Anda di halaman 1dari 14

Tugas Sejarah

Nama :
Satrio Hardi Lawu A (33)
Danendra Rakha (8)
M . Ikbar Zaidan (33)
Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari (Hanacaraka: ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦱꦶ ꦔ꧀ꦲꦱꦫꦶ ) atau sering pula
ditulis Singhasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan
oleh Ken Arok pada tahun 1222.[1] Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di
daerah Singasari, Malang.

Nama ibu kota


Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya
ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan
tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang


bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari.
Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada
nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan
Singhasari.

Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
Awal berdiri
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang
menjabat sebagai akuwu(setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati
dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang
kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang
bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kerajaan Kadiri.

Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kadiri melawan
kaum brahmana. Para brahmanalalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat
dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang
melawan Kerajaan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.

Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel,
namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan
Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputrayang berhasil
mengalahkan Kertajaya raja Kerajaan Kadiri.

Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari
Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut
dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang
melawan Kerajaan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
Silsilah Wangsa Rajasa

Silsilah Wangsa Rajasa dari sumber prasasti dan naskah kepujanggaan

Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasa Singhasari dan Majapahit. Penguasa ditandai dengan blok
warna dalam gambar ini.[3]
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa
Singasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan
antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.

Versi Pararaton

1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)


2. Anusapati (1247 - 1249)
3. Tohjaya (1249 - 1250)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
5. Kertanagara (1272 - 1292)
Versi Nagarakretagama

1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)


2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Kertanagara (1254 - 1292)

Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari
balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati
dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat
pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang
digantikan Kertanagara (putranya) secara damai. Sementara itu versi Nagarakretagama tidak
menyebutkan adanya pembunuhan antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini
dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam
Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut
dianggap sebagai aib.

Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati
menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung (yang
dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai
raja Kerajaan Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita
dalam Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku
raja bawahan di Kerajaan Kadiri. Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik
takhta tahun 1254 dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi
raja muda di Kerajaan Kadiri dahulu, baru pada tahun 1268 ia bertakhta di Singhasari.
Diagram silsilah di samping ini adalah urutan penguasa dari Wangsa Rajasa, yang bersumber
dari Pararaton.
Raja – Raja Berpengaruh
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1272 - 1292). Ia
adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia
mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng
pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra
adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya
dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang
dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara.

Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta
agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas
oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di
luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

A. Kehidupan Politik

Kehidupan politik pada masa Kerajaan Singasari dapat kita lihat dari raja-raja yang pernah
memimipinya. Berikut ini adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari.

1. Ken Arok (1222–1227).

Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah
Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai
munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227
Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan
di Kegenengan dalam bangunan Siwa– Buddha.

2. Anusapati (1227–1248).
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati.
Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan
pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.

Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok
dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga
diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta
sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo
menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati.
Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.

3) Tohjoyo (1248)

Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun,
Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama
Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para
pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.

4) Ranggawuni (1248–1268)

Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana
oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu
angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman
dan kesejahteran rakyat Singasari.

Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai
yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan
Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau
Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5) Kertanegara (1268–-1292).

Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk
menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja
Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu
mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan
gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti
Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep
(Madura) dengan gelar Aria Wiaraja.
Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara
mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang
berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan mengirimkan patung Amogapasa ke
Dharmasraya atas perintah raja Kertanegara. Tujuannya untuk menguasai Selat Malaka. Selain itu
juga menaklukkan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat) dan Gurun (Maluku).
Kertanegara juga menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa, dengan tujuan untuk
menahan perluasan kekuasaan Kublai Khan dari Dinasti Mongol. Kublai Khan menuntut rajaraja
di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak
dengan melukai utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kublai
Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirikan pasukannya ke Jawa.

Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol, maka
Jayakatwang menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Jayakatwang adalah keturunan
Kertajaya - Raja terakhir Kerajaan Kediri. Serangan dilancarakan oleh Jayakatwang dari dua arah,
yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana
dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanagera beserta
pembesarpembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Raden Wijaya (menantu Kertanegara)
berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan
kepada Aria Wiraraja (Buapati Sumenep). Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat
pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang serta diberikan sebidang tanah yang bernama
Tanah Terik yang nantinya menjadi asal usul Kerajaan Majapahit.

Dengan gugurnya Kertanegara pada tahun 1292, Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.
Ini berarti berakhirlah kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya,
Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa-Buddha (Bairawa) di Candi Singasari.
Sedangkan arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog, yang sekarang berada di Taman
Simpang, Surabaya.

B. Kehidupan Ekonomi

Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi keterangan secara
jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi, berdasarkan analisis bahwa pusat
Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai Brantas dapat diduga bahwa rakyat Singasari
banyak menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil
bumi yang melimpah sehingga menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama
tempat-tempat yang strategis untuk lalu lintas perdagangan.
Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas perdagangan dari
wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian, perdagangan juga menjadi andalan bagi
pengembangan perekonomian Kerajaan Singasari.

C. Kehidupan Sosial-Budaya

Peninggalan kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi, dan patung. Candi
peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi Singasari.
Adapun patung-patung yang berhasil ditemukan sebagai hasil kebudayaan Kerajaan Singasari,
antara lain Patung Ken Dedes sebagai Dewi Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan Patung
Kertanegara sebagai Amoghapasa.

Rakyat Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok sampai masa
pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken Arok, kehidupan sosial
masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan kehidupan sosial masyarakat Singasari
kemungkinan yang menyebabkan para brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok
ataskekejaman rajanya.

Akan tetapi, pada masa pemerintahan Anusapati kehidupan masyarakat mulai terabaikan. Hal itu
disebabkan raja sangat gemar menyabung ayam hingga melupakan pembangunan kerajaan.

Keadaan rakyat Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah Wisnuwardhana naik takhta
Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat Singasari setelah Kertanegara menjadi raja.
Pada masa pemerintahan Kertanegara, kerajaan dibangun dengan baik. Dengan demikian, rakyat
dapat hidup aman dan sejahtera.

Dengan kerja keras dan usaha yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin menyatukan
seluruh wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai juga walaupun belum sempurna.
Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Melayu, Semenanjung
Malaka, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Keruntuhan

Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir Singhasari.

Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya
mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelanggelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar,
sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.

Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di
Kerajaan Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.

Peninggalan Kerajaan Singasari

Sejarah dari Kerajaan Singasari ini bisa dibilang cukup singkat sebab sengketa yang terjadi di
dalam Kerajaan tentang perebutan kekuasaan seringkali terjadi. Saat Kerajaan Singasari ini tengah
sibuk untuk mengirim angkatan perang ke wilayah luar Jawa, pada akhirnya keajaan ini
mengalami kemunduran dimana pada tahun 1292 timbul pemberontakan Jayakatwang, Bupati
Gelang Gelang, sepupu, ipar dan besan Kertanegara itu sendiri. Pada serangan tersebut,
Kertanegara tewas terbunuh yang menyebabkan Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan dan
Jayakatwang diangkat menjadi raja lalu membangun ibu kota baru di wilayah Kediri sehingga
Kerajaan Singasari pun berakhir.

1. Candi Singosari

Candi Singasari ada di sebuah Desa bernama Desa Candi Renggi, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang yang juga dikenal dengan nama Candi Menara dan Candi Cungkup yang
mengartikan Candi ini merupakan candi tertinggi pada masanya. Menurut perkiraan, candi ini
dibangun pada tahun 1300 M sebagai cara untuk menghormati Raja Kertanegara. Candi Singasari
adalah Candi Syiwa yang dibangun pada bagian tengah halaman dengan beberapa arca Syiwa di
sekeliling taman tersebut. Candi ini dibangun di atas batur kaki dengan tinggi 1.5 M tanpa
dilengkapi dengan relief di sekitar kakinya. Sementara pintu masuk menuju candi menghadap ke
arah selatan yang ada di depan bilik kecil.

2. Arca Dwarapala
Arca Dwarapala adalah sebuah patung penjaga gerbang dalam ajaran Siwa dan juga Buddha
dengan bentuk manusia terlihat seperti monster. Dwarapala diletakkan pada bagian luar candi, kuil
atau bangunan lainnya sebagai pelindung dari tempat suci. Dwarapala digambarkan sebagai
sesosok makhluk seram dan jumlahnya bisa satu, sepasang atau terdiri dari beberapa kelompok.
Dua arca Dwarapala ini dikelilingi dengan pagar besi yang ada di pinggir jalan dan terpisah dari
jalan tersebut. Letaknya berada di kanan dan kiri jalan utama Desa Candi renggo. Pada arca di
sebelah kiri dibangun di atas pedestal buatan tahun 1982 sebab arca tersebut tenggelam sebatas
perut menghadap ke utara.

3. Prasasti Wurare

Peninggalan Kerajaan Singasari selanjutnya adalah prasasti wurare. Ini merupakan prasasti dengan
isi peringatan penobatan arca Mahaksobhaya pada sebuah daerah bernama Wurare sehingga
parasasti ini disebut dengan Prasasti Wuware. Prasasti ditulis dengan bahasa Sansekerta 1211 [21
November 1289]. Arca ini merupakan penghormatan untuk Raja Kertanegara yang oleh
keturunannya dianggap sudah mencapai derajat Jina atau Buddha Agung.
Sementara tulisan prasasti ada di atas lapik arca Buddha dengan melingkar dibagian bawah.
Prasasti ini berbentuk 19 bait sajak dan diantaranya mengisahkan tentang pendeta sakti Arrya
Bharad yang sudah membelah tanah Jawa menjadi 2 kerajaan dengan air ajaib yang ada pada
kendinya sehingga menjadi Janggala dan Pangjalu. Ini dilaksanakan untuk menghindari terjadinya
perang saudara 2 pangeran yang memperebutkan kekuasaan.

4. Prasasti Manjusri

Peninggalan Kerajaan Singasari yang selanjutnya adalah prasasti manjusri. Ini merupakan
manuskrip yang di pahat di bagian belakang Arca Manjusri 1343 dan ditempatkan pada candi Jago
namun sekarang sudah di simpan pada Museum Nasional. Dari tafsiran Bosch pada tulisan prasasti
ini menceritakan kemungkinan Adityawarman membangun candi tambahan pada lapangan candi
Jago. Namun tidak ada bangunan sisa di bagian samping candi Jago. Karakter dari Manjusri
dianggap sebagai personafikasi dari kebijaksanaan transenden yang menceritakan ia duduk diatas
tahta berhias teratai dan pada bagian tangan kiri memegang buku sebuah naskah daun palem dan
tangan kanan memegang pedang yang berarti melawan kegelapan. Pada bagian dada melingkar
sebuah tali dan dikelilingi 4 Dewa yang merupakan replika diri sendiri.

5. Prasasti Singasari
Prasasti ini didirikan tahun 1351 M yang ditemukan di Singasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur
dan untuk saat ini telah di simpan pada museum Gajah dengan tulisan aksara Jawa. Prasasti ini
ditulis sebagai pengingat pembangunan Caitya atau candi pemakaman yang dilakukan Mahapatih
Gajah Mada. Bagian pertama prasasti adalah pentarikhan tanggal mendetail seperti letak benda
angkasa dan bagian kedua menceritakan isis prasasti yakni pariwara pembangunan Caitya.

Simpulan

Kerajaan singosari adalah sebuah kerajaan dari jawa timur, didirikan oleh ken arok pada
1222 dan ber ibukota di singosari sebnarnya nama kerajaan ini adalah kerajaan tumapel
tetapi lebih terkenal dengan nama singosari. dan runtuh pada masa ketika memperluas
area kerajaan keluar jawa sehingga kekurangan pasukan di daerah jawa sehingga terjadi
banyak pemberontakan sampai akhirnya kerajaan singosari pun runtuh.

Daftar Pustaka
Materi berasal dari :

1.https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singasari

2. https://www.zonasiswa.com/2015/04/sejarah-kerajaan-singasari-kehidupan.html

3. https://sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/peninggalan-kerajaan-singasari

4. https://brainly.co.id/tugas/5483185

Anda mungkin juga menyukai