Anda di halaman 1dari 4

A.

Sejarah Pipa

Pipa adalah semacam selongsong bundar yang digunakan untuk


mengalirkan sesuatu, biasanya berupa fluida, dari satu tempat ke tempat
lain. Tahukah kalian bahwa pipa, dalam perkembangan modifikasinya dan
tetap dalam prinsip kerja yang sama dengan pipa penyiram bunga kita,
adalah salah satu urat nadi bagi beberapa bidang industri. Saat masih kuliah,
sambil lalu salah satu dosenku berkata bahwa tidak kurang dari 50 %
instalasi industri teknik adalah pipa. Itu kini kutemui dalam dunia kerja.

Pipa juga merupakan sebuah saluran tertutup berbentuk silinder dengan


lubang ditengahnya yang terbuat dari logam, plastik, ataupun material
lainnya. Pipa digunakan sebagai sarana transportasi atau pengaliran fluida
baik yang berbentuk cair maupun berbentuk gas. Pembuatan pipa sendiri
tergantung dari fungsinya yang akan digunakan nanti dan disesuaikan
dengan lingkungannya

Proses produksi pipa berkembang pesat seiring dengan kebutuhan dari


industri, fasilitas-fasilitas sosial, serta kebutuhan akan pipa yang
berkualitas, ekonomis, dan memenuhi standar keselamatan yang lebih baik.
Semakin pesat perkembangan, kualitas pipa diharapkan semakin meningkat
agar semakin dapat meminimalisir resiko kerusakan mesin/pompa yang
dihubungkannya, ataupun resiko yang mungkin terjadi pada pipa itu sendiri
terutama pada area-area kritis seperti pembangkit listrik, produksi minyak
& kimia, serta pipeline.

Sejarah manusia memproduksi pipa berawal ketika manusia mulai


membutuhkan aliran air dari suatu tempat ketempat lain tanpa harus
menggunakan tenaga manusia. Pada kota-kota dijaman pertengahan
digunakan kayu gelondongan yang dilubangi yang berfungsi memenuhi
ketersediaan air di kota.

Dalam sejarah dunia, kemampuan menginstalasi pipa sudah ada ribuan


tahun silam. Awal mulanya, sistem perpipaan digunakan untuk keperluan
irigasi pertanian oleh masyarakat di china pada tahun 3000-2000 tahun
sebelum masehi. Pakistan dan bagian utara india yang dahulu dikenal
dengan nama indus valley juga sudah termasyur keahlian penduduknya
dalam merangkai sistem perpipaan pada tahun 2500 sebelum masehi. Saat
itu mereka masih menggunakan bambu atau kayu. Mesir juga tercatat dalam
sejarah saat penduduknya berhasil mengalirkan air dari sungai nil untuk
mengairi lahan pertanian mereka. Sampai hari inipun, tradisi macam ini
masih mudah kita temui pada sistem irigasi di pedesaan. Pada tahun 150
setelah masehi, roma menarik pada jaman itu adalah setelah berhasil
membangun jaringan perpipaan untuk rumah-rumah mereka dan membuat
air mancur di tengah kota.

Gambar 1 Pipa Bambu

Penggunaan pipa besi atau pipa galvanis di Inggris dan Perancis mulai
umum di awal abad ke 19. Aliran pertama pipa besi untuk Philadelphia
dibangun pada 1817, dan untuk kota New York pada tahun 1832. Baru pipa
digunakan untuk pengangkutan bahan bakar (minyak & gas) dimulai di
Inggris menggunakan lembaran besi yang dibentuk menggunakan silinder
kemudian sisi-sisinya di las. Lalu pada tahun 1887 di Amerika dibuatlah
pipa pertama berbahan baja (Betlehem steel) Pada pertengahan abad 19
barulah pipa seamless (tanpa celah / sambungan) dicoba untuk diproduksi
untuk beberapa kebutuhan.

Di Jerman dikembangkan proses yang dinamakan Mannesmann process


pada tahun 1885 dan mulai digunakan di Inggris pada tahun 1887.
Kemudian di Amerika dibangun pabrik pipa seamless pada tahun 1895.
Memasuki abad ke 20 seamless tube mulai dibutuhkan di berbagai belahan
dunia menyusul revolusi industri yang melahirkan teknologi Otomotif,
pengolahan minyak, pengaliran minyak, sumur bor, serta boiler.

Pada waktu itu tube yang menggunakan welding kurang dapat diandalkan.
Produksi dan konsumsi dunia akan produk pipa besi dan baja mencakup
hampir 14 persen dari penggunaan baja mentah diseluruh dunia. Dan terus
akan berkembang seiring dengan pertumbuhan industri serta meningkatnya
populasi. Perbedaan tingkat kebutuhannya tentu saja bergantung pada
tingkat perkembangan kegiatan ekonomi tiap negara seperti kegiatan
eksplorasi minyak, pembangunan pembangkit listrik, atau produksi
otomotif.

Teknologi berkembang pesat, tantangan kebutuhan perpipaan pun makin


beragam. Misalnya adalah pemuaian material pipa, yang mulai
menggunakan bahan perak, saat dialiri air bertemperatur tinggi. Pada tahun
1928 muncul sebuah metode analisa pipa yang ditulis oleh A.M. Wahl dan
W. Hovgard yang berjudul "Sresses and Reaction in Expansion Pipe" dan
"Deformation of Plain Pipe Bends" yang kemudian ditulis dalam buku yang
kini menjadi salah satu panduan desain perpipaan, "Design of Piping
systems".

Pada tahun 1934, R.H. Tingey memperkenalkan istilah 'virtual center of


gravity or elastic center' dalam tulisannya yang berjudul "Method of
Calculation Thermal Expansion Stresses in Piping". Lalu pada tahun 1945
dikenalkan metode graphoanalitycal oleh S.Crocker dan A.McCuthan
dalam buku Piping Handbook terbitan McGraw-Hill Book Co, New York.
Gambar 2 Instalasi Pipa

Berbicara tentang pipa di industri tak akan lepas dari ASME (American
Society of Mechanical Engineering). ASME adalah salah satu organisasi
yang terkemuka di dunia, yang mengembangkan dan menerbitkan kode dan
standar, semacam aturan main dalam pemakaian material di dunia industri,
termasuk pipa.

Saat ini sistem perpipaan bukan lagi barang baru, terutama bagi dunia
industri teknik. Ribuan perusahaan dengan engineer-engineer mereka pasti
berupaya membuat sistem perpipaan yang paling efektif bagi bisnis mereka.
Bukan hanya dari sisi ekonomi, namun juga keamanan dan keindahan
instalasinya. Mengalirkan minyak, membuang limbah, menguras lubang-
lubang tambang, mengalirkaan air untuk sistem pendinginan mesin, dan
masih banyak lagi macamnya.

Anda mungkin juga menyukai