Oleh :
Pembimbing
AGUSTUS, 2019
2
I. IDENTITAS
Nama : Ny. NS
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SMA
ANAMNESIS
Autoanamnesis :
Pasien datang ke IGD RSJ Sambang Lihum bersama suami dan anaknya.
bunga, celana panjang dan kerudung abu-abu. Pasien tampak terawat dan
berpenampilan sesuai usia. Pasien dianamnesis sambil rebahan, tangan dan kaki
3
ditanya, kontak mata pasien dapat bertahan. Sesekali pasien berteriak dan marah.
Pasien bisa menjawab saat ditanya nama, waktu dan tempat. Akan tetapi pasien
tampak bingung kenapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa. Menurutnya dia tidak ada
masalah kejiwaan, hanya ada sakit kepala. Itupun tidak berat. Sakit kepala
dirasakan pada kepala sebelah kanan. Dia merasa sakit kepalanya tidak menjadi
masalah, cukup ke dukun kampung. Pasien tidak ada demam, muntah, mual dan
penurunan kesadaran.
Pasien bercerita bahwa dia merasa diawasi dan diintai oleh tetangganya,
tersebut suami - istri. Pasien merasa tidak ada berbuat jahat kepada tetangganya,
tetapi mereka berbuat jahat kepada pasien. Pasien mengaku bisa mendengarkan
bisikan yang tidak bisa didengarkan orang lain. Bisikan tersebut mengolok-olok
pasien. Selain itu, pasien juga mengaku mempunyai guru yang tidak bisa dilihat
Riwayat menyakiti dirinya dan orang lain disangkal. Pasien mengaku tidak
pernah melempari batu ke rumah tetangga. Keluhan sulit tidur disangkal. Selama
warga bahwa istrinya telah mengganggu warga yaitu melempari batu ke rumah
orang lain. Pasien sering bercerita melihat bayangan tetangganya. Pasien dibawa
mengggunakan ambulans.
4
Pasien sudah ada perubahan perilaku sejak akhir tahun 2012. Awalnya
pasien bermimpi orang tuanya dihina oleh orang yang tidak dikenalnya. Setelah
mimpi buruk tersebut pasien tampak sangat ketakutan sehingga suami membawa
pasien berobat ke dokter dan dukun kampung selama 2 tahun, tetapi menurut
suaminya tidak ada perubahan. Pasien merasa ketakutan tinggal di rumah tersebut
Pada tahun 2015 pasien sempat pergi dari rumah dan menginap di rumah
keluarga. Pasien tidak mau pulang dan lupa anak-anaknya. Pasien tidak
belanja dan menghitung uang. Pasien juga mengisi waktu luangnya dengan
Pada tahun 2018, secara tidak sengaja ada ayam-ayam milik tetangganya
Menurut suami, memang kurang layak hidup bertetangga seperti itu. Saat tetangga
nya tersebut tidak ada di rumah pun pasien merasa tetangganya ingin menjahati
dia. Setelah itu pasien tidak mau lagi merawat tanamannya. Pasien jadi sering
marah. Saat melihat ayam pasien juga marah dan setiap pasien marah muncul
batu ke rumah tetangganya. Saat ditegur pasien mengikuti arahan. Akan tetapi 2
mengolok dia, padahal tidak ada. Pasien masih bisa mandi, memasak, dan
merawat anak. Akan tetapi setiap dia melihat bayangan dia tidak mau melakukan
itu..
trauma seperti terjatuh dan terbentur pada kepala disangkal. Riwayat penyakit
seperti kencing manis, asma, penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit yang
mengharuskan pasien minum obat dalam jangka waktu lama disangkal. Riwayat
penggunaan zat psikoaktif dan alkohol disangkal. Pasien tidak pernah melukai
dirinya. Riwayat mengurung diri di kamar disangkal. Pasien tidak ada gangguan
tidur. Pasien masih bisa makan. Riwayat keluhan yang sama seperti yang dialami
pasien pada keluarga dikatakan tidak ada. Hubungan pasien dengan suami dan
anak dikatakan baik. Suami menerima istrinya dan berusaha yang terbaik untuk
istri.
A. Riwayat Psikiatrik
Pada tahun 2012 pasien pernah sangat ketakutan. Saat itu pasien bermimpi
orang tuanya dihina oleh orang yang tidak dikenalnya. Suami sempat membawa
pasien berobat ke dokter dan dukun kampung selama 2 tahun, tetapi menurut
Pribadi yang tertutup, pendiam, jarang bersosialisasi dengan sekitar. Tetapi jika
ada yang mengajak berteman terlebih dahulu, dia akan berteman dengan baik.
Ibu mengandung pasien selama 9 bulan. Lahir normal di bidan. Usia ibu
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien
berdiri 1 tahun, berjalan 1 tahun 2 bulan, berlari 1,5 tahun. Pada saat balita,
berkembang menjadi anak yang biasa saja, setiap pulang ke rumah pasien
banyak berbicara. Saat SD tersebut orang tua pasien bercerai. Pasien tinggal
Pasien pendiam agak susah memulai pertemanan dengan yang lain, akan
tetapi jika ada yang memulai terlebih dahulu dia akan berteman dengan baik.
Mimpi buruk (-), merokok (-). Teman- teman di sekitar bukan yang nakal.
1. Riwayat Pendidikan :
Pasien tidak sekolah TK, langsung masuk SD saat berusia 6 tahun. Tidak pernah
tinggal kelas. Dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik tanpa ada masalah. Saat
SMP dan SMA juga berjalan dengan lancar, tidak pernah tinggal kelas. Setelah
2. Riwayat pekerjaan :
Setelah lulus dari SMA pasien bekerja di pabrik triplek. Sebentar saja bekerja di
3. Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah umur 19 tahun (tidak lama setelah lulus SMA). Menikah 1x dan
memiliki 2 orang anak. Anak pertama sudah kuliah. Anak kedua masih SD.
4. Riwayat agama :
Pasien beragama Islam. Dahulu pasien rutin salat. Tetapi, sekarang pasien sering
5. Riwayat Psikoseksual :
Pasien menikah dengan suaminya pada usia 19 tahun. Hingga kini dia hidup
bersama suaminya.
6. Aktivitas sosial :
7. Riwayat Hukum :
9. Impian, Fantasi, dan nilai-nilai : pasien tidak punya cita-cita karena faktor
ekonomi.
Pasien tinggal dengan suami dan anaknya. Pasien memiliki 2 orang anak, akan
tetapi satu anaknya sudah kuliah sehingga tidak tinggal di rumah lagi.
Kehidupan pasien ditanggung oleh suaminya. Pasien jarang dan tidak senang
berinteraksi dengan tetangganya dan jika melihat ayam pasien merasa marah..
Tidak terdapat anggota keluarga yang mempunyai keluhan atau penyakit serupa.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
B. Keadaan Emosi
1. Mood : Irritable
2. Afek : Sempit
3. Keserasian : Serasi
C. Gangguan Presepsi
D. Pembicaraan
E. Proses Pikir
3. Isi Pikir
F. Sensorium Kognitif
2. Orientasi
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
3. Daya Ingat
4. Konsetrasi : Baik
5. Perhatian : Baik
H. Daya nilai
1. STATUS INTERNA
Nadi : 90x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36,8o C
SpO2 : 97%
2. STATUS NEUROLOGI
Pemeriksaan N I – XII :
I (Olfactorius) : SDE
D/S (+/+)
memperlihatkan gigi(+)
XI (Asesorius) : SDE
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 12 g/dl
Eritrosit : 4.300.000 / ul
Trombosit : 383.000 / ul
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
2. Aksis II : None
RENCANA TERAPI
Psikofarmaka
PO Haloperidol 5 mg 2x1/2
Psikoterapi
13
Prognosis
Pasien juga mengaku mempunyai guru yang tidak bisa dilihat oleh
(halusinasi auditorik)
BAB III
PEMBAHASAN
pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat
pasien dikatakan menderita gangguan jiwa. Pada pasien ini tidak pernah
sehingga pasien ini bukan gangguan mental organik (F.00-09). Dari anamnesis
tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif. .Maka pasien ini bukan
gangguan mental dan perilaku akibat NAPZA (F.10-19). Pada pasien ini
didapatkan gangguan dalam proses pikir dan penilaian realitas serta tilikan yang
orang yang mengoloknya, serta didapatkan juga halusinasi visual yang berupa
munculnya bayangan tetangganya saat dia marah, dan dia bisa melihat orang yang
menurutnya orang lain tidak bisa melihatnya dan dia merasa tetangganya selalu
(F20-29).
gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-
1.“thought echo”, yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan; walaupun isinya sama,
thought insertion or withdrawal”, yaitu isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
“thought broadcasting”, yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
kekuatan tertentu dari luar; atau “delusion of influence”, yaitu waham tentang
dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau “delusion of
passivity”, yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
“delusion perception”, yaitu pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna
mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
16
dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:1,2
1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
afekif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan- bulan;
2. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)
4. Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasineuroleptika.2
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodormal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self- absorbed attitude), dan
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau
bunyi tawa;
b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
paling khas.
yang timbul sudah memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia, yaitu berupa
waham yang menetap, dan adanya halusinasi auditorik dan hal ini sudah mulai
Pada pasien ini ditemukan adanya riwayat halusinasi dan waham yang
menonjol. Pasien merasa dirinya diintai dan diawasi oleh tetangganya. Seluruh
perbuatannya diperhatikan. Pasien mempunyai guru yang tidak bisa dilihat oleh
melihat bayangan orang lain setiap dia marah. Gangguan afektif, pembicaraan,
18
serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata. Gejala-gejala khas tersebut telah
berlangsung selama kurun waktu lebih dari satu bulan, sehingga aksis I
gangguan kepribadian. Fungsi kognitif baik, tidak terdapat retardasi mental, oleh
karena itu tidak ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental.
Maka pada aksis II tidak ada diagnosis. Pada anamnesis pemeriksaan fisik dan
neurologis pada pasien ini tidak ditemukan riwayat. Maka pada aksis III tidak ada
sosialnya yaitu hubungan yang kurang baik dengan tetangganya. Pada Aksis V
pasien berada pada nilai 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
mg, dinaikkan secara cepat setiap 2-3 hari dalam 2-4 minggu untuk mencapai
dosis efektif dalam pengendalian gejala. Setelah tercapai dosis efektif, terapi
stabilitasi, kemudian pada fase pemeliharaan dosis dapat diturunkan sampai dosis
minimal yang dapat mengendalikan gejala. Terapi dilakukan minimal dua tahun.
Pada pasien ini yang mendominasi adalah gejala halusinasi dan waham.
Pasien berperilaku agresif namun tidak sampai melukai diri sendiri atau orang
lain, hanya saja pasien mengamuk dengan melempari batu ke rumah warga. Untuk
golongan nonfenotiazin dengan potensi terapi tinggi, dengan sasaran kerja adalah
tuberoinfundibuler pada otak. Obat yang bekerja pada reseptor dopamin dipilih
karena gejala positif pada pasien skizofrenia diperkirakan terjadi akibat aktivitas
dopamin berlebih. Pada terapi pertama pasien, karena reaksi obat masih baik dan
rentan terjadi efek samping, maka dosis awal diberikan mulai dosis terkecil yaitu
5 mg 2 x 1/2. 3.4
samping ekstrapiramidal lebih kecil (efek terhadap reseptor adrenergik lebih kecil)
karena obat atipikal memiliki afinitas terhadap reseptor serotonin 10 kali lebih
besar dibandingkan pada reseptor dopamin sehingga diperlukan dosis yang lebih
tinggi untuk pasien ini. Disamping itu, peningkatan aktivitas serotonin akan
menimbulkan gejala negatif pada skizofrenia, yang tidak terjadi pada pasien ini.
Dengan pertimbangan ini, maka haloperidol dipilih sebagai terapi lini pertama
sehingga pasien mengerti pentingnya minum obat secara teratur dan tidak putus.
Psikoedukasi juga perlu diberikan kepada keluarga dan lingkungan sekitar agar
DAFTAR PUSTAKA