Anda di halaman 1dari 2

Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori, yaitu pos

itif dan negatif. Gejala positif mengacu pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat,
meliputi:

Halusinasi. Halunasi adalah perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun sebenarnya perasaan
itu hanya ada di pikiran penderitanya. Misalnya, merasa mendengar sesuatu, padahal orang lain tidak
mendengar apapun.

Delusi. Delusi atau waham adalah meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Gejalanya
beragam, mulai dari merasa diawasi, diikuti, bahkan sedang Sebagian besar penderita skizofrenia
mengalami gejala ini.

Kacau dalam berpikir dan berbicara.Gejala ini dapat diketahui dari kesulitan penderita dalam berbicara.
Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi, bahkan membaca koran atau menonton televisi saja sangat
kesulitan. Caranya berkomunikasi juga membingungkan, sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.

Perilaku kacau. Perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Bahkan cara berpakaiannya juga tidak
biasa. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba berteriak dan marah tanpa alasan.

Gejala negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita. Gejala negatif
dapat berlangsung beberapa tahun, sebelum penderita mengalami gejala awal.

Seringkali, hubungan penderita dan keluarga rusak akibat gejala negatif. Hal ini karena gejala negatif
seringkali disalahartikan sebagai sikap malas atau tidak sopan. Gejala negatif umumnya muncul bertahap
dan memburuk seiring waktu, di antaranya adalah:

Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah (monoton).

Sulit untuk merasa senang atau puas.


Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah.

Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin hubungan atau berhubungan
seks.

Pola tidur yang berubah.

Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan.

Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.

Skizofrenia dapat berkembang di kemudian hari.Skizofrenia onset lambat didiagnosis setelah orang
tersebut berusia 45 tahun. Orang yang mengidapnya lebih cenderung memiliki gejala seperti delusi dan
halusinasi. Mereka kurang suka memiliki gejala negatif, pikiran tidak teratur, gangguan belajar, atau
kesulitan memahami informasi.

Dokter berpikir genetika mungkin disalahkan, sama halnya dengan skizofrenia onset dini.Mereka juga
berpikir bahwa onset lambat mungkin merupakan subtipe yang tidak memengaruhi orang tersebut
sampai pemicu yang tepat muncul. Orang-orang dengan masalah kognitif, penglihatan, atau
pendengaran, atau mereka yang curiga, terisolasi, atau tertutup mungkin lebih mungkin untuk
mendapatkannya.

Uhlhass, P. Schizophrenia Bulletin, diterbitkan secara online Mei 2011.

Skizofrenia da

Anda mungkin juga menyukai