Anda di halaman 1dari 30

PARACETAMOL

1. Nama lain

4'-hydroxyacetanilide
4-(Acetylamino)phenol
4-acetamidophenol
Acenol
Acetaminofen
Acetaminophen
Acetaminophene
APAP
N-acetyl-p-aminophenol
p-acetamidophenol
p-acetaminophenol
p-Acetylaminophenol
p-hydroxyacetanilide
p-hydroxyphenolacetamide
Panadol
Paracetamol
Paracetamolum
Tylenol
2. Nama paten
3. Nama merek dagang
Cetapain, Dumin/Dumin RT, Farmadol, Fevrin, Ikacetamol, Kamolas/Kamolas Forte,
Moretic, Naprex, Nofebril, Ottopan, Pamol, Panadol (biru, merah, hijau), Panadol Anak-
Anak, Pehamol, Piosfen/Piosfen Forte, Pireta, Praxion, Progesic, Pyridol, Sanmol Child
Tab Kunyah/, Sanmol Infus Sanmol Infu, Sanmol/Sanmol Forte, Sumagesic,
Tempra/Tempra Forte, Xepamol Drops, Alphagesic, Alphamol, Biogesic, Bodrex Forte,
Calapol Calapol/Calapol, Calorex Drops, Contratemp Contratemp/Co, Cupanol, Erphamol,
Fasgo, Fasgo Forte, Grafadon Grafadon/Grafad, Itamol, Lanamol, Maganol, Nasamol,
Nufadol dan paracetamol-acetaminophen-obat.
4. Indikasi
Parasetamol utamanya digunakan sebagai obat penurun panas
(antipiretik) dan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik)
dari ringan hingga sedang. Kondisi seperti sakit kepala, sakit
gigi, nyeri pasca operasi, nyeri akibat pilek, nyeri ototpasca-
trauma dapat diredakan dengan Parasetamol. Selain itu, sakit
kepala, migrain, dismenore dan nyeri sendi juga dapat
diringankan dengan obat parasetamol ini.
Pada pasien kanker juga bisa diberikan parasetamol untuk
mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan
dalam kombinasi dengan opioid (misalnya kodein).
Parasetamol telah dibandingkan dengan banyak analgesik lain
dan dianggap kurang equipotent jika dibandingkan
dengan aspirin (asam asetilsalisilat). Dengan demikian, secara
umum, parasetamol kurang mujarab ketimbang salisilat dan
agen antirematik lainnya jika digunakan sebagai obat anti-
inflamasi dan antinyeri. Kabar baiknya Parasetamol dapat
digunakan pada anak-anak. Ini merupakan alternatif yang lebih
disukai ketika aspirin (asam asetilsalisilat) merupakan
kontraindikasi (misalnya karena riwayat ulkus atau infeksi
virus pada anak).
5. Kontraindikasi

Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi


sebagai berikut:

 Memiliki riwayat alergi parasetamol atau acetaminophen.


 Gangguan fungsi hati dan penyakit hati.
 Gangguan Fungsi Ginjal Serius.
 Shock.
 Overdosis Acetaminophen.
 Gizi Buruk.

6. Peringatan

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal


dibawah ini:
 Hindari penggunaan obat ini jika Anda pernah mengalami alergi
terhadap kandungan obat ini.
 Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang mengalami diabetes,
phenilketonuria (PKU), penyakit ginjal parah atau penyakit hati.
 Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini jika Anda
sedang hamil atau menyusui.
 Selalu perhatikan petunjuk penggunaan dan jangan melebihi dosis yang
dianjurkan.

Kehamilan dan Menyusui


Bolehkan obat Parasetamol untuk ibu hamil dan menyusui?

 Parasetamol jenis oral masuk dalam obat kategori B untuk kehamilan yang
berarti studi pada sistem reproduksi hewan percobaan tidak
memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol
terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan.
 Sementara untuk jenis intravena (IV) masuk dalam kategori C yang
berarti penelitian pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek
samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping
lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap
wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu
Parasetamol dianggap aman untuk ibu hamil, asalkan digunakan dalam
waktu singkat. Penggunaannya pun harus dengan indikasi atau kebutuhan
yang tepat.
 Untuk ibu menyusui penggunaan parsetamol dapat masuk ke dalam air
susu ibu dalam konsentrasi kecil, sekitar 2% dari dosis harian yang
dikonsumsi. Kasus ruam juga dilaporkan terjadi pada bayi menyusu
dengan ibu yang mengonsumsi parasetamol, namun ruam menghilang
setelah menghentikan konsumsi parasetamol. Namun Parasetamol
dianggap aman untuk ibu menyusui oleh Academy of Pediatrics.

7. Dosis penggunaan (bumil, busui)


Dosis paracetamol untuk demam pada orang dewasa:

 Paracetamol 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 mg tiap 6-8 jam oral atau rektal.
 Tablet Paracetamol 500 mg: 2 tablet 500 mg diminum tiap 4-6 jam.

Dosis paracetamol untuk nyeri pada orang dewasa:

 Paracetamol 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 mg tiap 6-8 jam oral atau suppository.
 Tablet Paracetamol 500 mg: 2 tablet 500 mg diminum tiap 4-6 jam.

Bagaimana dosis Paracetamol (Acetaminophen) untuk anak-anak?


Dosis paracetamol untuk demam pada bayi prematur usia 28-32 minggu:

 Dosis infus: 20 mg/kg diikuti dengan 10 mg/kg/dosis tiap 12 jam


 Oral: 10-12 mg/kg/dosis tiap 6-8 jam. Dosis oral maksimal harian: 40 mg/kg/hari
 Rektal: 20 mg/kg/dosis tiap 12 jam. Dosis rektal maksimal harian: 40 mg/kg/hari

Dosis paracetamol untuk demam pada bayi prematur usia 32-37 minggu dan bayi
baru lahir yang berumur kurang dari 10 hari:

 Dosis infus: 20 mg/kg diikuti dengan 10 mg/kg/dosis tiap 6 jam


 Oral: 10-15 mg/kg/dosis tiap 6 jam. Dosis oral maksimal harian: 60 mg/kg/hari
 Rektal: dosis awal: 30 mg/kg; lalu 15 mg/kg/dosis tiap 8 jam. Dosis rektal maksimal harian:
60 mg/kg/hari

Dosis paracetamol untuk demam pada bayi baru lahir yang berumur lebih dari
atau sama dengan 10 hari:

 Dosis infus: 20 mg/kg diikuti dengan 10 mg/kg/dosis tiap 6 jam


 Oral: 10-15 mg/kg/dosis tiap 6 jam. Dosis oral maksimal harian: 90 mg/kg/hari
 Rektal: dosis awal: 30 mg/kg; lalu 20 mg/kg/dosis tiap 6-8 jam. Dosis rektal maksimal
harian: 90 mg/kg/hari

Dosis paracetamol untuk demam pada balita dan anak-anak:

 Infus, di bawah 2 tahun: 7.5-15 mg/kg/dosis tiap 6 jam. Dosis maksimal harian: 60
mg/kg/hari
 Infus, 2-12 tahun: 15 mg/kg tiap 6 jam atau 12.5 mg/kg tiap 4 jam. Dosis maksimal harian:
15 mg/kg
 Oral, 10-15 mg/kg/ dosis tiap 4-6 jam saat diperlukan; jangan melebihi 5 dosis dalam 24
jam. Total dosis maksimal harian: 75 mg/kg/hari tidak melebihi 3750 mg/hari

Alternatif lain, produsen memberikan saran dosis sebagai berikut:

 2.7-5.3 kg, 0-3 bulan: 40 mg


 5.4-8.1 kg, 4-11 bulan: 80 mg
 8.2-10.8 kg, 1-2 tahun: 120 mg
 10.9-16.3 kg, 2-3 tahun: 160 mg
 16.4-21.7 kg, 4-5 tahun: 240 mg
 21.8-27.2 kg, 6-8 tahun: 320 mg
 27.3-32.6 kg, 9-10 tahun: 400 mg
 32.7-43.2 kg, 11 tahun: 480 mg

Produsen menyarankan penggunaan berat badan untuk memilih dosis. Apabila berat badan
tidak tersedia, usia dapat digunakan.

Dosis paracetamol untuk demam pada anak-anak berusia sama dengan atau di
atas 12 tahun:

 Infus, kurang dari 50 kg: 15 mg/kg tiap 6 jam atau 12.5 mg/kg tiap 4 jam. Dosis tunggal
maksimal: 750 mg/dosis. Total dosis maksimal harian: 75 mg/kg/hari (kurang dari atau
sama dengan 3750 mg/hari).
 Infus, 50 kg atau lebih: 650 mg tiap 4 jam atau 1000 mg tiap 6 jam. Dosis tunggal
maksimal: 1000 mg/dosis. Total dosis maksimal harian: 4000 mg/day.
 Oral atau rektal: 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 mg 3-4 kali sehari. Dosis maksimal
harian: 4000 mg/hari.

Dosis paracetamol untuk nyeri pada bayi prematur usia 28-32 minggu:

 Dosis infus: 20 mg/kg diikuti dengan 10 mg/kg/dosis tiap 12 jam.


 Oral: 10-12 mg/kg/dosis tiap 6-8 jam. Dosis oral maksimal harian: 40 mg/kg/hari
 Rektal: 20 mg/kg/dosis tiap 12 jam. Dosis rektal maksimal harian: 40 mg/kg/hari

Dosis paracetamol untuk nyeri pada bayi prematur usia 32-37 minggu dan bayi
baru lahir yang berumur kurang dari 10 hari:

 Dosis infus: 20 mg/kg diikuti dengan 10 mg/kg/dosis tiap 6 jam


 Oral: 10-15 mg/kg/dosis tiap 6 jam. Dosis oral maksimal harian: 60 mg/kg/hari
 Rektal: dosis awal: 30 mg/kg; lalu 15 mg/kg/dosis tiap 8 jam. Dosis rektal maksimal harian:
60 mg/kg/hari

Dosis paracetamol untuk nyeri pada bayi baru lahir yang berumur lebih dari atau
sama dengan 10 hari:

 Dosis infus: 20 mg/kg diikuti dengan 10 mg/kg/dosis tiap 6 jam


 Oral: 10-15 mg/kg/dosis tiap 6 jam. Dosis oral maksimal harian: 90 mg/kg/hari
 Rektal: dosis awal: 30 mg/kg; lalu 20 mg/kg/dosis tiap 6-8 jam. Dosis rektal maksimal
harian: 90 mg/kg/hari

Dosis paracetamol untuk nyeri pada balita dan anak-anak:

 Infus, di bawah 2 tahun: 7.5-15 mg/kg/dosis tiap 6 jam. Dosis maksimal harian: 60
mg/kg/hari
 Infus, 2-12 tahun: 15 mg/kg tiap 6 jam atau 12.5 mg/kg tiap 4 jam. Dosis maksimal harian:
15 mg/kg
 Oral: 10-15 mg/kg/ dosis tiap 4-6 jam saat diperlukan; jangan melebihi 5 dosis dalam 24
jam. Total dosis maksimal harian: 75 mg/kg/hari tidak melebihi 3750 mg/hari

Alternatif lain, produsen memberikan saran dosis sebagai berikut:

 2.7-5.3 kg, 0-3 bulan: 40 mg


 5.4-8.1 kg, 4-11 bulan: 80 mg
 8.2-10.8 kg, 1-2 tahun: 120 mg
 10.9-16.3 kg, 2-3 tahun: 160 mg
 16.4-21.7 kg, 4-5 tahun: 240 mg
 21.8-27.2 kg, 6-8 tahun: 320 mg
 27.3-32.6 kg, 9-10 tahun: 400 mg
 32.7-43.2 kg, 11 tahun: 480 mg

Produsen menyarankan penggunaan berat badan untuk memilih dosis. Apabila berat badan
tidak tersedia, usia dapat digunakan.

Dosis paracetamol untuk nyeri pada anak-anak berusia sama dengan atau di atas
12 tahun:

 Infus, kurang dari 50 kg: 15 mg/kg tiap 6 jam atau 12.5 mg/kg tiap 4 jam. Dosis tunggal
maksimal: 750 mg/dosis. Total dosis maksimal harian: 75 mg/kg/hari (kurang dari atau
sama dengan 3750 mg/hari)
 Infus, 50 kg atau lebih: 650 mg tiap 4 jam atau 1000 mg tiap 6 jam. Dosis tunggal
maksimal: 1000 mg/dosis. Total dosis maksimal harian: 4000 mg/day
 Oral atau rektal: 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 mg 3-4 kali sehari. Dosis maksimal
harian: 4000 mg/hari

Dalam dosis apakah Paracetamol (Acetaminophen) tersedia?


 Kaplet, oral: 500 mg
 Kapsul gel, oral: 500 mg
 Cair, oral: 160 mg/5 ml (120 ml, 473 ml); 500 mg/5ml (240 ml)
 Sirup, oral: penghilang demam dan sakit Triaminic pada anak-anak: 160 mg/5 ml (118 ml)
 Tablet, oral: 325 mg, 500 mg

8. Bentuk sediaan yang dijual


Tablet, kaplet, kapsul, tablet larut (dilarutkan dalam air,
kemudian diminum), suspensi oral (syrup), supositoria
(dimasukkan melalui anus)
9. Interaksi obat dengan obat yang lain

Beberapa jenis obat dan bahan makanan dan minuman dapat berinteraksi
dengan Parasetamol diantaranya yaitu:

 Alkohol. Penggunaan bersamaan dapat meningkatkan hepatotoxicity


Parasetamol yakni menjadi racun bagi hati.
 Antikonvulsan. Dapat meningkatkan koversi acetaminophen menjadi
heptotoxic jika dikonsumsi bersamaan.
 Antikoagulan Oral.
 Aspirin.
 Isoniazid.
 Phonetiazine.

ASETOSAL / SALISILAT

1. Nama lain

2-(ACETYLOXY)benzoic acid
2-Acetoxybenzenecarboxylic acid
2-Acetoxybenzoic acid
Acetylsalicylate
Acetylsalicylic acid
Acetylsalicylsaeure
Acide 2-(acetyloxy)benzoique
Acide acétylsalicylique
Acidum acetylsalicylicum
ASA
Aspirin
Azetylsalizylsaeure
Azetylsalizylsäure
Easprin
o-acetoxybenzoic acid
O-acetylsalicylic acid
o-carboxyphenyl acetate
Polopiryna
Salicylic acid acetate
ácido acetilsalicílico

2. Nama paten
3. Nama dagang
Aggrenox, analgan, aptor, ascardia, aspilets, aspirin, astika, bodrexin, cafenol,
contrexun, farmasal, fitranal, inzana, miniaspi, minigrip, naspro, novosta, obat
pening kepala cap kapak, obat sakit kepala cap jet, obat sakit kepala cap parang, osk
no.16, poldanmig, procandin, proxime, psk, puyer agansa, remasal, restor,
rheumapil, trombo aspilets.
4. Indikasi

Nyeri
Mengurangi gejala-gejala nyeri ringan sampai sedang
Pengobatan sendiri pada anak-anak untuk bantuan sementara dari sakit dan nyeri ringan dan
sakit kepala.
Pengobatan sendiri pada remaja dan orang dewasa untuk bantuan sementara dari sakit dan
nyeri ringan yang terkait dengan sakit kepala, pilek, sakit gigi, nyeri otot, sakit punggung,
arthritis, kram menstruasi, dan sakit tenggorokan.
Pengobatan sendiri dalam kombinasi tetap dengan acetaminophen dan kafein untuk bantuan
sementara dari nyeri ringan sampai sedang berhubungan dengan migrain, juga dapat
digunakan untuk pengobatan sakit kepala migrain parah jika serangan sebelumnya telah
merespon dengan baik terhadap analgesik non-opiat atau NSAIDs.
Demam
Pengobatan mandiri untuk mengurangi demam yang berhubungan dengan pilek, sakit
tenggorokan, dan sakit gigi
Penyakit Inflamasi
Pengobatan simtomatik rheumatoid arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis,
spondyloarthropathies, dan lupus eritematosus sistemik (SLE)
Demam Rematik
Pengobatan simtomatik demam rematik. Obat pilihan pada pasien dengan karditis ringan
(tanpa kardiomegali atau CHF, dengan atau tanpa polyarthritis) atau hanya dengan poliartritis
TIA dan Stroke Iskemik Akut
Pengurangan risiko TIA berulang dan stroke atau kematian pada pasien yang memiliki TIA
satu atau beberapa atau stroke iskemik (pencegahan sekunder)
Pencegahan TIA dan stroke pada pasien yang menjalani karotis endarterectomy. Pada pasien
tanpa gejala atau carotid stenosis berulang yang tidak operasi, profilaksis seumur hidup
dengan asetosal direkomendasikan
Pencegahan CAD dan MI sekunder
Pencegahan CAD dan MI Primer
Angina tidak stabil atau Non-ST-Segmen Elevation MI
Pengurangan risiko kematian dan / atau nonfatal MI pada pasien dengan angina tidak stabil
atau non-ST-segmen elevasi (NSTE) sindrom koroner akut (ACSS)
Angina Stabil Kronik
Pengurangan risiko MI dan / atau kematian mendadak pada pasien dengan angina kronis yang
stabil,
Dapat diterapi dengan clopidogrel pada pasien berisiko tinggi dengan angina stabil kronis
Intervensi Koroner Perkutan dan Prosedur Revaskularisasi
Pengurangan risiko kardiovaskular (misalnya, komplikasi iskemik awal, penutupan graft)
pada pasien yang menjalani intervensi koroner perkutan (PCI) termasuk angioplastyc
koroner, atau implantasi stent, atau CABG.
Embolisme Terkait dengan Atrial Fibrillation / Flutter
Sebuah alternatif atau tambahan untuk antikoagulan oral untuk pengurangan kejadian episode
tromboemboli pada pasien tertentu dengan fibrilasi atrium kronis atau atrium flutter.
Embolisme Terkait dengan Penyakit Jantung katup
Digunakan sebagai alternatif atau tambahan untuk antikoagulan oral untuk pengurangan
kejadian episode tromboemboli pada pasien tertentu dengan penyakit katup jantung,
Trombosis di Arteri lain dan arteriovenosa Communications
Pengurangan risiko stroke dan MI pada pasien yang menjalani angioplasti transluminal
perkutan perifer (PTA) dengan atau tanpa stenting.
Protese Katup Jantung
Telah digunakan bersama dengan warfarin untuk mengurangi risiko tromboemboli sistemik
dan kematian pada pasien dengan mekanik prostetik katup jantung.
Trombosis Terkait dengan Prosedur Fontan
Telah digunakan untuk pencegahan komplikasi tromboemboli mengikuti prosedur Fontan
(perawatan bedah paliatif definitif bagi sebagian besar bawaan lesi jantung univentricular)
pada anak-anak. Terapi antitrombotik efektif pada <50% pasien dan banyak rejimen
profilaksis digunakan; ada konsensus (kesepakatan) tentang regimen optimal.
Pericarditis
Obat pilihan untuk pengelolaan rasa sakit yang terkait dengan perikarditis akut diikuti MI.
Penyakit Kawasaki
Pengobatan penyakit Kawasaki; digunakan bersama dengan imun globulin IV (IGIV)
Komplikasi Kehamilan
Telah digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat lain (misalnya, heparin,
kortikosteroid, imunoglobulin) untuk pencegahan komplikasi kehamilan (misalnya,
preeklamsia, keguguran pada wanita dengan riwayat sindrom antifosfolipid dan kematian janin
berulang)

Pencegahan Kanker
Dari Data yang terbatas (studi observasional) menunjukkan bahwa asetosal atau NSAIDs
lainnya dapat mengurangi risiko berbagai jenis kanker (misalnya, kolorektal, payudara, kanker
lambung); hasil tersebut umumnya tidak dikonfirmasi dalam uji acak.terkendali.

5. Kontraindikasi

Kontraindikasi pemberian aspirin antara lain:


 Usia di bawah 16 tahun dengan infeksi virus (seperti influenza dan varicella), karena
berkaitan dengan sindrom Reye
 Menyusui
 Tukak peptik aktif
 Hemofilia
 Gangguan perdarahan
 Hipersensitivitas
 Polip nasal yang berkaitan dengan asma [3,4]

6. Kategori kehamilan dan menyusui


Di bawah trimester ketiga:
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek
samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Trimester ketiga:
Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi
besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya,
misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.Aspirin dapat
terserap ke dalam ASI, jadi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
mengenai risiko dan manfaat mengonsumsi aspirin saat menyusui.
7. Peringatan

 Aspirin dapat menimbulkan sakit maag atau memperparah gejalanya.


Segeralah pergi ke dokter jika gejalanya makin parah.
 Jangan memberikan aspirin kepada anak-anak, karena berisiko
menimbulkan sindrom Reye.
 Hindari menggunakan aspirin bila memiliki gangguan pembekuan darah,
seperti hemofilia, kekurangan vitamin K, atau jumlah trombosit yang rendah.
 Beri tahu dokterjika mengalami perdarahan saat menggunakan aspirin,
terutama saat haid. Sebagai obat pengencer darah, aspirin dapat
meningkatkan jumlah darah yang keluar saat menstruasi.
 Beritahudokter jika pernah menderita sakit maag, perdarahan saluran
pencernaan, stroke, hipertensi, asma, penyakit liver, atau penyakit ginjal.
 Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.

8. Dosis penggunaan

Ketika digunakan untuk nyeri, demam, atau inflamasi, coba untuk titrasi pada dosis efektif terendah.
Ketika digunakan dalam dosis anti-inflamasi, pengembangan tinnitus dapat digunakan sebagai tanda
konsentrasi salisilat plasma meningkat (kecuali pada pasien dengan gangguan pendengaran
frekuensi tinggi)

Pasien Pediatric (anak-anak)


Dosis pada anak-anak harus didasarkan oleh berat badan atau luas permukaan tubuh.
Jangan gunakan pada anak-anak dan remaja dengan varicella atau influenza, kecuali diarahkan oleh
dokter.

Nyeri
Oral:
Anak-anak 2-11 tahun: 1,5 g / m2 harian diberikan dalam 4-6 dosis terbagi (maksimum 2,5 g / m2
harian)
> Dosis pengobatan mandiri pada Nyeri pada Anak <12 Tahun

Umur Berat Dosis Oral

<3 tahun <14,5 kg Konsultasikan dokter

3- <4 tahun 14,5-16 kg 160 mg

4- <6 tahun 16-20,5 kg 240 mg

6- <9 tahun 20,5-30 kg 320 mg

9- <11 tahun 30-35 kg 320-400 mg

11 tahun 35-38 kg 320-480 mg

Dose dapat diberikan setiap 4 jam jika diperlukan (sampai 5 kali dalam 24 jam)
Untuk pengobatan sendiri pada anak-anak ≥12 tahun, 325-650 mg setiap 4 jam (maksimum 4 g
sehari) atau 1 g setiap 6 jam ketika dibutuhkan.
Untuk pengobatan sendiri pada anak-anak ≥12 tahun, 454 mg (sebagai permen karet potongan)
setiap 4 jam jika diperlukan (maksimal 3,632 g sehari)
Untuk pengobatan sendiri pada anak-anak ≥12 tahun, 650 mg (sebagai sangat buffered solusi
effervescent setiap 4 jam (maksimum 2,6 g sehari); alternatif, 1 g Kekuatan Ekstra) setiap 6 jam
(maksimum 3,5 g sehari)
> rektal
Anak-anak 2-11 tahun: 1,5 g / m2 harian diberikan dalam 4-6 dosis terbagi (maksimum 2,5 g / m2
harian)
Anak-anak ≥12 tahun: 325-650 mg setiap 4 jam yang diperlukan (maksimal 4 g sehari)

Demam
Oral:
Anak-anak 2-11 tahun: 1,5 g / m2 harian diberikan dalam 4-6 dosis terbagi (maksimum 2,5 g / m2
sehari)
> Dosis pengobatan sendiri Demam pada Anak <12 Tahun

Umur Berat Dosis oral

<3 tahun <14,5 kg Konsultasikan dengan dokter

3- <4 tahun 14,5-16 kg 160 mg

4- <6 tahun 16-20,5 kg 240 mg

6- <9 tahun 20,5-30 kg 320 mg

9- <11 tahun 30-35 kg 320-400 mg

11 tahun 35-38 kg 320-480 mg

Dose dapat diberikan setiap 4 jam jika diperlukan (sampai 5 kali dalam 24 jam)
Anak-anak ≥12 tahun: 325-650 mg setiap 4 jam jika diperlukan (maksimal 4 g sehari)
> rektal
Anak-anak 2-11 tahun: 1,5 g / m2 harian diberikan dalam 4-6 dosis terbagi (maksimum 2,5 g / m2
sehari)
Anak-anak ≥12 tahun: 325-650 mg setiap 4 jam jika diperlukan (maksimal 4 g sehari)

Penyakit Inflamasi
> Juvenile Rheumatoid Arthritis
Oral:
Awalnya, 90-130 mg / kgBB sehari dalam dosis terbagi. Meningkatkan dosis yang diperlukan untuk
keberhasilan terapi anti-inflamasi; Target konsentrasi salisilat plasma adalah 150-300 mcg / mL.
Konsentrasi Plasma> 200 mcg / mL dikaitkan dengan peningkatan insiden toksisitas

Demam rematik
Oral:
Awalnya, 90-130 mg / kgBB sehari diberikan dalam dosis terbagi setiap 4-6 jam sampai 1-2 minggu
untuk penekanan peradangan akut secara maksimal, diikuti oleh 60-70 mg / kgBB sehari dalam dosis
terbagi untuk 1-6 minggu. Sesuaikan dosis berdasarkan respon, toleransi, dan konsentrasi salisilat di
plasma. Secara bertahap mengurangi dosis lebih dari 1-2 minggu.
Berbagai regimen yang disarankan tergantung pada keparahan manifestations.a awal Konsultasikan
protokol diterbitkan untuk informasi lebih lanjut tentang dosis dan schedules.a spesifik

Trombosis
> Stroke Iskemik Akut
Oral:
2-5 mg / kgBB sehari disarankan oleh ACCP diikuti penghentian antikoagulan (misalnya, warfarin tak
terpecah atau LMW heparin,).
> Blalock-Taussig Shunt
Oral: 5 mg / kg sehari telah disarankan berikut heparin intraoperatif
> Fontan Prosedur
Oral:
5 mg / kgBB sehari telah disarankan; Durasi terapi yang optimal belum diketahui
> Teknik Protese Katup Jantung
Oral:
6-20 mg / kgBB sehari dalam kombinasi dengan antikoagulan oral untuk pasien yang kurang respon
terhadap antikoagulan oral atau kontraindikasi untuk antikoagulan oral dosis penuh
> Bioprostetik Katup Jantung
Oral:
menunjukkan perlakuan yang sama seperti untuk dewasa (75-100 mg jangka panjang harian pada
mereka dengan irama sinus)

Asetosal untuk terapi Penyakit Kawasaki


Oral:
Awalnya, 80-100 mg / kgBB sehari diberikan dalam 4 dosis terbagi (dalam kombinasi dengan IVIG);
memulai terapi 10 hari sejak timbulnya demam. Mungkin diperlukan memantau konsentrasi salisilat
di plasma. Saat demam mereda, menurunkan dosis menjadi 3-5 mg / kgBB sekali sehari.
Lakukan terapi asetosal secara Berlanjut tanpa henti pada mereka dengan kelainan arteri koroner.
Pada pasien tanpa adanya kelainan arteri koroner, lakukan terapi secara berkelanjutan selama 6-8
minggu setelah onset awal penyakit, sampai jumlah trombosit dan laju endap darah kembali ke
normal.

DEWASA
NYERI
Oral:
Untuk pengobatan sendiri, 325-650 mg setiap 4 jam (maksimum 4 g sehari) atau 0.5-1 g
setiap 6 jam jika diperlukan.
> rektal
325-650 mg setiap 4 jam sesuai kerluan (maksimal 4 g sehari)
> Nyeri Terkait dengan Migraine Headache
Oral:
Untuk pengobatan sendiri, 500 mg (dikombinasikan dengan acetaminophen 500 mg dan 130
mg kafein) sebagai dosis tunggal.
DEMAM
Oral:
325-650 mg setiap 4 jam yang diperlukan (maksimal 4 g sehari)
> rektal
325-650 mg setiap 4 jam yang diperlukan (maksimal 4 g sehari)
Penyakit Inflamasi
> Rheumatoid Arthritis dan Arthritis dan Pleurisy SLE
Oral:
Awalnya, 3 g sehari dalam doses.c dibagi, l, m Meningkatkan dosis yang diperlukan untuk
keberhasilan anti-inflamasi; Target konsentrasi salisilat plasma adalah 150-300 mcg / mL.c, l,
m Plasma konsentrasi> 200 mcg / mL dikaitkan dengan peningkatan insiden toxicity.c, l, m
> Osteoarthritis
Oral: Hingga 3 gram sehari dalam dosis terbagi
> spondyloarthropathies
Oral: Hingga 4 g sehari dalam dosis terbagi
Demam Rematik
Oral:
Awalnya, 4,9-7,8 g sehari dalam dosis terbagi diberikan untuk menekan maksimal
inflammation.a akut Sesuaikan dosis berdasarkan respon, toleransi, dan konsentrasi salisilat
plasma
Berbagai regimen yang disarankan tergantung pada keparahan
TIA dan Stroke Iskemik Akut
> Pencegahan Sekunder
Oral: 50-325 mg sehari pada pasien yang mengalami stroke noncardioembolic atau TIA
(yaitu, atherothrombotis, lacunar, atau stroke kriptogenik).
Atau, 25 mg (dalam kombinasi dengan dipyridamole 200 mg) dua kali sehari (pagi dan sore)
atau clopidogrel (75 mg per hari)
50-100 mg per hari yang disarankan oleh beberapa dokter untuk pasien berisiko komplikasi
perdarahan sedang sampai tinggi
> Akut Pengobatan Stroke Iskemik
Oral:
160-325 mg sehari, dimulai dalam 48 jam setelah kejadian stroke pada pasien yang tidak
menerima terapi trombolitik dan dilanjutkan sampai 2-4 minggu, kemudian asetosal,
dipyridamole dan asetosal, atau clopidogrel untuk pencegahan sekunder,
CAD dan MI
> Diduga AMI atau ACS
Oral:
160-325 mg segera setelah dicurigai menderita AMI atau ACS (selambat-lambatnya 24 jam
setelah onset gejala), terapi diteruskan setiap hari setelah MI.
> rektal
300 mg per hari dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan mual, muntah, atau gangguan
saluran pencernaan
> Pencegahan Sekunder
Oral:
75-325 atau 75-162 mg sekali sehari, direkomendasikan untuk melakukan terapi terus tanpa
batas waktu, bukti saat ini menunjukkan 75-81 mg per hari cukup untuk pencegahan penyakit
kardiovaskular jangka panjang dan terkait dengan resiko pendarahan GI kurang.
75-162 mg (mungkin 75-81 mg) sehari dalam kombinasi dengan jangka panjang (hingga 4
tahun), antikoagulan oral intensitas sedang (target INR: 2-3) direkomendasikan pada pasien
pasca-MI mana standar monitoring INR teliti dan rutin dibutuhkan
≤100 mg (mungkin 75-81 mg) sehari dalam kombinasi dengan jangka pendek (3 bulan),
intensitas sedang (target INR: 2-3) antikoagulan oral disarankan pada pasien risiko tinggi
pasca-MI.
≤100 mg (mungkin 75-81 mg) harian yang direkomendasikan pada pasien dengan riwayat
perdarahan atau faktor risiko asetosal-induced pendarahan.
> Pencegahan Primer MI
Oral:
75-162 mg sekali sehari. Lanjutkan tanpa batas waktu, asalkan tidak ada kontraindikasi
terhadap asetosal.
> Stabil CAD kronis
Oral:
75-162 mg sehari; terus tanpa batas.
75-162 mg sehari dalam kombinasi dengan terapi clopidogrel jangka panjang pada pasien
dengan risiko tinggi MI.
> Angina
Oral:
75-325 mg sekali sehari, terus menerus, 75-162 mg per hari direkomendasikan oleh ACCP
untuk pasien dengan angina stabil kronis
Stabil angina: 75-325 mg (mungkin 75-81 mg) sekali sehari, terus menerus.
> PCI dan Revaskularisasi Prosedur
Oral:
PCI pada orang dewasa yang sudah menerima asetosal: 75-325 mg dimulai ≥2 jam sebelum
prosedur (misalnya, PTCA, penempatan stent) dalam hubungannya dengan derivat
thienopyridine,
Atrial Fibrillation/Flutter
Oral:
Pasien berisiko tinggi untuk stroke yang menurun atau memiliki kontraindikasi untuk
antikoagulan oral: dosis aspirin sehari 744 325 mg,
Risiko menengah untuk stroke: 325 mg sehari atau warfarin.
≥60 tahun dan tidak ada faktor risiko lain: 325 mg daily.773
Risiko rendah untuk stroke: 325 mg daily.
Mitral Valve Prolapse
Oral: 50-162 mg sehari jangka panjang pada mereka dengan TIAs.764 dijelaskan, 827
Trombosis di Arteri lain dan arteriovenosa
> Karotis Stenosis
Oral: 75-162 mg sehari tanpa batas yang direkomendasikan oleh ACCP untuk pasien yang
tidak berencana bedah
> Acara iskemik di Peripheral Arteri Penyakit oklusif
Oral:
75-325 mg sehari.
> Vascular cangkokan
Oral:
75-325 mg sehari pada pasien yang menjalani prostetik pintas infrainguinal; memulai
preoperasi
Protese Katup Jantung
> Teknik Protese Katup Jantung
Oral:
rejimen optimal tidak diketahui. Pertimbangkan dosis rendah (75-100 mg per hari) asetosal /
aspirin dalam kombinasi dengan antikoagulan oral untuk pasien pada peningkatan risiko
tromboemboli (misalnya, orang-orang dengan sejarah acara emboli, fibrilasi atrium, penyakit
jantung koroner, atrium kiri besar , kerusakan endokardium, fraksi ejeksi rendah, bola
dikurung atau katup disk yang dikurung,> 1 katup jantung mekanik, katup mekanik dalam
posisi mitral)
75-100 mg sehari dalam kombinasi dengan antikoagulan oral untuk pasien yang
mengembangkan emboli sistemik dengan terapi antikoagulan oral tunggal
> Bioprostetik Katup Jantung
Oral:
katup bioprostetik dalam posisi aorta: 80-100 mg sehari dianjurkan untuk 3 bulan pertama
setelah insertion katup.
75-100 mg per hari jangka panjang bagi mereka dengan irama sinus dengan tidak ada faktor
risiko lain untuk thromboembolism.
Pericarditis
> Akut Perikarditis Mengikuti MI
Oral: 162-325 mg sehari. Dosis lebih tinggi (misalnya, 650 mg setiap 4-6 jam) dapat
diberikan.
Komplikasi Kehamilan
Oral: trombofilik cacat kongenital dan berulang aborsi spontan, trimester kedua atau
keguguran kemudian, preeklamsia berat atau berulang, atau solusio: 75-162 mg sehari
dikombinasikan dengan heparin atau heparin berat molekul rendah diikuti oleh postpartum
antikoagulan (misalnya, dengan warfarin) 0,845

9. Bentuk sediaan yang dijual

Kaplet:
500 mg
325 mg
81 mg

Kaplet, buffered:
500 mg

Gum:
227‫ آ‬mg

Suppository, rectal:
300 mg,
600 mg

Tablet:
325 mg
Tablet, buffered:
325 mg

Tablet, chewable:
81 mg

Tablet, Lepas terkontrol (controlled release):


800‫ آ‬mg

Tablet, lepas tertunda (delayed release), Salut enterik.


975 mg

Tablet, Salut enteric :


81 mg,
325 mg,
500 mg,
650 mg,
975 mg
10. Interaksi obat dengan obat yang lain

Aspirin berpotensi menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan jenis


obat tertentu. Interaksi antar obat ini bisa menyebabkan perubahan efek pada
aspirin, bahkan meningkatkan risiko munculnya efek samping.
Berikut ini adalah efek interaksi obat yang dapat terjadi bila aspirin dikonsumsi
bersama obat lain:

 Meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung, bila digunakan bersamaan


dengan kortikosteroid dan phenybutazone.
 Mengganggu fungsi ginjal dan mengurangi efektivitas obat penurun tekanan
darah, bila digunakan dengan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor,
seperti ramipril.
 Meningkatkan kadar kalium dan berisiko menimbulkan perdarahan, bila
digunakan bersamaan dengan obat ibuprofen dan ketorolac.
 Meningkatkan kadar methotrexate dan pemetrexed dalam darah.
 Meningkatkan efek obat ticlopidine, sehingga memperbesar risiko terjadinya
 Menurunkan efek probenecid dalam membantu tubuh mengeluarkan asam
urat melalui urin.

ASAM MEFENAMAT

1. Nama lain

Acide méfénamique
Acido mefenamico
Acidum mefenamicum
CI-473
CN 35355
CN-35355
INF 3355
INF-3355
Mefenaminsaeure
Mefenaminsäure
N-(2,3-Xylyl)-2-aminobenzoic acid
N-2,3-Xylylanthranilic acid
Ponstel

2. Nama paten / Nama dagang

Ponstel®
Ponstan
Ponstel
Analspec
Asam Mefenamat
Asimat
Benostan
Cetalmic
Corstanal
Dolfenal
Dolodon
Dolos
Dystan
Fargetix
Gitaramin
Grafamic
Lapistan
Licostan
Mectan
Mefast
Mefinter
Mefix
Molasic
Nichostan
Opistan
Pehastan
Ponalar
Poncofen
Pondex
Ponsamic
Ponstan
Ponstelax
Solasic
Stanalin
Stelpon
Topgesic
3. Indikasi

Pertimbangkan potensi manfaat dan risiko terapi asam mefenamat serta terapi alternatif
sebelum memulai terapi dengan drug. tersebut, b Gunakan serendah mungkin dosis efektif dan
durasi terpendek terapi konsisten dengan tujuan pengobatan pasien,

Nyeri
Relief nyeri ringan sampai sedang pada pasien ≥14 tahun ketika durasi terapi ≤1 minggu.

Dismenore
Pengobatan dysmenorrhea primer,

Demam
Telah digunakan untuk mengurangi demam terkait dengan infeksi pada anak-anak; penggunaan
rutin sebagai antipiretik tidak dianjurkan karena potensi effects.a merugikan

4. Kontraindikasi

Dikenal hipersensitivitas terhadap Asam mefenamat atau bahan dalam formulasi.

• Riwayat asma, urtikaria, atau reaksi sensitivitas lain dipicu oleh aspirin atau NSAID lainnya.

• Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan pembedahan CABG.

• ulserasi aktif atau peradangan kronis dari saluran GI bagian atas atau bawah.

• sudah ada sebelumnya penyakit ginjal

5. Peringatan

Risiko kardiovaskular
• peningkatan risiko Kemungkinan serius (kadang-kadang fatal) kardiovaskular peristiwa
trombotik (misalnya, MI, stroke). Risiko dapat meningkat dengan durasi penggunaan. Individu
dengan penyakit atau faktor risiko kardiovaskular untuk penyakit jantung mungkin memiliki
peningkatan risiko

• Kontraindikasi untuk pengobatan nyeri dalam pengaturan pembedahan CABG surgery Risiko
GI

• Peningkatan risiko serius (kadang-kadang fatal) peristiwa GI (misalnya, perdarahan, ulserasi,


perforasi lambung atau usus) peristiwa GI yang serius dapat terjadi kapan saja dan tidak boleh
didahului oleh tanda-tanda peringatan dan gejala. Geriatric memiliki risiko lebih besar untuk
kejadian GI yang serius,

6. Dosis penggunaan (bumil, busui)

Umum
• Pertimbangkan potensi manfaat dan risiko terapi asam mefenamat serta terapi alternatif
sebelum memulai terapi dengan obat.
Administrasi
Administrasi Oral
Penggunaan secara oral. Diberikan dalam dosis terbagi hingga 4 kali sehari.

DOSIS
Untuk meminimalkan potensi risiko yang merugikan pada kardiovaskular dan / atau GI,
menggunakan dosis terendah yang efektif dan durasi terapi terpendek yang konsisten dengan
tujuan pengobatan pasien, Sesuaikan dosis berdasarkan kebutuhan individu dan respon pasien;
mencoba untuk titrasi ke terendah dosis terendah yang efektif,

Pasien Pediatric
Nyeri
Oral:
Remaja ≥14 tahun menerima dosis yang dianjurkan untuk dewasa. (Lihat Adult Dosis.)

Dewasa
Nyeri
Oral:
Untuk ringan sampai nyeri sedang pada orang dewasa, 500 mg awalnya diikuti oleh 250 mg
setiap 6 jam sebagai kebutuhan.

Dismenore
Oral:
Untuk menghilangkan dismenore primer pada orang dewasa, 500 mg awalnya diikuti oleh 250
mg setiap 6 jam sebagai kebutuhan. Memulai terapi saat onset perdarahan dan gejala yang
berhubungan; pengobatan seharusnya tidak perlu > 2-3 hari.

KEHAMILAN
Kategori C. Hindari penggunaan pada trimester ketiga karena kemungkinan penutupan dini ductus
arteriosus.

LAKTASI
Didistribusikan ke dalam ASI. Hentikan menyusui atau obat.

7. Bentuk sediaan yang dijual


Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg
8. Interaksi obat dengan obat yang lain

Obat Terikat Protein


Interaksi farmakokinetik mungkin; potensi asam mefenamat untuk dipindahkan dari situs mengikat
oleh, atau untuk menggantikan dari situs mengikat, protein terikat obat lain (misalnya, antikoagulan
oral, hydantoins, salisilat, sulfonamid, dan sulfonilurea) Amati efek samping jika digunakan dengan
lainnya protein terikat obat.
Obat yang Mempengaruhi hepatik mikrosomal Enzim
Inhibitor CYP2C9: mungkin keamanan berubah dan kemanjuran asam mefenamat.

AMINOFENAZON

1. Nama lain
Aminofen atau 4-Dimethylaminoantipyrine atau Aminopyrine atau Dipyrine
2. Nama paten / Nama dagang
3. Indikasi
Digunakan secara umum untuk antipiretik dan analgetik seperti rematik, neuritis, dan
demam. Biasanya juga digunakan untuk mengukur air tubuh total.
4. Kontraindikasi
5. Peringatan
Tidak boleh digunakan untuk ibu hamil dan menyususi
6. Dosis penggunaan (bumil, busui)
7. Bentuk sediaan yang dijual
8. Interaksi obat dengan obat yang lain

IBUPROFEN

1. Nama lain

(+-)-2-(P-Isobutylphenyl)propionic acid
(+-)-alpha-Methyl-4-(2-methylpropyl)benzeneacetic acid
(+-)-Ibuprofen
(+-)-P-Isobutylhydratropic acid
(4-Isobutylphenyl)-alpha-methylacetic acid
(RS)-ibuprofen
2-(4-Isobutylphenyl)propanoic acid
4-Isobutylhydratropic acid
alpha-(4-Isobutylphenyl)propionic acid
alpha-(P-Isobutylphenyl)propionic acid
P-Isobutylhydratropic Acid
Para-Isobutylhydratropic Acid
Adran
Advil
Amibufen
Anco
Anflagen
Apsifen
Bluton
Brufen
Brufort
Buburone
Butylenin
Dolgin
Dolgirid
Dolgit
Dolo-dolgit
Ebufac
Epobron
Femadon
Haltran
Ibu-attritin
Ibumetin
Ibuprocin
Ibuprofen
Ibuprophen
Ibutid
Inabrin
Inoven
Lamidon
Lebrufen
Liptan
Medipren
Motrin
Mynosedin
Nobfen
Nobgen
Nuprin
Nurofen
Pediaprofen
Roidenin
Rufen
Seclodin
Suspren
Tabalon
Trendar
Urem

2. Nama paten / Nama dagang

Anafen
 Dofen
 Dolofen Forte
 Farsifen
 Febryn
 Fenris
 Iprox
 Nofena
 Ostarin
 Profen
 Proris
 Helafen
 Ribunalm Shelrofen
3. Indikasi

Ketika digunakan untuk penyakit inflamasi, nyeri, dismenore, atau demam, pertimbangkan
potensi manfaat dan risiko terapi ibuprofen serta terapi alternatif sebelum memulai terapi
dengan obat. Gunakan terapi dosis efektif terendah dan durasi terpendek yang konsisten dengan
tujuan pengobatan pasien.
Penyakit inflamasi
Pengobatan simtomatik osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.
Manajemen rheumatoid arthritis awal pada anak anak
Pericarditis
Pengurangan rasa sakit, demam, dan radang perikarditis, namun obat lain (misalnya, aspirin)
umumnya sebagai pilihan utama
Nyeri
Ibuprofen oral yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang pada
orang dewasa dan anak-anak; IV ibuprofen digunakan pada orang dewasa untuk
menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Penggunaan bersama dengan opiat, untuk
menghilangkan nyeri sedang sampai parah
NSAIAs dianggap agen lini pertama untuk migraine serangan ringan sampai sedang atau
serangan parah yang telah merespon pada penggunaan sebelumnya NSAIAs (NSAID) atau
analgesik nonopiate
Pengobatan sendiri pada anak-anak dan orang dewasa untuk bantuan sementara dari sakit
ringan dan rasa sakit yang terkait dengan pilek, influenza, atau sakit tenggorokan; sakit
kepala (termasuk migrain); sakit gigi; nyeri otot; sakit punggung; nyeri arthritis minor.
Dismenore
Manajemen gejala dysmenorrhea primer.
Pengobatan sendiri untuk bantuan sementara sakit ringan dan rasa sakit yang terkait dengan
kram menstruasi.
Demam
Menurunkan demam pada orang dewasa (oral atau IV ibuprofen) dan anak-anak (ibuprofen
oral).
Pengobatan mandiri untuk mengurangi demam pada anak-anak dan dewasa

Patent Ductus arteriosus (PDA)


Pengobatan PDA pada neonatus premature. Digunakan untuk mempromosikan penutupan
PDA klinis penting pada neonatus prematur dengan berat 500-1500 g yang usia kehamilan
≤32 minggu saat manajemen medis biasa (misalnya, restriksi cairan, diuretik, dukungan
pernafasan) adalah inefektif. Terbatas tersedianya Data tindak lanjut; cadangan untuk
neonatus dengan klinis penting PDA

4. Kontraindikasi

• Dikenal hipersensitivitas terhadap ibuprofen atau bahan dalam formulasi


• Riwayat asma, urtikaria, atau reaksi sensitivitas lain dipicu oleh aspirin atau NSAID lainnya
• Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan CABG pembedahan

5. Peringatan
Efek kardiovaskular
Selektif COX-2 inhibitor telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular (misalnya,
MI, stroke) pada situasi tertentu. Beberapa prototipe NSAID juga telah dikaitkan dengan peningkatan
risiko kardiovaskular. Bukti saat ini menunjukkan bahwa penggunaan ibuprofen mungkin terkait
dengan peningkatan resiko kardiovaskular.
Gunakan NSAIDs dengan hati-hati dan diawasi secara cermat (misalnya, memantau perkembangan
kejadian kardiovaskular), dan pada dosis efektif terendah untuk durasi terpendek dari kebutuhan.
Penggunaan jangka pendek untuk meredakan nyeri akut, terutama pada dosis rendah, tampaknya
tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular yang serius (kecuali segera setelah
operasi CABG)
Tidak ada bukti yang konsisten bahwa penggunaan bersamaan dengan aspirin dosis rendah
mengurangi peningkatan risiko kejadian kardiovaskular serius yang berhubungan dengan NSAID

Hipertensi dan memburuknya penyakit hipertensi dilaporkan; salah satu dari dua itu berkontribusi
pada peningkatan kejadian kardiovaskular events. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
hipertensi; memantau BP(Blood Pressure) / Tekanan Darah. Gangguan respon terhadap diuretik
tertentu dapat terjadi (Lihat di bawah Interaksi.)

Retensi cairan dan udem dilaporkan. Perhatian / hati-hait pada pasien dengan retensi cairan atau
gagal jantung

Efek pda GI (Gastrointestinal)


Toksisitas GI yang serius (misalnya, perdarahan, ulserasi, perforasi) dapat terjadi dengan atau tanpa
gejala peringatan; peningkatan risiko pada mereka dengan riwayat perdarahan saluran cerna atau
ulserasi, pasien geriatri, perokok, mereka yang ketergantungan alkohol, dan mereka yang memiliki
kondisi kesehatan umum yang buruk.

Untuk pasien berisiko tinggi untuk komplikasi dari NSAID menginduksi Ulserasi GI (misalnya,
perdarahan, perforasi), pertimbangkan penggunaan bersamaan dengan misoprostol. Alternatif,
pertimbangkan penggunaan bersamaan dengan inhibitor pompa proton (PPI/Proton pump inhibitor)
(misalnya, omeprazole) atau penggunaan NSAID yang merupakan inhibitor selektif COX-2 (misalnya,
celecoxib).

Kontraindikasi pada neonatus dengan necrotizing enterocolitis.

Efek ginjal
Secara langsung menciderai ginjal, termasuk nekrosis papiler ginjal, dilaporkan pada pasien yang
menerima NSAID jangka panjang.
Potensi decompensation ginjal terbuka. Peningkatan risiko toksisitas ginjal pada pasien dengan
gangguan ginjal atau hati atau gagal jantung, pada pasien geriatri, pada pasien dengan penurunan
volume, dan pada mereka yang menerima diuretik, ACE inhibitor , atau angiotensin II receptor
antagonist (ARB).

Pengatasan Dehidrasi sebelum memulai terapi ibuprofen.

Insufisiensi ginjal (termasuk oliguria), peningkatan BUN, peningkatan Scr, dan gagal ginjal dilaporkan
dalam neonates.

Reaksi Sensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi anafilaktoid dilaporkan
Intervensi medis Segera dan penghentian untuk anafilaksis.
Hindari pada pasien dengan aspirin triad (sensitivitas aspirin, asma, polip hidung); hati-hati pada
pasien dengan asthma.

Reaksi Dermatologi
Reaksi kulit yang serius (misalnya, dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis
epidermal toksik) dilaporkan; dapat terjadi tanpa peringatan. Hentikan pada kemunculan ruam
pertama atau tanda-tanda lain dari hipersensitivitas (misalnya, lepuh, demam, pruritus
Pada ib hamil

Kehamilan
Kategori C. Hindari penggunaan pada trimester ketiga karena kemungkinan penutupan dini
ductus arteriosus.106

Laktasi
Tidak terdeteksi dalam susu; Namun, studi yang terbatas. Penggunaannya tidak
direkomendasikan

6. Dosis penggunaan (bumil, busui)

UMUM
Aturan Pakai Ibuprofen:
200mg tiap 4-6 jam (4-6 kali sehari)
Tidak melebihi 1,2 gram Sehari. Tidak menggunakan ibuprofen untuk nyeri lebih dari 10 hari. Tidak
menggunakan ibuprofen untuk demam lebih dari 3 hari.
Administrasi
Ibuprofen: diberikan secara oral (untuk penyakit inflamasi, nyeri, dismenore, atau demam) atau
dengan infus IV (untuk rasa sakit atau demam)
Ibuprofen lysine: diberikan dengan infus IV (untuk PDA)

Administrasi Oral Ibuprofen


Jika gangguan GI terjadi, minum obat dengan makanan atau susu.
Administrasi Pediatric (anak anak) Ibuprofen
Ibuprofen tetes oral umumnya digunakan pada bayi 6-23 bulan. Gunakan perangkat dosis (eg; pipet
dll) yang terkalibrasi disediakan oleh produsen untuk pengukuran dosis.
Suspensi oral Pediatric umum digunakan pada anak-anak ≥2 tahun; 50-mg tablet kunyah juga dapat
digunakan dalam usia ini. Gunakan cangkir dosis terkalibrasi disediakan oleh produsen untuk
pengukuran dosis suspension.
Tablet kunyah 100 mg atau tablet salut selaput dapat digunakan pada anak-anak ≥6 tahun
Administrasi IV (Ibuprofen)
Pastikan hydrated pasien baik
Harus diencerkan sebelum penggunaan secara IV
Dilusi
Encerkan injeksi konsentrat ibuprofen dengan volume yang sesuai dari 0,9% injeksi natrium klorida,
injeksi dekstrosa 5%, atau injeksi Ringer laktat untuk memberikan solusi yang mengandung ≤4 mg /
mL.

Kecepatan Administrasi
Berikan dosis lebih dari ≥30 minutes.
IV Administrasi (Ibuprofen Lysine)
Berikan dengan infus IV menggunakan port IV terdekat dengan tempat penyisipan IV. Jangan infus
secara bersamaan melalui saluran yang sama dengan larutan nutrisi parenteral. Jika harus
menggunakan saluran yang sama, pemberian infus larutan nutrisi diberi selang selama 15 menit
sebelum dan setelah pemberian ibuprofen;
Hindari ekstravasasi (mengiritasi jaringan ekstravaskuler)

Dilusi
Encerkan injeksi lisin ibuprofen volume yang sesuai dengan injeksi dekstrosa atau natrium klorida
(NaCl).
Berikan waktu 30 menit untuk persiapan; membuang larutan yang tidak terpakai.

KecepatanAdministrasi
Berikan dosis lebih dari 15 menit.

1.Pasien Pediatric
Dosis pada anak-anak harus disesuaikan oleh berat badan.

Penyakit inflamasi
> Rheumatoid Arthritis Juvenile (anak anak)
Oral:
30-40 mg / kgBB sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis. Dosis 20 mg / kgBB sehari dalam dosis terbagi
mungkin cukup untuk anak-anak dengan penyakit ringan.
Nyeri
Oral:
Untuk nyeri ringan sampai sedang pada anak-anak 6 bulan sampai 12 tahun, 10 mg / kgBB setiap 6-8
jam.

> Dosis untuk Pengobatan sendiri Sakit Minor berdasarkan Umur-atau Berat pada Anak 6 Bulan
untuk 11 Tahun:

Umur Berat Dosis

Umur Weight Dosis

6-11 Bulan 12-17 pounds (sekitar 5-8 kg) 50 mg

12-23 Bulan 18-23 pounds (sekitar 8-10 kg) 75 mg

2-3 Tahun 24-35 pounds (sekitar 11-16 kg) 100 mg

4-5 tahun 36-47 pounds (sekitar 16-21 kg) 150 mg

6-8 tahun 48-59 pounds (sekitar 22-27 kg) 200 mg

9-10 tahun 60-71 pounds (sekitar 27-32 kg) 250 mg

11 tahun 72-95 pounds (sekitar 33-43 kg) 300 mg

Dosis dapat diberikan tiap 6-8 jam.

Untuk pengobatan sendiri sakit dan nyeri ringan pada anak-anak ≥12 tahun, 200 mg setiap 4-6 jam;
dapat meningkatkan dosis sampai 400 mg setiap 4-6 jam jika dibutuhkan.

Demam
Oral:
Untuk anak-anak 6 bulan sampai 12 tahun: 5 mg / kgBB untuk suhu <39 ° C; 10 mg / kg untuk suhu>
39 ° C.

> Dosis berdasarkan Umur-atau Berat untuk pengobatan Demam secara mandiri pada Anak berumur
6 Bulan sampai 11 Tahun

Age Weight Dosis


6-11 bulan 12-17 pounds (sekitar 5-8 kg) 50 mg

12-23 bulan 18-23 pounds (sekitar 8-10 kg) 75 mg

2-3 tahun 24-35 pounds (sekitar 11-16 kg) 100 mg

4-5 tahun 36-47 pounds (sekitar 16-21 kg) 150 mg

6-8 tahun 48-59 pounds (sekitar 22-27 kg) 200 mg

9-10 tahun 60-71 pounds (sekitar 27-32 kg) 250 mg

11 tahun 72-95 pounds (sekitar 33-43 kg) 300 mg

Dose dapat diberikan tiap 6-8 jam.

Untuk pengobatan sendiri untuk demam pada anak berumur ≥12 tahun, 200 mg setiap 4-6 jam;
dapat meningkatkan dosis sampai 400 mg setiap 4-6 jam jika dibutuhkan.

PDA
> IV (intravena)
Setiap terapi terdiri dari 3 dosis diberikan pada interval 24 jam.
Dosis Berdasarkan berat badan neonates ketika kelahiran.
Dosis pertama adalah 10 mg / kgBB; dosis kedua dan ketiga masing-masing adalah 5 mg / kgBB.
Jika anuria atau oliguria ( jumlah urin <0,6 mL / kg per jam) hadir pada saat dosis kedua atau ketiga,
menahan dosis sampai hasil laboratorium menunjukkan bahwa fungsi ginjal telah kembali normal.
Jika ductus arteriosus menutup atau secara substansial mengerut setelah selesai bagian pertama,
tidak ada dosis lanjutan yang diperlukan.
Jika ductus arteriosus gagal menutup atau membuka kembali, ibuprofen bagian kedua, terapi
farmakologis alternatif, atau operasi mungkin dibutuhkan.

2. Dewasa
Penyakit inflamasi
> Osteoarthritis atau Rheumatoid Arthritis
Oral:
1,2-3,2 g per hari, diberikan sebagai 300 mg 4 kali sehari, atau 400, 600, atau 800 mg 3 atau 4 kali
sehari

Nyeri
Oral:
Untuk nyeri ringan sampai sedang, 400 mg setiap 4-6 jam.
Untuk pengobatan sendiri pada sakit ringan dan nyeri, 200 mg setiap 4-6 jam; meningkatkan dosis
sampai 400 mg setiap 4-6 jam jika dibutuhkan.
Untuk pengobatan sendiri sakit migrain, 400 mg sekali dalam 24 jam
> IV
Individu ≥17 tahun: 400-800 mg setiap 6 jam

Dismenore
Oral:
400 mg setiap 4 jam sesuai dengan kebutuhan; memulai di awal awal pain.100
Untuk pengobatan sendiri, 200 mg setiap 4-6 jam; bisa meningkat sampai 400 mg setiap 4-6 jam jika
diperlukan

Demam
Oral:
Untuk pengobatan sendiri, 200 mg setiap 4-6 jam; bisa meningkat sampai 400 mg setiap 4-6 jam jika
dibutuhkan.
> IV
Individu ≥17 tahun: awalnya 400 mg; kemudian 400 mg setiap 4-6 jam atau 100-200 mg setiap 4 jam.

BATASAN PERESEPAN / PENGOBATAN


Pasien Pediatric
Penyakit inflamasi
> Juvenile Rheumatoid Arthritis
Oral: Maksimum 50 mg / kgBB sehari.

Nyeri
Oral:
Untuk nyeri ringan sampai sedang pada anak-anak berumur 6 bulan sampai 12 tahun, maksimal 40
mg / kgBB sehari.
Untuk pengobatan sendiri dari sakit ringan dan nyeri pada anak-anak berumur 6 bulan sampai 11
tahun, tidak melebihi dosis yang dianjurkan; tidak menggunakan dosis yang dianjurkan lebih dari 4
kali sehari. Pengobatan sendiri pada demam seharusnya tidak lebih dari 3 hari kecuali diarahkan oleh
dokter.
Untuk pengobatan sendiri dari sakit ringan dan nyeri pada anak-anak ≥12 tahun, maksimum 1,2 g
sehari. Pengobatan mandiri tidak boleh melebihi 10 hari kecuali diarahkan oleh dokter

Demam
Oral:
Maksimum 40 mg / kgBB sehari pada anak 6 bulan sampai 12 tahun
Untuk pengobatan sendiri pada anak-anak 6 bulan sampai 11 tahun, tidak melebihi dosis yang
dianjurkan; tidak mengkonsumsi dosis yang dianjurkan lebih dari 4 kali sehari Pengobatan mandiri
pada demam tidak boleh melebihi 3 hari kecuali diarahkan oleh dokter.
Untuk pengobatan sendiri pada anak-anak ≥12 tahun, maksimum 1,2 g sehari. Pengobatan mandiri
tidak boleh melebihi 3 hari kecuali diarahkan oleh dokter

Dewasa
Penyakit inflamasi
> Osteoarthritis atau Rheumatoid Arthritis
Oral:
maksimum 3,2 g sehari

Nyeri
Oral:
Untuk nyeri ringan sampai sedang, maksimum 3,2 g sehari. Untuk pengobatan sendiri dari sakit
ringan dan nyeri, maksimum 1,2 g sehari. Pengobat tidak boleh melebihi 10 hari kecuali diarahkan
oleh dokter
Untuk pengobatan sendiri sakit migrain, maksimal 400 mg dalam waktu 24 jam kecuali diarahkan
oleh dokter
> IV
Maksimum 3,2 g dalam 24 jam

Dismenore
Oral: maksimum 3,2 g sehari
Untuk pengobatan sendiri, maksimum 1,2 g sehari.

Demam
Oral:
Untuk pengobatan sendiri, maksimum 1,2 g sehari. Pengobatan tidak boleh melebihi 3 hari kecuali
diarahkan oleh dokter.

IV
Maksimum 3,2 g dalam 24 jam

Populasi Khusus
Penurunan ginjal
Pertimbangkan pengurangan dosis pada pasien dengan kerusakan ginjal substansial

7. Bentuk sediaan yang dijual

Ibuprofen larutan 100mg / 5mL


Ibuprofen tablet 200mg, 400mg

8. Interaksi obat dengan obat yang lain

Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi dari interaksi ibuprofen dengan
sejumlah obat lainnya:

 Risiko perdarahan saluran pencernaan akibat ibuprofen dapat meningkat jika


digunakan bersamaan dengan warfarin, kortikosteroid, obat penghambat
penyerapan serotonin selektif (SSRIs), serta aspirin.
 Dapat menurunkan kandungan natrium pada urine jika dikonsumsi
bersamaan dengan obat diuretik.
 Dapat mengurangi efek antihipertensi dari penghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE inhibitors) atau penghalang reseptor angiotensin II (ARBs).
 Tingkat toksisitas ibuprofen dapat meningkat jika digunakan bersamaan
dengan lithium atau methotrexate. Selain itu, tingkat toksisitas ibuprofen bagi
ginjal juga dapat meningkat jika digunakan bersamaan dengan tacrolimus dan
cyclosporine.

Anda mungkin juga menyukai