Anda di halaman 1dari 13

KARAKTERISTIK DAN KOMPONEN

SALURAN TRANSMISI

LUKMAN NURFAUZI
2016010029

PROGRAM STUDI TEHNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEHNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
PAMULANG
2018
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………. 3

B. TUJUAN UMUM ……………………………………………………………... 3

C. TUJUAN KHUSUS …………………………………………………………... 3

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SALURAN TRANSMISI …………………………………… 4

B. JENIS SALURAN TRANSMISI ……………………………………………. 4-5

C. KOMPONEN SALURAN TRANSMISI ……………………………………. 5-6

D. KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI ……………………………… 7-11

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………… 12

B. SARAN …………………………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Yang dimaksud dengan karakteristik listrik darisaluran transmisi ialah konstanta-
konstanta saluran yaitu;tahanan (R), induktansi (L), konduktansi (G), dankapasitansi
(C). Pada saluran udara konduktansi sangatkecil sehingga dengan mengabaikan
konduktansi ituperhitungan-perhitungan akan jauh lebih mudah
danpengaruhnyapun masih dalam batas-batas yang dapatdiabaikan.
Istilah tahanan atau resistansi tidak asing lagi bagipara orang – orang yang
bergelut dalam dunia kelistrikan .Tahanan pada umumnya sangat diperlukan
untukmembatasi sejumlah besar arus agar tidak merusakperalatan listrik, namun
terkadang tahanan itu dapatmerugikan apabila jumlah tahanan itu dikatakan
relativebesar karena dapat mengurangi arus atau daya yang akandikirim ke
konsumen.Tahanan terdapat pada kabel penghantar makadalam malakah ini kami
menyajikan tentang resistivitaskabel penghantar tersebutMaka dari itu kali ini kami
akan mencoba untukmembahas tentang tahanan jaringan.
B. Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat memahami karakteristik listrik salurantransmisi

C. Tujuan Khusus:
Mahasiswa dapat memahami pengertian tahanan RSebagai salah satu tugas pada
mata kuliah Transmisi ArusBolak-Balik Mengetahui tahanan spesifikasi penghantar
arus listrik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Saluran Transmisi

Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan


tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station
hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh
suatu bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik. Pada
sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh akan
menimbukan adanya penurunan kualitas tegangan yang diakibatkan pada saluran
yang mengalami drop tegangan. Dengan demikian sebuah saluran transmisi harus
memiliki berbagai komponen untuk menjada kestabilan kualitas listrik hingga
sampai kepada konsumen.

B. Jenis saluran transmisi


1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan
kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang
kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif
dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan
SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang
luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya besar.
Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang
akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)


Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri
dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar
netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang
disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau
empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle
Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari.

3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi


Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang
menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori
saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota, karena berada
didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi
gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki
kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya
menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.

C. Komponen Saluran Transmisi


Saluran transmisi terdiri dari

1. Konduktor
 Kawat konduktor ini digunakan untuk menghantarkan listrik yang ditransmisikan.
 Kawat konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi ini selalu tanpa
pelindung/isolasi, hanya menggunakan isolasi udara.
 Jenis Konduktor yang dipakai
- Tembaga (cu)
- Alumunium (Al)
- Baja (steel)
 Jenis yang sering dipakai adalah jenis alumunium dengan campuran baja.
 Jenis-jenis penghantar Aluminium
 AAC (All-Alumunium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari alumunium.
 AAAC (All-Alumunium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.
 ACSR (Alumunium Conductor Steel-Reinforced) Conductor, Steel-Reinforced),
yaitu kawat penghantar alumunium berinti kawat baja.
 ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar
alumunium yang di perkuat dengan logam campuran.
 Jenis yang sering digunakan adalah ACSR.

2. Isolator
Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disni berfungsi untuk penahan bagian
konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya terbuat dari bahan porseline,
tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini. Bahan
isolator harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan
memiliki ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown
pada tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi tersebut.
Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban konduktor.

Jenis isolator yang sering digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin
atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan
menjadi:
 isolator jenis pasak
 isolator jenis pos-saluran
 isolator jenis gantung

3. Infrastruktur
Infrastruktur adalah saraya yang digunakan saluran transmisi sebagai media
penyalutran. Secara umum, ada dua jenis penyaluran (infrastruktur dari saluran
transmisi, yaitu saluran udara dan saluran bawah tanah/laut.

 Tiang Penyangga Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah
tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan
lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang
sehingga mengandalkan udara sebagai media antar isolasi antar
kawat penghantar. Dan untuk menyanggah/merentangkan kawat penghantar
dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya,
kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang
kokoh, yang biasa disebut menara/tower. Antar menra/tower listrik dan
kawat penghantar disekat oleh isolator.
 Saluran Kabel bawah laut, ini merupakan saluran listrik yang melewati medium
bawah air (laut) karena transmisi antar pulau yang jaraknya dipisahkan oleh lautan.
D. Karakteristik Saluran Transmisi

Karakteristik listrik saluran transmisi adalah konstanta-konstanta saluran.


Konstanta-kontanta saluran yaitu ; Tahanan (R), Induktansi (L), Konduktansi (G),
dan Kapasitansi (C).

Pada saluran udara, G dapat diabaikan karena sangat kecil, perhitungan pun jd
lebih mudah dan pengaruh masih batas yg dapat diabaikan.

R diperlukan untuk membatasi arus agar tidak merusak peralatan listrik, tapi R dpt
merugikan jika jumlah R relative besar karena dapat mengurangi arus / daya yg
dikirim ke konsumen.

1. Tahanan (R)

Tahanan suatu konduktor kawat penghantar

R = p (l/A)
"A = luas penampang kawatPenampang kawat satuanny CM (Circular Mil), yaitu
penampang kawat yg berdiameter 1 mil=1/1000 inch.
Jika penampang kawat satuannya mm2 maka CM ;
CM = 1973 x (penampang kawat mm2) atau mm2 = 5,067x10 (pangkt -4) x
(penampang CM)

"p = resistivitas
dalam sistem MKS (meter,kilogram,sekon) satuan p adalah ohm-meter, panjng (m)
dan luas m2.
dalam sistem CGS (centimeter,gram,sekon) satuan p adalah mikro-ohm-
centimeter, panjng (cm) dan luas (cm2)

"l = panjang kawat


pd umumnya kawat penghantar terdiri dr kawat pilin maka sebagai faktor koreksi
perhitungan pengaruh pilin, panjang kawat x 1,02 (2% faktor koreksi).

Tahanan kawat pengaruh temperatur


dengan batas temperatur 10'C-100'C, maka tahanan ;

R t2 = R t1 [l + αt1 (t2-t1)]

R t2 = tahanan temperatur 2
R t1 = tahanan temperatur 1
α t1 = koefisien temperatur t1

jadi,

R t2/R t1 = l + αt1 (t2-t1) R t2/R t1 = To + t2/To + t1

dimn,

α t1 = 1/ To + t1 atau To = (1/α t1)-1

-To adalah temperatur tahanan kawat akan menjadi nol, jika persamaan linier yg
sama berlaku pd daerah temperatur itu.
jika ini benar -To = temperatur absolut -273'C.

Pada tembaga yg mempunyai konduktivitas 100% , α dari tahanan pada 20'C;

α 2o = 0,00393 atau To = (1/0.00393) - 20 = 234,5'C


Konduktivitas lain dr tembaga, α berubah langsung. untuk konduktivitas 97,5%

α 2o = 0,00383 atau To = 241,0'C


Aluminium konduktivitas 61%

α 2o = 0,00403 atau To = 228,1'C

2. Induktansi dan Reaktansi Induktif Rangkaian Fasa Tanggal

Penurunan rumus induktansi dan reaktansi induktif dari konduktor diabaikan 2


faktor, yaitu;
1. efek kulit (skin effect)
2. efek sekitar (proximity effect)

efek kulit adalah gejala pada arus bolak balik, kerapatan arus penampang
konduktor makin besar ke arah permukaan kawat.
tapi jika hanya meninjau frekuensi 50Hz/60Hz pengaruh afek kulit sangat kecil
sehingga dapat diabaikan.

efek sekitar adalah pengaruh kawat lain yg berada disamping kawat yg ditinjau
sehingga distribusi fluks tidak simetris .
tapi jika radius konduktor kecil terhadap jarak kedua kawat maka efek sekitar
sangat kecil sehingga dapat diabaikan juga.

Fluks Maknit kawat panjang, kawat balik berada ditempat yg sangat jauh
kawat panjang, lurus, bulat, uniform dengan kawat yg berada ditempat sangat jauh
maka gaya gerak magnit;
i1 = ∫ | He | ds
| He | = besaran intensitas medan magnit (lilitan ampere / meter)
ds = panjang elemen sepanjang jalan (m)
i1 = gaya gerak magnit (lilitan ampere)

disebut GGM (gaya gerak magnit) karena hanya 1 kawat yg dikelilingi medan magnit
dan hanya ada 1 lilitan (turn).
lilitan ampere = besar arus pada kawat

jika kawat balik sangat jauh, intensitas medan magnit sepanjang jalan dipih konstan
(tidak ada proximity effect), maka
i1 = | He | ∫ ds
jika radiusnya y1, maka; ∫ ds = 2 Π y1
sehingga,
i1 = 2 Π y1 | He | atau | He | = i1 ∕ 2 Π y1

| Be | = kerapatan fluks maknit


| Be | = Ua
| He | = Ua . i1 ∕ 2 Π y1 weber/m2
Ua = permeabilitas absolut media sekeliling kawat
Uv = permeabilitas hampa udara
Uv = 4 Π x 10 -7 henri/meter
Uv = 1 (sistem c.g.s)

Ua = Ue x Uv
Ue = permeabilitas relatif media sekeliling

~ Fluks Magnit
*kerapatan fluks diluar kawat
|| Be || = d Φe ∕ dA = Ue Uv i1 ∕ 2 Π y1 weber/m2

Φe = fluks luar kawat


dA = h dy1
dΦe = |Be| dA
dΦe = (Ue Uv i1 ∕ 2 Π y1)dy1 weber

*fluks total, antara permukaan kawat dan silinder konsentrasi dengan radius D1
D1

Φe = Ue Uv h i1 ∕ 2 Π ∫ dy1 ∕y1
r1

Φe = Ue Uv h i1 ∕ 2 Π ln D1/r1 weber (radius D1 dibiarkan besar sampai


tak hingga)

~ fluks lingkup (fliks linkage)


*karena fluks melingkari kawat sekali, maka hanya ada 1 lilitan (turn)
sehingga, fluks lingkup( λe ) hasil fluks tadi = fluks itu sendiri

λe = N Φe (N=1)
λe = Ue Uv h i1 ∕2Π ln D1 ∕r1 lilitan weber

~ fluks dalam kawat


| Hi| = iy ∕ 2 Π y1
| Bi | = ui uv |Hi| = ui uv iy ∕2 Π y1
Ui = permeabilitas relatif kawat

*jika arus dalam kawat dalam keadaan mantap dan efek kulit diabaikan distribusi
arus akan rata

iy = i1 Π y1 2 ∕ Π r1 2
= i1 y1 2 ∕ r1 2

| Bi | = ui uv i1 ∕ 2Π r1 2 (y1)
dΦi = | Bi | dA = | Bi | h dy1
= {ui uv i1 h ∕ 2 Π r1 2} y1 dy1

*fluks lingkup yg dihasilkan dΦ


dλi = iy ∕ i1 dΦi
dλi = y1 2 ∕ r1 2 dΦi
dλi = ui uv i1 h y1 3 ∕ 2Π r1 4 dy1
*jumlah fluks lingkup dalam kawat
r1
λi = ∫ dλi
0
r1
λi = ui uv h i1 ∕ 2Π r1 4 ∫ y1 3 dy1
0
λi = ui uv i1 h ∕ 8Π lilitan weber

*jadi, jumlah fluks lingkup kawat 1 yg disebabkan arusnya sendiri

λ21 = λe + λi
λ21 = uv h i2 ∕ 2Π (ue ln D1/r1 +u1/4)

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
 http://trianawinda.blogspot.com/2012/09/karakteristik-listrik-
saluran-transmisi.html
 Transmisi Daya Listrik";Prof.Ir.T.S.Hutauruk,M.Sc
 https://kelasonlineblog.wordpress.com/saluran-transmisi/

Anda mungkin juga menyukai