Anda di halaman 1dari 4

LABORATORIUM HUKUM

SEKOLAH TINGGI HUKUM GARUT


Unit Pelaksana Teknis Lab. Hukum
8/2/2019

Dokumen ini diajukan untuk memberikan gambaran dan penjelasan secara umum tentang
kedudukan dan fungsi dari laboratorium hukum dalam struktur organisasi Sekolah Tinggi
Hukum Garut
LABORATORIUM HUKUM

SEKOLAH TINGGI HUKUM GARUT

A. Gambaran Sekilas

Pendidikan dan latihan kemahiran hukum merupakan matakuliah (atau lebih tepat "bidang
perkuliahan") yang dicantumkan dalam Kurnas 1993 (Kep. Mendikbud No. 17/1993).
Keputusan tim penyusun kurikulum nasional untuk mensyaratkan adanya "kemahiran
hukum" (usul asli adalah "keterampilan hukum" sebagai terjemahan dari "legal skills") pada
para lulusan fakultas hukum, mencerminkan keinginan mereka agar para lulusan ini dibekali
dengan "kesiapan-kerja" yang lebih baik.

Pendidikan dengan pendekatan terapan (applied approach) telah diwajibkan dalam


pendidikan tinggi, tidak terkecuali pendidikan tinggi hukum. Maksudnya, paling tidak ada
dua: (1) mewajibkan dosen menjabarkan perkuliahannya agar mahasiswa pun mengetahui
tujuan instruksionalnya (umum dan khusus), dan (2) mewajibkan dosen merelevansikan
pokok-pokok bahasannya dengan kenyataan dalam masyarakat. Dalam Kep. Mendikhud No.
17/1993 hal ini dinyatakan dalam ketentuan tentang perlunya perkuliahan diherikan dengan
mencakup tidak saja teori, tetapi juga mengenalkan Mahasiswa pada ketentuan-ketentuan
hukum positif dan kasus atau bahan dokumentasi lainnya. Keinginan Kurikullim 1993 agar
mahasiswa diperkenalkan dengan pembahasan hukum positif dan kasus bukanlah pula hal
baru untuk pendidikan tinggi hukum di Indonesia. Sudah lama kita bicara tentang perlunya
para lulusan fakultas hukum mempunyai kemampuan analisa (analytical skills) dan
kemampllan menerapkan pengetahuan hukum secara "praktis", sebagaimana diharapkan oleh
masyarakat dari seorang sarjana hukum. Inilah yang akan membedakan antara sarjana yang
hanya mempunyai "wawasan ilmu pengetahuan hukum", dengan mereka yang dapat
mempergunakan "wawasan" ini secara profesional-analitis dalam praktek di masyarakat.
Kritik masyarakat tentang kurang "siap-kerja"-nya para sarjana hukum berintikan perbedaan
ini.

Apa yang ingin dicapai melalui "pendidikan kemahiran hukum" dan "pendidikan ilmu hukum
terapan" ini diselenggarakan melalui suatu wadah khusus dalam organisasi fakultas hukum,
yang diberi nama "laboratorium hukum" (disingkat "Lab-Hukum"). Karena itu tugas Lab.
Hukum ini adalah: (a) menyelenggarakan pendidikan kemahiran (seperti matakuliah-
matakuliah dalam bidang perkuliahan "Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum"), dan (b)
membina pendidikan hukum dengan "pendekatan terapan" (misalnya menyediakan bahan
perkuliahan, seperti peraturan dan kasus, serta meningkatkan kemahiran dosen menggunakan
"pendekatan terapan" dalam memberikan perkuliahan). Kegiatan Lab-Hukum ini akan sangat
menunjang keinginan Kurnas 1993 untuk meningkatkan kemampuan profesional para lulusan
fakultas hukum.

B. Pengertian Dasar

Pratikum hukum adalah strategi pembelajaran kemahiran hukum yang menggunakan sarana
laboratorium hukum. Praktik kemahiran hukum tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat
mempraktekkan pengetahuan hukum acara yang telah diperolehnya dengan mendayagunakan
kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik.

1
Laboratorium Hukum adalah tempat bagi mahasiswa untuk berlatih kemahiran hukum.
Penggunaan dan pengembangan sarana laboratorium hukum berdasarkan pada hasil
identifikasi kompetensi lulusan yang diharapkan.

C. Visi dan Misi Laboratorium Hukum

Sebagai lembaga akademik yang bergerak di bidang praktis, Laboratorium Hukum


mempunyai visi ”Mewujudkan Laboratorium Hukum sebagai sarana untuk mempersiapkan
Sarjana Hukum yang handal dan profesional. Selain itu Laboratorium Hukum juga
mengemban Misi:

 Menyelenggarakan perkuliahan dan membimbing mahasiswa dalam Pendidikan dan


Latihan Kemahiran Hukum;
 Meningkatkan kemahiran mahasiswa dalam penguasaan hukum khususnya di bidang
praktik;

D. Tujuan
Tujuan Laboratorium Hukum adalah untuk menghasilkan lulusan:

 Memiliki kemahiran dan keterampilan hukum untuk bersaing di pasar kerja.


 Menguasai kemampuan analisa hukum terhadap masalah-masalah hukum dan praktik
peradilan
 Memenuhi kebutuhan Stakholder sesuai dengan perkembangan hukum;

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Praktik Kemahiran Hukum adalah Hukum Acara yang berlaku di
Pengadilan (litigasi) maupun di luar Pengadilan (non litigasi) Di Indonesia. Oleh karenanya
seluruh kegiatan dalam praktikum selalu berfokus pada beberapa hal, antara lain:

1. Hukum beracara di pengadilan: Pengajuan gugatan/permohonan, pemeriksaan dalam


sidang, pembuktian, putusan hakim, upaya hukum dan pelaksanaan putusan.
2. Pengaturan penyelesaian sengketa alternatif yang dilakukan di luar Pengadilan dalam
bentuk negosiasi, mediasi, konsiliasi maupun arbitrase.

F. Program Kerja

Beberapa kegiatan diagendakan sebagai program kerja lembaga ini yang dimaksudkan untuk
menunjang tercapainya visi dan misi yang telah ditentukan. Program kerja yang dimaksud
adalah:

1. Menyelenggarakan perkuliahan dan membimbing mahasiswa dalam Pendidikan dan


Latihan Kemahiran Hukum;
2. Meningkatkan kemahiran mahasiswa dalam penguasaan hukum khususnya di bidang
praktik;
3. Mengadakan pengkajian hukum terkait dengan isu-isu krusial yang sedang
berkembang di masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis laboratorium melalui Lecture Notes in
the Web

2
5. Melakukan penelitian hukum integratif terhadap hasil putusan pengadilan.
6. Melakukan pengklipingan masalah-masalah hukum dari berbagai sumber/media
cetak.
7. Penerbitan Panduan Praktikum bagi seluruh dosen pengampu matakuliah terkait.
8. Mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga luar (stakeholder).
9. Surfing informasi terbaru, utamanya hasil-hasil putusan pengadilan baik skala
nasional maupun internasional
10. Perawatan inventaris.

G. Penggunaan Laboratorium

1. Laboratorium dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan mata kuliah praktek dan latihan


kemahiran hukum (PLKH) yang diselenggarakan dan diatur oleh Sekolah Tinggi
Hukum Garut.
2. Penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan akademik ditentukan tersendiri
oleh Wakil Ketua Bidang Akademik dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium.
3. Penggunaan peralatan laboratorium oleh warga kampus yang tidak secara langsung
berkaitan dengan kegiatan akademik dikonsultasikan dan dimintakan ijin kepada Unit
Pelaksana Teknis Laboratorium.

H. Penutup

Catatan-catatan di atas perlu dikembangkan lebih lanjut di Sekolah Tinggi Hukum Garut
dengan memperhatikan tenaga, sarana dan pra-sarana yang ada. Oleh karena itu pembentukan
dan pengoperasian Lab-Hukum ini harus dilakukan dengan serius, teliti dan di bawah
pimpinan yang berdedikasi (mempunyai wawasan dan sanggup kerja-keras untuk mencapai
tujuan). Kedudukan Lab-Hukum ini tidak kalah pentingnya dalam pendidikan hukum
dibandingkan dengan "Iaboratorium-Iaboratorium fakultas kedokteran" dalam pendidikan
ilmu kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai