Anda di halaman 1dari 24

PELAYANAN IMPOR BARANG

OLEH BEA CUKAI

Salah satu aspek yang menunjang pembangunan nasional,


diantaranya kegiatan ekspor-impor diarahkan untuk meningkatkan
pendapatan negara melalui pengenaan bea masuk dan bea impor atas
barang-barang.
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean
serta pemungutan bea masuk dan bea keluar1. Dalam daerah pabean ini
ditetapkan kawasan pabean yaitu kawasan dengan batas-batas tertentu di
pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu
lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai2, sehingga dalam kawasan pabean inilah berlangsung
kegiatan yang merupakan bagian dari ekspor-impor. Mengingat pentingnya
kegiatan ini, Pemerintah kemudian menetapkan peraturan-peraturan
perundang-undangan sebagai salah satu upaya untuk lebih menjamin
kepastian hukum, keadilan, transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik.
Pada tahun 1995, lahirlah UU No. 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan.
Adanya UU No. 10 Tahun 1995 ini dirasakan belum cukup memberikan
kepastian hukum dalam dunia usaha, seperti :
a. rumusan tindak pidana penyelundupan yang kurang tegas sehingga tidak
memenuhi rasa keadilan masyarakat;
b. pengaturan kewenangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam
melakukan pengawasan pengangkutan barang tertentu yang diusulkan
oleh instansi terkait;
c. perluasan fungsi Tempat Penimbunan Berikat (TPB) mengikuti konvensi
internasional dan praktek kepabeanan internasional;
d. penghapusan lembaga banding; dan
e. pelaksanaan penerapan artikel 4 World Trade Organization (WTO)
Valuation Agreement, mengenai penggunaan metode komputasi;

1
Pasal 1 angka 1 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan.
2
Pasal 1 angka 3 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan.

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 1


sehingga kemudian dilakukan perubahan sebagaimana terdapat dalam UU
No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
Peraturan-peraturan dibawahnya adalah:
• tata cara pemeriksaan pabean Æ peraturan menteri;
• pengawasan pengangkutan barang tertentu Æ peraturan pemerintah;
• tata cara pemberitahuan pabean Æ peraturan menteri;
• registrasi bagi orang yang akan melakukan pemenuhan kewajiban Æ
peraturan menteri
• pemberitahuan pabean Æ peraturan menteri
• persyaratan dan tata cara pengangkutan barang Æ peraturan menteri
• pemberitahuan pabean barang tertentu Æ peraturan menteri
• pembongkaran barang impor Æ peraturan menteri
• tata cara permohonan perubahan pemberitahuan pabean Æ peraturan
menteri
• impor sementara Æ peraturan menteri
• tata cara pengenaan dan besar tariff bea masuk Æ peraturan menteri
• klasifikasi barang Æ peraturan menteri
• nilai pabean untuk penghitungan bea masuk Æ peraturan menteri
• penetapan tariff dan nilai pabean barang impor Æ peraturan menteri
• pembebasan atau keringanan bea masuk Æ peraturan menteri
• pengembalian bea masuk yang telah dibayar Æ peraturan menteri
• nilai tukar mata uang untuk penghitungan dan pembayaran bea masuk Æ
peraturan menteri
• tata cara penagihan Æ peraturan menteri
• tata cara pembayaran, penerimaan, penyetoran bea masuk, denda
administrasi, dan bunga Æ peraturan menteri
• penundaan pembayaran bea masuk Æ peraturan menteri.

PENGATURAN UMUM
a. UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabenan;
b. UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan;
c. PP No. 21 Tahun 1996 tentang Penindakan di Bidang Kepabeanan;
d. PP No. 22 Tahun 1996 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi
Kepabeanan, yang kemudian berubah dengan adanya UU No. 17 Tahun

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 2


2006, menjadi PP No. 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi
Administrasi Berupa Denda di Bidang Kepabeanan.

PENGERTIAN
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean3,
yang dilakukan oleh importir baik orang perorangan atau badan hukum4.
Barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean diperlakukan sebagai
barang impor dan terutang bea masuk, sehingga sejak saat itu sebagai
konsekuensi yuridisnya pejabat bea dan cukai memiliki wewenang untuk
melakukan pengawasan atas barang tersebut.
Masuknya barang impor tersebut menggunakan pengangkut yang
didefinisikan sebagai orang, kuasanya, atau yang bertanggung jawab atas
pengoperasian sarana pengangkut yang mengangkut barang dan/atau orang.

A. KEGIATAN
Pemeriksaan pabean dilakukan terhadap barang-barang impor yang
meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang, dengan tata cara
pemeriksaan diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri,
yakni :
a. KMK No. 453/KMK.04/2002, yang diubah dengan
b. KMK No. 548/KMK.04/2002, yang diubah dengan
c. KMK No. 112/KMK.04/2003, tentang Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang
Impor; serta
ditambah dengan PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana
Penyerahan Pembentukan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan
Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.
Selanjutnya secara teknis, pengaturannya dituangkan dalam
Keputusan Dirjen BC, yaitu :
a. KEP-07/BC/2003, yang kemudian diubah dengan
b. KEP-68/BC/2003, yang kemudian diubah dengan
c. KEP-178/BC/2003, yang kemudian diubah dengan
d. P-19/BC/2005, yang kemudian diubah dengan

3
Pasal 1 angka 13 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan.
4
Pasal 1 angka 6 Keputusan Dirjen BC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
PerDirjen BC No: P-06/BC/2007.

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 3


e. P-06/BC/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di
Bidang Impor, serta Peraturan Dirjen BC :
a. P-10/BC/2006, yang kemudian diubah dengan
b. P-15/BC/2006, yang kemudian diubah dengan
c. P-19/BC/2006 tentang Tatacara Penyerahan dan Penatausahaan
Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes
Kedatangan Sarana Pengangkut, dan Manifes Keberangkatan Sarana
Pengangkut.

Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor

Kedatangan Barang Impor

1. Sebelum kedatangan
Pengangkut yang sarana pengangkutannya datang dari luar daerah
pabean atau dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang
ekspor dan/atau barang asal daerah pabean yang diangkut ke dalam daerah
pabean lainnya melalui luar daerah pabean, wajib menyerahkan
pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP)
kepada pejabat di setiap kantor pabean yang didatangi, kecuali bagi sarana
pengangkut yang datang dari luar daerah pabean melalui darat.
RKSP ini mencantumkan sekurang-kurangnya : nama sarana
pengangkut; nomor pengangkutan; nama pengangkut; pelabuhan asal;
pelabuha terakhir yang disinggahi di luar daerah pabean; pelabuhan tujuan;
perkiraan tanggal kedatangan kapal; rencana jumlah kemasan, peti kemas
atau barang curah yang akan dibongkar; dan pelabuhan tujuan berikutnya di
dalam Daerah Pabean. Kewajiban penyerahan ini dilakukan :
a. untuk sarana pengangkut melalui laut :
1) paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan sarana
pengangkut, atau
2) paling lambat sebelum kedatangan sarana pengangkut, dalam hal
waktu tempuh kurang dari 24 (dua puluh empat) jam.
b. untuk sarana pengangkut melalui udara paling lambat sebelum
kedatangan sarana pengangkut.
Khusus untuk pengangkut yang memiliki jadwal kedatangan secara
teratur dalam periode tertentu, cukup menyerahkan Jadwal Kedatangan

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 4


Sarana Pengangkut (JKSP) kepada Pejabat di setiap Kantor Pabean yang
akan disinggahi sebelum kedatangan yang pertama dalam periode tertentu.
RKSP dan JKSP ini dilakukan :
a. melalui sistem PDE, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE
Kepabeanan;
b. melalui Media Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang
menerapkan sistem pertukaran data dengan Media Penyimpan Data
Elektronik; dan
c. secara manual, untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf a
dan b.

2. Saat Kedatangan
Pengangkut juga memiliki kewajiban untuk menyerahkan Inward
Manifest dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di
Kantor Pabean, yang dibuat secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkan
secara terpisah dengan pengelompokan :
a. barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor
Pabean setempat;
b. barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan
diangkut lanjut;
c. barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan
diangkut terus;
d. barang ekspor/peti kemas kosong (empty container) yang dibongkar
kemudian diangkut lanjut;
e. barang ekspor/ peti kemas kosong (empty container) yang akan
diangkut terus;
f. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean
ke Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean; dan/ atau
g. Peti kemas kosong (empty container) yang kewajiban pabeannya
diselesaikan di Kantor Pabean setempat,
dengan mendasarkan pada :
• Bill of Lading/Seaway Bill atau Airway Bill untuk pengangkutan melalui
laut dan udara,
• Faktur/Invoice atau surat jalan untuk pengangkutan melalui darat.

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 5


Selanjutnya dengan KMK No. 112/KMK.04/2003, kewajiban
penyerahan Inward Manifest dilakukan paling lama dalam waktu 24 (dua
puluh empat) jam setelah kedatangan sarana pengangkut, sementara dalam
PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana Penyerahan Pembentukan
Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana
Pengangkut, kewajiban penyerahan Inward Manifest dilaksanakan paling
lama :
a. pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang untuk sarana
pengangkut melalui laut dan udara, kecuali dalam hal pembongkaran
tidak dapat segera dilaksanakan maka penyerahan dilakukan paling
lama 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan sarana pengangkut
melalui laut atau paling lama 8 (delapan) jam sejak kedatangan
sarana pengangkut melalui udara; dan
b. pada saat kedatangan sarana pengangkut untuk sarana pengangkut
melalui darat
Dengan mengingat asas lex superior derogat legi inferiori, asas lex speciale
derogat legi generali, dan asas lex posterior derogat legi priori, maka
ketentuan dalam PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana
Penyerahan Pembentukan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan
Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut yang akan digunakan. Ketentuan
dalam PMK ini kemudian dijelaskan secara teknis dalam P-19/BC/2006
tentang Tata Cara Penyerahan dan Penatausahaan Pemberitahuan Rencana
Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut,
dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut, sehingga kewajiban
penyerahan manifes dilakukan :
• untuk sarana darat : paling lambat pada saat kedatangan sarana
pengangkut;
• untuk sarana laut dan udara :
a. dalam hal melakukan kegiatan pembongkaran barang:
(1) paling lambat pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang;
atau
(2) dalam hal pembongkaran tidak segera dilakukan, paling lambat 24
(dua puluh empat) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut
melalui laut; dan
(3) paling lambat 8 (delapan) jam sejak kedatangan untuk sarana
pengangkut melalui udara;

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 6


b. dalam hal tidak melakukan kegiatan pembongkaran barang, tetapi akan
melakukan kegiatan pemuatan barang :
(1) paling lambat pada saat sebelum melakukan pemuatan barang; atau
(2) dalam hal pemuatan tidak segera dilakukan, paling lambat 24 (dua
puluh empat) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut
melalui laut dan 8 (delapan) paling lambat jam sejak kedatangan
untuk sarana pengangkut melalui udara;
Selain manifest, paling lambat pada saat kedatangan sarana pengangkut,
pengangkut wajib menyerahkan Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris secara elektronik atau manual kepada Pejabat di Kantor
Pabean, berupa:
a. Daftar penumpang dan/atau awak sarana pengangkut;
b. Daftar bekal sarana pengangkut;
c. Daftar perlengkapan/ inventaris sarana pengangkut;
d. Stowage Plan atau Bay Plan untuk sarana pengangkut melalui laut;
e. Daftar senjata api dan amunisi; dan
f. Daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk
kepentingan pengobatan,
dengan perkecualian bagi sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah
Pabean melalui darat.
Penyerahan Inward Manifest dilakukan : melalui sistem PDE, untuk
Kantor Pabean yang menerapkan sistem PDE Kepabeanan; melalui Media
Penyimpan Data Elektronik, untuk Kantor Pabean yang menerapkan sistem
pertukaran data dengan Media Penyimpan Data Elektronik; secara manual,
untuk Kantor Pabean selain yang dimaksud pada huruf a dan b.
Inward Manifest yang telah diterima dan mendapat nomor
pendaftaran di Kantor Pabean merupakan Pemberitahuan Pabean BC 1.1 dan
berlaku sebagai persetujuan pembongkaran barang. Namun terhadap
manifes ini dapat diajukan perbaikan, dengan persetujuan Kepala Kantor
Pabean dan didukung dokumen-dokumen terkait, dalam hal :
a. terdapat kesalahan mengenai nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan
dan/atau petikemas;
b. terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta
jumlah barang curah;
c. terdapat kesalahan nama consignee dan/atau notify party pada manifes;
d. diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos, dengan syarat:

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 7


(1) pos BC 1.1 yang akan digabungkan berasal dari BC 1.1 yang sama;
(2) nama dan alamat shipper/supplier, consignee, notify address/notify
party, dan pelabuhan pemuatan harus sama untuk masing-masing
pos yang akan digabungkan;
(3) telah diterbitkan revisi Bill of Lading/Airway Bill;
e. terdapat kesalahan data lainnya atau perubahan pos manifes.
Kepala Kantor Pabean atau pejabat yang ditunjuknya juga dapat
menangguhkan atau membatalkan persetujuan pembongkaran barang dalam
hal terdapat larangan pemasukan barang impor dari instansi teknis.

Pembongkaran Barang Impor

Dilaksanakan di Kawasan Pabean atau di tempat lain setelah


mendapat ijin dari Kepala Kantor Kepabeanan yang mengawasi tempat
tersebut, yang diikuti dengan kewajiban bagi pengangkut menyampaikan
daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah barang curah yang telah
dibongkar secara manual atau melalui media elektronik. Terhadap kegiatan
pembongkaran ini, Pejabat di Kantor Pabean dapat melakukan pengawasan.
Yang perlu menjadi perhatian adalah adanya perbedaan jangka waktu
penyampaian daftar tersebut, dimana jika pada KMK No. 453/KMK.04/2002
tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah
terakhir dengan KMK No. 112/KMK.4/2003, jangka waktu ditentukan paling
lama 12 (dua belas) jam setelah selesai pembongkaran barang impor,
namun dalam KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir dengan
P-06/BC/2007 ditentukan jangka waktunya paling lama 24 (dua puluh
empat) setelah selesai pembongkaran barang impor. Seharusnya sebagai
peraturan teknis dari Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Dirjen BC
tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya, dengan
memperhatikan asas lex superior derogat legi inferiori maka ketentuan yang
dipakai adalah yang lebih tinggi yaitu Keputusan Menteri Keuangan (KMK).
Terhadap barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya
dilakukan penimbunan yang dapat dilaksanakan di :
a. tempat penimbunan sementara; atau
b. gudang atau lapangan penimbunan milik importir setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Kantor Pabean,

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 8


untuk kemudian dengan jangka waktu paling lama 12(dua belas) jam setelah
selesai penimbunan, pengusaha wajib menyampaikan daftar kemasan atau
peti kemas atau barang curah yang telah ditimbun kepada Kepala Kantor
Pabean.

Pengeluaran Barang Impor

Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain
yang diberlakukan sebagai tempat penimbunan sementara setelah
dipenuhinya kewajiban pabean. Pengeluaran barang impor dilakukan dengan
tujuan : diimpor untuk dipakai; diimpor sementara; ditimbun di Tempat
Penimbunan Berikat; diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di
Kawasan Pabean lainnya; diangkut terus atau diangkat lanjut; atau diekspor
kembali.
1. Impor untuk dipakai adalah :
a. memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk
dipakai; atau
b. memasukkan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau dikuasai
oleh orang yang berdomisili di Indonesia.
Barang impor ini dapat dikeluarkan setelah menyerahkan pemberitahuan
pabean dan melunasi bea masuk; menyerahkan pemberitahuan pabean dan
jaminan; atau menyerahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan.
Pemberitahuan pabean tersebut berupa :
a. Pemberitahuan Impor Barang (BC 2.0), yang dibuat berdasarkan
dokumen pelengkap pabean dan hasil penghitungan sendiri Bea Masuk,
Cukai dan PDRI yang harus dibayar serta diajukan untuk setiap
pengimporan atau secara berkala dalam periode tertentu;
b. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (BC 2.1), terhadap : barang
pindahan; barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang; barang
impor melalui jasa titipan; barang impor tertentu yang akan ditetapkan
oleh Dirjen BC;
c. Custom Declaration (BC 2.2) untuk barang penumpang dan awak sarana
pengangkut;
d. Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) untuk barang impor
melalui PT (Persero) Pos Indonesia; atau
e. Pemberitahuan Lintas Barang untuk barang impor pelintas batas.

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 9


Pengajuan PIB (BC 2.0) dilakukan secara manual atau melalui komputer
yang on-line dengan sistem PDE Kepabeanan. Sementara untuk pembayaran
bea masuk, cukai dan PDRI dapat dilakukan dengan pembayaran biasa; atau
pembayaran berkala (khusus importir jalur prioritas dan kemudahan PIB
Berkala). Pembayaran oleh importir terlaksana di Bank Devisa Persepsi/Pos
Persepsi,baik yang telah terhubung secara on-line dengan sistem PDE
Kepabeanan maupun yang belum, atau di Kantor pabean dalam hal tidak
terdapat Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi di kota/wilayah kerja Kantor
Pabean atau dalam hal mengenai impor barang penumpang,awaksarana
pengangkut atau pelintas batas. Jika telah membayar, maka Bank Devisa
Persepsi atau Pos Persepsi akan :
• membubuhkan Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dalam SSPCP
atau Bukti Penerimaan Negara (BPN) dan
• mengirimkan credit advice melalui sistem PDE Kepabeanan khusus
terhadap pembayaran PIB yang didaftarkan di Kantor Pabean yang telah
menerapkan sistem PDE Kepabeanan,
dan Kantor Pabean akan memberikan BPPCP kepada Importir.
Pengeluaran barang baru dapat terlaksana setelah dilakukan
pemeriksaan pabean dan diberikan persetujuan pengeluaran barang oleh
Pejabat. Bentuk pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
a. penelitian dokumen
pemeriksaan fisik barang Jalur Merah5
pemeriksaan jabatan (dengan kondisi tertentu)
b. penelitian dokumen Æ Jalur Hijau6
c. tidak dilakukan pemeriksaan pabean Æ Jalur Prioritas7,

5
Jalur Merah adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor terhadap suatu
importasi yang dilakukan melalui penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang (Pasal 1
Angka 21 Keputusan Dirjen BC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
PerDirjen BC No: P-06/BC/2007).
6
Jalur Hijau adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor yang diberikan kepada
Importir yang mempunyai reputasi baik dan memenuhi persyaratan/kriteria yang
ditentukan, sehingga terhadap importasinya hanya dilakukan penelitian dokumen (Pasal 1
Angka 20 Keputusan Dirjen BC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
PerDirjen BC No: P-06/BC/2007).
7
Jalur Prioritas adalah fasilitas dalam mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor
yang diberikan kepada importir yang mempunyai reputasi sangat baik dan memenuhi
persyaratan/kriteria yang ditentukan untuk mendapatkan pelayanan khusus, sehingga
penyelesaian importasinya dapat dilakukan dengan lebih sederhana dan cepat (Pasal 1
Angka 19 Keputusan Dirjen BC No. KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
PerDirjen BC No: P-06/BC/2007).

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 10


khusus untuk barang impor dengan kategori risiko tinggi dilakukan
pemeriksaan pabean untuk mengetahui kebenaran fisik barang, klasifikasi,
dan nilai pabean serta persyaratan transportasi. Selain itu, untuk Barang
Kena Cukai yang wajib dilekati Tanda Pelunasan atau Pengawasan Cukai,
harus terlebih dahulu memenuhi kewajiban pelekatan.
Dalam rangka pengamanan hak keuangan negara, dan menjamin
dipenuhinya ketentuan impor yang berlaku, Pejabat melakukan penelitian
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PIB,
terhadap :
a. PIB, untuk mengetahui kebenaran klasifikasi barang dan Nilai Pabean
yang diberitahukan;
b. PIBT, untuk menetapkan klasifikasi barang dan Nilai Pabean.
Dalam hal penelitian dan penetapan mengakibatkan tambah bayar Nilai
Pabean, Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) diterbitkan :
a. setelah importir melunasi kekurangan Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau
sanksi administrasi berupa denda; atau
b. setelah importir menyerahkan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, PDRI,
dan/atau sanksi administrasi berupa denda dalam hal diajukan keberatan.

2. Impor Sementara berarti :


Barang impor tersebut dimaksudkan untuk diekspor kembali dengan
jangka waktu paling lama 3(tiga) tahun, dan sampai saat diekspor kembali
berada dalam pengawasan Dirjen BC.
Pengeluaran barang impor ini dilakukan dengan menggunakan PIB dan
dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan/atau jaminan, dan
untuk barang impor sementara yang dibawa penumpang dilakukan dengan
menggunakan PIBT dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran
dan/atau jaminan. Penentuan besarnya jaminan adalah :
a. untuk barang impor sementara yang mendapat fasilitas pembebasan Bea
Masuk, Cukai dan PDRI Æ Bea Masuk+Cukai+PDRI;
b. untuk barang impor sementara yang mendapat fasilitas keringanan Bea
Masuk, Cukai, dan PDRI Æ (Bea Masuk+Cukai+PDRI) yg harus dibayar –
(Bea Masuk+Cukai+PDRI) yang telah dibayar.
Terhadap barang impor sementara ini dilakukan pemeriksaan fisik barang,
dan jika berdasarkan hasil pemeriksaan, jumlah dan/atau jenis barang tidak
sesuai PIB atau PIBT, importir wajib mengajukan permohonan perbaikan

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 11


persetujuan impor sementara dan penyesuaian jaminan dan/atau jumlah Bea
Masuk dan PDRI yang harus dibayar.

3. Barang Impor untuk ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat,


Pengeluarannya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan
Pabean yang diajukan kepada Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi
Tempat Penimbunan Berikat, dan disetujui jika jumlah, jenis, nomor, merek
serta ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam
Pemberitahuan Pabean dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan
sesuai.

4. Barang Impor untuk Diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di


Kawasan Pabean Lainnya,
Pengeluarannya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan
Pabean (BC 1.2) yang diserahkan bersama jaminan Bea Masuk, Cukai dan
PDRI kepada Pejabat Kantor Pabean tempat pembongkaran barang, dan
disetujui jika jumlah, jenis, nomor, merk serta ukuran kemasan atau peti
kemas yang tercantum dalam BC 1.2 sesuai dengan kemasan atau peti
kemas yang bersangkutan.

5. Barang Impor untuk Diangkut Lanjut,


Pengeluarannya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan
Pabean (BC 1.2) kepada Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi Kawasan
Pabean tempat pembongkaran barang, dan disetujui jika jumlah, jenis,
nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas dalam BC 1.2 sesuai
dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.

6. Barang Impor untuk Diekspor Kembali


Importir mengajukan permohonan re-ekspor kepada Kepala Kantor
Pabean dengan menyebutkan alasan bahwa barang tidak sesuai pesanan;
tidak boleh diimpor karena perubahan peraturan; salah kirim; rusak; atau
tidak dapat memenuhi persyaratan impor dan instansi teknis. Apabila Kepala
Kantor telah menyetujui, maka Importir atan Pengangkut mengisi dan
menyerahkan pemberitahuan pabean kepada Pejabat Kantor Pabean tempat
pemuatan :
a. untuk barang impor belum diajukan PIB Æ BC 1.2
b. untuk barang impor telah diajukan PIB Æ BC 3.0,

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 12


dan persetujuan pengeluaran dan/atau pemuatan barang akan diberikan
Pejabat tersebut jika jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan
atau peti kemas yang tercantum dalam Pemberitahuan Pabean sesuai
dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.

Pelayanan Segera
Selain kegiatan tersebut, Dirjen BC juga melakukan pelayanan segera
atas barang impor dalam hal barang-barangnya meliputi organ tubuh
manusia (ginjal, kornea mata, atau darah), jenazah atau abu jenazah,
barang yang dapat merusak lingkungan (mengandung radiasi), binatang
hidup, tumbuhan hidup, surat kabar, majalah peka waktu, barang berupa
dokumen. Dalam hal memperoleh pelayanan segera, Importir mengajukan :
a. dokumen pelengkap & jaminan (BM+Cukai+PDRI), dengan catatan
importir wajib mengajukan PIB definif dengan penetapan jalur hijau
tanpa diterbitkan SPPB dalam waktu paling lama 7(tujuh) hari kerja
sejak tanggal pengeluaran barang impor;
b. PIBT& lampiran (dokumen pelengkap pabean, bukti pembayaran atau
jaminan (BM+Cukai+PDRI))

Nilai Pabean
Nilai pabean sebagai dasar penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI
dinyatakan dalam Rupiah sebagai hasil perkalian Nilai Dasar Penghitungan
Bea Masuk (NDPBM) dengan CIF dalam valuta asing. Penetapan Nilai Pabean
didasarkan pada ketentuan yang berlaku saat PIB mendapat nomor
pendaftaran.

Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk, Cukai&PDRI


Penghitungan menggunakan NDPBM yang berlaku :
• pada saat dilakukan pembayaran atau diserahkan jaminan BM, Cukai dan
PDRI Æ PIB Bayar atau Jaminan;
• pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean Æ PIB
Bebas;
• pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean Æ
Pembayaran Berkala.

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 13


B. JENIS PELAYANAN DIRJEN BC
Dalam pelaksanaan tugasnya, Dirjen BC melakukan pelayanan melalui
Kantor-Kantor Pabean yang memberikan pelayanan selama 24 (dua puluh
empat) jam setiap hari terhadap kegiatan :
• penanganan manifes;
• pemeriksaan sarana pengangkut;
• pemantauan kegiatan pembongkaran, pemuatan, dan penimbunan barng;
• pengeluaran barang yang telah mendapat persetujuan pengeluaran;
• penanganan barang penumpang, awak sarana pengangkut dan barang
impor yang mendapat fasilitas pelayanan segera.
Pelaksanaan pelayanan ini ditetapkan dalam Standar Pelayanan Publik
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/20/M.PAN/04/2006, sebagai berikut :

No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung


&Prasarana Jwb
1 PIB EDI Importir/PPJK
Pengiriman data PIB melalui membyr Komputer s.d.a
EDI BM,PDRI,PNBP Æ
Bank Devisa
Pengecekan kelengkapan SAP Impor
dan kebenaran pengisian
data
Khusus Barang yang diawasi
dan dilarang (Tata Niaga/D3)
:
- respon komputer berupa s.d.a
permintaan dokumen
pelengkap pabean (ijin
instansi terkait)

- penyerahan ijin dari PIB, Invoice, importir/PPJK


instansi terkait kepada Packing List, B/L,
petugas Analyzing Point Dokumen pelengkap
pabean lainnya dari
instansi terkait
- pemeriksaan ijin dari 30 menit petugas
instansi terkait oleh Analyzing Point
petugas Analyzing point

Penjaluran PIB oleh SAP Impor


Komputer berupa Jalur
Prioritas, Jalur Hijau dan
Jalur Merah

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 14


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
Jalur Prioritas
- respon komputer berupa s.d.a
Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang
(SPPB)

-pengeluaran barang importir/PPJK


berdasarkan SPPB

- penyerahan dokumen hard PIB, Invoice, s.d.a


copy PIB selambat- Packing List, B/L,
lambatnya 5 (lima) hari dokumen pelengkap
kerja setelah tanggal pabean lainnya dari
SPPB instansi terkait

- pemblokiran otomatis bila SAP Impor


setelah 5 (lima) hari kerja
dokumen hard copy tidak
diserahkan

Jalur Hijau
- respon komputer berupa SAP Impor
SPPB

- pengeluaran barang importir/PPJK


berdasarkan SPPB

- penyerahan dokumen hard PIB, Invoice, s.d.a


copy PIB selambat- Packing List, B/L,
lambatnya 3 (tiga) hari kerja Dokumen pelengkap
setelah tanggal SPPB pabean lainnya dari
instansi terkait

- pemblokiran otomatis bila SAP Impor


setelah 3 hari kerja dokumen
hard copy tidak diserahkan

- penelitian kelengkapan dan Komputer, Printer, Brosu 2 jam Bidan Verifikasi


kebenaran dokumen BTBMI,Kumpulan Peratur Kanwil
pelengkap pabean,
kebenaran klasifikasi dan
pembebanan serta
kewajaran nilai pabean
- penerbitan Instruksi Nilai 10 menit Bid.Ver.Kanwil
Pabean (INP) jika nilai
pabean yang diberitahukan
tidak wajar

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 15


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
- penyerahan Deklarasi Nilai dokumen Importir/PPJK
Pabean (DNP) pendukung
transaksi
mis.Purchase
Order/Sales
Contract, L/C, Bukti
Transfer
- penelitian DNP Bid.Ver.Kanwil

-penerbitan Surat 1 jam s.d.a


Pemberitahuan Ke kurangan
Pembayaran Bea Masuk
(SPKPBM) bila salah
pemberitahuan mengenai
jmlh, jenis,klasifikasi,dan
nilai pabean

- pembayaran kekurangan 1 jam Importir/PPJK


BM dan PDRI berdasarkan
SPKPBM melalui bank
persepsi

- pemblokiran otomatis oleh SAP Impor


komputer bila sampai jatuh
tempo, 30 (tiga puluh) hari
setelah tgl SPKPBM
kekurangan BM dan PDRI tdk
dibayar

Jalur Merah
- respon komputer berupa s.d.a
Surat Pemberitahuan Jalur
Merah (SPJM) dan Instruksi
Nilai Pabean (INP)
- penyerahan dokumen hard PIB, Invoice, importir/PPJK
copy PIB dan DNP kepada Packing List, B/L,
Bea Cukai DNP, dokumen
pelengkap pabean
lainnya dari instansi
terkait
- penelitian kelengkapan 15 menit koordinator
dokumen pemeriksaan
dokumen
- penerbitan Instruksi 10 menit PFPD
Pemeriksaan Fisik Barang
- penyiapan barang untuk importir/PPJK
dilakukan pemeriksaan fisik

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 16


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
-pemeriksaan fisik barang alat pengukur, kamera, 4 jam Petugas
ATK Pemeriksa Fisik
-penelitian Laporan Hasil, Laporan Hasil 2 jam PFPD
Pemeriksaan kelengkapan Pemeriksaan Fisik
dan kebenaran dokumen
pelengkap pabean, klasifikasi
dan pembebanan serta
kewajaran nilai pabean
-pengiriman contoh barang 1 jam s.d.a
ke Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang (BPIB)
terhadap barang yang perlu
uji lab
-penerbitan SPKPBM bila 10 menit s.d.a
salah pemberitahuan
jmlh,jenis,klasifikasi dan nilai
pabean
-pembayaran kekurangan importir/PPJK
BM dan PDRI berdsrkan
SPKPBM mell.bank persepsi
-pemblokiran otomatis bila SAP Impor
sampai 30 (tiga puluh) hari
stlh.tgl.SPKPBM, kekurangan
BM dan PDRI tdk dibayar
- penerbitan SPPB jika hasil 10 menit s.d.a
penelitian sesuai
- pengeluaran barang importir/PPJK

2 PIB MANUAL Importir/PPJK


Pengajuan permohonan ijin hanya berlaku s.d.a
penggunaan PIB Manual untuk hal2 khusus,
kepada Kepala Kantor mis: impor
sementara, re-
impor, dan lainnya
berdsrkan
pertimbangan
Kepala Kantor
Pengajuan Berkas PIB berkas PIB disertai s.d.a
kepada Kepala Seksi Pabean lampiran Ijin
Penggunaan PIB
Manual, Ijin Re-
impor/Impor
sementara/lainnya,
ijin dari instansi
teknis terkait, dan
dokumen pelengkap
pabean lainnya

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 17


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
Meneliti kelengkapan 10 menit Kasi Pabean
dokumen&kebenaran
pengisian PIB
Mencocokkan Bukti 10 menit s.d.a
Pembayaran dengan data
PIB
Penerbitan Surat komputer,printer,ATK 10 menit s.d.a
Pemberitahuan Jalur Merah
(SPJM) dan Instruksi
Pemeriksaan

Penyiapan barang untuk importir/PPJK


dilakukan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik Barang alat 4 jam petugas


pengukur,kamera,ATK pemeriksa fisik
Penelitian LHP Fisik, 30 menit Kasi Pabean
kebenaran dokumen
pelengkap PIB, klasifikasi
dan pembebanan serta
kewajaran nilai pabean

Penerbitan SPPB apabila 10 menit s.d.a


hasil penelitian sesuai

Pengeluaran barang importir/PPJK


berdasarkan SPPB
3 PIBT Importir/PPJK

Pengajuan dokumen PIBT PIBT, rincian barang s.d.a


yang dilegalisir
KBRI, Surat
Keterangan Piindah
dari
KBRI/Perwakilan,
Passpor, ijin tenaga
kerja asing, ijin
tinggal sementara,
kontrak kerja dari
perusahaan tempat
bekerja
Penelitian dokumen dan 1 jam Kasi Pabean
kelengkapan

Penerbitan instruksi komputer,printer,ATK 10 menit s.d.a


pemeriksaan fisik

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 18


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
Penyiapan barang untuk importir/PPJK
dilakukan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik Barang alat pengukur, kamera, 4 jam Petugas


ATK Pemeriksa Fisik

-penelitian LHP Fisik Barang 10 menit Kasi Pabean

-menerbitkan Nota s.d.a


Pemberitahuan
kpd.importir/PPJK dalam hal
terdapat brg impor yg
terkena Larangan dan
Pembatasan, untuk
dilengkapi ijin dr.instansi
teknis terkait

-penyerahan ijin dari instansi importir/PPJK


teknis terkait

Penetapan nilai 20 menit Kasi Pabean


pabean,klasifikasi dan
pembebanan impor serta
penghitungan BM,cukai dan
PDRI

Penyerahan berkas PIBT kpd 10 menit s.d.a


importir/PPJK untuk
pembayaran BM,Cukai dan
PDRI

Pembayaran BM&PDRI importir/PPJK


berdasarkan penetapan
mell.bank persepsi

Pengajuan kembali dokumen s.d.a


PIBT dan Bukti Pembayaran
BM, Cukai dan PDRI kpd Kasi
Pabean

Penerbitan SPPB apabila 10 menit Kasi Pabean


hasil penelitian sesuai

Pengeluaran Barang Importir/PPJK

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 19


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
4 IMPOR SEMENTARA

Pengajuan permohonan ijin surat permohonan 3 hari Importir/PPJK


impor sementara kepada impor sementara
Kepala KPBC disertai tujuan
penggunaan dan
bermaterai, copy
invoice, packing list,
B/L, Kontrak
Kerja/Leasing
Agreement, Invoice,
Jaminan, dan
rekomendasi dari
instansi berwenang
(terhadap barang
bkn baru dan/atau
diatur tata niaga
impornya), dengan
syarat :
nyata2 akan
diekspor kembali,
tdk akan habis
dipakai dlm masa
pengimporannya,
tdk berubah bentuk
secara hakiki
kecuali karena aus

Penelitian dokumen dan Kasi


kelengkapan Perbendaharaan

Penelitian dan penetapan komputer, printer, ATK Kasi Pabean


klasifikasi barang dan nilai
pabean

Penerbitan Skep Ijin Impor Kasi


Sementara oleh Kepala KPBC Perbendaharaan

5 Ijin Perpanjangan Impor


Sementara
Pengajuan permohonan diajukan 2minggu 2 hari importir/PPJK
kepada Kepala KPBC sebelum jatuh
tempo dan
menyerahkan
perpanjangan
jaminan

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 20


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
Penelitian dokumen Kasi
Perbendaharaan
Pemeriksaan fisik PIB, Invoice, alat Petugas
Packing List pengukur,kamera,ATK Pemeriksa Fisik
(ditunjuk Kasi
Pabean)
Penerbitan Skep Ijin Kasi
Perpanjangan Impor Perbendaharaan
Sementara oleh Kepala KPBC

6 Pembongkaran dan
Penimbunan Barang
Impor di Tempat Selain
Kawasan Pabean dan
Tempat Penimbunan
Sementara

Pengajuan permohonan surat permohonan, importir/PPJK


eigenlossing kepada Kepala API, NPWP, B/L,
KPBC Invoice, Packing
List, ijin instansi
terkait
Penelitian kelengkapan dan Kasi
kebenaran dokumen Pencegahan dan
Penyidikan
Penelitian Kelayakan Lokasi kamera, ATK 4 jam Petugas
Timbun Surveylance

Penerbitan Skep Ijin Komputer, Printer, ATK 1 jam Kasi


Eigenlossing oleh Ka KPBC Pencegahan dan
Penyidikan
Penerbitan Surat Perintah 1 jam s.d.a
Pengawalan dan Penyegelan

Pelaksanaan pengawalan dan segel bea cukai, ATK Petugas


penyegelan Pengawalan dan
Penyegelan
Pengajuan permohonan importir/PPJK
pembukaan segel bila
formalitas pabean telah
selesai

Penerbitan Surat Perintah Kasi


Pembukaan Segel Pencegahan dan
Penyidikan
Pelaksanaan pembukaan Petugas
segel Penyegelan

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 21


No Prosedur Pelayanan Persyaratan Sarana Waktu Penanggung
&Prasarana Jwb
7 Ijin
Vooruitslag/Penangguhan
Pengajuan Permohonan surat Importir/PPJK
kepada Kepala KPBC permohonan,copy
PIB,Invoice,Packing
List, B/L
Penelitian dokumen 3 jam Kasi
Perbendaharaan
Penerbitan Skep komputer,printer,ATK 1 jam s.d.a
Penangguhan BM dan PDRI
oleh Ka KPBC
8 BC 2.4 (Penjualan Lokal)/
BC 2.4 (Kawasan Berikat)
Pengajuan permohonan surat permohonan, importir/PPJK/
kepada Ka KPBC BC 2.4, Invoice, Pengusaha
Packing List, Copy
PIB dan lampitan
yang sudah
dilegalisir

Penelitian dokumen dan 30 menit Kasi Pabean


kelengkapan

Loading data BC 2.4 ke disket data BC 2.4 komputer,printer,ATK 30 menit Petugas Loading
komputer untuk
mendapatkan nomor&tgl BC
2.4

Instruksi Pemeriksaan dan 1 menit Kasi Pabean


tercetak nama pemeriksa
fisik

Pemeriksaan Fisik, membuat alat 4 jam Petugas


LHP Fisik dan merekam di pengukur,kamera,ATK Pemeriksa Fisik
komputer

Meneliti Hasil Pemeriksaan 30 menit Kasi Pabean


Fisik dan menerbitkan
SPPB/SPPB-KB (jika sesuai)

Selain pelayanan PIB, Kantor Pabean juga melakukan pelayanan


keberatan kepabeanan dan cukai serta pelayanan restitusi bea masuk, yang
dapat digambarkan pada skema berikut :

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 22


Pelayanan Keberatan Kepabeanan dan Cukai

2
1 Permohonan&Jaminan KPBC

3
Importir/PPJK
Penelitian Dokumen
& Jaminan

Melebihi 30 hari
<T> 4a Kerja setelah
Surat Tanggal
Penolakan Penetapan

Berkas 4b <Y>
Kantor Pusat Keberatan
DJBC

Restitusi Bea Masuk

10

Importir/PPJK
SKPBM atau 9 KPPN SP2D
SPMKBM Bank

Permohonan

2 8
4 Surat 5 Kantor Wilayah
Penelitian Rekomendasi
3 Dokumen &Berkas PIB
KPBC

7 Rekomendasi 6
persetujuan

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 23


Kinerja pelayanan Dirjen BC (Kantor Pabean) terhadap barang impor
merupakan salah satu sasaran BPK pada tahun 2009 guna mengoptimalkan
penggunaan anggaran pemeriksaan. Pemilihan tema ini sebagai salah satu
sasaran Pemeriksaan Isu Strategis didasarkan pada pengaruh kinerja
pelayanan Dirjen BC terhadap penerimaan negara yang menyangkut hajat
hidup orang banyak dan memiliki nilai strategis pada saat ini. Diharapkan
hasil pemeriksaan ini dapat tepat sasaran menangani krisis dalam negeri
yang dipastikan akan semakin berat akibat pengaruh krisis global dan
berhasil menyimpulkan hal yang strategis dan komprehensif untuk
kepentingan publik.

Sie Infokum – Ditama Binbangkum 24

Anda mungkin juga menyukai