Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. MasalahUtama
Gejalaperubahanpersepsisensori yang dialamiolehklien.
B. Proses TerjadinyaMasalah
1. Definisi
Halusinasiadalahsalahsatugejalagangguanjiwadimanklienmengalamiper
ubahanpersepsisensori.Halusinasiadalahpenyerapantanpaadanyarangsangapap
unpadapancaindrasesorangpasien yang terjadidalamkeadaansadarataubangun,
dasarnyamungkinorganik, psikotikataupunhisterik (Maramis,
1994).Halusinasimerupakangangguanpersepsidimanaklienmempersepsikanses
uatu yang sebenarnyatidakterjadi.Halusinasiadalahsuatupenghayatan yang
dialamisepertisuatupersepsimelaluipancaindratanpa stimuli ekstern;
persepsipalsu (Lubis, 1993).
Berikutakandijelaskanmengenaiciri-ciri yang
objektifdansubjektifpadakliendenganhalusina

JenisHalusinasi
HalusinasiDengar
(klienmendengarsuaraataubunyi yang tidakadahubungannyadengan stimulus yang
nyataataulingkungan)
Halusinasipenglihatan
(klienmelihatgambaran yang jelasatausamarterhadapadanya stimulus yang
nyatadarilingkungandan orang lain tidakmelihatnya).
Halusinasipenciuman
(klienmenciumsuatubau yang munculdarisumbertertentutanpa stimulus yang
nyata)
Halusinasipengecapan
(klienmerasakansesuatu yang tidaknyata, biasanyamerasakan rasa makanan yang
tidakenak)
Halusinasiperabaan
(klienmerasakansesuatupadakulitnyatanpaada stimulus yang nyata)
HalusinasiKinestetik
(klienmerasabadannyabergerakdalamsuaturuanganatauanggotabadannyabergerak).
HalusinasiViseral
(perasaantertentutimbul).
si

Data Objektif Data Subjektif


 Bicaraatautertawasendiri  Mendengarsuara-suaraataukegaduhan
 Marah-marahtanpasebab  Mendengarsuara yang mengajakbercakap-cakap
 Mendekatkantelingakearahtertentu  Mendengarsuaramenyuruhmelakukansesuatu yang
 Menutuptelinga berbahaya
 Menunjuk-nunjukkearahtertentu Melihatbayangan, sinar, bentukgeometris, kartun,
 Ketakutanpadasesuatu yang melihathantu, atau monster.
tidakjelas
 Mengendus- Membauibau-bauansepertibaudarah, urine, feses,
endussepertisedangmembauibau- danterkadangbau-bautersebutmenyenangkanbagiklien.
bauantertentu
 Menutuphidung
 Seringmeludah Merasakan rasa sepertidarah, urine, ataufeses.
 Muntah
 Menggaruk-garukpermukaankulit.  Mengatakanadaserangga di permukaankulit
 Merasasepertitersengatlistrik.
Memegangkakinya yang Mengatakanbadannyamelayang di udara.
dianggapnyabergeraksendiri.
Memegangbadannya yang Mengatakanperutnyamenjadimengecilsetelahminumsoft
dianggapnyaberubahbentukdantidak drink.
normal sepertibiasanya.

2. RentangRespon

Responadaptif respon maladaptive


Kelainanpikiran
Pikiranlogis Pikirankadangmenyimpang

halusinasi
Persepsiakurat Ilusi

Emosikonsistendenganpengalaman Reaksiemosionalberlebihanataukurang Ketidakmampuanuntukmengalamiemosi

Ketidakteraturan, isolasi social


Prilakusesuaihubungan social Prilakuganjilatautaklazim, menarikdiri

3. TandadanGejala

Perilaku yang dapat


Tahap Ciri-ciri
diobservasi
Comforting Klien yang berhalusinasi  Tersenyum lebar,
Halusinasimenyenangkan mengalami emosi yang menyeringai tetapi
,Cemas ringan intense seperti cemas, tampak tidak tepat
kesepian, rasa bersalah,  Menggerakan bibir
dan takut dan mencoba tanpa membuat suara
untuk berfokus pada  Pergerakan mata yang
pikiran yang cepat
menyenangkan untuk  Respon verbal yang
menghilangkan lambat seperti asyik
kecemasan. Seseorang  Diam dan tampak asyik
mengenal bahwa pikiran
dan pengalaman sensori
berada dalam kesadaran
control jika kecemasan
tersebut bisa dikelola.
Comdemning Penngalaman sensori  Ditandai dengan
Halusinasi menjijikan dan peningkatan kerja
menjijikan,Cemas sedang menakutkan. Klien yang system saraf autonomic
berhalusinasi mulai merasa yang menunjukan
kehilangan control dan kecemasan misalnya
mungkin berusaha terdapat peningkatan
menjauhkan diri, serta nadi, pernafasan dan
merasa malu dengan tekanan darah.
adanya pengalaman  Rentang perhatian
sensori tersebut dan menjadi sempit
menarik diri dari orang  Asyik dengan
lain. penngalaman sensori
dan mungkin kehilangan
kemampuan untuk
membedakan halusinasi
dengan realitas.
Controlling Klien yang  Arahan yang diberikan
Pengalamansensori berhalusinasi halusinasi tidak hanya
berkuasa,Cemas berat menyerah untuk dijadikan objek saja oleh
mencoba melawan klien tetapi mungkin
pengalaman akan diikitu/dituruti
halusinasinya. Isi  Klien mengalami
halusinasi bisa kesulitan berhubungan
menjadi dengan orang lain
menarik/meimkat.  Rentang perhatian hanya
Seseorang mungkin dalam beberapa detik
mengalami kesepian atau menit
jika pengalaman
sensori berakhir.
Conquering Pengalaman sensori  Perilakku klien tampak
Melebur dalam pengaruh bisa mengancam jika seperti dihantui terror
halusinasi,Panic klien tidak mengikuti dan panic
perintah dari  Potensi kuat untuk
halusinasi. Halusinasi bunuh diri dan
mungkin berakhir membunuh orang lain
dalam waktu empat  Aktifitas fisik yang
jam atau sehari bila digambarkan klien
tidak ada intervensi menunjukan isi dari
terapeutik halusinasi misalnya
klien melakukan
kekerasan, agitasi,
menarik diri atau
katatonia
 Klien tidak dapat
berespon pada arahan
kompleks
 Klien tidak dapat
berespon pada lebih dari
satu orang

4. FaktprPenyebab : FaktorPredisposisidanFaktorPresipitasi
Faktorpredisposisi
Adalah faktorrisiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien
maupun keluarganya.Faktor predisposisidapatmeliputi factor perkembangan,
sosiokultural, biokimia, psikologis, dangenetik.

 FaktorPerkembangan
Jikatugasperkembanganmengalamihambatandanhubungan interpersonal
terganggu, makaindividuakanmengalami stress dankecemasan.
 Faktor Sosiokultural
Berbagai factor di masyarakat
dapatmenyebabkanseseorangmerasadisingkirkan, sehingga orang
tersebutmerasakesepian di lingkungan yang membesarkannya.
 FaktorBiokimia
Mempunyaipengaruhterhadapterjadinyagangguanjiwa.Jikaseseorangmenga
lami stress yang berleihan, maka di dalamtubuhnyaakandihasilkansuatuzat
yang
dapatbersifathalusinogeniknuorokimiasepertibuffofenondandimethytranfer
ase (DMP).
 FaktorPsikologis
Hubungan interpersonal yang
tidakharmonissertaadanyaperangandabertentangan yang
seringditerimaolehseseorangakanmengakibatkan stress dankecemasan
yang tinggidanberakhirpadagangguanorientasirealitas.
 FaktorGenetik
Gen yang berpengaruhdalamskizofreniabelumdiketahui,
tetapihasilstudimenunjukkanbahwa factor keluargamenunjukkanhubungan
yang sangatberpengaruhpadapenyakitini.
FaktorPresipitasi
Faktorpresipitasiyaitu stimulus yang
dipersepsikanolehindividusebagaitantangan, ancaman, atautuntutan yang
memerlukan energy
ekstrauntukmenghadapinya.Adanyarangsangandarilingkungan,
sepertipartisipasikliendalamkelompok, terlalu lama
tidakdiajakberkomunikasi, objek yang ada di lingkungan,
danjugasuasanasepiatauterisolasiseringmenjadipencetusterjadinyahalusinasi.
Hal tersebutdapatmeningkatkan stress dankecemasan yang
merangsangtubuhmengeluarkanzathalusinogenik.

C. PohonMasalah
Resikomencedraidiri, orang lain danlingkungan

Perubahansensoriperseptual

Isolasisocial :menarikdiri

Hargadirirendah

D. Data Yang PerluDikaji


Pengkajian
Subjektif:
 Klienmengatakanmendengarsesuatu
 Klienmengatakanmelihatbayanganputih
 Klienmengatakandirinyasepertidisengatlistrik
 Klienmenciumbau-bauan yang tidaksedap, sepertifeses
 Klienmengatakankepalanyamelayang di udara
 Klienmengatakandirinyamerasakanadasesuatu yang berbedapadadirinya.
Objektif:
 Klienterlihatbicaraatautertawasendirisaatdikaji
 Bersikapsepertimendengarkansesuatu
 Berhentibicara di tengah-tengahkalimatuntukmendengarkansesuatu
 Disorientasi
 Konsentrasirendah
 Pikirancepatberubah-ubah
 Kekacauanalurpikiran

E. Diagnosis Keperawatan
PerubahanSensoriPersepsi: halusinasi

F. RencanaTindakanKeperawatan
Tujuantindakanuntukklienadalahsebagaiberikut:
 Kliendapatmengenalhalusinasi yang dialaminya
 Kliendapatmengontrolhalusinasinya
 Klienmengikuti program pengobatansecara optimal
TindakanKeperawatan
1. Membantuklienmengenalhalusinasi
Dalammembantuklienmengenalhalusinasinya,
perawatdapatberdiskusidengankliententangisihalusinasi (apa yang didengar,
dilihatataudirasa), waktuterjadihalusinasi, frekuensiterjadinyahalusinasi,
situasi yang menyebabkanterjadinyahalusinasi,
danresponkliensaathalusinasiitumuncul.
2. Melatihklienmengontrolhalusinasi
a. Menghardikhalusinasi
 Menjelaskancaramenghardikhalusinasi
 Memperagakancaramenghardik
 Memintaklienmemperagakanulang
 Memantaupenerapancara, menguatkanperilakuklien.
b. Bercakap-cakapdengan orang lain
Bercakap-cakapdengan orang lain dapatmembantumengontrolhalusinasi,
ketikaklienbercakap-cakapdengan orang lain terjadidistraksiyaitu focus
perhatianklienakanberalihdarihalusinasikepercakapan yang
dilakukandengan orang lain.
Anjurkanatauingatkankepadaklienbahwaketikawaktu-waktu yang
diperkirakansebagaiwaktuhalusinasitersebutmunculmakakiendiharapkanl
angsungmencaritemanuntukbercakap-cakap.
c. Melakukanaktivitas yang terjadwal
 Menjelaskanpentingnyaaktivitas yang teraturuntukmengatasihalusinasi
 Mendiskusikanaktivitas yang biasadilakukanklien
 Melatihklienmelakukanaktivitas
 Menyusunjadwalaktivitassehari-harisesuaidenganaktivitas yang
telahdilatih. Upayakan agar
klienmemilikiaktivitasmualidaribangunpagisampaidengantidurmalam.
d. Minumobatsecarateratur
 Jelaskankegunaanobat
 Jelaskanakibatputusobat
 Jelaskancaramendapatkanobat/berobat
G. StrategiPelaksanaan

SP PASIEN SP KELUARGA
Pertemuan 1 Pertemuan 1
1. Identifikasi halusinasi: dengan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
mendiskusikan isi, frekuensi, waktu terjadi keluarga dalam merawat pasien
situasi pencetus, perasaan dan respon 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : proses terjadinya halusinasi (gunakan
hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan booklet)
kegiatan 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan halusinasi
menghardik 4. Latih cara merawat halusinasi: hardik
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
latihan menghardik dan beri pujian
Pertemuan 2 Pertemuan 2
1. Evaluasi kegiatan menghardik: beri pujian 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melatih pasien menghardik beri pujian
obat (jelaskan 6 benar obat, jenis, guna, 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat) 3. Latih cara memberikan atau membembing
3. Jelaskan pentingnya pengguanaan obat minum obat
pada gangguan jiwa 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
4. Jelaskan akibat jika obat tidak diminum dan beri pujian
sesuai program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
7. Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan menghardik dan beri pujian
Pertemuan 3 Pertemuan 3
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
obat. Beri pujian atau melatih pasien dalam menghardik dan
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan memberikan obat. Beri pujian
bercakap-cakap ketika halusinasi muncul 2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk melakukan kegiatan untuk mengontrol
latihan menghardik, minum obat dan halusinasi
bercakap-cakap 3. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-
cakap dengan pasien terutama saat
halusinasi
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian
Pertemuan 4 Pertemuan 4
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, 1. Evaluasi kegiatan keluarga merawa/
penggunaan obat dan bercakap-cakap. Beri melatih pasien mengahardik, memberikan
pujian obat dan bercakap-cakap. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan 2. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda
menggunakan kegiatan harian (mulai 2 kambuh, rujukan
kegiatan) 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal.
3. Masukan kedalam jadwal kegiatan untuk Beri pujian
latihan menghardik, minum obat, bercakap-
cakap dan kegiatan harian
Pertemuan 5 sd12 Pertemuan 5 sd 12
1. Evaluasi kegiatan latiahn menghardik, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
minum obat, bercakap-cakap dan atau melatih pasien menghardik, minum
melakukan kegiatan harian. Beri pujian obat, bercakap-bercakap, kegiatan harian
2. Latih kegiatan harian dan foloow up. Beri pujian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
4. Nilai apakah halusinasi terkontrol 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM

SP1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan
cara pertama: menghardik halusinasi
 Orientasi:
”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa UMB yang akan merawat bapak
Nama Saya Marfuah, senang dipanggil Fuah. Nama bapak siapa?Bapak
Senang dipanggil apa”. ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan
bapak saat ini””Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
suara yang selama ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana
kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
 Kerja:
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan
suara itu?””Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan
yang paling sering D dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?” ” Apa yang
bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?” ”Apa yang bapak lakukan
saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul? ”bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.” ”Bagaimana
kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. ”Caranya
sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi
saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak
peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”
 Terminasi:
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-
suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat
jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan
kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa
bapak?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan
berlatih?Dimana tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa.”

SP2 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


 Orientasi
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita
latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini
sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-
obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil
menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”
 Kerja
“bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-
suara berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara
yang bapak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa
macam obat yang bapak minum ? (Perawat menyiapkan obatpasien) Ini
yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7
malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3
kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan
yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran
biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat,
bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula.
Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya
benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar
punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang
benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10
gelas per hari”
 Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba
sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum
obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta
obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan
sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara
mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain
 Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita
latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan
latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di
sini saja?
 Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai
mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol.
Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; … tolong,
saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada
orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan
bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan
seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus!
Nah, latih terus ya bapak!”
 Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah
kedua cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau
kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa
latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-
waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana
kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau
jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi?
Sampai besok ya. Selamat pagi”

SP4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:


melaksanakan aktivitas terjadwal
 Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita
latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan
kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang
tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
 Kerja:
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam).
Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih
kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat
bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain
akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
 Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang
telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal
ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana
kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang
baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00
pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.

DAFTAR PUSTAKA
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika :
Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN HALUSINASI

STASE KEPERAWATAN JIWA

Oleh:
HARTINI, S.kep
NIM.18.31.1228

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai