Anda di halaman 1dari 8

PASIR SILIKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

KIMIA SUMBER DAYA ALAM

DISUSUN OLEH :

DHIMAS YUDISTIRA (165090200111033)


DENI MELIZA PUTRI (165090201111001)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
A. PENDAHULUAN

Sumber daya alam di Indonesia cukup melimpah, dimana sebagian besar


petensi sumber daya alamnya belum sepenuhnya tergali dan belum termanfaatkan
secara maksimum. Salah satu potensinya adalah sumber daya alam yang berasal
dari bahan galian seperti pasir silika. Pasir Silika terbentuk dari hasil pelapukan
batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar yang
berwujud bubuk putih. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau
angin dan mengendap ditepi-tepi sungai, danau, atau laut (Fairus, 2009).

Silika merupakan senyawa yang tidak reaktif terhadap hydrogen, khlor, brom
dan kebanyakan asam serta senyawa-senyawa besi pada suhu kamar. Silika
direduksi oleh karbon dan sejumlah logam yang beraksi dengan oksida dasar,
karbonat dan sebagainya pada temperature tinggi untuk menghasilkan silika. Silika
mempunyai tiga bentuk kristal yaitu quartz, cristobalite dan trydimite (Hadi, dkk.,
2011). Pasir silika mempunyai massa jenis antara 2,50– 2,70 g/cm3 , titik lebur
sekitar 1715°C, pasir silika mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3,
Al2O3,CaO,MgO,dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada
senyawa pengotornya, memiliki kekerasan 7 skala mohs, dan berbentuk kristal
hexagonal (Fairus, 2009).

B. SEBARAN PASIR SILIKA DI INDONESIA DAN JAWA TIMUR

Cadangan pasir silika indonesia cukup besar dengan lokasi terbesar di


berbagai propinsi cadangan pasir silika diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton.
Cadangan pasir silika indonesia terdapat di propinsi Sumatera barat yaitu sekitar
82,5% dari seluruh cadangan yang ada di Indonesia. Selain itu pasir silika banyak
terdapat di Bangka dan Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur dan di beberapa daerah
Kalimantan. Mutu pasir silika yang ada di Bangka dan Kalimantan Selatan
merupakan pasir silika terbaik di Indonesia dengan kadar silika ( SiO2) yang tinggi
(Taufiqurahman, 2007).

Potensi pasir silika di Jawa Timur tersebar di daerah Tuban, Pacitan,


Sumenep, Bangkalan dan Pamekasan. Di daerah Tuban tersebar di beberapa
kecamatan dengan volume mencapai 49.906,76 ton. Di pulau Madura cadangan
pasir silika sangat banyak, sekitar 160.210.374.529,00 ton tersebar di berbagai
kabupaten dengan luas area 11.132,76 Ha (Kementrian ESDM, 2012).

C. KANDUNGAN KIMIA DAN STRUKTUR PASIR SILIKA

Pasir silika adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2)
dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Pada umumnya senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan
tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, oksida magnesium,
lempung dan zat organik hasil pelapukan hasil hewan dan tumbuhan (Hadi, 2011).

Secara umum pasir silika indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai


berikut:

 SiO2 :55,3-99,87%
 Fe2O3 :0,01-9,14%
 Al2O3 :0,01-18%
 TiO2 :0,01-0,49%
 CaO :0,01-3,24%
 MgO :0,01-0,26%
(Fairus,2009)

D. JENIS-JENIS PASIR SILIKA


Berdasarkan bentuk Kristalnya pasir silika dapat dibedakan
dalam tiga jenis utama yaitu kuarsa, kristobalit,dan tridimit (Nisa,
2015).

 Kuarsa adalah kristal silika yang paling umum dan mineral yang
paling umum kedua di permukaan bumi. Kuarsa ditemukan di
hampir setiap jenis batuan; batuan beku, metamorf dan
sedimen.
Kuarsa merupakan fasa utama dari silika dan mempunyai
temperature T = < 870 °C dan Quartz α membentuk quartz β
pada temperatur 573°C.

 Kristobalit
Kristobalit merupakan Polimorf dari silika pada temperatur
tinggi. Kristobalit stabil pada temperature 1470-1723°C dan
membentuk kristal metastabil pada temperatur yang lebih
rendah.

 Tridymit
Tridymit memiliki beberapa bentuk kristalin bergantung pada
kondisi lingkungan dan temperature. Tridimit mempunyai
Temperature T= 870-1470 °C.

E. EKSTRAKSI SILIKA DARI PASIR SILIKA


Pasir bersih didispersikan dalam larutan natrium hidroksida. Penggunaan
larutan natrium hidoksida selain dapat melarutkan silika juga dapat melarutkan
logam alkali yang terdapat dalam pasir. Silika dapat larut pada kondisi pH > 9. Hasil
pelarutan terdiri atas dua fase yaitu fase padat dan fase cair. Pada ekstraksi silika
dari pasir dengan natrium hidroksida membentuk larutan natrium silikat mengikuti
persamaan reaksi (Scott, 1993):

SiO2(s) + 2NaOH(aq) ----> Na2SiO3(aq) + H2O(aq)


Mekanisme reaksi yang diperkirakan pada pembentukan natrium silikat.

Selanjutnya filtrat yang masih mengandung ion logam alkali diendapkan dengan
menambahkan Asam nitrat 65% ditambahkan per tetes untuk menghindari
penggumpalan silika secara parsial dan mendapatkan silika yang lebih murni
(Trisko,2013).

F. MODIFIKASI SILIKA

Limbah bahan kaca ini dicuci dan dan direndam dalam larutan asam klorida
0,1 M selama 24 jam. Kemudian bahan tersebut didekantasi dan residu dicuci
kembali serta dikeringkan pada 100oC selama 24 jam dan disaring. Pasir kuarsa
hasil preparasi kemudian diayak dengan ayakan 40 dan 60 mesh(Sari,dkk ., 2014).

Pada tahap Sintesis pasir kuarsa terlapis mangan dioksida dilakukan dengan
165 gram pasir kuarsa yang telah dipreparasi ditambahkan dengan KMnO 4 0,2 M
yang divariasikan volumenya. Selanjutnya ditambahkan dengan NaOH 0,4 M
sebanyak 100 mL dan ditambahkan 100 mL MnCl2 0,3 M dan didiamkan selama 24
jam. Setelah itu disaring dan dikeringkan pasir kuarsa terlapis mangan dioksida pada
suhu 105oC selama 24 jam. Pasir dicuci dengan akuades dan dikeringkan pada
suhu 105oC selama 2 jam dan disimpan pada botol tertutup. Selanjutnya disaring air
tanah yang akan digunakan dan dikondisikan pada pH 7. Sebanyak 60 mL air tanah
dimasukkan ke dalam 4 buah botol. Setelah itu dimasukkan pasir kuarsa terlapis
mangan dioksida sebanyak 2 gram ke dalam masing-masing botol . Semua botol
ditutup dan dikocok menggunakan rotary shaker selama 2 jam dan larutan disaring
serta ditentukan kadar besi pada filtrat menggunakan SSA. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan ANOVA. Pasir kuarsa terlapis mangan dioksida
yang memiliki efektivitas penurunan kadar besi tertinggi kemudian dianalisis
menggunakan SEM dan EDS (Sari,dkk ., 2014).
G. MANFAAT SILIKA

Pasir silika banyak digunakan di Industri semen, keramik tahan api, dan
pengolahan air. Silika dengan ukuran mikron banyak diaplikasikan dalam material
building, yaitu sebagai bahan campuran pada beton. Rongga yang kosong di antara
partikel semen akan diisi oleh mikrosilika sehingga berfungsi sebagai bahan penguat
beton (mechanical property) dan meningkatkan daya tahan (durability). (Bimantoro,
2008).

Industri keramik tahan panas Keramik tahan panas, sering dlm bentuk batu
bata (bricks), sangat penting bagi proses industri yg memerlukan tanur (furnace) dan
wadah (crucible) untuk peleburan bahan. (Athanasius, 2009).

Manfaat lain pasir silika yaitu digunakan untuk filter air pada pengolahan air
limbah dan air sumur. Silika, karbon, dan zeolit termasuk partikel yang berpori dan
memiliki rongga. Pori dan rongga memungkinkan terjadinya proses absorpsi atau
serapan, bahkan pada dinding pori dan rongga dimungkinkan terjadi absorpsi atau
serapan partikel lain yang jauh lebih kecil (Suparno, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Athanasius, P Bayuseno, 2009. PENGEMBANGAN DAN KARAKTERISASI


MATERIAL KERAMIK UNTUK DINDING BATA TAHAN API TUNGKU
HOFFMAN K1. Magister Teknik Mesin. Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro. ROTASI – Volume 11 Nomor 4.

Bimantoro, D.A., 2008. Pemanfaatan Nanosilika sebagai Beton Kuat Tekan


Tinggi. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
Surabaya.

Fairus, Sirin dkk., 2009. Proses Pembuatan Waterglass dari Pasir Silika
dengan Pelebur Natrium Hidroksida. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. Vol.
8 No.2, 56-62.

Hadi, S., Munasir., Triwikantoro., 2011. Sintesis Silika Berbasis Pasir Alam
Bancar menggunakan Metode Kopresipitasi. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. Vol.7. No 2. Jur.Fisika ITS.

Kementrian ESDM, 2012. ESDM DALAM ANGKA. Kementrian ESDM Jawa


Timur. Surabaya.

Nisa, Z dan Munasir, 2015. Studi Morfologi Silika Hasil Kalsinasi dengan
Metode Sintesis Hydrotermal – Kopresipitasi. Jurnal Fisika. Vol. 4. No. 1.
hal. 41-44.

Sari,D,R., dkk, 2014.Sistesis Pasir Kuarsa Terlapis Mangan Dioksida dan


Optimasi pH Dalam Menurunkan Kadar Beesi Pada Air Tanah. JKK. Vol.
3(4), 26-31.

Scoot, R,P, H, 1993. Silika Gel and Bonded Phases: Their Production,
Properties and USE in LC. John Wiley&Sons. Toronto.

Suparno, 2012. The Use of Indrayanti Beach Sand and Coconut Shell Carbon
as Absorbents in Selokan Mataram Canal Water Filtration System.
1212706-48-48-IJBAS-IJENS.

Taufiqurahman, N.T., 2007. Indonesia Potensial menjadi Pemasok Material


Nano. Antara News : Indonesia One Clik Away. Indonesia.
Trisco, Nici., dkk, 2013. Penentuan Kadar Silika dari Pasir Limbah
Pertambangan dan Pemanfaatan Pasir Limbah Sebagai Bahan Pengisi
Bata Beton. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir.

Anda mungkin juga menyukai