Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cita-cita kurikulum 2013 yang mengharapkan manusia Indonesia yang
berkarakter dan berbudaya, yaitu Sekolah Islam Terpadu. Konsep Sekolah Islam
Terpadu adalah adanya pendidikan Islam yang integral pada seluruh aspek mata
pelajaran manapun, tidak hanya bertumpu pada mata pelajaran agama dan moral,
namun pengembangan sikap dan karakter disispkan pada tiap mata pelajaran.
Tujuan utama dari pendidikan Islam terpadu ini adalah menjadikan siswa sebagai
insan kamil, baik secara pengetahuan, keterampilan, maupun karakter sebagai
seorang muslim.

Berawal dari lima satuan sekolah dasar yang berdiri pada 1993. Kelima
sekolah yang menjadi cikal bakal model penyelengaraan SDIT itu, yakni SDIT
Nurul Fikri Depok, SDIT Al Hikmah Jakarta Selatan, SDIT Iqro Bekasi, SDIT
Ummul Quro Bogor, dan SDIT Al Khayrot Jakarta Timur. Sejak saat itu, sekolah
Islam terpadu terus bermunculan dan berkembang. Hingga 2013, jumlah sekolah
yang berada dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)Indonesia mencapai
1.926 unit sekolah. Yakni, terdiri atas 879 unit TK, 723 unit SD, 256 unit SMP,
dan 68 unit SMA3.

Seorang peneliti dari Lee Kuan Yew School of Public Policy,


Singapura,mengungkapkan, SIT menolak dikotomi antara pendidikan agama dan
sekuler. Peneliti itu menambahkan, SIT berkembang di kota-kota besar dan
diminati kalangan menengah ke atas. Para penyelenggara SIT kebanyakan dari
kalangan Muslim terdidik yang memiliki tingkat kesadaran Islam yang tinggi.
Keberadaan SIT, baik penyebaran maupun pertumbuhannya di Indonesia, sangat
dipengaruhi keberadaan JSIT Indonesia.

1
Dan akhirnya semua pertanyaan dan rumus yang coba disusun sebagai
model pendidikan nasional, ternyata mampu disajikan dalam satu konsep
pendidikan integral, serta mampu menjawab kebutuhan bangsa pada hari ini yang
miskin karakter. Konsep Sekolah Islam Terpadu juga merupakan jawaban bahwa
pendidikan Islam merupakan metode paling tepat dalam menhasilkan generasi-
generasi unggul, kompetitif dan pemimpin di masa depan.

Terlepas dari berbagai hal diatas pendidikan islam terpadu juga tidak
terlepas dari masalah-masalah dalam penyelenggaraannya. Untuk itu kami
melakukan observasi langsung ke Sekolah Islam Terpadu yang ada dilingkungan
saya yaitu SDIT Darul Muta’alimin yang terletak di daerah Leles.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan Pendidikan Islam?
2. Apakah yang dimaksud dengan Pendidikan Islam Terpadu?
3. Bagaimana karakteristik Pendidikan Islam Terpadu?
4. Bagaimana konsep Pendidikan Islam Terpadu tersebut?
5. Bagaimana cara meningkatkan mutu Pendidikan Islam dalam menghadapi
tantangan?
6. Hasil Observasi SDIT Darul Muta’alimin
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Islam
2. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Islam Terpadu
3. Untuk Mengetahui Karakteriksik Pendidikan Islam terpadu
4. Untuk Mengetahui Konsep Pendidikan Islam Terpadu
5. Untuk Mengetahui Cara meningkatkan mutu pendidikan islam dalam
menghadapi tantangan
6. Untuk Mengetahui Hasil Observasi SDIT Darul Muta’alimin

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam


Pendidikan Islam menurut Drs. Ahmad D Marimba yaitu bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan pengetian lain, sering
kali beliau menyatakan kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim,
yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih, dan
memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab
sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Menurut Drs. Burlian Somad, pendidikan Islam adalah pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk indidvidu menjadi makhluk yang bercorak diri,
berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah
mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah SWT. Secara terperinci, beliau
mengemukakan "pendidikan itu disebut pendidikan Islam apabila memiliki dua
ciri khas yaitu :

 Tujuannya membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut


ukuran Al-Quran.

 Isi pendidikannya adalah ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap di


dalam Al-Quran yang pelaksanaannya dalam praktek hidup sehari-hari
sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
Menurut Syeh Muhammad pendidikan Islam ialah usaha yang dilakukan
pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat
yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehinnga membimbing
kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan
wujud dan keberadaannya.
Menurut Jarkowi Suyuti, pengertian pendidikan islam meliputi tiga hal,
yang pertama jenis pendidikan yang pendirian dan penyelanggaraannya didorong

3
oleh keinginan dan semangat cita-cita luhur. Kedua, jenis pendidikan yang
menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk program studi yang
diselenggarakan. Disini kata islam ditempatkan sebagai sebuah disiplin ilmu dan
dikaji serta diperlakukan usebagaimana ilmu-ilmu lainya, ketiga, pendidikan
mencakup kedua pengertian di atas disini kata Islam ditempatkan sebagai sumber
nilai yang mengilhami serta tujuan yang hendak dicapai dalam keseluruhan proses
pendidikan sekaligus juga sebagai bidang yang ditawarkan lewat program studi
yang diselenggarakan.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa Pendidikan Islam
ialah bimbingan dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa
pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.

B. Pengertian Pendidikan Islam Terpadu


Sedangkan yang dimaksud dengan Pendidikan Islam Terpadu adalah
program yang memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama,
antara pengembangan potensi intelektual (fikriyah), emosional (ruhiyah) dan fisik
(jasadiyah), dan antara sekolah, orang tua dan masyarakat sebagai pihak yang
memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap dunia pendidikan.
Keterpaduan program pendidikan umum dan keagamaan dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif artinya program pendidikan umum dan
program pendidikan keagamaan diberikan secara seimbang. Sedang secara
kualitatif berarti pendidikan umum diperkaya dengan nilai-nilai agama dan
pendidikan agama diperkaya dengan muatan-muatan yang ada dalam pendidikan
umum. Nilai-nilai agama harusnya diberikan porsi lebih besar agar bisa
memberikan makna dan semangat terhadap program pendidikan umum.
Potensi dasar manusia seperti potensi intelektual, emosional, dan fisik
merupakan anugrah dari Allah yang harus ditumbuhkan, dikembangkan, dibina
dan diarahkan dengan baik, benar dan seimbang. Dan kondisi-kondisi ini dengan
pola Pendidikan Islam Terpadu diharapkan menjadi salah satu sarana menumbuh
kembangkan potensi-potensi dasar yang dimiliki anak didik. Akan tetapi dalam
perkembangannya seringkali pendidikan agama hanya menjadi tempelan dan

4
lembaga pendidikan hanya berfokus kepada pendidikan umum, keterpaduan
menjadi sebatas memperbanyak jam pelajaran agama, dan baik pelajaran umum
dan pelajaran agama tidak saling melengkapi satu sama lain seperti yang
diharapkan oleh konsep pendidikan terpadu tersebut.
Solusi strategis yaitu untuk mewujudkan Pendidikan Islam Terpadu
dengan menggagas suatu pola pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua
cara yang lebih bersifat fungsional, yakni: pertama, membangun lembaga
pendidikan unggulan dengan semua komponen berbasis Islam, yaitu:
 Kurikulum yang paradigmatik,
 Guru yang amanah dan kafaah,
 Proses belajar mengajar secara Islami
 Lingkungan dan budaya sekolah yang optimal.
Dengan melakukan optimasi proses belajar mengajar serta melakukan
upaya meminimasi pengaruh-pengaruh negatif yang ada dan pada saat yang sama
meningkatkan pengaruh positif pada anak didik, diharapkan pengaruh yang
diberikan pada pribadi anak didik adalah positif sejalan dengan arahan Islam.
Kedua, membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar
dapat berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh
positif dari faktor pendidikan sekolah – keluarga – masyarakat inilah yang akan
menjadikan pribadi anak didik yang utuh sesuai dengan kehendak Islam.
Implemetasi adalah dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam
unggulan secara terpadu dalam bentuk Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu
(TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Islam Terpadu
(SMPIT), Sekolah Menengah Umum Terpadu (SMUIT), dan Perguruan Tinggi
Islam Terpadu.

C. Karakteriksik Pendidikan Islam Terpadu


Format Sekolah Islam haruslah memperhatikan konsekuensi logis dari
perkembangan era global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
perubahan dan peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat serta harapan tentang
masyarakat dunia masa depan. “Komisi Internasional Untuk Pendidikan Abad

5
Dua Puluh Satu” dalam laporannya ke UNESCO, mengajukan rumusan tentang
empat pilar pendidikan yaitu:
 Learning to live together: belajar untuk memahami dan menghargai orang lain,
sejarah mereka dan nilai-nilai agamanya.
 Learning to know: penguasaan yang dalam dan luas akan bidang ilmu tertentu,
termasuk di dalamnya learning to how
 Learning to do: belajar untuk mengaplikasi ilmu, bekerjasama dalam team,
belajar memecahkan masalah dalam berbagai situasi.
 Learning to be: belajar untuk dapat mandiri, menjadi orang yang bertanggung
jawab untuk mewujudkan tujuan bersama.
Pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan yang memiliki
karakter dan kemampuan sebagai berikut:
 Memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya dan landasan
keimanan dan ketaqwaan yang kokoh sebagai wujud dari kefahaman tersebut
 Kemampuan riset dan teknologi yang tepat
 Penguasaan bahasa international yang cakap
 Motivasi berprestasi dan Keterampilan belajar yang tinggi
 Kepemimpinan yang kuat
 Kesehatan yang prima
 Keterampilan hidup (life skill)
 Memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi
 Kepedulian terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
 Rasa percaya diri yang kuat, dan kebanggaan terhadap sejarah kepemimpinan
Islam
“Format sekolah Islam seharusnya adalah sekolah yang mampu memadukan
secara harmonis dan seimbang antara apa yang disebut sebagai “ayatul qauliyah”
berupa ajaran Al Qur’an dan Hadis Nabi yang suci sebagai petunjuk dan pedoman
hidup (minhajul hayah) dan “ayatul kauniyah” berupa segala fenomena alam yang
perupakan sunnatul kaun yang menjadi sarana dan fasilitas kehidupan (wasailul
hayah).Dengan perpaduan yang harmonis dan seimbang maka sekolah Islam telah

6
membebaskan dirinya dari keterjebakan arus “sekulerisasi kurkulum”, ataupun
kejumudan dalam arus “sakralisasi kurikulum”.
Sekolah Islam yang ideal adalah sekolah yang melibatkan peran serta guru,
orangtua dan masyarakat sesuai dengan proporsinya. Artinya, sekolah yang
merupakan lembaga melairkan generasi yang berkualitas menjadi tanggung jawab
bersama antara negara, sekolah, orangtua dan masyarakat. Pengelolaan sekolah
yang efektif mestinya melibatkan peran serta keempat pihak tersebut, sesuai
dengan peran dan fungsinya. Negara, dalam hal ini pemerintah, memberi
dukungan, kemudahan dan perlindungan bagi terselenggaranya sekolah, Orangtua
dapat memberi masukan, membantu memperkaya proses belajar, menjadi nara-
sumber dan fasilitator dalam berbagai kegiatan sekolah. Masyarakat dapat
membantu menyediakan sumber dan fasilitas belajar tambahan yang ada di luar
sekolah.
Lingkungan yang baik juga merupakan salah satu kriteria penting bagi
sekolah Islam. Lingkungan yang bersih, rapih, sehat dan nyaman merupakan
syarat mutlak bagi sekolah Islam. Sekolah Islam seharusnya juga mampu
menciptakan suasana pergaulan dan interaksi yang Islam, santun, saling
menyayangi dan menghormati, saling melindungi dan saling berbagi. Cerminan
sekolah Islam yang baik juga ditunjukkan oleh warganya yang tertib, disiplin dan
rapih.

D. Konsep Pendidikan Islam Terpadu


a. Keterpaduan Kurikulum Kepribadian Islam, Tsaqofah Islam dan Ilmu
Kehidupan
Tujuan ini merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim dalam seluruh
aktivitas kesehariaannya. Identitas kemusliman akan nampak pada kepribadian
seorang muslim, yakni pada pola berpikir (aqliyah) dan pola bersikapnya
(nafsiyah) yang distandarkan pada aqidah Islam. Islam mendorong setiap
muslim untuk maju dengan cara men-taklif-nya (memberi beban hukum)
kewajiban menuntut ilmu, baik ilmu yang berkaitan langsung dengan Islam
(tsaqofah Islam) maupun ilmu pengetahuan umum (iptek). Menguasai ilmu

7
kehidupan (iptek) dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya
sebagai khalifah Allah SWT dengan baik di muka bumi ini.

b. Keterpaduan Pendidikan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat


Secara faktual, pendidikan melibatkan tiga unsur pelaksana, yakni keluarga,
sekolah dan masyarakat. Kondisi faktual obyektif pendidikan saat ini, ketiga unsur
pelaksana tersebut belum berjalan secara sinergis di samping masing-masing
unsur tersebut juga belumlah berfungsi secara benar. Sinergi negatif antar
ketiganya, memberikan pengaruh kualitas proses pendidikan secara keseluruhan.
Dengan melakukan optimasi proses belajar mengajar serta melakukan upaya
minimasi pengaruh negatif yang ada dan pada saat yang sama meningkatkan
pengaruh positif pada anak didik, diharapkan pengaruh yang diberikan pada
pribadi anak didik adalah positif sejalan dengan arahan Islam. Selanjutnya,
dibuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar dapat berperan
optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif dari faktor
pendidikan sekolah – keluarga – masyarakat inilah yang akan menjadikan pribadi
anak didik yang utuh sesuai dengan kehendak Islam.

c. Keterpaduan Sekolah, Asrama/Pesantren dan Masjid


Untuk meciptakan kultur sekolah yang bersih dari pengaruh negatif
masyarakat, program full-day school dan boarding school merupakan alternatif
yang dapat dilakukan. Sekolah berfungsi untuk mengintroduksikan kurikulum
pendidikan secara formal sesuai dengan jenjang yang ada. Asrama merupakan
sarana di luar sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pendidikan
formal. Sikap disiplin, kemandirian, kepemimpinan dan tanggung jawab dapat
diciptakan dalam asrama. Sedangkan masjid merupakan pusat kegiatan keislaman
siswa. Di masjid, siswa akan melakukan shalat berjamaah, pembinaan kepribadian
dan kegiatan lainnya. Jika ketiganya diintegrasikan, diharapkan akan tercipta
budaya sekolah yang ideal.

8
E. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam dalam Menghadapi Tantangan
Hingga saat ini, kita menyadari bahwa secara umum kondisi lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia masih ditandai oleh berbagai kelemahan, yaitu:
1. Kelemahan sumber daya manusia (SDM), manajemen dan dana
2. Hingga saat ini lembaga pendidikan islam masih belum mampu
mengupayakan secara optimal mewujudkan islam sesuai cita-cita idealnya
3. Kita masih melihat lembaga pendidikan islam belum mampu mewujudkan
islam secara transformatif.
4. Lembaga tinggi pendidikan islam belum mampu mewujudkan masyarakat
madani
5. Hingga saat ini, output yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan islam tidak
sesuai dengan keinginan masyarakat
Inilah bentuk lain dari tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan
islam. Hal ini harus diantisipasi sejak dini supaya lembaga pendidikan islam tetap
eksis di tengah-tengah persaingan saat ini. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
dalam mengantisipasi tantangan tersebut adalah:
1. Mengembangkan tradisi ilmiah di lembaga pendidikan islam
2. Mengaktifkan setiap komponen kurikulum supaya berfungsi lebih maksimal
3. Meningkatkan keprofesionalitas guru
4. Meningkatkan pengelolaan
5. Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana
Suasana dalam lingkungan pembelajaran kontekstual sangat berpengaruh karena
dapat mendekatkan situasi kehidupan sekolah dengan kehidupan nyata di
lingkungan siswa
.
F. Hasil Observasi Problematika SDIT Darul Mutaalimin
A. Profil sekolah
 Nama lembaga : Sekolah Dasar Islam Terpadu Darul Mutaalimin
 Tahun Berdiri : 2012
 Alamat : Jl. Raya Leles No. 5C, Kecamatan Leles, Kabupaten
Garut, Provinsi Jawa Barat 44152

9
 Visi : Menjadi Sekolah Islam unggulan yang memberikan
landasan keilmuan, keimanan, serta keislaman yang cukup bagi peserta didik.

 Misi :

a) Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan berlandaskan Al-Quran dan


sunah Rasulullah
b) Menyelenggarakan kegiatan belajar terpadu yang menyenangkan serta
menstimulasi kecerdasan intelektual, emosional, fisik, social dan spiritual.
c) Menghasilkan lulusan berkualitas baik dan berakhlak islami
d) Melaksanakan pengelolaan sekolah yang amanah dan berkualitas yang
berorientasi pada mutu layanan sekolah
e) Melaksanakan serta mengembangkan manajemen sekolah sesuai dengan
standar pendidikan nasional dan kebijakan yayasan
f) Membina kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka mencapai visi dan
misi sekolah.
g) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses
pembelajaran dan manajemen sekolah

 Tujuan

a). Membangun lembaga pendidikan islam yang mampu menggali keberagaman


potensi peserta didik didasari landasan keimanan dan keislaman yang cukup

b). Menghasilkan peserta didik yang sholeh, cerdas, dan berprestasi baik
akademik maupun non akademik

c). Menyiapkan pribadi mandiri dalam melaksanakan ibadah, belajar dan sikap
sosial

B. Problematika Pendidikan Islam Terpadu di SDIT Darul Mutaalimin


Berdasarkan hasil observasi langsung ke lokasi dan wawancara terhadap
pihak-pihak terkait, diantaranya Pak Ao dengan Pak Engkus sebagai Narasumber,
maka kami menemukan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Sarana Prasarana yang kurang lengkap seperti Perpustakaan, Lab dan tempat
bermain anak-anak sehingga pembelajaran tidak efisien.

10
2. Lokasi sekolah yang kurang ideal karena terhimpit oleh perumahan
menyulitkan masyarakat untuk mengenal sekolah tersebut
3. Kurikulum yang dianggap memberatkan guru. Ditandai dengan kelas 1 sd
yang isinya tulisan sehingga anak dituntut untuk bisa membaca padahal ketika TK
tidak diperbolehkan untuk belajar calistung.
4. Buku kurikulum 2013 yang masih kurang sehingga Guru menggunakan
inisiatif sendiri.
5. Belum sepenuhnya menggunakan kurikulum 2013 hanya 2 kelas yang
menerapkan kurtilas.
6. Tidak adanya BK sehingga kesulitan menangani anak yang berkebutuhan
khusus.
7. Belum adanya Promosi kepada masyarakat karena ditakutkan jumlah
pendaftar melebihi kapasitas kelas.
8. Masih menyebar paradigma di masyarakat sekitar, bahwa SDIT
membutuhkan biaya pengeluaran yang lebih besar ketimbang SD Negeri padahal
SDIT ini tidak memberatkan infaq bagi orang tua khususnya DSP yang tidak
dipungut biaya sedikitpun.
9. Menerapkan sistem fullday yang belum sepenuhnya, artinya sekolah ini
hanya melaksanakan KBM sampai jam 2.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Islam ialah bimbingan dilakukan oleh seorang dewasa kepada
terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pendidikan Islam Terpadu adalah
program yang memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama,
antara pengembangan potensi intelektual (fikriyah), emosional (ruhiyah) dan fisik
(jasadiyah), dan antara sekolah, orang tua dan masyarakat sebagai pihak yang
memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap dunia pendidikan.
Inilah bentuk lain dari tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan
islam. Hal ini harus diantisipasi sejak dini supaya lembaga pendidikan islam tetap
eksis di tengah-tengah persaingan saat ini. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
dalam mengantisipasi tantangan tersebut adalah:
1. Mengembangkan tradisi ilmiah di lembaga pendidikan islam
2. Mengaktifkan setiap komponen kurikulum supaya berfungsi lebih maksimal
3. Meningkatkan keprofesionalitas guru
4. Meningkatkan pengelolaan
5. Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana

B. Saran
Dengan adanya Karakteriksik dari Pendidikan Islam terpadu diharapkan
setiap sekolah menjadikan karakteriksik tersebut untuk sebagai acuan dalam
mengembangkan sekolah tersebut agar menjadi sekolah yang memiliki standar
dan memiliki daya saing dalam mengembangkan mutu pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://gurutomo.blogspot.com/2013/12/pendidikan-sekolah-islam-terpadu.html/

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai