Anda di halaman 1dari 8

KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

FAKTOR TINDAKAN PERSALINAN OPERASI SECTIO CAESAREA

Isti Mulyawati, Mahalul Azam, Dina Nur Anggraini Ningrum

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Permasalahan yang diteliti adalah faktor apa sajakah yang berhubungan
Diterima 5 April 2011
Disetujui 13 Mei 2011
dengan dilakukannya persalinan melalui tidakan operasi sectio caesarea
Dipublikasikan Juli 2011 pada persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan dilakukannya persalinan melalui tidakan
Keywords: operasi sectio caesarea pada persalinan ibu di Rumah Sakit Islam YAKSSI
Labor;
Sectio caesarea;
Gemolong Kabupaten Sragen. Metode penelitian menggunakan survei analitik
Case delivery. dengan pendekatan belah lintang, menggunakan data primer dari wawancara
terpimpin dengan kuesioner serta data sekunder dari rekam medis. Penelitian
ini dilaksanakan di RSI YAKSSI Gemolong Kabupaten Sragen pada September-
Oktober 2010. Populasi penelitian ini ialah seluruh ibu yang melahirkan di RSI
YAKSSI selama tahun 2009 sebanyak 792 responden. Sampel pada penelitian
ini berjumlah 60 responden yang diambil menggunakan teknik consecutive
sampling. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square dengan derajat
kemaknaan (α<0,05). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor-faktor
yang berhubungan dengan tindakan persalinan sectio caesarea diantaranya usia
ibu (p 0,022), paritas (0,001), dan kejadian anemia (0,001). Simpulan penelitian,
ada hubungan antara usia ibu, paritas, dan kejadian anemia dengan tindakan
persalinan sectio caesarea.
LABOR PRACTICE FACTOR OF SECTION CAESAREA SURGERY

Abstract
The problem research was what factors associated with sectio caesarea surgery.
Purpose of this study was to determine the factors associated with sectio caesarea
surgery at the YAKSSI Gemolong Islamic Hospital in Sragen District. This study
used the analytical survey method with cross sectional approach, using primary
data through interviews guided by a questionnaire and secondary data from med-
ical records. The research was conducted in RSI YAKSSI in September-October
2010. This study population were all mothers who give birth in YAKSSI IH as
many as 792 respondents. Samples in this study were amount of 60 respondents
drawn using consecutive sampling technique. Bivariate statistical analysis done
using chi square test with a degree of significance (α<0,05). The results showed
that factors associated with sectio caesarea surgery actions were maternal age (p
0,022), parity (0,001), and incidence of anemia (0,001). Conclusion, maternal
age, parity, and incidence of anemia have associated with sectio caesarea surgery.

© 2011 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi:
ISSN 1858-1196
Gedung F1, Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Email: mahalul.azam@gmail.com
Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

Pendahuluan acuan dalam pelaksanaan sectio caesarea


(Utomo and McDonald, 2009). Mengacu
Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa pada WHO, Indonesia mempunyai kriteria
latin caedere yang berarti memotong atau angka sectio caesarea standar antara 15 - 20%
menyayat. Dalam ilmu obstetrik, istilah tersebut untuk RS rujukan. Angka itu dipakai juga
mengacu pada tindakan pembedahan yang untuk pertimbangan akreditisasi Rumah Sakit
bertujuan melahirkan bayi dengan membuka (Gondo, 2010). Di Indonesia, meskipun survei
dinding perut dan rahim ibu (Todman, 2007; Demografi dan Kese-hatan tahun 1997 dan
Lia et.al, 2010). tahun 2002-2003 mencatat angka persalinan
Persalinan dengan operasi sectio caesarea bedah sectio caesarea secara nasional hanya
ditujukan untuk indikasi medis tertentu, yang berjumlah kurang lebih 4 % dari jumlah total
terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi persalinan, berbagai survei dan penelitian
untuk bayi. Persalinan sectio caesaria atau lain menemukan bahwa presentase persalinan
bedah caesar harus dipahami sebagai alternatif sectio caesarea pada rumah sakit-rumah sakit
persalinan ketika dilakukan persalinan secara di kota besar seperti Jakarta dan Bali berada
normal tidak bisa lagi (Patricia, 2005; Irwan, jauh di atas angka tersebut. Secara umum
2009; Lang, 2011). Meskipun 90% persalinan jumlah persalinan sectio caesarea di rumah
termasuk kategori normal atau tanpa komplikasi sakit pemerintah adalah sekitar 20-25 % dari
persalinan, namun apabila terjadi komplikasi total persalinan, sedangkan di rumah sakit
maka penanganan selalu berpegang teguh pada swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30-
prioritas keselamatan ibu dan bayi. Operasi 80 % dari total persalinan.
sectio caesarea ini merupakan pilihan persalinan Sistem rujukan di Indonesia menjadikan
yang terakhir setelah dipertimbangkan rumah sakit (RS) kabupaten sebagai RS rujukan
cara-cara persalinan pervaginam tidak la- sekunder, yang memiliki berbagai fungsi
yak untuk dikerjakan (Akhmad, 2008; Asamoah pelayanan obstetri. Di Kecamatan Gemolong
et.al., 2011). terdapat 2 Rumah Sakit swasta yaitu RSI Assalam
Angka persalinan melalui sectio caesarea dan RSUI YAKSSI dan juga merupakan rumah
di Amerika Serikat telah meningkat empat kali sakit rujukan di daerah tersebut. Selain 2 buah
lipat, dari 5,5 per 100 kelahiran pada tahun rumah sakit, di kecamatan Gemolong juga
1970 menjadi 22,7 per 100 kelahiran pada tahun terdapat 2 buah puskesmas sebagai pelayanan
1985. Insidensi operasi sectio caesarea dalam kesehatan tingkat dasar yaitu Puskesmas
masing-masing unit obstetrik bergantung pada Gemolong I dan Puskesmas Gemolong II,
populasi pasien dan sikap dokter. Sekarang dimana Puskesmas Gemolong I dalam jangka
ini angkanya berkisar antara 10 sampai 40 pendek akan berdiri sendiri menjadi Rumah
persen dari semua kelahiran, karena sectio Sakit Umum Daerah Gemolong. Pada umum-
caesarea telah ikut mengurangi angka kematian nya persalinan di kecamatan Gemolong hanya
perinatal. Angka persalinan sectio caesarea ditangani oleh bidan desa, tetapi hanya untuk
yang ada sebenarnya terlalu tinggi sehingga ada persalinan normal. Jika terdapat persalinan
berbagai upaya untuk menguranginya karena tidak normal misalnya memerlukan operai
meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu sectio caesarea, ibu di rujuk ke Rumah Sakit
(Ensor et al., 2010). Pada kasus sectio caesarea terdekat. Salah satu Rumah Sakit Rujukan untuk
angka mortalitas dua kali angka pada pelahiran persalinan yang bermasalah di Gemolong dan
pervaginam, disamping itu angka morbiditas sekitarnya adalah RSUI YAKSSI, karena Rumah
yang terjadi akibat infeksi, kehilangan darah, Sakit tersebut paling besar selain RSI Assalam.
dan kerusakan organ internal lebih tinggi pada Sehingga persalinan yang ada di RSUI YAKSSI
persalinan sectio caesarea (Kulas, 2008). rata-rata adalah rujukan dari persalinan
Di Indonesia sudah ada peraturan yang yang bermasalah termasuk persalinan sectio
menerangkan tentang kriteria standar agar caesarea, dan angka persalinan sectio caesarea
persalinan sectio caesarea dapat dilakukan. di sini cukup tinggi.
Walaupun belum membahas secara mendetail Data yang didapatkan dari RSI YAKSSI
namun peraturan tersebut dapat dijadikan Gemolong Kabupaten Sragen menunjukkan

15
Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

kasus persalinan sectio caesarea pada tahun 2008 Responden yang tidak bekerja berjumlah
menunjukkan prosentase sebesar 60,52 % dari 27 orang (45%). Sedangkan frekuensi paing
694 persalinan yaitu sebanyak 420 persalinan rendah, responden dengan jenis pekerjaan PNS
sectio caesarea. Kemudian pada tahun 2009 berjumlah 2 responden (3%).
jumlah persalinan sectio caesarea mening- Responden dikelompokkan menjadi
kat menjadi 66,91 % dari 792 persalinan yaitu dua yaitu responden rujukan berjumalh 54
sebanyak 530 persalinan sectio caesarea (RSI orang (90%). Sedangkan responden bukan
YAKSSI Gemolong, 2010). rujukan sejumlah 6 orang (10%). Sebagian
besar responden tidak mempunyai riwayat
obstetri yaitu berjumlah 40 responden (66,7%).
Metode Sedangkan responden dengan frekuensi terkecil
yaitu yang mempunyai riwayat bayi lahir mati
Penelitian ini termasuk penelitian studi yaitu sejumlah 2 responden (3,3%).
dengan pendekatan belah lintang. Dalam Indikasi persalinan Sectio Caesarea
penelitian belah lintang ini yang menjadi pada ibu-ibu yang melahirkan di Rumah Sakit
variabel bebas yaitu usia ibu, paritas, tinggi Umum Islam YAKSSI Gemolong Sragen tahun
badan ibu, jumlah pemeriksaan kehamilan, 2010 berkaitan dengan pre eklamsia, ketuban
riwayat obstetri ibu, kejadian ketuban pecah pecah dini, partus lama, partus macet, gawat
dini, riwayat penyakit hipertensi ibu, riwayat janin, pendarahan, letak sungsang, disproporsi
penyakit asma ibu, riwayat penyakit diabetes cephalo pelvik, bekas Sectio Caesarea. dengan
ibu. Sedangkan yang menjadi variabel terikat indikasi terbanyak pada ketuban pecah dini
yaitu persalinan sectio caesarea. Populasi dalam (16,7 %) dan partus lama (16,7 %).
penelitian ini adalah ibu yang melakukan Hasil penelitian didapat bahwa sebagian
persalinan di Rumah Sakit Islam YAKSSI besar responden mengalami tindakan
Gemolong Sragen pada tahun 2010. Sampel persalinan sectio caesarea yaitu dengan jumlah
dalam penelitian ini adalah pasien yang bersalin 47 res-ponden (78,3%). Sedangkan responden
di Rumah Sakit Islam YAKSSI Gemolong yang melahirkan dengan persa-linan tindakan
Kabupaten Sragen yang diambil pada pada sejumlah 13 responden (21,7%). Sebagian besar
bulan September tahun 2010 sampai besar usia responden beri-siko yaitu ≤20 th atau ≥ 35
sampel minimal terpenuhi yaitu sebanyak tahun yang berjumlah 40 responden (66,7%).
60 responden. Pemilihan sampel dilakukan Sedangkan sebanyak 20 responden (33,3%)
dengan cara consecutive sampling yaitu cara tidak berisiko berumur 19 - 34 tahun. Res-
pengambilan sampel anggota populasi yang ponden memiliki paritas 1 dan ≥ 4 terdapat 39
dilakukan sampai besar sampel penelitian responden (65%). Sedangkan responden yang
terpenuhi. memiliki paritas 2 dan 3 terdapat 21 responden
(35 %). Sebagian besar responden mempunyai
tinggi badan ≥ 145 cm yaitu dengan jumlah 58
Hasil dan Pembahasan responden (96,7%) dan responden dengan tinggi
badan ≤ 145 cm dengan jumlah 2 responden
Sebagian besar responden yang (3,3%). Berkaitan dengan jumlah pemeriksaan
melahirkan berumur ≥ 35 tahun yaitu sebanyak kehamilan responden, sebagian besar telah baik
29 res-ponden (48,3%). Sedangkan frekuensi dengan melakukan pemeriksaan kehamilan 3-4
paling rendah, responden dengan umur ≤ kali selama kehamilan yaitu dengan jumlah
20 tahun yaitu dengan jumlah 11 responden 57 responden (95,0%). Sedangkan responden
(18,3%). yang melakukan pemeriksaan kehamilan < 3
Tingkat pendidikan responden dengan kali selama kehamilan yaitu dengan jumlah 3
frekuensi yang terbanyak yaitu SMA dengan (5,0%).
jumlah 46 responden (76,6%). Sedangkan Hasil penelitian lainnya didapat bahwa
fre-kuensi paling rendah, responden dengan sebagian besar responden yang mempunyai
tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu riwayat obstetrik baik yaitu 40 responden
sejumlah 6 responden (10,0%). (66,7%). Sedangkan responden yang

16
Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

mempunyai riwayat obstetrik buruk terdapat 20 sectio caesarea dengan 47 responden yang
responden (3,3%). Kejadian ketuban pecah dini me-ngalaminya. Hal ini tentunya berdasarkan
sebagian besar tidak ada yaitu dengan jumlah alasan tertentu, yang pasti dengan tindakan
48 responden (80%) dan responden dengan persalinan operasi caesar tersebut dijadikan
dengan kejadian ketuban pecah dini berjumlah solusi yang terbaik untuk keselamatan ibu dan
12 responden (20%). bayi.
Data yang berkaitan dengan riwayat Sectio caesarea atau bedah sesar harus
penyakit responden didapatkan hasil sebagian dipahami sebagai alternatif persalinan ketika
besar responden tidak mempunyai riwayat jalan lahir normal tidak bisa lagi. Meskipun
Hipertensi yaitu 49 responden (81,7%). 90% persalinan termasuk kategori normal atau
Sedangkan responden yang mempunyai riwayat tanpa komplikasi persalinan, namun masih
hipertensi terdapat 11 responden (18,3%). bany-ak ibu- ibu memilih jalan operasi sectio
Responden yang tidak mempunyai caesarea dalam persalinannya. Apapun yang
riwayat penyakit asma lebih besar yaitu 52 menjadi kesulitan persalinan, penanganan
responden (86,7%). Dan sebagian besar selalu berpegang teguh pada prioritas
respoden mengalami anemia yaitu dengan keselamatan ibu dan bayi (Akhmad, 2008).
jumlah 36 responden (60%). Sedangkan Penyebab persalinan dengan bedah
responden yang tidak mengalami anemia caesar ini bisa karena masalah di pihak ibu
sejumlah 24 responden (40%). maupun bayi. Terdapat dua keputusan bedah
Dari hasil analisis statistik dengan sectio caesarea, pertama keputusan bedah sectio
menggunakan uji fisher dan chi square (x2), caesarea yang sudah didiagnosa sebelumnya.
perolehan nilai probabilitas (nilai p) penentuan Penyebabnya antara lain bayi sungsang,
CC (contingency cefficient), tingkat signifikansi sebagian kasus mulut tertutup plasenta, bayi
(α< 5%) maka dapat diketahui bahwa faktor- kembar, kehamilan pada usia lanjut, sesar
faktor yang berhubungan dengan persalinan sebelumnya, dan sebagainya. Kedua adalah
operasi sectio caesarea adalah usia ibu, Paritas, keputusan yang diambil tiba-tiba karena
dan kejadian anemia. Sedangkan faktor yang tuntutan kondisi darurat. Contoh kasus ini
tidak berhubungan dengan persalinan operasi antara lain, persalinan berkepanjangan, bayi
sectio caesarea adalah tinggi badan, jumlah belum lahir lebih dari 24 jam sejak ketuban
pemeriksaan kehamilan, kejadian Ketuban pecah, kontraksi terlalu lemah dan sebagainya
pecah dini, riwayat obstetri ibu, riwayat (Akhmad, 2008).
penyakit hipertensi, dan riwayat penyakit asma Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(lihat Tabel 1) usia ibu (≤20 tahun atau ≥35 tahun) lebih
Hasil penelitian yang menunjukkan ba- berisiko terhadap tindakan persalinan operasi
nyaknya kasus tindakan persalinan operasi sectio caesarea dibandingkan dengan ibu yang

Tabel 1. Hasil Analisis Bivariat Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Operasi
Sectio Caesarea

Faktor- Faktor nilai p cc


Usia Ibu 0,022 0,300
Paritas 0,006 0,420
Tinggi Badan Ibu 1,000 0,097
Jumlah Pemeriksaan Kehamilan 0,526 0,065
Riwayat Obstetri Ibu 0,186 0,196
Kejadian Ketuban Pecah Dini 1,000 0,061
Riwayat Penyakit Hipertensi Ibu 1,000 0,040
Riwayat Penyakit Asma Ibu 0,673 0,087
Kejadian Anemia 0,001 0,432

17
Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

berusia 21-34 tahun. Hal ini karena wanita persalinan yang dapat mengkibatkan kematian
dengan usia ≤20 tahun rahim dan panggul maternal. Paritas satu dan paritas tinggi
belum berkembang dengan baik, sehingga (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian
dapat menimbulkan kesulitan persalinan perdarahan pasca persalinan lebih tinggi. Pada
(Depkes RI, 2003). paritas yang rendah (paritas satu), ketidak
Dalam kenyataan masih banyak terjadi siapan ibu dalam menghadapi persalinan
perkawinan, kehamilan dan persalinan di luar yang pertama merupakan faktor penyebab
kurun waktu reproduksi yang sehat, terutama ketidak mampuan ibu hamil dalam menangani
pada usia muda. Risiko kematian pada komplikasi yang terjadi selama kehamilan dan
kelompok usia di bawah 20 tahun dan pada persalinan.
kelompok usia di atas usia 35 tahun adalah 3 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kali lebih tinggi dari kelompok usia reproduksi tidak ada hubungan antara tinggi badan ibu
sehat (20-34 tahun). dengan persalinan operasi sectio caesarea pada
Kehamilan dan persalinan pada usia ibu-ibu yang melahirkan dengan persalinan
diatas 30 tahun mempunyai risiko yang operasi sectio caesarea di Rumah Sakit Islam
lebih besar pada kesehatan ibu dan bayinya. YAKSSI Gemolong Sragen.
Berdasarkan penelitian, kehamilan pada Dari hasil penelitian dapat diketahui
usia ini mempunyai risiko lebih tinggi untuk bahwa sebagian besar responden memiliki
mempunyai anak sindroma down, yakni 1: tinggi badan ≥ 145 cm, sehingga kasus
23/30 kelahiran. Mereka juga mempunyai persalinan operasi sectio caesarea jarang
risiko bersalin dengan anak dengan kromosom ditemukan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
abnormal, yakni 1: 15/20 kelahiran (Akhmad, teori Rustam Mochtar yang menyebutkan
2008). bahwa wanita yang memiliki tinggi badan ≤
Ibu hamil setelah usia 40 tahunan masih 145 cm berpotensi memiliki panggul sempit
bisa sukses untuk mengandung secara normal. dan berisiko mengalami tindakan persalinan
Tetapi, kualitas telur yang akan dibuahi buruk operasi sectio caesarea.
dan itu menjadi masalah pada pembuahan. Ibu Berdasarkan hasil penelitian diketahui
hamil setelah usia 40 tahun jaga lebih mudah bahwa tidak ada hubungan antara jumlah
lelah. Mereka mempunyai risiko keguguran pemeriksaan kehamilan dengan persalinan
lebih besar, bersalin dengan alat bantu, seperti operasi sectio caesarea pada ibu-ibu yang
dengan forcep atu operasi caesar (Akhmad, melahirkan dengan persalinan operasi sectio
2008). caesarea di Rumah Sakit Islam YAKSSI
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gemolong Sragen.
ada hubungan antara paritas ibu dengan Hasil penelitian ini sesuai dengan
persalinan operasi sectio caesarea pada ibu-ibu teori yang menyebutkan bahwa ibu yang
yang melahirkan di Rumah Sakit Islam YAKSSI jarang memeriksakan kehamilannya tidak
Gemolong Sragen dengan nilai contingency bisa untuk mendiagnosa secara dini adanya
coefficient sebesar 0,420, yang artinya tingkat kelainan atau komplikasi baik saat kehamilan
keeratan hubungan paritas ibu dengan atau persalinan semakin meningkat. Masih
persalinan operasi sectio caesarea adalah rendahnya kesadaran ibu-ibu hamil untuk
cukup kuat. Hal ini sesuai dengan teori yang memeriksakan kehamilannya, menyebabkan
menyatakan bahwa seorang ibu yang sering faktor-faktor penyebab komplikasi kehamilan
melahirkan mempunyai risiko mengalami yang sesungguhnya dapat dicegah, diperbaiki,
komplikasi persalinan pada kehamilan serta di-obati tidak segera dapat ditangani.
berikutnya apabila tidak memperhatikan Komplikasi kehamilan nantinya menyebabkan
kebutuhan nutrisi. Jumlah paritas lebih dari penyulit persalinan jika tidak segera ditangani,
4 keadaan rahim biasanya sudah lemah. Hal salah satu risiko persalinan dengan sectio
ini dapat menimbulkan persalinan lama dan caesarea .
perdarahan saat kehamilan (Depkes RI, 2003). Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Paritas 2-3 merupakan paritas paling bahwa responden yang mempunyai riwayat
aman ditinjau dari sudut perdarahan paska obstetri baik yaitu ada 40 responden (66,7%).

18
Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan pada ibu, janin, maupun bayi yang dilahirkan.
dengan responden yang mempunyai riwayat Wanita hamil dengan hipertensi menunjukkan
obstetri buruk yaitu terdapat 20 responden peninggian risiko terjadinya komplikasi,
(33,3%). Berdasarkan uji fisher diperoleh nilai sedangkan janin yang dikandung berisiko
p= 0,186 atau dapat dikatakan bahwa tidak tinggi terkena hambatan pertumbuhan.
ada hubungan antara riwayat obstetri dengan Bila sejak awal kehamilan tekanan darah
tindakan persalinan operasi caesar pada ibu- ibu hamil sudah tinggi, berarti ibu hamil harus
ibu yang melahirkan dengan persalinan operasi berhati-hati dengan pola makannya. Garam
sectio caesarea di Rumah Sakit Islam YAKSSI menyebabkan retesi atau tertahannya air secara
Gemolong Sragen. berlebihan di dalam tubuh. Hal ini berlaku pula
Seorang wanita yang pernah melahirkan jika pada masa kehamilannya tiba-tiba tekanan
bayi prematur, memiliki risiko yang lebih darah meningkat. Umumnya, kondisi ini diawali
tinggi pada kehamilan berikutnya. Jika seorang dengan pembengkakan pada pergelangan kaki
wanita pernah mengalami pre-eklampsia, dan tangan akibat peningkatan cairan tubuh
kemungkinan akan mengalaminya lagi pada (Akhmad, 2008).
kehamilan berikutnya dan persalinannya risiko Berdasarkan hasil penelitian diketahui
sectio caesarea, terutama jika di luar kehamilan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat
dia menderita tekanan darah tinggi menahun. asma dengan tindakan persalinan operasi sectio
Berdasarkan hasil penelitian diketahui caesarea pada ibu-ibu yang melahirkan dengan
bahwa responden yang tidak mengalami tindakan persalinan operasi caesar di Rumah
ketuban pecah dini yaitu ada 48 responden Sakit Islam YAKSSI Gemolong Sragen. Hasil
(80%). Jumlah tersebut lebih besar jika penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
dibandingkan dengan responden yang Shiliang Liu yaitu ibu hamil yang mempunyai
mengalami ketuban pecah dini yaitu terdapat penyakit asma akan mempunyai risiko
12 responden (20%). Berdasarkan uji fisher tinggi, karena akan menyebabkan komplikasi
diperoleh nilai p 1,000 atau dapat dikatakan kehamilan berupa pre-eklamsia, kematian
bahwa tidak ada hubu-ngan antara kejadian perinatal, prematur, berat lahir rendah,
ketuban pecah dini dengan persalinan operasi hipertensi, bayi besar, dan persalinan sectio
sectio caesarea pada ibu-ibu yang melahirkan caesarea.
dengan persalinan operasi sectio caesarea di Berdasarkan penelitian diketahui bahwa
Rumah Sakit Islam YAKSSI Gemolong Sragen. ada hubungan antara kejadian anemia dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa persalinan operasi sectio caesarea pada ibu-ibu
risiko ketuban pecah dini pada ibu hamil yang melahirkan di Rumah Sakit Islam YAKSSI
bukan saja terjadi korioamnionitis, tetapi juga Gemolong Sragen dengan nilai contingency
kemungkinan gagalnya induksi bila terdapat coefficient (CC) sebesar 0,432, yang artinya
serviks yang tak baik, sehingga mengakibatkan tingkat keeratan hubungan antara usia ibu saat
dilakukan persalinan operasi sectio caesarea. bersalin dengan kejadian operasi sectio caesarea
Penyebab terjadinya ketuban pecah adalah cukup kuat.
dini adalah multiparitas, hidramnion, letak Anemia adalah masalah kesehatan
sungsang, disproporsi cefalopelvik, kehamilan dengan prevalensi tertinggi pada wanita
ganda, dan pendular abdomen (perut gantung). hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian diketahui di Indonesia adalah 70 %. Pada trimester
bahwa tidak ada hubungan antara riwayat pe- pertama kehamilan, zat besiyang dibutuhkan
nyakit hipertensi dengan tindakan persalinan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan
operasi caesar pada ibu-ibu yang melahirkan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak
dengan persalinan operasi sectio caesarea di trimester kedua hingga ketiga, volume darah
Rumah Sakit Islam YAKSSI Gemolong Sragen. dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35
Hipertensi (tekanan darah tinggi) %, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
bisa dijumpai pada wanita hamil. Penyakit memproduksi sel-sel darah merah. Sedangkan
tersebut hingga kini masih menjadi penyebab saat melahirkan, wanita hamil butuh zat
tingginya angka kesakitan dan kematian baik besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat

19
Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

kebutuhan kondisi tidak hamil. pimpinan Rumah Sakit Islam YAKSSI


Anemia pada kehamilan biasanya Gemolong Sragen atas ijin dan fasilitas yang
disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat diberikan sehingga penelitian ini dapat
besi untuk pertumbuhan janin, selain itu pola berlangsung.
makan ibu yang terganggu akibat mual pada
kehamilan sehingga menyebabkan asupan zat
besi ibu berkurang. Kondisi anemia pada ibu Daftar Pustaka
hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap
Akhmad, S.A. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan,
ibu dan anak dalam kandungan, antara lain
Persalinan, dan Perawatan Bayi. Jogjakarta:
meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir DIGLOSSIA MEDIA
rendah, keguguran, kelahiran premature dan Asamoah, et.al.. 2011. Distribution of Causes
kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Hasil of Maternal Mortality among Different
survey menunjukkan bahwa prevalensi anemia Socio-demographic Groups in Ghana; A
pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 Descriptive Study. BMC Public Health, 11:
persen, dan pada ibu nifas 45%. Sedangkan 159
prevalensi wanita usia subur (WUS) menderita Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman
KEK pada tahun 2002 adalah 17,6%. Tidak Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
jarang kondisi anemia pada ibu hamil menjadi Ibu, dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Depkes
RI
penyebab utama terjadinya perdarahan, partus
Ensor, T., Cooper, S., Davidson, L, Fitzmaurice,
lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor A. and Graham, W.J. 2010. The Impact of
kematian utama ibu. Economic Recession on Maternal, and Infant
Dampak kekurangan zat besi pada Mortality: Lessons from History. BMC Public
wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka Health, 10: 727
kesakitan dan kematian maternal, peningkatan Gondo, H.K. 2010. Pro I Operasi Sectio Caesarea
angka kesakitan dan kematian janin, serta di SMF Obstetri, dan Ginekologi RSUP
peningkatan terjadinya berat badan lahir Sanglah, Denpasar Bali Tahun 2001, dan
rendah. Penyebab utama kematian maternal 2006. CDK. 37 (2)
antara lain adalah perdarahan pasca partum Irwan B. 2009. Prevalensi Dan Determinan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil di Perkampungan
(disamping eklampsi dan penyakit infeksi) dan
Nelayan (Studi Kasus di Kelurahan
plasenta previa yang kesemuanya berpangkal Mangkang Wetan Semarang). Jurnal Kemas,
pada anemia defisiensi. 4 (2): 159 - 169
Kulas, T. 2008. Modified Misgav Ladach Method
For Cesarean Section: Clinical Experience.
Penutup Gynecol Obstet Invest, 65(4):222-226
Lang, J. and Rothman, K.J. 2011. Field Test Results
Faktor-faktor yang berhubungan of The Motherhood Method to Measure
dengan persalinan operasi sectio caesarea di Maternal Mortality. Indian J Med Res, 133:
Rumah Sakit Islam YAKSSI Gemolong Sragen 64-69
Lia, X., Zhua, J., Dai, L., Li, M., Miao, L., Liang, J. and
adalah usia ibu, paritas, serta kejadian anemia.
Wang, Y. 2010. Trends in Maternal Mortality
Disarankan bagi : Bagi dokter, jika menemukan Due to Obstetric Hemorrhage in Urban, and
pasien ibu hamil yang memiliki risiko usia ≤ Rural China, 1996–2005. J. Perinat. Med. 39:
20 tahun atau ≥ 35 tahun, paritas 1 atau ≥ 4 35–41
anak, serta mengalami anemia saat hamil dapat Patricia, Faas - Fehervary. 2005. Caesarean Section
mulai diberi konseling untuk perencanaan On Demand: Influence of Personal Birth
persalinan dengan tindakan operasi sectio Experience and Working Environment
caesarea. Sedangkan bagi ibu yang memiliki On Attitude of German Gynaecologists.
risiko usia ≤ 20 tahun atau ≥ 35 tahun, paritas European Journal of Obstetrics and
1 atau ≥ 4 anak, serta mengalami anemia saat Gynecology Reproductive Biology, 122(2):
162-166
hamil supaya mempersiapkan diri untuk pe-
Todman D. 2007. A History of Caesarean Section:
rencanaan operasi sectio caesarea. From Ancient World to The Modern Era.
Terimakasih di sampaikan kepada Australian and New Zealand Journal of Obstet

20
Isti Mulyawati, Mahalul Azam, & Dina Nur Anggarini Ningrum / KEMAS 7 (1) (2011) 14-21

and Gynaecol, 47(5): 357-361 Reproductive Health in Indonesia: Contested


Utomo, I.D. and McDonald, P. 2009. Adolescent Values, and Policy Inaction. Studies In Family
Planning, 40(2): 133–146

21

Anda mungkin juga menyukai