Anda di halaman 1dari 2

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut dengan titrasi (titran) dan biasa diletakkan didalam

tabung erlenmeyer sedangkan zat yang telah diketahui sendiri konsentrasi disebut sebagai (titter)
dan biasanya diletakkan didalam buret baik titter ataupun titranbiasanya didalam bentuk larutan.
Suatu penerapan stoikiometri dilaboratorium adalah analisa untuk unsur-unsur guna menentukan
komposisi penguraian yang dilakukan atau yang digunakan berdasarkan volumetrinya dan
pengukuran yang dilakukan dinamakan volumetri atau titrasi.
Dalam percobaan, teknik analisis volumetri ditetapkan pada analisis contoh yang
mengandung asam. Titrasi asam basa melibatkan asam basa sebagai titter atau titran. Titrasi
asam basa berdasarkan reaksi penetralan kadar larutan asam diotentukan dengan menggunakan
kelarutan bebas sebagian, begitu juga sebaliknya. (Keenan,1989).
Reaksi yang berlangsung sempurna apabila asam kuat dinetralisasikan dengan basa kuat
setelah jumlah ekuivalen bisa ditambahkan. Hidrolisis yang terbentuk tidak terjadi atau sedikit,
sehingga titik akhir reaksi atau tittrasi terjadi pada pH = 7. Untuk tittrasi asam kuat dan basa kuat
perubahan pH mendadak titik kesetaraan mencakup suatu jangka yang luas. Indikator apa saja
yang merubah warna dalam batas ini akan menyatakan kapan titik kesetaraan itu tercapai.seperti
ditujukkan baik merah metal atau fhenoftalein akan sama memadai (Keenan,1989).
Pengukuran atau perhitungan dalam titrasi volumetrik berdasarkan pada pengukuran
volume, sehingga dalam analisa titrasi volume konsentrasi kebanyakan dinyatakan dalam
molaritas atau normalitas. Normalitas (kemolalan) adalah zat yang terlarut dalam setiap mili
larutan (Anshori, 1987).
Titrasi sering disebut dengan titrasi volumetrik, karena diketahui volume titrannya.
Volumetrik terbagai menjadi beberapa kelompok, antara lain asidimetri dan alakalimetri. Cara
titrasi ini berdasarkan pada reaksi asam dan basa (Asikin,1982 ).
Titrasi dapat mengetahui nilai dari suatublarutan yang belum kita ketahui molaritasnya,
yaitu melalui perhitungan dari hasil titrasi yang telah terjadi. Selain itu juga dapat diketahui
bahan-bahan apa saja yang dititrasi, yaitu berat dari asam asetat dan persentase berat. Peristiwa
titrasi asam basa terjadi karena tercampurnya suatu senyawa kimia yang bersifat asam kedalam
senyawa kimia yang bersifat basa atau seballiknya, sehingga terjadi reaksi dari kedua senyawa
tersebut yang atau sebaliknya, sehingga terjadi reaksi kimia dari kedua senyawa tersebut atau
sebaliknya, sehingga terjadi reaksi kimia dari kedua senyawa tersebut yang dapat kita amati
melalui terjadinya perubahan warna dari kedua larutan senyawa yang telah dicampurkan.
(Gunawan,1998).
Pada saat terjadi perubahan warna indikator, titrasi dihentikan. Indikator berubah warna
pada saat titik ekuivalen. Pada titrasi asam basa, dikenal istilah titik ekuivalen dan titik akhir
titrasi. Titik ekuivalen dan titrasi atau sama dengan titik seharusnya.
Penerapan analisa volumetrik adalah penetapan kuantitatif yang dilakukan dengan
mengukur jumlah zat yang diperlukan dengan analisis. Zat yangbereaksi dengan dinamakan
titran. Analisis volumetrik, karena jumlah titrannya biasanya dihitung dari ukuran volume titran
(Arifin, 1996).
Pada analisa volumetri contoh yang akan dianalisis ditempatkan pada erlenmeyer. Contoh
sebuah larutan padat lebih dulu dilarutkan, sejumlah larutan direaksikan dengan larutan penetrasi
yang telah diketahui secara tepat dinamakan larutan standar dan proses pengukuran konsentrasi
ini dinamakan standarisasi. (Ralph.H.Petruci,2008)

Anda mungkin juga menyukai