PENDAHULUAN
Belajar dari pengalaman pahit yang pernah dialami Indonesia pada masa
lalu, perekonomian Indonesia pada masa pra krisis dimana lebih menitikberatkan
pada waktu itu adalah kontribusi yang terbesar berasal dari usaha kecil dan
menengah. Artinya usaha kecil dan menengah bisa dikatakan siap dan tahan
terhadap krisis ekonomi dan bisa menjadi katub pengaman bagi dampak krisis,
kerja.
usaha nasional memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup
BPS menunjukkan bahwa proporsi pelaku UKM mencapai 99,98% dari total
kerja nasional sebesar 96,28% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada.
1
Sedangkan kontribusi UMKM terhadap terciptanya Produk Domestik Bruto
dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung
pendapatan rumah tangga. Disamping itu, UKM juga merupakan salah satu
dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan
pasar.
Secara kasat mata, publik sudah mengetahui bahwa usaha kecil menengah
masih rendah. Hal ini terlihat dari karakteristik pelaku usaha kecil antara lain
“berpendidikan rendah, kurang modal, tidak terampil dan kurang berinovasi, dan
kurang memiliki daya saing, oleh karena itu masalah yang dihadapi pengusaha
Agar Usaha Kecil Menengah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
Usaha pada pasal 7 ayat (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan
2
yang meliputi aspek : pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha,
kelembagaan.
termasuk BUMN melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang
bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal
sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal
kerja dan/atau pembelian Aktiva Tetap Produktif, 2) Pinjaman khusus bagi UKM
yang telah menjadi binaan yang bersifat pinjaman tambahan dalam rangka
yaitu dapat mengembangkan potensi pengusaha kecil sebagai mitra binaan agar
3
penelitian hanya berfokus pada Program Kemitraan (PK) yang dilaksanakan
sehingga sulit berkembang menjadi usaha dengan skala besar. Meskipun Usaha
nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Hal ini diperkuat oleh kajian yang dilakukan
UKM yeng terlihat dari ketidak mampuannya dalam mengelola usaha dengan
4
lemahnya orientasi kewirausahaan, tidak memiliki daya saing, motivasi yang
kurang, takut mengambil resiko, dan lain sebagainya yang harusnya sikap seperti
itu tidak dimiliki oleh seorang entrepreneur. Seperti yang dikatakan oleh
Kondisi UKM ini menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yang
fokus penelitian pada UKM mitra binaan BUMN untuk mengisi keterbatasan
dengan objek yang sama namun fokusnya hanya di program CSR, namun belum
melihat aspek yang lebih dalam lagi berkaitan dengan masalah apa yang dihadapi
UKM karena UKM memiliki keterbatasan sumber daya yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi gap empiris dalam konteks
UKM mitra binaan BUMN yang masih kurang mendapat tempat dalam penelitian
terdahulu.
PT. Jasa Raharja (Persero) Kantor Cabang Pekanbaru. Penelitian ini hanya
penyaluran PKBL di BUMN adalah sama. Penyaluran dana kemitraan ini tersebar
Jasa Raharja (Persero) dapat dinilai positif sebagai aset pembinaan. Berikut dana
5
yang dikucurkan untuk Program Kemitraan di PT. Jasa Raharja (Persero) kantor
Tabel 1.1 : Jumlah Mitra Binaan dan Penyaluran Dana Usaha Kecil
Menengah (UKM) Mitra Binaan PT. Jasa Raharja (Persero)
Kantor Cabang Pekanbaru Tahun 2016 – 2018
Sektor & Tahun Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Penyaluran Mitra Penyaluran Mitra Penyaluran Mitra Penyaluran
No
Sektor Binaan Dana (Rp) Binaan Dana (Rp) Binaan Dana (Rp)
1 Industri 10 100.000.000 15 115.000.000 -
2 Perdagangan 49 830.000.000 57 1.250.000.000 47 745.000.000
3 Pertanian - - - - - -
4 Perternakan - - 1 35.000.000 3 60.000.000
5 Perkebunan - - - - - -
6 Perikanan - - 2 25.0000.000 1 15.000.000
7 Jasa 19 420.000.000 26 425.000.000 19 435.000.000
8 Lain lain - - - - - -
Jumlah 78 1.350.000.000 101 1.850.000.000 70 1.255.000.000
Sumber : PT. Jasa Raharja (Persero)
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat selama tahun 2016 – 2018 jumlah mitra
binaan dan penyaluran dana mengalami fluktuasi. Pada tahun 2016 – 2017 terjadi
kenaikan sebanyak 23 mitra binaan tetapi pada tahun 2017 – 2018 terjadi
Kenaikan jumlah mitra binaan dan penyaluran dana di tahun 2017 terjadi
karena laba yang diperoleh PT. Jasa Raharja pada tahun 2016 meningkat, dan
tingkat pembayaran angsuran pinjaman UKM lancar, namun di tahun 2017 terjadi
sedikit kemacetan pembayaran angsuran pinjaman kepada pihak PT. Jasa Raharja
perkembangan Usaha Kecil Menengah mitra binaan PT. Jasa Raharja Pekanbaru
mengalami penurunan.
6
Guna mengantisipasi dan menghadapi permasalahan-permasalah di atas,
maka perlu dan penting sekali untuk memperhatikan kinerja usaha yang ada pada
kinerja usaha yang optimal. Kinerja usaha ini menjadi penting dikarenakan
dengan adanya kinerja usaha yang terukur dan tercatat dengan jelas, maka dapat
diukur melalui tingkat pendapatan yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2 : Jumlah Pendapatan UKM Mitra Binaan Tahun 2016 - 2018
Sektor & Tahun Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Penyaluran Mitra Pendapatan Mitra Pendapatan Mitra Pendapatan
No
Sektor Binaan (RP) Binaan (Rp) Binaan (Rp)
1 Industri 10 951.000.000 15 1.978.700.000 - -
2 Perdagangan 49 4.794.600.000 57 5.325.000.000 47 4.573.000.000
3 Pertanian - - - -
4 Perternakan - 1 150.000.000 3 544.900.000
5 Perkebunan - - - -
6 Perikanan - 2 421.500.000 1 288.000.000
7 Jasa 19 1.563.600.000 26 1.964.100.000 19 1.235.800.000
8 Lain lain - - - -
Jumlah 78 7.309.200.000 101 9.839.300.000 70 6.641.700.000
Sumber : PT. Jasa Raharja (Persero)
penurunan dibandingkan tahun 2016 dan 2017. Hal ini menandakan kinerja UKM
yang dicapai, produk yang dihasilkan kurang inovasi dan rendahnya kemampuan
dalam membayar kewajiban jatuh tempo, sehingga masih banyak UKM mitra
binaan yang tidak menjalankan prinsip pengelolaan usaha secara benar. Hal
7
menjadi rendah dan berdampak pada penunggakan pengembalian pinjaman dana
faktor yang mempengaruhi kinerja UKM. Kompetensi ini dasarnya terbagi dua
pengusaha seperti sifat, kepribadian, sikap, citra diri, dan perasaan sosial. Kedua,
bagian yang melibatkan komponen yang biasanya dapat dipelajari dari teori dan
merujuk pada situs resmi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
pesanan yang besar, layanan antar yang cepat dan tepat waktu.
masih terbatas.
8
3) Produk-produk UKM kebanyakan masih belum mempunyai daya
tergolong sederhana/tradisional.
dan sebagainya).
lemahnya UKM untuk mengelola keuangan, teknologi informasi, pasar dan faktor
teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan sehingga para pelaku UKM
UKM lebih mampu bertahan menghadapi krisis, kelompok usaha ini menghadapi
9
maupun karyawannya. Kompetensi yang dimiliki sebagai acuan awal tentang
fungsi kontrol yang tidak berjalan dengan baik, sehingga pada akhirnya keputusan
Menurut Jones & George (2003) secara umum kompetensi dapat dibagi
atas kompetensi yang terkait dengan conceptual skill, human skill dan tehnical
Binaan PT. Jasa Raharja Pekanbaru, yaitu : (1) UKM memiliki keterbatasan
10
jejaring kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis, kurang
memiliki informasi yang lengkap dan rinci terkait pasar mana saja yang bisa
membiayai usaha dan permodalan sehingga mereka sangat sulit untuk bankable
usaha kecil menengah kurang maksimal dalam mencapai hasilnya dan kurang
memiliki daya saing. Bila dilihat lebih jauh, akar permasalahan di atas berawal
dari ketidak mampuan sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi atau
lemahnya kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya usaha kecil menengah
bertahan dan unggul dalam persaingan, seorang pengusaha juga harus memiliki
sebagai strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif
di dalam market place yang sama. Orientasi kewirausahaan mengacu pada proses,
praktik, dan pengambilan keputusan yang mendorong ke arah input baru dan
mempunyai tiga aspek kewirausahaan, yaitu (a) selalu inovatif, (b) bertindak
secara proaktif, dan (c) berani mengambil resiko. Inovatif mengacu pada suatu
11
sikap wirausahawan untuk terlibat secara kreatif dalam proses percobaan terhadap
menghasilkan produk baru, baik pasar sekarang atau pasar yang akan datang.
bahwa daya saing yang rendah dari UKM menyebabkan kelompok ini mengalami
dalam kewirausahaan.
kewirausahaan sebagai orientasi untuk menjadi yang pertama dalam hal inovasi di
pasar, memiliki sikap untuk mengambil resiko, dan proaktif terhadap perubahan
yang terjadi dipasar. UKM yang memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat akan
perusahaan lain. UKM yang memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat, akan
lebih berani untuk mengambil resiko dan tidak cuma bertahan pada strategi masa
lalu. Pada lingkungan dinamis seperti saat ini, orientasi kewirausahaan jelas
12
meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Valeria
Orientasi wirausaha yang ada pada UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja
Kantor Cabang Pekanbaru juga belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan
mengeluarkan desain hasil pemikiran sendiri untuk produk mereka yang akan
disebar ke pasaran. Hal ini jelas akan mengganggu kinerja usaha mereka, karena
mereka tidak memiliki keunggulan yang menjadi daya saing dibanding produk
lain.
UKM dituntut untuk memiliki orientasi yang jelas dalam kegiatan usahanya.
pasar, atau inovasi dan lain sebagainya yang jelas-jelas harus memiliki daya saing
tersendiri dibandingkan dengan produk yang sejenis dari UKM di daerah lain.
UKM pun perlu untuk melakukan segala adaptasi agar tidak ditinggalkan
konsumennya. Oleh karena itu, diantara banyak faktor atau variabel yang
13
Mempengaruhi Kinerja UKM Mitra Binaan PT. Jasa Raharja Kantor Cabang
Pekanbaru”
kinerja UKM ?
kinerja UKM?
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu manfaat praktisi dan
manfaat teoritis.
14
1) Manfaat Teoritis
penelitian ini merupakan salah satu wujud dari aplikasi teori serta
perkuliahan.
2) Manfaat Praktisi
15