Anda di halaman 1dari 29

I.

PENDAHULUAN

1. Manual mutu ini disusun untuk menjelaskan secara garis besar sistem manajemen mutu
yang diterapkan di Puskesmas Rajabasa Indah kepada seluruh staf.
2. Semua ketentuan yang tertuang dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan
kegiatan puskesmas sehari-hari.
3. Penjelasan yang diberikan manual ini mencangkup mengenai ruang lingkup penerapan
sistem manajemen mutu, proses-proses manajemen mutu berikut dengan interaksi
antara proses dan referensi tujuan ke berbagai dokumen terkait.
4. Penerapan sistem manajeman mutu dimaksudkan untuk memastikan puskesmas dapat
menghasilkan produk sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sehingga dapat
menjamin kepuasan pelanggan.
5. Manual ini disiapkan oleh timmanajemen mutu Puskesmas Rajabasa Indah dan telah
disahkan oleh Kepala UPT Puskesmas Rajabasa Indah.
6. Kepala UPT Puskesmas telah menunjuk Wakil Manajemen Mutu (WMM) untuk
bertanggung jawab dan menjamin manual ini dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
seluruh staf.
7. Manual ini akan ditinjau ulang setahun sekali untuk penyesuaian/perbaikan.

A. Latar Belakang

1. Profil Organisasi
1.1 Gambaran Umum Puskesmas Rajabasa Indah

Puskesmas Rajabasa Indah yang terletak di Kecamatan Rajabasa, memiliki


wilayah kerja sebanyak 7 kelurahan, yaitu Rajabasa, Rajabasa pramuka, Rajabasa
Nunyai, Rajabasa Raya, Rajabasa Jaya, Gedung Meneng dan Gedung Meneng
baru. Dalam pelaksanaannya Puskesmas Rajabasa Indah dibantu oleh 5
puskesmas pembantu yang terletak di kelurahan Rajabasa, Nunyai, Gedung
Meneng, dan kelurahan Rajabasa Jaya.

Berdasarkan data sasaran di bidang kesehatan untuk tahun 2016 tercatat jumlah
penduduk diwilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah sebesar 48.941 jiwa.
Dengan kepadatan penduduk 36 jiwa per hektar.Dengan luas wilayah 1302 Km2
dan jumlah KK 11.652.

Penduduk diwilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah terdiri dari dua kelompok
besar, yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang yang berasal dari Jawa,
Sumtera Selatan, Sumatera Barat dan lain–lain yang menurut perkiraan 20%
penduduk asli dan 80% penduduk pendatang.

Wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah terletak dikecamatan Rajabasa dengan


batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Lamsel dan Kelurahan


labuhan dalam.
2. Sebalah Barat berbatasan dengan Kecamatan Natar Lamsel
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sumberejo Kec Tanjung
Karang barat dan Kelurahan Gunung terang Kec Tanjung Karang Barat.
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru.

Transportasi tiap kelurahan lancar sehingga secara umum aksesibilitas


masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan setempat relatif mudah

1
1.2 Visi Misi dan Tata Nilai Puskesmas Rajabasa Indah
 VISI

’Menjadi puskesmas kebanggaan masyarakat Bandar Lampung’

 MISI

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Memberikan Pelayanan yang berkualitas dengan berorientasi pada


kepuasan pasien.

3. Melaksanakan pekerjaan dalam tim yang professional, responsible dan


berdedikasi tinggi.

4. Menerapkan sistem manajemen yang professional, transparan dan


akuntabel.

1.3 Struktur organisasi TIM manajemen mutu Puskesmas Rajabasa Indah

STRUTUR ORGANISASI TIM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN

Wakil Manajemen
Mutu

drg. Dwi Fiena SY

SEKRETARIS

Siti Nurhidayati

PENINGKATAN PENINGKATAN PENINGKATAN MUTU


MUTU DAN MUTU KINERJA ADMINISTRASI
KESELAMATAN
PASIEN Dona Maiela Eti Setiawati
dr. Chintia Giska

- Heni deswari - Suyatno


- dr.F Magdaleka - Rahayu diah - Linda hayati
- Heva Indarma - Imronah
- Dian Rizky - Indah dwi P
- Hermawati
- Sis iswartini
- Puspa arisanti
- Meirista shindy

2
1. Wakil manajemen mutu (WMM) : drg. Dwi Fiena SY

2. Sekretaris : Siti Nurhidayati

3. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien : dr. Chintya giska

- dr. Fariya Magdaleka


- Hermawati
- Sis Iswartini
- Heva indarma
- Dian rizki
- Puspa Arisanti
- Meirista Shindy

4. Peningkatan Mutu Kinerja : Dona Maiela

- Heni Deswari
- RahayuDiah
- Imronah
- Indah Dwi

5. PeningkatanMutuAdministrasi : Ety setiawati

- Suyatno
- Linda

Uraian Tugas Tim Manajemen Mutu Puskesmas sebagai berikut:

1. Tanggung jawab WMM

a. Mengkoordinasi,memonitoring dan membudayakan kegiatan perbaikan mutu dan


kinerja secara berkesinambungan
b. Menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja dilakukan secara
konsisten dan sistematis
c. Menyusun pedoman (manual )mutu dan kinerja bersama pimpinan puskesmas
yang akan menjadi acuan bagi pimpinan, penanggung jawab UKP/UKM dan
pelaksana kegiatan puskesmas

2. Wewenang WMM

a. Menyusun dan mengembangkan dokumen


b. Mengelola dan memelihara dokumen
c. Membantu kepala puskesmas dalam mengendalikan proses pendidikan dan
pelatihan

3. Tugas WMM

a. Menyusun program kinerja tahunan


b. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan system manajemen mutu
c. Melakukan koordinasi penyusunan dokumen system manajemen mutu
d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan administrasi system manajemen mutu
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan audit internal/eksternal

3
f. Melaporkan hasil pelaksanaan audit
g. Melaksanakan tugas lain yang dtetapkan oleh kepala puskesmas yang berkaitan
dengan penjaminan mutu
h. Mengkoordinir pelaksanaan mutu di Puskesmas Rajabasa Indah
i. Memantau kegiatan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas
j. Membudayakan perbaikan kinerja yang berkesinambungan secara konsisten
dengan tatanilai, visi, misi dan tujuanPuskesmas
k. Memastikan semua kebijakan mutu dilaksanakan dalam setiap aktivitas pelayanan

4. Tugas Sekretaris
a. Menegendalikan catatan mutu untuk penyimpanan, perlindungan, pengambilan
masa simpan dan pemusnahan catatan mutu.
b. Pengendalian dokumen Eksternal dan Internal

5. Tugas Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien (PMKP)


a. Menyususn rencana program dan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP)
b. Program dan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
c. Melaksanakan program dan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP)
d. Menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP)
e. Menyusun rencana audit internal
f. Melakukan aktifitas audit
g. Melaporkan hasil audit kepada WMM

6. Tugas Peningkatan Mutu Kinerja


a. Menyusun rencana program dan sosialisasi peningkatan Mutu Kinerja (UKM)
b. Berkoordinasi dengan penanggungjawab UKM untuk penyesuaian kinerja dan
SPM (Standar Pelayanan minimal)
c. Melaksanakan program peningkatan mutu kinerja
d. Menyusun laporan dan evaluasi program peningkatan mutu kinerja

7. Tugas Peningkatan Mutu Administrasi


a. Mencatat dan menangani keluhan pelanggan supaya tetap meninggalkan kesan
positif dan memberikan solusi sehingga keluhannya ditangani dengan baik dan
profesional
b. Menganalisis dan tindak lanjut terhadap keluhan pelanggan
c. Menyusun rencana program dan sosialisasi peningkatan mutu administrasi
d. Melaksanakan program peningkatan mutu administrasi
e. Menyusun laporan dan evaluasi program peningkatan mutu kinerja.

4
1.3.1 Motto dan Tata Nilai Puskesmas Rajabasa Indah

Motto Puskesmas Rajabsa Indah adalah MELAYANI DENGAN HATI.

H Handal = Memberikan pelayanan oleh tenaga professional


A Adil =Pelayanan merata tidak membedakan status
T Tertib =Tertib menjalankan SOP
I Inspiratif= Menjadikan Inspirasi bagi masyarakat dalam
menjalani perilaku sehat
TATA NILAI

 Profesional
 Tanggap
 Peduli
 Jujur

2. Kebijakan Mutu
“Seluruh karyawan/i berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan”.
 Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi seluruh karyawan Puskesmas
Rajabasa Indah.
 Isi kebijakan mutu sejalan dengan visi, misi dan tujuan Puskesmas Rajabasa
Indah

3. Proses Pelayanan
3.1 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
Penyelenggaraan upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2 (dua)
kelompok yaitu UKM essensial dan UKM Pengembangan. UKM essensial
merupakan yang wajib dilaksanakan terdiri dari pelayanan promosi kesehatan
termasuk UKS dan UKGS, pelayanan kesehatan lingkungan pelayanan
kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana, (yang bersifat UKM)
pelayanan gizi (yang bersifat UKM) dan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit.

UKM Pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat bersifat


ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan disesuaikan dengan pelayanan
prioritas masalah kesehatan. Kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber
daya yang tersedia di masing masing puskesmas

3.1.1 Upaya Kesehatan Esensial


 Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS dan UKGS
 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
 Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
 Pelayanan gizi yang bersifat UKM
 Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

3.1.2 Upaya Kesehatan pengembangan


 Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
 Pelayanan lansia
 UKGM
 Pelayanan kesehatan jiwa
 Pelayanan kesehatan tradisional komplementer.
 Pelayanan kesehatan olahraga.
5
3.2 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Penyelenggaraan Upaya kesehatan perorangan (UKP) pelayanan klinis suatu


kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan pencegahan penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, dan memulihkan kesehatan perorangan. UKP di
Puskesmas Rajabasa Indah dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, dan homecare. Kegiatan UKP terdiri dari pelayanan

 Pengobatan
 Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
 Pelayanan kesehatan lingkungan yang bersifat UKP
 Pelayanan gizi yang bersifat UKP
 Pelayanan laboratorium
 Pelayanan kefarmasian

B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan akreditasi puskesmas yang
meliputi persyaratan umum, sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya,dan proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Perorangan, yang dalam penyelenggaraannya memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen resiko.

C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi puskesmas Rajabasa Indah dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Perorangan.

D. Landasan Hukum Dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman mutu ini adalah :
 Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN)
 Undang-undang No. 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
 Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
 Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS)
 KEP/25/25/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik,
dan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.
 Permen PAN dan RB No. 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
 Permenkes No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional
 Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
 Permenkes No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi

Acuan yang digunakan dalam penyusunan pedoman mutu ini adalah standar akreditasi
puskesmas.

6
E. Istilah Dan Definisi
a. Pelanggan
Pelanggan adalah pihak ketiga diluar sistem organisasi yang karena sebab tertentu
membeli barang atau jasa organisasi.
b. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah istilah yang menggambarkan tingkat kepuasan yang
dialami pelanggan ketiika mengkonsumsi/menggunakan produk/jasa yang
dikeluarkan oleh produsen.
c. Kebutuhan Pelanggan
Kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan tentang komitmen dalam
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek – aspek mutu dalam aktifitas
kesehatan organisasi.
d. Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis
e. Dokumen/manual
Segala benda yang berbentuk barang, gambar ataupun tulisan sebagai bukti dan
dapat memberikan keterangan yang penting dan absah.
f. Rekaman
Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil telah
dicapai atau suatu bukti kegiatan telah dilaksanakan.
g. Efektifitas
Keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju
h. Efisiensi
Ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses
i. Kebijakan mutu
Kebijakan resmi dan tertulis dari pimpinan tentang komitmen organisasi dalam
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek–aspek mutu dalam aktivitas
keseharian organisasi
j. Koreksi
Pembetulan atau perbaikan atau pemeriksaan
k. Kredensial
Proses evaluasi terhadap suatu sumber daya manusia untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan
l. Pedoman mutu
Sebuah dokumen yang berisi pernyataan dan komitmen organisasi tentang
penerapan mutu pelayanan
m. Perencanaan mutu
Aktivitas pengembangan produk dan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan
n. Proses
Aplikasi pengetahuan keterampilan, peralatan, teknik serta sistem untuk
mendefinisikan, mengukur, mengontrol, mengumpulka dan memperbaiki dengan
tujuan meningkatkan keuntungan
o. Sasaran mutu
Goal atau target dari organisasi dalam melakukan suatu proses yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu
p. Tindakan korektif
Tindakan yang dilakukan setelah terjadi tingkah laku yang menyimpang untuk
mencegah terulangnya ketidaksesuaian
q. Tindakan preventif
Tindakan yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan
terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi dimasa depan.
r. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai maksud
dan tujuan.
s. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaraannya suatu proses.

7
II. SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
Puskesmas Rajabasa Indah menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
Sistem Manajemen Mutu sesuai dengan standar akreditasi puskesmas. Sistem ini
disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian
terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat, baik
penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun
penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Perorangan (UKP), yang meliputi
kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan
pelayanan itu sendiri, mulai dari perencanaan yang berdasarkan dari kebutuhan
masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan
pelayanan dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai,
monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.

Sistem manajemen mutu Puskesmas Rajabasa Indah didokumentasikan dalam


bentuk
 Manual/ pedoman mutu puskesmas Rajabasa Indah
 Prosedur kerja
 Sasaran mutu
 Formulir
 Rekaman

Upaya-upaya yang dilakukan :


 Puskesmas Rajabasa Indah memiliki kebijakan dan manual mutu.
 Kepala puskesmas menunjuk penanggung jawab/wakil manajemen mutu
 Ada kejelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab Penanggungjawab
manajemen mutu
 Memiliki komitmen bersama seluruh jajaran puskesmas untuk meningkatkan
mutu dan kinerja (pernyataan tertulis, foto)
 Melakukan perbaikan mutu secara berkesinambungan.

B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun,
meliputi; Dokumen level 1; kebijakan, dokumen level 2; pedoman/manual,
dokumen level 3; StandarOperasional Prosedur, dokumen level 4; rekaman-
rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman dan
prosedur.

Pengendalian dokumen yang dilaksanakan oleh Kepala Tata Usaha UPT


Puskesmas. Sistem manajemen mutu mensyaratkan suatu pengendalian
dokumen, dokumen meliputi dokumen eksternal yang merupakan regulasi
Regulasi atau kebijakan kebijakan yang terkait maupun input atau masukan dari
masyarakat yang merupakan suatu harapan harapan terhadap suatu produk atau
output penyelenggaraan puskesmas.dokumen juga merupakan dokumen
internal, berupa dokumen perencanaaan, surat keputusan pimpinan, pedoman
kerja, kerangka acuan, SOP, instruksi kerja dll

a. Pengertian dokumen adalah semua dokumen yang harus disiapkan


puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan untuk memenuhi
instrumen akreditasi. Jenis dan macam dokumen mengacu kepada standar
dan kriteria, definisi operasional, serta cara pembuktian dan telusur dokumen
yang ada dalm instrumen akreditasi puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan
primer.

b. Pengendalian dokumen adalah sistem penomoran dan sistem penyimpanan


dokumen yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu akreditasi
puskesmas.

8
c. Catatan/rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan dikendalikan dalam
artian harus diberi nomor agar mudah untuk pengelolaanya.

d. Pengendalian dokumen disusun SOP dan diatur didalam kebijakan


pengendalian dokumen untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan.

 Pengendalian dokumen meliputi :


a. Penyetujuan dokumen sebelum terbit.
b. Memberikan cap terkendali untuk dokumen yang diberlakukan dan cap tidak
terkendali untuk dokumen yang sudah tidak berlaku.
c. Menelaah dan memperbaharui jika diperlukan, dan persetujuan pemberlakuan
ulang dokumen.
d. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
teridentifikasi.
e. Memastikan bahwadokumen yang berasal dari luar puskesmas yang dianggap
penting untuk perencanaan dan operasional sistem manajemen mutu
diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan.
f. Mencegah penggunaan tidak sengaja dokumen kadarluarsa dan untuk
menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan untuk
maksud apapun.
g. Catatan/rekaman implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan harus
dikendalikan Puskesmas menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
pengambilan, lama simpan, dan pemusnahan. Catatan/rekaman implementasi
harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali
h. Untuk memperjelas dokumen mutu/akreditasi puskesmas dilengkapi dengan
contoh-contoh dokumen sebagai lampiran dari pedoman ini.

Pengendalian Dokumen mutu/akreditasi puskesmas wajib mentaati


systempengendalian dokumen yang telah ditentukan dengan kebijakan
pengendalian dokumen.

 Pengkodean dokumen kelompok pelayanan :


a. Administrasi Manajemen, dengan kode A.
 BAB I, (A/I),
 BAB II, (A/II),
 BAB III, (A/III),
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat, dengan kode B
 BAB IV, (B/IV),
 BAB V, (B/V),
 BAB VI, (B/VI),
 Apabila dari sub upaya dengan ditambahkan sub upaya (contoh sub upaya
KIA = B/IV/SOP/KIA-KB/..../06/2016, sub upaya PROMKES
B/IV/SOP/PROMKES/.../06/2016, dan lain lain.
c. Pelayanan Kesehatan Perorangan, dengan kode C
 BAB VII, (C/VII),
 BAB VIII, (C/VIII),
 BAB IX, (C/IX),
d. Cara penulisan dokumen : Standar Operasional Prosedur, disingkat SOP,
Daftar tilik, disingkat : Dt, Kerangka Acuan, disingkat : KA, Surat Keputusan,
disingkat : SK, Kebijakan, disingkat : Kb, Dokumen Eksternal, disingkat : Dek,
Manual Mutu, disingkat : Man.

 Penyimpanan Dokumen/arsip
a. Semua dokumen mutu/akreditasi aktif/terkendali, memiliki masa berlaku selama
3 (tiga) tahun, setelah itu perlu dilakukan evaluasi (direvisi, diganti, atau tidak
terkendali).

9
b. Dokumen rekam medik yang tidak aktif wajib disimpan sekurang-kurangnya
selama 3 (tiga) tahun, setelah itu dilakukan evaluasi (direvisi, diganti, atau tidak
terkendali).
c. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di puskesmas harus dipelihara
dan disimpan minimal 2 (dua) tahun.
d. Penyimpanan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan sistem penyimpanan
dokumen/arsip pemerintah daerah Kota Bandar Lampung.
e. Penyimpanan dokumen mutu/akreditasi disimpan dimasing-masing kelompok
pelayanan, sedangkan di sekretariat tim mutu/administrasi dan manajemen
menyimpan master dokumen semua kelompok pelayanan dan program.
f. Untuk prosedur kerja yang masih terkendali (belum lebih dari 3 tahun) dan
memakai istilah prosedur tetap (protap) masih biasa digunakan. Selanjutnya
apabila protap tersebut sudah lebih dari 3 tahun, direvisi dengan format baru
(Standar Operasional Prosedur /SOP).

 Sistem Penomoran:
a. Cara penomoran :KODE/BAB/JENIS DOKUMEN/NO URUT DOKUMEN
/BULAN/TAHUN BERLAKU.
Contoh :
 A/III/SPO/005/06/2013 ( A: kode pelayanan admen, III : BAB III, SOP, 005 :
nomor urut SOP,06 : bulan 6, 2013 : tahun 2013)
 A/II/SPO/025/07/2016 (A: kode pelayanan admen, II : BAB II, SPO, 025 :
nomor urut SOP,07 : bulan 7, 2016 : tahun 2016)

b. Cara penomoran UKM dan UKP: KODE/BAB/JENIS DOKUMEN/JENIS


UPAYA/NO URUT DOKUMEN /BULAN/TAHUN BERLAKU
Contoh :
 B/IV/SK/KIA-KB/003/06/2016 ( B: kode UKM, IV : BAB IV, SK, KIA-KB : jenis
upaya, 003 : nomor urut SK,06 : bulan 6, 2016 : tahun 2016)
 B/IV/SOP/KIA-KB/003/06/2016 ( B: kode UKM, IV : BAB IV, SOP, KIA-KB :
jenis upaya, 003 : nomor urut SOP,06 : bulan 6, 2016 : tahun 2016)
 C/VII/SOP/LAB/003/06/2016 (C: kode UKP, VII : BAB VII, SOP, LAB : jenis
upaya, 003 : nomor urut SOP, 06 : bulan 6, 2016 : tahun 2016)

c. Surat masuk dan surat keluar sesuai dengan aturan pemerintah Kota Bandar
Lampung

d. Penomoran dokumen di kelompok pelayanan dilakukan oleh sekretaris tim


mutu disesuaikan dengan sistem pengkodean yang telah ditentukan.

e. Penomoran dokumen diurutkan sesuai dengan pengkodean

f. Format dokumen diatur/diseragamkan dengan contoh format terlampir.


 Format Standar Opersional Prosedur
 Format rekam medis
 Format resep
 Format kasir
 Format rujukan ekternal
 Format rujukan internal
 Format inform consent/penolakan tindakan

C. Penataan Dokumen
a. Untuk memudahkan dalam pencarian dokumen mutu/akreditasi puskesmas
dikelompokkan masing-masing bab/kelompok pelayanan dengan diurutkan
setiap urutan kriteria dan elemen penilaian dan diberikan daftar secara
berurutan.

10
b. Penataan dengan menggunakan file dan otner yang sudah disepakati(kuning:
admen, hijau: UKM, merah: UKP)
c. Setiap dokumen tim mutu diberi label sesuai urutan Kriteria dalam instrument
d. Penyimpanan dokumen ada pada setiap UKM/UKP dan semua master
dokumen disimpan di sekretariat yang dikelola oleh masing-masing
penanggung jawab.
e. Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing-masing pelaksana/upaya dibuat
rangkap 3 (tiga) (untuk master, untuk tim admen, dan untuk pelaksana/upaya
f. Penyimpanan dokumen ada disetiap UKM/UKP dan untuk dokumen mutu
disimpan di sekretariat (admen, UKP/UKM) dan dikelola oleh masing-masing
penanggung jawab.
g. Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing-masing pelaksana/upaya dibuat
rangkap 3 (tiga); untuk master (asli, telah dicap puskes dan ditandatangani),
untuk admen, dan untuk pelaksanan/upaya (foto kopi dari master yang dicap
terkendali).

D. Pengendalian rekaman
Pengendalian rekaman menyesuaikan dengan pengendalian dokumen.
Pengendalian rekam implementasi pelaksanaan kegiatan disimpan oleh
pelaksana kegiatan dan penanggungjawab program. Dokumen juga berupa
rekaman, dokumen hasil audit dan upaya perbaikan kesemua dokumen ini harus
terkendali.
Pengendalian rekaman :
a. Pengertian dokumen adalah; semua dokumen yang harus disiapkan
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan untuk memenuhi
instrumen akreditasi. Jenis dan macam dokumen mengacu kepada standar
dan kriteria, definisi operasional, serta cara pembuktian dan telusur dokumen
yang ada dalam instrumen akreditasi puskesmas/fasilitas pelayanan
kesehatan primer.
b. Rekaman adalah; dokumen yang memberi bukti obyektif dari kegiatan yang
dilakukan atau hasil yang dicapai dalam kegiatan
puskesmas/fasilitaspelayanan kesehatan primer untuk peningkatan mutu.
c. Pengendalian rekaman adalah; sistem penomoran dan sistem penyimpanan
dokumen yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu akreditasi
puskesmas. Catatan/rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan
dikendalikan dalam artian harus diberi nomor agar mudah untuk
pengelolaanya. Catatan/rekaman yang diterapkan untuk memberikan bukti
kesesuaian terhadap pesyaratan dan bukti operasional yang efektif dari
sistem manajemen mutu harus dikendalikan.organisasi harus menetapkan
SOP terdokumentasi untuk menefinisikan pengendalian yang diperlukan
untuk identifikasi penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan
dan pemusnahan. Catatan/rekaman harus dapat terbaca, segera dapat
teridentifikasi dan dapat di akses kembali.

11
III. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen manajemen
Kepala puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab UKM,
penanggung jawab UKP, dan seluruh karyawan/i puskesmas bertanggung jawab untuk
menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
 Memiliki bukti komitmen bersama seluruh jajaran puskesmas untuk meningkatkan
mutu dan kinerja (pernyataan tertulis, foto)
 Kepala Puskesmas dan masing-masing penanggung jawab pelayanan wajib;
memahami konsep sistem manajemen mutu dan menjalankan dengan konsisten,
mengkomunikasikan dengan semua karyawan tentang pentingnya mutu dan
kepuasan pelanggan, mensosialisasikan kebijakan-kebijakan mutu dan sasaran
yang ingin dicapai,melakukan evaluasi, memastikan tersedianya sumber daya untuk
mendukung mutu pelayanan, dan melakukan perbaikan terus menerus disemua
aspek kegiatan.

B. Fokus pada Sasaran/pasien


 Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan UKM dan UKP, pelaksanaan pelayanan,
monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.

Kelompok-kelompok target sasaran tersebut adalah:


 Pasangan Usia Subur (PUS),
 Maternal dan Neonatal,
 Usia Balita dan Prasekolah,
 Usia Sekolah pada Tingkat Pendidikan Dasar (Klas 1 s/d 9),
 Usia Remaja/Usia Sekolah Kelas 10-12
 Usia Dewasa/Usia Produktif, dan
 Usia Lanjut.
 Dokumen terkait: prosedur identifikasi kebutuhan pelanggan,umpan balik
masyarakat terhadap pelayanan puskesmas dan prosedur penanganan keluhan
pelanggan.

C. Kebijakan Mutu
“Seluruh karyawan/i berkomitmen untuk meningkatkan perbaikan pelayanan secara
terus menerus dan konsisten “ .
 Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi seluruh karyawan Puskesmas Rajabasa
Indah.
 Isi kebijakan mutu sejalan dengan visi, misi dan tujuan Puskesmas Rajabasa Indah

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu

Mutu dari perspektif manajemen, adalah bila ada kemampuan dalam perencanaan (P1),
penggerakan dan pelaksanakan (P2), serta pengawasan, pengendalian, penilaian (P3)
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/ standar Pelayanan Minimal
(SPM) yang meliputi indikator-indikator pelayanan UKP dan UKM.Perencanaan
disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan
kewajiban pelanggan serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang
ditetapkan.Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-
program kegiatan peningkatan mutu, yang meliputi :

12
 Penilaian dan peningkatan kinerja UKP dan UKM
 Upaya pencapaian sasaran keselamatan pasien
 Penerapan manajemen resiko pada area prioritas
 Penilaian kontrak/kerjasama dengan pihak ke tiga
 Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
 Peningkatan mutu laboratorium
 Peningkatan mutu pelayanan obat
 Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien

Dokumen terkait :`

1. RSB
2. RBA
3. RUK
4. RPK

E. Tanggung jawab, Wewenang dan Komunikasi


Tanggung jawab dan wewenang kepala puskesmas untuk menjalin komunikasi baik
secara internal dan eksternal puskesmas agar pelayanan bisa berjalan maksimal
Tanggungjawab wewenang dan komunikasi mulai dari kepala puskesmas, KTU,wakil
manajemen mutu/penanggungjawab mutu, penanggungjawab upaya, tanggungjawab
pelayanan klinis dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu. Tugas, tanggung
jawab dan wewenang karyawan/pimpinan diatur dengan jelas dan terdokumentasi,
khususnya karyawan yang melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan mutu dan
kepuasan pelanggan.
1. Setiap pejabat struktural dan karyawan dipastikan memahami tugas tanggung jawab
dan wewenangnya.
2. Uraian tugas tanggung jawab dan wewenang dibuat oleh pejabat struktural secara
hirarki.
3. Dokumen uraian tugas dipegang oleh karyawan yang bersangkutan dan salinan
disimpan oleh sub bagian kepegawaian.
4. Dokumen uraian tugas harus dikendalikan isinya diperbaharui jika terjadi perubahan
pekerjaan.
5. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama posisi yang ada didalam struktur organisasi
pada masing masing pekerjaan.
6. Penggunaan nama posisi/job title dikoordinasikan oleh pejabat puskesmas dan
bagian kepegawaian.

Dokumen terkait :
Tugas pokok dan fungsi
Struktur organisasi

F. Wakil Manajemen Mutu/penanggung jawab Manajemen Mutu


Kepala puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggung
jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di puskesmas;
 Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan dipelihara

13
 Melaporkan kepada kepala puskesmas menejemen kinerja dari sistem manajemen
mutu dan kinerja pelayanan
 Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/ pasien.
 Menjamin sistem manajemen mutu diperbaiki terus menerus
 Membina hubungan dengan pihak-pihak eksternal untuk hal-hal yang berkaitan
dengan manajemen mutu.
 Mengkoordinasikan kegiatan audit internal.

Dokumen terkait : uraian tugas dan tanggung jawab wakil manajemen mutu dan
prosedur tinjauan manajemen

G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara mini lokakarya, pertemuan, diskusi, email,
sms, memo, brefing pagi dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.
 Kepala Puskesmas Rajabasa Indah mengupayakan agar komunikasi dengan
karyawannya berjalan lancar.
 Komunikasi diarahkan utnuk meningkatkan pemahaman karyawan tentang sistem
manajemen mutu.
 Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami tentang target-target yang akan
dicapai.
 Komunikasi diarahkan agar persyaratan yang telah ditetapkan dipenuhi
 Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi
 Mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh karyawan satu kali dalam sebulan
dan pertemuan khusus bila diperlukan.
 Ada tindak lanjut yang nyata terhadap rekomendasi hasil komunikasi internal.
 Dokumen terkait : prosedur komunikasi internal.

14
IV. TINJAUAN MANAJEMEN

 Umum

Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antara


manajemen dan pelaksanaan tentang permasalahan permasalahan yang terkait dengan
implementasi sistem manajemen mutu, penerapan sasaran/indikator mutu dan kinerja
serta umpan balik masyarakat/pelanggan tentang mutu/kinerja puskesmas.Pembahasan
masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja antar unit kerja untuk
masalah masalah yang bersifat teknis dan operasional yang dilakukan baik terjadwal
(minimal dua kali dalam setahun) maupun insidental sesuai dengan kebutuhan.
Permasalahan mutu, kinerja, dan permasalahan yang terjadi dalam penerapan sistem
manajemen mutu secara periodik juga perlu dibahas bersama yang melibatkan seluruh
jajaran yang ada dalam organisasi.Pembahasan tersebut dilakukan dalam pertemuan
tinjauan manajamen atau pertemuan telaah manajemen mutu dan kinerja.

Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses evaluasi terhadap kesesuaian dan


efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan
melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi.
Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi atau dinotulenkan.Rapat tinjauan
manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun

 Masukan tinjauan manajemen


1. Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain sebagai berikut
a. Hasil audit
b. Umpan balik pelanggan
c. Kinerja proses
d. Pencapaian sasaran mutu
e. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakuakn
f. Tindak lanjut terhadap tinjauan manajemen yang lalu
g. Perubahan terhadap kebijakan mutu
h. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/sistem
pelayanan.

2. Agenda Pertemuan Tinjauan manajemen


a. Pembukaan oleh Wakil manajemen Mutu
b. Arahan dari Kepala Puskesmas
c. Tinjauan terhadap pertemuan tinjauan manajemen yang lalu
d. Perubahan hasil audit internal
e. Umpan balik/keluhan pelanggan
f. Hasil penilaian kepuasan pelanggan
g. Hasil penilaian kinerja
h. Masalah masalah operasional yang terkait dengan penerapan sistem manajemen
mutu, penyelenggaraan pelayanan (UKP dan UKM)

15
i. Rencana perbaikan /perubahan yang perlu dilakukan baik pada sistem
manajemen mutu maupun sistem pelayanan (UKP dan UKM)
j. Rekomendasi perbaikan
k. Penutup.

3. Langkah – langkah Pertemuan Tinjauan Manajemen


a. Penanggungjawab manajemen mutu bersama kepala puskesmas mempersiapkan
pertemuan/tinjauan manajemen yang meliputi ; rencana waktu, tempat, agenda,
dan siapa saja yang akan diundang.
b. Penanggungjawab manajemen mutu mengundang peserta pertemuan
c. Penanggungjawab manajemen mutu memimpin pertemuan, tinjauan manajemen ;
melaksanakan sesuai agenda, memimpin proses paparan/diskusi selama
pertemuan berlangsung
d. Penanggung jawab manajemen mutu melakukan pemantauan perbaikan sesudah
pertemuan tinjauan manajemen.

Dokumen terkait;
SOP tinjauan manajemen

 Luaran Tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan ;
1. Peningkatan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan
2. Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan
3. Identifikasi perubahan perubahan yang diperlukan baik pada sistem manajemen mutu
maupun sistem pelayanan.
4. Penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan agar sistem manajemen mutu dan
sistem pelayanan efektif.
 Hasil tinjauan manajemen dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
 Hasil tinjauan manajemen memuat keputusan-keputusan/ kesimpulan mengenai
tindakan yang perlu diambil
 Tatalaksana tinjauan manajemen diuraikan dalam prosedur tinjauan manajemen.
 Dokumen terkait : SOP tinjauan manajemen mutu.

16
V. MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan Sumber Daya


Manajemen sumberdaya yang berkualitas dimulai dari proses perencanaan sumber
daya, yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan perencanaan puskesmas
seutuhnya. Perencanaan sumberdaya yang berkualitas, mencakup jenis, jumlah dan
standar dari sumber-daya yang memadai yang terdiri atas Sarana, Prasarana, Alat,
Tenaga, dan Anggaran/ Keuangan, serta waktu yang melekat dengan SDM;
penjadwalan dalam penyediaan untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dalam upaya memenuhi harapan masyarakat.
Tujuan dari manajemen sumber daya ini adalah
a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan berkualitas yang didukung oleh sarana
prasarana dan alat kesehatan yang aman dan siap pakai, tenaga kesehatan yang
kompeten, memiliki komitmen dan motivasi, serta tersedianya biaya yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan
b. Meningkatnya hasil cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan puskesmas dengan
adanya dukungan sumberdaya yang tersedia, yang berfungsi dengan baik yang
dapat digunakan oleh tenaga yang kompeten dalam penyelenggaraan pelayanan
c. Dengan mengelola peralatan kesehatan secara baik diharapkan puskesmas
mempunyai sumberdaya dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
serta siap untuk dimanfaatkan untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang selanjutnya dapat meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan.
Dokumen terkait : prosedur pengadaan sarana prasarana
d. Manajemen Peralatan

Manajemen peralatan kesehatan di puskesmas yang baik sangat diperlukan karena


kurang efisiensinya penggunaan dan pemeliharaan peralatan kesehatan, juga
diakibatkan karena kurang dilakukannya perencanaan pengadaan dan
pemeliharaannya.
e. peralatan dikelola dengan baik: diinventarisir, didistribusikan, dipersiapkan dengan
benar untuk penyelenggaraan pelayanan, dipersiapkan tepat waktu dan siap
dipergunakan, dan secara khusus untuk peralatan akan disimpan, dikalibrasi berkala,
diperbaiki, dihapuskan dan seterusnya.
f. Kepala puskesmas membentuk tim dalam pengelolaan peralatan yang terdiri dari tim
pengadaan barang/jasa, petugas penerima hasil pekerjaan, bendahara barang dan
penanggung jawab barang peruangan.
 Memiliki daftar inventaris peralatan medis dan non medis.
 Memiliki daftar peralatan yang perlu dikalibrasi dan jadual pelaksanaan.
 Memiliki jadual pemeliharaan dan monitoring peralatan.
Dokumen terkait : SOP pengadaan dan pemeliharaan, daftar inventarisasi barang

17
B. Manajemen Sumberdaya Manusia (SDM)
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan
berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja, sehingga muncul pola ketenagaan
yang ada dan kebutuhan tenaga baik secara kuantitatif maupun kualitatif (jenis
pendidikan dan kompetensi).
2. Proses Pemenuhan Kebutuhan
Pengadaan sumber daya manusia meliputi :
• Proses rekrutmen
Proses rekrutmen tidak dilakukan sendiri oleh puskesmas kecuali untuk Tenaga
Kerja Sukarela (TKS). Kebutuhan tenaga tersebut diusulkan ke Dinas Kesehatan
Kota untuk pemenuhannya, termasuk proses kredensialnya menjadi kewenangan
Dinas Kesehatan Kota.Proses pemenuhan yang menjadi kewenangan Dinas
Kesehatan Kota meliputi rekrutmen, kredensial, dan pelatihan atau peningkatan
kompetensi yang seharusnya.
• Proses kredensial
• Peningkatan kompetensi/pengembangan kapasitas.
- Perancangan dan perencanaan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
kompetensi karyawan seperti pelatihan, seminar, kaji banding, diskusi,
refresing dan capacity buiding.
- Memiliki dokumen bukti kompetensi dan hasil pengembangan pengelola dan
pela ksana pelayanan, berupa sertifikat, kerangka acuan kaji banding,
instrument kaji banding
- RTL dan evaluasi penerapan hasil pelatihan terhadap pengelola dan
pelaksana pelayanan
- Memiliki kebijakan kepala puskesmas tentang kewajiban mengikuti program
orientasi bagi Kepala Puskesmas, Penanggungjawab program dan pelaksana
kegiatan yang baru
- Memiliki kerangka acuan program orientasi, dan dokumentasi bukti
pelaksanaan kegiatan orientasi
3. Pengorganisasian.
Pengorganisasian dilakukan dengan menetapkan tugas pokok dan fungsi masing
masing pegawai dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas seperti yang tertuang
dalam struktur organisasi puskesmas yang telah ditetapkan.
4. Pengarahan dan pengendalian
Pengarahan dan pengendalian petugas dilakukan melalui kegiatan monitoring dan
evaluasi secara secara berkala terhadap pelaksanaan tugas masing masing pegawai
dalam kegiatan lokakarya mini dll.Hal ini dilakukan juga dalam rangka meningkatkan
koordinasi dan pengintegrasian kegiatan antar petugas maupun antar unit
kerja/pelayanan.
Dokumen terkait :
1. Persyaratan kompetensi
2. Hasil analisis kompetensi pegawai
3. Prosedur penilaian kinerja

18
4. Prosedur pelatihan dan kaji banding
5. Prosedur pengendalian rekaman
6. Uraian tugas karyawan
7. Data karyawan

C. Manajemen Keuangan
1. Kebutuhan dana.
a. Sumber dana
b. Pengalokasian dana
Pemanfaatan dana secara efisien
a. Pembiayaan pegawai
b. Belanja barang/jasa
c. Biaya modal
2. Pengelolaan Dana
a. Menetapkan Petugas Pengelola Keuangan terdiri dari bendahara pengeluaran,
bendahara penerimaan, bendahara bantu dan kasir.
b. Ada uraian tugas dan tanggung jawab pengelola keuangan.
c. Adanya aturan tentang tatacara perencanaan, penyelenggaraan dan evaluasi
berupa ; kebijakan pengelolaan keuangan, SOP (menerimaan dana, pengeluaran
dana, pengklaiman, pengelolaan kas kecil) dan pembuatan laporan keuangan
setiap 3 (tiga) bulan.
d. Pengelolaan dana sesuai aturan BLUD, standar prosedur operasional dan aturan-
aturan yang berlaku.
e. Pemanfaatan dana sesuai dengan yang telah dianggarkan dalam RBA (Rencana
Bisnis Anggaran)
3. Proses pembelian
Puskesmas Rajabasa Indah menjamin bahwa setiap barang yang dibeli sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. Untuk pengadaan yang menggunakan dana APBN/APBD
mengacu pada perpres No 70 tahun 2012 merupakan perubahan ke dua dari perpres
No 54 Tahun 2010 tentang peraturan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Sedangkan untuk pengadaan yang menggunakan jasa layanan mengacu kepada
Peraturan Walikota tentang sistem prosedur pengadaan barang dan jasa pada UPT
Puskesmas BLUD.
Kepala Puskesmas Rajabasa Indah menetapkan SOP pengadaan barang di
puskesmas
Tim pengadaan terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang anggota
menentukan pengadaan barang yang sesuai dan memenuhi kebutuhan yang
diperlukan
Perencanaan pengadaan barang/jasa harus terlebih dahulu dibuat sebelum
pelaksanaan.
Sebelum pelaksanaan pengadaan barang/ jasa semua persyaratan produk harus
dibahas secara jelas
Komunikasi pada setiap tahap pelaksanaan harus terdokumentasi.

19
Unit terkait ; Kepala puskesmas, petugas penerima hasil pekerjaan dan bendahara
barang.
Dokumen terkait : prosedur pengadaan barang dan jasa puskesmas

Informasi pembelian
Tim pengadaan barang/ jasa menjamin persyaratan yang tepat sebelum
dikomunikasikan ke rekanan.
Informasi memasukkan persyaratan pembelian untuk persetujuan pembelian barang
menurut kriteria, meliputi : spesifikasi barang, harga, pembayaran, pengiriman, dan
pelayanan purna jual.

Verifikasi barang yang dibeli


Petugas penerima hasil pekerjaan (PPHP) menjamin barang yang diterima sesuai
dengan spesifikasi, dalam kondisi baik dan dengan jumlah yang sesuai.

D. Infrastruktur
Yang termasuk fasilitas fisik infrastruktur di Puskesmas Rajabasa Indah adalah sistem
penyediaan air bersih, sistem manajemen air limbah, fasilitas manajemen limbah
padat, sistem kelistrikan, fasilitas drainase, prasarana parkir dan sistem
telekomunikasi.
 Sistem air bersih
Penanggung jawab program Kesehatan Lingkungan (Kesling) melakukan
pengawasan sarana dan mutu air, perbaikan sarana dankualitas air dan
memastikan air bersih yang digunakan mencukupi dari segi kuantitas.

 Sistem penyaluran air kotor dan / air limbah


 Pengelolaan limbah medis puskesmas Rajabasa Indah selain tergantung pada
administrasi dan organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan dan
pendanaan yang memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang
ada di unit pelayanan.
 Kepala puskesmas membentuk tim yang bertanggung jawab terhadap
penyediaan air bersih, limbah, drainase dan kebersihan lingkungan puskesmas.
Tim Kesling puskesmas menyusun perencanaan pengelolaan secara terstruktur ,
sistematis dan intensif.
 Tersedianya sistem pengelolaan air limbah yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
 Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi dengan
penutup.
 Di dalam sistem penyaluran air limbah dari dapur disediakan perangkap untuk
memisahkan kotoran.

 Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius


 Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas perwadahan, tempat
penampungan sementara, dan pengolahannya.
 Mempertimbangkan penempatan dan jenis pewadahan yang tidak mengganggu
kesehatan penghuni lingkungan serta tidak mengundang datangnya vector

20
 Mempertimbangkan penempatan Tempat Penampungan Sementara (TPS);
memisahkan antara limbah medis dan limbah non medis (organik dan non
organik);besarnya TPS disesuaikan dengan volume limbah

 Sistemkelistrikan

 Pentingnya pengelolaan listrik yang aman dan bertanggung jawab.Ancaman arus


pendek dan sengatan arus listrik adalah dua contoh bahaya.
 Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikannya, diamati
dan dipelihara, tidak membahayakan dan tidak mengganggu lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lain.
 Memiliki daya listrik darurat; genset
 Perawatan instalasi listrik terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab.
Perawatan rutin diklakukan secara rutin dan berkala, sedangkan perbaikan/rehab
dilakukan hanya terhadap instalasilistrik yang rusak.
 Perawatan rutin meliputi: a. mengganti lampu-lampu penerangan, gedung, jalan
& taman yang putus; b. pemeliharaan panel listrik c. servis kubikel; d.servis dan
spalir trafo;e.servis genset.
 Perbaikan/rehab, pengadaan meliputi :a.pengadaan barang persediaan lampu,
kabel, skring dll;b.penggantian trafo, kubikel, panel listrik;c.rehab instalasi listrik
gedung dan luar gedung.
 Adanya dukungan pembiayaan

 Lahan parkir
Perancangan dan perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan
harapan pelanggan, kondisi lokasi dan social masyarakat sekitar.

 Sistem komunikasi

 Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan atau komunikasi di lingkup dan


keluar puskesmas, dalam mendukung pelayanan di puskesmas. Alat komunikasi
berupa telepon kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun alat komunikasi lainnya.
 Perawatan instalasi komunikasi terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab.
Perawatan rutin dilakukan secara rutin dan berkala, sedangkan perbaikan/rehab
dilakukan hanya terhadap instalasi listrik yang rusak.
 Adanya dukungan pembiayaan.

E. Lingkungan kerja
 Memastikan lingkungan kerja yang nyaman, bersih dan aman.
 Menunjuk penanggung jawab pengelola kebersihan lingkungan puskesmas dan
penanggung jawab keamanan puskesmas.
 Ada uraian tugas dan tanggung jawab pengelola
 Adanya aturan tentang tatacara perencanaan, penyelenggaraan dan evaluasi
 Kenyamanan lingkungan juga berkaitan dengan sistem penghawaan dan
pencahayaan.

21
VI. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
i. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
 Perencanaan UKM :
a. Berdasarkan pencapaian indikator kinerja UKM tahun sebelumnya, umpan balik
masyarakat/sasaran, analisis kebutuhan masyarakat, peluang
pengembangan/inovasi dan kebijakan daerah.
b. Seluruh data/informasi tersebut dibahas bersama anatara penanggungjawab UKM
dan pelaksana upaya untuk menyusun usulan kegiatan UKM.
c. Usulan kegiatan UKM disusun dalam format RUK UKM yang memuat 5 W1H
(what, who, why, when, where, How)
d. Usulan tersebut sebagai bahan pembahasan perencanaan tingkat puskesmas
oleh tim PTP.
e. Untuk perencanaan Tahun berjalan setelah diketahui persetujuan anggaran
dilakukan bersama antara penanggung jawab UKM dan pelaksana dengan skala
prioritas yang digunakan untuk penentuan/pemilihan kegiatan.
f. Kegiatan terpilih disusun dalam bentuk RPK UKM.

 Akses UKM
a. Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK disosialisasikan/komunikasikan
ke masyarakat sasaran melalui pertemuan lokakaryamini, lintas sektor, pertemuan
lintas sektor tingkat kecamatan, atau melalui surat, media brosur/leaflet/papan
pengumuman.
b. Kepastian pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan, dan
menginformasikan bila terjadi perubahan jadwal kegiatan.
c. Informasi umpan balikdiperoleh melalui sms, kotak saran, SMD/MMD, survey
kepuasan, atau wawancara langsung setelah pelaksanaan kegiatan.

 Pengukuran kinerja UKM


a. Pengukuran kinerja UKM dilakukan berdasarkan indikator-indikator kinerja yang
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas untuk masing masing UKM di Puskesmas,
mengacu kepada SPM Kota dan Kebijakan Dinkes Kota
b. Penanggungjawab UKM bersama dengan pelaksana menyusun rencana
perbaikan kinerja berdasarkan hasil monitoring dan penilaian kinerja. Perbaikan
kinerja UKM dilaksanakan secara berkesinambungan.
c. Pelaksanaan monitoring pencapaian kinerja UKM dilakukan setiap bulan oleh
Penanggung jawab UKM kepada pelaksana melalui pertemuan yang dilaksanakan
maksimal 1 minggu sebelum pelaksanaan lokakarya mini bulanan.

 Dokumen terkait :
1. Rekaman kebutuhan masyarakat
2. RSB
3. RUK
4. RPK
5. RBA

 Proses Yang Berhubungan Dengan Sasaran.

Penetapan persyaratan sasaran.

a. Kegiatan-kegiatan dalam setiap Upaya Puskesmas disusun oleh Kepala


Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas tidak hanya mengacu pada
pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kota, tetapi perlu memperhatikan
kebutuhan dan harapan masyarakat terutama sasaran program.

22
b. Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran dari Upaya Puskesmas
dapat diidentifikasi melalui survey, kotak saran, maupun temu muka dengan tokoh
masyarakat.
 Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
a. Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program/Upaya Puskesmas menyusun
kerangka acuan untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat dan sasaran
program tentang pelaksanaan kegiatan program.
b. Menetapkan persyaratan pelanggan yang terkait dengan pelayanan yang meliputi ;
persyaratan untuk menerima pelayanan dan proses pelayanan dan persyaratan
lain untuk pelanggan tertentu

 Komunikasi dengan sasaran


a. Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang Upaya
Puskesmas kepada masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang
menjadi sasaran.
b. Komunikasi dan koordinasi perlu juga dilakukan kepada lintas program maupun
lintas sektor terkait.
c. Puskesmas Rajabasa Indah menetapkan dan menerapkan proses komunikasi
yang efektif dengan pelanggan mengenai ; informasi pelayanan dan umpan balik
pelanggan, termasuk keluhan-keluhan pelanggan.

 Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya.
Puskesmas Rajabasa Indah menentukan pengendalian pelayanan dan proses
pelayanan ruang lingkup puskesmas melalui :
- Ketersediaan informasi pelayanan
- Menetapkan SOP pelayanan yang dibutuhkan
- Menggunakan dan memelihara peralatan yang sesuai dengan pelayanan
- Menetapkan aktivitas pengukuran dan pemantauan.

b. Validasi proses penyelenggaraan upaya


Menetapkan peraturan untuk validasi proses apabila diterapkan, meliputi proses
meninjau ulang proses dan adanya kriteria persetujuan dari proses.
c. Identifikasi dan mampu telusur
 Seluruh pelayanan puskesmas yang telah dilaksanakan harus diidentifikasi
sehingga mampu selusur.
 Proses identifikasi melalui: buku register, buku laporan, laporan program dan
sebagainya.

d. Hak dan kewajiban sasaran


 Hak dan kewajiban sasaran diinformasikan selama proses pendaftaran dengan
cara dan bahasa yang dipahami oleh sasaran
 Terdapat upaya agar sasaran dan petugas memahami hak dan kewajiban
masing-masing
 Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang terlatih dengan memperhatikan hak-
hak pasien

23
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
 Puskesmas merawat dan menjaga dari kerusakan dan kehilangan barang milik
pelanggan selama masih dibawah kendali puskesmas.
 Barang tersebut harus diidentifikasi, diverifikasi, dilindungi dan dijaga.
 Bila barang milik pelanggan rusak tidak sesuai atau hilang maka akan
dilakukan tindakan penanganan

f. Manajemen resiko dan keselamatan


 Penanggungjawab Program/Upaya Puskesmas melakukan identifikasi
kemungkinan terjadinya risiko terhadap lingkungan dan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan program
 Penanggungjawab program dan pelaksana program merencanakan upaya
pencegahan dan minimalisasi risiko
 Penanggungjawab Program/Upaya Puskesmas melakukan evaluasi terhadap
upaya pencegahan dan minimalisasi risiko.
 Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat risiko dalam pelaksanaan
kegiatan program, dilakukan minimalisasi akibat risiko, dan kejadian tersebut
dilaporkan oleh Kepala Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

g. Umum
 Setiap unit melakukan pengukuran dan pemantauan terhadap setiap
kegiatannya.
 Pemantauan dan pengukuran direncanakan sebelum pelaksanaannya
 Data kegiatan dikumpulkan untuk dianalisa
 Hasil pengukuran/pemantauan/ analisa dipakai untuk memastikan kesesuaian
manajemen mutu, melakukan perbaikan terus menerus.
 Metode pemantauan/ pengukuran/ analisa/ perbaikan dipastikan sesuai dengan
tujuan
 Dokumen terkait : prosedur pengendalian hasil pelayanan yang tidak sesuai.
 Apabila dapat diterapkan maka alat tersebut harus; dikalibrasi dan disesuaikan
satu tahun sekali; dijaga dari penyesuaian-penyesuaian yang dapat
mengakibatkan kalibrasi tidak sahih; dijaga dari kerusakan dan penurunan
keandalan selama penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan;
pendokumentasian hasil kalibrasi.
 Dokumen terkait : prosedur pengendalian kalibrasi, daftar invetaris barang,
prosedur pemeliharaan barang.

h. Pemantauan dan pengukuran


1. Kepuasan pelanggan
- Persepsi pelanggan dan kepuasan terhadap pelayanan puskesmas harus
dipantau minimal satu kali dalam setahun
- Pemantauan tersebut untuk menilai kinerja manajemen mutu serta
mengetahui apakah persyaratan pelanggan sudah terpenuhi
- Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi yang
diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
- Dokumen terkait : prosedur penanganan keluhan pelanggan dan laporan
survey kepuasan pelanggan.

24
2. Audit internal
- Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem manajemen mutu
diimplementasikan secara efektif sesuai dengan yang direncanakan.
- Tim audit internal dibentuk oleh wakil/penanggung jawab manajemen mutu
dan disahkan oleh kepala puskesmas, dan diberikan pelatihan sebelum
melakukan audit
- Program audit direncanakan oleh ketua tim audit dengan mempertimbangkan
tingkat kepentingan dan kekritisan unit yang akan diaudit
- Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, dan terencana dan
terdokumentasi dengan mengedepankan integritas dan independensi.
- Auditor harus memperhatikan hasil audit terdahulu untuk mengevaluasi
efektifitas.
- Kriteria audit, lingkup, dan frekuensi dipastikan ditentukan pada prosedur audit
internal
- Penanggung jawab pelayanan yang diaudit bertanggung jawab untuk
menindak lanjuti temuan audi pada unitnya
- Tindakan koreksi dilakukan segera mungkin untuk mengeliminasi
ketidaksesuainya yang ditemukan
- Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-tindakan yang
akan diambil
- Ketua tim audit bertanggung jawab dan melapor kepada wakil/penanggung
jawab manajemen mutu.
- Dokumen terkait : prosedur audit internal, prosedur tindakan koreksi
/pencegahan

3. Pemantauan dan pengukuran proses


- Pemantauan dan pengukuran pelayanan dilakukan sesuai prosedur.
- Tujuan pemantauan dan pengukuran pelayanan untuk memastikan
persyaratan telah terpenuhi
- Pengukuran dan pemantauan dilakukan pada tahan yang telah ditentukan
- Pemantauan dan pengukuran dilaksanakan berdasarlan kriteria yang telah
ditetapkan

4. Pemantauan dan pengukuran hasil layanan


Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dengan menggunakan indikator
kinerja/SPM dilakukan di akhir tahun untuk mengetahui apakah target tercapai
dan bandingkan kecenderungan dengan pencapaian tahun sebelumnya
(menurun, meningkat, tetap).

i. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai


 Hasil seluruh pelayanan/ program yang tidak sesuai adalah yang kondisinya
berada diluar batas persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana
monitoring pelayanan/program
 Hasil pelayanan yang tidak sesuai di kendalikan serta dicegah untuk tidak
digunakan dan tidak dilanjutkan ke proses seterusnya.

25
 Pengendalian, tanggung jawab dan wewenang untuk menangani yang tidak
sesuai harus ditetapkan dengan prosedur
 Bila pelayanan/program yang tidak sesuai tidak dikonsesi maka harus ditangani
secara tuntas dan efektif dengan salah satu cara berikut :
- Diperbaiki untuk menghilangkan ketidak sesuaian
- Mengubah kegunaan
- Mengizinkan penggunaan/pengiriman atas persetujuan
- Diproses ulang
 Ketidaksesuaian harus dicatat
 Bilamana pelayanan/program diperbaiki maka dilakukan verifikasi ulang
 Bilamana pelayanan/program ketidaksesuaian telah terlanjur diterima
pelanggan maka puskesmas mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
menangani akibat/ potensi akibat.

j. Analisis data
 Data-data proses atau implementasi manajemen mutu harus dikelola dengan
baik
 Analisa data dengan teknik yang sesuai, contoh dengan statistik
 Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program, kegiatannya untuk
mengetahui tingkat kinerja dengan melihat kesenjangan dan miss opportunity
sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan
 Analisa data dibuat oleh wakil/penanggung jawab mutu dan menjadi acuan
untuk semua
 Analisa data mengarah kepada identifikasi ketidaksesuaian, ketidakefektifan
dan tindakan perbaikan yang diperlukan.
 Data dianalisa antara lain untuk memantau :
- Kepuasan pelanggan
- Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan/orogram puskesmas
- Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan puskesmas
- Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah berikutnya.

k. Peningkatan berkelanjutan
 Seluruh karyawan dan penanggung jawab program wajib melakukan perbaikan
secara terus menerus terhadap efektifitas manajemen mutu sesuai tugas,
tanggung jawab dan wewenang.
 Semua perbaikan mengacu kepada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan koreksi dan prevensi
serta tinjauan manajemen
 Dokumen terkait : prosedur tindakan koreksi dan pencegahan.

l. Tindakan korektif dan preventif


 Penyebab-penyebab terjadinya ketidak sesuaian dipastikan dieliminasi dan
dicegah agar tidak terjadi lagi
 Tujuan dari tindakan koreksi dan prevensi adalah mencegah terulangnya
masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja puskesmas secara
keseluruhan.

26
 Upaya tindakan koreksi dan prevensi dipastikan sesuai dengan skala dampak
yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
 Agar tindakan koreksi berjalan lancar dan efektif, dipastikan prosedur tindakan
koreksi mencakup :
- Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan
- Menentukan penyebab-penyebab masalah
- Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
- Menyimpan rekaman mutu tindakan koreksi

 Koordinator unit bertanggung jawab memastikan tindakan koreksi dan prevensi


yang telah dilaksanakan efektif
 Tindakan koreksi dan prevensi harus sesuai dengan dampak masalah.
 Memiliki prosedur tindakan koreksi dan prevensi

ii. Upaya Kesehatan Perorangan


1. Perencanaan pelayanan klinis
 Terdapat kebijakan dan prosedur yang jelas untuk menyusun rencana layanan
medis dan rencana layanan terpadu jika diperlukan penanganan secara tim.
 Petugas kesehatan dan/atau tim kesehatan melibatkan pasien dalam menyusun
rencana layanan

2. Proses yang berhubungan dengan sasaran


 Pimpinan dan staf puskesmas mengidentifikasi hambatan bahasa, budaya,
kebiasaan, dan penghalang yang paling sering terjadi pada masyarakat yang
dilayani
 Ada tindak lanjut untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien
membutuhkan pelayanan di puskesmas.

3. Pembelian
 Sama seperti pembelian di UKM
 Untuk pembelian obat menunjuk tim pengadaan dari dinas kesehatan kota Bandar
lampung
 Untuk pembelian obat pada waktu khusus (diperlukan tetapi persediaan di gudang
nihil) sesuai prosedur, dengan syarat pembelian dengan jumlah kecil.

4. Penyelenggaraan pelayanan klinis


a. Pengendalian proses pelayanan klinis
Puskesmas Rajabasa Indah menentukan pengendalian pelayanan dan proses
pelayanan ruang lingkup puskesmas melalui :
- Ketersediaan informasi produk/ jenis pelayanan; berupa brosur, banner, leflet
dll
- Menetapkan SOP pelayanan yang dibutuhkan
- Ketersediaan alur pelayanan
- Menggunakan dan memelihara peralatan yang sesuai dengan pelayanan
- Menetapkan aktivitas pengukuran dan pemantauan.

27
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
1. Prosedur peninjauan ulang dan ada kriteria persetujuan dari proses-proses.
2. Persetujuan peralatan
3. Penggunaan prosedur dan metode spesifik
4. Validasi ulang

c. Identifikasi dan ketelusuran


1. Seluruh pelayanan puskesmas yang telah dilaksanakan harus diidentifikasi
sehingga mampu selusur.
2. Proses identifikasi melalui : buku register, buku laporan, laporan program dan
sebagainya.

d. Hak dan kewajiban pasien


- Hak dan kewajiban pasien/keluarga diinformasikan selama proses pendaftaran
dengan cara dan bahasa yang dipahami oleh pasien dan/keluarga
- Terdapat upaya agar pasien/keluarga dan petugas memahami hak dan
kewajiban masing-masing
- Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang terlatih dengan memperhatikan hak-
hak pasien/ keluarga pasien

e. Pemeliharaan barang milik pelanggan


- Puskesmas merawat dan menjaga dari kerusakan dan kehilangan barang milik
pelanggan selama masih dibawah kendali puskesmas.
- Barang tersebut harus diidentifikasi, diverifikasi, dilindungi dan dijaga.
- Bila barang milik pelanggan rusak, tidak sesuai atau hilang maka akan
dilakukan tindakan penanganan sesuai prosedur pengendalian ketidaksesuaian
pelanggan.

28
PENUTUP
Demikian pedoman manajemen mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
Rajabasa Indah untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai
dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.

SELAMAT BERKERJA, KEPALA PUSKESMAS DAN SELURUH KARYAWAN


MENDUKUNG SEPENUHNYA DALAM PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU INI
SEBAGAI KOMITMEN BERSAMA TANPA TERKECUALI

29

Anda mungkin juga menyukai