Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH BUDAYA INDA DAN

KERAJAAN KERAJAAN PADA MASA HINDU-BUDHA


(Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Kalingga,
Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Kediri)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran
Sejarah Indonesia yang diampu oleh Ibu. Rissa Supartika, S.Pd.I

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Dini Widiawati
2. Anisa Nur Sa’adah
3. Alwa Najatul Jannah
4. Yesi Zakiyah
5. Silvian Angelis

Kelas : X IIS 2

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM BANI ABI BAKAR


MADRASAH ALIYAH BUNGBULANG
”TERAKREDITASI A”
Jl. Barukaliki No. 06 Bungbulang-Garut 44165

2019/2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………….…..…..………...................……... i


BAB I PEMBAHASAN
A. Pengaruh Budaya India ..............................................................................1
B. Kerajaan Kutai ………..............................……….……………..……… 4
C. Kerajaan Tarmanegara .................................................................................
6
D. Kerajaan Kalinga........................................................................................ 9
E. Kerajaan Sriwijaya……………………………............................……… 10
F. Kerajaan Mataam Kuno ……………………………........................….…14
G. Kerajaan Kediri .............................................................................................
16
BAB II PENUTUP
 Kesimpulan ................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengarh Budaya India


a. Budaya India
Budaya berasal dari kata Sansekerta yaitu “buddhayah” atau
“buddhi” yang berarti akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan akal. Dan melalui akalnya manusia memiliki hasil
karya yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan kehidupan
manusia itu sendiri. Kebudayaan India tidak terlepas dari pengaruh agama
Hindu-Budha yang berkembang di lembah sungai Indus, India.
b. Masuknya Kebudayaan Hindu ke Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu di Indonesia
disebut penghinduan atau Hinduisasi. Berikut merupakan teori-teori
masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia :
1) Teori Ksatria
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum Ksatria atau para prajurit.
2) Teori Waisya
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke
Indonesia di bawa oleh para pedagang.
3) Teori Brahmana
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum brahmana.
4) Teori Sudra
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum sudra, dalam hal ini adalah kaum-
kaum terbawah.
5) Teori Arus Balik
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pelajar Indonesia yang belajar atau
mendalami agama Hindu di India kemudian setelah mereka
menempuh pendidikan. Lalu mereka pulang dan mengajarkan ajaran
Hindu kepada penduduk setempat.
c. Masuknya Kebudayaan Budha ke Indonesia
Informasi paling tua tentang keberadaan Buddhisme di Indonesia
yang pada waktu itu belum begitu meluas juga didapat dari pengelana China
bernama Fa Hsien (+/-337 – 422 M), yang sekembalinya dari Ceylon (Sri
Lanka) ke China pada tahun 414 Masehi terpaksa mendarat di negeri yang
bernama Ye-Po-Ti karena kapalnya rusak. Sekarang tidak terlalu jelas
apakah Ye-Po-Ti itu Jawa atau Sumatera. Ia menemukan banyak orang-
orang yang beragama Hindu dan sebagian masih animisme.
d. Berkembangnya Kebudayaan India di Indonesia
1. Berkembangnya Kebudayaan Hindu
Perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia dimulai sejak
ratusan tahun lalu. Perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia
dimulai dengan lahirnya kerajaan-kerajaan Hindu. dimulai dari
Kerajaan;
1. Kutai pada abad ke-4.
2. Kerajaan Tarumanagara (358–669),
3. Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11),
4. Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9)
5. Kerajaan Medang (752–1045),
6. Kerajaan Sunda (932–1579),
7. Kerajaan Kediri (1045–1221),
8. Kerajaan Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14),
9. Kerajaan Singhasari (1222–1292),
10. Kerajaan Majapahit (1293–1500),
11. Kerajaan Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15).
2. Perkembangan Kebudayaan Budha
Proses berkembangnya agama Budha juga dimulai dengan
lahirnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Budha. Salah satu kerajaan
Budha terbesar di Indonesia adalah kerajaan Sriwijaya yang merupakan
masa keemasan agama Budha. Bahkan Sriwijaya menjadi salah satu
pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara.
e. Pengaruh Kebudayaan India (Hindu-Budha) di Indonesia
1. Bidang Kepercayaan Atau Agama
Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara
secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali
oleh lapisan elite para raja dan keluarganya. Agama Hindu dan Budha
yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan
kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain
mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses
akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda
menjadi satu.
2. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya
penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai sekarang
dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa
Indonesia.
3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan
dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang
berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India.
Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan
turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip
musyawarah.
4. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam tata
kehidupan sosial masyarakat. Perubahan itu terjadi sebagai akibat
diperkenalkannya sistem kasta dalam masyarakat. Kasta-kasta itu
diantaranya kasta brahmana, kasta ksatria, kasta waisya kasta sudra.
5. Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu
perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam
kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan
365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun
sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 +
78 : 732 M.
6. Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari teknologi terlihat dalam seni
bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung
unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak
sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia
hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar
teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab
pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan
pembuatan arca dan bangunan.
7. Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa,
seni sastra, seni bangunan dan seni pertunjukan.
1. Seni Rupa
2. Seni sastra
3. Seni bangunan
4. Seni Pertunjukkan

B. Kerajaan Kutai
a. Sumber Sejarah
Sumber yang menyatakan Bahwa di Kalimantan Timur telah berdiri
dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah
beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti.
Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang disebut Yupa. Yupa ini
berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan
persembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya. Tulisan yang
terdapat pada Yupa tersebut menggunakan huruf pallawa dan berbahasa
sansekerta.
b. Letak Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini
terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat
kota Tenggarong.
c. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim,
terjadi perubahan dalam tata pemerintahan, yatu dari sistem pemerintahan
kepala suku menjadi sistem pemerintahan Raja atau feodal. Raja-raja yang
pernah berkuasa pada kerajaan Kutai adalah sebagai berikut:
1. Kudungga.
Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai, ada yang unik pada
nama raja pertama ini, karena nama Kudungga merupakan nama Lokal
atau nama yang belum dipengaruhi oleh budaya Hindu. Hal ini
kemudian melahirkan persepsi para ahli bahwa pada masa kekuasaan
Raja Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk ke Nusantara, kedudukan
Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya
pengaruh Hindu, ia megubah struktur pemerintahannya menjadi
kerajaan dan mengangkat dirinya mejadi raja, sehingga pergantian raja
dilakukan secara turun temurun.
2. Aswawarman.
Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan
raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah
kekuasaan Kerajaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan
pelaksanaan upacara Asmawedha.
3. Mulawarman.
Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia membawa Kerajaan
Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa kekuasaannya Kutai mengalami
masa gemilang.
d. Kehidupan Sosial Dan Budaya
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada
abad ke -4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesiayang telah
banyak menerima pengaruh hindu.
Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur dari luar dan
mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
1. Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya
nenek moyangnya.
2. Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan
kebudayaan.
3. Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan
kebudayaannya.
e. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal
berikut ini :
1. Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan
antara Cina dan India.
2. Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa raja
Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan
20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
f. Runtuhnya Kerajaan Kutai
Berdasarkan Yupa yang ditemukan, kerajaan kutai runtuh ketika raja
Dharma Setia tewas ditangan raja Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia
adalah anak dari raja Mulawarman, cucu dari raja Asmawarman, buyut dari
raja Kudungga.

C. Kerajaan Tarumanegara
a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman
ketika memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri
dari musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di
pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di
tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama
Tarumanegara.
b. Letak dan Wilayah Kekuasaan
Sebelum mengetahui letak kraton kerajaan Tarumanegara, dari
temuan tempat prasasti itu dapat diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Ciaruon atau prasasti Ciareteun, ditemukan di daerah
Cimpea, Bogor. Wilayah kerajaan Tarumanegara meliputi
pesisir Jakarta hingga pedalaman di kaki gunung, selain itu dari prasasti
dapat diketahui fungsi dari suatu daerah.
c. Kehidupan di Kerajaan Tarumanegara
1. Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui
bahwa raja yang pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja
purnawarman.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini
terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya.
3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan
rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak.
4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-
prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan
Tarumanegara.
d. Raja-Raja di Kerajaan Tarumanegara
1. Jayasingawarman 358-382 M
2. Dharmayawarman 382-395 M
3. Purnawarman 395-434 M
4. Wisnuwarman 434-455 M
5. Indrawarman 455-515 M
6. Candrawarman 515-535 M
7. Suryawarman 535-561 M
8. Kertawarman 561-628 M
9. Sudhawarman 628-639 M
10. Hariwangsawarman 639-640 M
11. Nagajayawarman 640-666 M
12. Linggawarman 666-669 MC.
e. Prasasti-Prasasti Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti Ciaruteun
Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of
West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal
Center of Bogor. Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan
ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti
tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri
dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh.
2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit
Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor,
prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa
serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan
raja Mulawarman.
3. Prasasti Kebon Kopi
4. Prasasti Muara Cianten
5. Prasasti Pasir awi
6. Prasasti Cidanghiyang
7. Prasasti Tugu di Museum Nasional.
f. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7
Masehi. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita
mengenai kerajaan ini tidak pernah terdengar lagi baik dari sumber dalam
negeri maupun luar negeri. Para ahli berpendapat bahwa runtuhnya
Kerajaan Tarumanegara kemungkinan besar disebabkan karena adanya
tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus melakukan ekspansi wilayah.

D. Kerajaan Kalingga
a. Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga
Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-
16, putri ratu Shima yang bernama Parwati, menikah dengan putera
mahkota kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian
menjadi raja kedua dari kerajaan Galuh. Ratu Shima memiliki cucu yang
bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh,
yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki seorang anak yang
bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja dari kerajaan
Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Cerita Cina pada zaman dinasti Tang (618 M-906 M) memberikan
keterangan tentang kerajaan Kalingga sebagai berikut:
a. Holing atau disebut Jawa terletak di lautan selatan. Di sebelah
timurnya terletak Pulau Bali dan di sebelah barat terletak Pulau
Sumatera.
b. Ibukota Holing dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak
kayu.
c. Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem,
dan singgasananya terbuat dari gading.
d. Penduduk Kerajaan Holing sudah pandai membuat minuman keras
dari bunga kelapa
e. Daerah Holing menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak
dan gading gajah.
Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak
tahun 674, kerajaan Kalingga diperintah oleh Ratu Shima (Simo).
b. Perkembangan Kerajaan Kalingga
1. Kondisi Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kalingga sudah teratur
rapi. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang tegas dari ratu
Shima. Di samping sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu
masalah.
2. Kondisi Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat di Kerajaan Kalingga
berkembang pesat, masyarakat kerajaan Kalingga telah mengenal
hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada
suatu tempat yang disebut dengan pasar, mereka mengadakan hubungan
perdagangan dengan teratur.
c. Peninggalan Kerajaan Kalingga
1. Prasasti Tukmas
2. Candi Bubrah, Jepara
3. Candi Angin
4. Prasasti Sojomerto
d. Runtuhnya Kerajaan Kalingga
Ratu Shima meninggal sekitar tahun 732 (abad ke-7) dan digantikan
oleh keturunannya. Mulai dari sini, telah nampak runtuhnya Kerajaan
Kalingga secara perlahan, di sisi lain, Kerajaan Sriwijaya mulai muncul dan
kuat baik dalam hubungannya dengan kerajaan luar maupun militer.
Kerajaan Sriwijaya menghendaki untuk melakukan penyerangan terhadap
bumi Jawa. Dari serangan tersebut, Kerajaan Kalingga dapat dikalahkan dan
di taklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.

E. Kerajaan Sriwijaya
a. Lokasi Kerajaan Sriwijaya
George Coedes, seorang sejarawan, menulis karangan berjudul Le
Royaume de Crivijaya pada tahun 1918 M. Coedes kemudian menetapkan
bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan. Lebih
lanjut, Coedes juga menetapkan bahwa letak ibukota Sriwijaya adalah
Palembang, yang terletak di Sumatera Selatan, yaitu tepatnya di tepi sungai
Musi atau sekitar kota Palembang sekarang.
b. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang mendukung keberadaan Kerajaan
Sriwijaya berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti.
1. Sumber dari Luar Negeri
a. Sumber dari Cina
Kunjungan I-tsing, seorang peziarah Budha dari China
pertama kali pada tahun 671 M. Dalam catatannya disebutkan bahwa
saat itu terdapat lebih dari seribu orang pendeta Budha di Sriwijaya.
b. Sumber dari Arab
Orang-orang Arab sering menyebut Sriwijaya dengan nama
Sribuza, Sabay atau Zabaq. Mas‘udi, seorang sejarawan Arab klasik
menulis catatan tentang Sriwijaya pada tahun 955 M.
c. Sumber dari India
Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-
raja dari kerajaan-kerajaan di India seperti Kerajaan Nalanda dan
Kerajaan Chola. Dengan Kerajaan Nalanda disebutkan bahwa Raja
Sriwijaya mendirikan sebuah prasasti yang dikenal dengan nama
Prasasti Nalanda.
2. Sumber Lokal atau Dalam Negeri
a. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini merupakan yang paling tua, bertarikh 682 M,
menceritakan tentang kisah perjalanan suci Dapunta Hyang dari
Minana dengan perahu, bersama dua laksa (20.000) tentara dan 200
peti perbekalan, serta 1.213 tentara yang berjalan kaki.
b. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja
Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara
sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan Minangatamwan.
c. Prasasti Talangtuo
Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang
pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
d. Prasasti Karang Berahi
e. Prasasti Ligor
f. Prasasti Nalanda
g. Prasasti Telaga Batu
c. Kehidupan Politik
Salah satu cara untuk memperluas pengaruh kerajaan adalah
melakukan perkawinan dengan kerajaan lain. Hal ini dilakukan oleh
penguasa Sriwijaya, Dapunta Hyang pada tahun 664 M dengan
Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara.
Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam sistem
pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Ada tiga syarat utama untuk menjadi raja
Sriwijaya, yaitu :
1. Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya.
2. Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu
memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.
3. Ekachattra, artinya mampu memayungi (melindungi) seluruh
rakyatnya.
Berikut daftar silsilah para Raja Kerajaan Sriwijaya :
1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti
Talangtuo 684 M)
2. Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
3. Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
4. Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
5. Maharaja (berita Arab, 851 M)
6. Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
7. Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
8. Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
9. Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044
M)
10. Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
11. Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)
d. Kehidupan Ekonomi
Penguasaan Kerajaan Sriwijaya di urat nadi perhubungan pelayaran
dan perdagangan Asia Tenggara yaitu di Selat Malaka, mempunyai arti
penting bagi perekonomian kerajaan. Karena banyak kapal-kapal asing
yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, istirahat,
atau melakukan aktivitas perdagangan. Karena bertambah ramainya
kegiatan perdagangan di Selat Malaka, Sriwijaya membangun ibukota baru
di Semenanjung Malaka, yaitu di Ligor yang dibuktikan dengan Parasasti
Ligor (755 M).
e. Kehidupan Sosial dan Budaya
Sriwijaya yang merupakan kerajaan besar penganut agama Budha,
serta merupakan pusat agama Budha yang penting di Asia Tenggara dan
Asia Timur. Agama Budha yang berkembang di Kerajaan Sriwijaya adalah
agama Budha Mahayana.
f. Masa Keemasan
Pada paruh pertama abad ke-10 yaitu antara masa jatuhnya Dinasti
Tang dan naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup
marak, terutama Fujian, Kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong,
Kerajaan Nan Han.
g. Masa Kemunduran
Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yang ditulis
pada tahun 1178, Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia
Tenggara terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya, yakni Sriwijaya
dan Jawa (Kediri). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyatnya memeluk
agama Budha dan Hindu, sedangkan rakyat Sriwijaya memeluk Budha.
Berdasarkan sumber ini pula dikatakan bahwa beberapa wilayah kerajaan
Sriwijaya ingin melepaskan diri.
Penurunan Sriwijaya terus berlanjut hingga masuknya Islam ke
Aceh yang disebarkan oleh pedagang-pedagang Arab dan India. Di akhir
abad ke-13, Kerajaan Pasai di bagian utara Sumatra berpindah agama Islam.
Maka sejak akhir abad ke-13 M Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil
dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang
kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit pada tahun
1377 M.

F. Kerajaan Mataram Kuno


a. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti
Canggal, bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan
berkembang sejak abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya
dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
b. Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirnya Kerajaan
Mataram Kuno, yaitu berbentuk Prasasti dan Candi-candi yang dapat kita
temui sampai sekarang ini. Adapun untuk Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno
meninggalkan beberapa prasasti, diantaranya:
1. Prasasti Canggal
2. Prasasti Kalasan
3. Prasasti Mantyasih
4. Prasasti Klurak
Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan
bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan
Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi
Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut dan mash bayak lagi.
c. Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno
Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-
raja dinataranya sebagai berikut:
1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani
7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir
d. Kehidupan Sosial
Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya
terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup
rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan ketika mereka bergotong
royong dalam membangun Candi Borobudur.
e. Kehidupan Ekonomi
Pusat kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah sungai Progo,
meliputi daratan Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu
amat subur sehingga rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil
pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta daerah
lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya.
f. Masa Kehancuran Mataram Kuno
Runtuhnya Kerajaan Mataram ketika Raja Dharmawangsa Teguh
yang merupakan cicit Mpu Sindok memimpin. Waktu itu permusuhan
antara Mataram Kuno dan Sriwijaya sedang memanas. Tercatat Sriwijaya
pernah menggempur Mataram Kuno tetapi pertempuran tersebut
dimenangkan oleh Dharmawangsa.

G. Kerajaan Kediri
a. Awal Berdirinya Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M, Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang
Kamulan. Airlangga berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang
Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga
memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan.
Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan
kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk
mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi
Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
b. Sumber Sejarah Kerajaan Kediri
Prasasti-prasasti menjelaskan kerajaan Kediri antara lain yaitu:
1. Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan
Panjalu atas Jenggala.
2. Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada
masa Jayabaya.
3. Prasasti Sirah Keting (1140) tentang pemberian hadiah tanah kepada
rakyat desa oleh Jayawarsa.
c. Masa Perkembangan
Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159). Jayabaya di
kemudian hari dikenal sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa
kekuasaannya, Kediri memperluas wilayahnya hingga ke pantai
Kalimantan. Pada masa ini pula, Ternate menjadi kerajaan sub kordinat di
bawah Kediri. Waktu itu Kediri memiliki armada laut yang cukup tangguh.
Raja Kertajaya yang memerintah (1185-1222), dikenal sebagai raja
yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini
menyebabkan ia ditentang oleh para brahmana. Kertajaya adalah raja
terakhir dari kerajaan Kediri.
d. Sistem Pemerintahan Kerajaan Kediri
Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali
pergantian kekuasaan, adapun raja-raja yang pernah berkuasa pada masa
kerajaan Kediri adalah:
1. Raja Sri Jayawarsa
2. Raja Bameswara (1117M)
3. Raja Jayabaya (1135-1157M)
4. Raja Sri Saweswara (berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan
prasasti Kahyunan (1161))
5. Raja Sri Aryeswara (berdasarkan prasasti Angin (1171)
6. Raja Sri Gandra
7. Raja Sri Kameswara (berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan
8. Raja Sri Kertajaya (1190-1222 M) (berdasarkan prasasti Galunggung
(1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates
Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton.)
e. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena
kesejahteraan rakyat meningkat, masyarakat hidup tenang. Dalam kitab
Ling-wai-tai-ta (1178) karya Chou-Ku-fei yang menerangkan bahwa orang-
orang Kediri memakai kain sampai lutut, rambutnya di urai, rumah-rumah
telah teratur dan bersih, lantai ubinnya berwarna hijau dan kuning. Pertanian
dan perdagangan telah maju, orang-orang yang salah didenda dengan emas.
f. Budaya Kerajaan Kediri
Abad ke-12 M memiliki arti yang sangat penting dalam masa
selanjutnya. Kerajaan Kediri banyak meninggalkan pelajaran untuk
mengembangkan kerajaannya diantaranya :
1. Suatu negara bisa maju jika kondisi ekonomi stabil.
2. Keadaan politik harus stabil agar kekuatan bangsa tidak kurang.
3. Kehidupan kebudayaan harus diperluas, untuk menambah keyajaan
bangsa.
Karya sastra yang dihasilkan pada masa kereajaan Kediri, yaitu :
1) Kresnayana, dari zaman pemerintahan Raja jayawarsa.
2) Bharatayuda, karangan Empu sedah dan Empu Panuluh
3) Arjuna Wiwaha, karangan Empu Kanwa.
4) Hariwangsa, karangan Empu Panuluh.
5) Bhamakarya, pengarangnya tidak jelas.
6) Smaradhana, karangan Empu Dharmaja.
7) Wartasancaya dan Lubdhaka karangan Empu Tanakung.
g. Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana
Garuda Mukha seperti Raja Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana,
sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa
pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana
hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
BAB II
PENTUP

 Kesimpulan
Kerajaan Kutai dan Kerajaan Tarumanegara tidak hanya menunjuk pada
perkembangan ajaran Hindu-Budha, tetapi juga pada aspek lain misalnya; aspek
politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya. Dalam proses akulturasi,
Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan–peninggalan yang
tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India. Meskipun corak dan
sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia
mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri.
Kerajaan Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Cina) merupakan
salah satu Kerajaan bercorak budha di Indonesia. Kerajaan Kalingga adalah sebuah
kerajaan yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Kerajaan ini
penduduknya beragama Hindu dan Budha, serta memiliki ratu yang terkenal yaitu
ratu Shima.
Aspek kehidupan pemerintahan kerajaan Kalingga yang mengalami
prkembanga yaitu :
1. Kehidupan politik
2. Kehidupan Agama
3. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah
membawa kejayaan kepulauan Nusantara di masa lampau, bebereapa hal tentang
kerajaan Sriwijaya:
1. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu terbesar di
Indonesia, bahkan dijuluki sebagai pusat agama Hindu di luar India.
2. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang sangat kuat dan kaya raya.
Terbukti dari sebutan negara maritimnya.
3. Sejarah Kerajaan Sriwijaya dapat diakses dari prasasti-prasasti peninggalan
kerajaan baik di dalam maupun di lur negeri serta dari berita-berita asing.
Faktor penyebab keruntuhan :
1. Berulang kali diserang kerajaan Colomandala
2. Kerajaan taklukan Sriwijaya banyak yang melepaskan diri
3. Terdesak pengaruh kerajaan Singosari
4. Mundurnya perekonomian dan perdagangan Sriwijaya
5. Tidak adanya raja yang cakap dan berwibawa
6. Serangan Majapahit dalam upaya penyatuan nusantara
Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732
masehi.Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu
didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja
yang didirikan oleh Raja Sanjaya.
Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami perkembangan dalam kerajaan
Mataram Kuno, antara lain:
1. Aspek Kehidupan Politik
2. Aspek Kehidupan Sosial
3. Aspek Kehidupan Ekonomi
4. Aspek Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah
berkuasa di Nusantara. Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian. Kerajaan Kediri sempat
menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia. Kerajaan Kediri mengalami 2 kali
pendirian masa, yang pertama saat Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno,
yang kedua saat Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara.
DAFTAR PUSTAKA

http://noerhanidahanif.blogspot.com/2013/03/pengaruh-kebudayaan-india-hindu-
budha.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://liya2000.blogspot.com/2017/02/makalah-kerajaan-kutai-dan-
tarumanegara_82.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://ganangalfianto.blogspot.com/2015/04/makalah-kerajaan-sriwijaya-dan-
kalingga.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://httpyukbelajarbersama12345.blogspot.com/2016/03/makalah-kerajaan-
kalingga.html.
(Di akses: 31/07/2019))
http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/makalah-kerajaan-mataram-kuno-
dan.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://anaktujuhsembilan.blogspot.com/2015/04/makalah-sejarah-kerajaan-
mataram-kuno.html.
(Di akses: 31/07/2019)
https://www.scribd.com/doc/315126130/Makalah-Kerajaan-Sriwijaya.
(Di akses: 31/07/2019)
http://risiwi.blogspot.com/2015/01/makalah-kerajaan-kediri.html.
(Di akses: 31/07/2019)

Anda mungkin juga menyukai