Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG UNIT TRANSFUSI DARAH

DAFTAR ISI :

PASAL 1 PENJELASAN UMUM

PASAL 2 PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

PASAL 3 PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 4 PEKERJAAN TANAH/URUGAN

PASAL 5 PEKERJAAN PONDASI

PASAL 6 PEKERJAAN BETON BERTULANG

PASAL 7 PEKERJAAN DINDING

PASAL 8 PEKERJAAN PLESTERAN

PASAL 9 PEKERJAAN KERAMIK

PASAL 10 PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

PASAL 11 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

PASAL 12 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

PASAL 13 PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUN

PASAL 14 PEKERJAAN PERPIPAAN DAM PERLENGKAPAN SANITASI

PASAL 15 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

PASAL 16 PEKERJAAN PENGECETAN

PASAL 17 PEKERJAAN FINISING

PASAL 18 PEKERJAAN LAIN-LAIN

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM

1. Mendatangkan, pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat


bantu dan sebagainya, yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk
dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan
lengkap. Disini juga termasuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walupun tidak
disebut dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar-gambar, tetapi masih dalam
lingkup pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Dereksi dan Konsultan
Teknis.
2. Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan
selesai, dimana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan dan sebagainya.
3. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama,
Pelaksana
a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari hal-hal yang dapat
menganggu jalannya pekerjaan.
b. Mengadakan hal-hal yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan apa bila ada
perbedaan antara bestek dan gambar rencana harus dilaporkan kepada
Dereksi/Konsultan Teknis.
5. Semua perubahan gambar dan bestek sebelum dilaksanakan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Dereksi/Konsultan Teknis.
6. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana terlebih dalulu melakukan peninjauan
lokasi dan melakukan pengukuran bersama pihak teknis terkait, Dekersi/Konsultan
Teknis.
7. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
“Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah ”, lokasi Ds.Gunung Tinggi
Kecamatan Batulicin yang dalamnya meliputi pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan, termasuk pembersihan
umum pada waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak
terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari
pekerjaan pelaksana.
c. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar,
Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan.
8. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam
Spesifikasi Teknis, Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan, perintah
Pemimpin proyek/ petunjuk-petunjuk Kosultan Lapangan selama pekerjaan
berlangsung.
9. Ukuran-ukuran :
a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.
b. Jika terdapat pekerjaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan
ukurann yang terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran
yang berada di dalam gambar skala besar. Namun kejadian tersebut harus
dilaporkan segera kepada Konsultan Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan yang akan dilaksanakan.
c. Pengambilan dan Pemakaian ukuran – ukuran yang keliru sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya.
d. Sebagai Patokan/Ukuran pokok ± 0.00 diambil petunjuk yang diadakan di lapangan,
yaitu pada ketinggian lantai denah.
e. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku tetapi dijaga dan diperhatikan ketelitiannya.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


Pasal 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan tersebut
dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemenc voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare werken (AV)
1941
2.2. Keputusan Dirjen Dikdasemen Nomor 541/C.C3/Kep/MN/2004, tanggal 30 Desember
2004,
tenang pembakuan Tipe Sekolah Menengah Pertama
2.3. Pedoman Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Umum SNI 03-1730-1989
2.4. Peraturan Beton Betulang Indonesia (PBI 1991) SK SNI T-15.1991.03
2.5. Tata cara pengadukkan dan pengercorn beton SNI 03-3976-1995
2.6. Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
2.7. Ubin Lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-0106-1987
2.8. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987
2.9. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKK) NI 5
2.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
2.11. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
2.12. Tata Cara Perencanaan Tangki septick SNI 03-2398-1991
2.13. Peraturan umum Keselamatan Kerja dan Departement Tenaga Kerja
2.14. Peraturan semen Portland Indonesia NI.8 tahun 1972.
2.15. Peraturan Plumbing Indonesia
2.16. Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan Gedung SNI 03-2470-1991
2.17. Tata cara pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
2.18. Pedoman perencanaan penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
2.19. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
besangkutan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan
dan syarat dalam peraturan di atas, maka Pelaksana wajib mengikuti ketentuan peraturan-
peraturan yang disebutkan di atas.

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pekerjaan
3.1.1. Pembersihan Lokasi sekeliling bangunan
3.1.2. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
3.1.3. Pemasangan bouwplank
3.1.4. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
3.1.5. Keselamatan pekerja

3.2. Persyaratan Bahan


3.2.1. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-
15-1919-03.
3.2.2. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat
putih.
3.2.3. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu kelas II uk. 5/7 dan papan kelas III ukuran
2/20 cm.
3.2.4. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan
lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


3.3. Pedoman Pelaksanaan
3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Meliputi pembersih semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-akar
pohon yang terkena bangunan dan halaman sekolah disekeliling bangunan,
termasuk peralatan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil
bongkaran tersebut diatas dibuang keluar lokasi pekerjaan.
3.3.2 Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan di ambil dari sumber
air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan .
Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama
pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam
peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI- T-15-1919-03.

3.3.3. Pemasangan Bouwplank


Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi
atasnya di pasang water pass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku .

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

4.1. Lingkup Pekerjaan


Pada pekerjaan ini jenis tanah yang dimaksud sudah termasuk tanah biasa, tanah
gambut dan lain-lain :
4.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling bangunan).
4.1.2. Septicktank dan peresepan
4.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi
4.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk
pemadatannya.
4.1.5. Perataan tanah sekeliling bangunan (cut-fill)
4.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan
4.1.7. Investigasi dan Pematangan Kontur

4.2. Persyaratan Bahan


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galaian pondasi. Untuk
timbunana bawah lantai digunakan tanah dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-
kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.

4.3. Pedoman Pelaksanaan


4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Lapangan.
4.3.2. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar.
Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
atau lainnya yang masih berfungsi maka Pelaksana secepatnya
memberitahukan kepada konsultan Lapangan atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.
4.3.3. Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang
diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka
Pelaksana wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
4.3.4. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Pelaksana harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir
urug.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


4.3.7. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian saluran air hujan,
saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan didapatkan dengan menumbuk lapisan
tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat,
ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas.
Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
4.3.8. Pengurugan dengan tanah timbunan di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis
hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-
lapisan urugan untuk tiap-tiap lapis tersebut kembali.
4.3.9. Di bawah pondasi dan di bawah saluran air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.

Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI

5.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
5.1.1. Pondasi pasangan batu kali/gunung jalur camp. 1 : 4.
5.2. Bahan Yang Digunakan
5.2.1. Batu kali/ gunung
5.2.2 Beton bertulang (Sesuai dengan pekerjaan beton bertulang)
5.2.3 Semen
* Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
* Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu ak
semen, tidak diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
* Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
harus ditinggalkan 30 cm dan tumpukkan paling tinggi 2 m. Setiap semen
baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
5.2.4 Pasir pasang
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Peratiran Beton
Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
5.2.5 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam akali,
garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.

5.3. Pedoman Pelaksanaan


5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan
persetujuan Konsultan Lapangan tentang kesempurnaan galian .
5.3.2. Pondasi pasangan batu kali/gunung camp. 1 : 4.
5.3.3. Pondasi poer sesuai dengan Pasal 6 Pekerjaan Beton Betulang

Pasal 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


6.1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang B-0/K 175 dan K 250 harus dibuat untuk :
6.1.1. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana seperti Pondasi plat poer, Sloof, Kolom, Balok, Plat lantai dan
Dak, demensi sesuai dengan gamgar rencana.

6.2. Persyaratan Bahan


6.2.1. Semen
* Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
* Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu ak
semen, tidak diperkenankan pemakainnya sebagai bahan campuran.
* Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen
harus ditinggalkan 30 cm dan tumpukkan paling tinggi 2 m. Setiap semen
baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
6.2.2. Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organik, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Peratiran Beton
Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
6.2.3. Kerikil
* Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunya
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Peraturan Balon
Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
* Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
6.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam akali,
garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
6.2.5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
lelah karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Konsultan Lapangan terlenih dahulu.
Jika Pelaksana tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan. Harus ada persetujuan Konsultan Lapangan.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab Pelaksana.
6.2.6. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir kostruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uaraian pekerjaan.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-1919-03.
6.2.7. Mutu Beton
Mutu Beton yang digunakan adalah perbandingan K-175 dan K-250
6.3. Pedoman Pelaksanaan :
6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman tetap dipakai Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-
15-1919-03.
6.3.2. Pelaksana melaporkan secara tertulis pada Konsultan Lapangan apabila ada
perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
6.3.3. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Lapangan, yaitu :

 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.


 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan di cor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan
beton harus memenuhi Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK-SNI-T-15-
1919-03.
 Minimal Menggunakan alat Concrete Mixer (molen) / Beton Ready Mix.

6.3.4. Perawatan Beton


Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :

 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup


beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
 Mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah Konsultan Lapangan. Untuk
selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pelaksana.

Pasal 7
PEKERJAAN DINDING

7.1. Lingkungan Pekerjaan


7.1.1. Dinding Pasangan Bata merah
Dinding Pasangan bata dipasang sebagai pembatas ruangan yang ditentukan
dalam gambar.
Selain Sebagai Pembatas Dinding Bata merah juga dipasang difasade depan
bangunan Sebagai lapisan diding keramik granit

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.
7.2.2. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
7.2.3. Bata merah.

7.3. Pedoman Pelaksanaan

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


7.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
* Pasangan kedap air ( 1 PC : 2 PS ) untuk WC.
* Pasangan adukan 1 PC : 4 PS untuk semua dinding.
7.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering
yang kemudan diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang
telah mongering akibat habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.
7.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh pelaksana secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat semua pasangan dinding harus rata (horizontal) dan
pengukuran harus dilakukan dengan benang.

Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan dinding bata.

8.2. Persyaratan Bahan


Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
baton bertulang.

8.3. Pedoman pelaksanaan


8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
* Dinding dibersihkan dari semua kotoran
* Dinding dibasahi dengan air
* Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bagan plesteran
dapat merekat dengan baik.
8.3.2. Untuk dinding WC mengunankan plsteran camp. 1 : 2 dan untuk dinding lainya
mengunakan plesteran camp. 1 : 4.
8.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
diperolehkan berkisar antara 1,00 cm samapai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakan secara horizontal dan
vertikal.
8.3.4. Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plesteran.
8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap
selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

Pasal 9
PEKERJAAN KERAMIK

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


9.1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan Keramnik dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC. Selasar
depan, fasade dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
9.1.1. Lantai Cor Beton Tumbuk Campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dipasang pada seluruh
bangunan dengan t = 7 cm.
9.1.2. Lantai keramik 60 x 60 dipasang pada seluruh bangunandan lantai keramik 20 x
20 (anti slip) untuk WC.
9.1.3 Pada fasade bangunan menggunakan keramik granit ukuaran 60 x 60

9.2. Bahan yang digunakan


9.2.1. Tegel keramik 60 x 60 granit produksi dalam negeri atau sekualitas seteara
dengan Granito.
9.2.2. Tegel keramik 20 x 20 (anti slip) produksi dalam negeri atau sekualitas seteara
dengan platinum.
9.2.3. Lantai Cor Beton Tumbuk Campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

9.3. Pedoman Pelaksanaan


9.3.1. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Pelaksana harus memeriksa semua pasangan pipa-
pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan
baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
9.3.2 Adukan
Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang
plastis.
9.3.3. Pemasangan
* Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass. Pada lantai
KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % kearah Foor drain.
* Pemasangan lantai papan yang telah diserut pada sisi sebelah atas dan sisi
kedua sisi samping (dipian), kemudian dipakukan diatas gelagar kayu
belian/kayu kelas I ukuran 8/8 cm. Pasangan harus menghasilkan
permukaan yang rata.

Pasal 10

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

1. PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU UPVC

a. Lingkup Pekerjaan

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan

ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu


baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan panel


UPVC, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen,


pintu dan jendela, pekerjaan kaca dan cermin.

b. Persyaratan bahan

1. Terbuat dari bahan UPVC (unplasticised polyvinyl chloride), dari


produk dalam negeri warna putih atau dengan kualitas sama yang
memenuhi standar ISO dan TKDN (tingkat komponen dalam negeri)
yang dikeluarkan oleh Kementerian terkait.

2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih


dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang
disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana.

3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi


warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian
pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain,
profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama.

4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih


dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan
Konsultan Pengawas.

5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana


Kerja dan Syarat-syarat dari pekerjaan UPVC serta memenuhi
ketentuan- ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

6. Konstruksi kusen, daun dan panel UPVC yang dikerjakan seperti


yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan
ukurannya.

7. Kusen daun dan panel UPVC eksterior memiliki ketahanan terhadap


air / kebocoran air, tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke
dalam interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positip) dalam
jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 lt/m2 min.

8. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.

9. Pekerjaan mesin potong, mesin welding dan lain-lain harus


sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :

a. untuk tinggi dan lebar 1 mm

b. untuk diagonal 2 mm

10. Accessories

a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari UPVC,


pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan UPVC
harus ditutup dan dis.

b. Sealant yang dipergunakan memiliki ketahan yang cukup


baik.

c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen UPVC terbuat dari steel plate


tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergerak / bergeser dan terikat pada pipa
galvanis di dalam UPVC

11. Bahan finishing

Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang


bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti


gambar- gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil
lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi
(mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil UPVC yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.

2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu


sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului
dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana,
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan
yang mendasari sistem dan dimensi profil UPVC terpasang,
sehingga memenuhi persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.

3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding


partisi, dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

4. Pemotongan profil UPVC hendaknya dijauhkan dari material besi


untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


5. Pengelasan/ w e l d i n g dibenarkan menggunakan alat pemanas
khusus dengan suhu minimal 250°C. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.

6. Angkur-angkur untuk rangka / kusen UPVC terbuat dari steel


plate setebal 2-3 mm.

7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup


antikarat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen UPVC
harus ditutup oleh karet list.

8. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen


UPVC akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari timbulnya korosi.

9. Toleransi pemasangan kusen UPVC disatu sisi dinding adalah 10-


25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.

10. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama


pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair
dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari
synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double
door.

11. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar
diberi sealant supaya kedap air dan suara.

12. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.

13. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan
tangan.

14. Profil UPVC yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk
memperoleh persetujuan Perencana.

Pasal 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

11.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup Langit-langit pada seluruh ruang dan
emperan keliling bangunan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua
pekerjaan rangka langit-langit dan lis langit-langit.

11.2 Persyaratan Bahan


11.2.1. Rangka langit-langit induk dipakai hollow 4x4 cm kualitas baik. Rangka pembagi
digunakan hollow 4x4 cm.
11.2.2. Untuk langit-langit bagian dalam dan luar ruangan digunakan UPVC

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


11.3 Pedoman Pelaksanaan
11. 3.1 Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dipakukan
pada gapit kuda-kuda (batik tarik). Rangka ini Kemudian dipakai penggantung
dari kualitas terbaik ke kaki kuda-kuda. Setelall rangka induk hollow , dilanjutkan
pemasangan rangka pembagi
11.3.2. Pemasangan rangka ini harus-rapi dan waterpass. Pelaksana bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
11.3.3. Langit-langit dari bahan kalsiboard dipasang pada rangka ini, dengan
memakukannya menggunakan paku. Hasil akhir harus rata. Apabila ada
kalsiboard yang cacat, pecah harus diganti dengan kalsiboard baru

Pasal 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
12.1.1.Kuda - kuda dan rangka atap.
12.1.2.Semua bidang atap bangunan.

12.2 Bahan yang digunakan


12.2.1. Baja ringan berkualitas baik (standar SNI)
12.2.2. Untuk atap digunakan bahan genteng Bitument.

12.3. Pedoman Pelaksanaan


Pemasangan atap dilakukan langsung pada rangka atap langsung dengan
menggunakan paku genteng (paku khusus untuk atap).
12.3.2. Tiap sambungan dibeh tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal
tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur hares
dipasang merata (tidak bolak batik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
12.3.3. Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dengan ketebalan setara BJLS
35 mm. Tindisan antara satu lebaran bubungan dengan lembaran
bubungan lainnya harus
sesuai dengan persyaratan pabrik
12.3.4.Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibungkar dan
dipasang baru.

Pasal 13
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
13.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.
14.2. Persyaratan Bahan
13.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas baik ukuran 3” dan 4”.
13.2.2. Kunci pintu dipasang kunci 2 slaag (dua kali putar).
13.2.3. Grendel (sloot), Tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.
13.2.4. Expanyolet berkualitas baik:

13.3. Pedoman Pelaksanaan


13.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag, yang berkuaiitas baik.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


13.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu dan engsel
jendela depasang 2 (dua) buah setiap lembar daun jendela. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk pintudan jendela, tidak dibenarkan
melengketkan engsel ke pintu dan ke kusen dengan menggunakan paku.
Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng,
sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
13.3.3. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang pelaksana
mempelihatkan contoh tedebilh dahulu untuk dimintakan persetujuan
Konsultan Lapangan.
13.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat temebut tidak sesuai dengan
yang disyaratkan, maka Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) berhak
untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan
atas biaya Pelaksana.
13.3.5. Grendel dipasang 1 (satu) buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk
setiap daun jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik.
Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur
seperti tersebut pada ayat 14.3.2 pasal ini.
13.3.6 Pegangan jendela dipasang 1 (satu) stiap daun jendela. Untuk memasang
seperti tersebut pada ayat 14.3.5 pasal ini.

Pasal 14
PEKERJAAN PERPIPAAN DAN PERLENGKAPAN SANITASI

14.1. Llngkup Pekerjaan


Pekerjaan Perpipaan dan Pedengkapan Sanitasi meliputi pemasangan seluruh
jaringan air bersih, air kotor, pemasangan stop kran, floor drain, pipa hawa,
septicktank, kloset jongkok, bak air, pasangan wastafel (sesuai gambar rencana)
serta saluran air hujan.

14.2. Bahan-bahan yang digunakan


14.2.1. Pipa PVC diameter dan diameter keperluan air ber ih digunakan dengan
tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat penyambung digunakan dah jenis bahan yang
sama dengan bahan untuk pipa.
14.2.2. Stop, kran
14.2.3. Kran diameter 1/2”
14.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.
14.2.5.Septick tank/beerput, rangka dan dindingnya dari kayu belian sedangkan
tetup bagian alas terbuat dari beton, bertulang.
14.2.6. Kloset jongkok standart
14.2.7. Wastafel standart
14.2.8. Bak penampungan air dari pasangan bata dilapis keramik (sesuai gambar detail).
14.2.9. Untuk saluran air hujan digunakan pasangan bata diplester dan dilantai dengan
beton tumbuk. campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr dan diplester.

14.3 Pedoman Pelakanaan


14.3.1. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di dalam dinding (in
bow). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horizontal dan vertikal, tidak boleh
dipasang miring.
14.3.2. Pembuangan air Iimbah/kotoran dan wastafel dialirkan dengan pipa PVC
diameter 4' ke septicktank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa
dihubungkan ke septicktank.
14.3.3. Septicktank/beerput dibuat dari kayu belian dan bagian atasnya beton
bertulang 1 PC : 2 PS 3 KR tebal 4-6 cm serta diberi pipa pembuangan udara
dad pipa PVC diameter 2”.
14.3.4. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas
septicktank/beerput harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


14.3.5. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air. Bak ini kemudian dilapisi
keramik/porselin kualitas baik. Lubang penguras pada bak air dipasang pipa
khusus yang dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.

Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
15.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di
dalam bangunan, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, dan
sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus
dipasang disesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop
kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang tel . ah
dipasang kabel-kabel yang dipedukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada
titik tersebut.
15.2. Bahan-bahan yang digunakan
15.2.1. Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk sate pass
Ind copper dibugkus dengan isolasi PVS
isolasi 2 lapis menyelubungi inti
15.2.2. Kabel NYA
lsolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm2
Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
15.2.3. Staker stop kontak dan saklar tunggal dan ganda dari kualitas baik
15.2.4. Bola lampu pijar, TL dan armatumya adalah produksi Nasionai atau yang
sekualitas, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu TL
 Body dari plat besi, tebal minium 0.9 mm, dicat putih didepan, abu-abu
dibelakang.
 Balast merk Philps atau sejenisnya
 Stater Merk Philips atau sejenisnya Fitting
 Bagi TL 20 W/220 besamya2,5 micro F+10 %
 Pengabelan didalam harus disolder
 Kap merek SUN atau sekuaiitas

15.3. Penggunaan
15.3.1. Kabel NYM dipt. gunakan sebagai kabe) instalasi penerangan di
dalam dinding.
15.3.2. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.

15.4. Pedoman Pelaksanaan


15.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan
gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik
pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan
kabel (jaringn kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan
jarak 1,00 atau 1,20 m., atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan
dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel
arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan
terendam air tanah).
15.4.2.Pemasangan instalasi lisirik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
15.4.3.Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direktorat PSMP,
pelaksana boleh menunjuk pihak ke tiga(instalatur) yang telah merniliki
izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku
dari Perum Listrik, Negara {PLN). Pelaksana tetap bertanggung jawab

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


penuh alas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan),
termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.
.

Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
16.1 Lingkup pekerjaan
16.1.1. Meni kayu untuk bidang kusen yang melekat ketembok, dan lain-lain.
16.1.2. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen yang nampak, daun pintu panel dan
jendela, lisplank.
16.1.3. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang baton dan plafond
kalsiboard.
16.2 Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitasa baik, seperti :
16.2.1. Meni kayu sekualitas Jotun, Platone atau Ftalit.
16.2.2. Cat kayu sekualitas Jotun, Platone atau Ftalit..
16.2.3. Cat tembok sekualitas sekualitas Jotun, Polymix, VinileX, Platone.
16.2.4 Plamir kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, dan Platone
16.3. Pedoman pelaksanaan
16.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.
16.3.2. Pekerjaan meni, reside harus betul-betul rata, berwama sama, pengecatan
minimal 2 (dua) kali.
16.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis den gan
memperhatikan waktu pengerjaan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut
 2 (dua) kali pengec aan meni kayu/cat dasar
 1 (sate) kali lapis pengisi dengan plamir kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
16.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut..
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih
 Malapis dinding dengan plamir tembok, dipoles sampai rata. Setelah,
betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan
tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas
16.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan, bidang plafond yang akan dicat.
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan
yang marata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda
mengelupas.
16.3.6. Warna yang digunakan, ditentukan oleh hasil kesepakatan rapat.

Pasal 17
PEKERJAAN FINISHING

17.1 Sebelum pekerjaan diserah terimakan Pelaksana diwajibkan, membongkar gudang,


bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang
ada dalarn lokasi bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

17.3. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka harus rnenyerahkan

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah


Surat ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah Daerah seternpat.

Pasal 18
PEKERJAAN LAIN-LAIN

18.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan /dimuat dalam bestek, tetapi manjadi bagian dari pekerjaan pembangunan
ini, perkataan tersebut diatas tetap dianggap ada dimuat dalam bestek ini.

18.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang temyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempuna, maka
pekerjaan tesebut harus diaksanakan.

18.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini rnenjadi pedoman dan harus ditaati dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

Perencanaan Pembangunan Gedung Unit Transfusi Darah

Anda mungkin juga menyukai