Anda di halaman 1dari 4

III.

ASUHAN KEPERAWATAN PERIANESTESI


1. Pre Anestesi
a. Pengkajian pre anestesi dilakukan sejak pasien dinyatakan akan dilakukan tindakan
pembedahan baik elektif maupun cyto. Pengkajian pre anestesi meliputi:
1) Identitas pasien
Apendisitis lebih banyak menyerang pada laki-laki daripada perempuan karena
aktifitas fisik yang lebih banyak dan lebih berat. Dengan adanya banyak
pergerakan, feses lebih mudah masuk kedalam appendix dan menyumbat.
Insiden apendisitis lebih banyak terdapat pada anak dan lansia.
2) Anamnesis meliputi anamnesis khusus terkait pembedahan, riwayat anestesi
dan operasi sebelumnya, riwayat penyakit sistemik, pemakaian obat tertentu
seperti antidiabetik, antikoagulan, kortikosteroid, antihipertensi secara teratur,
tiwayat diit (kapan terakhir makan dan minum), kebiasaan-kebiasaan pasien
(merokok, pemakaian alcohol), dan riwayat penyakit keluarga, psikis klien.
3) Pemeriksaan fisik pasien meliputi:
a) Tanda-tanda vital pasien
b) Breath
Keadaan jalan nafas, bentuk gigi dan dagu, mulut dan gigi, lidah dan tonsil.
Apakah jalan nafas tersumbat? Apakah intubasi akan sulit? Apakan klien
ompong atau menggunakan gigi palsu atau mempunyai rahang yang kecil
yang akan mempersulit intubasi? Apakah ada gangguan mulut dan leher?
Apakah ada pembengkakan abnormal pada leher yang mendorong saluran
nafas bagian atas? Tentukan frekuensi nafas, tipe nafas, apakah ada cuping
hidung, abdominal atau torakal, adakah otot bantu pernafasan, adakah suara
nafas tambahan.
c) Blood
Tekanan nadi, pengisian nadi, tekanan darah, perifer perfusi. Nilai syok atau
perdarahan. Lakukan pemeriksaan jantung.
d) Brain
GCS adakah kelumpuhan saraf atau kelainan neurologis. Tanda-tanda TIK
meningkat.
e) Bladder
Produksi urine pemeriksaan faal ginjal.
f) Bowel
Pembesaran hepas. Bising usus dan peristaltik usus. Cairan bebas dalam
perut atau masa abdominal.
g) Bone
Kaku kuduk atau patah tulang? Periksa bentuk leher dan tubuh. Kelainan
tulang belakang.
4) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium (darah lengkap dan CRP)
b) Radiologi (USG dan CT-scan)
c) Analisa urin
d) Pemeriksaan barium enema
5) Kelengkapan berkas informed consent.
b. Analisa Data
Data hasil pengkajian dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat menilai klasifikasi
ASA pasien. Data yang telah di analisa digunakan untuk menentukan diagnosa
keperawatan, tujuan, perencanaan/implementasi dan evaluasi pre anestesi.

c. Diagnosa, Tujuan dan Kriteria, Intervensi


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intrvensi
1. Ansietas NOC: NIC
Batasan Karakteristik: - Anxiety self control Penurunan Kecemasan
- Perilaku: penurunan - Anxiety level - Gunakan pendekatan yang
produktivitas, gerakan - Coping menenangkan
yang iireleven, Kriteria hasil: - Nyatakan dengan jelas harapan
gelisah, melihat - Klien mampu terhadap pelaku klien
sepintas, insomnia, mengidentifikasi dan - Jelaskan semua prosedur dan apa
kontak mata yang mengungkapkan gejala cemas yang dirasakan selama prosedur
buruk, - Mengidentifikasi, - Pahami persepsi klien.
mengekspresikan mengungkapkan dan - Temani klien untuk memberikan
kekawatiran, agitasi, menunjukkan teknik untuk keamanan dan mengurangi takut
mengintai, tampak mengontrol cemas. - Instruksikan klien menggunakan
waspada. - Vital sign dalam batas teknik relaksasi
- Afektif: normal - Berikan obat untuk mengurangi
gelisah, kesedihan - Postur tubuh, ekspresi kecemasan.
mendalam, ketakutan, wajah, bahasa tubuh dan
perasaan tidak tingkat aktivitas menunjukkan
adekuat, berfokus berkurangnya kecemasan.
pada diri sendiri.

Faktor yang
berhubungan :
- Perubahan dalam
status kesehatan.
2. Risiko NOC NIC
ketidakseimbangan - Fluid balance Fluid manajement
elektrolit - Hydration - Pertahankan catatan intake dan
Faktor risiko: - Nutritional status output yang akurat
- Defisiensi volume - Intake - Monitor status hidrasi
cairan Kriteria hasil: - Monitor TTB
- Diare - Mempertahankan urine - Monitor masukan
- Kelebihan volume output sesuai dengan usia dan makanan/cairan
cairan BB - Kolaborasi dengan dokter jika
- Gangguan - TTV dalam batas normal tanda cairan berlebih muncul
mekanisme regulasi - Tidak ada tanda dehidrasi, memburuk
- Disfungsi ginjal elastisitas turgor kulit baik, - Pemberian cairan IV monitor
- Efek samping obat membrane mukosa lembab, adanya tanda
- Muntah tidak ada rasa haus yang kelebihan/kekurangan cairan.
berlebihan.
2. Intra Anestesi
a. Pengkajian intra anestesi dilakukan sejak pasien di meja operasi sampai pasien
dipindahkan ke ruang PACU. Pengkajian Intra anestesi meliputi:
1) Persiapan pasien (nama, usia, tindakan dan lokasi operasi)
2) Alat anestesi (spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, jarum jarum spinal, kasa steril, betadine,
alcohol, plester, sarung tangan steril, dll)
3) Obat-obat anestesi (bupivacaine, fentanyl, klonidin, antibiotic ceftriaxone,
cairan ringer laktat)
4) Pelaksanaan anestesi
5) Monitoring respon dan hemodinamik pasien yang kontinu setiap 3 menit sampai
5 menit.

b. Analisa Data
Data yang telah di analisa digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan,
tujuan, perencanaan/implementasi dan evaluasi intra anestesi.

c. Diagnosa, Tujuan dan Kriteria, Intervensi


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
1. Risiko nyeri NOC: NIC
Faktor risiko: - Pain management Aspiration precaution
- Prosedur insisi Kriteria hasil: - Monitor nyeri
- perdarahan - klien tidak merasakan nyeri - pemberian analgetik

2. Risiko cedera NOC: NIC


Faktor risiko: - Risk control Enveronment management
- Biologis: agen farmasi Kriteria hasil : - Sediakan lingkungan
- Klien bebas dari cedera yang aman untuk klien
- Pasang pengaman tempat
tidur
- Pantau penggunaan obat
anestesi dan efek yang
timbul
3. Post Anestesi
a. Pengkajian Post Anestesi dilakukan sejak pasien selesai dilakukan tindakan
pembedahan dan pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan. Pengkajian Post
anestesi meliputi:
1) Keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital.
2) Status respirasi dan bersihan jalan napas.
3) Penilaian pasien dengan skala Aldert (untuk anestesi general) dan skala
Bromage (untuk anestesi regional)
4) Instruksi post operasi.

b. Analisa Data
Data yang telah di analisa digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan,
tujuan, perencanaan/implementasi dan evaluasi intra anestesi.

c. Diagnosa, Tujuan dan Kriteria, Intervensi


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
1. Hipotermia NOC NIC
Batasan karakteristik: - Thermoregulation Temperature regulation
- Suhu tubuh dibawah Kriteria hasil: - Monitor suhu
normal - Suhu dalam batas normal - Monitor TTV
- Hipertensi - Nadi dan RR dalam batas - Monitor tanda hipotermi
- Dasar kuku sianotik normal. - Monitor warna dan suhu
- Menggigil kulit
- Takikardi - Berikan selimut
Faktor yang berhubungan: hangat/warm blanket
- Penguapan kulit
dilingkungan yang dingin
- Pemajanan lingkungan
yang dingin

Baughman, D. & Hackley, J. (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.


Grace, P. & Borley, N. (2007). Ilmu Bedah. Jakarta : Penerbit Erlangga
Mangku, G., & Senapathi, T. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesi dan Reanimasi. Jakarta:
Indeks.

Anda mungkin juga menyukai