Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI DAN FRGAMENTASI BATUAN PADA

PELEDAKAN INTERBURDEN B2-C TERHADAP FAKTOR ISIAN


BUCKET SHOVEL KOMATSU PC 3000 DI PENAMBANGAN
ELEKTRIFIKASI PIT 2 BANKO BARAT
PT BUKIT ASAM Tbk

(1) Andy Yanottama, (2) Arsyad AR, (3) Juventa


(1)Mahasiswa Program Teknik Pertambangan,
(2)(3) Dosen Program Teknik Pertambangan

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi


Jl. Jambi-Ma. Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 36361
Email: andyyanot30@gmail.com

RINGKASAN
Proses penambangan dengan menggunakan metode tambang terbuka
perlu terlebih dahulu dilakukan pengupasan lapisan interburden sebelum
dilakukannya pengambilan batubara (caol getting). Lapisan interburden adalah
lapisan tanah penutup yang terletak diantara dua lapisan batubara/bahan
galian. Dalam hal ini pengupasan tersebut dilakukan pada lapisan interburden
B2-C yang merupakan lapisan tanah penutup yang telah mengeras dan kompak
yang terdiri dari batu pasir (sandstone) dan batu lempung (claystone), sehingga
perlu dilakukannya pengupasan dengan menggunakan metode pengeboran dan
peledakan. Suatu operasi peledakan dinyatakan berhasil dengan baik pada
kegiatan penambangan yaitu salah satunya apabila diperoleh hasil fragmentasi
batuan yang berukuran merata dengan sedikit bongkah. Fragmentasi batuan
merupakan pengamatan utama suatu keberhasilan dari peledakan, sehingga
dapat dilakukan beberapa pengamatan dan pengukuran. Salah satu pengukuran
fragmentasi hasil peledakan secara aktual dapat dilakukan dengan menggunakan
Metode Image Analysis Photographic mengunakan demo Software Split Desktop
2.0. Ukuran fragmentasi yang baik dapat ditentukan oleh dimensi bucket alat gali
dengan mengamati optimal atau tidaknya pengisian bucket alat gali yang akan
memuat ke dalam alat angkut. Namun pada keadaan aktualnya di Lokasi
Penambangan Elektrifikasi Pit 2 Banko Barat PT Bukit Asam Tbk memperlihatkan
bahwa ukuran distribusi fragmentasi yang dihasilkan kurang terdistribusi secara
merata, hal ini dapat dibuktikan dengan faktor isian bucket Shovel Komatsu PC
3000 yang masih belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian di lokasi tersebut
menunjukkan bahwa distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan yaitu
berukuran rata-rata (𝑋̅) 82,27 cm. Distribusi ukuran fragmentasi yang berukuran
tidak merata tersebut berdampak negatif pada faktor isian bucket Shovel Komatsu
PC 3000 pada saat penggalian material hasil peledakan. Dari hasil perhitungan
faktor isian bucket pada setiap peledakan didapatkan rata-rata yaitu sebesar
71%, hal ini menunjukkan bahwa faktor isian bucket Shovel Komatsu PC 3000
masih belum optimal (<75%) dan dibawah rata-rata (below average). Sehingga
pada operasi peledakan khususnya di Lokasi Penambangan Elektrifikasi Pit 2
Banko Barat PT Bukit Asam Tbk direkomendasikan untuk menggunakan bottom
air deck untuk mencapai target ukuran fragmentasi hasil peledakan yang
terdistribusi secara merata yang berpengaruh juga terhadap peningkatan faktor
isian bucket Shovel Komatsu PC 3000.

Kata Kunci: lapisan interburden, fragmentasi, faktor isian bucket Shovel Komatsu
PC 3000 , bottom air deck
PENDAHULUAN
Dunia pertambangan di Indonesia telah berkembang pesat seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dalam usaha untuk
memenuhi permintaan batubara yang semakin meningkat, terutama untuk
memasok kebutuhan energi bagi pembangkit listrik dan berbagai keperluan
industri, pemerintah Indonesia telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya
kepada perusahaan swasta, nasional dan asing yang bergerak di bidang
pertambangan batubara. Salah satunya adalah PT Bukit Asam Tbk, yang
melakukan kegiatan penambangan di Penambangan Elektrifikasi Banko Barat,
Tanjung Enim Provinsi Sumatera Selatan.
PT Bukit Asam Tbk, merupakan perusahaan yang bergerak dalam
penambangan batubara dan merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). PT Bukit Asam melakukan proses penambangan menggunakan metode
tambang terbuka, sehingga perlu terlebih dahulu dilakukan pengupasan lapisan
interburden sebelum dilakukannya pengambilan batubara (caol getting). Lapisan
interburden adalah lapisan tanah penutup yang terletak diantara dua lapisan
batubara/bahan galian. Dalam hal ini PT Bukit Asam melakukan pengupasan
lapisan interburden B2-C yang merupakan lapisan tanah penutup yang telah
mengeras dan kompak dan terdiri dari batu pasir (sandstone) dan batu lempung
(claystone), sehingga perlu dilakukannya pengupasan dengan menggunakan
metode pengeboran dan peledakan agar mempermudah alat gali saat melakukan
proses penggalian broken material agar mengotimalkan pengisian bucket untuk
mencapai produktifitas alat gali tersebut.
Salah satu indikator peledakan yang baik adalah adalah persentase
fragmentasi boulder tidak melebihi 15% (Koesnaryo, 2001). Fragmentasi batuan
berukuran boulder dan tidak seragam membuat pengisian bucket alat gali kurang
optimal. Parameter yang menentukan apakah optimal atau tidaknya pengisian
bucket alat gali adalah fragmentasi batuan hasil peledakan dan faktor isian
bucket. Untuk mendapatkan distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan yang
sesuai dengan ukuran bucket alat gali maka salah satu parameter penting yang
harus diperhatikan adalah geometri peledakan. Penentuan geometri peledakan
mulai dari burden, spasi, panjang kolom isian, stemming, tinggi jenjang,
subdrilling, dan kedalaman lubang ledak serta powder factor harus
memperhatikan karakteristik massa batuan dan kondisi geologi yang ada di
lokasi peledakan.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT Bukit Asam Tbk, Kecamatan Tanjung Enim,
Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Adapun data yang diambil
pada penelitian ini yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang penulis dapat langsung dari observasi dilapangan yang
dibantu oleh pembimbing lapangan beserta karyawan yang terkait. Data primer
yang diambil dalam penelitian ini yaitu: data geometri peledakan aktual,
fragmentasi batuan interburden B2-C hasil peledakan aktual, dan faktor isian
bucket aktual Shovel Komatsu PC 3000. Data geometri peledakan aktual
didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan, parameter
yang diukur berupa burden, spacing, stemming, subdrilling, panjang kolom isian,
panjang lubang ledak, tinggi jenjang yang diukur secara langsung menggunakan
alat meteran. Fragmentasi batuan interburden B2-C hasil peledakan aktual
didapatkan dari hasil foto menggunakan kamera yang nantinya akan dianalisis
menggunakan Software demo Split Desktop 2.0 sehingga didapatkan hasil akhir
berupa tabel distribusi ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan. Faktor isian
bucket aktual Shovel Komatsu PC 3000 didapatkan dengan cara membandingkan
batuan dengan ukuran tertentu yang dapat dimuat ke dalam alat angkut secara
optimal dengan keseluruhan berat batuan yang terbongkar dilapangan. Data
sekunder merupakan data pendukung dari data primer ataupun data yang telah
tersedia yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menguatkan data primer
yang didapatkan yaitu berupa: data geologi regional, peta wilayah IUP, dan
spesifikasi alat berat. Data geologi regional daerah penelitian didapatkan
langsung dari dokumen resmi perusahaan yang berfungsi untuk mengetahui hal-
hal yang menyebabkan meningkatnya kekerasan lapisan interburden B2-C. Peta
wilayah IUP didapatkan dari dokumen resmi perusahaan yang berfungsi untuk
mengetahui penempatan dan bagian area atau blok yang akan dilakukan
kegiatan peledakan. Spesifikasi alat berat didapatkan dari dokumen resmi
perusahaan yang berfungsi untuk mengetahui ukuran kapasitas bucket teoritis
dan untuk mengatahui berat asli dari alat berat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lokasi Peledakan
PT Bukit Asam Tbk di Unit Penambangan Tanjung Enim (UPTE) saat ini
mempunyai 3 Wilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP) yang diantaranya yaitu
Tambang Muara Tiga Besar (MTB), Tambang Air Laya (TAL) dan Tambang Banko
Barat. Tambang Banko Barat memiliki luas WIUP 4500 Ha yang terdiri dari Pit 1,
Pit 2 dan Pit 3. Penelitian ini dilakukan di Pit 2 Banko Barat PT Bukit Asam Tbk
untuk melakukan pengamatan dan pengambilan data seperti data geometri
peledakan aktual, data fragmentasi hasil peledakan, serta bagaimana pengaruh
fragmentasi hasil peledakan terhadap faktor isian bucket alat gali yang dalam hal
ini berupa Shovel Komatsu PC 3000, sehingga nantinya akan dilakukan analisis
terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut.

Gambar 1. Peta WIUP PT Bukit Asam Tbk


(sumber: PT Bukit Asam Tbk)
Pemboran dan Peledakan
PT Bukit Asam Tbk melakukan operasi pemboran dan peledakan di Pit 2
bertujuan untuk membongkar serta memberaikan lapisan batuan yang berada di
atas lapisan batubara atau yang terletak diantara dua lapisan batubara sebelum
dilakukannya pengupasan lapisan batubara (caol getting). Dalam hal ini, lapisan
yang akan dilakukan pemboran dan peledakan yaitu lapisan interburden B2-C
yang merupakan lapisan tanah penutup yang telah mengeras dan kompak dan
terdiri dari batu pasir (sandstone) dan batu lempung (claystone).
Pada operasi pemboran dan peledakan di PT Bukit Asam Tbk dilakukan
langsung oleh PT Dahana (Persero) Tbk sebagai kontraktor pemboran dan
peledakan serta juga sebagai penyedia bahan peledak beserta assoris peledakan
untuk PT Bukit Asam Tbk.
Pola Pemboran
Kegiatan pemboran lubang ledak merupakan suatu hal yang sangat
penting diperhatikan sebelum dilakukannya operasi peledakan. Operasi
pemboran yang dilakukan di Pit 2 Banko Barat menggunakan bantuan alat berat
mekanis yaitu mesin bor Sandvik D245S dengan diameter mata bor (bit) 5 inchi -
8 inchi (127 mm – 203 mm) yang tenaganya bersumber dari udara bertekanan.
Secara aktual di lapangan pada Pit 2 tersebut pola pemboran yang terapkan yaitu
pola pemboran selang seling (staggered pattern), dimana pada pola pemboran ini
penempatan lubang ledak ditempatkan secara selang seling pada setiap
kolomnya. Dalam pola ini distribusi energi peledakan antar lubang akan lebih
terdistribusi secara merata. Berikut dibawah ini adalah gambar pola pemboran
selang seling (staggered pattern) yang digunakan oleh PT Bukit Asam Tbk.

Gambar 2. Pola Pemboran Selang Seling (Staggered Pattern)


(Sumber : Dokumentasi Penulis)
Berdasarkan parameter pemboran seperti diameter lubang bor, burden,
spasi dan kedalaman lubang bor, PT Bukit Asam Tbk telah merencanakan dan
mentargetkan bahwa untuk diameter lubang bor yaitu 7,875 inchi (200,025 mm),
burden 7 meter, spasi 8 meter dan kedalaman lubang bor 7 meter. Namun pada
kondisi secara aktual di lapangan, parameter-parameter pemboran tersebut
masih belum memenuhi target (undertarget).
Pola Peledakan
Kegiatan operasi peledakan di Pit 2 Banko Barat dilakukan oleh karyawan
PT Dahana (Persero) Tbk yang di bantu oleh Karyawan sekaligus sebagai Juru
Ledak PT Bukit Asam Tbk. Adapun pada kegiatan peledakan, pola peledakan yang
dirancang dan digunakan yaitu pola peledakan box cut dan pola echelon. Pada
pola peledakan box cut ini arah runtuhan batuannya ke depan dan membentuk
kotak sedangkan pada pola peledakan isiasi echelon ini arah runtuhan batuannya
ke salah satu sudut dari bidang bebasnya. Sistem rangkian pada peledakan ini
menggunakan sistem non-electric (nonel), dengan menggunakan inhole delay 500
ms, 3000 ms dan 6000 ms dan surface delay yang digunakan yaitu 42 ms, 67
ms, 109 ms. Untuk meminimalisir getaran inisiasi poin diatur agar arahnya
menjauhi warga sehingga gelombang primer yang dihasilkan oleh kegiatan
peledakan menjauhi warga dan tingkat getaran yang menuju rumah warga dapat
dikurangi. Berikut dibawah ini adalah gambar pola peledakan echelon dan pola
peledakan box cut yang digunakan oleh PT Bukit Asam Tbk.
Gambar 3. Pola Peledakan Echelon
(Sumber : PT Bukit Asam Tbk)

Gambar 4. Pola Peledakan Echelon


(Sumber : PT Bukit Asam Tbk)
Geometri Peledakan Aktual
Pada kondisi aktual di lapangan, umumnya geometri yang digunakan
yaitu geometri yang telah disesuaikan pada kondisi aktual untuk memperoleh
geometri yang optimal untuk digunakan. Dalam geometri peledakan terdapat
beberapa parameter seperti burden, spacing, stemming, subdrilling, kedalaman
lubang, tinggi jenjang, dan panjang kolom isian. Setiap parameter dari geometri
peledakan harus diperhatikan untuk mendapatkan target fragmentasi yang
diinginkan, terutama agar bucket alat gali dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam menggali dan memuat fragmentasi hasil peledakan sehingga akan
meningkatkan produktifitas alat gali muat dan faktor isian bucket akan tercapai
>75%.
Adapun pada penelitian ini penulis mengumpulkan 17 data geometri
peledakan yang untuk akan djadikan data acuan sebagai data primer dalam
mencari prediksi hasil fragmentasi batuan dari suatu peledakan. Berikut adalah
tabel data geometri peledakan aktual dilapangan.
Tabel 1. Data Geometri Peledakan Aktual di Pit 2 PT Bukit Asam Tbk
Lokasi Jumlah De Burden Spacing Kedalaman Stemming PC
No Tanggal
Lubang (inch) (m) (m) Lubang (m) (m) (m)
1 13/07/2018 PIT 2 50 7,875 6 7 7 5,2 1,8
2 14/07/2018 PIT 2 35 7,875 6 7 7 5,2 1,8
3 16/07/2018 PIT 2 30 7,875 6 6 7 5,1 1,9
4 19/07/2018 PIT 2 60 7,875 6 6 7 5,1 1,9
5 20/07/2018 PIT 2 55 7,875 6 6 7 5,1 1,9
6 21/07/2018 PIT 2 50 7,875 6 6 7 5,1 1,9
7 23/07/2018 PIT 2 60 7,875 6 7 7 5,1 1,9
8 24/07/2018 PIT 2 65 7,875 6 7 7 5,1 1,9
9 25/07/2018 PIT 2 50 7,875 6 6 7 5,1 1,9
10 26/07/2018 PIT 2 60 7,875 6 7 7 5,1 1,9
11 14/08/2018 PIT 2 50 7,875 6 7 7 5,1 1,9
12 15/08/2018 PIT 2 65 7,875 6 7 7 5,1 1,9
13 16/08/2018 PIT 2 65 7,875 6 7 7 5,1 1,9
14 18/08/2018 PIT 2 35 7,875 6 7 7 5,2 1,8
15 19/08/2018 PIT 2 50 7,875 6 7 7 5,1 1,9
16 20/08/2018 PIT 2 30 7,875 6 7 7 5,2 1,8
17 23/08/2018 PIT 2 40 7,875 6 7 7 5,3 1,7

Rata – rata 50 7,875 6,00 6,71 7,00 5,14 1,86


(Sumber : Data Penulis)
Prediksi Fragmentasi Hasil Peledakan Interburden B2-C
Berdasarkan data geometri peledakan di Pit 2 pada tabel diatas maka
didapatkan nilai rata-rata dari geomerti peledakan. Dari geomerti peledakan
tersebut dapat diketahui bahwa di Pit 2 PT Bukit Asam menggunakan rata-rata
burden 6 m, spacing 6,71 m, kedalaman lubang 7 m, stemming 5,14 m dan
panjang isian PC yaitu 1,86 m. Sangat penting mengetahui fragmentasi hasil
peledakan secara teoritis sebelum peledakan dilakukan dengan
memperhitungkan faktor geologi dan memperhitungkan beberapa parameter-
parameter peledakan lainnya.
Dari data geometri peledakan di Pit 2 yang penulis dapatkan kemudian
akan dicari dan dihitung distribusi dari fragmentasi hasil peledakan pada tiap-
tiap data geometri tersebut dengan menggunakan Metode Kuz-Ram. Metode Kuz-
Ram merupakan suatu metode untuk memprediksi fragmentasi hasil peledakan
yang terdiri dari gabungan persamaan Kuznetsov dan Cunningham yang
memberikan ukuran fragmentasi batuan rata-rata, sedangkan persamaan
Rossin–Rammler menentukan persentase material yang tertampung diayakan
dengan ukuran tertentu. Dengan menggunakan persamaan-persamaan tersebut
kita dapat mengetahui distribusi ukuran fragmentasinya dan apakah persentase
lolos ukuran fragmentasi hasil peledakan yang optimal dimuat atau digali oleh
bucket alat gali yang sudah mencapai target faktor isian bucket >75% atau belum.
Berikut adalah tabel data distribusi fragmentasi hasil peledakan menggunakan
prediksi metode Kuz-Ram.
Tabel 2. Data Fragmentasi di Pit 2 Prediksi Kuz-Ram
Tertahan Lolos
No Tanggal Lokasi Jumlah ̅)
(𝑿 n Xc
(R) (%) (Y) (%)
≥ 100
Lubang (cm) (cm) ≥ 100 cm
cm
1 13/07/2018 PIT 2 50 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
2 14/07/2018 PIT 2 35 48,98 2,08 58,41 2,83 97,17
3 16/07/2018 PIT 2 30 43,30 2,09 51,59 1,73 98,27
4 19/07/2018 PIT 2 60 41,85 2,09 49,89 1,53 98,47
5 20/07/2018 PIT 2 55 41,85 2,09 49,89 1,53 98,47
6 21/07/2018 PIT 2 50 41,85 2,09 49,89 1,53 98,47
7 23/07/2018 PIT 2 60 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
8 24/07/2018 PIT 2 65 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
9 25/07/2018 PIT 2 50 41,85 2,09 49,89 1,53 98,47
10 26/07/2018 PIT 2 60 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
11 14/08/2018 PIT 2 50 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
12 15/08/2018 PIT 2 65 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
13 16/08/2018 PIT 2 65 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
14 18/08/2018 PIT 2 35 48,98 2,08 58,41 2,83 97,17
15 19/08/2018 PIT 2 50 47,34 2,08 56,49 2,53 97,47
16 20/08/2018 PIT 2 30 48,98 2,08 58,41 2,83 97,17
17 23/08/2018 PIT 2 40 50,78 2,09 60,52 3,17 96,83

Rata - rata 50 48,17 2,08 55,24 2,34 97,66


Sumber : Data Penulis)
Berdasarkan pada tabel data fragmentasi di Pit 2 prediksi metode Kuz-
Ram seperti yang terlihat diatas dapat diketahui bahwa nilai distribusi ukuran
fragmentasi rata-rata batuan hasil peledakan yaitu (𝑋̅) 48,17 cm dengan nilai
indeks keseragaman (n) yaitu 2,08. Nilai (n) mengindikasikan tingkat
keseragaman distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan. Untuk range nilai
(n) umumnya bernilai antara 0,8 sampai 2,2, dan semakin besar nilai (n) maka
distribusi ukuran fragmentasi tersebut semakin seragam dalam suatu peledakan.
Pada data fragmentasi di Pit 2 prediksi metode Kuz-Ram diatas terdapat sebanyak
2,34% persen material yang tertahan dan sebanyak 97,66% material yang lolos
pada ayakan ukuran 100 cm. Sehingga dapat diasumsikan bahwa ada sebanyak
2,34% material hasil peledakan yang berukuran lebih dari 100 cm (1m) dari
keseluruhan hasil peledakan dikarenakan terhalang dan tidak lolos dari ukuran
ayakan 100 cm.
Evaluasi Fragmentasi Hasil Peledakan Interburden B2-C
Berdasarkan data prediksi fragmentasi menurut Kuz-Ram, selanjutnya
akan dilakukan evaluasi secara aktual apakah prediksi distribusi ukuran
fragmentasi Kuz-Ram tersebut telah sesuai dengan kenyataan aktual di lapangan
setelah terjadinya peledakan. Evaluasi secara aktual ini menggunakan software
demo Split Desktop 2.0, program ini melakukan perhitungan distribusi
fragmentasi dari batuan melalui analisis gambar digital grayscale dengan
menempatkan skala pembanding yaitu berupa sebuah bola basket yang
diameternya berukuran 25 cm. Dari hasil evaluasi distribusi fragmentasi hasil
peledakan menggunakan software demo Split Desktop 2.0 dengan memasukkan
objek foto yang telah disimpan di komputer dan telah dilakukan langkah-langkah
pengerjaan, maka di peroleh hasil pada tabel seperti berikut ini.
Tabel 3. Data Evaluasi Aktual Fragmentasi di Pit 2 Split Desktop 2.0
No Tanggal Lokasi Jumlah Top ̅)
(𝑿 Tertahan (R) (%) Lolos (Y) (%)
Lubang Size (cm) ≥ 100 cm ≥ 100 cm
1 13/07/2018 PIT 2 50 110.66 80.95 4.92 95.08
2 14/07/2018 PIT 2 35 163.51 131.5 42.88 57.12
3 16/07/2018 PIT 2 30 116,94 83,39 8,38 91,62
4 19/07/2018 PIT 2 60 83.17 57.92 0 100
5 20/07/2018 PIT 2 55 87.91 62.19 0 100
6 21/07/2018 PIT 2 50 109.91 76.62 5.49 94.51
7 23/07/2018 PIT 2 60 107.54 83.51 4.6 95.4
8 24/07/2018 PIT 2 65 88.04 65.73 0 100
9 25/07/2018 PIT 2 50 73.53 56.32 0 100
10 26/07/2018 PIT 2 60 162.27 123.42 33.77 66.23
11 14/08/2018 PIT 2 50 156,96 116,21 61,37 38,63
12 15/08/2018 PIT 2 65 81,74 57,51 0 100
13 16/08/2018 PIT 2 65 149,74 115,74 33,33 66,67
14 18/08/2018 PIT 2 35 101,34 76,54 1,36 98,64
15 19/08/2018 PIT 2 50 126,85 89,18 12,21 87,79
16 20/08/2018 PIT 2 30 96,45 75,69 0 100
17 23/08/2018 PIT 2 40 81,47 46,10 0 100

Rata – rata 50 111,65 82,27 12,25 87,75


(Sumber : Data Penulis)

Cummulative Size Distribution


120
PERCENT PASSING (%)

100

80

60

40

20

SIZE (CM)

Gambar 5. Kurva Kumulatif Distribusi Ukuran Fragmentasi Split Desktop 2.0


(Sumber :Penulis)
Dari data evaluasi fragmentasi secara aktual, bahwa fragmentasi di Pit 2
menunjukkan ukuran fragmentasi batuan yang paling besar (top size) dari suatu
peledakan itu berukuran 111,65 cm. Untuk distribusi ukuran fragmentasi rata-
rata yaitu berukuran (𝑋̅) 82,27 cm dengan rata-rata (R) persen material yang
tertahan pada ayakan ukuran 100 cm yaitu sebanyak 12,25% dan rata-rata (Y)
persen material yang lolos pada ayakan ukuran 100 cm yaitu 87,75%. Ukuran
fragmentasi hasil peledakan secara aktual dilapangan saat ini memiliki distribusi
ukuran yang masih dikatakan kurang optimal tidak sesuai dengan distribusi
ukuran yang di targetkan.
Kajian Teknis Fragmentasi Terhadap Faktor Isian Bucket Shovel Komatsu
PC 3000
Ukuran fragmentasi yang baik dapat ditentukan oleh dimensi bucket alat
gali yang dalam hal ini alat gali yang diamati berupa Shovel Komatsu PC 3000
dengan kapasitas bucket sebesar 15 m3. Berdasarkan kapasitas bucket Shovel
Komatsu PC 3000 tersebut maka dapat diketahui target fragmentasi yang dimuat
oleh alat Shovel PC 3000. Untuk menentukan target ukuran maksimal
fragmentasi yang digali terhadap kapasitas bucket Shovel Komatsu PC 3000 yaitu.
Target ukuran rata-rata fragmentasi yang digali (cm)
Pdegree = (0,15 – 0,2) 3√E
= 0,2 x 3√15
= 0,49 m
= 49 cm
Berdasasrkan target ukuran rata-rata fragmentasi (Pdegree) yang digali oleh
Shovel Komatsu PC 3000 dengan kapasitas bucket sebesar 15 m3 yaitu
fragmentasi yang berukuran 49 cm, maka target ukuran fragmentasi tersebut
masih jauh dari yang diharapkan dan masih tidak optimal. Secara aktual
dilapangan pada Pit 2 ukuran rata-rata fragmentasinya yaitu (𝑋̅) 82,27 cm, hal
ini sangat berpengaruh pada faktor isian bucket Shovel Komatsu PC 3000 dan
perlu dilakukan pengkajian seberapa besar faktor isian bucket Shovel Komatsu
PC 3000 terhadap ukuran rata-rata fragmentasi secara aktual dilapangan seperti
data tabel berikut ini.
Tabel 4. Data Faktor Pengisian (FP) %
Jumlah Kapasitas Kapasitas Faktor
No Tanggal Top ̅)
(𝑿 Kali Bucket Bucket Pengisian
Size (cm) Isi Nyata (Vb) Teoritis (Vd) FP (%)
Bucket m3 m3
1 13/07/2018 110.66 80.95 6 9.7 15 65
2 14/07/2018 163.51 131.5 7 8 15 53
3 16/07/2018 116,94 83,39 6 9.7 15 65
4 19/07/2018 83.17 57.92 5 12 15 80
5 20/07/2018 87.91 62.19 5 12 15 80
6 21/07/2018 109.91 76.62 6 9.7 15 65
7 23/07/2018 107.54 83.51 6 9.7 15 65
8 24/07/2018 88.04 65.73 5 12 15 80
9 25/07/2018 73.53 56.32 5 12 15 80
10 26/07/2018 162.27 123.42 7 8 15 53
11 14/08/2018 156,96 116,21 6 9.7 15 65
12 15/08/2018 81,74 57,51 5 12 15 80
13 16/08/2018 149,74 115,74 6 9.7 15 65
14 18/08/2018 101,34 76,54 5 12 15 80
15 19/08/2018 126,85 89,18 5 12 15 80
16 20/08/2018 96,45 75,69 5 12 15 80
17 23/08/2018 81,47 46,10 5 12 15 80

Rata – rata 111,65 82,27 6 11 15 71


(Sumber : Data Penulis)
90 80 80 80 80 80 80 80 80 80
80
65 65 65 65 65 65

FAKTOR PENGISIAN (%)


70
60 53 53
50
40
30
20
10
0

SIZE (CM)

Gambar 6. Kurva Hubungan Ukuran Fragmentasi dengan Faktor Pengisian


(Sumber :Penulis)
Rata-rata Faktor Isian Bucket Shovel Komatsu PC 3000
Berat Belaz Isi−Berat Belaz Kosong
 Kapasitas Bucket Nyata (𝑉𝑏) =
Jumlah Kali Isi Bucket
230.000 kg −100.100 kg
=
6 Kali
130.000 kg
=
6 Kali

= 23.710 kg = 23,71 ton


23,71 ton
= = 10,72 m3
2,21 ton/m3

= 11 m3
𝑉𝑏
 Faktor Pengisian (FP) % = 𝑋 100%
𝑉𝑑
11 𝑚3
= 𝑋 100%
15 𝑚3

= 71 %
Dari data rata-rata faktor isian bucket yang telah didapatkan dari tabel
diatas yaitu sebesar 71%, dapat dilihat bahwa kemampuan bucket Shovel
Komatsu PC 3000 dalam menggali material hasil peledakan di Pit 2 yang rata-rata
berukuran (𝑋̅) 82,27 cm dengan kemampuan masih <75% atau dibawah rata-rata
(below average) yang disesuaikan dengan gambar bucket fill factor range yang
tertera di bab sebelumnya. Dari hasil aktual ukuran fragmentasi dan hasil aktual
faktor isian bucket tersebut masih diasumsikan belum optimal dan terjadi
penurunan kemampuan Shovel Komatsu PC 3000 dalam menggali material hasil
peledakan.
Evaluasi Perbaikan Ukuran Fragmentasi Menggunakan Bottom Air Deck
Terhadap Faktor Isian Bucket Shovel Komatsu PC 3000
Untuk mengoptimalkan ukuran fragmentasi hasil peledakan penulis
berfokus pada evaluasi perbaikan ukuran fragmentasi Pit 2 Banko Barat PT Bukit
Asam Tbk, saat ini telah dilakukan 3 kali percobaan peledakan menggunakan
bottom air deck untuk melihat sejauh mana pengaruh dari penggunaan bottom air
deck ini terhadap evaluasi perbaikan ukuran fragmentasi. Bottom air deck
merupakan istilah yang digunakan untuk ruang kosong yang terdapat di bawah
dasar lubang tembak yang telah diisi bahan peledak. Alternatif bottom air deck ini
memiliki panjang 1 meter dan merupakan acuan awal percobaan peledakan
dengan panjang air deck 1 meter ini tidak serta merta dapat mengurangi kolom
isian bahan peledakan. Sebagai alternatif langkah awal percobaan saat ini air
deck dipasang dibagian kolom isian untuk mengurangi kolom stemming sebesar
1 meter tanpa mengurangi kolom isian bahan peledak. Berikut ini gambar sketsa
dari air deck.

Gambar 7. Alternatif Air Deck


(Sumber : Dokumentasi Penulis)
Percobaan menggunakan bottom air deck ini pada peledakan di Pit 2
Banko Barat bertujuan sebagai solusi alternatif untuk memperbaiki ukuran
fragmentasi dan sekaligus untuk mengurangi tingkat getaran tanah karena
peledakan di Pit 2 Banko Barat ini berlokasi tidak jauh dari pemukiman warga
yaitu sekitar 1,5 km. Dalam hal penulis memberikan solusi untuk tetap
menggunakan bottom air deck untuk mencapai target hasil ukuran fragmentasi
yang optimal di Pit 2 Banko Barat PT Bukit Asam. Pembuatan rancangan geometri
peledakan dengan menambahkan alternatif bottom air deck harus disesuai pada
kondisi aktual dilapangan, agar dengan adanya alternatif bottom air deck ini
sesuai dengan tujuan untuk dapat mengontrol tingkat getaran dan efek
lingkungan akibat peledakan serta untuk mendapatkan hasil fragmentasi yang
optimal. Berikut ini adalah data geometri peledakan yang menggunakan bottom
air deck.
Tabel 5. Geometri Peledakan Menggunakan Bottom Air Deck

Air
Deck
Lokasi Jumlah De Burden Spacing Kedalaman Stemming PC
Tanggal Length
Lubang (inch) (m) (m) Lubang (m) (m) (m)
(ADL)
(m)
16/07/2018 PIT 2 30 7,875 6 6 7 1 4,1 1,9
17/07/2018 PIT 2 50 7,875 6 6 7 1 4,1 1,9
18/07/2018 PIT 2 55 7,875 6 6 7 1 4,1 1,9
Rata-rata 45 7,875 6 6 7 1 4,1 1,9
(Sumber : Data Penulis)
Gambar 8. Geometri Aktual
(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Gambar 9. Geometri Menggunakan Bottom Air Deck


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Pada geometri peledakan aktual secara normal masing-masing nilai


parameternya yaitu burden 6 m, spacing 6,71 m, stemming 5,14 m, kedalaman
lubang 7 m, dan panjang kolom isian (PC) 1,86 m, sedangkan geometri peledakan
yang menggunakan bottom air deck ini masing-masing nilai parameternya yaitu
burden 6 m, spacing 6 m, stemming 4,1 m, kedalaman lubang 7 m, dan panjang
kolom isian (PC) 1,9 m. Dalam hal ini kedalaman lubang yang awalnya 7 m setelah
ditambahkan bottom air deck dibagian dasar lubang maka nantinya ini
berpengaruh pada pengurangan stemming sebanyak 1 m yang dalam kondisi
normalnya stemming 5,1 m sekarang menjadi 4,1 m. Setelah adanya penambahan
alternatif bottom air deck ini apakah fragmentasi yang dihasilkan setelah
peledakan akan mencapai target ukuran yang optimal atau tidak. Sehingga perlu
dilakukan evaluasi distribusi ukuran fragmentasi secara aktual dengan
menggunakan software demo Split Desktop 2.0, berikut ini adalah tabel hasil
evaluasi distribusi ukuran fragmentasi peledakan menggunakan bottom air deck.
Tabel 6. Evaluasi Fragmentasi Split Desktop 2.0 Bottom Air Deck
Tanggal Lokasi Jumlah Top ̅)
(𝑿 Tertahan (R) (%) Lolos (Y) (%)
Lubang Size (cm) ≥ 100 cm ≥ 100 cm
16/07/2018 PIT 2 30 69,49 40,89 0 100
17/07/2018 PIT 2 50 87,37 58,88 0 100
18/07/2018 PIT 2 55 94,43 69,14 0 100

Rata-Rata 45 83,76 56,30 0 100


(Sumber : Data Penulis)
Dari data evaluasi fragmentasi pada geometri menggunakan bottom air
deck secara aktual seperti yang pada tabel diatas, untuk ukuran batuan yang
paling besar (top size) dari peledakan itu berukuran 83,76 cm. Untuk distribusi
ukuran fragmentasi rata-rata (𝑋̅) yaitu berukuran 56,30 cm dengan rata-rata (R)
persen material yang tertahan pada ayakan ukuran 100 cm yaitu sebanyak 0%
dan rata-rata (Y) persen material yang lolos pada ayakan ukuran 100 cm yaitu
100%. Jadi untuk fragmentasi hasil peledakan dengan menggunakan bottom air
deck ini menghasilkan distribusi ukuran fragmentasi yang sudah optimal dan
sudah mendekati sesuai dengan yang ditargetkan dan perlu dilakukan
pengkajian seberapa besar faktor isian bucket Shovel Komatsu PC 3000 terhadap
ukuran rata-rata fragmentasi (𝑋̅) 56,30 cm pada kondisi aktual menggunakan
bottom air deck tersebut.
Dari hasil pengamatan penulis dilapangan, dengan ukuran fragmentasi
aktual yaitu ukuran (top size) 83,76 cm dan ukuran distribusi rata-ratanya (𝑋̅)
56,30 cm, dengan ukuran fragmentasi tersebut alat gali Shovel Komatsu PC 3000
mampu melakukan pemuatan (loading) kedalam alat angkut (hauling) berupa
Belaz 75135 dapat memuat sebanyak 5 kali bucket Shovel Komatsu PC 3000.
Dalam hal ini terdapat peningkatan jumlah seberapa banyak bucket Shovel
Komatsu PC 3000 dalam memuat material hasil peledakan kedalam satu alat
angkut berupa Belaz 75135. Sehingga dapat pula ditentukan berapa persen
kemampuan faktor pengisian bucket Shovel Komatsu PC 3000 dengan rata-rata
ukuran fragmentasi (𝑋̅) 56,30 cm seperti tabel berikut ini.
Tabel 7. Data Faktor Pengisian (FP %) Geometri Menggunakan Bottom Air Deck
Jumlah Kapasitas Kapasitas Faktor
No Tanggal Top ̅)
(𝑿 Kali Bucket Bucket Pengisian
Size (cm) Isi Nyata (Vb) Teoritis (Vd) FP (%)
Bucket m3 m3
1 13/07/2018 69,49 40,89 5 12 15 80
2 14/07/2018 87,37 58,88 5 12 15 80
3 16/07/2018 94,43 69,14 5 12 15 80

Rata – rata 83,76 56,30 5 12 15 80


(Sumber : Data Penulis)
Faktor Isian Bucket Shovel Komatsu PC 3000 Mengggunakan Bottom Air Deck
Berat Belaz Isi−Berat Belaz Kosong
 Kapasitas Bucket Nyata (𝑉𝑏) =
Jumlah Kali Isi Bucket
230.000−100.100
=
5 Kali
130.000
= = 26.000 kg = 26 ton
5 Kali
26 ton
= = 11,76 m3
2,21 ton/m3

= 12 m3
𝑉𝑏
 Faktor Pengisian (FP) % = 𝑋 100%
𝑉𝑑
12 𝑚3
= 𝑋 100%
15 𝑚3

= 80 %
Dari faktor isian bucket yang telah didapatkan dari data tabel dan
perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa kemampuan bucket Shovel Komatsu PC
3000 dalam menggali material hasil peledakan yang rata-rata berukuran 56,30
cm dengan kemampuan pengisian bucket sebesar 80% dan sudah mencapai rata-
rata (average) atau sudah optimal (>75%) yang sesuai dengan gambar bucket fill
factor range yang tertera di bab sebelumnya. Dari hasil aktual untuk peledakan
menggunakan alternatif bottom air deck tersebut target ukuran fragmentasi dan
faktor isian bucket Shovel Komatsu PC 3000 sudah dapat dikatakan optimal dan
tercapai dikarenakan adanya peningkatan faktor isian bucket pada Shovel
Komatsu PC 3000.
Sehingga dengan adanya peledakan menggunakan bottom air deck ini
dapat mengatasi masalah dari tidak tercapainya target ukuran fragmentasi hasil
peledakan menjadi tercapainya target ukuran fragmentasi hasil peledakan yang
berdampak juga pada tingkat pengoptimalan faktor isian bucket Shovel Komatsu
PC 3000.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pengolahan data tugas akhir yang penulis
lakukan di PT Bukit Asam Tbk, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal
yaitu sebagai berikut :
1. Dari hasil pengamatan dan pengumpulan data pada operasi peledakan di
PT Bukit Asam Tbk maka diperoleh geometri peledakan secara aktual di
Pit 2 rata-rata yaitu diameter lubang 7,875 inci, burden 6 m, spacing 6,5
m, kedalaman lubang 7 m, stemming 5,12 m dan panjang isian PC yaitu
1,88 m.
2. Dari hasil analisa fragmentasi secara aktual di Pit 2 menggunakan
software demo Split-Desktop 2.0, maka didapatkan distribusi ukuran
fragmentasi rata-rata (𝑋̅) 82,27 cm, (R) persen material yang tertahan pada
ayakan ukuran 100 cm yaitu 12,25% dan (Y) persen material yang lolos
pada ayakan ukuran 100 cm yaitu 87,75%.
3. Berdasarkan distribusi ukuran rata-rata (𝑋 ̅) 82,27 cm fragmentasi hasil
peledakan secara aktual, dengan ukuran fragmentasi tersebut didapatkan
faktor isian bucket Shovel Komatsu PC 3000 yaitu sebesar 71%. Sehingga
dapat diasumsikan bahwa faktor isian bucket Shovel Komatsu PC 3000
belum optimal (<75%) dan masih dibawah rata-rata (below average).
4. Berdasarkan evaluasi fragmentasi hasil peledakan menggunakan bottom
air deck dan sekaligus sebagai rekomendasi yang penulis berikan untuk
mencapai hasil framentasi yang lebih baik, maka didapatkan distribusi
ukuran fragmentasi rata-rata (𝑋 ̅) 56,30 cm, (R) persen material yang
tertahan pada ayakan ukuran 100 cm yaitu 0% dan (Y) persen material
yang lolos pada ayakan ukuran 100 cm yaitu 100%. Dengan ukuran
fragmentasi tersebut didapatkan faktor isian bucket Shovel Komatsu PC
3000 yaitu sebesar 80% dan dapat diasumsikan bahwa faktor isian bucket
Shovel Komatsu PC 3000 sudah optimal (>75%) dan sudah mencapai rata-
rata (average)
Saran
1. Sebaiknya ukuran gometri peledakan secara aktual di lapangan harus
sesuai dengan perencanaan peledakan agar dapat mencapai target
distribusi ukuran fragmentasi yang diharapkan.
2. Melihat hasil evaluasi tersebut, akan lebih baik jika operasi peledakan
khususnya di PIT 2 banko barat selanjutnya menggunakan bottom air
deck dengan keuntungan yang didapatkan berupa mencapai target
distribusi ukuran fragmentasi yang diharapkan, memperoleh faktor isian
bucket Shovel Komatsu PC 3000 yang optimal, dan target produktifitas
Shovel Komatsu PC 3000 tercapai.
3. Agar dilakukan penelitian perhitungan fragmentasi dengan metode
lainnya sebagai pembanding dan untuk mengetahui metode pengukuran
fragmentasi apa yang paling mendekati hasil sebenarnya di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, C. V. B., 1983. Fragmentation estimations and the Kuz–Ram model
– four years on. Proceedings of Second International Symposium on Rock
Fragmentation by Blasting, Keystone, Colorado.
Demenegas, Vasileicos, 2008. Fragmentation Analysis of Optimized Blasting
Rounds In The Aitik Mine – Effect od Specific Charge, Lulea University of
Technology Department of Civil Mining and Environmental Engineering.
Dyno, Nobel, 1997. Efficient Blasting Techniques, Blast Dynamics: U.S.A.
Holmberg, R, 2003. Explosives and Blasting Technique: Proceedings of Efee Second
World Conference on Explosives and Blasting Technique, 2003, A.A.
Balkema:Netherlands.
Indonesianto, Yanto, 2013. Pemindahan Tanah Mekanis, Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta : Yogyakarta.
Koesnaryo, S, 2011. Teknik Peledakan Batuan, Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta : Yogyakarta.
Konya, C. J. and E. J. Walter, 1990. Surface Blast Design. New Jersey : Prentice-
Hall, Inc.
Lilly, P.A., 1986. The Use Of The Blastability Index In The Design Of Blasts For
Open Pit Mines. AusIMM/IEAust Large Open Pit Mining Confrence. Newman.
Melnikov, N.V., Marchenko, L.N., Seinov, N.P., and Zharikov, I.F., 1979. A Method
of Enhanced Rock Blasting by Blasting. IPKON AN SSR. Moskow.
Siddiqui. F.I. Ali Shah, S.M., Behan,M.Y. 2009. Measurement of Size Distribution
of Blasted Rock Using Digital Image Processing. Mehran University of Eng
and Tech, Jamshoro : Pakistan.
Suwandi, A, 2009. Diktat Kursus Juru Ledak XIV pada Kegiatan Penambangan
Bahan Galian. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai