Anda di halaman 1dari 45

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Umum Pelvis (General Anatomy of the Pelvis)

Istilah "pelvis" dalam penggunaan zaman modern ini digunakan untuk

menggambarkan daerah tubuh yang longgar di mana batang bertemu anggota

tubuh bagian bawah. Istilah ini juga diterapkan pada cincin tulang yang

dibentuk oleh sakrum, tulang ekor, dan dua tulang pinggul: struktur ini

kadang-kadang disebut sebagai "bony pelvis (tulang panggul)". Akhirnya,

istilah ini dapat menggambarkan rongga yang tertutup oleh tulang panggul,

yang juga disebut "pelvic cavity (rongga panggul)" (Applegate, Edith J,

1991).

Gambar 2.1. (A) Pelvis wanita (B) Pelvis pria


( Ballinger, 2003)

Tulang pelvis menutupi rongga berbentuk corong atau cekungan yang

merupakan bagian inferior dari rongga abdominopelvis yang lebih besar.

Rongga pelvis dibagi menjadi pelvis major (false pelvis) dan pelvis minor

(true pelvis). Rongga pelvis mayor adalah ruang antara fossa illiac, dan batas

inferiornya ditentukan oleh pinggiran panggul (pelvic brim). Ini dianggap

4
5

sebagai bagian dari rongga abdomen dan juga mengandung bagian viscera

abdomen, seperti bagian dari usus kecil dan colon sigmoid. Illiac crest adalah

titik pemisah yang sangat jelas pada bagian transversal sehingga pelvis major

dimasukkan dalam diskusi panggul daripada di perut. Pelvis minor adalah

ruang yang berada di bawah pelvic brim dan tertutup oleh sacrum, ischium,

pubis, dan bagian panggul ilium. Ini berisi kandung kemih, rektum, dan organ

reproduksi internal, serta bagian-bagian dari saluran usus yang mengalami

mobile intestine yang dapat dianalisa.

Gambar 2.2. Gambaran AP Pelvis dan transversal (T) pintu atas


panggul (Cunningham, et al. Williams Obstetrics, 23rd)

2.1.1. Tulang Panggul (Bones of the Pelvis)

Kerangka tulang panggul disebut “bony pelvis” dan dibentuk oleh

sakrum (sacrum), tulang ekor (coccyx), dan os coxae yang berpasangan

atau tulang pinggul (hip bones).

A. Sakrum (sacrum)

Sakrum dan tulang ekor membentuk bagian tengah garis

posterior tulang panggul, sakrum berfungsi untuk mentransmisikan

berat tubuh ke tulang pinggul dan kemudian ke ekstremitas bawah.


6

Biasanya, kelima vertebra sakral bergabung menjadi satu dan

membentuk segitiga, yang disebut sakrum, yang berartikulasi

dengan vertebra lumbar kelima pada bagia superiornya, tulang ekor

(coccyx) berada lebih rendah, dan tulang pinggul (hip bones) berada

pada sisi lateral. Sakrum tidak mengikuti vertebra lumbal kelima

dalam sebuah garis lurus sebaliknya, sakrum miring ke arah

posterior untuk membentuk sudut lumbosacral. Pada beberapa

individu, vertebra sakralis pertama tetap terpisah dari empat lainnya,

atau vertebra lumbar kelima dapat menyatu dengan sakrum. Kedua

kondisi tersebut menimbulkan ketegangan pada artikulasi

intervertebralis terdekat, dan ini dapat menyebabkan degenerasi

sendi dan dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.

C.

Gambar 2.3. (A) Anterior aspect sacrum dan coccyx (B)


Lateral aspect sacrum dan coccyx (C) Sagital section
sacrum ( Ballinger, 2003)
7

Ketika kelima sakral vertebra bergabung bersama, mereka

membentuk kelengkungan normal di mana permukaan anterior

panggul cekung. Secara anterior, batas atas vertebra sakralis pertama

membentuk sacral promontory, yang menandai bagian posterior

pelvic inlet, atau pelvic brim. Baik permukaan anterior dan posterior

sakrum memiliki dua baris empat lubang, atau bukaan, yang disebut

foramina sakral. Cabang-cabang saraf sakral melewati foramina

sakral. Pada permukaan posterior, antara foramina sakralis, prosesus

spinosus yang tidak begitu jelas dan menyatu membentuk median

crest. Vertebra sakral kelima tidak memiliki proses spinosus dan

lamina. Kekurangan dalam lengkungan saraf meninggalkan celah

garis tengah yang disebut sacral hiatus. Anestesi lokal dapat

disuntikkan melalui sacral hiatus. Ini disebut anestesi ekstradural,

epidural, atau kaudal. Di setiap sisi bagian atas sakrum ada

permukaan artikular yang agak besar untuk artikulasi dengan tulang

iliaka. Ini membentuk sendi sakroiliaka (sacroiliac joint). Koneksi

antara tulang semakin dikuatkan dengan ligamen interoseus yang

kuat yang bertindak sebagai tali untuk mengikat tulang-tulang.

Gambar 2.4. Transversal section sacrum


(Baliinger, 2003)
8

B. Tulang Ekor (Coccyx)

Bagian tulang belakang yang terletak paling inferior adalah

tulang ekor (coccyx). Biasanya terdiri dari empat vertebra dasar,

meskipun mungkin ada satu lebih atau satu yang lebih sedikit.

Vertebra di tulang ekor hanyalah potongan-potongan tulang tanpa

prosesus dan tanpa foramina. Tulang ekor tidak memberikan

dukungan untuk kolom vertebra, tetapi ia memberikan perlekatan

untuk sebagian otot gluteus maximus dan beberapa mukosa pada

dasar panggul. Di usia pertengahan , tulang-tulang tulang ekor

biasanya bersatu membentuk satu struktur. Tulang ekor bergabung

ke sakrum dengan tulang rawan. Saat melahirkan atau setelah jatuh,

sakrum dan tulang ekor dapat terpisah, yang menyebabkan rasa

sakit, terutama saat duduk.

C. Os Coxae

Os coxae (innominate) biasanya disebut tulang pinggul (hip

bones) . Setiap os coxa terdiri dari anilium, pubis, dan ischium. Pada

anak, ini adalah tiga tulang terpisah yang disatukan oleh tulang

rawan hialin. Setiap tulang memiliki pusat osifikasi sendiri di dalam

tulang rawan digantikan oleh tulang. Saat pubertas, hanya daerah

tulang rawan Y-Shaped kecil yang tersisa di acetabulum tempat

ketiga tulang bertemu. Pada akhir remaja, tidak ada osifikasi dan

ilium, iskium, dan pubis telah bergabung bersama dan membentuk

satu unit tunggal yang disebut os coxa.


9

A B

Gambar 2.5. (A) Anterior aspect of hip bone (B) Lateral aspect of
hip bone (Baliinger, 2003)

Tulang pinggul (hip bones) terdiri dari ilium, pubis dan ischium yang

bergabung bersama untuk membentuk acetabulum, soket berbentuk cangkir

yang berhubungan dengan caput femoralis. Ischium dan pubis mengelilingi

sebuah lubang yang disebut foramen obturator, yang arahnya lebih rendah.

Foramen ini ditutup oleh membran obturator untuk menunjang dan

mempertahankan organ visera yang terdapat pada rongga panggul pada

posisinya.

 Ilium

Ilium adalah yang tulang yang terbesar dari tiga tulang os coxae.

Bagian superior ilium permukaannya besar, melebar, seperti sayap yang

disebut ala. Aspek bagian dalam ala adalah fossa iliac, yang merupakan

asal dari otot iliacus. Crista Iliaca merupakan bagian paling superior dari

tulang pinggul, yang merupakan margin superior dari ala. Bagian crista

berakhir pada sisi anterior dan posterior dalam yang dikenal sebagai

superior dan inferior spina iliaca. Pada bagian posterior, ilium

berartikulasi dengan sakrum pada sacroiliac joint.


10

 Pubis

Bagian body dari dua tulang kemaluan (pubis) bertemu di garis

tengah anterior di symphisis pubis. Tepat di samping tubuh, membentuk

tuberkulum pubis , dan dari titik ini, ramus pubis superior memanjang ke

lateral dan bertemu dengan ilium. Permukaan panggul pada margin

bagian atas pubis tajam dan membentuk garis pectioneal, yang berlanjut

dengan garis arkuata ilium dan sacral promontory sebagai penanda

pelvic brim . Ramus pubis inferior memanjang dari dua tulang pubis

bertemu pada symphisis pubis untuk membentuk subpubic angle. Sudut

ini biasanya kurang dari 70 derajat pada pria dan lebih dari 80 derajat

pada wanita.

 Ischium

Bagian inferior dari os coxae dibentuk oleh ischium. Pada bagian

anterior, ramus ischium bertemu dengan ramus pubis inferior pada titik

yang tidak jelas , akibatnya: keduanya sering disebut bersama sebagai

ischiopubic. Perbatasan posteroinferior ischium dibentuk oleh daerah

yang besar dan kasar yang disebut ischial tuberosity. Tulang ischial yang

tajam dan runcing membagi ruang antara ischial tuberosity dan ilium

menjadi sciatic notch yang lebih kecil dan lebih besar. Sciatic notch yang

lebih kecil adalah antara ischial tuberosity dan ischial spine , sedangkan

sciatic notch yang lebih besar adalah antara ischial spine dengan ilium

dan sakrum, dan pada daerah ini diselimuti oleh otot-otot dan ligament.
11

2.1.2. Otot-otot pada Panggul (Musculature of the Pelvis)

Otot-otot dinding panggul secara fungsional berkaitan dengan

gerakan paha. Otot lain, seperti otot gluteal dan otot paha anterior, berada

di luar panggul tetapi terlihat dalam beberapa bagian di daerah panggul.

a. Otot-otot pada dinding false pelvis

Otot-otot di dinding panggul yang lebih besar atau false pelvis

sebenarnya adalah otot bagian abdominalis. Dua otot utama, yaitu

psoas dan iliacus, meluas ke seluruh daerah panggul sampai paha

anterior.

 Psoas merupakan otot panjang, berukuran tebal, berlanjut

dari abdomen ke panggul, dan ke paha, sampai ke ligamen

ingional, dimana pada bagian ini memasuki daerah lesser

trochanter dari tulang femur. Otot iliacus sebagai fleksor

paha yang kuat. Otot psoas dipersarafi oleh saraf Lumbalis.

 Iliacus sebagai otot yang berbentuk seperti kipas yang

berasal dari puncak dan fossa ilium. Di daerah panggul,

iliacus terletak di sepanjang sisi lateral otot psoas. Serat dari

otot iliacus tepasang pada bagian tendon psoas dan pada

tulang paha. Otot iliacus dan psoas tampak bergabung

menjadi satu otot, dan akibatnya, mereka memiliki hubungan

fungsional yang dekat. Kedua otot ini sering disebut dengan

otot iliopsoas. Ilicus dipersarafi oleh saraf femoralis.


12

b. Otot-otot pada dinding true pelvis

Sebagian besar permukaan bagian dalam tulang true pelvis

dilapisi dengan otot. Obturator internus dan piriformis dan otot

proncipal yang membentuk lapisan dan yang membentuk dinding dari

true pelvis.

 Obturator internus sebagai otot berbentuk kipas yang

menutupi sebagian besar dinding lateral true pelvis. Berasal

pada permukaan bagian dalam tulang panggul, melintasi

foramen obturator, menyelimuti permukaan ini dan kemudian

meninggalkan panggul melalui lesser notch , menjadi tendon

dan berbelok tajam dan mulai memasuki ke arah medial dari

greater trochanter. Obturator internus berfungsi untuk

memutar paha.

 Piriformis, terletak pada sebagian di dinding posterior true

pelvis dan sebagian ke arah eksternal dari pelvis , bagian

posterior pada sendi panggul (hip joint). Otot ini berasal dari

permukaan anterior sacrum, dan melewati bagian greater

trochanter dari tulang femur. Piriformis berkaitan dengan

pleksus saraf sakral, dan dipersarafi oleh saraf sakral. Berputar

dan menjauhi paha.


13

c. Otot-otot pada pelvic floor

Outlet Pelvis (aperture pelvis inferior) harus ditutup untuk

memberikan dukungan dan mempertahankan organ visera pelvic

pada posisinya. Lantai panggul mencakup semua struktur yang

berkontribusi pada hal ini, yaitu peritoneum, diafragma panggul, dan

diafragma urogenital. Struktur utama yang mempertahankan organ

visera panggul adalah diafragma panggul, dengan bentuk dasar otot

panggul. Diapghragma panggul adalah struktur seperti hammock yang

terutama terdiri dari dua otot, levator ani dan coccygeus. Di bawah

diafragma pelvis terdapat diafragma urogenital yang dibentuk oleh

jaringan ikat yang terletak di dalam sudut infrapubik antara rami

ischiopubic.

 Levator ani, merupakan salah satu dari dua otot yang

membentuk dasar panggul, levator ani yang lebih besar dan

lebih penting. Integritas dasar panggul tergantung pada fungsi

otot levator ani yang tepat. Pada wanita, otot ini sangat rentan

terhadap kerusakan, yang mengakibatkan dukungan

(penyokong) untuk organ viscera panggul melemah, Hal ini

dapat diikuti oleh inkontinensia urin dan prolaps uterus. Otot

levator ani berasal dari permukaan kemaluan pubis dan bagian

belakang ischium. Serat-serat berkumpul untuk memasukkan

pada tulang ekor. Beberapa serat bergabung dengan otot levator


14

ani di sisi yang berlawanan. Otot levator ania dipersarafi oleh

saraf pudendal.

 Coccygeus adalah otot yang lebih kecil dari dua otot yang

membentuk diafragma panggul. Asalnya dari bagian belakang

ischium, serat-serat menyebar keluar untuk membentuk

lembaran segitiga yang masuk ke dalam sakrum dan tulang ekor.

Cabang-cabang saraf pudendal mempersarafi otot coccygeus.

d. Otot ekstrapelvis terlihat pada bagian panggul

Banyak otot, seperti otot gluteal dan paha, berada di luar

panggul tetapi tampak jelas pada bagian-bagian panggul. Otot-otot ini

berhubungan dengan sendi pinggul dan pergerakan ekstremitas

bawah.

2.1.3. Pembuluh Darah pada Pelvis (Vasculature of the Pelvis)

Pada tingkat vertebra lumbar keempat, aorta abdominalis terbagi

menjadi common illiac artery kanan dan kiri. Pembuluh ini turun ke

pinggiran panggul, di mana pembuluh darah tersebut melewati sendi

sakroiliaka di tingkat pelvic brim antara vertebra lumbar kelima dan

sakrum. Di sini, common iliac artery terbagi menjadi arteri iliaka

eksternal dan internal. Arteri iliaka eksternal mengikuti di sekeliling

pinggiran pelvis, kemudian melewati bagian bawah ligamentum

inguinalis dan menjadi arteri femoralis, yang berlanjut menuju paha.

Memilki panjang 4 cm, arteri iliaka interna adalah pembuluh pendek


15

yang bercabang dan memiliki aliran yang deras. Cabang parietal

memasok darah ke dinding panggul dan cabang visceral memasok darah

ke organ panggul. Darah dialirkan dari pelvis utama oleh vena iliaka

internal dan cabang-cabangnya.

2.1.4. Persarafan pada Pelvis

Bagian-bagian saraf lumbar keempat dan kelima bersatu untuk

membentuk batang lumbosakral yang tebal dan seperti kabel, yang turun

secara miring ke atas sendi sacroiliac dan memasuki panggul. Di dalam

panggul, persimpangan batang lumbosakral dengan empat saraf sakral

pertama membentuk pleksus sakralis, yang terletak pada otot piriformis.

Dua belas saraf muncul dari pleksus sakral. Lima dari struktur pinggul

dan tujuh lainnya menuju ke bagian bokong dan ekstremitas bawah.

 Saraf siatik (Sciatic Nerve)

Salah satu saraf pleksus sakral, saraf skiatik adalah saraf

terbesar di tubuh. Saraf sciatic melewati greater sciatic notch

(foramen), memasuki daerah gluteal di batas bawah otot piriformis,

dan kemudian turun dalam kompartemen posterior paha dan semua

otot tungkai dan kaki. Karena lokasi ini, saraf skiatik mungkin

terluka jika terjadi dislokasi dan fraktur pinggul. Ini juga rentan

terhadap kerusakan, seperti ketika seseorang diberikan suntikan

intramuskuler ke bagian bokong.


16

 Saraf Pudendal (Pudendal Nerve)

Saraf lain dari pleksus sakralis, yang meninggalkan pelvis

melalui lesser sciatic notch (foramen) dan menyuplai bagian

perineum. Ini penting karena, di samping perineum, ia memasok

sfingter anal eksternal dan serat sensorik genitalia eksternal. Ini

adalah saraf yang akan dibius selama persalinan dan selama prosedur

bedah pada alat kelamin wanita.

 Saraf Obturator (Obturator Nerve)

Saraf Obturator tidak muncul dari pleksus sakral tetapi dari

pleksus saraf di perut. Memasuki panggul, berjalan di sepanjang

dinding panggul lateral, dan meninggalkan rongga panggul melalui

foramen obturator. Saraf obturator memasok eksterna obturator dan

otot adduktor paha. Ini juga bercabang ke sendi pinggul dan lutut. Ini

dekat dengan kelenjar getah bening panggul membuatnya rentan

terhadap cedera selama operasi untuk penyakit ganas di panggul.

Mungkin juga dipengaruhi oleh perubahan patologis di ovarium, yang

dekat dengan saraf. Karena saraf yang memasok sendi panggul dan

lutut: akibatnya, nyeri dari pinggul dapat dirujuk ke lutut, sehingga

sulit untuk menemukan penyebabnya.


17

2.1.5. Organ Viscera Pelvis

A. Gastrointestinal Organ

Bagian organ gastrointestinal yang berada pada rongga pelvis

adalah caecum, colon ascendent, colon descendent, colon sigmoid.

Organ –organ tersebut berada di dalam Pelvis mayor (false pelvis)

(Applegate, Edith J. 1991)

 Caecum.

Merupakan kantong yang terletak di bawah muara Ileum pada

usus besar. Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm.

Saekum terletak pada Fossa Iliaka kanan di atas setengah bagian

Lateralis Ligamentum Inguinale. Biasanya Saekum seluruhnya

dibungkus oleh Peritoneum sehingga dapat bergerak bebas, tetapi

tidak mempunyai Mesenterium. Terdapat perlekatan ke Fossa

Iliaka di sebelah Medial dan Lateral melalui lipatan Peritoneum

yaitu Plika Caecalis, menghasilkan suatu Kantong Peritoneum

Kecil, Recessus Retrocaecalis.

 Colon Asenden.

Bagian ini memanjang dari Saekum ke Fossa Iliaka Kanan

sampai ke sebelah kanan abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di

bawah abdomen sebelah kanan dan di hati membelok ke kiri.

Lengkungan ini disebut Fleksura Hepatika (Fleksura Coli

Dextra) dan dilanjutkan dengan Colon Transversum.


18

 Colon Desenden.

Terletak di bagian kiri perut dan berakhir pada Colon Sigmoid.

 Colon Sigmoid.

Sering disebut juga Colon Pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40

cm dan berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari

Apertura Pelvis Superior (Pelvic Brim) sampai peralihan menjadi

Rektum di depan Vertebra S-3. Tempat peralihan ini ditandai

dengan berakhirnya ketiga Teniae Coli dan terletak + 15 cm di

atas anus. Colon Sigmoid tergantung oleh Meso Colon

Sigmoideum pada dinding belakang pelvis sehingga dapat sedikit

bergerak bebas (mobile).

 Rektum.

Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu Colon

Sigmoid dengan panjang sekitar 15 cm. Rektum memiliki tiga

Kurva Lateral serta Kurva Dorsoventral. Mukosa Rektum lebih

halus dibandingkan dengan usus besar. Rektum memiliki 3 buah

valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian

distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir, sedangkan

1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif

mobile.

 Canalis analis

Canalis analis merupakan bagian terbawah dari usus besar yang

memiliki panjang kurang lebih tiga cm, berjalan ke bawah dari


19

ampula recti sampai anus. Saat defekasi, dinding lateral canalis

analis saling berdekatan dengan musculus elevator ani dan

musculus sphincter ani. Tunika mukosa setengah bagian atas

canalis berasal dari endoderm usus besar. Tunika mukosa dilapisi

oleh epitel selapis kolumnar, mempunyai lipatan Columnae analis

dan dihubungkan satu sama lain pada ujung bawahnya oleh plice

semilunares yang dinamakan valvulae anales.

B. Urinary Organ

Organ perkemihan yang terdapat di dalam rongga pelvis yaitu

ureter, vesica urinaria dan uretra (Applegate, Edith J. 1991).

 Ureter

Pada bagian superficial terlihat sel-sel yang bentuknya seperti

payung (sisi atas lebih lebar dari sisi bawah) dan sel-sel lapisan

berbentuk polygonal. Tunika mucosa ureter membentuk lipatan-

lipatan longitudinal dengan epithelium transisional. Lamina

propria tipis tersusun atas jaringan pengikat longgar, dengan

pembuluh darah, lymfe, dan serabut syaraf. Tunica muscularis

tersusun atas stratum longitudinale, stratum circulare. Tunica

serosa tersusun atas jaringan ikat longgar, tipis, jaringan lemak.

Lamina propria tipis tersusun atas jaringan pengikat longgar,

dengan pembuluh darah, lymfe, dan serabut syaraf. Setengan

bagian dari ureter berada di pelvis, dianterior terdapat arteri iliaka


20

internal retroperitoneal sepanjang dinding pelvis dekat spina

ischiadica, masuk ke vesica urinaria pada bagian posterior.

 Vesica Urinaria

Kandung kemih berfungsi menyimpan urin dan mengalirkannya

ke ureter, calyx, pelvis, ureter dan kandung kemih memilki

struktur histologi yang hampir sama. Mukosa terdiri dari epitel

transisional dan facet sel berfungsi sebagai barier osmotic antara

urin dan cairan jaringan. Lamina propria terdiri atas otot polos.

Vesica urinaria terletak pada pelvis minor

 Uretra

Uretra merupakan tabung yang mengalirkan urin dari kandung

kemih keluar tubuh.

1. Uretra pria terdiri atas 3 bagian yaitu ;pars prostatika, pars

membranesa, pars spongiosa. Duktus glandula

bulbourethralis bermuara pada proximal urethra pars

spogiosa. Dan memiliki panjang 20 cm

2. Uretra wanita merupakan tabung yang panjangnya 4-5 cm,

dibatasi oleh epitel berlapis gepeng dengan daerah-daerah

epitel berlapis semu. Bagian tengah uretra wanita dikelilingi

oleh sfinkter eksternus yang terdiri atas otot lurik volunter.


21

C. Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi laki-laki dibedakan menjadi alat alat reproduksi

yang tampak dari luar dan yang berada didalam tubuh. Berikut

rinciannya :

1. Organ Genitalia Interna Masculina

 Testis

Testis sebenarnya adalah kelenjar kelamin, berjumlah

sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormon

testosteron. Skrotum dapat menjaga suhu testis. Jika suhu

terlalu panas , skrotum mengembang, jika suhu dingin skrotum

mengerut sehingga testis lebih hangat. Testis (gonad jantan)

berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).

Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di

bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan

dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat

dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat

untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang

disebut testoteron.

 Epididimis

Berupa saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis.

Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.

Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara


22

sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju

vas deferens.

 Ductus deferens

Berupa saluran panjang dan lurus mengangkut sperma ke

vesika seminalis. Vas deferens atau saluran sperma (duktus

deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan

merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak

menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam

kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat

jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau

kantung mani (vesikula seminalis).

 Ductus ejaculatorius

Merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan

vesikula seminalis dengan urethra. Saluran ini berfungsi untuk

mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra

 Vesicula Seminalis

berjumlah sepasang, terletak dibawah dan atas kantung kemih.

Merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga

disebut dengan kantung semen. Menghasilkan getah berwarna

kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat

alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam

saluran reproduksiwanita.
23

 Prostat

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di

bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan

getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang

berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

 Glandula bulbourethralis

Atau disebut juga kelenjar Cowper yang merupakan kelenjar

yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper

menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Gambar 2.6. Potongan sagital organ reproduksi pria


24

2. Organ Genital External Virilis

 Penis

Berbentuk silindris yang terdiri dari radix dan corpus , terdiri dari

jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh

darah dan jaringan saraf. Strukur terdiri dari : tiga masa silindris

erektil masing-masing dikelilingi tunica albuginea, dua corpora

cavernosa pada bagian dorsal dan satu corpus spongiosum di

bagian ventral dan kelenjar penis pada bagian distal. Fungsinya

yaitu untuk kopulasi (hubungan antara alat kelamin jantan dan

betina untuk memudahkan semen ke dalam organ reproduksi

betina). Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya

 Buah zakar

Buah zakar yang terdiri kantung zakar yang didalamnya terdapat

sepasang testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut

skrotum.

 Scrotum

Scrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya

berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan

dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri

dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot

dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum

sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga

tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik


25

dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak

sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.

Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan

suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada

suhu tubuh.

Gambar 2.7. Anatomi Scrotum

D. Organ Reproduksi Wanita

1. Organa Genitalia Interna Feminina

 Ovarium

Merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan

terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri

dan kanan. Ovarium pada orang dewasa memilki ukuran 3 cm dan

berbentuk oval , pada saat menopause ovarium akan mengecil.

Letak fossa ovarica di dinding lateral pelvis, dan di lateral uterus.

Penggantung organ ini adalah : mesovarium, ligamentum ovarica,

ligamentum suspensorium. Ovarium berisikan ovum, dengan

berbagai tingkatan maturasi. Terdiri dari Corpus rubrum, corpus


26

luteum. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon

wanita seperti : Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan

sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers

pematangan sel ovum. Progesterone yang berfungsi dalam

memelihata masa kehamilan Ovarium di selubungi oleh kapsul

pelindung dan mengandung beberapa folikel. Tiap folikel

mengandung satu sel telur. Folikel adalah strukur seperti bulatan-

bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan

makanan dan melindungi perkembangan sel telur.

Gambar 2.8. Anatomi Ovarium


 Uterus

Merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk sperti

buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai

tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah

simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.

Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu : Perimetrium

yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung


27

uterus. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan

berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar

dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya. Endometrium

merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila

tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah

 Tuba Uterine

Berjumlah sepasang dengan panjang 10-12 cm, berada di lateral

uterus. Terletak di ligamentum latum. Terdiri dari 3 bagian yakni:

infundibulum, isthmus, fimbria. Fungsi dari tuba uterine adalah

menangkap sel telur (ovum) oleh fimbria dan tempat terjadinya

proses fertilisasi.

 Vagina

Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus

dengan tubuh bagian luar pada sisi anterior terdapat cervix uteri

dan vestibulum. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran

persalinan, keluarnya bayi. Sehingga sering disebut dengan liang

peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.

Gambar 2.9. Potongan mid sagital organ genitalia wanita


28

2. Organ Genitalia Externa Feminina.

 Vulva

Vulva merupakan suatu celah yang terdapat dibagian luar dan

terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Labium mayor merupakan

sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi

vulva terdiri dari lipatan kulit homolog dengan scrotum pada laki-

laki. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak

di bagian dalam dan membatasi vulva.

 Mons Pubis

Terletak pada anterior symphysis, terdiri dari jaringan lunak

2.2. Anatomi Sectional Pelvis

2.2.1. Anatomi Sectional pada Pelvis Pria

A. Potongan Axial Pelvis Pria

 Potongan Axial setinggi Sacroiliac Joint.

Sebuah potongan yang melalui bagian superior dari dua crista iliaca

yang melintang setinggi Vertebra Lumbar 4 . Setingkat dengan

bifurkasi aorta pada percabangan arteri iliaka kanan dan kiri. Pada

bagian bawah, setinggi Vertebra L-5 , kedua pembuluh darah vena

common iliac begabung dan membentuk vena cava Inferior, dan pada

bagian ini pembuluh darah Arteri common iliaca dan Vena common

iliaca berada pada tingkat yang sama. Colon Ascending dan caecum

berada pada fossa iliaca bagian kanan. Letak dari organ tersebut
29

tergantung atas karakteristik setiap individu. Sedangkan sebagian kecil

colon descendent berada pad bagian fossa iliaca sebelah kiri. Colon

Transversum terletak dibagian inferior dan anterior antara left colic

fleksus.

Gambar 2.10. Potongan Axial Setinggi sacroiliac joint


(Applegate, Edith J. 1991)

 Potongan Axial Setinggi Bagian Bawah Sacrum

Serat-serat otot psoas dan otot iliacus bergabung pada tingkat ini dan

membentuk iliopsoasmuscle. Otot gluteal berada jelas pada sisi lateral

dan posterior dari ilium. Gluteus maximus berada daerah permukaan ,

dan gluteus minimus berada pada daerah paling dalam, disebelah ilium.

Otot piriformis terletak di foramen siatik yang lebih besar antara ilium

dan sakrum. Otot Obturator Internus, yang melapisi bagian rongga true

pelvis. Arteri Common iliaca bercabang menjadi dua pada tingkat ini,

menjadi arteri iliaka eksternal dan arteri iliaca internal.


30

Gambar 2.11. Potongan axial setinggi bagian bawah sacrum


(Applegate, Edith J. 1991)

 Potongan Axial Setinggi Vesikula Seminalis

Pada bagian ini menggambarkan hubungan ureter, vesikula seminalis, dan

ductus deferens. Ureter menembus dinding dari Vesica Urinaria. Vesikula

Seminalis adalah struktur kelenjar antara rectum dan kandung kemih. Ductus

deferens berada pada sisi medial diantara ureter maupun vesikula seminalis.

Ruang antara kandung kemih dan rektum adalah ruang rektovisikal, dan cul-

de-sac peritoneal pada pria. Secara anterior , diantara iliopsoas dan otot

pectineus, femoral triangle mengandung arteri femoralis, vena, dan saraf.

Spermatic cord terdapat pada daerah anterior dan medial pada pinggiran

pectineus muscle, yang mengandung arteri testicular, ductus deferens, dan

pleksus vena pampiniformis.

Gambar 2.12. Potongan axial setinggi Vesikula Seminalis


(Applegate, Edith J. 1991)
31

 Potongan Axial Setinggi Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat berada lebih rendah dari kandung kemih dan berada

pada posterior ke simphisis pubis, dan mengelilingi uretra. Pleksus

vena prostat berada mengelilingi kelenjar. Rektum berada posterior

dari prostat. Prostat berada pada floor prostat yang melengkung;

dengan demikian sebagian lantai, khususnya otot levator ani, terlihat

jelas. Dinding panggul dilapisi dengan otot obturator internus.

Gambar 2.13. Potongan axial setinggi kelenjar prostat (Applegate,


Edith J. 1991)

 Potongan Axial Setinggi Radix Penis

Pada potongan axial ini menggambarkan radix penis, yang terdiri dari

bulbus dan dua crura. Bagian bulbus dari radix panis adalah corpus

spongiosum, yang mengelilingi uretra. Otot perinei transversus

memanjang secara horizontal diantara dua ischial rami, pada bagian

bulbus anterior , dan posterior anal canal. Bulbospongiosus

berhubungan dengan bulbus penis. Pada bagian lateral dari bulbus


32

penis , terdapat dua crura dari corpora cavernosa menempel pada rami

ischial. Otot ischiocavernosa berhubungan dengan crura.

Gambar 2.14. Potongan axial setinggi Radix Penis (Applegate,


Edith J. 1991)

B. Potongan Midsagital Pelvis Pria

Pada bagian midsagital dari pelvis pria, pada daerah posterior, ini

menunjukkan bagaimana rektum mengikuti kelengkungan sakrum.

Peritoneum berlanjut ke dinding posterior dan kemudian melengkung di atas

vesikula seminalis dan kandung kemih. Vesikula seminalis terletak di antara

kandung kemih dan rektum, dan pada arah inferior dari kantong rektovesikal

peritoneum. Daerah posterior dari simfisis pubis, terdapat kandung kemih

yang terletak di atas panggul. Duktus dari vesikula seminalis merupakan

gabungan dari ductus deferens, dan membentuk duktus ejakulasi, yang

menembus kelenjar prostat. Uretra melalui diafragma urogenital sebagai

membranous uretra dan kemudian memasuki corpus spongiosum penis

untuk menjadi penile atau spongy uretra.


33

Gambar 2.15. Potongan sagital male pelvis (Applegate, Edith J.


1991)

C. Potongan Koronal Pelvis Pria

Bagian koronal panggul pria pada gambar di bawah ini merupakan

potongan koronal yang melalui kelenjar prostat dan akar penis. Otot

obturator internus melapisi dinding pelvis dan mengisi ruang foramen

obturator. Otot levator ani dari dasar panggul berbentukseperti hammock,

dan otot perinel transversus berada di antara kedua tuberositas ischial.

Kelenjar prostat, lebih rendah dari kandung kemih, terletak di dasar

panggul. Uretra berlanjut melalui otot dan fasia diafragma urogenital

sebagai lapisan uretra dan kemudian menembus corpus spongiosum pada

bulbus penis untuk menjadi spongy uretra.

Komponen radix penis, bulbus dan dua crura, di ruang perineum juga

diilustrasikan pada gambar di bawah ini, bulbus yang terdiri dari corpus

spongiosum, dikelilingi oleh otot bulbospongiosus dan berlabuh ke

membran perinel. Dua crura dari corpus cavernosum dikelilingi oleh otot

ischiacavernosus dan berlabuh pada ischial tuberosity.


34

Gambar 2.16. Potongan koronal male pelvis


(Applegate, Edith J. 1991)

2.2.2. Anatomy Sectional pada Wanita

A. Potongan Axial Pelvis Wanita

 Potongan Axial Setinggi Uterus

Pada bagian ini menunjukkan ligamentum yang luas dan memanjang

dari uterus ke dinding pelvis lateral. Ovarium melekat pada bagian

posterior dari ligamentum tersebut. Uterine tube mungkin sulit untuk

dilihat. Ruang antara uterus dan rektum disebut kantong rectourine

(kantong Dougla) dan ruang tersebut berisi loop usus. Otot obturator

internus berasal dari permukaan bagian dalam ilium dan menutupi

sebagian besar dinding lateral true pelvis. Otot-otot pada level ini mirip

dengan otot-otot pada pria.


35

Gambar 2.17. Potongan axial setinggi uterus


(Applegate, Edith J. 1991)

 Potongan Axial Setinggi Vesica Urinaria

Pada bagian ini merupakan potongan melintang pelvis setinggi

permukaan superior dari vesica urinaria. Ureter terletak pada posterior

dari kandung kemih karena akan masuk ke dalam dinding kandung

kemih. Uterus berada di antara kandung kemih dan rektum. Otot

obturator internus dan levator ani membentuk dinding lateral dan

bagian lantai pada rongga panggul. Pada bagian anterior, terdapat otot

pectineus yang berasal dari pubis.

Gambar 2.18. Potongan axial setinggi vesica urinaria


(Applegate, Edith J. 1991)
36

B. Potongan Midsagital Pelvis Wanita

Pada potongan ini menampakkan bagian midsagital pelvis wanita. Pada

bagian posterior, rektum mengikuti lengkungan sakrum. Pada bagian

anterior, kandung kemih berada di belakang simfisis pubis. Pada bagian

fundus dan corpus uterus terbalik pada permukaan superior dari kandung

kemih dan dibuat antefleksi dengan serviks. Peritoneum membentuk dua

cul-de-sac yang berhubungan dengan uterus: kantung cul-de-sac ini berada

pada bagian tengah tubuh. Di sisi posterior, kantung rektouterin memanjang

diantara rektum dan uterus: kemudian, ketika peritoneum berlanjut dari

fundus uterus ke permukaan superior kandung kemih, ia membentuk

kantung vesicouterine. Posisi vagina miring ke posterior mengarah naik

pada bagian serviks uterus, pada bagian ini vagina mengelilingi serviks

untuk membentuk fornices. Posterior fornix lebih panjang dari anterior

fornix. Uretra memanjang dari kandung kemih dan melewati diafragma

urogenital dan mengarah ke depan, pada bagian anterior merupakan lubang

vagina dan pada bagian posterior merupakan clitoris. Labia minora

membentuk margin lateral vestibule.


37

Gambar 2.18. Potongan midsagital pelvis wanita


(Applegate, Edith J. 1991)

C. Potongan Koronal Pelvis Wanita

 Potongan Koronal pada Cervix dan Vagina

Pada potongan ini menampakkan bagian koronal melalui daerah

posterior panggul wanita. Dalam hubungan anatomi normal, bagian

uterus yang letaknya paling posterior adalah serviks, yang merupakan

bagian yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Posterior fornix

jelas, karena terletak paling posterior vagina. Otot obturator internus

membentuk dinding lateral rongga panggul.

Gambar 2.19. Potongan coronal pada serviks dan vagina


(Applegate, Edith J. 1991)
38

 Bagian Koronal pada Corpus Uterus

Pada potongan ini menampakkan bagian koronal melalui bagian

anterior panggul, dan memperlihatkan corpus uterus dan Vesica

urinaria. Tube of Uterus memanjang dari uterus menuju dinding pelvis

lateral. Kandung kemih berada lebih inferior dari uterus dan

dipisahkan oleh ruang yang disebut vesikouterin. Otot obturator

internus membentuk dinding lateral rongga, dan otot levator ani seperti

hammock dari dasar panggul. Tampak dua crura clitoris, yang terdiri

dari corpus cavernosum, dengan ramus ischiopubic. Labia mayora,

yang mirip dengan skrotum pada pria, melingkupi labia minora yang

lebih kecil, yang membentuk tepi lateral vestibule.

Gambar 2.20. Potongan coronal pada corpus uterus


(Applegate, Edith J. 1991)
39

2.3. Gambaran Axial Pelvis pada Pemeriksaan CT- Scan (Torster B. Moeller

dan Emil Reif, 2007)


40
41

2.4. Gambaran Crossesctional Pelvis pada Pemeriksaa MRI (Torster B.

Moeller dan Emil Reif, 2007)

A. Pelvis Wanita
42
43
44

B. Pelvis Pria
45

2.5. Contoh Gambaran Patologi Cross-sectional pada Pelvis.

1. Diagnosis : Kanker Vesica Urinaria (Bladder Cancer)

Terdapat penyangatan (enhancement) pada dinding lateral kanan dan Vesica

Urinaria.

Sumber :https://ctisus.com/responsive/teachingfiles/genitourinary/390487

2. Diagnosis : Transitional Cell Carcinoma (salah satu tipe bladder cancer)

Gambar axial dari TCC yang besar, tampak timbul dari dinding lateral

kandung kemih dan memanjang ke rektum dan jaringan lunak disekitarnya.

Sumber : http://www.imagingpathways.health.wa.gov.au
46

3. Diagnosa : Urinoma (pseudokista pararenal) karena kebocoran ureter

Kumpulan urin ekstravasasi yang terkapsul dan biasanya ditemukan di daerah

yang berdekatan dengan ginjal atau meluas ke retroperitoneum. Penyebab

umum, karena adanya trauma dan obstruksi ureter akibat kanker,

pembentukan kalkulus, kehamilan, dan atau penyebab bawaan.

Sumber :https://ctisus.com/responsive/teachingfiles/genitourinary/390487

4. Diagnosa : Calcified Uterine Fibroids

Fibroid adalah tumor jinak yang terjadi di bagian atas atau di dalam otot rahim,

Satu sel membelah berkali-kali dan terus berkembang menjadi sebuah massa

solid yang terpisah dari bagian rahim. Tumor ini dapat berkembang menjadi

sebuah atau beberapa blok dengan ukuran yang berbeda-beda.

Sumber :https://ctisus.com/responsive/teachingfiles/genitourinary/390487
47

5. Diagnosa : Bilateral Tubo Ovarian Abcess

Terdiri dari kantung nanah yang dienkapsulasi atau terbatas dengan batas-

batas yang terbentuk selama infeksi saluran tuba dan ovarium. Abses ini

ditemukan paling umum pada wanita usia reproduksi dan biasanya akibat

infeksi saluran genital atas. Ini adalah massa inflamasi yang melibatkan tuba

fallopi, ovarium dan kadang-kadang, organ panggul lainnya yang berdekatan.

TOA juga dapat berkembang sebagai komplikasi dari histeroktomi.

Sumber :https://ctisus.com/responsive/teachingfiles/genitourinary/390487

6. Diagnosa : Prostate Carcinoma  MRI : T1 C+ fat sat


48

Sumber : https://radiopaedia.org/articles/prostate-cancer-
summary?lang=us

Anda mungkin juga menyukai