SALURAN TRANSMISI
LUKMAN NURFAUZI
2016010029
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………… 12
B. SARAN …………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Yang dimaksud dengan karakteristik listrik darisaluran transmisi ialah konstanta-
konstanta saluran yaitu;tahanan (R), induktansi (L), konduktansi (G), dankapasitansi
(C). Pada saluran udara konduktansi sangatkecil sehingga dengan mengabaikan
konduktansi ituperhitungan-perhitungan akan jauh lebih mudah
danpengaruhnyapun masih dalam batas-batas yang dapatdiabaikan.
Istilah tahanan atau resistansi tidak asing lagi bagipara orang – orang yang
bergelut dalam dunia kelistrikan .Tahanan pada umumnya sangat diperlukan
untukmembatasi sejumlah besar arus agar tidak merusakperalatan listrik, namun
terkadang tahanan itu dapatmerugikan apabila jumlah tahanan itu dikatakan
relativebesar karena dapat mengurangi arus atau daya yang akandikirim ke
konsumen.Tahanan terdapat pada kabel penghantar makadalam malakah ini kami
menyajikan tentang resistivitaskabel penghantar tersebutMaka dari itu kali ini kami
akan mencoba untukmembahas tentang tahanan jaringan.
B. Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat memahami karakteristik listrik salurantransmisi
C. Tujuan Khusus:
Mahasiswa dapat memahami pengertian tahanan RSebagai salah satu tugas pada
mata kuliah Transmisi ArusBolak-Balik Mengetahui tahanan spesifikasi penghantar
arus listrik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Saluran Transmisi
1. Konduktor
Kawat konduktor ini digunakan untuk menghantarkan listrik yang ditransmisikan.
Kawat konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi ini selalu tanpa
pelindung/isolasi, hanya menggunakan isolasi udara.
Jenis Konduktor yang dipakai
- Tembaga (cu)
- Alumunium (Al)
- Baja (steel)
Jenis yang sering dipakai adalah jenis alumunium dengan campuran baja.
Jenis-jenis penghantar Aluminium
AAC (All-Alumunium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari alumunium.
AAAC (All-Alumunium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.
ACSR (Alumunium Conductor Steel-Reinforced) Conductor, Steel-Reinforced),
yaitu kawat penghantar alumunium berinti kawat baja.
ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar
alumunium yang di perkuat dengan logam campuran.
Jenis yang sering digunakan adalah ACSR.
2. Isolator
Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disni berfungsi untuk penahan bagian
konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya terbuat dari bahan porseline,
tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini. Bahan
isolator harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan
memiliki ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown
pada tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi tersebut.
Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban konduktor.
Jenis isolator yang sering digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin
atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan
menjadi:
isolator jenis pasak
isolator jenis pos-saluran
isolator jenis gantung
3. Infrastruktur
Infrastruktur adalah saraya yang digunakan saluran transmisi sebagai media
penyalutran. Secara umum, ada dua jenis penyaluran (infrastruktur dari saluran
transmisi, yaitu saluran udara dan saluran bawah tanah/laut.
Tiang Penyangga Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah
tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan
lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang
sehingga mengandalkan udara sebagai media antar isolasi antar
kawat penghantar. Dan untuk menyanggah/merentangkan kawat penghantar
dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya,
kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang
kokoh, yang biasa disebut menara/tower. Antar menra/tower listrik dan
kawat penghantar disekat oleh isolator.
Saluran Kabel bawah laut, ini merupakan saluran listrik yang melewati medium
bawah air (laut) karena transmisi antar pulau yang jaraknya dipisahkan oleh lautan.
D. Karakteristik Saluran Transmisi
Pada saluran udara, G dapat diabaikan karena sangat kecil, perhitungan pun jd
lebih mudah dan pengaruh masih batas yg dapat diabaikan.
R diperlukan untuk membatasi arus agar tidak merusak peralatan listrik, tapi R dpt
merugikan jika jumlah R relative besar karena dapat mengurangi arus / daya yg
dikirim ke konsumen.
1. Tahanan (R)
R = p (l/A)
"A = luas penampang kawatPenampang kawat satuanny CM (Circular Mil), yaitu
penampang kawat yg berdiameter 1 mil=1/1000 inch.
Jika penampang kawat satuannya mm2 maka CM ;
CM = 1973 x (penampang kawat mm2) atau mm2 = 5,067x10 (pangkt -4) x
(penampang CM)
"p = resistivitas
dalam sistem MKS (meter,kilogram,sekon) satuan p adalah ohm-meter, panjng (m)
dan luas m2.
dalam sistem CGS (centimeter,gram,sekon) satuan p adalah mikro-ohm-
centimeter, panjng (cm) dan luas (cm2)
R t2 = R t1 [l + αt1 (t2-t1)]
R t2 = tahanan temperatur 2
R t1 = tahanan temperatur 1
α t1 = koefisien temperatur t1
jadi,
dimn,
-To adalah temperatur tahanan kawat akan menjadi nol, jika persamaan linier yg
sama berlaku pd daerah temperatur itu.
jika ini benar -To = temperatur absolut -273'C.
efek kulit adalah gejala pada arus bolak balik, kerapatan arus penampang
konduktor makin besar ke arah permukaan kawat.
tapi jika hanya meninjau frekuensi 50Hz/60Hz pengaruh afek kulit sangat kecil
sehingga dapat diabaikan.
efek sekitar adalah pengaruh kawat lain yg berada disamping kawat yg ditinjau
sehingga distribusi fluks tidak simetris .
tapi jika radius konduktor kecil terhadap jarak kedua kawat maka efek sekitar
sangat kecil sehingga dapat diabaikan juga.
Fluks Maknit kawat panjang, kawat balik berada ditempat yg sangat jauh
kawat panjang, lurus, bulat, uniform dengan kawat yg berada ditempat sangat jauh
maka gaya gerak magnit;
i1 = ∫ | He | ds
| He | = besaran intensitas medan magnit (lilitan ampere / meter)
ds = panjang elemen sepanjang jalan (m)
i1 = gaya gerak magnit (lilitan ampere)
disebut GGM (gaya gerak magnit) karena hanya 1 kawat yg dikelilingi medan magnit
dan hanya ada 1 lilitan (turn).
lilitan ampere = besar arus pada kawat
jika kawat balik sangat jauh, intensitas medan magnit sepanjang jalan dipih konstan
(tidak ada proximity effect), maka
i1 = | He | ∫ ds
jika radiusnya y1, maka; ∫ ds = 2 Π y1
sehingga,
i1 = 2 Π y1 | He | atau | He | = i1 ∕ 2 Π y1
Ua = Ue x Uv
Ue = permeabilitas relatif media sekeliling
~ Fluks Magnit
*kerapatan fluks diluar kawat
|| Be || = d Φe ∕ dA = Ue Uv i1 ∕ 2 Π y1 weber/m2
*fluks total, antara permukaan kawat dan silinder konsentrasi dengan radius D1
D1
Φe = Ue Uv h i1 ∕ 2 Π ∫ dy1 ∕y1
r1
λe = N Φe (N=1)
λe = Ue Uv h i1 ∕2Π ln D1 ∕r1 lilitan weber
*jika arus dalam kawat dalam keadaan mantap dan efek kulit diabaikan distribusi
arus akan rata
iy = i1 Π y1 2 ∕ Π r1 2
= i1 y1 2 ∕ r1 2
| Bi | = ui uv i1 ∕ 2Π r1 2 (y1)
dΦi = | Bi | dA = | Bi | h dy1
= {ui uv i1 h ∕ 2 Π r1 2} y1 dy1
λ21 = λe + λi
λ21 = uv h i2 ∕ 2Π (ue ln D1/r1 +u1/4)
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://trianawinda.blogspot.com/2012/09/karakteristik-listrik-
saluran-transmisi.html
Transmisi Daya Listrik";Prof.Ir.T.S.Hutauruk,M.Sc
https://kelasonlineblog.wordpress.com/saluran-transmisi/