Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PLC (PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

Disusun oleh:

KELOMPOK 1
1. Adista Dekasari (170400313)
2. Binti Mufarida (170400315)
3. Dika Febriani (170400323)
4. Selvia (170400337)

Dosen Pengampu:
Aulia El Hakim, S.ST., M.T.

JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER KONTROL
POLITEKNIK NEGERI MADIUN

2019
PRAKTIKUM VI
DESCRIBE THE OPERATION OF A TIMER – DRIVEN SEQUENCE
I. Tujuan
Mahasiswa mampu mendesain dan melakukan percobaan dengan mengontrol sebuah
program secara berurutan berdasarkan satu waktu.
II. Dasar Teori
PLC (Programmable Logic Controller) sebagai piranti elektronika digital yang
menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpul-
an instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu, seperti logika,
sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk mengendalikan berbagai
jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.
Dalam system PLC terdapat 4 komponen bagian utama, keempat komponen bagian
utama tersebut:
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Monitor/programmer
3. Module I/O PLC
4. Power Supply
Didalam pemrograman PLC dikenal bermacam metode pemrograman, salah satunya
ladder diagram. Suatu Ladder diagram tersusun dari beberapa symbol inputan dan
keluaran yang memiliki alamat-alamat tertentu, symbol tersebut antara lain:
a. Normally open (NO), keadaan input-an (dapat berupa saklar, puss button, sensor,dll)
yang normalnya pada posisi OFF, dan akan ON bila relay telah ter-energies
-----| |----- Normally open (NO)

b. Normally close (NC), keadaan input-an yang normalnya pada posisi ON, dan akan
OFF bila relay telah terenergies
-----|/|----- Normally close(NC)
c. Output, keluaran dapat berupa relay, lampu, Buzzer, motor, pneumatic, dll

--------( )-| output

d. Timer, pewaktu (delay) yang dapat diatur pada PLC memiliki teknologi solid state
sehingga mempunyai kecermatan dan kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan
relay konvensional

-----|-----------| Timer

|TIM |

||

|-----------|

|address |

||
|-----------|

|value |

||

|-----------|

e. Counter (pencacah), counter PLC dapat sebagai pencacah naik maupun pencacah
turun dimana tergantung pada nilai yang dimasukkan dalam fungsi counter tersebut.
Untuk pencacah naik (up-conter), pencacah dimulai dari 0 dan kemudian ditambah 1
pada masing-masing pulsa on dari masukan pencacah. Ketika nilai setting-nya telah
tercapai, maka keluaran akan ter-energize. Pengaktifan masukan reset akan
mengakibatkan pencacah akan kembali ke nilai awal yaitu 0 dan juga akan mereset
keluaran pencacah. Pada pengoperasian pencacah turun (down-counter) dimulai dari
nilai setting-nya dan ketika telah mencapai nilai 0 maka akan mengaktifkan keluaran
pencacah.

-----|-----------| Counter

|CNT |

||

|-----------|

-----|address |

||

|-----------|

|Value |

|-----------|
Timer adalah alat penunda waktu yang terkelompok dalam jenis saklar. Berdasarkan
sifat saklarnya, timer dibagi menjadi dua yaitu On-Delay Timer dan Off-Delay Timer.
Penjelasanya sebagai berikut :
1. On-Delay timer : Tipe On-Delay timer merupakan timer yang sangat sederhana, yaitu
setelah sensor melalui input berkondisi ON, maka tidak langsung memberikan reaksi
ON pada output karena harus menunggu selama
waktu yang telah ditentukan ( misal x detik). Timer yang demikian sering disebut
dengan TON (Time On Delay)
2. OFF-Delay Timer : Timer ini kebalikan dari timer diatas, setelah sensor melalui
input berkondisi ON, maka tidak langsung memberikan reaksi OFF pada output
karena harus menunggu selama waktu yang telah ditentukan ( misal x detik). Timer
yang demikian sering disebut dengan TOF (timer off-delay).

III. Alat dan Bahan


1. Komputer dengan aplikasi SIMATIC
2. Modul PLC siemens 89-OS
3. Modul PLC siemesn 89-DWS

IV. Langkah Percobaan


1. Buka aplikasi SIMATIC MANAGER yang sudah terinstal di PC/laptop. Kemudian
akan muncul tampilan seperti ini.

2. Tentukan jenis dan type CPU yang digunakan. Pastikan sesuai dengan yang tertera di
PLC
3. Kemudian pilih OB1 dan LAD, lalu klik next.

4. Beri nama pada project yang akan dibuat, lalu klik finish.
V. Gambar Rangkaian
a. Percobaan 1 (Objective 9)
b. Tugas (SKILL 7)
VI. Hasil Percobaan
a. Percobaan 1 (Objective 9)

M0.0 PB1 PB2 Timer Timer Q5.4 Q5.5 Q5.6

( T0) (T1)

Aktif Ditekan - Counter - Nyala Nyala Mati


(13s)

Aktif - - Selesai Counter Mati Mati Nyala


(30s)

Aktif - - - Selesai Mati Mati Mati

Mati - Ditekan Off Off Mati Mati Mati

b. Tugas (SKILL 7)

M0.0 PB1 PB2 Timer (T0) Timer (T1) Q12.2

Aktif Ditekan - Counter (5s) - Maju

Aktif - - Selesai Counter (5s) Mundur

Mati - Ditekan Off Off Mundur

VII. Analisa
Pada praktikum kali ini kami melakukan 2 percobaan , dimana kami menggunakan
timer pada PLC untuk mengontrol suatu sistem kerja program berurutan berdasarkan
satu waktu dan proses kerja piston pada selenoid valve dengan fungsi timer SD. Berikut
ini penjelasan percobaan yang telah kami lakukan.
a. Percobaan 1 (Objective 9)
Pada implementasi timer kali ini kami melakukan percobaan sistem kerja pada
program yang berurutan berdasarkan satu waktu. Pada percobaan ini kami
menggunakan fungsi timer SD, dengan fungsi interlock pada M0.0.

Pada saat PB1 (I0.0) ditekan maka akan mengaktifkan M0.0 kemudian timer (T0)
(SD) akan counter selama 13s dan indikator Q5.4 menyala (high) , Q5.5 menyala
(high) dan Q5.6 mati (Low), setelah timer (T0) counter selama 13s maka proses
pada timer ini (T0) selesai.

Kemudian proses selanjutnya yaitu pada timer T1, dimana timer T1 akan counter
selama 30 s dengan indikator Q5.4 mati (low), Q5.5 mati (low), dan Q5.6 nyala
(high).
Setelah semua proses pada timer (T0) dan timer (T1) selesai maka selanjutnya
kondisi akan kembali pada kondisi dimana PB1 (I0.0) belum di running dengan
indikator Q5.4 mati (Low), Q5.5 mati (Low), dan Q5.6 mati (Low).

Kemudian ketika PB2 ditekan maka proses akan berhenti secara keseluruhan hal ini
dikarenakan pada saat di reset timer (T0) OFF dan timer (T1) OFF dimana tidak
ada proses kerja pada sistem kontrol sehingga indikator pada alat tidak menyala dan
proses berhenti keseluruhan.

b. Tugas (SKILL 7)
Pada implementasi timer ini kami menggunakan timer SD untuk menjalankan piston
dengan selenoid valve, dimana selenoid valve yang kami gunakan adalah singe valve
yang artinya hanya akan berkondisi high (1) dan low (0).

Dimana ketika PB1 (I0.0) ditekan akan mengaktifkan M0.0 sebagai interlock dengan
timer (T0) counter selama selang waktu 5s dengan output Q12.2 (piston) maju
(high)
Setelah selang waktu 5s dari Q12.2 (piston) maju (high) kemudian Q12.2 (piston)
akan mundur (low) dengan waktu 5s.

Ke dua kondisi diatas akan terus berlaku sampai kita menekan tombol reset PB2
(I0.1) maka piston akan kembali pada kondisi awal sebelum timer kita running.

Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah kami buat tentang Describe The Operation Of a Timer –
Driven Sequence

Anda mungkin juga menyukai