Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Program : Program Pengelolaan Dana Alokasi Khusus/Dana Insentif


Daerah/Bantuan Gubernur Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Nama Kegiatan : Pembangunan/Pemeliharaan dan Peningkatan Jaringan
Paket Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI. CIKURAY
Lokasi : Desa Rancasanggal Kecamatan Cinangka
Sumber
Dana/TA : DAK-APBD KABUPATEN SERANG/2017

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
1. Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain :
a. Penanggung Jawab Teknis : 1 (satu) orang
b. Pelaksana Teknis : 1 (satu) orang
c. Pelaksana Administrasi : 1 (satu) orang
2. Mobilisasi alat
Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3
hari sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini
antara lain:
a. Pompa Air : 1 (satu) unit
b. Water Pass : 1 (satu) unit
c. Pick Up : 1 (satu) unit
Semua peralatan utama merupakan Sewa. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan
pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan
setelah pekerjaan selesai.
3. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali,
Batu belah, kawat bronjong, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat
penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.
B. Pengukuran, Shop Drawing, Asbuilt Drawing dan Foto Dokumentasi
1. Sebelum mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu pengukuran MC. 0 dilaksanakan
dilanjutkan dengan membuat Gambar-gambar kerja (shop drawing) yang
acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara
gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan
adalah hasil keputusan yang diberikan oleh Direksi. Selanjutnya melakukan
penggambaran kembali proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, akan
mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi
akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah
diperbaiki, diajukan kembali gambar yang Direksi minta untuk direvisi. Gambar
tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan setelah disetujui oleh
Direksi, maka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar hasil
rekamannya.
2. Begitupun pada saat pekerjaan selesai dikerjakan, maka akan dilakukan
pengukuran MC.100 dilanjutkan dengan membuat Gambar Asbuilt Drawing dari
hasil pengukuran MC.100. Dicetak diatas kertas ukuran A3 dan digandakan serta
dijilid sebanyak 3 (tiga) set berikut Pelaporan, Gambar Shop Drawing dan Asbuilt
Drawing.
3. Untuk melengkapi pelaporan maupun dokumentasi secara visual, maka akan
dilakukan pemotretan dokumentasi bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang
sedang dalam pelaksanaan. Pemotretan diambil minimal tiap 3 kali bobot
pekerjaan (0%, 50% dan 100%).

C. Pemasangan Bouwplank
1. Pada setiap pembuatan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan mencantumkan
elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/profil berdasarkan peil
elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat
dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat
persetujuan dari Direksi.
2. Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk
membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur
bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang
akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun
lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun
yang harus ditimbun.

D. Pemasangan Papan Nama Proyek


1. Pembuatan Papan Nama Proyek menggunakan Multiplex 9 mm dan dilapis
Banner Printing dengan redaksi dan ukuran 60cm x 80cm..
2. Tulisan pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Direksi.
3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga kayu 5/7 dan
pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.

II. PEKERJAAN TANAH


A. Pekerjaan Galian Tanah Biasa dan Tanah Lumpur
1. Tahapan Pekerjaan :
a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan
kelandaian , sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.
b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai
gambar, hasil galian dipindahkan dengan mobil Pick up ke lokasi yang tepat
dan diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang mungkin
terjadi.
c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
d. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
e. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

B. Pekerjan Timbunan dan Pemadatan


1. Tahapan Pekerjaan :
a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara
baik.
c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material
sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi
kemiringan luar atau dalam dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar
pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang
rencana dan pemadatan menggunakan tenaga manual.
d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.
e. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

III. PEKERJAAN DEWATERING


A. Pekerjaan Kisdam
1. Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari turap dari
baja (sheet pile) yang diisi tanah timbunan untuk mencegah agar air tidak masuk
atau untuk mengalihkan aliran air dari daerah yang ada di dalam kisdam yang
akan merupakan daerah kerja. Biasanya di dalam kisdam kemungkinan masih
ada/banyak air. Sehingga air tersebut perlu dikeluarkan agar daerah kerja tersebut
tetap kering, dengan menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh
pekerjaan pengeringan.

IV. PEKERJAAN PASANGAN


A. Pasangan Batu Kali
1. Tahapan Pekerjaan :
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2
Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
c. Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai
petunjuk Direksi.
d. Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi
tekanan air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan
pada ujung pipa PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di
luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan air sehingga
tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan
batu.
e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

B. Pekerjaan Plesteran
1. Tahapan Pekerjaan :
a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5
Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
b. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi
dulu dengan air.
c. Tebal plesteran rata-rata 1,5 cm.
d. Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.
e. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

C. Pekerjaan Acian
1. Tahapan Pekerjaan :
a. Semen dan air dicampur dan diaduk menggunakan Sendok bata.
b. Sebelum acian dimulai, permukaan plesteran dibersihkan dan dibasahi dulu
dengan air.
c. Penyelesaian dan perapihan setelah acian.
d. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

D. Pekerjaan Bronjong
1. Tahapan Pekerjaan :
a. Pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah penggalian untuk
pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan disain. Termasuk
tempat ruangan untuk pemadatan material pada bagian luar penempatan
bronjong. Pastikan kemiringan yang tepat dibuat pada saat penggalian,
paling tidak 1:2 (450). Seandainya dibutuhkan gunakan penopang dan
lembaran papan untuk penahan. Pastikan daerah penggalian selalu kering
dengan menggunakan pompa air.
b. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan mulai
pembentukan memanjang, dan dengan ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 X
500. Bungkus jaring hingga berbentuk kotak dan ikatkan bersama bagian
tepinya menggunakan kawat yang telah digavanisir d = 3 mm, jepit dan
ikatkan serta dipotong dengan menggunakan tang.
c. Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan lalu ikatkan
semua. Semakin banyak dinding bagian dalam di dapat, maka bronjong
semakin kuat, karena itu maka setiap bronjong harus diikatkan secara
bersama-sama dengan sebelumnya secara sejajar. Bronjong yang diletakkan
diatas untuk setiap susunan harus dihubungkan juga untuk dengan yang
lainnya. Seandainya bronjong mempunyai bentuk memanjang sisi bagian
bawah jaring harus dipasang daya tahan dan memperkuat struktur.
d. Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemiringan bekas
galian harus ditimbun kembali dan dilakukan pemadatan dengan
menggunakan material berukuran 0 – 150 mm.
e. Ketika struktur bronjong telah selesai, akan dipastikan semua celah
disekeliling bronjong ditimbun kembali dan dipadatkan dengan baik.
f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

V. MANAJEMEN PROYEK
1. Struktur Organisasi
Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim Kerja yang dikendalikan oleh seorang
Penanggung Jawab Teknis dengan dibantu oleh Pelaksana Teknis dan Pelaksana
Administrasi. Berikut bentuk struktur organisasi dalam Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan
Irigasi DI. Cikuray.

2. Komunikasi
Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari ;
a. Komunikasi antar personil inti.
b. Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan
pemasok, penyewaan, dan sebagainya.
c. Antara kantor pusat dan lapangan.
d. Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.
Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja yang baik
bagi konstruksi.
VI. METODE PELAKSANAAN MANAJEMEN
1. Tenaga Kerja
Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan :
a. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.
b. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.
c. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
d. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
e. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.

2. Pemilihan Alat
a. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur.
b. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
c. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang
bersifat aus.
d. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan.

3. Bahan/Material
a. Pemilihan Material
Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus sesuai
dengan ketentuan yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang terdapat
dalam kontrak
b. Pemilihan Pemasok Material
Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga
terendah, namun ada beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum
memutuskan, yaitu :
- Kehandalan pemasok
- Ukuran pemasok
- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok
- Kualitas material yang dipasok
- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak
terjadwal
c. Pembelian Material
Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan
menggunakan buku pesanan pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap.
Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk
kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus dimasukkan dalam buku
pesanan pembelian adalah :
- Nama dan alamat pemasok
- Nama orang yang memesan material
- Rincian material yang dibutuhkan
- Perintah penyerahan material
- Harga material yang dipesan
- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material.
- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material

d. Pengiriman Material
Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material yang telah
disetujui dengan jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok sesuai
dengan spesifikasi dan dikirim ke lokasi yang tepat dan waktu yang diminta. Bila
pemasok tidak bisa menyanggupi pengadaan material yang dibutuhkan pada
waktu dan tempat yang telah ditetapkan, maka bagian pengiriman material
mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, langkah-
langkah yang mungkin dilakukan adalah :
- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran yang telah
mendapat persetujuan lebih dahulu dari pihak yang berwenang.
- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak standar untuk
mengetahui kinerja dari material tersebut.
- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.

e. Penerimaan Material
Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan
pembelian yang wajib diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian pelaksana
Administrasi. Sebelum material dibongkar, petugas administrasi memeriksa
terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar material
pesanan yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perlu di
periksa oleh petugas adalah :
- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan
spesifikasi.
- Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan permintaan.
- Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan.
- Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang baik.

Setelah petugas selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya baik, maka
catatan penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda terima harus
ditandatangani. rangkap pertama dikembalikan kepada petugas yang menyerahkan
sedangkan rangkap kedua disimpan sebagai arsip yang digabungkan dalam satu
gandaan surat permintaan pembelian sebagai laporan untuk kelengkapan administrasi.
Laporan-laporan ini akan dijadikan dokumen yang akan diserahkan pada pemegang
pembukuan sebagai informasi perihal penerimaan material yang dipesan, sehingga
dapat mempersiapkan pembayaran kepada pemasok ketika mengajukan
penagihannya.

4. Pengamanan ( Security )
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. Dua Putra Panjalu akan
menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
- Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
- Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari
pencurian
- Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek,
agar pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga
tidak mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.

5. Program K3
Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:
a. Menyusun instruksi kerja.
b. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu
keselamatan.
c. Membuat rambu-rambu keselamatan.
d. Menyediakan perlengkapan P3K.
e. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Metode Pengendalian Proyek


Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada
saat pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka
sesegera mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar
keterlambatan yang terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan
datang dan tidak terlalu berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-
hal yang menjadi fokus pengendalian proyek, adalah:
- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana
- Besar progress kemajuan proyek
- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan
- Biaya yang telah digunakan terhadap rencana
- Jumlah tenaga kerja yang digunakan
- Jumlah dan mutu material yang akan digunakan/dipasang

7. Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan
dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Pengontrolan
secara keseluruhan akan dituangkan dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang
ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari waktu untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan bahan, dan peralatan. Kemajuan
pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan perbandingan
antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan.

VII. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN

Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara
rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana
dituang dalam kontrak. Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi
kontraktor akan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi
membahas dan koordinasi pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya
serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana
komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Disamping itu CV. Dua Putra Panjalu juga menerapkan sistem koordinasi yang sinergis
antara semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem koordinasi
tersebut terdapat

garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis
instruksi merupakan garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari
hirarki yang lebih tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan
konsultan). Garis koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan
pekerjaan dan hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke
hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi tugas), sementara garis konsultasi adalah
hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan konsultan) yang sejajar
kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun hubungan antara pemberi tugas, direksi
lapangan, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor di gambarkan seperti
bagan dibawah ini :

Gambar Diagram Koordinasi

VIII. QUALITY CONTROL


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality
Control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian
teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku
diproyek yang dilaksanakan oleh CV. Dua Putra Panjalu.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan
terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin
bahwa proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai
semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan
dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan
dengan baik dengan adanya:
- Sasaran mutu yang jelas
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten

IX. PENUTUP

Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan
apabila kami dari CV. Dua Putra Panjalu ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan
uraian langkah-langkah kerja secara detail akan kami konsultasikan dengan direksi
lapangan maupun dengan pihak proyek.

Anda mungkin juga menyukai