Disusun Oleh :
Auliya Rochmatul Umah
1811040014
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit
yang berperan penting, dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Yang mana tenaga perawat menempati
proporsi terbesar dibanding tenaga kesehatan lain dan merupakan tenaga
profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010).
Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah
rumah sakit. Seorang manajer menjadi pemimpin yang efektif apabila mampu
menentukan strategi yang tangguh, menjadi perencana yang handal, menjadi
organisator yang cetakan, motivator yang efektif, pengawas yang objektif dan
rasional, penilai yang tidak berpengaruh oleh pertimbangan- pertimbangan
yang subjektif dan emosional disamping keahlian pribadi. (Manggala, 2013).
Seperti fungsi dalam manajerial yang lain maka fungsi dari kepala
ruang juga meliputi komponen-komponen yang sama yaitu planning,
organizing, actuating dan controling. Pengorganisasian yang dilakukan
pimpinan meliputi kewenangannya, tanggung jawabnya, pendelegasian tugas
termasuk pengorganisasian perawatan di tingkat ruang dalam memberikan
asuhan keperawatan. Fungsi pengarahan, dalam menjalankan fungsi
pengarahan kepala ruangan kepala ruangan akan melakukan kegiatan supervisi
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan, bimbingan terhadap staf,
mengkoordinasi dan memotivasi staf keperawatan. Fungsi pengarahan ini
adalah merupakan fungsi dari kepemimpinan seorang kepala ruangan secara
menyeluruh seperti, bagaimana gaya kepemimpinannya, bagaimana mengelola
konflik dan sebagainya (Pratiwi dkk, 2010).
Seorang kepala ruang rawat inap berperan sebagai manajer
keperawatan di ruangan yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan, pengawasan. Selain itu dapat
memadukan berbagai kegiatan pelayanan di ruang rawat inap baik perawatan
maupun medis serta kegiatan penunjang lainnya sesuai kebutuhan pasien
(Aditama, 2010).
Peran dan fungsi managerial harus dilakukan perawat profesional.
Untuk dapat melakukan kegiatan manajemen maka diperlukan beberapa
keahlian manajemen yang dapat membantu dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan yang optimal dengan cara meningkatkan ilmu dan teknologi. Oleh
karena itu dibutuhkan perawat dengan jenjang S-I keperawatan dan sudah
mengambil pendidikan ners. Perawat yang meningkatkan pendidikan berguna
untuk mempersiapkan diri sebagai pemimpin dalam mengelola pelayanan
keperawatan kepada pasien di rumah sakit atau komunitas. Selain itu perawat
juga diharapkan mampu melakukan riset dan kajian ilmiah terhadap masalah-
masalah yang ditemui di klinik serta masalah yang berhubungan dengan
peningkatan kualitas pelayanan. Namun kondisi saat ini masih banyak perawat
S-I yang belum mengambil ners, diharapkan 3 semua pendidikan yang ada di
rumah sakit sudah memenuhi kriteria minimal sebagai perawat profesional
(lulusan D-III Keperawatan) dan pada tahun 2015 sudah lebih dari 80%
perawat berpendidikan ners (Nursalam, 2015).
Perkembangan kemajuan teknologi memberikan pengaruh pada
pelayanan keperawatan, sehingga staf keperawatan memerlukan pemimpin
yang dapat meberdayakan dan mengembangkan perawat dalam melaksanakan
tugasnya (Sofarelli and Brown, 2008). Untuk mengelola dan memimpin para
petugas keperawatan tersebut, kepala ruang memerlukan suatu pemahaman
tentang mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang berkualitas. Sebagai kepala ruang tidak hanya mengelola
orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang
dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta
meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju kearah kesembuhan
(Nursalam, 2014). Selain itu, kemampuan kepala ruang dalam memotivasi,
mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dengan staf keperawatan
akan menentukan efektifitas fungsi kepala ruangan (La Monica, 2008).
Pelayanan keperawatan di RSUD Banyumas diruang Bougenvile harus
diakui dalam manajemen keperawatan di ruangan tersebut mendapat
perhatian khusus. Hal ini terlihat saat diruangan bahwa seorang kepala ruang
rawat inap perlu waktu banyak diruangan serta diluar ruangan saat ada
panggilan rapat dalam mengurusi akriditasi dikarenanakan kepala ruangan di
ruang unit Bougenvile menjadi salah satu tim akriditasi di rumah sakit.
Sehingga penerapan fungsi manajemen keperawatan sebagai suatu pelayanan
profesi yang mandiri, sudah dilakukan meskipun belum optimal. Hal tersebut
berdasarkan data observasi pada tanggal 22 Juli – 17 Agustus 2019 diruang
Bougenvile RSUD Banyumas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi dan peran kepala ruang rawat inap?
2. Apa saja uraian tugas kepala ruang rawat inap?
C. Tujuan Masalah
1. Mengidentifikasi fungsi dan peran kepala ruang
2. Mengidentifikasi uraian tugas kepala ruang
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Pengorganisasian
Kepala Ruang
Auliya Rochmatul U, S.Kep
Ketua TIM
Tatik Wahyu Istikomah, S.Kep
Perawat Pelaksana 1
Rofik Julianto, S.Kep
C. Perencanaan tenaga
D. Perencanaan kegiatan
1. Peningkatan tingkat kenyamanan klien diantaranya pengontrolan jumlah
pengunjung, peningkatan komunikasi terapeutik, hendaknya
memperkenalkan diri kepada klien terutama klien baru.
E. Kontroling
1. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langusng dengan
perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan klien
2. Melalui manager area :
Pengawasan langsung melalui inspeksi, pengamatan sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/pengawasi kelemahan –
kelemahan yang ada saat ini.
3. Pengawasan tidak langsung
Mengecek daftar hadir, membaca dan memeriksa rencana keperawatan.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Nama : Ny. P
Dx medis : Abdominal paint
Kamar : C3
Nama : Ny. M
Dx.Medis : Anemia, CKD, CHF, DM
Kamar : C6
S : pasien mengatakan lemes kembung
O : Ku sedang
Terlihat bintik bintik merah di muka
Akral hangat
Anak terlihat rewel
GCS 15
TD :140/80
HR : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 38,3°C
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor keadaan unum dan vital sign
2. Monitor Nutrisi
Nama : Ny. M
Dx medis : CHF, HHD, IHD
Kamar : C7
S : Pasien mengatakan lemas dan peut nek
O:
- Pasien terlihat lemas dan hanya berbaring
- Pasien terlihat pucat
- TD: 110/80 mmHg
- S : 37,3°C
Nama : Ny. R
Dx medis : Hemiparase
Kamar : C8
S : Pasien mengatakan lemas dan peut nek di ulu hati (mua
berkuang )
O:
Ku : cukup
Kebutuhan ADL di bantú oleh keluarga
TD: 180/80 mmHg
S : 37°C
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor KU
2. Monitor TTV
3. Monitor Nutrisi
4. Kolaborasi pemberian obat
Nama : Ny. R
Dx medis : Hemiparase
Kamar : C13
S : Pasien mengatakan belum bisa BAB sejak hari jumat yang
lalu, sesak sudah berkurang, masih nyeri
O:
Ku : sedang
TD: 110/60 mmHg
S : 36,8°C
A : Nyeri Akut
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor KU
2. Monitor TTV
3. Monitor Nyeri
Nama : Ny. M
Dx medis : Anemia, CKD, CHF, DM
Kamar : C6
- Transfusi
- Monitor TTV
- Lacak hasil USG
Nama : Ny. M
Dx.Medis : CHF, HHD, IHD
Kamar : C7
- Monitor Ku & Vital sign
- Terapi O2
Nama : Ny. R
Dx medis : DM,Colitis
Kamar : C8
- Monitor Ku dan Vital sign
Nama : Ny. S
Dx medis : Efusi pleura ec. TB
Kamar : C13
- Monitor Ku dan vital sign
- Monitor nyeri
09.00 – 09.15 Mengecek keadaan Pasien Kebutuhan pasien baik terapi dan kebutuhan khusus lainnya
sudah dipenuhi oleh PP dengan baik.
Melakukan komunikasi langsung
dengan ketua TIM maupun
Perawat pelaksana menyampaikan mengenai kondisi pasien
09.30 – 10.00 Perawat pelaksana mengenai
beserta dokter yang visit
Asuhan keperawatan kepada
pasien kelolaan
Mengecek ulang keadaan pasien
12.00 – 12.20 Keadaan umum pasien kelolaan makin membaik
kelolaan
Post conference dilakukan oleh Ketua Tim (Tatik Wahyu
13.00 – 13.30 Mengikuti Post - Confrence Istikomah., S.Kep) dan perawat pelaksana (Rofik Julianto.,
S.Kep) melaporkan keadaan umum pasien kelolaan.
Operan jaga dilakukan Ketua Tim (Tatik Wahyu Istikomah.,
Melakukan Operan jaga/Timbang
14.00 – 14.30 S.Kep) kepada perawat pelaksana yang jaga sore (Hidayati
terima
Diana Pertiwi., S.Kep).
B. Evaluasi
1. Evaluasi Kerja Tim
a. Kurangnya pemahaman pada teori yang akan di aplikasikan pada saat
menjadi kepala ruang
b. Kurangnya koordinasi antara katim dan perawat pelaksana
c. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama
2. Evaluasi Kerja Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
a. Ketua tim (Tatik Wahyu Istikomah., S.Kep) : Melaksanakan tugasnya
dengan baik.
b. Perawat Pelaksana (Rofik Julianto., S.Kep) : Melaksanakan tugasnya
dengan baik.
3. Evaluasi Kegiatan
a. Proses meeting morning dibuka oleh Kepala ruang (Auliya Rochmatul
Umah., S.Kep ) berjalan dengan baik, dan membahas tentang apel pagi
dan masalah yang ada di ruang bougenfile saat pengkajian yang akan
dilakukan diruang Bougenfile.
b. Proses timbang terima (operan jaga) berjalan dengan baik.
c. Proses pre conference yang dipimpin oleh (Tatik Wahyu Istikomah.,
S.Kep) pada Perawat pelaksana (Rofik Julianto., S.Kep) berjalan
dengan baik tentang rencana terhadap pasien kelolaannya.
d. Perawat pelaksana (Rofik Julianto.,S.Kep) melaksanakan masukan
dari Ketua tim (Tatik Wahyu Istikomah., S.Kep)
e. Proses post conference berjalan dengan baik tentang hasil
implementasi Perawat Pelaksana (Rofik Julianto., S.Kep) terhadap
pasien kelolaannya kepada Ketua tim (Tatik Wahyu Istikomah.,
S.Kep).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kepala ruang (Auliya Rochmaatul Umah., S.Kep) dibawahi ketua tim
(Tatik Wahyu Istikomah., S.Kep) beserta perawat pelaksana (Rofik Julianto.,
S.Kep), teman- teman berperan sebagaimana mestinya, melaporkan hasil
asuhan keperawatan kepada ketua tim, setelah itu ketua tim melaporan hasil
shift pagi ke shift sore dan selanjutnya sampe malam ke pagi.
B. Saran
1. Lakukan pre conference setiap pergantian shif dari Sore ke Malam
2. Lakukan post conference setiap shift
3. Lakukan koordinasi yang optimal karu, katim dan PP