Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting


di tingkat global, regional,nasional, maupun lokal. Tuberculosis merupakan salah satu
dari 10 penyebab kematian di dunia. Tahun 2017, TB menjadi penyebab kematian sekitar
1,3 juta kematian (kisaran 1,2-1,4 juta) antara penderita HIV-negative dan ditemukan
300.000 kematian dari TB (kisaran 266.000-335.000) antara penderita HIV-positif.
(WHO, 2018)
Indonesia menduduki peringkat ketiga di antara 22 negara di dunia yang memiliki
beban penyakit TB tertinggi. Menurut Global Tuberculosis Control Report 2009 WHO,
diperkirakan terdapat 528,063 kasus baru TB. Estimasi insidensi TB 228 kasus baru per
100,000 populasi Estimasi angka insidensi hapusan dahak baru yang positif adalah 102 kasus
per 100,000 populasi pada 2007 (WHO, 2009). Berdasarkan kalkulasi disability-adjusted
life-year (DALY) WHO, TB menyumbang 6.3 persen dari total beban penyakit di Indonesia,
dibandingkan dengan 3.2 persen di wilayah regional Asia Tenggara (USAID, 2008).
Dalam rangka melaksanakan Program Indonesia Sehat, Kementerian Kesehatan
telah menerbitkan Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Pedoman tersebut menyatakan bahwa pelaksana terdepan dari Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Oleh karena itu, penerbitan Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga harus segera diikuti dengan penerbitan petunjuk teknisnya.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga-keluarga di wilayah kerjanya. Kunjungan rumah
(keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan
informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga).

1
Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga.
Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut, (1).Keluarga mengikuti
program Keluarga Berencana (KB) (2).Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
(3).Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (4).Bayi mendapat air susu ibu
(ASI)eksklusif (5).Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan (6).Penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar (7).Penderita hipertensi
melakukan pengobatan secara teratur (8).Penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan (9).Anggota keluarga tidak ada yang merokok
(10).Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (11).Keluarga
mempunyai akses sarana air bersih (12).Keluarga mempunyai akses atau menggunakan
jamban sehat.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan latar belakang tersebut maka mini projek ini mencoba mengevaluasi beberapa
point sebagai berikut :
1.2.1 Apakah indikator-indikator keluarga sehat telah tercapai atau tidaknya pada
RT.001-002/RW.021
1.2.2 Apakah Indikator ”penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar” yang menjadi permasalahan utama pada RT.001-002/RW.021 telah tercapai

1.3 Tujuan penelitian


1.1.1. Tujuan Umum
Mengetahui permasalahan pada indikator “rendahnya penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar”
1.1.2. Tujuan khusus
Mendapatkan solusi akan permasalahan pada indikator “rendahnya
penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar” pada
RT.001-002/RW 021 dan melakukan intervensi lanjutan pasca survey PIS-PK.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Bagi Penulis
Kegiatan ini bermanfaat bagi proses pembelajaran penulis sekaligus
pengaplikasian ilmu yang penulis dapatkan di tingkat pendidikan kedokteran
umum. Semoga dengan adanya mini projek ini penulis dapat memiliki

2
pengalaman lapangan dan informasi yang kongkrit mengenai pelaksanaan
keluarga sehat sehat.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Selain puskesmas memiliki informasi terkait indikator-indikator keluarga
sehat, puskesmas juga terbantu dengan adanya perencanaan kedepannya untuk
proses perbaikan bagi indikator-indikator yang masih kurang agar terwujudnya
keluarga sehat.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat merasakan manfaatnya program keluarga sehat yang
dimana edukasi dan berbagai tindakan preventifnya dapat tercapainya dengan
melihat pada indikator-indikator keluarga sehat yang telah dirumuskan.

Anda mungkin juga menyukai