OLEH :
Topik : Hipertensi
Hari/Tanggal : Senin, 12 November 2018
Waktu : 30 menit
Penyaji : Ni Made Ayu Sukma Widyandari
Tempat : Rumah Bpk. DK di Jl. Pulau Ambon Gg. Marmut, No. 2,
Dauh Puri Klod, Denpasar Barat.
1. Latar Belakang
Praktik keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dan menekankan
pada kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi (Dermawan, 2012). Perawatan
kesehatan masyarakat sangat memerlukan keterlibatan petugas puskesmas,
kader kesehatan, dan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dalam setiap tahap
pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat
benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang diberikan.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengefektifan pemeliharaan kesehatan tentang penyakit hipertensi di
Keluarga Bpk. MN.
b. Tujuan Khusus
a. Keluarga Bpk. MN mampu mengetahui
pengertian hipertensi.
b. Keluarga Bpk. MN mampu mengetahui
klasifikasi hipertensi.
c. Keluarga Bpk. MN mampu memahami
penyebab/faktor risiko hipertensi.
d. Keluarga Bpk. MN mampu menyebutkan
tanda dan gejala hipertensi.
e. Keluarga Bpk. MN mampu mengetahui
komplikasi hipertensi.
f. Keluarga Bpk. MN mampu menjelaskan
penanganan hipertensi.
g. Keluarga Bpk. MN mampu menjelaskan
pencegahan hipertensi.
3. Rencana Kegiatan
a. Nama kegiatan
Penyuluhan tentang perilaku hidup sehat terkait penyakit hipertensi
b. Waktu dan tempat
Senin, 12 November 2018 pukul 17.00 Wita di rumah Bpk. MN
c. Sasaran
Keluarga Bpk. MN
d. Alat/media
1. Lembar balik
2. Leaflet
e. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan Hipertensi ini adalah
ceramah dan tanya jawab.
f. Susunan acara
1) Setting waktu
No. Waktu Kegiatan Pelaksana
1. Pukul 17.00 WITA 1. Pembukaan Moderator
a. Pembukaan moderator.
b. Penjelasan tujuan dan
mekanisme
penyuluhan.
c. Moderator
menyerahkan kepada
penyaji untuk memulai
acara penyuluhan
2. Pukul 17.05- 2. Penyampaian materi Penyaji
17.35 WITA penyuluhan
4. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan kegiatan sudah disiapkan sebelum kegiatan
dilaksanakan
b. Alat/media lengkap dan siap digunakan
c. Tempat dan waktu sesuai jadwal
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan hipertensi yang dilaksanakan
berjalan lancar.
b. Keluarga Bpk. MN dapat merespon pertanyaan dari
penyaji.
c. Keluarga Bpk. MN mengikuti kegiatan penyuluhan
dari awal hingga akhir acara.
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga Bpk. MN mengetahui pengertian hipertensi.
b. Keluarga Bpk. MN mengetahui klasifikasi hipertensi.
c. Keluarga Bpk. MN memahami penyebab/faktor risiko hipertensi.
d. Keluarga Bpk. MN menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
e. Keluarga Bpk. MN mengetahui komplikasi hipertensi.
f. Keluarga Bpk. MN menjelaskan penanganan hipertensi.
g. Keluarga Bpk. MN menjelaskan pencegahan hipertensi.
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
PENYAKIT HIPERTENSI
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya merupakan suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Vitahealth, 2006). Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes, 2013).
B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Klasifikasi hipertensi sebagai berikut:
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi
Derajat 1 140-159 Atau 90-99
Derajat 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi pada Orang Dewasa 18 Tahun ke Atas (JNC-VII 2003)
Pada pemeriksaan fisik, tidak ada gejala yang khas pada penderita hipertensi.
Gejala hipertensi yang akan ditemukan saat pemeriksaan fisik yakni tekanan
darah yang tinggi, perubahan pada retina, penyempitan pembuluh darah dan
pada kasus berat dapat terjadi edema pupil. Bila terdapat gejala-gejala khas
sesuai dengan sistem organ yang tervaskularisasi maka gejala tersebut
menunjukkan adanya kerusakan vaskular (Smeltzer & Bare, 2011).
E. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang dapat menjadi penyebab
utama terjadinya gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal (Smeltzer & Bare,
2011). Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan terjadinya pembengkaan
pada jantung yang diakibatkan oleh beban kerja jantung yang meningkat
sehingga terjadi pembengkaan ventrikel kiri (Tambayong, 2010). Ketika
ventrikel tidak mampu mempertahankan curah jantung dan melampaui
hipertrofi kompensasi maka akan terjadi dilatasi dan payah jantung. Dilatasi
dan payah jantung dapat meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen dan dapat
berisiko terkena infark miokard kemudian menimbulkan gagal jantung.
Penyempitan pembuluh darah akibat hipertensi dapat menyebabkan
berkurangnya suplai darah dan oksigen ke jaringan yang akan mengakibatkan
mikroinfark pada jaringan. Penyempitan arteri-arteri kecil dijaringan paling
berdampak pada jaringan otak dan ginjal. Sepertiga kematian akibat hipertensi
terjadi karena obstruksi dan rupturnya pembuluh darah otak. Disfungsi dan
gagal ginjal terjadi karena sklerosis progresif pada pembuluh darah ginjal
(Price & Wilson, 2006).
F. PENANGANAN HIPERTENSI
Prinsip penatalaksanaan hipertensi yaitu :
1. Menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai level paling rendah
yang masih dapat ditoleransi penderita untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian Meningkatkan kemungkinan kualitas dan harapan hidup
penderita.
2. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul dan menormalkan kembali
seoptimal mungkin komplikasi yang sudah terjadi.
Selain pengobatan pada penderita hipertensi, diperlukan juga terapi khusus lain
seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi, terutama pada penderita
pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan kepada keluarga
atau pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta
mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.
G. PENCEGAHAN HIPERTENSI
1. Penatalaksanaan Diet
Tujuan penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah, mempertahankan tekanan darah menuju normal, dan membantu
menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh. Prinsip diet pada penderita
hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
b. Mengatur menu makanan
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi
untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan
kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga
penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung.
Kemenkes, RI (2011) menyebuutkan beberapa bahan makanan yang
dianjurkan bagi pasien hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Makanan yang diolah atau sedikit menggunakan garam natrium, vetsin
dan kaldu bubuk
b. Sumber protein hewani seperti ikan, ungags, daging putih, putih telur,
dan susu rendah lemak
Kemenkes, RI (2011) menyebutkan beberapa bahan makanan yang dibatasi
atau dihindari adalah sebagai berikut :
a) Batasi penggunaan garam dapur yang mengandung natrium, dengan
takaran tidak lebih dari ¼ - ½ sendok per hari.
b) Hindari konsumsi otak, ginjal, paru, jantung, daging kambing, durian
dan tape
c) Hindari makanan yang diawetkan seperti dendeng, abon, ikan asin,
telur asin, sarden, selai kacang, acar dan manisan buah
d) Hindari bumbu-bumbu seperti, kecap asin, terasi, petis, saus, tauco,
bumbu penyedap
DAFTAR PUSTAKA
Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R. (2015). Hypertension: The Silent Killer:
Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama pharmacy
Association.
Kemenkes RI. (2013). Pusat data dan informasi hipertensi. Infodatin. October 9,
2013.http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf.
Price, S.A. & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit, edisi 6, volume 1. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. (2011). Buku ajar keperawatan medical bedah. Volume 2. Edisi
8. Jakarta: EGC.