dan pedagang pakaian,
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, menyatakan bahwa mata pencaharian hanya
misalnya yang masih Sekolah Dasar (SD) ke mengandalkan dagang di Pasar Baru Cikarang
SMP/SLTP, SLTP/SMP ke SMA/SMU, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun
SMA/SMU ke Universitas. setelah kerusuhan tahun 1998 bekerja sebagai
buruh pabrik (wawancara dengan Bapak
Pada umumnya faktor yang menyebabkan Mustofa Kamal, tanggal 11 November 2012).
anak tidak bisa melanjutkan pendidikannya Berbeda dengan yang dialami oleh Bapak
adalah karena biaya pendidikan yang tinggi Ahmad Yusuf sebagai wakil ketua MPPC dan
dan minimnya perekonomian orang tua pasca pedagang sembako, menyatakan bahwa untuk
kerusuhan 15 Mei 1998, adapun yang menyambung hidup setelah kerusuhan tahun
dimaksud dalam pembahasan ini adalah 1998 bekerja sebagai sopir sesuai dengan
orang tua yang berprofesi sebagai pedagang keahlian yang dimiliki (wawancara dengan
di pasar baru Cikarang yang menjadi korban Bapak Ahmad Yusuf, tanggal 11 November
kerusuhan 15 Mei 1998. Pada kerusuhan yang 2012).
terjadi di desa Karang Asih tidak menjalar ke
sekolah-sekolah yang ada di desa Karang Menurut Bapak Rojak sebagai Ketua RT
Asih, namun dampak dari kerusuhan ini 01/01, menyatakan bahwa hanya bermodalkan
membawa dampak menurunya tingkat motor bekerja sebagai ojek yang bisa di
pendidikan hanya dipengaruhi oleh faktor andalkan untuk mencari nafkah setelah
minimnya perekonomian dalam keluarga. kerusuhan tahun 1998 (wawancara dengan
Dampak dari tidak begitu berdampak besar Bapak Rojak, tanggal 11 November 2012).
terhadap tingkat pendidikan di desa Sedangkan menurut Bapak Syafe’i sebagai
Karangasih. pedagang emas, menyatakan bahwa setelah
peristiwa kerusuhan tahun 1998 mengalami
Melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi
kerugian yang cukup banyak, sehingga untuk
merupakan dambaan orang tua, karena
memenuhi kebutuhan hidup bekerja sebagai
buruh pabrik (wawancara dengan Bapak berdekatan dengan kawasan industri. Selain
Safe’i, tanggal 11 November 2012). itu juga sebab umum mereka harus bekerja
sebagai tukang ojek, sopir, becak, dan buruh
Adapun pendapat yang mempunyai pabrik dengan adanya kerusuhan dikarenakan
persamaan adalah Bapak Sutrisna, Bapak mencari kesempatan bekerja untuk lebih aman
Suryanto, Bapak Ekos, dan Bapak Ahmad dan kondisinya lebih terjaga. Dengan adanya
(Ruay) menyatakan bahwa mempunyai mata fenomena kerusuhan itulah yang
pencaharian selain berdagang di Pasar Baru menyebabkan mereka tidak tenang untuk
Cikarang, sehingga masih ada yang bisa buat berdagang lagi di pasar baru Cikarang.
sandaran hidup untuk memenuhi kebutuhan
hidup setelah kerusuhan tahun 1998 Pasar baru Cikarang merupakan pusat
(wawancara dengan Bapak Sutrisna, Bapak perbelanjaan bagi masyarakat Cikarang,
Suryanto, Bapak Ekos, dan Bapak Ahmad, setelah peristiwa itu terjadi maka keadaan
tanggal 11 November 2012). Pasar Baru Cikarang lumpuh total.
Kelumpuhan ini berakibat pada pedagang
Menurut Bapak Edi Sarmidi sebagai pengurus yang sekiranya mampu berdagang dengan
MPPC dan pedagang obat (APOTIK), baik, namun sebagian mereka diharuskan
menyatakan bahwa setelah kerusuhan tahun berdagang di sepanjang trotoar jalan. Tidak
1998 yang di jadikan sandaran hidup adalah lain dikarenakan keadaan pasar yang sangat
istri bekerja sebagai dokter (wawancara memprihatinkan, sedangkan kebutuhan
dengan Bapak Edi Sarmidi, tanggal 11 ekonomi keluarga harus terpenuhi.
November 2012). Kemudian menurut Bapak
Subarjo sebagai pedagang mainan,
menyatakan bahwa bekerja sebagai tukang Tingkat Pendapatan
becak, setelah kerusuhan tahun 1998
(wawancara dengan Bapak Subarjo, tanggal Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai
11 November 2012). Kepala Desa Karang Asih, menyatakan
bahwa setelah kerusuhan tahun 1998
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pendapatan masyarakat bervariasi sesuai
di lapangan kerusuhan 15 Mei 1998 Sektor dengan pekerjaan yang di geluti (wawancara
perdagangan merupakan mata pencaharian dengan Bapak Asep Mulyana, tanggal 11
pokok di Desa Karang Asih Kecamatan November 2012). Kemudian menurut Bapak
Cikarang Utara kurang lebih 60%, 40% Mustofa Kamal sebagai Ketua MPPC dan
bermata pencaharian sebagai buruh pabrik, pedagang pakaian, menyatakan bahwa
petani dan PNS. Sebagian korban kerusuhan pendapatan sebelum kerusuhan tahun 1998
ini harus bekerja sebagai tukang ojek, sopir, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup,
becak dan buruh pabrik. namun setelah kerusuhan itu perhari
berpenghasilan hanya Rp. ±23.000, 00
Adapun sebab khusus mereka bekerja sebagai (wawancara dengan Bapak Mustofa Kamal,
tukang ojek karena hanyalah kendaraan motor tanggal 11 November 2012).
yang bisa mereka andalkan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, bekerja sebagai sopir Menurut Bapak Ahmad Yusuf sebagai wakil
karena mereka mempunyai keahlian ketua MPPC dan pedagang sembako,
mengendarai mobil dan di desa Karang Asih menyatakan bahwa pendapatan sebelum
dekat dengan kawasan industri sehingga kerusuhan tahun 1998 cukup untuk
kesempatan inilah yang mereka andalkan memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bekerja kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya
sebagai tukang becak karena mereka tidak Rp. ±23.000, 00 (wawancara dengan Bapak
mempunyai pilihan lain selain tukang becak, Ahmad Yusuf, tanggal 11 November 2012).
bekerja sebagai buruh pabrik karena mereka Namun, menurut Bapak Rojak sebagai ketua
mengandalkan sebuah ijazah untuk bekerja di RT 01/01, menyatakan bahwa pendapatan
pabrik industri dan Desa Karang Asih sebelum kerusuhan tahun 1998 cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah tidak stabil rata-rata pendapatan para
kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya pedagang Pasar Baru Cikarang menurun 70%,
Rp. ±16.500, 00 (wawancara dengan Bapak sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup
Rojak, tanggal 11 November 2012). serba pas-pasan.

Menurut Bapak Syafe’i sebagai pedagang Melihat keadaan yang demikian maka di
emas, menyatakan bahwa pendapatan dalam suatu keluarga diperlukan adanya
sebelum kerusuhan tahun 1998 cukup untuk kegiatan pengawasan (controlling) terhadap
memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah setiap pendapatan yang diterima serta dalam
kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya penggunaanya untuk konsumsi maupun
Rp. ±23.000, 00 (wawancara dengan Bapak kemasyarakatan. Sering kali setiap keluarga
Safe’i, tanggal 11 November 2012). Berbeda menghiraukan hal yang demikian, sehingga
dengan Bapak Sutrina (Kong Lim) sebagai keluarga tersebut tidak mengetahui seberapa
ketua Vihara Sariputra Cikarang Utara dan besar pengeluaran yang telah dilakukan,
pedagang emas, menyatakan bahwa akibatnya dari setiap bulan tidak ada saldo
pendapatan sebelum dan sesudah kerusuhan yang masuk sebagai tabungan, serta
tahun 1998 cukup untuk memenuhi menambah beban hutang. Untuk itu maka
kebutuhan hidup (wawancara dengan Bapak pendapatan ini sangat baik dan penting di
Sutrisna, tanggal 11 November 2012). dalam memanajemen suatu kegiatan
perekonomian di dalam rumah tangga.
Adapun pendapat yang mempunyai
persamaan adalah Bapak Suryanto, Bapak Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pokok
Ekos, Bapak Edi Sarmidi dan Bapak Ahmad
(Ruay) yang menyatakan bahwa pendapatan Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai
sebelum dan sesudah kerusuhan tahun 1998 Kepala Desa Karang Asih, menyatakan
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup bahwa setelah kerusuhan tahun 1998
(wawancara dengan Bapak Suryanto, Bapak pemenuhan kebutuhan pokok di Desa Karang
Ekos, Bapak Edi Sarmidi dan Bapak Ahmad, Asih terutama kebutuhan primer terpenuhi
tanggal 11 November 2012). Berbeda dengan hanya saja nilai jual tinggi (wawancara
Bapak Subarjo sebagai pedagang mainan, dengan Bapak Asep Mulyana, tanggal 11
menyatakan bahwa pendapatan sebelum November 2012), sedangkan menurut Bapak
kerusuhan tahun 1998 cukup untuk Mustofa Kamal sebagai Ketua MPPC dan
memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah pedagang pakaian, menyatakan bahwa
kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya pemenuhan kebutuhan pokok dapat terpenuhi
Rp. ±10.000, 00 (wawancara dengan Bapak namun nilai jual yang tinggi, sehingga setiap
Subarjo, tanggal 11 November 2012). keluarga harus bisa menyesuaikan antara
pendapatan dengan pemenuhan kebutuhan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pokok (wawancara dengan Bapak Mustofa
di lapangan setelah kerusuhan 15 Mei 1998 Kamal, tanggal 11 November 2012).
jual beli barang di Pasar Baru Cikarang masih
tetap berjalan, namun tidak seperti sebelum Menurut Bapak Ahmad Yusuf sebagai Wakil
kerusuhan yang mana kegiatan pasar berjalan Ketua MPPC dan pedagang sembako,
di pinggir jalan sepanjang pasar baru menyatakan bahwa setelah kerusuhan tahun
Cikarang dengan cara membuat lapak-lapak 1998 untuk memenuhi kebutuhan pokok tidak
untuk berdagang. terjadi kelangaan terutama kebutuhan primer,
namun nilai jual yang tinggi tidak seperti hari-
Sebelum peristiwa kerusuhan mereka hari biasanya (wawancara dengan Bapak
berpenghasilan Rp. 3000.000-Rp. 500.000 Ahmad Yusuf, tanggal 11 November 2012),
perbulan. Kemudian setelah pasca kerusuhan sedangkan menurut Bapak Rojak sebagai
beralih profesi menjadi sebagai pedagang Ketua RT 01/01, menyatakan bahwa adapun
sopir, ojek dan buruh pabrik berpenghasilan harga kebutuhan pokok rata-rata mengalami
Rp.700.000-Rp.300.000. Pendapatan yang nilai jual yang tinggi, mengalami kenaikan
dua kali lipat dari harga sebelum kerusuhan Pasar Baru Cikarang merupakan pasar yang
tahun 1998 (wawancara dengan Bapak Rojak, ramai para pengunjungnya. setelah kerusuhan
tanggal 11 November 2012). itu terjadi maka para penduduk yang Desa
Karang Asih harus mendapatkan kebutuhan
Menurut Bapak Syafe’i sebagai pedagang primer, sekunder dan tersier dari desa lain.
emas, menyatakan bahwa setelah kerusuhan Walaupun di Desa Karang Asih mayoritas
tahun 1998 kebutuhan pokok dapat terpenuhi, penduduknya sebagai pedagang dan
hanya saja nilai harga jual yang tinggi mempunyai toko, setelah kerusuhan itu maka
(wawancara dengan Safe’i, tanggal 11 semua nilai jual beli kebutuhan pokok
November 2012). Pendapat ini mempunyai meningkat harganya.
persamaan pendapat dengan Bapak Bapak
Sutrina (Kong Lim) sebagai Ketua Vihara SIMPULAN
Sariputra Cikarang Utara dan pedagang emas,
menyatakan bahwa harga jual kebutuhan Berdasarkan hasil pembahasan dapat
pokok mengalami kenaikan harga dua kali disimpulkan bahwa jumlah pedagang yang
lipat, dibanding hari sebelum peristiwa ada di Pasar Baru Cikarang 972 pedagang,
kerusuhan tahun 1998 (wawancara dengan pada tanggal 15 Mei 1998 terjadi Kerusuhan
Bapak Sutrisna, tanggal 11 November 2012). di Pasar Baru Cikarang. Maka, dampak
kerusuhan 15 Mei 1998 di Desa Karang Asih
Adapun pendapat yang mempunyai Kecamatan Cikarang di bidang sosial-
persamaan adalah Bapak Suryanto, Bapak ekonomi yaitu setelah kerusuhan 15 Mei 1998
Ekos, Bapak Ahmad, Bapak Edi Sarmidi dan dalam penelitian ini masyarakat Desa Karang
Bapak Subarjo, menyatakan bahwa Asih tidak bisa menyekolahkan anaknya
pemenuhan kebutuhan pokok mengalami nilai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi karena
harga jual yang tinggi, namun tidak sampai minimnya perekonomian keluarga.
mengalami kelangkaan (wawancara dengan
Bapak Suryanto, Bapak Ekos, Bapak Ahmad, Di lihat dari mata pencaharian sangatlah
Bapak Edi Sarmidi dan Bapak Subarjo, berpengaruh terhadap perekonomian
tanggal 11 November 2012). keluarga, setelah kerusuhan tahun 1998
matapencaharian masyarakat Desa Karang
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan Asih sebagian bekerja sebagai tukang ojek,
di lapangan setelah kerusuhan 15 Mei 1998, sopir, becak dan buruh pabrik dengan alasan
jual beli barang di Pasar Baru Cikarang masih mereka mencari kesempatan bekerja untuk
tetap berjalan, namun tidak seperti sebelum lebih aman dan kondisinya lebih terjaga.
kerusuhan yang mana kegiatan pasar berjalan Adapun pendapatan kepala keluarga
dipinggir jalan sepanjang Pasar Baru mengalami naik turun dari berpenghasilan Rp.
Cikarang dengan cara membuat lapak-lapak 700.00-Rp. 300.00/bulan seiring
untuk berdagang. Adapun ketersediaan barang perkembangan pasar. Kemudian Pemenuhan
dan jasa baik sekaligus maupun bertahap atau kebutuhan pokok ketersediaan suplai barang
beransur-ansur oleh setiap penduduk juga kebutuhan pokok dapat dikatakan terpenuhi,
tidak mengalami kenaikan, penurunan namun nilai harga jual yang tinggi.
ataupun perubahan. Konsumsi kebutuhan
primer seperti beras, umbi-umbian, tahu, DAFTAR PUSTAKA
tempe, ikan, telor, daging, sayuran, gula dan Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori
kopi dan lain-lain tidak sedikitpun mengalami dan Terapan. Bumi Aksara: Jakarta
perubahan. Hanya saja barang tersebut yang Ali, Mohammad. 1985. Penelitian Pendidikan
mengalami nilai jual yang tinggi. Semua itu Prosedur Dan Strategi. Angkasa:
bergantung dengan pendapatan seseorang Bandung.
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur
Pasar Baru Cikarang merupakan pasar Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
modern yang terletak di Desa Karangasih dan Cipta: Jakarta.
Endaswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Pengalaman. Intidaya Press: Jakarta.
Teknik penelitian Kebudayaan : Ideologi,
Episternologi dan Aplikasi. Pikiran Rakyat, 14 Mei 1998.
Pustaka Widyatama : Yogyakarta.
Setiono, B.G. 2003. Tionghoa dalam Pusaran
Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research Politik. Elkasa: Jakarta.
Psikologi. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada Soemarjan, Selo. 1999. Kisah Perjuangan
Reformasi. Pustaka Sinar
Kontjaraningrat. 1983. Metode Penelitian Harapan: Jakarta.
Masyarakat. Gramedia Pustaka Soemarwoto. 1987. Analisis Dampak
Utama : Jakarta. Lingkungan. Gajah Mada
University Press: Bandung
Moleong, 1998. Metodologi Penelitian
Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya: Suharko. 2006. Gerakan Sosial. Yayasan
Bandung. Avveroes : Malang.

Nawawi, Hadari. 1983. Metode Penelitian Suryabrata, Suryadi. 2000. Metode Penelitian.
Bidang Sosial. Gajah Mada Grafindo Persada: Jakarta.
University Press: Yogyakarta.
Winarno, Surachmad. 1982. Pengantar
Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Ilmiah Dasar, Metode
Penelitian Sejarah Kontemporer, Suatu dan Tekhnik. ITB: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai