Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah sanitasi pariwisata, transportasi
dan matra dengan judul “ Sanitasi Pariwisata”. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah kuliah sanitasi pariwisata, transportasi dan matra yang
telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung
penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terimakasih.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan bagian penting yang harus dilaksanakan dengan baik. Sanitasi dapat
didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur
faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut.
Masalah sanitasi termasuk masalah yang kompleks sehingga senantiasa berubah dari waktu
ke waktu. Mulia (2005) berpendapat “bahwa kesehatan manusia hanya dapat dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan jika manusia tersebut terpapar terhadap faktor lingkungan pada
tingkat yang tidak dapat ditenggang keberadaannya.”
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup
perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat. Untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan adanya empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu: keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan.
Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling
berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana
keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah
satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan
akan tergeser ke arah dibawah optimal.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup perumahan, pembuangan
kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor
(air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan
usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan
optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan
kondisi lingkungan ini dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain
bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang
paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan
lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah (teknologi tepat
guna) sampai dengan teknologi mutakhir.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Sanitasi?
2. Apa saja kebijakan dari sanitasi?
3. Apakah definisi dari industri pariwisa?
4. Apa saja ruang lingkup dari pariwisata?

C. Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui apa pengertian dari sanitasi.
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja kebijakan dari sanitasi.
3. Agar mahasiswa mengetahui definisi dari industri pariwisata.
4. Agar mahasiswa mengetahui apa saja ruang lingkup dari pariwisata.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi berasal dari bahasa latin sanus yang berarti sound and healthy atau bersih secara
menyeluruh. Sanitasi memiliki arti yaitu suatu perilaku pembudidayaan hidup bersih yang
disengaja agar manusia tidak bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan lain
yang berbahaya. Usaha ini dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi dianggap penting karena merupakan suatu usaha untuk membina dan menciptakan
suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Maka dari itu
tak jarang sanitasi selalu dihubungkan dengan kesehatan masyarakat.

B. Kebijakan Sanitasi
1. Rencana Strategi Bidang Pengelolaan Air Limbah
Dalam rangka penyehatan lingkungan permukiman yang berkelanjutan, dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia sehingga masyarakat dapat menjadi
lebih produktif perlu dilakukan pengembangan sistem pengelolaan air limban
permukiman yang ramah lingkungan. Dalam upaya mewujudkan situasi dan kondisi
permukiman sehat yang diinginkan dan memenuhi target Millenium Development Goals
(MDGs) yang disepakati dalam KTT Millenium PBB bulan September 2000, diperlukan
rencana, program, dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efisien, dan efektif diperlukan
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Permukiman.
2. Rencana Strategi Bidang Pengelolaan Persampahan
Rencana Strategis (Renstra) SKPD merupakan dokumen perencanaan jangka
menengah SKPD yang tidak terpisahkan dengan dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD) Kota Padang. Renstra SKPD disusun guna memberikan
masukan bagi penyempurnaan penyusunan dokumen RPJMD. Rancangan akhir Renstra
SKPD disusun dengan mengacu kepada RPJMD yang sudahditetapkan dengan Peraturan
Daerah. Tahapan danproses penyusunan Renstra Dinas Kebersihan danPertamanan
mengacu pada Lampiran IV PeraturanMenteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010
tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Renstra SKPD. Kegiatan-kegiatan tersebut
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pengolahan data dan informasi
b. Analisis gambaran pelayanan SKPD
c. Review Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Untuk penyusunan
rancangan Renstra SKPDprovinsi.
d. Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

3. Kebijakan Sanitasi-Sanitasi Pariwisata dan Tempat-Tempat Umum


a. UU no.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
b. KM 94/UM.001MPPT-94 tanggal 22 Nevember 1994 tentang pedoman teknis
penyusunan upaya pengelolaan lingkungan bidang pariwisata Wajib AMDAL.
c. KM 94/UM.001MPPT-94 tanggal 22 Nevember 1994 tentang UPAYA pengelolaan
lingkunan (UKL) dan upaya pemantauwan lingkungan (UPL)
d. MOMERANDUM DPR RI NO.1076/Pch.M.H/1972 tentang persyaratan status dan
bentuk penyelenggaraan proyek (TMII)
e. SK GUBERNUR No.369/1972 9TMII)
f. Peraturan Gubernur no.16 tahun 2005 tentang peruntukan air sungai dan buku mutu
g. Permen Kes RI NO.236 MENKES/PER/IV/1997 tentang persyaratan kesehatam
makanan jajanan telah diatur dalam beberapa bab mulai dari ketentuan umum,
penjamah makanan, peralatan, air bersih, bahan makanan, bahan tambahan dan
penyajian, sarana penjaja, sentra pedagan gsampai dengan pembinaan dan
pengawasannya.
C. Definisi Industri Pariwisata
industri pariwisata adalah kumpulan bermacam – macam perusahaan yang secara
bersama – sama mengahasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan
wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya.
Menurut R.S Darmajadi Industri pariwisata adalah merupakan rangkuman dari berbagai
macam bidang usaha yang secara bersama sama mengahasilkan produk – produk maupun
jasa / pelayanan atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan
dibutuhkan wisatawan nantinya.

D. Ruang Lingkup Industri Pariwisata


1. Attractions (daya tarik). Attractions dapat digolongkan menjadi site attractions dan event
attractions. Site attractions merupakan daya tarik fisik yang permanen dengan lokasi yang
tetap yaitu tempat-tempat wisata yang ada di daerah tujuan wisata seperti kebun binatang,
keraton, dan museum. Sedangkan event attractions adalah atraksi yang berlangsung
sementara dan lokasinya dapat diubah atau dipindah dengan mudah seperti festival-
festival, pameran, atau pertunjukan-pertunjukan kesenian daerah.
2. Facilities . Fasilitas cenderung berorientasi pada daya tarik disuatu lokasi karena fasilitas
harus terletak dekat dengan pasarnya. Selama tinggal di tempat tujuan wisata wisatawan
memerlukan tidur, makan dan minum oleh karena itu sangat dibutuhkan fasilitas
penginapan. Selain itu ada kebutuhan akan Support Industries yaitu toko souvenir, toko
cuci pakaian, pemandu, daerah festival, dan fasilitas rekreasi (untuk kegiatan).
3. Infrastructure (infrastruktur) .Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah
kalau belum ada infrastruktur dasar. Perkembangan infrastruktur dari suatu daerah
sebenarnya dinikmati baik oleh wisatawan maupun rakyat yang juga tinggal di sana,
maka ada keuntungan bagi penduduk yang bukan wisata wan. Pemenuhan atau
penciptaan infrastruktur adalah suatu cara untuk menciptakan suasana yang cocok bagi
perkembangan pariwisata.
4. Transportations (transportasi). Dalam pariwisata kemajuan dunia transportasi atau
pengangkutan sangat dibutuhkan karena sangat menentukan jarak dan waktu dalam suatu
perjalanan pariwisata. Transportasi baik transportasi darat, udara, maupun laut
merupakan suatu unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejala-gejala
pariwisata.
5. Hospitality (keramahtamahan) Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak
mereka kenal memerlukan kepastian jaminan keamanan khususnya untuk wisatawan
asing yang memerlukan gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan mereka
datangi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan perlindungan harus disediakan dan
juga keuletan serta keramahtamahan tenaga kerja wisata perlu dipertimbangkan supaya
wisatawan merasa aman dan nyaman selama perjalanan wisata.

Anda mungkin juga menyukai