Anda di halaman 1dari 11

A.

Jenis Karies Gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai

dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium
makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya destruksi komponen-komponen
organik yang akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) (Kennedy, 2002).

Karies dentis merupakan proses patologis berupa kerusakan yang terbatas di jaringan gigi
mulai dari email kemudian berlanjut ke dentin. Karies dentis ini merupakan masalah mulut
uatama pada anak dan remaja, periode karies paling tinggi adalah pada usia 4-8 tahun pada
gigi sulung dan usia 12-13 tahun pada gigi tetap, sebab pada usia itu email masih mengalami
maturasi setelah erupsi, sehingga kemungkinan terjadi karies besar. Jika tidak mendapatkan
perhatian karies dapat menular menyeluruh dari geligi yang lain (Behrman, 2002).

2. Jenis karies gigi


Menurut Widya (2008), jenis karies gigi berdasarkan tempat

terjadinya :

1. Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkaras dari
gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat pada email.
2. Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-kadang terasa
sakit.
3. Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin ( tulang gigi ) atau bagian pertengahan
antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan
dingin, makanan asam dan manis.
4. Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa sehingga terjadi
peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun.
Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya.

3. Proses Terjadinya Karies Gigi


Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di

permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu
tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang

akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email
berlanjut menjadi karies gigi (Suryawati, 2010).
Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang fokus tetapi
belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses
tersebut. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan
mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat dilihat. Pada karies
dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang
dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan
lapisan kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin
merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan
menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga
(lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan
lapisan lima (Suryawati, 2010).

4. Faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi


Menurut Yuwono (2003) faktor yang memungkinkan terjadinya

karies yaitu : a. Umur

Terdapat tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu :
1) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies

10

2. 2) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai 20 tahun pada masa pubertas
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga
kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini yang menyebabkan prosentase karies lebih
tinggi.
3. 3) Umur antara 40- 50 tahun, pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunya gusi dan
papil sehingga, sisa – sisa makanan lebih sukar dibersihkan

b. Kerentanan permukaan gigi

1. 1) Morfologi gigi

Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.

2. 2) Lingkungan gigi

Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat kekentalan dan kemampuan
bbuffer yang berpengaruh terjadinya karies, ludah melindungi jaringan dalam rongga mulut
dengan cara pelumuran element gigi yang mengurangi keausan okulasi yang disebabkan
karena pengunyahan, Pengaruh buffer sehingga naik turun PH dapat ditekan dan
diklasifikasikan element gigi dihambat, Agrogasi bakteri yang merintangi kolonisasi
mikroorganisme, Aktivitas anti bakterial, Pembersihan mekanis yang dapat mengurangi
akumulasi plak.

11

c. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama

dalam mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh : kelenjar paritis, kelenjar
sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah dikeluarkan glandula sebanyak
1000 – 1500 ml, kelenjar submandibularis mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %.
Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi
membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah ini ikut didalam
pengunyahan untuk memecahkan unsur – unsur makanan.

Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang
sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase karies gigi yang semakin meninggi misalnya
oleh karena : therapi radiasi kanker ganas, xerostomia, klien dalam waktu singkat akan mempunyai
prosentase karies yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2 tahun dengan
kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar proritas (Yuwono, 2003).

d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering

menyebabkan karies yaitu : 1) Steptococcus

Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahnya terbanyak di dalam
mulut, salah satu

12

spesiesnya yaitu Streptococus mutan, lebih dari dibandingkan yang lain dapat menurunkan pH
medium hingga 4,3%. Sterptococus mutan terutama terdapat populasi yang banyak mengkonsumsi
sukrosa

2) Actynomyces
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa,

terutama membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actynomyces visocus dan
actynomises naesundil mampu membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontonium.

3) Lactobacilus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang

paling disukai adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya

dianggap faktor pembantu proses karies.

5. Plak

Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa sel
jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula
terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertmbuhnya bakteri.

6. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (makanan kariogenik)

Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau
karies gigi. Konsumsi makanan manis pada

13

waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu
makan utama.
5. Pencegahan Karies Gigi

Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan dengan:

a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut :

1. 1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu –

waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur,

ditambah dengan sesudah bangun tidur.

2. 2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala

sikat kecil.

3. 3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.


4. 4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik

(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,

1 %).

5. 5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat

gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk
membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu
dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi.

14

6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami pengelupasan gigi, luka oral
yang menetap lebih dari dua minggu atau sikat gigi.

2. Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang dikonsumsi.
Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat dan lain sebagainya)
dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).
3. Flouridasi
Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental pada gigi,
menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah, penggunaan pasta gigi yang
mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride.

Karies gigi dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan

perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.

B. Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada rahang atas dan rahang bawah,
gigi terdiri dari tiga bagian yaitu mahkota gigi, akar gigi dan leher gigi. Gigi susu mulai tumbuh
ketika bayi berumur 6 bulan setelah bayi berumur 2 tahun maka seluruh gigi yang berjumlah 20 buah
sudah tumbuh sempurna (Ircham, 2003).

15

1. Proses Pembentukan Gigi


Pembentukan gigi telah dimulai sejak kanin berumur satu setengah

bulan dalam kandungan ibu, vitamin dan mineral pada khususnya kalsium dan fosfor yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi diambil secara otomatis dari
aliran darah ibu, oleh karena penting bagi kesehatan ibu dan bayi (Rahmadhan, 2010).

Bahan makanan yang banyak mengandung kalsium dan fosfor anatara lain susu, keju, daging,
ikan telur. Akan tetapi apabila konsumsi dalam makanan sehari-hari dirasa kurang, dapat
ditambahkan dengan mengkonsumsi obat yang mengandung yang diberikan dengan
pengawasan dokter (Rahmadhan, 2010).

2. Bagian-bagian gigi
Bentuk gigi berbeda sesuai dengan fungsinya, gigi seri untuk

memotong gigi taring yang runcing untuk menahan dan merobek, geraham untuk
menghaluskan makanan. Menurut Mansjoer (2009) walaupun bentuknya berbeda-beda semua
mempunyai susunan yang sama, gigi terdiri atas :

1. Mahkota gigi (mahkota klinis)


Bagian yang menonjol diatas gusi, sedangkan mahkota anatomis adalah bagian gigi
yang dilapisi email.
2. Akar gigi
Bagian yang terpendam dalam alvelous dalam tulang maksilla atau mandibula.

16

c. Leher gigi
Tempat terbentuknya mahkota anatomis dan akar gigi.

Gambar 2.1 Bagian-bagian gigi Sumber : Rahmadhan (2010)

3. Komponen gigi
Komponen gigi menurut Ircham (2003) adalah :

1. Email

Merupakan bahan pada tubuh, email tersusun dari 99% bahan anorganik terutama kalsium
fosfat dalam bentuk kristal apatin dan hanya 1 % bahan organik. Bahan organiknya terdiri
dari anamelin, suatu protein yang kaya akan prolin

2. Dentin
Dentin terdiri dari 70% zat anorganik, 18% dan 12% air, dentin terletak dibawah email dan
merupakan bagian terbesar dari seluruh gigi dentin lebih lunak dari pada email dan
melindungi pulpa.
3. Pulpa
Pulpa terdiri dari 25% zat organik dan 75% air. Jaringan pulpa merupakan jaringan lunak
yang terdapat diruang pulpa dan seluruh akar jaringan ini terdiri dari :

17

1. 1) Pembuluh limfe.
2. 2) Pembuluh darah (arteri dan vena).
3. 3) Urat saraf.

Selain ketiga bagian ini terdapat pula jaringan pendukung atau

penyangga gigi. Jaringan periodental yang terdiri dari : gingiva (gusi), sementum, membran
periodental tulang alveoli. Susunan gigi pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Pada anak
sampai umur tertentu terdapat gigi sulung sedang pada orang dewasa terdapat gigi tetap. Gigi sulung
berjumlah 20 buah, dimana pada setiap rahang terdapat lima buah gigi yaitu : 2 buah gigi seri
(insisivus), 1 taring (kanisus), dan 2 geraham (molar). Erupsi atau pertumbuhan gigi sulung pertama
dimulai pada umur 6 bulan sampai 2 tahun, kemudian secara bertahap akan tinggal dimulai pada umur
6 tahun sampai 13 tahun kemudian secara diganti oleh gigi tetap (permanen).

Gambar 2.2 Komponen gigi Sumber : Ircham (2003)

18

4. Bentuk Gigi
Gigi berdasar fungsinya dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu (Ircham, 2003):

1. Gigi seri ( insisivus )

Gigi seri ada 4 buah diatas dan 4 buah di bawah, seluruhnya ada 8.

Tugasnya yaitu memotong dan menggiling makanan

2. Gigi taring ( kaninus )

Gigi taring ada 4 buah, diatas 2 dan di bawah 2. Terletak di sudut

mulut, bentuk mahkota meruncing, berfungsi untuk merobek makanan.

3. Gigi geraham kecil ( premolar )

Geraham merupakan pengganti gigi geraham sulung, letak gigi ini di belakang gigi taring,
berjumlah 8, 4 di atas dan 4 di bawah, yaitu 2 kanan dan 2 kiri. Fungsinya membantu bersama
dengan geraham besar menghaluskan makanan.

4. Gigi geraham Besar ( molar )


Gigi geraham besar terletak di belakang gigi geraham kecil, jumlahnya 12. Atas 6 dan bawah
6, masing-masing 3 buah (permukaan tebal dan bertonjol-tonjol), berfungsi untuk menggiling
makanan.

Gambar 2.3 Bentuk Gigi Sumber : Rahmadhan (2010)

19
5. Periode Pertumbuhan Gigi Pada Anak
Pertumbuhan gigi pada anak ditandai dengan pemunculan gigi

pada permukaan gusi dan diikuti dengan perubahan psosisi gigi dari dalam tulang pendukung gigi
untuk menempati posisi fungsionalnya dalam rongga mulut. Pada umumnya, gigi sulung pertama kali
akan muncul pada usia 6 bulan sesudah lahir dan seluruh gigi sulung selesai muncul pada usia 2,5
tahun, yang ditandai dengan gigi geraham sulung kedua telah mencapai kontak dengan gigi (Ircham,
2003).

Urutan pertama gigi sulung yang tumbuh adalah gigi seri bagian bawah (biasanya pada usia 6-9
bulan), kemudian disusul dengan gigi seri bagian atas. Gigi seri kedua, yaitu gigi yang tumbuh
disamping gigi seri pertama akan tumbuh saat usia 7-10 tahun bulan. Terkadang gigi seri kedua di
rahang bawah tumbuh lebih dulu sebelum gigi seri kedua di rahang atas. Kemudian, satu gigi geraham
depan tumbuh pada usia 16-20 bulan. Gigi taring juga mulai muncul pada usia yang sama. Gigi
geraham kedua tumbuh pada usia 20-30 bulan. Pada akhirnya, akar gigi sulung terbentuk sempurna
pada usia 3 tahun. Kemudian, satu persatu gigi sulung akan tanggal dan akan digantikan dengan gigi
permanen yang jumlahnya 32 buah, yang dimulai saat anak berusia 5-6 tahun sampai gigi geraham
bungsu muncul pada usia 19-22 tahun (Ircham, 2003).

20

C. Makanan Kariogenik

Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Sifat makanan
kariogenik adalah banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut.
Hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan terjadinya karies gigi ada kaitannya dengan
pembentukan plak pada permukaan gigi. Plak terbentuk dari sisa-sisa makanan yang melekat di sela-
sela gigi dan pada plak ini akhirnya akan ditumbuhi bakteri yang dapat mengubah glukosa menjadi
asam sehingga pH rongga mulut menurun sampai dengan 4,5. Pada keadaan demikian maka struktur
email gigi akan terlarut. Pengulangan konsumsi karbohidrat yang terlalu sering menyebabkan
produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering lagi sehingga keasaman rongga mulut menjadi lebih
asam dan semakin banyak email yang terlarut (Rahmadhan, 2010).

Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau karies
gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat
waktu makan utama. Terdapat dua alasan, yaitu kontak gula dengan plak menjadi diperpanjang
dengan makanan manis yang menghasilkan pH lebih rendah dan karenanya asam dapat dengan cepat
menyerang gigi. Kedua yaitu adanya gula konsentrasi tinggi yang normal terkandung dalam makanan
manis akan membuat plak semakin terbentuk (Rahmadhan, 2010).
1. Makanan Kariogenik Penyebab Karies Gigi

Kariogenitas suatu makanan tergantung dari :

21

1. Bentuk fisik
Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang bersifat

lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih memudahkan timbulnya karies dibanding
bentuk fisik lain, karbohidrat seperti ini misalnya kue-kue, roti, es krim, susu, permen dan
lain-lain.

Diet karbohidrat cenderung mempunyai lebih banyak karies. Jenis karbohidrat yang paling
kariogenik adalah gula atau sukrosa karena mempunyai kemampuan untuk menolong
pertumbuhan bakteri kariogenetik. Mikroorganisme yang aktif menyebabkan karies gigi
adalah Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus salivarius. Oleh
mikroorganisme ini gula diubah menjadi asam yang berperan untuk terjadinya permulaan
karies gigi.
Karbohidrat yang dapat menyebabkan karies dentis bersifat :

1. 1) Ada dalam diet dalam jumlah yang berarti


2. 2) Siap difermentasikan oleh bakteri kariogenik
3. 3) Larut secara perlahan-lahan dalam mulut.

Karbohidrat yang memenuhi ke tiga syarat tersebut adalah Starch (polisakharida), Sukrosa
(disakharida), dan Glukosa (monosakharida).

2. Jenis : Karbohidrat yang berhubungan dengan proses karies adalah polisakarida, disakarida,
monosakarida dan sukrosa terutama mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap
pertumbuhan mikroorganisme asidogenik dibanding karbohidrat lain. Sukrosa dimetabolisme
dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam.

22

Makanan manis dan penambahan gula dalam minuman seperti air teh

atau kopi bukan merupakan satu-satunya sukrosa dalam diet seseorang. c. Frekuensi konsumsi :
Frekuensi makan dan minuman tidak hanya menentukan timbulnya erosi tetapi juga kerusakan karies.
Banyaknya intake gula harian lebih besar korelasinya dibanding dengan frekuensi makan gula.
Hubungan gula dalam makanan dengan karies lebih besar dari total diet karena makanan ringan lebih
sering dimakan dalam frekuensi tinggi. Hal-hal yang dapat meningkatkan karies gigi adalah

sebagai berikut :

1. 1) Komposisi gula yang meningkat akan meningkatkan aktivitas

karies.

2. 2) Kemampuan gula dalam menimbulkan karies akan bertambah jika

dikonsumsi dalam bentuk yang lengket

3. 3) Aktivitas karies juga meningkat jika jumlah konsumsi makan

makanan yang manis dan lengket ditingkatkan

4. 4) Aktivitas karies akan menurun jika ada variasi makanan


5. 5) Karies akan menurun jika menghilangkan kebiasaan makan-

makanan manis yang lengket dari bahan makanan.

D. Anak Usia Sekolah

Menurut Wong (2008), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya
sendiri dalam hubungan
23

dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan memperoleh keterampilan tertentu.

1. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah


Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis

memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari
periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Label yang digunakan oleh orang tua

1. 1) Usia yang menyulitkan


Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak
dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.
2. 2) Usia tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan,
dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai
kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau
orang tua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.

24

2. Label yang digunakan oleh para pendidik


1. 1) Usia sekolah dasar

Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang


dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan
mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler
maupun ekstra kurikuler.

2. 2) Periode kritis
Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses,
atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau
sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa.telah dilaporkan
bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang
tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
3. Label yang digunakan ahli psikologi

1) Usia berkelompok

Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya
sebagai angota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman- temannya.
Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam
penampilan, berbicara, dan perilaku.

25

2. 2) Usia penyesuaian diri


Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-teman sebaya dan
keanggotaan dalam kelompok.
3. 3) Usia kreatif
Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan apakah anak-anak menjadi
konformis atau pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan
kreatif diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan
dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada umumnya belum berkembang sempurna
sebelum anak-anak belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.
4. 4) Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periode-periode
lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena
terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan
ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia bermain
adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk
bermain.

2. Tugas Perkembangan Usia Sekolah


Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Hurlock

(2002) adalah sebagai berikut:

26

1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan- permainan yang umum
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,

menulis dan berhitung

6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk

kehidupan sehari-hari

7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai


8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan

lembaga-lembaga

9. Mencapai kebebasan pribadi

27

E. KerangkaTeori

28

Faktor penyebab karies gigi :

 - Umur
 - Kerentanan permukaan

gigi
 - Air ludah
 - Plak
 - Makanan kariogenik

(kue, roti, es krim, susu,

permen)

 - Bakteri (streptococcus, actynomyces,

lactobacillus)

Sisa makanan

F. Kerangka Konsep

Bagan 2.4 Kerangka Teori

Keasaman laktat

Karies gigi

Jenis karies gigi :


- Karies insipiens - Karies

superfisialis

 - Karies media
 - Karies profunda

Konsumsi makanan kariogenik

Jenis karies gigi

Bagan 2.5 Kerangka Konsep

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha :

Ho :

Ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan jenis karies gigi pada anak usia sekolah
di SD 02 A Purwosari Semarang Utara.
Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan jenis karies gigi pada anak usia
sekolah di SD 02 A Purwosari Semarang Utara.

29

Anda mungkin juga menyukai