Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KANDUNGAN NITRIT PADA SOSIS BERMEREK DAN TIDAK

BERMEREK DI KOTA MEDAN 2016

Suci Defayanti1, Ernawati Nasution2, Evawany Y. Aritonang 2


1
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
2
Staff Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155
Email: sucidefayanti94@yahoo.com

Abstract

The sausages are defined as food made from ground meat and spiced and wrapped in a
casing into a cylindrical shape is symmetrical. Nitrite as a preservative is safe to use, but
even safe to consider the safety limit its use in food so as not to cause a negative impact on
human health. Permenkes No. 116 / Menkes / Per / X / limit the maximum use of nitrite
preservatives in processed meat products in the amount of 125mg / kg. Nitrite preservatives
can lead to some effects such as nausea, vomiting, headache, low blood pressure, and
muscle weakness. The purpose of this study is to determine the levels of nitrite contained in
sausage meat products sold in raw materials burger place in the city of Medan, and then
compared with the maximum levels of nitrites permitted refers to Permenkes No. 1168 /
Menkes / Per / X / 1999.
Samples were six sausage products from four different places namely Transmart
Carefourr, Brastagi Supermarket, Pondok Indah Fruit Market and Tanjung Rejo Market.
Determination of nitrite levels carried by visible spectrophotometry using a color reagent N-
(1-naphthyl) ethylene diamine dihydrochloride at a wavelength of 537 nm maximum.
The identification results showed all samples were determined to contain nitrite. Nitrite
levels were obtained respectively in the sausage is sample code P1 amounted to 62.4 mg / kg,
P2 amounted to 1467.36 mg / kg, P3 amounted to 158.88 mg / kg, P4 amounted to 329.92 mg
/ kg, amounting to P5 121.12 mg / kg, and sample code P6 amounted to 37.6 mg / kg
Three samples did not meet the requirements based Permenkes No. 1168 / Menkes / Per /
X / 1999, were sample with code P2, P3 and P4. To BPOM and Health Department had to
inform the regulations on the use of food additives and dangers of the used of food additives
on health.

Keywords: Sausage, Nitrite, Determination of Levels

PENDAHULUAN Selain itu, pada sosis juga ditambahkan


Sosis adalah suatu makanan yang bahan tambahan seperti garam, fosfat,
terbuat dari daging cincang, lemak hewan, pengawet (biasanya nitrit/nitrat), pewarna,
terna dan rempah, serta bahan-bahan lain. asam askorbat, isolat protein, dan
Sosis umumnya dibungkus dalam suatu karbohidrat. Curing adalah cara proses
pembungkus yang secara tradisional daging dengan menambahkan beberapa
menggunakan usus hewan, tetapi sekarang bahan seperti garam NaCl, Natrium nitrit
sering kali menggunakan bahan sintetis, dan atau Natrium nitrat dan gula serta
serta diawetkan dengan suatu cara, bumbu-bumbu. Maksud curing antara lain
misalnya dengan pengasapan. Pembuatan adalah untuk mendapatkan warna yang
sosis merupakan suatu teknik produksi stabil, aroma, tekstur dan kelezatan yang
dan pengawetan makanan yang telah baik dan memperpanjang masa simpan
dilakukan sejak sangat lama (Alwi, 2011). produk daging. (Soeparno, 2009).

1
Bahan makanan yang tercemar oleh 125mg/kg (Cahyadi, 2006). Konsumsi
nitrit ataupun bahan makanan yang nitrit yang berlebihan dapat menyebabkan
diawetkan menggunakan nitrat dan nitrit keracunan. Pada tahun 1989 terdapat kasus
dapat menyebabkan methemoglobinemia biskuit beracun yang menelan korban 38
simptomatik pada anak-anak. jiwa manusia. Kasus ini terjadi karena
Methemoglobinemia simptomatik telah mereka mengkonsumsi biskuit yang
terjadi pada anak-anak yang memakan mengandung natrium nitrit dalam taraf
sosis yang menggunakan nitrit dan nitrat yang melebihi batas yang diijinkan
secara berlebihan (Wahyudi, 2007). (Yuliarti, 2007).
Nitrit dalam jumlah besar dapat Berdasarkan penelitian yang dilakukan
mengakibatkan gangguan gastrointestinal, oleh Rachman (2005), pengawet nitrit
diare campur darah, disusul oleh berbahaya karena penggunaan nitrit dapat
convultion, koma dan bila tidak segera bereaksi dengan amin sekunder, seperti
ditolong akan meninggal. Keracunan prolin atau derivat poliamin yang ada
kronis menyebabkan depresi, sakit kepala dalam bahan makanan pada kondisi pH
dan gangguan mental (Soemirat, 2009). yang sama dengan lambung dan
Jumlah maksimum nitrit yang bisa membentuk senyawa karsinogen
ditambahkan dalam curing daging adalah (penyebab kanker). Menurut Silalahi
62,8 g/100 Kg. Dosis nitrit yang lebih dari dalam Darius (2007) bahwa jumlah asupan
15 - 20 mg/Kg berat badan akan harian (ADI) oleh FAO/WHO untuk 60 kg
menimbulkan kematian (Aberle et al., berat badan adalah 8 mg untuk nitrit.
2001). Penggunaan natrium nitrit sebagai Berdasarkan hasil survei pendahuluan
pengawet untuk mempertahankan warna yang dilakukan penelitian ke lapangan,
daging ternyata dapat menimbulkan efek didapatkan beberapa merek daging sosis di
yang membahayakakan kesehatan. Nitrit tempat bahan baku burger yang memakai
dapat berikatan dengan amino dan amida bahan pengawet nitrit tetapi tidak diberi
yang menghasilkan turunan nitrosamin label sebagai keterangan berapa kadar
yang bersifat karsinogenik (Husni et al., nitrit yang digunakan, merek-merek
2007). tersebut antara lain Kimbo, Champ, dan
BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Vigo. Oleh karena itu, peneliti tertarik
Makanan) sudah selalu mengadakan untuk mengetahui kadar kandungan nitrit
survey terhadap makanan yang beredar pada produk daging sosis apakah
dipasar tradisional maupun pasar modern kandungan pengawet nitrit sudah
seperti di supermarket. Namun adanya memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi
keinginan produsen untuk menghasilkan sesuai Permenkes RI No.
keuntungan, dengan mengabaikan faktor 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan
keamanan pangan. Hal ini dikemukakan makanan, dengan batas maksimum
karena masih banyaknya ditemukan penggunaan 125 mg/kg.
makanan yang tidak memiliki izin dari Untuk menentukan kadar nitrit yang
BPOM (Cahyadi, 2008). terdapat pada produk daging sosis yang
Menurut Khomsan (2003), nitrit dijual di tempat bahan baku burger di kota
sebagai pengawet aman digunakan, namun Medan, lalu dibandingkan dengan kadar
sekalipun aman perlu diperhatikan batas maksimum nitrit yang diizinkan mengacu
aman penggunaannya dalam makanan pada Permenkes RI No.
supaya tidak menimbulkan dampak negatif 1168/Menkes/Per/X/1999.
terhadap kesehatan manusia. Permenkes Sebagai bahan masukan bagi Dinas
RI No. 116/Menkes/Per/X/1999 tentang Kesehatan dan BPOM tentang kadar nitrit
bahan tambahan makanan, membatasi pada produk daging sosis di kora Medan
penggunaan maksimum pengawet nitrit di serta dapat memberikan informasi bagi
dalam produk daging olahan yaitu sebesar masyarakat mengenai bahayanya kadar zat

2
pengawet nitrit yang berlebihan jika yang dijajakan di grosir bahan baku burger
dikonsumsi. di kota Medan. Selanjutnya kadar nitrit
yang digunakan pada sosis diketahui
METODE PENELITIAN melalui hasil pemeriksaan di
Jenis penelitian ini adalah penelitian Laboratorium Biokimia dan Kimia Balai
survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk Teknik Kesehatan Lingkunagan (BTKL)
menganalisa kandungan bahan pengawet Medan. Alasan pemilihan tempat
nitrit dan yang terdapat di dalam produk pemeriksaan ini adalah laboratorium
daging sapi olahan yaitu sosis yang memiliki bahan dan peralatan yang
bermerk dengan uji laboratorium secara memadai.
kuantitatif. Data sekunder diperoleh melalui
Pengambilan sampel dilakukan di Kota literatur-literatur yang berhubungan
Medan yaitu Supermarket Carefour, dengan objek penelitian, yang dapat
Brastagi Swalayan, Pasar Karang Sari, menjadi bahan masukan dalam penulisan
Pasar Buah Setia Budi. Alasan memilih ke dan mendukung penelitian yaitu buku,
4 tempat tersebut sebagai lokasi penelitian jurnal, skripsi, peraturan perundang-
yaitu, tempat tersebut merupakan tempat undangan, peraturan menteri, artikel dan
menjual berbagai merek sosis serta seluruh sebagainya.
bahan baku burger dan tempat-tempat Analisa data yang digunakan dalam
tersebut mempunyai banyak pelanggan. penelitian adalah analisis deskriptif.
Pengujian pengawet nitrit dilakukan di “Metode Analisis Deskriptif merupakan
Laboratorium Biokimia dan Kimia Balai statistik yang digunakan untuk
Teknik Kesehatan Lingkunagan (BTKL) menganalisis data dengan cara
Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai mendeskripsikan data yang telah
dari bulan September 2016 sampai dengan terkumpul sebagaimana adanya tanpa
Februari 2017. bermaksud membuat kesimpulan yang
Sampel yang digunakan dalam berlaku untuk umum atau generalisasi
penelitian ini sebanyak 6 jenis sosis (Sugiono, 2008)”. Hasil pemeriksaan
berbeda yang diambil berdasarkan metode Laboratorium dibuat dalam bentuk tabel
purpossive sampling, yaitu metode dan dinarasikan, pembahasan serta diambil
pengambilan sampel yang dilakukan kesimpulan. Kemudian hasil pemeriksaan
dengan memilih sampel sesuai kriteria tersebut dibandingkan dengan Permekes
yang diinginkan peneliti dari populasi RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
menjadi sampel. Jenis sosis yang terpilih Bahan Tambahan Makanan. Dari hasil
yaitu 4 sosis bermerek antara lain merek pemeriksaan tersebut diketahui apakah
kimbo, vitalia, makmur, vigo, dan 2 sosis sosis yang beredar memenuhi atau tidak
tidak bermerek. Untuk kepentingan memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi
analisis di labooratorium maka masing- oleh masyarakat.
masing sampel diambil sebanyak 100 g
dan dimasukkan ke dalam kantung plastik HASIL DAN PEMBAHASAN
serta diberi tanda/nama merek sosis Gambaran Umum Lokasi Penelitian
kemudian dibawa ke Laboratorium Medan adalah ibukota provinsi
Biokimia dan Kimia Balai Teknik Sumatera Utara yang merupakan salah satu
Kesehatan Lingkunagan (BTKL) Medan kota di Indonesia dengan jumlah penduduk
untuk dilakukan pemeriksaan. yang cukup besar. Terletak di antara
Pemeriksaan kadar nitrit dilakukan dengan Kabupaten Deli Serdang dan terletak 2,5-
metode spektrofotometri (analisa 37,5 m di atas permukaan laut. Adapun
kuantitatif). luasnya adalah ± 300.288 km2 (BPS Kota
Data primer diperoleh melalui Medan, 2004).
pengamatan langsung pada sosis bermerek

3
Kota Medan merupakan kota Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kadar
metropolitan terbesar ketiga di Indonesia, Nitrit Pada Sampel Sosis
di Medan terdapat beberapa pusat Batas
penjualan sosis yaitu antara lain yaitu Maksimum
Brastagi Swalayan yang terletak di Jl. Banyaknya Penggunaan
Jendral Gatot Subroto No. 288, Medan, Kode Nilai
Nitrit Nitrit
Pasar Karang Sari berlokasi di Jl. Karang Sampel Serapan
(mg/kg) (mg/kg)
Sari Kelurahan Sari Rejo Kecamatan dalam bahan
Medan Polonia, Pasar Buah Pondok Indah makanan
terletak di Jl. Setia Budi, Tj. Rejo, Medan P1 0,0780 62,40
Sunggal, Kota Medan, serta Transmart P2 1,8342 1467,36
Carefourr yang terletak di Jl. Gatot P3 0,1986 158,88
Subroto No. 30, Kompleks Medan Fair 125
Plaza, Sekip, Medan Petisah. P4 0,4124 329,92
P5 0,1514 121,12
Hasil Pemeriksaan Laboratorium P6 0,0470 37,60
Pemeriksaan nitrit yang terdapat pada Keterangan:
Sosis dimulai dari pengambilan sampel P1 : Sosis Curah A
yang dilakukan dengan dua kali P2 : Sosis Merek A
pengambilan pada hari yang berbeda P3 : Sosis Merek B
kemudian dibawa ke Laboratorium Balai P4 : Sosis Merek C
Tenaga kesehatan Lingkungan bagian P5 : Sosis Curah B
Kimia. Sampel terdiri dari 6 Sosis dari P6 : Sosis Curah C
setiap pusat penjualan sosis. Pemeriksaan
nitrit pada Sosis dilakukan dengan metode Pada tabel 1. di atas dapat diketahui
spektrofotometri ultraviolet. bahwa dari 6 (enam) sampel sosis
Hasil perhitungan kadar nitrit memiliki kadar nitrit yang bervariasi.
diperoleh dalam bentuk ppm atau mg/kg Kadar nitrit tertinggi terdapat pada kode
kemudian hasilnya dibandingkan sampel P2 yaitu sosis yang dijual di grosir
dengan Permenkes RI No 1168 / di Pasar Karang Sari Kelurahan Sari Rejo
Menkes / Per / X / 1999 tentang Bahan Kecamatan Polonia sebesar 1467,36 mg/kg
Tambahan Makanan (BTM), yang dan kadar nitrit yang terendah terdapat
membatasi penggunaan maksimum pada kode sampel P6 yaitu sosis yang
pengawet nirit di dalam produk daging dijual di Pasar Buah Setiabudi Jl. Setia
olahan yaitu sebesar 125 mg/kg dan Budi sebesar 37,6 mg/kg. Selanjutnya
melihat apakah penggunaan pengawet berikut kadar nitrit dari masing-masing
nitrit pada Sosis sudah memenuhi sampel sosis dari kandungan yaitu sampel
persyaratan untuk dikonsumsi oleh kode P1 sebesar 62,4 mg/kg, sampel kode
masyarakat. Hasil pemeriksaan kadar nitrit P3 sebesar 158,88 mg/kg, sampel kode P4
secara kuantitatif pada sampel sosis dapat sebesar 329,92 mg/kg dan sampel kode P5
dilihat pada tabel berikut ini : sebesar 121,12 mg/kg. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar nitrit dari 3
(tiga) sampel sosis yang diperiksa melebihi
batas maksimum penggunaan nitrit pada
produk daging olahan yaitu sebesar 125
mg/kg.

4
Pembahasan Mengingat penggunaan pengawet nitrit
Dalam sehari masyarakat diperkirakan pada Sosis tidak dapat diketahui ciri-ciri
hanya mengonsumsi sosis 1 kali dan dalam khusus yang dapat dilihat secara langsung
sosis diasumsikan terdapat 50 gr daging. dengan mata maka masyarakat harus lebih
Dalam penelitian ini kadar nitrit tertinggi berhati-hati dalam membeli atau
yaitu sebesar 1467,36 mg/kg. Berdasarkan mengonsumsi Sosis. Pengawet nitrit ini
batas maksimum jumlah asupan harian bersifat kumulatif sehingga kadarnya akan
(ADI) yang dapat dikonsumsi untuk 60 kg semakin banyak dalam tubuh dan
berat badan adalah 8 mg nitrit, sehingga membentuk nitrosamin yang berpotensi
pada kelompok remaja yang berat menimbulkan penyakit kanker dalam
badannya 60 kg yang mengonsumsi Sosis jangka waktu panjang. Oleh karena itu
dengan kadar nitrit tertinggi dalam 50 gr sebaiknya pengawet nitrit tidak
Sosis adalah sebesar 8 mg, dari hasil ini dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan
diketahui bahwa Sosis tersebut tidak aman walaupun kadar nitrit yang terdapat dalam
dikonsumsi oleh seseorang dengan berat Sosis masih jauh di bawah standar
badan 60 kg karena sudah tidak sesuai penggunaan maksimum (Cahyadi, 2006).
dengan batas maksimum ADI.
Penelitian ini dilakukan mengingat KESIMPULAN DAN SARAN
nitrit sebagai bahan pengawet yang Kesimpulan
diijinkan penggunaanya sering digunakan Berdasarkan hasil penelitian dan
pada produk olahan daging seperti sosis pembahasan mengenai kadar nitrit pada
untuk menghambat pertumbuhan bakteri sosis yang dijual di Kota Medan Tahun
pathogen Clostridium botulinum dan 2016, maka dapat disimpulkan sebagai
mempertahankan warna merah daging. berikut :
Penggunaan nitrit sebagai bahan pengawet 1. Seluruh sampel daging sosis yang
dibatasi yaitu maksimum 125 mg/kg diperiksa mengandung nitrit dengan
karena penggunaan pengawet nitrit dalam kadar yang bervariasi.
jumlah berlebihan akan menimbulkan 2. Kadar nitrit pada tiga sampel yaitu,
dampak bagi kesehatan. Nitrit yang Sosis Merek A, Sosis Merek C, dan
berlebihan dalam tubuh dapat Sosis Merek B tidak memenuhi
menyebabkan methemoglobin persyaratan berdasarkan Permenkes RI
simptomatik. Menurut Silalahi dalam No. 1168/Menkes/Per/X/1999 karena
Darius (2007) bahwa methemoglobin kadarnya melebihi batas maksimum
adalah hemoglobin yang di dalamnya ion yaitu sebesar 125 mg/kg.
Fe2+ diubah menjadi ion Fe3+ dan 3. Sosis curah yang dijual di swalayan
kemampuannya untuk mengangkut belum tentu tidak baik dengan sosis
oksigen telah berkurang. Kandungan bermerek yang dijual di swalayan
methemoglobin dalam darah 30-40% dapat begitu juga sebaliknya. Dalam
menimbulkan gejala klinis berkaitan penggunaan kadar nitrit yang
dengan kekurangan oksigen dalam darah berlebihan tidak bisa diliat dari fisik
(hypoxia), karena darah tidak mampu saja karna tidak dapat dibedakan.
berperan sebagai pembawa oksigen
(Pranita, 2007). Penderita methemoglobin Saran
(methemoglobinemia) akan menjadi pucat, 1. Kepada BPOM dan Dinas Kesehatan
cianosis (kulit menjadi biru), sesak nafas, untuk lebih menginformasikan
muntah dan shock. Kemudian kematian peraturan tentang penggunaan bahan
penderita terjadi apabila kandungan tambahan makanan dan bahaya
methemoglobin lebih tinggi dari ± 70 % penggunaan bahan tambahan makanan
(Cahyadi, 2006). terhadap kesehatan khususnya pada

5
pengawet nitrit dan pewarna kepada Pangan. Jakarta: Penerbit Bumi
produsen dan masyarakat. Aksara.
2. Kepada masyarakat diharapkan agar Darius, Jamari, 2007. Analisis Kandungan
lebih hati-hati dalam membeli daging Nitrit dan Pewarna Pada Sosis
burger sapi atau tidak sering-sering Daging Sapi yang Beredar di
mengonsumsi daging burger sapi Kota Medan. Skripsi FKM USU
karena jika nitrit dan pewarna sintetis Medan.
dikonsumsi dalam jumlah yang Hasna Hayati Nur, Dyah Suryani. (2011).
berlebihan dapat berbahaya bagi Analisis Kandungan Nitrit Dalam
kesehatan. Sosis Pada Distributor Sosis Di
3. Kepada Perindustri Perdagangan untuk Kota Yogyakarta Tahun
memberikan informasi kepada 2011.Fakultas Kesehatan
masyarakat dengan mencantumkan Masyarakat, Universitas Ahmad
kadar nitrit yang digunakan oleh sosis Dahlan Yogyakarta
tersebut. Irianto, Kus, 2007. Gizi dan Pola Hidup
Sehat. Yrama Widya, Bandung
DAFTAR PUSTAKA Khomsan, Ali, 2003. Pangan dan Gizi
Adams, M. & Motarjemi, Y. 2004. Dasar- untuk Kesehatan. PT
Dasar Keamanan Makanan untuk RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Petugas Kesehatan. Jakarta: EGC. Kramlich, R. V. 1971. The Science Of
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Meat and Meat Product, San
Bahasa Indonesia. Jakarta : Fransisco
Departemen Pendidikan Nasional Kramlich, W. E. 1973. Sausage Products.
Balai Pustaka. Di dalam Price and B. S.
Alwi, Hasan. 2011. Kamus Besar Bahasa Sceiveger (ed).The Science and
Indonesia. Jakarta: Gramedia Meat Product. W.H. Freeman and
Pustaka Utama. Co., Westport,Connecticut.
Astawan, M. 2008. Khasiat Warna Warni Lestari, P. (2011). Analisis Natrium Nitrit
Makanan. Jakarta. PT. Gramedia secara Spektrofotometri Visibel
Pustaka Utama. dalam Daging Burger yang
Awang. Rahmat, 2003. Kesan Pengawet Beredar di Swalayan Purwokerto.
Dalam Makanan, Pharmacy.
www.prn2.usm.my. Diakses pada Lusiana, R. (2013). Penetapan Kadar Nitrit
[ Tanggal 01 November 2017] dan Nitrat di dalam Sosis yang
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Beredar di Kota Medan secara
2008. Kliping surat Kabar Sinar Spektrofotometri Sinar Tampak.
Harapan. Diakses pada tanggal 5 Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi
November 2016. USU.
www.perpustakaan.pom.go.id. Matondang, N.S. (2015). Penetapan Kadar
Baliwati, Y. F., Dwiriani, C. M., dan Nitrit dan Nitrat dalam Kornet
Khomsan, A. (2004). Pengantar Daging sapi dan Daging Sapi
Pangan dan Gizi. Jakarta: Asap secara Spektrofotometri
Penerbit Penebar Swadaya. Sinar Tampak. Skripsi. Medan:
Benowitz, N.L. Nitrates and Nitrits in Fakultas Farmasi USU. Halaman
Poisoning and Drug Overdose. 31 dan 39.
Fifth edition. Olson, KR. (Eds.). Nakai, S. And H.W Modler, 2000. Food
McGraw-Hill Companies, Inc. Protein, Processing Application.
New York. 2007 Wiley VCH. New York.
Cahyadi, W. (2006) Analisis dan Aspek Nurhayati, 2007. Sifat Kimia Kerupuk
Kesehatan Bahan Tambahan Goreng yang Diberi Penambahan

6
Tepung Daging Sapi dan
Perubahan Bilangan TBA Selama
Penyimpanan.Jurnal Ftp Insitut
Pertanian Bogor. Bogor.
Rangkuti, B. A. (2008). Penetapan Kadar
Nitrit pada Daging Sapi Segar dan
Olahan yang Beredar di Kota
Medan secara Spektrofotometri
Sinar Tampak. Skripsi Fakultas
Farmasi USU. Hal. 36.
Republik Indonesia, Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2012 Tentang
Pangan. Sekretariat Negara,
Jakarta.
SNI. 1995. Tentang Bahan Tambahan
Makanan. 01- 0222- 1995. Badan
Standart Nasional Indonesia.
Soemirat, Juli, 2009. Kesehatan
Lingkungan. Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi
Daging. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sutaryo dan Mulyani, S. 2004.
Pengetahuan Bahan Olahan Hasil
Ternak dan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Ungaran:
Komplek-Taru Budaya.
Syah et al. 2005. Manfaat dan Bahaya
Bahan Tambahan Pangan.
Himpunan Alumni Fakultas
Teknologi Pertanian IPB, Bogor
Syamsir E, 2009, Peluang Usaha Yogurt,
www.ilmupangan.com [ diakses
pada tanggal 7 november 2016
pukul. 17.00]
Wahyudi, H. (2007). Keracunan Nitrat-
Nitrit. http://red-
msg.blogspot.com
Winarno, F.G., 2008. Kimia Pangan dan
Gizi. Gamedia Pustaka Utama,
Jakarta
Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya di Balik
Lezatnya Makanan. Yogyakarta :
Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai