PEMBAHASAN
Karakteristik Keuntungan
- Biaya - Rendah, bahkan dapat menjadi sangat
rendah
- Notifikasi - Tidak Ada
- Konfirmasi - Tidak Perlu
- Pelaksanaan - Pemindahan Dana Hari Berikutnya
- Jenis Transaksi - Batch
- Kemampuan - Terbatas, Luas
- Nilai Ekonomis - Biaya tetap tinggi tetapi tidak ada
masalah dengan volume yang tinggi
- Keamanan - Penting
Pemrosesan dengan kliring otomasi akan menyebabkan lebih murahnya biaya
pengolahan per lembar cek dibandingkan dengan proses manual.
Nasabah
Penarik Sort/Merge
Arsip
Processing
Transaksi
Lokal
Bank Penarik
Bank
Tertarik
Nasabah
Tertarik
Nasabah Bank
Tertarik Tertarik
D. Sistem elektronik
yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang selanjutnya disebut
kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada Data Keuangan
Elektronik yang selanjutnya disebut DKE disertai dengan penyampaian warkat
peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.
9.2 Peserta Kliring
Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada
penyelenggara untuk mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan menjadi:
1. Peserta Langsung
Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring
secara langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Peserta langsung
dapat terdiri dari kantor pusat, kantor cabang, dan kantor cabang pembantu yang
tidak berada dalam wilayah kliring yang dengan kantor induknya. Untuk
menjadi peserta langsung harus memenuhi syarat:
a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta langsung adalah :
1) Kantor cabang yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari
Bank Indonesia
2) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan
diluar negeri, yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia
3) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan
didalam negeri yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk
beroperasi diwilayah kliring yang berbeda dari kantor induknya.
b. Kantor bank mempunyai kantor lain yang memiliki rekening giro di salah
satu kantor Bank Indonesia
c. Lokasi kantor bank memungkinkan bank tersebut untuk mengikuti kliring
secara tertib sesuai jadwal kliring lokal yang ditetapkan. Dalam hal ini yang
perlu dipertimbangkan adalah waktu tempuh dari lokasi kantor bank ke
lokasi penyelenggara maksimal 45 (empat puluh lima) menit.
2. Peserta Tidak Langsung
Peserta tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring
melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi induknya
yang merupakan bank yang sama. Peserta tidak langsung bisa terdiri dari kantor
pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu. Untuk menjadi peserta tidak
langsung harus memenuhi persyaratan :
a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta tidak langsung adalah :
1) Kantor cabang yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari
Bank Indonesia
2) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan
diluar negeri yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia
3) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan
didalam negeri yang telah dilaporkan kepada Bank Indonesia
b. Kantor bank sebagaimana dimaksud pada huruf a menginduk kepada kantor
lain yang merupakan bank yang sama yang telah menjadi peserta langsung
diwilayah kliring yang sam
9.3 Warkat Dan Dokumen Kliring
Warkat dan dokumen kliring yang digunakan dalam kliring otomasi wajib
memenuhi spesifikasi teknis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai warkat, dokumen kliring, dan pencetakannya pada perusahaan
percetakan dokumen sekuriti.
a. Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban
atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang
dapat diperhitungkan dalam kliring otomasi adalah:
1. Cek
Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata,
dan jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh
Bank Indonesia.
2. Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan
dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya,
termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI)
3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel sebagaimana diatur dalam
KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat Bukti Penerimaan Transfer adalah surat bukti penerimaan transfer
dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana
transder melalui kliring lokal.
5. Nota Debet
Nota Debet adalah warkat yang digunakan untuk enagih dana pada bank
lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat
tersebut. Nota debet yang dikliringkan hendaknya teah diperjanjikan dan
dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang menyampaikan nota debet
kepada ank yang akan menerima nota debet tersebut.
6. Nota Kredit
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana
pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menerima
warkat tersebut.
2. Dokumen Kliring
Dokumen Kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
proses perhitungan kliring ditempat penyelenggara. Dokumen kliring yang
digunakan dalam penyelenggaraan kliring lokal dengan sistem manual berupa
daftar warkat kliring penyerahan (pengembalian) yang berfungsi sebagai bukti
penyerahan (pengembalian) warkat baik pada kliring penyerahan maupun kliring
pengembalian. Daftar warkat klirng penyerahan/pengembalian ini disediakan
oleh masing-masing peserta.
3. Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan sistem
manual meliputi :
a. Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan formulir ini
disediakan oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk
menyusun rekapitulasi neraca kliring penyerahan (pengembalian) dari
seluruh peserta.
b. Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh
peserta dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring
penyerahan/pengembalian atas dasar daftar warkat kliring
penyerahan/pengembalian.
c. Bilyet Saldo Kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan
oleh peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan neraca
kliring penyerahan dan neraca kliring pengembalian.
9.4 Tata Cara Penyelenggara Kliring Lokal Manual
Penyelengaraan kliring terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu kliring penyerahan
dan kliring pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring. Peserta
wajib mengikuti kedua kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh
penyelenggara dengan mengirimkan wakil peserta walalupun peserta yang
bersangkutan tidak mempunyai warkat yang akan dikliringkan pada kedua tahap
kliring tersebut.
1. Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan dikantor peserta dan
kegiatan yang dilakukan ditempat penyelenggara.
A. Kegiatan dikantor pusat sebelum datang ke pertemuan kliring penyerahan
ditempat penyelenggara, peserta harus melakukan persiapan sebagai
berikut :
1) Melakukan pengecekan terhadap warkat yang akan dikliringkan,
apakah warkat tersebut merupakan warkat yang dapat dikliringkan dan
telah memenuhi spesifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Memilah warkat berdasarkan bank penerima. Warkat yang telah
dipilah berdasarkan bank penerima itu dipisahkan antara warkat debet
dan warkat kredit.
3) Mengisi daftar warkat kliring penyerahan dengan rincian nominal
warkat serta jumlah lembar dan jumlah nominal warkat. Daftar warkat
kliring penyerahan tersebut dibuat tersendiri untuk kelompok warkat
debet dan kelompok warkat kredit per bank penerima.
B. Kegiatan peserta ditempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring
penyerahan ditempat penyelenggara, wakli peserta melakukan kegiatan
sebagai berikut :
1) Wakil peserta wajib hadir dalam pertemuan kliring penyerahan pada
jadwal yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang
disediakan penyelenggara.
2) Melakukan kegiatan pendistribusian warkat :
a) Menyerahkan ke masing-masing peserta penerima
1. Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan
2. Warkat
b) Meminta tanda tagan dari wakil peserta penerima pada lembar
kedua daftar warkat kliring penyerahan sebagai bukti penerimaan
warkat
c) Menyerahkan lembat ketiga daftar warkat kliring penyerahan
kepada penyelenggara
3) Melakukan kegiatan penerimaan warkat :
a) Menerima dari peserta lain
1. Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan; dan
2. Warkat
b) Membubuhkan tanda tangan pada lembar kedua daftar warkat
kliring penyerahan yang diserahkan oleh peserta lain sebagai
bukti penerimaan warkat
4) Mencocokkan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring
penyerahan yang diserahkan oleh peserta lain dengan warkat yang
diterima.
5) Menyusun neraca kliring penyerahan berdasarkan daftar warkat
kliring penyerahan yang diserahkan maupun yang diterima. Neraca
kliring penyerahan ini diisi rincian warkat yang diserahkan maupun
yang diterima serta saldo debet/kredit kliring penyerahan bagi peserta
yang bersangkutan.
6) Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta yang
bersangkutan pada neraca kliring penyerahan, kemudian menyerahkan
lembar pertama neraca kliring penyerahan kepada penyelenggara.
C. Kegiatan petugas penyelenggara
1) Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan berdasarkan neraca
kliring penyerahan yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta.
2) Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal
kliring penyerahan yang ditetapkan, penyelenggara akan
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c,
d, e, dan f atas nama wakil peserta. Dalam hal kemudian wakil peserta
hadir sebelum kliring penyerahan dinyatakan berakhir maka kegiatan
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e, dan f yang belum
dilaksanakan oleh petugas penyelenggara akan dilanjutkan oleh wakil
peserta yang bersangkutan. Seluruh warkat yang ditujukan kepada
peserta yang terlambat diserahkan oleh penyelenggara pada saat wakil
peserta yang bersangkutan hadir. Apabila wakil peserta tidak hadir
sampai kliring penyerahan dinyatakan berakhir maka penyelenggara
akan menghubungi peserta untuk mengambil warkat dan neraca
kliring penyerahan.
2. Kliring Pengembalian
KlirIng pengembalian meliputi kegiatan yang dilakukan dikantor peserta dan
kegiatan yang dilakukan ditempat penyelenggara.
1) Kegiatan dikantor peserta sebelum dibawa ke pertemuan kliring
pengembalian ditempat penyenggara, peserta harus melakukan persiapan
bagai berikut :
a. Melakukan verifikasi terhadap warkat yang diterima peserta pada
pertemuan kliring penyerahan, apakah telah memenuhi persyaratan
untuk dibukukan. Dalam hal warkat debet :
a) Memenuhi salah satu atau lebih alasan penolakan sebagaimana
diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 28/137/UPG
tanggal 5 Januari 1996 tentang Cek/Bilyet Giro Kosong; atau
b) Merupakan nota debet, yang tidak memenuhi ketentuan
mengenai nila nominal nota debet; maka warkat debet tersebut
wajib ditolak dalam pertemuan kliring pengembalian yang
merupakan satu kesatuan siklus kliring dengan kliring
penyerahan yang bersangkutan.
b. Membuat Surat Keterangan Penolakan (SKP) warkat debet yang
ditolak wajib disertai SKP. SKP tersebut harus memuat alasan
penolakan warkat
c. Memilah warkat debet tolakan beserta SKP berdasarkan bank
penerima
d. Mengisi daftar warkat kliring pengembalian dengan rincian nominal
serta jumlah lembar dan jumlah nominal warkat debet tolakan untuk
masing-masing bank penerima sebanyak rangkap 3 (tiga). Selain itu
untuk memudahkan perhitungan, dapat pula dibuat telstruk per bank
penerima untuk masing-masing daftar warkat kliring pengembalian
apabila jumlah warkat debet tolakan lebih dari 1 (satu) lembar.
2) Kegiatan peserta ditempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring
pengembalian ditempat penyelenggara, wakil peserta melakukan kegiatan
sebagai berikut :
a. Wakil peserta hadir dalam pertemuan klring pengembalian pada
jadwal yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang
disediakan penyelenggara.
b. Melakukan kegiatan pendistribusian warkat debet tolakan :
a) Menyerahkan kepada masing-masing peserta penerima :
1. Lembar pertama daftar warkat kliring pengembalian
2. Warkat debet tolakan
3. Lembar pertama dan kedua SKP. Lembar kedua SKP untuk
diteruskan oleh peserta penerima kepada nasabah penyetor.
b) Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar
kedua daftar kliring pengembalian sebagai bukti penerimaan
warkat debet tolakan.
c) Menyerahkan kepada penyelenggara :
1. Lembar ketiga daftar warkat kliring pengembalian; dan
2. Lembar ketiga SKP.
c. Melakukan kegiatan penerimaan warkat debet tolakan.
a) Menerima dari peserta lain :
1. Lembar pertama daftar warkat kliring pengembalian
2. Warkat debet tolakan
3. Lembar pertama dan lembar kedua SKP. Lembar kedua SKP
untuk diteruskan oleh peserta kepada nasabah penyetor.
b) Membubuhkan tanda tangan pada lembar kedua daftar warkat
kliring pengembalian yang diserahkan oleh peserta lain sebagai
bukti penerimaan warkat debet tolakan.
d. Mencocokkan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring
pengembalian degan warkat debet tolakan yang diterima.
e. Menyusun neraca kliring pengembalian sebanyak rangkap 2 (dua)
berdasarkan daftar warkat kliring pengembalian yang diserahkan
maupun yang diterima. Neraca kliring pengembalia ini diisi rincian
warkat debet tolakan yang diserahkan maupun yang diterima serta
saldo debet/kredit kliring pengembalian peserta yang bersangkutan.
f. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada
neraca kliring pengembalian, kemudian menyerahkan lembar pertama
neraca kliring pengembalian kepada penyeleggara.
g. Menyusun Bilyet Saldo Kliring (BSK) sebanyak rangkap 2 (dua)
berdasarkan neracakliring penyerahan dan neraca kliring
pengembalian.
h. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada
BSK, kemudian menyerahkan BSK rangkap 2 (dua) kepada
penyelenggara.
3) Kegiatan Petugas Penyelenggara
a. Menyusun neraca kliring pengembalian gabungan berdasarkan neraca
kliring pengembalian yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta,
kemudian membubuhkan tanda tangan dan nama jelas petugas
penyelenggara pada neraca kliring pengembalian gabungan tersebut.
b. Mencocokkan antara neraca kliring penyerahan (pengembalian)
gabungan yang disusun oleh penyelenggara dengan BSK yang disusun
oleh peserta.
c. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas petugas
penyelenggara pada BSK rangkap 2 (dua) setelah terdapat kecocokkan
antara neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan dengan
BSK.
d. Mendistribusikan BSK sebagai berikut :
a) Lembar pertama untuk penyelenggara;
b) Lembar kedua kepada masing-masing peserta. Dengan
didistribusikannya BSK maka kliring pengembalian dinyatakan
berakhir.
e. Melakukan verifikasi terhadap tanda tanggan pejabat pada SKP yang
diserahkan oleh seluruh peserta, sebelum disampaian kepada Bank
Indonesia.
f. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal
kliring pengembalian yang ditetapkan, penyelenggara akan
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c,
d, e, f, g, dan h atas nama wakil peserta yang bersangkutan. Dalam hal
kemudian wakil peserta hadir sebelum kliring pengembalian
dinyatakan berakhir maka kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka
2 huruf c, d, e, f, g, dan h yang belum dilaksanakan oleh petugas
penyelenggara akan dilanjutkan oleh wakil peserta yang bersangkutan.
Seluruh warkat debet tolakan yang ditujukan kepada peserta yang
terlambat akan diserahkan oleh penyelenggara pada saat wakil peserta
yang bersangkutan hadir. Apabila wakil peserta tidak hadir sampai
kliring pengembalian dinyatakan berakhir maka penyelenggara akan
menghubungi peserta untuk mengambil warkat debet tolakan dari
peserta lain, neraca kliring pengembalian dan BSK. Sementara itu
perhitungan atas warkat debet tolakan yang tidak dapat diserahkan
pada pertemuan kliring pengembalian diselesaikan berdasarkan
kesepakatan peserta yang terkait. Namun, peserta yang bersangkutan
wajib menyampaikan warkat debet tolakan beserta lembar 1 dan 2
SKP kepada peserta penerima tolakan dan lembar ketiga SKP kepada
penyelenggara pada saat kliring pengembalian tersebut.
3. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir atas hasil kliring dilakukan dengan melimpahkan
hasil kliring masing-masing peserta ke rekening giro kantor lain dari peserta di
Bank Indonesia yang telah ditetapkan. Prosedur penyelesaian akhir dilakukan
sebagai berikut :
1. Penyelenggara mengirimkan informasi hasil kliring berdasarkan BSK ke
kantor Bank Indonesia yang ditetapkan dengan menggunakan sarana teleks
setelah dilakukan test key arrangement.
2. Atas dasar instruksi pelimpahan tersebut, kantor Bank Indonesia
membukukan hasil kliring ke rekening kantor lain dari masing-masing
peserta yang ada di kantor Bank Indonesia tersebut.
3. Tanggal valuta pembukuan hasil kliring adalah sama dengan tanggal hasil
kliring yang bersangkutan (same day settlement).
4. Apabila terdapat kesalahan perhitungan hasil kliring yang diketahui setelah
hasil kliring tersebut dilimpahkan ke Bank Indonesia, maka
penyelesaiannya dilakukan antara penyelenggara dengan peserta.
5. Dalam keadaan darurat dimana tidak dimungkinkan menggunakan sarana
teleks dan telepon maka ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 3
tidak berlaku dan pelimpahan serta pembukuan hasil kliring dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank Sendiri yang
ditarik oleh A berupa cek dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang. Warkat ini
merupakan warkat debet masuk karena Bank ABC harus mendebet rekening
nasabah (Sdr. A). Rekening lawannya adalah mengkredit rekening Giro BI (Bank
Indonesia). Disamping itu Bank ABC Semarang juga menerima amanat dari A
untuk membebani rekening gironya melalui bilyet Giro sebesar Rp 20.000.000.
Warkat ini merupakan warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh A
untuk mengkredit rekening Giro BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian
dana, baik memenuhi atau ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki
penarik cek (Sdr. A) mencukupi, sedangkan kalau tidak mencukupi langsung
ditolak. Dengan demikian pencatatannya secara langsung pada rekening rill.
Pencatatan di Bank BAP Semarang
Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa cek Bank ABC
Semarang sebesar Rp 10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan dari Bank
BAP terhadap Bank ABC sehingga perlu dikliringkan melalui Bank Indonesia
Semarang. Bank BAP yang melakukan penagihan terhadap Bank ABC Semarang
akan mengelompokkan warkat ini sebagai warkat debet keluar. Untuk kliring
pertama, Bank BAP selaku yang menagih akan menunggu hasilnya pada kliring
kedua. Oleh karena itu, pada saat kliring pertama (penyerahan) Bank BAP harus
mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif sampai dengan kliring
kedua berakhir. Sedangkan untuk warkat kredit masuk berupa cek Giro dari Bank
ABC sebesar Rp 20.000.000 sifatnya sudah pasti. Oleh karena itu dapat langsung
dibukukan dalam rekening rill.
Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur) ? Bila pada kliring kedua
terjadi penolakan warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus
dinihilkan dengan cara membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh ini
misalnya warkat debet keluar senilai Rp 10.000.000 ditolak, maka Bank BAP dapat
langsung mengkredit rekening RAR warkat kliring Rp 10.000.000 sehingga
rekening administratif ini menjadi nihil.
Cr. RAR.
Kliring 2 1 Mei 2012 10.000.000
Kliring
Contoh 2 :
Transaksi – transaksi dibawah ini adalah transaksi yang diselesaikan melalui
kliring. Peserta kliring misalnya Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS), Bank
Caraka Investama Sejati (Bank CIS), dan Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS)
Semarang.
1. Kirana Nastiti nasabah Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS) Semarang telah
menarik cek no. 011.000.4 sebesar Rp 25.000.000 dan cek no. 0111.000.5
sebesar Rp 20.000.000 untuk membayar hutang kepada Anggi Waskita nasabah
Giro Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS) Semarang.
2. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet giro dari Rudi Kempot
(nasabah Giro) untuk keuntungan Sdr, Dalimin Nasabah Giro Bank CUS
Semarang sebesar RP 15.000.000.
3. Astuti nasabah Bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan
kepada Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp 20.000.000.
4. Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Giro
Sdr, Dwi Rahayu sebesar Rp 30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank CUS
Semarang melalui lembaga kliring (Bank Indonesia) Semarang untuk
keuntungan Giro Sdr. Andika.
Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia
Semarang, maka diminta :
1. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring
2. Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring
3. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga kliring.
Jawaban :
Pencatatan jurnal di Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS) :
Dr. RAR
A Kliring 1 45.000.000
Kliring
Cr. RAR
A Kliring 2 45.000.000
Kliring
Cr.
45.000.000
Giro Anggi
Cr.
15.000.000
Giro BI
Dr. RAR.
C Kliring 1 20.000.000
Kliring
Cr. RAR.
C Kliring 2 20.000.000
Kliring
Cr.
Giro 20.000.000
Abdullah
Pencatatan di Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS) Semarang :
Dr. Giro
A Kliring 2 45.000.000
Kirana
Cr.
45.000.000
Giro BI
Cr.
30.000.000
Giro BI
Cr. 15.000.000
Giro Dalimin
Dr. Giro
C Kliring 2 20.000.000
Astuti
Cr.
20.000.000
Giro BI
Dr. RAR.
D Kliring 1 20.000.000
Kliring
Cr. RAR.
D Kliring 2 20.000.000
Kliring
Cr.
30.000.000
Giro Andika
45.000.0 15.000.0
WDK (a) WKK (b)
00 00
20.000.0
WDK (c)
00
Menang 50.000.0
Kliring 00
45.000.0
WDM (a)
00
75.000.0 75.000.0
Jumlah Jumlah
00 00
BANK CUS
Neraca Kliring
Tangg Keterang Saldo Tangg Keterang Saldo
al an (Rp) al an (Rp)
45.000.0 45.000.0
Jumlah Jumlah
00 00
BANK INDONESIA
Neraca Kliring
Kalah Menan
Tangga Tangga
Klirin Saldo (Rp) g Saldo (Rp)
l l
g Kliring
Bank 25.000.00
CUS 0
Dr. RAR
Kliring 1 14/6/2012 100.000.000
Kliring
Cr. RAR
Kliring 2 14/6/2012 100.000.000
Kliring
Dr. Giro
100.000.000
BI
Cr.
100.000.000
Giro Y
Pencatatan Jurnal di Bank B Jakarta
Cr.
100.000.000
Giro BI
Cr.
Antar
RAK Cab. 100.000.000
Cabang
Jakarta
Penerapan kliring warkat luar wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank,
baik yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta kliring warkat
luar wilayah karena :
1. Seluruh bank, baik yang mendaftar atau tidak mendaftar menjadi peserta
kliring warkat luar wilayah dapat mengkliringkan cek/BG yang diterbitkan
oleh bank peserta kliring warkat luar wilayah di wilayah kliring manapun
sepanjang di wilayah kliring tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit.
2. Nasabah tentu lebh memilih agar cek/BG luar kota diklringkan melalui kliring
lokal, karena akan lebih cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme
inkaso.
Peserta kliring warkat luar wilayah adalah bank yang telah mendaftar dan
disetujui oleh Bank Indonesia untuk menjadi peserta kliring warkat luar wilayah.
Dengan mendaftar sebagai peserta kliring warkat luar wilayah, berarti cek/BG
yang dikeluarkan oleh seluruh kantor bank tersebut dapat dikliringkan dimanapun
sepanjang diwilayah kliring tersebut terdapat kantornya yang menjadi peserta
kliring. Bagi bank peserta kliring warkat luar wilayah, terdapat beberapa implikasi
khusus sebagai berikut :
1. Sistem Verifikasi Cek/BG
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bank peserta kliring warkat
luar wilayah adalah sistem dan prosedur untuk melakukan walidasi atas
cek/BG yang diterbitkan oleh kantornya yang berada di wilayah kliring lain.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah apakah sistem dan prosedur
tersebut cukup aman dan efisien. Apabila bank menggunakan sistem validasi
online maka bank perlu menyiapkan contingency plan untuk mengatasi
terjadinya gangguan pada sistem.
2. Prosedur pemberian fasilitas overdraft terkait dengan kebijaka intern bank
mengenai pemberian fasilitas overdraft kepada nasabahnya, maka bank peserta
kliring warkat luar wilayah yang menyediakan fasilitas ini perlu meninjau
kembali prosedur operasional sehubungan dengan kewenangan pemberian
fasilitas overdraft tersebut oleh kantornya yang berada diwilayah kliring lain.
3. Pencetakan Warkat
Dengan diterapkannya kliring warkat luar wilayah maka bank peserta kliring
warkat luar wilayah diwajibkan untuk mencantumkan informasi mengenai
sandi peserta dan nomor rekening pada cek/BG yang diterbitkan seluruh
kantornya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bank lain pada saat akan
meng-encode (pada sistem otomasi/elektronik) atau pada saat merekam data ke
dalam disket (pada sistem SOKL).
Dengan diterapkannya kliring warkat luar wilayah, implikasi bagi
penyelenggara kliring perlu diperhatikan adalah kewajiban untuk melakukan
updating sandi peserta kliring pada aplikasi yang digunakannya sebagai
penyelenggara. Implikasi ini khususnya bagi penyelenggara kliring di wilayah
kliring yang menggunakan sistem semi otomasi (SOKL), otomasi, dan elektronik.
Proses updating dilakukan setiap kali ada bank yang mendaftar menjadi pesera
kliring warkat luar wilayah, atau setiap kali ada penambahan atau penghentian
peserta langsung yang merupakan kantor bank peserta kliring warkat luar wilayah.
Penyelenggaraan kliring warkat luar wilayah merupakan suatu fasilitas yang
disediakan Bank Indonesia, dimana keikutsertaan bank pada scheme ini tidak
bersifat mandatori. Dalam hal ini Bank Indonesia memberi kebebasan pada bank
untuk ikut mendaftar atau tidak pada scheme ini, sesuai dengan kebutuhan dan
kesiapan masing-masing bank. Bagi bank yang mendaftar pada kliring warkat luar
wilayah tentunya merupakan suatu competitive advantage, namun demikian bagi
bank lain yang tidak mendaftar pada scheme ini juga akan memperoleh manfaat
dengan potensi berkurangnya waktu dan biaya untuk melakukan inkasi atas cek/BG
luar kota yang diterbitkan oleh peserta kliring warkat luar wilayah.
Penerapan kliring warkat luar wilayah, tidak serta merta merupakan
substitusi bagi seluruh transaksi inkaso cek/BG yang ada saat ini, terutama apabila
cek/BG luar kota tersebut diterbitkan oleh bank yang belum mendaftar. Tidak ada
kantor bank dari bank tertarik yang menjadi peserta kliring di wilayah kliring
dimana cek/BG tersebut disetorkan. Namun demikian, penerapan kliring warkat
luar wiayah yang merupakan salah satu solusi bagi permasalahan transaksi cek/BG
luar kota, akan memberikan manfaat yang cukup besar, baik bagi masyarakat
maupun perbankan sendiri karena dapat diperoleh kepastian efektivitas dana yang
jauh lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih murah.
Nama Kelompok 6 :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019