Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah

lebih dari 140 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah

mencapai 160/95 mmHg untuk diusia di atas 50 tahun dan harus dilakukan

pengukuran minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan

tersebut . hipertensi sering disebut sebagai “ silent killerˮ.(pembunuh

siluman), karena sering kali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa

merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Tanpa disadari penderita

mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak

ataupun ginjal (Hamid, 2014 dalam Ulfah Hasanah, 2016). Hipertensi

adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥

90 mmHg (Wijayaningsih, K, S. 2013).

Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala, sehingga baru di

sadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi

jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak

sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau dengan keluhan lain

( Depkes RI, 2012 ).

Pasien dengan tekanan darah tinggi parah dengan komplikasi yang

mengancam hidup membutuhkan pengobatan lebih cepat. Pada pasien

dengan hipertensi esensial yang telah menderita tekanan darah tinggi

1
2

selama berbulan - bulan atau bertahun – tahun harus dilakukan terapi

pengobatan secara bertahap (Hamid, 2013 dalam Harisky Anugrah, 2016 ).

WHO menyatakan bahwa 17,5 juta (30%) dari 58 juta kematian di

dunia,disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah pada tahun

2005.dari seluruh angka tersebut,penyebab kematian antara lain di

sebabkan oleh serangan jantung (7,6 juta penduduk ), stroke ( 5,7 juta

penduduk ), dan selebihnya di sebabkan penyakit jantung dan pembuluh

darah (4,2 juta penduduk). Berdasarkan seluruh data yang telah di

kumpulkan WHO, pada tahun 2015 angka kematian akibat penyakit

jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa. Kemudian

akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta penduduk

akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (WHO

2015).

Hipertensi adalah Salah satu penyebab kematian terbesar di

Indonesia. menurut data awal Sample Registration Survey yang

dikembangkan oleh badan penelitian dan pengembangan kementrian

kesehatan, hipertensi di sebut sebagai penyakit kematian nomor lima

tertinggi di Indonesia. Hipertensi jadi sangat berbahaya jika sudahdi

tambah komplikasi. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat

melalui pengukuran berdasarkan umur pasien hipertensi yang berumur ≥

18 tahun sebesar (25,8%) tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti

Kalimantan selatan (30,8%), Kalimantan timur (29,6%) (KEMENKES RI

2014).
3

Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas kesehatan Provinsi

kepulauan Bangka Belitung, jumlah kasus hipertensi di Bangka Belitung

tahun 2014 berjumlah 45.838 orang (64,82%). Pada tahun 2015 berjumlah

47.688 orang(65,37%).dan Pada tahun 2016 berjumlah 54.244 orang(

64,61%). ( Profil Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2016)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota pangkal pinang, pada

tahun 2014 jumlah kasus baru penyakit hipertensi sebesar 2160 (64,03% )

dan jumlah kasus lama sebesar 7665 ( 75,73% ).pada tahun 2015 jumlah

kasus baru sebesar 2291 ( 69,31% ) dan jumlah kasus lama sebesar 8054 (

75,17 % ). Pada tahun 2016 jumlah kasus baru sebesar 2145 ( 64,64% )

dan jumlah kasus lama sebesar 7862 ( 75,73% ). ( Profil Dinas Kesehatan

Kota Pangkal Pinang Tahun 2014 – 2016 ).

Kesuksesan pengobatan hipertensi tidak terlepas dari faktor

kepatuhan terhadap diet dan penggunaan obat yang dianjurkan.

Ketidakpatuhan terhadap program terapi masih menjadi masalah yang

besar pada penderita hipertensi. Diperkirakan 50 % diantara mereka

menghentikan pengobatan dalam jangka 1 tahun. Pengontrolan tekanan

darah yang memadai hanya dapat dipertahankan pada 20 % untuk bisa

mengontrol memang sebaiknya orang yang memiliki darah tinggi harus

rajin memeriksa tekanan darahnya (Harisky, 2016).


4

Dalam kepatuhan berobat usaha keras diperlukan oleh penderita

hipertensi dalam menjaga pola gaya hidup, diet, dan minum obat yang

diresepkan secara teratur. Seseorang dengan senang hati akan

mengemukakan tujuannya mengikuti program pengobatan yang diberikan

oleh petugas kesehatan jika ia memiliki keyakinan dan sikap positif

terhadap pengobatan yang diberikan dan keluarga yang paling dekat

hubungannya dengan penderita dan faktor lain yang sangat berpengaruh

dalam menentukan, mendukung keyakinan, dan nilai kesehatan individu

melalui metode lain seperti pendidikan kesehatan yang mudah mereka

terima sehingga penderita yang sebelumnya malas berobat dapat menjadi

patuh.

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau

individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka

masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan

tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya

diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku (Notoadmojo, 2013

dalam Armi, 2014)

Data penelitian yang dilakukan oleh Sumantri, A (2014), tentang

pengaruh pendidikan kesehatan hipertensi pada keluarga terhadap

kepatuhan diet rendah garam lansia hipertensi. Dengan Penelitian

kuantitatif dengan desain Non Equivalent Control Group dengan 30


5

responden. Didapatkan hasil bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan

hipertensi terhadap kepatuhan diet rendah garam pada lansia ( p<0,05 ).

Data penelitian oleh Susanti (2012), penelitian ini penelitian

kuantitatif dengan menggunakan design quasi – experimental. Sampelnya

adalah 70 responden. Pada penelitian ini menggunakan wilcoxon signed

ranks test, hasil dari variabel antara sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara

pemberian pendidikan kesehatan dan sikap baik sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan tentang hipertensi. `

Berdasarkan hasil dari data kasus hipertensi di wilayah kerja

puskesmas melintang tahun 2014 – 2016, didapatkan data tahun 2014

klien yang mengalami hipertensi sebanyak 2.495 (16,13%) orang, tahun

2015 sebanyak 2.418 (15,11%) orang, dan pada tahun 2016 sebanyak

2,600 (18,73%) orang. (Profil Puskesmas Melintang Tahun 2016).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti melalui

wawancara terhadap 3 orang klien hipertensi dan 1 petugas kesehatan di

Puskesmas Melintang Kota PangkalPinang, klien mengatakan mereka

berobat hanya pada saat gejala muncul, dan mereka masih kurang

memahami, Perawat telah memberikan pendidikan kesehatan tentang

hipertensi tetapi belum secara struktur atau rutin dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Klien

Hipertensi Di Puskesmas Melintang Kota Pangkal Pinang Tahun 2017.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas telah terjadi peningkatan kasus

hipertensi selama 3 tahun terakhir di Puskesmas Melintang, pada tahun

2014 klien yang mengalami hipertensi sebanyak 2.495 orang, tahun 2015

sebanyak 2.418 orang, dan pada tahun 2016 sebanyak 2.600 orang,

sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Klien Hipertensi Di

Puskesmas Melintang Kota Pangkalpinang Tahun 2017.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Kepatuhan Minum Obat Pada Klien Hipertensi Di Puskesmas

Melintang Kota Pangkalpinang Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik klien (umur,

jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan) di Puskesmas Melintang

Tahun 2017.

b. Untuk mengetahui rata – rata skor kepatuhan minum obat sebelum

diberikan intervensi di Puskesmas Melintang Tahun 2017.

c. Untuk mengetahui rata-rata skor kepatuhan minum obat sesudah

diberikan intervensi di Puskesmas Melintang Tahun 2017.


7

d. Untuk mengetahui perbedaan rata – rata skor kepatuhan minum obat

sebelum dan sesudah diberikan intervensi di Puskesmas Melintang

Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai proses

penelitian pada klien hipertensi

2. Bagi STIKES Citra Delima Bangka Belitung

Penelitian ini dapat menambahakan referensi bagi pihak kampus

untuk menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Puskesmas Melintang Kota Pangkalpinang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan

atau sumber informasi terkait pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

kepatuhan minum obat pada klien hipertensi yang berkunjung ke

Puskesmas Melintang Kota Pangkalpinang Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai