Abstrak
Mineral berat merupakan kelompok mineral dengan ciri memiliki berat jenis >2,85 gr/cm3 yang bisa
dijadikan indikator provenance (batuan asal). Lokasi penelitian berada Kali Pengkol yang berada di
Jabungan, Tembalang, Semarang. Keberadaan endapan pasir besi ada pada morfologi point bar.
Pengambilan sampel dilakukan dua kali yaitu tepat dipinggir sungai dan sekitar 4-5 meter semakin menjauh
dari sungai. Penelitian bertujuan untuk mendeterminasi sifat magma pembentuk mineral pada endapan
pasir besi tersebut. Metode yang digunakan dalam analisis adalah pengambilan sampel di lokasi penelitian
kemudian dilakukan analisis laboratorium dengan mikroskop binikular dan studi pustaka dengan jurnal dan
buku yang telah diterbitkan sebelumnya. Mineral berat yang ditemukan diantaranya adalah Magnetit,
Hematit, Apatit dan Ilmenite. Keberadaan Magnetit, Apatit dan sedikit Piroksen mengindikasikan batuan
asal endapan pasir besi berasal dari batuan beku yang berada pada rentang felsik – mafic atau cenderung
bersifat intermediet (Nichols, 2009 ; Pettijohn, 1975). Keberadaan reworking mineral seperti Hematit
ultrastabil mengindikasikan ada provenance yang merupakan batuan sedimen klastik. Dengan adanya
gunung Ungaran di sekitar lokasi penelitian maka diindikasikan provenance adalah Andesit di gunung
Ungaran. Batuan beku intermediet terbentuk dari magma yang bersifat andesitik – basaltik di mana magma
tersebut dapat terbentuk dari busur magmatisme Active Continental Margin lempeng Indo – Australia
dengan lempeng Eurasia.
1
Mineral berat merupakan kelompok dalam mineral berat dan mana yang tidak
mineral dengan berat jenis >2,85 gr/cm3. termasuk.
Menurut literatur lain, mineral berat adalah Kemudian, mineral yang sudah
mineral dengan berat jenis melebihi berat bersih diamati di bawah mikroskop
jenis kuarsa. binokular dan dilakukan perhitungan
Mineral berat terbagi atas mineral jumlah mineral. Metode selanjutnya adalah
ultrastabil, metastabil, opak dan mika. membuat tabel dan grafik persebaran
Mineral yang sangat stabil seperti Turmalin mineral dan analisis serta interpretasi
dan Zirkon mengindikasikan mineral dengan bantuan jurnal dan buku yang telah
tersebut dapat berasal dari first cycle diterbitkan.
sediment atau bisa juga mineral tersebut
sudah beberapa kali mengalami reworking. Hasil Analisis
Mineral yang kestabilannya kurang Berdasarkan pengamatan,
dari Turmalin dan Zirkon akan persebaran mineral dan jumlahnya tertera
mengindikasikan bahwa mineral tersebut pada tabel 1. Adapun intepretasi dari
belum mengalami reworking. pengamatan mineral tersebut adalah :
1. Mineral Opak
Geologi Regional Terdapat Warna coklat
Secara fisiografis, daerah penelitian gelap dan tidak tembus cahaya.
berada pada zona Kendeng dengan formasi Jumlahnya 12 buah. Mineral
Kerek. Formasi memiliki umur Miosen tersebut adalah Ilmenit. Kemudian
yang tersusun atas perselingan terdapat mineral dengan ciri Hitam
batulempung, napal, batupasir tufaan, besi, opak, kilap metalik dan
konglomerat, breksi vulkanik dan bentuknya granular. Jumlahnya
batugamping (Wardhana, 2014 ; Thanden, 138. Mineral tersebut adalah
1999) Magnetit. Selain itu ditemukan juga
Secara stratigrafi (gambar 2), mineral dengan ciri Berwarna hitam
formasi Kerek (Tmk) lebih tua besi – abu baja, terdapat sisik-sisik,
dibandingkan dengan formasi Kalibeng opak, kilap metalik dan berjumlah
(Tmpk), Kabuh (Qpk) dan Pucangan (Qtp) 66. Mineral tersebut bernama
namun lebih muda dari formasi Pelang Hematit.
(Tomp).
2. Mineral Metastabil
Metodologi Penelitian Diamati terdapat minera
Langkah awal penelitian adalah ldengan sifat fisik berwarna hijau
dengan pengambilan sampel di beberapa kehitaman, translusen, kilap kaca,
titik di point bar Kali Pengkol. Setiap titik jumlahnya 20. Mineral tersebut
dilakukan pengambilan sampel sebanyak 1 adalah Piroksen. Kemudian
kg. terdapat mineral dengan sifat fisik
Setelah dilakukan pengambilan Berwarna abu kekuningan,
sampel, mineral berat kemudian dicuci prismatik, kilap kaca – lemak,
dengan larutan bromoform atau kloroform translusen. Mineral tersebut adalah
untuk memisahkan mana yang masuk ke Zoisit yang berjumlah 7 buah.
Ditemukan pula mineral dengan ciri
2
Berwarna merah rose, prismatik, batuan beku asam. Akan tetapi menurut
kilap kaca dan berjumlah 9. Mineral Pettijohn (1995), mineral Magnetit juga bisa
tersebut adalah Andalusite. ditemukan pada batuan beku basa.
Diamati, terdapat mineral berwarna Berdasarkan pada tabel 1,
putih atau putih bening, transparan, ditunjukkan mineral yang keterpadatannya
kilap kaca. Mineral tersebut adalah cukup banyak selain Magnetit adalah Apatit
Apatite dengan kelimpahan 37 (12%). Keterdapatan Apatit berdasarkan
buah. Nichols (2009) sama dengan Magnetit yaitu
3. Mineral Ultrastabil mengindikasikan provenance berupa batuan
Pada mineral jenis ini, beku asam.
ditemukan mineral dengan sifat fisik Selain kedua mineral berat yang
warna coklat kemerahan, kilap mengindikasikan provenance batuan beku
submetalik, pecahan uneven. Berjumlah asam, terdapat Ilmenit dengan kelimpahan
11.buah. Mineral tersebut adalah sekitar 4% dari keseluruhan mineral.
Hematit Ultrastabil. Pettijohn (1995) mengklasifikasikan
Ilmenite sebagai penunjuk batuan asal
Pembahasan batuan beku intermediet.
Lokasi penelitian berada di sungai Mineral lain yang ditemukan adalah
stadia dengan morfologi point bar. Endapan Piroksen. Kelimpahan Piroksen adalah
pasir besi tersebut diakibatkan adanya sekitar 7% dari keseluruhan mineral atau
pengendapan dari aliran air. Arus sungai hanya sekitar 20 butir mineral dari total 300
mentrasportasi segala macam butiran baik mineral. Piroksen menunjukkan indikator
itu sedimen maupun mineral di sungai adanya batuan beku yang sifatnya basa
tersebut. Morfologi meander yang juga sebagai provenance.
ditemukan di lokasi penelitian membuat Keberadaan Piroksen yang
arus sungai mengendapkan material yang di notabenenya merupakan mineral mafic di
bawanya di point bar tersebut. Endapan antara mineral felsik dengan jelas
point bar mempunyai warna hitam sehingga menunjukkan provenance batuan ini
diindikasikan banyak terdapat mineral yang mengandung mineral felsik dan mafic
berwarna hitam. secara bersamaan. Melihat pada klasifikasi
Dari perhitungan laboratorium batuan beku Thorpe and Brown (1985),
terhadap keterdapatan mineral berat di batuan beku yang mengandung mineral
daerah ini didapatkan tiga macam mineral mafic dan felsik adalah batuan beku
berat yaitu metastabil (piroksen, zoisit, intermediet. Merujuk pada kondisi geologi
andalusit dan apatit), ultrastabil (hematit) sekitar lokasi penelitian, terdapat gunung
dan opak (ilmenit, hematit, magnetit). Ungaran di mana gunung ini menghasilkan
Keberadaan mineral berat yang batuan beku Andesit yang bisa menjadi
mendominasi seperti Magnetit yang sumber klastika mineral.
kelimpahannya sekitar 46% Mineral ultrastabil juga ditemukan
mengindikasikan bahwa provenance batuan pada endapan pasir besi ini. Keberadaan
berasal dari batuan beku yang sifatnya mineral ultrastabil ditandai dengan adanya
cenderung asam (Nichols, 2009). Selain itu, Hematit ultra stabil yang hanya 3% dari
merujuk pada McLane (1995), mineral keseluruhan mineral. Hematit ultra stabil
Magnetit juga diindikasikan berasal dari menandakan adanya campuran provenance
3
berupa batuan sedimen. Menurut Nichols Keberadaan mineral berat
(2009), mineral hasil reworking seperti Magnetit, Ilmenite, Apatit, Hematit
mineral ultrastabil mengindikasikan adanya ultrastabil dan Piroksen mengindikasikan
provenance batuan sedimen. Jumlah yang batuan penyusunnya adalah batuan beku
hanya 3% diinterpretasikan bahwa intermediet dengan magma penyusunnya
provenance batuan sedimen jumlahnya yang bersifat intermediet – basaltik dan
tidak banyak. batuan sedimen klastik.
Berdasarkan data mineral dengan
kondisi geologi di sekitar lokasi penelitian, Daftar Pustaka
diinterpretasikan provenance dari endapan Gautam, Sen. 2014. Petrology : Principle
pasir besi di point bar Kalipengkol adalah and Practice. UK : Springer-Verlag
batuan beku intermediet seperti Andesit dan
batuan sedimen klastik. Mengenai proses Nichols, Gary. 2009. Sedimentology and
terbentuknya endapan pasir besi tersebut, Stratigraphy. UK : Wiley-Blackwell
proses pelapukan andesit dan batuan
sedimen di hulu merupakan awal dari proses Setiady, D., 2010. Hubungan Kumpulan
tersebut. Kemudian karena erosi dan Mineral Berat pada Sedimen Pantai dan
transportasi menyebabkan terbentuknya Lepas Pantai dengan Batuan Asal Darat di
endapan pasir besi di Kalipengkol, Perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Jawa
Jabungan. Barat. Indonesian Journal on
Dengan diketahuinya provenance Geoscience, 5(1), pp.57-74.
batuan ini, maka determinasis terhadap sifat
magma dapat dilakukan. Andesit tersusun Thanden, RE., H. Sumadirdja, PW.
atas SiO2 55-65%, MgO + FeO + MnO Richards,K. Sutisna, 1996. Peta Geologi
+Fe2O3 sebanyak 10-21% dan Na2O + K2O Lembar Magelang dan Semarang, Jawa
3-6% (Gautam, 2014). Berdasarkan ciri-ciri skala 1:100.000, Pusat Survey Geologi,
tersebut, magma penyusunnya diperkirakan Bandung.
bersifat intermediet – basaltik. Kaitan
magma tersebut dengan busur magmatisme, Wardhana, D.D., Harjono, H. and
magma intermediet dapat terbentuk pada Sudaryanto, S., 2014. Struktur Bawah
busur magmatisme seperti Active Permukaan Kota Semarang Bedasarkan
Continental Margin, Continental Intraplate Gaya Berat. RISET Geologi dan
dan Continental Rift Zone. Dengan lokasi Pertambangan, 24(1), pp.53-64.
penelitian yang berada di zona subduksi
lempeng Eurasia dan lempeng indo –
australia, maka diinterpretasikan busur
magmatisme yang ada pada daerah
penelitian adalah Active Continental
Margin.
Kesimpulan
4
LAMPIRAN
5
Gambar 1 Lokasi penelitian
l
Gambar 2 Stratigrafi Zona Kendeng
Chart Title
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Ilmenit Magnetit Hematit Piroksen Zoisit Andalusit Apatit Hematit
(Ultrastabil)
6
Pyroxene
Hematite Ultrastabil
Magnetit
Apatite
Ilmenite
7
8
9
LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI, SEDIMEN
DAN PALEONTOLOGI
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Sekretariat: Jl. Prof. Soedharto, SH Tembalang-Semarang,
GedungPertaminaSukowati
Phone (024) 74600053, Fax (024) 7460055
LEMBAR ASISTENSI
10
11