Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan

nafas kehidupan , sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul

“Filsafat Etika”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya.

Kami penulis menyampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan

penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca

yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis

harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan

pada waktu mendatang.

Kotabaru, 20 September 2018

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................ i


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika .................................................................................................. 3


B. Hubungan Etika dengan Ilmu Filsafat ................................................................ 5
C. Macam-macam Etika .......................................................................................... 7
D. Alat Etika ............................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis

masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilaku, norma dan adat

istiadat manusia. Etika akan selalu menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari.

Karena dengan adanya etika, manusia akan berorientasi bagaimana ia menjalankan

kehidupan sehari-hari dan dapat membedakan mana yang benar atau salah dan apa

yang diharapkan dalam hidup dapat tercapai. Tapi kenyataanya seiring perkembangan

zaman etika pada diri manusia berlahan-lahan mulai hilang. Coba kita perhatikan

banyak sekali peristiwa dan permaslahan yang terjadi di sekitar kita yang melanggar

etika, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran pada diri manusia tentang pentingnya

etika dalam kehidupan. Hal ini juga terjadi akibat leluasanya budaya Asing masuk,

yang akhirnya mengikis budaya masyarakat Indonesia secara perlahan-lahan. Sebagai

contoh kebudayaan seks bebas yang marak terjadi dikalangan remaja sampai dewasa

di Indonesia. Karena itu sudah seharusnya kita tanamkan pada diri kita betapa

pentingnya etika dalam kehidupan kita, agar bisa tercapai kehidupan yang aman dan

tentram.
2

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

pembuatan makalah ini adalah :

1. Apa pengertian etika ?

2. Apa hubungan etika dengan ilmu filsafat ?

3. Jelaskan macam-macam etika ?

4. Apa alat etika dalam menilai baik dan buruk ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian etika

2. Untuk mengetahui hubungan etika dengan ilmu filsafat

3. Untuk mengetahui macam-macam etika

4. Untuk mengetahui alat etika dalam menilai baik dan buruk


3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika

Etika adalah cabang filsafat yang membahas baik dan buruknya tindakan

manusia, bukan sah dan tidak sahnya tindakan manusia seperti dalam logika1. Juga,

tidak membahas indah tidaknya tindakan manusia seperti dalam estetika2. Etika

melihat tindakan manusia dari kacamata baik dan buruk. Seperti pula dengan kata-

kata lain yang melambangkan sesuatu yang abstrak3, juga tentang etika banyak

rumusan pengertian dan definisi diusahakan ahli-ahli mari kita tinjau sejumlah dari

padanya4 :

- filsafat praktis : Kaidah-kaidah rasa moral; ajaran filsafat tentang rohani umunya;

bagi Spinoza, etika merupakan keseluruhan sistem filsafatnya ( van Dale’s

Grootwoordenboek )

- ilmu tentang tingkah laku manusia : prinsip-prinsip yang disistematisir tentang

tindakan moral yang betul ( Webster’s Dict. )

- bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan : hujah-hujahnya

dan tujuan yang diarah; diarahkan kepada makna tindakan ( Ensiklopedi Winkler

Prins )

- ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tapi tentang nilai-nilai; tidak

mengenai sifat tindakan manusia, tapi tentang idenya, karena itu bukan ilmu yang

positif tapi yang formatif ( New American Encyl. )

1
Logika adalah cabang filsafat yang menyelidiki kesehatan cara berfikir, aturan-aturan mana yang harus
dihormati supaya pernyataan-pernyataan kita sah
2
Estetika adalah cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan
3
Tidak jelas, dan tidak terdefinisi
4
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat ( Jakarta : N.V. Bulan BIntang, 1981 ) hlm. 511-512
4

- ilmu normatif, memandang manusia sebagai tenaga moral, mempertimbangkan

tindakan kebiasaannya dan karakter dengan tinjauan tentang benar atau salahnya,

kecenderungannya kepada yang baik dan buruk ( A HandBook of Christian Ethics

Kata etika berasal dari kata Yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan.5 Etika

biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa

latin, yaitu “ mos “ dan dalam bentuk jamaknya “ mores “ , yang berarti juga adat

kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (

kesusilaan ) , dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. 6 Dalam kamus Umum

Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak ( moral ).

Etika sering diidentikkan dengan moral, namun meskipun sama-sama terkait dengan

baik buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan dalam

pengertiannya. Moral dalam bahasa Indonesia di sebut susila7. yang di maksud

dengan moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan

manusia, mana yang baik dan wajar.8

Dengan demikian jelaslah hubungan antara etika dan moral. Etika lebih

banyak bersifat teori, moral bersifat praktek. Etika menyelidiki, memikirkan dan

mempertimbangkan tentang yang baik dan yang buruk, moral menyatakan ukuran

yang baik tentang tindakan manusia dalam kesatuan sosial tertentu.9

5
Ibid., hlm 512
6
‘’ pengertian etika dan macam-macamnya’’ diakses dari http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-
macamnya.html, pada tanggal 20 September 2018 pukul 12:06 am
7
Baik budi bahsanya, beradab sopan
8
Sidi Gazalba, op.cit., hlm 502
9
Sidi Gazalba, loc.cit.
5

Nilai etika diperuntukkan pada manusia saja. Tindakan bukan manusia (

binatang, mesin, alam ) tidak mengandung nilai etika, karena itu tidak mungkin

dihukum baik atau buruk, salah atau benar. Nilai etika bersifat memaksa. Ia memaksa

kita mengarah kepadanya. Orang tidak dapat menerimanya sebagai pemberitahuan

saja.

Dalam Islam nilai etika berpengaruh, bahkan menentukan sekali. Ia menguasai

nilai nikmat, nilai hidup, nilai guna, nilai logika, dan nilai estetika. Dan ia inheren10

dengan nilai agama. Dalam inti ajaran Islam: “ amar ma’ruf nahi munkar “ , nilai

etika memaksa atau mewajibkan Muslim berlaku berbuat sesuai dengan ukuran baik,

setengah baik, paling tidak netral dan menjauhi tindakan yang buruk atau setengah

buruk.

Salam adalah akarkata Islam. Tujuan Islam ialah mengujudkan salam, bagi

mereka yang menaatinya. Individu atau masyarakat sekalipun yang ( mengaku )

Islam, tapi bertindak-berlaku-berbuat tidak berasaskan naqal, sehingga tindakan-

lakuperbuatannya tidak mengandung nilai-nilai etika yang telah di gariskan Tuhan,

dengan sendirinya tidak beramal sholeh, maka salam itu tidak terwujud dalam

kehidupan individu dan masyarakat tersebut.11

B. Hubungan Etika dengan Filsafat

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philo-sophia dari kata philos atau

philein atau philia yang berarti cinta, dan dari kata Sophia yang berarti kebijaksanaan

10
Berhubungan erat, tidak dapat diceraikan, melekat
11
Sidi Gazalba, ibid., hlm 510
6

atau kearifan12 atau pengetahuan. Jadi , philosophia berarti cinta kepada

kebijaksanaan atau kearifan atau pengetahuan.

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala sesuatu yang

ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya

meliputi13:

1. Metafisika

2. Epistemologi

3. Metodologi

4. Estetika

5. Etika

6. Logika

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam

filsafat. Etika sebagai ilmu mencari kebenaran tentang tingkah laku manusia. Sebagai

filsafat ia mencari keterangan sedalam-dalamnya tentang kebenaran itu. Tugas etika

mencari ukuran baik buruk lakuperbuatan manusia. Tujuannya untuk mencari ukuran

yang umum untuk semua manusia dan bagaimana orang seharusnya bertindak.14 Etika

sebagai cabang filsafat dapat dipahami bahwa istilah yang digunakan untuk

memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai ketentuan baik atau

buruk. Etika memiliki objek yang sama dengan filsafat, yaitu sama-sama membahas

tentang tindakan manusia15.

12
Kebijaksanaan, kecendikiaan
13
Dardiri, Humaniora, Filsafat, dan Logika ( Jakarta: CV. Rajawali, 1986 ) hlm 16
14
Sidi Gazalba, sistematika filsafat ( Jakarta: N.V. Bulan Bintang, 1981 ) hlm 513
15
Maksufi Alwi, “ etika sebagai cabang filsafat “ diakses dari http://alwi-maksufi.blogspot.com/?m=1, pada
tanggal 26 september 2018 pukul 09.39 pm
7

Ada 3 jenis penilaian terhadap tindakan manusia16:

1. Penilaian medis atau penilaian kesehatan

2. Penilaian estetika atau penilaian seni

3. Penilaian etika dan akhlak

4. Tahu tentang apa yang dilakukan, yakni mengenai nilai baik buruknya.

Maka suatu tindakan dapat dinilai baik, buruk atau salah, jika memenuhi

syarat-syarat tersebut. Kesenjangan merupakan dasar penilaian terhadap kesalahan.

Dalam ajaran Islam faktor kesenjangan merupakan faktor penentu dalam penentuan

kesalahan. Seorang muslim yang melanggar syariat tidak berdosa, kalau ia tidak tahu

bahwa ia telah berlaku salah menurut hukum Islam. Baru ia berdosa, jika ia tahu

bahwa ia telah melanggar dan tidak memohon ampun atas kesalahannya17.

C. Macam-macam Etika

a.) Ada 2 macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan

baik dan buruknya perilaku manusia18:

1. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan

pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini

sebagai sesuatu yang bernilai. Etika Normatif memberi penilaian sekaligus

memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan

diputuskan. Tugasnya mengadakan penyeleksian terhadap ukuran-ukuran

kesusilaan yang dianggap benar dan berlaku dalam masyarakat. Dan

didalamnya diselidiki dasar dari ukuran-ukuran kesusilaan tersebut.

16
Sidi Gazalba, sistematika filsafat ( Jakarta: N.V. bulan bintang, 1981 ) hlm 513-514
17
Ibid., hlm 513-514
18
ETIKA PROFESI, “ macam-macam etika “ diakses dari http://kuliah-harian.blogspot.com/p/macam-macam-
etika.html, pada tanggal 26 september 2018 pukul 09.49 pm
8

2. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasional19 sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia

sebagai sesuatu yang bernilai. Etika Deskriptif memberikan fakta sebagai

dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau

diambil. Tugasnya melukiskan predikat-predikat dan tanggapan-tanggapan

yang telah diterima dan dipakai.

b.) Etika dapat ditinjau dari beberapa pandangan. Dalam sejarah lazimnya

pandangan ini dilihat dari segi filosofis yang melahirkan etika filosofis, ditinjua dari

segi teologis yang melahirkan etika teologis, dan ditinjau dari pandangan sosiologis

yang melahirkan etika sosiologis.20

1. Etika Filososfis, yaitu etika yang dipandang dari sudut filsafat. Etika

filosofis adalah etika yang menguraikan pokok-pokok etika atau moral

menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang diuraikan terbatas pada

baik buruk, masalah hak kewajiban, masalah nilai-nilai moral secara

mendasar.

2. Etika Teologis, yaitu etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk

berdasarkan ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua pebuatan

moral sebagai:

a. perbuatan-pebuatan yang mewujudkan kehendak tuhan

atau sesuai dengan kehendak tuhan.

b. perbuatan-perbuatan sebagai perwujudan cinta kasih

kepada tuhan

19
Suatu sikap yang dilakukan berdasarkan pikiran dan perimbangan yang logis dan cocok dengan akal sehat
manusia
20
COFEESTREET 99, “ JENIS-JENIS ETIKA “ diakses dari http://coffeestreet99.wordpress.com/jenis-jenis-etika/,
pada tanggal 26 september 2018 pukul 09.53 pm
9

c. perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada

tuhan.

Orang beragama mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin moral itu

dibangun tanpa agama atau tanpa menjalankan ajaran-ajaran tuhan dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Etika Sosiologis, berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika sosiologis

memandang etika sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan, dan

kesejahteraan hidup bermasyarakat.

c.) Etika Deontologis

Istilah deontologis berasal dari kata Yunani yang berarti kewajiban,

etika ini menetapkan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik.

Argumentasi dasar yang dipakai dinili berdasarkan tindakan itu sendiri baik

pada dirinya sendiri, etika ini menekankan motivasi, kemauan baik, dan

watak yang kuat dari pelaku, lepas dari akibat yang ditimbulkan dari

pelaku.

d.) Etika Teleologis

Teleologis berasal dari bahasa Yunani, yakni telos yang berarti

tujuan. Etika ini menjadikan tujuan menjadi ukuran untuk baik buruknya

suatu tindakan. Artinya suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan untuk

mencapai sesuatu yang baik atau kalau akibat yang ditimbulkan baik.

D. Alat Etika

Setelah cukup banyak kita membahas etika, sampailah kita sekarang

membicarakan alatnya. Apakah alat yang menilai baik dan buruk itu ?.
10

Alat etika disebut orang hatinurani, atau suara hati, ada pula disebut orang hati

sanubari.

Hatinuranilah yang menilai baik atau buruk tindakan kita. Ketika kita

melakukan tindakan jahat, timbul sesalan dalam hati. Budi kita mencari-cari alasan

untuk membela diri. Hatinurani itu menuntut, menyalahkan kita. Sebaliknya, ketika

kita melakukan tindakan baik, timbul kepuasan dalam hati. Tidak ada pertengkaran

antara hati dan budi.

Apakah suatu tindakan baik atau buruk, ajaran islam memberi ukuran denga

suatu hadits: “ kebaikan adalah lakuperbuatan yang baik, dan dosa ialah sesuatu yang

tergerak dalam hatimu, sedangkan engkau tidak suka hal itu dilihat orang banyak “ (

Rawian Turmidzi ).

Islam mengajarkan tentang gerak hati. Malaikat atas perintah tuhan

menggerakkan hati kepada yang baik, sebaliknya setan membisikkan kepada yang

jahat. Akal menampung kedua gerak itu dan memberi putusannya. Kalau diterimanya

gerak hati yang berasal dari malaikat, lahirlah lakuperbuatan yang baik atapun

sebaliknya. Jadi kuncinya terletak pada akal, maka perlulah akal itu diisi dengan ilmu

melalui budi dan dengan agama melalui hati, sehingga dengan penerangan ilmu dan

agama, akal tidak sesat jalan dalam memberikan keputusannya.

Ada tiga teori hatinurani

- Hatinurani itu adalah asli. Adanya bersama-sama dengan adanya jiwa. Dengan

demikian ia merupakan bakat atau pembawaan

- Hatinurani bukan bakat atau pembawaan, tapi didapatkan dari luar, sehingga

boleh dijadikan baik atau tidak


11

- Teori ketiga merupakan gabungan antara yang pertama dan kedua. Hati nurani

sudah ada semenjak manusia lahir, tapi berkembang menurut pengaruh-

pengaruh dari luar.21

21
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat ( Jakarta: N.V. Bulan Bintang, 1981 ) hlm. 534-535
12

BAB III

KESIMPULAN

Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau

perbuatan manusia. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu yang

menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan sebagainya.

Etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat, untuk mencari keterangan

sedalam-dalamnya tentang kebenaran tingkah laku manusia. Etika ada beberapa

macam yaitu

1. Etika Normatif

2. Etika Deskriptif

3. Etika Filosofis

4. Etika Teologis

5. Etika Sosiologis

6. Etika Deontologis

7. Etika Teleologis

Hatinurani adalah alat untuk menilai tindakan baik buruknya manusia.

Hatinuranilah yang menyalahkan atau membenarkan tindakan kita

Islam mengajarkan tentang gerak hati baik dan jahat. Akal lah yang

menampung gerak itu dan memberi putusannya. Maka sudah seharusnya akal kita

diisi ilmu dan agama agar akal kita tidak sesat jalan dalam memberi keputusan.
13

Anda mungkin juga menyukai