Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR
Tim penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB II DEFINISI............................................................................................... 4
A. Pengumpulan Data.................................................................................... 25
B. Pelaporan .......................................................................................................... 30
C. Analisis ............................................................................................................. 33
E. Feedback ........................................................................................................... 83
F. Publikasi........................................................................................................... 83
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengacu pada UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes
No. 11 tahun 2017tentang keselamatan pasien Rumah Sakit, Standar Akreditasi
Rumah sakit versi 2012 dan Standar Akreditasi Rumah Sakit Join Commision
International (JCI), serta Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah sakit
(Depkes, 1994),Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu dan menjamin keselamatan pasien sesuai dengan standar
yang ditetapkan melalui upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien
Perbaikan mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan berdasarkan
masukan data dari lapangan yang akan dipergunakan secara efektif dalam praktik
klinis dan manajemem. Setiap tahun pemimpin klinis dan manajerial menetap
indikator mutu kunci yang digunakan sebagai variabel untuk mengukur suatu
perubahan/ perbaikan dengan menggunakan instruen yang tepat.
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di rumah sakit akan
menghasilkan akumulasi data dan informasi. Untuk memahami seberapa baik
kemampuan rumah sakit, tergantung dari hasil analisis data, informasi yang
terkumpul dibandingkan dengan rumah sakit lain. Pada rumah sakit besar yang
kompleks sifatnya dibutuhkan teknologi dan staf yang mempunyai kompetensi
mengelola data. Rumah sakit memahami prioritas pengukuran dan perbaikan
sebagai dukungan yang penting. Mereka memberikan dukungan secara konsisten
terhadap sumber daya rumah sakit dan peningkatan mutu.
Karena itu rumah sakit perlu mempunyai sistem manajemen data yang
didukung dengan teknologi informasi yang mulai dari pengumpulan, pelaporan,
analisa, validasi, dan publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal
rumah sakit. Publikasi data tetap harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai
peraturan perundang-undangan. Karena itu,kumpulan data merupakan suatu
bagian penting dalam kegiatan peningkatan rumah sakit. Jenis data yang
1
dikumpulkan di rumah sakit bisa jadi jumlahnya cukup banyak, dan
pengumpulan datanya serta pengelolaannya bersifat terus menerus.Untuk
mendapatkan kesamaan persepsi tentang pengelolaan data dan informasi
dihubungkan dengan SIMRS dan SISMADAK yang ada di rumah sakit perlu
disusun panduan pengelolaan data dan informasi.
Diharapkan dengan diterbitkannya buku panduan ini, dapat
meningkatkan ketepatan dalam pengolahan data dan informasi yang akan
dijadikan dasar bagi pimpinan rumah sakit dalam menentukandata dan
informasi yang akan dijadikan dasar bagi Pimpina Rumah Sakit dalam
menentukan kebijakan selanjutnya. Maksud penyusunan panduan ini adalah
sebagai panduan bagi petugas penanggung jawab data dalam proses pengelolaan
data dan informasi di RSIA Annisa.
2. Tujuan
Dengan dilakukan manajemen data secara internal, diharapkan dapat
diketahui :
a. Sampai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument
pengukuran dalm melakukan fungsi ukurnya.
b. Apakah pengukuran data dilakukan dengan benar sehinggan diperoleh
data yang kurang akurat (valid)
2
c. Data dan informasi mutu yang valid yang bisa dijadikan dasar
manajemen rumahsakit utnuk mengambil keputusan dalam perencanaan,
pemantauan, evaluasi program dan peningkatan kewaspadaan serta
respom terhadap kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
3
BAB II
DEFINISI
6. Integrasi data adalah integrasi data baik di tingkat rumah sakit dan unit
kerja meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, dan publikasi
indikator mutu.
4
7. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia. Informasi merupakan
interpretasi data yang disajikan dengan cara yang berarti dan berguna.
8. Input merupakan sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun di luar
organisasi untuk di proses dalam suatu sistem ekonomi.
9. Processing merupakan konversi/pemindahan, manipulasi dan analisis input
mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia.
10. Output merupakan distribusi informasi yang sudah di proses ke anggota
organisasi dimana output tersebut akan digunakan.
11. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia.
12. Pengumpulan data adalah proses memperoleh data dengan melakukan
pengumpulan data berupa sensus harian, rekapitulasi bulanan, kejadian
insidentil, dan survei.
13. Analisa data adalah proses pengolahan data yang telah dikumpulkan
menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar upaya perbaikan
mutu dan keselamatan pasien. Pada prinsipnya pengolahan data
adalah proses meringkas data, dari banyak data yang sudah dikumpulkan,
diringkas menjadi serangkaian ukuran atau indikator dan disajikan melalui
tabel atau grafik ringkas yang mudah dimengerti. Proses ini sering
memerlukan perhitungan matematika seperti penjumlahan, perkalian, atau
pembagian.
14. Verifikasi sistim ahli, atau sistim beberapa komputer untuk segala masalah,
tugas yang telah ditentukan oleh sistim yang sudah dibangun sesuai
spesifikasi.
15. Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
5
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien
16. Pengolahan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai
paling sederhana dengan cara manual atau bantuan kalkulator sampai
perhitungan dengan bantuan software.
17. Penyajian data adalah bagian dalam proses analisis, data perlu dibedah
dan disajikan dalam bentuk indikator-indikator. Penyajian data perlu
dirancang sehingga: sesuai konteks dan lingkup, mampu bercerita, misal:
perubahan menurut waktu, perbandingan antar daerah, menampilkan data,
ukuran atau indikator dalam berbagai bentuk sesuai tujuan, misal:
persentase, estimasi, proyeksi, perbandingan. Banyak cara penyajian,
tetapi pilih yang paling sesuai atau paling efektif, dalam arti pesan
mudah dimengerti oleh audien atau pengguna. Penyajian dapat berbagai
bentuk: teks, grafik, gambar, dan tabel.
18. Pelaporan data adalah proses yang meliputi penyajian data dengan
mencantumkan hasil analisis data beserta dengan rekomendasi tindak lanjut
sesuai dengan format tata naskah rumah sakit
19. Validasi data adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan
untuk menetapkan tingkat kepercayaan para pengambil keputusan terhadap
data itu sendiri.
20. Publikasi data adalah proses menyajikan informasi hasil analisis data
kepada staf rumah sakit maupun kepada masyarakat.
6
BAB III
RUANG LINGKUP
7
Ruang Lingkup dalam Panduan Pengelolaan data dan informasi Rumah
Sakit ini meliputi:
1. Pengumpulan data
2. Analisa data
3. Pengolahan data
4. Penyajian data.
5. Pelaporan data
6. Validasi data
7. Publikasi data
Frekuensi
Frekuensi
No Instalasi pelaporan dan
pengumpulan data
analisis data
1 IGD Setiap hari Setiap bulan
2 Rawat jalan Setiap hari Setiap bulan
3 Rawat inap Setiap hari Setiap bulan
12
4 Kamar Operasi Setiap hari Setiap bulan
5 Perinatologi Setiap hari Setiap bulan
6 Intensif Setiap hari Setiap bulan
7 Radiologi Setiap hari Setiap bulan
8 Laboratorium Setiap hari Setiap bulan
9 Farmasi Setiap hari Setiap bulan
12 Gizi Setiap hari Setiap bulan
14 Rekam medis Setiap hari Setiap bulan
15 Pengelolaan limbah dan IPSRS Setiap hari Setiap bulan
16 Keuangan Setiap hari Setiap bulan
17 Ambulans Setiap hari Setiap bulan
19 CSSD Setiap hari Setiap bulan
22 Laundry Setiap hari Setiap bulan
23 PPI Setiap hari Setiap bulan
25 IT Setiap hari Setiap bulan
26 Logistic umum Setiap hari Setiap bulan
27 SKP Setiap hari Setiap bulan
28 PONEK Setiap hari Setiap bulan
29 Kepuasan pelanggan Setiap hari Setiap bulan
Penanggung jawab data unit kerja melakukan pengolahan data yang telah
dikumpulkan, membuat penyajian data dan membuat laporan hasil evaluasi data
yang dikumpulkan. Untuk setiap data yang tidak mencapai target indikator,
dilakukan rekomendasi tindak lanjut dan analisis penyebab tidak tercapainya target
tersebut. Analisis data yang dikumpulkan dilakukan dengan berbagai macam
teknik baik manual maupun elektronik (dengan SIORS, software Microsoft) dengan
metode statistic seperti dengan analisis diagram pareto, histogram, diagram pie, run
chart, control chart, dan lain sebagainya.
13
Tahapan manajemen data meliputi:
A. Pelaporan
Pelaporan data dan iformasi dilakukan secara tepat waktu sesuai dengan
kebutuhan pengguna dalam frekuensi yang ditentukan
1. Pelaporan berdasarkan waktu:
a. Harian
b. Mingguan
c. BulananTahunan
B. Analisa Data
Data yang dianalisis meliputi:
1. Data Mutu dan insiden Keselamatan Pasien
Data yang dikumpulkan meliputi :
C. Validasi Data
D. Umpan balik ( feed back)
E. Publikasi
Publikasi dilaksanaakn dengan berbgai media, seperti leaflet, banner, Web,
Saraan internet, standing banner.
18
BAB III
TATA LAKSANA
19
RSIA Annisa telah menetapkan, merencanakan dan merancang proses
manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun
eksternal. Informasi dikumpulkan dan digunakan selama asuhan pasien untuk
mengelola sebuah rumah sakit yang aman dan efektif. Kemampuan menerima dan
memberikan informasi memerlukan perencanaan yang efektif. Perencanaan Rumah
Sakit menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain :
1. Para profesional pemberi asuhan (PPA).
2. Para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan.
3. Badan/pihak lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau informasi
tentang operasional dan pelayanan rumah sakit.
Perencanaan juga mempertimbangkan misi rumah sakit, pelayanan yang
diberikan, sumber daya, akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan
komunikasi efektif antara pemberi pelayanan. Permintaan terhadap data dan
informasi harus selalu mengacu pada ketentuan dalam peraturan perundangan,
misalnya tentang rahasia kedokteran. Prioritas kebutuhan informasi dari sumber-
sumber mempengaruhi strategi manajemen informasi rumah sakit dan kemampuan
mengimplementasikan strategi tersebut, sesuai dengan ukuran rumah sakit,
kompleksitas pelayanan, ketersediaan staf terlatih, dan sumber daya manusia serta
tekhnikal lainnya. Perencanaan yang komprehensif meliputi seluruh unit kerja dan
pelayanan yang ada di rumah sakit. Untuk memenuhi kebijakan tersebut RSIA
Annisa :
1. Menyiapkan bukti proses perencanaan kebutuhan informasi melibatkan
a. Para profesional pemberi asuhan (PPA).
b. Para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan.
c. Badan/pihak lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau
informasi tentang operasional dan pelayanan rumah sakit.
2. Menyiapkan bukti proses perencanaan kebutuhan informasi mengacu pada
peraturan perundang undangan.
3. Menyiapkan bukti perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas
RSIA Annisa
20
RSIA Annisa telah menetapkan bahwa para profesional pemberi asuhan
(PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi
dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen
informasi. Teknologi manajemen informasi membutuhkan sumber daya yang besar
sebagai investasi untuk rumah sakit. Oleh karena itu, teknologi secara cermat telah
disesuaikan dengan kebutuhan RSIA Annisa saat ini dan masa depan, serta sumber
daya yang ada. Kebutuhan teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses
manajemen informasi yang ada saat ini serta membantu mengintegrasikan aktivitas
seluruh unit kerja dan pelayanan RSIA Annisa. Proses seleksi teknologi informasi
sesuai dengan kebutuhan RS dilakukan melalui koordinasi dan partisipasi para
profesional pemberi asuhan (PPA), para kepala bidang/divisi, dan kepala unit
pelayanan. Untuk memenuhi kebijakan tersebut RSIA Annisa
a. Menyiapkan bukti proses membangun SIM-RS melibatkan PPA
b. Menyiapkan bukti keterlibatan Kepala Bidang divi/ bagian dan kepala unit
pelayanan daala, membangun SIM-RS
RSIA Annisa juga telah menetapkan bahwa sistem manajemen data dan
informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi
yang secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional
pemberi asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak
lain di luar rumah sakit. Kumpulan data merupakan bagian penting dalam kegiatan
peningkatan kinerja rumah sakit karena dapat memberikan gambaran atau profil
rumah sakit selama kurun waktu tertentu dan dapat membandingkan kinerja dengan
RS lain. Kumpulan data yang dikumpulkan di RSIA Annisa terdiri atas :
a. Data mutu dan insiden keselamatan pasien
b. Data surveilans infeksi
c. Data kecelakaan kerja.
Data tersebut membantu RSIA Annisa untuk mengetahui kinerja terkini dan
mengidentifikasi peluang untuk peningkatan/perbaikan. Data tersebut tersedia untuk
21
memenuhi kebutuhan pengguna yaitu PPA, kepala bidang/divisi, dan kepala unit
pelayanan. Untuk memenuhi kebijakan tersebut RSIA Annisa :
1. Menyiapkan bukti tersedianya kumpulan data yang meliputi data mutu dan
insiden keselamatan pasien, surveikan infeksi dan data kecelakaan kerja
2. Menyiapkan bukti pelaksanaan peberian data secara off line dan online
23
Data yang dimaksud meliputi data dari indicator mutu unit dan indicator
mutu prioritas rumah sakit
Data dari pelaporan insiden keselamatan pasien,
Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja
menggunakan indicator mutu)
Data hasil pengukuran budaya keselamatan
Integrasi seluruh data di atas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja
24
Tahapan manajemen data meliputi:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program
peningkatan mutudan keselamatan pasien RSIA Annisa untuk mendukung
asuhan pasien dan manajemen rumah sakit lebih baik. Dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pengumpulan data merupakan hal
penting dari penilaian kinerja untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen
yang lebih baik. Profil rumah Sakit dapat dilihat dari data yang terkumpul .
kumpulan data dianalisis dan dibandingkan dengan rumah sakit lain yang sejenis,
jadi pengumpulan data merupakan bagian penting dari kegiatan menigkatkan
perbaikan kinerja. Pengumpulan data dari manajemen risiko, manajemen utilitas
dan Pencegahan dan pengendalian infeksi me RSIA Annisa mbant memahami
kinerja rumah sakit saat ini. Apa yang masih menjadi maslah dan perlu
perbaikan.
Bank data dari luar berharga untuk memonitor profesional, RSIA
Annisa telah berpartisipasi dalam menggunakan bank data dari luar, RSIA
Annisa telah membandingkan dirinya sendiri dengan rumah sakit lain yang sama
tingkatannya. Perbandingan adalah alat efektif untuk menemukan langkah-
langkah perbaikan dan mencatat tingkat kinerjanya.
RSIA Annisa telah memiliki regulasi mengenai:
1) Sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan analisis,
feedback dan publikasi data
2) Menetapkan data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau
menggunakan database eksternal
3) Menjamin keamanan dan kerahasiaan data dalam berkontribusi dengan
database eksternal.
Untuk memenuhi kebijakan tersebut maka RSIA Annisa:
a. Menyusun panduan pengelolaan data dan informasi
b. Menyiapkan bukti pelaksanaan tentang koordinasi komite PMKP dengan unit
pelayanan dalam pengumpulan data diunit pelayanan dan pelaporannya
25
c. Menyiapkan bukti hasil pengumpulan data yang meliputi indikator area klinis,
area manajemen, sasaran keselamatan pasien, insiden keselamatan pasien,
tingkat kepatuhan DPJP
d. Bukti penyampaian data keluar RS, misal data 12 indikator mutu Kemenkes
e. Bukti pelaksanaan tentang benchmark ( tolok ukur) data , misal 12 indikator
mutu
2. Data Ketenagaan
3. Data Pelayanan, meliputi
a. Rawat Inap
b. Rawat Darurat
c. Gigi & Mulut
d. Kebidanan
e. Perinatologi
f. Pembedahan
g. Radiologi
h. Laboratorium
28
i. Rehabilitasi Medik
j. Pelayanan Khusus
k. Kesehatan Jiwa
l. Keluarga Berencana
m. Farmasi Rumah Sakit
n. Rujukan
o. Cara Bayar
4. Morbiditas dan Mortalitas
a) Penyakit Rawat Inap
b) Penyakit Rawat Jalan
29
2. Pelaporan
a. Data PMKP
1) Setiap unit/bagian wajib melaporkan kegiatan pemenuhan indikator
kinerja manajerial dan mutu yang sudah ditetapkan.
2) Setiap insiden dilaporkan secara internal dalam waktu paling lambat 2x24
jam dengan menggunakan format laporan yang telah ditentukan
3) Laporan diverifikasi oleh Sub komite keselamatan pasien untuk
memastikan kebenaran adanya insiden
4) Sub Komite Keselamatan Pasien melakukan investigasi dalam bentuk
wawancara dan pemeriksaan dokumen
5) Sub komite Keselamatan pasien menentukan derajat insiden ( grading)
dan melakukan RootT cause Analysis (RCA) dengan metode baku untuk
menemukan akar masalah
6) Sub Komite Keselamatan Pasien memberikan rekomendasi keselamatan
pasien kepada Direktur
7) Pelaporan secara online dilakukan secara online atau tertulis kepada Sub
Komite Keselamatan Pasien sesuai dengan format terlampir
8) Pelaporan disampaikan setelah dilakukan analisis, serta mendapatkan
rekomendasi dan solusi dari Sub Komite Keselamatan Pasien
9) Pelaporan insiden ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi
sistem dalam rangka meningkatkan keelamatan pasien dan tidak untuk
menyalahkan orang lain
10) Pelaporan telah dijamin keamananya, bersifat rahasia, anonim ( tanpa
identitas) dan tidak mudah diakses oeh orang yang tidak berhak
11) Setelah menerima laporan, Sub Komite Keselamatan Pasien melakukan
pengkajian dan memberikan umpan balik berupa rekomendasi
Keselamatan pasien dalam rangka mencegah berulangnya kejadian yang
sama
12) Setiap dokumen pelaporan dan analissi insiden tidak diperuntukan
sebagai alat bukti dalam proses peradilan
30
13) Seluruh unit rumah sakit melaporkan hasil pencatatan tersebut kepada
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien setiap bulan.
14) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSIA Annisa Jambi
melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat
laporan kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit secara berkala.
15) Direktur RSIA bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada representasi pemilik
sebgai berikut:
a) Setiap 3 bulan yang meliputi capaian dan analisis indikator mutu area
klinik, area manajemen, sasaran keselamatan pasien, capaian
implementasi panduan praktik klinis, dan alur klinis serta penerapan
sasaran keselamatan pasien
b) Setiap 6 bulan Direktur RSIA Annisa melaporkan penerapan
keselamatan pasien kepada representasi pemilik antara lain
mencakup:
a) Jumlah dan jenis kejadian tidak diharapkan/ insiden keselamatan
pasien serta analisis akar masalahnya
b) Apakah pasien dan keluarga telah mendapatakan informasi
tentang kejadia tersebut
c) Tindakan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan
sebagai respon terhadap kejadian tersebut
d) Apakah tindakan dipertahankan
16) Khusus untuk kejadian sentinel, Direktur RSIA Annisa wajib melaporkan
kejadian kepada pemilik dan representasi pemilik paling lambat 2x24 jam
setelah kejadian dan melaporkan ulang hasil analisis akar masalah setelah
45 hari
17) Ketentuan lebih lanjut mengenai Root Cause Analysis ( RCA) diatur
dalam panduan tersendiri
31
b. Pelaporan data Data PPI
1) Laporan dibuat secara periodik, 6 titik, setiap triwulan, semester, tahunan
atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
2) IPCLN melakukan monitoring survei harian sesuai ruangan.
3) IPCN melakukan konfirmasi bila terjadi infeksi saat survei
4) IPCN merekap hasil survei harian yang dilakukan oleh IPCLN.
5) IPCN melaporkan hasil survei kepada Komite PPI.
6) Komite PPI melaporkan hasil surveilens kepada Direktur, laporan
dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait dengan
peningkatan infeksi.
7) Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait.
8) Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi
tersebut untuk menetapkan strategi pengendalian infeksi rumah sakit.
c. Pelaporan data Rekam Medis
1) Laporan dibuat secara periodic setiap triwulan, semester, tahunan atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.
2) Penanggung jawab data melakukan monitoring survei harian sesuai
ruangan.
d. Pelaporan data Indikator mutu unit
1) Laporan dibuat secara periodic setiap triwulan, semester, tahunan atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.
2) Penanggung jawab data melakukan monitoring survei harian sesuai
ruangan.
32
3. Analisis Data
RSIA Annisa menetapkan bahwa data dianalisis diubah menjadi
informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan program
manajemen mutu, serta pendidikan dan penelitian. Rumah Sakit juga
mengumpulkan dan menganalisis data menjadi informasi untuk mendukung
asuhan pasien serta manajemen rumah sakit. Informasi tersebut memberikan
gambaran/profil rumah sakit selama kurun waktu tertentu dan dapat digunakan
untuk membandingkan kinerja dengan rumah sakit lain. Jadi, kumpulan data
merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kinerja rumah sakit. Secara
khusus, kumpulan data terdiri atas data mutu dan insiden keselamatan pasien,
data surveilans infeksi, data kecelakaan kerja, manajemen risiko, sistem
manajemen utilitas, pencegahan dan pengendalian infeksi, serta tinjauan
pemanfaatan/utilisasi dapat membantu rumah sakit untuk mengetahui kinerjanya
terkini dan mengidentifikasi peluang untuk peningkatan/perbaikan.
Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan
mutu dan keselamtan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen
RSIA Annisa. Untuk mencapai kesimpulan dan membuat keputusan, data harus
digabungkan , dianalisi dan diubah menjadi informasi yang berguna. Analisis
data telah melibatkan komite PMKP RSIA Annisa yang memahami manajemen
informasi, mempunyai keterapilan dalam metode pengumpulan data mengetahui
cara menggunakan berbagi alat statistik. Hasil analisis data telah dilaporkan
kepada para pimpinan RSIA Annisa yang bertanggung jawab akan proses dan
hasil yang diukur dan yang mampu ditindaklanjuti.
Dengan demikian, data menyediakan masukan berkesinambungan
yang memmbantu individu tersebut mengambil keputusan dan terus menerus
memperbaiki proses klinis dan manajerial.pengertian terhadap teknik statisktik
berguna dala proses analisa data, khususnya dalam menafsirkan variasi dan
memutuskan area yang paling membutuhkan perbaikan, run chart diagram
kontrol (charts kontrol), histogram , dan diagram, dan diagram pareto adalah
33
contoh dari metode statistik yang sangat berguna dlam memahami pola dan
variasi dalam pelayanan kesehatan.
Program mutu berpartisipasi dalam menetapkan seberapa data harus
dikumpulkan dan dianalisis. Frekuensi dari proses ini bergantung dari kegiatan
program tersebut dan area yang diukur serta frekuensi pengukuran. RSIA telah
menyusun regulasi analisis data meliputi:
a. Penggunaan statistic dalam melakukan analisis data
Pengambilan data dilakukan secara random bial sample < 100 diambil
semua, bila tidak memungkinkan dipilih dengan prosedur yang dapat
dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Analisis yang dilakukan, yaitu:
Membandingkan data di rumah sakit dari waktu kewaktu data (analissi
trend), misalnya dari bulanan ke bulan atau dari tahun ke tahun
Membandingkan dengan rumah sakit lain bila mungkin yang sejenis seperti
melalui database RS lain baik nasional maupun internasional
Membandingkan dengan standar seperti yang ditentukan oleh badan
akreditasi atau organisasi professional ataupun standarnyang ditentukan
oleh peraturan perundang-undangan
Membandingkan dengan praktik yang diingkan yang dalam literature
digolongkan sebagai best practice (praktik terbaik) atau better practice
(praktik yang lebih baik) atau practice guidelines (panduan praktik klinis)
34
c. Bukti data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung program
manajemen mutu.
d. Bukti data dianalisis diubah menjadi informasi mendukung pendidikan
dan penelitian.
e. Bukti pengumpulan , analisis dan rencana perbaikan indikator mutu
f. Bukti analisis data dengan menggunakan metode bar diagram
g. Bukti pelaksnaan tentang analisis data meliputi:
1) Analysis trend
2) Perbandingan dengan data eksternal atau Rs lain
3) Perbandingan dengan standar
4) Perbandingan dengan praktik terbaik
a. Bukti sertifikat pelatihan komite PMKP dan penanggung Jawab data unit
dan pengalaman kerja
b. Bukti laporan hasil analisis data indikator mutu RSIA Annisa
c. Bukti laporan hasil analisis data disampaikan kepada Direktur, kepala
bidang dan kepala ruangan.
d. Bukti tindak lanjut/ rencana perbaikan
Program PMKP prioritas di Rumah Sakit ibu dan Anak Annisa telah
dianalisis dan mempunyai dampak terhadap peningakatan mutu dan efisiensi
biaya pertahun. Direktur Rumah Sakit ibu dan Anak Annisa telah
memprioritaskan proses di RSIA Annisa yang diukur, program perbaikan dan
kegiatan keselamatan pasien yang diterapkan, bagaimana mengukur
keberhasilan dalam upaya di RSIA Annisa. Program mutu dan keselamatan
RSIA Annisa mencakup analisis data dampak prioritas perbaikan yang
didukung oleh Pimpinan. Komite PMKP RSIA Annisa telah menyusun sarana
untuk mengevaluasi penggunaan sumber daya untuk proses yang telah
diperbaiki. Sumber daya berupa teknologi. Analisis ini memberikan informasi
berguna atas perbaikan mana yang berdampak tehadap efisiensi dan biaya.
35
Dalam melakukan analisis tersebut Komite PMKP berkoordinasi dengan
Komite Medik karena terkait dengan audit Medis, bagian keuangan Rumah
Sakit RSIA Annisa dan tekonologi informasi ( information technology)
Rumah Sakit Ibu dan Annisa khususnya billing system sehingga dikethui telah
terjadi kendali biaya
Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa telah mengukur keberhasilan program
PMKP prioritas melalui:
a) Pengukuran capain-capaian indikator area klinik dan area manajemen
b) Pengukuran kepatuhan penerapan sasaran keselamatan pasien
c) Pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-CP sehingga mengurangi variasi
dalam pemberian pelayananan.
d) Pengukuran penggunaan sumber daya termasuk biaya yang dipergunakan
untuk perbaikan di program prioritas RSIA Annisa
Melalui pengukuran –pengukuran penggunaan sumber daya tersebut diatas,
maka dapat diketahui dampak perbaikan program prioritas rumah sakit secara
keseluruhan termasuk biaya yang digunakan.
Untuk memenuhi kebijakan tersebut RSIA Annisa:
1. Menyiapkan bukti analisis data program PMKP Prioritas
2. Bukti tentang tindak lanjut perbaikan
3. Bukti hasil perbiakan prioritas kegiatan PMKP RSIA Annisa
4. Bukti tentang hasil efisiensi sumber daya prioritas kegiatan PMKP RSIA
Annisa.
38
Meliputi BOR, LOS, BTO, TOI, NDR, GDR dan Rata-rata kunjungan
perhari selama 1 (satu) tahun serta rata-rata tiap indikator.
39
f) Jumlah tempat tidur tersebut tidak termasuk tempat tidur
yang dipergunakan untuk bersalin, kamar pemulihan (RR),
kamar tindakan, untuk pemeriksaan pada unit rawat jalan
(Umum, Spesialisasi dan subspesialisasi serta unit rawat jalan
gigi) dan klinik unit rawat darurat.
g) Jumlah tempat tidur untuk jenis pelayanan ICU, ICCU dan
NICU/PICU diisi jika Rumah Sakit tersebut sudah mempunyai
ruang rawat inap tersendiri dengan tempat tidur dan peralatan
khusus untuk pelayanan ICU, ICCU dan NICU/PICU tersebut.
h) Untuk Rumah Sakit Khusus yang hanya melayani satu jenis
pelayanan spesialisasi, jumlah tempat tidur dilaporkan pada
masing-masing ruang rawat inap yang sesuai dengan
spesialisasinya.
Yang dimaksud dengan tenaga rumah sakit adalah semua jenis tenaga
yang bekerja di rumah sakit baik tenaga kesehatan seperti : tenaga
medis, kefarmasian, kesehatan masyarakat, gizi, keterapian fisik,
keteknisian medis maupun tenaga non kesehatan.
40
1. Kualifikasi pendidikan yang dilaporkan dalam pengelompokan
jenis ketenagaan berdasarkan pada pendidikan tertinggi yang
dicapai tenaga yang bersangkutan.
c. Formulir RL 3
Formulir RL3 adalah formulir yang berisikan data kegiatan pelayanan
rumah sakit, yang dilaporkan satu kali dalam setahun, paling lambat
tanggal 15 bulan Januari tahun setelah tahun periode pelaporan.
42
dan untuk standarisasi berbagai kelas telah diadakan
pengelompokan kelas perawatan.
e) Kelas Perawatan ruang rawat inap yang ada disuatu Rumah Sakit
harus tercermin pada pengisian RL3 halaman 1. Pengisian kelas
perawatan pada formulir RL3 harus sesuai dengan kelas
perawatan yang dinyatakan pada RL1.
f) Untuk beberapa jenis pelayanan rawat jalan tertentu antara lain
KB, Jiwa, Gigi dan Mulut, Radiologi, Unit Darurat, Rehabilitasi
Medik harus tercermin pula perincian kegiatannya pada paragraf
yang relevan dihalaman berikutnya dari formulir RL3 tersebut.
43
6. Pasien Keluar Mati ≥ 48 jam
Kematian pasien ≥ 48 jam adalah kematian yang terjadi
sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah
sakit
Isilah sesuai dengan jumlah pasien mati dalam 48 jam dan lebih
selama satu tahun yang bersangkutan.
7. Jumlah Lama Dirawat
Isilah sesuai dengan total lama dirawat dari pasien yang sudah
keluar rumah sakit (hidup maupun mati), selama satu tahun
yang bersangkutan.
8. Pasien Akhir Satu tahun
Isilah sesuai dengan jumlah pasien yang masih dirawat pada
hari terakhir satu tahun yang bersangkutan.
9. Jumlah Hari Perawatan
Isilah sesuai dengan total hari rawat dari semua pasien yang
dirawat selama satu tahun yang bersangkutan.
10. Jumlah Hari Perawatan VVIP
Isilah sesuai dengan jumlah hari rawat pasien VVIP selama satu
tahun yang bersangkutan.
11. Jumlah Hari Perawatan VIP
Isilah sesuai dengan jumlah hari rawat pasien VIP selama satu
tahun yang bersangkutan.
12. Jumlah Hari Perawatan Kelas I
Isilah sesuai dengan jumlah hari rawat pasien kelas I selama
satu tahun yang bersangkutan.
13. Jumlah Hari Perawatan Kelas II
Isilah sesuai dengan jumlah hari rawat pasien kelas II selama
satu tahun yang bersangkutan.
44
14. Jumlah Hari Perawatan Kelas III
Isilah sesuai dengan jumlah hari rawat pasien kelas III selama
satu tahun yang bersangkutan.
15. Jumlah Hari Perawatan Kelas Khusus
Isilah sesuai dengan jumlah hari rawat pasien yang bukan
termasuk di kelas VVIP, VIP, I, II, III selama satu tahun yang
bersangkutan.
16. Catatan penentuan jenis pelayanan:
a. Pasien yang berpindah tempat berkali-kali dalam 1 (satu)
hari, maka diagnosa yang digunakan adalah diagnosa
terakhir.
b. Pasien yang sempat menjadi pasien rawat inap di satu tempat
dalam waktu ≤ 1 (satu) hari, maka dicatat sesuai dengan
jenis pelayanannya di tempat tersebut selama hari
perawatan; kemudian dapat dicatat dengan jenis pelayanan
yang berbeda sesuai dengan jenis pelayanan rawat inap di
tempat selanjutnya.
45
e. Tindak lanjut pelayanan pada pasien yang berkunjung ke Instalasi
Rawat Darurat disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya
kemungkinan perlu untuk dirawat, dirujuk ke Rumah Sakit lain atau
pulang, atau kemungkinan mati di Instalasi rawat Darurat (mati
sebelum dirawat) atau mati di dalam perjalanan (DOA/Death On
Arrival).
46
k. Total Pasien (Rujukan dan Non Rujukan) harus sama dengan
Tindak Lanjut Pelayanan (Dirawat + Dirujuk + Pulang + Mati di
UGD + DOA).
l. Setelah masing-masing kolom diisi dengan lengkap maka
dijumlahkan kebawah untuk setiap kolom.
1. Persalinan
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan di
rumah sakit selama satu satu tahun. Jumlah persalinan harus
sama dengan Jumlah Persalinan Normal ditambah dengan
Persalinan Komplikasi ditambah dengan Sectio Cesarea.
a. Persalinan normal
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
normal pervaginam di rumah sakit selama satu satu tahun baik
spontan, forceps maupun vakum ekstraksi, dengan atau tanpa
komplikasi.
b. Sectio Caesaria
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan sectio caesaria dengan komplikasi di rumah sakit
selama satu satu tahun.
c. Persalinan dengan komplikasi
Diisi dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan komplikasi di rumah sakit selama satu satu tahun
berjalan, baik pervaginam maupun dengan sectio caesaria.
49
2. Persalinan dengan komplikasi
Jumlah persalinan dengan komplikasi harus sama dengan
penjumlahan dari perdarahan sebelum persalinan sampai dengan
lain-lain, terdiri dari :
a. Perdarahansebelum persalinan
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan perdarahan sebelum persalinan di rumah sakit selama
satu satu tahun.
b. Perdarahan sesudah persalinan
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan perdarahan sesudah persalinan.
c. Pre eclampsi
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan komplikasi pre eclampsi.
d. Eclampsi
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan komplikasi eclampsi.
e. Infeksi
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan komplikasi infeksi.
f. Lain-lain
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan
dengan komplikasi lainnya.
3. Abortus
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang mengalami
keguguran di rumah sakit selama 1 satu tahun
4. Immunisasi terdiri dari TT1 dan TT2
Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya kegiatan immunisasi yang
dilakukan selama satu satu tahun yang dirinci menurut jenis
50
imunisasi yaitu TT1 dan TT2 baik yang berasal dari rujukan
maupun non rujukan.
2. Kematian Perinatal
Diisi dengan jumlah banyaknya kematian perinatal di rumah
sakit selama satu satu tahun yang terdiri dari :
a. Kelahiran mati, diisi sesuai dengan jumlah banyaknya
bayi lahir mati yang berasal dari rujukan maupun non
rujukan
b. Mati Neonatal < 7 hari, diisi sesuai dengan jumlah
banyaknya bayi lahir mati neonatal < 7 hari yang berasal
dari rujukan maupun non rujukan.
51
3. Sebab Kematian Perinatal
Diisi sesua dengan jumlah banyaknya kematian perinatal
yang berasal dari rujukan maupun non rujukan dengan
jumlah sebab kematian sebagai berikut :
55
kunjungan tersebut dicatat pada terapi utama yang diterima
penderita tersebut pada saat kunjungan tsb.
56
m. Formulir Kegiatan Obat, Penulisan Dan Pelayanan Resep (RL
3.13)
1. Pengadaan Obat
Data yang dilaporkan adalah jumlah item obat yang masuk
dalam daftar formularium dan jumlah item obat yang tersedia
di rumah sakit.
a) Golongan obat
Dibag menjadi 3 golongan yaitu Obat Generik (mencakup
generik formularium dan generik non formularium), Obat
Non Generik Formularium dan Obat Non Generik Non
Formularium.
Penentuan Formularium disesuaikan dengan kebijakan
Rumah Sakit yang bersangkutan; jika Rumah Sakit yang
bersangkutan tidak memiliki Formularium maka dapat
mengacu kepada Formularium di Kementerian Kesehatan.
b) Jumlah item obat
Diisi dengan jumlah item obat sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit.
c) Jumlah item obat yang tersedia di rumah sakit
Adalah jumlah item obat yang saat laporan ini dibuat
masih menjadi stok rumah sakit.
d) Jumlah item obat formularium tersedia di rumah sakit
Adalah jumlah item obat formularium yang saat laporan
ini dibuat masih menjadi stok rumah sakit.
Cara pengisian
1. Cara pengisian formulir RL4a untuk setiap jenis penyakit adalah
SAMA yaitu diisi dengan jumlah banyaknya pasien keluar hidup
dan mati dari Rumah Sakit menurut golongan umur dan seks.
59
2. Jika tidak ada pasien keluar untuk sesuatu jenis penyakit, maka
kolom yang tersedia diisi dengan angka nol (0).
3. Kolom 5 sampai dengan kolom 22 untuk setiap jenis penyakit
diisi dengan banyaknya pasien keluar dari Rumah Sakit yang
sesuai antara umur, jenis kelamin dengan penyakitnya.
Misalkan :
a. Penyakit kongenital hanya bisa masuk di kolom 5 dan kolom
yang lain diisi dengan angka nol (0)
b. Penyakit kebidanan hanya diisikan di kolom perempuan dan
kolom lainnya diisi dengan angka nol (0)
60
periode yang ditetapkan berdasarkan jenis kelamin laki-laki (L)
dan perempuan (P).
8. Kolom 11 dan 12 - Pasien Keluar umur >1- 4 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya Pasien
Keluar Rumah Sakit umur 1 - 4 tahun pada periode yang
ditetapkan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki (L) dan
perempuan (P)
16. Kolom 25 - Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati) laki-laki dan
Perempuan (Total)
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan jumlah banyaknya
Pasien Keluar Rumah Sakit untuk periode yang ditetapkan
(hidup).
63
6. Data tentang jumlah kasus baru untuk setiap jenis penyakit
diperoleh dari masing-masing unit rawat jalan kecuali dari
radiologi, dan gizi.
Cara pengisian
1. Cara pengisian formulir RL4b untuk setiap jenis penyakit adalah
SAMA yaitu diisi dengan jumlah banyaknya kasus baru (menurut
golongan umur dan seks) serta jumlah kunjungan yang terdapat
pada unit rawat jalan.
2. Jika tidak terdapat kasus baru atau kunjungan untuk sesuatu jenis
penyakit, maka kolom yang tersedia biarkan kosong.
3. Kolom 5 sampai dengan kolom 22 untuk setiap jenis penyakit
diisi dengan banyaknya kasus baru di Rumah Sakit yang sesuai
antara umur, jenis kelamin dengan penyakitnya.
Misalkan :
a. Penyakit kongenital hanya bisa masuk di kolom 5
b. Penyakit kebidanan hanya diisikan di kolom perempuan
4. Kolom 5 sampai dengan Kolom 22 untuk setiap jenis penyakit
diisi dengan banyaknya kasus baru yang sesuai antara umur, jenis
kelamin dengan penyakitnya dirinci per jenis kelamin yaitu laki-
laki (L) dan perempuan (P).
5. Kolom 5 dan 6 - Pasien Baru umur 0 - = 6 hari.
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 0 - = 6 hari yang terdapat pada unit rawat jalan
untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin yaitu
laki-laki (L) dan perempuan (P).
64
6. Kolom 7 dan 8 - Pasien Keluar umur >6 - 28 hari.
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
yang berumur 7 - 28 hari yang terdapat pada unit rawat jalan
untuk periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin yaitu
laki-laki (L) dan perempuan (P).
65
11. Kolom 17 dan 18 - Kasus Baru umur >24 - 44 tahun
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya kasus baru
umur 25 - 44 tahun yang terdapat pada unit rawat jalan untuk
periode yang ditetapkan dirinci per jenis kelamin laki-laki (L)
dan perempuan (P).
66
16. Kolom 25 - Jumlah Kasus Baru (Total Laki-laki dan Perempuan)
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya Jumlah
Kasus Baru yang terdapat pada unit rawat jalan untuk periode
yang ditetapkan.
17. Kolom 26 - Jumlah Kunjungan
Untuk setiap jenis penyakit diisi dengan banyaknya Jumlah
Kunjungan yang terdapat pada unit rawat jalan untuk periode
yang ditetapkan. (Kunjungan baru dan Kunjungan Lama/kasus)
18. Beberapa penyakit gangguan mental (kode ICD-F) diisikan di
kolom 13 sampai dengan 22.
19. Untuk pengisian tiap kolom, kode penyakit harus sesuai dengan
umur penderita.
20. Untuk pengisian tiap kolom, kode penyakit harus sesuai dengan
jenis kelamin.
21. Untuk imunisasi pengisian di formulir RL4b saja.
22. Untuk pasien melahirkan normal di formulir RL4a saja.
23. Untuk pasien Keluarga Berencana (pemasangan spiral) diisi pada
formulir RL4b saja.
67
Pengunjung Lama adalah pengunjung yang datang untuk
kedua kali dan seterusnya, yang datang ke poliklinik yang
sama atau berbeda sebagai kunjungan lama atau kunjungan
baru dengan kasus lama dan kasus baru. Pengunjung lama
tidak mendapat Nomor Rekam Medis lagi.
68
7. Jika suatu Rumah Sakit mempunyai pelayanan rawat jalan
sub spesialisasi maka dimasukkan dalam spesialisasinya.
69
Run chart sangat bermanfaat tergantung berapa banyak data yang
dikumpulkan, sangat sederhana dan mudah diinterpretasikan. Run chart
harus dibuat di awal kegiatan dan diupdate dengan data baru sesuai dengan
kegiatan yang berjalan
Run chart dikenal dengan grafik garis sederhana menampilkan data yang
diamati dalam urutan waktu. Sumbu Y: peristiwa/ event dan sumbu X
sebagai periode waktu. Berikut ini adalah beberapa contoh run chart:
70
Run chart digunakan untuk:
a. Memahami gambaran umum suatu proses
b. Trend
c. Variasi dari waktu ke waktu
d. Mengidentifikasi penurunan atau peningkatan proses dari waktu ke
waktu
71
software, melainkan hanya mengamati nilai pada sumbu Y dan waktu pada
sumbu X.
Run chart digunakan secara bergantian dengan grafik term-
series. Dalam beberapa hal, run chart mirip dengan diagram kontrol
yang digunakan dalam kontrol proses statistic, tetapi tidak menunjukkan
batas kontrol proses. Run chart dapat digunakan untuk mempelajari data
pengamatan tren atau pola selama periode waktu tertentu dan fokus pada
perubahan penting dalam proses. Run chart dapat menentukan apakah
suatu proses memiliki penyebab umum atau variasi penyebab khusus.
Hal ini penting karena proses selalu berada pada satu diantara 4 fase
berikut:
1. Ideal proses stabil, sesuai harapan
2. Ambang Batas masih dapat di predeksi, walau tidak selalu sesuai
harapan
3. Ambang Kekacauan tidak dapat diprediksi, tetapi hasil akhir masih
sesuai harapan
4. Kacau tidak dapat diprediksi dan tidak sesuai dengan harapan
Dalam grafik run, nilai tertentu telah diplot dan garis rata-rata telah
ditarik utk mengklarifikasi pergerakan data menjauh dari rata-rata.
Garis tengah ini mewakili titik tengah pengukuran yang dilacak (lihat
diagram di bawah). Menjalankan grafik digunakan untuk
menampilkan kinerja proses tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Siklus, tren ke atas dan ke bawah terlihat pada grafik ini. Diagram
run terutama digunakan untuk melacak kinerja suatu proses tertentu
yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut.
2. Control chart
Bagan kendali adalah jenis grafik tertentu yang digunakan untuk
mempelajari fluktuasi dalam suatu proses selama periode tertentu. Bagan
kendali ditarik termasuk garis atas untuk batas kontrol atas, garis bawah
72
untuk batas kontrol bawah dan garis tengah rata-rata. Garis ini ditentukan
menurut data masa lalu. Grafik ini berguna dalam membuat
perbandingan dan menyimpulkan konsistensi atau variasi proses.
Control chart membantu melacak sebuah proses. Tanda waspada
pada grafik dapat memberi bantuan kepada kita sebagai penanda jika proses
melebihi batas kontrol yang telah ditetapkan. Adalah grafik yg
menggambarkan data dari waktu ke waktu, control chart lebih spesifik
daripada Run Chart karena dapat menilai apakah proses berada dalam
kontrol/tidak; garis kontrol atas (UCL) dan garis control bawah (LCL).
Control chart mirip run chart, namun lebih memiliki daya statistik untuk
mendeteksi perubahan. Control chart digunakan untuk QI, dan juga untuk
monitoring perbaikan (contoh : dashboard atau scorecard).
Data bisa dipresentasikan dalam beberapa bentuk : Persentase
Rates
Counts
Individual values
Banyak model control charts diperlukan sesuai jenis data yang berbeda –
namun semua control chart mirip dan dinterpretasikan dengan cara yang
sama. Setiap kejadian yang memiliki pola yang berulang, tidak hanya
berupa variasi yang acak, dapat digolongkan menjadi special cause. Para
ahli statistic telah menciptakan beberapa tanda untuk mendeteksi special
cause ini. Yang paling sering digunakan adalah 4 tanda berikut ini:
73
74
4. Tanda untuk mendeteksi Special cause:
a. Outlier – Outlier adalah poin data yang berada di UCL dan
dibawah LCL. Karena batasan kontrol (control limit) dikalkulasi
berdasarkan teori probabilitas, sebuah outlier sangat jarang
ditemukan dalam proses yang hanya memiliki variasi common cause.
b. Shift – Kemungkinan proses yang stabil akan menghasilkan
sembilan poin berturutturut pada sisi yang sama itu sama saja dengan
melempar koin dan mendapatkan„kepala‟ sebanyak sembilan kali
berturut-turut. Hal itu mungkin saja, tapi sangat jarang. Keberadaan
sembilan poin berturut-turut pada sisi yang sama dari garis tengah
mengindikasikan sebuah shift pada mean. Ini adalah indikator yang
kuat yang menandakan proses telah berubah dan memerlukan
investigasi.
75
c. Trend – sebuah tren didefinisikan sebagai enam poin yang
muncul berturut-turut, masing-masing lebih tinggi dari poin
sebelumnya. Tren
mengindikasikan special cause dengan efek gradual. Carilah
perubahan proses yang mungkin dimulai pada permulaan tren.
d. Cycle – Pola-pola berulang yang disebut cycle ditandai dengan 14
poin berturut-turut yang bergantian naik turun. Pola ini
menandakan perubahan siklikal yang repetitive dalam proses dan
tentunya membutuhkan investigasi. Kasus yang mungkin terjadi
meliputi, over- adjusment, variasi shift-to-shift, dan variasi machine-
to machine. Sinyal- sinyal tersebut (outlier, shift, trend, dan cycle)
berlaku pada semua common cause pada control chart. Jika tidak ada
special cause yang ditemukan, kita bisa menyimpulkan proses masih
berada dalam kendali. Berarti proses masih stabil dan tidak berubah,
dan hanya variasi common cause yang mempengaruhi perilakunya.
Perbedaan antara control chart dan run chart sangat sempit sehingga sulit
untuk memahami perbedaannya. Diagram kontrol dan diagram run dapat
diidentifikasi sebagai alat statistik yang digunakan untuk melacak kinerja
76
organisasi dalam periode tertentu. Kedua metode ini menggunakan waktu
sebagai garis dasar dan ukuran kinerja sebagai pengukuran yang dilacak
dalam periode tertentu. Namun, di mana mereka digunakan berbeda,
tergantung pada tujuannya
3. Histogram
Diagram batang (histogram) adalah gambaran mengenai suatu distribusi
frekuensi, dimana untuk setiap kelas dinyatakan dalam skala horizontal
(datar) dan frekuensinya dalam skala vertical (tegak); atau sebaliknya. Data
yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat disajikan
dengan diagram batang. Diagram batang dapat dilengkapi dengan garis
trend sehingga dapat menunjukkan trend atas data mutu yang telah diolah.
Data ditampilkan dalam grafik. Mudah utk melihat trend. Easy to “eye-ball”
Tidak ideal untuk analisis statistik.
77
4. Pareto chart
Pareto chart merupakan tool yang membantu tim melihat penyebab atau
masalah yg paling sering terjadi. Chart memperlihatkan aktifitas
atau area yg berkontribusi paling buruk mutunya. Pareto chart berbasis
teori bahwa jumlah kecil penyebab akan memiliki kontribusi paling buruk
mutunya. Bila beberapa aktifitas berkontribusi paling besar pada masalah
disebut Pareto Effect. A classic Pareto Effect diamati bila 20 % penyebab
berkontribusi pada 80% semua masalah. Diagram pareto menampilkan
impaksi relatif, mudah dikontruksi, dan sangat mudah dipahami begitu
dilihat. Berikut ini contoh pareto chart:
78
No. INSTALASI INDIKATOR JAN FEB MAR APR MEI JUN dst
No EVALUASI
1 Kesesuaian data/ laporan dengan profil indikator pada Pedoman
4. Validasi Data
RSIA Annisa memiliki regulasi validasi data indikator area klinik yang
baru atau mengalami perubahan dan data yang akan dipublikasikan. Validasi data
79
adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan untuk menetapkan
tingkat kepercayaan para pengambil keputusan terhadap data itu sendiri. Validasi
data menjadi slaah satu langkah dlama proses menetapkan prioritas penialian
memilih apa yang harus dinilai, memilih, dan mnegetes indikator, mengumpulkan
data validasi data menggunakan data untuk peningkatan.
Keabsahan dan keterpercayaan pengukuran adalah inti dari semua
perbaikan dalam program peningaktan mutu. Proses validasi data secara internal
telah dilakukan karena program mutu dianggap valid jika data yang dikumpulkan
sudah sesuai, benar dan bermanfaat.
Untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan baik, proses validasi
telah dilakukan. RSIA Annisa mempunyai regulasi validasi data meliputi:
a) Kebijakan data yang divalidasi, yaitu
Merupakan pengukuran area klinis baru dan bila terjadi perubahan
sesuai regulasi
Bila ada perubahan system pencatatan pasien dari manual ke
elektronik sehingga sumber data berubah
Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui web site rumah sakit
atau media lain.
Bila ada perubahan pengukuran
Bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahi sebabnya
Bila ada perubahan subjek data seperti perubahan umur rata-rat pasien,
protocol riset diubah, paduan praktik klinis baru diberlakukan, serta
terdapat teknologi dan metodologi pengobatan baru
80
Mengumpulkan ulang data oleh orang kedu ayang tidak terlibat dalam
prosaes pengumpulan data sebelumnya (data asli)
Menggunakan sampel tercatat, kasus, dan data lainnya yang sahih
secara statisitk. Sampel 100% hanya dibutuhkan jika jumlah
pencatatan, kasus, atau data lainnya sangat kecil jumlahnya
Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
Menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang
ditemukan dengan total njumlah data elemen dikalikan dengan 100.
Tingkat akurasi 90% adalah patokan yang baik
Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama dengan
catatan alasannya (misalnya data tidak jeals definisinya) dan dilakukan
tindakan koreksi
Koleksi sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya
diatur tersendiri dan dapat menjamin kerahasiaan pasien serta keakuratan data
81
Bila ada perubahan system pencatatan pasien dari manual ke elektronik
sehingga sumber data berubah
Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui web site rumah sakit
atau media lain
Bila ada perubahan pengukuran
Bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahi sebabnya
Bila ada perubahan subjek data seperti perubahan umur rata-rat pasien,
protocol riset diubah, paduan praktik klinis baru diberlakukan, serta
terdapat teknologi dan metodologi pengobatan baru
Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya
diatur tersendiri dan dapat menjamin kerahasiaan pasien serta keakuratan
data
2. Data PPI
a. Bila ada data yang dikumpulkan oleh IPCLN yang ragu-ragu, data di cek
kembali oleh IPCN atau kolaborasi dengan kepala ruangan untuk periode
yang sudah lewat.
b. Bila ada perubahan system pencatatan pasien dari manual ke elektronik
sehingga sumber data berubah
c. Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui web site rumah sakit atau
media lain
d. Bila ada perubahan pengukuran
e. Bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahi sebabnya
f. Bila ada perubahan subjek data seperti perubahan umur rata-rat pasien,
protocol riset diubah, paduan praktik klinis baru diberlakukan, serta
terdapat teknologi dan metodologi pengobatan baru
3. Data Laporan Rekam medis dan MFK
Seluruh laporan yang dihasilkan oleh Rekam Medik sudah melalui beberapa
tahapan validasi, yaitu :
82
a. Memvalidasi data jumlah pasien yang terdapaat dalam sistem informasi RS
dengan data manual yang diperiksa berdasarkan berkas RM pasien. Petugas
RM harus memeriksa status pembayaran pasien, apabila belum membayar
berarti tidak dimasukkan dalam jumlah pasien pada hari tersebut.
b. Memvalidasi data pasien rujukan dari luar (bidan, dokter kerjasama) yang
terdapat dalam sistem informasi RS dengan surat rujukannya dari bidan
atau dokter pengirim. Apabila data pasien tidak dapat dilengkapi dengan
surat rujukan maka tidak dimasukkan dalam data pasien rujukan.
c. Data-data laporan kasus survei (morbiditas) yang terdapat dalam sistem
informasi RS harus divalidasi dengan data dignosa yang tertulis di berkas
RM, untuk melihat kesesuaian antara diagnose, jenis kelamin, data pasien.
d. Semua laporan yang sudah divalidasi oleh petugas RM akan diperiksa
kembali oleh Kepala Instalasi RM. Apabila sudah dapat dipertanggung
jawabkan/ akuntabilitasnya, maka laporan tersebut dapat dipublikasikan.
e. Telusur lapangan apabila ada data meragukan
Validasi data dilakukan dengan menelusuri ke lapangan untuk melihat
bagaimana data dikumpulkan dan dicatat.
f. Pengumpulan data kembali oleh individu yang berbeda.
Validasi data dilakukan oleh orang kedua (validator) yang tidak terlibat
dalam pengumpulan data asli (data pertama). Orang kedua bisa merupakan
Panitia PMKP atau staf di unit yang bersangkutan, namun bukan
pengumpul data pertama.
5. Feed Back
6. Publikasi
RSIA Annisa menetapkan bahwa penyampaian data dan informasi secara
tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi
yang dikehendaki. Format dan metode penyampaian data dan informasi kepada
pengguna yang menjadi sasaran dibuat agar memenuhi harapan pengguna. Strategi
penyampaian meliputi :
83
1. Memberikan data dan informasi hanya atas permintaan dan kebutuhan
pengguna.
2. Membuat format laporan untuk membantu pengguna dalam proses
pengambilan keputusan.
3. Memberikan laporan dengan frekuensi sesuai yang dibutuhkan oleh pengguna,
4. Mengaitkan sumber data dan informasi, dan memberikan interpretasi atau
klarifikasi atas data.
Untuk memenuhi kebijakan tersebut RSIA Annisa menyusun :
a. Data dan informasi disampaikan sesuai kebutuhan pengguna.
b. Pengguna menerima data dan informasi dalam format yang sesuai dengan
yang dibutuhkan.
c. Pengguna menerima data dan informasi tepat waktu.
d. Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya.
e. Setiap publikasi harus dibuat draft untuk mendapatkan pesetujuan
dariatasan yang bersangkutan
f. Setiap publikasi harus memperhatikan asas-asas sebagai berikut :
1) Asas kehati- hatian” berarti landasan bagi pihak yang bersangkutan
harus memperhatikan segenap aspek yang berpotensi
mendatangkankerugian, baik bagi dirinya maupun bagi pihak lain
dalam pemanfaatan Teknologi Informasi.
2) Asas iktikad baik” berarti asas yang digunakan para pihak dalam
melakukan publikasi tidak bertujuan untuk secara sengaja atau
melawan hukum mengakibatkan kerugian bagi pihak laintanpa
sepengetahuan pihak lain tersebut.
3) Asas kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi” berarti asas
pemanfaatan Teknologi Informasi tidak terfokus
pada penggunaan teknologi tertentu sehingga dapat mengikuti perkem
bangan pada masa yang akan datang.
84
4) Setiap publikasi data, petugas penanggungjawab harus melakukan
verifikasi dengan disertai bukti tanda tangan, baik secara cetak
danelektronik ( proses pembuatan )
5) Informasi harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi Elektronik
dan/atauDokumen Elektronik dianggap sah sepanjang informasi yang
tercantum didalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin
keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan.
86
3) Keuangan
Bagian keuangan RS mempunyai akses terhadap kegiatan keuangan
mulai dari memasukkan tarif (sesuai dengan daftar tarif diberlakukan
di RS) sampai dengan pembuatan laporan keuangan.
4) Operator
Operator dalam hal ini adalah petugas rekam medis, admisi,
farmasi, bagian keuangan. Operator mempunyai akses terhadap
kegiatan operasional mulai dari memasukkan data pasien,
memasukkan data tindakan, menerima biaya pembayaran.
c. Setiap perubahan data akan dilakukan pencatatan user id, tanggal dan
waktu perubahan data tersebut secara otomatis oleh aplikasi. Hasil
pencatatan ini hanya dapat dilihat oleh pihak manajemen sehingga
jika ditemukan kejanggalan dalam data yang ada secara mudah dapat
diketahui siapa yang melakukan dan kapan dilakukan.
87
8. Sistem Informasi Manajemen Rekam Medis
Rekam medik rumah sakit merupakan komponen penting dalam pelaksanaan
kegiatan manajemen rumah sakit, rekam medik rumah sakit harus
mampu menyajikan informasi lengkap tentang proses pelayanan medis dan
kesehatan di rumah sakit. Terdapat dua kelompok data rekam medik rumah sakit
di sebuah rumah sakit yaitu kelompok data medik dan kelompok data umum.
a. Data Medik
Data medik dihasilkan sebagai kewajiban pihak pelaksana pelayanan medis,
paramedik dan ahli kesehatan yang lain (paramedis keperawatan dan para non
keperawatan). Mereka akan mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan
pengobatan pasien dengan menggunakan alat perekam tertentu, baik secara
manual dengan komputer. Jenis rekamnya disebut dengan rekam medik.
Terdapat dua jenis rekam medik rumah sakit yaitu :
1. Rekam medis untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat
Berisi identitas pasien, hasil anemnesis (keluhan utama, riwayat sekarang,
riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga tentang penyakit
yang mungkin diturungkan atau yang ditularkan diantara keluarga), hasil
pemeriksaan, (fisik laboratorium, pemeriksaan kasus lainnya), diagnostik
karja, dan pengobatan atau tindakan, pencatatan data ini harus diisi
selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah pasien diperiksa.
2. Rekam medik untuk pasien rawat inap
Hampir sama dengan isi rekam medis untuk pasien rawat jalan, ditambah
dengan formulir persetujuan pengobatan atau tindakan, catatan
konsultasi, catatan perawatan oleh perawat dan tenaga kesehatan
lainnya, catatan perkembangan terintegrasi, hasil pengobatan, resume
akhir, dan evaluasi pengobatan. Pendelegasian membuat Rekam Medis:
Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat
membuat/mengisi rekam medis atas perintah/ pendelegasian secara tertulis
dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
88
b. Data Umum
Data umum dihasilkan oleh kelompok kegiatan non medik yang akan
mendukung kegiatan kelompok data medik di poliklinik. Beberapa contoh
kegiatan Poliklinik adalah kegiatan persalinan, kegiatan radiology, kegiatan
perawatan, kegiatan pembedahan, kegiatan laboratorium dan sebagainya.
Data umum pendukung didapatkan dari kegiatan pemakaian ambulans,
kegiatan kepegawaian, kegiatan keuangan dan sebagainya.
Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari rekam medis
sifatnya rahasia. Tetapi kalau dianalisa, konsep kerahasiaan ini, akan
ditemui banyak pengecualian. Yang menjadi masalah disini ialah ”Bagi
siapa rekam medis itu dirahasiakan dan dalam keadaan bagaimana rekam
medis dirahasiakan. Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia
karena hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan
dokter yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik
kedokteran dan peraturan perundangan yang berlaku.
Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis ada dua
kategori :
1) Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan.
Yaitu laporan atau catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis
sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara
dengan pasien. Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-
pihak yang tidak berwenang, karena menyangkut individu langsung si
pasien. Walaupun begitu perlu diketahui pula bahwa pemberitahuan
keadaan sakit si pasien kepada pasien maupun keluarganya oleh orang
rumah sakit selain dokter yang merawat sama sekali tidak
diperkenankan. Pemberitahuan kepenyakitan kepada pasien/keluarga
menjadi tanggung jawab dokter dan pasien, pihak lain tidak memiliki
hak sama sekali.
89
2) Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan.
Jenis informasi yang dimaksud disini adalah perihal identitas
(nama, alamat, dan lain-lain) serta infomasi lain yang tidak
mengandung nilai medis. Informasi jenis ini terdapat dalam lembaran
paling depan berkas rekam medis rawat jalan maupun rawat inap
(Ringkasan Riwayat Klinik ataupun Ringkasan Masuk dan Keluar).
Namun sekali lagi perlu diingat bahwa karena diagnosa akhir pasien
mengandung nilai medis maka lembaran tersebut tetap tidak boleh
disiarkan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Walaupun
begitu petugas tenaga bantuan, perawat, petugas perekam medis
maupun petugas Rumah Sakit lainnya harus berhati-hati bahwa ada
kalanya identitas pasienpun dianggap perlu disembunyikan dari
pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah orang
terpandang di masyarakat ataupun apabila pasien adalah seorang
tanggungan polisi (buronan). Hal ini semata-mata dilakukakan
demi ketenangan si pasien dan demi tertibnya keamanan Rumah Sakit
dari pihak-pihak yang mungkin bnermaksud mengganggu. Oleh
kaena itu dimanapun petugas itu berdinas tetap harus memiliki
kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan tuntutan ke
pengadilan.
90
Pasal 1 :
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui
oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 3:
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang Tenaga
Kesehatan
(Lembaran Negara Th. 1963 No. 78)
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan / atau perawatan & orang lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Sebagai dokumen yang bersifat rahasia, maka berkas rekam medis wajib
dijaga isinya karena isi dari rekam medis adalah milik pasien sedangkan berkas
rekam medisnya milik rumah sakit. Untuk jaminan dan kerahasiaan berkas
rekam medis RSIA Annisa ditetapkan:
a. Setiap petugas rekam medis mengucap sumpah/janji untuk menjaga
kerahasiaan rekam medis. Sebagai salah satu syarat menjadi petugas
91
rekam medis yaitu harus mampu menjaga kerahasiaan berkas rekam
medis pasien.
b. Setiap petugas rekam medis memiliki password untuk masuk ke
SIMRS.
c. Berkas rekam medis yang dipinjam menggunakan buku ekpedisi
peminjaman.
d. Ruang rekam medis hanya boleh dimasuki oleh petugas rekam medis
atau seizin petugas rekam medis.
e. Ruang rekam medis in aktif letaknya terpisah dan selalu dalam keadaan
terkunci.
93
Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran kerahasiaan Rekam
Medis, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu :
a. Pemberian peringatan tertulis oleh Direktur RS atau sanksi lainnya bagi
tenaga kesehatan sesuai kebijakan kepegawaian rumah sakit.
b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik
bagi dokter atau dokter gigi.
c. Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam
medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran Gigi (MKEKG),
b. atau Perhimpunan Organisasi sesuai dengan profesi tenaga
kesehatan tersebut.
94
BAB V
DOKUMENTASI
95
BAB V
PENUTUP
96