Anda di halaman 1dari 132

MoDUL PENGEMBANGAN

instrumen PENILAIAN oleh pendidik


mata pelajaran matematika
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
2017
MODUL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OLEH PENDIDIK
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Cetakan Kedua : 2017


MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Kontibutor Naskah: Tim Pembelajaran dan Kurikulum


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
Desain Visual: Kalam J
sumber sebagian ilustrasi: freepic.com (repro.)

Diterbitkan Oleh:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
Kompleks Kemdikbud, Gedung E, Lantai 15, 16, 17
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 12070
Tlp./Fax: 021-5725707, 5725681

© 2016 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama


Kata Pengantar
PUJI SYUKUR kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dengan dukungan berbagai pihak telah berhasil menyusun
dan mengembangkan Modul Pengembangan Instrumen Penilaian oleh
Pendidik untuk Empat Mata Pelajaran di SMP, yaitu mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Modul ini disusun dan dikembangkan dengan latar belakang
bahwa masih banyak pendidik yang perlu ditingkatkan pemahamannya
terkait konsep dan tahapan pengembangan instrumen penilaian. Selain
itu para pendidik masih banyak yang mengeluhkan tentang kesulitan
dalam membuat deskripsi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta
berbagai hal lainnya terkait dengan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengolahan hasil penilaian.
Tujuan dikembangkannya modul ini adalah agar para
pendidik mengetahui dan memahami dengan baik tentang kebijakan,
konsep, pedoman, metode, teknik, dan langkah-langkah dalam
melaksanakan penilaian yang baik dan benar, baik secara formatif
maupun sumatif. Selain itu diharapkan para peserta dapat merubah
paradigma penilaian para pendidik yang umumnya berorientasi pada
assessment of learning, menjadi assessment as learning,
dan assessment for learning, serta dapat menyusun perencanaan
penilaian, melaksanaan penilaian, dan mengolah hasil penilaian dengan
baik dan benar.
Kami mengucapkan terimakasih atas dedikasi dan sumbangan
pemikiran dari tim penyusun, tim penelaah, dan semua pihak yang telah
berperan aktif dalam penyusunan dan penyelesaian modul ini. Semoga
Modul Pengembangan Instrumen Penilaian oleh Pendidik untuk Empat
Mata Pelajaran di SMP ini dapat memberikan manfaat positif bagi
para pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Jakarta, Maret 2017

Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama,

Dr. Supriano, M.Ed.


Daftar Isi

Kata Pengantar √ 3

Daftar Isi √ 4

BAB I Pendahuluan √ 6
A. Latar Belakang √ 6
B. Tujuan Penyusunan Modul √ 7
C. Ruang Lingkup √ 8
D. Sasaran Pengguna Modul √ 8
E. Landasan Hukum √ 8

BAB II Kegiatan Belajar 1


Dasar-Dasar Penilaian oleh Pendidik √ 10
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran √ 10
B. Uraian Materi √ 11
C. Rangkuman √ 21
D. Evaluasi √ 22
E. Glosarium √ 23
F. Daftar Pustaka √ 23
G. Lampiran √ 23

BAB III Kegiatan Belajar 2


Pengembangan Instrumen Penilaian √ 25
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran √ 25
B. Uraian Materi √ 25
C. Latihan √ 52
D. Rangkuman √ 52
E. Evaluasi √ 53
F. Glosarium √ 53
G. Lampiran √ 54
BAB IV Kegiatan Belajar 3
Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap √ 56
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran √ 57
B. Uraian Materi √ 57
C. Latihan √ 67
D. Rangkuman √ 68
E. Evaluasi √ 68
F. Glosarium √ 69
G. Daftar Pustaka √ 69
H. Lampiran √ 70

BAB V Kegiatan Belajar 4


Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan √ 72
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran √ 73
B. Uraian Materi √ 73
C. Latihan √ 96
D. Rangkuman √ 98
E. Evaluasi √ 99
F. Glosarium √ 99
G. Daftar Pustaka √ 99
H. Lampiran √ 100

BAB VI Kegiatan Belajar 5


Pengembangan Instrumen Penilaia Keterampilan √ 103
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran √ 104
B. Uraian Materi √ 104
C. Latihan √ 119
D. Rangkuman √ 119
E. Evaluasi √ 120
F. Glosarium √ 120
G. Daftar Pustaka √ 121
H. Lampiran √ 121
BAb I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran dan penilaian hasil belajar merupakan komponen esensial dalam


implementasi Kurikulum 2013. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui
melalui penilaian. Hasil penilaian juga digunakan untuk menyempurnakan
pembelajaran. Keterpaduan dan keefektivan pembelajaran dan penilaian sangat
besar pengaruhnya dalam keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 tingkat SMP pada
tahun 2014 menunjukkan bahwa salah satu kesulitan pendidik dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam melaksanakan penilaian
hasil belajar. Sekitar 60% responden pendidik menyatakan bahwa mereka
belum dapat merancang, mengembangkan instrumen, melaksanakan, mengolah,
melaporkan, dan memanfaatkan hasil penilaian dengan baik. Kesulitan utama
yang dihadapi pendidik: merumuskan indikator, menyusun butir-butir instrumen,
dan melaksanakan penilaian sikap dengan berbagai macam teknik. Selain itu,
banyak di antara pendidik yang kurang percaya diri dalam melaksanakan
penilaian keterampilan. Mereka belum sepenuhnya memahami bagaimana
menyusun instrumen dan rubrik penilaian keterampilan.

Kesulitan lain yang banyak dikeluhkan pendidik berkaitan dengan penulisan


deskripsi capaian aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

6
PENDAHULUAN BAB I

Di samping itu, sejumlah pendidik mengaku bahwa mereka belum percaya diri
dalam mengembangkan butir-butir soal pengetahuan. Mereka kurang
memahami bagaimana merumuskan indikator dan menyusun butir-butir soal
untuk pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif yang
dikombi-nasikan dengan keterampilan berpikir tingkat rendah hingga tinggi.

Berkaitan dengan permasalahan kurangnya penguasaan pendidikan dalam


penilaian hasil belajar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
mengembangkan Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Pertama. Secara
substantif, panduan tersebut memuat konsep penilaian, perencanaan
enilaian, pengembangan instrumen, pelaksanaan penilaian, pengolahan dan
pemanfaatan hasil penilaian. Di samping itu, dibahas pula cara pengisian
rapor. Untuk melengkapi isi panduan tersebut, dikembangkan modul
pengembangan instrumen penilaian untuk empat mata pelajaran, yaitu
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA. Pembahasan materi
pengembangan instrumen dalam modul ini dilakukan secara teknis dan
gg

B. Tujuan Penyusunan Modul

Modul pengembangan instrumen penilaian ini memfasilitasi pendidik dan


pihak terkait dengan hal-hal berikut.

Meningkatkan penguasaan tentang konsep dan mekanisme pengembangan


instrumen penilaian

Merencanakan penilaian hasil belajar pada aspek sikap, pengetahuan, dan


keterampilan.

Mengembangkan kisi-kisi penilaian sesuai Kompetensi Dasar pada aspek


sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Menyusun butir-butir instrumen sesuai kisi-kisi penilaian pada aspek


sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Melakukan telaah terhadap butir-butir instrumen penilaian

7
BAB I PENDAHULUAN

Melakukan validasi instrumen, baik secara rasional maupun empiris

Menyempurnakan instrumen penilaian pada aspek sikap, pengetahuan,


dan keterampilan

C. Ruang Lingkup
Modul ini mencakup: dasar-dasar penilaian, perencanaan penilaian,
pengembangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Di
samping itu, modul ini juga memuat contoh pengembangan instrumen
secara rinci untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan IPA.
D. Sasaran Pengguna Modul

Modul ini diperuntukkan terutama bagi:


Pendidik SMP sebagai pedoman dalam merencanakan dan mengembangan
instrumen penilaian pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

Kepala sekolah dan pengawas untuk merancang program supervisi


pendidikan yang berkaitan dengan penilaian oleh pendidik di sekolah;

Pihak-pihak lain yang terkait dengan penilaian pencapaian kompetensi


peserta didik.

E. Landasan Hukum

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


N al (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670).

8
PENDAHULUAN BAB I

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian


Lembaga Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
nomor 8).

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 15).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014


tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun
2013.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015


tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016


tentang Standar Penilaian Pendidikan.

9
BAb II DASAR-DASARPENILAIANOLEHPENDIDIK

BAB II
Kegiatan Belajar 1
Dasar-Dasar Penilaian
Oleh Pendidik

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1, Anda diharapkan dapat:


Menjelaskan pengertian penilaian hasil belajar dengan kata-kata sendiri;

Menjelaskan fungsi dan tujuan penilaian;

Menguraikan cakupan penilaian oleh pendidik;

,
Menguraikan pendekatan penilaian assessment of learning, assessment
for learning, dan assessment as learning;;

Menerapkan prinsip-prinsip penilaian dalam penyusunan instrumen


penilaian;

Memilih teknik dan instrumen penilaian yang sesuai dengan bentuk-


bentuk penilaian oleh pendidik;

Menguraikan prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik;

10
DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK BAB II

B. Uraian Materi

engertian Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik


Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53
Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Penilaian
Hasil Belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan.

Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam
penilaian.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk mengetahui tingkat


penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi,
menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi fungsi:


formatif, dan sumatif. Fungsi Formatif digunakan untuk memperbaiki
kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran
dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013. Hasil dari kajian
terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan
pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang
dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya.

Fungsi sumatif digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik


pada KD tertentu, akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau
masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini

11
BAB II DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK

digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas pada suatu satuan
pendidikan dan keberhasilan belajar seorang peserta didik.

akupan Aspek Penilaian Oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan. Berikut adalah rincian singkat
cakupan penilaian masing-masing aspek.

a. Sikap
Merujuk pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor
53 Tahun 2015, penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui tingkat
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial siswa. Memperhatikan
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, sikap spiritual yang dimaksud meliputi
keimanan dan ketakwaan. Sementara, sikap sosial mencakup kejujuran,
kedisiplinan, kesantunan, kepercayaan diri, kepedulian (toleransi, kerjasama,
dan gotong-royong), dan tanggung-jawab. Namun demikian, sekolah
dapat menambah butir-butir nilai sikap spiritual dan sikap sosial tersebut
sesuai visi dan tujuan sekolah sebagaimana dicantumkan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah yang bersangkutan.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, mata pelajaran Pendidikan


Agama dan Budi Pekerti dan PPKn memiliki KD-KD yang diturunkan dari KI-1
dan KI-2. Butir-butir nilai sikap spiritual maupun sikap sosial pada kedua mata
pelajaran tersebut selalu dikaitkan dengan substansi tertentu. Oleh karena itu,
penilaian pemerolehan butir-butir nilai sikap pada kedua mata pelajaran
tersebut dikaitkan dengan substansi yang dipelajarinya. Hal ini berbeda
dengan penilaian sikap pada mata pelajaran lainnya yang TIDAK terkait dengan
substansi tertentu karena tidak memiliki KD-KD sikap spiritual maupun sosial
Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemerolehan nilai-
nilai spiritual maupun sosial apakah pada tahap menerima, menanggapi,
menghargai, menghayati, atau mengamalkan nilai-nilai. Seorang siswa
dikatakan pada tahap menerima nilai apabila yang bersangkutan bersedia
menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai tersebut.
Sementara itu, seorang siswa pada tingkat menanggapi nilai ketika siswa
tersebut mau merespon secara positif terhadap suatu nilai dan ada rasa puas
dalam membicarakan nilai tersebut. Selanjutnya, siswa mencapai tahap

12
DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK BAB II

menghargai nilai apabila peserta didik menganggap nilai tersebut baik, menyukai
nilai tersebut, dan berkomitmen terhadap nilai tersebut. Siswa dikatakan pada
tahap menghayati nilai ketika dia telah memasukkan nilai tersebut sebagai
bagian dari sistem nilai dirinya. Siswa disebut telah mengamalkan nilai apabila
yang bersangkutan telah menjadikan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam
berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak.

b. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan
kecakapan berfikir siswa dalam dimensi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, maupun metakognitif . Kemampuan proses berfikir yang
dimaksud, berturut-turut dari yang rendah ke tinggi, meliputi mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Proses berfikir mengingat, memahami, dan menerapkan dikategorikan
sebagai kecakapan berfikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills)
sementara menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dikelompokkan
kecakapan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills). Penilaian
harus mencakup semua dimensi pengetahuan dengan seluruh tingkatan
kecakapan berfikir tersebut sesuai dengan tuntutan indikator pencapaian
kompetensi yang telah dengan benar dirumuskan (diturunkan) dari KD.

c. Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan
karakteristik KD pada KI-4.

endekatan Penilaian
Selama ini, penilaian dilakukan cenderung untuk mengukur hasil belajar
peserta didik. Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai
kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran. Pemanfaatan penilaian
bukan sekadar untuk mengetahui pencapaian hasil belajar, justru yang lebih
penting adalah bagaimana penilaian mampu meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam proses belajar. Penilaian seharusnya dilaksanakan

13
BAB II DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK

melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir


pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan
assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).

Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses


pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi di akhir
tahun atau di akhir peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang
tertentu. Setiap pendidik melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk
memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses
pembelajaran selesai, berarti pendidik tersebut melakukan assessment of
learning. Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk
penilaian sumatif merupakan assessment of learning (penilaian hasil belajar).

Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung


dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses
belajar mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan
umpan balik terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan
menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat
dimanfaatkan oleh pendidik untuk meningkatkan performa dalam
memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas,
presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-contoh assessment for
learning (penilaian untuk proses belajar).

Assessment as learning memiliki fungsi yang mirip dengan assessment for


learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan
peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Peserta didik
diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri
(self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment
as learning. Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat dilibatkan
dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman
penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan
agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.

Selama ini assessment of learning paling dominan dilakukan oleh pendidik


dibandingkan assessment for learning dan assessment as learning. Penilaian
pencapaian hasil belajar seharusnya lebih mengutamakan assessment

14
DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENPENDIDIK BAB II

as learning dan assessment for learning dibandingkan assessment of learning,


sebagaimana ditunjukkan gambar di bawah ini.

ASSESSMENT LEARNING

Gambar 2.1. Proporsi assessment as, for, dan of learning


(Sumber: www.etec.ctlt.ubc.ca)

5. Prinsip Penilaian
Penilaian harus memberikan hasil yang dapat diterima oleh semua pihak, baik
yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan menggunakan hasil
penilaian tersebut. Hasil penilaian akan akurat bila instrumen yang digunakan
untuk menilai, proses penilaian, analisis hasil penilaian, dan objektivitas penilai
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu dirumuskan prinsip-prinsip
penilaian yang dapat menjaga agar orientasi penilaian tetap pada framework
atau rel yang telah ditetapkan.

Penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut.

a. Sahih
Agar penilaian sahih (valid) harus didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur. Untuk memperoleh data yang dapat mencerminkan
kemampuan yang diukur harus digunakan instrumen yang sahih juga, yaitu
instrumen yang mengukur apa yang seharusnya diukur.

b. Objektif
Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu
dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi

15
BAB II DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK

penilai dan meminimalkan subjektivitas penilai. Apalagi penilaian kinerja yang


memiliki cakupan, otentisitas, dan kriteria penilaian sangat kompleks.
Untuk penilai lebih dari satu perlu dilihat reliabilitas atau konsistensi
antarpenilai (inter-rater reliability) untuk menjamin objektivitas setiap penilai.
c. Adil
Penilaian tidak boleh menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, gender, dan hal-hal lain. Perbedaan hasil penilaian semata-mata
harus disebabkan oleh berbedanya capaian belajar peserta didik pada
kompetensi yang dinilai.

d. Terpadu
Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses untuk mengetahui
apakah suatu kompetensi telah tercapai. Kompetensi tersebut dicapai melalui
serangkaian aktivitas pembelajaran. Karena itu penilaian tidak boleh terlepas
apalagi melenceng dari pembelajaran. Penilaian harus mengacu pada proses
pembelajaran yang dilakukan.
e. Terbuka
Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat
diketahui oleh siapapun. Dalam era keterbukaan seperti sekarang, pihak yang
dinilai dan pengguna hasil penilaian berhak mengetahui proses dan acuan
yang digunakan dalam penilaian, sehingga hasil penilaian dapat diterima oleh
siapa pun.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik atau peserta didik. Instrumen penilaian yang
digunakan, secara konstruk harus merepresentasikan aspek yang dinilai secara
utuh. Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan instrumen, diselenggarakan
sepanjang proses pembelajaran, dan menggunakan pendekatan assessment
as learning, for learning, dan of learning secara proporsional.

g. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah - langkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan pemetaan,
dilakukan

16
DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK BAB II

yaitu dilakukan identifikasi dan analisis KD (kompetensi dasar) dan indikator


ketercapaian KD. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut teknik
penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai.
h. Beracuan kriteria
Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan kriteria.
Artinya untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten atau belum
bukan dibandingkan terhadap capaian teman-teman atau kelompoknya,
melainkan dibandingkan terhadap kriteria minimal yang ditetapkan. Peserta yang
sudah mencapai kriteria minimal disebut tuntas dan dapat melanjutkan
pembelajaran untuk mencampai kompetensi berikutnya, sedangkan peserta
didik yang belum mencapai kriteria minimal wajib menempuh pembelajaran
remedial.
i. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya. Akuntabilitas penilaian dapat dipenuhi bila penilaian dilakukan secara
sahih, objektif, adil, dan terbuka, sebagaimana telah diuraikan di atas. Bahkan
perlu dipikirkan konsep meaningfull assessment. Selain dipertanggungjawabkan
teknik, prosedur, dan hasilnya, penilaian juga harus dipertanggungjawabkan
kebermaknaannya bagi peserta didik dan proses belajarnya.

6. Teknik Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai instrumen
penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses,


kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar. Hasil penilaian
pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk angka dan/atau deskripsi. Peserta didik yang belum mencapai KKM
harus mengikuti pembelajaran remedi.

Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya yang
relevan. Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa
lembar observasi atau buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Teknik

17
BAB II DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK

penilaian lain yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian antar
teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat
dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk predikat atau deskripsi.

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat


memilih teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi
dasar, indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu
yang akan dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu
pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang
biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Hasil penilaian
pencapaian pengetahuan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/
atau deskripsi.

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai


kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan
karakteristik KD pada KI-4. Hasil penilaian pencapaian keterampilan oleh
pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

7. PROSEDUR PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK


Secara umum, prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup:
a. Penyusunan Rencana Penilaian, yang meliputi: 1) menetapkan tujuan
penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, 2) menyusun kisi-
kisi penilaian, 3) membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian,
dan 4) melakukan analisis kualitas instrumen;
b. Pelaksanaan Penilaian;
c. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi hasil penilaian;
d. Pelaporan, dan Pemanfaatan hasil penilaian.

a. Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian oleh pendidik merupakan kegiatan perancangan penilaian

18
DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK BAB II

nilaian yang dilakukan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Perencanaan


dilakukan untuk menetapkan tujuan penilaian dan KD tertentu akan
dinilai menggunakan bentuk apa, teknik apa, berapa frekuensinya, untuk apa
pemanfaatannya, serta bagaimana tindak lanjutnya. Perencanaan penilaian
tersebut harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan dapat tercapai.
Perancangan penilaian dilakukan pada saat penyusunan RPP berdasarkan
silabus. Langkah-langkah penting dalam perencanaan penilaian meliputi:
Penetapan tujuan penilaian, penentuan bentuk penilaian, pemilihan teknik
penilaian, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah
penulisan soal, penyusunan pedoman penskoran.
b. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi atas perencanaan penilaian. Waktu dan
frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan pemetaan dan
perencanaan yang dilakukan oleh pendidik sebagaimana yang tercantum
dalam program semester dan program tahunan. Berdasarkan bentuknya,
pelaksanaan penilaian, terutama untuk penilaian pengetahuan dan penilaian
keterampilan terdiri dari pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian
tengah semester (PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian
kegiatan pembelajaran berlangsung sebagaimana yang direncanakan dalam
RPP. Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran
setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8-9 minggu. Cakupan PTS meliputi
seluruh KD pada periode tersebut.

Frekuensi penilaian yang dilakukan oleh pendidik ditentukan berdasarkan hasil


pemetaan penilaian dan selanjutnya dicantumkan dalam program tahunan dan
program semester. Penentuan frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada
analisis KD. KD-KD “gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan
KD-KD “kurus” dapat disatukan untuk sekali penilaian atau diujikan bersama.
Dengan demikian frekuensi dalam penilaian atau ulangan dalam satu semester
dapat bervariasi bergantung pada tuntutan KD dan hasil pemetaan oleh
pendidik.

Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses


pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran).

19
BAB II DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK

nilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu
semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun diluar
jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK.
Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap
spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik
atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau
menerima laporan tentang perilaku peserta didik.
c. Pengolahan Hasil Penilaian
Pengolahan hasil penilaian sikap untuk membuat deskripsi nilai/
perkembangan sikap selama satu semester.
1) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing
mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang
dibuatnya ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal
belum ada kolom butir nilai).
2) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat
rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan
catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik.
3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata
pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap
spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas
yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi)
capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.
4) Wali kelas melaporkan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan
deskripsi.

Pada penilaian pengetahuan, nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian


harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester
(PAS) yang dilakukan dengan beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan
kompetensi dasar (KD). Penulisan capaian pengetahuan pada rapor menggunakan
angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.

Pada penilaian keterampilan, nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian


praktik, produk, proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik
dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap

20
DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK BAB II

mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan


pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.

d. Pelaporan, dan Pemanfaatan Hasil Penilaian


Berdasarkan pengolahan hasil penilaian, pendidikan membuat laporan hasil
penilaian. Hasil penilaian dapat berupa rekap nilai peserta didik, dan atau nilai
pada masing-masing lembar jawabannya, atau bentuk lain sesuai dengan
tujuannya. Rekap nilai atau lembar jawaban sangat diperlukan bagi peserta
didik untuk mengetahui materi yang sudah dikuasai dan materi yang belum
dikuasainya sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar lebih
sungguh-sungguh. Pelaporan hasil penilaian juga dalam bentuk rapor untuk
setiap semester. Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan dan perkembangan peserta didik. Di samping itu hasil penilaian
dapat juga memberi gambaran tingkat keberhasilan proses pendidikan pada
satuan pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian, dapat ditentukan langkah
atau upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, orang tua, peserta didik,
maupun pemerintah.
Hasil penilaian harus diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik (assessment as
learning), pendidik (assessment for learning), dan satuan pendidikan selama
proses pembelajaran berlangsung (melalui PH/pengamatan harian) maupun
setelah beberapa kali program pembelajaran (PTS), atau setelah selesai
program pembelajaran selama satu semester (PAS). Penilaian yang dilakukan
oleh pendidik dengan tujuan untuk memperoleh nilai guna pengisian rapor,
merupakan penilaian yang dikategorikan sebagai assessment of learning.
Hasil analisis penilaian pengetahuan berupa informasi tentang peserta didik yang
telah mencapai KKM dan peserta didik yang belum mencapai KKM. Bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM perlu ditindaklanjuti dengan pembelajaran
remedial, sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan.

C. Rangkuman

Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/


data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan

21
BAB II DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK

pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secaraterencana


dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar,
dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan


belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif
dalam penilaian. Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek
sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian seharusnya
dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning
(penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk
pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).

Penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip: Sahih, objektif, adil, terpadu,


terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria,
dan akuntabel. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan berbagai
instrumen penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau
kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi
dan tingkat perkembangan peserta didik.

Secara umum, prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup:


a. Penyusunan Rencana Penilaian, yang meliputi: 1) menetapkan tujuan
penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, 2 menyusun
kisi-kisi penilaian, 3) membuat instrumen penilaian berikut pedoman
penilaian, dan 4) melakukan analisis kualitas instrumen;
b. Pelaksanaan Penilaian;
c. Pengolahan, Analisis, dan Interpretasi hasil penilaian;
d. Pelaporan, dan Pemanfaatan hasil penilaian.

D. Evaluasi

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap materi di modul ini, kerjakan


latihan berikut.
1. Jelaskan pengertian Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
2. Apa fungsi penilaian hasil belajar?
3. Jelaskan cakupan penilaian hasil belajar
4. Uraikan prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik

22
DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK BAB II

E. Glosarium

Indeks daya pembeda: gambaran kemampuan tes dalam membedakan


peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
peserta tes yang berkemampuan rendah
bentuk tes yang menuntut respon dari peserta
didik dalam bentuk bahasa lisan
Tes tertulis: kumpulan soal-soal yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan
Kriteria Ketuntasan Minimal: kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan
oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan

F. Daftar Pustaka

Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh


Pendidik dan Satuan Pendidikan.

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidik.

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi


Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 (Lampiran KI dan KD Mata Pelajaran
IPA SMP).

Pusat Penilaian Pendidikan. 2015. Pedoman Teknis Penilaian hasil Belajar


Berdasarkan Kurikulum 2013. Balitbang. Kemendikbud.

G. Lampiran

Lampiran 1: Kunci Jawaban Evaluasi


1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/
data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan

23
BAB II DASAR-DASAR PENILAIAN OLEH PENDIDIK

perbaikan hasil belajar peserta didik melalui penugasan dan


evaluasi hasil belajar.
2. Fungsi Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebu-
tuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi
fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian.

3. Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap,


pengetahuan, dan keterampilan.

4. Secara umum, prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah


sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana penilaian, yaitu: 1) menetapkan tujuan penilaian
dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, 2) menyusun
kisi-kisi penilaian, 3) membuat instrumen penilaian berikut pedoman
penilaian, dan 4) melakukan analisis kualitas instrumen;
b. Pelaksanaan penilaian;
c. Pengolahan, analisis, dan interpretasi hasil penilaian;
d. Pelaporan dan pemanfaatan hasil penilaian.

24
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAb III

BAB III
Kegiatan Belajar 2
Perencanaan dan
Pengembangan
Instrumen Penilaian

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran Kegiatan Belajar 2, Anda diharapkan dapat:



Merancang kerangka penilaian selama satu semester atau setahun

Merancang penilaian formatif atau sumatif

Menjelasakan langkah-langkah pengembangan instrument penilaian

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menjelaskan perlunya perencanaan penilaian

Menjelaskan tujuan perencanaan penilaian

25
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

Mengidentifikasi contoh contoh indikator dalam setiap aspek penilaian

Menentukan tujuan penilaian (formatif-as dan for atau summatif)

Merancang penilaian selama satu semester berdasarkan analisis setiap


KD

Menyusun dokumen penilaian yang terdiri dari kisi-kisi, instrumen


penilaian, dan petunjuk pelaksanaan penilaian

Mengevaluasi kisi-kisi instrumen

Mengevaluasi instrumen penilaian

C. Uraian Materi
Perencanaan penilaian dan pengembangan instrumen merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam penilaian oleh pendidik. Perencanaan dan
pengembangan instrumen yang baik dapat menjamin pelaksanaan penilaian
dilakukan dengan profesional, edukatif, dan efektif. Perencanaan penilaian
harus sesuai dengan karakteristik kompetensi, aspek kompetensi yang akan
dinilai, tingkat capaian performa yang diharapkan, ruang lingkup materi,
konten, dan konteks, bagaimana penilaian tersebut akan dilakukan dan
waktu yang tersedia. Sedangkan pada pengembangan instrumen, selain hal
hal di atas, perlu juga diperhatikan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip
penilaian. Perencanaan penilaian dan pengembangan instrumen dilakukan
bersamaan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
berdasarkan silabus.
1. Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian untuk satu semester atau satu tahun dilakukan
untuk melihat pemetaan proses penilaian yang akan dilakukan oleh guru.
Pada langkah perencanaan akan terlihat secara keseluruhan kegiatan penilaian
yang akan dilakukan guru selama satu semester atau satu tahun. Langkah-
langkah yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu penilaian untuk
satu semester atau satu tahun adalah: (1) menetapkan tujuan penilaian, (2)
menganalisis KD, (3) menentukan aspek, bentuk, dan teknik penilaian sesuai
dengan indikator, (4) menentukan waktu penilaian dan bagaimana penilaian
dilaksanakan.

26
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

a. Tujuan Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Oleh sebab itu tujuan penilaian selain ditetapkan untuk
memberikan gambaran mengenai hasil belajar kepada pelaku pendidikan juga digunakan
untuk memberikan umpan balik dan informasi kemajuan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Tujuan penilaian ini akan menjadi dasar untuk menyusun indikator
pencapaian kompetensi, dan untuk mengkaji bukti yang tepat dalam mengembangkan
program-program pembelajaran.
b. Analisis Kompetensi Dasar (KD)
Analisis KD dilakukan dengan cara mengkaji karakteristik KD dan kemudian
menyusun karakteristik indikator-indikator esensial yang akan dinilai untuk
setiap KD (indikator pencapaian kompetensi). Dari hasil ana lisis KD ini dapat
diketahui kemampuan yang dapat diukur untuk mengetahui ciri bahwa
kompetensi dasar tersebut sudah tercapai. Indikator-indikator yang
dikembangkan harus menggambarkan konten domain yang diukur dan level
kognitif atau keterampilan kognitif yang dapat diukur. Hasil analisis dalam
bentuk indikator-indikator esensial tersebut kemudian dipetakan sesuai
dengan KD-KD yang ada dalam satu semester atau satu tahun.

Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis KD adalah bagaimana kata kerja
operasional yang terdapat dalam setiap KD dituangkan menjadi indikator soal
(untuk pengetahuan) atau indikator kinerja (untuk keterampilan). Kata kerja
operasional pada KD ini merupakan gambaran tingkatan kognitif yang akan
diukur. Di dalam kurikulum tingkatan kognitif ini tertuang dalam KD, yang
merupakan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik.
Pendidik dapat mengembangkan instrumen penilaian yang mengukur level
kognitif di atas capaian (soal HOT) dengan memperhatikan karakteristik
materi yang akan diberikan dan karakteristik peserta didik.

Berkut ini adalah contoh kata kerja operasional (diambil dari Bloom yang
sudah dire visi) yang dapat digunakan untuk mengukur capaian kemampuan
siswa yang dapat dituangkan dalam indikator.

27
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL.

MENG­ MENG­ MENG­


MENGINGAT MEMAHAMI MENCIPTA
APLIKASIKAN ANALISIS EVALUASI
mengenali, menafsir- menghitung, membeda- memeriksa, Meru-
menyebut- kan, mem- melakukan kan, men- menun- muskan,
kan, menun- parafrasekan gerakan, ganalisis jukkan meren-
jukkan, mengung- meng- perbedaan, kelebihan, canakan,
memilih, kapkan gerakkan, mengorgani- menun- merancang,
mengidenti- dengan mempera- sasikan, jukkan mendisain,
fikasi kata-kata gakan sesuai membuat kekurangan, mem-
mengung- sendiri, prosedur/ diagram, memban- produksi,
kapkan mencontoh- teknik, me- menunjuk- dingkan, membuat
kembali, kan, mem- nerapkan, kan bukti, menilai,
menuliskan beri contoh, menggu- menganalisis mengkritik
kembali, mengklas- nakan, me- kesalahan,
menyebut- sifikasikan, modifikasi, menganalisis
kan kembali mengiden- menstransfer kelebihan,
tifikasi menunjuk-
berdasarkan kan sudut
kategori pandang
tertentu,
merangkum,
meringkas,
membuat
ikhtisar,
menyimpul-
kan, mem-
bandingkan,
membeda-
kan, men-
jelaskan,

28
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

c. Menentukan teknik penilaian


Untuk mengetahui capaian hasil belajar peserta didik, pendidik harus
menggunakan berbagai metoda dan teknik penilaian sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang dilalui peserta didik
baik dalam menilai aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.

Penetapan teknik penilaian dilakukan berdasarkan indikator-indikator


esensial yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dan sudah
dijabarkan untuk setiap KD. Dalam rumusan indikator tersebut akan
terlihat kemampuan apa yang akan diukur sesuai dengan karakteristik KD
,
sehingga dapat ditentukan teknik penilaian yang tepat untuk mengukur
kemampuan tersebut. Penetapan teknik penilaian ini juga perlu
memperhatikan waktu yang tersedia dan bagaimana penilaian tersebut akan
dilakukan.

d. Menentukan waktu penilaian dan bagaimana penilaian dilaksanakan


Penetapan waktu penilaian dan bagaimana penilaian tersebut dilaksanakan perlu
dilakukan untuk mengatur waktu yang tersedia untuk melaksanakan berbagai
bentuk penilaian yang sudah dirancang selama satu semester dan atau satu
tahun. Waktu penilaian dapat dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran,
sebelum atau sesudah proses pembelajaran dengan menyediakan waktu untuk
melakukan penilaian, atau menyediakan waktu tersendiri untuk melakukan
penilaian. Bagaimana penilaian tersebut akan dilakukan sangat berkaitan dengan
tujuan penilaian tersebut yaitu apakah akan dijadikan umpan balik bagi guru
pada proses pembelajaran (assessment for learning), umpan balik bagi proses
belajar siswa (assessment as learning), atau mengetahui capaian hasil belajar
(assessment of learning).

Berikut ini contoh tabel perencanaan penilaian untuk satu semester atau satu
tahun pelajaran.

29
BAb III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

Contoh format:
Tabel Perencanaan penilaian selama satu tahun.

Mata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . .
Kelas : .............

Kom- Indikator Aspek Penilaian Bentuk Teknik Kete-


petensi Pencapaian Pe- pe- rangan*
Sikap Penge- Kete-
Dasar Kompetensi nilaian nilaian
tahuan rampilan

Catatan:
m Kompetensi dasar mengacu pada kompetensi dasar yang ada pada kurikulum
(pada kurikulum 2013, terutama untuk mata pelajaran PPKn dan Agama
terdapat kompetensi dasar untuk 3 aspek yang koheren dan linear
untuk aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mata pelajaran
lainnya hanya ada 2 aspek yang koheren, yaitu aspek pengetahuan dan
keterampilan). Jadi KD dapat diisi dengan KD untuk semua aspek, sehingga
penetapan aspek yang akan dinilaikan bisa saja untuk semua aspek, hanya
satu aspek saja (misalnya pengetahuan atau keterampilan) atau 2 aspek
( pengetahuan dan keterampilan).

m Indikator pencapaian kompetensi adalah gambaran kemampuan yang akan


dinilai dalam instrumen penilaian sehingga indikator-indikator tersebut
harus merupakan indikator esensial yang akan dituangkan dalam instrumen
penilaian.

m Beri tanda centang (v) pada aspek penilaian yang akan dinilai (bisa semua
aspek yang dinilaikan secara terintegrasi)

m Bentuk penilaian yang akan dilakukan bisa untuk formatif, diagnostik, atau
sumatif

m Teknik penilaian, misalnya kuis, tes tertulis (pilihan ganda, essai), kinerja,
projek, dan lain-lain.

m Keterangan dapat diisi dengan waktu dan bagaimana penilaian tersebut


akan dilakukan, serta fungsinya (as, for atau of learning) atau hal lain yang
berkaitan dengan penilaian (misalnya tentang analisis dan pelaporan)

30
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

2. Pengembangan Instrumen Penilaian


Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dapat berupa tes,
pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi, dan tingkat perkembangan peserta
didik. Untuk mendapatkan instrumen penilaian yang sahih, dalam
pengembangan instrumen penilaian perlu diperhatikan langkah-langkah atau
prosedur pengembangan instrumen penilaian, yaitu: (1) menetapkan tujuan
penilaian, (2) menyusun kisi-kisi, (3) menyusun instrumen penilaian, dan
(4) validasi instrumen.

1. Penetapan Tujuan Penilaian


Langkah awal dalam mengembangkan instrumen penilaian adalah
menetapkan tujuannya. Tujuan ini sudah dituangkan pada langkah
perencanaan, sehingga pada saat pengembangan instrumen, pendidik hanya
perlu mencermati kembali tujuan penilaian yang ada dalam perencanaan dan
apabila perlu dapat dikembangkan lebih jauh menjadi lebih rinci, karena dalam
pengembangan instrumen pendidik akan lebih fokus menyusun instrumen
untuk setiap kompetensi dasar. Tujuan penilaian juga seperti pada
perencanaan perlu mencantumkan aspek apa yang akan dinilai (sikap,
pengetahuan, keterampilan) dan bagaimana penilaian tersebut akan diberikan.
Tujuan penilaian juga perlu memperhatikan bentuk penilaian yang akan dibuat
(formatif, diagnostik, atau sumatif). Penilaian formatif diberikan untuk
mengetahui efektivitas mengajar pendidik dan informasi kemampuan
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung (as sessment for/as
learning). Penilaian diagnostik dilakukan untuk mendeteksi kesalahan konsep
pada peserta didik, biasanya dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai,
sehingga pendidik bisa merencanakan proses pembelajaran yang harus
dilakukan. Penilaian sumatif diberikan pada akhir pembelajaran yang
digunakan untuk mengukur capaian belajar peserta didik.
2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi tes/instrumen (meliputi
KIKD, kelas, materi, indikator soal, jumlah soal, dan bentuk tes) yang akan
dibuat. Dalam membuat kisi-kisi ini, harus dicermati indikator pencapaian
penilaian yang merupakan ciri dari tercapainya KD. Berdasarkan indikator
ditentukan bentuk instrumen penilaian yang akan diberikan. Kisi-kisi
berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun instrumen. Kisi-kisi disusun
berdasarkan tujuan tes, misalnya, kisi-kisi untuk tes seleksi tentunya berbeda

31
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

dengan kisi-kisi untuk tes prestasi belajar. Kisi-kisi tes prestasi belajar atau
kisi-kisi penilaian keterampilan harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
(1) mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan; (2)
komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami (komponen identitas
dan komponen matrik); dan (3) dapat dibuat soalnya/tugasnya sesuai
dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan. Indikator soal pada
kisi-kisi harus sesuai/ mengacu pada indikator pencapaian kompetensi
yang ada dalam kerangka perencanaan penilaian. Dari setiap Indikator
pencapaian kompetensi bisa dituangkan lebih dari satu indikator soal.

Langkah-langkah pembuatan kisi-kisi adalah sebagai berikut:


1) Menetapkan tujuan penilaian yang mencakup mata pelajaran yang akan
diuji, kelas dan semester, dan bentuk penilaian
2) Menuliskan kompetensi dasar
3) Menuliskan materi yang akan dinilai
4) Membuat indikator instrumen penilaian yang merupakan gambaran
tentang instrumen yang harus dibuat
5) Menetapkan nomor soal apabila butir soal dari instrumen yang dibuat lebih
dari satu. Apabila hanya satu soal, kolom nomor soal dapat dihilangkan.

Pada proses pengembangan instrumen penilaian sikap, kisi-kisi secara rinci


tidak terlalu ditekankan karena penilaian sikap hanya terfokus pada proses
penanaman dan pembinaan sikap. Pendidik akan berfokus pada sikap-sikap
yang akan ditanamkan pada peserta didik dan membina sikap-sikap tersebut
sehingga peserta didik menunjukkan perilaku sesuai dengan sikap-sikap yang
ingin dikembangkan.

32
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAb III

Contoh format Kisi-kisi


Kisi-kisi PTS/PAS

Mata Pelajaran : .............


Kelas : .............
Bentuk Soal : .............
Jumlah Soal : .............
Waktu : .............

Kompetensi Materi Indikator Nomor


Dasar Soal

Catatan: kisi-kisi tersebut bisa ditambahkan tingkat kognitif yang akan diukur
misalnya: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
menciptakan)

Format kisi-kisi di atas merupakan contoh kisi-kisi untuk penilaian tengah


semester yang bentuknya tertulis. Format tersebut tidak baku, sehingga
pendidik dapat mengembangkan format kisi-kisi yang sesuai dengan
konteks sekolah. Untuk instrumen penilaian keterampilan dan instrumen
lainnya (misalnya observasi, lisan, tanya jawab) dapat dibuat kisi-kisi yang
lebih sederhana.

3. Penyusunan Instrumen Penilaian


Penyusunan instrumen dilakukan setelah kisi-kisi dibuat. Pada kegiatan ini
dilakukan perumusan butir-butir instrumen penilaian berdasarkan kisi-kisi
penilaian. Jika instrumen penilaian berupa tes, pada tahap ini pendidik
perlu menulis butir-butir soalnya berdasarkan indikator soal yang telah
dituliskan pada kisi-kisi. Setiap indikator soal dapat dituangkan menjadi satu
atau lebih

33
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

butir soal sesuai dengan tuntutan indikator. Soal bentuk uraian perlu dilengkapi
dengan pedoman penskoran (rubrik) penilaian. Untuk butir butir soal yang
sifatnya diagnostik, butir soal harus menggambarkan adanya kesalahan
konsep yang sering dilakukan peserta didik sehingga pada saat proses analisis
hasil bisa dijadikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran
(asessment for learning) atau refleksi bagi peserta didik (assessment as
learning).
Apabila instrumen penilaian berupa penugasan (kinerja praktik/produk, projek,
atau portofolio), pada tahap ini pendidik perlu membuat tugas-tugas yang
harus dilakukan oleh peserta didik dan menyusun rubrik penilaiannya.
Rubrik penilaian inilah yang dapat dijadikan acuan oleh pendidik untuk
melihat capaian kinerja peserta didik. Rubrik penilaian ini dapat diberikan
kepada peserta didik untuk menilai diri sendiri dalam melihat capaian
kinerjanya sehingga diharapkan dapat memperbaiki kinerjanya secara mandiri
(assessment as learning).
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik sesuai dengan tuntutan yang ada saat
ini yaitu Kurikulum 2013 mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Agar kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum tercapai,
pendidik harus menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian yang
beragam dan terintegrasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
karakteristik pengalaman belajar peserta didik. Oleh sebab itu, pendidik
hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang berbagai
metode dan teknik penilaian, sehingga dapat merancang dan melaksanakan
penilaian dengan metode dan teknik yang dianggap paling sesuai dengan
tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar peserta didik.
a. Penyusunan Instrumen Penilaian Sikap
Sikap menurut konsep psikologi yang didefinisikan sebagai kecenderungan
seseorang untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap sesuatu
objek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang.

Dalam perspektif pendidikan, pendidikan sikap merupakan proses holistik yang


diarahkan pada berkembangnya sikap dan karakter peserta didik yang dilandasi
nilai-nilai dasar yang diperlukan dalam hidupnya sebagai seorang individu,
warga negara, dan warga masyarakat global. Sementara sikap dalam konteks

34
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

pendidikan karakter tidak hanya dibatasi pada pengertian kecenderungan


individu baik yang berupa aspek kognitif, afektif maupun konatif, melainkan
lebih dimaknai dalam konteks internalisasi nilai, serta pembiasaan dan
pembudayaan nilai sebagai landasan untuk bertindak dan berperilaku secara
baik dan benar. Penilaian sikap sebagai salah satu aspek penilaian kelas lebih
ditekankan pada perubahan dan perkembangan perilaku peserta didik ke arah
yang lebih baik. Dengan demikian penilaian sikap tidak diarahkan pada sisi
pengukuran sikap dalam bentuk angka, seperti modus dan kecenderungan
perilaku, melainkan pada pembinaan dan pengembangan karakter peserta
didik oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

Kurikulum 2013 membagi aspek sikap menjadi dua yaitu sikap spiritual dan
sikap sosial. Rumusan Kompetensi Inti Sikap Spiritual: “Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya.” Adapun rumusan Kompetensi Inti
Sikap Sosial: “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya” (Permendibud no 21 tentang standar isi tahun 2016). Capaian
kompetensi sikap yang tertuang dalam kompetensi inti ini harus dituangkan
dalam bentuk indikator-indikator sikap yang lebih mudah untuk dicermati
dan ditunjukkan oleh peserta didik di sekolah, sehingga proses pembentukan
sikap anak di sekolah akan lebih mudah dilakukan dan dapat teramati.

Proses perencanaan penilaian sikap dimulai dengan menuangkan


indikator-indikator esensial yang menjadi dasar pemikiran pendidik di sekolah
untuk mengembangkan sikap-sikap apa saja yang esensial dapat dikembangkan
selama proses pembelajaran di sekolah. Pada pengembangan instrumen
penilaian sikap, aspek-aspek sikap disertai dengan indikatornya yang sudah
disepakati dapat saja dituliskan dalam kisi-kisi penilaian sikap.
Indikator-indikator ini bisa dijadikan rambu-rambu buat semua pendidik
dalam mengembangkan, membiasakan/mengkondisikan, dan membina
sikap peserta didik oleh semua pendidik di sekolah selama proses
pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Penanaman sikap peserta didik
juga dapat dilakukan melalui proses penilaian diri dan penilaian antar teman.

Berikut ini contoh indikator-indikator sikap sosial yang dapat digunakan guru
dalam memudahkan dalam menanamkan sikap di sekolah.

35
BAb III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

ASPEK SIKAP INDIKATOR SIKAP


Jujur: m tidak menyontek dalam mengerjakan
perilaku dapat dipercaya ujian/ulangan, tidak menjadi plagiat
dalam perkataan, (mengambil/menyalin karya orang lain
tindakan, dan pekerjaan. tanpa menyebutkan sumber);
Indikator jujur m mengungkapkan perasaan apa adanya;
m menyerahkan kepada yang berwenang
barang yang ditemukan;
m membuat laporan berdasarkan data atau
informasi apa adanya;
m mengakui kesalahan atau kekurangan yang
dimiliki;
disiplin, m datang tepat waktu;
tindakan yang m patuh pada tata tertib atau aturan
menunjukkan perilaku bersama/ sekolah;
tertib dan patuh pada m mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai
berbagai ketentuan dan de­ngan waktu yang ditentukan, mengikuti
peraturan. kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar;
tanggung jawab, m melaksanakan tugas individu dengan baik;
sikap dan perilaku m menerima resiko dari tindakan yang
seseorang untuk dilakukan;
melaksanakan tugas m tidak menyalahkan/menuduh orang lain
dan kewajibannya, yang tanpa bukti yang akurat;
seharusnya dia lakukan, m mengembalikan barang yang dipinjam;
terhadap diri sendiri, m mengakui dan meminta maaf atas
masyarakat, lingkungan kesalahan yang dilakukan;
(alam, sosial dan budaya), m menepati janji;
negara dan Tuhan Yang m tidak menyalahkan orang lain utk
Maha Esa kesalahan tindakan kita sendiri;
m melaksanakan apa yang pernah dikatakan
tanpa disuruh/diminta;
toleransi, m tidak mengganggu teman yang berbeda
sikap dan tindakan pendapat;
yang menghargai m menerima kesepakatan meskipun berbeda
keberagaman latar dengan pendapatnya;
belakang, pandangan, m dapat menerima kekurangan orang lain;
dan keyakinan. Indikator m dapat mememaafkan kesalahan orang lain;
toleransi m mampu dan mau bekerja sama dengan

36
36
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAb III

ASPEK SIKAP INDIKATOR SIKAP


siapa pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan;
m tidak memaksakan pendapat atau
keyakinan diri pada orang lain;
m kesediaan untuk belajar dari (terbuka
terhadap) keyakinan dan gagasan orang
lain agar dapat memahami orang lain
lebih baik;
m terbuka terhadap atau kesediaan untuk
menerima sesuatu yang baru;
gotong royong, m terlibat aktif dalam bekerja bakti
bekerja bersama-sama membersihkan kelas atau sekolah;
dengan orang lain untuk m kesediaan melakukan tugas sesuai
mencapai tujuan kesepakatan;
bersama dengan saling m bersedia membantu orang lain tanpa
berbagi tugas dan tolong mengharap imbalan;
menolong secara ikhlas. m aktif dalam kerja kelompok;
Indikator gotongroyong m memusatkan perhatian pada tujuan
kelompok;
m tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
m mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain;
Santun, m menghormati orang yang lebih tua;
sikap baik dalam m tidak berkata-kata kotor, kasar, dan
pergaulan baik dalam takabur;
berbahasa maupun m tidak meludah di sembarang tempat;
bertingkah laku. Norma m tidak menyela pembicaraan pada waktu
kesantunan bersifat yang tidak tepat;
artinya yang dianggap m mengucapkan terima kasih setelah
baik/santun pada menerima bantuan orang lain;
tempat dan waktu m bersikap 3S (salam, senyum, sapa);
tertentu bisa berbeda m meminta ijin ketika akan memasuki
pada tempat dan waktu ruangan orang lain atau menggunakan
yang lain. Indikator barang milik orang lain;
santun atau sopan m memperlakukan orang lain sebagaimana
diri sendiri ingin diperlakukan;

37
BAb III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

ASPEK SIKAP INDIKATOR SIKAP


percaya diri,  berpendapat atau melakukan kegiatan
suatu keyakinan atas tanpa ragu-ragu.
kemampuannya sendiri  mampu membuat keputusan dengan cepat
untuk melakukan  tidak mudah putus asa
kegiatan atau tindakan.  tidak canggung dalam bertindak
Indikator percaya diri  berani presentasi di depan kelas
 berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan lembar observasi terbuka yang


dituangkan dalam catatan guru dalam bentuk jurnal. Berikut ini contoh lembar
observasi selama satu semester. Guru dapat menggunakan lembar observasi
dengan format lain.

Contoh lembar observasi:

Mata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . .
Kelas : .............
Semester : .............

No Hari/ Nama Catatan Butir sikap Tindak lanjut


Tanggal Peserta Didik perilaku

Keterangan:
1. Lembar observasi digunakan oleh pendidik selama periode satu semester.
2. Catatan perilaku merupakan hasil observasi pendidik terhadapat perilaku yang
menonjol pada peserta didik.
3. Butir sikap merupakan aspek sikap yang berkaitan dengan perilaku yang ditunjukkan
oleh peserta didik.
4. Tindak lanjut merupakan tindakan pembinaan yang kita berikan pada peserta didik.

38
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

Penilaian sikap juga dapat dilakukan secara terintegrasi dalam penilaian


keterampilan pada mata pelajaran untuk kompetensi dasar tertentu.
Penilaian sikap ini dapat menjadi salah satu aspek yang dinilaikan dalam rubrik
penilaian keterampilan.

b. Penyusunan Instrumen Penilaian Pengetahuan


Penilaian pencapaian aspek pengetahuan merupakan penilaian yang dilakukan
pendidik untuk mengukur kemampuan peserta didik sesuai dengan
kompetensi-kompetensi dasar sebagaimana tertuang dalam kurikulum yang
meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta
kecakapan berpikir tingkat rendah (LOT) hingga tinggi (HOT). Penilaian
pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai
ketuntasan belajar (mastery learning), juga untuk mengidentifikasi kelemahan
dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran
(diagnostic). Untuk itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta
didik maupun bagi pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga
hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Catatan pendidik pada setiap penilaian yang dilakukan sangat berharga bagi
perbaikan proses belajar peserta didik.
Instrumen penilaian yang dikembangkan selain mengukur berpikir tingkat
tinggi (HOT) juga harus otentik, sesuai dengan kehidupan nyata yang ada di
sekitar peserta didik sehingga penilaian tersebut dapat menumbuhkan/
meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis, logis, dan kreatif dari peserta
didik.
Ciri-ciri dari penilaian HOT antara lain:
1) Menunjukkan pemahaman terhadap informasi bukan sekedar mengingat
informasi
2. Mampu menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki
sebelumnya, kemudian membuat solusi untuk masalah pada konteks yang
belum dikenal sebelumnya.
3) Memberi penekanan lebih pada proses:
- Mentransfer fakta dari satu konteks ke konteks lain
- Memilih, memproses, dan menerapkan informasi
- Melihat keterkaitan antara beberapa informasi yang berbeda
- Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
- Menguji informasi dan gagasan secara kritis
Bentuk penilaian yang dapat digunakan pendidik dalam menilai aspek pengetahuan

39
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

peserta didik adalah dengan menggunakan tes tertulis, tes lisan, atau pencil
penugasan. Tes tertulis (paper and test) merupakan kumpulan soal-soal
yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan, sedangkan tes lisan
dilakukan secara lisan. Dalam menjawab soal tes tertulis, peserta didik tidak
selalu harus merespon dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan
dalam bentuk lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan
sejenisnya. Soal untuk penilaian tertulis dapat berbentuk: pilihan ganda,
benar-salah, menjodohkan, isian, jawaban singkat, dan uraian.

Dalam menyusun instrumen penilaian tes tertulis maupun lisan, perlu


diperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal, sehingga akan diperoleh
instrumen penilaian yang valid. Kaidah penulisan soal tersebut pada umumnya
mencakup 3 aspek, yaitu dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.
1) Bentuk Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Soal pilihan ganda terdiri dari
pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pokok soal memuat masalah
atau materi atau kemampuan yang akan diukur atau ditanyakan kepada
peserta didik (peserta tes). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan
pengecoh (distractor) yang berhubungan dengan materi yang diukur atau
ditanyakan.
Dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda terdapat kaidah penulisan yang
harus diperhatikan yaitu segi materi, konstruksi, dan bahasa sebagai berikut.

Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator dan benar secara konten.
2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar.

Konstruksi
4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5) Pokok soal dilengkapi dengan stimulus dalam bentuk ilustrasi/kasus/peristiwa/
gambar/tabel/diagram.
6) Pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
7) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
8) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

40
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

9) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.


10) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban
di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
11) Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut.
12) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
13) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa
14) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
15) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
16) Pilihan jawaban tidak mengulang kata/frase yang sama yang bukan merupakan
satu kesatuan.

2) Bentuk Soal Benar-Salah


Bentuk soal ini menuntut peserta didik untuk memilih dua kemungkinan
jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah “Benar
dan Salah” atau “Ya dan Tidak. Peserta tes diminta untuk memilih jawaban
benar atau salah untuk pernyataan yang disajikan.

Dalam menyusun soal bentuk benar-salah terdapat kaidah penulisan yang harus
diperhatikan yaitu:
(1) Hindarkan penggunaan kata: terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian
besar, dan kata-kata lain sejenisnya.
(2) Jumlah rumusan butir soal yang jawabannya benar dan salah hendaknya
seimbang.
(3) Susunan pernyataan benar dan salah secara random, tidak sistematis
mengikuti pola tertentu.
(4) Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks.

3) Bentuk Soal Menjodohkan


Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok
pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal
atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan,
biasanya merupakan pernyataan jawaban atau pernyataan respon. Peserta tes

41
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

diminta untuk menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan
yang ditulis pada lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada
lajur sebelah kanan.

Dalam menyusun soal bentuk menjodohkan terdapat kaidah penulisan yang


harus diperhatikan yaitu:
(1) Tulislah seluruh pernyataan dalan lajur kiri maupun kanan dengan materi
sejenis.
(2) Tuliskan pernyataan jawaban lebih banyak dari pernyataan soal.
(3) Susunlah jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke
kecil atau sebaliknya.
(4) Tuliskan petunjuk mengerjakan tes yang jelas dan mudah dipahami.

4) Bentuk Soal Isian


Bentuk soal isian adalah soal yang menuntut peserta didik (peserta tes) untuk
memberikan jawaban singkat, berupa kata, frase, angka atau simbol. Soal isian
dalam bentuk melengkapi kalimat.

Dalam menyusun soal bentuk isian terdapat kaidah penulisan yang harus
diperhatikan yaitu:
(1) Soal harus sesuai dengan indikator.
(2) Rumusan butir soal dalam bentuk pernyataan yang belum lengkap.
(3) Sediakan tempat kosong sebagai tempat jawaban dari pernyataan yang
belulm lengkap.
(4) Menggunakan bahasa yang baik dan kalimat singkat dan jelas.
(5) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti.
(6) Tidak merupakan kalimat yang dikutip langsung dari buku.
(7) Tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban.
(8) Jawaban yang dituntut soal hanya satu untuk setiap butir soal.

5) Bentuk Soal Jawaban Singkat


Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menuntut peserta didik
memberikan jawaban singkat, berupa kata, frasa, angka, simbol, serta sudah
pasti. Soal jawaban singkat dalam bentuk menjawab pertanyaan.

Dalam menyusun soal bentuk jawaban singkat terdapat kaidah penulisan yang
harus diperhatikan yaitu:

42
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

(1) Soal harus sesuai dengan indikator.


(2) Rumusan butir soal dalam bentuk pertanyaan atau kalimat perintah.
(3) Jawaban yang ditanyakan atau diminta butir soal sudah pasti dan berupa
kata, frase, angka, simbol, tahun kejadian, tempat, dan sejenisnya.
(4) Rumusan butir soal singkat dan mudah dimengerti serta berisi permasalahan
saja.
(5) Tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban.

6) Bentuk Soal Uraian


Soal uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk
mengingat dan mengorganisasikan gagasan/hal yang telah dipelajarinya dengan
cara mengemukakan/mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian
tertulis.

Dalam menyusun soal bentuk uraian terdapat kaidah penulisan yang harus
diperhatikan yaitu:
1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus
jelas.
3) Isi materi sesuai dengan petunjuk pengukuran.
4) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah,
atau tingkat kelas.
5) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya
atau perintah yang menuntut jawaban terurai: seperti mengapa, uraikan,
jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah.
6) Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
7) Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya
8) Hal yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.
9) Rumusan butir soal menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif,
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
10) Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung
perasaan peserta didik atau kelompok tertentu.
11) Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
12) Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

43
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

13) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.

Dalam mengembangkan soal uraian setelah soal dibuat, maka pedoman


penskorannya juga harus dibuat. Bentuk soal uraian terdiri atas uraian objektif
dan uraian non objektif. Soal bentuk uraian objektif adalah rumusan soal atau
pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep
tertentu, dan dapat diidentifikasi kata-kata kunci jawabannya, sehingga
penskorannya dapat dilakukan secara objektif. Sedangkan Soal bentuk uraian
non-objektif adalah rumusan soal yang menuntut sehimpunan jawaban
berupa pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing siswa, sehingga
penskorannya sukar dilakukan secara objektif (penskorannya dapat mengandung
unsur subjektivitas) tidak dapat diidentifikasi kata-kata kunci jawabannya,
sehingga skor diberikan dalam bentuk rentang yang sifatnya holistik.
Berikut ini contoh format pedoman penskoran untuk soal uraian.

Pedoman Penskoran

No Soal Kriteria jawaban/kata kunci Skor

Catatan:
- untuk soal uraian objektif bisa menggunakan kata kunci yang memang menjadi
ciri untuk ketercapaian kompetensi yang diukur
- untuk soal uraian non objektif digunakan kriteria jawaban yang skor nya dapat
berupa rentang, tetapi setiap perolehan skor perlu dirinci jabarannya.

Tes Lisan
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari peserta didik dalam
bentuk bahasa lisan. Dalam tes ini, peserta didik akan menyampaikan jawaban

44
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pendidik dengan menggunakan


kata-katanya sendiri. Tes lisan biasanya dilaksanakan dengan cara
mengadakan percakapan antara pendidik dengan peserta didik. Tes ini
termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes yang soal dan jawabannya
menggunakan bahasa lisan.
Dalam menyusun soal dan melaksanakan tes terdapat kaidah tes lisan yang
harus diperhatikan yaitu:
(1) Sebelum tes lisan dilaksanakan, peserta didik sudah melakukan inventarisasi
berbagai jenis soal yang akan diajukan dalam tes lisan tersebut, sehingga
tes lisan dapat diharapkan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi
maupun konstruksinya.
(2) Setiap butir soal yang telah ditetapkan untuk diajukan dalam tes lisan itu,
juga harus disiapkan sekaligus pedoman penskorannya.
(3) Skor atau nilai hasil tes lisan sudah dapat ditentukan disaat masing –
masing peserta didik selesai di tes.
(4) Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jangan sampai
menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.
(5) Sebaiknya dalam melakukan tes lisan pendidik berfungsi sebagai penggali
informasi, bukan hakim yang mengadili, dan bukan pula pendidik yang sedang
mengajar di kelas, sehingga tidak salah menempatkan diri.
Penugasan
Penugasan atau pemberian tugas adalah salah satu cara dalam proses
penilaian dengan cara memberi tugas kepada peserta didik. Tugas-tugas tersebut
dapat berupa mengikhtisarkan karangan (dari surat kabar, majalah atau buku
bacaan), membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula
menyusun karangan. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun
kelompok.

Dalam proses pembelajaran maupun penilaian, peserta didik hendaknya


didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan
kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk
mendukung metode pembelajaran yang kreatif. Pemberian tugas merupakan
penilaian yang manfaatnya dapat memperbaiki proses pembelajaran pendidik
(assessment for learning) dan juga dapat menjadi alat refleksi kemampuan
siswa (assessment as learning). Penggunaan metode pemberian tugas harus
diarahkan untuk menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif,

45
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

mendorong perilaku kreatif, membiasakan berpikir komprehensif, dan


memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan instrumen penugasan adalah pemberian
nilai dari hasil penugasan. Pemberian nilai yang diberikan dalam penugasan
harus mengacu pada rubrik yang dibuat. Di dalam rubrik tersebut perlu
diperhatikan aspek-aspek penilaian yang akan diberikan pada peserta didik
dan rentang nilai untuk menggambarkan capaian yang dapat diperoleh peserta
didik.
Penilaian dalam bentuk tes tertulis umumnya diberikan pada penilaian akhir
semester (sumatif) karena tujuannya untuk mengukur capaian siswa setelah
selesai program pembelajaran (assessment of learning), sedangkan untuk
kegiatan penilaian harian lebih baik digunakan instrumen yang lebih yang
dapat menggali kemampuan anak untuk berpikir kritis, kreatif, problem
solving, kerjasama, dengan menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
sehingga dapat memberikan informasi tentang perkembangan kemampuan
siswa dan umpan balik untuk perbaikan program pembelajaran (assessment
for/as learning) terbuka,
c. Penyusunan Instrumen Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan merupakan penilaian yang menuntut peserta didik
untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian
ini selain dilakukan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya (assessment of learning)
juga sangat baik digunakan untuk melihat perkembangan kemampuan siswa
berdasarkan umpan balik dari hasil penilaian yang dilakukan guru (assessment
for/as learning). Penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian
praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

1. Penilaian Praktik
Penilaian praktik (performance assessment) adalah penilaian yang meminta
peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Karakteristik dasarnya adalah peserta diminta untuk mendemontrasikan
kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu
aktivitas (perbuatan). Dalam hal ini perbuatan/penampilan lebih penting
daripada produknya serta lebih banyak menggunakan unsur motorik peserta
didik.

46
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

Dalam kegiatan praktik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu suatu
bahan praktik harus dapat digeneralisasikan pada tugas-tugas lain yang sering
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, mengukur lebih dari satu kemampuan,
materi praktik relevan dengan materi pelajaran hingga dapat dilaksanakan,
dapat diskor dengan akurat dan reliabel, dan penilaiannya harus adil untuk
semua peserta tes.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat soal praktik:


(1) Buat rincian penugasan yang akan diberikan pada siswa sesuai dengan
indikator kinerja pada kisi-kisi
(2) Identifikasi langkah langkah untuk melakukan tugas praktik tersebut.
(3) Buat rubrik /pedoman penilaian untuk tugas praktik tersebut
(4) Definisikan kriteria kemampuan yang akan diukur dalam rubrik
(5) Tentukan rentang skor (tingkatan kinerja) dalam rubrik
(6) Usahakan kriteria kemampuan yg diukur dalam rubrik tidak terlalu banyak.
(7) Definisikan capaian kinerja untuk setiap kriteria penilaian

2. Penilaian Produk
Penilaian produk atau hasil kerja (product assessment) adalah penilaian
terhadap keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk
benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Hasil kerja yang
dimaksud disini adalah produk kerja peserta didik dengan menggunakan
motoriknya seperti aransemen musik, koreografi, melukis, menyulam,
menyusun karangan termasuk hasil kerja (produk). Dalam penilaian ini yang
lebih diutamakan adalah produk atau hasil akhir dari peserta didik.
Tahapan yang dapat dinilaikan (kriteria penilaian) dalam penilaian produk:
(1) Tahap persiapan meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
(2) Tahap pembuatan (produk) meliputi penilaian terhadap kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi, menggunakan bahan, alat dan teknik.
(3) Tahap penilaian meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
membuat produk sesuai dengan yang diharapkan.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan hasil kerja adalah kualitas bahan
yang digunakan, relevansi, dan mewakili kompetensi yang diukur, kualitas hasil
kerja akhir, jumlah dan objektivitas hasil kerja. Sedang intrumen yang dapat

47
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

digunakan pendidik dalam penilaian hasil kerja peserta didik dapat berupa
anecdotal record (catatan yang dibuat pendidik selama melakukan
pengamatan pada waktu proses tahapan produksi); checklist atau lembar
observasi (catatan yang berisi sejumlah keterampilan akan diukur, kemudian
menilai apakah selama menyelesaikan tugas peserta didik sudah menunjukkan
keterampilan yang diharapkan.

3. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah tugas yang harus diselesaikan
dalam periode tertentu. Langkah-langkah dalam mengerjakan soal proyek ini
adalah peserta didik harus mengumpulkan data, mengorganisasikan,
mengevaluasi, dan menyajikan data dalam bentuk tulisan laporan. Dalam
perencanaan penilaian proyek perlu diperhatikan kemampuan pengelolaan
seperti penentuan topik yang tepat, relevansi atau kesesuaian
pengetahuan/keterampilan pembelajaran, dan keaslian yaitu dukungan
peserta didik pada topik yang akan diproyekkan, artinya bahwa topik yang
diajukan adalah asli di sekolah itu serta dapat dilakukan peserta didik.
Dalam pelaksanaan penilaian proyek harus fokus pada proses dan produk.
Untuk itu dalam perencanaan penilaian perlu diperhatikan apakah suatu
proyek sesuai dengan pengetahuan/keterampilan dan tujuan pembelajaran
dengan aktifitas proyek yang direncanakan. Kemudian perlu dilakukan
pembuatan spesifikasi proses suatu proyek: pemilihan topik, diagram
investigasi, tahapan proses, dan pemantauan. Selain itu dalam pelaksanaan
proyek pendidik harus dapat melakukan pencatatan dan penilaian untuk
perbaikan proyek peserta didik, serta perkiraan perkembangan tugas dan
keberhasilan tugas.
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio (portfolio assessment) adalah suatu kumpulan/hasil kerja
peserta didik dari waktu ke waktu yang dapat memberikan informasi hasil
belajar peserta didik dan perkembangan pengetahuan peserta didik. Tujuan
portofolio adalah untuk menghargai perkembangan yang dialami peserta
didik, mendokumentasikan proses pembelajaran, memberi perhatian pada
prestasi kerja peserta didik yang terbaik, meningkatkan efektifitas proses
pengajaran, bertukar informasi dengan orang tua dan pendidik lain,
membina/mempercepat pertumbuhan konsep diri, meningkatkan
kemampuan melakukan refleksi diri, dan membantu peserta didik dalam
merumuskan tujuan.

48
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

Portofolio dibagi ke dalam tiga kelompok. Pertama, portofolio kerja: usaha


dilakukan peserta didik sendiri/bersama kelompok, dan menyediakan data cara
peserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja serta prestasi belajar
peserta didik. Kedua, portofolio dokumentasi berupa koleksi hasil kerja
peserta didik terpilih dalam masa tertentu, dan ketiga, portofolio penampilan
berupa koleksi hasil kerja peserta didik terbaik untuk menunjukkan
penampilan dan digunakan untuk penilaian/sertifikasi.
Prinsip penggunaan portofolio adalah adanya saling mempercayai antara
pendidik dan peserta didik pada hasil, pencapaian tugas portofolio merupakan
kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, hasil tugas
merupakan milik bersama antara pendidik dan peserta didik, dalam
pelaksanaan tugas ada kepuasan antara peserta didik dengan pendidik, serta
adanya kesesuaian kompetensi yang diinginkan dengan pencapaian tugas dari
peserta didik. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
portofolio, yaitu:
(1) Memastikan peserta didik memiliki berkas portofolio.
(2) Menentukan bentuk/hasil pekerjaan.
(3) Mengumpulkan/menyimpan dokumen/hasil pekerjaan.
(4) Menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
(5) Mengharuskan peserta didik menilai pekerjaannya secara kontinu.
(6) Menentukan/menyelenggarakan pertemuan portofolio.
(7) Melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio.
Hal yang terpenting dalam mengembangkan instrumen penilaian keterampilan
adalah menyusun pedoman penskoran atau rubrik penilaian. Rubrik adalah
pedoman yang dibuat untuk menilai tugas-tugas atau hasil jawaban peserta
didik. Rubrik dibuat agar penilaian terhadap peserta didik lebih efektif,
konsisten, dan objektif. Selain itu rubrik juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi kinerja siswa sehingga guru dapat menyediakan
bantuan yang diperlukan untuk memperbaiki kualitas pekerjaan siswa dan
membantu guru untuk memusatkan perhatian pada konsep-konsep utama
yang harus dikuasai peserta didik.
Penyusunan rubrik tergantung pada tuntutan tugas yang harus dilakukan oleh
peserta didik, sehingga dalam mendesain sebuah rubrik perlu diperhaikan
kriteria atau dimensi yang akan dinilai dari tugas yang diberikan,
kemudian setiap kriteria dibuat tingkatan kinerjanya dari yang
terbaik sampai yang terburuk. Berikut ini contoh format dari rubrik:

49
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

Tingkat Kerja (skala)

4 3 2 1
Kriteria/aspek 1 (Ya dan Ya Ya, tapi Tidak
lebih …) ….
Kriteria/aspek 2
Kriteria/aspek 3
….
….

Catatan:
- tabel diisi dengan deskripsi dari kinerja, dari tingkatan tertinggi sampai terendah
untuk setiap kriteria.
- Apabila ada aspek sikap yang menjadi kriteria dalam penugasan (misalnya
kerjasama), maka dapat dimasukkan juga dalam rubrik tersebut.
- Dimensi atau kriteria yang dinilaikan dapat juga diberi pembobotan apabila ada
kriteria yang memang konseptual yang harus dipahami peserta didik

4. Validasi Instrumen Penilaian


Validasi instrumen penilaian dilakukan untuk melihat kualitas instrumen yang
dibuat sehingga instrumen tersebut menjadi valid, yaitu sesuai dengan apa
yang hendak diukur yang tertuang dalam tujuan penilaian dan indikator soal.
Validasi instrumen dapat dilakukan secara kualitatif dan atau kuantitatif.
Validasi instrumen secara kualitatif dapat dilakukan melalui proses telaah
instrumen, sedangkan validasi instrumen secara kuantitatif dilakukan melalui
proses ujicoba dan analisis hasil ujicoba.

a. Telaah instrumen
Telaah instrumen tes secara teoritis atau kualitatif dilakukan untuk melihat
kebenaran instrumen dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Telaah
instrumen secara teoritis dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli/pakar

50
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

teman sejawat, atau apabila terpaksa dapat dilakukan telaah sendiri. Setelah
melakukan telaah ini kemudian dapat diketahui apakah secara teoritis
instrumen layak, kurang layak atau tidak layak untuk digunakan.
Instrumen.Instrumen yang layak sudah memenuhi kategori instrumen yang
baik dari segi materi, konstruksi, dan bahasa sehingga dapat digunakan
untuk melakukan penilaian. Instrumen yang kurang layak membutuhkan
proses revisi dengan memperbaiki dalam konteks apa instrumen tersebut
tidak layak. Instrumen yang tidak layak, apabila tidak dapat direvisi, maka
tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menilai karena hasil yang akan
diperoleh tidak valid.
Kegiatan telaah instrumen adalah untuk memastikan bahwa instrumen sudah
dibuat sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Sehingga langkah
ini dilakukan dengan cara melihat kembali instrumen yang dibuat dan
mencocokkannya dengan kaidah-kaidahnya, misalnya:
m Apakah butir pertanyaan/ pernyataan sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi,
m Apakah konsep yang ditanyakan sudah tepat
m Apakah bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan tata bahasa
yang benar,
m Apakah butir pertanyaan/pernyataan tidak bias,
m Apakah format instrumen menarik untuk dibaca,
m Apakah pedoman menjawab atau mengisi instrumen jelas,
m Apakah jumlah butir dan/atau panjang kalimat pertanyaan/pernyataan
sudah tepat sehingga tidak menjemukan untuk dibaca/dijawab, dan
m Apakah rubrik penilaian sudah dibuat sesuai dengan kemampuan yang
harus dicapai peserta didik.
Prosedur penelaahan untuk tes tertulis biasanya menggunakan kartu telaah
yang berisi kaidah-kaidah penyusunan instrumen, sehingga dapat diketahui
kelemahan instrumen tersebut. Hasil telaah kemudian digunakan untuk
memperbaiki instrumen. sebelum instrumen tersebut digunakan.

b. Uji Coba Instrumen Penilaian


Validasi instrumen secara kuantitatif dilakukan melalui langkah ujicoba
instrumen sehingga akan diperoleh data empiris terhadap kualitas
instrumen yang telah disusun. Uji coba dapat dilakukan ke sebagian siswa,
sehingga dari hasil uji coba ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar

51
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

analisis atau pada semua siswa bersamaan dengan pelaksanaan penilaian sehingga
datanya menjadi lebih banyak. Data respon jawaban siswa kemudian diolah
untuk mendapatkan data-data kuantitatif untuk instrumen tersebut.

c. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penilaian


Hasil uji coba terutama untuk pilihan ganda atau uraian, terutama dianalisis
untuk mengetahui tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, dan
daya beda. Data statistik lainnya apabila dibutuhkan dapat juga memberikan
gambaran secara kwantitatif tentang instrumen tersebut. Jika instrumen
penilaian yang disusun belum memenuhi kualitas yang diharapkan, berdasarkan
hasil uji coba tersebut maka perlu dilakukan revisi instrumen penilaian.

Kualitas butir soal terutama dapat dilihat dari data tingkat kesukaran dan daya
beda butir soal. Soal yang terlalu mudah dengan tingkat kesukaran lebih dari
> 0,9 atau terlalu sulit dengan tingkat kesukaran < 0,2 secara kuantitatif tidak
menggambarkan kemampuan sesungguhnya dari apa yang hendak diukur.
Dan soal daya beda negatif dapat mengindikasikan soal tersebut perlu direvisi
karena tidak bisa membedakan kelompok yang sudah memahami dan belum
memahami.

d. Revisi Instrumen Penilaian


Berdasarkan hasil analisis butir soal baik secara kualitatif maupun kuantitatif
akan diperoleh kategori soal yang baik, perlu revisi, dan tidak baik. Soal yang
perlu revisi perlu melihat kembali soal tersebut dan kemudian dilakukan
perbaikan. Untuk soal yang sudah baik tidak perlu lagi dibenahi, tetapi soal
yang masuk kategori tidak bagus harus dibuang karena tidak memenuhi
standar kualitas. Soal-soal yang masuk kategori baik ini dapat disimpan
dalam kumpulan soal-soal yang baik (bank soal), sedangkan soal-soal yang
direvisi, perlu dicek kembali melalui proses ujicoba sehingga soal tersebut
masuk ke dalam kategori baik. Setelah terkumpul butir-butir soal yang bagus,
soal-soal tersebut dapat digunakan/dirakitkan untuk keperluan penilaian yang
sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur.

Analisis dan tindak lanjut hasil penilaian


Analisis hasil penilaian selain dilakukan untuk validasi instrumen penilaian
seperti sudah dijelaskan di atas, juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber
informasi/umpan balik bagi pendidik untuk memperbaiki program pembelajaran

52
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

dan meningkatkan kemampuan siswa (assessment for learning), dan alat


refleksi capaian kemampuan peserta didik (assessment as learning). Proses
penilaian yang sudah menggunakan instrumen yang baik, hasil analisis respon
jawaban siswa dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa,
kelemahan konsep pada siswa, dan efektivitas program pembelajaran. Hasil
analisis yang diperoleh harus langsung ditindaklanjuti dengan memberikan
bimbingan dan arahan pada siswa sehingga siswa mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya. Selain itu hasil penilaian dan
rubrik penilaian juga dapat diberikan pada siswa untuk alat refleksi
kemampuannya.

D. Latihan

1. Buatlah rancangan kerangka penilaian selama satu


semester sesuai dengan mata pelajaran yang Anda ampu!

2. Buatlah skema/bagan yang menggambarkan tahapan


perencanaan penilaian!

­
kap pengembangan instrument penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan!

E. Rangkuman

Perencanaan penilaian dan pengembangan instrumen merupakan kegiatan yang


sangat penting dalam penilaian oleh pendidik. Perencanaan yang baik dapat
menjamin pelaksanaan penilaian dilakukan dengan profesional, edukatif, dan
efektif. Perencanaan penilaian harus sesuai dengan karakteristik kompetensi,
aspek kompetensi yang akan dinilai, tingkat capaian performan yang diharapkan
ruang lingkup materi, konten, konteks, dan berdasarkan prinsip-prinsip

53
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

penilaian. Perencanaan penilaian dilakukan bersamaan pada saat penyusunan


rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam merencanakan uatu
penilaian untuk satu semester atau satu tahun adalah: (1)
Menetapkan tujuan penilaian, (2) Analisis KD, (3) menentukan bentuk dan
teknik penilaian sesuai dengan indikator, (4) menyusun instrumen dan
rambu jawaban/rubrik penilaian, (5) menentukan waktu penilaian dan
bagaimana penilaian dilaksanakan, (6) menentukan analisis dan tindak lanjut
hasil penilaian yang akan dilakukan.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dapat berupa tes,
pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:1) substansi yang
merepresentasikan kompetensi yang dinilai; 2) konstruksi yang memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan 3)
penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik. Untuk mendapatkan instrumen yang
valid, pada proses pengembangannya perlu melakukan langkah-langkah
berikut: penetapan tujuan penilaian, penyusunan kisi-kisi penilaian,
penyusunan instrumen penilaian, telaah instrumen penilaian, uji coba
instrumen penilaian, analisis hasil ujicoba instrumen penilaian, revisi
instrumen penilaian.
F. Evaluasi

1. Jelaskan manfaat membuat perencanaan penilaian?


2. Jelaskan langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian sikap?
3. Jelaskan fungsi kisi-kisi dalam menyusun instrumen penilaian?
4. Jelaskan fungsi rubrik dalam penilaian keterampilan?
5. Jelaskan persyaratan instrumen penilaian yang berkualitas?

G. Daftar Pustaka

Black, P., & Wiliam, D. (1998). Assessment and Classroom Learning.


Assessment in Education: Principles, Policy & Practice, 5(1), 7-74.

Departemen Pendidikan Nasional (2003).Undang-Undang Nomor 20 tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

54
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB III

Departemen Pendidikan Nasional (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19


Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dwyer, C. A. (1998). Assessment and Classroom Learning: theory and practice.


Assessment in Education: Principles, Policy & Practice, 5(1), 131-137.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) .Peraturan Pemerintah No.


32 Tahun 2013 tentang perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015). Peraturan Pemerintah


Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015). Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.

Pusat Penilaian Pendidik, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015). Pedoman Penilaian
Kelas oleh Pendidik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015). Panduan Penilaian Untuk


Sekolah Menengah Pertama.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Peraturan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidik.

Nitko, J.A., & Brookhart, S. M. (2007). Educational Assessment of Students.


New Jersey: Pearson Prentice Hall.

H. Lampiran

LAMPIRAN 1
Latihan 1: Membuat perencanaan penilaian selama satu semester
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru:

55
BAB III PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

1. Menuangkan semua KD yang harus dicapai oleh peserta didik dalam satu
semester, baik KD dari KI-1, KI-2 (mapel Agama dan Budi Pekerti), KI-3, dan
KI-4.
2. Menuangkan indikator pencapaian kompetensi esensial yang dapat diukur
untuk kompetensi dari setiap KD tersebut.
3. Menetapkan aspek penilaian yang dapat diukur dari setiap indikator pencapaian
kompetensi tersebut.
4. Menetapkan bentuk penilaian yang akan dilakukan untuk mencapai kompetensi
tersebut.
5. Menetapkan teknik penilaian yang akan dilakukan dan bagaimana penilaian
tersebut akan dilakukan, apakah terintegrasi dengan proses pembelajaran
atau dalam waktu khusus untuk melakukan penilaian.
Penentuan langkah-langkah tersebut harus mempertimbangkan waktu,
karakteristik dari kompetensi yang akan diukur, dan sarana prasarana disekolah.

Latihan 2: Membuat alur/bagan kegiatan perencanaan penilaian


Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat dibuatkan alur/bagan kegiatannya
secara menarik sehingga memudahkan untuk dapat dipahami dan dimengerti.

Latihan 3: Membuat skema/bagan pengembangan instrumen penilaian sikap


Langkah-langkah pengembangan instrumen sikap:
1. Menetapkan aspek sikap apa saja yang akan dikembangkan di sekolah
2. Menetapkan indikator-indikator apa saja yang dapat dikembangkan dari
setiap aspek sikap pada mata pelajaran yang diampu agar lebih mudah untuk
menanamkan, membiasakan, dan membina sikap tersebut selama proses
pembelajaran. Dari
3. Mengembangkan format observasi sikap yang mudah dan sederhana
4. Mencatat tindak lanjut yang dilakukan pada peserta didik dari perilaku positif
atau negatif
Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat dibuatkan bagan yang menarik
agar lebih mudah dipahami.

LAMPIRAN 2: PEDOMAN PENSKORAN TES FORMATIF.


1. Jelaskan manfaat membuat perencanaan penilaian?
2. Jelaskan langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian sikap?
3. Jelaskan fungsi kisi-kisi dalam menyusun instrumen penilaian?
4. Jelaskan fungsi rubrik dalam penilaian keterampilan?
5. Jelaskan persyaratan instrumen penilaian yang berkualitas?

56
BAB IV
Kegiatan Belajar 3
Pengembangan Instrumen
Penilaian Sikap

P
engembangan instrumen penilaian sikap merupakan langkah penting
dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD),
ha­nya mata pelajaran PABP dan PPKn yang memiliki KD pada KI-1 dan KI-2,
sedang­kan mata pelajaran lain tidak memiliki KD pada KI-1 dan KI-2. Pada
peni­laian sikap, butir sikap yang ditumbuhkan tidak hanya yang terdapat pada
KI-1 dan KI-2 saja, tetapi juga nilai-nilai karakter yang terdapat pada visi
sekolah.

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran pada Kegiatan Belajar 3, Anda diharapkan


dapat:

Merencanakan penilaian sikap

Menyusun instrumen penilaian sikap

Menggunakan instrumen penilaian sikap

Merancang kegiatan tindak lanjut penilaian sikap

Merevisi instrumen penilaian sikap dengan tepat

57
BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

B. Uraian Materi

1. Peperangan Penilaian Sikap


Pada pembelajaran matematika penilaian sikap bertujuan untuk
mengembangkan karakter peserta didik. Sikap yang dinilai adalah sikap
spiritual dan sikap sosial yang muncul selama pembelajaran di dalam kelas
maupun di luar kelas.

Sesuai penjelasan pada bab sebelumnya tentang tahap pengembangan


instrumen, perencanaan penilaian diawali dengan analisis KD. Tabel 1 adalah
contoh melakukan analisis sikap yang terdapat pada KI-1 dan KI-2 serta
melalui visi sekolah.

Tabel 4.1. Analisis Butir Sikap dalam K-I dan K-2 serta Visi Sekolah

NO KOMPETENSI INTI BUTIR SIKAP


1 KI-1: Menghargai dan menghayati • Menghargai ajaran agama
ajaran agama yang dianutnya. • Menghayati ajaran agama
2 KI-2: Menghargai dan • Kejujuran
menghayati perilaku jujur, • Kedisiplinan
disiplin, santun, percaya diri, • Kesantunan
peduli, dan bertanggung jawab • Percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif • Kepedulian
sesuai dengan perkembangan • Tanggung jawab
anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3 Visi sekolah (contoh): • Berakhlak
Berakhlak, Kreatif, Berprestasi, • Kreatif
dan Berwawasan Lingkungan. • Berprestasi
• Berwawasan lingkungan
(peduli lingkungan)

58
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BAB IV

Semua butir sikap tersebut akan dikembangkan dalam proses pembelajaran


di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada pelaksanaan proses pembelajaran
perlu ditentukan butir sikap yang akan dikembangkan sebagai fokus
pengembangan nilai sikap. Pemilihan butir sikap yang akan dikembangkan pada
proses pembelajaran disesuaikan dengan muatan pada KD-3 (pengetahuan)
dan KD-4 (keterampilan) yang akan dibelajarkan.
Langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi penilaian sikap yang membuat
kompetensi dasar, butir nilai sikap, teknik penilaian, dan instrumen penilaian.

Contoh Perencanaan Penilaian Sikap untuk SMP Kelas IX


Misalkan akan dibuat perencanaan penilaian sikap untuk KD: “KD 3.6. Menjelaskan
dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar” dan “KD 4.6.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenanan
bangun”. Berdasarkan KD tersebut direncanakan penilaian sikap seperti ditunjukkan
Tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2. Kisi-kisi Penilaian Sikap pada KD 3.6 dan KD 4.6

BUTIR NILAI TEKNIK BENTUK


KOMPETENSI DASAR
SIKAP PENILAIAN INSTRUMEN
3.1 Menerapkan konsep Kejujuran Observasi Jurnal
pengukuran berbagai Tanggung
besaran dengan jawab
menggunakan satuan
standar (baku)
4.1 Menyajikan data hasil
pengukuran dengan alat
ukur yang sesuai pada
diri sendiri, makhluk
hidup lain, dan benda-
benda di sekitar dengan
menggunakan satuan
tak baku dan satuan baku

59
BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Butir sikap pada KI-1 dan KI-2 yang menjadi fokus penilaian sikap pada KD
3.6 dan KD 4.6 adalah kedisiplinan dan tanggungjawab. Sikap tersebut
dipilih disesuaikan dengan karakter yang diharapkan muncul dalam
mempelajari konsep kesebangunan dan kekongruenan yaitu kedisiplinan yang
ditunjukkan dengan perilaku tertib dan patuh pada penggunaan konsep
tentang sudut, garis, bangun datar, perbandingan dan konsep-konsep
lainnya yang akan dipergunakan untuk menjelaskan kesebangunan dan
kekongruenan dua bangun datar. Butir sikap tanggung jawab juga dipilih
antara lain karena ketika peserta didik menjelaskan konsep maupun
menyelesaikan masalah pada setiap langkah dituntut pertanggungjawaban
untuk memberikan argumentasi atas pertanyaan “mengapa”.
Butir-butir sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan jurnal tidak terbatas hanya pada sikap tersebut, artinya semua
sikap yang muncul pada saat kegiatan belajar berlangsung dimungkinkan
untuk dicatat dalam jurnal.

Langkah berikutnya adalah menyusun instrumen penilaian sikap berdasarkan


perencanaan penilaian di atas. Pada Kurikulum 2013 jurnal merupakan teknik
utama penilaian sikap dan dapat didukung dengan teknik lain berupa lembar
penilaian diri dan lembar penilaian antarteman.
a. Jurnal
Jurnal berisi catatan kejadian selama melakukan pengamatan terhadap sikap
peserta didik. Catatan tersebut meliputi semua butir sikap yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran, baik yang menjadi fokus maupun bukan.

Tabel 4.3. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap

Nama Peserta Butir Tindak


No Tanggal Catatan Perilaku
didik Sikap Lanjut

60
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BAB IV

Ketika pendidik menemukan perilaku peserta didik, langsung menuliskannya di


dalam jurnal.

Dalam pelaksanaan penilaian sikap, diasumsikan setiap peserta didik memiliki


perilaku yang baik, sehingga “jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau
kurang baik” maka sikap peserta didik tersebut dianggap “baik”.

b. Penilaian diri
Jurnal yang telah dibuat dapat dilengkapi dengan lembar penilaian diri
sebagai instrumen pendukung. Penilaian diri merupakan teknik penilaian
terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan sikap- nya dalam berperilaku. Bagi pendidik fungsi penilaian diri
adalah sebagai bahan konfirmasi hasil observasi yang dilakukan, sedangkan
bagi peserta didik sebagai bahan refleksi atas perilaku yang mereka tunjukkan
selama kegiatan belajar.
Berikut adalah contoh instrumen penilaian diri.

PETUNJUK: Lakukan penilaian terhadap dirimu sendiri tentang sikap atau


perilaku selama proses pembelajaran.

Nama: . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selama proses pembelajaran selama ini, saya merasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................................
Sikap baik yang belum saya lakukan selama proses pembelajaran adalah . . . . . . .
.......................................................................
Untuk pembelajaran saya berikutnya, saya akan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.......................................................................

c. Penilaian antar teman


Jurnal yang telah Anda buat juga dapat dilengkapi dengan lembar penilaian
antar teman sebagai instrumen pendukung.

61
BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh


seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta didik lain terkait
sikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Seperti halnya penilaian diri,
penilaian antarteman adalah sebagai data konfirmasi hasil observasi yang
dilakukan oleh pendidik. Selain itu penilaian antarteman juga berfungsi untuk
menumbuhkan nilai-nilai kejujuran, kepedulian, dan saling menghargai antar
teman. Instrumen penilaian antarteman merupakan ungkapan pengakuan
peserta didik atas perilaku positif yang ditunjukkan oleh peserta didik lain.

Berikut adalah contoh instrumen penilaian antarteman;

PETUNJUK: Tuliskan sikap-sikap positif yang ditunjukkan oleh teman-


temanmu selama proses pembelajaran.

Perilaku baik yang ditunjukkan oleh teman-teman saya adalah sebagai berikut.

NO NAMA SIKAP YANG BAIK

3. Penggunaan Instrumen Penilaian Sikap


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik agar dapat menggunakan
masing-masing instrumen penilaian sikap dengan benar adalah sebagai
berikut.
a. Jurnal
Jurnal wajib dibawa oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung. Ketika
guru menjumpai perilaku peserta didik yang dianggap menonjol sesegera
mungkin perilaku tersebut ditulis dalam jurnal. Demikian juga ketika guru

62
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BAB IV

mengetahui bahwa ada perubahan perilaku peserta didik menjadi yang lebih
baik, hal tersebut juga perlu dicatat dalam jurnal.

ngat
baik dan/atau kurang baik (menonjol) atau perubahan perilaku peserta
didik yang menjadi lebih baik (sesuai harapan) saat pengamatan.
Perilaku sangat baik atau kurang baik (menonjol) yang dimaksud, tidak
terbatas pada perilaku yang menjadi fokus penguatan karakter
sebagaimana disebutkan dalam RPP, tetapi mencakup semua perilaku
yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selama
pengamatan, perilaku peserta didik yang baik (tidak menonjol) tidak perlu
dicatat di dalam jurnal, karena diasumsikan tidak diperlukan penanganan
khusus oleh guru.
3) Dalam kolom ‘butir sikap’, tuliskan karakter yang sesuai dengan sikap yang
dimunculkan oleh peserta didik.

4) Pada kolom ‘tindak lanjut’, tuliskan tindakan (treatment) yang dilakukan


guru sebagai respon terhadap perilaku peserta didik yang muncul. Contoh
tindakan (treatment) yang dilakukan guru dapat berbentuk pujian untuk
perilaku yang sangat baik dan berupa pendekatan personal dalam bentuk
pertanyaan reflektif dan/atau teguran personal bersifat mendidik untuk
perilaku yang kurang baik.

Tabel berikut adalah contoh pengisian jurnal selama proses pembelajaran dan
di luar kelas.

63
BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Tabel 4.4.
Contoh Pengisian Jurnal Perkembangan Sikap

Mata Pelajaran : IPA


Kelas : VII-1
Periode Pengamatan : Juli September
Semester : Satu
Tahun : 2016/2017

NAMA
BUTIR TINDAK
NO. WAKTU PESERTA
ILAKU SIKAP LANJUT
DIDIK
1. 22/08/2016 Bahtiar Memimpin do’a Ketaqwaan Memberi
diawal pembe- pujian
lajaran dengan setelah
khidmat selesai
membaca
do’a.
2. 29/08/2016 Andri Membantu Kepedulian Memberi
teman untuk pujian pada
memahami ma- saat keja-
teri pelajaran dian.
dengan men-
jelaskan secara
sabar
3. 09/09/2016 Burhan Mengumpulkan Kedisiplinan Membantu
tugas sering mengatasi
terlambat (3 kali masalah
pengumpulan) Burhan
(di luar
KBM).

64
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BAB IV

NAMA
CATATAN PER­ BUTIR TINDAK
NO. WAKTU PESERTA
ILAKU SIKAP LANJUT
DIDIK
4. 12/09/2016 Andri Menuliskan data Kejujuran Memberi
sesuai dengan pujian,
hasil prakti- membahas
kum (walaupun penyebab
salah) dan kesalah-
diberikan uraian an (saat
tentang penye- pembela-
bab kesalahan jaran ber-
data tersebut. langsung).
5. 20/09/2016 Beatrice Memungut Kepedulian Memujinya
sampah dan me- pada saat
masukkannya ke KBM.
bak sampah
6. 22/09/2016 Dinda Sudah 2 kali Tanggung Membantu
tidak mengum- jawab Dinda me-
pulkan tugas. ngatasi ma-
salahnya (di
luar KBM).
7. 27/09/2016 Burhan Menyerahkan Kejujuran Memuji saat
uang yang KBM.
ditemukannya di
halaman sekolah
kepada Satpam
sekolah.

Jakarta, 30 September 2016


Mengetahui,
Kepala SMP… Guru Mata Pelajaran,

............ ..................
NIP. NIP.

65
BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Respon berupa pujian diberikan sebagai bentuk penghargaan pada peserta


didik, sekaligus sebagai usaha pendidik untuk memunculkan secara eksplisit
(mensosialisasikan) rambu-rambu (guidelines) karakter yang harus
ditumbuhkan dan dikembangkan dalam diri setiap peserta didik. Respon
yang diberikan pendidik dapat berfungsi sebagai assessment as learning
(penilaian sebagai pembelajaran) bagi peserta didik, dan juga assessment
for learning (penilaian untuk pembelajaran) bagi pendidik. Dengan memberi
pujian kepada peserta didik yang menunjukkan perilaku ideal (sangat
baik), diharapkan semua peserta didik akan mengenali atau memahami
rambu-rambu nilai sikap/karakter yang seharusnya mereka tumbuh
kembangkan, dan selanjutnya mereka mampu menuliskan
komentar/penilaian sikap terhadap diri sendiri, dan teman lain saat diminta
melakukan penilaian sikap pada teknik penilaian diri dan penilaian
antar teman.
b. Lembar Penilaian Diri
Pendidik menginformasikan kepada peserta didik bahwa penilaian diri
merupakan pendukung terhadap penilaian sikap. Oleh karena itu pengisian
data pada instrumen penilaian diri agar dilakukan dengan jujur sesuai
keadaan sebenarnya, dan penuh tanggungjawab. Instrumen ini berfungsi
sebagai pendukung objektivitas penilaian sikap yang dilakukan oleh
pendidik dalam jurnal dan untuk bahan refleksi peserta didik.
Data yang dapat dituliskan oleh peserta didik dalam lembar penilaian diri dapat
berupa pernyataan-pernyataan tentang sikap/karakter yang menurut peserta
didik tersebut sudah dimiliki, perlu dipertahankan dan atau sikap yang belum
dimiliki perlu ditumbuhkan.
c. Lembar Penilaian Antarteman
Selain lembar penilaian diri, instrumen pendukung lain untuk penilaian sikap
adalah lembar penilaian antarteman. Pengisian data pada lembar penilaian
antarteman dilakukan oleh peserta didik berdasarkan pengamatan pada
peserta didik lain. Instrumen ini juga berfungsi untuk mendukung objektivitas
penilaian sikap yang dilakukan oleh guru (jurnal) maupun oleh peserta didik
sendiri (lembar penilaian diri).
Data yang dapat dituliskan oleh peserta didik dalam lembar penilaian
antarteman dapat berupa pernyataan-pernyataan tentang sikap/karakter
yang menurut peserta didik tersebut sudah dimiliki, perlu dipertahankan
dan atau sikap yang belum dimiliki yang perlu ditumbuhkan pada diri peserta
didik lain.

66
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BAB IV

egiatan Tindak Lanjut Penilaian Sikap


Berdasarkan hasil penilaian sikap pada periode tertentu, dapat diketahui
perkembangan sikap peserta didik, apakah ada peningkatan sikap ataukah
tetap atau bahkan terjadi penurunan kualitas sikap. Selain untuk penilaian
terhadap peserta didik, hasil penilaian sikap ini dapat ditindaklanjuti dari sisi
pemahaman guru terhadap penilaian sikap. Instrumen penilaian sikap
menggunakan jurnal sebenarnya mengandung unsur “guru sebagai
instrumen”. Dengan kata lain, kualitas penggunaan instrumen penilaian sikap
(terutama jurnal) sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap
aspek-aspek sikap yang dikembangkan melalui pembelajaran IPA.

Ada dua hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui ketepatan penilaian sikap
yaitu: 1) berdiskusi dengan teman sejawat terkait aspek-aspek nilai sikap yang
ditetapkan, dan 2) melakukan refleksi diri pada proses dan hasil penilaian sikap.
Refleksi ini meliputi hal-hal baik yang telah dilakukan, hal-hal yang dapat
diperbaiki menyangkut tindak lanjut penilaian, hal-hal yang dapat diperbaiki
menyangkut pemahaman tentang nilai-nilai karakter yang dikem- bangkan
melalui pembelajaran matematika.

evisi Instrumen Penilaian Sikap


Karena instrumen penilaian sikap yang utama adalah jurnal dengan
pengisian berdasarkan hasil pengamatan guru, yang sangat dipengaruhi
oleh pemahaman guru terkait rambu-rambu (guidelines) nilai sikap, revisi yang
dapat dilakukan adalah meningkatkan pemahaman guru tentang nilai-nilai
karakter yang dikembangkan melalui matematika berdasarkan hasil diskusi
dengan teman sejawat dan refleksi diri oleh guru.

C. Latihan

Kerjakan soal-soal latihan berikut.

1. Seorang guru akan membuat perencanaan pembelajaran dan penilaian


untuk KD berikut.
3.7 Membuat generalisasi luas permukaan dan volume berbagai bangun
ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola)
4.7 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas
permukaan dan volume bangun . ruang sisi lengkung (tabung, kerucut,
dan bola), serta gabungan beberapa bangun ruang sisi lengkung

67
BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Jelaskan langkah-langkah pengembangan instrumen sikap yang akan


dilakukan oleh guru tersebut.

2. Perhatikan ilustrasi pembelajaran berikut.

Pak Ponidi sedang melakukan proses pembelajaran matematika di kelas VII. Pada saat
diskusi kelompok ada seorang peserta didik (Ani) duduk sendiri mengerjakan tugas. Di
kelompok lain, Ali terlihat serius berdiskusi memimpin teman sekelompoknya untuk
menyelesaikan tugas. Saat penyampaian hasil diskusi, kelompok Ali menunjukkan hasil
yang sangat baik. Di akhir pembelajaran, Budi dengan kesadaran sendiri memungut
kertas-kertas di lantai dan mengajak te man-temannya untuk merapikan kelas dengan
bahasa yang baik.

Jika Anda adalah Pak Ponidi, lakukan penilaian sikap dengan menulis
komentar pada jurnal penilaian sikap.

D. Rangkuman

Sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian


bahwa penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik
penilaian lain yang sesuai, maka instrumen penilaian sikap yang digunakan
adalah jurnal dengan instrumen pendukung adalah penilaian diri dan penilaian
antar teman. Pengisian jurnal sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru
tentang rambu-rambu nilai sikap. Agar tujuan penilaian sikap yaitu
mengembangkan sikap peserta didik dapat tercapai, maka guru juga perlu
melakukan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat terkait keterlibatan
dirinya sebagai guru dalam pengembangan sikap peserta didik tersebut.

E. Evaluasi

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap materi di modul ini, kerjakan


latihan berikut.

68
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BAB IV

1. Deskripsikan tahap perencanaan dalam pengembangan instrumen sikap


2. Pada suatu saat, Anda menjumpai seorang peserta didik bernama Vivi yang
meninggalkan bungkus jajanannya di kursi depan kelasnya. Bagaimana
Anda mengisi jurnal penilaian sikap?
3. Haruskah penilaian diri dan penilaian antarteman dilakukan? Jelaskan
jawaban Anda!
4. Bagaimana seorang guru mengetahui bahwa penilaian sikap yang
dilakukannya sudah tepat?
5. Jelaskan perlunya seorang guru menentukan tindak lanjut dan merevisi
instrumen penilaian sikap? Bagaimana perbaikan tersebut dilakukan?

F. Glosarium

Rambu-rambu nilai sikap : tanda atau ukuran sikap seseorang


Butir nilai sikap : sifat-sifat baik yang penting dan berguna bagi
manusia
Jurnal : catatan harian untuk mengumpulkan informasi
sikap peserta didik
Penilaian diri : penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri
Penilaian antarteman : penilaian dilakukan seseorang terhadap orang lain
Refleksi : kegiatan untuk melihat kelebihan dan kekurangan
diri sendiri atas apa yang telah dilakukan

G. Daftar Pustaka

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidik.

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi


Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 (Lampiran KI dan KD Mata Pelajaran
IPA SMP)

Pusat Penilaian Pendidikan. 2015. Pedoman Teknis Penilaian hasil


Berdasarkan Kurikulum 2013. Balitbang. Kemendikbud.

Belajar Claxton, Guy. 2006. Expanding the Capacity to Learn: A new end for
education? Opening Keynote Address British Educational Research
Assodiation Annual Conference. Versi elektronik.

69
BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

H. Lampiran

Kunci Jawaban Latihan (Petunjuk Penyelesaian)


Petunjuk untuk menjawab soal latihan adalah sebagai berikut:
1. Langkah-langkah pengembangan instrumen sikap:
a. Merencanaan penilaian sikap
- Menentukan tujuan penilaian sikap: untuk mengembangkan karakter
sikap
- Analisis KI dan visi sekolah
- Menyusun kisi-kisi
b. Menyusun instrumen penilaian sikap
- Membuat jurnal penilaian sikap
c. Menggunakan instrumen penilaian sikap
- Mengisi jurnal berdasarkan observasi/pengamatan
d. Menentukan kegiatan tindak lanjut
- Mengevaluasi perkembangan sikap peserta didik
- Menentukan kegiatan untuk meningkatkan perkembangan peserta
didik berdasarkan hasil evaluasi
e. Merevisi instrumen penilaian sikap
- Memperbaiki pemahaman guru tentang rambu-rambu nilai sikap
yang ditetapkan

2. Lengkapi kolom-kolom jurnal penilaian sikap untuk peserta didik berikut.

NAMA
BUTIR TINDAK
NO. WAKTU PESERTA
ILAKU SIKAP LANJUT
DIDIK
1. Ani .............. ........... ...........

2. Ali .............. ........... ...........

3. Budi Dengan kes- ........... ...........


adaran sendiri
dan mengajak
teman-temann-
ya untuk mem-
bersihkan kelas

70
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP BAB IV

Kunci Jawaban Evaluasi dan Saran Tindak Lanjut


Kunci jawaban evaluasi Anda adalah sebagai berikut:

NO. KUNCI JAWABAN SKOR


1. a. menentukan tujuan penilaian 1
b. melakukan analisis KI 1
c. menyusun kisi-kisi 1
Skor maksimum: 3
2. - menuliskan tanggal kejadian: .... 2
- menuliskan nama peserta didik: Vivi 2
- menuliskan deskripsi kejadian: tidak meletakkan bungkus 2
jajanannya di tempat sampah
- menuliskan butir sikap: kepedulian 2
- menuliskan tindak lanjut: ditegur dan diminta untuk 2
membuangnya di tempat sampah
*masing-masing poin jawaban skor 1
Skor maksimum: 10
3. Tidak harus dilakukan, tetapi kedua penilaian tersebut 3
merupakan data pendukung sehingga sebaiknya dilakukan.
*masing-masing poin kata kunci skor 1
Skor maksimum: 3
4. Dengan melakukan refleksi diri dan diskusi dengan teman 2
sejawat terkait penilaian sikap yang telah dilakukan.
*masing-masing poin kata kunci skor 1
Skor Maksimum: 2
5. Tujuan penilaian sikap adalah untuk mengembangkan karakter 2
peserta didik. Oleh karena itu jika hasil penilaian sikap kurang
dapat mengembangkan karakter peserta didik, maka instrumen
harus diperbaiki. Perbaikan dilakukan pada perubahan rambu-
rambu (mindset) guru atas nilai suatu sikap.
*masing-masing poin kata kunci skor 1
Skor maksimum: 2

Skor total: 20
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100
Skor maksimum

71
BAb V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

BAB V
Kegiatan Belajar 4
Pengembangan Instrumen
Penilaian Pengetahuan

K
eberhasilan proses pembelajaran di kelas dapat diketahui melalui
berbagai cara, salah satunya dengan melihat seberapa besar penguasaan
kompetensi dasar yang seharusnya dikuasai oleh seluruh peserta didik di
kelas itu. Berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dapat juga dilihat dari
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Untuk melihat
ketercapaian pembelajaran tersebut pendidik harus melakukan penilaian yang
berkesinambungan yang bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta meningkatkan efektivtas kegiatan pembelajaran.
Penyusunan instrumen penilaian yang benar-benar dapat digunakan sebagai
alat untuk menilai keberhasilan pembelajaran menjadi hal yang sangat penting
dan esensial untuk dikuasai oleh pendidik. Oleh karena itu agar diperoleh
informasi atau gambaran yang akurat dan tidak bias, apalagi menyesatkan
maka pelaksanaan ulangan tersebut membutuhkan alat ukur yang baik.
Pendidik perlu mempelajari bagaimana mengembangkan instrumen yang
baik untuk mengukur pengetahuan peserta didik.

72
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

A. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 4 ini, Anda diharapkan dapat:


Merencanakan penilaian pengetahuan;

Menyusun instrumen penilaian pengetahuan;

Memvalidasi instrumen penilaian pengetahuan;

Melaksanakan uji coba dan analisis hasil uji coba instrumen


penilaian pengetahuan;

Merevisi instrumen penilaian pengetahuan.

B. Uraian Materi

Bu Ida, seorang guru Matematika SMP melakukan penilaian tengah semester (PTS)
dengan menggunakan tes tertulis yang berupa soal pilihan ganda dan soal uraian.
Hasil tes menunjukkan bahwa seluruh peserta didik di kelas tersebut memperoleh
nilai di bawah KKM (60), yaitu memperoleh nilai paling tinggi 55. Berdasarkan hasil
tes tersebut, mungkinkah salah satu penyebabnya adalah tes yang disusun Bu Ida
kurang baik? Apakah soal-soal yang digunakan untuk penilaian itu sudah sesuai
dengan kaidah pengembangan instrumen penilaian? Bagaimanakah cara
mengembangkan instrumen tes yang tepat?

Untuk menjawab permasalahan di atas, dalam kegiatan belajar ini akan


dibahas tentang langkah-langkah dalam mengembangkan instrumen
pengetahuan yang baik. Secara garis besar, langkah-langkah dalam
mengembangkan instrumen penilaian pengetahuan, meliputi: (1) perencanaan
penilaian pengetahuan, (2) penyusunan instrumen penilaian pengetahuan,
(3) validasi instrumen penilaian pengetahuan, (4) uji coba dan analisis hasil
uji coba instrumen pengetahuan, (5) revisi instrumen penilaian pengetahuan.

73
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Untuk menyiapkan soal-soal yang digunakan pendidik untuk ulangan


harian tidak harus terpenuhi semua langkah tersebut. Langkah (4) dan (5)
hanya diperuntukkan bagi pendidik dalam pengembangan instrumen
assessment of learning, misalnya menyiapkan soal-soal untuk PTS atau PAS.

Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang
berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, maupun metakognitif. Berikut
disajikan langkah-langkah untuk mengembangkan instrumen penilaian
pengetahuan.

1. Perencanaan Penilaian Pengetahuan


Perencanaan penilaian pengetahuan oleh pendidik merupakan kegiatan
perancangan penilaian yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan
penilaian. Perencanaan penilaian merupakan tahapan pengembangan
instrumen penilaian sebelum pendidik menyusun instrumen penilaian.
Langkah-langkah dalam perencanaan instrumen penilaian meliputi: (a)
penetapan tujuan penilaian, (b) analisis kurikulum, dan (c) penyusunan
kisi-kisi penilaian, Langkah-langkah tersebut pada dasarnya telah
didiskusikan pada Kegiatan Belajar 2 (KB-2) dalam modul ini. Seperti yang
telah diuraikan pada KB-2, tujuan penilaian yang dilakukan oleh pendidik
pada umumnya untuk mengetahui pencapaian hasil belajar.

Analisis kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali


kurikulum yang ada berkaitan dengan tujuan penilaian yang telah
ditetapkan. Langkah ini dimaksudkan agar dalam proses pengembangan
instrumen selalu mengacu pada kurikulum yang sedang digunakan, dalam
hal Anda menggunakan Kurikulum 2013, maka penilaian harus sesuai dengan
KI-KD. Instrumen yang dikembangkan seharusnya sesuai dengan indikator
pencapaian suatu KD yang terdapat dalam Standar Isi (SI).

Hasil dari analisis kurikulum ini adalah rumusan indikator pencapaian KD.
Rumusan indikator pencapaian KD seharusnya memperhatikan kemampuan
berpikir peserta didik SMP yang dapat dibedakan menjadi enam jenjang, mulai
dari yang terendah (LOT) sampai yang tertinggi (HOT), yaitu: mengingat,

74
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Di


samping itu, rumusan indikator KD juga perlu memperhatikan sasaran
penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan yang dapat dikategorikan
berdasarkan dimensi pengetahuan, meliputi: faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif.
Kisi-kisi penilaian merupakan matriks yang berisi spesifikasi instrumen
penilaian (meliputi KD, kelas, materi, indikator, dan bentuk instrumen: tes
tulis, tes lisan, atau penugasan) yang akan dibuat. Jika instrumen penilaian
yang digunakan adalah tes tertulis, maka dalam membuat kisi-kisi juga perlu
menentukan bentuk soal yang akan diberikan kepada peserta didik. Beberapa
bentuk soal yang ada antara lain: pilihan ganda, jawaban singkat, uraian,
menjodohkan, tes benar-salah, dan lain-lain. Contoh kisi-kisi dapat dilihat
kembali di Kegiatan Belajar-2 dalam modul ini.

Tabel 5.1. Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi di RPP

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.11 Menjelaskan peluang 3.11.1 Mengidentifikasi percobaan yang
empirik dan teoretik berupa percobaan statistika
suatu kejadian dari 3.11.2 Mendeskripsikan pengertian ruang
suatu percobaan sampel, titik sampel, kejadian dari
suatu percobaan statistika
3.11.3 Menentukan peluang empirik dari
data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data.
3.11.4 Menentukan peluang teoritik dari
data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data.
3.11.5 Membandingkan peluang empirik
suatu percobaan dengan peluang
teoritiknya.
3.11.6 Menjelaskan bahwa suatu kejadian
merupakan suatu kepastian.
3.11.7 Menjelaskan bahwa suatu kejadian
merupakan suatu kemustahilan.
3.11.8 Menjelaskan cara mencari frekuensi
harapan dari suatu kejadian.

75
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Contoh Perencanaan Penilaian Pengetahuan untuk SMP Kelas VIII


Misalkan akan dibuat perencanaan penilaian pengetahuan untuk mengukur
pencapaian belajar peserta didik kelas VIII pada KD: 3.11. Perencanan penilaian
KD tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Memeriksa kompetensi dasar dan indikatornya


KD dan indikator biasanya sudah dicantumkan dalam RPP. Indikator
pencapaian kompetensi untuk KD tertentu sebaiknya ditingkatkan, dalam
arti menetapkan kata kerja operasional yang lebih tinggi dari yang dirumuskan
dalam KD. Misalnya jika kata kerja operasional pada KD sebatas
memahami, maka pendidik dapat menetapkan indikator sampai menganalisis
atau mengevaluasi. Tentu saja tidak semua KD dapat dan perlu ditingkatkan.

b. Menetapkan Tujuan Penilaian


Tujuan penilaian ditetapkan dengan mengacu pada RPP yang telah disusun.
Misalnya sebuah penilaian dimaksudkan untuk mengukur penguasaan
pengetahuan peserta didik kelas VIII pada KD 3.11. Tujuan penilaian ini untuk
keperluan mengetahui capaian pembelajaran dan untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
Langkah penetapan tujuan penilaiannya adalah sebagai berikut.

m Isi KD 3.11 adalah:


“Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu
percobaan”.
m Tujuan pembelajaran yang tertulis dalam RPP adalah sebagai berikut.
Peserta didik dapat:
a. mengidentifikasi suatu percobaan adalah percobaan statistika jika
diberikan sejumlah percobaan
b. mendeskripsikan pengertian ruang sampel, titik sampel, kejadian dari
suatu percobaan statistika
c. menentukan peluang empirik dari data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data
d. menentukan peluang teoritik dari data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data
e. membandingkan peluang empirik suatu percobaan dengan peluang
teoritiknya.
f. menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan kepastian.

76
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

g. menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan kemustahilan.


h. menjelaskan cara mencari frekuensi harapan dari suatu kejadian.
m Tujuan Penilaian
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP dapat ditetapkan
tujuan penilaiannya, yakni mengukur penguasaan peserta didik dalam:
a. mengidentifikasi suatu percobaan adalah percobaan statistika;
b. mendeskripsikan pengertian ruang sampel, titik sampel, kejadian dari
suatu percobaan statistika;
c. menentukan peluang empirik dari data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data;
d. menentukan peluang teoritik dari data luaran (output) yang mungkin
diperoleh dari sekelompok data
e. membandingkan peluang empirik suatu percobaan dengan peluang
teoritiknya;
f. menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan kepastian.
g. menjelaskan bahwa suatu kejadian merupakan kemustahilan; serta
h. menjelaskan cara mencari frekuensi harapan dari suatu kejadian.

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah


peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (assessment of learning),
dan juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan
pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Pemberian
umpan balik (feedback) kepada peserta didik terhadap hasil tes, maupun bagi
pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat
segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Catatan pendidik
pada setiap penilaian yang dilakukan sangat berharga bagi perbaikan proses
belajar peserta didik (assessmen for learning). Bentuk penilaian yang dapat
digunakan pendidik dalam menilai aspek pengetahuan peserta didik adalah
dengan menggunakan tes tertulis, tes lisan, atau penugasan.

c. Menentukan Bentuk Penilaian


Langkah selanjutnya adalah menetapkan bentuk penilaian yaitu berupa
Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir
Semester (PAS). Dalam contoh ini, tujuan penilaian ditetapkan berdasarkan
tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP, oleh karena itu bentuk
penilaian yang dipilih berupa Penilaian Harian (PH).

77
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

d. Memilih Teknik Penilaian


Setelah bentuk penilaian ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memilih teknik
penilaian yang akan digunakan. Untuk mengukur penguasaan kompetensi
pengetahuan pendidik dapat menggunakan teknik tes tertulis, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian pengetahuan yang
dapat digunakan dalam penilaian pengetahuan disajikan dalam Tabel 5.2
berikut.

Tabel 5.2. Teknik Penilaian Pengetahuan

TEKNIK BENTUK Tujuan


INSTRUMEN
Tes tertulis benar-salah, Mengetahui penguasaan
menjodohkan, pengetahuan peserta didik untuk
pilihan ganda, isian/ perbaikan proses pembelajaran
melengkapi, uraian dan/atau pengambilan nilai
Tes lisan tanya jawab Mengecek pemahaman peserta
didik untuk perbaikan proses
pembelajaran
Penugasan Tugas yang Memfasilitasi penguasaan
dilakukan secara pengetahuan (bila diberikan
individu maupun selama proses pembelajaran)
kelompok atau mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila diberikan pada
akhir pembelajaran)

Berdasarkan langkah di atas (a s.d d), selanjutnya dilakukan penyusunan


kisi-kisi penilaiannya.

e. Penyusunan Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang akan ditulis yang
meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal,
dan jumlah soal. Kisi-kisi disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili

78
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

apa yang seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual,


konseptual, dan prosedural dengan kecakapan berpikir tingkat rendah hingga
tinggi terwakili secara memadai. Berikut ini diberikan contoh kisi-kisi, soal
dan pedoman penskorannnya untuk mata pelajaran Matematika Kelas
VIII Semester 2.

Tabel 5.3. Contoh Kisi-Kisi Tes Tertulis

Nama SatuanPendidikan : SMP PPSP


Kelas/Semester : VIII/ dua
Tahun pelajaran : 2016/2017
Mata Pelajaran : Matematika

KOMPETENSI INDIKATOR NOMOR


NO MATERI BENTUK
DASAR SOAL SOAL

1 Menjelaskan m Percobaan 1. Mengidenti- Tes Tertulis 1


peluang statistika fikasi perco- (Uraian)
empirik dan baan yang
teoretik suatu berupa
kejadian percobaan
dari suatu statistika
percobaan m Titik sampel, 2. Menentukan Tes Tertulis 2, 3
Ruang ruang sampel, (isian
sampel, titik sampel, singkat)
Kejadian kejadian dari
suatu
percobaan
statistika
m Peluang 3. Menghitung Penugasan 4
empirik peluang
empirik
m Peluang 4. Menganalisis Tes Tertulis 5, 6
teoretik peluang (Uraian)
teoritik suatu
kejadian
m Hubungan 5. Menjelaskan Tes Tertulis 7, 8
antara cara mencari (Uraian)
peluang peluang den-
empirik gan setiap
dengan titik sampel
peluang berkesem-
teoretik patan sama
untuk terjadi

79
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

2. Menyusun Instrumen Penilaian Pengetahuan


Berdasarkan kisi-kisi penilaian, selanjutnya disusun butir tes yang sesuai
dengan kisi-kisi.

a) Contoh Instrumen Isian Singkat


Indikator: Menentukan ruang sampel, titik sampel, kejadian dari suatu
percobaan Statistika.
1. Suatu dadu bersisi 6 yang masing-masing sisi bernomor 1 sampai 6
dilambungkan satu kali. Isilah pernyataan berikut dengan kejadian ”tidak
mungkin”, ”mungkin”, atau ”pasti terjadi”.
a. Kejadian munculnya mata dadu bernomor genap adalah …..
b. Kejadian munculnya mata dadu bernomor kurang dari 7 adalah …..
c. Kejadian munculnya mata dadu bernomor lebih dari 6 adalah …..
d. Kejadian munculnya mata dadu bernomor 2 adalah …..
e. Kejadian munculnya mata dadu bernomor 6 adalah ……
f. Kejadian munculnya mata dadu bernomor bukan 6 adalah ....
2. Dua buah kantung (kantung A dan B) terbuat dari kain yang jika
dimasukkan benda kedalam kantung tersebut isinya tidak terlihat dari
luar. Kantung A berisi 4 kelereng merah dan 6 kelereng putih, sedangkan
kantung B berisi 10 kelereng merah dan 40 kelereng putih. Masing-masing
kantung dikocok berulang-ulang.
a. Tanpa melihat isi kantung, Falkhan diminta mengambil satu kelereng
dari dalam kantung A,
1) Warna kelereng yang mungkin didapatkan Falkhan adalah ……
2) Dalam satu kali pengambilan, kelereng yang paling mungkin
terambil oleh Falkhan adalah warna …….
b. Tanpa melihat isi kantung, Falkhan diminta mengambil satu kelereng
dari masing-masing kantung, pasangan kelereng yang mungkin
didapatkan warnanya adalah ……

b) Contoh Instrumen Penugasan


Indikator : Menghitung peluang empirik
Contoh tugas :
1. Bekerjalah dengan teman sebangku
2. Bacalah cerita tentang “lima sahabat” yang salah satu dari 5 sahabat tersebut
tiap hari ada kewajiban membangunkan 4 sahabat lainnya dengan cara
menghubungi dengan video call.

80
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

3. Jawablah soal soal yang tertulis setelah cerita “lima sahabat” tersebut.

Lima Sahabat
Hasti, Ida, Nia, Hafizna, dan Anturida peserta didik kelas VIII SMP PPSP, salah
satu dari mereka selalu membangunkan sahabatnya ketika pagi hari. Untuk
melatih tanggung jawab, mereka membuat suatu perjanjian, kapan
masing-masing sahabat tersebut berkewajiban membangunkan temannya di
suatu pagi melalui video call. Untuk menentukan siapa yang bertugas
membangunkan sahabatnya mereka memutar gasing (spin) yang terbagi
menjadi 5 warna (Purple, Red, Orange, Green, Yellow) dimana masing masing
warna mewakili masing-masing lima sahabat tersebut misalnya Hasti (P),
Ida (R), Nia (O), Hafizna (G), dan Anturida (Y)

SOAL: 1
Pada bulan April, berapa hari Nia berapa kali harus video call pada pagi hari?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bantulah nia dengan cara memutar
spin sebanyak 30 kali dimana spin tersebut tersedia di website http://www.
mathplayground.com/probability.html. Setiap kali selesai memutar spin,
tulislah Warna yang muncul pada kolom berikut ini.

APRIL

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30

a. Berapa harikah Nia membangunkan temannya pada pagi hari selama bulan
April?
b. Berapakah rasio (perbandingan) munculnya warna Orange terhadap
banyaknya putaran?

81
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

c. Jika kamu memutar spin 30 kali lagi, apakah selalu kamu peroleh hasil
yang sama seperti pada b?
d. Jika kamu memutar spin tersebut lebih banyak lagi, apakah rasio munculnya
1 1
warna Orange akan mendekati 5 atau menjauhi 5 ?

SOAL: 2
Hasti menjelaskan kepada Nia bahwa kesempatan Nia mendapatkan
1
spin dengan warna Orange jika memutar spin adalah 5. Apakah ini berarti
bahwa setiap memutar spin 5 kali akan muncul masing-masing warna
sekali? Jelaskan alasanmu!

Tabel 5.4. Contoh Pedoman Penskoran Soal Isian Singkat

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR


1. a Kejadian yang mungkin 1
b. Kejadian yang pasti 1
c. Kejadian yang tidak mungkin 2
d. Kejadian yang mungkin 1
e Kejadian yang mungkin 1
f Kejadian yang mungkin 2
2.a.1 Merah atau putih 2
2 Putih 1
b Merah-merah, merah-putih, putih-merah, putih-putih 4
Skor maksimum 15

82
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

Tabel 5.5. Contoh Pedoman Penskoran Tugas

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR


1. a Benar dalam menentukan rasio 0-1
b. Benar dalam menentukan rasio 0-2
c. Benar dalam menentukan rasio 0-3
d. Benar dalam menentukan rasio 0-4
2 Benar dalam menentukan peluang secara empiris 0-5
Skor maksimum 15

c). Contoh Tes Tertulis Uraian:


Indikator Soal : Menganalisis peluang teoritik suatu kejadian
Rumusan Soal: (misal no 6)
Gambar disamping adalah sebuah bidang
20 beraturan. Apabila benda ini
dilambungkan ketika jatuh pada permukaan
meja, masing-masing sisi mempunyai ke
mung kinan yang sama untuk muncul di
per mukaan. Masing-masing sisi dicat me
rah, biru, kuning, atau hijau. Perlu ka mu ke
tahui bahwa P(merah) = P(biru) = P(kuning)
= P(hijau). Berapakah banyak sisi yang dicat
merah?

Untuk membuat pedoman penskoran soal uraian ada dua bentuk, yang
pertama menyusun kunci jawaban dengan memberikan skor pada tiap
langkah

83
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

pengerjaan. Pedoman penskoran ini mempunyai kelemahan karena tidak


semua peserta didik mengerjakan dengan langkah-langkah sebagaimna yang
tercantum dalam pedoman penskoran. Cara lain adalah membuat alternatif
kunci jawaban kemudian dibuat pedoman penskoran berdasarkan interpretasi
pekerjaan peserta didik terhadap kunci jawaban yang telah disusun.

Tabel 5.6 Contoh Pedoman Penskoran Kunci jawaban

ASPEK URAIAN SKOR


Pemahaman Diketahui:
Soal · Benda berupa bidang 20 beraturan 1
· Sisinya dicat dengan warna merah, biru, kuning 1
atau hijau
· P(merah) = P(biru) = P(kuning) = P(hijau) 1
Ditanyakan:
Banyaknya sisi yang di cat merah. 1
Penyelesaian · Karena benda berupa bidang 20 beraturan, 1
Soal maka permukaan benda berjumlah 20 dengan
bentuk dan ukuran sama.
· Peluang sisi yang dicat merah = (banyaknya sisi 1
yang bercat merah) : (banyaknya semua sisi)
· Karena P(merah) = P(biru) = P(kuning) = P(hijau),
maka banyaknya sisi yang di cat merah, biru,
kuning atau hijau harus sama
Menjawab · Banyaknya sisi yang dicat merah (x1) = banyak 1
Soal sisi yang dicat biru (x2) = banyaknya sisi yang
dicat kuning (x3) = banyak sisi yang dicat hijau
(x4) 1
· x1+x2+x3+x4=20 1
· 4x1=20
· x1=5 1
Jadi banyak sisi yang dicat merah ada 5 buah
Jumlah skor 10

84
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

Tabel 5.7 Contoh Pedoman Penskoran Soal Uraian dimana


sebelumnya ada kunci jawaban

ASPEK SKOR URAIAN


PEMAHAMAN 0 Tidak ada usaha memahami soal
SOAL
2 Salah interpretasi pada apa yang diketahui
dalam soal atau apa yang ditanyakan dalam
soal
4 Interpretasi soal baik yang diketahui atau
ditanyakan benar seluruhnya

PENYELESAIAN 0 Tidak ada usaha


SOAL
2 Prosedur substansial benar, tetapi masih
terdapat kesalahan.
4 Prosedur penyelesaian tepat,tanpa kesalahan
aritmetika
MENJAWAB 0 Tanpa jawab atau jawab salah yang diakibatkan
SOAL prosedur penyelesaian yang tidak tepat

1 Salah komputasi, tiada pernyataan jawab

2 Penyelesaian benar
Skor maksimum 10
Skor minimum 0

emvalidasi Instrumen Penilaian Pengetahuan


Setelah instrumen selesai disusun, pengembang instrumen wajib menganalisis
untuk melihat apakah suatu instrumen telah memenuhi persyaratan
sebagai instrumen yang baik atau belum. Validasi instrumen tes secara teoritis

85
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

atau kualitatif dilakukan untuk melihat kebenaran instrumen dari segi


materi, konstruksi, dan bahasa. Validasi instrumen secara teoritis dapat
dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli/pakar, teman sejawat, maupun
dapat dilakukan telaah sendiri. Setelah melakukan validasi ini
kemudian dapat diketahui apakah secara teoritis instrumen layak atau tidak.

Dalam hal ini para penilai melakukan dua hal pokok. Pertama menilai
apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan
bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi (substansi) yang akan diukur
atau telah sesuai dengan konsep yang telah didefinisikan. Kedua, menilai
apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan
klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Hasil dari telaah ini dapat berupa
modifikasi kisi-kisi, atau modifikasi butir soal, atau keduanya

Untuk melakukan validasi instrumen tes secara teoritis atau kualitatif


digunakan “instrumen validasi atau kartu telaah.” Kartu telaah ini sifatnya
digunakan untuk memvalidasi per butir soal. Berikut ini diberikan contoh
format kartu telaah soal.

Contoh instrumen untuk mengetahui kesesuaian kisi-kisi dengan kemampuan


(kompetensi dasar) yang diukur

Tabel 5.8 Contoh Lembar Telaah Kisi-kisi

PETUNJUK:
Perhatikan kisi-kisi yang telah dibuat oleh pengembang tes. Berikan komentar
mengenai kisi-kisi tersebut dalam hubungannya dengan kompetensi dasar yang
akan diukur, misalnya dalam kaitannya dengan hal-hal berikut.
(1) Apakah indikator pencapaian kompetensi yang akan diukur telah lengkap?
(2) Jika terlalu banyak, indikator butir soal mana saja yang harus dikurangi, dan jika
terlalu sedikit, indikator butir soal apa yang perlu ditambahkan.
Komentar Penilai:
Contoh:
m Indikator sudah lengkap, perlu soal uraian untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam menghitung peluang empirik suatu kejadian
m . ..........................................................................................................................

86
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

Tabel 5.9. Contoh Kartu Telaah Soal secara Teoritis


Nomor Butir Soal: ….

NO
PEMAHAMAN ASPEK YANG
0 DITELAAH
Tidak YA TIDAK
ada usaha memahami soal KETERANGAN
SOAL
2Materi
Salah interpretasi pada apa yang diketahui
dalam soal atau apa yang ditanyakan dalam
1 Soal sesuai dengan indikator
soal
2 Kunci jawaban sudah tepat
4 Interpretasi soal baik yang diketahui atau
3 Isi materi sesuai dengan tujuan benar seluruhnya
ditanyakan
pengukuran
PENYELESAIAN 0 Tidak ada usaha
4 SOAL
Isi materi sesuai dengan jenjang,
jenis sekolah dan
2 tingkat sekolah
Prosedur substansial benar, tetapi masih
terdapat kesalahan.
Konstruksi (untuk Tes Uraian)
4 Prosedur penyelesaian tepat,tanpa kesalahan
1 Rumusan kalimat dalam bentuk
aritmetika
kalimat tanya atau perintah yang
menuntut jawaban
MENJAWAB 0 uraian
Tanpa jawab atau jawab salah yang diakibatkan
SOAL prosedur penyelesaian yang tidak tepat
2 Ada petunjuk yang jelas cara
mengerjakan/menyelesaikan
1 soal
Salah komputasi, tiada pernyataan jawab
3 Ada rubrik dan pedoman penyekoran
2 Penyelesaian benar
4 Tabel, grafik, diagram atau
sejenisnya bermakna Skor maksimum 10
Skor minimum 0
5 Butir soal tidak bergantung dengan
soal sebelumnya
Bahasa
1 Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia
2 Menggunakan bahasa yang
komunikatif
3 Pilihan jawaban tidak mengulang
4 Rumusan kalimat tidak
menimbulkan penafsiran ganda

87
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Contoh tabel 5.9 untuk mengetahui kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi

Petunjuk:
Berilah tanda chek (a) pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah
memenuhi kriteria yang disebutkan. Jika tidak sesuai, berilah tanda silang (x)
dan berikan komentar perbaikan mengenai butir soal tersebut.

Rekomendasi: (validator dapat memberikan tanda centang (a) sesuai yang


direkomendasikan)
Valid tanpa revisi ( )
Valid dengan revisi ( )
Tidak Valid ( )

Keterangan:
Butir soal direkomendasi valid, jika:
Aspek materi 100% terpenuhi
Aspek konstruksi minimal 75% terpenuhi
Aspek bahasa/budaya minimal 75% terpenuhi
Berdasarkan hasil validasi secara kualitatif, soal yang disajikan perlu di- revisi
dari segi konstruksi dan bahasa jika belum memperoleh capaian 75%,
dengan kata lain jika masih ada kompenen aspek konstruksi dan/atau bahasa
yang belum dipenuhi.

4. Melaksanakan Uji Coba Dan Analisis Hasil Uji Coba Penilaian Pengetahuan
Sebaiknya soal yang dikembangkan perlu dilakukan uji coba sebelum digunakan
untuk mengukur kompetensi yang diharapkan. Terkait dengan penyusunan
instrumen untuk ulangan harian, pengembang tes dapat melakukan
pengukuran (menggunakan instrumen yang dikembangkan) terhadap
sekelompok subjek satu kali saja. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap
peserta didik tersebut pengembang melakukan telaah terhadap soal yang
dikembangkan untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

Untuk soal PTS dan soal PAS, sebelum instrumen digunakan untuk penilaian,
terlebih dahulu instrumen tersebut dilakukan uji coba. Langkah ini diperlukan
untuk memperoleh data empiris terhadap kualitas instrumen yang telah
disusun. Uji coba dapat dilakukan ke sebagian peserta didik, sehingga dari

88
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

hasil uji coba diperoleh data yang digunakan sebagai dasar analisis. Hasil uji coba
dapat dianalisis untuk mengetahui reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran,
pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya pembeda, dan lain-lain dari
instrumen tersebut. Jika instrumen penilaian yang disusun belum memenuhi
kualitas yang diharapkan, berdasarkan hasil uji coba tersebut kemudian
dilakukan revisi instrumen penilaian.

Analisis butir soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan
pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik diperoleh
dari peserta didik yang mengerjakan soal tersebut. Penelaahan secara
kuantitatif dilakukan setelah soal diujikan. Pada suatu uji coba, perlu dilihat
kualitas butir soal. Kualitas butir soal ditandai oleh tingkat kesukarannya,
daya pembedanya, dan berfungsinya pengecoh, jika bentuk soalnya adalah
pilihan ganda. Berikut ini diberikan uraian mengenai analisis butir soal untuk
tes bentuk pilihan ganda. Ada dua pendekatan dalam analisis kuantitatif yaitu
pendekatan secara klasik dan pendekatan model respon butir soal. Analisis
butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui
informasi jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang
bersangkutan dengan mempergunakan teori tes klasik.

Langkah-langkah menganalisis secara klasik:


a. Mentabulasi jawaban peserta didik, berapa peserta didik yang menjawab
benar (akan digunakan menentukan indeks kesukaran soal, menentukan
daya pembeda), berapa peserta didik yang menjawab salah (berfungsinya
pengecoh), dan tidak menjawab soal.
b. Mencocokkan dengan kunci jawaban dari soal (apakah kuncinya ada yang
salah, apakah ada jawaban yang lebih dari satu jawaban, ataukah tidak
ada jawaban).

1) Tingkat Kesukaran (Difculty)


Tingkat kesukaran butir soal menyatakan proporsi banyaknya peserta yang
menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes. Indeks tingkat
kesukaran butir soal dapat dirumuskan dengan rumus P = B , dengan:
N
m P adalah indeks tingkat kesukaran suatu butir soal;
m B adalah banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal; dan
m N adalah banyaknya seluruh peserta tes.

89
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Berdasarkan rumus itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai P, butir
soal semakin mudah, dan semakin rendah nilai P, butir soal semakin sukar.
Pada analisis tingkat kesukaran, pengembang tes harus menentukan kapan
suatu butir soal dipertahankan dalam suatu tes ditinjau dari tingkat
kesukaran.
Contoh
Suatu tes pilihan ganda terdiri dari 15 butir dikenakan kepada 10 peserta didik.
Sebaran skor untuk masing-masing butir soal dan skor total peserta tes
tampak pada tabel berikut.

Nomor
Urut Skor
Nomor Butir Soal
Peserta Total
didik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10
2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11
5 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
7 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13

90
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

Dari tabel tersebut dapat diperoleh indeks tingkat kesukaran masing-masing


butir sebagai berikut.

6 6 9 8
P1 = = 0,6, P2 = = 0,6, P3 = = 0,9, ... , P10 = = 0,8
10 10 10 10

Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes.
Misalnya untuk keperluan ulangan akhir semester digunakan butir soal yang
mempunyai P sedang, untuk seleksi digunakan butir soal yang mempunyai P
tinggi/sukar, untuk diagnostik digunakan butir soal yang mempunyai P rendah/
mudah.

Berikut ini adalah interval untuk P.

0 ≤ P ≤ 0,3 Sukar
0,3 ≤ P ≤ 0,7 Sedang
0,7 ≤ P ≤ 1 Mudah

Indeks kesukaran dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur (soal tersebut)
dan kemampuan peserta didik. Misalkan suatu butir soal itu mudah, maka
prediksi atas informasi tersebut adalah sebagai berikut.
a) Pengecoh butir soal tdk berfungsi
b) Sebagian besar peserta didik memahami materi tersebut.

Misalkan suatu butir soal itu sukar, maka prediksi atas informasi tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Butir soal tersebut mungkin salah kunci jawabannya
b) Butir soal tersebut mungkin mempunyai lebih dari satu jawaban yang
benar.
c) Soal terlalu kompleks tidak sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik
d) Materi belum dipelajari.

Untuk soal uraian, tingkat kesukaran soal = mean/skor maksimum yang


ditetapkan pada pedoman penskoran dengan mean = jumlah skor peserta didik
pada suatu soal / banyaknya peserta didik yang mengikuti tes.

91
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

2) Daya Pembeda (Discrimination Power)


Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi yang
ditanyakan dengan peserta didik yang kurang/belum menguasai materi
yang ditanyakan. Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik
jika kelompok peserta didik pandai menjawab benar butir soal lebih
banyak daripada kelompok peserta didik tidak pandai. Dengan demikian,
daya pembeda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan peserta
didik yang pandai dan tidak pandai. Sebagai tolok ukur pandai atau tidak
pandai adalah skor total dari sekumpulan butir soal yang dianalisis.
Ada beberapa cara untuk mengukur daya pembeda, yaitu sebagai berikut. Cara
klasik, yaitu peserta tes diurutkan dari skor total tertinggi sampai dengan
skor total terendah. Berdasarkan aturan tertentu, peserta tes
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (pandai) dan
kelompok bawah (tidak pandai). Biasanya penentuan itu didasarkan atas
mediannya, yang berarti separuh dari peserta tes adalah kelompok atas dan
separuh dari peserta tes adalah kelompok bawah. Jika peserta tesnya
dalam jumlah besar, dapat digunakan aturan bahwa 27% urutan teratas
adalah kelompok atas dan 27% urutan terbawah adalah kelompok bawah.
Hal ini didasarkan pada pengalaman empirik bahwa 27% kelompok atas dan
27% kelompok bawah dapat mewakili separuh kelompok atas dan separuh
kelompok bawah. Indeks daya pembeda dirumuskan sebagai berikut.
B B
D = a � b , dengan:
Na Nb
m D adalah indeks daya pembeda butir soal;
m Ba adalah banyaknya peserta tes pada kelompok atas yang menjawab
benar;
m Na adalah banyaknya peserta tes pada kelompok atas;
m Bb adalah banyaknya peserta tes pada kelompok bawah yang menjawab
benar; dan
m Nb adalah banyaknya peserta tes pada kelompok bawah.

Contoh
Suatu tes pilihan ganda terdiri dari 15 butir soal dikerjakan oleh 10 peserta
didik. Sebaran skor untuk masing-masing butir soal dan skor total peserta tes
tampak pada tabel berikut.

92
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

Nomor
Urut Skor
Nomor Butir Soal
Peserta Total
didik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10
2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11
5 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
7 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13

Untuk mencari indeks daya pembeda dengan cara pertama, peserta tes
diurutkan dari skor total tertinggi ke skor total terrendah seperti pada tabel
berikut. Untuk butir soal nomor 1, indeks daya pembeda dapat dicari dengan
cara berikut.

93
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Nomor
Urut Skor
Nomor Butir Soal Kelompok
Peserta Total
didik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Atas
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Atas
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 Atas

94
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 12 Atas
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12 Atas
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11 Bawah
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10 Bawah
5 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 Bawah
7 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 7 Bawah
2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 Bawah
BAb V
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

Ba Bb
D1 = = 5 1 = 0,8
Na Nb 5 5

Dengan cara yang sama, diperoleh:


D2 = 0, D3 = 0,2, D4 = 0,6, D5 = 0,2, D6 = 0,6, D7 = 0,4, D8 = 0 D9 = −0,2,
D10 = 0,2, D11 = 0, D12 = 0,4, D13 = 0,2, D14 = 0,6, dan D15 = 0,4.
Dengan mengetahui daya pembeda pada setiap butir soal, maka dapat
diketahui kualitas soal tersebut baik, perlu direvisi, atau ditolak.
Daya pembeda soal uraian = (mean kelompok atas - mean kelompok bawah)
/skor maksimum

3) Berfungsinya Pengecoh
Pengecoh yang baik haruslah berfungsi dan dipilih oleh peserta tes. Untuk
menentukan apakah pengecoh berfungsi atau tidak, biasanya digunakan nilai
ambang 5%. Artinya, salah satu syarat agar pengecoh dikatakan berfungsi baik
adalah jika pengecoh tersebut paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes. Agar
dapat mengecoh peserta tes, maka pengecoh yang terdapat pada suatu butir
soal harus sama kuat daya tariknya. Suatu pengecoh yang sangat berbeda
dengan pengecoh lainnya tentu saja tidak dianjurkan. Kecuali dipilih oleh
paling sedikit 5% peserta tes, pengecoh yang baik harus lebih mengecoh
kelompok bawah dari pada kelompok atas. Artinya, peserta tes kelompok
bawah yang memilih pengecoh tersebut lebih banyak dari pada peserta tes
kelompok atas yang memilih pengecoh tersebut.

Contoh:
Berikut ini terdapat sebaran jawaban sekelompok peserta tes untuk butir soal
tertentu.

Pilihan Jawaban
Kelompok
A B C D E
Kelompok Atas 1 5 42 4 0
Kelompok Bawah 9 5 26 3 9

Keterangan: C adalah
95 kunci jawaban
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Butir soal tersebut mempunyai indeks tingkat kesukaran (P) = 0,65 dan daya
pembeda (D) = 0,31, yang berarti merupakan butir yang cukup baik. Namun
demikian, pengecoh B dan pengecoh D tidak berfungsi, sebab kelompok bawah
tidak lebih banyak yang memilih pengecoh tersebut dibandingkan dengan
kelompok atas.

5. Merevisi Instrumen Penilaian Pengetahuan


Untuk merevisi instrumen dapat dilakukan dengan cara merevisi kisi-kisi
dan merevisi butir soal berdasarkan hasil telaah oleh ahli. Disamping itu revisi
dapat dilakukan berdasarkan hasil telaah terhadap hasil uji coba yang
dilakukan. Berdasarkan hasil analisis butir soal, hasil uji coba kemudian
dilakukan perbaikan. Bagian tes yang masih kurang memenuhi standar
kualitas perlu diperbaiki sehingga diperoleh perangkat tes yang lebih baik.
Untuk soal yang sudah baik tidak perlu lagi direvisi, tetapi soal yang
termasuk kategori tidak bagus harus dibuang karena tidak memenuhi
standar kualitas. Setelah tersusun butir soal yang bagus, kemudian butir
soal tersebut disusun kembali menjadi perangkat instrumen tes, sehingga
instrumen tes siap digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat
dimasukkan ke dalam bank soal sehingga suatu saat dapat digunakan.

C. Latihan

1. Susunlah rancangan penilaian pengetahuan berbentuk ulangan harian pada


kelas VIII Kompetensi Dasar 3.1, yaitu “Membuat generalisasi dari pola
pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek” yang meliputi indikator
pencapaian, kisi-kisi, rumusan butir soal, dan rubrik penskoran.
2. Susun rancangan penilaian pengetahuan berbentuk penugasan pada kelas
VIII Kompetensi Dasar 3.7, yaitu “ Menjelaskan dan membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras” yang meliputi indikator pencapaian , dan
kisi-kisi, rumusan butir soal, dan rubrik penskoran.

D. Rangkuman

1. Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi
peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif
(kecakapan berpikir) dan penguasaan pengetahuan.

96
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

2. Sebelum melaksanakan kegiatan penilaian pengetahuan pendidik harus


merencanakan penilaian yang tertuang dalam RPP.
3. Perencanaan penilaian pengetahuan dilakukan dengan tahapan memeriksa
kompetensi dasar dan indikatornya, menetapkan tujuan penilaian,
menentukan bentuk penilaian, memilih teknik, dan menyusun kisi-kisi.
4. Setelah kisi-kisi selesai dibuat, pendidik menyusun instrumen berdasar
kisi-kisi tersebut.
5. Sebelum digunakan butir soal yang dikembangkan perlu dilakukan validasi
dan dilakukan uji coba
6. Instrumen perlu direvisi berdasarkan hasil validasi dan telaah hasil uji coba.

E. Evaluasi

Jawablah soal-soal berikut.


1. Berikut ini adalah keunggulan tes uraian, kecuali ... .
A. mudah menyusun soalnya
B. dapat menguji bahan yang luas
C. dapat membedakan secara jelas kemampuan masing-masing peserta didik.
D. menghendaki pengorganisasian jawaban, sehingga dari tes uraian dapat
dilihat jalan pikiran peserta tes
E. jawaban disampaikan berdasarkan kata-kata dan tulisannya sendiri,
sehingga dapat dilihat kejernihan jalan pikiran peserta tes,

2. Perhatikan butir soal berikut ini.

Jika f(x) = (4 – 3x) 2 , maka f(x) =.....


A. 4 – 3x 2
B. 8 – 6x
C. 4 – 9x 2
D. 16 – 24x + 9x 2
E. 16 – 12x + 9x 2

97
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Butir soal tersebut merupakan butir soal yang mengungkap aspek ... .
A. ingatan
B. pemahaman
C. aplikasi
D. sintesis
E. evaluasi

3. Perhatikan butir soal berikut.


Sebuah kotak dibuat dari selembar kertas berbentuk
persegipanjang dengan panjang 24 cm dan lebar 9
cm, dengan memotong persegi identik pada
keempat pojoknya dan melipat ke atas sisi-sisinya.
Carilah ukuran kotak agar volumnya maksimum.
Berapa volum tersebut?
Butir soal tersebut merupakan butir soal ... .
A. pilihan ganda yang mengungkap aspek pemahaman
B. pilihan ganda yang mengungkap aspek ingatan
C. uraian yang mengungkap aspek pemahaman
D. uraian yang mengungkap aspek aplikasi
E. uraian yang mengungkap aspek ingatan

4. Manakah yang lebih unggul, butir soal bentuk uraian atau pilihan ganda?
A. Tidak ada yang lebih unggul.
B. Bentuk pilihan ganda, sebab dapat meliput bahan yang luas.
C. Bentuk uraian, sebab bahan yang diliput dapat tidak terbatas.
D. Bentuk pilihan ganda, sebab dapat diskor dengan cukup mudah.
E. Bentuk uraian, sebab dapat mengungkap aspek berpikir tingkat tinggi

5. Dalam membuat RPP untuk pelaksanaan pembelajaran selama 2 kali 40


menit, perlu diketahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Teknik
penilaian apakah yang baik untuk dituliskan pada RPP tersebut?
A. Yang baik adalah tipe uraian, sebab mudah membuatnya.
B. Yang baik adalah tipe pilihan ganda, sebab dapat diskor dengan mudah
C. Yang baik adalah tipe uraian, sebab tidak perlu menulis banyak butir soal.
D. Yang baik adalah tipe pilihan ganda, sebab dapat meliput bahan yang
sangat luas.

98
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

E. Bentuk uraian atau bentuk pilihan ganda dapat dipilih, sebab keduanya
sama baiknya jika dikonstruksi dengan baik.

F. Glosarium

Perencanaan penilaian: kegiatan perancangan penilaian yang dilakukan


sebelum melaksanakan kegiatan penilaian
Indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau
respons, yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan
oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta
didik telah memiliki kompetensi dasar tertentu.
Validasi: Proses untuk menganalisis kemampuan alat ukur yang
memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, yaitu mampu
mengukur apa yang harus diukur.
Kisi-kisi :suatu format yang memuat criteria tentang soal-soal
yang diperlukan atau hendak disusun
Rubrik :suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang
digunakan untuk mengases kualitas dari
performansi/kinerja peserta didik

G. Daftar Pustaka

Anderson, L.W., et.al. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, and


Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New
York: Pearson, Allyn & Bacon

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosda

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. 2013. Pedoman Penilaian Hasil


Belajar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang


Kompetensi dasar Pendidikan Dasar dan Menengah

99
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Puspendik Balitbang. 2015. Pedoman Teknis Penilaian Berdasarkan Kurikulum


2013. Jakarta: Depdikbud.

H. Lampiran

Lampiran 1:
Kunci Jawaban Latihan (Petunjuk Penyelesaian)
Petunjuk Penyelesaian 1
a. Cermati indikator pencapaian kompetensi yang tertuang pada RPP yaitu
memastikan bahwa penanda/indikator pencapaian kompetensi sudah
mencerminkan gambaran utuh pencapaian KD. Untuk rumusan indikator
perlu menetapkan kata kerja operasional yang lebih tinggi dari yang
dirumuskan dalam KD.
Contoh :
3.1.1. ...
3.1.2. ...
3.1.3. ...
...
3.1.7. Menentukan pola segitiga pascal

b. Tetapkan tujuan penilaian apakah penilaian untuk mengukur capaian


kompetensi atau untuk perbaikan proses pembelajaran. Sesuaikan pula
penilaian ini dengan tujuan pembelajaran, jadi penilaian adalah mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Contoh :
3.1.1.1. ...
3.1.1.2. ...
3.1.1.3. ...
...
3.1.7.1. Peserta didik dapat menentukan bilangan pada tingkat 6 dan 7
pada segitiga pascal, bila diketahui bilangan pada tingkat 5.

c. Pilih bentuk penilaian yang sesuai.


Contoh.
Bentuk penilaian adalah ulangan harian.

d. Pilih teknik tes tertulis atau tes lisan

100
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

Contoh.
Teknik yang akan digunakan adalah teknik tes tertulis

e. Susun kisi-kisi (kisi-kisi yang sesuai adalah kisi kisi penilaian ulangan)
Contoh kisi-kisi

Kompetensi Teknik/ Banyaknya


No Materi Indikator Soal
Dasar bentuk Soal
1. 3.1 Membuat Segitiga Diberikan pola Tes tertulis 1
generalisasi Pascal bilangan segitiga (uraian)
dari pola pada Pascal pada
barisan bilangan tingkat 5, peserta
dan barisan didik dapat
konfigurasi menentukan pola
objek. bilangan pada
tingkat 6, dan
tingkat 7

f. Rumuskan butir soal sesuai kisi-kisi.


Contoh :
1. ....
2. ....
3. ....
....

7. Diketahui bilangan pada segitiga Pascal sebagai berikut.


tingkat 1 1
tingkat 2 1 1
tingkat 3 1 2 1
tingkat 4 1 3 3 1
tingkat 5 1 4 6 4 1

101
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

(i). tentukan bilangan bilangan pada tingkat 6


(ii). tentukan bilangan bilangan pada tingkat 7
.....
.....

g. Buat rubrik penilaian


Contoh

No Aspek Uraian Skor


1. .... .... ...
2. .... .... ...
... .... .... ...
7. Pemahaman soal bilangan pada tingkat 5 1
1 4 6 4 1
Penyelesaian bilangan pada tingkat 6 1
soal 1 5 10 10 5 1
bilangan pada tingkat 7 1
1 6 15 20 15 6 1
... .... .... ...

Petunjuk Penyelesaian 2
a. Cermati indikator pencapaian kompetensi yang tertuang pada RPP, yaitu
memastikan bahwa penanda/indikator pencapaian kompetensi sudah
mencerminkan gambaran utuh pencapaian KD. Untuk rumusan indikator
perlu menetapkan kata kerja operasional yang lebih tinggi daripada yang
dirumuskan dalam KD.
Contoh :
3.6.1. ...
3.6.2. ...

102
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

3.6.3. ...
...
3.6.7. Menentukan hubungan antara ukuran sisi-sisi segitiga siku-siku
sama kaki
...
...
b. Tetapkan tujuan penilaian apakah penilaian untuk mengukur capaian
kompetensi atau untuk perbaikan proses pembelajaran. Sesuaikan pula
penilaian ini dengan tujuan pembelajaran. Jadi, penilaian ini adalah mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Contoh :
3.6.1.1. ...
3.6.1.2. ...
3.6.1.3. ...
...
...
3.0.0.1. Menentukan hubungan antara ukuran sisi-sisi segitiga siku-siku
sama kaki
...

c. Pilih bentuk penilaian yang sesuai dalam hal ini adalah penugasan
Contoh.
Bentuk penilaian adalah penugasan.

d. Pilih teknik tertulis atau tes lisan


Contoh.
Teknik yang akan digunakan adalah penugasan teknik tertulis

103
BAB V PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

e. Susun kisi-kisi. (kisi-kisi yang sesuai adalah kisi kisi penugasan)


Contoh kisi-kisi

Teknik
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Penilaian
1. 3.7. Menjelaskan teorema Peserta didik Penugasan
dan membuktikan Pythagoras dapat Menentukan
teorema hubungan antara
Pythagoras dan ukuran sisi-sisi
tripel Pythagoras segitiga siku-siku
sama kaki

f. Rumuskan butir soal sesuai kisi-kisi


Contoh.
1. ....
....
4. Dengan menggunakan teorema Phythagoras lengkapi tabel berikut.

No Panjang sisi siku-siku pada segitiga siku-siku Panjang sisi miring


samakaki
1 4 cm 4 cm ...
2 5 cm ... cm ...
3 ... cm 6 cm ...
4 ... cm 8 cm ...
5 a cm a cm ...

104
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB V

g. Buat rubrik penilaian


Contoh

NoNo Panjang sisi siku-siku padaJawaban


segitiga siku-siku Panjang sisi miringSkor
samakaki
1. ... ...
1 4 cm 4 cm ...
2. ... ...
2 5 cm ... cm ...
... ... ...
3 ... cm 6 cm ...
4
4 Panjang...sisi
cmsiku-siku pada 8 Panjang
cm sisi miring ...
segitiga siku-siku samakaki
5 a cm a cm ...
4 cm 4 cm = =4 1
5 cm 5 cm = =5 1
6 cm 6 cm = =6 1
8 cm 8 cm = =8 1
9 cm 9 cm ... 1

Lampiran 2:
Kunci Jawaban Evaluasi
1. B 2. B 3. D 4. A 5. E

Saran Tindak Lanjut:


Apabila Anda telah menyelesaikan soal latihan, diskusikan jawaban Anda
dengan teman sejawat. Apabila Anda meyelesaikan tes formatif pada modul
ini dan Anda hanya benar kurang dari 4 soal sebaiknya anda pelajari ulang
kegiatan belajar 4 dan kegiatan belajar sebelumnya. Apabila Anda sudah benar
sekurang-kurangnya 4 soal dari 5 soal tersebut lanjutkan mempelajari
materi kegiatan belajar selanjutnya.

105
BAb VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

BAB V
Kegiatan Belajar 5
Pengembangan Instrumen
Penilaian Keterampilan

P
engembangan instrumen penilaian merupakan langkah penting dalam
penilaian pada pembelajaran Matematika secara keseluruhan. Bagian
ini melanjutkan bagian sebelumnya, yaitu menjawab keperluan pendidik
tentang bagaimana mengembangkan instrumen penilaian keterampilan dalam
mata pelajaran Matematika. Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian, penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik
praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan
kompetensi yang dinilai. Dalam bagian ini pengembangan instrumen
penilaian keterampilan mata pelajaran Matematika meliputi empat teknik
tersebut.
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 5, Anda diharapkan dapat:

Merencanakan penilaian keterampilan

Menyusun instrumen penilaian keterampilan

Memvalidasi instrumen penilaian keterampilan

Melaksanakan uji coba dan analisis hasil uji coba instrumen penilaian
keterampilan

Merevisi instrumen penilaian keterampilan

106
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

B. Uraian Materi

1. MERENCANAKAN PENILAIAN KETERAMPILAN


Perencanaan penyusunan instrumen penilaian keterampilan merupakan bagian
dari prosedur atau langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penilaian
yang telah diuraikan pada Bagian III.
Kegiatan perencanaan penilaian meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
a. Penetapan tujuan
Penilaian keterampilan merupakan penilaian untuk mengukur KD pada KI-4,
yang digunaan untuk mengukur ketercapaian indikator pencapaian kompetensi,
meningkatkan pembelajaran, dan sebagai alat untuk mengukur hasil belajar
peserta didik. Dari sisi pelaksanaan, penilaian keterampilan dapat dilakukan
selama proses pembelajaran, atau sesi penilaian keterampilan tersendiri. Jadi,
penetapan tujuan pada akhirnya menyangkut apa yang dinilai serta dengan
cara apa, dan kapan penelitian keterampilan dilakukan.

Sebagai bahan pertimbangan penetapan tujuan, perlu memperhatikan


Kompetensi inti aspek keterampilan yang terdapat dalam Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013. Untuk SMP kelas VII – IX, kompetensi inti
aspek keterampilan pada mata pelajaran Matematika adalah:

“Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori”.

Berdasarkan KI-4 tersebut, pada mata pelajaran Matematika terdapat dua


ranah keterampilan, yaitu ranah konkret dan ranah abstrak.

107
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Yang termasuk dalam ranah konkret adalah semua aktivitas peserta didik
dalam bentuk menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat sesuatu, sedangkan yang termasuk ranah abstrak adalah aktivitas
peserta didik dalam bentuk menulis, membaca, menghitung, menggambar,
mengarang, dan menyelesaikan masalah.

b. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah menetapkan satu KD tertentu, langkah selanjutnya adalah
menganalisis KD tersebut, kemudian menentukan beberapa indikator
pencapaian kompetensi yang akan dijadikan acuan untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi yang menjadi tuntutan KD tersebut.

Contoh Analisis KD
Misalnya untuk KD 4.7 kelas VIII, yaitu: “menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas
juring lingkaran, serta hubungannya”.

Analisis terhadap kata kerja:


Kata kerja pada KD tersebut adalah “menyelesaikan masalah”, artinya peserta
didik harus melakukan sesuatu mulai dari meniru, membiasakan, dan mahir
pada ranah konkret maupun ranah abstrak. Sebagai misal untuk ranah konkret,
untuk peserta didik yang baru belajar menggunakan jangka dan busur derajat,
ia baru pada tahap membiasakan diri menggunakan kedua alat tersebut.
Pendidiklah yang mengetahui peserta didiknya sampai pada tahap apa.
Analisis terhadap materi:
Kemampuan menyelesaikan masalah pada ranah konkret maupun abstrak
haruslah berkaitan dengan materinya, yaitu sudut pusat, sudut keliling,
panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta hubungannya

Berdasarkan analisis tersebut, alternatif indikator pencapaian kompetensi


untuk KD 4.7 antara lain adalah sebagai berikut.
1) menyelesaikan masalah berkaitan hubungan sudut pusat dengan sudut
keliling
2) menyelesaikan masalah berkaitan hubungan sudut pusat dengan panjang
busur
3) menyelesaikan masalah berkaitan hubungan sudut pusat dengan luas juring

108
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

c). Penyusunan kisi-kisi


Dalam menyusun kisi-kisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Kompetensi dasar yang akan diukur.
- Cakupan materi yang akan diujikan
- Penggunaan kata kerja operasional pada indikator soal
Berikut ini adalah contoh format penyusunan kisi-kisi penilaian keterampilan.

KOMPETENSI TEKNIK
NO MATERI INDIKATOR KINERJA
DASAR PENILAIAN

d. Telaah kisi-kisi
Setelah kegiatan penyusunan kisi-kisi selesai dilakukan, tahap selanjutnya
adalah mengadakan penelaahan terhadap kisi-kisi tersebut. Penelaahan
terhadap kisi-kisi meliputi:
- Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar.
- Kesesuaian indikator kinerja dengan materi.
- Apakah indikator tersebut dapat dibuatkan instrumennya.

MENYUSUN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


a. Teknik praktik
Berikut ini disajikan tahapan penyusunan instrumen penilaian keterampilan
dengan teknik praktik.

109
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Misalkan untuk materi pada kelas VIII dengan Kompetensi Dasar 4.7 , yaitu:
“Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling,
panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta hubungannya”.

Urutan langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut.


- Langkah pertama adalah menyusun kisi-kisi seperti contoh berikut.

KOMPETENSI TEKNIK
NO MATERI INDIKATOR KINERJA
DASAR PENILAIAN
1. 4.7 Menyele- Hubungan Dengan menggunakan
saikan masa- sudut jangka, penggaris, dan busur
lah yang pusat derajad, peserta didik dapat
berkaitan dengan menentukan hubungan
dengan sudut sudut antara sudut pusat dan
pusat, sudut kelilin sudut keliling yang
keliling, pan- menghadap busur sama di
jang busur, dalam sebuah lingkaran.
dan luas jur-
ing lingkaran,
serta hu-
bungannya.

- Langkah kedua adalah menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi.

Untuk indikator soal di atas, butir instrumennya adalah sebagai berikut.


1. Dengan menggunakan jangka dan penggaris, gambarkan lingkaran yang di
dalamnya terdapat sudut pusat dan sudut keliling yang menghadap busur
sama (panjang jari-jari lingkaran bebas)
2. Dengan menggunakan busur derajat, ukurlah besar masing-masing sudut
tersebut
3. Dari hasil pengukuran di atas, buatlah simpulan tentang hubungan antara
besar sudut pusat dengan besar sudut keliling yang menghadap busur sama.

110
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

NO KOMPETENSI
INDIKATOR MATERI INDIKATOR
RUBRIK TEKNIK
NO
DASAR INDIKATOR KINERJA PENILAIAN
1. Persiapan 2 = Menyiapkan seluruh alat yang diperlukan.
1. 4.7 Menyele- Hubungan Dengan menggunakan
1 = Menyiapkan sebagian alatjang-
yang diperlukan.
saikan masa- sudut ka, penggaris, dan busur
Pelaksanaan
lah yang pusat Melakukan
derajad, 6 langkah
peserta kerja
didik dengan tepat.
dapat
berkaitan dengan Melakukan
menentukan4-5 langkah
hubungankerja
an- dengan tepat.
dengan sudut sudut Melakukan
tara sudut2-3 langkah
pusat kerja dengan tepat.
dan sudut
pusat, sudut kelilin1 = Melakukan 1 langkah
keliling yang kerja dengan tepat.
menghadap
keliling, pan- busur sama di dalam sebuah
jang busur, lingkaran.
dan luas jur- Langkah pelaksanaan:
ing lingkaran, Menentukan titik pusat lingkaran
serta hu- Menggambar lingkaran dengan
bungannya. menggunakan jangka.
3. Menggambar sudut pusat dengan
menggunakan penggaris.
4. Menggunakan penggaris menggambar sudut
keliling yang menghadap busur sama dengan
sudut pusat.
5. Mengukur besar sudut pusat dan besar
sudut keliling dengan menggunakan busur
derajad.
6. Membuat kesimpulan tentang hubungan
antara besar sudut pusat dan sudut keliling
yang menghadap busur sama.
3 Pelaporan 3 = Memenuhi 3 kriteria
2 = Memenuhi 2 kriteria
1 = Memenuhi 1 kriteria

Kriteria laporan:
7. Memenuhi sistematika laporan (judul,
tujuan, alat, prosedur, data pengamatan,
pembahasan, kesimpulan)
8. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
9. Komunikatif

111
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Pedoman penilaiannya adalah sebagai berikut:

Skor perolehan
Nilai = x 100
9

b. Teknik produk
Berikut ini disajikan tahapan penyusunan instrumen penilaian keterampilan
dengan teknik produk.

Misalkan untuk materi pada kelas VIII Kompetensi Dasar 4.9, yaitu:
“Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prima dan limas), serta gabungannya”.

Urutan langkah penyusunan instrumennya adalah sebagai berikut:


- Langkah pertama adalah menyusun kisi-kisi seperti contoh berikut:

KOMPETENSI TEKNIK
NO MATERI INDIKATOR KINERJA
DASAR PENILAIAN
1. 4.10 Menyele- Jaring- Peserta didik dapat Produk
saikan masa- jaring membuat beberapa model
lah yang ber- kubus dan jaring-jaring kubus atau
kaitan dengan balok. balok.
luas permu-
kaan dan vol-
ume bangun
ruang sisi
datar (kubus,
balok, prima
dan limas),
serta gabung-
annya.

112
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

- Langkah kedua adalah menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi.


Untuk indikator kinerja di atas, instrumennya adalah sebagai berikut.
Dengan menggunakan bahan dan alat yang tepat, buatlah sebanyak mungkin
jenis model:
a. Jaring-jaring kubus (untuk peserta didik dengan nomor absen ganjil)
b. Jaring-jaring balok (untuk peserta didik dengan nomor absen genap)
Kerjakan tugas di atas secara berkelompok, dengan masing-masing kelompok
beranggota 4-5 orang.

- Langkah ketiga adalah membuat rubrik dan juga pedoman penilaian seperti
berikut.

Rubrik Penilain

NO KRITERIA SKOR
(1­3)
1. Pemilihan bahan dan penggunaan alat .
• Pemilihan bahan dan penggunan alat tepat 3
• Pemilihan bahan tepat namun penggunaan alat 2
kurang tepat
• Pemilihan bahan dan penggunaan alat kurang 1
tepat
2. Jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan
• Minimal 10 buah jaring-jaring dengan kualitas baik 3
• Jumlahnya 6 - 9 buah jaring-jaring dengan kualitas 2
baik
• Jumlahnya kurang dari 6 buah jaring-jaring dengan 1
kualitas baik
3. Estetika produk yang dihasilkan
• Jaring-jaring yang dibuat bersih dan rapi 3
• Jaring-jaring yang dibuat bersih tapi kurang rapi 2
• Jaring-jaring yang dibuat tidak rapi dan tidak indah 1
4. Uji coba produk
• Seluruh jaring-jaring yang dihasilkan benar 3
• Minimal 50% jaring-jaring yang dihasilkan benar 2
• Kurang dari 50% jaring-jaring yang dihasilkan 1
benar

113
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Pedoman penilaiannya adalah sebagai berikut:

Skor perolehan
Nilai = x 100
9

c. Teknik proyek
Berikut ini disajikan tahapan penyusunan instrumen penilaian keterampilan
dengan teknik proyek.
Misalkan untuk materi pada kelas VII Kompetensi Dasar 4.9, yaitu:
“menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara)”
Urutan langkah penyusunan instrumennya adalah sebagai berikut:
- Langkah pertama adalah menyusun kisi-kisi seperti contoh berikut:

KOMPETENSI TEKNIK
NO MATERI INDIKATOR KINERJA
DASAR PENILAIAN
1. 4.9 Menyele- Masalah Peserta didik dapat Proyek
saikan mas- berkaitan memecahkan masalah
alah berkaitan dengan berkaitan dengan kegiatan
dengan arit- prosentase ekonomi sederhana
metika sosial untung di warung atau pasar
(penjualan, atau rugi. tradisional yang melibat-
pembelian, kan konsep laba/rugi,
potongan, harga jual, harga beli.
keuntungan,
kerugian, bu-
nga tunggal,
persentase,
bruto, neto,
tara).

114
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

- Langkah kedua menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi.

Untuk indikator kinerja di atas, instrumennya adalah sebagai berikut.


Lakukan wawancara terhadap paling sedikit lima pedagang kecil di suatu
warung atau pasar tradisional dengan sebelumnya membuat daftar pertanyaan
untuk wawancara dan siapkan lembaran atau format untuk mencatat hasil
wawancara.

Terhadap setiap pedagang yang diwawancara, kumpulkan data tentang:


1). modal yang dimiliki,

2). untung rata-rata yang diperoleh setiap hari atau rugi yang pernah dialami
dan apa penyebabnya,

3). kegiatan penting apa saja yang dilakukan dalam berdagang terutama
dalam hal pengadaan barang dan penjualan.

Buatlah laporan secara tertulis tentang kegiatan yang dilakukan sejak


perencanaan, pelaksanaan, dan hasil yang diperoleh. Laporan mencakup
komponen:
(1) tujuan kegiatan (2) persiapan (3) pelaksanaan (4) hasil yang diperoleh (5)
kesan dan pesan terhadap tugas.
- Langkah ketiga adalah membuat rubrik dan juga pedoman penilaian seperti
berikut.

115
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Format penilaian kinerja dengan skala rentang (rating scale)

ASPEK YANG DINILAI


NAMA TAHAP TAHAP TAHAP SKOR KRITERIA
NO
SISWA PERSI­ PELAK­ PELA­ YANG DI NILAI PENSKOREAN
APAN SANAAN PORAN CAPAI
1. Dewi 4 4 3 11 91,6 • Skor 4 = tan-
pa kesalahan
2.. Hera • Skor 3 = ada
sedikit kesa-
3. Yeni
lahan
4. Ismail • Skor 2 = ada
banyak kesa-
5. Mawar lahan
• Skor 1 = tidak
6. Feri melakukan
7. Ve • Skor maksi-
mal = 12
8. Dicky • skor minimal
=4
.... • Jumlah
skor dapat
32 Zanuba ditransfer
dengan skala
0 s.d. 100
• Contoh:
• Nilai Dewi =
11 : 12 x 100
= 91,6

Keterangan:
a. Aspek yang dinilai pada tahap persiapan adalah: persiapan format-format
untuk pengumpulan data secara langsung maupun dengan lembar isian
b. Aspek yang dinilai pada tahap pelaksanaan adalah: proses pencatatan
data, pengelompokan data, dan analisis data.

116
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

c. Aspek yang dinilai pada tahap pelaporan adalah: ketepatan isi laporan dan
bentuk sajian laporan.

d. Teknik portofolio
Berikut ini disajikan tahapan penyusunan instrumen penilaian keterampilan
dengan teknik portofolio.

Misalkan untuk materi pada kelas VII Kompetensi Dasar 4.12, yaitu:
“Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram
batang, dan diagram lingkaran”

Urutan langkah penyusunan instrumennya adalah sebagai berikut.

- Langkah pertama adalah menyusun kisi-kisi seperti contoh berikut.

KOMPETENSI TEKNIK
NO MATERI INDIKATOR KINERJA
DASAR PENILAIAN
1. 4.12 Menya- Statistika Judul: Data Kegiatan Portofolio
jikan dan Sehari-Hari
menafsirkan 1. Mengumpulkan data
data dalam tentang kegiatan
bentuk ta- sehari-hari.
bel, diagram 2. Menyajikan data hasil
garis, dia- pengamatan dalam
gram batang, bentuk diagram (batang,
dan diagram garis, atau lingkaran).
lingkaran

- Langkah kedua menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi.

Untuk indikator kinerja di atas, butir instrumennya adalah sebagai berikut.


a. Buatlah grafik atau diagram yang sesuai untuk menggambarkan waktu

117
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

atau banyaknya jam yang umumnya kamu gunakan untuk melakukan


bermacam-macam kegiatan sehari-hari pada hari-hari sekolah (bukan
hari libur).
b. Sebagai penyelesaian tugas, tidak hanya grafik atau diagram (dan mungkin
tabel) yang dikumpulkan, namun sertakan juga perhitungan-perhitungan
yang digunakan dalam membuat grafik atau diagram tersebut. Berikan
juga penjelasan ringkas tentang alasan pemilihan jenis grafik atau diagram
dan cara membuat grafik atau diagram.

Petunjuk:
a. Dalam menyelesaikan tugas ini harus dipikirkan tentang waktu yang digunakan
untuk tidur, makan, di sekolah, belajar, nonton TV, bermain dengan
teman, berolahraga, mengerjakan hobi, dan lain-lain.
b. Dimungkinkan menggunakan tabel untuk mengorganisasi informasi yang
akan ditampilkan. Selanjutnya pilihlah grafik atau diagram yang paling
tepat dalam menyajikan informasi yang diperoleh.

- Langkah ketiga adalah membuat rubrik dan juga pedoman penilaian seperti
berikut.

Contoh rubrik dan pedoman penilaiannya adalah sebagai berikut.

118
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAb VI

TINGKAT
KESEM­
PURNAAN
PENYELESAI­ TINGKAT TINGKAT TINGKAT TINGKAT
AN TUGAS SATU DUA TIGA EMPAT

ASPEK YANG
DINILAI
Pengorgani- ¬ Informasi ¬ Ada usaha ¬ Hubungan ¬ Hubungan
sasian infor- tentang data menampilkan atau kores- atau kore-
masi (macam ke- hubungan pondensi spondensi
giatan dan atau kore- antara jenis antara jenis
banyaknya spondensi kegiatan dan kegiatan dan
waktu yang antara jenis banyaknya banyaknya
digunakan) kegiatan dan waktu yang waktu yang
menunjukkan waktu yang digunakan digunakan
tidak ada ko- digunakan ditampilkan ditampilkan
respondensi namun belum dengan tabel dengan tabel
¬ Waktu yang mencakup yang jelas dan yang jelas
digunakan keseluruhan mudah ter- dan mudah
tidak 24 jam data baca namun terbaca dan
¬ Waktu yang masih ada ke- tepat
digunakan salahan pada ¬ Jumlah
tidak 24 jam komponen waktu yang
atau sudah label tabel digunakan
24 jam ¬ Jumlah untuk
waktu yang seluruh ke-
digunakan giatan telah
telah 24 Jam 24 jam.
Grafik ¬ Grafik yang ¬ Grafik yang ¬ Bentuk ¬ Bentuk
dipilih tidak dipilih tepat grafik tepat grafik tepat.
sesuai den- ¬ Masih ada ¬ Ukuran Sajian grafik
gan topik grafik yan grafik sesuai rapi dan ak-
¬ Ukuran tidak sesuai dengan data urat
Grafik tidak dengan data dan atau ska- ¬ Ukuran
sesuai den- dan atau ska- la gambar grafik sesuai
gan data dan la gambar dengan data
atau skala dan atau
gambar skala gambar

119
BAb VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

TINGKAT
KESEM­
PURNAAN
PENYELESAI­ TINGKAT TINGKAT TINGKAT TINGKAT
AN TUGAS SATU DUA TIGA EMPAT

ASPEK YANG
DINILAI
Perhitungan Terdapat Ada beberapa Terjadi kesa­ Tidak ada
banyak ke­ kesalahan lahan teknis kesalahan
salahan teknis dalam dalam per- perhitungan
dalam perhitungan hitungan yang
perhitung­an yang berpe­ berpe­ngaruh
ngaruh pada pada peta
peta data data secara
secara kese­ kese­luruhan
luruhan

Penjelasan ¬ Penjelasan ¬ Penjelasan ¬ Penjelasan ¬ Penjelasan


tidak benar benar namun benar benar-benar
¬ Kalimat-ka- tidak runtut ¬ Kalimat­- dan runtut
limatnya su- ¬ Kalimat­- laimatnya menun-
lit dipahami laimatnya mudah dipa- jukkan pe-
atau diarti- mudah dipa- hami atau mahaman
kan hami atau diartikan komprehen-
diartikan sif tentang
kelebihan
dan keku-
rangan dari
macam-ma-
cam grafik
¬ Kalimat-
laimatnya
mudah dipa-
hami atau
diartikan

120
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

3. MEMVALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


Validasi instrumen tes dapat dilakukan secara teoritis atau kualitatif yang
tujuannya adalah untuk mengetahui kebenaran instrumen dari segi materi,
konstruksi, dan bahasa. Validasi instrumen secara teoritis dapat dilakukan
dengan cara meminta bantuan ahli/pakar, teman sejawat, maupun dapat
dilakukan telaah sendiri. Setelah melakukan validasi ini kemudian dapat
diketahui apakah secara teoritis instrumen layak atau tidak. Untuk
melakukan validasi instrumen tes secara teoritis atau kualitatif digunakan
“instrumen validasi atau kartu telaah.”
Berikut ini diberikan contoh format kartu telaah soal.

Contoh Kartu Telaah Instrumen Secara Teoritis

No Aspek yang Ditelaah Ya Tidak Keterangan


Materi
1 Instrumen sesuai dengan indikator
2 Isi materi sesuai dengan tujuan
pengukuran
3 Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis
sekolah, dan tingkat sekolah
Konstruksi
1 Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat
tanya atau perintah yang menuntut
jawaban uraian
2 Ada petunjuk yang jelas cara
mengerjakan/menyelesaikan soal
3 Ada rubrik dan pedoman penyekoran
Bahasa
1 Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia
2 Menggunakan bahasa yang komunikatif
3 Rumusan kalimat tidak menimbulkan
penafsiran ganda

121
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Rekomendasi:
Valid tanpa revisi ( )
Valid dengan revisi ( )
Tidak Valid ( )

Keterangan:
Instrumen direkomendasi valid, jika:
m Aspek materi 100% terpenuhi
m Aspek konstruksi minimal 75% terpenuhi
m Aspek bahasa minimal 75% terpenuhi

4. MELAKSANAKAN UJI COBA DAN ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN


Sebelum instrumen digunakan untuk penilaian, terlebih dahulu instrumen
tersebut perlu diuji-coba. Langkah ini diperlukan untuk memperoleh data
empiris terhadap kualitas instrumen yang telah disusun. Uji coba instrumen
dapat dilakukan oleh ahli atau teman sejawat sehingga dari hasil uji coba ini
diperoleh data yang dapat digunakan sebagai dasar analisis. Berdasarkan
hasil uji coba tersebut, jika instrumen penilaian yang disusun belum
memenuhi kualitas yang diharapkan, maka perlu dilakukan revisi.

Berikut ini adalah salah satu contoh hasil uji coba instrumen yang akan
digunakan untuk menilai hasil kerja peserta didik dengan teknik produk pada
materi membuat jaring-jaring kubus dan balok. Uji coba instrumen dilakukan
oleh dua orang teman sejawat, yaitu A dan B.
Berikut ini adalah hasil uji coba tersebut.

5. MEREVISI INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


Berdasarkan hasil analisis instrumen hasil uji coba kemudian dilakukan
perbaikan. Berbagai bagian instrumen yang masih kurang memenuhi standar
kualitas yang diharapkan perlu diperbaiki sehingga diperoleh perangkat yang lebih
baik. Untuk instrumen yang sudah bagus tidak perlu lagi dibenahi, tetapi
instrumen yang masuk kategori tidak bagus harus dibuang karena tidak
memenuhi standar kualitas. Setelah tersusun instrumen yang bagus,
kemudian instrumen tersebut disusun kembali sehingga siap digunakan.
Dari data hasil analisis pada poin 4, diperoleh informasi bahwa:
a. Kriteria penskoran sudah cukup baik, hanya pada poin 1, yaitu “pemilihan
bahan dan penggunaan alat” menimbulkan beda persepsi.

122
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

SKOR
NO KRITERIA
A B
1 Pemilihan bahan dan penggunaan alat .
a. Pemilihan bahan dan penggunan alat tepat 3 3
b. Pemilihan bahan tepat namun penggunaan alat kurang tepat 2 2
c. Pemilihan bahan dan penggunaan alat kurang tepat 1 1
2 Jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan
a. Minimal 10 buah jaring-jaring dengan kualitas baik 3 3
b. Jumlahnya 6 - 9 buah jaring-jaring dengan kualitas baik 2 2
c. Jumlahnya kurang dari 6 buah jaring-jaring dengan 1 1
kualitas baik
3 Estetika produk yang dihasilkan
a. Jaring-jaring yang dibuat bersih dan rapi 3 3
b. Jaring-jaring yang dibuat bersih tapi kurang rapi 2 2
c. Jaring-jaring yang dibuat tidak rapi dan tidak indah 1 1

4 Uji coba produk


a. Seluruh jaring-jaring yang dihasilkan benar 3 3
b. Minimal 50% jaring-jaring yang dihasilkan benar 2 2
c. Kurang dari 50% jaring-jaring yang dihasilkan benar 1 1

b. Kriteria yang lain sudah baik, karena tidak terjadi beda persepsi.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, karena terjadi perbedaan pemahaman terhadap
“bahan dan alat yang tepat”, kriteria penilaian pada poin tersebut harus direvisi

C. Latihan

1. Susunlah instrumen penilaian keterampilan yang baik dan valid untuk


kelas IX pada Kompetensi Dasar 4.6, yaitu “menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan antarbangun
datar” dengan menggunakan teknik produk.

123
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Tahapannya dimulai dari menyusun instrumen, memvalidasi,


melaksanakan ujicoba dan analisis, serta merevisi instrumen, dan akhirnya
diperoleh instrumen yang baik.

2. Susunlah instrumen penilaian keterampilan yang baik dan valid untuk kelas
VII pada Kompetensi Dasar 4.12, yaitu “menyajikan dan menafsirkan data
dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran”
dengan menggunakan teknik proyek.

Tahapannya dimulai dari menyusun instrumen, memvalidasi,


melaksanakan ujicoba dan analisis, serta merevisi instrumen, dan akhirnya
diperoleh instrumen yang baik.

D. Rangkuman

Tahapan dalam penyusunan instrumen penilaian keterampilan adalah:


1. Membuat perencanaan penilaian yang di dalamnya meliputi:
a. Menetapkan tujuan
b. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
c. Menyusun kisi-kisi
d. Menelaah kisi-kisi
2. Menyusun instrumen penilaian keterampilan
3. Memvalidasi instrumen penilaian keterampilan
4. Melaksanakan uji coba dan analisis hasil uji coba instrumen penilaian
keterampilan
5. Merevisi instrumen penilaian keterampilan

E. Evaluasi

1. Perencanaan penilaian meliputi tahap apa saja? Sebutkan!


2. Pak Wira akan menyusun instrumen penilaian pada salah satu kompetensi
dasar aspek keterampilan. Sebutkan langkah apa saja yang harus
dilakukannya.
3. Jelaskan manfaat validasi instrumen.
4. Sebutkan tujuan dilakukannya kegiatan uji coba instrumen.
5. Jelaskan apa yang dilakukan pada saat revisi instrumen dan sebutkan
hasilnya.

124
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

F. Glosarium

1. Instrumen: sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya)


untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan
2. Validasi: suatu tindakan pembuktian, artinya validasi merupakan suatu
pekerjaan “dokumentasi”.

G. Daftar Pustaka

1. Panduan Penilaian Untuk SMP, Kemendikbud, Tahun 2015.

H. Lampiran
Lampiran 1: Petunjuk Penyelesaian

1. Tahapan dalam menyusun instrumen penilaian keterampilan adalah:


a. Membuat kisi-kisi seperti contoh berikut.

KOMPETENSI INDIKATOR TEKNIK


NO MATERI
DASAR INDIKATOR KINERJA PENILAIAN
1. 4.6 Menyele- Keseba- Menyelesaikan masalah Produk
saikan masalah ngunan yang melibatkan konsep
yang berkaitan segitiga kesebangunan segitiga
dengan kese-
bangunan dan
kekongruenan
antarbangun
datar

Setelah kisi-kisi selesai disusun, tahap selanjutnya adalah menelaah


kisi-kisi, dan kemudian dibuatkan instrumennya.
Berikut ini adalah contoh instrumen yang berdasarkan kisi-kisi di atas:

125
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Gambarkan segitiga siku-siku dengan ukuran sesukamu pada karton


putih. Selanjutnya dengan kertas berwarna, gambar segitiga-segitiga
yang sebangun dengan segitiga yang sudah kamu gambar sebelumnya
(yaitu dengan karton putih) dengan perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian 3 : 1.
Berapakah banyaknya segitiga berwarna yang diperlukan untuk
menutupi segitiga putih? Gambarkan susunan-susunan yang kamu
temukan!
Selanjutnya adalah membuat rubrik penskoran dan pedoman penilaian
seperti pada contoh berikut.

NO ASPEK YANG RUBRIK SKOR


DIAMATI
1. Menunjukkan m Gambar segitiga siku-siku yang dibuat benar 4
pemahaman dan terdapat dua macam segitiga yang
terhadap sebangun
konsep segitiga m Gambar segitiga siku-siku yang dibuat benar 3
siku-siku, dan tetapi terdapat kedua macam segitiga tidak
kesebangunan sebangun
m Gambar segitiga siku-siku yang dibuat tidak 2
benar tetapi terdapat dua macam segitiga yang
sebangun
m Gambar segitiga siku-siku yang dibuat tidak 1
benar dan tidak ditemukan dua segitiga yang
sebangun
2. Ketepatan m Gambar segitiga-segitiga siku-siku yang 4
gambar yang sebangun dibuat tepat dengan perbandingan
dibuat panjang sisi 3 : 1
m Terdapat 1-2 gambar segitiga-segitiga siku-siku 3
yang sebangun dibuat kurang tepat dengan
perbandingan panjang sisi 3 : 1
m Terdapat 3-4 gambar segitiga-segitiga siku- 2
siku yang sebangun dibuat kurang tepat
dengan perbandingan panjang sisi 3 : 1
m Tidak ditemukan gambar segitiga siku-siku 1
yang sebangun

126
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

3. Strategi-  Gambar segitiga besar yang dibuat adalah 4


strategi yang segitiga siku-siku samakaki dengan ukuran
digunakan panjang kelipatan 3 (tiga)
 Gambar segitiga besar yang dibuat adalah 3
segitiga siku-siku dengan ukuran panjang
kelipatan 3 (tiga) 2
 Gambar segitiga besar yang dibuat adalah
segitiga siku-siku dengan ukuran panjang 1
bukan kelipatan 3
 Gambar segitiga besar yang dibuat adalah
bukan segitiga siku-siku
4. Menentukan · Menemukan banyaknya segitiga kecil yang 4
banyaknya diperlukan dengan tepat
segitiga · Menemukan banyaknya segitiga kecil yang 3
kecil yang diperlukan dengan ragu-ragu
diperlukan · Menemukan banyaknya segitiga kecil yang 2
diperlukan dengan kurang tepat
· Menemukan banyaknya segitiga kecil yang 1
diperlukan dengan tidaktepat
5. Menemukan · Menemukan minimal 3 susunan yang berbeda 4
susunan yang · Menemukan 2 susunan yang berbeda 3
berbeda · Menemukan 1 susunan 2
· Tidak menemukan susunan segitiga 1
6. Kerapian · Tidak ada tempelan segitiga yang tumpang 4
tindih
· Ada 1 tempelan segitiga yang tumpang tindih 3
· Ada 2 tempelan segitiga yang tumpang tindih 2
· Ada 3 tempelan segitiga yang tumpang tindih 1

Pedoman penilaiannya adalah:

Skor perolehan
Nilai = x 100
9

127
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

b. Memvalidasi instrumen
Setelah kegiatan penyusunan instrumen selesai dilakukan, tahap
selanjutnya adalah mengadakan penelaahan terhadap instrumen
tersebut. Penelaahan meliputi kesesuaian instrumen dengan:
- materi.
- indikator kinerja.
- kaidah penulisan soal terstandar.

c. Melakukan uji coba dan analisis hasil uji coba instrumen


Agar diperoleh instrumen dengan kualitas yang sesuai standar,
terhadap instrumen yang telah selesai disusun dan juga ditelaah
dilakukan uji coba kepada beberapa orang yang kompeten.
Setelah selesai diuji coba, maka instrumen tersebut dianalisis.
Pada kegiatan analisis, yang perlu diperhatikan antara lain
adalah validitas (isi, konstruk, maupun bahasa), dan realibilitas
instrumen tersebut. Validitas soal adalah ketepatan soal tersebut
terhadap apa yang seharusnya akan diukur, sedangkan reliabilitas
soal adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yaitu sejauh
mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang
ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda.

d. Merevisi instrumen
Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan uji coba instrumen,
langkah selanjutnya adalah merevisi instrumen dengan kategori
tidak bagus, sedangkan instrumen yang sudah bagus dapat
dimasukkan dalam bank soal.

KOMPETENSI INDIKATOR TEKNIK


NO MATERI
DASAR INDIKATOR KINERJA PENILAIAN
1. 4.12 Menyajikan Diagram ­ Proyek
dan menafsirkan garis,
data dalam bentuk diagram
tabel, diagram batang, dan
garis, diagram diagram
batang, dan dia- lingkaran
gram lingkaran

128
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

2. Tahapan dalam menyusun instrumen penilaian keterampilan adalah


membuat kisi-kisi seperti contoh berikut.
Setelah kisi-kisi selesai disusun, tahap selanjutnya adalah menelaah
kisi-kisi, dan kemudian dibuatkan instrumennya.

Berikut ini adalah salah satu contoh instrumen yang berdasarkan kisi-
kisi di atas:
Carilah data usia penduduk di lingkungan kalian masing-masing, misal
lingkungan RT. Kelompokkan data berdasar usia (1 – 5 th, 6 – 10 th, 11
– 15 th, dst), kemudian buatlah diagram yang sesuai untuk menyajikan
data penduduk berdasar usia tersebut.

1. Data awal yang diperoleh dituangkan pada tabel berikut.

NAMA JENIS TANGGAL


NO USIA
PENDUDUK KELAMIN LAHIR
isi Nama jenis Tanggal Diisi oleh peserta didik
urut sesuai data kelamin lahir berdasar perhitungan
di RW sesuai sesuai 1 hari s.d. 1 th
data di data di dikelompokkan usia 1 th, 1 th
RW RW 1 hari s.d. 2 th dikelompokkan
2 usia 2 th, dst

2. Data pada tabel nomor 1 dikelompokkan dan dituangkan pada tabel berikut.

NO KELOMPOK USIA (TH) JUMLAH


isi isi kelompok usia isi jumlah penduduk pada usia ini
urut 1–5

129
BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Selanjutnya adalah membuat rubrik penskoran dan pedoman penilaian, seperti


pada contoh berikut:

NO ASPEK YANG RUBRIK SKOR


DIAMATI
1. Kelengkapan · Memperoleh data secara lengkap dan benar 3
dan kebenaran dari data penduduk
data · Memperoleh data penduduk: 2
i. secara lengkap dan tetapi kurang benar
atau
ii. Kurang lengkap dan benar
· Memperoleh data kurang lengkap dan 1
kurang benar dari data penduduk
2. Kelengkapan · Hasil pengolahan data lengkap dan benar 3
dan kebenaran · Hasil pengolahan data 2
pengolahn data i. kurang lengkap dan benar atau
yang disajikan ii. Lengkap dan kurang benar
pada tabel · Hasil pengolahan data kurang lengkap dan 1
kurang benar
3. Ketepatan dan · Diagram tepat mudah dibaca 3
keterbacaan · Diagram tepat, sulit dibaca 2
diagram · Diagram tidak tepat 1

4 Kerapian · Diagram rapi dan menarik untuk dibaca 3


· Diagram rapi kurang menarik untuk dibaca 2
· Diagram kurang rapi dan tidak menarik 1

Pedoman penilaiannya adalah:

Skor perolehan
Nilai = x 100
9

130
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN BAB VI

Lampiran 2: Kunci Jawaban Evaluasi


1. Tahapan pada saat perencanan instrumen adalah:
a. menetapkan tujuan
b. menetapkan indikator pencapaian kompetensi
c. menyusun kisi-kisi
d. menelaah kisi-kisi

2. Langkah dalam menyusun instrumen adalah:


a. menyusun kisi-kisi
b. menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi
c. membuat rubrik penilaian
d. membuat pedoman penilaian

3. Manfaat kegiatan memvalidasi instrumen adalah diperolehnya informasi


adanya instrumen yang sudah baik/layak atau yang belum layak dilihat
dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Untuk instrumen yang sudah
baik/ layak dapat dimasukkan dalam bank soal, sedangkan yang
belum baik/layak dilakukan revisi sesuai aspek yang belum terpenuhi.

4. Tujuan dilakukannya kegiatan uji coba instrumen adalah untuk


memperoleh data empiris terhadap kualitas instrumen yang telah disusun,
baik dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa.

5. Pada saat revisi instrumen yang dilakukan adalah memperbaiki instrumen


yang kualitasnya belum memenuhi standar. Data tentang kualitas
instrumen diperoleh dari kegiatan ujicoba instrumen. Hasilnya adalah
diperolehnya instrumen yang sudah memenuhi standar, baik dari materi,
konstruksi, dan bahasa.

131

Anda mungkin juga menyukai