Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Askeb IV patologi. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada
kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.....................................................................................................................
B. Tanda dan gejala............................................................................................................
C. Penyebab.......................................................................................................................
D. Diagnosa.......................................................................................................................
E. Rubella dalam kehamilan..............................................................................................
F. Pencegahan....................................................................................................................
G. Pemeriksaan..................................................................................................................
H. Terapi antivirus.............................................................................................................
I. Rubella pada ibu bersalin...............................................................................................
J. Rubella pada ibu nifas...................................................................................................
K. menajemen Asuhan Kebidanan varney pada Ibu Hamil dengan Rubella....................
L. Data fokus.....................................................................................................................
M. Analisa..........................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi virus Rubella merupakan penyakit ringan pada anak dan dewasa, tetapi
apabila terjadi pada ibu yang sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding
plasenta dan langsung menyerang janin. “Rubella” atau dikenal juga dengan nama
Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus
Virus ini dapat menular lewat udara. Selain itu Virus Rubella dapat ditularkan melalui
urin, kontak pernafasan, dan memiliki masa inkubasi 2-3 minggu. Penderita dapat
menularkan virus selama seminggu sebelum dan sesudah timbulnya “rash” (bercak
merah) pada kulit. “Rash Rubella” berwarna merah jambu, akan menghilang dalam 2-3
Sindroma rubella kongenital terjadi pada 25% atau lebih bayi yang lahir dari ibu
yang menderita rubella pada trimester pertama. Jika ibu menderita infeksi ini setelah
kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, jarang terjadi kelainan bawaan pada bayi.
Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir adalah tuli, katarak,
1.3. TUJUAN
PEMBAHASAN
2.1 RUBELLA
2.1.1 PENGERTIAN
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan suatu virus RNA
dari golongan Togavirus. Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan
mortalitas yang rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan,
kecacatan. Virus penyebab rubela atau campak Jerman ini bekerja dengan aktif khususnya
selama masa hamil. Akibat yang paling penting diingat adalah keguguran, lahir mati,
kelainan pada janin, dan aborsi terapeutik, yang terjadi jika infeksi rubela ini muncul
pada awal kehamilan, khususnya pada trimester pertama. Apabila seorang wanita
terinfeksi rubela selama trimester pertama, ia memiliki kemungkinan kurang lebih 52%
melahirkan bayi dengan sindrom rubela kongenital (CRS, Congenital Rubella Syndrome).
Angka tersebut akan meningkat menjadi 85%, jika ibu terinfeksi rubela pada usia
kehamilan kurang dari 8 minggu. Kelainan CRS yang paling sering muncul adalah
katarak, kelainan jantung, dan tuli. Kemungkinan lainnya adalah glaukoma, mikrosefalus,
dan kelainan lain, termasuk kelainan pada mata, telinga, jantung, otak, dan sistem saraf
pusat. Janin dengan CRS sering kali mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri dan
pascanatal. Infeksi rubela yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu jarang
menyebabkan kelainan.
2.1.2 TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda dan gejala rubella, terutama pada anak-anak, sering begitu ringan
sehingga sulit untuk dilihat. Jika tanda-tanda dan gejala yang terjadi, mereka biasanya
muncul antara dua dan tiga minggu setelah terpapar virus. Rubella biasanya berlangsung
1. Demam ringan dengan suhu 38,9 derajat Celcius atau lebih rendah Mengantuk
2. Sakit tenggorok
3. Ruam-berwarna merah terang atau pucat pada hari pertama atau kedua, menyebar
dengan cepat dari wajah ke seluruh tubuh, dan menghilang dengan cepat pula.
5. Sakit kepala
2.1.3 PENYEBAB
Virus yang ditularkan melalui kontak udara maupun kontak badan. Virus ini bisa
menyerang usia anak dan dewasa muda. Pada ibu hamil bisa mengakibatkan bayi lahir
tuli. Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal melalui
nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11 sampai
14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir 60 % pasien akan timbul ruam. Penyebaran
virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya
terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia maternal terjadi saat
replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung kemampuan virus untuk masuk
dalam barier bayi-bayi lain, disamping bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan
2.1.4 DIAGNOSA
pemeriksaan darah di laboratorium dengan melihat kadar antibodi IgG dan IgM-nya
terhadap rubela. Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. IgM akan cepat
memberi respon setelah keluar ruam dan kemudian akan menurun dan hilang dalam
waktu 4 – 8 minggu, IgG juga memberikan respon setelah keluar ruam dan tetap tinggi
selama hidup.
hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody dari dua serum yang diperoleh dua kali
selang waktu 2 minggu atau setelah adanya IgM. Diagnosa Rubella juga dapat ditegakkan
melalui biakan dan isolasi virus pada fase akut. Ditemukannya IgM dalam darah talipusat
atau IgG pada neonatus atau bayi 6 bulan mendukung diagnosa infeksi Rubella.
2.2 RUBELLA PADA KEHAMILAN
2.2.1 DEFINISI
tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan ibu hamil dapat atau tidak memperlihatkan adanya
gejala penyakit. Derajat penyakit terhadap ibu tidak berdampak terhadap resiko infeksi
janin. Infeksi yang terjadi pada trimester I memberikan dampak besar terhadap janin.
Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat
menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan
maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester
pertama maka risikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and
Gynecologists, 1981).
Bila ibu hamil yang belum kebal terserang virus Rubella saat hamil kurang dari 4
bulan, akan terjadi berbagai cacat berat pada janin. Sebagian besar bayi akan mengalami
katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran, bocor jantung, bahkan kerusakan otak.
Infeksi Rubella pada kehamilan dapaT menyebabkan keguguran, bayi lahir mati atau
gangguan terhadap janin Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yang mengalami Rubella
tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulang ngilu, kelenjar belakang
telinga membesar dan agak nyeri. Setelah 1-2 hari muncul bercak-bercak merah seluruh
tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Tidak semua janin akan
tertular. Jika ibu hamil terinfeksi saat usia kehamilannya < 12 minggu maka risiko janin
tertular 80-90 persen. Jika infeksi dialami ibu saat usia kehamilan 15-30 minggu, maka
usia kehamilan > 36 minggu. Untungnya, Sindrom Rubella Kongenital biasanya terjadi
hanya bila ibu terinfeksi pada saat umur kehamilan masih kurang dari 4 bulan. Bila sudah
lewat 5 bulan, jarang sekali terjadi infeksi. Di samping itu, bayi juga berisiko lebih besar
untuk terkena diabetes melitus, gangguan tiroid, gangguan pencernaan dan gangguan
syaraf.
2.2.1 PENCEGAHAN
Vaksinasi sejak kecil atau sebelum hamil. Untuk perlindungan terhadap serangan
virus Rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang sekaligus
digunakan untuk mencegah infeksi campak dan gondongan, dikenal sebagai vaksin MMR
(Mumps, Measles, Rubella).Vaksin Rubella diberikan pada usia 15 bulan. Setelah itu
harus mendapat ulangan pada umur 4-6 tahun. Bila belum mendapat ulangan pada umur
4-6 tahun, harus tetap diberikan umur 11-12 tahun, bahkan sampai remaja. Vaksin tidak
Deteksi status kekebalan tubuh sebelum hamil. Sebelum hamil sebaiknya memeriksa
kekebalan tubuh terhadap Rubella, seperti juga terhadap infeksi TORCH lainnya.
Jika anti-Rubella IgG saja yang positif, berarti Anda pernah terinfeksi atau sudah
divaksinasi terhadap Rubella. Anda tidak mungkin terkena Rubella lagi, dan janin 100%
aman. Jika anti-Rubella IgM saja yang positif atau anti-Rubella IgM dan anti-Rubella IgG
positif, berarti anda baru terinfeksi Rubella atau baru divaksinasi terhadap Rubella.
Dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan sampai IgM menjadi negatif,
Jika anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgM negatif berarti anda tidak mempunyai
kekebalan terhadap Rubella. Bila anda belum hamil, dokter akan memberikan vaksin
Rubella dan menunda kehamilan selama 3-6 bulan. Bila anda tidak bisa mendapat vaksin,
tidak mau menunda kehamilan atau sudah hamil, yang dapat dikerjakan adalah mencegah
anda terkena Rubella. Bila sudah hamil padahal belum kebal, terpaksa berusaha
menghindari tertular Rubella dengan cara berikut: Jangan mendekati orang sakit demam
Jangan pergi ke tempat banyak anak berkumpul, misalnya Playgroup sekolah TK dan SD.
Jangan pergi ke tempat penitipan anak Sayangnya, hal ini tidak dapat 100% dilaksanakan
karena situasi atau karena orang lain yang terjangkit Rubella belum tentu menunjukkan
gejala demam. Kekebalan terhadap Rubella diperiksa ulang lagi umur 17-20 minggu. Bila
ibu hamil mengalami Rubella, periksalah darah apa benar terkena Rubella. Bila ibu
sedang hamil mengalami demam disertai bintik-bintik merah, pastikan apakah benar
Rubella dengan memeriksa IgG danIgM Rubella setelah 1 minggu. Bila IgM positif,
berarti benar infeksi Rubella baru. Bila ibu hamil mengalami Rubella, pastikan apakah
janin tertular atau tidak Untuk memastikan apakah janin terinfeksi atau tidak maka
dilakukan pendeteksian virus Rubella dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction).
Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban (cairan amnion). Pengambilan sampel air
ketuban harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan & kebidanan, dan baru dapat
Pemeriksaan rubella harus dikerjakan pada semua pasien hamil dengan mengukur
IgG . Mereka yang non-imune harus memperoleh vaksinasi pada masa pasca persalinan.
Tindak lanjut pemeriksaan kadar rubella harus dilakukan oleh karena 20% yang
antibodi dengan baik. Infeksi rubella tidak merupakan kontra indikasi pemberian ASI
Tidak ada terapi khusus terhadap infeksi Rubella dan pemberian profilaksis
dengan gamma globulin pasca paparan tidak dianjurkan oleh karena tidak memberi
pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan
untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum
IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu
1. Acyclovir adalah anti virus yang digunakan secara luas dalam kehamilan
2. Acyclovir diperlukan untuk terapi infkesi primer herpes simplek atau virus varicella
4. Obat antivirus lain yang masih belum diketahui keamanannya selama kehamilan :
2.3.1 Penyebab
Adanya kuman yang masuk semisal karena dilakukan pemeriksaan dalam tanpa
keadaan yang steril, juga akibatketuban pecah dini sebelum proses persalinan.
Suhu tubuh ibu panas, detak jantung janin cepat, begitu pula dengan detak jantung
ibu, air ketuban hijau kental dan berbau. Hal ini bisa membahayakan kondisi ibu dan
2.3.3 Penanganan
Jika ditemukan keadaan sangat gawat, bayi harus segera dilahirkan. Tentunya tergantung
kondisi ibu saat itu. Jika sudah waktunya mendekati persalinan, dilakukan tindakan
vakum atau forsep. Jika masih jauh waktunya dari persalinan, akan dilakukan operasi
meski dengan risiko bayi lahir prematur. Masalah operasi ini memang masih
kontroversial. ada kontroversi. Jika dalam keadaan infeksi dilakukan operasi, luka pada
tubuh ibu bisa memicu terjadinya sepsis. Namun jika bayi tak dikeluarkan segera, akan
2.3.4 Pencegahan
Proses persalinan dilakukan dengan cara dan peralatan yang steril mungkin, serta
2.4.1 Penyebab
Kuman bakteri Infeksi sesudah persalinan dapat ditemui pada endometrium atau
lapisan dalam rahim. Infeksi dapat terjadi bila pertolongan persalinan tidak steril; kondisi
daya tahan tubuh menurun sehingga kuman yang tadinya tidak menimbulkan penyakit
jadi menimbulkan penyakit; banyaknya luka terbuka di rahim akibat lepasnya plasenta,
sehingga bila ada satu dua kuman yang masuk ke dalam luka tersebut menimbulkan
infeksi.
Tergantung keganasan kumannya serta masa inkubasi. Bisa dalam hitungan jam atau
hari. Gejalanya ada reaksi radang seperti suhu tubuh naik (panas tinggi) dan badan terasa
nyeri, menggigil, nafsu makan menurun. Pada hari kedua mungkin timbul perlawanan
antibodi-antigen. Kemudian keluarlah nanah yang berbau dari vagina/jalan lahir. Jika
berlanjut, kuman bisa masuk dalam aliran darah dan terjadi sepsis sehingga harapan
2.4.3 Diagnosis
Ditegakkan berdasar gejala klinis pada ibu masa nifas, yaitu panas tinggi, lokhia
2.4.4 Pengobatan
Persalinan diupayakan dengan cara sesteril mungkin. Dianjurkan pula ibu hamil untuk
imunisasi terutama tetanus guna perlindungan saat pemotongan tali pusat dengan bayi.
obatan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi. Meski ada juga dokter yang tidak
persalinan adalah alami dan dapat sembuh sendiri. Selain itu, penggunaan antibiotika
ibu hamil G1P0A0H0 hamil 16-18 minggu intra uterin janin tunggal hidup, ku ibu kurang
baik ibu tampak lemas dan terdapat bercak raum merah di kulit, suhu badan ibu 38 C.
DATA FOKUS
1 Demam. Karena terjadi infeksi pada ibu yang mengakibatkan ibu tersebut demam
2 Sakit kepala. Suhu tubuh yang terlalu tinggi dan juga virus rubella yang telah
terjadinya masa inkubinasi menyebabkan gejala semakin berat sehingga ibu sekit
kepala.
3 Hidung tersumbat atau beringus.
4 Tidak nafsu makan dan mual.
5 Iritasi ringan pada mata.
6 Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher.
7 Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu
menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-4
hari. Karena penyakit ini ditularkan melalui pernapasan orang yang terinfeksi
Rubella, sama seperti penularan virus influenza. Selanjutnya virus ini akan beredar
dalam pembuluh darah ke seluruh tubuh sekitar 5-7 hari sejak masuk pertama kali.
Sejak awal terkena virus ini, gejala ruam akan timbul sekitar 14 hari kemudian. Jadi
masa inkubasinya adalah sekitar dua minggu. Ruam Ruam rubela bermacam-macam
bentuknya. Ruam menetap selama 2 sampai 3 hari dalam pola yang disebut
kaledidoskopik karena perubahan bentuknya. Mula- mula makula merah muda yang
ireguler (biasanya dalam 24 jam) timbul di leher, badan, lengan dan akhirnya di kaki.
Pada hari berikutnya lesi ini menyatu, membentuk komponen makulopapular dan
menjadi skar; atiniformis. Muka sering bebas ruam pada saat ruam penuh sampai
tungkai bawah. Jarang terjadi deskuamas. – Demam (39 C-39C
8 Poliartralgia dan poliartritis (khas untuk wanita). Keluhan yang paling khas
muncul dengan ruam atau dalam beberapa hari setelah serangan ruam. Sendi yang
dikenai sering simetris bisa berkisar mulai dari kaku waktu pagi sampai keluhan
artritis yang diti dengan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan. Manifestasi sendi
pada rubela bersifat sementara dan tidak menimbulkan kerusakan sendi.
ANALISA
dari data di atas ibu menunjukkan gejala-gejala yang serius, apabila terjadi pada ibu yang
sedang mengandung virus ini dapat menembus dinding plasenta dan langsung menyerang
janin. Virus ini sampai kepada janin melalui ibu, melewati tiga cara:
Cacat panca indera apa saja yang bisa terjadi pada janin di dalam kandungan? Infeksi
virus Rubella pada ibu hamil biasanya akan mempengaruhi janin yang dikandungan,
sedangkan tingkat keparahan berbeda-beda untuk tiap trimester.
Bila mengenai saat usia kehamilan di bawah 20 bulan, bayi akan lahir dengan keadaan
yang disebut Congenital Rubella Syndrome (CRS) atau sindrom cacat bawaan karena
rubella. Risiko ini meningkat dengan semakin mudanya usia kehamilan.
Misalkan, bila terkena pada trimester (tiga bulanan) awal, risikonya adalah 90% terkena
cacat bawaan. Bila terkena pada trimester kedua, risiko sebesar 20%. Risiko akan
mendekati minimal bila terinfeksi pada trimester ketiga atau trimester akhir kehamilan.
Bila menginfeksi pada trimester (tiga bulan) pertama, risiko keguguran akan meningkat
sampai 20%.
Perencanaa;
1. Bila anda belum hamil, dokter akan memberikan vaksin Rubella dan menunda
kehamilan selama 3-6 bulan, dan apa bila ibu yang sedang hamil Terapi Antivirus
2. Beristirahatlah sebanyak mungkin.
3. Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
4. Mengurangi nyeri dan demam. Penderita dapat mengonsumsi parasetamol atau
ibuprofen untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri pada sendi.
5. Memberitahu keluarga untuk merujuk ibu ke RS untuk mendapatkan penangan
penyakit Rubella dengan segera.
EVALUASI
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Infeksi Rubella pada kehamilan dapaT menyebabkan keguguran, bayi lahir mati
atau gangguan terhadap janin.Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yang mengalami
Rubella tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulang ngilu, kelenjar
belakang telinga membesar dan agak nyeri. Setelah 1-2 hari muncul bercak-bercak merah
Sedangkan dalam persalinan terjadi akibat adanya kuman yang masuk karena
dilakukan pemeriksaan dalam tanpa keadaan yang steril, juga akibat ketuban pecah dini
sebelum proses persalinan. Selain itu Kuman bakteri Infeksi sesudah persalinan dapat
ditemui juga pada endometrium atau lapisan dalam rahim . Infeksi dapat terjadi bila
3.2 SARAN
Bidan di harapkan dapat mendeteksi sedini mungkin adanya tanda dan gejala yang
mengarah ke Rubella terutama pada ibu tersebut hamil, supaya ibu tidak terlambat dalam
mendapatkan penanganan.
DAFTAR PUSTAKA