PEMBAHASAN
3
Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah
mengatur area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk
proses produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Selain itu,
perancangan tata letak juga bertujuan untuk mengembangkan material handling
yang baik, penggunaan lahan yang efisien, mempermudah perawatan, dan
meningkatkan kemudahan dan kenyamanan lingkungan kerja. Terdapat beberapa
keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu:
1) Menaikkan output produksi
Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar
dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang
lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2) Mengurangi delay
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap
departemen atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak
fasilitas. Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang
berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking),
gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang
menyebabkan proses perpindahan terhambat.
3) Mengurangi jarak perpindahan barang
Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari
bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai
barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat
begitu banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya
peranan perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka
perancangan tata letak yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang
tersebut.
4) Penghematan pemanfaatan area
Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang
yang berlebihan.
5) Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi
lainnya.
6) Proses manufaktur yang lebih singkat
Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck,
maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat
sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
4
7) Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.
8) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan
yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan
tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini
berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga
produktivitas kerja akan terjaga.
9) Mempermudah aktivitas supervisor
Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati
jalannya proses produksi.
5
19. Menginstal tata letak
20. Menindaklanjuti implementasi tata letak.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi
dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban
mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan
6
(assembly line) meletakkan komponen yang di pabrikasi secara bersamaan pada
sekumpulan stasiun kerja.
Menurut Chase (2001) dalam Sri Joko (2004), terdapat beberapa langkah yang
perlu dilakukan untuk merancang layout produk, antara lain :
Identifikasi elemen kerja yang diperlukan dalam proses produksi beserta pola
urutannya dan gambar ke dalam diagram urutan.
Tentukan kecepatan produksi yang harus dilakukan perusahaan agar dapat
mencapai target produksi yang ditentukan. Kecepatan produksi ini biasanya
disebut sebagai waktu siklus (cycle time) yaitu jumlah waktu maksimum yang
diperlukan setiap stasiun kerja untuk mengerjakan setiap item produk agar
target produksi yang ditetapkan dapat tercapai. Cycle time dapat dihitung
dengan cara membagi waktu yang tersedia dengan jumlah produk yang
direncanakan untuk dibuat.
C = waktu yang tersedia (menit) x 1/jumlah produk
Tentukan jumlah stasiun kerja minimal yang diperlukan
N = jumlah dari (ti x C)
Dimana:
N= jumlah senyatanya stasiun kerja
ti= waktu yang diperlukan untuk elemen i
C = Cycle Time
Tentukan aturan untuk memasukkan elemen kerja ke dalam stasiun kerja,
karena terdapat beberapa aturan untuk memasukkan elemen kerja ke dalam
stasiun kerja, antara lain: pembobotan urutan kedudukan, waktu operasi
paling lama, waktu operasi paling pendek, jumlah tugas terbanyak yang
mengikuti dan jumlah paling sedikit tugas yang mengikuti.
Evaluasi layout tersebut dengan melihat tingkat efisiensi yang dicapai dan
presentase waktu yang terbuang. Untuk mencapai efisiensi yang maksimal,
maka dibutuhkan Stasiun kerja yang seminimal mungkin agar mendekati hasil
yang optimal.
Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk
yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
Biaya penanganan bahan yang rendah.
Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
7
Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
8
berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang
berubah, dan penanganan bahan yang unik.
Keuntungan dari tata letak yang berorientasi pada posisi tetap adalah:
Berkurangnya gerakan material
Adanya kesempatan untuk melakukan pengkayaan tugas
Sangat fleksibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk,
bauran produk maupun volume produksi
Dapat memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat menyelesaikan
seluruh pekerjaan
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada posisi tetap adalah:
Gerakan personal dan peralatan yang tinggi
Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan
Memerlukan tenaga kerja yang berketrampilan tinggi
9
Biasanya memerlukan ruang yang besar serta persediaan barang dalam
proses yang tinggi
Memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi
10
produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di
mana komponen computer dipasang, software dimuat, dan perbaikan
dilakukan. Gudang juga dapat menyediakan label dan pengepakan yang
customized untuk pedagang eceran sehingga barang yang datang dapat
langsung dipajang
Saat ini semakin banyak gudang ditempatkan bersebelahan dengan bandara
utama, dalam fasilitas seperti yang dimiliki oleh terminal Express di Memphis.
Penambahan nilai pada gudang yang bersebelahan dengan bandara utama
memungkinkan pengiriman satu malam.
11
Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para
pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar
untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian
pertama bagi konsumen.
12
Bank, restaurant, rumah sakit dan kantor-kantir juga menghadapi banyak
masalah layout yang sama seperti pada perusahaan-perusahaan manufacturing.
Bagi hamper seluruh bagian, metoda-metoda layout yang sama dapat digunakan. Di
samping aliran beban di antara departemen-departemen, analisis harus
mempertimbangkan pergerakan (perpindahan) karyawan yang membutuhkan
bekerja bertatap muka (face to face) dengan karyawan lain, dan pergerakan kertas
kerja. Sebagai contoh dalam kasusu di restaurant, perpindahan bahan mentah
(sebelum dimasak) menuju tempat-tempat pemrosesan (lemari es, kompor, oven,
dan lain-lain), dan pergerakan produk akhir (masakan) ke langganan.
B. Keseimbangan Lini
Menurut Heizer dan Render, mengartikan keseimbangan lini dengan menyeimbangkan
lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu pada stasiun kerja.
Keseimbangan yang efisien dapat melengkapi perakitan yang dibutuhkan, mengikuti
urutan yang telah ditentukan dan menjaga waktu supaya waktu kosong setiap stasiun
kerja tetap minimal.
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa keseimbangan lini (line
balancing) merupakan pembagian tugas secara merata pada setiap stasiun kerja yang
saling berkaitan dalam satu lintasan atau lini produksi sehingga diperoleh lintasan yang
seimbang untuk meminimalisir adanya kemacetan/hambatan pada proses produksi dan
untuk mencapai pemanfaatan maksimum tenaga kerja dan peralatan.
1. Tujuan Keseimbangan Lini
Menurut Stevenson dan Chuong (2014:287), keseimbangan lini memiliki tujuan untuk
menghasilkan pengelompokan tugas, seperti kebutuhan waktu yang kira-kira sama
sehingga ini akan memperkecil waktu menganggur sepanjang lini dan
mengakibatkan pemanfaatan tenaga kerja dan peralatan yang tinggi. Lini yang tidak
seimbang tidak diinginkan dalam hal pemanfaatan tenaga kerja dan peralatan yang
tidak efisien karena dapat menciptakan masalah moral pada stasiun yang lebih
lambat untuk tenaga kerja yang harus bekerja secara terus menerus. Oleh sebab itu,
penempatan peralatan dan tenaga kerja pada suatu bagian yang tepat akan
memberikan pengaruh pada efisiensi produksi tersebut.
13
mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi mempunyai kecepatan
produksi yang berbeda. Hal ini mengakibatkan lintasan produksi menjadi tidak efisien
karena terjadi penumpukan material dan pemborosan waktu diantara stasiun kerja
yang ada.
Menurut Render dan Heizer (2011:558), keseimbangan lini biasanya dilaksanakan
untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan
memenuhi kewajiban output dari lini perakitan. Ketidakseimbangan dalam lini
perakitan biasanya ditimbulkan oleh ketidaksesuaian antara tata letak fasilitas
produksi yang digunakan dengan kebutuhan masing-masing operator yang ada
sehingga hal ini dapat memicu terjadinya ketidakefisienan yang berakibat pada
output yang dihasilkan kurang optimal dan pencapaian target produksi yang tidak
tepat. Konsekuensinya tata letak tersebut memerlukan desain yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan serta perhitungan keseimbangan lini untuk mencapai
lintasan yang seimbang pada setiap stasiun kerja.
C. Material Handling
Di dalam pabrik, tentu tidak terlepas dari pergerakan bahan baku. Aktivitas di dalam
pabrik dimulai dari penerimaan raw material dari supplier, disimpan, dilakukan proses
produksi tahap pertama (work in process), disimpan sementara, dilakukan proses produksi
tahap ke dua, menjadi barang jadi. Kemudian dilakukan pengetesan, pengepakan dan diberi
label. Selanjutnya barang disimpan di gudang untuk kemudian siap dilempar ke pasar.
1. Pengertian Material Handling
a. L. Bethel (Scope of Material Control)
a) Procurement -purchasing, yaitu usaha mendapatkan cara pembelian
b) External Tramportasion - receiving transfer and shipping, yaitu dimulai
daripenerimaan surat sampai dengan pengepakan
c) Internal Transportation
d) Inventory Control stores keeping
b. FG. Moore, dalam Manufacturing Management
Material harus dipindahkan dari kedatangan muatan, mulai dari awal
tahap pemeriksaan disimpan menuju operasi yang pertama kemudian ke operasi
berikutnya, penyimpanan sampai menjadi finished goods sampai dengan barang siap
di lempar ke pasar, barang tersebut naik ke kendaraan pabrik.
c. John A Stubin, dalani Business Management
14
Material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses produksi yang
meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi
mengangkut material ke pengepakan sampai barang jadi yang siap dipasarkan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa material
handling adalah kegiatan mengangkat, mengangkut, meletakkan bahan-bahan
dalam proses di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk, atau
diterima di pabrik, sampai pada saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.
15
4. Tugas Material Handling
Oleh karena pentingnya kegiatan material handling, maka di dalam suatu
perusahaan pabrik sering terdapat suatu bagian khusus yang mengendalikan dan
mengawal pemindahan bahan yang disebut bagian material handling.
Tugas-tugas dari bagian material handling antara lain :
1) Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana
kegiatan material handling dilakukan sehingga dapat ebih efisien.
2) Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat
material handling yang baru.
3) Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan yang perlu dilakukan.
4) Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan
perlengkapan dan peralatan material handling.
16
Diagram Preseden (diagram yang membantu menstruktur lini perakitan dan stasiun
kerja, serta memudahkan memvisualisasikan langkah-langkah tugasnya) adalah sebagai
berikut:
17
Hitung jumlah stasiun kerja minimal secara teoritis. Jumlah ini merupakan
waktu pengerjaan tugas total (waktu yg dibutuhkan utk membuat produk)
dibagi dengan waktu siklus. Pecahannya dibulatkan ke atas ke bilangan bulat
terdekat.
o Jumlah stasiun kerja minimal = ∑ waktu untuk tugas i / waktu siklus
= 66 menit/ 12 = 5,5 atau 6 stasiun
Dimana n merupakan jumlah tugas perakitan
Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu
pada setiap stasiun kerja. Keseimbangan yang efisien dapat melengkapi
perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah ditentukan, dan
menjaga supaya waktu kosong pada setiap stasiun kerja tetap minimal.
Berikut prosedur formal untuk mengerjakan hal ini
a) Mengidentifikasi daftar tugas utama
b) Menghilangkan tugas-tugas yang telah dibrikan pada stasiun kerja
tertentu
c) Menghilangkan tugas-tugas yang memiliki hubungan preseden ang tidak
data dipenuhi
d) Menghilangkan tugas-tugas yang tidak cukup waktuna untuk
dilaksanakan pada stasiun kerja.
e) Menggunakan salah satu “heuristik” penyeimbang lini. Yaitu:
waktu pengerjaan terpanjang: Dari tugas-tugas yang ada, pilihlah
tugas dengan waktu pengerjaan terpanjang (terbesar)
Tugas yang sering diikuti: Dari tugas-tugas yang ada, plihlah tugas
yan memiliki banyak tugas yang mengikutinya
Bobot posisi berperingkat: Dari tugas-tugas yang ada, pilihlah
tugas dimana jumlah waktu dari tugas yang mengikutinya paling
panjang. Contoh dari kasus di atas bahwa bobot posisi
berperingkat untuk tugas C = 5(C) + 3(F) + 7(G) + 3(I) = 18,
sementara untuk tugas D = 4(D) + 3(F) + 7(G) + 3(I) = 17. Oleh
karena itu, C dipilih terlebih dahulu.
Waktu pengerjaan terpendek: Dari tugas-tugas yang ada, pilihlah
tugas dengan waktu pengerjaan terpendek.
Tugas dengan jumlah lanjutan yang paling sedikit: Dari tugas-
tugas yang ada, pilihlah tugas yang tugas lanjutannya paling
sedikit.
Dari kasus di atas kita gunakan heuristic tugas yang paling banyak diikuti.
18
Untuk kasus tersebut, efisiensi keseimbangan dapat dihitung, sebagai berikut
Efisiensi = ∑ Waktu Tugas/ (jumlah stasiun kerja yg sebenarnya) x (waktu siklus
terbesar)
= 66 menit /(6 stasiun) x (12 menit) = 66/72 = 91,7%
19