Impact Against Riots May 15, 1998 in the village of Karang Community Life Asih North
Cikarang Bekasi District. In 1998 there were riots in the village of Karang Asih Cikarang
precisely in new markets, while the perpetrators were from outside the area past the village of
Karang Asih of unknown origin. They do the looting and arson in new markets Cikarang. This
study aims to determine the impact of the riots of 1998 Socio-Economic Society In Karang
Mercy. The method used is the historical method, and using the techniques of data collection
through observation, and interviews, and analyzing the data with qualitative data analysis
techniques. Results of this study indicate that the Karang village traders Asih ladder can not
send their children to higher education due to cost constraints. After the riots they work as a
motorcycle, the driver, rickshaw and factory workers. Income of each family experienced ups
and downs over the development of the market. Availability of supply of essential goods can be
said to be fulfilled, but the value of a high selling price. It can be concluded that the socio-
economic impacts that occur include the impact of education level, income, level of income and
subsistence.
Para pedagang pun tidak mampu mencegah Setelah folding gat kios terbuka mereka
pembakaran dan penjarahan terhadap kios menjarah semua barang-barang yang ada di
mereka. Mereka hanya bisa menghindar dan dalam kios tersebut, sebagian masa naik ke
berlari menjauhi kios mereka agar tidak lantai dua kemudian mengeluarkan isi barang-
timbul korban luka-luka maupun tewas barang yang ada di kios dilempar ke bawah
(Wawancara dengan Subarjo “etnis Cina” 11 dan di bagi-bagikan kepada semua
November 2012). Hari jumat, 15 Mei 1998 masyarakat yang mau mengambilnya. Setelah
pukul 06.00 wib pagi, tampak sekelompok melakukan penjarahan, kemudian masa
orang yang turun dari Stasiun Cikarang membakar Pasar Baru yaitu Swalayan
yang terletak di Jalan Yos Sudarso mulai Ramayana hanya menggunakan handuk yang
mendekati Wilayah Pasar Baru Cikarang dibakar kemudian dilemparkan ke barang
yang tidak jauh jaraknya. yang mudah terbakar (wawancara dengan
Bapak H. Yusuf, 11 November 2012).
Sekelompok orang yang turun dari Stasiun
Cikarang tersebut membawa perkakas Di waktu yang bersamaan, pada bagian
berupa linggis yang digunakan untuk lain pasar yakni lobby Timur dan basement
membuka paksa kios-kios yang ada di Pasar yang merupakan tempat menjual aneka
Baru Cikarang, kemudian setelah kios terbuka sayur-sayuran, daging, buah-buahan dan
lalu masa menjarah dan pembakaran Pasar keperluan lainnya pun tak luput kios-kiosnya
Baru Cikarang. Tidak hanya yang berasal dijarah, kemudian dirusak dan dibakar. Para
dari stasiun saja, ternyata ada sekelompok penggerak yang melakukan aksi itu pun
lainnya yang berjumlah banyak yang membawa bensin dan Membakar kios-kios
menginap di terminal pada malam di pasar. Tidak hanya pedagang barang
sebelumnya (Wawancara dengan elektronik, pakaian saja yang barang
Sutrisna”kong Lim”, tanggal 11 November dagangannya habis dijarah dan dibakar,
2012). Sekelompok orang tersebut menjadi pedagang mainan, toko obat dan toka emas
penggerak perusakan, penjarahan dan tidak luput dari penjarahan dan pembakaran
pembakaran kios-kios di Pasar Baru (wawancara dengan Bapak Syafe’i, 11
Cikarang. November 2012). Setelah peristiwa kerusuhan
tidak ada ganti rugi untuk pedagang Pasar Bapak Ahmad Yusuf, tanggal 11 November
2012).
Baru Cikarang dari pihak pemerintah, namun Menurut Bapak Rojak sebagai ketua RT
hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah 01/01, menyatakan bahwa kerusuhan tahun
sebesar Rp. 5 Miliyar yang digunakan untuk 1998 itu sebagian masyarakat Desa Karang
bangunan yang rusak dan kios-kios yang telah Asih tidak bisa membiayai pendidikan
terbakar (wawancara dengan Bapak Sarmidi, anaknya karena minimnya pendapatan dalam
11 November 2012). keluarga. Namun, bagi masyarakat yang
mempunya mata pencaharian sampingan tidak
Dampak Kerusuhan 15 Mei 1998 Di Desa mengalami masalah dalam biaya pendidikan
Karang Asih Kecamatan Cikarang Utara anak. Saya tidak bisa melanjutkan dari SMP
di Bidang Sosial-Ekonomi ke SMA karena minimnya biaya (wawancara
dengan Bapak Rojak, tanggal 11 November
Tingkat Pendidikan 2012).
Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai Menurut Bapak Syafe’i sebagai pedagang
Kepala Desa Karang Asih, menyatakan emas, menyatakan bahwa kerusuhan tahun
bahwa setelah kerusuhan tahun 1998 1998 itu sebagian setelah peristiwa kerusuhan
berdampak pada perekonomian sebagian tahun 1998 masalah pendidikan dalam
masyarakat Desa Karang Asih khususnya keluarga saya tidak bisa melanjutkan dari
pedagang yang ada di Pasar Baru Cikarang, SMP ke SMA (wawancara dengan Bapak
sehingga tidak bisa menyekolahkan anaknya Safe’i, tanggal 11 November 2012).
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti Menurut Bapak Sutrina (Kong Lim) sebagai
SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke ketua Vihara Sariputra Cikarang Utara dan
Universitas dikarenakan minimnya Pedagang Emas, menyatakan bahwa
perekonomian rumah tangga. Masyarakat pendidikan anak tidak mengalami masalah,
pedagang Desa Karang Asih yang mempunyai sehingga bisa melanjutkan kejenjang yang
usaha atau pekerjaan selain pedagang, dengan lebih tinggi, karena mempunyai usaha selain
adanya kerusuhan tahun 1998 tidak begitu berdagang di Pasar Baru Cikarang
dirasakan karena mereka masih mempunyai (wawancara dengan Bapak Sutrisna, tanggal
sandaran untuk memenuhi kebutuhan 11 November 2012).
hidupnya, sehingga masalah pendidikan
mereka mampu menyekolahkan anaknya Menurut Bapak Suryanto sebagai Wakil
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi Ketua Yayasan Cakra Utama Cikarang Utara,
(wawancara dengan Bapak Asep Mulyana, menyatakan bahwa dengan adanya kerusuhan
tanggal 11 November 2012). tahun 1998 masalah pendidikan anak tidak
mengalami permasalahan, maksudnya masih
Menurut Bapak Mustofa Kamal sebagai ketua bisa melanjut kependidikan yang lebih tinggi
MPPC dan pedagang pakaian, menyatakan lagi (wawancara dengan Bapak Suryanto,
bahwa dengan adanya peristiwa tahun 1998 tanggal 11 November 2012).
yang terjadi di Pasar Baru Cikarang saya tidak
bisa menyekolahkan anak kejenjang yang Menurut Bapak Ekos sebagai Pengurus Ritual
lebih tinggi dari SMP ke SMA karena Yayasan Cakra Utama Cikarang Utara dan
keterbatasan biaya (wawancara dengan Bapak pedagang Elektronik, menyatakan bahwa
Mustofa Kamal, tanggal 11 November 2012). Pendidikan anak bisa melanjutkan pendidikan
sampai kejenjang pendidikan yang lebih
Menurut Bapak Ahmad Yusuf sebagai wakil tinggi lagi (wawancara dengan Bapak Ekos,
Ketua MPPC dan pedagang sembako, tanggal 11 November 2012). Pendapat Bapak
menyatakan bahwa rendahnya perekonomian Ekos mempunyai kesamaan dengan
dalam keluarga saya dengan serba pas-pasan penyataan Bapak Ahmad (Ruay) sebagai
maka tidak bisa menyekolahkan anak dari Pengurus Yayasan Cakra Utama Cikarang
SMA ke Universitas (wawancara dengan Utara,menyatakan bahwa Pendidikan anak
tidak mengalami hambatan, sampai selesai keterbatasan biaya orang tua untuk
studinya (wawancara dengan Bapak Ahmad, menyekolahkan anaknya menjadi terhambat.
tanggal 11 November 2012). Untuk biaya memenuhi kebutuhan sehari-hari
saja pas-pasan, dikarenakan pekerjaan orang
Menurut Bapak Edi Sarmidi sebagai pengurus tua yang buat sandaran hidup kini hancur
MPPC dan pedagang obat (APOTIK), akibat kerusuhan yang terjadi di pasar baru
menyatakan bahwa setelah kerusuhan tahun Cikarang.
1998 pendidikan anak bisa melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi (wawancara
dengan Bapak Edi Sarmidi, tanggal 11 Mata Pencaharian
November 2012). Berbeda halnya dengan
Bapak Subarjo sebagai pedagang mainan, Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai
menyatakan bahwa pendidikan anak menjadi Kepala Desa Karang Asih, menyatakan
terhambat dengan adanya kerusuhan tahun bahwa setelah kerusuhan tahun 1998 yang
1998 karena minimnya biaya (wawancara bermata pencaharian sebagai pedagang di
dengan Bapak Subarjo, tanggal 11 November Pasar Baru Cikarang sebagian mencari
2012). pekerjaan dengan mengandalkan keahlian
yang mereka miliki untuk memenuhi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan kebutuhan hidupnya, dan sebagian ada yang
di lapangan setelah kerusuhan 15 Mei 1998 memang sudah mempunyai pekerjaan
terutama bagi korban kerusuhan yang terjadi sampingan selain berdagang di Pasar Baru
di Pasar Baru Cikarang, berpengaruh pada Cikarang (wawancara dengan Bapak Asep
kuantitas pendidikan. Berdasarkan hasil Mulyana, tanggal 11 November 2012).
penelitian sesuai dengan data responden
masyarakat Desa Karang Asih ada yang tidak Menurut Bapak Mustofa Kamal sebagai
bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang Ketua MPPC dan pedagang pakaian,
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, menyatakan bahwa mata pencaharian hanya
misalnya yang masih Sekolah Dasar (SD) ke mengandalkan dagang di Pasar Baru Cikarang
SMP/SLTP, SLTP/SMP ke SMA/SMU, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun
SMA/SMU ke Universitas. setelah kerusuhan tahun 1998 bekerja sebagai
buruh pabrik (wawancara dengan Bapak
Pada umumnya faktor yang menyebabkan Mustofa Kamal, tanggal 11 November 2012).
anak tidak bisa melanjutkan pendidikannya Berbeda dengan yang dialami oleh Bapak
adalah karena biaya pendidikan yang tinggi Ahmad Yusuf sebagai wakil ketua MPPC dan
dan minimnya perekonomian orang tua pasca pedagang sembako, menyatakan bahwa untuk
kerusuhan 15 Mei 1998, adapun yang menyambung hidup setelah kerusuhan tahun
dimaksud dalam pembahasan ini adalah 1998 bekerja sebagai sopir sesuai dengan
orang tua yang berprofesi sebagai pedagang keahlian yang dimiliki (wawancara dengan
di pasar baru Cikarang yang menjadi korban Bapak Ahmad Yusuf, tanggal 11 November
kerusuhan 15 Mei 1998. Pada kerusuhan yang 2012).
terjadi di desa Karang Asih tidak menjalar ke
sekolah-sekolah yang ada di desa Karang Menurut Bapak Rojak sebagai Ketua RT
Asih, namun dampak dari kerusuhan ini 01/01, menyatakan bahwa hanya bermodalkan
membawa dampak menurunya tingkat motor bekerja sebagai ojek yang bisa di
pendidikan hanya dipengaruhi oleh faktor andalkan untuk mencari nafkah setelah
minimnya perekonomian dalam keluarga. kerusuhan tahun 1998 (wawancara dengan
Dampak dari tidak begitu berdampak besar Bapak Rojak, tanggal 11 November 2012).
terhadap tingkat pendidikan di desa Sedangkan menurut Bapak Syafe’i sebagai
Karangasih. pedagang emas, menyatakan bahwa setelah
peristiwa kerusuhan tahun 1998 mengalami
Melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi
kerugian yang cukup banyak, sehingga untuk
merupakan dambaan orang tua, karena
memenuhi kebutuhan hidup bekerja sebagai
buruh pabrik (wawancara dengan Bapak berdekatan dengan kawasan industri. Selain
Safe’i, tanggal 11 November 2012). itu juga sebab umum mereka harus bekerja
sebagai tukang ojek, sopir, becak, dan buruh
Adapun pendapat yang mempunyai pabrik dengan adanya kerusuhan dikarenakan
persamaan adalah Bapak Sutrisna, Bapak mencari kesempatan bekerja untuk lebih aman
Suryanto, Bapak Ekos, dan Bapak Ahmad dan kondisinya lebih terjaga. Dengan adanya
(Ruay) menyatakan bahwa mempunyai mata fenomena kerusuhan itulah yang
pencaharian selain berdagang di Pasar Baru menyebabkan mereka tidak tenang untuk
Cikarang, sehingga masih ada yang bisa buat berdagang lagi di pasar baru Cikarang.
sandaran hidup untuk memenuhi kebutuhan
hidup setelah kerusuhan tahun 1998 Pasar baru Cikarang merupakan pusat
(wawancara dengan Bapak Sutrisna, Bapak perbelanjaan bagi masyarakat Cikarang,
Suryanto, Bapak Ekos, dan Bapak Ahmad, setelah peristiwa itu terjadi maka keadaan
tanggal 11 November 2012). Pasar Baru Cikarang lumpuh total.
Kelumpuhan ini berakibat pada pedagang
Menurut Bapak Edi Sarmidi sebagai pengurus yang sekiranya mampu berdagang dengan
MPPC dan pedagang obat (APOTIK), baik, namun sebagian mereka diharuskan
menyatakan bahwa setelah kerusuhan tahun berdagang di sepanjang trotoar jalan. Tidak
1998 yang di jadikan sandaran hidup adalah lain dikarenakan keadaan pasar yang sangat
istri bekerja sebagai dokter (wawancara memprihatinkan, sedangkan kebutuhan
dengan Bapak Edi Sarmidi, tanggal 11 ekonomi keluarga harus terpenuhi.
November 2012). Kemudian menurut Bapak
Subarjo sebagai pedagang mainan,
menyatakan bahwa bekerja sebagai tukang Tingkat Pendapatan
becak, setelah kerusuhan tahun 1998
(wawancara dengan Bapak Subarjo, tanggal Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai
11 November 2012). Kepala Desa Karang Asih, menyatakan
bahwa setelah kerusuhan tahun 1998
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pendapatan masyarakat bervariasi sesuai
di lapangan kerusuhan 15 Mei 1998 Sektor dengan pekerjaan yang di geluti (wawancara
perdagangan merupakan mata pencaharian dengan Bapak Asep Mulyana, tanggal 11
pokok di Desa Karang Asih Kecamatan November 2012). Kemudian menurut Bapak
Cikarang Utara kurang lebih 60%, 40% Mustofa Kamal sebagai Ketua MPPC dan
bermata pencaharian sebagai buruh pabrik, pedagang pakaian, menyatakan bahwa
petani dan PNS. Sebagian korban kerusuhan pendapatan sebelum kerusuhan tahun 1998
ini harus bekerja sebagai tukang ojek, sopir, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup,
becak dan buruh pabrik. namun setelah kerusuhan itu perhari
berpenghasilan hanya Rp. ±23.000, 00
Adapun sebab khusus mereka bekerja sebagai (wawancara dengan Bapak Mustofa Kamal,
tukang ojek karena hanyalah kendaraan motor tanggal 11 November 2012).
yang bisa mereka andalkan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, bekerja sebagai sopir Menurut Bapak Ahmad Yusuf sebagai wakil
karena mereka mempunyai keahlian ketua MPPC dan pedagang sembako,
mengendarai mobil dan di desa Karang Asih menyatakan bahwa pendapatan sebelum
dekat dengan kawasan industri sehingga kerusuhan tahun 1998 cukup untuk
kesempatan inilah yang mereka andalkan memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bekerja kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya
sebagai tukang becak karena mereka tidak Rp. ±23.000, 00 (wawancara dengan Bapak
mempunyai pilihan lain selain tukang becak, Ahmad Yusuf, tanggal 11 November 2012).
bekerja sebagai buruh pabrik karena mereka Namun, menurut Bapak Rojak sebagai ketua
mengandalkan sebuah ijazah untuk bekerja di RT 01/01, menyatakan bahwa pendapatan
pabrik industri dan Desa Karang Asih sebelum kerusuhan tahun 1998 cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah tidak stabil rata-rata pendapatan para
kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya pedagang Pasar Baru Cikarang menurun 70%,
Rp. ±16.500, 00 (wawancara dengan Bapak sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup
Rojak, tanggal 11 November 2012). serba pas-pasan.
Menurut Bapak Syafe’i sebagai pedagang Melihat keadaan yang demikian maka di
emas, menyatakan bahwa pendapatan dalam suatu keluarga diperlukan adanya
sebelum kerusuhan tahun 1998 cukup untuk kegiatan pengawasan (controlling) terhadap
memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah setiap pendapatan yang diterima serta dalam
kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya penggunaanya untuk konsumsi maupun
Rp. ±23.000, 00 (wawancara dengan Bapak kemasyarakatan. Sering kali setiap keluarga
Safe’i, tanggal 11 November 2012). Berbeda menghiraukan hal yang demikian, sehingga
dengan Bapak Sutrina (Kong Lim) sebagai keluarga tersebut tidak mengetahui seberapa
ketua Vihara Sariputra Cikarang Utara dan besar pengeluaran yang telah dilakukan,
pedagang emas, menyatakan bahwa akibatnya dari setiap bulan tidak ada saldo
pendapatan sebelum dan sesudah kerusuhan yang masuk sebagai tabungan, serta
tahun 1998 cukup untuk memenuhi menambah beban hutang. Untuk itu maka
kebutuhan hidup (wawancara dengan Bapak pendapatan ini sangat baik dan penting di
Sutrisna, tanggal 11 November 2012). dalam memanajemen suatu kegiatan
perekonomian di dalam rumah tangga.
Adapun pendapat yang mempunyai
persamaan adalah Bapak Suryanto, Bapak Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pokok
Ekos, Bapak Edi Sarmidi dan Bapak Ahmad
(Ruay) yang menyatakan bahwa pendapatan Menurut Bapak Asep Mulyana sebagai
sebelum dan sesudah kerusuhan tahun 1998 Kepala Desa Karang Asih, menyatakan
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup bahwa setelah kerusuhan tahun 1998
(wawancara dengan Bapak Suryanto, Bapak pemenuhan kebutuhan pokok di Desa Karang
Ekos, Bapak Edi Sarmidi dan Bapak Ahmad, Asih terutama kebutuhan primer terpenuhi
tanggal 11 November 2012). Berbeda dengan hanya saja nilai jual tinggi (wawancara
Bapak Subarjo sebagai pedagang mainan, dengan Bapak Asep Mulyana, tanggal 11
menyatakan bahwa pendapatan sebelum November 2012), sedangkan menurut Bapak
kerusuhan tahun 1998 cukup untuk Mustofa Kamal sebagai Ketua MPPC dan
memenuhi kebutuhan hidup, namun setelah pedagang pakaian, menyatakan bahwa
kerusuhan itu perhari berpenghasilan hanya pemenuhan kebutuhan pokok dapat terpenuhi
Rp. ±10.000, 00 (wawancara dengan Bapak namun nilai jual yang tinggi, sehingga setiap
Subarjo, tanggal 11 November 2012). keluarga harus bisa menyesuaikan antara
pendapatan dengan pemenuhan kebutuhan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pokok (wawancara dengan Bapak Mustofa
di lapangan setelah kerusuhan 15 Mei 1998 Kamal, tanggal 11 November 2012).
jual beli barang di Pasar Baru Cikarang masih
tetap berjalan, namun tidak seperti sebelum Menurut Bapak Ahmad Yusuf sebagai Wakil
kerusuhan yang mana kegiatan pasar berjalan Ketua MPPC dan pedagang sembako,
di pinggir jalan sepanjang pasar baru menyatakan bahwa setelah kerusuhan tahun
Cikarang dengan cara membuat lapak-lapak 1998 untuk memenuhi kebutuhan pokok tidak
untuk berdagang. terjadi kelangaan terutama kebutuhan primer,
namun nilai jual yang tinggi tidak seperti hari-
Sebelum peristiwa kerusuhan mereka hari biasanya (wawancara dengan Bapak
berpenghasilan Rp. 3000.000-Rp. 500.000 Ahmad Yusuf, tanggal 11 November 2012),
perbulan. Kemudian setelah pasca kerusuhan sedangkan menurut Bapak Rojak sebagai
beralih profesi menjadi sebagai pedagang Ketua RT 01/01, menyatakan bahwa adapun
sopir, ojek dan buruh pabrik berpenghasilan harga kebutuhan pokok rata-rata mengalami
Rp.700.000-Rp.300.000. Pendapatan yang nilai jual yang tinggi, mengalami kenaikan
dua kali lipat dari harga sebelum kerusuhan Pasar Baru Cikarang merupakan pasar yang
tahun 1998 (wawancara dengan Bapak Rojak, ramai para pengunjungnya. setelah kerusuhan
tanggal 11 November 2012). itu terjadi maka para penduduk yang Desa
Karang Asih harus mendapatkan kebutuhan
Menurut Bapak Syafe’i sebagai pedagang primer, sekunder dan tersier dari desa lain.
emas, menyatakan bahwa setelah kerusuhan Walaupun di Desa Karang Asih mayoritas
tahun 1998 kebutuhan pokok dapat terpenuhi, penduduknya sebagai pedagang dan
hanya saja nilai harga jual yang tinggi mempunyai toko, setelah kerusuhan itu maka
(wawancara dengan Safe’i, tanggal 11 semua nilai jual beli kebutuhan pokok
November 2012). Pendapat ini mempunyai meningkat harganya.
persamaan pendapat dengan Bapak Bapak
Sutrina (Kong Lim) sebagai Ketua Vihara SIMPULAN
Sariputra Cikarang Utara dan pedagang emas,
menyatakan bahwa harga jual kebutuhan Berdasarkan hasil pembahasan dapat
pokok mengalami kenaikan harga dua kali disimpulkan bahwa jumlah pedagang yang
lipat, dibanding hari sebelum peristiwa ada di Pasar Baru Cikarang 972 pedagang,
kerusuhan tahun 1998 (wawancara dengan pada tanggal 15 Mei 1998 terjadi Kerusuhan
Bapak Sutrisna, tanggal 11 November 2012). di Pasar Baru Cikarang. Maka, dampak
kerusuhan 15 Mei 1998 di Desa Karang Asih
Adapun pendapat yang mempunyai Kecamatan Cikarang di bidang sosial-
persamaan adalah Bapak Suryanto, Bapak ekonomi yaitu setelah kerusuhan 15 Mei 1998
Ekos, Bapak Ahmad, Bapak Edi Sarmidi dan dalam penelitian ini masyarakat Desa Karang
Bapak Subarjo, menyatakan bahwa Asih tidak bisa menyekolahkan anaknya
pemenuhan kebutuhan pokok mengalami nilai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi karena
harga jual yang tinggi, namun tidak sampai minimnya perekonomian keluarga.
mengalami kelangkaan (wawancara dengan
Bapak Suryanto, Bapak Ekos, Bapak Ahmad, Di lihat dari mata pencaharian sangatlah
Bapak Edi Sarmidi dan Bapak Subarjo, berpengaruh terhadap perekonomian
tanggal 11 November 2012). keluarga, setelah kerusuhan tahun 1998
matapencaharian masyarakat Desa Karang
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan Asih sebagian bekerja sebagai tukang ojek,
di lapangan setelah kerusuhan 15 Mei 1998, sopir, becak dan buruh pabrik dengan alasan
jual beli barang di Pasar Baru Cikarang masih mereka mencari kesempatan bekerja untuk
tetap berjalan, namun tidak seperti sebelum lebih aman dan kondisinya lebih terjaga.
kerusuhan yang mana kegiatan pasar berjalan Adapun pendapatan kepala keluarga
dipinggir jalan sepanjang Pasar Baru mengalami naik turun dari berpenghasilan Rp.
Cikarang dengan cara membuat lapak-lapak 700.00-Rp. 300.00/bulan seiring
untuk berdagang. Adapun ketersediaan barang perkembangan pasar. Kemudian Pemenuhan
dan jasa baik sekaligus maupun bertahap atau kebutuhan pokok ketersediaan suplai barang
beransur-ansur oleh setiap penduduk juga kebutuhan pokok dapat dikatakan terpenuhi,
tidak mengalami kenaikan, penurunan namun nilai harga jual yang tinggi.
ataupun perubahan. Konsumsi kebutuhan
primer seperti beras, umbi-umbian, tahu, DAFTAR PUSTAKA
tempe, ikan, telor, daging, sayuran, gula dan Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori
kopi dan lain-lain tidak sedikitpun mengalami dan Terapan. Bumi Aksara: Jakarta
perubahan. Hanya saja barang tersebut yang Ali, Mohammad. 1985. Penelitian Pendidikan
mengalami nilai jual yang tinggi. Semua itu Prosedur Dan Strategi. Angkasa:
bergantung dengan pendapatan seseorang Bandung.
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur
Pasar Baru Cikarang merupakan pasar Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
modern yang terletak di Desa Karangasih dan Cipta: Jakarta.
Endaswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Pengalaman. Intidaya Press: Jakarta.
Teknik penelitian Kebudayaan : Ideologi,
Episternologi dan Aplikasi. Pikiran Rakyat, 14 Mei 1998.
Pustaka Widyatama : Yogyakarta.
Setiono, B.G. 2003. Tionghoa dalam Pusaran
Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research Politik. Elkasa: Jakarta.
Psikologi. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada Soemarjan, Selo. 1999. Kisah Perjuangan
Reformasi. Pustaka Sinar
Kontjaraningrat. 1983. Metode Penelitian Harapan: Jakarta.
Masyarakat. Gramedia Pustaka Soemarwoto. 1987. Analisis Dampak
Utama : Jakarta. Lingkungan. Gajah Mada
University Press: Bandung
Moleong, 1998. Metodologi Penelitian
Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya: Suharko. 2006. Gerakan Sosial. Yayasan
Bandung. Avveroes : Malang.
Nawawi, Hadari. 1983. Metode Penelitian Suryabrata, Suryadi. 2000. Metode Penelitian.
Bidang Sosial. Gajah Mada Grafindo Persada: Jakarta.
University Press: Yogyakarta.
Winarno, Surachmad. 1982. Pengantar
Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Ilmiah Dasar, Metode
Penelitian Sejarah Kontemporer, Suatu dan Tekhnik. ITB: Bandung.