Anda di halaman 1dari 3

Tugas fome II: Refleksi field trip pertama

Sabtu,16 February 2019

Pada hari sabtu pertengahan bulan February kemarin, mahasiswa prodi kedokteran telah
mengadakan pembukaan acara FOME 2.diawali dengan rangkaian acara formal seperti kata sambutan ,
menyanyikan lagu yang di ajarkan serta lantunan doa untuk memohon rahmat dari sang pencipta agar
kegiatan ini nantinya diberi kebaikan dan kemudahan.

Setelah acara resmi dibuka secara simbolis dengan pelepasan Balon dan foto memorial,kami
pun dengan semangat bergegas menuju tempat tujuan kami,yaitu kelurahan Purus. Kami diantar oleh
ibu kader kami bersama bapak dosen pembimbing kami bapak Drs.Julizar,Apt.M,kes.tempat tersebut
tidak terlalu jauh dari titik kumpul kantor camat padang barat.setelah tiba di tempat tujuan kami bapak
dosen memberikan sedikit pengarahan kepada kami mengenai cara berkomunikasi dengan warga
nantinya.kami dibagi menjadi lima kelompok untuk yang pertama kalinya.Saya dengan nisa pertama kali
ditunjuk pergi menuju rumah dengan ciri khas berupa usaha air minum. Kami disambut dengan ramah
oleh ibu pemilik rumah, yang bernama ibu _______ . setelah memperkenalkan diri dan menyampaikan
maksud kedatanagan kami si ibu langsung mempersilakan kami untuk masuk ke dalam rumah agar kami
dapat melakukan perbincangan dengan nyaman.

Rumah tersebut sejatinya dihuni oleh 4 orang yaitu ayah,ibu dan 2 orang anak namun dengan
kepentingan sudi maka salah seorang anaknya tidak tinggal di rumah ,melainkan di pondok pesantren.si
ibu memulai cerita dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan keluarganya . ia mengatakan
umurnya yang sudah menginjak ____ tahun dan memperkenalkan suaminya selaku kepala keluarga.
Bapak jamaluddin, berumur ____ tahun dan sehari – hari bekerja dalam usaha air minum. Anak nya yang
pertama bernama ____ dan berumur____ tahun.

Kami pun mulai bertanya mengenai kondisi keluarga bapak jamaluddin, baik itu seputar kondisi
rumah , kondisi kesehatan dan hal- hal lainnya. Ibu ____ yang sehari –hari mengasuh keluarga dan
rumah bercerita tentang keluarganya yang kurang lebih tidak ada keluhan serius mengenai
kehidupannya selama ini. Ia hanya berbagi cerita mengenai kegiatan kami tahun lalu yang hamper sama
seperti tahun ini dan bagaimana suaminya akan maju menjadi Caleg pada pemilu mendatang. Ia
menceritakan bahwa anak-anak nya sudah cukup dewasa dan sudah membantu orangtua kecuali anak
kedua yang masih menempuh pendidikan di pondok pesantren.

Akhirnya setelah merasa cukup dengan perbincangan mengenai perkenalan dan juga informed consent
keluarga binaan,saya pamit kepada ibunya. Selanjutnya kami pergi diantar kader ke rumah kedua,yaitu
rumah dengan usaha berupa warung di depan rumahnya.rumah tersebut Nampak sepi dan hanya ada
seorang ibu disana.setelah berbincang sebentar,kami pergi menemui ibu kader untuk meminta dibawa
ke rumah lainnya karena ibu yang dari rumah sebelumnya tidak cukup percaya diri untuk berbagi
informasi kepada kami.
Kami melanjutkan perjalan kami menuju sebuah rumah di dalam suatu gang dibelakang jalan
utama.Di rumah itu kami bertemu dengan seorang ibu muda dengan anak bayinya.ibu itu bernama vera
dan masih berusia 24 tahun dan agar dapat lebih nayaman dalam perbincangan maka kami pun akhirnya
memutuskan untuk memanggil ibu tersebut dengan sapaan kak. Kakak vera sedang bersama dengan
anaknya yang bernama Gibran maulana yang telah berusia 3 bulan.selain itu ia juga tinggal dengan
suaminya yang bernama rian andri putra yang berumur 25 tahun. Bu Fera seorang Ibu Rumah Tangga
dan suaminya bekerja sebagai karyawan di salah satu toko ponsel di kota Padang. Mereka tinggal
disebuah rumah yang tak begitu besar hanya ada sedikit ruangan kosong untuk tamu yang
kemudian berbatasan langsung menggunakan triplek dengan kamar mereka. Pertama kali datang
bu Fera terlihat sedang menggendong anaknya yang berumur 3 bulanNamun, sepertinya bu Fera
tidak begitu tertarik karna selalu mengalihkan pembicaraan untuk dilanjutkan nanti saja dengan
suaminya yang saat itu sedang mandi. Lama menuggu ternyata sang suami tak kunjung terlihat
kami pun mulai mencari topik pembicaraan yang sekiranya menarik untuk dibahas dengan Bu Fera
sebelum memulai bertanya dan meminta informed constent. Tepat saja, ketika kami mulai
bertanya-tanya tentang bayinya bu Fera pun mulai tampak antusias untuk melanjutkan
perbincangan bersama kami yang dari awalnya hanya menjawab ringkas apa yang kami tanyakan.

Ternyata ada kisah yang kurang mengenakkan dalam proses kelahiran bayi bu Fera yang
baru berusia 3 bulan ini. Semua dimulai ketika kehamilanya menginjak 42 bulan dan ketubanya
sudah pecah namun ketika keluarganya meminta operasi Dokter tak langsung mengiyakan
permintaan tersebut dan menyuruhnya tetap menunggu. Hingga akhirnya tak kunjung ada
kemajuan persalinan barulah Dokter melakukan tindakan operasi. Namun, ketika bayi bu Fera lahir
ternyata kondisinya tak seperti yang diharapkan. Ya, bayinya terlahir hijau seperti keracunan
meconium. Alhasil, sang bayi pun harus menjalani resusitasi sebelum akhirnya bisa dibawa pulang
akibat kesulitan bernapas. Perawatan memakan waktu 2 bulan hingga bu Fera baru bisa merawat
bayinya sendiri setelah 2 berumur 2 bulan. Rasa sedih dan kecewa tampak jelas pada raut wajah bu
Fera ketika menceritakan kejadian yang dia alami ini ketika akan melahirkan anak pertamanya.
Dari sini terlihat meskipun bu Fera memiliki latar belakang perekonomian yang biasa saja namun
dia sangat peduli dengan kesehatan bayinya yang juga dilihatkan dengan kegigihanya untuk
memberikan ASI seperti yang dianjurkan dokter tempat anaknya dirawat padahal payudaranya
sebelah kanan mengalami gangguan sejak saat hamil dan hanya memberikan ASI pada payudara
yang sebelah kanan saja karna payudaranya yang sebelah kiri sudah tidak menghasilkan ASI.
Namun untuk anaknya yang berusia 3 bulan ini ternyata bu Fera sudah memberikan makanan
pendaming ASI seperti pisang dan bubur tim sehingga kami berfikir nantinya akan perlu edukasi
lagi mengenai pemahaman bu Fera tentang pentingnya ASI Ekslusif ini dan masalah yang dialami
dia dan suami seperti sering mengalami nyeri perut kanan atas yang belakanan ini membuat bu
Fera dirawat di rumah sakit.

Dari pengalaman mengunjungi rumah kedua ini kami mendapat kesan yang bagus karena
kak tersebut mau berbagi cerita dan kepeduliaan nya terhadap kesehatan begitu juga kesan yang
baik dengan adanya anak kecil yang masih berusia 3 bulan tersebut membuat perbincangan kami
cukup menarik.setelah kami berbincang dan mengisi informed consent keluarga binaan kami,kami
pun akhirnya pamit setelah berfoto dengan keluarga kecil yang berbahagia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai