Anda di halaman 1dari 524

Di unduh dari : Bukupaket.

com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Hak Cipta © 2018 pada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di
bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam
tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang
senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan
dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis
dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui email buku@kemdikbud.go.id
diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Seni Budaya : buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
x, 302 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMP/MTs Kelas IX


ISBN 978-602-282-393-3 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-282-396-4 (jilid 3)

1. Seni Budaya -- Studi dan Pengajaran I. Judul


II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

707

Kontributor Naskah : Milasari, Heru Subagio, Siti Masripah, dan Jelmanto.


Penelaah : Fortunata Tyasrinestu, Bintang Hanggoro Putro Putro, Daniel Hariman
Jacob, Muksin, Widia Pekerti, Rita Milyartini, Nur Sahid, Oco
Santoso, Martono, Rusman Nurdin, dan Djohan Salim.

Pre-view : Defrizal.
Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Cetakan Ke-1, 2015 (ISBN 978-602-282-078-9)


Cetakan Ke-2, 2018 (Edisi Revisi)
Disusun dengan huruf Century Schoolbook, 12 pt.

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kata Pengantar

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi


pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut
menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran,
sehingga kom-petensi dasar tiap mata pelajaran mencakup Kompetensi Dasar
kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan Kompetensi
Dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti
rumusan tersebut.
Seni Budaya untuk Kelas IX SMP/MTs yang disajikan dalam buku ini
juga tunduk pada ketentuan tersebut. Seni Budaya bukan aktivitas dan materi
pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi
keterampilan siswa sebagaimana dirumuskan selama ini. Seni Budaya harus
mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang memberikan kompetensi
pengetahuan tentang karya seni budaya dan kompetensi sikap yang terkait
dengan seni budaya. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk
mencakup sekaligus studi karya seni budaya untuk mengasah kompetensi
pengetahuan, baik dari karya maupun nilai yang terkandung di dalamnya,
praktik berkarya seni budaya untuk mengasah kompetensi keterampilan, dan
pembentukan sikap apresiasi terhadap seni budaya sebagai hasil akhir dari
studi dan praktik karya seni budaya.
Pembelajarannya dirancang berbasis aktivitas dalam sejumlah ranah seni
budaya, yaitu seni rupa, tari, musik, dan teater yang diangkat dari tema-tema
seni yang merupakan warisan budaya bangsa. Selain itu juga mencakup
kajian warisan budaya yang bukan berbentuk praktik karya seni budaya.
Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya terkait dengan studi dan praktik
karya seni budaya, melainkan juga melalui pelibatan aktif tiap siswa dalam
kegiatan seni budaya yang diselenggarakan oleh kelas maupun sekolah.
Sebagai mata pelajaran yang mengandung unsur muatan lokal, tambahan
materi yang digali dari kearifan lokal dan relevan sangat diharapkan untuk
ditambahkan sebagai pengayaan dari buku ini.
Sesuai dengan konsep Kurikulum 2013, buku ini disusun dengan
mengacu pada pembelajaran Seni Budaya secara terpadu dan utuh.
Keterpaduan dan keutuhan tersebut diwujudkan dalam setiap pengetahuan
yang diajarkan, pembelajarannya harus dilanjutkan sampai siswa terampil
dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak
dalam bentuk atau terkait dengan karya seni budaya, dan bersikap sebagai
manusia dengan rasa penghargaan yang tinggi terhadap karya-karya seni
warisan budaya dan warisan budaya bentuk lainnya.

Seni Budaya iii

Di unduh dari : Bukupaket.com


Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang
digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak untuk berani mencari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran
guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan
ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat
memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang
sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka terhadap masukan dan
akan terus diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu, kami mengundang para
pembaca untuk memberikan kritik, saran, dan masukan guna perbaikan dan
penyempurnaan edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan
terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi
kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus
tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, Januari 2018

Tim Penulis
࿿)쬀㠢࿿࿿࿿29:戚࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿;珏࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿<躦 ⃸࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿=萾慼࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿>ᾪ答
࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿@◎㎁࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿A쥰䟇࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿B⡊䛸࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿C⟎侣࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿D頺
࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿F⸗࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿G噎厲࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿H鵶畐࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿I⃸࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿JⱾ䶣
࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿Lㇾ࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿M궀⿐࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿N ⃸࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿OⱠ勁࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿P叼䯝
࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿R䱔࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿S붚‫ވ‬࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿Tꕦ䟊࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿U鶾䠤࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿V崌Ἆ
࿿࿿࿿࿿࿿࿿X‫Ⰲﺌ‬࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿Y兾ĩ࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿Z豎瘻࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿[贲䳻࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿\햼报࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿
睵࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿_‫ﮌ‬ᘦ࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿`番㥗࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿aꇆ 㹭 ࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿b⍚旊࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿cඤ
࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿eဂᏢ࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿f援╽࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿gᆲ烬࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿hì⻚࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿i遲猠࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿
㳧࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿l㷲⋱࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿m萀礫࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿n彌 ྨྨ࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿o釰滎࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿
寽࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿r侊癗࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿s筦࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿࿿t Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................................v

Pembelajaran Seni Lukis..........................................................................................1


A. Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD)........................................1
B. Tujuan Pembelajaran.......................................................................................2
C. Peta Konsep...........................................................................................................2
D. Proses Pembelajaran........................................................................................3
E. Evaluasi dan Penilaian..................................................................................11
F. Pengayaan............................................................................................................12

Pembelajaran Seni Patung.....................................................................................14


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).............................14
B. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................15
C. Peta Konsep.........................................................................................................15
D. Proses Pembelajaran......................................................................................16
E. Evaluasi dan Penilaian..................................................................................23
F. Pengayaan............................................................................................................26
G. Remedial...............................................................................................................26
H. Interaksi dengan Orang Tua.......................................................................27

Pembelajaran Menyanyikan Lagu Solo/Tunggal..........................................29


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).............................29
B. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................30
C. Peta Konsep.........................................................................................................31
D. Proses Pembelajaran......................................................................................32
E. Evaluasi dan Penilaian..................................................................................32
F. Pengayaan............................................................................................................35
G. Remedial...............................................................................................................35
H. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik.........................................35

Pembelajaran Lagu Populer Dalam Sajian Vokal Grup.............................37


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).............................37
B. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................38
C. Peta Konsep.........................................................................................................39
D. Proses Pembelajaran......................................................................................40
Seni Budaya v

Di unduh dari : Bukupaket.com


E. Evaluasi.................................................................................................................40
F. Pengayaan............................................................................................................42
G. Remedial...............................................................................................................50
H. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik.........................................50

Pembelajaran Tari Kreasi........................................................................................53


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompentsi Dasar (KD)...............................53
B. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................54
C. Peta Konsep.........................................................................................................54
D. Proses Pembelajaran......................................................................................55
E. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran.........................................................62
F. Remedial...............................................................................................................66
G. Pengayaan Pembelajaran.............................................................................67

Pembelarajan Unsur Pendukung Tari Kreasi.................................................68


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).............................68
B. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................69
C. Peta Konsep.........................................................................................................69
D. Proses Pembelajaran......................................................................................71
E. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran....................................................80
F. Remedial...............................................................................................................86
G. Pengayaan Pembelajaran.............................................................................86

Pembelajaran Dasar Pemeranan Teater...........................................................87


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)............................87
B. Proses Pembelajaran......................................................................................88
C. Interaksi dengan Orang Tua....................................................................117
D. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran..................................................118
E. Rubrik Guru......................................................................................................118
F. Pengayaan Pembelajaran............................................................................121

Pembelajaran Perancangan Pementasan.....................................................122


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)...........................122
B. Informasi untuk Guru..................................................................................123
C. Proses Pembelajaran....................................................................................124
D. Interaksi dengan Orang Tua.....................................................................152
E. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran..................................................153
F. Rubrik Guru......................................................................................................154
G. Pengayaan pembelajaran...........................................................................156
0 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran Seni Grafis.................................................................................... 177
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)...........................177
B. Tujuan Pembelajaran...................................................................................178
C. Peta Konsep.......................................................................................................178
D. Proses Pembelajaran....................................................................................179
E. Evaluasi dan Penilaian................................................................................182
F. Pengayaan..........................................................................................................185
G. Remedial.............................................................................................................186
H. Interaksi Orang Tua......................................................................................187

Pembelajaran Pameran.........................................................................................189
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)...........................189
B. Tujuan Pembelajaran Pameran...............................................................190
C. Peta Konsep Pembelajaran........................................................................190
D. Proses Pembelajaran....................................................................................191
E. Evaluasi dan Penilaian................................................................................194
F. Pengayaan..........................................................................................................197
G. Remedial.............................................................................................................197
H. Interaksi Orang Tua......................................................................................199

Pembelajaran Bernyanyi Lagu Populer.........................................................200


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)...........................200
B. Tujuan Pembelajaran...................................................................................201
C. Peta Konsep.......................................................................................................201
D. Proses Pembelajaran....................................................................................202
E. Evaluasi...............................................................................................................203
F. Pengayaan..........................................................................................................204
G. Remedial.............................................................................................................204
H. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik.......................................205

Pembelajaran Ansambel Lagu Populer......................................................... 207


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)...........................207
B. Tujuan Pembelajaran...................................................................................208
C. Peta Konsep.......................................................................................................208
D. Proses Pembelajaran....................................................................................209
E. Evaluasi...............................................................................................................210
F. Pengayaan..........................................................................................................212
G. Remedial.............................................................................................................214
H. Interaksi dengan Orang Tua.....................................................................214
Seni Budaya vii

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pembelajaran Pola Lantai Tari Kreasi.............................................................217
A. Kompetensi Inti (KI)......................................................................................217
B. Kompetensi Dasar (KD)...............................................................................217
C. Tujuan Pembelajaran...................................................................................218
D. Peta Konsep......................................................................................................218
E. Proses Pembelajaran I..................................................................................219
F. Proses Pembelajaran II................................................................................220
G. Informasi untuk Guru..................................................................................221
H. Interaksi dengan Orang Tua.....................................................................236
I. Evaluasi Penilaian Pembelajaran............................................................236
J. Remedial.............................................................................................................241
K. Pengayaan Pembelajaran...........................................................................242

Pembelajaran Meragakan Tari Kreasi.............................................................243


A. Kompetensi Inti (KI)......................................................................................243
B. Kompetensi Dasar (KD)...............................................................................244
C. Tujuan Pembelajaran...................................................................................244
D. Peta Konsep......................................................................................................245
E. Proses Pembelajaran.....................................................................................246
F. Informasi untuk Guru...................................................................................246
G. Interaksi dengan Orang Tua.....................................................................248
H. Remedial............................................................................................................255
I. Pengayaan Pembelajaran.............................................................................256

Pembelajaran Penulisan Lakon.........................................................................257


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)...........................257
B. Informasi untuk Guru..................................................................................258
C. Proses Pembelajaran....................................................................................259
D. Materi dan Aktivitas Pembelajaran.......................................................259
E. Interaksi dengan Orang Tua......................................................................267
F. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran..................................................268
G. Rubrik Guru.....................................................................................................268
H. Pengayaan Pembelajaran...........................................................................270

Pembelajaran Pementasan Teater Berdurasi Pendek.............................271


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)...........................271
B. Informasi untuk Guru..................................................................................272
C. Interaksi dengan Orang Tua.....................................................................284
D. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran..................................................284
E. Rubrik Guru......................................................................................................285
F. Pengayaan Pembelajaran............................................................................288
0 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Daftar Pustaka..........................................................................................................289
Glosarium...................................................................................................................290
Profil Penulis.............................................................................................................291
Profil Penelaah.........................................................................................................292
Profil Editor................................................................................................................302

Seni Budaya ix

Di unduh dari : Bukupaket.com


.............................................................. vvv
Pembelajaran Pagelaran Karya Tari vvv

..................................................................
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
Pembelajaran Manajemen Pertunjukan Teater Modern vvv

..................................................................
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
Pementasan Teater Modern

Peta Materi Bab II.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
.................................................................. vvv
vvv

SEMESTER I
Daftar Pustaka .................................................................. ..................................................................

Glosarium vvv

0 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Seni Lukis
Bab I
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
0 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
1 Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
2 Memahami  dan   menerapkan   pengetahuan   (faktual,   konseptual,
dan   prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
3 Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret
(menggunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan
membuat)   dan   ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi,   dan   menghargai   keragaman   dan
keunikan   karya   seni   rupa   modern   sebagai   bentuk   rasa   syukur
terhadap anugerah Tuhan.
2.1 Menghargai   dan   menghayati   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung
jawab,   peduli   (toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannnya.
3.1 Memahami unsur, prinsip, teknik, prosedur berkarya seni lukis
dengan berbagai bahan.
4.1.Membuat karya seni lukis dengan berbagai bahan dan teknik.

Seni Budaya 1
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

0 Peserta didik mampu mendeskrisikan beberapa pengertian seni lukis.
1 Peserta   didik   mampu   berapresiasi   lukisan   yang   diamati   dan
mengelompokkan berdasarkan tema­tema dalam berkarya seni rupa.
2 Peserta didik mampu menganalisis sebuah lukisan dan 
mengelompokkan berdasarkan gaya/aliran.
3 Peserta didik mengenal alat dan bahan (media) dalam berkarya seni
lukis.
4 Peserta didik mampu membuat sketsa lukisan sebagai langkah awal
dalam berkarya seni lukis.
5 Peserta didik mampu berkarya seni lukis dengan memanfaatkan 
sumber daya alam yang ada di lingkungan peserta didik.

0 Peta Konsep

Alur pembelajaran materi seni lukis

Mendefinisikan PengerƟan
Seni Lukis

Memahami Tujuan Berkarya


Seni Lukis

Berkarya Seni Lukis Memilih Tema dalam


Berkarya Seni Lukis

MengidenƟfikasi Alat dan


Bahan Seni Lukis

Menerapkan Salah Satu


Teknik Berkarya Seni Lukis

0 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Proses Pembelajaran

Dalam materi seni lukis, guru harus mempersiapkan bahan materi
dari   sumber­sumber   lainnya,   berupa   gambar­gambar   dan   lukisan,
rangkuman, atau pun teoritis lain yang mendukung pada materi ini.
Langkah awal materi seni lukis, guru menjelaskan kepada peserta
didik   tentang   kompetensi   yang   akan   dicapai,   tahapan­tahapan   pada
pembelajaran seni lukis seperti pengetahuan bahan dan alat yang harus
dikuasai serta proses berkarya seni lukis.

No. Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta
didik adalah

Mengamati, mengidentifikasi, serta mendeskripsikan berbagai karya

0 seni lukis, yang ada di lingkungan sekolah atau pun dari 
berbagai sumber lain.

1 Mendeskripsikan beberapa pengertian seni lukis.

2 Mendeskripsikan tujuan­tujuan dalam berkarya seni lukis.

3 Mengklasifikasikan berbagai aliran/gaya berkarya seni rupa.

4 Mengklasifikasikan berbagai tema dalam berkarya seni lukis.

5 Mendiskusikan berbagai ide dan gagasan dan menentukan 
tema dalam berkarya seni lukis.

6 Mendeskripsikan alat dan bahan dalam berkarya seni lukis.

7 Mendeskripsikan teknik berkarya seni lukis berdasarkan bahan 
dan alat yang digunakan.

8 Berkarya seni lukis dan mempresentasikan di depan kelas.
Seni Budaya 3

Di unduh dari : Bukupaket.com


Untuk pertemuan awal, guru menjelaskan alur pembelajaran seni
lukis,   dimulai   dari   pengertian   seni   lukis,   tujuan   berkarya   seni   lukis.
Selanjutnya   pada   pertemuan   kedua   membahas   tema­tema   dalam
berkarya seni lukis, bahan, alat, serta media berkarya seni lukis beserta
teknik­teknik dalam berkarya seni lukis. Dan pada pertemuan ketiga,
peserta didik pratik berkarya seni lukis dengan salah satu teknik yang
sudah direncanakan.
Pada proses pembelajaran, guru dapat mengikuti langkah­langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, antara lain;
0 Peserta didik mengamati melalui gambar yang ada di Buku Siswa
atau   karya  seni   lukis  yang   ada  di   lingkungan   sekolah,   pada   saat
pengamatan   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan   peserta   didik,   dengan   memberikan   pertanyaan
tentang apa yang dilihat, dirasakan, atau apa yang diketahui lebih
jauh tentang lukisan yang diamati.
1 Setelah   peserta   didik   mengamati,   peserta   didik   diberikan   lembar
kerja.   Lembar   kerja   bisa   disesuaikan   dengan   situasi   lingkungan
daerah setempat.
2 Peserta didik melakukan eksplorasi baik melalui media yang ada di
lingkungan   sekolah   atau   dengan   fasilitas   sekolah,   misalnya
perpustakaan.
3 Untuk   langkah   mengomunikasi   dapat   disesuaikan   dengan   waktu
pembelajaran yang tersedia dan materi pembelajaran serta materi
yang dibahas.

Acuan proses pembelajaran I

Seni Lukis, Gaya Dan Aliran Seni Lukis
Dari   pengertian   seni   lukis   yang   dijabarkan   di   Buku   Siswa,   Guru
mengambil kesimpulan sebagai berikut.
“seni   lukis   adalah   kebebasan   berekspresi   sebagai   ungkapan
perasaan   manusia   yang   dituangkan   dalam   bidang   dua   dimensional
dengan menggunakan garis dan warna”
Dalam  proses pembelajaran, hendaknya  guru hanya  memfasilitasi
peserta didik untuk mengeksplorasi, sehingga peserta didik menemukan
sendiri, seperti materi pengertian seni dan tujuan berkarya seni lukis.
Pada materi ini guru, memberikan tugas kepada peserta didik dengan

0 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
memberi rambu­rambu yang  jelas, misalnya  guru memberi tugas peserta
peseta didik eksplorasi tentang seniman yang ada daerah masing­masing
Sebelum   tugas   ini   diberikan   kepada   peseta   didik,   hendaknya   guru
dalam memberi contoh­contoh karya seni lukis juga memberikan contoh
karya   seni   lukis   karya   seniman   yang   ada   di   daerah   masing­masing
sehingga   diharapkan   peserta   didik   mengenal   seniman   di   daerahnya
masing masing.

Carilah   dari   media   seperti   surat   kabar   atau   majalah,   tokoh


seniman   seni   rupa   di   daerahmu   yang   masih   eksis/masih   berkarya
seni terutama seni lukis, kemudian lengkapi data berikut!

Acuan proses pembelajaran II

Materi   utama   dalam   berkarya   seni   lukis   diawali   dengan


pengamatan   objek   pada   lukisan,   objek   pada   sebuah   lukisan   didasari
dari ide dan gagasan yang ada pada sang perupa yang melatarbelakangi
karya tersebut. Tema­tema yang dibahas antara lain:
0 Manusia dengan dirinya sendiri.
1 Manusia dengan manusia lain.
2 Manusia dengan alam sekitarnya.
3 Manusia dengan alam benda.
0 Manusia dengan aktivitasnya.
1 Manusia dengan alam khayal.
Langkah proses belajar tema ini 
antara lain: Sumber: Kemendikbud 
Amati karya seni berikut! Gambar 1.1 Lukisan tema 
manusia dengan alam sekitar

Seni Budaya 5
Di unduh dari : Bukupaket.com
Hasil pemgamatan
0 Ide dan gagasan dalam gambar tersebut kolam dalam sebuah taman.

1 Di taman tersebut ada kehidupan, digambarkan dengan objek 
hewan (bebek/angsa yang berenang)
2 Maka, dapat disimpulkan bahwa tema dalam lukisan itu adalah 
manusia dengan alam sekitar.
Perhatikan gambar lukisan berikut!

Sumber: Wawancara dengan narasumber
Guruh Ramdani
Gambar 1. 2. Lukisan tema manusia
dengan aktivitasnya

Dalam   lukisan  ini,  objek  tentang  sebuah  kejadian  di  pasar,   yaitu


seorang   ibu   yang   menggelar   dagangan,   dan   seorang   pembeli   yang
sedang bertransaksi (jual beli), salah satu aktivitas keseharian sehingga
dalam lukisan ini diberi tema manusia dengan aktifitasnya.

Acuan proses pembelajaran III

Pada   proses   ini,   guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah   sebagai


berikut.
0 Peserta didik membaca tentang materi tentang bahan, alat, dan 
teknik dalam berkarya seni lukis.
1 Guru memfasilitasi dengan memberikan contoh­contoh alat dan 
bahan beserta tekniknya dalam berkarya seni lukis.
2 Guru   memberikan   peserta   didik   motivasi   dan   bimbingan   untuk
melakukan   pengamatan   dan   mengumpulkan   informasi   tentang
media   lainnya   yang   bisa   digunakan   dalam   berkarya   seni   lukis,
misalnya   dengan   menggunakan   bahan   dan   alat   yang   ada   di
lingkungan sekitarnya.
3 Peserta didik mengomunikasikan hasil analisisnya di depan kelas.

23 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Acuan proses pembelajaran IV

Bahan dan alat berkarya seni lukis
Pada   buku   siswa   diulas   mengenai   bahan   berkarya   seni   lukis
seperti kanvas, maka pada buku guru ini kita mengulas media lain yang
ada   di   lingkungan   sekolah  yang   bisa  digunakan   dalam   berkarya   seni
lukis, untuk itu perlu kreativitas guru untuk menngajak siswa untuk
eksplorasi dalam berkarya seni lukis.

Sumber: Kemendikbud
Gambar 1.3 Dinding sebagai salah
satu medium lukisan

Dinding sekolah bisa dijadikan sebagai media dalam melukis, sehingga 
dengan keterbatasan, kreativitas siswa tetap bisa disalurkan.
Pada porses pembelajaran ini, guru mengajak peserta didik 
melakukan kegiatan sebagai berikut.
Dalam proses ini, langkah kerja guru sebagai berikut:
5888 Merecanakan praktik berkarya seni lukis pada peserta 
didik.
5889 Menyusun langkah kerja antara lain:
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ0 Menyusun
konsep   dalam   karya   dengan   menampilkan   tema   dalam
berkarya seni lukis, guru memotivasi peserta didik membuat
konsep   dengan   tema   yang   sederhana,   misalnya   lingkungan
sekolah yang asri.
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ1 Menentuk
an bahan, alat, serta teknik yang digunakan dalam berkarya
seni lukis dengan memanfaatkan bahan dan alat (media) yang
ada di daerah tersebut misalnya benda­benda kerajinan.
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ2 Guru 
membimbing peserta didik membuat sketsa berdasarkan tema
yang telah direncanakan.
Seni Budaya 7

Di unduh dari : Bukupaket.com


d.   Guru   membimbing   peserta   didik   memindahkan   sketsa   ke
medium yang telah direncanakan,  dan selanjutnya berkarya
seni lukis sesuai dengan teknik yang telah direncanakan.
0 Peserta didik menyelesaikan praktik berkarya seni lukis dan 
mempresentasikan hasil karya mereka di depan kelas.

Acuan proses pembelajaran V

Dari konsep yang telah disusun oleh peserta didik, guru memotivasi 
siswa untuk dengan memberikan langkah­langkah sebagai berikut:
a. Membuat gagasan kreatif
Sebelum melukis, langkah awalnya adalah mencari 

ide/gagasan sebagai berikut:

Gambar 1.4 Ide dan gagasan dari alam sekitar dan
dari pikiran sendiri

ЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ帀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀Āᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀȀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀȀЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ怀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
Āᜀ̀ĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀЀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ戀ĀĀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀЀĀ0
̀ Melihat/membayangka
n objek seperti, pemandangan alam, sekuntum bunga, hewan, 
hutan, alam gaib, alam, benda, dll.
ЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ帀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀Āᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀȀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀȀЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ怀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
Āᜀ̀ĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀЀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ戀ĀĀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀЀĀ1
̀ Mengembangkan 
imajinasi, apa yang kita pikirkan atau dari pengalaman orang
lain.
ЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ帀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀Āᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀȀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀȀЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ怀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
Āᜀ̀ĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀЀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ戀ĀĀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀЀĀ2
̀ Melihat objek secara 
langsung, misalnya pantai, pegunungan atau suasana di 
taman depan rumah.
ЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ帀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀȀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀᜀĀᜀȀЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ怀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀Ā
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀЀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ戀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀЀĀ3
̀ Melihat dari buku atau 
majalah.
ЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ帀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀȀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀᜀĀᜀȀЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ怀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀Ā
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀЀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ戀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀЀĀ4 ̀ Eksplorasi di internet dan 
dokumen lain tentang lukisan.
ЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ帀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀȀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀᜀĀᜀȀЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ怀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀Ā
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀЀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ戀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀЀĀ5
̀ Mengunjungi kegiatan seni 
lukis atau museum.
ЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ帀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀Āᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀȀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
ĀᜀĀᜀĀᜀȀЀĀȀ⸀ĀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ怀ĀĀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ
Āᜀ̀ĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ̀ĀȀ⸀ĀЀĀȀĀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀ戀ĀĀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀ
ᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀȀ⸀ĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀЀĀ6 ̀ Memilih dan mengolah
objek   dengan   cara;   meniru   (imitasi),   menggayakan   (stilasi),
mengurangi atau menggeliatkan
(distorsi), mengubah dengan memisahkan atau merusak

0 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
bentuk   (deformasi),   dan   mengubah   sampai   hilang   bentuk
aslinya   (abstraksi),   juga   dipengaruhi   oleh   daya   imajinasi,
angan­angan.
b. Membuat sketsa
Sketsa adalah karya seni hasil goresan garis atau warna secara
spontan, cepat, tipis. Sketsa dalam melukis merupakan langkah
untuk menemukan objek yang paling bagus untuk dilukis.
c.  Teknik yang digunakan
Seperti yang dijabarkan di buku siswa, guru memotivasi siswa
untuk memilih berbagai teknik antara lain;
23 Teknik plakat (pewarnaan tebal)
Melukis dengan cara mewarnai  objek dengan sapuan warna
yang tebal baik menggunakan cat air maupun poster hingga
hasilnya menutup/pekat.
24 Teknik transparan (aquarel)
Melukis dengan cara sapuan kuas yang tipis hingga hasilnya
akan tembus pandang, biasanya dipakai untuk menggambar/
melukis menggunakan cat air.
25 Teknik pointilis (titik­titik)
Melukis dengan menggunakan media gambar/lukis dengan 
cara dititik­titikkan untuk membuat kesan gelap terang.
26 Teknik goresan ekspresif dengan jari, kuas
Melukis dengan menggunakan/menerapkan media gambar/ 
lukis secara bebas.
d. Memilih bahan
Melukis dengan memilih bahan antara lain;
27 Pastel (cocok untuk kertas, duplek, karton)
28 Cat air (media kertas)
29 Cat akrilik (media kertas, tembok)
30 Arang (kertas)
31 Cat minyak (media kanvas), dll

Seni Budaya 9
Di unduh dari : Bukupaket.com
0 Tahapan melukis
Tahapan melukis secara garis besar antara lain:
23 Memindahkan sketsa/gambar awal atau kerangka ke medium 
yang digunakan.

Sumber: Kemendikbud
Gambar 1.5, Proses sketsa
pada media lukisan

23 Mewarnai dengan goresan tipis dari objek pokok dan 
mewarnai latar belakang.
24 Menyempurnakan lukisan dengan kontur, gelap terang, 
tekanan warna, dan tekstur dan lainnya.
5 Penyajian karya

Sumber: Kemendikbud
Gambar : 1.6 Peserta didik
memprensentasikan hasil karya
kelompok di depan kelas

Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran 
Berbasis Proyek:
0 Peran Guru
1024 Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
1025 Membuat strategi pembelajaran.
1026 Memberikan bimbingan dan interaksi antara 
guru dan peserta didik.

0 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
23 Menilai peserta didik dengan cara transparan dan 
berbagai macam penilaian.
24 Membuat portofolio pekerjaan peserta didik.
23 Peran Peserta didik
5888Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
5889Melakukan riset sederhana.
5890Mempelajari ide dan konsep baru.
5891Belajar mengatur waktu dengan baik.
5892Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
5893Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan.
5894 Melakukan interaksi sosial (wawancara, survei, observasi, dll).

E. Evaluasi dan Penilaian

Buku   siswa   menampilkan   materi   uji   kompetensi,   guru   bisa


mengembangkan uji kompetensi dari buku peserta didik dengan unsur
pengetahuan   dan   keterampilan,   jenis   soal   dan   bentuk   soal
menyesuaikan   dengan   situasi   kondisi   masing­masing.   Setiap   uji
kompetensi akan diberikan nilai.
Indikator penilaian uji kompetensi keterampilan.

No. Aspek Penilaian 1 2 3 4 5

0 Ide dan gagasan

1 Teknik

2 Penggunaan dan bahan alat

3 Estetika

4 Finishing

Total nilai

Seni Budaya 11

Di unduh dari : Bukupaket.com


0Indikator   nilai   jawaban   peserta   didik   dan   indikator   nilai   karya
peserta   didik   ini   bisa   dikembangkan   sesuai   kompleksitas
setempat.
1Bobot nilai pengetahuan dan keterampilan disesuaikan dengan 
kompleksitas setempat.
2Rubrik ini bisa dikembangkan lagi dan disesuaikan dengan 
kompleksitas lingkungan sekolah dan peserta didik.

1 Pengayaan

Kegiatan   pengayaan   adalah   kegiatan   bagi   peserta   didik   (nilai


tinggi). Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan
oleh   guru   dalam   kaitannya   dengan   pengayaan.   Berikut   ini   adalah
beberapa kegiatan pengayaan.
Membentuk kelompok tutor sebaya dalam proses remedial.
Mengembangkan latihan.
Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang 
menuntut banyak latihan.
Mengembangkan media dan sumber belajar.
Peserta didik kelompok cepat diberi kesempatan untuk membuat hasil
karya   berupa   model,   permainan,   atau   karya   tulis   yang   berkaitan
dengan   materi   yang   dipelajari   yang   kemudian   dimanfaatkan   sebagai
sumber belajar bagi peserta didik kelompok lambat.
Melakukan proyek.
Kegiatan   ini   mampu   meningkatkan   motivasi   belajar,   kesempatan
mengembangkan bakat, dan menambah wawasan baru bagi peserta
didik kelompok cepat.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Contoh pengayaan

MEDIA DALAM SENI LUKIS BINGKAI SPANRAM

Kamu juga dapat membuatnya sendiri dengan bahan yang sederhana.
Cara membuat kanvas sebagai berikut.
Sediakan bahan dan alat, antara lain kain jenis belacu, kayu reng, gergaji, 
cat tembok (putih), dan staples atau paku kecil.
Empat  buah   kayu   reng   dipotong   dengan   ukuran   yang   ditentukan,   sesuai
ukuran panjang dan lebar kain. Tiap­tiap ujung kayu dibentuk siku lalu
digabung menjadi segiempat.
Kain jenis belacu dilapisi cat tembok dicampur dengan kayu (pvc).
Setelah kering, ulangi lagi secukupnya. Tujuannya untuk menutup pori­
pori kain agar cat minyak bisa menempel pada kain. Kemudian, bentangkan
kain pada bingkai dan menguncinya menggunakan staples atau paku kecil.
Empat buah kayu yang sudah dipotong.
Tiap pasang ujung kayu direkatkan.
Kain direntangkan pada spanram.
Setelah   menyiapkan   bahan   dan   alat,   antara   lain   cat   minyak   beserta
minyak pengencernya, palet (bisa diganti papan triplek atau tutup kaleng),
minyak tanah untuk mencuci kuas sewaktu­waktu, dan kain lap, melukis
dapat dimulai. Setelah selesai, tulis namamu di sudut bawah kanvas.

Seni Budaya 13

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pembelajaran
Seni Patung
Bab II

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetnsi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret
(menggunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan
membuat) serta ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar

1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya


seni rupamodern sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.
2.1 Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian.
2.2 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap karya seni
rupa dan pembuatnya.
2.3 Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni.
3.2 Memahami prosedur berkarya seni patung dengan berbagai bahan dan teknik.
4.2 Membuat karya seni patung dengan beragam bahan dan teknik.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian patung.
Peserta didik mampu mendeskripsikan fungsi patung.
Peserta didik mampu mengelompokkan bentuk­bentuk dan jenis 
patung.
Peserta didik mampu mendeskripsikan bahan dan alat dalam berkarya 
seni patung.
Peserta didik mendeskripsikan teknik dalam berkarya patung.
Peserta didik mampu membuat sebuah karya seni patung dengan salah 
satu teknik.

Peta Konsep

Mendefinisikan Pengertian
dan Fungsi Patung

Mengenal Bentuk dan Jenis


Patung

MengidenƟfikasi Alat dan


Seni Patung Bahan dalam Berkarya
Patung

Mendesrikripsikan Teknik
Berkarya Seni Patung

Menerapkan Salah Satu


Teknik Berkarya Seni Patung

Seni Budaya 15

Di unduh dari : Bukupaket.com


D. Proses Pembelajaran

Informasi untuk guru
Materi seni patung terdiri atas 4 subbab pembelajaran dan 3 kali
tatap   muka   ditambah   1   kali   praktik,   pertemuan   pertama   membahas
masalah   pengertian   patung   beserta   fungsi   patung.   Pada   pertemuan
kedua   membahas   masalah   bentuk­bentuk   patung,   dan   pertemuan
ketiga membahas alat dan bahan seni patung serta persiapan praktik.
Sehingga   dalam   pertemuan   keempat   peserta   didik   melaksanakan
praktik berkarya seni patung.
Pada proses pembelajaran ini, guru dapat mengikuti langkah­langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
a). Mengamati melalui gambar atau media lain tentang seni patung. Pada
saat pengamatan guru dapat memberi motivasi sehingga  timbul rasa
keingintahuan peserta didik. Contoh dengan memberikan pertanyaan
tentang apa yang dilihat, dirasakan, diingat, atau apa yang diketahui
lebih jauh tentang gambar yang diperlihatkan.
b).   Setelah   peserta   didik   mengamati   gambar   contoh,   peserta   didik
diberikan lembar kerja sesuai dengan media yang diamati peserta
didik.   Lembar   kerja   bisa   disesuaikan   dengan   situasi   lingkungan
daerah setempat.
c).   Peserta   didik   kemudian   melakukan   eksplorasi,   baik   melalui   mencoba
untuk   mencari   ide   dan   gagasan   secara   mandiri,   maupun   mencari
melalui media dan sumber belajar lain. Pada proses eksplorasi, peserta
didik   dapat   melakukan   praktik   sederhana   dengan   mengacu   pada
teknik seni patung seperti yang tertera pada buku peserta didik.
d).   Untuk   langkah   mengomunikasi,   dapat   disesuaikan   dengan   waktu
pembelajaran   yang   tersedia   dan   materi   pembelajaran.   Langkah
mengomunikasi tidak harus dilakukan setiap kali pertemuan.
e).   Untuk   materi   berkarya   patung,   digunakan   model   pembelajaran
penemuan dan model pembelajaran berbasis proyek.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses pembelajaran I

Untuk   mengenalkan   pengertian   patung   dan   fungsi   seni   patung,


guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah   pembelajaran   dengan
menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Mengamati melalui gambar atau media lain tentang seni patung. Pada saat
pengamatan,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan peserta didik. Contoh dengan memberikan pertanyaan
tentang apa yang dilihat, dirasakan, diingat atau apa yang diketahui
lebih jauh tentang gambar yang diperlihatkan.
Setelah   peserta   didik   mengamati   gambar   contoh,   peserta   didik
diberikan lembar kerja sesuai dengan media yang diamati peserta
didik.   Lembar   kerja   bisa   disesuaikan   dengan   situasi   lingkungan
daerah setempat.
Peserta didik kemudian melakukan eksplorasi baik melalui media yang
ada di lingkungan sekolah atau dengan bantuan guru menggunakan
media internet yang ada di sekolah.
Untuk   langkah   mengomunikasi,   dapat   disesuaikan   dengan   waktu
pembelajaran   yang   tersedia   dan   materi   pembelajaran.   Langkah
mengkomunikasi tidak harus dilakukan setiap kali pertemuan.
Acuan proses pembelajaran I
Dalam   materi   awal   berkarya   seni   patung,   peserta   didik   diajak
untuk   mengenal   pengertian   dan   fungsi   patung,   yaitu   dengan
memperlihatkan berbagai contoh gambar dan literatur yang ada, guru
juga bisa mengomunikasikan dengan memperkenalkan beberapa contoh
patung yang ada di daerah masing­masing.
Pada daerah­daerah tertentu di Indonesia, patung sangat lumrah,
misalnya   di   Bali,   pada   waktu   tertentu   di   Bali   patung   yang   disebut
Ogoh­ogoh   yang   melambangkan   sifat   negatif   seseorang   di   daerah
Makassar   patung   dijadikan   sebagai   lambang   kematian   dalam   artian
patung setelah orang tersebut meninggal.
Dari uraian ini, guru mengembangkan sesuai dengan potensi patung
yang ada di wilayah masing­masing sehingga peserta didik memahami
patung serta fungsi patung itu sendiri.

Seni Budaya 17
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses pembelajaran II

Pada materi yang kedua, mengenal bentuk dan jenis patung, guru 
melaksanakan proses pembelajaran sebagai berikut:
Peserta didik membaca materi tentang bentuk dan jenis patung.
Peserta didik mengamati gambar atau contoh patung yang 
ditayangkan oleh guru.
Di bawah bimbingan guru, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok 
untuk membahas bentuk dan jenis patung.
Peserta didik mengisi lembar kerja disediakan, untuk lembar kerja 
guru bisa menyesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 

Lembar kerja yang diisi oleh peserta didik.

No. Gambar Patung Bentuk Patung

1 Patung Representatif

2 Patung

Nonrepresentatif

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses pembelajaran III

Dalam proses ini, guru mengajak peserta didik untuk melakukan 
kegiatan serbagai berikut.
Guru mengajak peserta didik membaca tentang materi bahan dan 
alat seni bekarya seni patung.
Berdasarkan buku teks yang sudah dibaca, guru mengajak peserta
didik   diskusi   dalam   kelas,   dengan   tujuan   agar   peserta   didik
saling   belajar   dari   teman   sekelasnya,   sehingga   peserta   didik
mendapatkan wawasan mengenai seni patung.
Guru kembali menayangkan beberapa gambar atau contoh patung,
kemudian   di   bawah   bimbingan   guru,   peserta   didik
mengidentifikasi berbagai bahan dan alat berkarya patung.
Peserta   didik   menganalisis   dan   mengelompokkan   antara   bahan
lunak dan bahan keras beserta alat dalam proses berkarya seni
patung.
Berdasarkan bahan dan alat, guru menguraikan teknik­teknik 
dalam berkarya seni patung.
Mengkomunikasikan hasil analisis dalam sebuah presentasi di 
kelas.

Proses pembelajaran IV

Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran 
Berbasis Proyek.
Peran Guru
Merencanakan dan mendesain pembelajaran, waktu pelaksanaan, 
bahan, dan alat berkarya seni patung.
Membuat   strategi   pembelajaran   praktik   berkarya   berupa
perencanaan   waktu   pekerjaan   tugas,   proses   pengerjaan   karya
seni, maupun proses finishingnya.
Menilai peserta didik dengan cara transparan dan berbagai macam 
penilaian.
Membuat portofolio penilaian pekerjaan peserta didik.
Membantu peserta didik dalam berkarya, baik dalam teknik, 
maupun dalam proses berkarya.

Seni Budaya 19
Di unduh dari : Bukupaket.com
Peran Peserta didik
Menggunakan kemampuan bertanya dan menemukan.
Melakukan analisis tentang bentuk patung yang akan dibuat.
Menggali ide dan gagasan serta konsep berkarya seni.
Belajar mengatur waktu dengan baik, sehingga praktik berjalan 
sesuai rencana.
Melakukan kegiatan praktik berkarya seni sendiri/kelompok.
Mengaplikasikan teknik­teknik dalam berkarya seni.
Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan.
Memamerkan hasil praktik dan mengapresiasikan di depan kelas.
Dalam pelaksanaan praktik berkarya seni, guru menyusun langkah­
langkah dalam proses berkarya sebagai berikut:
Rencanakan jumlah jam yang akan digunakan untuk praktik kerja 
peserta didik.
Rencanakan bentuk dan media dalam penyajian karya seni peserta 
didik.
Rencana kerja siswa berbentuk kelompok atau mandiri.
Guru menghitung biaya bahan dan alat yang akan dipakai.
Perhitungkan resiko, misalnya memakai benda tajam, benda yang
mudah pecah, benda yang mudah rusak, sehingga peserta didik
perlu perhatian dan bimbingan untuk menghindari resiko.
Acuan Proses pembelajaran IV
Dari konsep yang telah disusun oleh peserta didik, guru memotivasi 
siswa dengan memberikan langkah­langkah sebagai berikut:
Membuat gagasan kreatif
Mengembangkan imajinasi, apa yang kita pikirkan atau dari 
pengalaman orang lain.
Melihat objek secara langsung dan mengembangkan menjadi bentuk
yang baru.
Melihat dari buku atau majalah.
Eksplorasi di internet dan dokumen lain.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengunjungi dan berapresiasi tentang seni patung di museum.
Memilih   dan   mengolah   objek   dengan   cara;   meniru   (imitasi),
menggayakan (stilasi), mengurangi (distorsi), mengubah dengan
memisah   atau   merusak   bentuk   (deformasi),   dan   mengubah
sampai   hilang   bentuk   aslinya   (abstraksi),   dalam   pengolahan
juga dipengaruhi oleh daya imajinasi, angan­angan dari perupa.
Membuat sketsa
Ide dan gagasan diwujudkan dengan sketsa. Sketsa adalah goresan 
garis atau warna yang nanti akan dibuat menjadi karya utuh.
Menentukan teknik berkarya seni patung
Seperti yang dijabarkan di buku siswa, guru bisa memotivasi siswa
untuk   memilih   berbagai   teknik   berkarya   seni   patung.   Berbagai
teknik tersebut antara lain;
•  Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat.
• Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan 
menambah bahan.
• Teknik cor, yaitu membuat karya seni dengan membuat alat 
cetakan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan 
sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
• Teknik cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat 
cetakan terlebih dahulu, misalnya, membuat karya patung 
kerajinan dengan bahan dasar tanah liat dan semen.
• Teknik assembling (merakit), yaitu membuat sebuah komposisi/ 
sambungan dari material seperti besi, logam, tembaga atau 
berbagai macam material seperti benda/objek, kertas, kayu, dan 
tekstil. Bisa dengan cara las listrik, menyambung dengan lem 
untuk membuat karya untuk mendapatkan bentuk tertentu. 
Misalnya, berkarya seni patung kontemporer dengan bahan 
dasar logam atau besi.
Memilih bahan dan alat 
Menentukan Bahan
•  Bahan lunak
Bahan lunak adalah material yang empuk dan mudah dibentuk,
misalnya   tanah   liat,   lilin,   sabun,   plastisin,   dan   bahan   yang
mudah dibentuk lain.

Seni Budaya 21
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahan sedang
Artinya bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya kayu 
sengon, kayu randu, dan kayu mahoni.
Bahan keras
Bahan  keras dapat berupa kayu atau batu­batuan.  Contohnya
kayu   jati,   kayu  waru,  kayu   sonokeling,   dan  kayu  ulin.  Bahan
keras batu, antara lain batu padas, batu granit, batu andesit,
dan batu pualam (marmer).
Bahan cor /cetak
Bahan   yang   digunakan   untuk   proses   ini   antara   lain   semen,
pasir, gips, logam, timah perak, dan emas, juga beberapa bahan
kimia seperti fiber atau resin.
Bahan bahan lain yang ada di sekitar atau benda bekas lainnya, 
misalnya kardus, jerami, kertas, atau besi bekas.
Setelah memilih bahan yang digunakan, tentukan alat yang 
diperlukan antara lain:
Butsir adalah alat bantu untuk membuat/membentuk patung 
terbuat dari kayu dan kawat.
Meja putar adalah meja bulat yang bisa berputar, fungsinya untuk 
memudahkan pembentukan karya (keseimbangan).
Pahat adalah alat untuk memahat, mengurangi, atau membentuk 
bahan batu atau kayu atau bahan keras lainnya.
Sendok adukan berfungsi untuk mengambil adonan dan 
menempelkannya pada kerangka patung.
Alat las karbit/listrik.
Tahapan berkarya patung
Dalam buku siswa sudah dijelaskan tahapan berkarya seni patung,
sehingga   peran   guru   adalah   sebagai   motivasi   dan   membimbing
siswa   dalam   berkarya   seni   sesuai   dengan   konsep   yang   disusun.
Kesulitan   siswa   dalam   melalui   proses   berkarya   seni,   seperti
menyusun konsep, membuat sketsa, serta menentukan bahan dan
alat berkarya seni, diberikan contoh yang mendasar sehingga siswa
tidak kesulitan dalam langkah awal berkarya seni patung.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Menyajikan hasil karya dalam bentuk presentasi di depan kelas. Presentasi
ini dimaksudkan untuk melatih siswa belajar argumentasi dan 
menjabarkan pengalaman dalam berkarya seni, kesulitan yang 
dihadapi, serta ekspresi yang muncul dalam proses berkarya seni.

Evaluasi dan Penilaian

Siswa   menjabarkan   pengalaman   dalam   berkarya   seni,   kesulitan


yang dihadapi, serta ekspresi yang muncul dalam proses berkarya seni.
Buku peserta didik menampilkan materi uji kompetensi. Guru bisa
mengembangkan uji kompetensi dari buku peserta didik dengan unsur
pengetahuan   dan   keterampilan,   jenis   soal   dan   bentuk   soal
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masing­masing.

Pengetahuan

Berikan penjelasan hal­hal berikut.
Tuliskan dua nama patung, yang ada di daerah kalian sendiri.
Sebutkan bahan dan alat dalam proses pembuatan patung 
tersebut.
Teknik apakah yang digunakan dalam pembuatan patung­
patung tersebut?
Carilah gambar sebuah monumen dari koran atau majalah, lalu 
lengkapi keterangan berikut.
Seniman yang membuat patung tersebut.
Alat dan bahan dalam pembuatan patung tersebut.
Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya seni 
patung tersebut.

Seni Budaya 23
Di unduh dari : Bukupaket.com
Keterampilan

Buatlah sebuah patung nonfiguratif dengan ketentuan sebagai 
betikut.
Buatlah konsep sebuah desain patung.
Rencanakan bahan dan alat yang akan digunakan dalam 
pembuatan patung tersebut.
Gambarlah desain (detail) patung, (lebar, tinggi, atau 
volumenya).
Buatlah dengan bahan lunak atau bahan bekas, sehingga kalian
mudah dalam prosesnya.
Tentukan teknik dan langkah dalam proses pembuatannya.

Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang akan diujikan. Indikator ini merupakan skoring terhadap apa yang
dinilai dan dicapai oleh peserta didik.
Tabel bobot nilai dalam uji kompetensi pengetahuan.

No. Indikator Kreativitas Peserta Bobot dalam Penilaian


Didik Jawaban Peserta Didik
1 Dapat menyatakan pendapat Skor 1 jika sampai 2 indikator

dengan jelas. muncul

2 Dapat menemukan ide baru yang Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator

belum dijelaskan. muncul

Menyukai materi pembelajaran Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator
3 patung dan berusaha
muncul
mempelajarinya.

4 Mencoba berulang­ulang untuk Skor 4 jika 6 sampai 7 indikator

menemukan ide yang terbaik. muncul

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tabel bobot nilai dalam proses uji keterampilan.

No. Indikator Bobot dalam Penilaian


Karya Peserta Didik Jawaban Peserta Didik
Karya peserta didik kreatif
1 mengolah ide bahan alat, teknik, 4 = A
dan media berkarya.

Karya peserta didik meniru ide
2 bahan alat, teknik, dan media 3 = B
berkarya yang sudah ada.

Karya peserta tidak memenuhi
3 penilaian teknik, alat bahan, 2 = C
serta media berkarya seni.

Penilaian hasil praktik seni patung.

No Aspek Penilaian 1 2 3 4 5

Ide dan gagasan

Teknik

Penggunaan dan bahan alat

Estetika

Finishing Total 

nilai

Indikator jawaban peserta didik dan indikator karya peserta didik 
ini bisa dikembangkan sesuai kompleksitas setempat.
Bobot nilai pengetahuan dan keterampilan sesuaikan dengan 
kompleksitas setempat.

Seni Budaya 25

Di unduh dari : Bukupaket.com


F. Pengayaan

Kegiatan pengayaan  adalah kegiatan bagi  peserta didik kelompok


cepat   (nilai   maksimal)   agar   potensinya   berkembang   optimal   dengan
memanfaatkan   sisa   waktu   yang   dimilikinya.   Ada   beberapa   kegiatan
yang   dapat   dirancang   dan   dilaksanakan   oleh   guru   dalam   kaitannya
dengan pengayaan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan pengayaan.
Membentuk kelompok tutor.
Mengembangkan latihan.
Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang 
menuntut banyak latihan.
Mengembangkan media dan sumber belajar.
Membuat sebuah karya seni patung dengan bahan dan alat yang 
berbeda dari karya sebelumnya.

G. Remedial

Dalam pembelajaran  materi  seni  lukis,  peserta  didik   diberikan   teori­


teori seperti di dalam   buku siswa juga  diberikan tagihan­tagihan  berupa
praktik.   Sehingga   di   akhir   pelajaran,   guru   dapat   mengadakan   uji
kompetensi berupa  latihan  soal ataupun   berupa  uji  keterampilan.  Untuk
kompetensi   pengetahuan,   peserta   didik   yang   tidak   memenuhi   nilai   yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi, dapat diberikan remedial,
tetapi   untuk   uji   keterampilan   peserta   didik   tidak   diberikan   remedial.
Remedial untuk materi seni patung diberikan dengan cara:
Menguraikankan   kembali   beberapa   materi   seni   patung,   sambil
berinteraksi   tanya   jawab   dengan   peserta   didik,   sehingga   guru
mengetahui bagian subbab yang perlu dijelaskan kembali.
Dari uraian materi yang sudah dijelaskan, apakah peserta didik yang 
remedial diberi materi yang sama atau materi yang berbeda.
Setelah memberikan uraian materi, guru melakukan evaluasi kembali,
masih  adakah  peserta  didik  yang  masih  diremedial  kembali.  Jika
masih ada, ulangi langkah pertama kembali.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Memilih metode yang diterapkan dalam remedial pembelajaran 
,antara lain:
Memanfaatkan latihan khusus, latihan khusus ini diberikan terutama
bagi peserta didik yang memiliki daya tangkap lemah atau di bawah
rata­rata.
Menekankan   pada   segi   kekuatan   yang   dimiliki   oleh   peserta   didik.
Dalam kegiatan belajar, dalam proses belajar mengajar terkadang
ditemukan   peserta   didik   yang   dengan   mudah   memahami   materi
pelajaran   hanya   melalui   penjelasan   guru   secara   lisan,   ada   yang
mudah memahami jika disertakan gambar atau alat bantu belajar
lainnya, ada pula yang baru dapat memahami materi pelajaran jika
diberi   kesempatan   untuk   menerapkan   konsep   secara   langsung.
Masing­masing kekuatan peserta didik dengan gaya belajarnya itu
harus dimengerti dan dipahami oleh guru agar lebih memudahkan
peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajarnya.
Memanfaatkan   media   belajar/alat   peraga,   dengan   memahami   berbagai
kekuatan   peserta   didik   dan   gaya   belajarnya,   guru   harus
mengimbanginya   dengan   menggunakan   dan   memanfaatkan   berbagai
media belajar/alat peraga dalam membahas materi pelajaran.
Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar. Perlu diingat untuk
bermain sambil belajar. Dengan memanfaatkan permainan sebagai
sarana   belajar,   akan   sangat   membantu   memotivasi   peserta   didik
yang selama ini kurang memiliki motivasi untuk belajar
Untuk materi praktik, peserta didik tidak diadakan remedial, hanya
penekanan pada peserta didik untuk melaksanakan,  menjalani proses
pembelajaran, dan memaksimalkan kemampuan masing­masing peserta
didik.

H. Interaksi Orang Tua

Untuk menunjang keberhasilan peserta didik dalam proses belajar,
perlu kerja sama dan ada komunikasi antara orang tua peserta didik
dan guru. Interaksi antara guru dengan orang tua tidak hanya untuk
peserta didik yang bermasalah dengan sikap tingkah laku atau peserta
didik yang perlu perhatian, tetapi termasuk peserta didik yang punya
kecakapan   khusus   sehingga   peserta   didik   yang   punya   keterampilan
atau   kecakapan   khusus   ini   tersalurkan   bakat   dan   hobinya.   Interaksi
dengan orang tua dapat dilakukan melalui komunikasi melalui telepon,

Seni Budaya 27
Di unduh dari : Bukupaket.com
kunjungan   ke   rumah,   dan   surat   menyurat,   atau   melaui   media
komunikasi   sosial   lainnya.   Guru   juga   dapat   melakukan   interaksi
melalui   lembar   kerja   peserta   didik   yang   harus   ditanda­tangani   oleh
orang   tua   murid   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun
keterampilan.   Melalui   interaksi   ini,   orang   tua   dapat   mengetahui
perkembangan mental, sosial, dan intelektual peserta didik.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Menyanyikan Bab III
Lagu Secara Solo/Tunggal

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti (KI):
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara  efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret
(menggunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar (KD):
3.1 Memahami teknik pengembangan ornamentasi melodis dan 
ritmis lagu dalam bentuk vokal solo/tunggal.
4.1 Mengembangkan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu 
dalam bentuk vokal solo/tunggal.

Seni Budaya 29
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran
yang   akan   diberikan   sesuai   dengan   Bab   III,   yaitu   tentang   cara
menyanyikan   lagu   secara   solo/tunggal.   Sebelum   memulai   masuk   ke
materi pelajaran, ada baiknya guru menjelaskan tujuan pembelajaran
sehingga   siswa   mengetahui   kompetensi   apa   yang   akan   dicapai   dan
dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran yang telah dibuat, guru dapat
menginformasikan   kepada   siswa   bahan   dan   media   yang   dibutuhkan
selama   pembelajaran,   sehingga   pada   saat   jam   pelajaran   dapat
dipersiapkan dengan baik dan benar. Tujuan pembelajaran pada bab ini
adalah siswa diharapkan dapat:
Menentukan materi vokal yang dimilikinya.
Pada   bagian   ini,   siswa   dapat   memahami   materi   vokal   yang
dimilikinya   sesuai   dengan   acuan   wilayah   nada   yang   dimiliki   dan
karakter   vokal   yang   dimiliki   siswa,   sehingga   siswa  dapat   dengan
mudah   mengolah   materi   vokal   yang   dimiliki   agar   lebih   baik   lagi
dengan belajar teknik bernyanyi yang baik.
Menjelaskan dan melaksanakan teknik vokal yang baik.
Siswa   diharapkan   dapat   memahami   teknik   vokal   yang   baik   yang
seharusnya digunakan pada saat bernyanyi dan juga mengaplikasikan
kemampuan teknik vokal tersebut dalam kegiatan bernyanyi.
Menyanyikan lagu sesuai pilihan sendiri dengan teknik vokal yang baik.
Siswa   sudah   mengetahui   wilayah   nada,   sehingga   dapat   memilih
lagu yang tepat sesuai pilihan sendiri dengan tetap memperhatikan
penggunaan teknik vokal yang baik.
Menentukan penampilan yang baik dalam bernyanyi solo/tunggal. 
Siswa dapat menentukan sendiri penampilan yang meliputi faktor 
penunjang seperti kostum dan tata rias yang sesuai dengan makna 
lagu yang akan dinyanyikan.
Melatih dan menyanyikan lagu yang sudah disiapkan improvisasinya 
secara solo/tunggal.
Siswa   dapat   memberikan   variasi   nada   yang   dapat   membuat   lagu
tersebut   lebih   terdengar   indah   di   tempat   yang   tepat   dan   tidak
monoton.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
C. Peta Konsep

Pada   pembelajaran   bab   ini,   guru   dapat   mengacu   pada   peta


konsep   yang   menguraikan   tahapan   proses   pembelajaran   yang
akan   dilaksanakan.   Berikut   ini   peta   konsep   pembelajaran
Menyanyikan Lagu secara Solo/Tunggal;
Alur Pembelajaran Materi Vokal

Jenis
Penampilan
Teknik Vokal

Vokal Solo/
Tunggal

Penampilan

Bernyayi Solo/Tunggal

Ritmis

LaƟhan
Improvisasi Lagu Melodis
Secara Solo/
Tunggal

Ekspresi

Setelah mempelajari Bab III, siswa diharapkan mampu:
Menentukan materi vokal yang dimilikinya.
Menjelaskan dan melaksanakan teknik vokal yang baik.
Menyanyikan lagu sesuai pilihan sendiri dengan teknik vokal yang baik.
Menentukan penampilan yang baik dalam bernyanyi solo/tunggal.
Melatih dan menyanyikan lagu yang sudah disiapkan improvisasinya 
secara solo/tunggal.

Seni Budaya 31

Di unduh dari : Bukupaket.com


D. Proses Pembelajaran

Setelah menjelaskan tentang alur pembelajaran, guru melanjutkan
dengan menjelaskan materi pembelajaran. Guru dapat memulai dengan
menjelaskan jenis­jenis musik populer yang berkembang di Indonesia.
Contoh lagu populer ini dapat dipermudah dengan menyebutkan lagu­
lagu, artis atau penyanyi  di Indonesia setelah tahun 1990. Guru juga
menjelaskan   tentang   konsep   menyanyikan   lagu   secara   solo/tunggal
yaitu   bernyanyi   dengan   satu   suara   dilanjutkan   dengan   menjelaskan
langkah­langkah dalam menyanyikan sebuah lagu yang makna lagunya
sesuai   dengan   usia   siswa   SMP.   Untuk   dapat   memperdalam
pengetahuan siswa tentang jenis dan konsep lagu solo/tunggal ini, guru
dapat melakukan pendekatan dengan observasi dan mengamati, yaitu:
Siswa   mendengarkan   dan   mengamati   lagu­lagu   yang   terkenal   dan
berkembang   di   Indonesia   melalui   radio,   CD,   atau   TV   sehingga
mendapatkan gambaran lagu populer yang sedang berkembang saat
ini.
Siswa   setelah   mendengarkan   dan   mengamati   dapat   melakukan
eksplorasi   dengan   mencoba   menyanyikan   sebuah   lagu   sederhana
sesuai   dengan   langkah­langkah   yang   dijelaskan   oleh   guru   dan
langsung membaca contoh lagu yang dituliskan dengan notasi balok.
Siswa dapat menyanyikan lagu populer sederhana di depan kelas.

E. Evaluasi

Guru dapat melakukan evaluasi dengan mengembangkan jenis tes
yang diberikan kepada siswa sesuai dengan materi pembelajaran yang
telah dipelajari. Evaluasi dan penilaian pembelajaran dapat dilakukan
dengan   tes   dan   nontes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau   pilihan
ganda.   Tes   juga   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,   dan
lainnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan.
Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   patokan   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh siswa. Berdasarkan uji kompetensi yang
dikembangkan pada Bab III, guru dapat membuat rubrik seperti berikut
ini:

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengetahuan
Sebutkanlah 4 jenis musik yang termasuk ke dalam musik populer
yang berkembang di Indonesia, dan apa yang menjadi ciri­ciri
dari masing­masing jenisnya!
Apa yang dimaksud dengan lagu solo/tunggal dan sebutkan 3 contoh
lagu populer solo/tunggal yang diketahui?
Bagaimana langkah­langkah yang dilakukan untuk menyanyikan 
lagu populer solo/tunggal?
Keterampilan
Nyanyikanlah sebuah lagu populer yang diawali dengan pemilihan 
lagu populer yang memiliki makna yang positif.
Nyanyikanlah   sebuah   lagu   populer   yang   telah   dipelajari   cara
menambah ornamentasi atau variasi melodi yang membuat lagu
lebih variatif.

Keterampilan

No. Indikator Penilaian Nilai

1 Jika siswa dapat menyebutkan 4 jenis musik populer dan 4
ciri­cirinya dengan tepat.

2 Jika siswa dapat menyebutkan 3 jenis musik populer dan 3
ciri­cirinya dengan tepat.

3 Jika siswa dapat menyebutkan 2 jenis musik populer dan 2
ciri­cirinya dengan tepat.

4 Jika siswa dapat menyebutkan 1 jenis musik populer dan 1
ciri­cirinya dengan tepat.

Seni Budaya 33

Di unduh dari : Bukupaket.com


No Indikator Penilaian Nilai

1 Jika siswa dapat menjelaskan lagu solo/tunggal dengan 4
logis dan memberikan 3 contoh lagu populer solo/tunggal.

2 Jika siswa dapat menjelaskan lagu solo/tunggal dengan 3
logis dan memberikan 2 contoh lagu populer solo/tunggal.

3 Jika siswa dapat menjelaskan lagu solo/tunggal dengan 2
logis dan memberikan 1 contoh lagu populer solo/tunggal.

4 Jika siswa dapat menjelaskan pengertian lagu solo/tunggal 1
saja tanpa memberikan contoh lagu solo/tunggal.

No Indikator Penilaian Nilai

1 Jika siswa dapat menjelaskan 5 langkah dalam 4
menyanyikan lagu dengan logis.

2 Jika siswa dapat menjelaskan 4 langkah dalam 3
menyanyikan lagu dengan logis.

3 Jika siswa dapat menjelaskan 3 langkah dalam 2
menyanyikan lagu dengan logis.

4 Jika siswa dapat menjelaskan kurang dari 2 langkah dalam 1
menyanyikan lagu dengan logis.

No Indikator Penilaian Nilai

1 Penguasaan lagu populer yang akan dinyanyikan. 1 s/d 4

2 Penggunaan teknik vokal yang baik dalam bernyanyi solo/ 1 s/d 4
tunggal.

3 Pembuatan improvisasi baik ritmis atau melodi. 1 s/d 4

4 Menyanyikan lagu dengan baik dan penuh percaya diri. 1 s/d 4

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Keterampilan

Catatan: Guru dapat memberikan nilai pada rentang 1 s/d 4 dengan 
penjelasan:
Baik Sekali
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik

Pengayaan

Tahap   pembelajaran   menyanyikan   lagu   secara   solo/tunggal   ini


dapat   dilengkapi   dengan   materi   tambahan   sebagai   pengayaan   agar
siswa   dapat   lebih   berkembang.   Materi   pengayaan   dapat   berupa
pembedahan lagu­lagu populer, mulai dari menyeleksi lagu populer apa
saja yang tepat dinyanyikan oleh siswa SMP, menguraikan makna lagu,
sampai pada menyamakan persepsi dan cara memahami lagu tersebut.

G. Remedial

Siswa   yang   belum   tuntas   pada   pembelajaran   menyanyikan   lagu


secara   solo/tunggal   ini   dapat   diberikan   remedial   berupa   apresiasi
beberapa   pertunjukan   vokal   secara   solo/tunggal.   Siswa   diharapkan
dapat   melakukan   penilaian   berdasarkan   pemahaman   yang   benar
mengenai   cara   menyanyikan   lagu   secara   solo/tunggal   dengan   baik.
Setelah   melakukan   apresiasi   pada   beberapa   penampilan   menyanyi
secara   solo/   tunggal   siswa   diminta   untuk   menuliskan   hasil
pengamatannya secara deskriptif dan lisan.

H. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik

Guru diharapkan dapat melakukan interaksi dengan orang tua siswa
agar   orang   tua   dapat   mengetahui   perkembangan   siswa   dari   hasil
pembelajaran yang telah dilakukan secara mental, sosial, dan intelektual.
Interaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui rapat
evaluasi atau dengan membuat grup komunikasi dengan orang

Seni Budaya 35
Di unduh dari : Bukupaket.com
tua siswa satu kelas. Interaksi juga bisa dilakukan melalui lembar kerja
siswa yang ditandatangani oleh orang tua setelah dibaca dan dicermati
sehingga orang tua betul­betul dapat selalu mengakses perkembangan
putra putrinya.

No Pernyataan Ya   Tidak
Saya berusaha mengetahui lagu yang termasuk ke
dalam musik populer di Indonesia dan ciri­cirinya 
masing­masing dengan sungguh­sungguh.
Saya berusaha mengklasifikasi lagu dan musisi
yang saya dengarkan sesuai jenis musiknya dengan 
sungguh­sungguh.

Saya berusaha memahami kriteria lagu solo/tunggal 
dengan sungguh­sungguh.

Saya berusaha memahami tahapan dalam 
menyanyikan lagu dengan sungguh­sungguh.

Saya berusaha menuangkan ide dan perasaan saya
dalam menentukan tema lagu yang akan saya 
gubah dengan sungguh­sungguh.

Saya berusaha berlatih menyanyikan lagu secara utuh 
dengan sungguh­sungguh.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Lagu Populer Bab IV
Dalam Sajian Vokal Grup

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti (KI):
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara  efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret
(menggunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan
membuat)   dan   ranahabstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar (KD):
3.2 Memahami teknik penambahan ornamentasi ritmis maupun 
melodis lagu dalam bentuk kelompok vokal.
4.2 Mengembangkan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu 
dalam bentuk kelompok vokal.

Seni Budaya 37
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Guru   dapat   menjelaskan   kepada   siswa   tentang   materi   pembelajaran


yang   akan   diberikan   sesuai   dengan   Bab   IV,   yaitu   tentang   lagu   populer
dalam sajian vokal grup. Sebelum memulai masuk ke materi pelajaran, ada
baiknya guru menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui
kompetensi   apa   yang   akan   dicapai   dan   dikuasai.   Berdasarkan   alur
pembelajaran   yang   telah   dibuat,   guru   dapat   menginformasikan   kepada
siswa   bahan   dan   media   yang   dibutuhkan   selama   pembelajaran   sehingga
pada   kesempatannya   nanti   dapat   dipersiapkan   dengan   baik   dan   benar.
Tujuan pembelajaran pada bab ini diharapkan siswa dapat:
Menganalisis ciri­ciri vokal grup
Pada   tahap   ini,   siswa   dapat   mengenal   beberapa   vokal   grup   baik
yang berasal dari Indonesia atau pun mancanegara, mendengarkan
dan   melihat   penampilan   mereka   melalui   media   elektronik,   dan
menganalisis   ciri­ciri   yang   menjadi   perbedaan   setiap   vokal   grup
tersebut.
Mendeskripsikan tahapan aransemen vokal berdasarkan pembagian 
peran.
Siswa dapat menjabarkan dengan pemahaman yang baik tahapan
pembagian   vokal   sesuai   dengan   rencana   aransemen   yang   akan
dibuat pada vokal grup siswa tersebut.
Menentukan lagu populer yang akan digubah ke dalam sajian vokal 
grup.
Grup   vokal   yang   telah   dibentuk   siswa   menentukan   lagu   yang
berdasarkan pemahamannya dapat digubah atau diaransemen dan
dapat menghasilkan sajian vokal grup yang baik.
Melakukan aransemen atau mengembangkan ornamentasi lagu menjadi
konsep vokal grup.
Siswa   membuat   aransemen   sederhana   sebuah   lagu   populer   ke
dalam sajian vokal grup dan memberikan variasi melodi agar sajian
lagu terdengar lebih indah.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
C. Peta Konsep

Pada pembelajaran bab ini, guru dapat mengacu pada peta konsep
yang   menguraikan   tahapan   proses   pembelajaran   yang   akan
dilaksanakan.   Berikut   ini   peta   konsep   pembelajaran   Lagu   Populer
dalam Sajian Vokal Grup.

Alur Pembelajaran
Ciri-ciri
Vokal Grup

Konsep Menyajikan Lagu secara


Vokal Grup Aransemen
Vokal Grup

Lagu Populer dalam


Menentukan
Sajian Vokal Grup Lagu Modern
yang akan
Digubah atau
Diaransemen
LaƟhan
Mengembangkan
Ornamentasi Lagu Mengransemen
Populer secara Vokal
Grup Melodi Utama
menjadi Konsep
Vokal Grup

Setelah mempelajari Bab IV, siswa diharapkan mampu:
Menganalisis ciri­ciri vokal grup.
Mendeskripsikan tahapan aransemen vokal berdasarkan pembagian 
peran.
Menentukan lagu populer yang akan digubah ke dalam sajian vokal 
grup.
Melakukan aransemen atau mengembangkan ornamentasi lagu menjadi
konsep vokal grup.

Seni Budaya 39
Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Proses Pembelajaran

Setelah   menjelaskan   mengenai   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang


ingin   dicapai   dalam   pembelajaran   ini,   guru   menjelaskan   kepada   siswa
konsep   menyajikan   lagu   secara   vokal   grup.   Memberikan   pemahaman
konsep menyanyikan lagu secara vokal grup ini, guru dapat memaparkan
terlebih dahulu tentang hal­hal yang menjadi ciri­ciri sebuah vokal grup,
yang kemudian dari ciri­ciri ini akan dapat terbayang hal­hal apa saja yang
akan  menjadi pertimbangan  dalam  mengaransir lagu solo menjadi  sajian
vokal grup. Pada proses pembelajaran ini, guru dapat mengikuti langkah­
langkah pendekatan saintifik, yaitu:
Siswa dapat mengamati ciri­ciri sebuah vokal grup melalui sajian vokal 
grup di media elektronik.
Setelah melakukan pengamatan dan mengetahui ciri­ciri vokal grup itu
apa   saja,   siswa   dapat   mulai   mengidentifikasi   lagu   populer   mana
yang mudah untuk diaransemen atau diubah menjadi vokal grup.
Dari ciri­ciri ini, siswa juga dapat merencanakan  aransemen atau
mengubah seperti apa yang akan dilakukan pada lagu populer yang
terpilih tentunya sesuai kebutuhan.
Siswa  dapat   mengomunikasikan   hasil   aransemen  atau   nyanyian   lagu
populer   dalam   bentuk   vokal   grup   dengan   konsep   yang   baik   dan
benar.

Evaluasi

Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   patokan   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh siswa. Berdasarkan uji kompetensi yang
dikembangkan   pada   Bab   IV,   guru   dapat   membuat   rubrik   seperti   di
bawah ini.

Pengetahuan

Apa saja yang menjadi ciri­ciri dari vokal grup?
Jelaskan tahapan mengaransir lagu populer ke dalam bentuk vokal 
grup!

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Keterampilan

Buatlah kelompok untuk membuat vokal grup minimal 4 orang dan
maksimal   8   orang,   kemudian   tentukan   sebuah   lagu   populer
yang akan dibawakan, aransemen lagu tersebut untuk menjadi
sajian vokal grup.
Nyanyikanlah lagu yang sudah diaransemen menjadi sajian vokal 
grup di depan kelas secara berkelompok.

No Indikator Penilaian Nilai

1. Jika siswa dapat menyebutkan 4 ciri­ciri vokal grup dengan 4
penjelasan yang logis.
2. Jika siswa dapat menyebutkan 3 ciri­ciri vokal grup dengan 3
penjelasan yang logis.
3. Jika siswa dapat menyebutkan 2 ciri­ciri vokal grup dengan 2
penjelasan yang logis.
4. Jika siswa dapat menyebutkan 1 ciri­ciri vokal grup dengan 1
penjelasan yang logis.

No Indikator Penilaian Nilai

1 Jika siswa dapat menyebutkan 4 tahapan mengaransir lagu 4

solo menjadi vokal grup dengan penjelasan yang logis.

2 Jika siswa dapat menyebutkan 3 tahapan mengaransir lagu 3

solo menjadi vokal grup dengan penjelasan yang logis.

3 Jika siswa dapat menyebutkan 2 tahapan mengaransir lagu 2

solo menjadi vokal grup dengan penjelasan yang logis.

4 Jika siswa dapat menyebutkan 1 tahapan mengaransir lagu 1

solo menjadi vokal grup dengan penjelasan yang logis.

Seni Budaya 41

Di unduh dari : Bukupaket.com


No Indikator Penilaian Nilai
1. Aransemen lagu 1 s/d 4

2. Harmonisasi suara 1 s/d 4

3. Kerja sama 1 s/d 4

4. Penampilan 1 s/d 4

Catatan: Guru dapat memberikan nilai pada rentang 1 s/d 4 dengan
penjelasan:
Baik Sekali
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik

Pengayaan

Pengayaan pembelajaran perlu diberikan kepada siswa, agar siswa
dapat menambah pengetahuan dan memperluas sudut pandang mereka
terhadap berkreasi dalam bermusik, khususnya menggubah lagu atau
pun mengaransir lagu solo menjadi vokal grup. Selain itu, siswa juga
dapat   menampilkan   keterampilan   dalam   bidang   musik   dengan   lebih
percaya diri karena didasari pemahaman dan landasan ilmu yang kuat.
Selain   guru,   siswa   juga   dapat   berperan   aktif   dalam   mencari   materi
pengayaan   yang   dibutuhkan   sesuai   dengan   kebutuhan   materi   yang
sedang dipelajari.
Teknik Vokal Dasar
Teknik vokal dasar merupakan cara­cara yang dapat dilakukan oleh
seseorang   yang   belajar   bernyanyi   agar   memiliki   pengetahuan   cara
memproduksi   vokalnya   dengan   baik.   Berikut   ini   teknik   vokal   dasar
yang perlu diketahui:
a. Posisi Bernyanyi
Bernyanyi dalam posisi duduk/berdiri yang benar.

Posisi badan:

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
1.) Harus rileks dan nyaman, berat badan bertumpu seimbang 
pada kedua kaki.
2.) Tegak.
3.) Bahu tidak boleh ikut bergerak pada saat bernyanyi.
4.) Pernapasan menggunakan diafragma.

Posisi organ di kepala:
1.) Posisi dagu harus sejajar lurus ke depan, tidak menunduk atau 
menengadah ke atas.
2.) Bagian yang bergerak hanya rahang bawah.
3.) Bibir jangan dipaksa dibuka terlalu lebar.
4.) Lidah menempel di rongga mulut bagian bawah dan menyentuh 
gigi (lidah jangan melengkung).
Gambar 4.1 Posisi bernyanyi Gambar 4.2 Posisi bernyanyi

dengan duduk dengan berdiri


Sumber. Pramugariblog.wordpress.com Sumber. www.byrawlins.com

Hal­hal lain yang harus diperhatikan adalah:
Jangan merasa malu dan gugup.
Percaya diri.
Fokus.
b. Pernafasan Diafragma
Diafragma  adalah  sekat rongga   badan  manusia  yang  letaknya   di
bawah   dada   dan   di   atas   perut,   diafragma   dalam   posisi   rileks
merupakan   otot   yang   berbentuk   menyerupai   kubah   yang   letaknya
memanjang pada bagian bawah tulang rusuk. Jika diisi dan dipenuhi
udara,   diafragma   ini   akan   datar   sehingga   sangat   memungkinkan
tersedianya ruang tambahan untuk pengambilan udara lagi.

Seni Budaya 43
Di unduh dari : Bukupaket.com
Diafragma juga melekat pada bagian bawah tulang rusuk manusia,
maka ketika diafragma terisi udara, otot­otot intercostal (otot­otot di
antara tulang­tulang rusuk) juga akan ikut mengembang.

Gerakan Diafragma Sewaktu Bernapas

Gambar 4.3 Penapasan diafragma


Sumber: talitha-nandhika.blogspot.com

Pernapasan   diafragma   ini   sangat   baik   digunakan   pada   saat


bernyanyi,  karena  merupakan  bagian  tubuh yang  tidak berakibat
buruk jika diisi udara sebanyak mungkin.
Latihan Diafragma
1.) Pengambilan   napas   dengan   menggunakan   hidung   dan   mulut
secara   bersamaan,   dibayangkan   seperti   sedang   mencium
harumnya   bunga.   Pada   saat   mengambil   napas   ini,   rongga
diafragma bergerak ke segala arah terutama ke samping dan ke
belakang.
2.) Pada saat menghirup udara, posisi dada tetap dalam keadaan
rata   dan   terasa   bergerak   melebar   ke   samping,   bukan
membusung atau bergerak ke atas.
3.) Pada saat menghirup napas, bahu sama sekali tidak bergerak
naik ke depan atau pun ke belakang.
4.) Otot   tulang   belakang   dan   tulang   belakang   berfungsi   untuk
menahan agar rongga diafragma yang mengembang tersebut tidak
cepat   mengendur   dalam   menahan   agar   otot   diafragma   tetap
kencang dan jangan sekali­kali menggunakan otot­otot bahu.
5.) Pangkal   tulang   belakang   (daerah   ekor)   bergerak   ke   bawah
sedalam­dalamnya   dan   tetap   dipertahankan   selama   proses
menahan udara.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pada   saat   sedang   bernyanyi,   udara   yang   telah   diambil   tadi
dikeluarkan   kembali   secara   teratur   dengan   senantiasa
mempertahankan kondisi rongga perut yang tetap kencang dan
bukan tegang.
7.) 4 hal yang harus diperhatikan dalam melatih pernapasan adalah:
Postur tubuh harus tetap terkoordinasi dengan baik.
Pengambilan napas yang benar tidaklah berbunyi.
Pada saat mengeluarkan udara posisi dada harus tetap dijaga.

Pada   setiap   pengambilan   napas,   tulang   rusuk   bagian   bawah


juga   harus   ikut   mengembang   karena   desakan   udara   yang
masuk ke dalam tubuh.
Beberapa latihan praktis untuk pernapasan:
1.) Sikap berdiri tegak.
2.) Salah   satu   tangan   berada   di   pinggang,   tangan   lainnya
memegang bagian diafragma.
3.) Dengan   meniru   bentuk   mulut   ikan,   hirup   udara   pelan­pelan
dengan   menggunakan   hidung   dan   mulut.   Bayangkan   seperti
sedang mencoba mengenali aroma suatu parfum.
4.) Bayangkan   bahwa   diafragma   kita   ibarat   balon   yang
mengembang karena diisi udara.
5.) Setelah diafragma terisi udara, kemudian tahan nafas beberapa
saat dengan rileks, dapat sambil menggerakkan kepala ke kiri
dan ke kanan secara perlahan.
6.) Keluarkan udara yang telah diambil tadi dengan:
Menggunakan konsonan “sh”.
Seperti menenangkan seorang bayi yang sedang menangis.
Menirukan bunyi lebah.
Seperti sedang meniup balon yang melayang di udara agar tidak
terjatuh ke tanah.
Tujuan latihan ini adalah mempermudah mengolah pernapasan
untuk bernyanyi. Pola pernapasan diafragma ini dianggap sebagai
pola pernapasan  yang paling efisien dan mencegah ketegangan  di
dada atas yang dapat menghambat produksi suara yang ringan dan
mudah.

Seni Budaya 45
Di unduh dari : Bukupaket.com
c. Register Vokal

Register vokal merupakan rangkaian  pitch  berturut­turut yang


mempunyai   kualitas   nada   yang   sama   dan   diproduksi   dengan
menggunakan tindakan otot yang sama dari mekanisme vokal.
Jenis­jenis register:
Suara dada
Untuk nada yang rendah (Resonansi yang digunakan bagian 
dada atas) wilayah nadanya C – B1.
Suara tengah

Untuk nada­nada sedang (Resonansi ada di wajah “in the 
mask”)wilayah nadanya C1 – D2.
Suara kepala
Untuk nada­nada yang tinggi (suara berbelok ke belakang dan
naik ke resonansi yang ada di kepala). Wilayah nadanya E2– A3.
Wilayah vokal dapat dilihat letaknya di bawah ini:

Sumber: musikalfian.blogspot.com Gambar 4.4 Letak wilayah nada pada piano dan
notasi balok

d. Artikulasi
Salah   satu   aspek   yang   sangat   penting   dalam   beryanyi   adalah
melafalkan suku kata dengan benar. Hal ini disebut dengan artikulasi,
yang   bergantung   pada   gabungan   huruf   hidup   dan   huruf   mati   yang
membentuk suatu kata. Bagian terpenting dalam artikulasi adalah,

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
seorang vokalis harus mengucapkan kata­kata yang terdapat pada
lirik lagu dengan natural, tidak dibuat­buat, dan tidak berlebihan.
Pengucapan   artikulasi   yang   baik   dapat   didukung   dengan   gerak
rahang ke bawah yang akan menghasilkan suara yang bulat.
Gambar gerak mulut yang baik!

1 2 3

4 5

Sumber: Dokumen Kemendikbud


Gambar 4.4 Contoh gerak mulut yang baik pada huruf vokal
(1: Huruf vokal A, 2: Huruf vokal I, 3: Huruf vokal U, 4: Huruf vokal E 5: Huruf vokal O)

e. Intonasi
Intonasi   adalah   tinggi   rendahnya   nada   yang   harus   dijangkau
dengan tepat. Syarat­syarat terbentuknya intonasi yang baik adalah
memiliki   pendengaran   yang   baik,   kontrol   pernapasan,   dan   rasa
musikal.
f.  Pengkalimatan
Pengkalimatan   adalah   aturan   pemenggalan   kalimat   yang   baik
dan   benar   sehingga   mudah   dimengerti   dan   sesuai   dengan   kaidah
kalimat dan bahasa kalimat lagu.
g. Interpretasi dan Ekspresi
Interpretasi   adalah   bagaimana   menggali   untuk   memahami
sebuah   karya   yang   belum   pernah   diketahui/dikenal   sekaligus
menampilkannya  dengan  penjiwaan  yang  maksimal  sesuai  dengan
keinginan   pencipta   berdasarkan   tema,   masa   serta   kepribadian
pencipta itu sendiri.

Seni Budaya 47
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ada dua hal yang harus dimengerti oleh seorang yang disebut 
penyanyi atau pelatih agar dapat menginterpretasi, yaitu:
Kemampuan/pengetahuan nonmusik.
1.) Pengetahuan sejarah secara umum, karena setiap karya selalu
diciptakan pada zamannya sesuai dengan perkembangan 
zaman. Pada era apa lagu tersebut diciptakan dan suasana 
yang harus muncul sesuai makna lagu.
2.) Pengetahuan sejarah musik, berhubungan erat dengan jenis
musik yang digunakan pada zaman itu serta kehidupan 
musik penciptanya. Oleh karena karya tidak pernah berbeda
jauh dari kondisi pencipta dan juga kondisi musik dan alat 
musiknya.
3.) Pengetahuan berbahasa yang baik, agar dengan terampil
dapat menyusun kalimat lagu dengan kalimat bahasa 
menjadi satu kesatuan.
Kemampuan/pengetahuan musik.
Mengenal alat musik dan sebaiknya dapat memainkannya 
walaupun dengan sangat sederhana.
Secara   terampil   telah   menguasai   tahapan­tahapan,   seperti
mengerjakan   pernapasan   yang   baik,   memproduksi   suara,
dan   membaca   notasi   memainkan/menyanyikan   irama,   dll,
sehingga   menjadi   seorang   pembaca   puisi   terbaik   melalui
nyanyian.
Dapat bernyanyi dengan hati, yaitu harus tenggelam dan berada
dalam suasana musik serta menjadi bagian dari musik.
Pengungkapan   yang   menyeluruh,   artinya   bernyanyi   dengan
seluruh  pribadinya yang ditampilkan melalui gerakan dan
ekspresi wajahnya.
Menguasai dan dapat menggunakan teknik­teknik bernyanyi/ 
musik antara lain:
Memahami lambang dinamika, yaitu tanda­tanda seperti: pp,
mp, p, mf, f, ff, dst.
Terampil   menghidupkan   tempo   lagu,   misalnya   allegro,
moderato,   andante,   serta   perubahan   yang   terjadi   saat
lagu   dinyanyikan,   yaitu   allargando,   rittardando,
accelerando,   dan   lain   sebagainya   tanpa   mengganggu
gestur secara keseluruhan.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Terampil menyanyikan tanda seperti legatura (mengalun) 
dan staccato (agak dihentak).
Membidik nada dengan baik, meskipun interval nadanya 
begitu jauh dan begitu rumit untuk dibunyikan.
Jika   harus   menggunakan   vibrasi   harus   dapat
mengawasinya,   agar   tidak   terkesan   dibuat­buat   dan
dipaksakan, karena mengganggu pada keutuhan nada.
Mampu untuk memberi perbedaan volume vokal sesuai dengan
karakter lagu yang ditampilkan saat itu, Karena setiap lagu
memiliki   nuansa   dan   makna   yang   tidak   sama.   Misalnya,
nuansa tentang gembira, sedih, dan sakral.
Mampu   mengelola   register   suara   sendiri,   yaitu   pada   saat
produksi   suara   dada   dan   produksi   suara   tengah   tidak
mampu   lagi   menjangkau   nada   tinggi,   dan   harus
menggunakan   “falsetto”   (suara   kepala),   maka
perpindahan register tersebut harus berlangsung dengan
indah dan manis.
6.) Pengetahuan   menganalisis   lagu   berdasarkan   strukturnya
(pembuka,   isi   dan   penutup)   dan   berdasarkan   harmonisasi,
karena lagu yang memiliki irama dan birama yang sama tidak
selalu dinyanyikan dengan cara yang sama pula.
7.) Jika harus terpaksa memberikan tanda­tanda hiasan/dinamika
yang timbul dari aransemen lagu harus mampu memberi warna
yang   sesuai   dengan   tuntutan   aransemen   yang   dimaksud.
Dengan   memahami   hal­hal   yang   tadi,   baik   penyanyi   atau
penonton/   pendengar   akan   menikmati   bagaimana   indahnya,
agungnya,   merdunya,   manisnya,   sebuah   karya   yang   tadinya
sangat sederhana jika dilihat dari penulisnya.
h. Teknik Penjiwaan
Teknik   penjiwaan   adalah   cara   untuk   menguasai   teknik­teknik
bernyanyi,   yaitu   mengubah   dinamika   atau   volume   suara.   Teknik
penjiwaan  yang  biasa  dilakukan   adalah  dinamika  atau  perubahan
keras   lembutnya   suara   sesuai   dengan   tanda­tanda   atau   perasaan.
Tanda   dinamik   terletak   dalam   struktur   kalimat   musik   yang   pada
umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian sebelum puncak yang
disertai dengan crescendo dan bagian sesudah puncak yang disertai
dengan decrescendo.

Seni Budaya 49
Di unduh dari : Bukupaket.com
i.  Penampilan
Penampilan dalam menyanyi sangat menentukan berhasil tidak­
nya   seorang   penyanyi   dalam   suatu   pertunjukan.   Oleh   karena   itu,
sebagai   vokalis   harus   benar­benar   berusaha   menampilkan   dirinya
sebaik   mungkin,   agar   memberi   kesan   memesona   sehingga   dapat
menarik penonton. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penampilan,   misalnya   rias   wajah   dan   kostum.   Merias   diri   atau
wajah   sangat   diperlukan   dalam   suatu   penampilan.   Tujuannya
adalah   untuk   memperindah   atau   mempercantik   diri,   tetapi   tidak
berlebihan,   yang   wajar   saja.   Penataan   rambut   juga   perlu
diperhatikan, disesuaikan dengan wajah. Untuk kostum atau busana
harus memilih warna dan potongan yang serasi.
j.  Teknik Vibrasi
Vibrasi   merupakan   suatu   bentuk   suara   yang   bergetar   dan
bergelombang   dalam   teknik   oleh   vokal.   Fungsinya   biar   terdengar
lebih   merdu   dan   indah.   Pada   saat   suara   diberikan   vibrasi   suara
akan terdengar bergetar dan bergelombang.

G. Remedial

Siswa   yang   belum   tuntas   pada   pembelajaran   lagu   populer   dalam


sajian   vokal   grup   ini   dapat   diberikan   remedial   berupa   apresiasi
beberapa pertunjukan vokal secara vokal grup. Siswa diharapkan dapat
melakukan   penilaian   berdasarkan   pemahaman   yang   benar   mengenai
cara mempersiapkan lagu diaransemen secara vokal grup dengan baik.
Setelah   melakukan   apresiasi   pada   beberapa   penampilan   menyanyi
secara   vokal   grup,   siswa   diminta   untuk   menuliskan   hasil
pengamatannya secara deskriptif dan lisan.

H. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik

Guru diharapkan dapat melakukan interaksi dengan orang tua siswa
agar   orang   tua   dapat   mengetahui   perkembangan   siswa   dari   hasil
pembelajaran yang telah dilakukan secara mental, sosial, dan intelektual.
Interaksi   dapat   dilakukan   dengan   berbagai   cara,   antara   lain   melalui
telepon, kunjungan ke rumah atau juga dengan menggunakan media sosial
yang   sedang   berkembang   saat   ini   dengan   membuat   grup   komunikasi
dengan orang tua siswa satu kelas. Interaksi juga dapat

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
dilakukan melalui lembar kerja siswa yang ditandatangani oleh orang
tua setelah dibaca dan dicermati sehingga orang tua betul­betul dapat
selalu mengakses perkembangan putra putrinya.

Dalam mengaransir lagu populer secara
vokal grup, saya dengan benar melakukan 1 2 3 4 Skor hal:

Menentukan bentuk lagu populer sehingga jelas
bagian­bagiannya dengan teliti.
Membuat intro lagu yang menarik dengan 
sungguh­sungguh.
Menentukan   pembagian   suara   sesuai   dengan
kemampuan wilayah nada dengan tepat dan
tidak dipaksakan.
Membuat improvisasi yang baik dan tidak 
berlebihan.
Membuat ending  lagu dengan kreativitas  yang
baik sehingga memiliki kesan yang indah.
Mengerjakan aransemen lagu secara vokal grup
dengan sungguh­sungguh dan percaya diri.
Mengerjakan aransemen lagu secara vokal grup
dengan   memunculkan   kreativitas   yang
tinggi sesuai dengan kemampuan saya.
Menghargai hasil aransemen lagu secara vokal 
grup yang telah saya hasilkan.

Keterangan: 4 = Sangat baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, dan 1 = Kurang .

Seni Budaya 51

Di unduh dari : Bukupaket.com


Aktivitas Mengomunikasikan
Kamu   telah   melakukan   menggubah   lagu   populer
dengan   cara   mengaransirnya   untuk   sajian   secara
vokal grup
Buatlah   deskripsi   tentang   pengalaman   kamu   dalam
mengaransir   lagu   populer   ke  dalam   bentuk   sajian
secara vokal grup dalam sebuah tulisan.
Diskusikan   hasil   tulisan,   sehingga   temanmu   dapat
memberikan   kritik   yang   membangun   untuk
gubahan karya selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Tari Kreasi
Bab V

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   pe­duli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret
(menggunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
2.1 Menghayati   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli,
kerja sama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif   dengan   lingkungan   sosial,   budaya,   dan   alam   dalam
berapresiasi dan berkreasi seni.
3.1 Memahami keunikan   gerak   tari   kreasi   berdasarkan   unsur
pendukung tari.

4.1 Memeragakan gerak tari kreasi berdasarkan unsur pendukung
tari.

Seni Budaya 53
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat memahami pengertian tari kreasi.
Siswa dapat mengidentifikasi jenis tari kreasi.
Siswa dapat memahami keunikan gerak tari kreasi.
Siswa dapat mengidentifikasi ragam tari kreasi.
Siswa dapat mengidentifikasi jenis tari kreasi.
Siswa dapat mengomunikasikan gerak tari kreasi baik secara lisan 
dan/atau tertulis.

Peta Konsep

Guru   dapat   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi


pembelajaran   yang   akan   diberikan   sesuai   dengan   Bab   V   semester   1
tentang tari kreasi. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran
sehingga peserta didik mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai
dan   dikuasai.   Guru   berdasarkan   alur   pembelajaran   dapat
menginformasikan   kepada   peserta   didik   bahan   dan   media   yang
dibutuhkan sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar.

Alur Pembelajaran
PengerƟan
Tari Kreasi

Gerak Tari Kreasi Jenis Tari


Kreasi

Keunikan Tari
Kreasi

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa adalah:
Mengamati berbagai gerak tari kreasi dengan mengamati gambar atau 
literatur dan sumber yang lainnya.
Menonton berbagai macam pertunjukan tari kreasi baik melalui video
maupun   melalui   pertunjukan   langsung   yang   ada   di   daerah   siswa
berada.
Mendiskusikan jenis­jenis tari kreasi dan fungsi dari tari kreasi.
Mendiskusikan nilai estetis yang terdapat pada tari kreasi yang sedang 
diamati.
Melakukan gerakan­gerakan yang diamati dan ditonton melalui video 
dan pertunjukan tersebut.
Melakukan latihan­latihan sesuai dengan gambar yang ada dalam bab 
tari kreasi pada buku siswa.

Proses Pembelajaran I

Guru mendorong siswa agar dapat menggali informasi yang berkaitan
dengan   tari   kreasi   yang   berkembang   di   Indonesia   atau   di   mancanegara.
Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan berikut:
Melakukan   pengamatan   dengan   cara   membaca   dan   menyimak   dari
kajian literatur/media audio visual tentang pengetahuan tari kreasi
agar terbangun rasa ingin tahu.
Mengamati   gambar   tari   kreasi   berdasarkan   buku   teks   dan   sumber
bacaan/media   audio   visual   dengan   cermat   dan   teliti   serta   penuh
rasa   ingin   tahu.   Setelah   itu   guru   dapat   membuka   diskusi   dalam
kelas agar siswa dapat saling belajar dari teman­teman sekelasnya.
Melalui   kegiatan   ini,   diharapkan   siswa   mendapatkan   wawasan
mengenai gerak tari kreasi.
Mengidentifikasi keunikan dalam pertunjukan tari kreasi yang 
ditampilkan dalam beberapa contoh tersebut.
Mengamati dengan teliti beberapa gambar pertunjukan tari yang 
dilakukan dalam kelompok negara yang berbeda.
Mencari informasi atau data tentang tari dari daerah lain.
Menganalisis keunikan bentuk tari yang terdapat dalam suatu daerah.
Mengomunikasikan hasil analisisnya dalam diskusi.

Seni Budaya 55
Di unduh dari : Bukupaket.com
Siswa   menjawab   pertanyaan   berdasarkan   dari   hasil   pengamatannya
mengenai   tari   kreasi   baik   tradisional   atau   nontradisional   yang   ada   di
Indonesia dan negara­ negara selain Indonesia, gerak tari kreasi, jenis tari
gaya   kreasi,   keunikan   gerak   tari   dan   nilai   estetis   karya   tari.   Berikan
kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelas tentang gambar­
gambar tari kreasi yang diamati. Berikan juga kesempatan kepada mereka
untuk   bekerja   sama   dengan   adil,   misalnya   saling   memberikan   informasi
mengenai   tari   kreasi   yang   terdapat   pada   gambar.   Setiap   siswa   atau
kelompok   siswa   akan   melakukan   gerak   tari   kreasi   yang   terdapat   pada
gambar.   Pada   akhir   pembelajaran,   siswa   atau   kelompok   siswa   dapat
menginformasikan dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Peserta didik mengamati gambar yang disajikan pada buku peserta
didik.   Guru   bisa   menambah   gambar   lain.   Model   pembelajaran   yang
digunakan adalah pembelajaran kolaborasi:
Peserta didik diminta membentuk kelompok diskusi.
Berdasarkan   gambar   gerak   tari   kreasi   yang   ditampilkan   oleh   guru,
peserta didik diminta mengamati dan mengidentikasi keberagaman
tari kreasi, gerak tari kreasi, jenis tari gaya kreasi, keunikan, dan
nilai estetis karya tari kreasi.
Pada   bagian   ini,   terdapat   lembar   kerja.   Peserta   didik   diminta
menuliskan hasil kegiatan identifikasi tari gaya kreasi pada lembar
kerja.
Peserta didik diminta mempresentasikan hasil pengamatannya.
Kegiatan   dirancang   dalam   bentuk   diskusi   untuk   mengembangkan
kemampuan   komunikasi,   kerja   sama,   toleransi,   disiplin,   dan
tanggung   jawab.   Peserta   didik   diberi   motivasi   agar   aktif   dalam
berdiskusi   serta   berusaha   menjadi   pendengar   yang   baik   sebagai
bentuk pengembangan perilaku sosial.
Peserta didik diminta mengungkapkan perasaannya saat bekerja 
berkelompok serta perasaannya terhadap keragaman tari kreasi.
Guru   menjadi   fasilitator.   Guru   mengondisikan   peserta   didik   untuk
melakukan diskusi dengan baik serta memotivasi peserta didik yang
pasif dalam berdiskusi agar berani mengemukakan pendapat serta
menerima pendapat orang lain.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Informasi untuk Guru
Pegertian Tari kreasi
Tari kreasi adalah tarian yang mengalami perkembangan dari pola­
pola   tarian   nusantara   yang   telah   ada.   Tari   kreasi   bertolak   dari   tari
tradisional. Susunan tari kreasi tidak terikat pola dan tidak memiliki
aturan   yang   baku.   Koreografi   dan   teknik   gerak   tari   kreasi   dapat
menyesuaikan   keadaan.   Tari   kreasi   merupakan   bentuk   ekspresi   diri
yang memiliki aturan yang lebih bebas, namun tetap memiliki aturan.
Perkembangan koreografi tari menyebabkan lahirnya ragam tari kreasi.
Tari kreasi baru memiliki banyak variasi. Indonesia memiliki banyak
tokoh seni tari yang mengembangkan tari kreasi nusantara. Tokoh tari
kreasi   Indonesia   antara   lain   Bagong   Kusudiarjo,   Didik   Nini   Thowok,
Retno Maruti, Sardono W. Kusumo, dan Eko Supriyanto.
Tari   kreasi   sering   pula   dikatakan   kreasi  dance  atau   dalam   Bahasa
Indonesia   tari   kreasi   adalah   satu   bentuk   tarian   yang   terbentuk   dan
berkembang sejak awal abad 20. Namun apabila dilihat dari latar belakang
sejarah, tari kreasi dipelopori oleh penari­penari dari Amerika Serikat serta
beberapa   negara   di   Eropa   Barat   yang   keluar   dari   batasan­batasan   yang
kaku seperti tari Balet Klasik. Gerakan tari kreasi dipelopori oleh seorang
penari perempuan bernama Isadora Duncan. Ia benar­benar meninggalkan
Balet   yang   penuh   aturan   yang   mengikat   dan   ingin   menggunakan   tari
sebagai media ekspresi pribadi dan menempatkan tari
sebagai sebuah seni pertunjukan yang menarik.

Proses Pembelajaran II

Guru dapat memberikan gambaran tentang tari kreasi dan jenis tari
gaya   kreasi.   Siswa   diberikan   kesempatan   untuk   menceritakan
pengalamannya mengenai jenis tari gaya kreasi yang pernah ditonton,
baik   secara   langsung   maupun   melaui   audio   visual.   Paparan   dapat
diberikan sesuai yang ada pada buku siswa. Guru dapat menambahkan
bahan   paparan   tentang   tari   kreasi   dan   jenis   tari   gaya   kreasi   serta
keunikan yang terdapat pada karya tari kreasi.
Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan berikut:
Melakukan   pengamatan   dengan   cara   membaca   dan   menyimak   dari
kajian   literatur/media   audiovisual   tentang   pengetahuan   jenis   tari
kreasi agar terbangun rasa ingin tahu.

Seni Budaya 57
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengamati dengan teliti beberapa gambar pertunjukan tari yang 
dilakukan dalam kelompok masyarakat yang berbeda.
Mencari informasi atau data tentang tari dari negara lain.
Menganalisis keunikan bentuk tari yang terdapat dalam suatu negara.
Mengomunikasikan hasil analisisnya dalam diskusi.

Informasi untuk Guru

Jenis tari kreasi berpola tradisi dan nontradisi.
Tari Gegot
Tari   Gegot   merupakan   Tari   Betawi   yang   diciptakan   oleh   Entong
Sukirman   dan   Kartini   Kisam   pada   tahun   1976.   Tarian   ini
menggambarkan kehidupan para remaja putri Betawi yang sedang
bersenda   gurau   dalam   menjalankan   masa   remajanya   canda   dan
tawa   mewarnai   kehidupannya.   Ide   garapan   tarian   ini   berangkat
dari karakter topeng, panji dan jingga dimana 2 karakter tersebut
mewakili kehidupan keseharian manusia dari dua karakter tersebut
sehingga   dapat   disimpulkan   menjadi   bentuk   tari   pergaulan   dan
gerak   canda   dapat   diartikan   sebagai   kebersamaan.   Iringan   Tari
Gegot   adalah   musik   Topeng   Betawi,   yaitu:   kendang,   gong   dan
kempul, kenong tiga, kenceng, kecrek dan rebab.
Tari Ronggeng Blantek
Tari   Ronggeng   Blantek   diciptakan   pada   tahun   1985   oleh   Wiwiek
Widyastuti.   Tari   Ronggeng   Blantek   merupakan   tari   kreasi   baru
yang   diangkat   dari   teater  Betawi   yaitu   Topeng   Blantek,   di   mana
dalam   memulai   sebuah   pertunjukan   topeng   biasanya   sebagai
pembuka   diawali   dengan   sebuah   pertunjukan   tari   yang   disebut
Ronggeng   Blantek.   Dalam   perkembangannya,   tarian   ini   menjadi
tarian   lepas   dan   banyak   diminati   oleh   masyarakat   sebagai   tari
bentuk dan pertunjukan pada acara dalam penyambutan tamu.
Ide   atau   dasar   penciptaan   tari   Ronggeng   Blantek   terinspirasi,
termotivasi   oleh   parade   tari   daerah   yang   harus   memiliki   standar
pengembangan  kearifan kesenian tradisional. Teater blantek yang
terkandung di dalamnya adalah kolaborasi antara grup blantek ras
barkah dan koreografer yang menjadi bagian dari teater lakon.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tari Loliyana
Tari   Loliyana   adalah   tari   kreasi   yang   berasal   dari   Maluku.
Pertunjukan   Tari   Loliyana   berdasarkan   pada   tradisi   dan
kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua. Tari Loliyana
berasal dari Upacara Panen Lola sehingga disebut tari Panen Lola.
Tari Loliyana berasal dari kata lola, yaitu pekerjaan mengumpulkan
hasil   laut.   Proses   panen  lola  diawali   dengan   pesta   rakyat
mengelilingi   api   unggun   dari   malam   hingga   subuh,   dilanjutkan
dengan   syukuran   dan   doa   kepada   Yang   Maha   Kuasa   demi
keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. Coba kamu saksikan
pertunjukan tari kreasi nusantara. Beri komentar mengenai tarian
tersebut dan bahaslah bersama teman­teman dalam kelasmu.
Tari Saman
Tari   Saman   adalah   sebuah   tarian   suku   Gayo   yang   biasa
ditampilkan   untuk   merayakan   peristiwa­peristiwa   penting   dalam
adatnya.   Syair   dalam   tarian   saman   menggunakan   bahasa   Gayo.
Selain itu, biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan
kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam   beberapa   literatur   menyebutkan   Tari   Saman   di   Aceh
didirikan   dan   dikembangkan   Syekh   Saman,   seorang   ulama   yang
berasal dari Gayo, Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO
sebagai daftar representatif budaya warisan manusia dalam sidang
ke 6 komite antarpemerintah untuk perlindungan warisan budaya
UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Tari Cokek Onde­Onde Tari Cokek 
Onde­Onde yang diciptakan oleh 
Joko S.S merupakan tarian 
pergaulan yang menceritakan 
tentang kehidupan penari Cokek,
karena perkembangannya Tari 
Cokek dipentaskan oleh sepasang
muda­mudi dengan rasa riang, 
suka canda dan gembira. Penari­
penari tersebut selain menari 
juga sambil bernyanyi. Tari 
Gambar 1.1 Tari Colek Onde­Onde dari
Cokek ini dibawakan secara 
Betawi ditarikan dengan berpasangan
berpasangan yaitu ada penari  Sumber: Kemendikbud
wanita dan penari laki­laki.

Seni Budaya 59
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tarian Cokek Onde­Onde menampilkan gerakan­gerakan lucu dan lincah
terutama pada penari wanitanya, yaitu gerak jongkok loncat Nguk­nguk,
gerak   saling   memegang   tangan,   memegang   bahu,   menunjuk   dahi,
Selancar, Rapat Nindak, Selut, Blongter dan melakukan gerak pencak silat
Selat   yang   merupakan   bagian   dari   Pencak   Silat   Beksi,   Pencak   silat   ini
hanya bersifat pengembangan. Gerak­gerak dalam tari Cokek Onde­Onde
dilakukan   sambil   goyang   pinggul,   saling   membelakangi   dan   saling
berhadapan   dengan   pasangannya.   Motif­motif   gerak   Tari   Cokek   ditata
dalam   suatu   susunan   gerak   secara   berkesinambungan   melalui   aspek
ruang, waktu, dan tenaga.
Tari Cokek Onde­Onde memiliki teknik gerak yang tidak terlau rumit
yang setiap melakukan satu motif gerak pasti selalu dibarengi dengan
gerak goyang, dalam melakukan gerak Cokek Onde­onde harus lincah
dan dinamis, sehingga penari wanita dan laki­laki terlihat serasi.
Guru   setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang
hendak dicapai, maka langkah selanjutnya adalah membimbing peserta
didik   untuk   bisa   menguasai   materi   pembelajaran.   Guru   dapat
membimbing peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran III.
Pada   proses  pembelajaran   ini   guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;

Proses Pembelajaran III

Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang fungsi tari melalui
membaca buku atau literatur, atau melihat video karya tari. Pada
kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan tentang fungsi karya tari.
Peserta didik melakukan pengamatan dan diskusi bersama
Mengidentifikasi fungsi dalam pertunjukan tari kreasi yang 
ditampilkan dalam beberapa contoh tersebut.
Peserta didik dapat mengomunikasi fungsi tari dengan cara lisan dan 
tulisan.

Informasi untuk Guru
Fungsi dari tari kreasi yaitu sebagi berikut:
Sarana Hiburan
Tari digunakan sebagai sarana untuk mencapai kepuasan artistik
tertentu. Tari dalam kelompok ini bisa berupa tari pergaulan

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
(sebagai   sarana   hiburan   bagi   para   petani   dan   penontonnya),
maupun   bentuk   tari   yang   khusus   ditampilkan   sebagai   seni
pertunjukan yang dinikmati oleh para penontonnya.
Sarana Pertunjukan
Tari pertunjukan, tari yang disajikan kepada penonton dengan 
garapan yang bervariasi. Memiliki ciri sebagai berikut:
Penggarapannya.
Memerlukan kreativitas & imajinasi.
Pementasannya ditempat tertentu.
Mengandung ide yang mengarah pada pementasan yang bersifat 
profesional.
Guru   setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang
hendak dicapai, maka langkah selanjutnya adalah membimbing peserta
didik   untuk   bisa   menguasai   materi   pembelajaran.   Guru   dapat
membimbing peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran IV.
Pada proses pembelajaran ini, guru dapat mengikuti langkah­langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;

Proses Pembelajaran IV

Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang nilai estetis karya
tari melalui membaca buku atau literatur, atau melihat video karya
tari.   Pada   kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga
timbul rasa keingintahuan tentang nilai estetis karya tari.
Peserta didik setelah melakukan pengamatan dan diskusi bersama.
Peserta didik dapat mengomunikasi nilai estetis karya tari dengan cara 
lisan dan tulisan.

Informasi untuk guru
Estetika tari
Estetika   dalam   tari   kreasi   dilihat   secara   teoritis   dan   dikutip   dari
pendapat   Sal   Murgianto   bahan   menilai   kualitas   estetik   tari,   dapat
ditinjau   melalui   pakar   filsafat,   yaitu   Monroe   Beardsley   dan   Nelson
Goodman   (1950­an).   Kedua   pakar   berpendapat   bahwa   baik   tidaknya
sebuah   karya   seni   dapat   diukur   dari   seberapa   jam   karya   tersebut
menimbulkan pengalaman estetik. Pendapat dari kedua pakar filsafat
tersebut dijelaskan bahwa menurut Goodman, karya seni adalah

Seni Budaya 61
Di unduh dari : Bukupaket.com
simbol dan pada dasarnya bersifat kognitif, artinya harus dihayati
secara kognitif atau merujuk kepada benda atau pengalaman di luar
karya seni. Sedangkan Beardsley berpendapat  bahwa pengalaman
estetik memiliki ciri tanpa pamrih artinya suatu pengalaman estetik
mempunyai sifat terpisah, yaitu tidak terkait dengan tujuan atau
tindakan praktis
Sebuah tarian dapat dinilai berdasarkan pementasannya. Penilaian
berdasarkan   teknik   dan   kekompakan   gerak   para   penari,
kemampuan   penari   menginterprestasikan   peran   yang   dibawakan:
kecermatan   gerak,   irama,   dinamika   dan   ekspresinya   dalam
mewujudkan   ciri,   kualitas   dan   makna   tarian   yang   dibawakan.
Secara koreografis, sebuah tarian dapat dinilai dari sesuai tidaknya
pilihan komponen, struktur tarian, serta keefektifan menampilkan
karakter menampilkan karakter, kualitas, dan makna yang hendak
diungkapkan oleh karya seni tersebut.
Guru   dapat   mengembangkan   evaluasi   pembelajaran   sesuai   dengan
topik   dan   pokok   bahasan.   Evaluasi   pembelajaran   yang   dikembangkan
dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan
ganda.   Nontes   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,   dan
sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai
dengan materi yang diajarkan.

E. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

Evaluasi

Contoh Rubrik Evaluasi
Sikap

Kerja sama

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tes Tulis Uraian

Pengetahuan

Jelaskan yang dimaksud dengan tari modern dan tari 
kontempoer!
Sebutkan   dua   contoh   tari   modern   dan   satu   contoh   tari
kontemporer   dilihat   dari   aspek   gerak,   kostum,   tatat   rias,
iringan musik dan properti!
Sebutkan dan jelaskan fungsi dari tari modern!

Proyek

Bentuklah kelompok beranggotakan 4–5 orang.
Rancang karya seni tari modern / kontemporer.
Buatlah proposal yang berisi hal­hal sebagai berikut:
Judul tarian
Negara asal
Jenis tari
Jumlah penari
Kesan tentang tarian tersebut dan
Keunikan tari, meliputi: gerak, kostum, musik, properti dan 
sebagainya

Praktik

Buatlah   bentuk   tari   kreatif   hasil   pengembangan   gerak


pribadimu dengan menggunakan properti, misalnya payung, sapu,
dan   kursi.   Kembangkan   dengan   berbagai   level,   arah   hadap,   dan
variasi hitungan.

Seni Budaya 63
Di unduh dari : Bukupaket.com
Jelaskan yang dimaksud dengan tari kreasi dan tari kontemporer?
Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian
No. Indikator Penilaian Kerjasama

Terlibat aktif dalam bekerja Skor 1 jika atau tidak ada
1. indikator yang konsisten
kelompok. ditunjukkan peserta didik.
2. Kesediaan melakukan tugas sesuai Skor 2 jika 2 indikator konsisten
kesepakatan. ditunjukkan peserta didik.
Bersedia membantu orang Skor 3 jika 3 indikator konsisten
3. lain dalam satu kelompok yang ditunjukkan peserta didik.
mengalami kesulitan.
4. Rela berkorban untuk teman lain. Skor 4 jika 4 indikator konsisten
ditunjukkan peserta didik.

Kreativitas

No. Indikator Penilaian Kreatif

Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator
Dapat menyatakan pendapat dengan 
muncul.
jelas (idetional fluency).

2. Dapat menemukan ide baru yang Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator
belum dijelaskan guru (originally). muncul.
3. Senang terhadap materi pelajaran Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator
dan berusaha mempelajarinya muncul.
(enjoyment).
Mencoba berulang­ulang untuk Skor 4 jika 6 sampai 7 indikator

4. menemukan ide yang terbaik muncul.
(cyclical procedur).

Skor 1 bila jawaban tentang tari kreasi dan kontemporer sesuai artinya
saja.
Skor 2 bila jawaban tentang tari kreasi dan kontemporer dengan tepat
dan tidak disertai dengan penjelasannya.
Skor 3 bila jawaban tentang tari kreasi dan kontemporer dengan tepat
beserta   penjelasannya   sebagai   metode   gerak   tari   kreasi   dan
tidak disertai penggunaan tari kreasi pada bidang yang lain.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Skor 4 bila jawaban tentang tari kreasi dan kontemporer dengan tepat
beserta   penjelasannya   sebagai   metode   gerak   tari   kreasi   dan
disertai   dengan   penggunaan   tari   kreasi   pada   bidang   psikologi
dan pendidikan atau bidang yang lain.

Instrumen Penilaian Proyek
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Nama :
NIS :
Kelas :

No Aspek Skor (1­5)
1 2 3 4 5
Perencanaan:
a.  Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan penulisan
Pelaksanaan:
Ketepatan pemilihan gerak
Orisinalitas laporan
Mendeskripsikan gerak dasar tari berdasarkan 
teknik, konsep dan prosedur
Mendeskripsikan tentang bahan dan alat, serta
media dan teknik dalam pertunjukan tari
Struktur/ logika penulisan disusun dengan jelas 
sesuai metode yang dipakai
Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan 
komunikatif
Daftar pustaka yang dapat 
dipertanggungjawabkan (ilmiah)
Laporan Proyek
Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
b. Saran relevan dengan kajian dan berisi pesan 
untuk peningkatan kecintaan terhadap hasil 
karya seni tari Indonesia

Seni Budaya 65

Di unduh dari : Bukupaket.com


Format Penilain Praktik
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama :
Kelas :

No Aspek Skor (1­5)
1 2 3 4 5
Teknik

Konsep

Prosedur

Penggunaan bahan dan alat

Pola lantai

Nilai estetis Total 

Skor

Remedial

Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa­
siswa   yang   kurang   dapat   menguasai   konsep   ini,   guru   dapat   mengulang
kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan
pendekatan­pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami
siswa   atau   kelompok   siswa   dalam   memahami   materi   pembelajaran.
Misalnya,   membimbing   pemahaman   siswa   atau   kelompok   siswa   dengan
memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak
sulit.  Contoh­contoh  yang  diberikan   dapat   berupa   gambar   maupun   audio
visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial
ini   adalah   dengan   lebih   banyak   memberi   perhatian   kepada   siswa   atau
kelompok siswa tersebut yang dilakukan secara lebih menyenangkan atau
nonformal.   Pendekatan   yang   menyenangkan   atau   nonformal   ini   dapat
dilakukan   guru   dengan   tujuan   agar   siswa  atau   kelompok   siswa   tersebut
dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan,
bertanya,   dan   mengemukakan   pendapat,   sehingga   mereka   dapat
membentuk suatu definisi tari kreasi dan jenis tari berdasarkan kumpulan
data yang mereka peroleh. Tahap

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
remedial   diakhiri   dengan   penilaian   untuk   mengukur   kembali   tingkat
pemahaman   siswa   atau   kelompok   siswa   tersebut   terhadap   submateri
pembelajaran.

G. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi
diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru   dapat   mencari   materi
pengayaan   dari   media   dan   sumber   belajar   lain.   Guru   juga   dapat
meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan
topik dan materi yang dipelajari.

Seni Budaya 67

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pembelajaran
Bab VI
Unsur
Pendukung Tari Kreasi
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam   ber­
interaksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret   (meng­
gunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)
dan   ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar
2.1 Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, kerja
sama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam dalam berapresiasi
dan berkreasi seni
3.2 Memahami tari kreasi dengan menggunakan unsur pendukung
tari sesuai iringan
4.2 Memeragakan   tari   kreasi   dengan   menggunakan   unsur

pendukung tari sesuai iringan

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Mengidentifikasi unsur pendukung tari kreasi
Memahami konsep iringan tari kreasi
Mengidentifikasi jenis iringan tari kreasi
Memahami fungsi iringan tari kreasi
Menjelaskan unsur pendukung properti tari
Mengidentifikasi jenis properti tari
Menjelaskan unsur pendukung tata rias dan busana tari kreasi
Mengidentifikasi jenis tata rias dan busana tari kreasi
Menjelaskan unsur pendukung tata pentas tari kreasi
Mengidentifikasi jenis tata pentas tari kreasi
Menjelaskan unsur pendukung tata lampu dan tata suara
Mengidentifikasi jenis tata lampu dan tata suara
Mengkomunikasikan unsur pendukung karya seni tari kreasi baik 
secara lisan maupun tulisan
Meragakan gerak tari kreasi dengan unsur pendukung tari

Peta Konsep

Guru   dapat   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi


pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan bab 6 semester 1 tentang
unsur   pendukung   tari   kreasi.   Guru   juga   dapat   menjelaskan   tujuan
pembelajaran   sehingga   peserta   didik   mengetahui   kompetensi   apa   yang
akan   dicapai   dan   dikuasai.   Guru   berdasarkan   alur   pembelajaran   dapat
menginformasikan kepada peserta didik bahan dan media yang dibutuhkan
sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar.

Seni Budaya 69
Di unduh dari : Bukupaket.com
Alur Pembelajaran

Iringan Tari

Unsur Pendukung Tari ProperƟ Tari

Tata Rias dan


Busana tari
Kreasi

Tempat Pentas

Tata Lampu dan


Tata Suara

Meragakan
Gerak Tari Kreasi
dengan unsur
pendukung

Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa adalah:


Mengamati berbagai unsur pendukung tari kreasi dengan mengamati
gambar atau literatur dan sumber yang lainnya.
Menonton berbagai macam pertunjukan tari kreasi baik melalui video
maupun melalui pertunjukan langsung yang ada di daerah siswa berada.
Mendiskusikan unsur pendukung tari kreasi.
Melakukan gerakan-gerak yang diamati dan ditonton melalui video dan
pertunjukan tersebut dengan menggunakan unsur pendukung tari.
Menampilkan karya seni tari kreasi sesuai dengan unsur pendukung tari.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Proses Pembelajaran I

Guru   mendorong   siswa   agar   dapat   menggali   informasi   yang


berkaitan dengan  unsur pendukung  tari.  Guru dapat  mengajak siswa
untuk melakukan kegiatan berikut:
Melakukan   pengamatan   dengan   cara   membaca   dan   menyimak   dari
kajian literatur/media tentang pengetahuan unsur pendukung tari
kreasi,   yaitu   iringan   tari,   properti   tari,   tata   rias   dan   busana   tari
kreasi, tempat pentas, tata lampu dan tata suara, agar terbangun
rasa ingin tahu.
Mengamati   gambar   tari   gaya   kreasi   dengan   menggunakan   unsur
pendukung   tari   berdasarkan   buku   teks   dan   sumber   bacaan/media
dengan cermat dan teliti serta penuh rasa ingin tahu. Setelah itu guru
dapat   membuka  diskusi  dalam  kelas  agar  siswa  dapat   saling  belajar
dari teman­teman sekelasnya.  Melalui  kegiatan  ini diharapkan  siswa
mendapatkan wawasan mengenai unsur pendukung tari kreasi.
Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan dari hasil pengamatannya
mengenai unsur pendukung tari kreasi yang ada di daerah­daerah lain
dan   negara­negara   selain   Indonesia,   iringan   tari   kreasi   tari,   properti
tari, tata rias dan busana tari kreasi, tempat pentas, tata lampu dan
tata suara. Berikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman
sekelas   tentang   gambar­gambar   unsur   pendukung   tari   kreasi   yang
diamati. Berikan juga kesempatan kepada mereka untuk bekerja sama
dengan   adil,   misalnya   saling   memberikan   informasi   mengenai   unsur
pendukung tari kreasi yang terdapat pada gambar. Setiap siswa atau
kelompok   siswa   akan   melakukan   gerak   tari   kreasi   dengan
menggunakan unsur pendukung tari yang terdapat pada gambar. Pada
akhir   pembelajaran   siswa   atau   kelompok   siswa   dapat
menginformasikan dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Guru dapat membimbing peserta didik untuk melakukan aktivitas
pembelajaran bentuk penyajian teater kreasi. Pada proses pembelajaran
ini   guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah   pembelajaran   dengan
menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta didik diminta membentuk kelompok diskusi
Berdasarkan   gambar   gerak   tari   kreasi   yang   di   tampilkan   oleh   guru,
peserta didik diminta mengamati dan mengidentifikasi jenis unsur
pendukung tari gaya kreasi dan fungsi unsur pendukung tari.

Seni Budaya 71
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pada   bagian   ini   terdapat   lembar   kerja.   Peserta   didik   diminta
menuliskan hasil kegiatan identifikasi unsur pendukung tari gaya
kreasi pada lembar kerja.
Peserta didik diminta mempresentasikan hasil pengamatannya.
Kegiatan   dirancang   dalam   bentuk   diskusi   untuk   mengembangkan
kemampuan   komunikasi,   kerja   sama,   toleransi,   disiplin,   dan
tanggung   jawab.   Peserta   didik   diberi   motivasi   agar   aktif   dalam
berdiskusi   serta   berusaha   menjadi   pendengar   yang   baik   sebagai
bentuk pengembangan perilaku sosial.
Peserta   didik   diminta   mengungkapkan   perasaannya   saat   bekerja
berkelompok   serta   perasaannya   terhadap   keragaman   unsur
pendukung tari gaya kreasi.
Guru   menjadi   fasilitator.   Guru   mengondisikan   peserta   didik   untuk
melakukan diskusi dengan baik serta memotivasi peserta didik yang
pasif dalam berdiskusi agar berani mengemukakan pendapat serta
menerima pendapat orang lain.

Proses Pembelajaran II

Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak
dicapai,   maka   langkah   selanjutnya   adalah   membimbing   peserta   didik
untuk   bisa   menguasai   materi   pembelajaran.   Guru   dapat   membimbing
peserta   didik   untuk   melakukan   aktivitas   pembelajaran   mengenai   unsur
pendukung tari kreasi, yaitu iringan tari, properti tari, tata rias dan busana
tari   kreasi,   tempat   pentas,   tata   lampu   dan   tata   suara.   Pada   proses
pembelajaran   ini   guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah   pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang unsur pendukung tari
kreasi, yaitu iringan tari, properti tari, tata rias dan busana tari kreasi,
tempat pentas, tata lampu dan tata suara, melalui membaca buku atau
literatur menyusun gerak tari dan video karya sen tari. Pada kegiatan
ini, guru dapat memberi motivasi sehingga timbul rasa keingintahuan
tentang unsur pendukung tari.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan   dapat   bereksplorasi
dengan melakukan kegiatan gerak tari dengan menggunakan unsur
pendukung   tari.   Setelah   melakukan   gerak   tari   dengan
menggunakan   unsur   pendukung   tari,   maka   setiap   peserta   didik
dapat mengkomunikasikan gerak tari dengan menggunakan unsur
pendukung tari. Sebagai panduan bekerja bisa mengikuti langkah­

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
langkah kerja yang ada dalam buku siswa, atau mengikuti langkah­
langkah kerja hasil pengamatan.
Peserta didik dapat mengomunikasi hasil kerjanya dengan cara 
mempresentasikan hasil kerjanya.

Informasi Untuk Guru

Seni Musik sebagai Pengiring Tari
Tari dan unsur pendukung berdampingan erat karena dapat membantu
gerak lebih teratur dan ritmis. Musik dalam tari dapat pula memberikan
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang dipadukan menjadi satu
kesatuan yang hidup. Keselarasan mengandung maksud agar antara jiwa
dan   melodi   lagu   dengan   gerak   tari   yang   diiringinya   selaras   sehingga
penonton   merasakan   keindahan   melalui   pendengaran.   Keserasian
dimaksudkan   adanya   kecocokan   antara   musik   unsur   pendukung   dengan
gerak tari melalui indera penglihatan penonton dan koreografer karya seni
itu sendiri. Sedangkan  keseimbangan adanya  kecocokan rasa musikalitas
dengan   yang   diiringinya   yaitu   tari.   Melalui   musik   sebagai   unsur
pendukung tari ini pula pesan atau makna gerak yang ingin disampaikan
akan lebih komunikatif, artinya tari tersebut memiliki jiwa atau roh dalam
pengungkapannya
Unsur pendukung tari
Unsur pendukung merupakan partner tari, yang pada umumnya 
berfungsi sebagai penguat atau pembentuk suasana.
Unsur pendukung dalam tari dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Unsur pendukung internal: unsur pendukung yang dihasilkan 
dari dalam tubuh si penari.
Unsur pendukung eksternal: unsur pendukung yang dihasilkan 
dari luar si penari.
Fungsi Unsur pendukung:
Sebagai pengiring tari
Sebagai   pengiring   tari   berarti   peranan   musik   hanya   sebagai
mengiringi   atau   menunjang   penampilan   tari.   Meskipun   fungsi
musik sebagai mengiringi tetapi harus bisa memberikan dinamika
atau membantu memberikan daya hidup sebuah tarian.

Seni Budaya 73
Di unduh dari : Bukupaket.com
Menciptakan suasana
Musik sebagai pemberi suasana tari dalam hal ini fungsi musik
dipergunakan   untuk   mewujudkan   suasana   agung,   sedih,
gembira,  tenang,   bingung,  gaduh,   dan sebagainya.   Pentingnya
musik sebagai pemberi suasana harus tetap mengacu pada tema
atau isi dari tarian tersebut.
Seni Rupa sebagai Properti atau Setting Panggung
Properti merupakan semua jenis peralatan yang dibutuhkan untuk
dipergunakan  dalam pergelaran karya tari baik dipakai oleh penari atau
sebagai  properti panggung   dalam  penataan   setting  panggung.  Contohnya
selendang, bakul, kipas, tombak, panah, keris, dan sarung. Kebutuhan
properti tentu saja disesuaikan dengan tema tari yang dibawakan.

Tata Busana sebagai kostum tari
Tata   busana   atau   kostum   merupakan   semua   yang   dipakai   oleh
penari di atas panggung, dari kepala sampai dengan ujung kaki, kostum
digolongkan menjadi lima bagian, yaitu pakaian dasar, pakaian kaki,
pakaian tubuh, pakaian kepala, dan aksesori.

Tata Rias sebagai Rias Tari
Bagi seorang penari, tata rias merupakan hal yang sangat penting.
Tata rias juga merupakan hal yang paling peka di hadapan penonton,
karena   penonton   biasanya   sebelum   menikmati   tarian   selalu
memperhatikan wajah penarinya, baik untuk mengetahui tokoh/peran
yang sedang dibawakan maupun untuk mengetahui siapa penarinya.
Fungsi tata rias adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi
karakter   tokoh   yang   sedang   dibawakan,   untuk   memperkuat   ekspresi
dan untuk menambah daya tarik penampilan. Dalam pertunjukan tari,
perlu diperhatikan prinsip­prinsip penataan tari antara lain:
Rias hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran
Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan
Jelas garis­garis yang dikehendaki
Ketepatan pemakaian desain rias

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tata Lampu/Cahaya dan Tata Suara
Sarana   dan   prasarana   dalam   sebuah   pertunjukan   merupakan
perlengkapan   untuk   memberikan   kenikmatan   dan   kenyamanan   bagi
penontonnya serta untuk menunjang kualitas pertunjukan. Sarana dan
prasarana yang ideal bagi sebuah pertunjukan tari adalah bila gedung
pertunjukan   telah   dilengkapi   dengan   peralatan   yang   menunjang
penyelenggaraan   pertunjukan,   khususnya   tata lampu  dan  tata suara.
Tata lampu berfungsi untuk memberikan penerangan pada penari dan
menghidupkan suasana sehingga penonton dapat lebih menikmati dan
menghayati tarian yang dipentaskan. Sedangkan tata suara berfungsi
sebagai pengatur didalam bunyi atau volume dalam sebuah pertunjukan.

Tempat Pentas
Tempatpentasmerupakantempatatauruanggunamenyelenggarakan
pertunjukan   karya   seni.   Di   Indonesia,   kita   dapat   mengenal   bentuk­
bentuk   tempat   pertunjukan   (pentas),   yaitu   seperti   lapangan   terbuka
atau arena terbuka, pendapa, dan panggung Prosenium.

Gambar 5.1 Bentuk Pentas Arena Terbuka, Candi Prambanan.
Sumber: Kemendikbud

Seni Budaya 75
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar 5.2 Bentuk Pentas Tertutup
(Proscenium), Gedung Kesenian Jakarta.
Sumber: Kemendikbud

Gambar 5.3 Bentuk Pentas Pendopo, Kraton Yogyakarta.
Sumber: Kemendikbud

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses Pembelajaran III

Berlatih gerak tari kreasi dengan menggunakan unsur pendukung
tari yang akan dipraktikkan yaitu tari kreasi.
Pembelajaran   berikutnya   adalah   pembelajaran   yang   melibatkan
seluruh   siswa   dalam   kelas.   Guru   dapat   melakukan   hal­hal   sebagai
berikut:
Siswa melakukan pengamatan melalui video tari kreasi.
Siswa mengikuti gerak tari kreasi dengan cara berpasangan.
Siswa dapat mempraktikkan gerak tari kreasi dengan 
menggunakan hitungan.
Siswa dapat mempraktikkan gerak tari kreasi baik secara 
berpasangan atau berkelompok.

Informasi Untuk Guru

Berikut   adalah   contoh   tari   kreasi   yang   berkembang   dari   negara


Amerika Latin, yaitu Tari Cha­Cha. Guru dapat memilih tarian kreasi yang
lainnya sesuai dengan perkembangan tari kreasi yang ada di daerah
masing­masing.

Gambar 5.4 Tari Cha –Cha Berpasangan
Sumber: Kemendikbud

Ketika tarian ini dilakukan secara berpasangan saling berhadapan,
maka tarian ini harus dilakukan oleh masing­masing pasangan dengan
cara berlawanan. Jika yang satu maju, maka yang lain mundur. Jika
yang satu bergerak ke kanan, maka yang lain bergerak ke arah kiri, dst.

Seni Budaya 77
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tahap 1
Sikap awal : Berdiri tegak kedua kaki sejajar. Kedua lengan bebas di 
samping badan siku ditekuk.
Hitungan 1 : Langkahkan kaki kiri ke belakang/mundur.
Hitungan 2 : Langkahkan kaki kanan ke belakang/mundur melewati
kaki kiri.
Cha 1 :  Langkahkan lagi kaki kiri ke  belakang  (mundur)
melewati  kaki  kanan  dengan  memindahkan  berat
badan pada kaki kiri, kaki kanan lepas dari lantai.
Cha 2 :  Pijakkan kaki kanan di tempat dengan memindahkan
berat badan pada kaki kanan.
Cha 3 : Pijakkan kaki kiri di tempat dengan memindahkan
berat badan pada kaki kiri.
Hitungan 5   :  Langkahkan kaki kanan ke belakang/mundur
Hitungan 6   : Langkahkan kaki kiri ke belakang/mundur melewati
kaki kanan.
Cha 1 :  Langkahkan lagi kaki kanan  ke  belakang/mundur
melewati kaki kiri dengan memindahkan berat badan
pada kaki kanan, kaki kiri lepas dari lantai.
Cha 2 : Pijakkan kaki kiri di tempat dengan memindahkan
berat badan pada kaki kiri.
Cha3 :  Pijakkan kaki kanan di tempat dengan memindahkan
berat badan pada kaki kanan diikuti pemindahan berat
badan pada kaki kanan.
Tahap 2
Sikap awal :  Berdiri tegak kedua kaki sejajar. Kedua lengan bebas di
samping badan siku ditekuk.
Hitungan 1   :  Langkahkan kaki kiri ke samping kiri.
Hitungan 2   : Langkahkan kaki kanan ke samping kiri di samping
kaki kiri.
Cha 1 :  Langkahkan kaki kiri ke samping  kiri  dengan
memindahkan berat badan pada kaki kiri. Kaki kanan
lepas dari lantai, berat badan pindah pada kaki kiri.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Cha2 :  Pijakkan kaki kanan di tempat, dengan memindahkan
berat badan pada kaki kanan, berat badan pindah ke
kaki kanan.
Cha 3 : Pijakkan kaki kiri di tempat dengan memindahkan
berat badan pada kaki kiri, berat badan pindah pada
kaki kanan.
Hitungan 5   :  Langkahkan kaki kanan ke samping kanan.
Hitungan 6   : Langkahkan kaki kiri ke samping kanan di sisi kaki
kanan.
Cha 1 :  Langkahkan lagi kaki kanan ke samping kanan dengan
memindahkan berat badan pada kaki kanan, kaki kiri
lepas dari lantai.
Cha 2 : Pijakkan kaki kiri di tempat dengan memindahkan
berat badan pada kaki kiri, diikuti pemindahan berat
badan pada kaki kiri.
Cha 3 :  Pijakkan kaki kanan di tempat dengan memindahkan
berat badan pada kaki kanan.

Langkah   irama   Cha   cha   sebenarnya   merupakan   pola   langkah


empat, yang dapat diiringi oleh irama lagu berbirama 4/4. Bedanya,
pada langkah cha cha, 2 ketukan terakhir dijadikan 3 ketukan yang
nilainya   sama,   sehingga   tidak   lagi   di   hitung   1,   2,   3,   dan   4,
melainkan dihitung: 1, 2, cha cha cha. Langkah ini dipandang cukup
sulit   untuk   dikuasai,   karena   adanya   perubahan   kecepatan   serta
arah langkahnya pada satuan polanya. Misalnya, ketika hitungan 1
dan 2 lambat, pada hitungan cha cha cha gerakannya lebih cepat.
Dalam   hal   arah  juga  demikian,   hitungan   1  ke  depan,   hitungan   2
mundur (atau kembali ketempat), dan cha cha cha di tempat.

Interaksi dengan Orang Tua

Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat
dilakukan   melalui   komunikasi   melalui   telepon,   kunjungan   ke   rumah,
atau   media   sosial   lainnya.   Guru   juga   dapat   melakukan   interaksi
melalui   lembar   kerja   peserta   didik   yang   harus   ditandatangani   oleh
orang   tua   murid   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun
keterampilan.   Melalui   interaksi   ini   orang   tua   dapat   mengetahui
perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

Seni Budaya 79
Di unduh dari : Bukupaket.com
No. Pernyataan Ya Tidak

Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh­sungguh
untuk dapat menguasai unsur pendukung tari.

Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan
penuh perhatian sehingga dapat menguasai materi 
unsur pendukung tari.
Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai 
dengan materi pelatihan.
Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan gerak tari 
dengan menggunakan unsur pendukung tari.

Saya bisa bekerjasama dalam kelompok pelatihan gerak tari 
dengan menggunakan unsur pendukung tari.

Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam
pelatihan gerak tari dengan menggunakan unsur 
pendukung tari.

Saya menghargai teman­teman dalam melaksanakan gerak tari 
dengan menggunakan unsur pendukung tari.

Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

Guru   dapat   mengembangkan   evaluasi   pembelajaran   sesuai


dengan   topik   dan   pokok   bahasan.   Evaluasi   pembelajaran   yang
dikembangkan dapat berupa test dan nontest. Test dapat berupa
uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontest dapat berupa lembar
kerja,   kuesioner,   proyek,   dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus
mengembangkan   rubrik   penilaian   sesuai   dengan   materi   yang
diajarkan.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Uji Kompetensi

Pengetahuan

Jelaskan yang dimaksud dengan unsur pendukung tari!
Sebutkan dan jelaskan enam unsur pendukung tari kerasi!
Sebutkan enam jenis properti tari kreasi!
Jelaskan yang dimaksud dengan iringan (musik) internal dan 
eksternal!
Jelaskan yang dimaksud dengan panggung arena dan panggung 
prosenium!

Praktik

Tugas kelompok:
Buatlah gerakan tari kreasi baru dengan iringan musik Pop judul
lagu   “Bendera”   dari   Coklat   hasil   kreasi   kalian   dan   lagu   sirih
kuning selanjutnya tampilkan di depan kelas.

Seni Budaya 81

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seni Budaya 83

Di unduh dari : Bukupaket.com


Rubik Guru

Guru   dapat   mengembangkan   indikator   penilaian   untuk   setiap


aspek   yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa
yang   ingin   dinilai   dan   dicapai   oleh   peserta   didik.   Berdasarkan   uji
kompetensi   yang   dikembangkan   pada   Bab   VI,   guru   dapat   membuat
rubrik seperti tertera di bawah ini.

Contoh Rubrik Evaluasi
Sikap
Proaktif

No. Indikator Penilaian Proaktif

1 Berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi satu
indikator
2 Mampu menggunakan Skor 2 jika terpenuhi dua
kesempatan indikator
3 Memiliki prinsip dalam Skor 3 jika terpenuhi tiga
bertindak (tidak ikut­ikutan) indikator
4 Bertindak dengan penuh Skor 4 jika terpenuhi semua
tanggung jawab indikator

Kerja sama

No. Indikator Penilaian Kerjasama


Terlibat aktif dalam Skor 1 jika 1 atau tidak ada
1. indikator yang konsisten
bekerja kelompok
ditunjukkan peserta didik
2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2 indikator konsisten
tugas sesuai kesepakatan ditunjukkan peserta didik
Bersedia membantu
3. orang lain dalam Skor 3 jika 3 indikator konsisten
satu kelompok yang ditunjukkan peserta didik
mengalami kesulitan
4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten
teman lain ditunjukkan peserta didik

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tes Tulis Uraian
Apa yang anda ketahui tentang iringan tari?

Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian
Skor 1 jika jawaban tentang iringan tari sesuai artinya saja.
Skor 2 jika   jawaban   tentang   iringan   tari   dengan   tepat
tetapi tidak disertai dengan penjelasannya.
Skor 3 jika   jawaban   iringan   tari   dengan   tepat   beserta
penjelasannya   sebagai   metode   dalam   melakukan
gerak tari dengan iringan tari.
Skor 4 jika   jawaban   tentang   iringan   tari   dengan   tepat
beserta   penjelasannya   sebagai   metode   melakukan
gerak   tari   dengan   menggunakan   iringan   menjadi
sebuah   karya   seni   pertunjukan   yang   baik   dan
mendapatkan   hasil   yang   maksimal   beserta
penjelasan ketika diaplikasikan pada bidang lain.

Format Penilaian Praktik
Mata pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Nama :
Kelas :

No Aspek Penilaian Skor (1–5)
1 2 3 4 5
Teknik

Konsep

Prosedur

Penggunaan bahan dan alat

Pola lantai

Nilai Estetis

Total Skor

Seni Budaya 85
Di unduh dari : Bukupaket.com
F. Remedial

Kemampuan   para   siswa   tentu   saja   berbeda   satu   sama   lain.   Bagi
siswa­siswa   yang   kurang   dapat   menguasai   konsep   ini,   guru   dapat
mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan  materi
disertai   dengan   pendekatan­pendekatan   yang   lebih   memperhatikan
hambatan yang dialami siswa atau kelompok siswa dalam memahami
materi   pembelajaran.   Misalnya,   membimbing   pemahaman   siswa   atau
kelompok siswa dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling
sederhana sampai yang agak sulit. Contoh­contoh yang diberikan dapat
berupa   gambar   maupun   audiovisual.   Pendekatan   lain   yang   dapat
dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak
memberi   perhatian   kepada   siswa   atau   kelompok   siswa   tersebut   yang
dilakukan   secara   lebih   menyenangkan   atau   non­formal.   Pendekatan
yang menyenangkan atau non­formal ini dapat dilakukan guru dengan
tujuan agar siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih termotivasi
untuk   mencari   informasi   yang   mereka   butuhkan,   bertanya,   dan
mengemukakan   pendapat,   sehingga   mereka   dapat   membentuk   suatu
pola lantai tari dan menyusun gerak tari berdasarkan kumpulan data
yang mereka peroleh. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk
mengukur   kembali   tingkat   pemahaman   siswa   atau   kelompok   siswa
tersebut terhadap sub­materi pembelajaran.

G. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi
diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru   dapat   mencari   materi
pengayaan   dari   media   dan   sumber   belajar   lain.   Guru   juga   dapat
meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan
topik dan materi yang dipelajari.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Bab VII
Dasar Pemeranan
Teater
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret   (meng­
gunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)
dan   ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi   dan   menghargai   keragaman   dan
keunikan   karya   seni   Teater   berdurasi   pendek   sebagai   bentuk
rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.
2.1 Menghayati   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli,
kerja sama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif   dengan   lingkungan   sosial,   budaya,   dan   alam   dalam
berapresiasi dan berkreasi seni.
3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dasar seni peran sesuai
kaidah pementasan drama musikal dan atau operet.

Seni Budaya 87
Di unduh dari : Bukupaket.com
4.1 Memeragakan adegan drama musikal dan/atau operet sesuai konsep,
teknik dan prosedur seni peran.

B. Proses Pembelajaran

Informasi untuk Guru
Guru   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi
pembelajaran   yang   akan   dipelajari   sesuai   dengan   Bab   VII   tentang
Dasar Pemeranan Teater. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran
sehingga peserta didik mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai
dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran yang ada, maka guru juga
menginformasikan kepada peserta didik tentang jadwal pertemuan dan
pelatihan yang akan dikerjakan oleh peserta didik.
Materi Dasar Pemeranan Teater terdiri dari atas subbab pembelajaran
dan   ini   bisa   diajarkan   dalam   tiga   kali   pertemuan.   Pertemuan   pertama
membahas masalah pengetahuan olah tubuh dan keterampilan olah tubuh
sebagai   dasar   pemeranan.   Pertemuan   kedua   membahas   masalah
pengetahuan   olah   vokal   dan   keterampilan   olah   vokal   serta   pertemuan
ketiga membahas masalah pengetahuan olah rasa dan praktik olah rasa.
Tujuan dari pembelajaran Dasar Pemeranan Teater ini adalah:
Mendeskripsikan berbagai dasar pemeranan.
Mengidentifikasikan berbagai dasar pemeranan dalam kehidupan 
keseharian.
Mengeksplorasi berbagai dasar pemeranan dalam pelatihan pemeranan.
Mengasosiasikan dasar pemeranan berdasarkan olah tubuh, olah suara,
dan   olah   rasa   dengan   sikap   dan   kehidupan   sosial   budaya   di
masyarakat.
Mengomunikasikan dasar pemeranan secara sederhana dengan bahasa 
lisan maupun tulis serta praktik kerja.
Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa adalah:
Mengamati berbagai gerak dan cara bicara orang­orang di sekelilingmu.

Menonton   berbagai   macam   pertunjukan   teater   baik   melalui   video


maupun   melalui   pertunjukan   langsung   yang   ada   di   daerah   siswa
berada.
Mendiskusikan kenapa orang­orang itu bisa bergerak dan bersuara 
yang berbeda­beda.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Melakukan gerakan­gerakan yang diamati dan ditonton melalui video 
dan pertunjukan tersebut.
Melakukan   latihan­latihan   sesuai   dengan   petunjuk   latihan   yang   ada
dalam  bab  Dasar  Pemeranan Teater   berdurasi  pendek  pada buku
siswa.

Proses pembelajaran I

Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak


dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk bisa menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran I. Pada proses
pembelajaran ini, guru dapat mengikuti langkah­langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang olah tubuh melalui
membaca buku atau literatur, atau melihat video olah tubuh. Pada
kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan tentang olah tubuh.
Peserta didik setelah melakukan pengamatan dapat bereksplorasi dengan
melakukan   olah   tubuh,   baik   seperti   hasil   pengamatan   maupun   bisa
mengikuti langkah­langkah yang ada dalam buku siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasi olah tubuh dengan cara 
memperagakan.

Materi dan Aktivitas Pembelajaran I

Lakukan latihan olah tubuh ini mulai dari pemanasan, kemudian 
diteruskan dengan latihan inti dan pendinginan.
Latihan olah tubuh bisa mengikuti instruksi yang ada dalam buku ini 
atau bisa menggunakan sumber yang lain.
Lakukan latihan ini dengan cara bertahap dan jangan terburu­buru.
Mintalah bimbingan gurumu bila ada instruksi latihan ini yang belum 
kamu pahami atau belum dimengerti.
Diskusikan hasil latihanmu dengan teman­temanmu dan guru 
pembimbingmu.

Seni Budaya 89
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mintalah evaluasi dari guru pembimbingmu maupun teman­temanmu 
tentang latihan yang kamu lakukan.

Olah Tubuh

Pemeran   sebagai   elemen   penting   dalam   sebuah   pementasan


seharusnya   dapat   menguasai   tubuh,   emosi,   dan   intelektualnya.
Penguasaan  tubuh   sangat  erat  dengan   olah   tubuh  yaitu   bagaimana  cara
mendayagunakan   organ   tubuh   untuk   mencapai   kekuatan,   kelenturan,
ketahanan, dan keterampilan tubuh sehingga mampu menciptakan setiap
gerak   yang   dibutuhkan   dalam   pementasan.   Olah   tubuh   bagi   seorang
pemeran   sama   halnya   seperti   seorang   seniman   keramik   menyiapkan
adonan   tanah   liat   yang   diaduk­aduk   diremas   dan   digiling   sebelum
membentuk keramik yang diinginkan. Latihan olah tubuh akan membuat
pemeran   sadar   bahwa   tubuh   dan   gerakan   yang   dilakukan   tidak   saling
terjadi   pertentangan.   Ia   akan   dapat   merasakan   bahwa   setiap   bagian
tubuhnya akan menjalankan fungsi aktif dalam menempuh ruang.
Latihan   olah   tubuh   ini   dilakukan   dengan   tiga   tahap,   yaitu:
Peregangan atau pemanasan (warm­up), yaitu serial dari gerakan tubuh
dimaksudkan   untuk   meningkatkan   sirkulasi   dan   meregangkan   otot
dengan   progresif   (bertahap).   Olah   tubuh   inti   yaitu   serial   pokok   dari
gerakan   yang   akan   dilatih   sesuai   dengan   tujuan.   Pendinginan   atau
peredaan   (warm­down)   yaitu   serial   pendek   gerakan   latihan   yang
bertujuan untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan
dan   menggunakan   kehangatan   tubuh   dan   memberi   kesempatan   otot­
otot untuk mengambil manfaat dari latihan.
Latihan Olah Tubuh
1.) Latihan Pemanasan

Peregangan   atau   pemanasan   (warm­up)   yaitu   serial   dari   gerakan


tubuh   dimaksudkan   untuk   meningkatkan   sirkulasi   dan   meregangkan
otot dengan progresif (bertahap).
Latihan Leher
Miringkan kepala ke bahu kiri dan tahan selama 8 hitungan.

Miringkan kepala ke bahu kanan dan tahan selama 8 hitungan.
Tengokkan kepala ke bahu kiri dan tahan selama 8 hitungan.

Tengokkan kepala ke bahu kanan dan tahan selama 8 hitungan.

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tundukkan   kepala   ke   depan   dan   dagu
menyentuh dada dan tahan selama 8
hitungan.
Dongakkan kepala ke belakang, dan 
tahan selama 8 hitungan.
Latihan Jari dan Pergelangan Tangan

a.1 a.2 a.3

a.4
a.5 a.6

Sumber: Kemendikbud

Tautkan jari­jari tangan kiri dan kanan, 
putar telapak tangan menjauhi tubuh,
luruskan lengan­
lengan dan regangkan b.1
selama 8 hitungan.
2. Tekan telapak tangan
kanan dengan tangan
kiri dan regangkan
pergelangan tangan,
pertahankan selama 8
hitungan.
b.2 b.3
3. Tekan telapak tangan
kiri dengan tangan
kanan dan regangkan
pergelangan tangan, 
pertahankan selama 
8 hitungan.
Sumber: Kemendikbud

Seni Budaya 91
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tekan   punggung   tangan   kanan   dengan   tangan   kiri   dan
regangkan   pergelangan   tangan,   pertahankan   selama   8
hitungan.
Tekan   punggung   tangan   kiri   dengan   tangan   kanan   dan
regangkan   pergelangan   tangan,   pertahankan   selama   8
hitungan.

b.4 b.5

Sumber: Kemendikbud

Latihan Siku
Fleksi siku dengan cara tangan  c . 1
kiri memegang pergelangan 
tangan kanan dan melipat 
tangan kanan sampai jari 
tangan kanan menyentuh 
pundak, pertahankan sampai 
8 hitungan. Lakukan 
bergantian dengan tangan 
kanan yang memegang 
pergelangan tangan kiri.
Ekstensi siku dengan cara  c . 2
menjulurkan tangan kanan ke 
depan lurus dan tangan kiri 
menyangga siku tangan kanan, 
pertahankan selama 8 
hitungan. Lakukan bergantian 
dengan tangan kiri.
Sumber: Kemendikbud

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Latihan Bahu
Silangkan lengan­lengan di  d.1
depan tubuh dan gengamlah
bahu­bahu yang 
berlawanan, pertahankan 
selama 8 hitungan.
Letakkan siku kanan di 
belakang kepala dan 
d.2
gunakan tangan kiri untuk
membuat topangan 
regangan, pertahankan 
selama 8 hitungan dan 
lakukan berganti. d.3
Letakkan satu tangan di atas 
kepala dan di belakang 
punggung. Cobalah untuk 
mempertemukan jari­jari 
tangan, buatlah regangan 
dan tahan selama 8 
hitungan dan lakukan 
bergantian.
Sumber: Kemendikbud

e. Latihan Tubuh
1. Tangan di pinggang dan e.1
bengkokkan badan ke
samping kanan, tahan
selama 8 hitungan.
Dilanjutkan ke samping
kiri, tahan selama 8
hitungan, ke belakang
tahan selama 8 hitungan,
dan ke depan tahan Sumber: Kemendikbud
selama 8 hitungan.

Seni Budaya 93
Di unduh dari : Bukupaket.com
2. Kedua tangan e.2
berjabatan (kedua
telapak rapat) dan
lengan­lengan di atas
kepala, bengkokkan
ke samping kanan
dan tahan selama 8
hitungan, dilanjutkan
ke sebelah kiri dengan Sumber: Kemendikbud
hitungan yang sama.
Lakukan 2 kali.
Latihan Tungkai Kaki dan Punggung
Berdiri dan buka kaki sejauh +
f . 1
100 cm. Capailah tungkai 
kaki kanan, tahan selama 
8 hitungan, lakukan 
bergantian dengan 
mencapai tungkai kaki kiri.
f . 2
Berdiri dan buka kaki sejauh
+ 100 cm, capailah 
bagian tengah dengan 
membungkukkan badan 
ke depan, tahan selama 8
hitungan.
Latihan Pergelangan Kaki Sumber: Kemendikbud

Fleksikan pergelangan kaki, 
gunakan kedua tangan  g.1
untuk memberikan tekanan
regangan, tahan selama 8 
hitungan.
Ekstensikan pergelangan kaki, 
gunakan kedua tangan 
g.2
untuk melemaskan, tahan 
selama 8 hitungan.

Sumber: Kemendikbud

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Fleksikan lutut kanan, 
g.3
gunakan kedua tangan 
untuk menarik lutut ke 
dada, dan tahan selama 
8 hitungan.
Ekstensikan lutut kanan  g.4
dan tahan selama 8 
hitungan.
Lakukan poin 3 dan 4 pada 
Sumber: Kemendikbud
lutut kiri.
Inti
Olah tubuh inti yaitu serial pokok dari gerakan yang akan dilatih
sesuai   dengan   tujuan   yang   ingin   dicapai.   Tulang   belakang   seorang
pemeran   mempunyai   kedudukan   yang   sangat   penting,   karena   pose
tubuh yang diciptakan oleh pemeran tergantung dari kelenturan tulang
belakangnya. Rangkaian latihan inti ini akan difokuskan pada latihan
kelenturan tulang belakang, yaitu:
a. Cembung, Cekung, dan Datar Tulang Belakang
Bertopang   pada   tangan   dan   lutut   di   atas
a.1
lantai   dan   bungkukkan   punggung
Anda.   Bengkokkan   tulang   ekor   Anda
turun   dan   ke   dalam,   bulatkan   tulang
punggung dibagian dada dan bahu serta
turunkan   kepala   dan   leher   Anda.
Bentuklah   punggung   anda   ke   dalam
posisi secembung­cembungnya. a.2

Angkat   bagian   tulang   ekor   Anda,


kosongkan   tulang   punggung
bagian   dada   dan   bahu,   dan
tegakkan leher serta kepala Anda.
Bentuklah   punggung   Anda   ke
a.3
dalam posisi secekung­cekungnya.
Turunkan   pinggul,   luruskan   tulang
punggung   bagian   dada   dan   bahu
sehingga   membentuk   garis   lurus
dan   tulang   ekor.   Turunkan   leher
secukupnya   agar   berada   dalam Sumber: Kemendikbud
satu   garis   lurus   dengan   tulang
punggung di bagian bahu.

Seni Budaya 95
Di unduh dari : Bukupaket.com
Lakukan   latihan   di   atas   dalam   tempo   yang   lambat   pada   tahap
permulaan,   dan   yang   terpenting   adalah   Anda   dapat   merasakan
pergerakan   ruas   demi   ruas   tulang   punggung.   Setelah   Anda   dapat
merasakan dengan betul, tingkatkan kecepatannya dan secara bertahap
melambat kembali sampai diam.
Menggulung dan Melepas
Berdiri   dengan   kedua   kaki b.1
direnggangkan.   Turunkan   pinggul
dan   merendahlah   sampai   jongkok
dengan   bertumpukan   kekuatan
daya dukung lutut.
Bungkukkan   tubuh   bagian   atas,   tarik
tulang   ekor   masuk   ke   arah   dalam b.2
lalu pelan­pelan duduklah di lantai.
Luruskan   kedua   kaki   dan   gerakkan
tulang   punggung   ke   belakang,
sehingga   seluruh   punggung
terletak di lantai dengan tenang.
Gulung   seluruh   tulang   punggung   ke b.3
depan   mulai   dari   kepala,   leher,
tulang   punggung,   dan   ekor
sehingga membungkuk di atas kaki
dan regangkan ke depan.
b.4
Pelan­pelan   berdiri   sampai   tegak   dan
mulai jalan dalam gaya lamban.
Ulangi   latihan   ini   sampai   dapat
merasakan fungsi ruas­ruas tulang
b.5
belakang.

Sumber: Kemendikbud

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
c.  Ayunan Bandul Tubuh Atas
1. Berdiri dengan posisi melangkah c . 1
dan angkatlah kedua lengan tinggi
di atas kepala.
2. Bengkokkan  tubuh  bagian  atas
yang lurus itu sehingga membentuk
sudut yang tepat dengan kaki Anda.
Rasakan ketegangan kerena tetap
mempertahankan melurusnya
tulang punggung pada posisi ini. c . 2

Lutut­lutut   dibengkokkan   sedikit,


biarkan tubuh bagian atas terjatuh
memberat   dari   bagian   tengah
tulang   punggung   dan   kemudian
ayunkan  mendekati  dan menjauhi
kaki.

c . 3
Lengan­lengan  harus  mengikuti
tubuh bagian atas dan ikut terayun
maju   dan   mundur.   Jangan   naikkan
tubuh bagian atas. Ayunan ini akan
mampu menaikkan tulang punggung
hanya sejauh sudut membengkoknya
yang tepat dari ayunan itu bermula. c . 4

5. Panjang   ayunan   harus   tetap   sama


dan   harus   mampu   membulat   dan
meluruskan   tulang   punggung.
Membulat,   ketika   batang   tubuh
bagian   atas   menjauh,   dan   melurus,
ketika   tulang   punggung   mengayun Sumber: Kemendikbud
ke depan dan menjauh kalau kedua
lengan   berada   di   belakang.
Membulat  lagi  ketika   batang   tubuh
bagian atas jatuh lagi, dan melurus,
ketika tulang punggung mengayun ke luar dan menjauh lagi
ketika kedua lengan berada di depan.
Seni Budaya 97

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pendinginan
Rangkaian latihan ini terdiri dari:
a. b.
Berdiri tegak, kaki dibuka + 60 cm,
badan   condong   ke   kiri,   kaki
kanan lurus dan kaki kiri agak
ditekuk ke bawah, tangan kanan
lurus ke atas di samping kepala
dan   tangan   kiri   ditempelkan
pada   paha   kaki   kiri,   tahan
sampai 8 hitungan.
Ganti badan condong ke kanan. c.

Posisi   berdiri   masih   sama   tetapi


badan   tegak   di   tengah   dan
kedua   lengan   direntangkan  kiri
dan   kanan   lurus   bahu,   kaki
agak   ditekuk   ke   bawah   dan
lakukan   gerakan   mengeper   ke
Sumber: Kemendikbud
atas dan bawah, lakukan selama
8 hitungan.
Posisi   berdiri   masih   sama,   kedua d.

tangan   lurus   ke   atas  kepala   dan


condongkan  badan  ke kiri, tahan
sampai   8   hitungan.   Ganti   badan
condong   ke   kanan   dengan
hitungan yang sama.
Posisi   berdiri   masih   sama,
silangkan  tangan  kanan  sejajar
e.
bahu di depan dada ke arah kiri
dan   tangan   kiri   membantu
peregangan   tepat   pada   siku,
tahan sampai 8 hitungan. Ganti
tangan   kiri   dengan   hitungan
yang sama.
Sumber: Kemendikbud

Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
f. Posisi   berdiri   masih   sama,
tangan kanan lurus ke atas di f.
samping   kepala   dan   tangan
kiri   menekan   kepala   kearah
kiri, tahan sampai 8 hitungan.
Ganti   tangan   kiri   lurus   dan
tangan kanan menekan kepala
ke   arah   kanan   dengan
hitungan yang sama.
g. Posisi   berdiri   masih   sama,
langkahkan   kaki   kanan   ke
belakang, lutut kanan ditekuk g.
serong   kanan,   kaki   kiri
bertumpu   pada   tumit,   badan
condong   ke   depan,   kedua
telapak   tangan   menempel   di
atas kedua paha dan ayunkan
ke bawah sampai 8 hitungan.
Ganti   dengan   kaki   kiri   ke
belakang   dengan   hitungan
yang sama.
h.
h. Posisi   berdiri   masih   sama,
tangan di samping badan, mulai
tangan   diangkat   lurus   ke   atas
kepala sambil menghirup napas
dalam   4   hitungan   dan
menurunkan   tangan   sambil
mengembuskan   napas   dalam   4
hitungan.   Lakukan  gerakan  ini
4   kali   dan   gerakan   yang
terakhir   dibarengi   dengan
menutup kaki. Sumber: Kemendikbud

Seni Budaya 99

Di unduh dari : Bukupaket.com


Proses Pembelajaran II

Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak


dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk bisa menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran II. Pada proses
pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah­langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   olah   vokal
melalui membaca buku atau literatur, atau melihat video olah
vokal. Pada kegiatan ini guru dapat memberi motivasi sehingga
timbul rasa keingintahuan tentang olah vokal.
Peserta  didik  setelah   melakukan   pengamatan  dapat   bereksplorasi
dengan   melakukan   olah   vokal,   baik   seperti   hasil   pengamatan
maupun bisa mengikuti langkah­langkah yang ada dalam buku
siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasi olah vokal dengan cara 
memperagakan.

Materi dan Aktivitas Pembelajaran II

Lakukan  latihan  olah vokal  ini mulai dari  pernapasan,  kemudian


diteruskan   dengan   latihan   organ   produksi   suara   dan   latihan
vokal.
Latihan olah vokal bisa mengikuti instruksi yang ada dalam buku 
ini atau bisa menggunakan sumber yang lain.
Lakukan latihan ini dengan cara bertahap dan jangan terburu­buru.
Mintalah bimbingan gurumu bila ada instruksi latihan yang belum 
kamu pahami atau belum dimengerti.
Diskusikan hasil latihanmu dengan teman­temanmu dan guru 
pembimbingmu.
Mintalah evaluasi dari guru pembimbingmu maupun teman­
temanmu tentang latihan yang kamu lakukan.

100 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
2. Olah Suara
Proses  dalam   pementasan   teater   adalah   proses   komunikasi,   yaitu
proses transformasi informasi antara komunikator (pengirim pesan) dan
komunikan   (penerima   pesan).   Komunikasi   yang   dilakukan   oleh
komunikator menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa verbal dan bahasa
nonverbal.   Bahasa   verbal   yaitu   bahasa   yang   berupa   kata­kata   yang
dianut   oleh   seorang   dalam   suatu   budaya   tertentu.   Misalnya,   bahasa
Indonesia,   bahasa   Jawa,   bahasa   Inggris   dan   bahasa­bahasa   lain   di
dunia.   Bahasa   tubuh   yang   biasa   disebut   dengan  gesture,   yaitu   sikap
atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan menimbulkan
bahasa tubuh (body language). Bahasa tubuh ini juga dipengaruhi oleh
budaya   tertentu,   karena   bahasa   tubuh   tidak   bersifat   universal.
Misalnya,   ‘mengangguk’,   di   Indonesia   diartikan   sebagai   persetujuan,
sedangkan di India diartikan sebagai penolakan.
Ucapan   yang   dilontarkan  oleh  seorang  pemeran   mempunyai   peranan
yang sangat penting dalam pementasan teater. Hal ini disebabkan dalam
dialog   banyak   terdapat   nilai­nilai   yang   sangat   bermakna.   Jika   lontaran
dialog   tidak   sesuai   sebagaimana   mestinya,   maka   nilai   yang   terkandung
tidak   dapat   dikomunikasikan   kepada   penonton,   dan   ini   merupakan
kesalahan yang fatal bagi seorang pemeran.
Komunikasi   verbal   yang   dilakukan   oleh   pemeran   memerlukan
berbagai   persiapan   agar   kualitas   suara   yang   dihasilkan   dapat
mendukung   komunikasi.   Suara   adalah   hal   lain   yang   penting   dalam
kegiatan pementasan teater menyangkut segi auditif atau sesuatu yang
berhubungan   dengan   pendengaran.   Dalam   kenyataannya,   suara   dan
bunyi itu sama, yaitu hasil getaran udara yang datang dan menyentuh
selaput   gendang   telinga.   Akan   tetapi,   dalam   konvensi   pementasan
teater,   kedua   istilah   tersebut   dibedakan.   Suara   merupakan   produk
manusia   untuk   membentuk   kata­kata,   sedangkan   bunyi   merupakan
produk benda­benda.
Suara dihasilkan oleh proses mengencang dan mengendornya pita
suara, sehingga udara yang lewat berubah menjadi bunyi beserta organ
artikulasi   manusia   di   dalam   mulut   maupun   hidung   dan   dibedakan
dengan   bunyi­bunyian   lain   yang   bukan   dihasilkan   organ   artikulasi.
Dalam kegiatan pementasan teater, suara memegang peranan penting,
karena   digunakan   sebagai   bahan   komunikasi   yang   berwujud   dialog.
Permainan dialog ini merupakan salah satu daya tarik dalam membina
konflik­konflik dramatik.
Seni Budaya 101

Di unduh dari : Bukupaket.com


Suara manusia adalah lambang komunikasi dan dijadikan lambang
benda, gerak, rasa, dan buah pikiran, baik yang abstrak maupun yang
konkret   sehingga   menjadi   alat   tukar   pikiran   untuk   menyampaikan
informasi. Unsur dasar dari bahasa lisan adalah suara, dan prosesnya
adalah suara dijadikan kata dan kata­kata disusun menjadi frasa serta
kalimat yang kesemuanya dimanfaatkan dengan aturan tertentu yang
disebut gramatika atau paramasastra.

3. Pernapasan
Pernapasan   adalah   peristiwa   menghirup   udara   dari   luar   yang
mengandung   oksigen   ke   dalam   tubuh   serta   mengembuskan   udara   yang
banyak mengandung karbon dioksida. Proses menghirup udara ini disebut
inspirasi   dan   proses   mengembuskan   udara   ini   disebut   ekspirasi.   Fungsi
dari   dari  pernapasan  ini   secara   fisiologi  adalah  mengambil  oksigen  yang
kemudian   dibawa   oleh   darah   ke   seluruh   tubuh   untuk   pembakaran   serta
mengeluarkan   karbondioksida   yang   terjadi   dari   sisa   pembakaran,
kemudian   dibawa   oleh   darah   ke   paru­paru   untuk   dibuang.   Di   dalam
pementasan teater, pernapasan ini berhubungan dengan produksi suara.

4. Diksi

Diksi   berasal   dari   kata  dictionary  (kamus),   yaitu   pemilihan   kata


untuk mengekspresikan ide­ide yang tepat dan selaras. Diksi dapat juga
diartikan   sebagai   kata­kata   sebagai   satu   kesatuan   arti,   tetapi   dalam
pelatihan ini, diksi (diction) dimaksudkan sebagai latihan mengeja atau
berbicara   dengan   keras   dan   jelas.   Latihan   diksi   berfungsi   untuk
memberi  kejelasan suara dari kata yang diucapkan.  Banyak pemeran
yang   menyangka   bahwa  untuk   dapat   didengar   hanya   perlu  berbicara
keras,  padahal  yang dibutuhkan  tidak sekedar  itu, tetapi dibutuhkan
pengucapan   yang   jelas.   Dalam   bahasa   Indonesia,   huruf   yang   hampir
sama pengucapan dan terdengarnya adalah huruf p dengan b, t dengan
d, dan  k  dengan  g. Latihan diksi ini dimulai dari membedakan huruf,
kemudian diaplikasikan pada kata dan kalimat dari huruf tersebut.

5. Intonasi

Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan
nada   dalam   melafalkan   kata­kata,   sehingga   tidak   datar   atau   tidak
monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi

102 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
dalam   berbicara.   Fungsi   dari   intonasi   adalah   membuat   pembicaraan
menjadi menarik, tidak membosankan, dan kata­kata atau kalimat yang
kita   ucapkan   lebih   mempunyai   makna.   Intonasi   berperan   dalam
pembentukan suatu makna kata, bahkan bisa mengubah makna suatu
kata.

6. Artikulasi
Artikulasi adalah hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana
mengatakannya,   karena   artikulasi   adalah   satu   ekspresi   gestur   yang
kompleks. Latihan artikulasi adalah latihan tentang kejelasan bunyi suara
yang dikeluarkan oleh organ produksi suara. Bunyi suara yang kita kenal
meliputi   bunyi   suara   nasal   (di   rongga   hidung),   dan   bunyi   suara   oral   (di
rongga mulut). Bunyi nasal muncul ketika langit­langit lembut di rongga
mulut diangkat dan diturunkan,  dan  membuka  jalan  untuk aliran udara
lewat menuju rongga hidung dan disana udara beresonansi menghasilkan
bunyi. Bunyi nasal meliputi huruf m, n, ny, dan ng. Bunyi suara oral dibagi
menjadi   dua,   yaitu   bunyi   suara   vokal   dan   bunyi   suara   konsonan.   Bunyi
vokal   atau   huruf   hidup   diproduksi   dari   bentuk   mulut   yang   terbuka,
misalnya a, i, u, e, o, dan diftong (kombinasi dua huruf hidup, misalnya au,
ia,  ai,  ua,  dan  lain­lain).  Bunyi  konsonan diproduksi  ketika  aliran  napas
dirintangi atau tertahan di mulut.
Bunyi   konsonan   dipengaruhi   oleh   posisi   di   mana   aliran   udara
dirintangi dan berapa besar rintangannya, misalnya gutural yaitu bagian
belakang   lidah   menyentuh   bagian   belakang   mulut   akan   menghasilkan
bunyi kebisingan yang nonverbal. Palatal belakang yaitu bagian belakang
lidah   diangkat   dan   bersentuhan   dengan   langit­langit   lembut   akan
menghasilkan   huruf   seperti  g.   Palatal   tengah   yaitu   bagian   tengah   lidah
diangkat dan bersentuhan dengan langit­langit keras akan menghasilkan
bunyi  k.   Dental   yaitu   lidah   digunakan   bersama   dengan   bagian   gusi
belakang gigi depan di atas dan menghasilkan bunyi  t. Labial, yaitu bibir
bagian bawah bersatu dengan gigi bagian atas untuk membuat bunyi huruf
f atau bibir dengan bibir bersatu untuk membuat bunyi huruf b.
Latihan Olah Suara
Persiapan Latihan Olah Suara a. 
Pernapasan Dada
Ciri dari pernapasan dada adalah pada waktu kita menghirup 
udara, maka rangka dada terbesar bergerak membesar akibat dari
Seni Budaya 103

Di unduh dari : Bukupaket.com


rongga yang terisi oleh udara yang banyak. Latihlah sampai nafas 
dada ini terkuasai.
1). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan udara ke rongga dada, tahan, embuskan. Lakukan
latihan ini 8 kali pengulangan.
2). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan udara ke rongga dada, tahan, dan embuskan sambil
berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
3). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan udara ke rongga dada, tahan, dan embuskan sambil
membunyikan   huruf   vokal.   Lakukan   latihan   ini   8   kali
pengulangan.
b. Pernapasan Perut
Ciri dari pernapasan perut adalah pada waktu kita menghirup
udara,   maka   rongga   perut   akan   membesar   dan   mengeras   karena
terisi oleh udara yang banyak. Pernapasan ini juga ditandai dengan
naik turunnya sekat diafragma yang terdapat di antara rongga dada
dan rongga perut.
1). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan udara ke rongga perut, tahan, embuskan. Lakukan
latihan ini 8 kali pengulangan.
2). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan udara ke rongga perut, tahan, dan embuskan sambil
berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
3). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan udara ke rongga perut, tahan, dan embuskan sambil
membunyikan   huruf   vokal.   Lakukan   latihan   ini   8   kali
pengulangan.
Pernapasan Diafragma
Di dalam latihan ini, fokus napas diarahkan pada sekat antara
rongga dada dan rongga perut yang disebut dengan sekat diafragma.
Ciri   dari   napas   diafragma   adalah   otot­otot   sekat   diafragma   akan
menegang,   dan   otot­otot   samping   bagian   pinggang   akan
mengembang   ketika   kita   menghirup   udara.   Pernapasan   ini
sebenarnya gabungan napas dada dan napas perut. Latihlah sampai
napas diafragma ini terkuasai.

104 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
1). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan   udara   ke   rongga   dada   dan   rongga   perut   sehingga
sekat   difragma   mengeras,   tahan,   embuskan.   Lakukan
latihan ini 8 kali pengulangan.
2). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan   udara   ke   rongga   dada   dan   rongga   perut   sehingga
sekat   difragma   mengeras,   tahan,   dan   embuskan   sambil
berdesis. Lakukan latihan ini 8 kali pengulangan.
3). Posisi   berdiri   tegak   dan   tarik   napas   panjang,   langsung
alirkan  udara  ke  rongga  dada  dan  rongga  perut,  sehingga
sekat   difragma   mengeras,   tahan,   dan   embuskan   sambil
membunyikan   huruf   vokal.   Lakukan   latihan   ini   8   kali
pengulangan.
Senam Lidah
1). Lidah dijulurkan sejauh mungkin, tahan, dan tarik sedalam
mungkin.
2). Lidah dijulurkan dan arahkan ke kanan dan ke kiri secara
bergantian.
3). Lidah dijulurkan dan putar searah jarum jam terus
kebalikannya.
4). Bibir dikatupkan, rahang diturunkan dan lidah diputar di
dalam mulut searah jarum jam terus kebalikannya.
5). Lidah ditahan di gigi seri, terus entakkan.

6). Membunyikan errrrr................, errrrrrr................ berulang­


ulang. Latihan ini berfungsi untuk melemaskan lidah.
7). Ucapkan dengan cepat: fud...fud...fud...fud...fud...dah –
fud...fud...fud...fud...fud...dah. Lakukan latihan ini sesering 
mungkin.
Senam Rahang Bawah
1). Gerakkan rahang bawah dengan cara membuka dan menutup.
2). Gerakkan rahang bawah ke kiri dan kanan secara bergantian.

3). Gerakkan rahang bawah ke depan dan ke belakang secara
bergantian.
4). Gerakkan rahang bawah melingkar sesuai dengan arah 
jarum jam dan ke arah sebaliknya.
Seni Budaya 105

Di unduh dari : Bukupaket.com


5). Ucapkan dengan riang, ceria, gembira dan rileks: da....da....
da....da..... da.....da.... kemudian la....la.....la....la.....la....
la. Latihan ini bisa dengan huruf konsonan yang lain yang 
digabung dengan huruf vokal a
Latihan Tenggorokan

1). Ucapkan lo...la...le...la...lo...­ lo...la...le...la...lo...­ lo...la...le...
la...lo... lakukan latihan ini dengan santai, semakin lama 
semakin keras tetapi tenggorokan jangan tegang.
2). Nyanyikan dengan tenggorokan tetap terbuka la...la...la...
la...laf... – la...la...la...la...los... – la...la...la...la...lof...
Latihan Teknik Olah Suara a. 
Berbisik
Dalam latihan ini, yang diutamakan adalah kontraksi otot­otot 
bibir, wajah, dan rahang.
1). Lafalkan   huruf   vokal   (a...i...u...e...o...)   tanpa   mengeluarkan
suara.
2). Lafalkan huruf c... d... l... n... r... s... t... tanpa mengeluarkan
suara. Latihan ini juga berfuungsi untuk melenturkan lidah.
3). Lafalkan huruf konsonan dengan tanpa mengeluarkan suara.
4). Lafalkan   kata   dan   kalimat   pendek   tanpa   mengeluarkan
suara.   Latihan   ini   diutamakan   pengejaan   tiap   suku   kata,
baik dalam kata maupun dalam kalimat.
Bergumam
1). Tarik napas, tahan, dan embuskan dengan cara bergumam,
fokus gumaman ini pada rongga dada. Rasakan getaran 
pada rongga dada pada waktu kita bergumam.
2). Tarik napas, tahan, dan embuskan dengan cara bergumam,
fokus gumaman ini pada batang tenggorokan atau trakea. 
Rasakan getaran pada batang tenggorokan pada waktu kita 
bergumam.
3). Tarik napas, tahan, dan embuskan dengan cara bergumam,
fokus gumaman ini pada rongga hidung atau nasal. Rasakan
getaran pada rongga hidung pada waktu kita bergumam, 
biasanya ujung hidung kita akan terasa gatal.
106 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bersenandung
1). Tarik napas, tahan, dan embuskan sambil bersenandung.
Lakukan latihan ini mulai dari nada rendah sampai nada 
yang tinggi. Misalnya, dengan suku kata NA 
disenandungkan sesuai dengan tangga nada (do, re, mi, fa, 
sol, la, si, do). Lakukan 8 kali pengulangan.
2). Tarik napas, tahan, dan embuskan sambil bersenandung
dengan tidak sesuai tangga nada.
Latihan Artikulasi
Latihan bunyi suara Nasal

1). Tarik napas dan embuskan sambil melafalkan huruf m, n, ny,


ng.
2). Lakukan latihan melafalkan huruf tersebut sampai
menemukan cara mengucapkan yang benar.
Latihan bunyi suara Oral
1). Tarik napas dan embuskan sambil melafalkan huruf vokal 
(a, i, u, e, o) terputus­putus, lakukan 8 kali latihan.
2). Tarik napas dan embuskan sambil melafalkan huruf vokal 
dengan cara menyambung, lakukan 8 kali latihan.
3). Tarik napas dan embuskan sambil melafalkan huruf diftong 
(au, ia, ai, ua dan lain), lakukan 8 kali latihan.
4). Tarik napas dan embuskan sambil melafalkan huruf konsonan 
(b, c, d, f, g dan seterusnya), lakukan 8 kali latihan.
5). Tarik napas dan embuskan sambil melafalkan huruf f, g, k, 
t, b sebanyak 8 kali latihan.
Latihan Diksi

Latihan membedakan huruf p dengan b, t dengan d, dan k dengan g.
Latihan membedakan huruf p, b, t, d, k, dan g dengan cara 
mengombinasikan.
Latihan   ini   dilakukan   dengan   cara   menggabungkan   huruf­huruf
tersebut   di   atas   dengan   huruf   vokal.   Misalnya  pa  dengan  ba
atau ta dengan da, ki dengan gi dan seterusnya.

Seni Budaya 107


Di unduh dari : Bukupaket.com
d. Latihan diteruskan dalam bentuk kata, misalnya:
­ Apabila ­ Perpustakaan
­ Begitu ­ Kudengar
­ Menyambut ­ Luput

Cari kata­kata yang lainnya, yang mengandung huruf P, B, T, 
D, K, dan G.
Intonasi
Jeda (pemenggalan kalimat)
1). Susunlah kalimat pendek dan ucapkan, misalnya: berapa
lama saya harus menunggu.
2). Ucapkan kalimat tersebut, tetapi gunakan jeda di antara
kata lama dan saya.
3). Susunlah kalimat pendek lainnya dan gunakan sebagai
latihan jeda.
Tempo (cepat dan lambatnya ucapan)
1). Susunlah kalimat pendek dan ucapkan, misalnya: Siapa
bilang itu tidak bisa.......... dilakukan.
2). Ucapkan kalimat tersebut, dan ketika mengucapkan kata
dilakukan, ucapkan dengan cara dieja per suku kata.
3). Lakukan latihan dengan kalimat yang lain dan tentukan
kata yang akan dieja.

Materi dan Aktivitas Pembelajaran III

Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak


dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk bisa menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran III. Pada proses
pembelajaran ini, guru dapat mengikuti langkah­langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   olah   rasa
melalui membaca buku atau literatur, atau melihat video olah
rasa. Pada kegiatan ini guru dapat memberi motivasi sehingga
timbul rasa keingintahuan tentang olah rasa.

108 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Peserta didik setelah melakukan pengamatan dapat bereksplorasi
dengan   melakukan   olah   rasa,   baik   seperti   hasil   pengamatan
maupun bisa mengikuti langkah­langkah yang ada dalam buku
siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasi olah rasa dengan cara 
memperagakan.

Proses Pembelajaran III

Lakukan   latihan   olah   rasa   ini   mulai   dari   konsentrasi,   kemudian


diteruskan dengan latihan imajinasi dan latihan ingatan emosi.
Latihan olah rasa bisa mengikuti instruksi yang ada dalam buku 
ini atau bisa menggunakan sumber yang lain.
Lakukan latihan ini dengan cara bertahap dan jangan terburu­
buru.
Mintalah bimbingan gurumu bila ada instruksi latihan ini yang 
belum kamu pahami atau belum dimengerti.
Diskusikan hasil latihanmu dengan teman­temanmu dan guru 
pembimbingmu.
Mintalah evaluasi dari guru pembimbingmu maupun teman­
temanmu tentang latihan yang kamu lakukan.

Konsentrasi

Pengertian konsentrasi secara harfiah berarti memusatkan pikiran
pada sesuatu, sehingga dalam konsentrasi, ada sesuatu yang menjadi
pusat   perhatian.   Makin   menarik   pusat   perhatian   tersebut,   makin
sanggup ia memusatkan perhatian. Pusat  perhatian seorang pemeran
adalah sukma atau jiwa peran atau karakter yang akan kita mainkan.
Segala   sesuatu   yang   mengalihkan   perhatian   ataupun   yang
mempengaruhi   konsentrasi   seorang   pemeran   atas   karakter   yang
dimainkan,   cenderung   dapat   merusak   proses   pemeranan.   Maka
konsentrasi menjadi sesuatu sangat perlu untuk pemeran.
Tujuan dari konsentrasi ini adalah untuk mencapai kondisi kontrol
mental maupun fisik di atas panggung. Ada korelasi yang sangat dekat
antara   pikiran   dan   tubuh.   Seorang   aktor   harus   dapat   mengontrol
tubuhnya   setiap   saat   dengan   pengertian   atas   tubuh   dan   alasan   bagi
perilakunya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah

Seni Budaya 109


Di unduh dari : Bukupaket.com
kesadaran dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan
konsentrasi pemeran akan dapat mengubah dirinya menjadi orang lain,
yaitu peran yang dimainkan, juga agar pemeran bisa mengalami dunia
yang lain dengan segenap cita, rasa, dan karsanya pada dunia lain itu.

8. Imajinasi

Imajinasi   adalah   proses   pembentukan   gambaran­gambaran   baru


dalam   pikiran,   di   mana   gambaran   tersebut   tidak   pernah   dialami
sebelumnya   atau   mungkin   hanya   sedikit   yang   dialaminya.   Imajinasi
merupakan proses percobaan pemisahan pikiran dan digunakan untuk
menciptakan teori­teori dan ide­ide berdasarkan fungsinya. Ide­ide ini
dapat  membawa kita  ke  dalam  dunia  maya,   dan  selanjutnya  jika  ide
tersebut memungkinkan dan fungsinya nyata maka ide tersebut dapat
diwujudkan ke dalam kenyataan.
Dalam latihan imajinasi akan ditemui imajinasi yang tidak hidup,
dan   imajinasi   yang   lambat.   Untuk   mengatasi   imajinasi   yang   tidak
hidup,   pembimbing   harus   mengarahkan   dan   menghidupkan   imajinasi
peserta   didik   dengan   jalan   memberikan   pertanyaan   yang   bersahaja.
Peserta didik harus memberikan jawaban dengan proses berpikir, kalau
jawaban   tersebut   tanpa   proses   berpikir,   maka   proses   ini   tidak   akan
dapat   mengembangkan   imajinasinya.   Untuk   dapat   mengembangkan
imajinasi,   maka   peserta   didik   harus   mendekati   pokok   pembicaraan
dengan pikirannya dan dengan jalan berpikir logis.
Latihan imajinasi selalu dipersiapkan dan diarahkan dengan cara
sadar   dan   mempergunakan   logika.   Lalu,   peserta   didik   akan   melihat
sesuatu dalam ingatannya atau dalam imajinasinya. Untuk sesaat dia
akan   hidup   di   alam   mimpi,   kemudian   pertanyaan­pertanyaan
dilontarkan untuk membimbing imajinasinya.  Jika  ini  berhasil,  maka
dapat   diulangi   untuk   beberapa   kali,   dan   makin   sering   peserta   didik
dapat   mengingat,   maka   makin   dalam   akar   dalam   ingatannya   dan
makin dalam dia menghayati imajinasi tersebut.
Untuk   menghadapi   imajinasi   yang   lambat   dari   peserta   didik,
pembimbing   tidak   hanya   memberikan   pertanyaan   tetapi   juga
menyarankan   sebuah   jawaban.   Jika   peserta   didik   dapat
mempergunakan jawaban tersebut, maka dia dapat memulai dari sana.
Tetapi, jika peserta didik tidak dapat mempergunakan jawaban tersebut
maka ia akan mengubah dan menggantinya dengan sesuatu yang lain
sampai tercipta sebuah ilusi.

110 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Hal­hal yang perlu diketahui ketika belajar imajinasi:
Imajinasi   menciptakan   hal­hal   yang   mungkin   ada   atau   mungkin
terjadi,   sedangkan   fantasi   membuat   hal­hal   yang   tidak   ada,   dan
tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada. Imajinasi ada tiga
jenis, imajinasi yang memiliki inisiatif, yaitu imajinasi yang dapat
ditumbuhkan   dengan   mudah,   dan   akan   berfungsi   terus­menerus
tanpa   mengenal   lelah,   baik   kita   sedang   bangun   maupun   kita
sedang   tidur.   Imajinasi   yang   tidak   memiliki   inisiatif,   yaitu
imajinasi   yang   mudah   dibangkitkan   dan   bisa   berfungsi   terus
menerus, begitu kita menyarankan  sesuatu kepadanya  (imajinasi
ini bekerja atas dasar paksaan), dan imajinasi  yang  menyulitkan
adalah imajiinasi yang tidak peka pada saran­saran.
Imajinasi   tidak   bisa   dipaksa,   tetapi   harus   dibujuk   untuk   bisa
digunakan. Imajinasi tidak akan muncul kalau kita merenung
tanpa   suatu   objek   yang   menarik.   Objek   ini   berfungsi   untuk
menstimulasi   atau   merangsang   kita   untuk   berpikir,   baik   hal
yang logis maupun yang tidak logis. Dengan kita berpikir, maka
akan terjadi proses imajinasi.
Imajinasi   tidak   akan   muncul   dengan   pikiran   yang   pasif,   tetapi
harus   dengan   pikiran   yang   aktif.   Melatih   imajinasi   sama
dengan   memperkerjakan   pikiran­pikiran   kita   untuk   terus
berpikir. Pikiran ini bisa disuruh untuk mempertanyakan segala
sesuatu.   Dengan   stimulus   pertanyaan­pertanyaan   atau
menggunakan stimulus ”seandainya”, maka akan menimbulkan
atau memunculkan jawaban.
Belajar imajinasi harus menggunakan plot yang logis, dan jangan
menggambarkan suatu objek dengan lebih kurang, umum, kira­
kira.
Untuk membangkitkan imajinasi peran, gunakan pertanyaan; 
siapa, di mana, dan apa.

ingatan Emosi
Emosi secara umum memiliki arti proses fisik dan psikis yang kompleks
yang   bisa   muncul   secara   tiba­tiba   dan   spontan   atau   di   luar   kesadaran.
Kemunculan emosi ini akan menimbulkan respon pada kejiwaan, baik respon
positif maupun respon negatif serta mempengaruhi ekspresi kita. Emosi sering
dikaitkan dengan perasaan, persepsi, atau kepercayaan terhadap objek­objek,
baik itu kenyataan maupun hasil imajinasi.

Seni Budaya 111


Di unduh dari : Bukupaket.com
Ingatan   emosi   adalah   salah   satu   perangkat   pemeran   untuk   bisa
mengungkapkan   atau   melakukan   hal­hal   yang   berada   di   luar   dirinya
(Suyatna Anirun, 1998. hlm.86). Sumber dari ingatan emosi adalah kajian
pada   ingatan   diri   sendiri,   dan   kajian   sumber   motivasi   atau   lingkungan
motivasi   yang   bisa   kita   amati.   Ingatan   emosi   berfungsi   untuk   mengisi
emosi peran yang kita mainkan. Seorang pemeran harus mengingat­ingat
segala emosi yang terekam dalam  sejarah hidupnya,  baik itu merupakan
pengalaman   pribadi   maupun   pengalaman   orang   lain   yang   kita   rekam.
Dengan ingatan emosi ini kita akan mudah memanggil kembali jika kita
perlukan ketika sedang memainkan peran tertentu.
Ingatan   emosi   kita   sangat   dipengaruhi   oleh   waktu,   karena   waktu
adalah penyaring yang bagus untuk perasaan dan kenangan. Waktu juga
mengubah   ingatan­ingatan   yang   realistis   menjadi   kesan.   Misalnya,   kita
melihat   kejadian   yang   sangat   luar   biasa,   maka   kita   akan   menyimpan
ingatan   kejadian   tersebut   tetapi   hanya   ciri­ciri   yang   menonjol   dan   yang
meninggalkan   kesan,   bukan   detai­detailnya.   Dari   kesan   tersebut   akan
dibentuk   suatu   ingatan   tentang   sensasi   yang   mendalam.   Sensasi­sensasi
yang kita simpan tersebut akan saling mengait dan saling mempengaruhi
dan   dijadikan   sintesis   ingatan.   Sintesis   ingatan   inilah   yang   bisa   kita
panggil   kembali   untuk   keperluan   pemeranan,   karena   bersifat   subtansial
dan lebih jelas dari kejadian yang sebenarnya.
Emosi   adalah   segala   aktivitas   yang   mengekspresikan   kondisi   di   sini
dan sekarang dari organisme manusia dan ditujukan ke arah dunianya di
luar. Emosi timbul secara otomatis dan terikat dengan aksi yang dihasilkan
dari   konfrontasi   manusia   dengan   dunianya.   Pemeran   tidak   menciptakan
emosi   karena   emosi   akan   muncul   dengan   sendirinya   lantaran
keterlibatannya dalam memainkan peran sesuai dengan naskah.
Latihan Olah Rasa
Latihan Konsentrasi Pancaindra
Indra Penglihat
1). Amati sebuah benda secara intensif dan deskripsikan pe­
ngamatan anda kepada peserta lain.
2). Lakukan dengan suasana yang santai dan presentasikan
sesuai dengan gaya anda.
3). Latihan diteruskan dengan mengamati sekumpulan benda.
4). Deskripsikan hasil pengamatan tersebut termasuk yang
menjadi ciri khas dari objek pengamatan anda.

112 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
5). Dalam latihan ini, diusahakan dilakukan dengan 
pengamatan yang sangat jeli dan dalam suasana santai.
Indra Pencium
1). Konsentrasilah pada bau yang paling menyengat dan dekat
dengan tubuh kita (latihan diusahakan betul­betul membaui
bukan mengkhayalkan atau berimajinasi tentang bau).
2). Kalau sudah mendapatkan bau tersebut, kemudian simpan
dalam ingatan kita.
3). Latihan dilanjutkan dengan menambahkan jarak dari 
sumber bau. Kemudian, dipresentasikan sesuai dengan gaya
dan cara masing­masing.
4). Latihan indra penciuman ini juga bisa dilakukan 
membedakan bermacan­macam bau.
Indra Pendengaran
1). Konsentrasilah pada sumber suara yang paling lemah dan
dekat dengan kita (latihan ini benar­benar mendengar 
bukan mengkhayal atau berimajinasi)
2). Kalau sudah mendapat bunyi tersebut, kemudian simpan
dalam ingatan kita. Latihan dilanjutkan dengan menambah 
jarak dari sumber bunyi tersebut. Pada sesi terakhir 
presentasikan kepada yang lain sesuai dengan gaya dan 
cara masing­masing.
3). Latihan mendengar ini bisa dilakukan dengan membedakan
bermacam­macam bunyi dan dari sumber apa bunyi 
tersebut. Misalnya berasal dari logam, kayu, batu, 
membran, dan lain­lain.
Indra Pendengaran
1). Konsentrasilah pada sumber suara yang paling lemah dan
dekat dengan kita (latihan ini benar­benar mendengar 
bukan mengkhayal atau berimajinasi)
2). Kalau sudah mendapat bunyi tersebut, kemudian simpan
dalam ingatan kita. Latihan dilanjutkan dengan menambah 
jarak dari sumber bunyi tersebut. Pada sesi terakhir, 
presentasikan kepada yang lain sesuai dengan gaya dan 
cara masing­masing.

Seni Budaya 113


Di unduh dari : Bukupaket.com
3). Latihan mendengar ini bisa dilakukan dengan membedakan
bermacam­macam   bunyi   dan   dari   sumber   apa   bunyi
tersebut.   Misalnya,   berasal   dari   logam,   kayu,   batu,
membran, dan lain­lain.
Indra Perasa atau Peraba
1). Latihan ini difokuskan pada membedakan rasa yang 
tersentuh oleh kulit. Latihan bisa dilakukan dengan cara 
membedakan rasa kasar dan halus, panas dan dingin, keras 
dan lembek dan lain­lain.
2). Ambil sebuah benda dan raba permukaan benda tersebut dari
beberapa sisi, bedakan antarpermukaan tersebut. Rasakan 
betul perbedaan permukaan benda tersebut, kemudian 
deskripsikan dengan cara dan gaya masing­masing.
3). Jalanlah pada berbagai macam permukaan jalan, konsentrasi
pada telapak kaki kita dan bedakan permukaan jalan 
tersebut, simpan ingatan ini sebagai pengalaman batin.
4). Lakukan latihan ini dengan santai dan jangan tergesa­gesa.
Ingat, latihan ini tetap terfokus pada daya konsentrasi kita. 
Ketika melaksanakan latihan jangan berpikir yang macam­
macam.
Latihan Konsentrasi dengan Permainan
1 bebek, 2 kaki, kwek,.....
Buatlah   kelompok   latihan   dan   duduklah   melingkar.   Salah
seorang peserta memulai dengan mengucapkan “satu bebek dua
kaki kwek”, peserta berikutnya mengucapkan “dua bebek empat
kaki kwek”, peserta selanjutnya mengucapkan “tiga bebek enam
kaki   kwek   kwek   kwek”,  demikian   seterusnya   sampai   semua
peserta   medapatkan   gilirannya.   Jika   terjadi   kesalahan   maka
permainan   dimulai   dari   awal.   Permainan   juga   bisa  dilakukan
dengan   instruktur   yang   menunjuk   siapa   peserta   berikutnya
yang mendapat giliran.
Catatan:   Untuk   membuat   variasi   dan   meningkatkan
konsentrasi jenis binatang bisa diganti dengan yang memiliki 4,
6, atau delapan kaki dengan aturan yang sama
Hitung Bilangan Prima
Buatlah kelompok besar. Langkah pertama menjelaskan aturan
main, yaitu semua peserta berhitung mulai dari satu sampai tak
114 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
terbatas.  Setiap  peserta yang  berhitung  dan  mendapat  giliran
pada bilang prima, peserta tersebut tidak menyebutkan angka
tetapi   langsung   teriak   “PRIMA”   terus   dilanjutkan   berhitung
lagi. Misalnya, 1, 2, prima, 4, prima, 6, prima dan seterusnya.
Latihan akan diulang mulai dari satu lagi, apabila ada peserta
yang lupa menyebutkan bilang prima itu dengan angka tersebut
bukan dengan teriak prima.
Catatan:   Latihan   ini   bisa   dimulai   dari   siapa   saja   dan   tidak
harus  yang   mulai   menyebutkan   angka   satu   pada   orang   yang
sama.   Latihan   ini   dilakukan   secara   berurutan   baik   searah
jarum jam maupun kebalikannya.
Boom
Latihan   ini   juga   dilakukan   secara   kelompok   besar.   Aturan
permainannya ialah setiap peserta yang mendapat giliran angka 3
dan   kelipatan   tiga   harus   berteriak   BOOM.   Latihan   dimulai   dari
berhitung mulai dari 1 sampai tak terbatas. Misalnya 1, 2, boom, 4,
5,   boom,   7,   8,   boom,   10,   11,   boom,   dan   seterus.   Latihan   akan
diulang mulai dari satu lagi apatbila ada peserta yang lupa.
Catatan: Latihlah sampai angka tertinggi yang bisa dicapai dalam
latihan tersebut. Semakin tinggi angka yang dicapai, maka tingkat
konsentrasi dari peserta latihan tersebut semakin baik.
Latihan Imajinasi dengan Stimulus
Latihan ini menggunakan benda untuk stimulus imajinasi. Masing­
masing   peserta   memegang   sebuah   benda,   dan   benda   tersebut
diimajinasikan   sebagai   apa   saja.   Dalam   latihan,   gunakan
stimulus   seandainya.   Misalnya,   anda   memegang   sebuah   bola,
maka imajinasikan  ”seandainya”  bola tersebut ingin memakan
anda,   atau   bola   tersebut   mengajak   anda   untuk   berdansa   dan
sebagainya.
Ajaklah teman anda dalam latihan imajinasi ini, seandainya teman
anda itu adalah sebuah tanah liat, atau sebatang kayu, buatlah
sebuah   patung   dari   teman   anda   tersebut.   Lakukanlah   secara
bergantian.
Carilah   benda   dan   benda   itu   bisa   apa   saja   untuk   alat   latihan,
gunakan alat tersebut dan perlakukan benda tersebut sebagai
apa saja. Misalnya, alat itu adalah sepatumu, maka anggaplah
sepatu   itu   menjadi   apa   saja   (sebagai   mobil­mobilan,   sebagai
sapu, sebagai perahu atau mainanmu dan sebagainya).
Seni Budaya 115

Di unduh dari : Bukupaket.com


Latihan Imajinasi Tanpa Stimulus
Jembatan Tali
Bayangkan ada seutas tali yang direntangkan tinggi di atas lantai,
kamu   sedang   berdiri   di   atas   panggung   siap   untuk   mencoba
melintasi   tali   itu.   Kamu   ingin   melintasi   tali   itu   namun   belum
merasakan   kalau   kamu   akan   mampu   melakukannya.   Jangan
terburu­buru, tunggu sampai kamu mendapatkan gambaran yang
jelas tentang hubungan tali tersebut dengan kamu yang berdiri di
atas   panggung.   Jika   kamu   sudah   siap,   mulailah   perjalanan
tersebut.   Kamu   mungkin   menemukan   kesulitan,   tetapi   jangan
berhenti.   kamu   harus   tetap   mencoba,   mencoba   dengan   berbagai
cara.   Jangan   tergesa   dan   tetaplah   berkonsentrasi   pada   perasaan
yang   dirasakan.   Ketika   kamu   sudah   siap,   biarkan   perasaan   itu
membuat   kamu   bergerak.   Kalau   dalam   bayanganmu   merasa
kesulitan, ekspresikan kesulitan tersebut.
Catatan. Jika pengalaman ini dicoba dengan hati­hati, sehingga
tidak   menjadi   sebuah   kegiatan   yang   mekanik,   kebanyakan
orang akan bisa merasakan keterlibatan yang mendalam.
Latihan Ingatan Emosi dengan Rasa
Duduk atau berdiri dengan santai, kemudian ingat emosi kesedihan
yang   mendalam   yang   pernah   dialami.   Latihan   ini   tidak
mengambarkan   kesedihan   tetapi   mengingat­ingat   kesedihan
yang pernah dialami.
Lakukan latihan ini dengan beragam emosi yang ada, misalnya 
marah, gembira, malu, takut, bahagia, dan lain­lain.
Latihan Ingatan Emosi dengan Permainan
Lintasan Emosi
Buat   dua   kelompok   dan   masing­masing   kelompok   saling
berseberangan.   Pembimbing   menentukan   emosi,   misalnya
’sedih’ maka kelompok A mengungkapkan emosi sedih dan
melintas menuju tempat kelompok B, sedangkan kelompok
B   melintas   menuju   tempat   kelompok   A   dengan   emosi
sebaliknya.
Lakukan latihan dengan emosi­emosi yang lain.
Lakukan latihan dengan penghayatan dan ekspresif serta 
jangan terburu­buru.

116 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tergesa­Gesa dan Berhenti
Duduk   atau   berdiri,   bayangkan   kamu   merasakan   perasaan
tergesa­gesa untuk menyelamatkan diri. Ekspresikan perasaan
tersebut dan jangan ditahan. Ekspresikan perasaan ketakutan
dan   keinginan   untuk   menyelamatkan   diri   tersebut.   Biarkan
tangan   dan   kaki   bergerak,   kadang   tergesa­gesa,   kemudian
berhenti atau bergerak dengan hati­hati.

Interaksi dengan Orang Tua

Guru   dapat   melakukan   interaksi   dengan   orang   tua.   Interaksi   dapat


dilakukan melalui komunikasi melalui telepon, kunjugan ke rumah, atau
media sosial lainnya. Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar
kerja peserta didik yang harus ditanda tangani oleh orang tua murid baik
untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi
ini orang tua dapat mengetahui perkembangan anak, baik mental, sosial,
dan intelektual putra putrinya.

No PERNYATAAN YATIDAK
Saya berusaha belajar dan berlatih dengan
sungguh­sungguh untuk dapat menguasai dasar 
pemeranan teater modern.
Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan
dengan penuh perhatian sehingga dapat menguasai 
dasar pemeranan teater modern.
Saya melakukan latihan dengan tepat waktu 
sesuai dengan materi pelatihan.
Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan dasar
pemeranan teater modern.
Saya   bekerja   sama   dalam   kelompok   dalam
pelatihan dasar pemeranan teater modern.
Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam 
pelatihan dasar pemeranan teater modern.
Saya menghargai teman­teman dalam
melaksanakan latihan dasar pemeranan teater 
modern.

Nama Orang Tua Nama Siswa

Seni Budaya 117

Di unduh dari : Bukupaket.com


D. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan
dapat   berupa   tes   dan   nontes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau
pilihan   ganda.   Nontes   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,
dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus   mengembangkan   rubrik   penilaian
sesuai dengan materi yang diajarkan.

Pengetahuan

Apa yang kamu ketahui dengan olah tubuh?
Terdiri dari berapa tahap ketika melakukan olah tubuh?
Mengapa harus melakukan olah tubuh?
Apa yang kamu ketahui dengan olah vokal?
Bagaimana melakukan latihan olah vokal?
Mengapa harus melakukan olah vokal?
Apa yang kamu ketahui dengan olah rasa?
Bagaimana melakukan olah rasa?
Mengapa harus melakukan olah rasa?

Keterampilan

Coba peragakan olah tubuh inti pada ayunan bandul tubuh atas.
Coba peragakan pernapasan diagframa.
Coba peragakan latihan imajinasi tanpa stimulus.

Rubrik Guru

Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan uji kompetensi
yang dikembangkan pada Bab VII, guru dapat membuat rubrik seperti
tertera berikut ini.

118 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sikap
1. Kerja sama

No. Indikator Penilaian Kerjasama

Terlibat aktif dalam bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1. yang konsisten ditunjukkan peserta
kelompok.
didik.
2. Kesediaan melakukan tugas Skor 2 jika 2 indikator kosisten
sesuai kesepakatan. ditunjukkan peserta didik.

Bersedia membantu orang Skor 3 jika 3 indikator kosisten
3. lain dalam satu kelompok
ditunjukkan peserta didik.
yang mengalami kesulitan.

4. Rela berkorban untuk teman Skor 4 jika 4 indikator konsisten
lain. ditunjukkan peserta didik.

Kreativitas

No. Indikator Penilaian


Kreativitas

1. Dapat menyatakan pendapat dengan jelas Skor 1 jika 1 sampai
(ideational fluency). 2 indikator muncul.

2. Dapat menemukan ide baru yang belum Skor 2 jika 3 sampai
dijelaskan guru (originality). 4 indikator muncul.

3. Senang terhadap materi pelajaran dan Skor 3 jika 4 sampai
berusaha mempelajarinya (enjoyment). 5 indikator muncul.

4. Mencoba berulang­ulang untuk menemukan Skor 4 jika 6 sampai
ide yang terbaik (cyclical procedure). 7 indikator muncul.

Seni Budaya 119

Di unduh dari : Bukupaket.com


Tes Tulis Uraian
1. Apa yang anda ketahui tentang olah tubuh?

Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian.
Skor  1  Jika  jawaban   tentang  olah  tubuh  di   bidang  teater   sesuai
artinya saja.
Skor 2 Jika jawaban tentang olah tubuh di bidang teater dengan
tepat dan tidak disertai dengan penjelasannya.
Skor 3 Jika jawaban tentang olah tubuh di bidang teater dengan
tepat beserta penjelasannya sebagai metode pelatihan dasar
pemeranan dan tidak disertai penggunaan olah tubuh pada
bidang yang lain.
Skor 4 Jika jawaban tentang olah tubuh di bidang teater dengan
tepat beserta penjelasannya sebagai metode pelatihan dasar
pemeran dan disertai dengan penggunaan olah tubuh pada
bidang psikologi dan pendidikan atau bidang lain.

Keterampilan

Rubrik Olah Tubuh

Bobot Komponen yang Dinilai Skor Skor yang Dicapai


Maksimum

Persiapan
20%
1. Berdoa 10

2. Mengukur denyut nadi 10

Pelaksanaan

70% 1. Gerak pemanasan 20

2. Gerak inti 30

3. Gerak pendinginan 20

Waktu

10% 1. Sesuai alokasi 10

Skor Total

120 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
F. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi
diberikan secara horizontal, yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru   dapat   mencari   materi
pengayaan   dari   media   dan   sumber   belajar   lain.   Guru   juga   dapat
meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan
topik dan materi yang dipelajari.

Seni Budaya 121

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pembelajaran
Perancangan

Bab VIII Pementasan


A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggun­
akan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) serta
ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,   menggambar,
dan   mengarang)   sesuai   dengan   yang   dipelajari   di   sekolah   dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima,   menanggapi   dan   menghargai   keragaman   dan
keunikan karya   seni   Teater   berdurasi   pendek   sebagai   bentuk
rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.
2.1 Menghayati   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli,
kerja sama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif   dengan   lingkungan   sosial,   budaya,   dan   alam   dalam
berapresiasi dan berkreasi seni.
3.3 Memahami perancangan pementasan drama musikal dan atau
operet sesuai konsep, teknik, dan prosedur.

122 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
4.3 Merancang   pementasan   drama   musikal   dan   atau   operet   sesuai
konsep, teknik, dan prosedur.

B. Informasi Untuk Guru

Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang materi pembelajaran
yang   akan   dipelajari   sesuai   dengan   Bab   VIII   tentang   Perancangan
Pementasan. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga
peserta didik mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai dan dikuasai.
Berdasarkan   alur   pembelajaran   yang   ada,   maka   guru   juga   dapat
menginformasikan   kepada   peserta   didik   tentang   jadwal   pertemuan   dan
pelatihan yang akan dikerjakan oleh peserta didik.
Materi   Perancangan   Pementasan   terdiri   atas   lima   subbab
pembelajaran   dan   dapat   diajarkan   dalam   beberapa   kali   pertemuan.
Pertemuan   itu   membahas   masalah   pengetahuan   manajemen
pertunjukan   teater   berdurasi   pendek   dan   keterampilan   manajemen
pertunjukan teater berdurasi pendek sebagai dasar pementasan, serta
merancang   pembagian   tugas   sesuai   dengan   manajemen   pertunjukan
teater berdurasi pendek. Perancangan Pementasan terdiri atas konsep
manajemen, pengetahuan manajemen produksi dan manajemen artistik,
keterampilan   praktik   manajemen   produksi   dan   manajemen   artistik,
serta pelatihan peran dan racangan tata artistik.
Tujuan dari pembelajaran Rancangan Pementasan ini adalah:

Mendeskripsikan dasar manajemen seni pertunjukan.
Mengidentifikasikan pekerjaan dan aktivitas yang ada dalam produksi 
seni pertunjukan.
Mengeksplorasi berbagai pekerjaan dan aktivitas yang ada dalam 
produksi seni pertunjukan.
Mengasosiasikan pekerjaan dan aktivitas yang ada dalam produksi seni 
pertunjukan dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat.
Mengomunikasikan   jaringan   kerja   sama   dalam   suatu   produksi   seni
pertunjukan   secara   sederhana   dengan   bahasa   lisan,   bahasa   tulis
maupun praktik kerja produksi seni pertunjukan.
Mengidentifikasikan pelatihan pemeranan dan melakukan latihan 
pemeranan sebagai persiapan pementasan.
Mengidentifikasi perancangan tata artistik dan melaksanakan 
perancangan tata artistik.

Seni Budaya 123


Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengasosiasikan perancangan pementasan dengan kehidupan sosial 
budaya di masyarakat.
Mengomunikasikan perancangan pementasan secara sederhana bahasa 
secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa 
adalah:
Mengamati produksi seni pertunjukan, baik secara nyata maupun 
melalui dokumentasi.
Menanyakan dan mendiskusikan proses kerja produksi seni 
pertunjukan.
Mengeksplorasi pekerjan dalam produksi seni pertunjukan.
Membuat kelompok kerja dalam produksi seni pertunjukan.
Mengamati teknik pemeranan melalui pementasan, baik secara 
langsung maupun melalui video.
Merancang pelatihan pemeranan.
Melaksanakan pelatihan pemeranan sebagai persiapan pementasan.
Mengamati perancangan tata artistik sebagai persiapan pementasan.

Merancang tata artistik sebagai persiapan pementasan.
Mempresentasikan hasil kerja dalam produksi seni pertunjukan.

Proses Pembelajaran

Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak


dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk bisa menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta   didik   untuk   melakukan   aktivitas   pembelajaran   manajemen
pertunjukan   teater   berdurasi   pendek.   Pada   proses   pembelajaran   ini,
guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah   pembelajaran   dengan
menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   manajemen
pertunjukan teater berdurasi pendek melalui membaca buku atau
literatur   manajemen   pertunjukan   teater   berdurasi   pendek.   Pada
kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan   tentang   manajemen   pertunjukan   teater   berdurasi
pendek.

124 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan   dapat   bereksplorasi
dengan melakukan kegiatan musyawarah produksi teater berdurasi
pendek.   Setelah   melakukan   musyawarah   produksi,   maka   setiap
peserta   didik   mengambil   bagian   dalam   manajemen   pertunjukan
teater   berdurasi   pendek.   Kegiatan   selanjutnya   adalah
melaksanakan   pekerjaan   sesuai   dengan   pilihan   pekerjaan   yang
diambil.   Sebagai   panduan   bekerja,   dapat   mengikuti   langkah­
langkah kerja yang ada dalam buku siswa atau mengikuti langkah­
langkah kerja hasil pengamatan.
Peserta didik mengomunikasikan hasil kerjanya dengan cara 
mempresentasikan hasil kerjanya.
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   pelatihan
pemeranan   melalui   membaca   buku   atau   literatur,   atau   melihat
video  pelatihan  teknik  pemeranan.   Pada  kegiatan  ini,   guru  dapat
memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa   keingintahuan   tentang
pelatihan teknik pemeranan.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan   dapat   bereksplorasi
dengan   melakukan   latihan   teknik   pemeranan,   baik   seperti   hasil
pengamatan   maupun   bisa   mengikuti   langkah­langkah   yang   ada
dalam buku siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasikan latihan teknik pemeranan 
dengan cara memperagakan.
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   tata   artistik
melalui   membaca   buku   atau   literatur,   atau   melihat   video   tata
artistik. Pada kegiatan ini, guru dapat memberi motivasi sehingga
timbul rasa keingintahuan tentang tata artistik.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan   dapat   bereksplorasi
dengan   melakukan   perancangan   tata   artistik,   baik   seperti   hasil
pengamatan,   maupun   bisa   mengikuti   langkah­langkah   yang   ada
dalam buku siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasi rancangan tata artistiknya dengan 
cara mempresentasikan.

Materi dan Aktivitas Pembelajaran I

Mencari informasi tentang manajemen seni pertunjukan.
Mendiskusikan tentang manajemen seni pertunjukan.

Seni Budaya 125


Di unduh dari : Bukupaket.com
Mendeskripsikan pekerjaan dalam manajemen seni pertunjukan.
Mengklasifikasikan pekerjaan dan penanggung jawab pekerjaan dalam 
manajemen seni pertunjukan.
Membuat kelompok kerja sesuai dengan pekerjaan dalam manajemen 
seni pertunjukan.
Melaksanakan kerja sesuai dengan pekerjaan yang ada dalam 
manajemen seni pertunjukan.

Manajemen

Manajemen   secara   etimologi   berasal   dari   kata  to   manage  yang


berarti   mengatur   atau   merencanakan.   Tujuan   utama   dalam
mempelajari   manajemen   adalah:   Pertama,   agar   orang   atau   kelompok
dapat bekerja secara efisien. Maksudnya, mereka dapat bekerja dengan
suatu   cara   atau   metode   sistematis   sehingga   segala   sumber   yang   ada
(tenaga,   dana,   dan   peralatan)   dapat   digunakan   lebih   baik   dan   akan
mencapai hasil yang diharapkan. Efisiensi ini terjadi jika pengeluaran
lebih kecil dari penghasilan, atau hasil yang diperoleh lebih besar dari
penggunaan sumber yang ada. Kedua, tujuan mempelajari manajemen
agar dalam bekerja atau melakukan usaha dapat dicapai ketenangan,
kelancaran, dan kelangsungan usaha itu sendiri.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan,   pengorganisasian,   pengkoordinasian,   dan   pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif
berarti   bahwa   tujuan   dapat   dicapai   sesuai   dengan   perencanaan,
sementara  efisien  berarti   bahwa  tugas   yang  ada   dilaksanakan   secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen   Seni   Pertunjukan   adalah   proses   merencanakan   dan
mengambil   keputusan,   mengorganisasikan,   memimpin,   dan
mengendalikan   sumber  daya  manusia,   keuangan,  fisik,  dan   informasi
yang   berhubungan   dengan   pertunjukan   agar   pertunjukan   dapat
terlaksana   dengan   lancar   dan   terorganisir.   Manajemen   seni
pertunjukan dapat dipetakan lagi menjadi menajemen organisasi seni
pertunjukan dan manajemen produksi seni pertunjukan.
Manajemen   akan   membantu   organisasi   seni   pertunjukan   di   dalam
mewujudkan   harapannya   untuk   memproduksi   karya   secara   maksimal.
Regulasi ke arah itu diupayakan dengan melalui pemberdayaan berbagai
komponen yang terkait untuk bersinergis dalam membangun jaringan

126 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
yang   tanggap   seperti   proporsi   rumah   laba­laba.   Apabila   berbagai
komponen   pendukung   yang   dirasakan   dapat   digunakan   sebagai
stimulus   dalam   mempermulus   laju   dan   perkembangan   produksi   seni
pertunjukan sebaiknya dilakukan secara komprehensif. Di sini, faktor
keberuntungan,   perencanaan   produksi,   strategi   penerapan   dan
penggunaan   celah   yang   mendatangkan   peluang   bisnis   besar   perlu
diterapkan walaupun pada kapasitas produksi  untuk penyajian karya
seni   sebagai   hobi   saja.   Dengan   demikian   diperlukan   kerja   keras
berbagai   komponen   yang   terlibat   dan   sekaligus   upaya   penanganan
hambatan   harus   diminimalisir   secara   tepat,   sehingga   pelaksanaan
produksi karya seni menjadi pilihan dan harapan bersama.
Di sisi lain masalah manajemen sebagai basis dalam pengelolaan suatu
organisasi   seni   pertunjukan   memiliki   kompetensi   yang   sangat   krusial
dalam   menentukan   laju   dan   arah   pengembangan   dari   suatu   seni
pertunjukan.   Secara   umum   dalam   pengelolaan   terasa   sangat   gampang,
namun   dalam   pelaksanaannya   memerlukan   penanganan   yang   sangat
rumit, butuh perhatian khusus serta lebih diutamakan pada pengalaman
empirik menjadi sumber dalam melaksanakan dan sekaligus menetapkan
keberhasilan produksi karya seni secara proporsional.
Musyawarah produksi seni pertunjukan  bertujuan  untuk membentuk
kelompokkerjadalammemproduksisenipertunjukan.Dalammusyawarah   ini
akan   menentukan   panitia   kelompok   kerja   bagian   produksi   dan   bagian
artistik.   Kepanitian   ini   penting   ditentukan   agar   ada   kesatuan   hati   dan
kesadaran   semua  yang  terlibat   dalam   produksi  seni  pertunjukan  dengan
tujuan   utamanya   membuat   pementasan   yang   berhasil,   baik,   dan   sukses.
Memproduksi   seni   pertunjukan   akan   berhasil   apabila   semua   kelompok
kerja   melaksanakan   pekerjaannya   sesuai   dengan   tugas   dan   tanggung
jawab masing­masing.  Keberhasilan  memproduksi seni pertunjukan  akan
memberikan pembelajaran yang berharga bagi semua kelompok kerja dan
penonton yang akan menikmati produksi tersebut.
Musyawarah   ini   selain   membentuk   kelompok   kerja,   juga
menentukan produksi seni pertunjukan apa yang akan dibuat. Dalam
kelas teater ini kamu akan memproduksi seni teater dan mementaskan
seni teater hasil produksi. Langkah pertama adalah menentukan lakon
cerita yang akan dipentaskan. Pilihlah naskah lakon cerita itu dari hasil
karya   latihan   menulis   naskah   lakon   yang   sudah   dipelajari.   Setelah
menentukan naskah lakon, maka langkah selanjutnya adalah membuat
kelompok kerja produksi seni pertunjukan. Kelompok kerja produksi itu
bisa kamu pelajari sesuai dengan yang terurai di bawah ini.

Seni Budaya 127


Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembagian kerja dalam produksi seni pertunjukan terbagi menjadi dua
bagian besar, yaitu bagian produksi dan bagian artistik. Untuk itu bagilah
pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang ada. Tugas dan tanggung jawab
kelompok kerja produksi seni pertunjukan adalah sebagai berikut:
Kelompok Kerja Manajemen Produksi
Pimpinan Produksi
1). Bertugas mengorganisir semua pekerja dalam pementasan
seni pertunjukan.
2). Bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dan
keberhasilan produksi.
3). Pimpinan produksi juga menjadi ujung tombak terdepan
dalam penyelenggaraan hingga selesainya pementasan 
maupun laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan.
4). Pimpinan produksi harus memahami peran, tugas, dan
tanggung jawabnya sebagai pimpinan dan ia berada di garda
depan produksi seni pertunjukan dalam menjalankan tugas 
produksi.
5). Tugas kontroling kerja kerumahtanggaan, operasional staf,
pemilihan tempat pementasan, hingga standar kualifikasi 
tempat yang digunakan sebagai pertunjukan.
6). Peran  pimpinan  produksi  adalah  menjadi  motor  gerak
bawahan agar seluruh staf mau dan mampu bekerja maksimal,
sehingga sukses dan tercapainya pementasan yang berbobot.
Sekretaris Produksi
1). Tugas sekretaris adalah bertanggung jawab dalam
membukukan dan mencatat semua kegiatan yang 
berhubungan dengan produksi seni pertunjukan.
2). Membuat proposal pementasan, membuat surat­surat yang
berhubungan dengan kegiatan pementasan pertunjukan 
(surat ijin, surat kerja sama, dan lain­lain).
3). Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar serta membuat
rancangan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi
kesekretariatan.
4). Berkoordinasi dengan pimpinan produksi dalam hal
kesekretariatan.

128 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
5). Membuat laporan pekerjaan kepada pimpinan produksi 
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Bendahara
1). Bertanggung jawab terhadap semua hal yang berhubungan
dengan keuangan.
2). Membuat administrasi keuangan produksi seni pertunjukan.
3). Membuat laporan keuangan produksi seni pertunjukan.
4). Berkoordinasi dengan pimpinan produksi dalam hal
kebendaharaan.
Seksi Dokumentasi
1). Bertanggung jawab atas dokumentasi kegiatan baik berupa
visual (foto, gambar, dan dokumen cetak lainnya), audio 
(rekaman suara, rekaman musik, dan lain­lain) serta audio­
visual (videografi, film, dan lain­lain).
2). Merencanakan, melaksanakan, dan menyimpan semua
dokumentasi kegiatan pementasan pertunjukan.
3). Berkoordinasi dengan pimpinan produksi yang berhubungan
dokumentasi.
4). Menyerahkan semua kerja dokumentasi pada pimpinan
produksi agar dapat digunakan untuk keperluan lain 
setelah pementasan pertunjukan.
Seksi Publikasi
1). Bertanggung jawab terhadap segala urusan promosi dari
kegiatan pementasan pertunjukan.
2). Tugasnya adalah merancang publikasi untuk berbagai media,
baik media cetak (koran, majalah, poster, flyer), media audio
(radio), maupun media audio visual (untuk keperluan 
televisi, web internet).
3). Tanggung jawabnya tidak hanya merancang, tetapi juga
melaksanakan dan mewujudkan segala media yang telah 
dirancang dan disepakai oleh tim produksi.
4). Berkoordinasi dengan pimpinan produksi untuk urusan
rancangan dan pelaksanaan publikasi.

Seni Budaya 129


Di unduh dari : Bukupaket.com
Seksi Pendanaan
1). Bertanggung jawab terhadap penyediaan dana yang
dibutuhkan dalam proses dan pelaksanaan pementasan seni
pertunjukan.
2). Berupaya penggalangan dana dalam bentuk uang, tetapi di 
dalamnya tercakup upaya mendapatkan dukungan atau 
bantuan nonuang, seperti sumbangan pemikiran, tenaga, 
pinjaman tempat dan fasilitas.
3). Meyakinkan pada pihak lain mengenai pentingnya visi dan 
misi pertunjukan yang digelar sehingga pihak lain 
teryakinkan untuk mendukung pementasan yang akan 
digelar.
House Manager
1). Bertugas mengemban pelayanan publik serta bertanggung
jawab kepada pimpinan produksi dalam layanan staf 
produksi dan layanan publik.
2). Pelayanan ditujukan kepada seluruh staf produksi yang
bekerja menyelenggarakan produksi seni pertunjukan.
3). Layanan kepada publik diberikan dalam hubungan
pemberian servis kepada penonton mulai dari pembelian 
karcis, pelayanan gedung, hingga kenyamanan penonton 
agar penonton merasa dihargai dan dihormati secara tepat.
4). Tugas pelayanan publik dilakukan mulai dari kenyamanan
menjamu penonton, pelayanan pemesanan karcis, hingga 
suasana pementasan agar berjalan lancar dan nyaman 
menjadi bagian tugas yang harus diciptakan.
5). Pelayanankepada staf produksi dalam bentuk memberikan 
kesejahteraan berupa layanan konsumsi sejak 
penyelenggaraan produksi mulai dari rapat pertama, 
pelatihan, gladi kotor, gladi bersih, pementasan/pertunjukan
hingga acara pembubaran produksi. Layanan tersebut 
terkait dalam bentuk kesejahteraan dan pemenuhan 
konsumsi secara rutin acara kegiatan berlangsung.
6). Hak dan kewajiban pimpinan kerumahtanggaan adalah
berkonsultasi kepada pimpinan produksi dan pimpinan 
artistik dalam hal layanan staf.

130 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
7). Bidang­bidang yang termasuk dalam house manager yaitu:
Seksi Keamanan
a). Menyusun rencana keamanan selama pertunjukan 
berlangsung.
b). Membagi tugas dalam kelompok keamanan.
c). Merencanakan tempat parkir kendaraan selama 
pementasan.
d). Bertanggung jawab dalam hal keamanan selama 
pertunjukan berlangsung.
Seksi Konsumsi
a). Merencanakan konsumsi selama produksi, mulai dari
latihan, pementasan, sampai dengan setelah 
pementasan.
b). Mengatur dan menyediakan konsumsi selama 
produksi.
c). Berkoordinasi dengan house manager tentang 
konsumsi produksi.
Transportasi
a). Merencanakan transportasi selama produksi.
b). Berkoordinasi dengan penyedia transportasi dan 
pengguna transportasi.
Ticketing
a). Merancang tiket yang akan digunakan. 
b). Mencetak tiket yang akan digunakan.
c). Mendistribusikan tiket yang telah dicetak. 
d). Menjual tiket yang telah dicetak.

e). Berkoordinasi dengan house manager dan bendahara 
produksi.
Seksi Gedung
a). Bertanggung jawab pada penyediaan dan perawatan 
gedung untuk latihan.
b). Menyediakan gedung untuk konferensi pers.
Seni Budaya 131

Di unduh dari : Bukupaket.com


c). Bertanggung jawab pada penyediaan dan perawatan 
gedung untuk pementasan.
d). Mengurus perizinan gedung yang akan digunakan 
untuk pementasan.
e). Bertanggungjawab pada perawatan dan kebersihan 
gedung selama digunakan untuk produksi.
Kelompok Kerja Manajemen Artistik
Sutradara atau Konseptor
Membuat konsep pertunjukan.
Mengatur laku atau jalannya pertunjukan.
Memilih lakon yang akan dipentaskan.
Memilih pemain dan melatih pemain sesuai dengan konsep 
pertunjukan.
Membuat konsep artistik dan berdiskusi dengan para penata­
penata artistik.
Pemeran
Membuat konsep pemeranan dengan sutradara.
Menganalisis naskah lakon dengan sutradara sebagai persiapan 
pementasan.
Merancang pemeranan dan dikoordinasikan dengan sutradara.
Melaksanakan observasi pada peran yang akan dimainkan.
Melaksanakan interpretasi hasil observasi agar peran yang 
diobservasi itu menjadi bagian diri pemeran.
Melaksanakan latihan dengan sutradara.
Bermain peran dalam dalam pementasan sesuai dengan hasil 
pelatihan dengan sutradara.
Pimpinan artistik
Bertanggung jawab pada segala artistik karya dan tata urut 
pementasan agar menjadi pementasan yang harmonis.
Bertanggung jawab pada masalah teknis tata letak setting, tata
pencahayaan,   penataan   kostum   pemain,   penataan   rias
pemain, penataan musik dan penataan suara.

132 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengevaluasi   hasil   tata   setting   atau   panggung,   tata   cahaya,
tata   kostum   atau   busana   pemain,   tata   rias   pemain,   serta
tata bunyi dan suara.
Dalam bekerja, pimpinan artistik dibantu oleh:

Stage manager
Mengkoordinasi seluruh bagian yang ada di panggung.

Mengatur urutan pementasan berdasarkan arahan 
pimpinan artistik.
Merumuskan dan menetapkan secara detail tata urutan
pelaksanaan   pementasan,   terutama   pada   konsep
penampilan dan pengisi acara.
Menyusun   secara   detail   peserta   yang   terlibat   dalam
pementasan   dan   peralatan   yang   dibutuhkan   pada
pementasan.
Berkoordinasi dengan pimpinan artistik tentang 
pelaksanaan kerja.
Penata panggung
Merancang tata panggung yang diperlukan dalam 
pementasan karya.
Menyusun kebutuhan peralatan dan properti yang 
digunakan pada pementasan karya.
Melaksanakan penataan panggung sesuai dengan 
rancangan dan persetujuan pimpinan artistik.
Dalam   melaksanakan   kerja   tata   panggung,   penata
panggung dibantu oleh beberapa kru tata panggung.
Berkoordinasi dengan pimpinan artistik bila mengalami 
kendala kerja.
Membuat laporan kerja pada pimpinan artistik.
Penata kostum atau busana
Menganalisis naskah lakon sebagai persiapan 
perancangan penataan kostum atau busana.
Merancang tata kostum atau busana pemeran sesuai 
dengan hasil analisis naskah lakon.
Konsultasi dengan sutradara tentang hasil rancangan 
tata kostum atau busana pemeran.
Seni Budaya 133

Di unduh dari : Bukupaket.com


Mendata kebutuhan alat dan bahan tata kostum atau 
busana yang akan digunakan.
Menyiapkan alat dan bahan tata kostum atau busana.

Menyiapkan dan menata kostum atau busana pemeran
sesuai dengan hasil rancangan yang telah dibuat dan
dibantu oleh kru tata rias.
Membuat laporan kerja pada pimpinan artistik tentang 
hasil kerja penataan kostum atau busana.
Penata rias
Menganalisis naskah lakon sebagai persiapan 
perancangan penataan rias.
Merancang tata rias pemeran sesuai dengan hasil 
analisis naskah lakon.
Konsultasi dengan sutradara tentang hasil rancangan 
tata rias pemeran.
Mendata kebutuhan alat dan bahan tata rias yang akan 
digunakan.
Menyiapkan alat dan bahan tata rias.
Merias pemeran sesuai dengan hasil rancangan yang 
telah dibuat dan dibantu oleh kru tata rias.
Membuat laporan kerja pada pimpinan artistik tentang 
hasil kerja penataan rias.
Penata cahaya
Merancang tata cahaya sesuai dengan hasil analisis 
naskah lakon.
Mendata kebutuhan sumber cahaya sebagai 
pelaksanaan penataan cahaya.
Bertanggung jawab pada gelap terangnya penataan 
cahaya.
Konsultasi dengan pimpinan artistik tentang penataan 
cahaya pada panggung.
Konsultasi dengan sutradara tentang bloking dan 
penataan pemain.
Dalam   melaksanakan   tata   cahaya,   penata   cahaya
dibantu oleh kru atau asisten dalam menata cahaya.
134 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Membuat laporan kerja tentang penataan cahaya 
setelah pelaksanaan pementasan.
Penata bunyi dan suara
Menganalisis naskah lakon sebagai persiapan penataan 
bunyi dan suara.
Merancang tata bunyi dan suara sesuai hasil analisis 
naskah lakon.
Konsultasi dengan sutradara atau konseptor tentang 
penataan bunyi dan suara.
Menyiapkan alat tata bunyi dan suara menjelang 
pementasan.
Melaksanakan   penataan   bunyi   dan   suara   pada   waktu
pementasan   dengan   berpedoman   pada   kualitas   bunyi
dan suara tersebut terdengar jelas, wajar, indah, dan
menarik   serta   memenuhi   standar   level   minimal   dan
terhindar dari noise, distorsi, dan balance.
Dalam melaksanakan tata bunyi dan suara, penata 
dibantu oleh kru atau asisten.
Membuat   laporan   kerja   pada   pimpinan   artistik   dan
sutradara   setelah   melaksanakan   penataan   bunyi
dan suara.
Penata musik dan sound
Menganalisis naskah lakon sebagai persiapan penataan 
musik dan sound.
Merancang musik dan sound sesuai hasil analisis 
naskah lakon.
Konsultasi dengan sutradara atau konseptor tentang 
penataan musik dan sound.
Menyiapkan alat musik dan sound menjelang 
pementasan.
Melaksanakan penataan sound dan musik pada waktu 
pementasan.
Dalam melaksanakan tata sound dan musik, penata 
dibantu oleh kru atau asisten.
Seni Budaya 135

Di unduh dari : Bukupaket.com


Membuat   laporan   kerja   pada   pimpinan   artistik   dan
sutradara   setelah   melaksanakan   penataan   bunyi
dan suara.

Materi dan Aktivitas Pembelajaran II

Carilah informasi tentang latihan teknik pemeranan.
Diskusikan dengan teman­temanmu tentang latihan teknik pemeranan.
Cobalah latihan teknik pemeranan itu dengan teman­temanmu.
Komunikasikan latihan teknik pemeranan kepada guru pembimbing 
dan teman­temanmu.
Cobalah keluar panggung tersebut dengan tergesa­gesa, kemudian
kembali lagi masuk panggung dengan rasa yang bahagia.
A. Pelatihan Pemeran
1. Latihan Teknik Muncul

Teknik muncul (the technique of entrance) menurut Rendra dalam buku
Tentang   Bermain   Drama   (1985,   hlm.12),   adalah   suatu   teknik   seorang
pemeran dalam memainkan  peran untuk pertama kali memasuki sebuah
pentas lakon. Pemunculan pemeran ini bisa diawal pementasan, pada suatu
babak   lakon,   atau   pada   adengan   lakon.   Pemunculan   pemeran   ini   harus
memberikan   gambaran   secara   keseluruhan   terhadap   peran   yang
dimainkan.   Gambaran   itu   bisa   berupa   suasana   batin,   tingkat   emosi,
tingkat   intelektual,   maupun   segi   fisik   dari   peran   yang   dibawakan.
Gambaran   inilah   yang   akan   mempengaruhi   kesan,   penilaian,   dan
identifikasi   penonton   terhadap   peran.   Tanpa   penggambaran   peran   yang
jelas,   penonton   akan   kesulitan   untuk   mengidentifikasi   peran   tersebut.
Latihan teknik muncul ini dilakukan dengan cara:
Cobalah   muncul   dari   sisi   panggung   atau   tempat   yang   digunakan
sebagai   panggung   dengan  tergesa­gesa.  Rasakan  ketergesa­gesaan
tersebut,   kemudian   mintalah   evaluasi   dari   teman­temanmu   atau
guru   pembimbingmu,   apakah   kamu   sudah   terlihat   tergesa­gesa.
Lakukan latihan ini berulang­ulang sampai kamu bisa merasakan
rasa tergesa­gesa tersebut.
Coba ulangi lagi muncul dengan tergesa­gesa, kemudian berhenti dan
lihatlah   di   sekeliling   ruang   panggung   tersebut   yang   diteruskan
dengan mencari sesuatu di panggung tersebut.

136 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Lakukan   latihan   teknik   muncul   ini   dengan   rasa   yang   berbeda­beda,
kadang  sedih, gembira,  marah, malu­malu,  curiga,  lucu,  dan lain­
lain.
Buatlah kelompok latihan dan ajaklah temanmu latihan teknik muncul
ini dengan cara ada yang di luar panggung dan ada yang di dalam
panggung.   Kelompok   yang   di   dalam   panggung   berbicara   bebas
dalam kelompok, kemudian kelompok yang di luar panggung masuk
ke panggung dengan rasa sedih. Kelompok yang di dalam panggung
merespon kelompok yang baru masuk dengan pandangan, kemudian
berbicaralah dengan bebas ketika merespon tersebut.
Latihan   terus   dengan   kelompok   yang   di   dalam   panggung,   kemudian
keluar panggung dengan marah­marah. Responlah kelompok yang
marah­marah tersebut dan lihatlah ketika keluar panggung.
Latihlah   dengan   kelompok   yang   di   dalam   panggung   merasakan
kesedihan   yang   luar   biasa,   kemudian   kelompok   yang   di   luar
panggung masuk ke panggung, terus merespon kelompok yang sedih
tersebut.   Lakukan   dialog   sampai   kelompok   tersebut   merasakan
kebahagiaan yang luar biasa.
Lakukan   latihan   ini   berulang­ulang   dan   bergantian   dengan   rasa   yang
berbeda­beda, kemudian mintalah pendapat kepada teman­teman yang
lain dan guru yang ada tentang latihan teknik muncul ini.
2. Latihan Teknik Memberi Isi
Teknik  memberi  isi  adalah  teknik untuk  memberi  isi   pengucapan
dialog­dialog   untuk   menonjolkan   emosi   dan   pikiran­pikiran   yang
terkandung   dalam   dialog   tersebut.   Menurut   Rendra   (1985,   hlm.   18),
teknik memberi isi adalah cara untuk menonjolkan emosi dan pikiran di
balik kalimat­kalimat yang diucapkan dan dibalik perbuatan­perbuatan
yang dilakukan di dalam teater.
Bacalah dialog­dialog dari naskah cerita yang telah kamu susun pada 
aktivitas pembelajaran I.
Berilah tanda pada kata­kata dalam dialog tersebut yang kamu anggap 
penting.
Bacalah dialog­dialog yang telah kamu beri tanda tersebut dengan 
tekanan yang berbeda dari kata­kata yang lain.
Bacalah   dialog­dialog   yang   telah   kamu   beri   tanda   tersebut   dengan
perasaan sedih, kemudian ulangi, tapi sekarang dengan perasaan

Seni Budaya 137


Di unduh dari : Bukupaket.com
gembira, dan perasaan­perasaan yang lainnya.
Bacalah   dialog­dialog  tersebut  sampai   habis  dan   beri  catatan  pada  kata­
kata yang kamu anggap penting itu diucapkan dengan perasaan
Gambar 1.a Gambar 1.b

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

Gambar 1.c Gambar 1.d

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

Gambar 1.e Gambar 1.f

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

Gambar 1.g Gambar 1.h

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

138 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
yang sesuai.
3. Latihan Teknik Pengembangan
Teknik   pengembangan   bisa   dilakukan   dengan   teknik
pengembangan pengucapan dan teknik pengembangan jasmani. Teknik
pengembangan   pengucapan   dilakukan   dengan   menaikkan   volume
suara,   menaikkan   tinggi   nada   suara,   menaikkan   kecepatan   tempo
suara,   menurunkan   volume   suara,   nada   suara,   dan   kecepatan   tempo
suara.   Teknik   pengembangan   jasmani   bisa   dilakukan   dengan
menaikkan   tingkat   posisi   jasmani,   berpaling,   berpindah   tempat,
melakukan gerak anggota badan, dan ekspresi muka.
Bacalah dialog­dialog dalam naskah cerita yang telah kamu susun dan
telah   kamu   beri   tanda   dengan   menaikkan   volume   suara,   terus
diulang dengan menurunkan volume suara.
Ulangi lagi membacanya, tapi sekarang dengan nada yang tinggi, 
kemudian diulang namun dibaca dengan nada yang rendah.
Cobalah membaca dialog­dialog dalam naskah yang telah kamu susun
dengan   posisi   yang   bermacam­macam,   kadang   berdiri,   kadang
duduk,   kadang   berpaling,   kadang   mendekat   terus   bicara   atau
kadang menjauh terus bicara
Beri catatan pada dialog­dialog yang telah kamu latihankan itu, 
sehingga nanti bisa dilatihkan ulang.
4. Latihan Teknik Membina Puncak­Puncak
Teknik membina puncak­puncak adalah teknik yang dilakukan oleh 
pemeran terhadap jalannya pementasan lakon. Teknik ini dilakukan oleh

Gambar 3.c
Sumber: Kemendikbud

Seni Budaya 139


Di unduh dari : Bukupaket.com
pemeran untuk menuju klimaks permainan.
Teknik ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Buatlah kelompok untuk latihan ini dan lakukan latihannya.
Latihan   menahan   intensitas   emosi,   yaitu   dengan   cara   melakukan   tahap
demi tahap penggunaan emosi pemeran pada suatu pementasan lakon.
Misalnya, ketika A marah, maka kemarahan itu bisa dilakukan mulai
dari  kemarahan  yang  paling  rendah  sampai  pada  puncak  kemarahan
tingkat yang paling tinggi. Kalau kemarahan itu pada awalnya sudah
dimulai dari tingkat yang tinggi, maka ketika sampai pada puncaknya
sudah tidak bisa marah lagi.
Latihan menahan reaksi terhadap perkembangan alur yaitu menyesuaikan
tingkat   emosi   yang   terdapat   pada   alur   yang   sedang   dimainkan.
Misalnya,   si   A   memainkan   peran   yang   sangat   ketakutan,   dan
ketakutan   itu   harus   muncul   pada   klimaks.   Maka   reaksi   ketakutan
tersebut   harus   disesuaikan   dengan   adegan­adegan   yang   sedang
berlangsung sampai pada puncak ketakutan pada klimaks.
Latihan   gabungan,   yaitu   memadukan   antara   gerakan   dan   suara.
Apabila   pemeran   menggunakan   suara   yang   keras,   maka   harus
diimbangi   dengan   gerakan­gerakan   yang   ditahan,   begitu   juga
sebaliknya   apabila   pemeran   menggunakan   gerakan­gerakan   yang
cepat maka suaranya yang ditahan. Apabila sudah sampai puncak,
semuanya digabung antara gerakan dan suara.
Latihan   kerja   sama   antara   pemain,   yaitu   suatu   kerja   sama   yang
ditempuh   oleh   pemeran   di   panggung   untuk   membina   puncak
permainan. Usaha bisa dilakukan dengan cara kebalikan. Misalnya,
A berbicara dengan intensitas tinggi, maka B harus bicara dengan
tempo yang lambat dengan penuh tekanan, A banyak bergerak atau
berpindah­pindah,   maka   B   tidak   terlalu   banyak   bergerak   hanya
mengawasi perpindahan A. Baru pada puncaknya antara A dan B
bersama mencapai puncak suara dan gerakan.
Latihan penempatan pemain, yaitu dengan cara memindah­mindahkan
di   atas   pentas.   Secara   teknis   pemeran   yang   berada   di   panggung
bagian belakang akan lebih kuat  dibanding dengan pemeran yang
berada   di   panggung   bagian   depan   ketika   pemeran   itu   berhadap­
hadapan.
Latihan Teknik Timming

Latihan teknik timming ini bertujuan untuk melatih teknik ketepatan

140 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar 4.f
Sumber: Kemendikbud

waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan antara gerak
tubuh dengan dialog yang diucapkan.  Teknik  timming  bisa dilakukan
dengan   tiga   cara,   yaitu   gerakan   dilakukan   sebelum   kata­kata
diucapkan,   gerakan   dilakukan   bersamaan   kata­kata   diucapkan,
gerakkan dilakukan sesudah kata­kata diucapkan.
Lakukan latihan ini secara berkelompok dan gunakan naskah cerita 
yang sudah kamu susun.
Bacalah satu dialog sampai habis, kemudian pindah tempat menuju 
teman dialogmu.
Bacalah satu dialog sampai habis, kemudian pindah tempat menjauhi 
teman dialogmu.
Bacalah satu dialog sambil pindah tempat menuju teman dialogmu.
Bacalah satu dialog sambil pindah menjauh dari teman dialogmu.
Bergeraklah menuju temanmu, kemudian bacalah satu dialog sampai 
habis.
Bergeraklah menjauhi temanmu, kemudian bacalah satu dialog sampai 
habis.
Lakukan   latihan   ini   berulang­ulang   sampai   merasa   tepat   dan   tandailah
dialog­dialog   tersebut,   apakah   harus   dilakukan   dialog   dulu   terus
bergerak atau bergerak dulu terus dialog atau bersamaan,

Seni Budaya 141


Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar 5.a Gambar 5.b

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

Gambar 5.c Gambar 5.d

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

dialog sambil bergerak.
6. Latihan Teknik Improvisasi
Latihan   teknik   improvisasi   ini   merupakan   latihan   teknik   dasar
permainan tanpa ada persiapan atau bersifat spontan. Teknik ini berguna
untuk   mengasah   kepekaan   seorang   pemeran   untuk   mengatasi   suatu
masalah yang timbul pada saat pementasan. Dengan latihan improvisasi,
seorang calon pemeran juga terasah daya cipta dan daya khayalnya.
Lakukan   latihan   improvisasi   dengan   temanmu   dengan   cerita   yang
menggembirakan, misalnya kamu mengabarkan bahwa kamu punya
sepeda baru yang sangat canggih.
Lakukan   improvisasi   dengan   temanmu   dengan   cerita   yang
menyedihkan,   misalnya   kamu   bercerita   tentang   hewan
peliharaanmu yang mati.
Lakukan   improvisasi   dengan   temanmu   dengan   cerita   yang
menyedihkan, tetapi temanmu menanggapinya dengan cerita yang
mengembirakan.

142 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar 6.a Gambar 6.b

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

Gambar 6.c
Sumber: Kemendikbud

TEKNIK PEMERANAN
Seorang pemeran yang bermain di teater menggunakan seperangkat
alat   dan   teknik   agar   bisa   memainkan   karakter   peran   yang   akan
dimainkan.   Alat   dan   teknik   tersebut   berfungsi   agar   ekspresi   pemeran
akan   muncul   dan   bisa   menghidupkan   karakter   peran.   Dalam   rangka
usaha untuk menghidupkan ekspresi itu maka pemeran akan berusaha
untuk menciptakan cara yang beragam agar dapat memenuhi tuntutan
teknis pemeranan. Latihan­latihan yang dilakukan bisa berupa latihan
non­teknis dan latihan yang bersifat teknis. Latihan non­teknis adalah
latihan penguasaan  tubuh (latihan olah tubuh dan latihan olah vokal)
dan  jiwa  pemeran  itu sendiri seperti relaksasi,  konsentrasi,  kepekaan,
kreatifitas   yang   terpusat   pada   pikirannya.   Sedangkan   latihan   yang
bersifat   teknis   adalah   latihan   yang   terfokus   pada   latihan   penguasaan
peran yang akan dimainkan.
Latihan teknik ini penting dilakukan oleh pemeran karena dalam
menjalankan tugasnya, ia harus terampil menggunakan segala aspek
yang   diperlukan   saat   memainkan   peran.   Semakin   terampil   ia
memainkan   peran,   maka   penonton   semakin   mengerti   dan   mau
menerima   permainan   itu.   Latihan   teknik   ini   harus   dipelajari   dan
dikuasai, tetapi ketika teknik­teknik ini sudah terkuasai maka harus
lebur   menjadi   milik   pribadi   pemeran.   Teknik­teknik   itu   harus
menjadi sesuatu yang spontan ketika digunakan.

Seni Budaya 143


Di unduh dari : Bukupaket.com
Materi dan Aktivitas Pembelajaran III

Carilah informasi tentang tata teknik pentas atau tata artistik teater.
Diskusikan dengan teman­temanmu tentang tata teknik pentas atau tata 
artistik teater sesuai dengan informasi yang kamu dapatkan.
Pahamilah apa saja yang termasuk tata teknik pentas atau tata artistik
teater.
Cobalah rancang atau menggambar tata teknik pentas atau tata artistik
teater   dengan   teman­temanmu   sesuai   dengan   naskah   cerita   yang
telah kamu susun.
Komunikasikan rancangan itu kepada guru pembimbing dan teman­

A. Merancang Tata Panggung
Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan.
Pelajari naskah lakon yang akan dipentaskan.
Identifikasikan ada berapa macam tempat yang ada dalam naskah 
lakon tersebut.
Identifikasikan properti yang ada dalam naskah lakon yang kamu 
pilih.
Buatlah gambar sketsa sesuai dengan keterangan yang ada dalam 
naskah lakon yang telah kamu pilih.
Buatlah gambar rancangan tata panggung dan propertinya serta 
berikan ukuran.
Gambar rancanganmu harus mengacu pada prinsip­prinsip menata 
panggung.
Warnailah gambar rancangan itu sesuai dengan tata panggung yang
akan diwujudkan.

144 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar a.5 Gambar a.6

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

Gambar a.7 Gambar a.8

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

TATA PANGGUNG

Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan
latar belakang (background) tempat memainkan lakon. Tata pentas
dalam   pengertian   luas   adalah   suasana   seputar   gerak   laku   di   atas
pentas dan semua elemen­elemen visual atau yang terlihat oleh mata
yang   mengitari   pemeran   dalam   pementasan.   Tata   pentas   dalam
pengertian teknik terbatas yaitu benda yang membentuk suatu latar
belakang   fisik   dan   memberi   batas   lingkungan   gerak   laku.   Dengan
mengacu pada definisi di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa
tata pentas adalah semua latar belakang dan benda­benda yang ada
di panggung guna menunjang seorang pemeran memainkan lakon.
Prinsip­prinsip dalam menata pentas adalah:
Dapat memberi ruang kepada gerak­laku.
Dapat memberi pernyataan suasana lakon.
Dapat memberi pandangan yang menarik.
Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.
Merupakan rancangan yang sederhana.

Seni Budaya 145


Di unduh dari : Bukupaket.com
Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.
Dapat secara efisien dibuat, disusun, dan dibawa.
Dapat   membuat   rancangan   harus   menunjukkan   bahwa   setiap
elemen yang terdapat di dalam penampilan visual pentasnya
memiliki hubungan satu sama lain.

temanmu.
Merancang Tata Busana
Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan.
Pelajari naskah lakon yang akan dipentaskan.
Identifikasikan ada berapa macam busana yang ada dalam naskah 
lakon tersebut.
Buatlah gambar sketsa busana sesuai dengan keterangan yang ada 
dalam naskah lakon tersebut.
Buatlah gambar rancangan tata busana dan aksesorinya serta 
berikan ukuran.
Gambar rancanganmu harus mengacu pada prinsip­prinsip fungsi 
tata busana dalam pementasan.
Warnailah gambar rancangan itu sesuai dengan tata busana yang 
akan diwujudkan.

Gambar b.4
Sumber: Kemendikbud

Gambar b.5
Sumber: Kemendikbud

146 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
TATA BUSANA
Tata   busana   sangat   berpengaruh   terhadap   penonton,   karena
sebelum   seorang   pemeran   didengar   dialognya   terlebih   dahulu
diperhatikan   penampilannya.   Oleh   karna   itu,   kesan   yang
ditimbulkannya   pada   penonton   mengenai   diri   pemeran   tergantung
pada yang tampak oleh mata penonton. Busana yang tampak pertama
kali   akan   membantu   menggariskan   karakternya,   kemudian   dari
busananya juga akan memperkuat kesan penonton.
Agar busana pementasan memunyai efek yang diinginkan, maka
busana harus menunaikan beberapa fungsi tertentu, yaitu:
Membantu   menghidupkan   perwatakan   pelaku,   artinya   sebelum
dia   berdialog,   busana   yang   dikenakan   sudah   menunjukkan
siapa   dia   sesungguhnya,   umurnya,   kebangsaannya,   status
sosialnya, kepribadiannya.
Membantu menunjukkan individualisasi peranan, artinya warna
dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang
satu dengan peranan yang lain.
Membantu   memberi fasilitas  dan   membantu  gerak  pelaku,   artinya
pelaku   harus   dapat   melaksanakan   laku   atau   akting   perannya
tanpa   terganggu   oleh   busananya.   Busana   tidak   harus   dapat
memberi  bantuan   kepada  pelaku   tetapi   busana  harus   sanggup
menambah   efek   visual   gerak,   menambah   indah   dan
menyenangkan dilihat disetiap posisi yang diambil pelaku.

Merancang Tata Rias
Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan.
Pelajari naskah lakon yang akan dipentaskan tersebut.
Identifikasikan ada berapa macam karakter dan riasan yang ada 
dalam naskah lakon tersebut.
Buatlah gambar sketsa tata rias sesuai dengan keterangan yang ada
dalam naskah lakon tersebut.
Buatlah gambar rancangan tata rias sesuai dengan karakter yang 
ada dalam naskah lakon tersebut.
Gambar rancanganmu harus mengacu pada prinsip­prinsip 
kegunaan tata rias dalam pementasan.
Warnailah gambar rancangan itu sesuai dengan tata rias yang akan 
diwujudkan.

Seni Budaya 147


Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar c.4 Gambar c.5 Gambar c.6

Sumber: Kemendikbud
Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

TATA RIAS
Tata rias dalam pembahasan ini adalah tata rias pentas, jadi segala
sesuatu   harus   ditujukan   untuk   membentuk   artistik   yang   mendukung
pemeran   dalam   sebuah   pementasan   lakon.   Tata   rias   yaitu   bagaimana
cara   menggunakan   bahan­bahan   kosmetik   untuk   mewujudkan   wajah
atau   gambaran   peran   yang   akan   dimainkan.   Sebagai   contoh,   seorang
pemeran dalam kehidupan sehari­hari mungkin dikenal sebagai seorang
pelajar,   tetapi   di   panggung   dia   akan   menjadi   manusia   lain,   menjadi
seorang pemeran yang digariskan oleh seorang penulis lakon.
Tugas   tata   rias   yaitu   membantu   memberikan   dandanan   atau
perubahan­perubahan   pada   para   pemain   sehingga   terbentuk   dunia
pentas   dengan   suasana   yang   kena   dan   wajar.   Tugas   ini   dapat
merupakan fungsi pokok, dapat pula sebagai fungsi bantuan. Sebagai
fungsi   pokok,   misalnya   tata   rias  ini   mengubah   seorang   gadis   belia
menjadi nenek tua atau seorang wanita memainkan peranan sebagai
seorang laki­laki atau sebaliknya. Sebagai fungsi bantuan, misalnya
seorang gadis muda harus memainkan peranan sebagai gadis muda,
tetapi   masih   harus   memerlukan   sedikit   riasan   muka   atau   rambut
dan hal­hal kecil lainnya. Kegunaan tata rias:
Merias   tubuh   berarti   mengubah   hal   yang   alami   menjadi   hal   yang
berguna artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat.
Bedanya dengan rias cantik adalah kalau rias cantik mengubah hal
yang   jelek   menjadi   cantik   sedangkan   rias   untuk   teater   adalah
mengubah hal yang alami menjadi hal yang dikehendaki.
Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan 
atau dikehendaki.

148 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Merancang Tata Cahaya
Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan.
Pelajari naskah lakon yang akan dipentaskan tersebut.
Identifikasikan ada berapa macam titik dan jenis cahaya yang ada 
dalam naskah lakon tersebut.
Buatlah gambar denah cahaya sesuai dengan keterangan yang ada 
dalam naskah lakon tersebut.
Gambar rancanganmu harus mengacu pada tujuan tata cahaya 
dalam pementasan.
Warnailah gambar denah cahaya itu sesuai dengan tata cahaya 
yang akan diwujudkan.
Gambar d.4 Gambar d.6

Sumber: Kemendikbud Sumber: Kemendikbud

TATA CAHAYA
Tata cahaya,   yaitu  pengaturan  sinar   atau  cahaya  lampu  untuk
menerangi dan menyinari arena permainan serta menimbulkan efek
artistik.   Tata   cahaya   sebelum   menggunakan   lampu­lampu   listrik
yang ada sekarang ini, maka pertunjukan masih memanfaatkan sinar
matahari sebagai sumber penerangannya. Setelah manusia mengenal
api   sebagai   sumber   pemanas   dan   penerang,   maka   manusia
memanfaatkan api sebagai alat penerang pementasan.
Mula­mula, manusia memakai api unggun sebagai alat penerangan
dan   sekaligus   sebagai   alat   pemanas,   kemudian   setelah   ditemukan
minyak,   maka   alat   penerang   berkembang   menjadi   obor,   blencong,
cempor, dan lain  sebagainya.  Keterbatasan intensitas penerangan   dari
api,   justru   memberikan   pengaruh   yang   indah   terhadap   gerak­laku
pemeran   bahkan   mampu   menimbulkan   efek   magis   dan   mungkin   sulit
didapat   pada   teater   yang   tidak   menggunakan   cahaya   seperti   itu.
Goyang­goyang   lidah   api   ditiup   angin   menimbulkan   efek   gelap­terang
yang mengundang suasana yang artistik.

Seni Budaya 149


Di unduh dari : Bukupaket.com
Tujuan adanya tata cahaya adalah:
Menerangi dan menyinari pentas dan pemeran
Menerangi   yaitu   cara   menggunakan   lampu   sekedar   untuk
memberi terang dan melenyapkan gelap. Jadi semua pentas dan
barang­barang yang ada, baik yang penting maupun yang tidak
penting   semua   diterangi.   Menyinari   yaitu   cara   menggunakan
lampu   untuk   membuat   bagian­bagian   pentas   sesuai   dengan
keadaan dramatik lakon. Jadi, dengan menyinari daerah­daerah
tertentu maka ada sesuatu atau suasana yang lebih yang hendak
ditonjolkan agar tercapai efek dramatis.
Mengingatkan   efek   cahaya   alamiah.   Maksudnya,   menentukan
keadaan jam, musim, cuaca, keadaan dengan menggunakan tata
cahaya.
Melukiskan   dekor   atau  scenery  dalam   menambah   nilai   warna
sehingga tercapai adanya sinar dan bayangan menonjolkan fungsi
dekorasi.
Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan 
suasana kejiwaan.

Merancang Tata Bunyi
Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan.
Pelajari naskah lakon yang akan dipentaskan tersebut.
Identifikasikan ada berapa macam jenis bunyi dan kebutuhan bunyi
serta suasana yang ada dalam naskah lakon tersebut.
Buatlah daftar kebutuhan bunyi yang ada dalam naskah lakon 
tersebut, termasuk bunyi suasana dan bunyi efek.
Daftar   kebutuhan   bunyi   harus   mengacu   pada   prinsip­prinsip
terciptanya suasana dan membangun imajinasi penonton dalam
pementasan.

TATA BUNYI
Tata bunyi bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek
bunyi   maupun   berbagai   bunyi­bunyian   yang   mendukung   terciptanya
suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga
diharapkan   membantu   imajinasi   penonton   untuk   lebih   bisa
membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.

150 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Hal   yang   perlu   diperhatikan   dalam   tata   bunyi   yaitu:   Dialog   –
Efek bunyi – Musik. Ketiganya bisa kita pergunakan bersama­sama,
kadang­kadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan
enak   didengar   dan   dilihat   kita   harus   memperhatikan   volume   dari
ketiga   bahan   tersebut,   artinya   volume   apa   yang   harus   keras   dan
volume   apa   yang   harus   lemah.   Di   sini   volume   berfungsi   seperti
spotlight  maksudnya   bunyi   apa   yang   diutamakan   dalam   adegan
tersebut, apa efek bunyi, musik, atau dialog.
Efek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia, atau
benda­benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk
membantu   penonton   agar   lebih   dapat   membayangkan   apa   yang
terjadi   di   dalam   lakon.   Penggunaan   efek   bunyi   ini   tidak   bisa
sembarang   tetapi   harus   sesuai   dan   mempunyai   tujuan.   Cara
sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut.
Bunyi pintu, (jika pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi
gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam
kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di
dekat   mikrofon   maka   bunyinya   akan   menyerupai   bunyi   yang
sesungguhnya
Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau 
ballpoint yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.
Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.
Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda 
keras.
Bunyi   kapal   terbang   dengan   merekam   bunyi   pesawat   di   lapangan
atau   lipatan   karton   tipis   yang   disentuhkan   pada   baling­baling
kipas listrik dan dikeraskan dengan mikrofon. Dan masih banyak
lagi asal kita mau melakukan percobaan.
Musik dalam teater mempunyai kedudukan yang penting karena
penonton   akan   mudah   untuk   membayangkan   atau   mempengaruhi
imajinasinya.   Musik   yang   baik   dan   tepat   bisa   membantu   pemeran
membawakan   warna   dan   emosi   peran   dalam   adegan.   Musik   juga
dapat   dipakai   sebagai   awal   dan   penutup   adegan   atau   sebagai
jembatan antara adegan yang satu dengan adegan yang lain.

Seni Budaya 151


Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Interaksi Dengan Orang Tua

Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat
dilakukan   melalui   komunikasi   melalui   telepon,   kunjugan   ke   rumah,
atau media sosial lainnya.Guru juga dapat melakukan interaksi melalui
lembar kerja peserta didik yang harus ditandatangani  oleh orang tua
murid   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun   keterampilan.
Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik
mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

No. Pernyataan Ya Tidak


Saya berusaha belajar dan berlatih dengan
sungguh­sungguh untuk dapat menguasai 
manajemen produksi teater modern.
Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan
dengan penuh perhatian sehingga dapat 
menguasai produksi teater modern.
Saya melakukan latihan dengan tepat waktu 
sesuai dengan materi pelatihan.
Saya berperan aktif dalam kelompok
pelatihan manajemen produksi teater 
modern.
Saya dapat bekerja sama dalam kelompok
pelatihan manajemen produksi teater 
modern.
Saya menciptakan suasana menyenangkan
dalam pelatihan manajemen produksi teater 
modern.
Saya menghargai teman­teman dalam
melaksanakan latihan manajemen produksi 
teater modern.
Saya berusaha belajar dan berlatih dengan
sungguh­sungguh untuk dapat menguasai 
tahapan­tahapan rancangan pementasan 
teater modern.
Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan
dengan   penuh   perhatian   sehingga   dapat
menguasai tahapan­tahapan rancangan
pementasan teater modern.
Saya melakukan latihan dengan tapat waktu 
sesuai dengan materi pelatihan.

152 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Saya berperan aktif dalam kelompok
pelatihan tahapan­tahapan rancangan 
pementasan teater modern.
Sama bisa bekerja sama dalam kelompok
pelatihan tahapan­tahapan rancangan 
pementasan teater modern.
Saya menciptakan suasana menyenangkan
dalam pelatihan tahapan­tahapan rancangan 
pementasan teater modern.
Saya menghargai teman­teman dalam
melaksanakan latihan tahapan­tahapan 
rancangan pementasan teater modern.
Nama Orang Tua Nama Siswa

E. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan
dapat   berupa   tes   dan   nontes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau
pilihan   ganda.   Nontes   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,
dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus   mengembangkan   rubrik   penilaian
sesuai dengan materi yang diajarkan.

Pengetahuan

Apa yang kamu tahu tentang manajemen produksi seni teater 
modern?
Mengapa harus menerapkan manajemen produksi ketika akan 
merancang sebuah pementasan teater modern?
Apa fungsi manajemen produksi pada sebuah rencana pementasan 
teater modern?
Apa tugas dan tanggung jawab seorang calon pemeran dalam 
manajemen produksi teater modern?
Apa yang kamu ketahui tentang latihan teknik pemeranan?
Mengapa seorang calon pemeran harus melakukan latihan teknik 
pemeranan?
Bagaimana caranya merancang tata panggung?

Seni Budaya 153


Di unduh dari : Bukupaket.com
Bagaimana cara merancang tata busana atau kostum?
Bagaimana cara merancang tata tata rias?
Bagaimana cara merancang tata cahaya?
Bagaimana cara merancang tata bunyi dan suara?

Bagaimana cara merancang tata musik dan sound atau suara?

Keterampilan

Ambil   salah   satu   tugas   yang   ada   dalam   manajemen   produksi


maupun   manajemen   artistik   teater   modern  dan   buat   langkah
perencanaan kerja dari tugas tersebut.
Coba peragakan salah satu teknik pemeranan.
Coba gambarkan rancangan tata panggung dari cerita yang kamu 
pilih.
Coba gambarkan rancangan tata rias dari salah satu karakter peran
yang kamu pilih dari cerita yang ada.

Rubrik Guru

Guru   dapat   mengembangkan   indikator   penilaian   untuk   setiap


aspek   yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa
yang   ingin   dinilai   dan   dicapai   oleh   peserta   didik.   Berdasarkan   uji
kompetensi   yang   dikembangkan   pada   bab   VIII   guru   dapat   membuat
rubrik seperti tertera di bawah ini.
Sikap
a. Proaktif

No. Indikator Penilaian Kerjasama

1. Berinisiatif dalam Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
bertindak

2. Mampu menggunakan Skor 2 jika terpenuhi dua indikator
kesempatan

154 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
3. Memiliki prinsip dalam Skor 3 jika terpenuhi tiga indikator
bertindak (tidak ikut­
ikutan)

4. Bertindak dengan penuh Skor 4 jika terpenuhi semua
tanggung jawab indikator

b. Kerja sama

No. Indikator Penilaian Kerjasama

1. Terlibat aktif dalam bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada
kelompok indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik
2. Mengemukakan perasaan Skor 2 jika 2 indikator kosisten
terhadap sesuatu apa adanya ditunjukkan peserta didik

3. Melaporkan data atau informasi Skor 3 jika 3 indikator kosisten
apa adanya ditunjukkan peserta didik

4. Mengakui kesalahan atau Skor 4 jika 4 indikator
kekurangan yang dimiliki konsisten ditunjukkan peserta
didik

Tes Tulis Uraian
Apa yang Anda ketahui tentang manajemen?
Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian
Skor 1 jika jawaban tentang manajemen di bidang teater sesuai 
artinya saja.
Skor   2   jika   jawaban   tentang   manajemen   di   bidang   teater   tepat
tetapi tidak disertai dengan penjelasannya.
Skor   3   jika   jawaban   tentang   manajemen   di   bidang   teater   tepat
beserta penjelasannya sebagai metode kerja agar semua tim
kerja   dapat   bekerja   secara   efisien   dan   mendapatkan   hasil
yang maksimal.
Skor   4   jika   jawaban   tentang   manajemen   di   bidang   teater   tepat
beserta penjelasannya sebagai metode kerja agar semua tim
kerja   dapat   bekerja   secara   efisien   dan   mendapatkan   hasil
yang maksimal beserta penjelasan ketika diaplikasikan pada
bidang lain.

Seni Budaya 155


Di unduh dari : Bukupaket.com
Keterampilan
Rubrik Merancang Peran bagi Pemeran

Bobot Komponen yang Dinilai Skor Skor yang


Maksimum Dicapai
Persiapan
20% 1. Berdoa 5
2. Menyiapkan naskah cerita 5
lakon
Pelaksanaan
3. Menganalisa naskah lakon 20
4. Merancang peran yang 20
dimainkan
70% 5. Menyusun laporan observasi 10
peran
6. Merancang tata artistik 10

7. Mengomunikasikan 20
rancangan
10% Waktu
8. Sesuai alokasi 10
Total Skor

G. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi
diberikan secara horizontal, yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru   dapat   mencari   materi
pengayaan   dari   media   dan   sumber   belajar   lain.   Guru   juga   dapat
meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan
topik dan materi yang dipelajari.

Pengayaan Pembelajaran III
A. Tata Pentas atau Tata Panggung

Tata   pentas   dapat   disebut   juga   dengan  scenery  atau   pemandangan


latar belakang (background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam
pengertian   luas   adalah   suasana   seputar   gerak   laku   di   atas   pentas   dan
semua elemen­elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang

156 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
mengitari pemeran dalam pementasan. Tata pentas dalam pengertian
teknik terbatas, yaitu benda yang membentuk suatu latar belakang fisik
dan   memberi   batas   lingkungan   gerak   laku.   Dengan   mengacu   pada
definisi di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa tata pentas adalah
semua   latar   belakang   dan   benda­benda   yang   ada   di   panggung   guna
menunjang seorang pemeran memainkan lakon.
Sebelum   memahami   lebih   jauh   tentang   tata   pentas,   kita   perlu
mengetahui   apa   yang   dimaksud   pentas   itu   sendiri.   Pentas   menurut
Pramana   Padmodarmaya   ialah   tempat   pertunjukan   dengan   pertunjukan
kesenian   yang   menggunakan   manusia   (pemeran)   sebagai   media   utama.
Dalam   hal   ini   misalnya   pertunjukan   tari,   teater   tradisional   (ketoprak,
ludruk, lenong, longser, randai makyong, mendu, mamanda, arja dan lain
sebagainya),   sandiwara   atau   drama   nontradisi   baik   sandiwara   baru
maupun teater kontemporer. Webster mendefinisikan pentas sebagai suatu
tempat   yang   tinggi   di   mana   lakon­lakon   drama   dipentaskan   atau   suatu
tempat di mana para aktor bermain. Sedang W.J.S. Purwadarminta dalam
kamus umum bahasa Indonesia menerangkan pentas sebagai lantai yang
agak ketinggian di rumah (untuk tempat tidur) atau pun di dapur (untuk
memasak). Dengan demikian, jika disimpulkan pentas adalah suatu tempat
di   mana   para   penari   atau   pemeran   menampilkan   seni   pertunjukan   di
hadapan penonton.
Selain   istilah   pentas   kita   mengenal   istilah   panggung.   Panggung
menurut Purwadarminta ialah lantai yang bertiang atau rumah yang
tinggi   atau   lantai   yang   berbeda   ketinggiannya   untuk   bermain
sandiwara,   balkon   atau   podium.   Dalam   seni   pertunjukan   panggung
dikenal dengan istilah  stage  melingkupi pengertian seluruh panggung.
Jika   panggung   merupakan   tempat   yang   tinggi   agar   karya   seni   yang
diperagakan di atasnya dapat terlihat oleh penonton, maka pentas juga
merupakan   suatu   ketinggian   yang   dapat   membentuk   dekorasi,   ruang
tamu, kamar belajar, rumah adat, dan sebagainya. Jadi, beda panggung
dengan pentas ialah pentas dapat berada diatas panggung atau dapat
pula di arena atau lapangan.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan, pentas merupakan bagian
dari   panggung,   yaitu   suatu   tempat   yang   ditinggikan   yang   berisi
dekorasi   dan   penonton   dapat   jelas   melihat.   Dalam   istilah   sehari­hari
sering   disebut   dengan   panggung   pementasan,   dan   apabila   suatu  seni
pertunjukan   dipergelarkan   tanpa   menggunakan   panggung   maka
disebut   arena   pementasan   sehingga,   pementasan   dapat   diadakan   di
arena atau lapangan.

Seni Budaya 157


Di unduh dari : Bukupaket.com
Kini yang dianggap pentas bagi seni pertunjukan kontemporer tidak
saja berupa panggung yang biasa terdapat pada sebuah gedung akan
tetapi keseluruhan dari pada gedung itulah pentas, yakni panggung dan
tempat   orang   menonton.   Sebab   pada   penampilan   seni   pertunjukan
tokoh   dapat   saja   turun   berkomunikasi   dengan   penontonnya   atau   ia
dapat  muncul  dari arah penonton.  Seperti istilah Shakespeare  bahwa
seluruh  dunia ini adalah pentas (all the word’s stage). Dengan begitu
dapat saja setiap lingkungan masyarakat memiliki sebuah pentas yang
memadai dan sesuai untuk mementaskan sebuah seni pertunjukan.
1. Macam­Macam Panggung
Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
panggung   tertutup,   panggung   terbuka,   dan   panggung   kereta.   Panggung
tertutup   terdiri   dari   panggung   prosenium,   panggung  portable  dan   juga
dapat   berupa   arena.   Sedangkan   panggung   terbuka,   atau   lebih   dikenal
dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam­macam.
a. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura
Panggung  prosenium merupakan  panggung  konvensional  yang
memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana
penonton   menyaksikan   pertunjukan.   Hubungan   antara   panggung
dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang
prosenium.   Sedangkan   sisi   atau   tepi   lubang   prosenium   dapat
berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan
pelengkung prosenium (Proscenium Arch).
Panggung   prosenium   dibuat   untuk   membatasi   daerah
pemeranan   dengan   penonton.   Arah   dari   panggung   ini   hanya   satu
jurusan yaitu ke arah penonton saja, agar
pandangan   penonton   lebih
terpusat   ke   arah   pertunjukan.
Para pemeran di atas pang­gung
juga   agar   lebih   jelas   dan
memusatkan   perhatian   penon­
ton.   Dalam   kesadaran   itulah,
maka keadaan pentas prosenium
harus   dapat   memenuhi   fungsi
melayani   pertunjukan   dengan Sumber: History of theatre, Oscar G.
sebaik­baiknya. Brockett and Franklin J. Hildy.
Dengan   kesadaran   bahwa Gambar 8.1 Contoh gambar denah
panggung prosenium
penonton   yang   datang   hanya
bermaksud untuk menonton
158 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarkan sejauh mungkin apa yang
nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka
dipasanglah   layar­layar   (curtain)   dan   sebeng­sebeng   (Side   wing).
Maksudnya, agar segala persiapan pertunjukan di belakang pentas yang
sifatnya bukan pertunjukan tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium
tidak   seakrab   pentas   arena,   karena   memang   ada   kesengajaan   atau
kesadaran membuat pertunjukan dengan ukuran­ukuran tertentu.
Ukuran­ukuran   atau   nilai­nilai   tertentu   dari   pertunjukan   itu
kemudian   menjadi   konvensi.   Maka   dari   itu,   pertunjukan   yang
melakukan konvensi demikian disebut dengan pertunjukan konven­
sional.
b. Panggung  Portable
Panggung portable
yaitu panggung tanpa layar
muka   dan   dapat   dibuat   di
dalam   maupun   di   luar
gedung   dengan
mempergunakan   panggung
(podium,  platform)  yang  di­
pa   sang   dengan   kokoh   di­
atas   kuda­kuda.   Sebagai Sumber: History of theatre, Oscar G. Brockett
and Franklin J. Hildy.
tempat   pe   nonton   biasanya
Gambar 8.2 Contoh gambar panggung portable
mempergunakan kursi lipat.
Adegan­adegan   da­pat
diakhiri dengan me­
matikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan
kata   lain,   bahwa   panggung  portable  yaitu   panggung   yang   dibuat
secara tidak permanen.
Panggung Arena
Panggung   arena   merupakan   bentuk   panggung   yang   paling
sederhana   dibandingkan   dengan   bentuk­bentuk   pangung   yang
lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung
asal   dapat   dipergunakan   secara   memadai.   Kursi­kursi   penonton
diatur sedemikian rupa sehingga tempat panggung berada di tengah
dan   antara   deretan   kursi   ada   lorong   untuk   masuk   dan   keluar
pemain   atau   penari   menurut   kebutuhan   pertunjukan   tersebut.
Papan   penyangga   (peninggi)   ditempatkan   di   belakang   masing­
masing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat
dengan   baik   tanpa   terhalang   penonton   di   mukanya.   Sebagai
penganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat
digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan
tata   lampu   dapat   dibuatkan   tiang­tiang   tersendiri   dan
penempatannya harus tidak mengganggu pandangan penonton.
Seni Budaya 159

Di unduh dari : Bukupaket.com


Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut:
Panggung   arena   tapal   kuda   adalah
panggung   di   mana   separuh   bagian
pentas   atau   panggung   masuk
kebagian   penonton   sehingga
membentuk lingkaran tapal kuda.
Panggung   arena   ¾,   berarti   ¾   dari
panggung masuk kearah penonton Sumber: Dok. Penulis
Gambar 8.3 Contoh gambar denah

atau   dengan   kata   lain   penonton panggung arena tapal kuda

dapat   menyaksikan   pementasan


dari   tiga   sisi   atau   arah   penjuru
panggung.   Panggung   arena   ¾
biasanya   berupa   pentas   arena
bentuk U.
Panggung   arena   penuh,   yaitu   di   mana
penonton   dapat   menyaksikan
Sumber: Dok. Penulis
pertunjukan dari segala sudut Gambar 8.4 Contoh gambar
atau   arah   dan   arena   permainan denah panggung arena bentuk U
berada   di   tengah­tengah   penonton.
Panggung   arena   penuh   biasanya
panggung arena bujur sangkar
atau panggung arena bentuk lingkaran.
Sumber: Dok. Penulis Sumber: Dok. Penulis

Gambar 8.5 Denah


Gambar 8.6 Denah panggung
panggung arena bentuk bujur
arena bentuk lingkaran
sangkar
d. Panggung Terbuka
Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau
tempat   terbuka.   Berbagai   variasi   dapat   digunakan   untuk
memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat

160 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
di beranda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di
halaman,   atau   dapat   diada   kan   disebuah   tempat   yang   landai   di
mana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung
terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia
antara lain adalah panggung terbuka di Candi Prambanan.

Sumber: History of theatre, Oscar G. Brockett and


Franklin J. Hildy.Gambar 8.7 Contoh gambar denah
panggung terbuka

Panggung Kereta
Panggung   kereta   disebut   juga   dengan   panggung   keliling   dan
digunakan   untuk   mempertunjukkan   karya­karya   teater   dari   satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung yang dibuat di
atas   kereta.   Perkembangan   sekarang,   panggung   tidak   dibuat   di   atas
kereta tetapi dibuat di atas mobil trailer yang diperlengkapi menurut
kebutuhan   dan   perlengkapan   tata   cahaya   yang   sesuai   dengan   ke­
butuhan   pentas.   Jadi,   kelompok   kesenian   dapat   mementaskan   karya­
nya dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus memikirkan gedung
pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang untuk me­
markir kereta dan penonton bebas untuk menonton.
2. Pokok­pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas

Set panggung atau pentas (scenery), yaitu penampilan visual ling­
kungan   sekitar   gerak   laku   pemeran   dalam   sebuah   lakon.   Untuk   itu,
dalam   merancang   pentas   harus   memperhatikan   aspek­aspek   tempat
gerak­laku,   memperkuat   gerak­laku   dan   mendandani   atau
memperindah   gerak­laku.   Oleh   sebab   itu,   tugas   seorang   perancang
pentas hendaklah merencanakan set­nya sedemikian rupa sehingga:
Dapat memberi ruang kepada gerak­laku.
Dapat memberi pernyataan suasana lakon.

Seni Budaya 161


Di unduh dari : Bukupaket.com
Dapat memberi pandangan yang menarik.
Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.
Merupakan rancangan yang sederhana.
Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.
Dapat secara efisien dibuat, disusun, dan dibawa.
Dapat   membuat   rancangan   yang   menunjukkan   bahwa   setiap
elemen   yang   terdapat   di   dalam   penampilan   visual   pentasnya
memiliki hubungan satu sama lain.
Oleh   karena   itu,   secara   singkat   seorang   perancang   pentas   yang
membuat set harus memiliki tujuan, yaitu: lokatif, ekspresif, atraktif,
jelas, sederhana, bermanfaat, praktis, dan organis.
Lokatif, yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat 
kepada gerak laku pemeran atau pelaku pertunjukan.
Ekspresif, yaitu penataan pentas harus dapat memperkuat gerak­laku
dengan memberi penjelasan, menggambarkan keadaan sekitar dan
menciptakan suasana bagi gerak­laku tersebut.
Atraktif, yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi 
pandangan yang menarik bagi penonton.
Jelas, yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang
dapat   dilihat   dan   dimengerti   oleh   penonton   dari   suatu   jarak
tertentu.
Sederhana,   yaitu   penataan   pentas   itu   harus   sederhana.   Sederhana
tidak berarti bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua
kursi, tetapi penataannya tidak ruwet dan penonton dapat melihat
dan menarik maknanya tanpa memeras pikiran dan perasaan.
Bermanfaat,   yaitu   penataan   pentas   harus   dirancang   sedemikian
rupa   sehingga   dapat   bermanfaat   bagi   para   pemeran   dengan
efektif dan seefisien mungkin.
Praktis, yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat,
disusun   dan   dibawa   serta   dapat   memenuhi   kebutuhan   teknis
pembuatan tata pentas atau scenery.
Organis, yaitu penataan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap
elemen yang terdapat didalam penampilan visual penataannya
dan memiliki hubungan satu sama lainnya.

162 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tata Busana
Tata   busana   sangat   berpengaruh   terhadap   penonton,   karena   sebelum
seorang   pemeran   didengar   dialognya   terlebih   dahulu   ditimbulkannya   pada
penonton mengenai dirinya tergantung pada yang tampak oleh mata penonton.
Pakaian   yang   tampak   pertama   kali   akan   membantu   menggariskan
karakternya,   kemudian   dari   pakaiannya   juga   akan   memperkuat   kesan
penonton.   Sebelum   membicarakan   itu   semua,   maka   terlebih   dahulu   kita
mengetahui   tentang   istilah   tata   busana   pentas   atau   kostum   pentas.   Segala
sandangan dan perlengkapannya (accessories) yang dikenakan di dalam pentas
disebut dengan tata pakaian pentas. Bahkan dapat pemeran atau penari dalam
pentas   mengenakan   pakaiannya   sendiri,   maka   pakaian   itu   beserta
perlengkapannya  menjadi  kostum  pentasnya.  Busana  pentas  meliputi  semua
pakaian,   sepatu,   pakaian   kepala   dan   perlengkapannya,   baik   yang   kelihatan
maupun yang kelihatan oleh penonton.
Bagian­bagian Busana Pentas
Secara   garis   besar   kostum   dapat   dibedakan   atau   digolongkan
menjadi   lima   kelompok,   yaitu:   Busana   dasar,   busana   kaki,   busana
tubuh, busana kepala dan perlengkapan­perlengkapan atau accessories.
Busana   dasar,   yaitu   bagian   dari   busana   yang   entah   kelihatan
maupun   yang   tidak   terlihat,   gunanya   untuk   membuat   indah
pakaian   yang   terlihat.   Busana   ini   juga   untuk   membuat   efek
yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan. Busana ini dapat
berbentuk   korset,   stagen,   rok   simpai   atau   busana   untuk
membuat   perut   gendut,   pinggul   yang   besar   atau   untuk
membuat   pemeran   tampak   gemuk.   Contoh   yang   paling
sederhana yaitu pakaian badut.
Busana kaki, yaitu 
busana yang 
digunakan untuk 
menghias kaki peme­
ran. Busana ini dapat
terdiri dari kaos kaki, Sumber: A Phaidon Theatre Manual, Costume and Make-
sepatu (olahraga,  Up. New York : Phaidon Press Inc. 2001.
periodisasi, klasik,  Gambar 8.8 Contoh beragam sepatu dan sandal
dari berbagai Negara
modern, kesatuan 
atau seragam dan
lain­lain),   sandal   (modern,   tradisional,   klasik,   rakyat,   atau
keratin)   sepatu   atau   sandal   dari   suku   atau   Negara   tertentu
yang mempunyai ciri khas tersendiri.
Seni Budaya 163

Di unduh dari : Bukupaket.com


Busana   tubuh   atau  body,  yaitu   busana   yang   dipakai   tubuh   dan
kelihatan oleh penonton. Busana ini meliputi blus, rok, kemeja,
celana, jaket, rompi, jas, sarung, dan lain­lain. Busana ini dapat
pakaian   tradisional   dari   suatu   daerah,   busana   kenegaraan,
busana   modern   atau   busana   fantasi   yang   diciptakan   untuk
tujuan pementasan dengan lakon tertentu.
Busana kepala, yaitu pakaian yang dikenakan di kepala pemeran,
termasuk   juga   penataan   rambut.   Corak   pakaian   kepala   tentu
saja   tergantung   dari   corak   busana   yang   akan   dikenakan.
Pakaian   kepala   dapat   dimanfaatkan   sebagai   tanda   atau
pencitraan   seorang   pemain   di   atas   pentas.   Misalnya,   seorang
raja ditandai dengan pemakaian mahkota, orang Jawa dengan
belangkonnya atau cowboy dengan topi laken. Gaya rambut juga
kadang­kadang dimasukkan ke dalam pakaian kepala meskipun
ini termasuk bagian dari tata rias. Busana dan tata rias sangat
erat   kaitannya   dengan   melukiskan   peranan   hingga   kedua   hal
tersebut perlu diperhatikan bersama.
Perlengkapan­perlengkapan/accessories

Accessories, yaitu pakaian yang melengkapi bagian­ba gian 
busana yang bukan
pakaian   dasar   atau
yang   belum   termasuk
dalam   busana   dasar,
busana tubuh, busana
kaki   dan   busana
kepala.   Pakaian   ini
ditambahkan   demi
efek   dekoratif,   demi
karakter   atau   tujuan­
tujuan lain. Misalnya,
kaos   tangan,   per­
Sumber: A Phaidon Theatre Manual, Costume and
hiasan,   dompet,   ikat
Make-Up. New York : Phaidon Press Inc. 2001.
pinggang,   kipas,   dan
Gambar 8.9 Contoh gambar aksesoris dan
sebagainya. properƟ
Selain  accessories  ada
juga yang disebut
dengan properti yaitu benda atau pa kaian yang berguna untuk
membantu akting permainan. Perbedaan antara accessories dan
properties tidaklah begitu jelas, seringkali yang sedianya untuk
properties tetapi, kemudian berubah menjadi accessories begitu
164 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
juga sebaliknya. Umpamanya, dompet yang dibawa oleh seorang
pemeran   hanya   untuk   melengkapi   efek   kostum   adalah
accessories,   tetapi   bila   dompet   tersebut   digunakan   untuk
membantu   akting   maka   dompet   tersebut   menjadi  properties.
Kemudian mantel dan topi yang harus ada pada tempatnya bila
adegan mulai, atau yang dibawa oleh pelaku lain, ini dipandang
sebagai  properties, tetapi kalau mantel dan topi itu digunakan
oleh   pelaku   maka   ini   disebut   sebagai   kostum.   Jadi,   suatu
accessories,  yang   dikenakan   oleh   pemeran   apabila   tidak
digunakan   untuk   membantu   akting   permainan   maka   tetap
disebut sebagai  accessories,  tetapi kalau barang itu digunakan
untuk membantu permainan maka disebut dengan properti.
Begitu juga dengan busana kalau tidak digunakan untuk main
maka disebut  sebagai  properties,  tetapi kalau  digunakan  pada
waktu permainan maka disebut sebagai kostum.
Tujuan dan Fungsi Tata Busana
Dalam pementasan, tidak perlu perlengkapan kostum yang mahal
tetapi   yang   diperlukan   adalah   efek   dari   kostum   tersebut   pada
pementasan. Tata busana mempunyai tujuan, yaitu:
Membantu penonton agar mendapatkan suatu ciri atas pribadi 
peranan.
Membantu memperlihatkan adanya hubungan peranan yang satu 
dengan peranan yang lain, misalnya sebuah seragam kesatuan.
Agar busana pementasan mempunyai efek yang diinginkan, maka 
busana harus menunaikan beberapa fungsi tertentu, yaitu:
Membantu   menghidupkan   perwatakan   pelaku,   artinya   sebelum   dia
berdialog,  busana  yang  dikenakan  sudah   menunjukkan   siapa  dia
sesungguhnya,   umurnya,   kebangsaannya,   status   sosialnya,
kepribadiannya.   Bahkan   tata   busana   dapat   menunjukkan
hubungan psikologisnya dengan karakter­karakter lainnya.
Membantu   menunjukkan   individualisasi   peranan,   artinya   warna
dan gaya tata busana harus dapat membedakan peranan yang
satu dengan peranan yang lain.
Membantu memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku, artinya
pelaku  harus dapat   melaksanakan   laku atau  akting  perannya
tanpa   terganggu   oleh   busananya.   Busana   tidak   harus   dapat
memberi bantuan kepada pelaku tetapi busana harus sanggup
menambah efek visual gerak, menambah indah dan
Seni Budaya 165

Di unduh dari : Bukupaket.com


menyenangkan dilihat di setiap posisi yang diambil pelaku. Hal
ini sebagian besar tergantung pada temperamen dan kerja sama
antara   pelaku  dan   perencana.   Pelaku   yang   pandai   dan   cukup
latihan   biasanya   dapat   menguasai   busana   yang   sulit   untuk
dapat mencari efek visual yang menarik.
Macam­macam Tata Busana
Dalam   penampilannya   macam   busana   pentas   dapat   digolongkan
dalam berbagai bentuk yaitu: busana historis, modern, nasional, tradisi­
onal, sirkus, fantastis, hewan, dan sebagainya.
Busana   historis,   yaitu   bentuk   busana   pentas   yang   spesifik   untuk
periode­periode   berdasarkan   sejarah   dari   kejadian   lakon.
Misalnya,   busana   zaman   Napoleon   adalah   serba   ketat   untuk
pria dan jurk menjurai di atas lantai dengan rumbai dan rampel
meriah  bagi   wanita.   Busana   pentas   Kerajaan   Majapahit   akan
berbeda dengan kerajaan Mataram.
Busana   modern,   yaitu  bentuk  busana   pentas   yang  digunakan   tak
berbeda   dengan   pakaian   yang   digunakan   sehari­hari   di
masyarakat.
Busana   tradisional,   yaitu   bentuk   busana   yang   menggambarkan
karakteristik   spesifik   secara   simbolis   dan   distilir.   Busana
seperti ini seringkali berlatar belakang sejarah terutama yang
berhubungan dengan karakter tradisional, periode, dan tempat
yang khusus.
Busana nasional, yaitu busana yang menggambarkan secara khas
dari   suatu  negara  dan  yang  bersangkutan   secara  historis   dan
nasional.   Misalnya,   busana   tentara   Jerman   zaman   Nazi   atau
tentara jepang diperang dunia II.
Cara Merencanakan
Sebelum kita merancang busana untuk sebuah pementasan, maka 
ada yang perlu kita pelajari adalah sebagai berikut.
Belajar tentang kehidupan dan watak yang akan dibawakan oleh 
pemeran, dengan cara bersama­sama menganalisa naskah.
Penelitian   tentang   periode   sejarah   dan   busana   nasional   peran   yang
akan  dibawakan,  dengan  cara meneliti  sumber­sumber yang   ada,
buku   teks   perihal   tentang   kostum,   juga   harus   diteliti   dokumen­
dokumen,   naskah­naskah   perpustakaan   yang   memiliki   bahan­
bahan yang serupa dengan cerita yang akan dibawakan.

166 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
C. Tata Rias
Tata rias dalam pembahasan ini adalah tata rias pentas, jadi segala
sesuatu   harus  ditujukan  untuk  membentuk   artistik   yang  mendukung
pemeran dalam sebuah pementasan lakon. Tata rias yaitu bagaimana
cara   menggunakan   bahan­bahan   kosmetik   untuk   mewujudkan   wajah
atau   gambaran  peran   yang  akan  dimainkan.   Sebagai   contoh,   seorang
pemeran dalam kehidupan sehari­hari mungkin dikenal sebagai seorang
pelajar,   tetapi   di   panggung   dia   akan   menjadi   manusia   lain,   menjadi
seorang pemeran yang digariskan oleh seorang penulis lakon.
Hal   yang   perlu   diperhitungkan   dalam   tata   rias   pentas,   yaitu   jarak
antara penonton dengan yang ditonton dan intensitas penyinaran lampu.
Dengan   memperhitungkan   daerah   pandang   penonton   yang   mempunyai
jarak  antara  4   sampai   6   meter   maka   akan   mempengaruhi   tebal­tipisnya
tata   rias.   Begitu   juga   dengan   intensitas   cahaya   dan   warna   cahaya   akan
sangat mempengaruhi warna dan kejelasan sebuah tata rias.
Tugas dan Fungsi Tata Rias
Tugas   tata   rias,   yaitu   membantu   memberikan   dandanan   atau
perubahan­perubahan pada para pemain sehingga terbentuk dunia pentas
dengan suasana yang kena dan wajar. Tugas ini dapat merupakan fungsi
pokok, dapat pula sebagai fungsi bantuan. Sebagai fungsi pokok, misalnya
tata rias ini mengubah seorang gadis belia menjadi nenek tua atau seorang
wanita   memainkan   peranan   sebagai   seorang   laki­laki   atau   sebaliknya.
Sebagai  fungsi bantuan, misalnya  seorang gadis muda harus memainkan
peranan   sebagai   gadis   muda,   tetapi   masih   harus   memerlukan   sedikit
riasan muka atau rambut dan hal­hal kecil lainnya.
Kegunaan Tata Rias
Merias tubuh berarti mengubah hal yang alami menjadi hal yang
berguna artinya dengan prinsip mendapatkan daya guna yang
tepat.   Bedanya   dengan   rias   cantik   adalah   kalau   rias   cantik
mengubah hal yang jelek menjadi cantik, sedangkan rias untuk
teater   adalah   mengubah   hal   yang   alami   menjadi   hal   yang
dikehendaki.
Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
Membuat wajah dan badan sesuai dengan peranan yang dimainkan 
atau dikehendaki.

Seni Budaya 167


Di unduh dari : Bukupaket.com
Faktor­faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Tata Rias

Rata dan halusnya base.

Base, yaitu bahan yang berguna untuk melindungi kulit dan 
untuk memudahkan pelaksanaan dan penghapusan tata rias.
Kesamaan Foundation.

Foundation, yaitu bedak dasar yang memberikan dasar warna 
kulit sesuai dengan warna kulit peran.
Penggunaan garis­garis yang layak.
Garis­garis ini berguna untuk memperjelas anatomi muka, 
batas­batas bagian wajah (alis, mata, keriput­keriput).
Harmoni antara sinar dan bayangan­bayangan.

Highlight dan shadow memberi efek bahwa manusia itu tiga 
dimensional.
Bahan­bahan Tata Rias

Base, yang termasuk ini adalah bedak dingin atau coldcream. Cara 
memakainya dengan
mengambil   dengan   telun­
juk, letakkan pada bagian
yang   menonjol,   gosok   de­
ngan   cara   memutar
sampai rata.
Foundationadaduamacam,
yaitu stick dan pasta. Cara Sumber: Kemendikbud
menggunakannya   sama Gambar 4.b

dengan Base.
Lines,   gunanya   untuk   memberi  batas
anatomi   muka.   Macamnya   ada
Eyebrow pencil  (membentuk alis dan
memperindah   mata),  Eye­lash
(membentuk   bulu   mata   agar
melengkung), Lipstick, Highlight dan
Shadow  (menciptakan   efek   tiga
dimensi   pada   muka),  Eyeshadow
(membentuk dimensi pada mata).

Sumber: Kemendikbud
Gambar 4.c
168 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
d. Rouge,   gunanya   untuk   meng­
hidupkan   pipi   dekat   mata,   tulang
pipi,   dagu,   kelopak   mata   antara
hidung dan mata.
e. Cleansing,   gunanya   untuk   mem­
bersihkan segala tata rias dan juga
sebagai  nutrient  dan   pengobatan Sumber: Kemendikbud
Gambar 4.d
pada kulit.

Macam­macam Tata Rias
Rias   jenis,   yaitu   rias   yang   dilakukan
untuk   mengubah   jenis   seorang
pemeran,   dari   laki­laki   menjadi
wanita atau sebaliknya.
Rias   bangsa,   yaitu   rias   yang   berfungsi
untuk   mengubah   seorang   pemeran
yang   harus   memainkan   peranan
bangsa   lain.   Misalnya   ,orang Sumber: Kemendikbud
Indonesia memerankan Gambar 5.a Contoh gambar
rias jenis pada pentas naskah
Prabu Maha Anu
tokoh   berbangsa   Afrika.   Jadi, karya Robert Pinget terjemahan
Saini KM (koleksi penulis)
harus   tahu   ciri­ciri   setiap   bangsa
yang menjadi ciri khas.
c. Rias usia, yaitu rias yang berfungsi
untuk mengubah seorang pemeran
menjadi   orang   lain   yang   usianya
lebih   tua  dari   usia  pemeran   yang
asli.   Dalam   rias   rias   ini   perlu
megetahui   tentang   anaomi
manusia   dan   berbagai   tingkat
umur,   Ketuaan   pada   wajah
Sumber: Kemendikbud
biasanya   ditandai   dengan   kerut
Gambar 5.b Contoh gambar
pada bibir, dahi dan sudut mata. rias bangsa Perancis abad XVIII
(koleksi Penulis)
d. Rias  tokoh,   yaitu   rias   yang   berfungsi
untuk   mengubah   seorang   pemeran
menjadi tokoh lain. Rias ini termasuk
rias   yang   agak   sulit   karena   adanya
hubungan   antara   bentuk   luar   dan
watak seseorang. Misalnya, rias
tokoh untuk seorang pelacur atau perampok. Rias tokoh sama 
dengan rias watak.
Seni Budaya 169

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sumber: Dok. Penulis
Gambar 8.15 Contoh mengerjakan tata rias usia dari muda ke tua

Rias temporal, yaitu rias yang berfungsi untuk membeda­bedakan
waktu. Misalnya rias sehari­hari akan berbeda dengan rias mau
ke pesta.
Rias   aksen,   yaitu   rias   yang   berfungsi   untuk   mempertegas   aksen
seorang pemeran yang mendekati peran yang akan dimainkan.
Misalnya,   Pemuda   Jawa   akan   memainkan   peranan   sebagai
pemuda Jawa.
Rias   lokal,   yaitu   rias   yang   ditentukan   oleh   tempatnya.   Misalnya,
rias seorang petani di sawah akan berbeda dengan petani tapi
sudah di rumah.

Tata Cahaya
Tata   cahaya,   yaitu   pengaturan   sinar   atau   cahaya   lampu   untuk
menerangi   dan   menyinari   arena   permainan   serta   menimbulkan   efek
artistik. Tata cahaya sebelum menggunakan lampu­lampu listrik yang
ada   sekarang   ini,   maka   pertunjukan   masih   memanfaatkan   sinar
matahari   sebagai   sumber   penerangannya.   Setelah   manusia   mengenal
api   sebagai   sumber   pemanas   dan   penerang   maka   manusia
memanfaatkan api sebagai alat penerang pementasan.
Mula­mula manusia memakai api unggun sebagai alat penerangan
dan   sekaligus   sebagai   alat   pemanas,   kemudian   setelah   ditemukan
minyak   maka   alat   penerang   berkembang   menjadi   obor,   blencong,
cempor, dan lain sebagainya. Keterbatasan intensitas penerangan dari
api,   justru   memberikan   pengaruh   yang   indah   terhadap   gerak­laku
pemeran bahkan mampu menimbulkan efek magis dan mungkin sulit
didapat   pada   teater   yang   tidak   menggunakan   cahaya   seperti   itu.
Goyang­goyang lidah api ditiup angin menimbulkan efek gelap­terang
yang mengundang suasana yang artistik.

170 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pada   saat   ini,   kita   telah   termanjakan   oleh   adanya   sumber   daya   listrik
sebagai   hasil   teknologi   yang   maju.   Dengan   mudahnya   mendapat   alat   dan
sumber listrik maka perlu penguasaan dan penanganan yang lebih serius agar
kita tidak terperangkap oleh pencahayaan yang datar. Oleh karena itu, melalui
tata   cahaya   sebagi   salah   satu   kekuatan   artistik   teater   maka   harus   dapat
memukau dan mencekam agar penonton  betah  untuk menyaksikan jalannya
pertunjukan. Jelasnya, sentuhan artistik yang diciptakan oleh tata cahaya itu
harus   dapat   mengungkapkan   dan   mendukung   pemeranan   yang   hidup   dan
berkesan   dalam   pada   batin   penonton.   Cahaya   yang   artistik   di   sini   juga
mengandung   pengertian   cahaya   yang   dapat   menyiapkan   perhatian,
mengukuhkan suasana, memperkaya set, dan menciptakan komposisi .
Tujuan Tata Cahaya
Menerangi dan menyinari pentas dan pemeran
Menerangi,   yaitu   cara   menggunakan   lampu   sekedar   untuk
memberi   terang   dan   melenyapkan   gelap.   Jadi,   semua   pentas
dan barang­barang yang ada, baik yang penting maupun yang
tidak   penting   semua   diterangi.   Menyinari,   yaitu   cara
menggunakan   lampu   untuk   membuat   bagian­bagian   pentas
sesuai dengan keadaan dramatik lakon. Jadi, dengan menyinari
daerah­daerah   tertentu   maka   ada   sesuatu   atau   suasana   yang
lebih yang hendak ditonjolkan agar tercapai efek dramatik.
Mengingatkan efek cahaya alamiah.
Maksudnya, menentukan keadaan jam, musim, cuaca, keadaan 
dengan menggunakan tata cahaya.
Membantu  melukiskan dekor atau  scenery  dalam menambah nilai
warna   sehingga   tercapai   adanya   sinar   dan   bayangan
menonjolkan fungsi dekorasi.
Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan 
suasana kejiwaan.
Fungsi Tata Cahaya
Mengadakan pilihan bagi segala hal yang diperlihatkan, maksudnya
adalah   dengan   tata   cahaya   mencoba   membiarkan   penonton
dapat melihat dengan enak dan jelas.
Mengungkapkan   bentuk   sehingga   objek   yang   kena   cahaya   akan
menampakkan   bentuknya   yang   wajar,   maka   dari   itu
penyebaran   sinar   harus   memiliki   tinggi­rendah   derajat
pencahayaan   yang   memberikan   keaneka   ragaman   hasil
perbedaan tinggi­rendahnya derajat pencahayaan itu.
Seni Budaya 171

Di unduh dari : Bukupaket.com


Membuat gambar wajar, disini termasuk cahaya lampu tiruan yang
menciptakan gambaran cahaya wajar yang memberi petunjuk­
petunjuk   terhadap   waktu   sehari­hari,   waktu   setempat,   dan
musim. Di samping itu juga termasuk pembuatan cahaya lampu
tiruan   di   dalam   set   interior,   misalnya   cahaya   lilin,   lampu
kerudung, lampu dinding, dan lain­lain.
Membuat   komposisi,   yaitu   menggunakan   unsur   cahaya   berdasar
atas   rancangan,   sehingga   melahirkan   suatu   komposisi   yang
menunjang  kehadiran  para pemerannya.   Cahaya  lampu  harus
diatur sedemikian rupa sehingga dapat memusatkan perhatian
penonton   pada   setiap   gerakkan   pemeran   dan   menimbulkan
gagasan baru.
Menciptakan   suasana,   yaitu   dengan   menata   cahaya   maka
diharapkan   akan   menimbulkan   perasaan   atau   efek   kejiwaan
penonton. Cara yang ditempuh, yaitu dengan pemakaian warna
dan cahaya keteduhan.
Jenis Lampu

Lampu pentas terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu lampu strip,
lampu spot, dan lampu general. Lampu strip terbagi menjadi dua yaitu
lampu kaki (lampu yang diletakkan di batas depan bawah pentas yang
berguna untuk menghilangkan bayang­bayang) dan lampu border (lam­
pu   yang   diletakkan   di   atas   pentas   di   belakang   border   dan   fungsinya
sama dengan lampu kaki). Lampu spot, yaitu lampu yang mempunyai
sumber sinar dengan intensif memberikan sinar pada satu titik bidang
tertentu. Fungsinya untuk menonjolkan arena permainan dan sekaligus
membangun suasana permainan. Lampu  general  atau  floodlight,  yaitu
lampu   yang   mempunyai   kekuatan   sinar   yang   besar   dan   tanpa   lensa.
Fungsinya untuk menerangi arena permainan.
Pengontrolan Sinar dan Warna
Pengontrolan sinar di pentas terbagi atas enam kategori, yaitu:
Pengontrolan   atas   hidup   dan   matinya   lampu,   di   sini   harus
diusahakan agar hidup matinya lampu tidak dilakukan secara
mendadak sebab kita menyesuaikan dengan kemampuan mata
kita untuk menyesuaikan diri.
Pengontrolan   atas   penyuraman   cahaya   lampu,   di   sini   yang   perlu
dipertimbangkan   adalah   membentuk   suatu   gambar   atau
suasana yang alami.
172 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengontrolan   atas   arah   sinar,   di   sini   yang   perlu   diperhatikan
adalah arah datangnya sinar dan berapa sinar yang digunakan
untuk   menyinari   dan   ini   ada   hubungannya   dengan
pembentukan tiga dimensi suatu benda atau pemeran.
Pengontrolan atas besar sinar lampu spot. Pengontrolan ini berguna
untuk menentukan besar kecilnya daerah penyinaran. Semakin
lampu digerakkan ke muka, maka daerah penyinaran semakin
besar, begitu juga sebaliknya.
Pengontrolan   atas   bentuk   sinar,   ini   berguna   untuk   membentuk
sinar   di   suatu   daerah   permainan,   dan   juga   besar   kecilnya
cahaya di daerah permainan.
Pengontrolan   atas   warna   sinar,   di   sini   yang   perlu   diperhatikan
adalah penggunaan warna sinar lampu dan warna benda yang
disinari. Misalnya, dekorasi yang seharusnya berwarna merah
tetapi   karena   ketidaktahuan   penata   cahaya,   dekorasi   itu
disinari sinar biru maka yang terjadi bukan dekorasi berwarna
merah yang ada, tetapi dekorasi berwarna agak kehitaman.
Hal­hal yang perlu diperhatikan dalam 
pengontrolan warna sinar yaitu:
Bagaimana   percampuran   pigmen   dengan
pigmen.   Jika   warna   merah,   kuning,
merah   dan   biru   dicampur   dengan
proporsi   yang   wajar   akan   menghasilkan
warna abu­abu atau hitam. Sumber: Kemendikbud
Gambar f.2 Diagram warna
Bagaimana percampuran lam pu berwarna  cahaya
dengan lampu berwarna. Jika warna 
lampu pokok (merah, kuning, dan biru 
violet) dicampur dengan intensitas 
cahaya yang wajar akan menghasilkan 
cahaya warna putih.
Bagaimana   percampuran   pig   men
berwarna   dengan   lampu   berwarna.
Misalnya,   lampu   merah   disinarkan Sumber: Kemendikbud
pada   permukaan   benda   yang   hijau Gambar f.3 Contoh pencampuran
warna cahaya dengan warna pigmen
akan   menghasilkan   warna   abu­abu
atau hitam.

Seni Budaya 173


Di unduh dari : Bukupaket.com
E. Tata Bunyi
Seni teater dalam pementasannya mengandung dua unsur, yaitu rupa
dan   suara.   Unsur   rupa   pada   pementasan   termasuk   tata   pentas   atau
dekorasi,   tata   busana,   tata   rias,   dan   tata   cahaya   sedangkan   tata   suara
termasuk   dialog   yang   diucapkan,   musik,   dan   efek   bunyi.   Tata   suara
(sebenarnya   tata   bunyi)   dapat   diartikan   sebagai   cara   untuk   mengatur
musik,   efek   bunyi   maupun   berbagai   bunyi­bunyian   yang   mendukung
terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata
bunyi   juga   diharapkan   membantu   imajinasi   penonton   untuk   lebih   dapat
membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.
Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi, yaitu:

Dialog – Efek Bunyi – Musik


Ketiganya   dapat   kita   pergunakan   bersama­sama,   kadang­kadang
hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan
dilihat, kita harus memperhatikan volume dari ketiga bahan tersebut,
artinya volume apa yang harus keras dan volume apa yang harus lemah.
Di sini, volume berfungsi seperti  spotlight  maksudnya bunyi apa yang
diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik, atau dialog.
1. Efek Bunyi
Efek bunyi dapat dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau
benda­benda   yang   kita   buat   secara   sederhana   yang   berfungsi   untuk
membantu penonton agar lebih dapat membayangkan apa yang terjadi
di   dalam   lakon.   Penggunaan   efek   bunyi   ini   tidak   dapat   sembarang
tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan. Cara sederhana membuat
efek bunyi di antaranya sebagai berikut.
Bunyi pintu, jika pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi
gerendel   dan   benturan   daun   pintu)   caranya   kita   buat   pintu
dalam   kotak   kecil   yang   dilengkapi   dengan   gerendel,   jika
ditempatkan   di   dekat   mikrofon   maka   bunyinya   akan
menyerupai bunyi yang sesungguhnya.
Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau 
pulpen yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.
Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.
Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda 
keras.
174 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bunyi kapal terbang dengan merekam bunyi pesawat di lapangan
atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling­baling
kipas   listrik   dan   dikeraskan   dengan   mikrofon.   Dan   masih
banyak lagi, asal kita mau melakukan percobaan.
Musik
Musik dalam teater mmpunyai kedudukan yang penting karena
penonton   akan   mudah   untuk   membayangkan   atau   mempengaruhi
imajinasinya.   Musik   yang   baik   dan   tepat   dapat   membantu   pemeran
membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat
dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara
adegan yang satu dengan adegan yang lain.
3. Mikrofon
Mikrofon   adalah   alat   teknik   yang   berguna   untuk   memperbesar
volume   suara,   bunyi,   efek   bunyi   dan   musik.   Dalam   teater   mikrofon
dapat   sangat   membantu   tetapi   juga   sering   membuat   repot,   karena
masih banyak peristiwa kesalahan teknis tata letak mikrofon, kurang
tahu cara mempergunakannya dan kurang tahu jenis dan fungsinya. Ini
ada sebagian dari jenis mikrofon dan tata letaknya.
Mikrofon omni atau nondirectional, dapat dipergunakan dari segala 
penjuru dan hasilnya sama.
Mikrofon Bidirectional, baik digunakan dari arah depan dan 
belakang.
Mikrofon Unidirectional, baik digunakan dari arah depan saja.
Mikrofon meja dan atau lantai, bentuknya kecil khususnya 
ditempatkan pada meja atau lantai.
Mikrofon Lapel, dikaitkan pada baju atau dikalungkan di leher 
sehingga tidak mudah terlihat oleh penonton.
Mikrofon Boom, dilengkapi dengan batang panjang sehingga dapat 
diatur mendekat atau menjauh dari aktor.
Seni Budaya 175

Di unduh dari : Bukupaket.com


SEMESTER II

176 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Seni Grafis
Bab IX
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret
(menggunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan
membuat)  dan   ranah  abstrak  (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi   dan   menghargai   keragaman   dan
keunikan karya seni rupa modern sebagai bentuk rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan.
2.1 Menunjukkan   sikap   menghargai,   jujur,   disiplin,   melalui
aktivitas berkesenian.
2.2 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap
karya seni rupa dan pembuatnya.
2.3 Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian
terhadap lingkungan dalam berkarya seni.
3.3 Memahami prosedur berkarya seni grafis dengan berbagai bahan
dan teknik.
4.3 Membuat karya seni grafis dengan berbagai bahan dan teknik.

Seni Budaya 177


Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian seni grafis.
Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai jenis karya seni 
grafis.
Peserta didik mampu mengidentifikasikan beragam bahan dan 
media berkarya seni grafis.
Peserta didik mampu mengklasifikasikan beragam teknik seni 
grafis.
Peserta   didik   mampu   membuat   karya   seni   grafis   dengan
menggunakan   salah   satu   teknik   dalam   seni   grafis   untuk
dipamerkan secara kelompok.

Peta Konsep

Mendefinisikan
PengerƟan Seni
Grafis

MengidenƟfikasi
Jenis Karya Seni
Grafis

Seni Grafis

Mendefinisikan
Teknik-Teknik Seni
Grafis

PrakƟk Berkarya
Seni Grafis

178 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Proses Pembelajaran

Informasi untuk guru
Pada materi seni grafis guru mempersiapkan bahan pembelajaran
selain   dari   buku   juga   dari   sumber   lain   berupa   gambar­gambar,
rangkuman   ataupun   teoritis   lain   yang   mendukung   pada   materi   ini.
Dalam hal ini juga perlu disiapkan contoh/dokumen karya peserta didik
sebelumnya (kalau ada) sebagai motivasi.
Guru   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi
pembelajaran   yang   akan   diberikan,   Guru   juga   menjelaskan   tujuan
pembelajaran sehingga peserta didik mengetahui kompetensi apa yang
akan dicapai dan dikuasai. Guru berdasarkan alur pembelajaran dapat
menginformasikan  kepada peserta didik alat,  bahan,  dan media  yang
dibutuhkan sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar.

Proses Pembelajaran I

Guru menjelaskan tentang pengertian seni grafis, didahului dengan
pengenalan seni grafis dalam kehidupan sehari­hari, Di sini, guru harus
punya   contoh karya   seni   grafis   yang  hanya   dari   buku,   tapi  bisa  dari
sumber lain.
Guru   perlu   menjabarkan   tentang   seni   grafis   dan   desain   grafis,
Sehingga   ini   di   awal   materi   guru   memberikan   contoh­contoh   dari
perbedaan seni grafis dan desain grafis.
Perbedaannya

No Seni Grafis Desain Grafis

1 Pure art (seni murni) Apllied art (seni pakai)
2 Manual Dengan bantuan mesin
3 Orisinil ada batasan pengulangan Dapat diulang berkali­kali,
karya sehingga dapat menghasilkan
4 Ada kebebasan dalam berkarya Dibuat berdasarkan pesanan
(produk konsumtif)

Dari   uraian  perbedaan  antara  seni  grafis  dan  desain  grafis,   guru
lebih penekanan pada seni grafis (pure art).

Seni Budaya 179


Di unduh dari : Bukupaket.com
Acuan Proses Pembelajaran I
Untuk   mengenalkan   materi   seni   grafis,   teknik   dalam   seni   grafis
serta bahan dan alat berkarya seni grafis. Pada proses pembelajaran ini
guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah   pembelajaran   dengan
menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
Mengamati melalui gambar atau media lain tentang seni grafis. Pada saat
pengamatan   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan peserta didik. Contoh dengan memberikan pertanyaan
tentang apa yang dilihat, dirasakan, diingat, atau apa yang diketahui
lebih jauh tentang gambar yang diperlihatkan.
Setelah peserta didik mengamati  gambar contoh, siswa diberikan lembar
kerja sesuai dengan media yang diamati peserta didik. Lembar kerja
bisa disesuaikan dengan situasi lingkungan daerah setempat.
Peserta didik kemudian melakukan eksplorasi baik melalui media yang
ada di lingkungan sekolah atau dengan bantuan guru menggunakan
media internet yang ada di sekolah.
Untuk   langkah   mengkomunikasi   dapat   disesuaikan   dengan   waktu
pembelajaran   yang   tersedia   dan   materi   pembelajaran.   Langkah
mengkomunikasi tidak harus dilakukan setiap kali pertemuan.
Dan untuk materi berkarya seni grafis digunakan model 
pembelajaran penemuan, dan model pembelajaran berbasis proyek.
Informasi untuk guru

Sumber: Almanak Seni Rupa
Gambar 1 seni grafis cetak tinggi

180 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses Pembelajaran II

Pada proses ini guru mengajak sisiwa untuk melakukan kegiatan 
sebagai berikut.
Peserta   didik   menyimak   dan   mengamati   berbagai   karya   seni   grafis   dari
buku teks, gambar, atau dari literatur yang disediakan oleh guru.
Peserta didik bereksplorasi mengenai teknik dalam berkarya seni grafis.
Mengasosiasikan bahan dan alat dalam teknik berkarya seni grafis.
Mengomunikasikan hasil analisis dalam bentuk persentase atau 
aprsesiasi di kelas.

Proses Pembelajaran III

Acuan proses pembelajaran II
Praktek berkarya seni grafis ( Pembelajaran Berbasis Proyek)
Dalam   pelaksanaan   praktek   berkarya   seni   grafis,   peserta   didik
diberi   kesempatan   untuk   mengembangkan   segala   kemampuan   dan
kreatifitas   dalam   berkarya,   guru   sebagai   motivator   punya   peranan
untuk   menyalurkan   kemampuan   peserta   didik,   baik   dari   media
berkarya   maupun   dari   ide   dan   gagasan   yang   akan   dikembangkan
sesuai dengan potensi yang di lingkungan peserta didik berada.
Peran pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis Proyek:
Peran Pendidik
Merencanakan dan mendesain pembelajaran praktik berkarya 
seni.
Membuat strategi pembelajaran dalam hal ini jumlah jam, serta 
target yang akan dicapai.
Memberikan   kesempatan   peserta   didik   untuk   bertanya   dan
mengembangkan ide dan gagasan dalam berkarya seni grafis.
Memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam berkarya 
seni.

Seni Budaya 181


Di unduh dari : Bukupaket.com
Menilai proses berkarya seni peserta didik dari awal sampai 
proses finishing.
Peran Peserta Didik
Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
Mengembangkan ide dan gagasan serta konsep dalam berkarya 
seni grafis.
Merencanakan bahan dan alat dalam berkarya seni grafis.
Menyusun rencana kegiatan praktik sehingga selesai tepat 
waktu.
Melakukan interaksi sosial dengan teman atau kelompok dalam 
proses berkarya.
Menyelesaikan tugas seni grafis dan mengapresiasikan di kelas.
Dalam pelaksanaan praktik berkarya seni guru memberikan 
langkah­langkah dalam proses berkarya sebagai berikut:
Rencanakan jumlah jam yang akan dipakai untuk praktek kerja siswa.
Rencanakan bentuk dan media dalam penyajian karya seni siswa.
Kelompok kerja peserta didik berbentuk kelompok atau mandiri.
Guru mengkalkulasi bahan dan alat yang akan dipakai.
Perhitungkan risiko atau hal­hal yang sekiranya penting, dalam hal ini
apakah   memakai   benda   tajam,   benda   yang   mudah   pecah,   benda
yang   mudah   rusak,   atau   mungkin   peserta   didik   perlu   perhatian
ekstra sehingga segala resiko terhindari.

Evaluasi dan Penilaian

Buku   siswa   menampilkan   materi   uji   kompetensi,   guru   bisa


mengembangkan   uji   kompetensi   dari   buku   siswa   dengan   unsur
pengetahuan   dan   keterampilan,   jenis   soal,   dan   bentuk   soal
menyesuaikan dengan situasi kondisi masing­masing sekolah.

182 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengetahuan

Jelaskan secara singkat tentang seni grafis.
Sebutkan 2 contoh hasil cetak tinggi yang digunakan sehari­hari.
Sebutkan 3 bahan cetak grafis.
Perhatikan gambar berikut dan kemudian tulis nama dan jelaskan 
fungsinya masing­masing.
a.

b.

Seni Budaya 183

Di unduh dari : Bukupaket.com


Guru   dapat   mengembangkan   indikator   penilaian   untuk   setiap
aspek yang akan diujikan.  Indikator ini merupakan  skoring terhadap
apa yang dinilai dan dicapai oleh peserta didik.

Keterampilan

Buatlah sebuah seni grafis cetak tinggi secara kelompok dengan
ketentuan:
Bahan yang dipakai adalah buah­buahan atau biji­bijian.
2. Media yang dipakai kertas dan hasil akhir di jadikan sebuah 
karya seni murni.
Buat Tema atau judul gambar.
Bentuklah buah atau biji­bijian tadi sedemikian rupa.
Dan cetaklah dengan berbagai warna.

a. Tabel bobot nilai dalam uji konpetensi pengetahuan

No. Indikator Kreativitas Siswa Bobot dalam Penilaian Jawaban


Siswa
1 Dapat menyatakan pendapat Skor 1 jika sampai 2 indikator

dengan jelas. muncul

2 Dapat menemukan ide baru Skor 2 jika sampai 3 dan 4

yang belum dijelaskan. indikator muncul

Menyukai materi Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator
3 pembelajaran patung, dan
muncul
berusaha mempelajarinya.

Mencoba berulang­ulang Skor 4 jika 6 sampai 7 indikator
4 untuk menemukan ide yang
muncul
terbaik.

184 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
b. Tabel bobot nilai dalam uji kompetensi uji keterampilan

No. Indikator Karya Peserta Siswa Bobot dalam Penilaian


Jawaban Siswa
Karya peserta didik kreatif
1 mengolah ide bahan, alat, teknik, 4 = A
dan media berkarya.

Karya peserta didik meniru ide
2 bahan alat, teknik, dan media 3 = B
berkarya yang sudah ada.

Karya peserta tidak memenuhi
3 penilaian teknik, alat bahan, serta 2 = C
media berkarya seni.

F. Pengayaan

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan bagi peserta didik kelompok
cepat   (nilai   maksimal)   agar   potensinya   berkembang   optimal   dengan
memanfaatkan   sisa   waktu   yang   dimilikinya.   Ada   beberapa   kegiatan
yang   dapat   dirancang   dan   dilaksanakan   oleh   guru   dalam   kaitannya
dengan pengayaan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan pengayaan.
Membentuk kelompok tutor.
Mengembangkan latihan.
Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang 
menuntut banyak latihan.
Mengembangkan media dan sumber belajar.
Membuat sebuah karya.

Seni Budaya 185

Di unduh dari : Bukupaket.com


G. Remedial

Dalam materi seni lukis pembelajaran peserta didik diberikan teori­
teori   seperti   di   dalam   buku   siswa   juga   diberikan   tagihan­tagihan
berupa praktek. Sehingga, di akhir pelajaran guru bisa mengadakan uji
kompetensi   berupa   latihan   soal   ataupun   berupa   uji   keterampilan.
Untuk   kompetensi   pengetahuan   peserta   didik   yang   tidak   memenuhi
nilai   maksimal   /   mengalami   kesulitan   dalam   memahami   materi   bisa
diberikan   remedial,   tetapi   untuk   uji   keterampilan,   tidak   diberikan
remedial. Remedial diberikan dengan cara
Menguraikan kembali beberapa materi seni grafs, sambil berinteraksi
tanya   jawab   dengan   peserta   didik,   sehingga   guru   mengetahui
bagaian subbab yang perlu dijelaskan kembali.
Dari uraian materi yang sudah dijelaskan, apakah peserta didik yang
remedial   dengan   materi   yang   sama   atau   dengan   materi   yang
berbeda.
Setelah memberikan uraian materi guru melakukan evaluasi kembali,
masih adakah peserta didik yang masih diremedial kembali, kalau
masih ada ulangi langkah pertama kembali.
Dalam memilih metode yang diterapkan dalam remedial 
pembelajaran antara lain
Memanfaatkan latihan khusus, latihan khusus ini diberikan terutama
bagi peserta didik yang memiliki daya tangkap lemah atau di bawah
rata­rata.
Menekankan   pada   segi   kekuatan   yang   dimiliki   oleh   peserta   didik,
dalam   kegiatan   belajar   dalam   proses   belajar   mengajar   terkadang
ditemukan   peserta   didik   yang   dengan   mudah   memahami   materi
pelajaran   hanya   melalui   penjelasan   guru   secara   lisan,   ada   yang
mudah memahami jika disertakan gambar atau alat bantu belajar
lainnya, ada pula yang baru dapat memahami materi pelajaran jika
diberi   kesempatan   untuk   menerapkan   konsep   secara   langsung.
Masing­masing   kekuatan   siswa  dengan   gaya   belajarnya   itu  harus
dimengerti dan dipahami oleh guru agar lebih memudahkan pesera
didik dalam mengatasi kesulitan belajarnya.
Memanfaatkan   media   belajar/alat   peraga,   dengan   memahami   berbagai
kekuatan   peserta   didik   dan   gaya   belajarnya,   guru   harus
mengimbanginya   dengan   menggunakan   dan   memanfaatkan   berbagai
media belajar/alat peraga dalam membahas materi pelajaran.

186 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Memanfaatkan   permainan   sebagai   sarana   belajar.   Yang   perlu   diingat
adalah   bermain   sambil   belajar,   dengan   memanfaatkan   permainan
sebagai   sarana   belajar   akan   sangat   membantu   memotivasi   peserta
didik yang selama ini kurang memiliki motivasi untuk belajar.
Untuk materi praktik peserta didik tidak diadakan remedial, hanya
penekanan pada peserta didik untuk melaksanakan, menjalani proses
pembelajaran dan memaksimalkan kemampuan masing–masing peserta
didik.

H. Interaksi Orang Tua

Untuk menunjang keberhasilan siswa dalam proses belajar maka perlu kerja
sama antar orang tua dan guru, sehingga harus ada komunikasi antara orang tua
siswa dan Guru. Interaksi antara guru dengan orang tua tidak mesti untuk peserta
didik yang bermasalah dengan sikap tingkah laku atau peserta didik yang
bermasalah, tetapi termasuk siswa yang punya kecakapan khusus sehingga peserta
didik yang punya keahlian atau kecakapan khusus ini tersalurkan bakat dan
hobinya. Interaksi dengan orang tua dapat dilakukan melalui komunikasi melalui
telepon, kunjungan ke rumah, dan surat menyurat atau melaui media komunikasi
sosial lainnya.Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja peserta
didik yang harus ditandatangani oleh orang tua murid baik untuk aspek
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat
mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

A. Menyablon dengan teknik sederhana (bahan 
klise alami)
Bahan:
kertas gambar/HVS
cat air/tinta cetak
klise alami, misalnya sendok, kunci, daun, 
pisau, dan lain­lain
Peralatan:
pisau
semprotan
sikat gigi

Seni Budaya 187


Di unduh dari : Bukupaket.com
gunting
kuas
cutter
busa
Cara Kerja
Ambillah klise alami yang diinginkan.
Klise disusun di atas kertas karton/HVS 
sesuai dengan yang diinginkan.

188 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Pameran
Bab X
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam   berinteraksi   secara
efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam   dalam   jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Memahami   dan   menerapkan   pengetahuan   (faktual,   konseptual,   dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)   dan   ranah
abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,   menggambar,   dan
mengarang)   sesuai   dengan  yang dipelajari  di  sekolah  dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi, dan menghargai keragaman dan keunikan
karya   seni   rupa   modern   sebagai   bentuk   rasa   syukur   terhadap
anugerah Tuhan.

2.1 Menunjukkan   sikap   menghargai,   jujur,   disiplin,   melalui   aktivitas


berkesenian.
2.2 Menunjukkan   sikap   bertanggung   jawab,   peduli,   santun   terhadap
karya seni rupa dan pembuatnya.
2.3 Menunjukkan sikap   percaya   diri,   motivasi   internal,   kepedulian
terhadap lingkungan dalam berkarya seni.
3.4 Memahami prosedur penyelenggaraan pameran karya seni rupa.
4.4 Menyelenggarakan pameran seni rupa.
Seni Budaya 189

Di unduh dari : Bukupaket.com


B. Tujuan Pembelajaran Pameran

Tujuan pembelajaran pada materi pameran adalah:
Peserta didik mampu mendeksripsikan tujuan dari pameran seni rupa 
di sekolah.
Peserta didik mampu mengklasifikasikan berbagai jenis pameran 
menurut tempat pelaksanaan pameran.
Peserta didik mampu merencanakan sebuah kegiatan pameran seni 
rupa secara berkelompok.
Peserta   didik   mampu   merumuskan   kepanitiaan   pameran   seni   rupa   dan
mendeskripsikan tugas­tugas masing­masing dalam kepanitiaan.
Peserta didik mampu melaksanakan sebuah kegiatan pameran seni 
rupa secara kelompok atau sekolah.

Peta Konsep Pembelajaran

PengerƟan,
Fungsi dan
Tujuan Pameran

Perencanaan
Pameran
Pameran
Kelas/Sekolah

Pelaksanaan
Pameran

Evaluasi Pameran

190 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Proses Pembelajaran

Informasi Guru
Guru   dapat   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi
pembelajaran   akan   dipelajari   dan   menjelaskan   tujuan   pembelajaran
sehingga peserta didik mengetahui kompetensi yang akan dicapai dan
dikuasai.   Berdasarkan   alur   pembelajaran,   guru   juga   dapat
menginformasikan   kepada   peserta   didik   tentang   alur   kegiatan   yang
harus dilaksanakan oleh peserta didik.
Materi   pameran   terdiri   dari   empat   subbab   pembelajaran   dan   ini
bisa diajarkan dalam 4 kali pertemuan, pertemuan pertama membahas
masalah pengertian fungsi dan tujuan pameran, pertemuan kedua dan
ketiga   membahas   masalah   perencanaan   pameran   pembentukan
kelompok kerja serta beserta perangkat pamerannya, dan pertemuan ke
empat   praktek   pelaksanaan   pameran,   atau   disesuaikan   dengan
lingkungan masing.
Dalam  materi pameran guru mempersiapkan  bahan  materi selain
dari   buku   juga   dari   sumber   lain   berupa   gambar­gambar,   rangkuman
ataupun teoritis lain yang mendukung pada materi ini. Dalam hal ini
juga perlu disiapkan contoh karya siswa sebelumnya.
Dalam buku siswa materi pameran sudah dijelaskan sesuai dengan
mangenai   pengertian   pameran,   guru   menggunakan   pendekatan
saintifik dengan langkah­langkah sebagai berikut.
Mengamati   melalui   gambar   atau   media   lain   tentang   pameran.   Pada
saat   pengamatan   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul
rasa   keingintahuan   peserta   didik.   Contoh   dengan   memberikan
pertanyaan   tentang   apa   yang   dilihat,   dirasakan,   diingat,   atau
diketahui lebih jauh tentang gambar yang diperlihatkan
Setelah peserta didik  mengamati  gambar contoh, siswa diberikan  lembar
kerja sesuai dengan media yang diamati peserta didik. Lembar kerja
bisa disesuaikan dengan situasi lingkungan daerah setempat.
Peserta didik kemudian melakukan eksplorasi tentang pameran baik di
lingkungan sekolah atau dengan bantuan guru menggunakan media
internet yang ada di sekolah.
Untuk langkah mengkomunikasi dapat disesuaikan dengan waktu 
pembelajaran yang tersedia dan materi pembelajaran.

Seni Budaya 191


Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses Pembelajaran I

Guru   setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang


hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah menjelaskan materi
pameran   kelas/kelompok.   Dalam   materi   pameran   didahului   dengan
pengenalan konsep dalam pameran tersebut, dan serta tujuan, manfaat,
keorganisasian   serta   pelaksanaan   pameran.   Bentuk   pelaksanaan
pameran   juga   teoritis   pameran,   apakah   pameran   berdasarkan
kelompok, berdasarkan karya peserta pameran atau gagasan lain dalam
pameran.   Disini   guru   harus   punya   contoh­contoh   pameran   seni   rupa
yang bukan hanya dari buku, tapi bisa dari sumber lain.
Dalam proses ini guru, melakukan kegiatan sebagai berikut.
Peserta   didik   melakukan   pengamatan   dengan   cara   membaca   dan
manyimak dari kajian buku  teks  dan literatur/media audio visual
untuk memancing keingintahuan peserta didik tentang pameran.
Peserta   didik   diajak   untuk   diskusi   dalam   kelas   agar   peserta
mendapatkan   wawasan   mengenai   pengertian,   fungsi   dan   tujuan
pameran.
Mengindentifikasi pengertian, fungsi dan tujuan pameran.
Menganalisa pengertian, fungsi, dan tujuan pameran di sekolah.
Mengkomunikasikan hasil analisis di depan kelas dalam bentuk 
presentasi.

Proses Pembelajaran II

Pada proses pembelajaran ini guru mengajak peserta didik untuk:
Mengamati dan menyimak dari buku teks seni budaya tentang 
perencanaan pameran karya seni rupa di sekolah.
Mengumpulkan informasi tentang rencana perencanaan pameran di 
sekolah melalui buku teks, literatur, atau sumber terpercaya lain.
Mengasosiasikan tentang perencanaan pameran seni rupa di sekolah.

Mengomunikasikan tentang perencanaan pameran di sekolah di depan 
kelas.

192 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Proses Pembelajaran III

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru membimbing peserta
didik   untuk   menguasai   materi   pelaksanaan   pameran,   pada   proses
pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah­langkah pembelajaran
dengan pendekatan saintifik, yaitu:
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   pelaksanaan
pameran   beserta   evaluasi   dengan   membaca   dan   menyimak   dari
buku teks seni budaya, atau dengan menyaksikan sebuah tayangan
video   sebuah   pameran.   Pada   kegiatan   ini   guru   dapat   memberi
motivasi sehingga timbul rasa keingintahuan peserta didik tentang
pelaksanaan pameran.
Peserta didik setelah melakukan pegamatan dapat berekplorasi dengan
kegiatan   persiapan   pelaksanaan   pameran,   baik   dari   persiapan
karya   seni,   persiapan   tempat,   maupun   persiapan   akomodasi   lain
dalam pelaksanaan pameran.
Peserta didik melakukan  asosiasi tentang pelaksanaan  tugas  masing­
masing   kelompok   kerja   sehingga   persiapan   dalam   pelaksanaan
pameran sesuai dengan yang direncanakan.
Peserta melaksanakan kegiatan pelaksanaan pameran seni rupa dan 
evaluasi kegiatan pameran.
Acuan Proses Pembelajaran III
Dalam pelaksanaan praktik pameran seni, guru merencanakan hal­hal 
berikut:
Rencanakan jumlah jam yang akan dipakai untuk persiapan dan 
pelaksanaan pameran seni rupa.
Membimbing peserta didik dalam proses­proses dalam perencanaan 
pameran karya seni siswa.
Membimbing kelompok kerja siswa sesuai dengan tugas dan 
tanggung jawabnya masing­masing.
Guru dan panitia pameran memperhitungkan resiko atau hal­hal 
yang sekiranya penting, antara lain:
Biaya yang harus ditanggung.
Perlengkapan yang bisa dipinjam atau perlu dibuat atau sudah 
tersedia di sekolah.

Seni Budaya 193


Di unduh dari : Bukupaket.com
Persiapan perangkat pameran, misalnya spanduk, pamflet dan 
lainnya.
Tempat dan lokasi pameran tidak mengganggu kegiatan belajar 
di sekolah.
Benda yang mudah rusak atau, mungkin siswa perlu perhatian 
ekstra sehingga segala resiko terhindari.
Evaluasi   setiap   proses,   guru   pembimbing   memberikan   catatan­
catatan kecil yang ditujukan kepada setiap anggota panitia, yang
meliputi   cara   kerja   panitia,   kekompakan   antarseksi   maupun
kedisiplinan masing­masing personil panitia.

Sumber : www.kompasiana .com
Gambar 10. 1 Suasana sebuah pameran seni

E. Evaluasi dan Penilaian

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik   dan   pokok   bahasan,   evaluasi   pembelajaran   yang   dikembangkan
dapat   berupa  tes  dan   nontes.   Tes  dapat   berupa  uraian,   isian   singkat
ataupun   pilihan   ganda.   Nontes   dapat   berupa   kuisioner,   unjuk   kerja
atau proyek. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai
dengan materi yang diajarkan.

194 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Contoh evaluasi dan penilaian

Pengetahuan

Apa yang kamu ketahui tentang pameran?
Sebutkan 2 bentuk pameran berdasarkan peserta!
Sebutkan 3 karya seni rupa yang bisa dijadikan pameran luar 
ruang!
Sebutkan tugas pembimbing/pembina pameran!
Sebutkan 3 kelengkapan ruang pameran!

Keterampilan

Susunlah sebuah konsep pameran kelas atau pameran 
kelompok dengan dalam bentuk sebuah proposal.
Rencanakan bentuk pameran berdasarkan jenis karyanya.
Bentuk   sebuah   kelompok   kerja,   tentukan   ketua   sekretaris,
bendahara serta unit kerja (seksi­seksi) buat sesuai kebutuhan.
Tentukan hari, waktu, tempat pelaksanaan pameran kelas/ 
kelompok.
Tim kerja menyusun, merencanakan, dan melaksanakan rencana 
kerja sesuai job description masing­masing.
Laksanakan pameran kelas tersebut dengan bimbingan, arahan 
dan petunjuk dari guru mata pelajaran.

Seni Budaya 195


Di unduh dari : Bukupaket.com
Pernyataan Jawaban
No.

Saya berusaha belajar seni budaya materi pameran □ ya
1. kelas/kelompok dengan sungguh­sungguh. □ tidak
Saya mengerti dan paham materi pameran kelas/ □ ya
2. □ tidak
kelompok.
Saya mengerjakan tugas guru tepat waktu. □ ya
3. □ tidak
Saya mengajukan pertanyaan jika ada materi yang □ ya
4. tidak dipahami pada pelajaran pameran kelas/ □ tidak
kelompok.
Saya berperan aktif dalam kelompok pada materi □ ya
5. □ tidak
pameran kelas/kelompok.

Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang diujikan, indikator ini merupakan skoring terhadap apa yang ingin
dinilai dan dicapai oleh peserta didik, berdasarkan uji kompetensi yang
dikembangkan   pada   bab   ini,   guru   dapat   membuat   rubrik   penilaian
seperti di bawah.
a. Tabel bobot nilai dalam uji kompetensi pengetahuan.

No. Indikator Jawaban Siswa Bobot dalam Penilaian


Jawaban Siswa
Jawaban peserta didik bisa
1 menjelaskan dengan detail 4 = A
beserta contoh.

Jawaban peserta didik bisa
2 menjelaskan dengan detail tidak 3 = B
beserta contoh.

Jawaban peserta didik tidak
3 bisa menjelaskan dengan detail 2 = C
beserta contoh.

Jawaban peserta didik tidak bisa
4 menjelaskan dengan detail dan 1=D
tidak beserta contoh.

196 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
b. Tabel bobot nilai dalam uji kompetensi keterampilan.

No Komponen yang Dinilai Skor Skor yang


Maksimum Dicapai
1 Perencanaan Pameran 10

2 Persiapan Pameran 10

3 Pelaksanaan dan Evaluasi Pameran 10

Bobot   nilai   pengetahuan   dan   keterampilan   sesuaikan   dengan


kompleksitas setempat.

F. Pengayaan

Berikut ini adalah beberapa kegiatan pengayaan.
Membentuk kelompok tutor sebaya mendiskusikan tentang sebuah 
kegiatan pameran akhir tahun.
Mengembangkan media dan sumber belajar dalam bentuk tayangan di 
depan kelas.
Menyusun rencana pameran tunggal dalam sebuah konsep pameran.

G. Remedial

Dalam   materi   pameran   pembelajaran   siswa   lebih   kepada   60%


praktek di samping teori yang juga harus dikuasai peserta didik, untuk
proses   remedial.   Remedial   diberikan   pada   peserta   didik   yang
mengalami   kesulitan   dalam   memahami   materi   seni.   Remedial   untuk
materi pameran peserta didik diberikan dengan cara:
Menguraikan beberapa materi pameran, dan umpan baik lagi kepada
peserta didik, sehingga guru mengetahui materi mana yang perlu
dijelaskan kembali.
Dari   uraian   materi   yang   sudah   dijelaskan,   apakah   peserta   didik   yang
remedial dengan materi yang sama atau dengan materi yang berbeda.

Seni Budaya 197


Di unduh dari : Bukupaket.com
Setelah memberikan uraian materi guru melakukan evaluasi kembali,
masih adakah peserta didik yang masih diremedial kembali, kalau
masih ada ulangi langkah pertama kembali.
Dalam   memilih   metode   yang   diterapkan   dalam   remedial
pembelajaran antara lain
a. Memanfaatkan   latihan   khusus.   Latihan   khusus   ini   diberikan
terutama bagi peserta didik yang memiliki daya tangkap lemah atau
di bawah rata­rata.
Menekankan   pada   segi   kekuatan   yang   dimiliki   oleh   peserta   didik.
Dalam   kegiatan   belajar   mengajar   terkadang   ditemukan   peserta
didik   yang   dengan   mudah   memahami   materi   pelajaran   hanya
melalui penjelasan guru secara lisan, ada yang mudah memahami
jika  disertakan  gambar  atau  alat  bantu  belajar   lainnya,   ada  pula
yang   baru   dapat   memahami   materi   pelajaran   jika   diberi
kesempatan   untuk   menerapkan   konsep   secara   langsung.   Masing­
masing   kekuatan   peserta   didik   dengan   gaya   belajarnya   itu   harus
dimengerti dan dipahami oleh guru agar lebih memudahkan siswa
dalam mengatasi kesulitan belajarnya.
Memanfaatkan   media   belajar/alat   peraga   yang   multi­sensori.   Dengan
memahami   berbagai   kekuatan   peserta  didik   dan   gaya   belajarnya,
guru   harus   mengimbanginya   dengan   menggunakan   dan
memanfaatkan berbagai media belajar/alat peraga dalam membahas
materi pelajaran.
Memanfaatkan   permainan   sebagai   sarana   belajar.   Yang   perlu   diingat
adalah   bermain   sambil   belajar.   Dengan   memanfaatkan   permainan
sebagai   sarana   belajar   akan   sangat   membantu   memotivasi   peserta
didik yang selama ini kurang memiliki motivasi untuk belajar
Untuk materi praktek siswa peserta didik diadakan remedial, hanya
penekanan   pada   peserta   didik   untuk   melaksanakan,   melakukan,   dan
menjalani   proses   secara   kreatif   dan   memaksimalkan   kemampuan
masing­masing peserta didik

198 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sumber: www.memberantar­foto .com Gambar :
10.2. Pengunjung melihat­lihat pameran lukisan
dan patung di Gedung Wanita, Banyuwangi,

H. Interaksi Orang Tua

Untuk   menunjang   keberhasilan   siswa   dalam   proses   belajar   maka


perlu   kerja   sama   antar   orang   tua   dan   guru,   sehingga   harus   ada
komunikasi   antara   orang   tua   siswa   dan   guru.   Interaksi   antara   guru
dengan   orang   tua   tidak   mesti   untuk   siswa   yang   bermasalah   dengan
sikap tingkah laku atau siswa yang bermasalah, tetapi termasuk siswa
yang   punya   kecakapan   khusus   sehingga   siswa   yang   punya   keahlian
atau   kecakapan   khusus   ini   tersalurkan   bakatnya.   Interaksi   dengan
orang   tua   dapat   dilakukan   melalui   komunikasi   melalui   telepon,
kunjungan   ke   rumah,   dan   surat­menyurat   atau   melalui   media
komunikasi   sosial   lainnya.   Guru   juga   dapat   melakukan   interaksi
melalui   lembar   kerja   peserta   didik   yang   harus   ditandatangani   oleh
orang   tua   murid   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun
keterampilan.   Melalui   interaksi   ini   orang   tua   dapat   mengetahui
perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

Seni Budaya 199

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pembelajaran
Bab XI
Bernyanyi
Lagu Populer

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti (KI):
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret   (meng­
gunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)
dan   ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar (KD):
3.3 Memahami konsep, bentuk, dan ciri­ciri musik populer.
4.3 Memainkan karya­karya musik populer dengan vokal dan 
atau alat musik secara individual.

200 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Pendidik   dapat   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi


pembelajaran   yang   akan   diberikan   yaitu   tentang   bernyanyi   lagu
populer.   Sebelum   memulai   masuk   ke   materi   pelajaran,   ada   baiknya
pendidik   menjelaskan   tujuan   pembelajaran   sehingga   peserta   didik
mengetahui   kompetensi   apa   yang   akan   dicapai   dan   dikuasai.
Berdasarkan   alur   pembelajaran   yang   telah   dibuat,   pendidik   dapat
menginformasikan   kepada   peserta   didik   bahan   dan   media   yang
dibutuhkan selama pembelajaran sehingga pada kesempatannya nanti
dapat dipersiapkan dengan baik dan benar. Tujuan pembelajaran pada
bab ini peserta didik diharapkan dapat;
Mendeskripsikan jenis lagu populer.
Pada bab ini KD yang meliputi musik populer akan difokuskan pada
lagu   populer.   Peserta   didik   diharapkan   dapat   menjabarkan
pemahamannya mengenai jenis­jenis lagu pada musik yang populer.
Mendeskripsikan gaya bernyanyi lagu populer.
Peserta   didik   dapat   menganalisis   gaya   penyanyi   dalam
membawakan lagu populer yang meliputi gerak badan, ekspresi dan
mimik wajah yang sesuai dengan makna lagu yang dibawakan.
Mendeskripsikan tahapan latihan bernyanyi lagu populer dengan gaya 
yang tepat.
Peserta   didik   dapat   menjabarkan   tahapan   latihan   mulai   dari
interpretasi atau pemahaman makna lagu sampai pemilihan gaya
yang   tepat   yang   dilakukan   oleh   penyanyi   pada   saat
mengkomunikasikan lagu tersebut.
Menyanyikan lagu populer dengan ekspresif.
Lagu   populer  dapat   dinyanyikan   oleh  peserta   didik  dengan   gerak
badan   yang   mengomunikasikan   makna   lagu   dan   maknanya,
ekspresi dan mimik wajah yang sesuai makna lagu.

Peta Konsep

Pada pembelajaran bab ini pendidik dapat mengacu pada peta konsep
yang menguraikan tahapan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Seni Budaya 201


Di unduh dari : Bukupaket.com
Berikut ini peta konsep pembelajaran Bernyanyi Lagu Populer.

Alur Pembelajaran
Jenis Lagu Populer
Bernyanyi Lagu Gaya Bernyanyi Lagu

Populer Populer

LaƟhan Bernyanyi Lagu


Populer dengan Gaya yang
Tepat

Setelah mempelajari bab ini peserta didik diharapkan mampu:
Mendeskripsikan jenis lagu populer.
Mendeskripsikan gaya bernyanyi lagu populer.
Mendeskripsikan tahapan latihan bernyanyi lagu populer dengan gaya 
yang tepat.
Menyanyikan lagu populer dengan ekspresif.

Proses Pembelajaran

Pada proses pembelajaran ini pendidik dapat menjelaskan kepada
peserta didik tentang jenis­jenis lagu populer sambil memperdengarkan
contoh­contoh   lagu   populer.   Setelah   itu   pendidik   menjelaskan   dan
memperagakan  cara  bernyanyi  lagu  populer   yang  baik  sesuai   dengan
jenis musiknya. Dalam pembelajaran ini peserta didik akan diajarkan
untuk memahami dengan jelas gaya bernyanyi seperti apa yang harus
dilakukan   pada   lagu­lagu   populer   yang   tentunya   harus   disesuaikan
dengan   jenis   dan   irama   lagunya.   Tahapan   selanjutnya   yaitu   untuk
dapat membuat peserta didik lebih mengenal lagi gaya­gaya bernyanyi
dalam   membawakan   lagu   populer,   pendidik   dapat   melakukan
pendekatan saintifik yaitu:
Peserta didik dapat melihat dan mengamati video penampilan seorang 
penyanyi terkenal dengan berbagai jenis aliran musik populer.

202 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Peserta   didik   diarahkan   untuk   fokus   terhadap   penampilan   dan   gaya
penyanyi   tersebut   pada   saat   di   atas   panggung   baik   panggung
terbuka atau tertutup.
Setelah   memperhatikan   gaya   bernyanyi   dari   beberapa   penyanyi   yang
berbeda,   peserta   didik   diharapkan   dapat   mengidentifikasi   perbedaan
gaya   bernyanyi   diantara   penyanyi   tersebut.   Perbedaan   dari   mulai
pengaruh jenis lagu, irama lagu sampai pada makna lagunya.
Peserta   didik   dapat   mengkomunikasikan   hasil   pengamatan   tersebut   ke
dalam bentuk tulisan yang akan didiskusikan bersama­sama teman di
depan   kelas   sampai   semua   peserta   didik   dapat   menarik   kesimpulan
tentang gaya yang baik dalam menampilkan lagu populer.

E. Evaluasi

Pendidik dalam melakukan evaluasi dapat melakukan pengembangan
dari  jenis tes  yang   diberikan  kepada  peserta   didik  sesuai  dengan   materi
pembelajaran  yang  telah dipelajari.  Evaluasi  dan penilaian  pembelajaran
dapat  dilakukan  dengan tes dan non tes. Tes dapat berupa  uraian,  isian
atau pilihan ganda. Tes juga dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek
dan lainnya. Pendidik juga harus mengembangkan rubrik penilaian yang
sesuai dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan.
Pendidik   dapat   mengembangkan   indikator   penilaian   untuk   setiap
aspek   yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   patokan   terhadap   apa
yang   ingin   dinilai   dan   dicapai   oleh   peserta   didik.   Berdasarkan   uji
kompetensi yang dikembangkan pada bab 3, pendidik dapat membuat
rubrik seperti di bawah ini:
Pengetahuan
Jelaskan perbedaan gaya bernyanyi jenis lagu pop, dangdut, rock 
dan jazz.
Jelaskan   langkah­langkah   apa   saja   yang   harus   kita   persiapkan
sebelum menyanyikan lagu populer agar berpengaruh terhadap
gaya kita pada saat bernyanyi.
Keterampilan
Nyanyikanlah salah satu lagu pop di atas dengan gaya yang benar.

Seni Budaya 203


Di unduh dari : Bukupaket.com
No. Indikator Penilaian Nilai
1 Jika peserta didik dapat menjelaskan 2 perbedaan gaya
bernyanyi jenis lagu pop, dangdut, rock dan jazz dengan 4
penjelasan yang logis
Jika peserta didik dapat menjelaskan 1 perbedaan gaya
2 bernyanyi jenis lagu pop, dangdut, rock dan jazz dengan 2
penjelasan yang logis

No. Indikator Penilaian Nilai


1 Jika peserta didik dapat menyebutkan 4 langkah persiapan vokal 4
2 Jika peserta didik dapat menyebutkan 3 langkah persiapan vokal 3
3 Jika peserta didik dapat menyebutkan 2 langkah persiapan vokal 2
4 Jika peserta didik dapat menyebutkan 1langkah persiapan vokal 1

Keterampilan

No. Indikator Penilaian Nilai


1 Persiapan Vokal 4
2 Penggunaan teknik vokal yang baik 3
3 Kesesuaian dengan jenis dan irama lagu 2
4 Gaya dan Penampilan 1

F. Pengayaan

Tahap   pembelajaran   bernyanyi   lagu   populer   ini   dapat


dilengkapi   dengan   materi   tambahan   sebagai   pengayaan   agar
peserta didik dapat lebih berkembang. Materi pengayaan dapat
berupa   pembedahan   lagu­lagu   populer,   mulai   dari   menyeleksi
lagu populer apa saja yang tepat dinyanyikan oleh peserta didik
SMP,   menguraikan   makna   lagu,   sampai   pada   menyamakan
persepsi dan cara memahami lagu tersebut.

G. Remedial

Peserta didik yang belum tuntas pada pembelajaran bernyanyi
lagu populer ini dapat diberikan remedial berupa apresiasi beberapa
pertunjukan bernyanyi lagu populer yang sesuai antara penampilan
dengan   makna   lagu   sesuai   dengan   aliran   musik.   Peserta   didik
diharapkan dapat melakukan penilaian berdasarkan

204 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
pemahaman yang benar mengenai cara menyanyikan lagu populer
sesuai dengan jenis aliran musik dengan baik. Setelah melakukan
apresiasi   pada   beberapa   penampilan   bernyanyi   lagu   populer
peserta   didik   diminta   untuk   menuliskan   hasil   pengamatannya
secara deskriptif dan lisan.

H. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik

Pendidik   diharapkan   dapat   melakukan   interaksi   dengan


orang tua siswa agar orang tua dapat mengetahui perkembangan
siswa   dari   hasil   pembelajaran   yang   telah   dilakukan   secara
mental, sosial dan intelektual. Interaksi dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain melalui telepon, kunjungan ke rumah
atau   juga   dengan   menggunakan   media   sosial   yang   sedang
berkembang saat ini dengan membuat grup komunikasi dengan
orang tua siswa satu kelas. Interaksi juga bisa dilakukan melalui
lembar kerja siswa yang  ditandatangani  oleh orang tua  setelah
dibaca dan dicermati sehingga orang tua betul­betul dapat selalu
mengakses perkembangan putra putrinya.

Setelah mempelajari gaya 1 2 3 4 Skor
No.   bernyanyi lagu modern, saya
dapat:

Memahami beberapa jenis lagu
modern yang berkembang di 
Indonesia

Menghargai karya lagu modern sesuai 
dengan jenis musiknya 
Menghargai eksistensi para artis/
penyanyi lagu modern dari semua jenis 
musik yang dijelaskan

Menghargai gaya bernyanyi para 
artis/penyanyinya
Memahami ciri khas gaya bernyanyi 
sesuai dengan jenis lagunya 
Mengerjakan tugas tentang analisis
artis/penyanyi lagu modern dengan 
sungguh­sungguh

Seni Budaya 205

Di unduh dari : Bukupaket.com


Melakukan latihan­latihan vokal
yang akan berpengaruh terhadap gaya 
bernyanyi dengan baik

Melakukan pembedahan lagu dengan 
sungguh­sungguh agar dapat
memahami makna lagu dengan benar

Menyanyikan lagu modern dengan
gaya yang baik dan benar dengan 
sungguh­sungguh

Jumlah

Keterangan: 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

Aktivitas Mengomunikasikan
Buatlah   tulisan   tentang   persiapan   vokal   dan   gaya
bernyanyi   yang   dilakukan   temanmu   pada   saat
menyanyi di depan kelas.
Tulisan berisi deskripsi proses sampai dengan hasilnya
yang dilanjutkan dengan kritik yang mem­bangun,
sehingga   di   penampilan   bernyanyi   se­lanjutnya
temanmu akan tampil dengan persiapan dan gaya
bernyanyi yang lebih baik lagi.

206 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Bab XII
Ansambel
Lagu Populer

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti (KI):
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggungjawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan keja­
dian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret   (meng­
gunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)
dan   ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar (KD):
3.4 Memahami pertunjukan musik Populer.
4.4 Menampilkan hasil pengembangan ornamentasi ritmis maupun
melodis musik populer dalam bentuk ansambel.

Seni Budaya 207


Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Tujuan Pembelajaran

Guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajaran
yang akan diberikan sesuai dengan Bab 4 yaitu tentang ansambel lagu
populer.   Sebelum   memulai   masuk   ke   materi   pelajaran,   ada   baiknya
guru   menjelaskan   tujuan   pembelajaran   sehingga   siswa   mengetahui
kompetensi   apa   yang   akan   dicapai   dan   dikuasai.   Berdasarkan   alur
pembelajaran yang telah dibuat, guru dapat menginformasikan kepada
siswa bahan dan media yang dibutuhkan selama pembelajaran sehingga
pada kesempatannya nanti dapat dipersiapkan dengan baik dan benar.
Tujuan Pembelajarn pada bab ini adalah siswa dapat:
Memahami jenis musik ansambel
Penjelasan mengenai jenis musik ansambel menjadikan siswa dapat
mendeskripsikan   kegiatan   ansambel   dan   pilihan   penggunaan   alat
musik. Siswa dapat bereksplorasi dengan pilihan alat musik yang
selama ini jarang dimainkan dalam bentuk sajian ansambel.
Melakukan latihan bermain musik populer dalam sajian ansambel 
Siswa dapat melakukan tahapan latihan dalam mempersiapkan 
sajian musik ansambel. Dimulai dari pemilihan lagu yang tepat, 
kemudian pemilihan dan menentukan alat musik apa saja yang 
akan digunakan untuk sajian ansambel ini. Kegiatan latihan 
merupakan modal utama dalam sajian ansambel, karena bermain 
musik secara berkelompok ini dibutuhkan kesungguhan dari 
pemainnya untuk saling menghargai dan menghormati sesuai 
dengan tugasnya masing­masing.
Memainkan lagu populer dalam bentuk ansambel
Pada tahap ini siswa diharapkan dapat menampilkan hasil latihan 
ansambel per kelompok dengan sajian yang kompak dan dinamis.

Peta Konsep

Pada pembelajaran bab ini guru dapat mengacu pada peta konsep yang
menguraikan tahapan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

208 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Berikut ini peta konsep pembelajaran Ansambel Lagu Populer:

Alur Pembelajaran
Ensambel Sejenis

Jenis Musik Ensambel

Ensambel Campuran
Ensambel Lagu
Populer

LaƟhan Ensambel Sejenis


Memainkan Lagu
Populer Dalam
Bentuk Ensambel
LaƟhan Ensambel
Campuran

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
Memahami jenis musik ansambel.
Melakukan latihan bermain musik populer dalam sajian ansambel.
Memainkan lagu populer dalam bentuk ansambel.

Proses Pembelajaran

Pada proses pembelajaran  ini setelah guru menjelaskan  tentang alur


pembelajaran   berdasarkan   materi   yang   akan   disampaikan,   guru
menjelaskan   tentang   jenis   musik   ansambel   yang   terdiri   dari   ansambel
sejenis   dan   ansambel   campuran.   Guru   dapat   memberikan   contoh
penampilan ansambel sejenis dan campuran melalui video CD atau DVD.
Pada   proses   pembelajaran   ini   guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
Siswa   dapat   melakukan   pengamatan   terlebih   dahulu   mengenai
penampilan   musik   ansambel   sejenis   dan   campuran   melalui   VCD
atau DVD.
Setelah melakukan pengamatan siswa dapat mendapatkan gambaran 
tentang penampilan ansambel sejenis dan ansambel campuran.
Siswa dapat mengeksplorasi dan mencoba merangkai memainkan 
musik ansambel yang sesuai dengan alat musik yang tersedia.

Seni Budaya 209


Di unduh dari : Bukupaket.com
Siswa   membahas   sebuah   lagu   populer   yang   telah   diaransemen   oleh
guru dalam bentuk ansambel dan mencoba merencanakan latihan
untuk memainkan lagu tersebut.
Siswa   mengomunikasikan   karya   lagu   populer   tersebut   dengan
memainkan dalam  bentuk kelompok  musik ansambel  sejenis  atau
campuran.

Evaluasi

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan
dapat   berupa   Tes   dan   non   Tes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau
pilihan ganda. Non Tes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek
dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus   mengembangkan   rubrik   penilaian
sesuai dengan materi yang diajarkan.
Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh peserta siswa. Berdasarkan uji kompetensi
yang   dikembangkan   pada   bab   4   guru   dapat   membuat   rubrik   seperti
berikut ini.
Pengetahuan
Jelaskan hal teknis apa saja yang harus dimiliki oleh para pemain 
dalam sebuah kelompok musik ansambel?
Jelaskan   perbedaan   yang   kamu   rasakan   ketika   bermain   dalam
sebuah   kelompok   musik   ansambel   sejenis   dan   ansambel
campuran?
Keterampilan
Mainkanlah   sebuah   lagu   pop   yang   kamu   ketahui   dengan   di
aransemen menjadi sajian musik ansambel sejenis atau campuran
secara berkelompok.

210 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengetahuan

No. Indikator Penilaian Nilai

Jika siswa dapat menjelaskan 4 hal teknis yang harus
1 dimiliki oleh para pemain dalam sebuah kelompok musik 4
ansambel
Jika siswa dapat menjelaskan 3 hal teknis yang harus
2 dimiliki oleh para pemain dalam sebuah kelompok musik 3
ansambel
Jika siswa dapat menjelaskan 2 hal teknis yang harus
3 dimiliki oleh para pemain dalam sebuah kelompok musik 2
ansambel
Jika siswa dapat menjelaskan 1 hal teknis yang harus
4 dimiliki oleh para pemain dalam sebuah kelompok musik 1
ansambel

No. Indikator Penilaian Nilai

Jika siswa dapat menguraikan lebih dari 2 perbedaan
1 antara bermain musik dalam sebuah kelompok ansambel 4
sejenis dan ansambel campuran
Jika siswa dapat menguraikan 2 perbedaan antara bermain
2 musik dalam sebuah kelompok ansambel sejenis dan 3
ansambel campuran
Jika siswa dapat menguraikan 1 perbedaan antara bermain
3 musik dalam sebuah kelompok ansambel sejenis dan 2
ansambel campuran
Keterampilan

No. Indikator Penilaian Nilai

1 Teknik membaca notasi 4

2 Teknik memainkan alat musik 3
3 Kerjasama 2
4 Penampilan 1

Seni Budaya 211

Di unduh dari : Bukupaket.com


Catatan :
Guru dapat memberikan nilai pada rentang 1 s/d 4 
dengan penjelasan
Baik Sekali
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik

Pengayaan

Pengayaan   pembelajaran   ini   dapat   diberikan   oleh   guru   untuk


menunjang   materi   yang   telah   disampaikan.   Pengayaan   materi
diberikan   untuk   memperdalam   dan   memperluas   pengetahuan   serta
keterampilan   yang   tentunya   dapat   menunjang   materi   yang
disampaikan.   Guru   dapat   mencari   materi   pengayaan   dari   media   dan
sumber belajar lainnya. Guru juga dapat meminta siswa untuk mencari
materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari.
Teknik Dasar menjadi Dirigen
Seorang dirigen dipilih untuk memimpin sebuah paduan suara agar
sajian lagunya lebih kompak dan rapi. Bagi para pemula yang ingin bisa
menjadi   seorang   dirigen   yang   baik,   ada   baiknya   untuk   mengetahui
dasar­dasar   menjadi   seorang   dirigen.   Berikut   ini   pokok   pembahasan
dalam teknik dasar menjadi dirigen; seorang dirigen harus mengetahui
teori dasar musik, seorang dirigen memiliki pengetahuan awal seorang
dirigen, seorang dirigen harus dapat memberikan aba­aba dasar dengan
benar.   Keempat,   seorang   dirigen   harus   tahu   cara   bernapas   yang
dianjurkan untuk bernyanyi.
Sebelum   melanjutkan   ke   tahap   yang   lebih   lanjut   maka   seorang
dirigen  harus   memiliki   pengetahuan   awal   tentang   dirigen.   Untuk   itu
pada bagian ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diketahui oleh
siswa yang ingin belajar menjadi dirigen, yang terdiri dari empat bagian
yaitu  pentingnya  aba­aba,   pengetahuan   tentang  birama,   sikap  badan,
pengetahuan pembagian suara­suara.

212 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pentingnya Aba­aba
Selain untuk memperlihatkan irama sebagai dasar dari musik, aba­
aba juga dapat mengingatkan kembali ekspresi ungkapan teks, intonasi
dan   lain­lain   hal   yang   sudah   diterangkan   dengan   kata­kata.   Aba­aba
harus jelas dan sederhana merupakan tuntutan pertama. Aba­aba yang
memuat sebanyak mungkin petunjuk tetapi yang dipakai hanya sejauh
yang diperlukan. Maka dari itu dasar yang penting bagi dirigen adalah
latihan memberi aba­aba. Aba­aba yang salah dapat mengacaukan apa
yang telah dipelajari dan dilatih selama ini.
Pengetahuan Tentang Birama
Pada   sebuah   lagu,   kita   selalu   menemukan   adanya   pertentangan
bunyi   antara   bagian   yang   berat   dengan   bagian   yang   ringan.
Pertentangan tersebut akan terjadi terus menerus dan ini dinamakan
sebagai irama atau ritme. Sebuah lagu akan ada waktu tertentu. Waktu
yang diperlukan itu akan terbagi dalam bagian yang sama. Irama yang
lengkap   dimiliki   setiap   bagian   pendek­pendek,   yang   artinya   memiliki
bagian yang berat dan bagian yang ringan. Bagian pendek ini disebut
birama. Tiap­tiap birama dibatasi oleh dua buah garis vertikal. Berikut
ini contoh gambar arah gerakan tangan dalam birama per­empat.

Gambar 4.1 Arah gerakan tangan dirigen dalam birama /4
Sumber : Kemendikbud

Sikap Badan
Gerakan   badan   dan   sikap   dari   seorang   dirigen   harus   dapat
menggerakkan   penyanyi   untuk   mengekspresikan   musiknya   dalam
gerakan   tarian.   Bersikap   rileks   adalah   syarat   agar   musik   dapat
diekspresikan ke dalam badan. Dengan rileks maka semua ketegangan

Seni Budaya 213


Di unduh dari : Bukupaket.com
yang   menghambat   akan   dapat   dihindari.   Tercapainya   suatu   puncak
ekspresi harus dimulai dengan ringan, kendur dan kemudian semakin
tegang hingga mencapai  puncak.  Hindarilah sikap yang kurang tepat
yaitu kedua kaki rapat dan badan menjadi tidak seimbang.
Pengetahuan Pembagian Suara­suara
Berdasarkan   perbedaan   wilayah   nada   yang   dimiliki   manusia,
kelompok paduan suara biasanya dibagi menjadi beberapa suara yang
terdiri atas suara pria, suara anak­anak dan suara wanita. Untuk suara
pria dibagi menjadi 3 yaitu tenor, bariton dan bass. Sedangkan untuk
suara wanita dibagi menjadi 3 yaitu sopran, mezosopran dan alto. Suara
tinggi pria adalah tenor dan untuk wanita adalah sopran. Suara sedang
pria adalah bariton dan untuk wanita adalah mezosopran. Suara rendah
untuk pria adalah bass dan untuk wanita adalah alto. Suara anak­anak
terbagi menjadi 2 yaitu tinggi dan rendah.

G. Remedial

Siswa   yang   belum   tuntas   pada   pembelajaran   Ansambel   Lagu


Populer   dapat   diberikan   remedial   berupa   pendalaman   memainkan
masing­masing alat musik yang digunakan dalam kelompok ansambel,
siswa   tersebut   memainkan   lagu   populer   yang   sudah   diarransemen
dalam bentuk ansambel per individu. Dengan tahapan seperti ini siswa
akan   lebih   fokus   dan   menguasai   permainan   perorangannya,   sehingga
ketika   akan   digabungkan   lagi   dengan   kelompok   ansambelnya   siswa
tersebut akan lebih siap dan lebih baik.

H. Interaksi dengan OrangTua Peserta Didik

Proses pembelajaran yang baik, guru melakukan interaksi dengan
orang   tua.   Interaksi   dapat   dilakukan   melalui   komunikasi   telepon,
kunjungan   ke   rumah   atau   media   sosial   lainnya.   Guru   juga   dapat
melakukan   interaksi   melalui   lembar   kerja   siswa   yang   harus
ditandatangani   oleh  orang  tua  murid  baik  untuk  aspek  pengetahuan,
sikap   maupun   keterampilan.   Melalui   interaksi   ini   orang   tua   dapat
mengetahui   perkembangan   baik   mental,   sosial   dan   intelektual   putra
putrinya.

214 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Setelah mempelajari pengetahuan
dan melaksanakan ansambel lagu 1 2 3 4 Skor populer, saya dapat:

Memahami teknik permainan musik 
ansambel sejenis
Memahami teknik permainan musik 
ansambel campuran
Melakukan latihan ansambel secara 
berkelompok
Mengerjakan tugas tentang teknik bermain
musik   ansambel   dengan   senang   hati
dan percaya diri
Melakukan   latihan   ansambel   lagu   populer
sejenis dan campuran dengan disiplin
Melakukan   latihan   ansambel   lagu   populer
sejenis   dan   campuran   dengan   usaha
keras
Melakukan   latihan   ansambel   lagu   populer
sejenis   dan   populer   sesuai   dengan
aturan teknis yang baik

Menghargai lagu populer yang telah 
diaransemen yang saya mainkan

Menghargai dan mengapresiasi penampilan
kelompok   lain   dalam   memainkan   lagu
populer   dalam   sajian   ansambel   sejenis
maupun campuran

Jumlah

Keterangan 4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Seni Budaya 215


Di unduh dari : Bukupaket.com
Aktivitas Mengomunikasikan
Buatlah tulisan mengenai penampilan kelompok lain 
dalam memainkan ansambel lagu populer.
Tulisan dibuat berdasarkan hasil pengamatan terhadap
satu kelompok maksimal 50 kata.
Isi tulisan yang dibuat diharapkan berupa kritik yang
membangun   untuk   perbaikan   kelompok   tersebut
pada   tugas   menampilkan   ansambel   lagu   populer
berikutnya.

216 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Bab XIII
Pola Lantai
Tari Kreasi

A. Kompetensi Inti (KI)

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret   (meng­
gunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)
dan   ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar (KD)

2.1 Menghayati   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli,


kerja sama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif   dengan   lingkungan   sosial,   budaya,   dan   alam   dalam
berapresiasi dan berkreasi seni.
3.3 Memahami penerapan pola lantai dan unsur pendukung gerak
tari kreasi.
4.3 Memeragakan cara menerapkan gerak tari kreasi berdasarkan
pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari.

Seni Budaya 217


Di unduh dari : Bukupaket.com
C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari Bab XIII peserta didik diharapkan dapat 
mengapresiasi dan berkreasi seni tari, yaitu:
Menjelaskan pengertian pola lantai.
Mengidentifikasi desain pada pola lantai.
Membuat pola garis lengkung pada tari kreasi.
Membuat pola garis lurus pada tari kreasi.
Melakukan gerak tari kreasi dengan menggunakan pola lantai.
Mengkomunikasikan pola lantai karya seni tari kreasi baik secara 
lisan maupun tulisan.
Membuat bentuk karya seni tari kreatif dilakukan secara kelompok.

Peta Konsep

Guru  dapat  menjelaskan  kepada  peserta  didik  tentang  materi
pembelajaran yang akan dipelajari sesuai dengan bab VI semester
I   tentang   pola   lantai   tari.   Guru   juga   dapat   menjelaskan   tujuan
pembelajaran,   sehingga   peserta   didik   mengetahui   kompetensi   apa   yang
akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran yang ada, maka
guru   juga   dapat   menginformasikan   kepada   peserta   didik   tentang   jadwal
pertemuan dan pelatihan yang akan dikerjakan oleh peserta didik.

Alur Pembelajaran Pola Lantai Gerak


Tari Kreasi

Pola Lantai Meragakan Gerak Tari


Kreasi Berdasarkan
Pola Lantai

218 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa adalah:
Mengamati berbagai pola lantai tari kreasi dengan mengamati gambar 
atau literatur dan sumber yang lainnya.
Menonton berbagai macam pertunjukan tari kreasi baik melalui video
maupun   melalui   pertunjukan   langsung   yang   ada   di   daerah   siswa
berada.
Mendiskusikan komponen yang terdapat di dalam pola lantai tari.
Menyusun karya seni tari kreasi sesuai dengan prosedur pola lantai 
tari.
Melakukan gerak dengan menggunakan pola lantai tari.
Menampilkan karya seni tari kreasi.

Proses Pembelajaran I

Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak
dicapai,   maka   langkah   selanjutnya   adalah   membimbing   peserta   didik
untuk   bisa   menguasai   materi   pembelajaran.   Guru   dapat   membimbing
peserta  didik   untuk   melakukan   aktifitas   pembelajaran   bentuk   penyajian
teater kreasi. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah­
langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   pola   lantai   tari
melalui gambar, membaca buku atau literatur pola lantai tari. Pada
kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan tentang pola lantai tari.
Peserta didik setelah melakukan pengamatan, dapat bereksplorasi 
dengan melakukan kegiatan diskusi tentang pola lantai tari.
Peserta didik dapat mengomunikasikan hasil diskusi dengan cara 
mempresentasikan hasil kerjanya.
Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan dari hasil pengamatannya
mengenai pola lantai tari. Berikan kesempatan siswa untuk berdiskusi
dengan   teman   sekelas   tentang   gambar­gambar   pola   lantai   tari   yang
diamati. Berikan juga kesempatan kepada mereka untuk bekerja sama
dengan   adil,   misalnya   saling   memberikan   informasi   mengenai   pola
lantai tari yang terdapat pada gambar. Pada akhir pembelajaran siswa
atau   kelompok   siswa   dapat   menginformasikan   dalam   bentuk   tulisan
maupun lisan.

Seni Budaya 219


Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar nomor berapa saja yang merupakan pola lantai garis lurus 
dan garis lengkung?
Sebutkan bentuk pola lantai pada gambar!
Buatlah kelompok dan lakukanlah pola lantai yang terdapat pada 
gambar!

Setelah kamu menjawab pertanyaan diatas, kemudian 
diskusikanlah dengan teman­teman dan isilah kolom di bawah ini!

Format Diskusi Hasil Pengamatan
Nama Siswa : .......................................................
NIS : .......................................................
Hari/Tanggal Pengamatan : .......................................................

No. Pola Lantai yang Digunakan Uraian Hasil Pengamatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

F. Proses Pembelajaran II

Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak
dicapai,   maka   langkah   selanjutnya   adalah   membimbing   peserta   didik
untuk   bisa   menguasai   materi   pembelajaran.   Guru   dapat   membimbing
peserta didik untuk melakukan aktifitas pembelajaran pola lantai

220 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
tari   sampai   melakukan   gerak   tari   dengan   menggunakan   pola   lantai.
Pada   proses  pembelajaran   ini   guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   membuat   pola
lantai melalui membaca buku atau literatur  dan video karya seni
tari.   Pada   kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga
timbul rasa keingintahuan tentang pola lantai tari.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan   dapat   bereksplorasi
dengan   melakukan   kegiatan   membuat   pola   lantai   gerak   tari.
Setelah   melakukan   kegiatan   dalam   membuat   pola   lantai,   maka
setiap peserta didik dapat meyusun pola lantai dengan melakukan
gerak   tari.   Sebagai   panduan   bekerja   bisa   mengikuti   langkah­
langkah kerja yang ada dalam buku siswa, atau mengikuti langkah­
langkah kerja hasil pengamatan.
Peserta didik dapat mengomunikasikan hasil kerjanya dengan cara 
mempresentasikan hasil kerjanya.

Informasi untuk Guru


Pola lantai
Suatu karya tari dapat dinikmati dengan baik apabila sudah dipola
lantaikan menjadi satu kesatuan garapan yang utuh. Artinya, garapan
karya   tari   tersebut   mengandung   unsur   utama,   unsur   penunjang   dan
elemen­elemen   pola   lantai   tari.   Sedang   yang   termasuk   ke   dalam
elemen­elemen pola lantai tari antara lain:
a.  Desain Lantai

Desain lantai atau  floor design  ialah garis­garis di lantai yang


dibentuk   oleh   seorang   penari   atau   garis­garis   di   lantai   yang
terbentuk oleh formasi penari, baik dalam bentuk individu maupun
kelompok. Secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai,
yaitu garis lurus dan garis lengkung.
b.  Desain Atas

Desain atas atau  air design  adalah desain yang berada di atas


lantai yang dilihat oleh penonton yang tampak terlukis pada ruang
yang berada di atas lantai. Ada 19 desain atas yang masing­masing
memiliki sentuhan emosional tertentu terhadap penonton.
Seni Budaya 221

Di unduh dari : Bukupaket.com


Datar.   Desain   datar   adalah   desain   yang   apabila   dilihat   dari   arah
penonton, badan penari tampak dalam postur tanpa persprektif.

Gambar 13.1
Sumber: Kemendikbud

Dalam. Desain dalam adalah desain yang apabila dilihat dari arah
penonton, badan penari tampak memiliki perspektif dalam.

Gambar 13.2
Sumber: Kemendikbud

222 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Vertikal. Desain vertikal adalah desain yang menggunakan anggota
badan pokok, yaitu tungkai dan lengan menjulur ke atas atau ke
bawah.

Gambar 13.3
Sumber: Kemendikbud

Horizontal.   Desain   horizontal   adalah   desain   yang   menggunakan


sebagian besar dari anggota badan mengarah ke garis horizontal.

Gambar 13.4
Sumber: Kemendikbud

Seni Budaya 223

Di unduh dari : Bukupaket.com


Kontras.   Desain   kontras   adalah   desain   yang   menggunakan   garis­
garis  silang dari anggota­anggota  badan atau garis­garis  yang
akan bertemu bila dilanjutkan.

Gambar 13.5
Sumber: Kemendikbud

Murni. Desain murni adalah desain yang ditimbulkan oleh postur 
penari yang sama sekali tidak menggunakan garis kontras.
Lengkung. Desain lengkung adalah desain dari badan anggota­anggota
badan lainnya menggunakan garis­garis lengkung statis.

Gambar 13.6
Sumber: Kemendikbud

224 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Desain statis ialah desain yang menggunakan pose­pose yang sama
dari anggota badan walaupun bagian badan yang lain bergerak.
Lurus. Desain lurus adalah desain yang menggunakan garis­garis lurus
pada anggota badan seperti tungkai, torso, dan lengan.
Bersudut.   Desain   bersudut   adalah   desain   yang   banyak
menggunakan tekukan­tekanan tajam pada sendi­sendi seperti
pada   lutut,   pergelangan   kaki,   siku   dan   sering   menimbulkan
kesan penuh kekuatan.
Spiral. Desain spiral adalah desain yang menggunakan lebih dari satu
garis lengkung yang searah pada badan dan anggota badan.

Gambar 13.7
Sumber: Kemendikbud

Tinggi. Desain tinggi adalah desain yang dibuat pada bagian dari
dada penari ke atas. Bagian ini memiliki sentuhan intelektual
dan spiritual yang kuat.

Seni Budaya 225

Di unduh dari : Bukupaket.com


Gambar 13.7
Sumber: Kemendikbud

Medium.   Desain   medium   atau   tengah   adalah   desain   yang


dipusatkan pada daerah sekitar dada ke bawah sampai pinggang
penari.

Gambar 13.8
Sumber: Kemendikbud

226 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Rendah. Desain rendah adalah desain yang dipusatkan pada daerah
yang berkisar antara pinggang penari sampai lantai.

Gambar 13.9
Sumber: Kemendikbud

Terlukis.   Desain   terlukis   adalah   desain   bergerak   yang   dihasilkan


oleh salah satu atau beberapa anggota badan atau property tari
yang bergerak untuk melukiskan sesuatu.

Gambar 13.10
Sumber: Kemendikbud

Seni Budaya 227

Di unduh dari : Bukupaket.com


Lanjutan. Desain lanjutan adalah desain berupa garis lanjutan yang
seolah­olah   ada,   yang   ditimbulkan   oleh   salah   satu   anggota
badan.

Gambar 13.11
Sumber: Kemendikbud

Tertunda.   Desain   tertunda   adalah   desain   yang   terlukis   di   udara


yang ditimbulkan oleh rambut panjang, rok panjang dan lebar,
selendang panjang dan sebagainya.

Gambar 13.12
Sumber: Kemendikbud

228 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Simetris.   Desain   simetris   adalah   desain   yang   dibuat   dengan
menempatkan garis­garis anggota badan yang kanan dan yang
kiri berlawanan arah tetapi sama.
Asimetris.   Desain   asimetris   adalah   desain   yang   dibuat   dengan
menempatkan   garis­garis   anggota   badan   yang   kiri   berlainan
dengan   yang   kanan.   Desain   ini   menarik   dan   dinamis,   tetapi
agak kurang kokoh dalam menggarap sebuah tarian.

c. Dinamika
Dinamika   adalah   kekuatan   dalam   yang   menyebabkan   gerak
menjadi hidup dan menarik. Dinamika dapat diatur secara mekanis
sehingga   memberikan   efek­efek   kekuatan   dalam   menghasilkan
gerak. Hal ini sangat tergantung pada tenaga dan desain gerak yang
direncanakan.
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan penggunaan tenaga
yaitu:
Intensitas: banyak sedikitnya tenaga yang digunakan dalam 
melakukan gerak.
Aksen/tekanan: penggunaan tenaga secara tidak rata yaitu ada 
yang menggunakan tenaga sedikit atau pula banyak/besar.
Kualitas: cara menyalurkan gerak sesuai dengan desain yang 
dikehendaki.
Dinamika bisa diwujudkan dengan berbagai teknik. Pergantian
level   yang   diatur   tinggi,   rendah   dapat   melahirkan   dinamika.
Pergantian tempo dari lambat ke cepat dan sebaliknya, pergantian
tekanan gerak dari lemah ke kuat dan sebaliknya, pergantian cara
menggerakkan badan atau anggota badan dengan gerak yang patah­
patah   dan  mengalun   bergantian  dan   sebaliknya,   semua  itu  dapat
menimbulkan  dinamika.   Gerak  mata  yang   penuh   kekuatan   dapat
menimbulkan dinamika. Bahkan pose diam yang dilakukan dengan
ekspresi memiliki dinamika pula.
Untuk   mencapai   dinamika   diperlukan   teknik   yang   berkaitan
dengan pengolahan tempo gerak, yaitu:
Accelerando adalah dinamika atau lebih tepat teknik dinamika yang
dicapai dengan mempercepat tempo.
Ritardado adalah teknik memperlambat tempo gerak.
Crescendo adalah teknik memperkuat / memperkeras gerak.

Seni Budaya 229


Di unduh dari : Bukupaket.com
Decrescendo adalah teknik memperlambat gerak.
Piano adalah gerak yang mengalir atau berkesinambungan.
Forte adalah gerak yang menggunakan tekanan.
Staccato adalah teknik gerak patah­patah.
Legato adalah gerak yang mengalun. d. 

Pola lantai Kelompok

Pola lantai tari solo atau duet, lain sekali cara penggarapannya
dengan pola lantai tari kelompok. Apabila tari solo elemen­elemen
koreografi seperti desain lantai, desain atas, desain musik, desain
dramatik,   dinamika   merupakan   elemen­elemen   yang   harus   ada,
maka   untuk   koreografi   kelompok   masih   memerlukan   satu   desain
lagi yaitu desain kelompok.
Ada   lima   bentuk   desain   kelompok,   yaitu  unison  atau   serempak,
balanced  atau berimbang,  broken  atau terpecah,  alternate  atau selang
seling, dan canon atau bergantian. Perpaduan antara bentuk yang satu
dengan bentuk yang lain akan lebih memaniskan koreografi. Selain itu
bentuk­bentuk   desain   kelompok   tersebut   masing­masing   memiliki
kekuatan menyentuh perasaan penonton yang khas.
Secara singkat desain  unison  (serempak) akan memberikan kesan
teratur. Desain unison yang menggunakan desain lantai huruf V
atau   ^   terbalik   memberikan   kesan   intelektual   dan   manis.
Sedangkan   yang   menggunakan   desain   lantai   lingkaran   akan
memberikan kesan spiritual.
Desain  balanced  atau   berimbang   pada   koreografi   kelompok   ialah
desain   yang   membagi   sejumlah   penari   menjadi   dua   kelompok
yang sama, masing­masing ditempatkan pada dua desain lantai
yang sama di atas  stage  bagian kanan dan bagian kiri. Desain
ini memberikan kesan teratur dan kesan isolasi pada masing­
masing kelompok. Kesan teratur ini tercapai bila masing­masing
selain   menggunakan   desain   lantai   yang   sama,   juga
menggunakan desain atas dan desain musik yang sama.
Desain broken atau terpecah, setiap penari memiliki desain lantai dan
desain atas sendiri. Dengan  broken  ini memberikan kesan isolasi
dari   tiap­tiap   penari.   Desain  broken  menuntut   kecermatan   dari
koreografer terhadap  masing­masing penari, sebab pola lantai ini
mirip dengan pola lantai dari beberapa pola lantai solo.
230 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Desain  alternate  atau   selang­seling   adalah   desain   yang
menggunakan pola selang­seling pada desain lantai, desain atas
atau   desain   musik.   Setiap   desain   lantai,   baik   yang   lurus,
lengkung,   lingkaran   maupun   zig­zag,   dapat   digarap   menjadi
desain kelompok  alternate  dengan membuat selang­seling pada
desain atasnya.
Desain canon atau bergantian setiap penari menari bergantian dengan
yang   lain   secara   susul   menyusul.   Desain   ini   memberikan   kesan
isolasi pada masing­masing penari, tetapi juga memberikan kesan
teratur. Untuk koreografi kelompok desain canon ini sangat  baik
dipergunakan untuk masuk dan keluar stage.

Gambar 13.13
Sumber: Kemendikbud

Gambar 13.14
Sumber: Kemendikbud

Seni Budaya 231


Di unduh dari : Bukupaket.com
Bentuk pola lantai kelompok

232 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tahapan berkarya
Materi   seni   memberikan   kesempatan   guru   untuk   berekspresi,
berkhayal,  melalui  latihan memperagakan tari.  Guru  harus  aktif  dan
kreatif di dalam mengeksplorasikan gerak­gerak tari
Pada   umumnya   dalam   diri,   daya   khayal   telah   ada,   walaupun
terbatas pada dunia yang pernah ia lihat dan alami. Untuk itu berbagai
macam cara yang dapat ditempuh dalam usaha untuk menumbuhkan
imajinasi   dan   kreativitas.   Pada   latihan   tersebut,   kita   dapat
mengungkapkan kembali secara estetik tentang apa yang pernah kita
lihat, kerjakan dan tentang apa yang mampu kita bayangkan.
Dalam   latihan   ini,   gerakan­gerakan   yang   sifatnya   meniru   alam
(natural),   baik   manusia   itu   sendiri,   binatang,   tumbuh­tumbuhan,
maupun   yang   lain­lain.   Gerakan   yang   ditirukan   tidak   saja   terbatas
kepada hal­hal yang hidup, namun juga benda­benda mati, seperti air,
api, awan, dan sebagainya.
Untuk itu cobalah melakukan gerakan­gerakan tari sederhana, yang
inspirasinya dapat diambil dari alam sekitar.
Dalam   berkarya   seni,   guru   diberikan   kebebasan   untuk   melakukan
keterampilan   gerak   sesuai   dengan   hasil   pengamatannya   dan   dalam
melakukan gerak tersebut boleh mencari bimbingan dan pengarahan dari
dosen atau ahli. Ada beberapa tahapan dalam menyusun suatu gerak yang
nantinya menjadi suatu kesatuan, yang disebut tari. Cobalah menurut versi
Anda. Diskusikan dengan teman Anda apakah langkah Anda sudah benar.
Beberapa tahapan di dalam membuat tari antara lain:

Seni Budaya 233


Di unduh dari : Bukupaket.com
a.  Eksplorasi
Eksplorasi   dalam   tari   adalah   pengamatan   terhadap   sesuatu
objek   yang   akan   dijadikan   sumber   ide   gerak   dalam   tari.
Pengamatan dapat dilakukan terhadap alam lingkungan, kehidupan
sehari­hari, binatang, buku cerita dan lain­lain.
Dalam   dunia   seni,   pengamatan   dibagi   menjadi   dua,   yaitu   1)
pengamatan internal dan 2) pengamatan eksternal.
Pengamatan   secara  internal   yaitu  pengamatan   yang   dilakukan   di
dalam   diri   si   pencipta   dengan   tidak   melalui   objek   di   luar
dirinya.   Misalnya:   mengingat­ingat,   menghayal,
membayangkan, melamun, dan lain­lain.
Eksplorasi internal dapat dijadikan sumber ide yang akan digarap 
dalam kegiatan berkarya atau kegiatan produksi, contoh: Cobalah 
mengingat­ingat suatu kejadian yang pernah Anda alami. Setelah 
ingat salah satu kejadian, lakukan gerak sesuai dengan apa yang 
telah Anda ingat. Selanjutnya Anda bebas melakukan gerak­gerak 
sesuai dengan ide yang terlintas di pikiran Anda. Siswa yang ingat 
waktu ibunya marah. Dengan daya kreativitasnya sendiri mencoba 
memperoleh berbagai gerak tari yang menunjukkan sosok yang 
sedang marah. Kegiatan ini dikatakan berhasil bila orang lain juga 
mengatakan bahwa ekspresi marahnya didukung dengan 
gerakannya yang patah­patah, telah menunjukkan sosok yang 
sedang marah. Suasana ini akan makin kelihatan nanti jika telah 
digabung dengan irama musik yang juga bernuansa kemarahan.

Pengamatan   secara   eksternal   yaitu   pengamatan   yang   dilakukan


oleh seorang pencipta tari dengan cara langsung menggunakan
objek­objek di luar dirinya. Misalnya: merasakan,  meraba dan
melihat.
Cobalah Anda melihat secara langsung objek yang akan dijadikan
suatu   tata   susunan   gerak   tari.   Setelah   Anda   menemukan   objek
yang akan dijadikan sumber ide garapan misalnya burung, barulah
Anda   bebas  untuk  melakukan   keterampilan  gerak  sesuai  dengan
hasil pengamatan Anda, yaitu gerakan­gerakan burung. Eksplorasi
tidak   hanya   terdapat   pada   lingkungan   alam,   binatang   atau
kehidupan sehari­hari, tetapi eksplorasi juga dapat diambil

234 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
dari buku­buku cerita. Anda dapat membaca buku cerita tentunya
yang   sesuai   dengan   karakteristik.   Dari   buku   cerita,   Anda   perlu
mengembangkan  kreativitas  agar   dapat  mengungkapkan   kembali
isi buku cerita tersebut, melalui gerak atau pemeranan.
b. Improvisasi
Di atas telah diuraikan tentang produksi seni melalui eksplorasi.
Pada   tahap   berikutnya,   sebagai   guru   juga   perlu   mempunyai
pengalaman menata gerak atau mencipta tari melalui improvisasi.
Setelah kamu melakukan eksplorasi atau pengamatan pada objek
yang   akan   dijadikan   sumber   ide   garapan   gerak   tari,   maka   tahap
berikutnya   Anda   perlu   melakukan   improvisasi   atau   eksperimentasi
sesuai dengan hasil pengamatan yang telah Anda peroleh.
Selanjutnya   kamu   bebas   menyusun   gerak   sesuai   dengan
pengamatan. Di sinilah dibutuhkan kreativitas yang cukup. Dengan
kreativitas tersebut Anda akan memperoleh berbagai macam gerak.
Ciri esensial seorang guru tari yang kreatif adalah guru yang selalu
berusaha   agar   didiknya   terdorong   dan   terangsang   untuk
menyalurkan daya ciptanya.
Kegiatan   tersebut   dapat   tercapai   dengan   cara:   menunjukkan
kemungkinan   pengembangan   unsur­unsur   tari;   memantapkan
ekspresi dari berbagai imajinasinya; mengarahkan dan memancing
inisiatif terhadap siswanya untuk tidak segan dan malu melakukan
improvisasi terhadap pengalaman ritmisnya; dan berinisiatif untuk
memupuk   dan   mengembangkan   atau   mengarahkan   daya   kreatif.
(Dekdipbud. 1979: 78–79).
Improvisasi atau eksperimentasi dapat juga dilakukan dengan
menggunakan properti. Hal ini tentunya harus sesuai dengan objek
yang diamati. Setelah Anda melakukan eksplorasi dan improvisasi,
mulailah   dengan   memilih   gerak   yang   dapat   dijadikan   suatu   tata
susunan   tari.   Setelah   melakukan   pemilihan   gerak   dan
berimprovisasi, maka tahap terakhir adalah menyusun gerak­gerak
tersebut,   dan   jadilah   susunan   tari.   Selanjutnya   perlu   dipikirkan
bagaimana   memperagakan   karya­karya   yang   sudah   dihasilkan,
cobalah membuat rancangan untuk mempergelarkannya.

Seni Budaya 235


Di unduh dari : Bukupaket.com
H. Interaksi dengan OrangTua

Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat
dilakukan   melalui   komunikasi   melalui   telepon,   kunjugan   ke   rumah,
atau media sosial lainnya.Guru juga dapat melakukan interaksi melalui
lembar kerja peserta didik yang harus ditandatangani  oleh orang tua
murid   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun   keterampilan.
Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik
mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

I. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan
dapat   berupa   tes   dan   nontes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau
pilihan   ganda.   Nontes   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,
dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus   mengembangkan   rubrik   penilaian
sesuai dengan materi yang diajarkan.

No. Pernyataan Ya Tidak


Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh-
1.
sungguh untuk dapat menguasai pola lantai.

Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan penuh


2.
perhatian sehingga dapat menguasai pola lantai.

Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai dengan


3.
materi pelatihan.
Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan pola lantai
4.
tari.
Saya bisa bekerja sama dalam kelompok pelatihan pola lantai
5.
tari.
Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pelatihan
6.
pola lantai tari.
Saya menghargai teman-teman dalam melaksanakan latihan
7.
pola tari.

236 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Uji Kompetensi

Pengetahuan Komposisi
Jelaskan yang dimaksud dengan pola lantai?
Buatkan 5 gambar pola lantai dengan garis lurus dan garis 
lengkung!

Proyek
Bentuklah kelompok beranggotakan 4­5 orang.
Amatilah sebuah tarian dan uraikan dari hasil pengamatan 
sebagai berikut:
Bentuk penyajian
Apakah pembagian pola lantai berulang­ulang?
Apakah garis­garis pola lantai mengurangi konsep emosional?

Apakah pembagian stage (panggung) berimbang?
Musik pengiring
Tata rias dan busana

Praktek
Buatlah bentuk tari kreasi berdasarkan hasil dari eksplorasi dan
improvisasi   kalian.   Mintalah   bantuan   kepada   guru   kalian   jika
mengalami kesulitan. Komunikasikan hasil karya seni tari kalian
di depan kelas.

Seni Budaya 237


Di unduh dari : Bukupaket.com
Rubrik Guru
Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan uji kompetensi
yang dikembangkan pada Bab VI guru dapat membuat rubrik seperti
tertera di bawah ini.

Contoh Rubrik Evaluasi
B. Sikap
Proaktif

No. Indikator Penilaian Proaktif


1. Berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi
satu indikator
2. Mampu menggunakan kesempatan Skor 2 jika terpenuhi
dua indikator
3. Memiliki prinsip dalam bertindak Skor 3 jika terpenuhi
(tidak ikut­ikutan) tiga indikator
4. Bertindak dengan penuh tanggung Skor 4 jika terpenuhi
jawab semua indikator
Kerjasama

No. Indikator Penilaian Kerjasama


Terlibat aktif dalam Skor 1 jika 1 atau tidak ada
1. indikator yang konsisten
bekerja kelompok
ditunjukkan peserta didik
2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2 indikator kosisten
tugas sesuai kesepakatan ditunjukkan peserta didik
Bersedia membantu
3. orang lain dalam Skor 3 jika 3 indikator kosisten
satu kelompok yang ditunjukkan peserta didik
mengalami kesulitan
4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten
teman lain ditunjukkan peserta didik

238 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tes Tulis Uraian
Apa yang anda ketahui tentang pola lantai tari?
Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian
Skor 1 bila jawaban tentang pola lantai tari sesuai artinya saja.
Skor 2 bila jawaban tentang pola lantai tari dengan tepat tetapi
tidak disertai dengan penjelasannya.
Skor 3 bila jawaban tentang pola lantai tari dengan tepat 
beserta penjelasannya sebagai metode dalam menyusun 
gerak tari.
Skor 4 bila jawaban tentang pola lantai tari dengan tepat 
beserta penjelasannya sebagai metode menyusun karya 
tari menjadi sebuah pola lantai tari yang baik dan 
mendapatkan hasil yang maksimal beserta penjelasan 
ketika diaplikasikan pada bidang lain.
Instrumen Penilaian Proyek
Mata pelajaran :  Seni Budaya ( Seni Tari)
Nama Proyek : Menyusun Karya Seni Tari Kreasi
Alokasi Waktu :  2 × 45 menit
Nama :
NIS :
Kelas :

No ASPEK SKOR (1 -5)


1 2 3 4 5

Perencanaan:
Latar Belakang
b Rumusan Masalah
Tujuan penulisan

Pelaksanaan:
a Ketepatan pemilihan gerak b
Orisinalitas laporan

Seni Budaya 239

Di unduh dari : Bukupaket.com


Mendeskripsikan gerak dasar tari 
berdasarkan teknik, konsep dan 
prosedur
Mendeskripsikan   tentang   bahan
dan   alat,   serta   media   dan
teknik dalam pertunjukan tari
Struktur/ logika penulisan disusun 
dengan jelas sesuai metode yang 
dipakai
Bahasa yang digunkan sesuai EYD 
dan komunikatif
Daftar pustaka yang dapat 
dipertanggungjawabkan (ilmiah)
Struktur/ logika penulisan disusun 
dengan jelas sesuai metode yang 
dipakai
Bahasa yang digunkan sesuai EYD 
dan komunikatif
Daftar pustaka yang dapat 
dipertanggungjawabkan (ilmiah)

Laporan Proyek:
Kesimpulan sesuai dengan rumusan 
masalah
b Saran relevan dengan kajian dan berisi 
pesan untuk peningkatan 
kecintaan terhadap hasil karya 
seni tari Indonesia

240 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Format penilaian Praktek
Mata pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari)
Nama Proyek : Menyusun Karya Seni Tari
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Nama :
Kelas :

No. Aspek Penilaian Skor (1-5)


1 2 3 4 5
Teknik
Konsep
Prosedur
Penggunaan bahan dan alat
Pola lantai
Nilai Estetis

Total Skor

J. Remedial

Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa­
siswa   yang   kurang   dapat   menguasai   konsep   ini,   guru   dapat   mengulang
kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan
pendekatan­pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami
siswa   atau   kelompok   siswa   dalam   memahami   materi   pembelajaran.
Misalnya,   membimbing   pemahaman   siswa   atau   kelompok   siswa   dengan
memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak
sulit. Contoh­contoh yang diberikan dapat berupa gambar maupun audio­
visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial
ini   adalah   dengan   lebih   banyak   memberi   perhatian   kepada   siswa   atau
kelompok siswa tersebut yang dilakukan secara lebih menyenangkan atau
non­formal. Pendekatan yang

Seni Budaya 241

Di unduh dari : Bukupaket.com


menyenangkan  atau  non­formal  ini   dapat   dilakukan  guru   dengan   tujuan
agar   siswa   atau   kelompok   siswa   tersebut   dapat   lebih   termotivasi   untuk
mencari informasi yang mereka butuhkan, bertanya, dan mengemukakan
pendapat,   sehingga   mereka   dapat   membentuk   suatu   pola   lantai   tari
berdasarkan kumpulan data yang mereka peroleh. Tahap remedial diakhiri
dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman siswa atau
kelompok siswa tersebut terhadap sub­materi pembelajaran.

K. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi
diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru   dapat   mencari   materi
pengayaan   dari   media   dan   sumber   belajar   lain.   Guru   juga   dapat
meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan
topik dan materi yang dipelajari

242 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran Bab XIV
Meragakan
Tari Kreasi

A. Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret   (meng­
gunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)
dan   ranah   abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Seni Budaya 243


Di unduh dari : Bukupaket.com
B. Kompetensi Dasar (KD)

2.1 Menghayati  perilaku   jujur,  disiplin,   tanggung  jawab,   peduli,  kerja


sama,   santun,   dan   percaya   diri   dalam   berinteraksi   secara   efektif
dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam dalam berapresiasi dan
berkreasi seni.
3.4 Memahami   penerapan   pola   lantai   tari   kreasi   berdasarkan   unsur
pendukung tari sesuai iringan.
4.4 Memeragakan tari   kreasi   berdasarkan   pola   lantai   dengan
menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan.
Setelah  mempelajari  Bab  XIV  peserta  didik  diharapkan  dapat

C. Tujuan Pembelajaran

mengapresiasi dan berkreasi karya seni tari:
Mendeskripsikan jenis penyajian tari kreasi.
Mengidentifikasi jenis penyajian tari kreasi.
Memahami bentuk penyajian tari tunggal, berpasangan, dan kelompok.
Mendeskripsikan iringan tari kreasi.
Mengidentifikasi jenis iringan tari kreasi.
Mengidentifikasi fungsi iringan tari kreasi.
Memahami fungsi iringan tari kreasi.
Melakukan gerak tari kreasi dengan menggunakan iringan.
Menunjukan sikap disiplin dalam berlatih gerak tari kreasi.
Menyajikan karya tari kreasi sesuai dengan iringan.
Mengkomunikasikan bentuk penyajian tari kreasi baik secara lisan dan 
tulisan.

244 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Peta Konsep

Guru   dapat   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi


pembelajaran   yang   akan   diberikan   sesuai   dengan   bab   6   semester   2
tentang memeragakan tari kreasi. Guru juga dapat menjelaskan tujuan
pembelajaran sehingga peserta didik mengetahui kompetensi apa yang
akan dicapai dan dikuasai. Guru berdasarkan alur pembelajaran dapat
menginformasikan   kepada   peserta   didik   bahan   dan   media   yang
dibutuhkan sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar.

Alur Pembelajaran

Jenis Penyajian
Tari Kreasi
Meragakan Tari

MemprakƟkan
Karya Tari Kreasi
sesuai dengan
Iringan

Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa adalah:
Mengamati berbagai pergelaran tari kreasi dengan mengamati gambar 
atau literatur dan sumber yang lainnya.
Menonton   berbagai   macam   bentuk   penyajian   tari,   baik   melalui   video
maupun   melalui   pertunjukan   langsung   yang   ada   di   daerah   siswa
berada.
Mendiskusikan mengenai jenis penyajian karya tari kreasi.
Mendiskusikan bentuk penyajian tari tunggal, berpasangan dan 
kelompok.
Melakukan perencanaan dalam pergelaran karya seni tari tunggal, 
berpasangan, dan kelompok.
Melakukan pergelaran karya seni tari kreasi.

Seni Budaya 245


Di unduh dari : Bukupaket.com
E. Proses Pembelajaran

Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak
dicapai,   maka   langkah   selanjutnya   adalah   membimbing   peserta   didik
untuk   dapat   menguasai   materi   pembelajaran.   Guru   dapat   membimbing
peserta  didik   untuk   melakukan   aktifitas   pembelajaran   bentuk   penyajian
karya tari. Pada proses pembelajaran  ini guru dapat mengikuti langkah­
langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang bentuk penyajian tari
melalui   membaca   buku   atau   literatur   bentuk   penyajian   tari.   Pada
kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan tentang bentuk penyajian tari kreasi.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan   dapat   bereksplorasi
dengan   melakukan   kegiatan   musyawarah   dalam   mempersiapkan
pagelaran karya tari kreasi. Setelah melakukan musyawarah, maka
setiap peserta didik mengambil bagian dalam menentukan bentuk
penyajian karya tari yang akan dipentaskan. Kegiatan selanjutnya
adalah   melaksanakan   pekerjaan   sesuai   dengan   pilihan   pekerjaan
yang   diambil.   Sebagai   panduan   bekerja   bisa   mengikuti   langkah­
langkah kerja yang ada dalam buku siswa, atau mengikuti langkah­
langkah kerja hasil pengamatan.
Peserta didik dapat mengomunikasi hasil kerjanya dengan cara 
mempresentasikan hasil kerjanya.

Informasi Untuk Guru

Bentuk penyajian
Bentuk   penyajian   tari   ditinjau   dari   jumlah   penarinya   dapat
dikelompokkan   menjadi   tiga   yaitu   tari   tunggal,   berpasangan   dan
kelompok
Tari Tunggal
Tari   tunggal   adalah   tari   yang   disajikan   oleh   seorang   penari
meskipun   tidak   jarang   tari   tunggal   dapat   ditampilkan   secara   masal
atau lebih dari satu orang penari. Beberapa jenis tari tunggal  antara
lain   adalah,   Tari   Golek,   Klana   Topeng   (Jawa   Tengah),   Tari   Panji
Semirang,   Pendet   (Bali),   Tari   Ngremo   (Jawa   Timur),   Tari   Topeng
Tunggal/kedok (Betawi), Tari Kandagan, Jaipong (Jawa Barat).

246 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sumber: (Tari Krisnasmara Bali Dok.
Mila 6/6/15)
Gambar 1.1 Bentuk Tari Tunggal

2. Tari Berpasangan
Tarian   berpasangan   adalah   tarian   yang   disajikan   oleh   dua   orang
penari atau lebih secara berpasangan, satu dengan yang lainnya saling
berkaitan (ada respon). Tarian ini dapat dilakukan oleh penari sejenis
atau   berbeda   jenis   (pria   dengan   wanita).   Tari   berpasangan   sering
berkaitan dengan  tema­tema pergaulan atau perang.  Contohnya:  Tari
Alang Tabang (Sumatera Barat), Tari Merak, Kupu­kupu (Jawa Barat),
Tari Njot­Njotan, Cokek Onde­Onde (Betawi).

Sumber: (Tari Alang Tabang Sumatra
Dok. Mila 6/6/15)
Gambar 1.2 Bentuk Tari Berpasangan

Seni Budaya 247

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Tari Kelompok
Tari kelompok adalah tarian yang disajikan oleh dua penari  atau
lebih, dengan gerak rampak atau dengan desain yang berbeda.

Sumber: (dok.ida ayu 22/7/14)
Gambar 1.3 Bentuk Tari Kelompok

4. Drama Tari
Drama   tari   adalah   sajian   tari   yang   mengungkapkan   cerita   atau
peristiwa, baik cerita secara utuh atau pun sebagian, yang di dalamnya
terdapat struktur dramatik atau susunan adegan.

G. Interaksi dengan Orang Tua

Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat
dilakukan   melalui   komunikasi   melalui   telepon,   kunjungan   ke   rumah,
atau   media   sosial   lainnya.   Guru   juga   dapat   melakukan   interaksi
melalui   lembar   kerja   peserta   didik   yang   harus   ditandatangani   oleh
orang   tua   murid   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun
keterampilan.   Melalui   interaksi   ini   orang   tua   dapat   mengetahui
perkembangan, baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

248 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
No. Pernyataan Ya Tidak
Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh-
1.
sungguh untuk dapat menguasai bentuk penyajian tari.
Saya mengingkuti pembelajaran dan pelatihan dengan
penuh perhatian sehingga dapat menguasai bentuk
penyajian tari.
Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai dengan
3.
materi pelatihan.
Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan pola lantai
4.
tari.
Saya bisa bekerjasama dalam kelompok pelatihan bentuk
5.
penyajian tari.
Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pelatihan
6.
bentuk penyajian tari.
Saya menghargai teman-teman dalam melaksanakan latihan
7.
bentuk penyajian tari.
Nama Orang Tua Nama Siswa

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan
dapat   berupa   tes   dan   nontes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau
pilihan   ganda.   Nontes   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,
dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus   mengembangkan   rubrik   penilaian
sesuai dengan materi yang diajarkan.

Praktik
Tugas kelompok:
Buatlah gerakan tari kreasi baru dengan iringan musik yang ada
di   daerah   tempat   tinggal   kalian.   Tampilkan   hasil   kreasi   kalian
dan tampilkan di depan kelas.

Seni Budaya 249

Di unduh dari : Bukupaket.com


Proyek
Proyek ini dibuat agar kalian lebih memahami dalam proses 
pagelaran karya seni tari.
Buatlah proposal tari kreasi dengan tahapan sebagi berikut: 
Kerangka Proposal
Nama Kegiatan
Latar Belakang
Dasar Pemikiran
Pelaksanaan
Pelaksanaan/Susun Panitia
Anggaran
Susunan Acara
Penutup
Selanjutnya, buatlah jadwal latihan pagelaran tari dengan masa
perencanaan kurang lebih selama tiga bulan. Perhatikan tabel
berikut ini! Berikanlah tanda dalam penentuan jadwal, mulai
menentukan   tema   sampai   dengan   pagelaran.   Diskusikan
bersama dengan teman–teman kalian.

250 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
April Mei Juni
No Bentuk Minggu ke Minggu ke Minggu ke
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Menentukan
tema tari dan
sinopsis

Eksplorasi
gerak

Eksplorasi
musik

Membuat pola
lantai

Membuat set
panggung dan
tata lampu

Gabungan
gerak dan
musik

Berlatih
ekspresi

Gladi kotor

Gladi bersih

Pagelaran

Seni Budaya 251

Di unduh dari : Bukupaket.com


Praktik
Laksanakan pementasan di sekolah sesuai dengan perencanaan yang 
telah kalian lakukan.

Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan uji kompetensi
yang dikembangkan pada bab XIV guru dapat membuat rubrik seperti
tertera di bawah ini.

Contoh Rubrik Evaluasi
3. Sikap
Proaktif

No. Indikator Penilaian Proaktif


1 Berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi
satu indikator
2 Mampu menggunakan kesempatan Skor 2 jika terpenuhi
dua indikator
3 Memiliki prinsip dalam bertindak Skor 3 jika terpenuhi
(tidak ikut­ikutan) tiga indikator
4 Bertindak dengan penuh tanggung Skor 4 jika terpenuhi
jawab semua indikator
Kerjasama

No. Indikator Penilaian Kerjasama


Terlibat aktif dalam Skor 1 jika 1 atau tidak ada
1. indikator yang konsisten
bekerja kelompok
ditunjukkan peserta didik

2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2 indikator kosisten
tugas sesuai kesepakatan ditunjukkan peserta didik
Bersedia membantu
3. orang lain dalam Skor 3 jika 3 indikator kosisten
satu kelompok yang ditunjukkan peserta didik
mengalami kesulitan
4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten
teman lain ditunjukkan peserta didik

252 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
D. Tes Tulis Uraian

Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian
Skor   1   bila   jawaban   tentang   bentuk   penyajian   karya   tari   sesuai
artinya saja.
Skor   2   bila   jawaban   tentang   bentuk   penyajian   karya   tari   dengan
tepat tetapi tidak disertai dengan penjelasannya.
Skor   3   bila   jawaban   tentang   bentuk   penyajian   karya   tari   dengan
tepat beserta jenis penyajian tari dan penjelasannya.
Skor   4   bila   jawaban   tentang   bentuk   penyajian   karya   tari   dengan
tepat beserta jenis bentuk penyajian tari dan penjelasannya
sehinga  dapat  menjelaskan  pula  contoh  tarian  berdasarkan
bentuk penyajian tari.

Instrumen Penilaian Proyek
Mata pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari)
Nama Proyek : Menyusun Karya Seni Tari Kreasi
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Nama :
NIS :
Kelas :

No Aspek Skor (1-5)


1 2 3 4 5
Perencanaan:
Latar Belakang
b Rumusan Masalah
Tujuan penulisan

Seni Budaya 253

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelaksanaan:
Ketepatan pemilihan gerak
Orisinalitas laporan
Mendeskripsikan gerak dasar tari 
berdasarkan teknik, konsep dan 
prosedur
Mendeskripsikan   tentang   bahan   dan
alat, serta media dan teknik
dalam pertunjukan tari

Struktur/ logika penulisan disusun 
dengan jelas sesuai metode yang 
dipakai
Bahasa yang digunkan sesuai EYD 
dan komunikatif
Daftar pustaka yang dapat 
dipertanggungjawabkan (ilmiah)

Laporan Proyek:

Kesimpulan sesuai dengan rumusan


masalah
h Saran relevan dengan kajian dan berisi
pesan untuk peningkatan
kecintaan terhadap hasil karya seni
tari Indonesia.

Format penilaian Praktik
Mata pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari)
Nama Proyek : Menyusun Karya Seni Tari
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit
Nama :
Kelas :

254 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
No Aspek Penilaian Skor (1-5)
1 2 3 4 5
Teknik

Konsep

Prosedur

Penggunaan bahan dan alat

Pola lantai

Nilai Estetis

Total Skor

H. Remedial

Kemampuan   para   siswa   tentu   saja   berbeda   satu   sama   lain.   Bagi
siswa­siswa   yang   kurang   dapat   menguasai   konsep   ini,   guru   dapat
mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan  materi
disertai   dengan   pendekatan­pendekatan   yang   lebih   memperhatikan
hambatan yang dialami siswa atau kelompok siswa dalam memahami
materi   pembelajaran.   Misalnya,   membimbing   pemahaman   siswa   atau
kelompok siswa dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling
sederhana sampai yang agak sulit. Contoh­contoh yang diberikan dapat
berupa   gambar   maupun   audio­visual.   Pendekatan   lain   yang   dapat
dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak
memberi   perhatian   kepada   siswa   atau   kelompok   siswa   tersebut   yang
dilakukan   secara   lebih   menyenangkan   atau   non­formal.   Pendekatan
yang menyenangkan atau non­formal ini dapat dilakukan guru dengan
tujuan agar siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih termotivasi
untuk   mencari   informasi   yang   mereka   butuhkan,   bertanya,   dan
mengemukakan   pendapat,   sehingga   mereka   dapat   memahami   dan
melakukan pagelaran karya seni tari berdasarkan bentuk penyajiannya.
Tahap   remedial   diakhiri   dengan   penilaian   untuk   mengukur   kembali
tingkat pemahaman siswa atau kelompok siswa tersebut terhadap sub­
materi pembelajaran. Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik.

Seni Budaya 255


Di unduh dari : Bukupaket.com
I. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan   materi   diberikan   secara   horizontal   yaitu   lebih   mem­


perdalam   dan   memperluas   pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru
dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain.
Guru   juga   dapat   meminta   peserta   didik   untuk   mencari   materi
pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari.

256 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran
Bab XV
Penulisan
Lakon
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi   secara   efektif   dengan   lingkungan   sosial   dan   alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (meng­gunakan,
mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan   membuat)   dan   ranah
abstrak   (menulis,   membaca,   menghitung,   menggambar,   dan
mengarang)   sesuai   dengan   yang   dipelajari   di   sekolah   dan   sumber
lain yang sama dalam sudut pandang atau teori.
Kompetensi Dasar
1.2 Menerima, menanggapi,   dan   menghargai   keragaman   dan
keunikan   karya   seni   teater   berdurasi   pendek   sebagai   bentuk
rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.
2.1 Menghayati   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli,
kerja sama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif   dengan   lingkungan   sosial,   budaya,   dan   alam   dalam
berapresiasi dan berkreasi seni.

Seni Budaya 257


Di unduh dari : Bukupaket.com
3.2 Memahami   teknik   menyusun   naskah   sesuai   kaidah   pementasan
drama musikal dan atau operet.
4.2 Menyusun  naskah sesuai  kaidah pementasan drama musikal  dan/
atau operet.

B. Informasi untuk Guru

Guru   menjelaskan   kepada   peserta   didik   tentang   materi


pembelajaran   yang   akan   dipelajari   sesuai   dengan   Bab   XV   tentang
Penulisan Lakon.  Guru  juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran,
sehingga peserta didik mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai
dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran yang ada, maka guru juga
dapat   menginformasikan   kepada   peserta   didik   tentang   jadwal
pertemuan   dan   pelatihan   yang   akan   dikerjakan   oleh   peserta   didik.
Materi Penulisan Lakon terdiri atas dua subbab pembelajaran, dan ini
bisa   diajarkan   dalam   tiga   kali   pertemuan.   Pertemuan   pertama
membahas   masalah   pengetahuan   lakon,   dan   pertemuan   kedua   dan
ketiga masalah keterampilan menulis lakon sebagai dasar pementasan.
Tujuan dari pembelajaran Penulisan Lakon ini adalah:
Mendeskripsikan perancangan pementasan mulai dari penulisan cerita,
pelatihan pemeran, dan perancangan tata artistik.
Mengidentifikasikan struktur cerita dan menuliskan cerita sebagai 
persiapan pementasan.
Menyusun naskah lakon pendek berdasarkan kaidah penyusunan 
naskah lakon seni teater berdurasi pendek.
Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa adalah:
Mengamati berbagai masalah yang ada di sekitar, kemudian 
merangkum masalah tersebut.
Membaca berbagai cerita yang ada di daerah dan menyusun cerita 
itu sesuai dengan peristiwanya.
Mendiskusikan masalah tersebut dan cerita yang dibaca dengan 
teman­temannya.
Menuliskan hasil diskusi menjadi rangkaian cerita.
Mengomunikasikan rancangan cerita itu dengan guru pembimbing 
dan teman­temannya agar mendapatkan evaluasi.

258 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Memperbaiki rancangan sesuai dengan evaluasi guru pembimbing 
dan teman­temannya.

Proses Pembelajaran

Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak


dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk bisa menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan  aktifitas pembelajaran I. Pada proses
pembelajaran ini, guru dapat mengikuti langkah­langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu;
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   penulisan   lakon
melalui   membaca   buku   atau   literatur   penulisan   lakon.   Pada
kegiatan   ini,   guru   dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa
keingintahuan tentang penulisan lakon.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan,   dapat   bereksplorasi
dengan melakukan penulisan lakon, baik seperti hasil pengamatan
maupun   dapat   mengikuti   langkah­langkah   yang   ada   dalam   buku
siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasi penulisan lakonnya dengan cara 
mempresentasikan hasil tulisannya.

Materi dan Aktivitas Pembelajaran


Carilah informasi tentang cerita dan bagaimana cara menulis cerita.
Diskusikan dengan teman­temanmu tentang struktur dan unsur­unsur 
lakon.
Cobalah menyusun cerita sesuai dengan struktur lakon.
Komunikasikan cerita yang kamu tuliskan kepada guru pembimbing 
dan teman­temanmu.

Seni Budaya 259


Di unduh dari : Bukupaket.com
Lakon
Naskah lakon atau cerita atau biasa disebut skenario adalah instansi
pertama   yang   berperan   sebelum   sampai   ke   tangan   sutradara   dan   para
pemeran.   Naskah   lakon  bisa  berdiri sendiri sebagai   bacaan   berupa   buku
cerita   atau   karya   sastra.   Naskah   lakon   merupakan   penuangan   dari   ide
cerita ke dalam alur cerita dan susunan lakon. Seorang penulis lakon dalam
proses   berkarya   biasanya   bertolak   dari   tema   cerita.   Tema   disusun   jadi
sebuah cerita yang terdiri atas peristiwa­peristiwa yang memiliki alur yang
jelas,   dengan   ukuran   dan   panjang   yang   diperhitungkan   menurut
kebutuhan sebuah pertunjukan. Meskipun sebuah naskah lakon bisa ditulis
sekehendak penulis lakon atau cerita, tetapi harus memperhitungkan atau
berpegang pada asas kesatuan (unity).
Naskah   lakon   sebagaimana   karya   sastra   lain,   pada   dasarnya
mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema (dasar pemikiran atau gagasan,
ide   penulis   untuk   disampaikan   kepada   penonton),   plot   (kejadian   atau
peristiwa yang saling mengait),  setting  (latar tempat, waktu, dan suasana
cerita),   dan   tokoh   (peran   yang   terlibat   dalam   kejadian­kejadian   dalam
lakon).   Akan   tetapi,   naskah   lakon   yang   khusus   dipersiapkan   untuk
dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik. Struktur ini pertama
kali dirumuskan oleh Aristoteles yang membagi menjadi lima bagian besar,
yaitu   eksposisi   (pemaparan),   komplikasi,   klimaks,   anti   klimaks   atau
resolusi,   dan   konklusi   (catastrope).   Kelima   bagian   tersebut   pada
perkembangan   kemudian   tidak   diterapkan   secara   kaku,   tetapi   lebih
bersifat fungsionalistik. Struktur lakon yang  lebih sederhana  terdiri atas
pemaparan, konflik, dan penyelesaian.

Tema
Gagasan   cerita   atau   ide   cerita   merupakan   dasar   atau   inti   cerita
yang   hendak   dituliskan   oleh   seorang   penulis   cerita.   Banyak   yang
menyebutkan bahwa ide atau gagasan itu sebagai tema. Ide cerita bisa
darimana saja dan kapanpun bisa muncul dalam pikiran penulis cerita.
Ide   cerita   atau   gagasan   cerita   tidak   perlu   dicari   kemana­mana,   ide
cerita   banyak   tersebar   di   lingkungan,   asal   kita   bisa   menangkap   dan
mengolahnya.   Metode   atau   cara   yang   dilakukan   untuk   mendapatkan
ide atau gagasan cerita adalah dengan mengamati semua hal yang ada
di sekitar kita. Proses pengamatan ini akan memunculkan kesadaran
dalam diri dan pikiran kita.

260 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tema   bisa   juga   disebut   muatan   intelektual   dalam   sebuah
permainan, ini mungkin bisa diuraikan sebagai keseluruhan pernyataan
dalam sebuah permainan: topik, ide utama, atau pesan, mungkin juga
sebuah keadaan (Robert Cohen, 1983. hlm.54). Adhy Asmara (1979, hlm.
65)   menyebut   tema   sebagai   premis,   yaitu   rumusan   intisari   cerita
sebagai landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita. Dengan
demikian,   dapat   ditarik   kesimpulan   bahwa   tema   adalah   ide   dasar,
gagasan, atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan
arah jalannya cerita.

Plot
Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin
dengan   saksama,   yang   menggerakkan   jalan   cerita   melalui   perumitan
(penggawatan atau komplikasi) ke arah klimaks dan selesai. Rikrik El
Saptaria   (2006.   hlm.47)   mengemukakan   plot   atau   alur   cerita
merupakan   rangkaian   peristiwa   yang   satu   dengan   yang   lain
dihubungkan dengan hukum sebab akibat. Plot disusun oleh pengarang
dengan   tujuan   untuk   mengungkapkan   buah   pikirannya   yang   secara
khas.   Pengungkapan   ini   lewat   jalinan   peristiwa   yang   baik,   sehingga
menciptakan dan mampu menggerakkan alur cerita itu sendiri.
Ada   sebagian   orang   menyebut   plot   sebagai   kerangka   cerita,   karena
terdiri   atas   peristiwa­peristiwa   yang   sedang   berlangsung   dalam   cerita.
Peristiwa­peristiwa   yang   terjadi   dalam   cerita   akan   membuat   suatu
rangkaian   peristiwa   dan   menjalankan   gerak   cerita   sampai   akhir   cerita.
Peristiwa­peristiwa   itu   terjadi   karena   sebab   akibat.   Peristiwa   yang   satu
adalah akibat atau sebab dari pertistiwa yang lain. Kerangka cerita yang
paling sederhana hanya terdiri atas pemaparan, konflik, dan penyelesaian
atau awal, tengah, dan akhir. Pemaparan atau awal, biasanya hanya berisi
penjelasan  atau  perkenalan  peran­peran  yang  ada  dalam   cerita  tersebut,
lokasi   atau   tempat   kejadian   peristiwa   cerita,   waktu   peristiwa   itu
berlangsung.   Bagian   awal   atau   pemaparan   ini   terkadang   sudah
memunculkan   masalah   yang   dihadapi   oleh   peran­peran   yang   ada,   dan
bagaimana mencari cara menyelesaikan masalah tersebut.
Bagian   tengah   atau   konflik   berisi   kejadian­kejadian   yang   saling
terkait dan menjadi masalah pokok yang disampaikan pada penonton.
Masalah­masalah ini membutuhkan penyelesaian atau jawaban untuk
menyelesaikannya.   Peristiwa­peristiwa   pada   bagian   tengah   ini
seharusnya   dibuat   semenarik   mungkin   sehingga   membentuk   jalinan
peristiwa yang indah. Pada bagian ini juga terjadi rintangan­rintangan

Seni Budaya 261


Di unduh dari : Bukupaket.com
yang   harus   dihadapi   dan   diselesaikan   oleh   peran   protagonis   serta
perlawanan yang dilakukan oleh peran antagonis. Keinginan­keinginan
peran   protagonis   dihalang­halangi   bahkan   digagalkan   oleh   peran
antagonis. Saling menyerang dan menghalangi antar peran inilah yang
menarik pada bagian tengah atau konflik ini.
Bagian   akhir   cerita   berisi   penyelesaian   cerita,   di   mana   semua
pertanyaan­pertanyaan   dan   masalah   menemukan   jawaban   dan
penyelesaian.   Pertanyaan­pertanyaan   penonton   terhadap   jalannya
cerita juga terjawab dan penonton diharapkan mendapat pelajaran dan
pencerahan dari cerita yang disajikan tersebut. Pada bagian akhir, tidak
perlu   disimpulkan   atau   diinformasikan   penyelesaian   cerita   tersebut
kepada   penonton.   Biarkan   saja   penonton   mendapatkan   jawabannya
sendiri dan merenungkan apa yang sudah dilihat dan didengar.

Latar Cerita Setting


Menuliskan  latar   cerita  adalah   menuliskan   gambaran  situasi  tempat
kejadian, gambaran tempat kejadian dan waktu terjadinya peristiwa yang
hendak   ditulis   menjadi   latar   cerita.   Situasi,   tempat,   dan   waktu   yang
menjadi   latar   cerita   itu   bisa   hasil   dari   imajinasi,   tetapi   bisa   juga   hasil
observasi   dan   eksplorasi   dalam   kehidupan   keseharian.   Observasi   bisa
dilakuan   dengan   mengamati   sebuah   lingkungan   keseharian   yang   bisa
mendukung hasil rancangan. Hasil pengamatan itu kemudian ditulis secara
detail   sesuai   dengan   apa   yang   dilihat,   didengar,   dirasakan,   dan   dibaui.
Proses observasi ini sekaligus mengeksplorasi tempatnya. Tempat itu bisa
tempat sepi, ramai, bising, situasi yang sibuk, mencekam, kotor dan bau.
Semua   hasil   observasi   dan   eksplorasi   dicatat   dan   dapat   menjadi   bahan
latar cerita yang sedang dituliskan.
Penggambaran   latar   cerita   ini   akan   berbeda­beda   setiap   orang,
karena   sudut   pandang   yang   digunakan   juga   berbeda.   Selain   itu   juga
sangat   dipengaruhi   oleh   kepekaan   atau   sensitifitas   jiwa   penulis.
Misalnya,   ketika   mengamati   sebuah   taman   sudut   kota,   orang   bisa
menuliskan segala yang dilihatnya, apa yang didengar, dan apa yang
dibaui.   Akan   tetapi,   bagi   sebagian   orang   lain,   mungkin   bisa   juga
menuliskan   apa   yang   dirasakan,   dan   itu   akan   mempengaruhi   hasil
pengamatannya. Untuk mempersiapkan latar cerita, maka tuliskan dan
deskripsikan sebanyak mungkin hasil pengamatan dan eksplorasi dari
beberapa   tempat.   Jangan   hanya   menuliskan   suasana   dan   tempat   itu
dalam satu kata, karena akan memunculkan tafsir yang berbeda.

262 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tokoh Cerita
Peran adalah makhluk hidup yang memiliki hidup dan kehidupan
dalam dunia lakon hasil dari imajinasi seorang penulis. Peran itu harus
hidup, dalam arti memiliki dimensi kehidupan atau memiliki karakter.
Karakter itu bisa jahat, baik, bodoh, jenius, kaya, miskin, dan lain­lain.
Tugas seorang penulis lakon adalah mendeskripsi secara ringkas peran­
peran   tersebut.   Oleh   karena   peran   itu   hidup,   maka   perlu   dijelaskan
identitas   dari   peran   tersebut,   misalnya   nama,   umur,   jenis   kelamin,
bentuk   fisiknya,   jabatannya,   dan   sisi   kejiwaannya.   Hal   ini   penting
sebagai   gambaran   awal   bagi   seorang   calon   pemeran   ketika   hendak
memainkan peran tersebut.
Untuk   mencari   gambaran   peran   yang   hendak   ditulis,   seorang
penulis   lakon   bisa   melakukan   observasi,   baik   dari   kehidupan
keseharian   atau   yang   ada   di   lingkungan   sekitarnya,   maupun   dari
kenangan yang pernah dialaminya. Lakukan observasi dan tulis secara
detail peran tersebut. Susun semua peran tersebut dalam satu susunan
peran   yang   akan   mengisi   kehidupan   dunia   lakon.   Detail   yang   harus
dideskripsikan   ialah   ada   dan   bagaimana   tokoh   mengenakan   pakaian,
bersamaan dengan itu juga bagaimana profil kepribadian tokoh dengan
mengacu kepada sejarah singkat kehidupannya.
Langkah selanjutnya adalah meletakan peran yang telah ditulis dan
dideskripsikan tersebut ke dalam latar cerita yang telah dibuat. Peran
dituliskan   secara   sederhana   dengan   kegiatan   yang   spesifik,   misalnya
seorang   bapak   sebagai   guru   yang   dibenci   siswanya.   Penjelasan   yang
lebih detail bisa dimasukkan  dalam  dialog yang akan diucapkan oleh
peran­peran yang ada dalam lakon tersebut.
Buatlah peran tersebut menjadi hidup, dengan membuatnya bicara
atau   beraksi.   Membuat   peran   bicara   bisa   dilakukan   dengan
mempertemukan   dua   peran   atau   lebih   dalam   suatu   suasana   dan
masalah yang telah dirancang. Buatlah konfl ik antar peran dan konflik
itu   dapat   sangat   sederhana,   dapat   juga   konflik   yang   rumit.   Konflik
sederhana dapat terjadi karena adanya kesalahpahaman yang berakhir
dengan kerumitan dan penyelesaian. Peran bisa hidup karena penulis
menciptakan   rintangan­rintangan   terhadap   keinginan   peran   tersebut.
Dengan   adanya   rintangan,   peran   tersebut   akan   menciptakan   dan
mencari taktik yang dirasakan kongkret atau bisa dilakukan, juga akan
menciptakan dialog yang wajar.

Seni Budaya 263


Di unduh dari : Bukupaket.com
Latihan Menulis Struktur Cerita
Menentukan Tema
1). Baca cerita yang ada, kemudian tentukan temanya.
2). Diskusikan tema tersebut dengan teman­temanmu.
3). Coba temanmu membaca cerita yang berbeda dan tentukan
tema dari masing­masing cerita tersebut.
4). Pilihlah salah satu tema dari berbagai macam tema yang
telah kamu tentukan dengan kelompok tersebut.
5). Beri alasan mengapa kamu dan teman­teman diskusimu
memilih tema tersebut.
Menentukan Plot atau Kerangka
1). Buatlah plot cerita atau peristiwa dalam sebuah cerita sesuai
dengan waktu, tempat, dan tokoh­tokohnya (misalnya; plot 1. 
sekelompok siswa pada sela waktu jam pelajaran sekolah 
berunding hendak bertamasya ke gunung. Plot 2. Sekelompok 
siswa sedang dalam perjalanan tamasya ke gunung dan sedang
istirahat, karena kelelahan. Plot 3. Sekelompok siswa 
diganggu oleh sekelompok monyet yang nakal, sehingga siswa­
siswa tersebut marah tapi ketakutan. Salah satu siswa 
mempunyai ide, bagaimana caranya mengerjai monyet­monyet 
yang nakal tersebut. Plot 4. Monyet­monyet yang telah dikerjai
itu datang pada raja monyet dan melaporkan bahwa mereka 
telah diganggu oleh manusia. Monyet­monyet ini membuat 
laporan palsu pada raja monyet. Plot 5. Semua siswa merasa 
senang karena telah bisa mengerjai monyet­monyet tersebut, 
tetapi hari sudah sangat sore sehingga harus membuat tenda 
untuk menginap. Plot 6. Sekelompok siswa yang sedang 
berkumpul dan bercerita, kemudian didatangi raja monyet 
yang telah dikerjai tadi. Raja monyet tersebut tidak terima 
karena anak buahnya dikerjai, maka berdebatlah sekelompok 
siswa tersebut dengan raja monyet, sampai raja monyet 
tersebut tahu bahwa anak buahnya yang nakal. Plot 7. 
Sekelompok siswa pulang lagi dengan membawa pengalaman 
tamasya yang berharga bagaimana manusia seharusnya hidup 
berdampingan dan saling menghormati, meski dengan hewan).

2). Buatlah plot­plot cerita yang banyak sesuai dengan tema
cerita yang telah ditentukan.
264 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
3). Tuliskan plot­plot cerita tersebut, kemudian diskusikan 
dengan teman­temanmu untuk mendapatkan masukan.
4). Tulis kembali plot­plot cerita yang telah mendapat masukan 
tersebut untuk dijadikan cerita yang akan dipentaskan.
Menentukan Latar atau Setting
Tentukan   setting   atau   latar   cerita   yang   telah   kamu   buat
(misalnya; ruang kelas, siang hari, hutan siang hari, hutan
sore hari, atau hutan malam hari)
Sebutkan   secara   detail   setting   atau   latar   cerita   tersebut
(misalnya;   ruang   kelas   dengan   bangku   panjang   seperti
ruang kelas tahun 1980 dengan dinding putih dan banyak
gambar pahlawannya).
Tuliskan setting atau latar cerita sebanyak mungkin sesuai 
dengan cerita yang kamu tuliskan.
Menentukan Tokoh­Tokoh
Tentukan   tokoh­tokoh   yang   ada   dalam   cerita   tersebut   dan   beri
nama   tokoh­tokoh   tersebut.   Jangan   beri   nama   tokoh­tokoh
yang ada dalam ceritamu dengan nama sesuai ciri fisik tokoh
(misalnya; si pincang, si bisu, si bodoh, atau si buta)
Deskripsikan tokoh­tokoh tersebut sesuai dengan ciri­ciri fisik,
kedudukan   dalam   masyarakat   dan   bagaimana   ciri
psikologisnya   (misalnya;   Rahma,   seorang   pelajar   kelas   9,
anak   tukang   sampah,   periang   dan   pandai,   suka   meneliti,
kakinya mengalami cacat sejak bayi, dan lain­lain).
Tokoh­tokoh dalam cerita tidak harus manusia, tetapi bisa juga 
hewan atau tumbuhan.
Tokoh­tokoh yang bukan manusia, tetapi berperilaku seperti 
manusia sangat dibolehkan dalam cerita.
Latihan Menulis Cerita
Pemaparan
Pemaparan   berisi   tentang   keterangan­keterangan   tokoh,
masalah,   tempat,   waktu  atau   pengantar   situasi   awal   lakon.   Pada
bagian pemaparan ini juga mulai ditampilkan bagian­bagian yang
mengarah   pada   terwujudnya   tema.   Bagian­bagian   itu   dibungkus
sedemikian   rupa   sehingga   tidak   nampak   dengan   jelas,   tetapi
penonton   atau   pembaca   sudah   dapat   memperkirakan   arah   dan
keseluruhan kejadian dalam lakon.

Seni Budaya 265


Di unduh dari : Bukupaket.com
Dalam penyusunan pemaparan sebaiknya sudah mengandung konflik 
atau yang mengarah pada konflik yang terjadi, tetapi masih dalam
keseimbangan lakon.

Penggawatan
Pada   bagian   penggawatan   ini,   dituliskan   masalah   dalam
pemaparan sudah mulai terganggu oleh adanya bibit­bibit masalah dan
kepentingan. Bibit masalah ini akibat dari pemikiran­pemikiran peran
atau aksi peran terhadap keinginannya. Untuk pertama kalinya, peran
antagonis   bertemu   dengan   peran   protagonis   membangun   konflik,
akibat   dari   pertentangan   antarperan   tersebut.   Konflik   ini   dibangun
dan   dijalin   dalam   peristiwa   yang   semakin   gawat   sampai   mencapai
klimaks.   Jadi,   bagian   penggawatan   inilah   sebenarnya   tubuh   atau
bagian   yang   paling   penting   dari   lakon,   karena   kalau   bagian
penggawatan ini lemah, maka lakon secara keseluruhan akan
terasa lemah.

Klimaks
Selama  ini  ada pemikiran  yang  sedikit  keliru,   bahwa  klimaks
adalah puncak dari ketegangan lakon. Padahal klimaks adalah titik
paling ujung dari perselisihan atau konflik antara peran protagonis
dan   peran   antagonis.   Ketika   pada   titik   ini,   konflik   sudah   tidak
dapat lagi dibuat lebih rumit dan konflik itu harus diakhiri. Dengan
berakhirnya   konflik,  maka  akan   ada  pihak  yang  dikalahkan   atau
dihancurkan, dan pihak mana yang harus dikalahkan, tergantung
dari konsep dan visi seorang penulis lakon.

Peleraian
Bagian   peleraian   ini   berisi   tentang   alternatif­alternatif   jawaban
dari  permasalahan  sampai   terjadinya  konflik  antara  peran  antagonis
dan   peran   protagonis.   Bentuk   alternatif   jawaban   ini   tidak   boleh
diwujudkan secara nyata atau terbaca dengan mudah. Kalau alternatif
jawaban ini dibuat secara nyata dan tiba­tiba, maka akan melemahkan
klimaks yang telah dibuat. Bagian peleraian ini juga tidak boleh dibuat
bertele­tele   atau   kesannya   dipanjang­panjangkan,   karena   akan
membuat   penonton   menjadi   jemu.   Peleraian   juga   tidak   boleh   dibuat
tergesa­gesa, karena akan  membuat klimaks  yang  telah dibuat  tidak
berarti.   Peleraian   ini   seharusnya   disusun   dengan   cermat   dan   tidak
mengurangi   ketercekaman   yang   terjadi   pada   klimaks,   tetapi   lama
kelamaan semakin menurun.

266 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Penyelesaian
Penyelesaian ini berisi tentang jawaban­jawaban yang menjadi
permasalahan antara peran protagonis dan antagonis. Fungsi dari
peleraian adalah untuk mengembalikan keadaan seperti awal cerita
lakon, karena segala persoalan sudah terjawab. Penyelesaian juga
merupakan bagian akhir dari cerita lakon.

E. Interaksi dengan Orang Tua

Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat
dilakukan   melalui   komunikasi   melalui   telepon,   kunjungan   ke   rumah,
atau media sosial lainnya.Guru juga dapat melakukan interaksi melalui
lembar kerja peserta didik yang harus ditandatangani  oleh orang tua
murid   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun   keterampilan.
Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan, baik
mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

No PERNYATAAN YA   TIDAK

Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh­
sungguh untuk dapat menguasai penulisan lakon 
teater.
Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan
dengan penuh perhatian, sehingga dapat menguasai 
penulisan lakon teater.
Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai 
dengan materi pelatihan.
Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan penulisan 
lakon teater.
Saya dapat bekerja sama dalam kelompok pelatihan 
penulisan lakon teater.
Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam 
pelatihan penulisan lakon teater.
Saya menghargai teman­teman dalam melaksana­kan 
latihan penulisan lakon teater.

Nama Orang tua Nama Siswa

Seni Budaya 267

Di unduh dari : Bukupaket.com


F. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan
dapat   berupa   tes   dan   nontes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau
pilihan   ganda.   Nontes   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,
dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus   mengembangkan   rubrik   penilaian
sesuai dengan materi yang diajarkan.
Contoh Evaluasi dan Pembelajaran

Pengetahuan

Apa yang kamu ketahui tentang lakon cerita?
Bagaimana tahapan atau langkah­langkah menuliskan lakon cerita?

Keterampilan

Buatlah kerangka cerita dari cerita yang kamu pilih.
Tuliskan sebuah lakon pendek dengan mengacu pada tema, plot, 
setting, dan penokohan yang telah kamu tentukan.

Rubrik Guru

Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan uji kompetensi
yang dikembangkan pada Bab XV guru dapat membuat rubrik seperti
tertera berikut ini.
Sikap
1. Proaktif

No. Indikator Penilaian Tanggung Jawab

1. Berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi satu indikator

2. Mampu menggunakan kesempatan Skor 2 jika terpenuhi dua indikator

268 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
3. Memiliki prinsip dalam bertindak (tidak Skor 3 jika terpenuhi tiga indikator
ikut-ikutan)
4. Bertindak dengan penuh tanggung Skor 4 jika terpenuhi semua indikator
jawab
Kejujuran
No. Indikator Penilaian Kerja Sama

Tidak menyontek dan tidak menjadi plagiat


1. (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa Skor 1 jika muncul 1 indikator
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan
setiap tugas
2. Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu Skor 2 jika muncul 2 indikator

apa adanya

3. Melaporkan data atau informasi apa adanya Skor 3 jika muncul 3 indikator

4. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang Skor 4 jika muncul 4 indikator


dimiliki

Tes Tulis Uraian
Apa yang anda ketahui tentang lakon cerita?
Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian
Skor 1 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater sesuai 
artinya saja.
Skor 2 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater dengan 
tepat tetapi tidak disertai dengan penjelasannya.
Skor 3 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater 
dengan tepat beserta penjelasannya sebagai persiapan 
pementasan.
Skor 4 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater 
dengan tepat beserta penjelasannya sebagai salah satu 
dasar pementasan dan disertai dengan penggunaannya 
yang memasukkan penggambaran suasana ketika 
menuliskan lakon cerita tersebut.

Seni Budaya 269

Di unduh dari : Bukupaket.com


Keterampilan Rubrik 

Menulis Cerita

Bobot Komponen Yang Dinilai Skor Skor Yang


Maksimum Dicapai
Persiapan
20% 1. Berdoa 5
2. Alat tulis menulis 5
Pelaksanaan
1. Menuliskan tema 10
2. Menuliskan plot 10
70% 3. Menuliskan latar atau setting cerita 10
4. Menuliskan tokoh-tokoh ceritanya 10
5. Menuliskan kerangka cerita 40
10% Waktu
1. Sesuai alokasi 10
Skor Total

H. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi
diberikan secara horizontal, yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru   dapat   mencari   materi
pengayaan   dari   media   dan   sumber   belajar   lain.   Guru   juga   dapat
meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan
topik dan materi yang dipelajari.

270 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pembelajaran Bab
XVI Pementasan Teater
Berdurasi Pendek
A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli
(toleransi,   gotong   royong),   santun,   percaya   diri,   dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural)   berdasarkan   rasa   ingin   tahunya   tentang   ilmu
pengetahuan,   teknologi,   seni,   budaya   terkait   fenomena   dan
kejadian tampak mata.
Mengolah,   menyaji,   dan   menalar   dalam   ranah   konkret
(menggunakan,   mengurai,   merangkai,   memodifikasi,   dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi,   dan   menghargai   keragaman   dan
keunikan   karya   seni   Teater   berdurasi   pendek   sebagai   bentuk
rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.
2.1 Menghayati   perilaku   jujur,   disiplin,   tanggung   jawab,   peduli,
kerjasama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif   dengan   lingkungan   sosial,   budaya,   dan   alam   dalam
berapresiasi dan berkreasi seni.

Seni Budaya 271


Di unduh dari : Bukupaket.com
3.4 Memahami   pementasan   drama   musikal   dan   atau   operet   sesuai
konsep, teknik dan prosedur.
4.4 Mementaskan drama musikal dan/atau operet sesuai konsep, teknik,
dan prosedur.

B. Informasi untuk Guru

Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang materi pembelajaran
yang   akan  dipelajari  sesuai   dengan   bab  XVI  tentang  pementasan   Teater
berdurasi   pendek.   Guru   juga   dapat   menjelaskan   tujuan   pembelajaran,
sehingga peserta didik mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai dan
dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran yang ada, maka guru juga dapat
menginformasikan   kepada   peserta   didik   tentang   jadwal   pertemuan   dan
pelatihan yang akan dikerjakan oleh peserta didik.
Materi Pementasan  Teater berdurasi pendek terdiri atas tiga  subbab
pembelajaran   dan   ini   dapat   diajarkan   dalam   enam   kali   pertemuan.
Pertemuan   pertama   sampai   dengan   pertemuan   keempat   membahas
masalah pengetahuan prapementasan pertunjukan teater berdurasi pendek
dan   keterampilan   prapementasan   pertunjukan   teater   berdurasi   pendek.
Pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat ini adalah tahap
kerja   merancang   dan   mewujudkan   apa   yang   sudah   dirancang   pada
pembelajaran   manajemen   seni   pertunjukan   teater   berdurasi   pendek.
Pertemuan   kelima   membahas   masalah   pengetahuan   pementasan   dan
keterampilan   pementasan.   Pertemuan   kelima   ini   adalah   wujud   aplikasi
seluruh pengetahuan dan keterampilan dari awal pembelajaran seni teater.
Pertemuan keenam membahas masalah pengetahuan evaluasi pementasan
dan keterampilan pementasan.
Tujuan dari pembelajaran Rancangan Pementasan ini adalah:

Mengidentifikasi prapementasan dan pementasan Teater berdurasi 
pendek.
Mendeskripsikan langkah­langkah pementasan Teater berdurasi 
pendek.
Melakukan eksplorasi persiapan pementasan, pementasan, dan pasca 
pementasan.
Merancang pekerjaan manajemen produksi dan manajemen artistik.
Mengomunikasikan rancangan pementasan dalam wujud pementasan 
teater berdurasi pendek.

272 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengevaluasi hasil pementasan yang telah dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa 
adalah:
Melaksanakan manajemen produksi.
Melaksanakan manajemen artistik.
Melaksanakan pementasan teater berdurasi pendek.
Melakukan evaluasi hasil pementasan.

Proses Pembelajaran I, II, III, dan IV
Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak
dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk dapat menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan aktifitas pembelajaran I, II, III, dan IV.
Pada   proses  pembelajaran   ini   guru   dapat   mengikuti   langkah­langkah
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
Peserta   didik   dapat   melakukan   pengamatan   tentang   persiapan
prapementasan   Teater   berdurasi   pendek   melalui   membaca   buku
atau literatur, atau melihat video persiapan prapementasan teater
berdurasi pendek. Pada kegiatan ini, guru dapat memberi motivasi
sehingga   timbul   rasa   keingintahuan   tentang   persiapan
prapementasan teater berdurasi pendek.
Setelah   melakukan   pengamatan,   peserta   didik   dapat   bereksplorasi
dengan   melakukan   kegiatan   atau   kerja   persiapan   prapementasan
teater   berdurasi   pendek,   baik   seperti   hasil   pengamatan   maupun
bisa mengikuti langkah­langkah yang ada dalam buku siswa.
Peserta   didik   dapat   mengomunikasikan   persiapan   prapementasan
teater   berdurasi   pendek   dengan   cara   mempresentasikan   hasil
rancangan kerja dan pekerjaannya.
Materi dan Aktivitas Pembelajaran
Musyawarah produksi teater berdurasi pendek.
Pembagian kerja dan penanggung jawab pekerjaan.
Menyusun rencana kerja sesuai dengan bidang pekerjaan.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang pekerjaan.
Melakukan koordinasi dan evaluasi sesuai dengan bidang pekerjaan.

Seni Budaya 273


Di unduh dari : Bukupaket.com
A. Prapementasan
1. Pekerjaan Manajemen Produksi
a. Pimpinan   produksi   melaksanakan   koordinasi   dengan   seluruh   tim
produksi   tentang   persiapan   pementasan.   Pimpinan   produksi
menyusun   rencana   dan   jadwal   kerja   produksi   teater   berdurasi
pendek.   Pimpinan   produksi   mengontrol   pelaksanaan   kerja   yang
berhubungan dengan produksi teater berdurasi pendek.
Sekretaris   melaksanakan   kerja   kesekretariatan,   yaitu   menyusun   dan
menyediakan   surat­surat   yang   diperlukan   untuk   produksi   teater.
Sekretaris menyusun dokumen surat masuk dan surat keluar yang
diperlukan untuk produksi­produksi teater.
Bendahara   melaksanakan   kerja   pembukuan   pendanaan   yang
diperlukan   untuk   produksi   teater.   Bendahara   membuat   laporan
tentang ketersediaan dana yang diperlukan untuk produksi teater
kepada pimpinan produksi.
Seksi   dokumentasi   membuat   perencanaan   kebutuhan   bahan   dan
peralatan   dokumentasi   yang   diperlukan   untuk   produksi   Teater
berdurasi   pendek.   Seksi   dokumentasi   melaksanakan   dokumentasi
proses produksi dan proses artistik.
Seksi publikasi merancang media publikasi yang akan digunakan dalam
produksi teater. Seksi publikasi melaksanakan publikasi baik secara
audio maupun visual (membuat poster dan menempel poster).
Seksi   pendanaan   merencanakan   dan   merancang   pencarian   sumber   dana
yang   dibutuhkan   pada   produksi   teater,   baik   sebelum   pementasan,
maupun   pada   waktu   pementasan.   Seksi   pendanaan   juga   melobi   dan
menyakinkan calon penyandang  dana  bahwa pementasan itu penting
buat penyandang dana dan penting bagi tim produksi.
House manager  melaksanakan koordinasi dengan seksi­seksi yang  ada
di bawahnya (seksi keamanan, seksi konsumsi, seksi transportasi,
ticketing dan penanggung jawab gedung) demi kenyamanan segenap
kru produksi dan kru artistik.
Seksi   keamanan   merencanakan   dan   melaksanakan   pekerjaan
keamanan,   baik   pada   masa   persiapan   pementasan   maupun   pada
waktu pementasan. Tugas seksi keamanan termasuk menata parkir
kendaraan penonton pada waktu pementasan.
Seksi konsumsi merencanakan dan mengadakan konsumsi selama masa
persiapan   pementasan   dan   pementasan,   maupun   setelah
pementasan.

274 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seksi   transportasi   merancang   dan   mendata   kebutuhan   transportasi
yang   dibutuhkan   selama   masa   persiapan   pementasan   dan   ketika
pementasan  berlangsung.  Seksi  transportasi  berkoordinasi  dengan
house   manager  tentang   kebutuhan   transportasi   dan   penyediaan
transportasi yang dibutuhkan.
Seksi ticketing mulai merancang dan mencetak tiket yang akan dijual pada
waktu   sebelum   pementasan   serta   jauh   hari   sebelum   pementasan
berlangsung. Seksi  ticketing  melaporkan hasil penjualan tiket kepada
seksi pendanaan serta menyerahkan dananya pada seksi pendanaan.
Penanggung  jawab  gedung   sudah  mulai  mempersiapkan   ruang  untuk
latihan   dan   gedung   untuk   pementasan   Teater   berdurasi   pendek.
Penanggung jawab gedung juga bertanggung jawab pada kebersihan
dan kenyamanan ruang untuk latihan pemeran dan sutradara, serta
kenyamanan pada waktu pementasan teater.

2. Pekerjaan Manajemen Artistik


Penguasaan Lakon
Penguasaan lakon bisa dilakukan dengan cara menganalisis naskah
lakon   tersebut.   Lakon   teater   terdiri   atas   dua   unsur,   yaitu   struktur
lakon dan tekstur lakon. Struktur lakon seperti halnya struktur karya
sastra   lainnya,   terdiri   atas   tema,   plot,   latar   cerita,   dan   penokohan.
Sedangkan   tekstur   lakon   hanya   dapat   dijumpai   ketika   naskah   lakon
tersebut   sudah   dipentaskan.   Analisis   naskah   lakon   dapat   dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
Mencari tema dari lakon yang akan dimainkan. Tema merupakan ide
dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan akan
menentukan   arah   jalannya   cerita.Tema   dalam   naskah   lakon   ada
yang   secara   jelas   dikemukakan   dan   ada   yang   samar­samar   atau
tersirat.Tema dalam sebuah lakon bisa tunggal dan bisa juga lebih
dari satu. Tema dapat diketahui dengan tiga cara, yaitu:
By what the character say (apa yang diucapkan tokoh­tokohnya).

By what the character do (apa yang dilakukan tokoh­tokohnya).

By   the   summation   and   balancing   of   the   saying   and   doing  (melalui


jumlah dan keseimbangan ucapan dan kelakuan tokoh­tokohnya).
Mencari   plot   dari   lakon   yang   akan   dimainkan.   Plot   dalam   per­tunjukan
teater   mempunyai   kedudukan   yang   sangat   penting,   karena
berhubungan dengan pola pengadeganan dalam permainan teater dan
merupakan dasar struktur irama keseluruhan permainan.
Seni Budaya 275

Di unduh dari : Bukupaket.com


Irama   permainan   dapat   dibagi   berdasarkan   babak   dan   adegan   atau
berlangsung terus menerus tanpa pembagian. Plot dalam naskah lakon
akan   terwujud   dalam   susunan   peristiwa   yang   terjadi   dalam
pementasan. Pembagian plot dalam lakon konvensional biasanya sudah
jelas,   yaitu   bagian   awal   (berisi   perkenalan   tokoh,   tempat   dan
memperkenalkan   masalah   yang   akan   berlangsung   sepanjang
pementasan). Bagian tengah (berisi permasalahan yang dilakukan oleh
tokoh protagonis dan antagonis, atau biasa disebut dengan bagian yang
ruwet   dan   penuh   konflik   sampai   mencapai   puncak   permasalahan).
Bagian akhir (berisi peleraian antara tokoh protagonis dan antagonis,
kemudian dilanjutkan penyelesaian masalah).
Mencari   latar   cerita   atau  setting  cerita,   di   mana   cerita   tersebut
berlangsung.   Guna   mewujudkan   suatu   pementasan   cerita   lakon,
dibutuhkan   penggambaran   yang   sanggup   mencerminkan   di   mana
lakon atau peristiwa yang sedang dinikmati itu terjadi. Latar cerita
atau  setting  cerita   mencakup   tiga   dimensi,   yaitu   dimensi   ruang,
waktu, dan suasana. Dimensi ruang merupakan penggambaran dari
ruang atau tempat kejadian peristiwa dalam lakon tersebut (ruang
dalam   artian   ruang   nyata,   bisa   daerah,   negara   dan   lain­lain).
Dimensi   waktu   merupakan   penggambaran   dari   waktu   peristiwa
dalam   lakon   itu   terjadi   (malam,   siang,   pagi,   tahun   yang   sudah
dilalui,   tahun   yang   akan   dilalui   dan   lain­lain).   Dimensi   suasana
merupakan penggambaran dari suasana dari lakon atau peristiwa
itu   sedang   berlangsung   (damai,   bahagia,   peperangan,   penuh
keributan, mencekam, ceria dan lain­lain). Dimensi ruang, waktu,
dan   suasana   ini   digunakan   untuk   mencari   latar   cerita   yang   ada
dalam   naskah   lakon   dan   diwujudkan   sebagai   acuan   pembuatan
setting atau scenery serta suasana tiap pengadeganan lakon.
Mencari   penokohan   yang   ada   dalam   naskah   lakon.   Tokoh­tokoh
dalam cerita tidak hanya berfungsi menjalin alur cerita (dengan
jalan menjalin peristiwa­peristiwa atau kejadian­kejadian) tetapi
dapat   juga   berfungsi   sebagai   pembentuk   bahkan   pencipta   alur
cerita.   Tokoh   adalah   sumber   utama   terjadinya   plot,   kejadian
muncul   dan   berkembang   karena   sikap,   ucapan   tokoh,   bahkan
dari   sikap   berlawanan   antartokoh.   Tokoh   dalam   teater   atau
tokoh yang akan kita perankan juga berpribadi atau berwatak,
maka   tokoh   itu   memiliki   karakter   yang   berguna   untuk
penciptaan wujud tokoh. Penokohan dalam teater secara umum
dibagi   menjadi   tiga   bagian   yaitu:   pertama,   tokoh  protagonis
adalah tokoh utama dalam lakon yang muncul ingin  mengatasi
berbagai persoalan yang dihadapi dalam mencapai
276 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
cita­citanya.   Kedua,   tokoh  antagonis  adalah   tokoh   yang
muncul  dalam lakon dan melawan atau menghalang­halangi
cita­cita tokoh protagonis. Ketiga, tokoh tritagonis yaitu tokoh
yang muncul dalam lakon dan berpihak pada kedua kubu atau
malah berada di luar kedua kubu, tokoh tritagonis merupakan
pihak ketiga.
Penguasaan Peran
Kerja sutradara adalah membuat konsep pementasan dan melatih
pemeran untuk menguasai peran yang akan dimainkan. Sutradara dan
pemeran   sudah   harus   menguasai   peran   yang   hendak   dipentaskan.
Penguasaan   peran   ini   sangat   penting   bagi   seorang   pemeran,   karena
yang  dimainkan  oleh seorang  pemeran  adalah  peran yang  ada dalam
naskah lakon dan harus menghidupkan peran tersebut melalui dirinya.
Untuk dapat menguasai dan menghayati peran yang akan dimainkan,
seorang pemeran bisa melakukan langkah kerja sebagai berikut.
Mengumpulkan   tindakan   pokok   peran,   yaitu   mengidentifikasi   tindakan­
tindakan   dan   laku   yang   akan   dimainkan   oleh   pemeran.   Misalnya,
pemeran   akan   memainkan   siswa   yang   nakal,   mungkin   pada   adegan
pertama, tindakan pokoknya adalah suka mengganggu siswa yang lain.
Adegan   kedua,   melakukan   tindakan   pokok   marah­marah   karena
mendapat   perlawanan   dari   siswa   yang   lain.   Adegan   ketiga,   siswa
tersebut akan melakukan tindakan pokok menjadi siswa yang alim dan
tidak suka kalau melihat siswa yang nakal karena sudah sadar bahwa
tindakan nakal itu tidak baik dan seterusnya.
Mengumpulkan sifat dan watak peran dengan cara menganalisis sifat
dan watak peran dalam naskah lakon. Setelah mendapatkan semua
sifat   dan   watak   peran,   hubungkan   dengan   tindakan   pokok   peran
yang   harus   dikerjakan,   ditinjau   mana   yang   memungkinkan
ditonjolkan sebagai alasan untuk tindakan­tindakan peran.
Mencari penonjolan karakter peran dengan cara mencari bagian­bagian
dalam naskah yang memungkinkan untuk ditonjolkan karakter dari
peran   tersebut.   Langkah   ini   dilakukan   untuk   memberi   gambaran
sifat peran yang akan dimainkan. Misalnya: peran Raja Lear adalah
gambaran   dari   orang   yang   suka   dipuji,   maka   seorang   pemeran
harus   menonjolkan   sifat   itu   ketika   ada   kesempatan   dalam   suatu
adegan.   Penonjolan   ini   bisa   digambarkan   dengan   pose   tubuh,
tingkah laku, cara bebicara, dan ekspresi muka.
Mencari makna dialog dari peran yang akan dimainkan. Dialog­dialog
peran   terkadang   menggunakan   bahasa   sastra   atau   kiasan   yang
mempunyai makna tersirat. Tugas seorang pemeran adalah
Seni Budaya 277

Di unduh dari : Bukupaket.com


mencari   makna   yang   tersirat   tersebut   sehingga   dimengerti.   Jika
kita   memahami   makna   kata   tersebut   maka   kita   dapat
mengekspresikan baik lewat bahasa verbal maupun bahasa tubuh.
Menciptakan   gerakan­gerakan   dan   ekspresi   peran.   Langkah   ini   bisa
dilakukan   ketika   kita   benar­benar   merasakan   gejolak   batin   atau
emosi ketika mengucapkan  dialog.  Jika kita tidak merasakan itu,
maka   gerak   dan   ekspresi   yang   timbul   bersifat   klise   atau   dibuat­
buat. Untuk dapat menciptakan gerak dan ekspresi terlihat natural,
seorang   pemeran   dituntut   untuk   merasakan   gejolak   batin   atau
emosi peran yang dimainkan.
Menemukan timing yang tepat, baik timing gerakan maupun timing dialog.
Langkah   kerja  ini  dimulai  dengan   menganalisis  dialog   peran  dengan
cara membagi dialog tersebut menjadi bagian­bagian kecil. Fungsi dari
langkah   ini   adalah   untuk   mengetahui   makna   yang   sebenarnya   dari
dialog tersebut. Kalau sudah diketahui, maka bisa diucapkan dengan
timing yang tepat serta dipertegas dengan gerakan.
Mempertimbangkan   teknik   pengucapan   dialog   peran.   Langkah   ini
dilakukan   untuk   memberikan   tekanan   dan   penonjolan   watak   peran.
Setelah   kita   membagi­bagi   dialog   dalam  beat,   maka   tinggal
mempertimbangkan   bagaimana   cara   mengucapkan   dialog   tersebut.
Apakah mau diberi tekanan pada salah satu kata, diucapkan dengan
dibarengi   gerak,   diucapkan   dulu   baru   bergerak,   atau   bergerak   dulu
baru diucapkan. Harus diingat bahwa pemberian tekanan pada dialog
atau  gerak­gerak  yang  kita  ciptakan  harus mempunyai  tujuan,  yaitu
penggambaran watak peran yang kita mainkan.
Merancang   garis   pemeranan   yang   akan   dimainkan   sehingga   setiap
peran   yang   dimainkan   mengalami   perkembangan   menuju   titik
klimaks.   Garis   permainan   hampir   sama   dengan   tangga   dramatik
lakon.   Tindakan­tindakan   peran   yang   kuat   dihubungkan   dengan
gambaran watak peran yang kuat pula.
Mengkompromikan   rancangan   peran   yang   akan   dimainkan   dengan
sutradara.   Tugas   utama   seorang   pemeran   adalah   merancangkan
dan menciptakan peran yang akan dimainkan. Perancangan peran
yang   kita   ciptakan   dari   hasil   analisis   peran,   observasi,   dan
interpretasi   harus   dikompromikan   dengan   sutradara.   Sedetail
apapun   ran­cangan   peran   yang   kita   ciptakan,   tetapi   tetap   harus
kompromi   dengan   imajinasi   dan   rancangan   sutradara   sebagai
perangkai dari keseluruhan artistik di atas pentas.
278 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Menciptakan bisnis akting dan bloking, berupa gerakan­gerakan kecil
yang   mendukung   gambaran   peran  yang   dimainkan.   Bisnis   akting
ada   yang   dipengaruhi   emosi   bawah   sadar,   tetapi   ada   juga   yang
diciptakan   dengan   kesadaran.   Gerakan   bawah   sadar   dipengaruhi
oleh keadaan emosi jiwa pemeran. Dalam membuat bloking, seorang
pemeran   harus   sadar   terhadap   ruang   karena   posisi   kita   akan
dinikmati oleh penonton.
Menghidupkan peran dengan imajinasi dengan cara menggambarkan peran
yang dimainkan, mulai dari penampilan fisik harus diciptakan dengan
jelas. Semua gambaran imajinasi tentang tokoh benar­benar dibangun
dan senantiasa dimasukkan  dalam  pikiran, sehingga  seolah­olah kita
mengenal   tokoh   tersebut   dengan   baik.   Setelah   gambaran   fisik   tokoh
lekat   dalam   pikiran,   maka   kemudian   gambaran   kejiwaan   tokoh
tersebut harus diciptakan. Setiap detil watak atau sikap yang mungkin
akan diambil oleh tokoh dalam satu persoalan benar­benar diangankan.
Perubahan   perasaan   dan   mental   tokoh   dalam   setiap   persoalan   yang
dihadapi   harus   benar­benar   dirasakan.   Dengan   merasakan   dan
memikirkan   jiwa   peran,   maka   perasaan   dan   pikiran   peran   tersebut
menjadi satu dengan jiwa kita dan muncullah sebuah permainan yang
menyakinkan.

Penguasaan Artistik
Pimpinan artistik mulai memimpin dan mengoordinasi pekerjaan yang
bersifat   keartistikan.   Koordinasi   ini   juga   membahas   rencana­
rencana   artistik   yang   diperlukan   pada   waktu   pementasan.
Pembahasan   ini   termasuk   pembagian   kerja   dan   penentuan   siapa
yang bertindak sebagai penata maupun kru yang membantu sampai
terwujudnya bidang keartistikan.
Stage manager  mulai mendata kebutuhan barang­barang artistik  yang
diperlukan   di   panggung.   Merancang   dan   membuat   jadwal   atau
urutan   pengisi   acara   selama   pementasan   serta   berkoordinasi
dengan seluruh kru yang bekerja di panggung selama pementasan.
Stage   manager  juga   membuat   aturan   dan   tata   cara   keluar
masuknya  barang yang ada di  panggung  dan menunjuk tim  yang
bertanggung jawab.
Penata   panggung   mulai   merancang   dan   menyediakan   barang   yang
dibutuhkan   untuk   menata   panggung   pada   waktu   pementasan.
Dalam   melaksanakan   pekerjaan   penataan   panggung,   penata
dibantu oleh tim untuk mewujudkannya.
Seni Budaya 279

Di unduh dari : Bukupaket.com


Penata kostum atau busana mulai merancang dan menyediakan barang
yang   dibutuhkan   untuk   menata   kostum   pada   waktu  pementasan.
Dalam   melaksanakan   pekerjaan   penataan   panggung,   penata
dibantu oleh tim untuk mewujudkannya.
Penata   rias   mulai   merancang   dan   menyediakan   barang   yang
dibutuhkan   untuk   menata   rias   pada   waktu   pementasan.   Dalam
melaksanakan   pekerjaan   penataan   rias,   penata   dibantu   oleh   tim
untuk mewujudkannya.
Penata   cahaya   mulai   merancang   dan   menyediakan   barang   yang
dibutuhkan untuk menata cahaya pada waktu pementasan. Dalam
melaksanakan pekerjaan penataan cahaya, penata dibantu oleh tim
untuk mewujudkannya.
Penata   bunyi   dan   suara   mulai   merancang   dan   menyediakan   barang
yang   dibutuhkan   untuk   menata   bunyi   dan   suara   pada   waktu
pementasan.  Dalam  melaksanakan  pekerjaan penataan  bunyi  dan
suara, penata dibantu oleh tim untuk mewujudkannya.
Penata   musik   dan  sound  mulai   merancang   dan   menyediakan   barang
yang   dibutuhkan   untuk   menata   musik   dan  sound  pada   waktu
pementasan.  Dalam  melaksanakan  pekerjaan penataan  panggung,
penata dibantu oleh tim untuk mewujudkannya.

Proses Pembelajaran V
Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak
dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk bisa menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran V. Pada proses
pembelajaran ini, guru dapat mengikuti langkah­langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang pementasan Teater
berdurasi   pendek   melalui   membaca   buku,   literatur,   atau   melihat
video pementasan teater berdurasi pendek. Pada kegiatan ini guru
dapat   memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa   keingintahuan
tentang pementasan teater berdurasi pendek.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan   dapat   bereksplorasi
dengan melakukan kerja persiapan pementasan, baik seperti hasil
pengamatan   maupun   bisa   mengikuti   langkah­langkah   yang   ada
dalam buku siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasi pementasan teater berdurasi 
pendek dengan cara memperagakan.
280 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Materi dan Aktivitas Pembelajaran V
Melaksanakan kerja bidang produksi.
Melaksanakan kerja bidang artistik.
Melaksanakan pementasan.

B. Pementasan

1. Pekerjaan Manajemen Produksi


Pimpinan produksi hanya mengontrol keterlaksanaan pementasan serta
menyelesaikan   masalah   jika   ada   kekurangan   dalam   pementasan
yang terkait di bidang produksi.
Sekretaris   mencatat   serta   mengarsipkan   segala   dokumen   yang
berhubungan dengan produksi pementasan teater berdurasi pendek.
Bendahara mengelola pendanaan yang ada, baik dana keluar maupun 
dana masuk.
Tim dokumentasi melaksanakan pendokumentasian pementasan 
maupun acara yang sedang berlangsung.
Seksi pendanaan bekerja sama dengan ticketing, dan bendahara dalam 
pengelolaan dana yang ada.
Tim ticketing menjual tiket pada penonton, bagi penonton yang belum 
memiliki tiket menonton.
Seksi konsumsi menyiapkan konsumsi sesuai dengan kebutuhan waktu 
pementasan.
Seksi   keamanan   melaksanakan   tugasnya,   baik   dalam   gedung
pementasan   maupun   di   luar   gedung   pementasan.   Tugas   seksi
keamanan juga termasuk mengatur kenyamanan dalam hal parkir
kendaraan bagi penonton.
Seksi gedung atau tempat hanya mengontrol kenyamanan penonton dan
pemain pada saat pementasan.
Seksi transportasi menyediakan transportasi jika diperlukan selama 

pementasan teater.

Seni Budaya 281


Di unduh dari : Bukupaket.com
2. Pekerjaan Manajemen Artistik
Sutradara atau konseptor hanya mengawasi jalannya pementasan.
Pemeran melaksanakan permainan peran sesuai dengan peran yang 
dimainkan.
Penata   panggung   dan   kru   mengontrol   penataan   panggung   termasuk
pergantian setting jika dalam pementasan itu memang memerlukan
pergantian  setting  atau   tata   panggung   sesuai   dengan   rancangan
yang telah disepakati dengan sutradara.
Penata   cahaya   melaksanakan   tanggung   jawabnya   terhadap
pencahayaan   dalam   pementasan   sesuai   dengan   yang   telah
direncanakan   dan   disepakati   dengan   sutradara.   Tugas   penata
cahaya sebelum pementasan adalah menata sumber cahaya sesuai
dengan rencana.
Penata   kostum   atau   busana   melaksanakan   penataan   kostum   atau
busana   pemeran   sebelum   pementasan   dimulai   serta   memperbaiki
ulang pada waktu pementasan jika terjadi kerusakan kostum atau
busana pemeran.
Penata   rias   melaksanakan   penata   rias   pemeran   sebelum   pementasan
dimulai   serta   memperbaiki   ulang   pada   waktu   pementasan   jika
terjadi kerusakan tata rias pemeran.
Penata bunyi dan suara melaksanakan tugas terhadap penataan bunyi dan
suara agar enak dan nyaman didengarkan oleh penonton. Tugas penata
bunyi   dan   suara   sebelum   pementasan   adalah   mengatur   dan
menginstalasi sumber bunyi dan suara yang telah direncanakan.
Penata   musik   dan  sound  melaksanakan   tugasnya   terhadap   penataan
musik   dan  sound  sesuai   dengan   isi   pementasan.   Fungsi   penata
musik   sebenarnya   sama   dengan   fungsi   seorang   pemeran   yang
bermain di atas panggung.
Proses Pembelajaran VI
Setelah   menjelaskan   alur   pembelajaran   dan   tujuan   yang   hendak
dicapai,  maka  langkah   selanjutnya  adalah  membimbing  peserta  didik
untuk bisa menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan aktifitas pembelajaran VI. Pada proses
pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah­langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:
Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang evaluasi kerja dan
evaluasi pementasan melalui membaca buku atau literatur,
282 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
atau   melihat   video   olah   rasa.   Pada   kegiatan   ini,   guru   dapat
memberi   motivasi   sehingga   timbul   rasa   keingintahuan   tentang
evaluasi kerja dan evaluasi pementasan.
Peserta   didik   setelah   melakukan   pengamatan,   dapat   bereksplorasi
dengan   menyusun   tulisan   tentang   evaluasi   kerja   dan   evaluasi
pementasan,   baik   seperti   hasil   pengamatan   maupun   dengan
mengikuti langkah­langkah yang ada dalam buku siswa.
Peserta didik dapat mengomunikasi evaluasi kerja dan evaluasi 
pementasan dengan cara mempresentasikan

C. Pasca Pementasan

1. Evaluasi Kerja
Pemimpin produksi melakukan evaluasi kerja, baik evaluasi kerja tiap
bidang,   maupun   evaluasi   kerja   secara   keseluruhan.   Evaluasi   kerja
dilakukan   setelah   pementasan   selesai   dan   penonton   pulang   setelah
mengapresiasi hasil karya yang telah dibuat oleh tim. Dalam pelaksanaan
evaluasi, semua anggota tim menyampaikan kendala dan tantangan yang
dihadapi   selama   menyiapkan   pementasan   dan   pada   waktu   pementasan.
Dalam evaluasi kerja ini tidak saling menyalahkan bila ada kekurangan di
bidang   tertentu,   tetapi   memberikan   solusi   bila   akan   mengadakan
pementasan teater lagi. Dalam evaluasi kerja ini, juga disampaikan laporan
kerja   setiap   bidang   kerja.   Laporan   ini   merupakan   salah   satu   bentuk
pertanggungjawaban   kerja  yang  telah  dilaksanakan.  Hasil   evaluasi  kerja
ini akan menjadi catatan bersama, dan media belajar
jika menghadapi masalah yang sama di kemudian hari.

2. Evaluasi Pementasan
Evaluasi pementasan dilakukan dengan cara melihat kekurangan dan
kelebihan   dari   pementasan   yang   telah   dilakukan.   Evaluasi   pementasan
diwujudkan dalam sebuah tulisan evaluasi yang bisa dibaca oleh seluruh
tim pementasan. Dengan melakukan evaluasi pementasan ini, seluruh tim
akan mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pementasan yang telah
dilakukan. Evaluasi ini digunakan untuk memperbaiki pementasan
yang akan dilakukan di kemudian hari.

Seni Budaya 283


Di unduh dari : Bukupaket.com
C. Interaksi dengan Orang Tua

Guru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat
dilakukan   melalui   komunikasi   melalui   telepon,   kunjungan   ke   rumah,
atau   media   sosial   lainnya.   Guru   juga   dapat   melakukan   interaksi
melalui   lembar   kerja   peserta   didik   yang   harus   ditanda­tangani   oleh
orang   tua   murid,   baik   untuk   aspek   pengetahuan,   sikap,   maupun
keterampilan.   Melalui   interaksi   ini,   orang   tua   dapat   mengetahui
perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.

No PERNYATAAN YA TIDAK
Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh­
sungguh untuk dapat menguasai pementasan teater 
berdurasi pendek.
Saya mengingkuti pembelajaran dan pelatihan
dengan penuh perhatian sehingga dapat menguasai 
pementasan teater berdurasi pendek.
Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai dengan 
materi pelatihan.
Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan dasar 
pemeranan teater modern.
Saya dapat bekerja sama dalam kelompok pelatihan dasar 
pementasan teater berdurasi pendek.
Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pementasan 
teater berdurasi pendek.
Saya menghargai teman­teman dalam melaksanakan latihan 
dasar pementasan teater berdurasi pendek

Nama Orang tua Nama Siswa

D. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

Guru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan
topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan
dapat   berupa   tes   dan   nontes.   Tes   dapat   berupa   uraian,   isian,   atau
pilihan   ganda.   Nontes   dapat   berupa   lembar   kerja,   kuesioner,   proyek,
dan   sejenisnya.   Guru   juga   harus   mengembangkan   rubrik   penilaian
sesuai dengan materi yang diajarkan.

284 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengetahuan

Apa yang kamu ketahui tentang bidang produksi dan tim kerja 
bidang produksi?
Mengapa tim kerja harus melaksanakan pekerjaannya sesuai 
dengan bidang pekerjaannya?
Apa yang kamu ketahui tentang bidang artistik dan apa saja yang 
termasuk bidang kerja di tim artistik?
Langkah kerja apa saja yang harus dilakukan oleh seorang pemeran
dalam menghayati peran yang dimainkan?

Keterampilan

Buatlah laporan tertulis sesuai dengan bidang kerja yang menjadi 
tanggung jawabmu.

Rubrik Guru

Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek
yang   diujikan.   Indikator   ini   merupakan   skoring   terhadap   apa   yang
ingin dinilai dan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan uji kompetensi
yang dikembangkan pada Bab IV guru dapat membuat rubrik seperti
terteta berikut ini.

1. Sikap
a. Tanggung Jawab
No. Indikator Penilaian Kerja sama
Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1. Melaksanakan tugas individu dengan baik yang konsisten ditunjukkan peserta
didik
2. Menerima risiko dari tindakan yang Skor 2 jika 2 indikator konsisten
dilakukan ditunjukkan siswa
3. Mengembalikan barang yang dipinjam Skor 3 jika 3 indikator konsisten
ditunjukkan siswa
4. Meminta maaf atas kesalahan yang Skor 4 jika 4 indikator konsisten
dilakukan ditunjukkan siswa

Seni Budaya 285

Di unduh dari : Bukupaket.com


b. Kerja sama
No. Indikator Penilaian Kerjasama
Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok yang konsisten ditunjukkan oleh peserta
didik
2. Kesediaan melakukan tugas sesuai Skor 2 jika 2 indikator konsisten
kesepakatan ditunjukkan oleh peserta didik
3. Bersedia membantu orang lain dalam satu Skor 3 jika 3 indikator konsisten
kelompok yang mengalami kesulitan ditunjukkan oleh peserta didik
4. Rela berkorban untuk teman lain Skor 4 jika 4 indikator konsisten
ditunjukkan oleh peserta didik

c. Cermat
No. Indikator Penilaian Kecermatan

1. Mengerjakan tugas dengan teliti Skor 1 jika terdapat 1 indikator muncul


2. Berhati-hati dalam menggunakan Skor 2 jika terdapat 2 indikator muncul
peralatan
3. Memperhatikan keselamatan diri Skor 3 jika terdapat 3 indikator muncul
4. Memperhatikan keselamatan lingkungan Skor 4 jika terdapat 4 indikator muncul

2. Tes Tulis Uraian


Bagaimana   cara   menguasai   dan   menghayati   peran   yang   akan
dimainkan?
Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian.
Skor 1 jika menguraikan jawaban hanya menyebutkan dan 
menjelaskan 2 langkah saja.
Skor 2 jika menguraikan jawaban hanya menyebutkan dan 
menjelaskan 3 langkah saja.
Skor 3 jika menguraikan jawaban menyebutkan dan menjelaskan 4 
langka.
Skor 4 jika menguraikan jawaban menyebutkan dan menjelaskan 
lebih dari 4 langkah.

286 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
3. Keterampilan
Rubrik Menata Busana atau Kostum

% Komponen Yang Dinilai Skor Skor Yang


Maksimum Dicapai
Persiapan
20% 1. Berdoa 10
2. Mengumpulkan alat dan bahan kerja 10
Pelaksanaan
1. Menganalisis Naskah 10
70% 2. Mendesain Busana atau Kostum 20
2. Membuat Ukuran Sesuai dengan Pemeran 20
3. Mewujudkan Tata Busana Sesuai dengan 20
Peran
10% Waktu
Bobot 10
Skor Total

4. Portofolio
Nama Peserta Didik :  …………………
Kelas/Semester :  ………………...
Mata Pelajaran/Materi Pokok  :  Mementaskan Teater berdurasi
Pendek

No. Benda Kerja yang Dibuat*) Nomor Waktu Skor*)


Tugas
1. Dokumen penilaian pengetahuan (esai 1
terbuka dan tes tertulis proyek)
2. Dokumen penulisan jadwal kerja 2
3. Dokumen rancangan kerja 3
4. Dokumen hasil observasi 4
5. Dokumen penulisan gagasan cerita 5
6. Dokumen penulisan latar cerita 6
7. Dokumen penulisan tokoh peran 7
8. Dokumen penyusunan kerangka cerita 8
9. Dokumen penulisan hasil musyawarah 9
produksi
10. Dokumen penulisan adegan 10

Seni Budaya 287

Di unduh dari : Bukupaket.com


11. Dokumen teks cerita 11
12. Dokumen penyusunan anggota kelompok 12
13. Dokumen analisis cerita 13
14. Dokumen analisis karakter 14
15.
16.
Dst.

Rubrik Penilaian Portofolio


Nilai Indikator
A (Sangat Baik) Portofolio disusun secara sistematis dan rapi
B (Baik) Portofolio disusun secara sistematis tetapi tidak rapi
C (Cukup) Portofolio disusun secara rapi tetapi tidak sitematis
D (Kurang) Portofolio disusun secara tidak rapi dan tidak sistematis.

F. Pengayaan Pembelajaran

Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi
diberikan secara horizontal, yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan   serta   keterampilan.   Guru   dapat   mencari   materi
pengayaan   dari   media   dan   sumber   belajar   lain.   Guru   juga   dapat
meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan
topik dan materi yang dipelajari.

288 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Daftar Pustaka
………………….. 2014 modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Seni Budaya
SMP/MTs. Kemdikbud
12  sept  2014 Ganjar gumilar.  Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi
Bandung 2010 Kuliah Tinjauan Seni Khusus.
A Phaidon Theatre Manual, Costume and Make­Up. New York : Phaidon Press Inc.
2001.
Dahlan,M, Muhidin. 2012. Almanak Seni Rupa Indonesia Secara istimewa Yogyakarta

Darmawan, Budiman. 1998. Penuntun Pelajaran Seni Rupa. Bandung : Ganeca Exact

Gumilar, Ganjar. …. Sejarah Perkembangan Seni Grafis Indonesia . Http://Academia.
Edu. Diakses Pada Tanggal 5 Juli 2014
Gumilar, Ganjar. …… . Teknik Cetak. Http://Academia.Edu. Diakses Pada Pada
Tanggal 19 Juli 2014
Gunawan, Aang ….. Seni­Lukis­Indonesia­Sejarah­Seni­Lukis.Http://Senibudaya­
Hartoko, Dick. 1997. Manusia Dan Seni, Yogyakarta : Kanisius
Hutagalung, Michael Jubel. Tidak diketahui. Basoeki Abdullah Tokoh Seni Indonesia.

indonesia­yang­mendunia/ 12 sept 2014 Ganjar gumilar. Fakultas Seni Rupa  Dan
Desain Institut Teknologi Bandung 2010 Sejarah Perkembangan Seni Grafis
Indonesia   http://www.academia.edu/3551497/Sejarah_Perkembangan_
Seni_Grafis_Indonesia
Levta, deka. 17 Maret 2012. Macam­Macam Aliran Seni Lukis dan Tokohnya.
Mahendra,   Mahardika   …  Modul   Seni   Rupa.   Http://Academia.Edu.   Diakses  Pada
Tanggal 1 Juli 2014
Nurhadyat,andre (2005). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: grasindo.
senijogja. 12 oktober 2012. Affandi tokoh seni lukis Abstrak Indonesia yang Mendunia.

Shaman, Humar. 1993. Mengenal Dunia Seni Rupa. Semarang : IKIP Semarang

Susanto, Mike.2006. Diksi rupa, Yogyakarta, Kanisius

Wisnujadmika’s Weblog …. Tema Seni Rupa Http://Wisnujadmika.Wordpress.Com/
Tag/Tema­Seni­Rupa Diakses Pada Yanggal 04 Juli 2014
Yudhoseputro, Wiyoso. 1993. Pengantar Wawasan Seni Budaya. Jakarta : Depdikbud
Indonesia.Blogspot.Com/2012/05/Seni­Lukis­Indonesia­Sejarah­Seni­Lukis.Html. 
Diakses Pada Tanggal 5 Juli 2014
http://www.academia.edu/3551497/Sejarah_Perkembangan_Seni_Grafis_Indonesia.
http://minermaya.blogspot.com/2012/03/macam­macam­aliran­seni­lukis­.html.[9 
januari 2013].
http://senijogja.wordpress.com/2012/10/12/affanditokoh­seni­lukis­abstrak­
http://seniman.web.id/getart/search/tokoh­indonesia­aliran­seni­lukis­
impresionisme.[9 januari 2013].
http://www.lorongteatersubang.blogspot.com/2012/12/tata­panggung­dalam­
pementasan­teater_20.html. [19 April 2015; 12:20 WIB]
Seni Budaya 289

Di unduh dari : Bukupaket.com


Glosarium

Akustik Ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara diproduksi/ 
dihasilkan.
Aransemen Bunyi atau musik yang ditata dengan baik dan indah 
perambatannya dan dampaknya
Bentuk abstrak Bentuk yang menyimpang dari wujud benda­benda atau 
makhluk yang ada di alam
Bentuk figuratif Bentuk yang berasal dari alam (nature) lahirnya bentuk 
figuratif tergantung pada konsepsi orang itu pada bentuk tersebut
Birama Satuan kelompok ketukan tetap yang dimulai dengan ketukan kuat 
sampai dengan ketukan kuat yang berikutnya.
Durasi Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah not, lagu, atau 
musik yang dimainkan.
Ekspresi Pengungkapan atau proses menyatakan 

perasaan Estetik Mengenai keindahan

Improvisasi Melakukan sesuatu untuk mengembangkan atau 
memvariatifkan nada atau bagian lagu atau musik yang sudah ada.
Intro Musik atau melodi pada awal lagu yang berupa alunan alat musik atau 
petikan nyanyian sebelum masuk ke bait pertama lagu yang akan dinyanyikan
Komposisi Hasil atau karya musik yang merupakan kumpulan dari potongan 
musik yang telah disusun secara harmonis
Lithography Teknik yang ditemukan oleh alois senefelder dan didasari pada 
sifat kimiawi minyak dan air yang tidak dapat bercampur
Melodi Susunan rangkaian tiga nada atau lebih dalam musik yang terdengar 
berurutan secara logis serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.
Notasi Sistem penulisan karya musik

Paranada Lima garis horizontal tempat notasi 

dituliskan Pinch Teknik pijit

Seni grafis Cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan
teknik cetak
Solmisasi Sistem menempatkan sebuah suku kata berbeda ke setiap not 
dalam skala musik
Vokal Grup Kumpulan atau kelompok beberapa penyanyi yang menyajikan 
sebuah lagu dengan lebih variatif dari segi pembagian suara dan penampilannya
290 Kelas IX SMP/MTs
Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Profil Penulis
Nama Lengkap : Milasari, S.Pd
Telp. Kantor/HP : 021-7805396 / 081213482989
E-mail : smk57jakarta@yahoo.com
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jl. Margasatwa no. 38 B Jatipadang
Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Perumahan Pratama Ruko A-9,
Surabaya-60227
Bidang Keahlian: Seni Tari
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
Guru di SMK N 57 Jakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S1: Fakultas Bahasa dan Seni/jurusan Seni Tari/program studi Pendidikan
Sen Tari/ Universitas Negeri Jakarta (tahun masuk 2003–tahun lulus 2008)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada.

Nama Lengkap : Heru Subagiyo, S.Sn.


Telp. Kantor/HP : 081328776281
E-mail : bagiyo_teat@yahoo.com
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jln. Kaliurang KM.12,5 Klidon,
Sukoharjo, Ngaglik, Sleman
DI. Yogyakarta
Bidang Keahlian:
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
2003-2010: Instruktur Seni Teater di PPPG Kesenian Yogyakarta
2010-sekarang : Widyaiswara seni teater di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S1: Seni Pertunjukan/Seni Teater/Pemeranan/ISI Yogyakarta (1997-2002)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Seni Teater untuk SMK Jilid 1
Seni Teater untuk SMK Jilid 2
Dasar Artistik 1
Roleplay
Dasar Pemeranan
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada.

Seni Budaya 291

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nama Lengkap : Siti Masripah, S.Pd
Telp. Kantor/HP : (021) 5492970/081314410783
E-mail : sitiloveaa@yahoo.com
Akun Facebook : https://www.facebook.com/sitiloveaa
Alamat Kantor : Jl. Rawabelong II E Palmerah Jakarta Barat
Bidang Keahlian: Seni Musik
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
2006 – 2016 : Guru Seni Budaya di SMKN 13 Jakarta.
2005 – 2006 : Guru Seni Musik di SMAN 6 Jakarta.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S1: Fakultas Bahasa & Seni/Jurusan Seni Musik/Program studi Pendidikan
Seni Musik/ Universitas Negeri Jakarta (2001-2005)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada.

Nama Lengkap : Jelmanto S. Pd


Telp. Kantor/HP : 021-8764586 / 0813 1000 3207
E-mail : jelly2305@gmail.com
Akun Facebook : -
Alamat Kantor : Jl Banjaran Pucung Cilangkap Tapos
Kota Depok
Bidang Keahlian: Seni Rupa
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
Guru seni Budaya di SMP Negeri 12 Depok
Tenaga pendidik di SMP Terbuka 12 Depok
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S1: Fakultas Bahasa dan Seni /Jurusan Pedidikan Seni Rupa/Program Studi
Seni Rupa/ Universitas Negeri Yogyakarta (tahun 1994–1999) )
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
SENI BUDAYA kelas IX Tahun 2014 kurikulum 2013
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada.

292 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Profil Penelaah
Nama Lengkap : Dr. Fortunata Tyasrinestu, M.Si.
Telp. Kantor/HP : 0271-384108/ 08122748284
E-mail : tyasrin2@yahoo.com
Akun Facebook :-
Alamat Kantor : FSP ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. 6.5 Sewon
Yogyakarta
Bidang Keahlian : Musik Pendidikan, Bahasa Indonesia, Psikologi
Musik Pendidikan
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
1. 2003-sekarang : Dosen FSP ISI Yogyakarta
2. 2008-2012 : Kepala UPT MPK ISI Yogyakarta
3. 2014-sekarang : Pengelola Program S3 Program Pascasarjana ISI Yogyakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S3: Fakultas Ilmu Budaya/Ilmu-Ilmu Humaniora/Linguistik - UGM
Yogyakarta (2010-2013)Jakarta (2013–2015)
S2: Fakultas Psikologi/Psikologi Pendidikan- UGM Yogyakarta (2002-2004)
S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Jurusan Musik/ Musik Pendidikan- ISI
Yogyakarta (1992-1997)
S1: Fakultas Sastra/ Sastra Indonesia/ Linguistik- UGM Yogyakarta (1992-1998)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Buku Teks Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU
Buku Non Teks Pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan SD-SLTP-SMU
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Lirik Musikal pada Lagu Anak Berbahasa Indonesia -2014
Pengaruh Kreativitas Musikal terhadap Kreativitas Verbal dan Figural -2010
Pengembangan Kreativitas melalui Rekontekstualisasi Seni Tradisi- 2010
Model Pembelajaran Musik Kreatif Bagi Pengembangan Kreativitas Anak
di Wilayah DIY-2010

Nama Lengkap : Drs. Bintang Hanggoro Putra, M.Hum


Telp. Kantor/HP : 024850810/08157627237E-mail
Akun Facebook : bintanghanggoro@yahoo.co.id
: Bintang Hanggoro Putra
Alamat Kantor : Kampus Unnes, Sekaran, Gunung Pati, Semarang
Bidang Keahlian : Seni Tari
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
Dosen Pendidikan Sendratasik, Prodi Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S2: Fakultas Ilmu Budaya/Pengkajian Seni Pertunjukan/Universitas Gajah
Mada Yogyakarta (2000 – 2004)
S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Seni Tari/Komposisi Tari (1979 – 1985)

Seni Budaya 293

Di unduh dari : Bukupaket.com


Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Pengembangan Model Pembelajaran Tari Tradisional untuk Mahasiswa Asing
di Universitas Negeri Semarang (2015).
Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah
Dasar (2012)
Upaya Pengembangan Seni Pertujukan Wisata Di Hotel Patra Jasa
Semarang (2010)
Pengembangan Materi Mata Kuliah Pergelaran Tari dan Musik pada
Jurusan Pendidikan Sendratasi UNNES dengan Model Pembelajaran
Tutorial Analitik Demokratik (2008).
Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai Bagi Masyarakat Etnis Cina
Semarang (2007).

Nama Lengkap : Muksin Md., S.Sn., M.Sn.


Telp. Kantor/HP : 022-2534104/08156221159
E-mail : muksin@fsrd.itb.ac.id
Akun Facebook : Muksin Madih
Alamat Kantor : FSRD-ITB, Jl. Ganesha 10 bandung (40132)
Bidang Keahlian : Seni Rupa
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
Ketua Program Studi Seni Rupa FSRD-ITB (2013 – 2015)
Koordinator TPB FSRD-ITB (2008 – 2013)
Ketua Lap/Studio Seni Lukis FSRD-ITB (2005 – 2006)
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S2: Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Rupa/Seni Murni/Institut
Tekhnologi Bandung (1996 – 1998)
S1: Fakultas Seni Rupa dan Desain/Seni Murni/Seni Lukis/Institut
Tekhnologi Bandung (1989 – 1994)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Buku teks pelajaran kurikulum 2013 (edisi revisi) mata pelajaran wajib untuk
SD/ MI, SMP/MTs, dan SMA/MA Seni Budaya bidang Seni (2015)
Buku teks Seni Budaya (Seni Rupa) kelas IX dan XII (2014)
Buku Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan Kurikulum 2013 kelas
VIII, X, dan XI, Seni Budaya (Seni Rupa). (2013)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Penerapan Teknik Etcha ke dalam Produk Elemen Estetik sebagai upaya
Meningkatkan Potensi Kreativitas Masyarakat. Riset KK (Kelompok
Keahlian Seni Rupa) ITB. (2014)
Metoda Pembelajaran Menggambar bagi Anak Autis dengan Bakat Seni
Rupa. Riset KK (Kelompok Keahlian Seni Rupa) ITB. (2014)
Aplikasi Pengembangan Barongan sebagai Cinderamata Khas Blora dengan
Sentuhan Teknik Potong, Tempel, Pahat dan Lukis, Riset KK (Kelompok
Keahlian Seni Rupa). (2013)

294 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengembangan Produk Identitas Budaya Masyarakat Blora untuk Menunjang
Sentra Masyarakat Kreatif, Program Pengabdian kepada masyarakat
Mono dan Multi Tahun. (2013)
Aplikasi Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora
(LPPM-ITB) (2012)
Barongan dalam Pengembangan Cinderamata Khas Kota Blora (LPPM-ITB) (2011)
Aplikasi Medium Lokal (indigenus material) dalam Karya Seni Rupa sebagai upaya
Mewujudkan Ciri Khas Indonesia [Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB (2011)
Medium Lokal (indigenus material) dalam Karya seni rupa sebagai upaya mewujudkan
ciri khas Indonesia [Program Riset Peningkatan Kapasitas ITB (2010)
Pengolahan Serat Alami Menggunakan Sistem Enzim Mikrobiologi Sebagai Media
Ekspresi Seni Dua Dimensi. Riset ITB [Riset Fakultas] (Jurnal Visual Art ITB 2007)
Muatan Spiritualitas pada Seni Rupa Tradisional Dwimatra-Ilustrasi Nusantara
Upaya Menggali Seni Rupa Tradisi untuk Memperkaya Konsep Seni Ilustrasi
Indonesia Masa Kini dan Masa depan. Riset ITB [Riset Fakultas] (2006)
Daur Ulang Sampah Menjadi Kertas Seni. ”GELAR” Jurnal Ilmu dan Seni –
STSI Surakarta. Vol. 3 No. 2 Desember 2005, ISSN 1410-9700. (2005)

Seni Budaya 295

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nama Lengkap : Dra. Widia Pekerti, M.Pd.
Telp. Kantor/HP :-
E-mail :-
Akun Facebook :-
Alamat Kantor : FSP ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. 6.5 Sewon
Yogyakarta
Bidang Keahlian : Musik Pendidikan, Bahasa Indonesia, Psikologi
Musik Pendidikan
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
2009-sekarang : Dosen luar biasa di Universitas Negeri Jakarta jurusan seni
musik
Konsultan pendidikan
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S2 :Teknologi Pendidikan UNJ Jakarta, 1997. Kursus Penunjang antara
lain : bahasa Inggris, Perancis dan kecantikan
S1:Pendidikan Seni Musik IKIP Jakarta, 1971 Akta Mengajar V Universitas
Terbuka, 1983
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Penelaah buku Pusat Kurikulum Dikdasmen, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
dan Perbukuan , SMP-SMA Seni Budaya 2014 - 2016
Tematik (Seni Budaya) 2015 - 2016
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Studi Lagu-lagu bernafaskan kedaerahan dan perjuangan untuk pendidikan
keluarga, Direktorat PAUD dan Keluarga, Dikdasmen, 2016
Studi banding pendidikan di Indonesia; Suny at Albany University, NY,1995
dan 1996, Otago University 2004 dan Nanyang University, 2006
Penelitian mandiri, antara lain: Musik Balita di TK Ora Et Labora 2004 - 2006;
Kursus Musik untuk Balita di Eduart 2002-2004 dan di Yamuger 2010 –
sekarang; serta penelitian pada bayi, 2009 hingga kini.
Penelitian-penelitian seni dan budaya tahun di Indonesia yang kondusif Dalam
Pembudayaan P4 (1982-1990)
Penelitian: Pengaruh Hasil Pembelajaran Terpadu Matematik dan Musik Terhadap Hasil
Belajar Matematik Murid Kelas 1 SD. Thesis, IKIP, Jakarta. 1997
Penelitian Pengaruh Pembelajaran Folk Song terhadap Minat Seni Musik di
SMP Regina Pacis Jakarta , Skripsi: IKIP Jakarta, 1971

296 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Nama Lengkap : Dr. Rita Milyartini, M.Si.
Telp. Kantor/HP : 0222013163/081809363381
E-mail : ritamilyartini@upi.edu
Akun Facebook :-
Alamat Kantor : Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung 40151
Bidang Keahlian : Pendidikan Musik
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
Dosen di Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI
Dosen di Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana UPI
Peneliti Pendidikan Seni khususnya pendidikan Musik
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S3:Pendidikan Umum/Nilai/ Universitas Pendidikan Indonesia (2007-2012)
S2: Kajian Wilayah Amerika/ Universitas Indonesia (1998 –2001)
S1: FPBS/Pendidikan Musik/IKIP jakarta (1983 –1987)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Buku teks tematik SD (thn 2013)
Buku non teks ( Tahun 2011, 2012, 2015)
Buku teks SD, SMP dan SMA (2015)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Model Pendidikan Life Skill Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Penguasaan Teknik
Vokal Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 3 di Prodi Musik UPI. -2008
Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun
-2010
Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun
-2011
Kombinasi Active Learning dan Self Training, untuk Memperbaiki Audiasi Tonal Minor
Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 2 Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI
Pengembangan Model Pendidikan Seni Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus (tahun
-2012
Model Transformasi Nilai Budaya Melalui Pendidikan Seni di Saung
Angklung Udjo untuk Ketahanan Budaya (disertasi) -2012
Pemanfaatan Angklung untuk Pengembangan Bahan Pembelajaran
Tematik Jenjang Sekolah Dasar Berbasis Komputer -2013
Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara
(tahun pertama) -2015
Model Pembelajaran Teknik Vokal Berbasis Ornamen Vokal Nusantara
(tahun kedua) -2016
Pengembangan Usaha Bidang Seni dan Budaya di Kota Bandung -2016

Seni Budaya 297

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nama Lengkap : Dr. Nur Sahid M. Hum.
Telp. Kantor/HP : 0274 379133, HP 087739496828
E-mail : nur.isijogja@yahoo.co.id
Akun Facebook :-
Alamat Kantor : Jur Teater, Fak Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta
Jl. Parangtritis Km 6 Yogyakarta
Bidang Keahlian : Seni Teater
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
2010-2016 :
Dosen Jur. Teater Fak. Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta
Dosen Pasca Sarjana ISI Yogyakarta
Dosen Sekolah Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S3:Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa/ Sekolah Pasca Sarjana
UGM Yogyakarta (2008-2012)
S2: Ilmu Humaniora/ Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta (1998 –2001)
S1: Sastra Indonesia/Fak. Ilmu Budaya UGM Yogyakarta (1980 –1986)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Penelaah buku untuk SMK Seni berjudul Seni Teater (2008)
Penelaah buku untuk SMP berjudul Seni Budaya (2016), P4TK Yogyakarta.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Metode Pembelajaran Seni Teater untuk Anak-anak Usia Sekolah Dasar (Program
Penelitian Hibah Bersaing, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta), - 2006.
Metode Penulisan Sekenario Film bagi Remaja (Program Penelitian BOPTN,
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dirjen
Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta), - 2013.
Penciptaan Drama Radio Perjuangan Pangeran Diponegoro sebagai penanaman
Nilai-nilai Pendidikan Karakter bagi Generasi Muda - 2016 -2018

298 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Nama Lengkap : Oco Santoso, S.Sn.M.Sn.
Telp. Kantor/HP : 022-2534104/085220211166
E-mail : ocosnts@gmail.com
Akun Facebook :-
Alamat Kantor : Institut Teknologi Bandung, Jl.Ganesa 10 Bandung
Bidang Keahlian : Seni Rupa
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
1995 – sekarang Dosen Program Studi Seni Rupa ITB
2005-2007 Ketua Program TPB-FSRD Institut Teknologi Bandung
2004-2008 Ketua Program Studi Seni Rupa FSRD-ITB
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S2: FSRD/Seni Rupa/ITB (1996-1999)
S1: FSRD/Seni Rupa/ITB (1988-1994)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Pengembangan Metode Perkuliahan dengan Aplikasi mobile system sebagai salah
satu Metode Perkuliahan di program studi seni rupa ITB. - 2015
Pengembangan teknik Etsa pada produk Cindra Mata. 2013
Standarisasi Warna Tradisional Sunda: Formalisasi standard warna
tradisonal sunda dalam format RGB dan CMYK. - 2008
Pameran, Dunia Benda“ Galeri Red Point, Bandung - 2007
Pameran Petisi Bandung II, Galeri Langgeng, Magelang - 2007
Pameran AIAE “Imaging Asia”, Selasar Soenaryo Art Space, Bandung - 2007
“Bandung Inisiative III”,. Roemah Roepa Jakarta AIAE 24 Asian International Art
Exhibitioin,. National Museum Kuala Lumpur, Malaysia - 2009
“Percakapan Masa” National Gallery, Jakarta “Contemporary Islamic Art”
Lawang Wangi, Bandung - 2010
Bayang” Indonesia Islamic Contemporary Art” Gallery National, Jakarta
Report/ Knowledge” Galeri Soemardja, Bandung -2011
Pameran Ilustrasi Cerpen, Kompas, Jakarta - 2012
Pameran Staf Pengajar “Report /Knowledge #I, galeri Soemardja, Bandung
Tribute Kepada S Sudjojono” Barli Museum, Bandung - 2013
Pameran Maestro Sadali 2014, Galeri Nasional Jakarta

Seni Budaya 299

Di unduh dari : Bukupaket.com


Nama Lengkap : Drs. Martono, M.Pd.
Telp. Kantor/HP : 0274-548207/08156886807
E-mail : martonouny@yahoo.com
Akun Facebook :-
Alamat Kantor : Jurdik Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Yogyakarta
Bidang Keahlian : Pembelajaran Seni Rupa
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
2007 - Sekarang Asessor BAN-PT
2013 - Sekarang Tim Pengembang kurikulum Mapel Keterampilan/Prakarya
Dir PLP Dikdasmen, Jakarta
2009-Sekarang Tim Penjaminan mutu FBS Wakil Prodi Pendidikan Kriya
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S3: Pascasarjana ISI Yogyakarta ( Belum Lulus)
S2: Pascasarjana Jurusan PTK UNY Yogyakarta (2000-2002)
S1: FKSS Jurusan Pendidikan Seni Rupa, IKIP Yogyakarta (1979-2006)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Buku Non Teks Keterampilan.
Buku Non Teks Seni rupa.
Buku Non Teks Kerajinan.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Penelitian warna alami untuk batik kayu, Tahun 2005
Teknologi pewarnaan alami pada serat alami di CV Bhumi Cipta Mandiri
Sentolo Kulonprogo, Yogyakarta, Tahun 2006.
Pengembangan teknologi pewarnaan alami dan desain kerajinan serat alami di
CV Bhumi cipta Mandiri, Sentolo, Kulonprogo Yogyakarta, Tahun 2007.
Pembelajaran seni berbasis Kompetensi di FBS UNY, Tahun 2006
Peningkatan kualitas penilaian pembelajaran bagi mahasiswa pada mata kuliah
teknologi pembelajaran seni kerajinan melalui penilaian unjuk kerja, Tahun 2006.
Strategi Pembelajaran seni lukis anak usia dini di sanggar Prastista
Yogyakarta, Tahun 2007.
Pengembangan Desain dan Teknologi Pewarna Alami Pada Serat Alami,
Tahun 2008
Pengembangan Desain dan Teknologi Pewarna Alami Pada Serat Alami,
Tahun 2009
Skripsi mahasiswa jurusan pendidikan seni rupa FBS UNY periode 5 tahun
(2004-2008), Tahun 2009
Karakteristik seni lukis anak hasil lomba di Yogyakarta, Tahun 2010
Model pendidikan desain produk dalam rangka menghasilkan produk kreatif dan
produktif paten yang bercirikan kearifan dan keunikan lokal, Tahun 2010
IpBE kerajinan berbahan serat, bambu, dan kayu di Salamrejo, Sentolo,
Ekspresi seni lukis anak pada harian minggu kedaulatan rakyat (KR), Tahun 2011
Ekspresi simbolik seni lukis anak Yogyakarta, Tahun 2012
Ekspresi Simbolik Seni Lukis Anak Yogyakarta,percepatan disertasi, Tahun 2013
Strategi Pembelajaran Seni Lukis Anak-anak Studio Gajahwong Museum
Affandi Yogyakarta, Tahun 2014
Pengembangan modul topeng etnik nusantara sebagai suplemen
pembelajaran seni budaya dan prakarya kurikulum 2015, Tahun

300 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Nama Lengkap : Prof.Dr. Djohan
Telp. Kantor/HP : 0274-419791/ 08175412530
E-mail : djohan.djohan@yahoo.com
Akun Facebook : Salim Djohan
Alamat Kantor : Jl. Suryodiningratan 8 Yogyakarta
Bidang Keahlian : Psikologi Musik
Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:
2004 - 2016 Narasumber Pusat Kurikulum Pendidikan Seni
2004 - 2011 Representative South East Asian Youth Orchestra
2008 - 2011 Wakil Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta
2010- 2012 Kaprodi Magister Manajemen Seni ISI Yogyakarta
2005 - 2011 Dewan Etik Asosiasi Pendidik Seni
2006 - 2012 Narasumber BSNP Pengembang bidang seni budaya
2009 - Sekarang Editor KBM Journal of Cognitive Science-ISSn 2152-1530
2012 - Sekarang Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta
2012 - Sekarang Dosen tamu Pasca sarjana Psikologi UKSW
2012 - Sekarang Reviewer The Journal of Asean Research in Art and Design
2014 - Sekarang Dosen tamu Pascasarjana UGM
2014- Sekarang Dosen tamu Pascasarjana UNY
2015- Sekarang Anggota Yayasan Dinamika Edukasi Dasar
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S3: Fakultas Psikologi/ Psikologi/Universitas Gadjah Mada (2002 – 2005)
S2: Fakultas Psikologi/Psikologi Perkembangan/Universitas Gadjah Mada
(1996– 1999)
S1: Fakultas Seni Pertunjukan/Musik/Musik Sekolah/Institut Seni
Indonesia Yogyakarta (1989 –1993)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
Seni Budaya SD-SMP-SMA.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Pengaruh Tempo dan Timbre dalam Gamelan Jawa terhadap Respons
Emosi Musikal, BPPS (Dikti), Tahun 2005
Pengembangan Aspek Musikal Sebagai Media Penigkatan Keterampilan
Sosial, PEKERTI (DP2M), Tahun 2006 - 2007
Potret Manajemen Seni di Bali: Dari Etos Jegog ke Mitos Jazz, Pusat Studi
Asia Pasifik, Tahun 2008.
Upaya Pengembangan Kreativitas SDM melalui Rekontekstualisasi
Seni, FUNDAMENTAL (DP2M), Tahun 2006
Metode “Practice Base Research” dalam Penciptaan/Penyajian Seni,
Dyson Foundation, Melbourne University, Tahun 2015

Seni Budaya 301

Di unduh dari : Bukupaket.com


Profil Editor
Nama Lengkap : Ari Subekti, S.Pd
Telp. Kantor/HP : (0272)322441/085875512511
E-mail : arry_q@yahoo.com
Akun Facebook : ArieRinta Raharja
Alamat Kantor : PT Intan Pariwara, JL Ki Hajar Dewantara, Klaten Utara,
JawaTengah
Bidang Keahlian: Guru Privat dan Penulis (Menulis berbagai buku
dari PAUD sampai Pendidikan Tingkat Atas, serta
buku-buku umum)

Riwayat Pekerjaan/Profesi dalam 10 tahun terakhir:


Penulis dan Editor di PT Intan Pariwara
Product Leader di PT Intan Pariwara
Product Manager di PT Intan Pariwara
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
S1: Fakultas Bahasa dan Seni/Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik/
Program Studi Pendidikan Seni Tari/Universitas Negeri Yogyakarta (1997 – 2003)
Judul Buku yang pernah diedit (10 Tahun Terakhir):
Seni dan Budaya Kelas IX.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada.

302 Kelas IX SMP/MTs


Buku Guru
Di unduh dari : Bukupaket.com
Di unduh dari : Bukupaket.com

Anda mungkin juga menyukai