LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Penyakit trofoblas ganas adalah suatu tumor ganas yang berasal dari
sitotrofoblas dan sinsiotrofoblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan
disekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan
b. Choriocarcinoma
Penyakit trofoblas ganas adalah suatu penyakit akiat dari proliferasi sel
trofoblas yang abnormal selama kehamilan meliputi mola hidatidosa, mola
invasive, koriokarsinoma,dan placenta site throphoblastic tumor. Penyakit tumor
ganas atau PTG adalah tumor ganas yang berasal dari sito dan sinsiotrofoblas yang
menginvasi miometrium, merusak jaringan di sekitar, dan pembuluh darah. PTG
bisa didahului oleh proses fertilisasi atau bisa juga langsung. PTG yang didahului
oleh proses kehamilan dinamakan koriokarsinoma dengan kehamilan dan yang
langsung dinamakan koriokarsinoma tanpa kehamilan. ( Fitri Nurmala Sari, 2015)
B. Etiologi
Etiologi terjadinya penyakit trofoblas ganas belum jelas diketahui, namun
bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion meskipun
pertumbuhan dan metastasenya menyerrupai sarcoma.
Namun ada beberapa factor resiko yang berpotensi sebagai etiologi mola
hidatidosa parsial dan komplit telah dievaluasi. Dua factor resiko yang telah di
tetapkan adalah usia maternal yang ekstrim dan kehamilan mola sebelum nya. Usia
maternal yang lanjut atau sangat muda berkolerasi dengan peningkatan kejadian
mola hidatidosa. Di bandingkan dengan wanita usia 21-35 tahun, risiko mola
komplit 1,9 kali lebih tinggi pada wanita usia >35 tahun dan <21 tahun serta 7,5
kali lebih tinggi pada wanita usia >40 tahun. Kehamilan mola sebelumnya
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya kehamilan mola berikutnya. Risiko
pengulangan kehamilan mola setelah satu kali mola adalah 1%, atau sekitar 10-20
kali pada populasi umum.
C. Patofisiologi
Koriokarsinoma
D. Manifestasi Klinis
6. Nyeri perut
7. Batuk darah
8. Melena
E.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan
1. Pengkajian
a. Perdarahan terus menerus setelah terjadi evakuasi mola atau kehamilan
sebelumnya
b. Bila terjadi perforasi uterus ditemukan adanya nyeri perut
c. Bila ada lesi metastasis maka ditemukan gejala hemapto, sakit kepala,
kejang, hemiplegic
2. Pemeriksaan fisik
a. Uterus membesar
b. Adanya lesi metastasis di vagina dan organ lain
c. Adanya kista lutein bilateral yang persisten
3. Pemeriksaan penunjang
a. Adanya kadar beta HCG yang tetap atau meninggi
b. Pada foto torak terlihat lesi metastasis untuk melihat adanya metastasis ke
paru paru.
c. USG pelvis hati dan ginjal untuk melihat adnya metastasis
d. Bila ada metastasi di hati maka terjadi gangguan fungsi hati
e. CT scan kepala untuk melihat adanya kelainan syaraf
f. Jika ada metastasis di paru maka CT scan kepala dan abdomen bisa
dilakukan, jika ada perdarahan gastrointerstinal maka endoskopi atas
bawah boleh dilakukan
G. Penatalaksanaan Medis
1. Operatif
a. Histerektomi
a) Indikasi absolut
Perdarahan per vagina yang tidak terkontrol dengan obat
Perforasi uterus, terutama jika disertai acute abdomen
b) Indikasi relative
Kegagalan kemoterapi
Ancaman perforasi uterus, berdasarkan gambaran USG
Uterus lebih besar dari 14 minggu
Jumlah anak cukup
c) Reseksi parsial uterus
Dilakukan jika massa tumor di uterus tidak terlalu besar, soliter,
jelas berkapsul dan penderita masih menginginkan fungsi
reproduksinya.
d) Ekstirpasi pada metastasis vulva atau vagina
Teknik yang umum dilakukan adalah dengan membuat pullstring
ligation pada dasar tangkai, lalu memotong tangkai di atas ikatan
tadi. Teknik ini efektif pada tangkai yang tidak terlalu besar
namun sukar dilakukan pada metastasis vagina yang berdasar
lebar.
2) Lobektomi atau kraniotomi
Dilakukan jika telah bermetastasis ke paru-paru dan otak yang resisten
terhadap kemoterapi.
b. Kemotrapi
Adapun indikasi dari dilakukanya kemotrapi :
1) Meningkatnya kadar βhCG setelah evakuasi
2) Titer βhCG sangat tinggi setelah evakuasi
3) βhCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi
4) Meningginya βhCG setelah 6 bulan setelah evakuasi atau turun tetapi
lambat
5) Metastase ke paru paru, vulva,vagina kecuali jika kadar βhCG nya
turun
6) Metastase kebagian organ lainya (hepar,otak)
7) Perdarahan vaginal yang berat atau adanya perdarahan gastrointestinal
8) Gambaran histology koriokarsinoma
9) Besar uterus di bawah 14 minggu
10) Tidak ada tanda-tanda perforasi atau ancaman perforasi.
11) Wanita muda dengan paritas (kelahiran) rendah, atau yang masih
menginginkan anak
12) Protokol terapi disesuaikan menurut skor faktor risiko FIGO
c. Radiasi
Setelah diagnosis ditegakkan, whole brain irradiation dengan
dosis 3000 cGy haruslah segera diberikan, dalam 10 kali fraksi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Penkajian
1.Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat.
2.Keluhan utama: kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang.
3.Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian
seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih
besar dari usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji adanya kehamilan molahidatidosa sebelumnya, apa tindakan yang
dilakukan, kondisi klien pada saat itu.
c. Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung,
hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA