Pembimbing :
Oleh :
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : An. M
Umur : 8 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa pulo RT 2
Tanggal Masuk : 24 mei 2019
Jam : 13.00
Ruang : Flamboyan
No. RM : 507601
Status Pasien : BPJS
Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMA
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 25 Mei 2019
pukul 13.00 WIB yang dilakukan di ruang flamboyan RSUD Soetrasno Rembang
serta didukung catatan medik.
a. Keluhan Utama
Diare
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang anak laki-laki usia 8 bulan datang ke RSUD Soetrasno
Rembang pada tanggal 25 Mei 2019 pukul 11:20 dengan keluhan Diare. Diare
terus menerus selama ± 3 hari.
Hari pertama diare, pasien diare sebanyak ± 3 kali perhari.
Hari kedua dan ketiga pasien diare sebanyak ± 7 kali perhari.
Feses berwarna kuning-kehijauan, konsistensi cair, ampas (+) sedikit, lendir (-
), darah (-), bau amis (-) buih (+) dan menyemprot. Sebelum diare pasien
makan dan minum seperti biasa, namun pasien memiliki kebiasaan
memasukkan jari ke mulut, riwayat mengganti susu formula disangkal oleh
ibu.
Keluhan disertai dengan demam ± 3 hari. Demam naik-turun. Turun jika
diberi obat penurun panas. Demam paling tinggi saat malam hari. Pasien juga
muntah jika minum obat.
Keluhan batuk dan pilek disangkal dan nafsu makan dan minum pasien masih
baik.
Ibu pasien sudah memberikan obat anti diare yang dibeli di apotik namun
belum ada perbaikan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat diare sebelumnya (-).
Riwayat opname (+) karna perut kembung saat usia 16 hari.
Riwayat demam (+).
Riwayat batuk dan pilek (+).
Riwayat kejang (-).
Riwayat alergi :
Susu (-)
Makanan (-)
Obat-obatan (-)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga diare (-)
Riwayat keluarga demam (-)
Riwayat keluarga batuk dan pilek (-)
e. Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan terakhir ayah
SMA dan pendidikan terakhir ibu SMA.
f. Riwayat Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai pedagang (wiraswasta) dan ibu pasien bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Pasien berobat menggunakan BPJS.
Kesan ekonomi: cukup.
g. Riwayat Pemeliharaan Prenatal
Ibu memeriksakan kandungannya secara teratur di bidan. ANC (+) dilakukan
sejak bulan pertama mengetahui kehamilan hingga usia kehamilan 37 minggu
rutin dilakukan 1 kali per bulan pada trisemester pertama dan kedua, pada
trisemester ketiga dilakukan 2 kali per bulan di bidan. Ibu mengkonsumsi
vitamin yang diberikan oleh bidan. Ibu mengaku tidak menderita penyakit
selama hamil. Riwayat trauma dan perdarahan selama hamil disangkal.
Riwayat penggunaan obat dan jamu selama hamil disangkal. Kenaikan berat
badan ibu selama hamil ± 15 kg. Ibu makan dengan nasi, lauk dan pauk cukup,
serta minum 1500 ml air/hari.
Selama hamil ibu tidak mendapat imunisasi TT.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik.
h. Riwayat Pemeliharaan Natal
Pasien merupakan anak laki-laki yang lahir dari ibu G2P2A0 hamil 37 minggu,
lahir spontan ditolong oleh bidan, lahir langsung menangis, badan tidak
membiru, tidak ada lilitan tali pusat, KK pecah <6 jam dan warna ketuban
lupa, plasenta dan kotiledon lengkap.
Berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lupa, lingkar kepala lupa dan
lingkar dada lupa serta tidak ada kelainan bawaan.
Kesan : neonatus aterm, lahir spontan per vaginam, vigorous baby
i. Riwayat Pemeliharaan Postnatal
Pemeliharaan setelah lahir dilakukan di posyandu dan anak dalam kondisi
baik.
Kesan : Riwayat pemeliharaan postnatal baik.
j. Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : Sudah dilakukan
BCG : Sudah dilakukan
Polio : Sudah dilakukan
DPT : Sudah dilakukan
Campak : Belum dilakukan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia tanpa bukti KMS
Motorik halus :
Bahasa :
Mengoceh : (+)
Papa mama spesifik : (+)
Motorik kasar :
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 25 Mei 2019 pukul 13.00 WIB di Ruang
flamboyan RSUD Soetrasno rembang.
Anak laki-laki usia 8 bulan, berat badan 8,4 kg, tinggi badan 67 cm.
1. Keadaan Umum : Tampak Lemas, gelisah
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda vital :
- Tekanan Darah :-
- Nadi : 100 x/menit,reguler, isi dan tegangan cukup.
- RR : 28 x/ menit, reguler
- Suhu : 37,4° C (aksila)
4. Status Gizi
BMI for Age = Usia 8 bulan, BMI 8,4 / 0,44 = 19,09
Feses Rutin
Pemeriksaan Hasil
Darah -
Amoeba -
Bakteri +
Leukosit +
Eritrosit +
Kesan : Bakteri, leukosit, eritrosit (+)
Problem aktif Problem pasif
Demam 3 hari naik turun Riwayat mondok karna perut
Diare 3-7 kali perhari selama kembung
3 hari
Mata cowong
Hemoglobinemia
Hemodilusi
Feses rutin:
Bakteri (+)
Leukosit (+)
Eritrosit (+)
V. DIAGNOSIS BANDING
- Diagnosis utama : Diare akut dehidrasi ringan sedang
Ip. Ex :
Memberitahukan pada pasien dan keluarganya tentang penyakit yang
sedang diderita bahwa yang paling penting dari penyakit ini adalah terjadi
kekurangan cairan sehingga orangtua harus disiplin memberikan lebih
banyak cairan untuk anak lewat minum.
Memotivasi orangtua agar sabar dan telaten memberikan oralit pada anak.
Oralit diberikan 1 sendok makan untuk anak usia < 2 tahun, tiap 1-2 menit,
jika anak muntah diberikan ulang 10 menit kemudian. Tiap kali setelah
BAB, berikan oralit ½ gelas belimbing. Oralit dihentikan bila tampak ada
pembengkakan pada kelopak mata.
Memberitahukan orangtua agar memberikan Zinc selama 10 hari berturut-
turut. Meskipun diare sudah berhenti, pemberian Zinc harus tetap
dilanjutkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi resiko
berulangnya diare 2 – 3 bulan ke depan.
Jika sudah dibolehkan pulang, memberitahukan pada orangtua pasien
untuk segera membawa anak ke petugas kesehatan bila anak: BAB cair
lebih sering, muntah berulang-ulang, tampak kehausan, malas
minum/makan, demam, tinja bercampur darah, kondisi anak tidak
membaik dalam 3 hari.
Memberitahukan orang tua, agar anak tidak memasukkan jari ke dalam
mulut.
Tidak mengkonsumsi makanan di sembarang tempat
Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
Menjaga lingkungan dan kebersihan diri
Meningkatkan makan dan minum yang bergizi
Edukasi kompres saat demam.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
IX. PROGRES NOTE
Waktu/tgl 24/05/2019 25/05/2019 26/05/2019 27/05/2019 28/05/2019
Keluhan Diare 7 kali; Diare 2 kali; Diare 1 kali; Diare 1 kali; Keluhan (-)
kunig-kehijauan, ampas (+) ampas (+) ampas (+)
cair, ampas (+),
nyemprot (+)
Kesadaran/ Compos Mentis, Compos Mentis, Compos Mentis, Compos Mentis, Compos Mentis,
Keadaan lemah lemah aktif aktif aktif
Umum
Vital: 114 x/mnt 112 x/mnt 120 x/mnt 120 x/mnt
Nadi 100 x/mnt 30 x/mnt 29 x/mnt 30 x/mnt 28 x/mnt
RR 28 x/mnt 37,4 ºC 36,6º C 35,8º C 36,8º C
Suhu 38,0ºC
Antopometri:
BB 8,6 kg 8,6 kg 8,6 kg 8,6 kg 8,6 kg
PB 67 cm 67 cm 67 cm 67 cm 67 cm
PF :
Kepala Mesochepal, Mesochepal , Mesochepal , Mesochepal , Mesochepal ,
UUB cekung (-) UUB cekung (-) UUB cekung (-) UUB cekung (-) UUB cekung (-)
Mata Reflek pupil Reflek pupil Reflek pupil Reflek pupil Reflek pupil
(+/+), Isokor (+/+), Isokor (+/+), Isokor (+/+), Isokor (+/+), Isokor
OD=OS ±3mm, OD=OS ±3mm, OD=OS ±3mm, OD=OS ±3mm, OD=OS ±3mm,
Cowong (+/+) Cowong (+/+) Cowong (-/-) Cowong (-/-) Cowong (-/-)
Hidung NCH (-), sekret NCH (-), sekret NCH (-), sekret NCH (-), sekret NCH (-), sekret
bening (-/-) bening (-/-) bening (-/-) bening (-/-) bening (-/-)
Bibir Sianosis (-), Sianosis (-), Sianosis (-), Sianosis (-), Sianosis (-),
kering (+) kering (+) kering (-) kering (-) kering (-)
Mulut Lidah kotor (-) Lidah kotor (-) Lidah kotor (-) Lidah kotor (-) Lidah kotor (-)
Abdomen Supel, Bising Supel, Bising Supel, Bising Supel, Bising Supel, Bising
Usus (+) Usus (+) Usus (+) Usus (+) Usus (+)
meningkat, nyeri meningkat, nyeri normal, nyeri normal, nyeri normal, nyeri
tekan (-), tekan(-) tekan(-) tekan(-) tekan(-)
hepatosplenome hepatosplenome hepatosplenome hepatosplenome hepatosplenome
gali (-), turgor gali (-), turgor gali (-), turgor gali (-), turgor gali (-), turgor
<2” (-) <2” (-) <2” (+) <2” (+) <2” (+)
Ekstremitas Akral dingin (-) Akral dingin (-) Akral dingin (-) Akral dingin (-) Akral dingin (-)
Sianosis (-), Sianosis (-), Sianosis (-), Sianosis (-), Sianosis (-),
Capillary refill Capillary refill Capillary refill Capillary refill Capillary refill
<2” <2” <2” <2” <2”
Penunjang:
Hb 10.4 g/dL
Ht 31.1 %
Leukosit 11.600/mm3
Trombosit 294.000/mm3
Amuba -
Bakteri +
Leukosit +
Eritrosit +
I. DIARE AKUT
A. Definisi
Diare akut pada anak adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari) pada bayi atau anak yang sebelumnya
sehat. Ada juga yang memberi batasan diare akut pada anak yaitu buang air besar lebih
dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu
(IDAI, 2010).
B. Etiologi
• Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu :
– infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit)
– Malabsorpsi
– Alergi
– Keracunan
– Imunodefisiensi
– Sebab-sebab lainnya
Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang
disebabkan infeksi dan keracunan.
Faktor Makanan
Makanan busuk, mengandung racun
Perubahan susunan makanan yang mendadak,
Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
Faktor Infeksi :
Faktor Parenteral (ISPA, ISK, OMA, Tonsilofaringitis, BRPN, ensefalitis
Faktor Enteral
Infeksi bakteri: Vibrio, E coli, Salmonela, Shigella, Campylobacter,
yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi Virus : Entero virus,( virus ECHO, Coxsakie, Poliomielitis ),
adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll.
Infeksi Parasit :Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Tricomonas hominis), Cacing ( Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
Strongiloides ) Jamur ( Candida albicans).
C. Epidemiologi
Diare akut merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak-
anak di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia. Terdapat 60 juta episode diare
akut setiap tahunnya di Indonesia dimana 1-5 % daripadanya akan menjadi diare kronik
dan bila sampai terjadi dehidrasi berat yang tidak segera ditolong, 50-60% diantaranya
dapat meninggal dunia.
Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain :
Faktor lingkungan
Gizi
Kependudukan
Pendidikan
Keadaan sosial ekonomi
Perilaku masyarakat
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan perorangan
seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol dan dot susu, maupun kebersihan air yang
digunakan untuk mengolah susu dan makanan. Faktor gizi misalnya adalah tidak
diberikannya makanan tambahan meskipun anak telah berusia 4-6 bulan. Faktor
pendidikan yang utama adalah pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan. Faktor
kependudukan menunjukkan bahwa insiden diare lebih tinggi pada penduduk perkotaan
yang padat dan miskin atau kumuh. Sedangkan faktor perilaku orangtua dan masyarakat
misalnya adalah kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan,
setelah buang air besar atau membuang tinja anak. Faktor-faktor di atas terkait erat dengan
faktor ekonomi masing-masing keluarga (Irwanto, dkk, 2002).
D. Manifestasi Klinis
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan
atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah dehidrasi.
Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang.
Selaput lendir bibir dan mulut kering (Aswitha, dkk, 2000).
Cara praktis penatalaksanaan diare yaitu berdasarkan tipe klinis diare itu sendiri.
Terdapat 4 macam tipe klinis diare, dimana tiap macam menggambarkan kelainan yang
mendasari dan perubahan fisiologi yang berbeda-beda :
Diare cair akut (termasuk kolera) yang berlangsung beberapa jam sampai dengan
beberapa hari. Pada diare ini perlu diwaspadai bahaya terjadinya dehidrasi, juga
dapat terjadi penurunan berat badan apabila intake makanan kurang.
Diare akut dengan pendarahan (disentri) , dimana pada diare ini bahaya utamanya
adalah kerusakan usus, sepsis, dan malnutrisi serta dehidrasi.
Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih), dimana bahaya utamanya
adalah malnutrisi dan infeksi non intestinal berat serta dehidrasi.
Diare dengan malnutisi berat (marasmus atau kwashiorkor) dengan bahaya
utamanya antara lain infeksi sistemik berat, dehidrasi, gagal jantung, dan
defisiensi mineral dan vitamin (WHO, 2004).
H. Penatalaksanaan Diare
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk
mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat
penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare
juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
Rehidrasi
Dukungan Nutrisi
Suplementasi Zinc
Antibiotika selektif
Edukasi orang tua
Rehidrasi
Tanpa dehidrasi
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5 – 10
mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu :
Umur < 1tahun 500 – 100 mL
1 – 5 tahun 100 – 200 mL
> 5 tahun semaunya.
Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus
terus diberikan.Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain
(tidak mau minum, muntah terus, diare frekuen dan profus)
Rehidrasi
Dehidrasi ringan – sedang
Cairan Rehidrasi Oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB
dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan
sebanyak 5 – 10 mL/kgBB setiap diare cair.
Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi
minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikir atau melalui
pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau
KAEN 3B atau NaCL dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan.
Status dehidrasi dievaluasi secara berkala.
3 – 10 kg = 200 mL/KgBB/hari
10 – 15 kg = 175 mL/KgBB/hari
> 15 kg = 135 mL/KgBB/hari
Pasien dipantau di puskesmas/RS selama proses rehidrasi sambil memberi
edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.
Rehidrasi
Dehidrasi berat
Diberikan cairan rehidtasi parenteral dengan RL atau RA 100 mL/KgBB
dengan cara pemberian
< 12 bulan = 30 mL/KgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70
mL/KgBB dalam 5jam berikutnya
> 12 bukan = 30 mL/KgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70
mL/KgBB dalam 2,5 jam berikutnya
Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau minum,
dimulai dengan 5 mL/KgBB selama proses rehidrasi
Cara Pemberian Oralit
1. Armon, 2001. An evidence and consensus based guideline for acute diarrhoea
management.
2. Aswitha, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran; Gastroenterologi Anak. Media
Aesculapius. Jakarta, hal : 470 –471.
3. Ditjen PPM & PLP, 1999. Buku Ajar Diare. Jakarta, hal : 8-10.
4. IDAI, 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta, hal : 58-62.
5. Irwanto, 2002. Ilmu Penyalit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba Medika.
Jakarta, hal : 73 – 79.
6. Subagyo, 2004. Standar Pelayanan Medis Kelompok Staf Medis Fungsional Anak RSUD
Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta, hal : 58-63.
7. WHO, 2004. Diarrhoea :Water, Sanitation and Hygiene Links to Health.
8. Henna, N et all. 2011. Children With clinical Presentations of Hirschsprung’s Disease-A
Clinicopathological Experience. Biomedica; 27: 1-4