Kelompok 4 Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu - Budha
Kelompok 4 Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu - Budha
1. Dini Widiawati
2. Anisa Nur Sa’adah
3. Alwa Najatul Jannah
4. Yesi Zakiyah
5. Silvian Angelis
Kelas : X IIS 2
2019/2020
DAFTAR ISI
B. Kerajaan Kutai
a. Sumber Sejarah
Sumber yang menyatakan Bahwa di Kalimantan Timur telah berdiri
dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah
beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti.
Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang disebut Yupa. Yupa ini
berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan
persembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya. Tulisan yang
terdapat pada Yupa tersebut menggunakan huruf pallawa dan berbahasa
sansekerta.
b. Letak Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini
terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat
kota Tenggarong.
c. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim,
terjadi perubahan dalam tata pemerintahan, yatu dari sistem pemerintahan
kepala suku menjadi sistem pemerintahan Raja atau feodal. Raja-raja yang
pernah berkuasa pada kerajaan Kutai adalah sebagai berikut:
1. Kudungga.
Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai, ada yang unik pada
nama raja pertama ini, karena nama Kudungga merupakan nama Lokal
atau nama yang belum dipengaruhi oleh budaya Hindu. Hal ini
kemudian melahirkan persepsi para ahli bahwa pada masa kekuasaan
Raja Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk ke Nusantara, kedudukan
Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya
pengaruh Hindu, ia megubah struktur pemerintahannya menjadi
kerajaan dan mengangkat dirinya mejadi raja, sehingga pergantian raja
dilakukan secara turun temurun.
2. Aswawarman.
Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan
raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah
kekuasaan Kerajaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan
pelaksanaan upacara Asmawedha.
3. Mulawarman.
Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia membawa Kerajaan
Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa kekuasaannya Kutai mengalami
masa gemilang.
d. Kehidupan Sosial Dan Budaya
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada
abad ke -4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesiayang telah
banyak menerima pengaruh hindu.
Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur dari luar dan
mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
1. Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya
nenek moyangnya.
2. Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan
kebudayaan.
3. Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan
kebudayaannya.
e. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal
berikut ini :
1. Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan
antara Cina dan India.
2. Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa raja
Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan
20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
f. Runtuhnya Kerajaan Kutai
Berdasarkan Yupa yang ditemukan, kerajaan kutai runtuh ketika raja
Dharma Setia tewas ditangan raja Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia
adalah anak dari raja Mulawarman, cucu dari raja Asmawarman, buyut dari
raja Kudungga.
C. Kerajaan Tarumanegara
a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman
ketika memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri
dari musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di
pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di
tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama
Tarumanegara.
b. Letak dan Wilayah Kekuasaan
Sebelum mengetahui letak kraton kerajaan Tarumanegara, dari
temuan tempat prasasti itu dapat diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Ciaruon atau prasasti Ciareteun, ditemukan di daerah
Cimpea, Bogor. Wilayah kerajaan Tarumanegara meliputi
pesisir Jakarta hingga pedalaman di kaki gunung, selain itu dari prasasti
dapat diketahui fungsi dari suatu daerah.
c. Kehidupan di Kerajaan Tarumanegara
1. Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui
bahwa raja yang pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja
purnawarman.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini
terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya.
3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan
rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak.
4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-
prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan
Tarumanegara.
d. Raja-Raja di Kerajaan Tarumanegara
1. Jayasingawarman 358-382 M
2. Dharmayawarman 382-395 M
3. Purnawarman 395-434 M
4. Wisnuwarman 434-455 M
5. Indrawarman 455-515 M
6. Candrawarman 515-535 M
7. Suryawarman 535-561 M
8. Kertawarman 561-628 M
9. Sudhawarman 628-639 M
10. Hariwangsawarman 639-640 M
11. Nagajayawarman 640-666 M
12. Linggawarman 666-669 MC.
e. Prasasti-Prasasti Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti Ciaruteun
Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of
West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal
Center of Bogor. Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan
ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti
tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri
dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh.
2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit
Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor,
prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa
serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan
raja Mulawarman.
3. Prasasti Kebon Kopi
4. Prasasti Muara Cianten
5. Prasasti Pasir awi
6. Prasasti Cidanghiyang
7. Prasasti Tugu di Museum Nasional.
f. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7
Masehi. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita
mengenai kerajaan ini tidak pernah terdengar lagi baik dari sumber dalam
negeri maupun luar negeri. Para ahli berpendapat bahwa runtuhnya
Kerajaan Tarumanegara kemungkinan besar disebabkan karena adanya
tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus melakukan ekspansi wilayah.
D. Kerajaan Kalingga
a. Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga
Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-
16, putri ratu Shima yang bernama Parwati, menikah dengan putera
mahkota kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian
menjadi raja kedua dari kerajaan Galuh. Ratu Shima memiliki cucu yang
bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh,
yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki seorang anak yang
bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja dari kerajaan
Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Cerita Cina pada zaman dinasti Tang (618 M-906 M) memberikan
keterangan tentang kerajaan Kalingga sebagai berikut:
a. Holing atau disebut Jawa terletak di lautan selatan. Di sebelah
timurnya terletak Pulau Bali dan di sebelah barat terletak Pulau
Sumatera.
b. Ibukota Holing dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak
kayu.
c. Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem,
dan singgasananya terbuat dari gading.
d. Penduduk Kerajaan Holing sudah pandai membuat minuman keras
dari bunga kelapa
e. Daerah Holing menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak
dan gading gajah.
Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak
tahun 674, kerajaan Kalingga diperintah oleh Ratu Shima (Simo).
b. Perkembangan Kerajaan Kalingga
1. Kondisi Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kalingga sudah teratur
rapi. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang tegas dari ratu
Shima. Di samping sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu
masalah.
2. Kondisi Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat di Kerajaan Kalingga
berkembang pesat, masyarakat kerajaan Kalingga telah mengenal
hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada
suatu tempat yang disebut dengan pasar, mereka mengadakan hubungan
perdagangan dengan teratur.
c. Peninggalan Kerajaan Kalingga
1. Prasasti Tukmas
2. Candi Bubrah, Jepara
3. Candi Angin
4. Prasasti Sojomerto
d. Runtuhnya Kerajaan Kalingga
Ratu Shima meninggal sekitar tahun 732 (abad ke-7) dan digantikan
oleh keturunannya. Mulai dari sini, telah nampak runtuhnya Kerajaan
Kalingga secara perlahan, di sisi lain, Kerajaan Sriwijaya mulai muncul dan
kuat baik dalam hubungannya dengan kerajaan luar maupun militer.
Kerajaan Sriwijaya menghendaki untuk melakukan penyerangan terhadap
bumi Jawa. Dari serangan tersebut, Kerajaan Kalingga dapat dikalahkan dan
di taklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
E. Kerajaan Sriwijaya
a. Lokasi Kerajaan Sriwijaya
George Coedes, seorang sejarawan, menulis karangan berjudul Le
Royaume de Crivijaya pada tahun 1918 M. Coedes kemudian menetapkan
bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan. Lebih
lanjut, Coedes juga menetapkan bahwa letak ibukota Sriwijaya adalah
Palembang, yang terletak di Sumatera Selatan, yaitu tepatnya di tepi sungai
Musi atau sekitar kota Palembang sekarang.
b. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah yang mendukung keberadaan Kerajaan
Sriwijaya berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti.
1. Sumber dari Luar Negeri
a. Sumber dari Cina
Kunjungan I-tsing, seorang peziarah Budha dari China
pertama kali pada tahun 671 M. Dalam catatannya disebutkan bahwa
saat itu terdapat lebih dari seribu orang pendeta Budha di Sriwijaya.
b. Sumber dari Arab
Orang-orang Arab sering menyebut Sriwijaya dengan nama
Sribuza, Sabay atau Zabaq. Mas‘udi, seorang sejarawan Arab klasik
menulis catatan tentang Sriwijaya pada tahun 955 M.
c. Sumber dari India
Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-
raja dari kerajaan-kerajaan di India seperti Kerajaan Nalanda dan
Kerajaan Chola. Dengan Kerajaan Nalanda disebutkan bahwa Raja
Sriwijaya mendirikan sebuah prasasti yang dikenal dengan nama
Prasasti Nalanda.
2. Sumber Lokal atau Dalam Negeri
a. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini merupakan yang paling tua, bertarikh 682 M,
menceritakan tentang kisah perjalanan suci Dapunta Hyang dari
Minana dengan perahu, bersama dua laksa (20.000) tentara dan 200
peti perbekalan, serta 1.213 tentara yang berjalan kaki.
b. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja
Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara
sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan Minangatamwan.
c. Prasasti Talangtuo
Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang
pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
d. Prasasti Karang Berahi
e. Prasasti Ligor
f. Prasasti Nalanda
g. Prasasti Telaga Batu
c. Kehidupan Politik
Salah satu cara untuk memperluas pengaruh kerajaan adalah
melakukan perkawinan dengan kerajaan lain. Hal ini dilakukan oleh
penguasa Sriwijaya, Dapunta Hyang pada tahun 664 M dengan
Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara.
Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam sistem
pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Ada tiga syarat utama untuk menjadi raja
Sriwijaya, yaitu :
1. Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya.
2. Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu
memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.
3. Ekachattra, artinya mampu memayungi (melindungi) seluruh
rakyatnya.
Berikut daftar silsilah para Raja Kerajaan Sriwijaya :
1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti
Talangtuo 684 M)
2. Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
3. Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
4. Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
5. Maharaja (berita Arab, 851 M)
6. Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
7. Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
8. Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
9. Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044
M)
10. Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
11. Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)
d. Kehidupan Ekonomi
Penguasaan Kerajaan Sriwijaya di urat nadi perhubungan pelayaran
dan perdagangan Asia Tenggara yaitu di Selat Malaka, mempunyai arti
penting bagi perekonomian kerajaan. Karena banyak kapal-kapal asing
yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, istirahat,
atau melakukan aktivitas perdagangan. Karena bertambah ramainya
kegiatan perdagangan di Selat Malaka, Sriwijaya membangun ibukota baru
di Semenanjung Malaka, yaitu di Ligor yang dibuktikan dengan Parasasti
Ligor (755 M).
e. Kehidupan Sosial dan Budaya
Sriwijaya yang merupakan kerajaan besar penganut agama Budha,
serta merupakan pusat agama Budha yang penting di Asia Tenggara dan
Asia Timur. Agama Budha yang berkembang di Kerajaan Sriwijaya adalah
agama Budha Mahayana.
f. Masa Keemasan
Pada paruh pertama abad ke-10 yaitu antara masa jatuhnya Dinasti
Tang dan naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup
marak, terutama Fujian, Kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong,
Kerajaan Nan Han.
g. Masa Kemunduran
Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yang ditulis
pada tahun 1178, Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia
Tenggara terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya, yakni Sriwijaya
dan Jawa (Kediri). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyatnya memeluk
agama Budha dan Hindu, sedangkan rakyat Sriwijaya memeluk Budha.
Berdasarkan sumber ini pula dikatakan bahwa beberapa wilayah kerajaan
Sriwijaya ingin melepaskan diri.
Penurunan Sriwijaya terus berlanjut hingga masuknya Islam ke
Aceh yang disebarkan oleh pedagang-pedagang Arab dan India. Di akhir
abad ke-13, Kerajaan Pasai di bagian utara Sumatra berpindah agama Islam.
Maka sejak akhir abad ke-13 M Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil
dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang
kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit pada tahun
1377 M.
G. Kerajaan Kediri
a. Awal Berdirinya Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M, Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang
Kamulan. Airlangga berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang
Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga
memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan.
Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan
kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk
mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi
Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
b. Sumber Sejarah Kerajaan Kediri
Prasasti-prasasti menjelaskan kerajaan Kediri antara lain yaitu:
1. Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan
Panjalu atas Jenggala.
2. Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada
masa Jayabaya.
3. Prasasti Sirah Keting (1140) tentang pemberian hadiah tanah kepada
rakyat desa oleh Jayawarsa.
c. Masa Perkembangan
Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159). Jayabaya di
kemudian hari dikenal sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa
kekuasaannya, Kediri memperluas wilayahnya hingga ke pantai
Kalimantan. Pada masa ini pula, Ternate menjadi kerajaan sub kordinat di
bawah Kediri. Waktu itu Kediri memiliki armada laut yang cukup tangguh.
Raja Kertajaya yang memerintah (1185-1222), dikenal sebagai raja
yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini
menyebabkan ia ditentang oleh para brahmana. Kertajaya adalah raja
terakhir dari kerajaan Kediri.
d. Sistem Pemerintahan Kerajaan Kediri
Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali
pergantian kekuasaan, adapun raja-raja yang pernah berkuasa pada masa
kerajaan Kediri adalah:
1. Raja Sri Jayawarsa
2. Raja Bameswara (1117M)
3. Raja Jayabaya (1135-1157M)
4. Raja Sri Saweswara (berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan
prasasti Kahyunan (1161))
5. Raja Sri Aryeswara (berdasarkan prasasti Angin (1171)
6. Raja Sri Gandra
7. Raja Sri Kameswara (berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan
8. Raja Sri Kertajaya (1190-1222 M) (berdasarkan prasasti Galunggung
(1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates
Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton.)
e. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena
kesejahteraan rakyat meningkat, masyarakat hidup tenang. Dalam kitab
Ling-wai-tai-ta (1178) karya Chou-Ku-fei yang menerangkan bahwa orang-
orang Kediri memakai kain sampai lutut, rambutnya di urai, rumah-rumah
telah teratur dan bersih, lantai ubinnya berwarna hijau dan kuning. Pertanian
dan perdagangan telah maju, orang-orang yang salah didenda dengan emas.
f. Budaya Kerajaan Kediri
Abad ke-12 M memiliki arti yang sangat penting dalam masa
selanjutnya. Kerajaan Kediri banyak meninggalkan pelajaran untuk
mengembangkan kerajaannya diantaranya :
1. Suatu negara bisa maju jika kondisi ekonomi stabil.
2. Keadaan politik harus stabil agar kekuatan bangsa tidak kurang.
3. Kehidupan kebudayaan harus diperluas, untuk menambah keyajaan
bangsa.
Karya sastra yang dihasilkan pada masa kereajaan Kediri, yaitu :
1) Kresnayana, dari zaman pemerintahan Raja jayawarsa.
2) Bharatayuda, karangan Empu sedah dan Empu Panuluh
3) Arjuna Wiwaha, karangan Empu Kanwa.
4) Hariwangsa, karangan Empu Panuluh.
5) Bhamakarya, pengarangnya tidak jelas.
6) Smaradhana, karangan Empu Dharmaja.
7) Wartasancaya dan Lubdhaka karangan Empu Tanakung.
g. Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana
Garuda Mukha seperti Raja Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana,
sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa
pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana
hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
BAB II
PENTUP
Kesimpulan
Kerajaan Kutai dan Kerajaan Tarumanegara tidak hanya menunjuk pada
perkembangan ajaran Hindu-Budha, tetapi juga pada aspek lain misalnya; aspek
politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya. Dalam proses akulturasi,
Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan–peninggalan yang
tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India. Meskipun corak dan
sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia
mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri.
Kerajaan Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Cina) merupakan
salah satu Kerajaan bercorak budha di Indonesia. Kerajaan Kalingga adalah sebuah
kerajaan yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Kerajaan ini
penduduknya beragama Hindu dan Budha, serta memiliki ratu yang terkenal yaitu
ratu Shima.
Aspek kehidupan pemerintahan kerajaan Kalingga yang mengalami
prkembanga yaitu :
1. Kehidupan politik
2. Kehidupan Agama
3. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah
membawa kejayaan kepulauan Nusantara di masa lampau, bebereapa hal tentang
kerajaan Sriwijaya:
1. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu terbesar di
Indonesia, bahkan dijuluki sebagai pusat agama Hindu di luar India.
2. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang sangat kuat dan kaya raya.
Terbukti dari sebutan negara maritimnya.
3. Sejarah Kerajaan Sriwijaya dapat diakses dari prasasti-prasasti peninggalan
kerajaan baik di dalam maupun di lur negeri serta dari berita-berita asing.
Faktor penyebab keruntuhan :
1. Berulang kali diserang kerajaan Colomandala
2. Kerajaan taklukan Sriwijaya banyak yang melepaskan diri
3. Terdesak pengaruh kerajaan Singosari
4. Mundurnya perekonomian dan perdagangan Sriwijaya
5. Tidak adanya raja yang cakap dan berwibawa
6. Serangan Majapahit dalam upaya penyatuan nusantara
Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732
masehi.Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu
didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja
yang didirikan oleh Raja Sanjaya.
Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami perkembangan dalam kerajaan
Mataram Kuno, antara lain:
1. Aspek Kehidupan Politik
2. Aspek Kehidupan Sosial
3. Aspek Kehidupan Ekonomi
4. Aspek Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah
berkuasa di Nusantara. Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian. Kerajaan Kediri sempat
menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia. Kerajaan Kediri mengalami 2 kali
pendirian masa, yang pertama saat Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno,
yang kedua saat Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara.
DAFTAR PUSTAKA
http://noerhanidahanif.blogspot.com/2013/03/pengaruh-kebudayaan-india-hindu-
budha.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://liya2000.blogspot.com/2017/02/makalah-kerajaan-kutai-dan-
tarumanegara_82.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://ganangalfianto.blogspot.com/2015/04/makalah-kerajaan-sriwijaya-dan-
kalingga.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://httpyukbelajarbersama12345.blogspot.com/2016/03/makalah-kerajaan-
kalingga.html.
(Di akses: 31/07/2019))
http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/makalah-kerajaan-mataram-kuno-
dan.html.
(Di akses: 31/07/2019)
http://anaktujuhsembilan.blogspot.com/2015/04/makalah-sejarah-kerajaan-
mataram-kuno.html.
(Di akses: 31/07/2019)
https://www.scribd.com/doc/315126130/Makalah-Kerajaan-Sriwijaya.
(Di akses: 31/07/2019)
http://risiwi.blogspot.com/2015/01/makalah-kerajaan-kediri.html.
(Di akses: 31/07/2019)