Anda di halaman 1dari 53

Ukhty sekalian tentu telah mengetahui bahwasanya yang menyampaikan wahyu dari Allah

kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Malaikat Jibril. Kemudian
pernahkah antunna (kalian) bertanya-tanya, apakah malaikat Allah hanya Jibril, atau adakah
malaikat yang lainnya? Dan apa saja tugas mereka? Agar antunna tidak penasaran, mari kita
simak ulasan berikut ini.

Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah
Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang
diperintahkan kepada mereka. Keimanan kepada malakat mengandung 4 unsur, yaitu:

Pertama: Mengimani adanya mereka.

Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat. Tidak seperti yang dipahami
oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah hanya sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi
yang berarti kebaikan atau semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka
dalam firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba
yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-27)

Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui, sedangkan malaikat
yang tidak diketahui namanya wajib kita imani secara global.

Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan tidak ada yang dapat
menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah sebuah hadits shahih yang berkaitan dengan
baitul makmur. Di dalam hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di
bumi, setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka
telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari & Muslim)

Ketiga: Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita ketahui.

Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau shallallahu’alaihi wa
sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang ternyata mempunyai enam ratus
sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR. Bukhari). Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril
dalam bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari
sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang
mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad
hadits ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-
Musnad bahwa sanad hadits ini shahih)

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa malaikat memiliki sayap dengan berbagai warna. Hal
ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan memberitahukan bentuk Jibril
‘alaihissalaam yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak
perlu mempersoalkan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat melihat
enam ratus sayap dan bagaimana pula cara beliau menghitungnya? Padahal satu sayap saja
dapat menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits tersebut shahih dan para ulama
menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat (bagaimananya),
karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-Nya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”

Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki jumlah bilangan
yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai
sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-
Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Faathir: 1)

Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan kekuasaan Allah- bisa berubah
bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam,
Iman dan Ihsan. Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim
dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para malaikat
adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah dan
tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keempat, mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka

Kita mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-pekerjaan mereka yang
mereka tunaikan berdasarkan perintah Allah Ta’ala, seperti bertasbih (mensucikan Allah) dan
beribadah kepada-Nya tanpa kenal lelah dan tanpa pernah berhenti. Di antara para malaikat,
ada yang memiliki tugas khusus, misalnya:

1. Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah kepada para
Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.
2. Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.
3. Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.
4. Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa atsar ada disebutkan
bahwa malaikat maut bernama Izrail, namun atsar tersebut tidak shahih. Nama yang
benar adalah Malaikat Maut sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala
yang artinya: “Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikan kamu.” (QS. As-Sajdah: 11)
5. Yang ditugasi menjaga amal perbuatan hamba dan mencatatnya, perbuatan yang baik
maupun yang buruk, mereka adalah para malaikat pencatat yang mulia. Adapun
penamaan malaikat Raqib dan ‘Atid juga tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Maka kita menamakan malaikat sesuai dengan apa yang telah Allah namakan
bagi mereka.
6. Yang ditugasi menjaga hamba pada waktu bermukim atau bepergian, waktu tidur atau
ketika jaga dan pada semua keadaannya, mereka adalah Al-Mu’aqqibat.
7. Para malaikat penjaga surga. Ridwan merupakan pemimpin para malaikat di surga
(apabila hadits tentang hal itu memang sah, ed).
8. Sembilan belas malaikat yang merupakan pemimpin para malaikat penjaga neraka dan
pemukanya adalah malaikat Malik.
9. Para malaikat yang diserahi untuk mengatur janin di dalam rahim. Jika seorang hamba
telah sempurna empat bulan di dalam perut ibunya, maka Allah ta’ala mengutus
seorang malaikat kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis rezekinya,
ajalnya, amalnya dan sengsara atau bahagianya.
10. Para malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam
kuburnya. Ketika itu, dua malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya
tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya.

Kesalahan-Kesalahan

Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat. Bahkan bisa jadi
kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu billahi min dzalik -. Oleh karena itulah,
kita berlindung kepada Allah agar tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa
kesalahan yang ada adalah:

1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh inilah yang juga
dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari anggapan ini. Hal ini terdapat dalam
firman-Nya, yang artinya, “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak
perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.”
(QS. An-Nahl [16]: 57)
2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-
Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri hanya menyembah
kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka
tetaplah makhluk Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-
malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan
mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al
A’raaf [7]: 206)
3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh Allah ta’ala
dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut dengan nama Izroil, malaikat
pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci Allah dari
perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang
menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk yang diciptakan Allah
adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-
tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk
melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan
pemahaman karena menyamakan Allah dengan mahluk, dalam hal ini adalah
menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu
untuk melaksanakan pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. –
na’udzubillah mindzalik-.

Buah Keimanan Kepada Malaikat

Beriman kepada para malaikat memiliki pengaruh yang agung dalam kehidupan setiap
mukmin, di antaranya dapat kita sebutkan:

1. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sebab


keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan keagungan yang
menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan menambah pengagungan dan
pemuliaan seorang mukmin kepada Allah, di mana Allah menciptakan para malaikat
dari cahaya dan diberiNya sayap-sayap.
2. Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta’ala. Karena
barangsiapa beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua amal perbuatannya,
maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah, sehingga ia tidak akan berbuat
maksiat kepada-Nya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
3. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan kedamaian. Karena
sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya dalam alam yang luas ini ada
ribuan malaikat yang menaati Allah dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-
sempurnanya.
4. Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam, dimana ia
menjadikan sebagian dari para malaikat sebagai penjaga mereka.
5. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia ingat Malaikat
Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut nyawanya. Karena itu, ia
akan semakin rajin mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir dengan beriman dan
beramal shalih.

Demikianlah sedikit ilmu yang dapat kami sampaikan kepada saudariku. Semoga antunna
sekalian menemukan jawaban atas pertanyaan tentang malaikat yang selama ini mungkin
menjadi ganjalan dalam benak antunna. Semoga setelah membaca dan merenungkan tentang
hakikat malaikat, iman kita menjadi bertambah dan supaya lebih tertanam dalam hati kita,
bahwa manusia tidak akan dibiarkan saja tanpa pertanggungjawaban, karena ada malaikat
yang selalu mencatat amal perbuatan kita yang kelak kita akan ditanyai tentangnya…
Wallahu a’lam.

Maraji’:

1. Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan. Darul Haq.


2. Syarah Ushul Atsalatsah. Syaikh Fauzan. (terjemahan)
3. Syarh Tsalatsatul Ushul. Syaikh Muhammad ibn Sholih Al ‘Utsaimin.
4. Penjelasan kitab Kasyfu Syubhat oleh Ustadz Marwan (catatan kajian)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 1 JAMBLANG


Mata pelajaran : PAI
Kelas/Semester :X/1
Alokasi Waktu : 90 mnt

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian kompetensi

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
1 1.4 Meyakini keberadaan
malaikat-malaikat Allah SWT.

2 2.4 Menunjukkan sikap disiplin,


jujur, dan bertanggung jawab
sebagai implementasi dari
beriman kepada malaikat-
malaikat Allah SWT.

3 3.4 Menganalisis makna beriman 3.4.1 Menjelaskan pengertian beriman


kepada Malaikat-malaikat Allah kepada Malaikat-malaikat Allah SWT
SWT.
3.4.2 Menyebutkan dalil yang berkaitan
dengan beriman kepada Malaikat-
malaikat Allah SWT.

3.4.3 Menyebutkan nama-nama malaikat


dan tugasnya.

4 4.4 Menyajikan hubungan antara 4.4.1 menyebutkan tanda-tanda beriman


beriman kepada malaikat- kepada malaikat-malaikat Allah
malaikat Allah SWT. Dengan
perilaku teliti, disiplin dan 4.4.2 Menunjukkan perilaku yang
waspada. mencerminkan beriman kepada malaikat-
malaikat Allah SWT.

4.4.3 Menjelaskan hikmah beriman


kepada malaikat-malaikat Allah SWT

C. Materi Pembelajaran
 Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT
a. Pengertian iman kepada malaikat
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang berarti percaya. Makna iman dalam pengertian ini
adalah percaya dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan
sehari-hari. Sedangkan arti dari beriman kepada malaikat Allah adalah mempercayai dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menciptakan makhluk dari nur yang bernama malaikat.

b. Dalil tentang beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.

”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kapada Rasulnya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malai-kat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah tersesat
sejauh-jauhnya.(Surah an-Nisa’/4:136)

c. Nama-nama malaikat dan tugasnya


1. Jibril : menyampaikan wahyu
2. Mikail : menyampaikan rizki
3. Israfil : meniup sangkakala
4. Izrail : mencabut nyawa
5. Munkar : menanyai manusia di alam kubur
6. Nakir : menanyai manusia di alam kubur
7. Roqib : mencatat perbuatan baik manusia
8. Atid : mencatat perbuatan buruk manusia
9. Malik : menjaga pintu neraka
10. Ridwan : menjaga pintu surga

d. Tanda-tanda beriman kepada maikat


1. Memiliki sikap istiqomah dalam melaksanakan ibadah
2. Selalu berhati-hati dalam berbuat
3. Memiliki jiwa fastabiqul khairat
4. Memiliki sifat tawadhu, sabar, rida, bersyukur dan tidak sombong
e. Perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat
Teliti, disiplin dan waspada
f. Hikmah beriman kepada malaikat
Dengan mengimani keberadaan malaikat, kita juga menyadari bahwa tugas dan kewajiban
malaikat sangat dekat dan berkaitan erat dengan kita. Oleh karena itu manusia akan terdorong
untuk mengerjakan amalan-amalan soleh.

D. Kegiatan Pembelajaran
 Pertemuan Pertama: ( 90 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Salam
b. Berdoa
c. Absen
d. Menarik perhatian anak
e. Memotivasi
f. Menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini
g. Apersepsi
2. Kegiatan Inti **)
 Mengamati
a. Peserta didik mengamati dan memberi tanggapan terkait dengan pembelajaran iman kepada
malaikat
b. Peserta didik menyimak penjelasan mengenai iman kepada malaikat Allah
c. Peserta didik membaca dalil naqli tentang iman kepada malaikat beserta artinya

 Menanya
a. Peserta didik melalui penjelasan guru, mengajukan pertanyaan terkait iman kepada malaikat
Allah
 Mengumpulkan informasi/mencoba
a. Peserta didik secara berkelompok mencari dalil-dalil yang berkaitan dengan tema
b. Peserta didik mendiskusikan makna dari mempelajari iman kepada malaikat Allah
 Menalar/mengasosiasi
a. Peserta didik menganalisis iman kepada malaikat Allah dan menyimpulkannya
 Mengomunikasikan
a. peserta didik menyajikan paparan hasil diskusi dengan kelompoknya terkait iman kepada
malaikat Allah
b. peserta didik menaggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan tentang iman kepada malaikat
3. Kegiatan Penutup
a. Peserta didik Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
secara demokratis.
b. Peserta didik Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni:
Post Tes : Tes ringan (kuis) tentang materi yang diberikan
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan
menyampaikan tugas mandiri terstruktur.
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
a. Video pembelajaran
b. Gambar
2. Bahan
a. Laptop
b. LCD projector
3. Sumber Belajar
a. Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahnya, Depag RI
b. Buku teks siswa
c. Buku lain yang memadai.
A. Pengertian Iman kepada Malaikat
Kata malaikat merupakan jamak dari kata malak yang bermakna risalah misi atau
utusan. Jadi malaikat mempunyai arti yang sama dengan rasul, yaitu utusan Allah
SWT. Sedangkan menurut istilah, Malaikat adalah makhluk Allah SWT yang ghaib,
dibuat dari cahaya yang diberi tugas atau misi tertentu oleh Allah SWT serta selalu
taat dan patuh melaksanakan tugas dan misiNya.
Adapun yang dimaksud dengan iman kepada malaikat adalah meyakini beberapa
para malaikat sebagai hamba Allah SWT yang selalu tunduk dan beribadah
kepadaNya. Hukum beriman kepada Malaikat adalah fardu ‘ain.
Banyak sekali dalil yang menerangkan kewajiban untuk beriman kepada malaikat
Allah.
1. QS. Al-Baqarah ayat 3:

. َ‫صالَة َ َو ِم َّما َرزَ ْقن ُه ْم يُ ْن ِفقُ ْون‬ ِ ‫الَّ ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ ِب ْالغَ ْي‬
َّ ‫ب َويُ ِق ْي ُم ْونَ ال‬
"Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksankan salat, dan
menginfakkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka."
2. QS. Al-Baqarah ayat 285:

.‫َو ْال َمؤْ َمنُ ْونَ ُك ٌّل ا َمنَ بِاهللِ َو َملئِ َكتِه َو ُكت ُ ِبه‬
"Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah SWT,
malaikat-malaikatNya, dan kitab-kitabNya."
3. Hadis Nabi Muhammad saw:

‫سلَّ َم قَا َل‬َ ‫صلَّى للاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل للا‬ ُ ‫ى قَا َل قَا َل َر‬ ُّ ‫ان ْال ِح ْم ِر‬ ِ ‫الر ْح َم‬ َ ‫َع ْن ُح َم ْيدُ ب ُْن‬
َّ ‫ع ْب ِد‬
‫س ِل ِه َو ْاليَ ْو ِم اآل ِخ ِر َوتُؤْ َم ُن بِ ْالقَ ْد ِر َخي ِْر ِه‬
ُ ‫ان أ َ ْن تُؤْ ِم ُن بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر‬
ُ ‫اْ ِال ْي َم‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫َوش ِ َِّر ِه‬
Dari Humaid Ibnu Abdurrahman Alhimri, Nabi saw bersabda: "Iman itu adalah
engkau percaya kepada Allah SWT, malaikatNya kitab-kitabNya, hari kemudian, dan
percaya kepada qadar yang baik dan yang buruk." (HR. Imam Muslim)
B. Kedudukan Manusia dan Malaikat

1. Kedudukan Manusia dalam Beriman kepada Malaikat


Beriman kepada Malaikat sangat berbeda dengan beriman kepada Allah SWT.
Apabila beriman kepada Allah SWT harus diwujudkan dalam bentuk
pengabdian/peribadahan kepadaNya, maka beriman kepada malaikat tidaklah
demikian. Perwujudan beriman kepada malaikat hanya sebatas meyakini bahwa
Allah SWT menciptakan makhlukNya yang tebuat dari cahaya dan diberi tugas
khusus untuk berhubungan dengan manusia. Beriman kepada malaikat tidak
diwujudkan dalam bentuk beribadah kepadanya, karena malaikat dan manusia
sama-sama makhluk Allah SWT.
Beriman kepada malaikat juga meyakini bahwa para malaikat memegang tugas
tertentu yang diberikan Allah SWT. Tugas-tugas yang diberikan Allah SWT
kepadanya selalu dilaksanakan dengan baik. Malaikat juga dapat menjelma dalam
bentuk yang dikehendakinya. Ia adalah makhluk halus (yang tidak bemateri) yang
dapat mengubah dirinya. Maka manusia tidak biasa melihat malaikat, sedangkan
malaikat dapat melihat manusia.
Malaikat berkedudukan sebagai perantara antara Allah SWT dan manusia. Allah
SWT memberikan tugas-tugasNya kepada para malaikat dalam hubungannya
dengan manusia. Hal ini bukan berarti Allah SWT tidak kuasa melakukannya
sendiri, tetapi justru sebaliknya. Sebab tidak mungkin manusia dapat berhubungan
dengan Allah SWT secara langsung. Karenanya Dia memberikan tugas kepada
malaikat.
2. Perbedaan Manusia dan Malaikat
Ada beberapa perbedaan antara manusia dengan malaikat, antara lain sebagai
berikut:
a. Dari asal kejadian, manusia berasal dari tanah, malaikat berasal dari cahaya.
b. Dari jenis kelamin, manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan
malaikat bukan laki-laki dan bukan pula perempuan.
c. Sifat dan tabi'at, manusia ada yang taat dan pula yang durhaka kepada Allah
SWT, ada yang kafir dan ada yang mukmin, terkandang berbuat baik dan terkadang
berbuat jahat. Malaikat seluruhnya taat kepada Allah SWT dan tidak pernah maksiat
kepadaNya.
d. Proses penciptaan, manusia hidupnya berproses, yaitu lahir, berkembang, dan
mati. Sedangkan malaikat langsung diciptakan oleh Allah SWT tidak melalui proses
seperti manusia.
e. Kebutuhan hidup, manusia membutuhkan makanan, minuman, berpasang-
pasanganan (menikah), tidur dan lain-lain. Malaikat tidak makan, minum, menikah,
tidak pernah tidur dan lain-lain.

C. Tanda-tanda Internalisasi Sikap Iman kepada Malaikat


Di antara tanda-tanda seorang yang beriman kepada malaikat dan contoh aplikasi
dari kematian tersebut dalam perilaku keseharian adalah:
1. Memiliki sikap lebih mengagungkan Allah SWT yang telah menciptakan dan
menugaskan para malaikat sebagai makhluk yang senantiasa beribadah kepadaNya.
Dengan demikian, uangkapan rasa puji dan syukurnya kepada Allah SWT bisa
semakin meningkat.
2. Semakin terdorong melakukan perbuatan-perbuatan positif dan selalu
bersemangat untuk mencegah perbuatan-perbuatan munkar. Di samping itu, dia
juga akan selalu waspada dan mawas diri agar tidak terjerumus ke dalam perbutan-
perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT.
3. Merasa aman dan tentram hatinya serta optimis dalam hidupnya. Karena ia
yakin ada malaikat yang mau menolong dan membantunya ketika dia senantiasa
berbuat shaleh. Karena memang malaikat adalah sahabat para hamba Allah SWT
yang shaleh.
4. Lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian da perlindunganNya yang
telah menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan
hambaNya.
5. Lebih menyadarkan keterbatasan manusia mengenai pengetahuan yang bersifat
immateri maupun pengetahuan metafisika. Dengan demikian, seseorang tidak akan
merasa sombong dengan pengetahuan yang telah dia raih selama ini. Karena masih
banyak hal yang tidak mampu dia kuasai, termasuk pengetahuan tentang makhluk
Allah SWT yang bersifat immateri.

D. Hikmah Beriman kepada Malaikat


Konsekuensi beriman kepada malaikat dan menghayati fungsi-fungsi malaikat
sebagai utusan Allah SWT adalah adanya beberapa hikmah yang terefleksi dalam
kehidupannya antara lain sebagai berikut:
1. Mendidik manusia agar patuh menjalankan perintahNya, menjauhi laranganNya
dan takut kepada azab Allah SWT. Sikap manusia terawasi oleh fungsi malaikat.
2. Memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia di tengah-tengah
masyarakat yang penuh dengan berbagai cobaan, ujian dan persoalan. Orang yang
beriman kepada malaikat mengetahui sifat-sifat malaikat, yaitu yang senantiasa
menolong, menjaga, optimis, semangat dan tidak putus asa.
3. Mendorong manusia untuk melakukan hal yang terbaik dalam rangka
meningkatkan ketakwaannya dengan tetap berbuat baik, mempelajari dan
memahami isi Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari.
4. Menghayati fungsi malaikat akan menimbulkan sifat kasih sayang yang
terwujudkan dalam kehidupannya, sehingga senantiasa berlomba-lomba dalam
berbuat kebaikan kepada sesama manusia, khususnya fakir miskin.
5. Meyakini bahwa rezeki yang diperolehnya pada hakikatnya berasal dari Allah
SWT dan mensyukuri segala apapun yang diperolehnya.
6. Senantiasa berhati-hati dalam berbicara, hati-hati dalam bertindak dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

E. Nama-nama Malaikat dan Tugasnya


Ada sepuluh malaikat yang wajib diketahui dan diimani. Nama-nama dan tuas-
tugas malaikat adalah sebagai berikut:
1. Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasulNya.
2. Malaikat Mikail, bertugas menurunkan hujan dan membagi rizki kepada seluruh
makhluk Allah SWT, khususnya manusia. Malaikat Mikail mendampingi malaikat
Jibril pada saat membawa Nabi Muhammad saw dalam perjalanan Isra dan Mi'raj.
3. Malaikat Izrail, bertugas mencabut nyawa semua makhluk, temasuk dirinya
sendiri dan mempunyai nama lain Malaikat Maut.
4. Malaikat Israfil, bertugas meniup sangkakala (tanda-tanda) datangnya hari
kiamat dan menjelang mansia dibangkitkan.
5. Malaikat Raqib, bertugas mencatat dan membukukan segala ucapan dan amal
perbuatan baik manusia sekecil apapun.
6. Malaikat Atid, bertugas mencatat dan membukukan segala ucapan dan amal
perbuatan jahat manusia sekecil apapun.
7. Malaikat Munkar, bersama malaikat Nakir bertugas di alam kubur atau alam
barzah untuk mengadili dan menanyakan apa yang telah dilakukan atau diperbuat
manusia semasa hidupnya di dunia.
8. Malaikat Nakir, bersama malaikat Munkar bertugas di alam kubur atau alam
barzah untuk mengadili dan menanyakan apa yang telah dilakukan atau diperbuat
manusia semasa hidupnya di dunia.
9. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka tempat menerima azab balasan dari
Allah SWT karena sewaktu di dunia dia tidak beriman dan bertakwa.
10. Malaikat Ridawan, bertugas menjaga surga tempat menusia menerima imbalan
dari amal pebuatan salehnya sewaktu di dunia.

F. Penerapan Sikap dan Perilaku


Penerapan sikap dan perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat adalah
sebagai berikut:
1. Membiasakan dan senang sekali melakukan kegiatan amal saleh, disiplin dan
patuh kepada ajaran Islam.
2. Bekerja keras dan tidak khawatir, karena yakin akan perlindungan Allah melalui
para malaikatNya.
3. Waspada dan mawas diri karena merasakan kehadiran malaikat yang senantiasa
mengawasinya.
4. Jujur dan meyakini bahwa kelak akan mempertanggungjawabkan semua
perbuatannya yang baik atau buruk yang dia lakukan.
5. Gemar dalam melaksanakan shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, berperilaku
dermawan, dan menuntut ilmu.

G. Hikmah Memahami Makna dari Iman kepada Malaikat


Hikmah memahami makna dari iman kepada malaikat antara lain sebagai
berikut:
1. Dapat memperluas pengamatan dan kesadaran kita terhadap alam wujud yang
tidak terjangkau oleh panca indra kita.
2. Para malaikat senantiasa mengikuti kita secara bergiliran untuk menjaga kita.
Hal ini membuat kita tidak perlu lagi mencari atau memohon kepada selain Allah
SWT dan para malaikatNya.
3. Senantiasa memiliki keteguhan nurani untuk tidak melakukan hal-hal yang
mengakibatkan berdosa, seperti berbuat jahat atau hal – hal tidak baik lainnya.
4. Selalu memberi pertolongan kepada sesama, khususnya fakir miskin. Malaikat
akan menyampaikan ilham ke dalam hati manusia untuk berlaku baik/beramal
saleh.
5. Mengimani malaikat dengan seyakin-yakinnya dan menyimak, menghayati ayat-
ayat Allah SWT di dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan informasi tentang
malaikat. Ini kan berdampak positif kepada peningkatan kualitas iman dan takwa
kepada Allah SWT.
6. Mengimani malaikat dan memahami tugas-tugasnya sebagai utusan Allah SWT,
memotivasi kita untuk selalu berupaya menjadi Rabbani, yakni yang selalu
mengajarkan dan mempelajari kitabullah.
7. Orang yang tidak beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT, berari tidak
pula beriman kepada Allah SWT. Ia musuh yang kafir kepada Allah SWT.
Ria Vinola's blog :)
 Home
 Posts RSS
 Comments RSS
 Edit

[Makalah] Iman Kepada Malaikat

Diposkan oleh Ria Vinola di 8/20/2014 01:01:00 AM


Reaksi:

IMAN KEPADA MALAIKAT

(^_^) AGAMA ISLAM (^_^)


Ria Vinola Widia Wati
XI AK-4
Daftar Isi

Daftar
Isi……………………………………………………………………………………….….2
1. Makna Iman Kepada Malaikat………………………………………………3
2. Beriman Kepada Malaikat…………………………………………………….5
3. Nama dan Tugas Para Malaikat …….…………………………………..7
4. Hakikat Malaikat…………………………………………………..…………………9
5. Sifat Fisik Malaikat………………………………………………………………...11
6. Tempat yang Tidak Disukai Malaikat………………………………..12
7. Fungsi Iman Kepada Malaika Allah….…………..…………………..13
8. Hubungan antara Malaikat dengan Manusia………………….14
9. Iman menurut Al-Qur’an dan Assunnah………………………….15
10. Kesalahan – Kesalahan………………………………………………………16
1. Makna Iman Kepada Malaikat
Menurut bahasa ‫ مالئكة‬bentuk jama’ dari ‫ملك‬. Dikatakan ia berasal
dan kata (risalah), dan ada yang menyatakan dan (mengutus), dan ada
pula yang berpendapat selain dan keduanya.

Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus
untuk taat dan beribadah kepadaNya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam firman-Nya,

Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu
meyakini secara pasti bahwa Allah mempunyai para malaikat yang
diciptakan dan nur, tidak pernah mendurhakai apa yang Allah
perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah titahkan
kepada mereka.
Allah Ta`ala menciptakan malaikat dari cahaya. Hal tersebut
sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ummul Mu`minin
`Aisyah radhiyallah `anha, dia mengatakan bahwasanya
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat diciptakan
dari cahaya.” (HR. Muslim)

Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah :


“Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-
Nya…(Q.S. al-Baqarah [2]: 285)

Firman Allah pada ayat lainnya :

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan


malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh
untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu
bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20).

“Dan mereka berkata, ‘Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil


(mempunyai) anak’, Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikatmalaikat itu)
adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada mendahuluiNya
dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al-
Anbiya’: 26-27).

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu


kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu adalah beriman
kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab- kitab, dan nabi-
nabi...” (Al-Baqarah: 177).

Allah mewajibkan percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan


mengafirkan orang-orang yang mengingkarinya. Allah berfirman, dan
barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya, dan Han Kemudian, maka Sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).

Sabda Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Jibril tentang iman :


“Yaitu engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para rasul-Nya, dan Hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir, yang
baik mahu pun yang buruk.” (HR. Muslim, 1/37 dan al-Bukhari, 1/19-20).

Rasulullah menjadikan iman itu adalah dengan mempercayai semua yang


disebut tadi. Sedangkan iman kepada malaikat adalah sebagian dari iman
tersebut. Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang
pasti (qath‘iy), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’
umat Islam, karena ingkar kepada mereka bererti menyalahi kebenaran al-
Quran dan as-Sunnah.

2. Beriman Kepada Malaikat


Ukhty sekalian tentu telah mengetahui bahwasanya yang
menyampaikan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah Malaikat Jibril. Kemudian pernahkah antunna
(kalian) bertanya-tanya, apakah malaikat Allah hanya Jibril, atau adakah
malaikat yang lainnya? Dan apa saja tugas mereka? Agar antunna tidak
penasaran, mari kita simak ulasan berikut ini.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya,
senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah
serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Keimanan kepada malakat mengandung 4 unsur, yaitu:
Pertama: Mengimani adanya mereka.
Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat.
Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah
hanya sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi yang berarti kebaikan atau
semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam
firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah
hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan
perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-
Anbiyaa’: 26-27)

Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui,


sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani
secara global.
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan tidak
ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah sebuah hadits
shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadits tersebut
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya baitul
makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di bumi,
setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian
apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari &
Muslim)
Ketiga: Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita ketahui.
Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau
shallallahu’alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang
ternyata mempunyai enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR.
Bukhari). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
musnadnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril dalam
bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk,
dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya
Allah sajalah yang mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam
Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat, sedangkan
Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad
hadits ini shahih)
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa malaikat memiliki sayap dengan
berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan
memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai enam ratus
sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat melihat enam ratus sayap dan
bagaimana pula cara beliau menghitungnya? Padahal satu sayap saja dapat
menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits tersebut shahih dan para ulama
menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat
(bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-
Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat
dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki
jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit
dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan
kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang
terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan.
Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim
dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para
malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang
diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Keempat, mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-
pekerjaan mereka
3. Nama dan Tugas Para Malaikat
Jumlah mereka sangat banyak. Hanya Allah saja yang tahu berapa
banyak jumlah mereka. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan tidak
ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.” (QS. Al-
Muddatstsir: 31) Ketika Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallammelakukan Isra` Mi`raj, berkata Jibril `alaihis salam kepada beliau:
“Ini adalah Baitul Ma`mur. Setiap hari shalat di dalamnya 70 ribu
malaikat. Jika mereka telah keluar, maka mereka tidak kembali lagi…. ”
(Muttafaqun `alaihi)
1. Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah
kepada para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.

“Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu


(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan.” (Asy-Syuara: 193-194).

Allah menyifati Jibril dalam tugasnya menyampaikan al-Qur’an dengan


sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan,

“Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa


oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang
ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir: 19-21).

2. Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.


“Tatkala seorang laki-laki bërada di tanah 4lapang (gurun) dia mendengar
suara di awan, ‘Siramilah kebunfulan,’ maka menjauhlah awan tersebut
kemudian menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka
saluran air di situ dan saluransaluran yang ada telah memuat air
seluruhnya...” (HR. Muslim, 4/2288).
mi menunjukkan bahwa curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai
dengan kehendak Allah S.W.T.”
3. Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.

“...di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan


nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Al-
Anam: 73).

Dan firman Allah,

“...kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu


semuanya.” (Al-Kahfi: 99),

Dan ayat-ayat lainnya yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup


terompet).
4. Izrail Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa
atsar ada disebutkan bahwa malaikat maut bernama Izrail, namun atsar
tersebut tidak shahih. Nama yang benar adalah Malaikat Maut
sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala yang artinya:
“Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikan kamu.” (QS. As-Sajdah: 11)
“Katakanlah, ‘Malaikat maut yang ditugaskan untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan.” (As-Sajdah: 11).

“...sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara


kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat
Kami itu tidak melalaikan kewajiban.” (AlAnam: 61).
5. Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal
perbuatan manusia di alam kubur.

6. Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal


perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.

7. Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik
manusia ketika hidup.

8. Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk /
jahat manusia ketika hidup.
9. Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.

10. Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.

4. Hakikat Malaikat
Menurut Zakiyah Daradjat, malaikat itu bertugas sebagai perantara
dan pelaksana kehendak Allah, terutama yang berhubungan dengan Alam
rohaniah manusia. Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut:
1) malaikat sebagai perantara penyampai wahyu.
2) sebagai perantara untuk menabahkan dan menguatkan hati orang
beriman.
3) sebagai perantara dalam melaksanakan hukum Allah.
4) sebagai penolong dan mendoakan manusia.
5) memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal rohaniyah.
6) memberikan ilham kedalam hati manusia untuk perilaku baik.
7) mencatat perbuatan manusia.
8) mencabut nyawa manusia.

Hakikat malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur atau
cahaya.
Syaikh DR. Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-
dalil dari al-Qur`an, as-Sunnah, dan ijma` (kesepakatan) kaum muslimin
(tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

 Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk


ciptaan Allah.
 Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya,
sebagaimana Allah menciptakan jin dan manusia juga untuk
beribadah kepada-Nya semata.
 Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
 Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia.
Mereka hidup di alam yang mulia lagi suci, yang Allah memilih
tempat tersebut di dunia karena kedekatannya, dan untuk
melaksanakan perintah-Nya, baik perintah yang yang
bersifat kauniyyah, maupun syar`iyyah.

Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan mereka berkata: ‘Tuhan


Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’, Maha Suci
Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang
dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan
mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala
sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka,
dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai
VAllah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan
barangsiapa di antara mereka, mengatakan: ‘Sesungguhnya Aku adalah
tuhan selain daripada Allah’, maka orang itu Kami beri balasan dengan
Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang
zalim.” (QS. Al-Anbiyaa`: 26 – 29)
(Lihat Mu`taqad Firaqil Muslimiin wal Yahud wan Nashara wal Falasifah
wal Watsaniyyiin fil Malaikatil Muqarrabiin hal. 15)
5. Sifat Fisik Malaikat
Berikut ini kami sampaikan sebagian sifat fisik malaikat:

 Kuatnya fisik mereka


Allah Ta`ala berfirman tentang keadaan neraka (yang artinya),
“Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.
Tahrim: 6)
Panas api neraka, yang membuat besi dan batu meleleh, tidak
membahayakan mereka.Demikian juga dengan Malakul
jibal (Malaikat gunung), dimana dia menawarkan kepada
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam untuk menabrakkan dua
gunung kepada sebuah kaum yang mendurhakai beliau. Kemudian
beliau menolak tawaran tersebut. (Hadits yang menceritakan kisah
ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim)
 Mempunyai sayap
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Segala puji bagi Allah
Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathiir:
1)
 Tidak membutuhkan makan dan minum
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya utusan-
utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat.”
Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim
menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang
aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat
itu berkata: ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah
(malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.’” (QS. Huud: 69 –
70)As Suyuthi rahimahullah berkata: “Ar-Razi dalam tafsirnya
mengatakan bahwa para ulama sepakat bahwasanya malaikat tidak
makan, tidak minum, dan juga tidak menikah.”
Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa
yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud
Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh
manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera,
kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa
manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah
bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan
yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat
menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj.

6. Tempat yang Tidak Disukai Malaikat


Menurut syariat Islam ada beberapa tempat dimana para malaikat tidak
akan mendatangi tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang
mengatakan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu
yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Pendapat ini telah
disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya.
Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain
adalah:
1. Tempat yang di dalamnya terdapat anjing, (kecuali anjing untuk
kepentingan penjagaan keamanan, pertanian dan berburu);[40][41]
2. Tempat yang terdapat patung (gambar);[42]
3. Tempat yang di dalamnya ada seseorang muslim yang mengancungkan
dengan senjata terhadap saudaranya sesama muslim;[43]
4. Tempat yang memiliki bau tidak sedap atau menyengat.[44]
Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh
para Imam, di antaranya adalah Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy,
Muslim dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa
malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat
anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.
Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia
berjanji ingin datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di
bawah tempat tidur.[45] Malaikat Rahmat pun tidak akan mendampingi
suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan
(memelihara) anjing.
7. Fungsi iman kepada Malaikat Allah
1. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya.
Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan
keagungan yang menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan
menambah pengagungan dan pemuliaan seorang mukmin kepada Allah,
di mana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberiNya
sayap-sayap.
2. Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta’ala.
Karena barangsiapa beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua
amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah,
sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-
terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
3. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan
kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya
dalam alam yang luas ini ada ribuan malaikat yang menaati Allah dengan
sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
4. Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam,
dimana ia menjadikan sebagian dari para malaikat sebagai penjaga
mereka.
5. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia
ingat Malaikat Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut
nyawanya. Karena itu, ia akan semakin rajin mempersiapkan diri
menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.
8. Hubungan antara Malaikat dengan
Manusia
Allah mewakilkan kepada malaikat urusan semua makhluk termasuk
urusan manusia. Jadi mereka mempunyai hubungan yang erat dengan
manusia semenjak ia berupa sperma. Hubungan ini disebutkan Imam Ibnul
Qayyim dalam kitabnya “Ighatsatul Lahfan’, beliau berkata, Mereka
diserahi urusan penciptaan manusia dan satu fasa ke fasa yang lain,
pembentukannya, penjagaannya dalam tiga lapis kegelapan, penulisan
rezeki, amal, ajal, nasib celaka dan bahagianya, menyertainya dalam
segala urusan-nya, penghitungan ucapan dan perbuatannya,
penjagaannya dalam hidupnya, pencabutan ruhnya ketika meninggal,
pembawa ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika untuk
diperlihatkan kepada Penciptanya.

Merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzakh
dan sesudah kebangkitan. Mereka yang ditugasi membuat alat-alat
kenikmatan dan adzab, Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang
mukmin dengan izin Allah, yang mengajarkan baginya apa yang
bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya
(penolongnya) di dunia dan di akhirat. Mereka yang menjanjikannya
kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta
memperingatkannya. Maka mereka adalah para wali dan ansharnya,
penjaga dan mu ‘allim (pengajar)nya, penasihat yang berdoa dan
beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya Selama ia
mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi khabar
gembira dengan karamah Allah ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan.
Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta
kepada akhiratnya. Mereka yang mengingatkan ketika ia lupa, yang
menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik.
Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akhiratnya. Merekalah
para utusan Allah dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir
(duta) penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah
dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan
perintah (membawa urusan).”

Sedangkan dalil-dalil keterangan di atas adalah al-Qur’an dan as-Sunnah


yang tentunya amat panjang jika disebutkan, di samping memang dalil-
dalil itu terkenal dan masyhur.

9. Iman Menurut Al-Quran dan Assunnah


Seorang barulah dikatakan beriman kepada Malaikat jika pada dirinya
terdapat beberapa perkara :

 Mengimani keberadaan mereka.

‫قال وسلم عليه هللا صلى النبي أن عنها هللا رضي عائشة عن‬:
‫لكم وصف مما آدم خلق و نار من مارج من الجان وخلق نور من المالئكة خلقت‬. ‫رواه‬
‫مسلم‬
“ Malaikat di ciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan
Adam diciptakan dari tanah.(H.r. Muslim)

 Mengimani Nama mereka.


‫ض مَالِكُ يَا َونَا َد ْوا‬ َُ ُّ‫ل َرب‬
ُِ ‫ك َعلَ ْينَا لِي َْق‬ ُْ ‫ون إِنَّك‬
َُ ‫م َقا‬ َُ ‫( مَاكِث‬77)
“ dan mereka berseru wahai malaikat Malik, birlah Tuhanmu mematikan
kami saja, dai menjawab “ sungguh kamu akan tetap tinggal di neraka ini.”
(Q.s. Az Zukhruf : 77)

 Mengimani sifat mereka.

‫منوا الَّ ِذينَُ أَيُّهَا يَا‬ َُ َ‫م قوا آ‬


ُْ ‫سك‬ َ ‫م أَ ْنف‬
ُْ ‫هلِيك‬ْ َ‫ها نَارًا وَأ‬
َ ‫حجَا َرةُ ال َّناسُ وَقود‬ ْ ‫كةُ َعلَ ْيهَا و‬
ِ ‫َال‬ َ ِ‫م ََالئ‬
ُ‫غ َالظ‬ِ ُ‫شدَاد‬ ِ ‫ل‬ َُ ‫ون‬
َُ ‫ّللا يَ ْعص‬ ُْ ‫ون أَ َم َره‬
َُ َّ ‫م مَا‬ َُ ‫( ي ْؤمَر‬6)
َُ ‫ون مَا َويَ ْف َعل‬
“ wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [Qs. At Tahrim : 6]

 Mengimani tugas-tugas mereka.

ُ‫َان يَتَلَ َّقى إِ ْذ‬


ُِ ‫ن ْالمتَلَ ِقي‬
ُِ ‫ين َع‬ ِ َ‫ن ْالي‬
ُِ ‫م‬ َ ‫َال و‬
ُِ ‫َع‬ ُِ ‫الشم‬
ِ َُ ُ‫ن ي َْل ِفظ‬
ُ‫( َق ِعيد‬17) ‫ما‬ َُّ ِ‫ه إ‬
ُْ ‫ل َق ْولُ ِم‬ ُِ ‫لَ َد ْي‬
ُ‫( َعتِيدُ َرقِيب‬18)
“ (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir.”

10. Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat.
Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu
billahi min dzalik -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar
tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada
adalah:
1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh
inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari
anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, “Dan
mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah,
sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]:
57)
2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi
ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri
hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi
berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi
Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al
A’raaf [7]: 206)
3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh
Allah ta’ala dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut
dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci
Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk
yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat
tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah
dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini
adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah
dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi
para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan
pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah
mindzalik-.
Informasi, Materi

<< << Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 << Tugas
Sea Games ke-26 Tahun 2011 Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 Posting Lama Beranda

[Makalah] Iman Kepada Malaikat


Diposkan oleh Ria Vinola di 8/20/2014 01:01:00 AM
Reaksi:

IMAN KEPADA MALAIKAT

(^_^) AGAMA ISLAM (^_^)


Ria Vinola Widia Wati
XI AK-4
Daftar Isi
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………….….2
1. Makna Iman Kepada Malaikat………………………………………………3
2. Beriman Kepada Malaikat…………………………………………………….5
3. Nama dan Tugas Para Malaikat …….…………………………………..7
4. Hakikat Malaikat…………………………………………………..…………………9
5. Sifat Fisik Malaikat………………………………………………………………...11
6. Tempat yang Tidak Disukai Malaikat………………………………..12
7. Fungsi Iman Kepada Malaika Allah….…………..…………………..13
8. Hubungan antara Malaikat dengan Manusia………………….14
9. Iman menurut Al-Qur’an dan Assunnah………………………….15
10. Kesalahan – Kesalahan………………………………………………………16

1. Makna Iman Kepada Malaikat


Menurut bahasa ‫ مالئكة‬bentuk jama’ dari ‫ملك‬. Dikatakan ia berasal
dan kata (risalah), dan ada yang menyatakan dan (mengutus), dan ada
pula yang berpendapat selain dan keduanya.

Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus
untuk taat dan beribadah kepadaNya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana
dijelaskan Allah dalam firman-Nya,

Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Maksudnya yaitu
meyakini secara pasti bahwa Allah mempunyai para malaikat yang
diciptakan dan nur, tidak pernah mendurhakai apa yang Allah
perintahkan kepada mereka dan mengerjakan setiap yang Allah titahkan
kepada mereka.
Allah Ta`ala menciptakan malaikat dari cahaya. Hal tersebut
sebagaimana terdapat dalam hadits dari Ummul Mu`minin
`Aisyah radhiyallah `anha, dia mengatakan bahwasanya
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat diciptakan
dari cahaya.” (HR. Muslim)

Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah :


“Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-
Nya…(Q.S. al-Baqarah [2]: 285)

Firman Allah pada ayat lainnya :

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan


malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh
untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu
bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20).

“Dan mereka berkata, ‘Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil


(mempunyai) anak’, Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikatmalaikat itu)
adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada mendahuluiNya
dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al-
Anbiya’: 26-27).
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu adalah beriman
kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab- kitab, dan nabi-
nabi...” (Al-Baqarah: 177).

Allah mewajibkan percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan


mengafirkan orang-orang yang mengingkarinya. Allah berfirman, dan
barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya, dan Han Kemudian, maka Sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).

Sabda Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Jibril tentang iman :


“Yaitu engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para rasul-Nya, dan Hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir, yang
baik mahu pun yang buruk.” (HR. Muslim, 1/37 dan al-Bukhari, 1/19-20).

Rasulullah menjadikan iman itu adalah dengan mempercayai semua yang


disebut tadi. Sedangkan iman kepada malaikat adalah sebagian dari iman
tersebut. Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang
pasti (qath‘iy), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’
umat Islam, karena ingkar kepada mereka bererti menyalahi kebenaran al-
Quran dan as-Sunnah.

2. Beriman Kepada Malaikat


Ukhty sekalian tentu telah mengetahui bahwasanya yang
menyampaikan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah Malaikat Jibril. Kemudian pernahkah antunna
(kalian) bertanya-tanya, apakah malaikat Allah hanya Jibril, atau adakah
malaikat yang lainnya? Dan apa saja tugas mereka? Agar antunna tidak
penasaran, mari kita simak ulasan berikut ini.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya,
senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah
serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Keimanan kepada malakat mengandung 4 unsur, yaitu:
Pertama: Mengimani adanya mereka.
Yaitu kepercayaan yang pasti tentang keberadaan para malaikat.
Tidak seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwa malaikat adalah
hanya sebuah ‘kata’ yang bermakna konotasi yang berarti kebaikan atau
semacamnya. Allah Ta’ala telah menyatakan keberadaan mereka dalam
firman-Nya yang artinya: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah
hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan
perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-
Anbiyaa’: 26-27)

Kedua: Mengimani nama-nama malaikat yang telah kita ketahui,


sedangkan malaikat yang tidak diketahui namanya wajib kita imani
secara global.
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan tidak
ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah Ta’ala adalah sebuah hadits
shahih yang berkaitan dengan baitul makmur. Di dalam hadits tersebut
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya baitul
makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di bumi,
setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian
apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari &
Muslim)

Ketiga: Mengimani sifat-sifat malaikat yang kita ketahui.


Seperti misalnya sifat Jibril, dimana Nabi mengabarkan bahwa beliau
shallallahu’alaihi wa sallam pernah melihat Jibril dalam sifat yang asli, yang
ternyata mempunyai enam ratus sayap yang dapat menutupi cakrawala (HR.
Bukhari). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
musnadnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril dalam
bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk,
dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya
Allah sajalah yang mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam
Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat, sedangkan
Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad
hadits ini shahih)
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa malaikat memiliki sayap dengan
berbagai warna. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla dan
memberitahukan bentuk Jibril ‘alaihissalaam yang mempunyai enam ratus
sayap, setiap sayap menutup ufuk. Kita tidak perlu mempersoalkan bagaimana
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat melihat enam ratus sayap dan
bagaimana pula cara beliau menghitungnya? Padahal satu sayap saja dapat
menutupi ufuk? Kita jawab: “Selagi hadits tersebut shahih dan para ulama
menshahihkan sanadnya maka kita tidak membahas mengenai kaifiyat
(bagaimananya), karena Allah Maha Kuasa untuk memperlihatkan kepada Nabi-
Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal yang tidak dapat
dibayangkan dan dicerna oleh akal fikiran.”
Allah ta’ala menceritakan bahwa sayap yang dimiliki malaikat memiliki
jumlah bilangan yang berbeda-beda. “Segala puji bagi Allah, Pencipta langit
dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Faathir: 1)
Sifat malaikat yang lain adalah terkadang malaikat itu -dengan
kekuasaan Allah- bisa berubah bentuk menjadi manusia, sebagaimana yang
terjadi pada Jibril saat Allah mengutusnya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk mengajarkan pada manusia apa itu Islam, Iman dan Ihsan.
Demikian juga dengan para malaikat yang diutus oleh Allah kepada Ibrahim
dan Luth ‘alaihimassalaam, mereka semua datang dalam bentuk manusia. Para
malaikat adalah hamba-hamba Allah yang senantiasa mentaati apa yang
diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah mendurhakai Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Keempat, mengimani dengan apa yang kita ketahui tentang pekerjaan-
pekerjaan mereka

3. Nama dan Tugas Para Malaikat


Jumlah mereka sangat banyak. Hanya Allah saja yang tahu berapa
banyak jumlah mereka. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan tidak
ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.” (QS. Al-
Muddatstsir: 31) Ketika Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallammelakukan Isra` Mi`raj, berkata Jibril `alaihis salam kepada beliau:
“Ini adalah Baitul Ma`mur. Setiap hari shalat di dalamnya 70 ribu
malaikat. Jika mereka telah keluar, maka mereka tidak kembali lagi…. ”
(Muttafaqun `alaihi)
1. Jibril ‘alaihissalaam yang ditugasi menyampaikan wahyu dari Allah
kepada para Rasul-Nya ‘alaihimussalaam.

“Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu


(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan.” (Asy-Syuara: 193-194).

Allah menyifati Jibril dalam tugasnya menyampaikan al-Qur’an dengan


sifat-sifat yang penuh pujian dan sanjungan,

“Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa


oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang
ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.” (At-Takwir: 19-21).

2. Mikail yang ditugasi menurunkan hujan dan menyebarkannya.


“Tatkala seorang laki-laki bërada di tanah 4lapang (gurun) dia mendengar
suara di awan, ‘Siramilah kebunfulan,’ maka menjauhlah awan tersebut
kemudian menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka
saluran air di situ dan saluransaluran yang ada telah memuat air
seluruhnya...” (HR. Muslim, 4/2288).
mi menunjukkan bahwa curah hujan yang dilakukan malaikat sesuai
dengan kehendak Allah S.W.T.”
3. Israfil yang ditugasi meniup sangkakala.

“...di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan


nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Al-
Anam: 73).

Dan firman Allah,


“...kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu
semuanya.” (Al-Kahfi: 99),

Dan ayat-ayat lainnya yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup


terompet).
4. Izrail Malaikat Maut yang ditugasi mencabut nyawa. Dalam beberapa
atsar ada disebutkan bahwa malaikat maut bernama Izrail, namun atsar
tersebut tidak shahih. Nama yang benar adalah Malaikat Maut
sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala yang artinya:
“Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikan kamu.” (QS. As-Sajdah: 11)
“Katakanlah, ‘Malaikat maut yang ditugaskan untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan.” (As-Sajdah: 11).

“...sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara


kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat
Kami itu tidak melalaikan kewajiban.” (AlAnam: 61).
5. Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal
perbuatan manusia di alam kubur.

6. Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal


perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.

7. Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik
manusia ketika hidup.

8. Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk /
jahat manusia ketika hidup.

9. Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.

10. Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.


4. Hakikat Malaikat
Menurut Zakiyah Daradjat, malaikat itu bertugas sebagai perantara
dan pelaksana kehendak Allah, terutama yang berhubungan dengan Alam
rohaniah manusia. Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut:
1) malaikat sebagai perantara penyampai wahyu.
2) sebagai perantara untuk menabahkan dan menguatkan hati orang
beriman.
3) sebagai perantara dalam melaksanakan hukum Allah.
4) sebagai penolong dan mendoakan manusia.
5) memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal rohaniyah.
6) memberikan ilham kedalam hati manusia untuk perilaku baik.
7) mencatat perbuatan manusia.
8) mencabut nyawa manusia.

Hakikat malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur atau
cahaya.
Syaikh DR. Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-
dalil dari al-Qur`an, as-Sunnah, dan ijma` (kesepakatan) kaum muslimin
(tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

 Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk


ciptaan Allah.
 Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya,
sebagaimana Allah menciptakan jin dan manusia juga untuk
beribadah kepada-Nya semata.
 Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
 Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia.
Mereka hidup di alam yang mulia lagi suci, yang Allah memilih
tempat tersebut di dunia karena kedekatannya, dan untuk
melaksanakan perintah-Nya, baik perintah yang yang
bersifat kauniyyah, maupun syar`iyyah.

Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan mereka berkata: ‘Tuhan


Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’, Maha Suci
Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang
dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan
mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala
sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka,
dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai
VAllah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan
barangsiapa di antara mereka, mengatakan: ‘Sesungguhnya Aku adalah
tuhan selain daripada Allah’, maka orang itu Kami beri balasan dengan
Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang
zalim.” (QS. Al-Anbiyaa`: 26 – 29)
(Lihat Mu`taqad Firaqil Muslimiin wal Yahud wan Nashara wal Falasifah
wal Watsaniyyiin fil Malaikatil Muqarrabiin hal. 15)

5. Sifat Fisik Malaikat


Berikut ini kami sampaikan sebagian sifat fisik malaikat:

 Kuatnya fisik mereka


Allah Ta`ala berfirman tentang keadaan neraka (yang artinya),
“Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.
Tahrim: 6)
Panas api neraka, yang membuat besi dan batu meleleh, tidak
membahayakan mereka.Demikian juga dengan Malakul
jibal (Malaikat gunung), dimana dia menawarkan kepada
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam untuk menabrakkan dua
gunung kepada sebuah kaum yang mendurhakai beliau. Kemudian
beliau menolak tawaran tersebut. (Hadits yang menceritakan kisah
ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim)
 Mempunyai sayap
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Segala puji bagi Allah
Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathiir:
1)
 Tidak membutuhkan makan dan minum
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya utusan-
utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat.”
Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim
menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang
aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat
itu berkata: ‘Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah
(malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.’” (QS. Huud: 69 –
70)As Suyuthi rahimahullah berkata: “Ar-Razi dalam tafsirnya
mengatakan bahwa para ulama sepakat bahwasanya malaikat tidak
makan, tidak minum, dan juga tidak menikah.”

Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa


yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud
Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh
manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera,
kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa
manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah
bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan
yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat
menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj.
6. Tempat yang Tidak Disukai Malaikat
Menurut syariat Islam ada beberapa tempat dimana para malaikat tidak
akan mendatangi tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang
mengatakan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu
yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Pendapat ini telah
disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya.
Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain
adalah:
1. Tempat yang di dalamnya terdapat anjing, (kecuali anjing untuk
kepentingan penjagaan keamanan, pertanian dan berburu);[40][41]
2. Tempat yang terdapat patung (gambar);[42]
3. Tempat yang di dalamnya ada seseorang muslim yang mengancungkan
dengan senjata terhadap saudaranya sesama muslim;[43]
4. Tempat yang memiliki bau tidak sedap atau menyengat.[44]
Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh
para Imam, di antaranya adalah Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy,
Muslim dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa
malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat
anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.
Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia
berjanji ingin datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di
bawah tempat tidur.[45] Malaikat Rahmat pun tidak akan mendampingi
suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan
(memelihara) anjing.

7. Fungsi iman kepada Malaikat Allah


1. Mengetahui keagungan, kekuatan serta kesempurnaan kekuasaan-Nya.
Sebab keagungan (sesuatu) yang diciptakan (makhluk) menunjukkan
keagungan yang menciptakan (al-Khaliq). Dengan demikian akan
menambah pengagungan dan pemuliaan seorang mukmin kepada Allah,
di mana Allah menciptakan para malaikat dari cahaya dan diberiNya
sayap-sayap.
2. Senantiasa istiqomah (meneguhkan pendirian) dalam menaati Allah ta’ala.
Karena barangsiapa beriman bahwa para malaikat itu mencatat semua
amal perbuatannya, maka ini menjadikannya semakin takut kepada Allah,
sehingga ia tidak akan berbuat maksiat kepada-Nya, baik secara terang-
terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
3. Bersabar dalam menaati Allah serta merasakan ketenangan dan
kedamaian. Karena sebagai seorang mukmin ia yakin bahwa bersamanya
dalam alam yang luas ini ada ribuan malaikat yang menaati Allah dengan
sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya.
4. Bersyukur kepada Allah atas perlindungan-Nya kepada anak Adam,
dimana ia menjadikan sebagian dari para malaikat sebagai penjaga
mereka.
5. Waspada bahwa dunia ini adalah fana dan tidak kekal, yakni ketika ia
ingat Malaikat Maut yang suatu ketika akan diperintahkan untuk mencabut
nyawanya. Karena itu, ia akan semakin rajin mempersiapkan diri
menghadapi hari Akhir dengan beriman dan beramal shalih.
8. Hubungan antara Malaikat dengan
Manusia
Allah mewakilkan kepada malaikat urusan semua makhluk termasuk
urusan manusia. Jadi mereka mempunyai hubungan yang erat dengan
manusia semenjak ia berupa sperma. Hubungan ini disebutkan Imam Ibnul
Qayyim dalam kitabnya “Ighatsatul Lahfan’, beliau berkata, Mereka
diserahi urusan penciptaan manusia dan satu fasa ke fasa yang lain,
pembentukannya, penjagaannya dalam tiga lapis kegelapan, penulisan
rezeki, amal, ajal, nasib celaka dan bahagianya, menyertainya dalam
segala urusan-nya, penghitungan ucapan dan perbuatannya,
penjagaannya dalam hidupnya, pencabutan ruhnya ketika meninggal,
pembawa ruhnya ketika meninggal, pembawa ruhnya ketika untuk
diperlihatkan kepada Penciptanya.

Merekalah yang ditugasi mengurus adzab dan nikmat dalam alam barzakh
dan sesudah kebangkitan. Mereka yang ditugasi membuat alat-alat
kenikmatan dan adzab, Mereka yang meneguhkan (iman) bagi hamba yang
mukmin dengan izin Allah, yang mengajarkan baginya apa yang
bermanfaat, yang berperang membelanya. Merekalah para walinya
(penolongnya) di dunia dan di akhirat. Mereka yang menjanjikannya
kebaikan dan mengajak kepadanya, melarang kejahatan serta
memperingatkannya. Maka mereka adalah para wali dan ansharnya,
penjaga dan mu ‘allim (pengajar)nya, penasihat yang berdoa dan
beristighfar untuknya, yang selalu bershalawat atasnya Selama ia
mengajarkan kebaikan untuk manusia. Mereka yang memberi khabar
gembira dengan karamah Allah ketika tidur, mati dan ketika dibangkitkan.
Merekalah yang membuatnya zuhud di dunia dan menjadikannya cinta
kepada akhiratnya. Mereka yang mengingatkan ketika ia lupa, yang
menggiatkannya ketika ia malas, dan menenangkannya ketika ia panik.
Mereka yang mengupayakan kebaikan dunia dan akhiratnya. Merekalah
para utusan Allah dalam mencipta dan mengurusnya. Mereka adalah safir
(duta) penghubung antara Allah dan hamba-Nya. Turun dengan perintah
dari sisi-Nya di seluruh penjuru alam, dan naik kepada-Nya dengan
perintah (membawa urusan).”

Sedangkan dalil-dalil keterangan di atas adalah al-Qur’an dan as-Sunnah


yang tentunya amat panjang jika disebutkan, di samping memang dalil-
dalil itu terkenal dan masyhur.
9. Iman Menurut Al-Quran dan Assunnah
Seorang barulah dikatakan beriman kepada Malaikat jika pada dirinya
terdapat beberapa perkara :

 Mengimani keberadaan mereka.

‫قال وسلم عليه هللا صلى النبي أن عنها هللا رضي عائشة عن‬:
‫لكم وصف مما آدم خلق و نار من مارج من الجان وخلق نور من المالئكة خلقت‬. ‫رواه‬
‫مسلم‬
“ Malaikat di ciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan
Adam diciptakan dari tanah.(H.r. Muslim)

 Mengimani Nama mereka.

َُ ُّ‫ل َرب‬
‫ك َعلَ ْينَا لِي َْقضُِ مَالِكُ يَا َونَا َد ْوا‬ ُْ ‫ون إِنَّك‬
َُ ‫م َقا‬ َُ ‫( مَاكِث‬77)
“ dan mereka berseru wahai malaikat Malik, birlah Tuhanmu mematikan
kami saja, dai menjawab “ sungguh kamu akan tetap tinggal di neraka ini.”
(Q.s. Az Zukhruf : 77)

 Mengimani sifat mereka.

‫منوا الَّ ِذينَُ أَيُّهَا يَا‬ َُ َ‫م قوا آ‬


ُْ ‫سك‬ َ ‫م أَ ْنف‬ ْ َ‫ها نَارًا وَأ‬
ُْ ‫هلِيك‬ َ ‫حجَا َرةُ ال َّناسُ وَقود‬ ْ ‫كةُ َعلَ ْيهَا و‬
ِ ‫َال‬ َ ِ‫م ََالئ‬
ُ‫غ َالظ‬ِ ُ‫شدَاد‬ ِ ‫ل‬ َُ ‫ون‬
َُ ‫ّللا يَ ْعص‬َُ َّ ‫م مَا‬ َ َُ ‫( ي ْؤمَر‬6)
َُ ‫ون مَا َويَ ْف َعل‬
ُْ ‫ون أ َم َره‬
“ wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [Qs. At Tahrim : 6]

 Mengimani tugas-tugas mereka.

ُ‫َان يَتَلَ َّقى إِ ْذ‬


ُِ ‫ن ْالمتَلَ ِقي‬
ُِ ‫ين َع‬ ِ َ‫ن ْالي‬
ُِ ‫م‬ َ ‫َال و‬
ُِ ‫َع‬ ُِ ‫الشم‬
ِ َُ ُ‫ن ي َْل ِفظ‬
ُ‫( َق ِعيد‬17) ‫ما‬ َُّ ِ‫ه إ‬
ُْ ‫ل َق ْولُ ِم‬ ُِ ‫لَ َد ْي‬
ُ‫( َعتِيدُ َرقِيب‬18)
“ (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir.”

10. Kesalahan-Kesalahan
Terdapat kesalahan-kesalahan yang merusak keimanan kepada malaikat.
Bahkan bisa jadi kesalahan itu membawa kepada kekufuran – na’udzu
billahi min dzalik -. Oleh karena itulah, kita berlindung kepada Allah agar
tidak terjatuh dalam kesalahan tersebut. Beberapa kesalahan yang ada
adalah:
1. Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sungguh
inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari
anggapan ini. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya, “Dan
mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah,
sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]:
57)
2. Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi
ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri
hanya menyembah kepada Allah semata. Walaupun mereka diberi
berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi
Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al
A’raaf [7]: 206)
3. Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan oleh
Allah ta’ala dalam Al-Qur’an dan tidak disampaikan oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti misalnya menamakan malaikat maut
dengan nama Izroil, malaikat pencatat amal dengan Roqib dan ‘Atid.
4. Mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah pembantu Allah. Maha Suci
Allah dari perkataan seperti ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dia-lah yang menciptakan para malaikat tersebut. Dan segala makhluk
yang diciptakan Allah adalah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat
tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah
dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya. Kesalahan anggapan ini
adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah
dengan mahluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi
para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan
pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah
mindzalik-.

Categories Informasi, Materi


<< << Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 << Tugas
Sea Games ke-26 Tahun 2011 Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011 Posting Lama Beranda

Stalker
484261

안녕하세요 :)
About Me
Ria Vinola

Favorites

Followers
Blog Archive
 ► 2016 (8)

 ► 2015 (18)

 ▼ 2014 (42)
o ► Desember (1)
o ► September (7)
o ▼ Agustus (12)
 Permintaan dan Penawaran
 Visi & Misi PT Otsuka Indonesia
 Tugas Sea Games ke-26 Tahun 2011
 [Makalah] Iman Kepada Malaikat
 Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
 Vacation to Yogyakarta
 Dulu Kondektur Sekarang Juragan Kisah Sukses Muhad...
 Dari Tukang Dorong Gerobak Roti hingga Miliki 6 Ca...
 [Tugas PKN SMK] Politik
 Makalah Idul Adha
 Quotes of @riaviinola Part II
 Quotes of @riaviinola Part I
o ► Juni (16)
o ► Mei (3)
o ► Maret (3)

 ► 2013 (18)

Populer

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila Pancasila sebagai dasar
Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pan...

Permintaan dan Penawaran

A . PERMINTAAN PENGERTIAN PERMINTAAN Permintaan


adalah keinginan yang diserta oleh kemampuan unt...

Perspektif Management

Perspektif Klasik (Classical Perspective) Perpektif Kemanusiaan (Humanistic


Perpektive) Perspektif Ilmu Man...

[Makalah] PPN & PPnBM

PPN & PPnBM Dipersembahkan untuk Perpajakan KELOMPOK V Anne


Analia (814313666...

[Makalah] Kalimat Efektif

BAB VI MAKALAH KALIMAT EFEKTIF Dipersembahkan untuk Bahasa


Indonesia ...

[Makalah] Perlindungan Konsumen

PERLINDUNGAN KONSUMEN Dipersembahkan untuk Hukum Perdata Dagang


Disusun Oleh : Anne Analia (8143136661) I...

[Makalah] Berpikir Positif

BERPIKIR POSITIF Dipersembahkan untuk Bahasa Indonesia Disu...

Proposal Kewirausahaan "Bakso Cinta"

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN XI AK-5 Ria Vinol a Widia Wati Anisah Lina


Wahyuni Ari Astuti Marlinah BAB I ...

Labels
 Bisnis (26)
 English (1)
 Informasi (26)
 Korea (2)
 Lyric (2)
 Materi (64)
 Mix (22)
 Puisi (1)
 Story (12)
 Tips (5)

Pages
 Home
 Materi
 MIx

Materi

 Bisnis
 English
 Informasi
 Setelan Blogger
 Membuat Gmail

Mix

 Korea
 Puisi
 Story
 Tips
 Cara Ubah Background Blog

Widget

 Tips
 Menu Vertikal
 Cara Ganti Favicon
 Ganti Template Blog
 Ubah Background Blog

Translate
Pilih Bahasa ▼
Share
(Get Widget)
@riaviinola. Diberdayakan oleh Blogger.

Ria Vinola's blog :) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by
Tadpole's Notez

Anda mungkin juga menyukai