kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Malaikat Jibril. Kemudian
pernahkah antunna (kalian) bertanya-tanya, apakah malaikat Allah hanya Jibril, atau adakah
malaikat yang lainnya? Dan apa saja tugas mereka? Agar antunna tidak penasaran, mari kita
simak ulasan berikut ini.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah
Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang
diperintahkan kepada mereka. Keimanan kepada malakat mengandung 4 unsur, yaitu:
Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat. Tidak seperti yang dipahami
oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah hanya sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi
yang berarti kebaikan atau semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka
dalam firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba
yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-27)
Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui, sedangkan malaikat
yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara global.
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan tidak ada yang dapat
menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah sebuah hadits shahih yang berkaitan dengan
baitul makmur. Di dalam hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di
bumi, setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka
telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari & Muslim)
Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu’alaihi wa
sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata mempunyai enam ratus
sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari). Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril
dalam bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari
sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang
mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad
hadits ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-
Musnad bahwa sanad hadits ini shahih)
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa malaikat memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal
ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril
‘alaihissalaam yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak
perlu mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat melihat
enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya? Padahal satu sayap saja
dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits tersebut shahih dan para ulama
menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya),
karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki jumlah bilangan
yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai
sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-
Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah
bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam,
Iman dan Ihsan. Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim
dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para malaikat
adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan
tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keempat, mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka
Kita mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka yang
mereka tunaikan berdasarkan perintah Allah Ta’ala, seperti bertasbih (mensucikan Allah) dan
beribadah kepada-Nya tanpa kenal lelah dan tanpa pernah berhenti. Di antara para malaikat,
ada yang memiliki tugas khusus, misalnya:
1. Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada para
Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
2. Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.
3. Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.
4. Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan
bahwa malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang
benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala
yang artinya: “Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikan kamu.” (QS. As-Sajdah: 11)
5. Yang ditugasi menjaga amal perbuatan hamba dan mencatatnya, perbuatan yang baik
maupun yang buruk, mereka adalah para malaikat pencatat yang mulia. Adapun
penamaan malaikat Raqib dan ‘Atid juga tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Maka kita menamakan malaikat sesuai dengan apa yang telah Allah namakan
bagi mereka.
6. Yang ditugasi menjaga hamba pada waktu bermukim atau bepergian, waktu tidur atau
ketika jaga dan pada semua keadaannya, mereka adalah Al-Mu’aqqibat.
7. Para malaikat penjaga surga. Ridwan merupakan pemimpin para malaikat di surga
(apabila hadits tentang hal itu memang sah, ed).
8. Sembilan belas malaikat yang merupakan pemimpin para malaikat penjaga neraka dan
pemukanya adalah malaikat Malik.
9. Para malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba
telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta’ala mengutus
seorang malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya,
ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya.
10. Para malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam
kuburnya. Ketika itu, dua malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya
tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya.
Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat. Bahkan bisa jadi
kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu billahi min dzalik -. Oleh karena itulah,
kita berlindung kepada Allah agar tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa
kesalahan yang ada adalah:
1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga
dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam
firman-Nya, yang artinya, “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak
perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.”
(QS. An-Nahl [16]: 57)
2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-
Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri hanya menyembah
kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka
tetaplah makhluk Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-
malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan
mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al
A’raaf [7]: 206)
3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta’ala
dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat
pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari
perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang
menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah
adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-
tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk
melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan
pemahaman karena menyamakan Allah dengan mahluk, dalam hal ini adalah
menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu
untuk melaksanakan pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. –
na’udzubillah mindzalik-.
Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang agung dalam kehidupan setiap
mukmin, di antaranya dapat kita sebutkan:
Demikianlah sedikit ilmu yang dapat kami sampaikan kepada saudariku. Semoga antunna
sekalian menemukan jawaban atas pertanyaan tentang malaikat yang selama ini mungkin
menjadi ganjalan dalam benak antunna. Semoga setelah membaca dan merenungkan tentang
hakikat malaikat, iman kita menjadi bertambah dan supaya lebih tertanam dalam hati kita,
bahwa manusia tidak akan dibiarkan saja tanpa pertanggungjawaban, karena ada malaikat
yang selalu mencatat amal perbuatan kita yang kelak kita akan ditanyai tentangnya…
Wallahu a’lam.
Maraji’:
C. Materi Pembelajaran
Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT
a. Pengertian iman kepada malaikat
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang berarti percaya. Makna iman dalam pengertian ini
adalah percaya dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan
sehari-hari. Sedangkan arti dari beriman kepada malaikat Allah adalah mempercayai dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menciptakan makhluk dari nur yang bernama malaikat.
”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kapada Rasulnya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malai-kat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah tersesat
sejauh-jauhnya.(Surah an-Nisa’/4:136)
D. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama: ( 90 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Salam
b. Berdoa
c. Absen
d. Menarik perhatian anak
e. Memotivasi
f. Menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini
g. Apersepsi
2. Kegiatan Inti **)
Mengamati
a. Peserta didik mengamati dan memberi tanggapan terkait dengan pembelajaran iman kepada
malaikat
b. Peserta didik menyimak penjelasan mengenai iman kepada malaikat Allah
c. Peserta didik membaca dalil naqli tentang iman kepada malaikat beserta artinya
Menanya
a. Peserta didik melalui penjelasan guru, mengajukan pertanyaan terkait iman kepada malaikat
Allah
Mengumpulkan informasi/mencoba
a. Peserta didik secara berkelompok mencari dalil-dalil yang berkaitan dengan tema
b. Peserta didik mendiskusikan makna dari mempelajari iman kepada malaikat Allah
Menalar/mengasosiasi
a. Peserta didik menganalisis iman kepada malaikat Allah dan menyimpulkannya
Mengomunikasikan
a. peserta didik menyajikan paparan hasil diskusi dengan kelompoknya terkait iman kepada
malaikat Allah
b. peserta didik menaggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan tentang iman kepada malaikat
3. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
secara demokratis.
b. Peserta didik Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni:
Post Tes : Tes ringan (kuis) tentang materi yang diberikan
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan
menyampaikan tugas mandiri terstruktur.
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
a. Video pembelajaran
b. Gambar
2. Bahan
a. Laptop
b. LCD projector
3. Sumber Belajar
a. Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahnya, Depag RI
b. Buku teks siswa
c. Buku lain yang memadai.
A. Pengertian Iman kepada Malaikat
Kata malaikat merupakan jamak dari kata malak yang bermakna risalah misi atau
utusan. Jadi malaikat mempunyai arti yang sama dengan rasul, yaitu utusan Allah
SWT. Sedangkan menurut istilah, Malaikat adalah makhluk Allah SWT yang ghaib,
dibuat dari cahaya yang diberi tugas atau misi tertentu oleh Allah SWT serta selalu
taat dan patuh melaksanakan tugas dan misiNya.
Adapun yang dimaksud dengan iman kepada malaikat adalah meyakini beberapa
para malaikat sebagai hamba Allah SWT yang selalu tunduk dan beribadah
kepadaNya. Hukum beriman kepada Malaikat adalah fardu ‘ain.
Banyak sekali dalil yang menerangkan kewajiban untuk beriman kepada malaikat
Allah.
1. QS. Al-Baqarah ayat 3:
. َصالَة َ َو ِم َّما َرزَ ْقن ُه ْم يُ ْن ِفقُ ْون ِ الَّ ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ ِب ْالغَ ْي
َّ ب َويُ ِق ْي ُم ْونَ ال
"Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksankan salat, dan
menginfakkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka."
2. QS. Al-Baqarah ayat 285:
.َو ْال َمؤْ َمنُ ْونَ ُك ٌّل ا َمنَ بِاهللِ َو َملئِ َكتِه َو ُكت ُ ِبه
"Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah SWT,
malaikat-malaikatNya, dan kitab-kitabNya."
3. Hadis Nabi Muhammad saw:
سلَّ َم قَا َلَ صلَّى للاُ َعلَ ْي ِه َو َ ِس ْو ُل للا ُ ى قَا َل قَا َل َر ُّ ان ْال ِح ْم ِر ِ الر ْح َم َ َع ْن ُح َم ْيدُ ب ُْن
َّ ع ْب ِد
س ِل ِه َو ْاليَ ْو ِم اآل ِخ ِر َوتُؤْ َم ُن بِ ْالقَ ْد ِر َخي ِْر ِه
ُ ان أ َ ْن تُؤْ ِم ُن بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر
ُ اْ ِال ْي َم
) (رواه مسلم.َوش ِ َِّر ِه
Dari Humaid Ibnu Abdurrahman Alhimri, Nabi saw bersabda: "Iman itu adalah
engkau percaya kepada Allah SWT, malaikatNya kitab-kitabNya, hari kemudian, dan
percaya kepada qadar yang baik dan yang buruk." (HR. Imam Muslim)
B. Kedudukan Manusia dan Malaikat
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………….….2
1. Makna Iman Kepada Malaikat………………………………………………3
2. Beriman Kepada Malaikat…………………………………………………….5
3. Nama dan Tugas Para Malaikat …….…………………………………..7
4. Hakikat Malaikat…………………………………………………..…………………9
5. Sifat Fisik Malaikat………………………………………………………………...11
6. Tempat yang Tidak Disukai Malaikat………………………………..12
7. Fungsi Iman Kepada Malaika Allah….…………..…………………..13
8. Hubungan antara Malaikat dengan Manusia………………….14
9. Iman menurut Al-Qur’an dan Assunnah………………………….15
10. Kesalahan – Kesalahan………………………………………………………16
1. Makna Iman Kepada Malaikat
Menurut bahasa مالئكةbentuk jama’ dari ملك. Dikatakan ia berasal
dan kata (risalah), dan ada yang menyatakan dan (mengutus), dan ada
pula yang berpendapat selain dan keduanya.
Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus
untuk taat dan beribadah kepadaNya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam firman-Nya,
Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu
meyakini secara pasti bahwa Allah mempunyai para malaikat yang
diciptakan dan nur, tidak pernah mendurhakai apa yang Allah
perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah titahkan
kepada mereka.
Allah Ta`ala menciptakan malaikat dari cahaya. Hal tersebut
sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ummul Mu`minin
`Aisyah radhiyallah `anha, dia mengatakan bahwasanya
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat diciptakan
dari cahaya.” (HR. Muslim)
7. Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik
manusia ketika hidup.
8. Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk /
jahat manusia ketika hidup.
9. Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
4. Hakikat Malaikat
Menurut Zakiyah Daradjat, malaikat itu bertugas sebagai perantara
dan pelaksana kehendak Allah, terutama yang berhubungan dengan Alam
rohaniah manusia. Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut:
1) malaikat sebagai perantara penyampai wahyu.
2) sebagai perantara untuk menabahkan dan menguatkan hati orang
beriman.
3) sebagai perantara dalam melaksanakan hukum Allah.
4) sebagai penolong dan mendoakan manusia.
5) memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal rohaniyah.
6) memberikan ilham kedalam hati manusia untuk perilaku baik.
7) mencatat perbuatan manusia.
8) mencabut nyawa manusia.
Hakikat malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur atau
cahaya.
Syaikh DR. Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-
dalil dari al-Qur`an, as-Sunnah, dan ijma` (kesepakatan) kaum muslimin
(tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzakh
dan sesudah kebangkitan. Mereka yang ditugasi membuat alat-alat
kenikmatan dan adzab, Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang
mukmin dengan izin Allah, yang mengajarkan baginya apa yang
bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya
(penolongnya) di dunia dan di akhirat. Mereka yang menjanjikannya
kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta
memperingatkannya. Maka mereka adalah para wali dan ansharnya,
penjaga dan mu ‘allim (pengajar)nya, penasihat yang berdoa dan
beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya Selama ia
mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi khabar
gembira dengan karamah Allah ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan.
Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta
kepada akhiratnya. Mereka yang mengingatkan ketika ia lupa, yang
menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik.
Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akhiratnya. Merekalah
para utusan Allah dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir
(duta) penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah
dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan
perintah (membawa urusan).”
قال وسلم عليه هللا صلى النبي أن عنها هللا رضي عائشة عن:
لكم وصف مما آدم خلق و نار من مارج من الجان وخلق نور من المالئكة خلقت. رواه
مسلم
“ Malaikat di ciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan
Adam diciptakan dari tanah.(H.r. Muslim)
10. Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat.
Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu
billahi min dzalik -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar
tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada
adalah:
1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh
inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari
anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, “Dan
mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah,
sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]:
57)
2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi
ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri
hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi
berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi
Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al
A’raaf [7]: 206)
3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh
Allah ta’ala dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut
dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci
Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk
yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat
tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah
dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini
adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah
dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi
para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan
pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah
mindzalik-.
Informasi, Materi
<< << Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 << Tugas
Sea Games ke-26 Tahun 2011 Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 Posting Lama Beranda
Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus
untuk taat dan beribadah kepadaNya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam firman-Nya,
Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu
meyakini secara pasti bahwa Allah mempunyai para malaikat yang
diciptakan dan nur, tidak pernah mendurhakai apa yang Allah
perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah titahkan
kepada mereka.
Allah Ta`ala menciptakan malaikat dari cahaya. Hal tersebut
sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ummul Mu`minin
`Aisyah radhiyallah `anha, dia mengatakan bahwasanya
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat diciptakan
dari cahaya.” (HR. Muslim)
7. Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik
manusia ketika hidup.
8. Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk /
jahat manusia ketika hidup.
Hakikat malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur atau
cahaya.
Syaikh DR. Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-
dalil dari al-Qur`an, as-Sunnah, dan ijma` (kesepakatan) kaum muslimin
(tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzakh
dan sesudah kebangkitan. Mereka yang ditugasi membuat alat-alat
kenikmatan dan adzab, Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang
mukmin dengan izin Allah, yang mengajarkan baginya apa yang
bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya
(penolongnya) di dunia dan di akhirat. Mereka yang menjanjikannya
kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta
memperingatkannya. Maka mereka adalah para wali dan ansharnya,
penjaga dan mu ‘allim (pengajar)nya, penasihat yang berdoa dan
beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya Selama ia
mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi khabar
gembira dengan karamah Allah ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan.
Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta
kepada akhiratnya. Mereka yang mengingatkan ketika ia lupa, yang
menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik.
Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akhiratnya. Merekalah
para utusan Allah dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir
(duta) penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah
dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan
perintah (membawa urusan).”
قال وسلم عليه هللا صلى النبي أن عنها هللا رضي عائشة عن:
لكم وصف مما آدم خلق و نار من مارج من الجان وخلق نور من المالئكة خلقت. رواه
مسلم
“ Malaikat di ciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan
Adam diciptakan dari tanah.(H.r. Muslim)
َُ ُّل َرب
ك َعلَ ْينَا لِي َْقضُِ مَالِكُ يَا َونَا َد ْوا ُْ ون إِنَّك
َُ م َقا َُ ( مَاكِث77)
“ dan mereka berseru wahai malaikat Malik, birlah Tuhanmu mematikan
kami saja, dai menjawab “ sungguh kamu akan tetap tinggal di neraka ini.”
(Q.s. Az Zukhruf : 77)
10. Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat.
Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu
billahi min dzalik -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar
tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada
adalah:
1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh
inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari
anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, “Dan
mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah,
sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]:
57)
2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi
ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri
hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi
berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi
Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al
A’raaf [7]: 206)
3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh
Allah ta’ala dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut
dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci
Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk
yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat
tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah
dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini
adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah
dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi
para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan
pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah
mindzalik-.
Stalker
484261
안녕하세요 :)
About Me
Ria Vinola
Favorites
Followers
Blog Archive
► 2016 (8)
► 2015 (18)
▼ 2014 (42)
o ► Desember (1)
o ► September (7)
o ▼ Agustus (12)
Permintaan dan Penawaran
Visi & Misi PT Otsuka Indonesia
Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011
[Makalah] Iman Kepada Malaikat
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Vacation to Yogyakarta
Dulu Kondektur Sekarang Juragan Kisah Sukses Muhad...
Dari Tukang Dorong Gerobak Roti hingga Miliki 6 Ca...
[Tugas PKN SMK] Politik
Makalah Idul Adha
Quotes of @riaviinola Part II
Quotes of @riaviinola Part I
o ► Juni (16)
o ► Mei (3)
o ► Maret (3)
► 2013 (18)
Populer
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila Pancasila sebagai dasar
Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pan...
Perspektif Management
Labels
Bisnis (26)
English (1)
Informasi (26)
Korea (2)
Lyric (2)
Materi (64)
Mix (22)
Puisi (1)
Story (12)
Tips (5)
Pages
Home
Materi
MIx
Materi
Bisnis
English
Informasi
Setelan Blogger
Membuat Gmail
Mix
Korea
Puisi
Story
Tips
Cara Ubah Background Blog
Widget
Tips
Menu Vertikal
Cara Ganti Favicon
Ganti Template Blog
Ubah Background Blog
Translate
Pilih Bahasa ▼
Share
(Get Widget)
@riaviinola. Diberdayakan oleh Blogger.
Ria Vinola's blog :) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by
Tadpole's Notez