Anda di halaman 1dari 273

1.

PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

2.1 Pendekatan Pembelajaran


Menurut pendapat Wahjoedi, pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan
belajar dan perilaku peserta didik agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Menurut Sanjaya pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk
menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan
ditangani. Sedangkan menurut Sanjaya (Sanjaya dan Wina, 2008) pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum. Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran,
yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches). Namun masih ada jenis
pendekatan yang lain, misalnya pendekatan saintifik.

2.1.1 Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered


approach)
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru memiliki ciri bahwa
manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh guru. Peran peserta didik
pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru.
Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya.
(direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada
strategi ini peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran
maupun penentuan proses pembelajaran.

2.1.2 Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student


centered approach).
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik adalah pendekatan

pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Pendekatan

pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, menejemen, dan pengelolaannya

1
ditentukan oleh peserta didik. Pada pendekatan ini peserta didik memiliki kesempatan

yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui

aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. Pendekatan ini

selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi

pembelajaran induktif. Pada strategi ini peran guru sebagai fasilitator, dan

pembimbing sehingga kegiatan belajar peserta didik menjadi lebih terarah.

Pendekatan pembelajaran sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-Iangkah

metode pengajaran yang akan digunakan.

2.2 Pendekatan Saintifik

2.2.1 Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah


Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan penalararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductive reasoning). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of
inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah
umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan
menguji hipotesis. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan
guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik.

2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada Permendikbud
No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

2
2.3 Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat perlu mendapat perhatian. Karena pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
menggairahkan sehingga mampu meningkatkan peran aktif peserta didik.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of


activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan demikian
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (Martinis
Yamin, 2009).

a. Jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Rowntree (Sanjaya, 2008), strategi pembelajaran dibedakan dalam tiga


kelompok, yaitu: strategi penyampaian penemuan (exposition-discovery learning),
strategi pembelajaran kelompok, dan strategi pembelajaran individual (groups-
individual learning).

Strategi Penyampaian (exposition-discovery))

Strategi pembelajaran eksposition merupakan strategi pembelajaran yang


menekankan kepada proses penyampaian materi secara intensif dari seorang guru
kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan
pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena
sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut juga sebagai strategi pembelajaran
tidak langsung.

Strategi Pembelajaran Kelompok

Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam
pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-kelompok

3
kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, semua dianggap sama.
Oleh karena itu, dalam belajar kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki
kemampuan tinggi akan terhambat oleh peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa
saja. Begitu pula sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan merasa
tergusur oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi.

Strategi Pembelajaran Individual

Strategi pembelajaran individual dilakukan peserta didik secara mandiri. Kecepatan,


kelambatan, dan keberhasilan peserta didik sangat ditentukan oleh kemampuan individu
peserta didik yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya
didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui
modul atau melalui kaset audio.

Pertimbangan Penentuan Strategi Pembelajaran

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran


tertulis di bawah ini.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada di dalam situasi
pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata-mata
untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran menggambarkan tingkah laku yang harus
dimiliki mahapeserta didik setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Tingkah laku
tersebut dalam

dikeleompokkan ke dalam kelompok pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan


(aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif)

Materi Pembelajaran

Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap
penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis di dalam ilmu atau

4
materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur
(keterampilan), dan sikap (nilai).

3) Peserta didik

Peserta didik sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses pembelajaran,


sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku peserta didik
itu sendiri. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ialah jumlah peserta didik yang
terlibat di dalam proses pembelajaran.

Waktu

Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi
waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam pelajaran yang
tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu
ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya
akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang
terjadi.

Guru

Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik
penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah satu faktor penentu,
pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung kepada kreativitas guru.
Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi proses
pembelajaran.

Metode dan Teknik Pembelajaran

Metode berasal dari kata method (Inggris), yang artinya melalui, melewati, jalan atau
cara untuk memeroleh sesuatu. Oleh Sanjaya (2008). metode didefinisikan

5
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti
metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara atau
pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai
teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri
pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai
oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik
secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikan


digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a
plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Sanjaya, 2008). Jadi,

metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan


rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk
berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
(http://adityatriastuti. blogspot. com). Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih
lanjut dari metode, sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik
dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk mencapai
tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.

Macam Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat banyak.
Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sangat bergantung

6
pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode yang sering digunakan dan populer bagi
para pengajar antara lain: ceramah,

diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya. Berikut ini diuraikan secara
singkat beberapa metode pembelajaran dan langkahnya.

Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi


dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif
dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan
daya beli dan paham peserta didik.

Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam
pelaksanaannya, metode ceramah terdiri atas dua tahap, yaitu: persiapan dan
pelaksanaan.

Tahap Persiapan, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:

Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan

Mempersiapkan alat bantu.

Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:

Langkah Pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.


Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.

(2) Langkah Penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara


bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus

7
menjaga perhatian peserta didik agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang
sedan g disampaikan.

(3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah

Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi, agar materi pelajaran
yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik

tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan peserta didik


tetap mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil
baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan
lain-lain.

Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving).

Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi
bersama (socialized recitation).

Metode Diskusi dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup.

Tahap Persiapan:

Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan
khusus.

Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.

Menetapkan masalah yang akan dibahas.

Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi,


misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator,
notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.

8
Tahap Pelaksanaan:

Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi;

Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang


ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan;

Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah

ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar
yang menyenangkan,

misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya;

Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk


mengeluarkan gagasan dan ide-idenya;

Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas;

Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi
melebar dan tidak fokus.

Tahap Penutup:

Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi;

Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai
umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi,


benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi
dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun
tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika
dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh peserta didik.

9
Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan
dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh peserta didik. Metode demonstrasi
dikatakan juga metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau
cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Langkah-langkah metode Demonstrasi

Perencanaan, hal yang dilakukan adalah:

Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir;

Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan;

Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan;

Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah:

Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik;

Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta
didik dapat melihat;

Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.

Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik.

Pelaksanaan, hal dilakukan adalah:

Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya (terutama memeriksa alat bantu yang
akan digunakan dalam pembelajaran);

Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan;

Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik (Memperhatikan keadaan


peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik)

10
Mengingatkan pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai
sasaran;

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang
apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan (memberi peluang
kepada peserta didik untuk mencoba sebelum latihan);

Memberi penguatan (melalui diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil
demonstrasi;

Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan cara mengaktifkan
peserta didik;

Sebagai catatan selama pelaksanaan demonstrasi menghindari ketegangan, oleh


karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis, dan selalu
memperhatikan keamanan dan keselamatan.

Evaluasi,

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan


kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas,
seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut.
Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang
dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

Metode Penugasan

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan dengan maksud agar
peserta didik melakukan kegiatan belajjar. Pemberian tugas dapat secara individual
atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap peserta didik atau kelompok dapat
sama dan dapat pula berbeda. Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan
proses pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh peserta didik atau

11
kelompok peserta didik, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan
presentasi oleh peserta didik dari satu kelompok dan ditanggapi oleh peserta didik
dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan
ada kesimpulan yang didapat.

Pada metode penugasan ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus
dikerjakan peserta didik, dapat pula tugas menyuruh peserta didik untuk mempelajari
lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode ini diberikan karena materi pelajaran
banyak, sedang waktu yang tersedia sedikit. Agar materi pelajaran selesai sesuai
dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan oleh
guru. Tugas ini biasanya bisa

dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas atau


resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu maupun kelompok, tugas yang
diberikan sangat banyak macamnya tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.

Metode Penugasan mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban


dari murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-suruhan guru seperti contoh-contoh di atas.
Tetapi dapat pula timbul atas insiatif murid setelah disetujui oleh guru. Cara menilai hasil
tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan kesukaran.

Langkah-langkah metode penugasan, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai


berikut :

Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara
pengerjaannya. Sebaliknya tujuan penugasan dikomuni kasikan kepada peserta didik
(peserta didik) agar tahu arah tugas yang dikerjakan.

Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya,
bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara
individu atau kelompok, dan lain-lain. Hal-hal tersebut akan sangat menentukan efektivitas
penggunaan metode penugasan dalam pembelajaran.

12
Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota
kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama
kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.

Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta
didik. Jika tugas tersebut diselesaikan di kelas guru berkeliling mengontrol pekerjaan
peserta didik, sambil memberikan motivasi dan bimbingan terutama bagi peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas tersebut. Jika tugas tersebut
diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui
konsultasi dari pada peserta didik.

Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta


didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak

hanya menitikberatkan pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana


proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung
setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat
belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik
yang harus diperiksa.

Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta


didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas
untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru dituntut untuk mampu
menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulasi mampu melibatkan anak
bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok. Penerapan metode kerja kelompok
menuntut guru untuk dapat mengelompokan peserta didik secara arif dan
proporsional. Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan
pada: (a) fasilitas yang tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat belajar dan
kemampuan belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d) wilayah tempat tinggal
peserta didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi peserta didik dalam
kelompok; dan (g) berdasarkan pada lotere/random.

13
Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersama-sama dalam
kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu harus cukup kompleks
isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga dapat dibagi-bagi menjadi bagian
yang cukup memadai bagi setiap kelompok. Materi hendaknya membutuhkan bahan
dan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah yang bisa
diselesaikan hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk
ditangani melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan
individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar, jenis
kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tugas yang
harus diselesaikan, peserta didik dapat dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap
kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan

kelompok komplementer dimana setiap kelompok berbeda-beda tugas yang harus


diselesaikan.

Langkah-langkah dalam metode kerja kelompok adalah sebagai berikut:

Kegiatan Persiapan

Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut ke dalam tugas-tugas


kelompok.

Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok.

Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri,
dan tata tertib lainnya.

Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan Membuka Pelajaran.

Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.

Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan.

14
Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam
mencapai tujuan pelajaran itu.

Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.

Membentuk kelompok.

Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada
semua peserta didik.

Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja
kelompok.

Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama peserta didik melakukan
kerja kelompok.

Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari
kelompok lain atau dari guru.

Kegiatan Penutup

Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.

Melakukan evaluasi hasil dan proses.

Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai
peserta didik maupun memberi tugas pengayaan bagi peserta didik yang telah
menguasai materi metode kerja kelompok tersebut.

Metode Karyawisata

Karyawisata adalah kunjungan ke suatu tempat atau objek dalam rangka memperluas
pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara
berkunjung ke suatu tempat atau objek yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik
dan diharapkan peserta didik membuat laporan dan diskusi bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian hasilnya dituliskan.
Metode karyawisata hampir sama dengan pembelajaran outdoor yaitu aktivitas
pembelajaran sama-sama dilaksanakan di luar kelas. Perbedaannya adalah
karayawisata biasanya bukan sebatas mengajak peserta didik keluar kelas, tetapi

15
lebih jauh dari kelas atau sekolah dalam rangka mengunjungi tempat-tempat yang ada
hubungannya dengan materi pelajaran. Sedangkan pembelajaran outdoor sifatnya
lebih sederhana dan biasanya lokasi kunjungan masih di sekitar sekolah.

Dalam pelaksanaannya, metode karyawisata lebih disukai peserta didik. Namun yang
sering terjadi di lapangan, peserta didik belum memiliki panduan belajar yang cukup
sehingga hasil dari kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Disinilah
perlunya peran guru untuk mempersiapkan perencanaan yang baik agar hasil yang
dicapai benar-benar menjadi pengalaman peserta didik yang dapat meningkatkan
hasil belajarnya.

Langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut:

Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik

Merencanakan tujuan

Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan

Melaksanakan kegiatan

Menilai kegiatan

Melaporkan hasil kegiatan

Beberapa hal yang harus dimiliki guru dan peserta didik untuk mengoptimalkan metode
karyawisata,

Guru harus:

Menentukan tempat atau objek wisata yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;

Merencanakan dan mempersiapkan panduan peserta didik dalam melaksanakan


karyawisata;

Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan;

16
Membimbing dan mengontrol aktivitas peserta didik saat berkaryawisata;

Menilai hasil kegiatan.

Peserta didik harus:

Memahami dan melaksanakan panduan peserta didik yang diberikan guru;

Belajar secara mandiri atau berkelompok;

Menggunakan peralatan dan bahan yang diperlukan;

Menyusun laporan hasil karyawisata.

Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada peserta didik, yang
mengarahkan peserta didik memahami materi tersebut. Sementara itu metode tanya jawab
ada yang mengartikan suatu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik
kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk merangsang perhatian peserta
didik dan mengukur kemampuan peserta didik terhadap materi yang dibahas. Metode ini
tepat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan
sebagai selingan dalam metode cerita atau ceramah. Metoda Tanya Jawab akan menjadi
efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai
aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup
(pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka
(pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang
menarik.

Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

Persiapan

Menentukan topik

17
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu

Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan peserta didik

Pelaksanaan

menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran khusus (TPK).

mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (peserta didik tidak hanya


bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun peserta didik yang lain).

guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.

guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.

guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga
dapat merumuskan secara sistematis.

guru memperhatikan dengan seksama saat peserta didik menjawab atas


pertanyaannya.

guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan memberi penguatan atau
penghapusan atas respon peserta didik (bila jawaban peserta didik belum tepat dapat
dilempar lagi pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk menjawab).

Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam rangka menggali
kejelasan pemahaman.

Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana peserta didik
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal
ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan

18
ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua
perangkat saja.

Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran,
atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh satu penulis buku tentang
strategi belajar nengajar (Djamarah, 2006) bahwa metode eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen,
peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.

Langkah-langkah metode eksperimen

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001) sebagai berikut:

Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksprimen, mereka harus memahami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen;

memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan
eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat;
Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta didik. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen;

Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian peserta didik,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode Role Playing

Model Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu

19
orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Model pembelajaran Role
Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain Peran.
Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok
memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Peserta didik diberi
kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru.

Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional
dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi.
Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-
praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi
tertentu. Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan
menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi
kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara
terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan
berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah
menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif,
karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;

Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa
hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar;

Guru membentuk kelompok peserta didik dan menetapkan dengan jelas masalah dan
peranannya;

Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;

Guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan;

20
Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang
sedang diperagakan;

Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian dan mendiskusikan atas penampilan masing-masing
kelompok;

Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;

Guru memberikan kesimpulan secara umum.

10) Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong
peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu masalah/persoalan dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini diciptakan seorang ahli didik berkebangsaan
Amerika yang bernama John Dewey. Metode ini dinamakan Problem Method. Sedangkan
Crow&Crow dalam bukunya Human Development and Learning, mengemukakan nama
metode ini dengan Problem Solving Method (http://aginista.blogspot.com). Sebagai prinsip
dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Timbulnya
aktivitas peserta didik kalau sekiranya guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi
peserta didik dan masyarakat.

John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik di sekolah harus bermakna
artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan

yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Alasan penggunaan metode problem solving
bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode problem solving peserta didik dapat
bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian peserta didik akan dapat mengingat
pelajarannya dari pada hanya mendengarkan saja. Untuk memecahkan suatu masalah
John Dewey.

Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008) sebagai berikut:

Identifikasi keberadaan masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.

21
Mencari dan mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku,
meneliti, bertanya dan lain-lain.

Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.

Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta didik
harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban
tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama
sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan
metode - metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.

Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan terakhir
tentang jawaban dari masalah tadi.

11) Metode Proyek

Metode proyek berangkat dari pemikiran John Dewey tentang metode pemecahan
masalah yang selanjutnyan dikembangkan oleh Kilpatrick dalam bentuk metode
proyek. Istilah proyek telah dipakai dalam latihan kerja tangan pada awal 1920, dan
menunjuk pada setiap masalah praksis

yang melibatkan penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk. Pada waktu metode
proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan keluarga, metode proyek tidak
hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi merupakan sebuah filsafat pendidikan yang
diterjemahkan dalam sebuah metode.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan


kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi peserta didik akan
meningkat. Metode ini dapat dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-
bases learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan
kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif, yang dilakukan dalam
proses pembelajaran pada periode tertentu (Made Wena, 2010). Yang pokok dalam metode
proyek ialah “the active purpose of the learner”. Peserta didik itu sendiri harus menerima
proyek itu dan melaksanakannya. Kalau peserta didik sedang membuat jembatan atas

22
perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika peserta didik membaca buku
didorong oleh keinginan mencari atau memahami sesuatu, itu termasuk proyek.

Sehingga dalam pembelajaran metode proyek dapat diartikan sebagai salah satu cara
pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan peserta didik pada persoalan sehari-
hari yang harus dipecahkan secara berkelompok.

Langkah-langkah metode proyek dalam pembelajaran sebagai berikut:


Tahap perencanaan

Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran yang menjadi tema dari
proyek tersebut.

Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan dari mata pelajaran lain
(untuk itu perlu dipelajari GBPP mata pelajaran lain).

Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode proyek tersebut.


Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing-masing mata pelajaran
yang dikaitkan dengan tema proyek.

Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-mengajar, termasuk metode dan


pendekatannya.

Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan belajar-mengajar (misalnya


bekerja dalam kelompok).

Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah atau museum, maka
diadakan perencanaan untuk hal tersebut (misalnya mengadakan peninjauan lebih
dulu kesitus sejarah atau museum).

Menyiapkan format- format pengamatan untuk peserta didik.

Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut.

Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.

Tahap pelaksanaan

Guru mengemukakan tema pokok.

Guru mengajak peserta didik menelaah kemungkinan untuk mengkaitkan tema


dengan berbagai bidang studi.

23
Guru berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya diskusi.

Sesudah pengkaitan tema dengan bidang studi yang lain terbentuk, guru membagi
kelas dalam beberapa kelompok sebanyak bidang studi yang ada (terkait).

Setiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan yang berhubungan


dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema.

Guru memberi tahukan hal-hal yang penting apa yang perlu diamati oleh peserta
didik.

Data informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis serta siap untuk
dilaporkan.

Sesudah siap untuk melaporkan, maka guru atau peserta didik memimpin pelaporan.
Peserta didik yang lain memberi komentar atau saran dan dicatat oleh anggota
kelompok yangsedang melaporkan. Guru kadang-kadang memberi saran apabila
diskusi kurang lancar.

(9) Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok mendiskusikan dan bersikap sepakat
untuk menambah atau mengurangi dan menyempurnakan laporan.

Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para peserta didik dalam memahami
hubungan tema dengan bidang studi yang lain.

Tahap tindak lanjut

Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar yang baik untuk diterapkan adalah pameran.
Pameran dapat berkisar antara pameran sederhana sampai pameran yang lebih luas. Materi
pameran dapat menjadi sumber bagi pelajaran lainnya.

Tahap penilaian

Tahap penilaian ini sebenarnya merupakan refleksi dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama proyek berlangsung. Tujuan penilaian adalah dalam rangka untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar, mengetahui apa yang telah dipelajari peserta didik,
apakah sikap- sikap dan keterampilan tertentu telah dimiliki oleh peserta didik. Cara
penilaian dapat dilakukan:

24
Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi;

Secara tertulis, misalnya berupa laporan, karangan, puisi, dan tes;

Penilaian hasil karya, seperti gambar, bagan, model, alat sederhana, diorama, dan market.
Penilaian hasil karya wisata dapat ditujukan kepada individu atau kelompok, misalnya pada
waktu hasil karya tiap peserta didik dipajang di kelas atau pada waktu pameran tiap stand
dinilai (nilai kelompok).

Teknik Pembelajaran

Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang

relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta
didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif
dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Hal ini selaras
dengan yang diungkapkan oleh L. James Havery tentang teknik pembelajaran
merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai
satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
(http://adityatriastuti.blogspot.com).

Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, tidak salah bila
teknik pembelajaran menjadi suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.

Sehingga teknik pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru yang sedang
menggunakan metode tertentu namun karena situasi dan kondisi yang dihadapi saat
proses berlangsung dan menginginkan lebih efisien dalam pencapaian tujuan
pembelajaran dilakukanlah penyesuaian tindakan. Seperti halnya prinsip, pendekatan,

25
dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum
dan teknik khusus.

Teknik Umum, teknik umum merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk
semua bidang studi dan biasanya dikenal dengan metode pembelajaran seperti yang
telah diuraikan di atas, namun wujudnya berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai
metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan,
metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik
ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau
kegiatan belajar mengajar.

Teknik khusus, adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-


bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai
ragam dan jumlah yang
sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang
kecil. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik
pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara,
teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran
kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca
permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas
banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik
khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran.

Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya
menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang
ditunjang sejumlah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik
umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan untuk mendapatkan ketepatan
dan keefisiensian.

F. Rangkuman

Pendekatan pembelajaran menurut Roy Killen (dalam Sanjaya, 2008) ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-
centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-

26
centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran
induktif.

Rowntree mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian penemuan (exposition-


discovery learning), strategi pembelajaran kelompok, dan strategi pembelajaran
individual (groups-individual learning). Selanjutnya Rowntree (Sanjaya, 2008)
ditinjau dari proses berpikir dan cara pengolahannya strategi pembelajaran dapat di
kelompokan menjadi dua yaitu strategi pembelajaran deduktif dan strategi
pembelajaran induktif.

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk merealisasikan rencana


yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal (Sanjaya, 2008).

44

27
Sedangkan meurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan
cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar
pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi
proses pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode
pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk
menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara
individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami
dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).

Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat


banyak. Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru sangat bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode yang
sering digunakan dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah, diskusi,
tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya.

Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, sehingga


pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik
dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.

Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar


yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperiment. Jenis-
jenis teori belajar antara lain teori belajar behavioristik, Cognitivisme,

28
Contructivisme, dan Teori Humanistik. Beberapa teori belajar tersebut diatas
perlu diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Disamping itu proses
pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil
belajar dapat tercapai secara optimal dan peserta didik dapat mencapai
ketuntasan belajar. Jika dalam pembelajaran tersebut terdapat peserta didik
yang belum dapat menuntaskan kompetensi yang diharapkan, maka diberikan
pengajaran remidial yaitu pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Tetapi bagi peserta didik yang
sudah menuntaskan kompetensinya sambil menunggu peserta yang lain, maka
dapat diberikan pembelajaran pengayaan. Selain itu setiap proses pembelajaran
memerlukan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Banyak
sekali pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang dapat
digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran, namun setiap
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran tidak ada yang paling
baik. Setiap guru harus mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih
metode mana yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Cara tepat untuk
memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang tepat harus
disesuaikan dengan keberadaan peserta didik, karakteristik substansi, kondisi
guru, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada, serta waktu yang
memungkinkan

29
2. MENENTUKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Materi yang berkaitan dengan penentuan tujuan pembelajaran terurai dalam


tiga sub materi, yaitu: (1) pengertian, fungsi, dan manfaat tujuan pembelajaran,

taksonomi tujuan pembelajaran, dan (3) rumusan tujuan pembelajaran

Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Tujuan Pembelajaran

Pengertian Tujuan Pembelajaran

Mencermati pengertian tujuan pembelajaran, terdapat banyak pemikiran yang


telah dikemukakan oleh para praktisi pendidikan. namun dari keseluruhannya
secara umum memiliki kesamaan makna.

Menurut Dejnozka dan Kavel, tujuan pembelajaran merupakan pernyataan


spefisik tentang perilaku dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan.

Menurut Percival dan Ellington, tujuan instruksional adalah pernyataan tentang


penampilan/keterampilan yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar.

39

30
Fungsi Tujuan Pembelajaran

Rumusan tujuan pembelajaran memiliki beberapa fungsi, seperti yang


telah dituliskan di bawah ini. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Tujuan
Pembelajaran

Acuan bagi guru untuk merancang pengembangan kegiatan


pembelajaran, sehingga semua kegiatan yang akan dilakukan dalam
rangka menyederhanakan dan mempermudah substansi ajar tidak
menyimpang dari tujuan yang akan dicapai.

Acuan bagi guru untuk melaksanakan evaluasi, agar substansi evaluasi


sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Acuan bagi guru untuk menentukan media pembelajaran, sehingga media


pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Acuan guru untuk melakukan tindakan perbaikan, karena tindakan


perbaikan

Manfaat tujuan pembelajaran

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari rumusan tujuan


pembelajaran adalah:

Kegiatan pembelajaran lebih terarah, karena penyelenggaraannya telah


dikendalikan oleh rumusan tujuan yang akan dicapai.

Memudahkan pengukuran keberhasilan pembelajaran, karena


keberhasilan pembelajaran merupakan perbandingan antara hasil belajar
dengan tujuan pembelajaran.

31
Pemusatan perhatian siswa pada sunstansi ajar, karena dengan
mengetahui tujuan pembelajaran, siswa akan lebih berkonsentrasi pada
substansi ajar terkait.

Menjadi sarana siswa untuk melakukan penilaian diri, karena dengan


mengetahui tujuan pembelajaran, akan memudahkan siswa untuk
mengukur ketercapaian hasil belajarnya.

40

32
Taksonomi Tujuan Pembelajaran

Taksonomi merupakan klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri


tertentu. Dalam bidang pendidikan taksonomi digunakan untuk mengklasifikasi
tujuan pembelajaran. Ada tiga klasifikasi umum tujuan pembelajaran, yaitu
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

a. Ranah Kognitif

Telah dikenal banyak orang tentang taksonomi kognitif yang dikemukakan oleh
Bloom, namun pada tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl
Objectives yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl.
Buku ini merupakan revisi terhadap Taksonomi kognitif yang dikembangkan
oleh Bloom. Dalam buku ini dikemukakan dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif.

Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan dibedakan dalam empat tingkatan, yaitu: pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Dari pengetahuan konkret
sampai dengan pengetahuan abstrak, yang digambarkan pada tabel di bawah
ini.

Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para


pakar dalam menjelaskan, memahami, dan secara sistematis menata disiplin
ilmu mereka.

33
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,
dan hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih kompleks
dan tertata.

Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan tentang cara” melakukan sesuatu.


Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang keterampilan, algoritma,
teknik, dan metode, yang semuanya disebut dengan prosedur

Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan pengembangan dari apa


yang pernah dipelajari oleh siswa, menjadi pengetahuan stategis, kontekstual,
dan kondisional yang melibatkan kesadaran atas pengetahuan diri.

41

34
Tabel 2. 1. Dimensi Pengetahuan

Pengetahuan Nyata Pengetahuan Abstrak

Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif

Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan


tentang tentang tentang pelajaran strategis
terminologi klasifikasi keterampilan Pengetahuan
Pengetahuan dan kategori khusus dan tentang tugas-
tentang Pengetahuan algoritma tugas kognitif,
detail dan prinsip- Pengetahuan mencakup
elemen prinsip dan tentang pelajaran pengetahuan
khusus generalisasi teknik-teknik kontekstual dan
Pengetahuan khusus dan kondisional
tentang teori- metode Pengetahuan diri
teori , model, Pengetahuan
dan struktur. tentang kriteria
untuk
menentukan,
kapan
menggunakan
prosedur yang
tepat/sesuai

35
Dimensi Proses Kognitif

Taksonomi Bloom pada ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan

Krathwohl (2001:66-88) meliputi: mengingat (remember),


memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).

Mengingat adalah upaya mendapatkan kembali pengetahuan dari memori


atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru didapatkan maupun yang
sudah lama didapatkan.

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun pengertian dari


berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau


mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan.

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan


memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan

42

36
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana
keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan


kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang digunakan adalah kualitas,
efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara


bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan
siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan
beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

Tabel 2. 2. Dimensi Proses Kognitif


Spektrum
Komunikasi
Tingkatan Berpikir Tingkat Tinggi
(communication
spectrum)

Menciptakan Menggeneralisasikan Negosiasi


(Creating) (generating), merancang (negotiating),
(designing), memproduksi memoderatori
(producing), (moderating),
merencanakan kembali kolaborasi
(devising) (collaborating)

Mengevaluasi Mengecek (checking), Bertemu dengan

37
(Evaluating) mengkritisi (critiquing), jaringan/mendiskusikan
hipotesa (hypothesising), (net meeting),
eksperimen berkomentar
(experimenting) (commenting),
berdebat (debating)
Menganalisis Memberi atribut Menanyakan
(Analyzing) (attributeing), (Questioning),
mengorganisasikan meninjau ulang
(organizing), (reviewing)
mengintegrasikan
(integrating),
mensahihkan (validating)

Menerapkan Menjalankan prosedur Posting, blogging,


(Applying) (executing), menjawab (replying)
mengimplementasikan
(implementing),
menyebarkan (sharing),

43

38
Memahami/ Mengklasifikasikan Bercakap (chatting),
mengerti (classification), menyumbang
(Understanding) membandingkan (contributing), jejaring
(comparing), (networking)
menginterpretasikan
(interpreting),
berpendapat (inferring)
Mengingat Mengenali (recognition), Menulis teks (texting),
(Remembering) memanggil kembali mengirim pesan
(recalling), singkat (instant
mendeskripsikan messaging), berbicara
(describing), (twittering)
mengidentifikasi
(identifying)
Berpikir Tingkat Rendah

b. Ranah Afektif

Krathwohl, Bloom, Masia, (1973) mengembangkan taksonomi tujuan


yang berorientasi pada emosi/perasaan, nilai-nilai, apresiasi, antusiasme,
motivasi dan sikap. Ada lima kategori yang dikemukakan, yaitu:
penerimaan, pemberian respon, penghargaan, pengorganisasian dan
internalisasi.

39
Penerimaan (receiving) terjadi ketika siswa melihat atau menerima
rangsangan dari luar (misal: anjuran mematuhi rambu-rambu lalulintas,
traffic light)

Tanggapan (responding) terjadi jika siswa menanggapi apa yang dilihat


atau rangsangan dari luar (misal: mengikuti atau menolak)

Penghargaan (valuing) terjadi ketika respon positif didukung, maka siswa


akan mulai menilai kelebihan dan keburukan jika tidak melanggar rambu-
rambu lalulintas.

Pengorganisasian (organization) terjadi ketika siswa dihadapkan pada


beberapa pilihan yang sama beratnya (misal: siswa sudah terbiasa patuh
lalu diajak melanggar oleh teman dekatnya, maka akan terjadi perang
batin antara ya dan tidak, sehingga perlu pengorganisasian sikap/perilaku.

44

40
Internalisasi (characterization) terjadi jika sikap/perilaku positif/negatif
menang pada tingkat pengorganisasian maka perilaku patuh pada rambu-rambu
lalulintas dapat diinternalisasi atau menjadi kebiasaan.

Ranah Psikomotor

Dave’s (1975) membagi domain psikomotor menjadi lima sub domain yaitu:
imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Perumusan tujuan dan
pengamatan perilaku masing-masing sub domain dijelaskan pada paparan
berikut ini.

Imitation (peniruan): menirukan pola perilaku yang telah diamati dari orang
lain. Kinerja masih berkualitas rendah.

Manipulation (manipulasi): melakukan tindakan tertentu dengan mengikuti


petunjuk dan berlatih tanpa bantuan visual dari orang lain.

Precision (presisi): bekerja dengan cepat dan tepat dengan sedikit kesalahan
tanpa menggunakan petunjuk visual maupun tertulis. Kata sifat yang
menunjukkan tingkat presisi antara lain: “dengan tepat, dengan lancar, tanpa
kesalahan”

Articulation (artikulasi): menunjukkan serangkaian gerakan yang akurat, sesuai


prosedur, cepat dan tepat. Gerakan ini memerlukan koordinasi serangkaian
tindakan, untuk mencapai keselarasan dan konsistensi internal

Naturalization (naturalisasi): melakukan gerakan secara spontan atau otomatis.


Memiliki performa tingkat tinggi secara alami, mempunyai bakat alam tanpa
perlu berpikir atau belajar banyak tentang hal itu.

41
Contoh kata sifat yang sesuai antara lain: “ dengan otomatis, dengan lancar,
dengan sempurna, dan lain sebagainya.

Rumusan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu: tujuan pembelajaran umum


dan tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan pembelajaran umum merujuk
pada kompetensi dasar, sedangkan tujuan pembelajaran khusus merujuk pada
indikator keberhasilan. Tujuan pembelajaran sebagai pernyataan spesifik
tentang perubahan perilaku yang diharapkan, memiliki empat persyaratan yang
harus dipenuhi.

45

42
a. Persyaratan perumusan tujuan pembelajaran

Secara umum terdapat empat syarat yang harus dipenuhi dalam


perumusan tujuan pembelajaran, yaitu: audience (sasaran pembelajaran),
behaviour (perubahan perilaku), conditions (kondisi), dan degree
(ukuruan keberhasilan).

Audience (sasaran pembelajaran) adalah seseorang yang menjadi subyek


dalam pembelajaran, untuk di sekolah adalah siswa. Misal: siswa dapat

Behaviour (perubahan perilaku) merupakan perubahan kemampuan

yang harus dimiliki oleh siswa setelah berlangsungnya pembelajaran.

Misal: menjelaskan , membedakan …, mendemonstrasikan …,


menguraikan …, …)

Conditions (kondisi) adalah persyaratan yang harus dipenuhi, agar siswa


dapat menunjukkan kemampuan yang diharapkan. Persyaratan ini dapat
berupa alat, bahan atau situasi/kedaan yang mengiringi proses siswa saat
menunjukkan kemampuannya. Misal: dengan peralatan …, dengan bahan
…, melalui pengamatan langsung di lapangan, melalui diskusi dengan
teman, …

Degree (ukuruan keberhasilan) adalah pernyataan yang menunjukkan


kriteria perubahan perilaku yang akan dinilai. Kriteria dapat dinyatakan
dalam angka, batasan waktu, batasan toleransi, urutan langkah-langkah,
acuan sistem dan jenis. Misal: minimal 4 butir, maksimal 15 menit,

43
dengan toleransi maksimal 0,01 mm, secara berurutan, sesuai dengan
sistem …, berdasarkan jenisnya.

Contoh: tujuan pembelajaran khusus,

Melalui tiga palu yang disediakan guru, siswa dapat menjelaskan fungsi
dari palu berdasarkan jenisnya.

Audience (sasaran pembelajaran) : siswa dapat

Behaviour (perubahan perilaku) : menjelaskan fingsi dari palu

Conditions (kondisi) : melalui tiga palu yang disediakan guru

Degree (ukuran keberhasilan) : berdasarkan jenisnya.

Rumusan tujuan pembelajaran harus memenuhi minimal tiga persyaratan,


yaitu: audience (sasaran pembelajaran), behaviour (perubahan perilaku),

46

44
dan conditions (kondisi) atau audience (sasaran pembelajaran), behaviour
(perubahan perilaku), dan degree (ukuran keberhasilan). Namun akan lebih
baik kalau diusahakan untuk memenuhi keempat persyaratan. Kata kerja yang
digunakan untuk rumusan tujuan pembelajaran, harus menggunakan kata kerja
operasional.

b. Daftar Kata Kerja Operasional

Beberapa kata kerja operasonal ditampilkan di bawah ini untuk digunakan


sebaagai acuan dalam pembuatan tujuan pembelajaran

Tabel 2. 3. Ranah Kognitif


Mengingat (C1) Mengenali
Mengingat kembali
Membaca
Menyebutkan
Melafalkan
Menuliskan
Menghafal
Memahami (C2) Menjelaskan
Mengartikan
Menginterpretasikan
Menceritakan
Menampilkan
Memberi contoh
Merangkum

45
Menyimpulkan
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasikan

Menerapkan (C3) Melaksanakan


Mengimplementasikan
Menggunakan
Mengonsepkan
Menentukan
Memproseskan
Menganalisis (C4) Mendiferensiasikan
Mengorganisasikan
Mengatribusikan
Mendiagnosis
Memerinci
Menelaah
Mendeteksi
Mengaitkan

47

46
Memecahkan
Menguraikan
Mengevaluasi (C5) Mengcek
Mengkritik
Membuktikan
Mempertahankan
Memvalidasi
Mendukung
Memproyeksikan
Menciptakan (C6) Membangun
Merencanakan
Memproduksi
Mengkombinasikan
Merangcang
Merekonstruksi
Membuat
Menciptakan
Mengabstraksi

Tabel 2. 4. Ranah Afektif


Menerima (A1) Mengikuti
Menganut
Mematuhi
Meminati

Merespon (A2) Mengompromikan

47
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak

Menghargai (A3) Mengasumsikan


Meyakini
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Menekankan
Menyumbang

Mengorganisasikan (A4) Mengubah


Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan

48

48
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk

Karakterisasi (A5) Membiasakan


Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mengkualifikasi
Melayani
Membuktikan
Memecahkan

Tabel 2. 5. Ranah Psikomotorik


Meniru (P1) Menyalin
Mengikuti
Mereplikasi
Mengulangi
Mematuhi
Manipulasi (P2) Kembali membuat
Membangun
Melakukan

49
Melaksanakan
Menerapkan
Presisi (P3) Menunjukkan
Melengkapi
Menunjukkan
Menyempurnakan
Mengkalibrasi
Mengendalikan
Artikulasi (P4) Membangun
Mengatasi
Menggabungkan
Koordinat
Mengintegrasikan
Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan
Memodifikasi
Master
Naturalisasi (P5) Mendesain
Menentukan
Mengelola
Menciptakan

49

50
D. Aktivitas Pembelajaran

Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan


ketentuan di bawah ini.

Peserta dibagi menjadi enam kelompok.

Kelompok 1 dan 2 membahas Pengertian, Fungsi dan Manfaat tujuan


Pembelajaran

Kelompok 3 dan 4 membahas Taksonomi Tujuan Pembelajaran

Kelompok 5 dan 6 membahas Rumusan Tujuan Pembelajaran

Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain

Waktu pembahasan 30 menit

E. Latihan / Tugas

Anda diminta membuat rumusan tujuan pembelajaran yang terkait


dengan mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Satu rumusan
tujuan untuk materi pembelajaran teori dan satu rumusan tujuan untuk
materi pembelajaran praktik. Rumusan tujuan harus memenuhi empat
syarat: Audience (sasaran pembelajaran), Behaviour (perubahan
perilaku), Conditions (kondisi), dan Degree (ukuruan keberhasilan).

F. Rangkuman

51
Tujuan pembelajaran dibedakan dalam dua kategori, yaitu: tujuan
pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan
pembelajaran umum merujuk pada kompetensi dasar, sedangkan tujuan
pembelajaran khusus merujuk pada indikator keberhasilan. Tujuan
pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas agar persepsi yang muncul
selaras dengan apa yang terkandung dalam rumusan tujuan tersebut.
Tujuan pembelajaran sebagai pernyataan spesifik tentang perubahan
perilaku yang diharapkan, memiliki empat persyaratan yang harus
dipenuhi. Empat syarat tersebut meliputi: Audience (sasaran
pembelajaran), Behaviour (perubahan perilaku), Conditions (kondisi),
dan Degree (ukuran keberhasilan).

50

52
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran penentuan tujuan
pembelajaran ?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran penentuan tujuan
pembelajaran ?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan
kegiatan pembelajaran penentuan tujuan pembelajaran agar kegiatan berikutnya
lebih baik / lebih berhasil ?

Tindak lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini


apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam kegiatan
pembelajaran 2 ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal

Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat
mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80

53
51

54
55
52

56
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PENENTUAN
PENGALAMAN BELAJAR

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat;

Menjelaskan pengalaman yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran


yang diampu

Menentukan pengalaman yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran


yang diampu

B. Indikator pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi dalam kegiatan pembelajaran 3 ini adalah :

Pengalaman belajar diidentifikasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengalaman belajar ditentukan berdasarkan hasil identifikasi.

C. Uraian Materi

Pengertian Pengalaman Belajar

Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada


hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah
manusia dan dialami oleh setiap manusia. Hampir semua kecakapan,
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap berkembang karena belajar.

57
Belajar merupakan suatu proses, dimana kata proses mengandung pengertian
bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan
individu secara berkesinambungan. Proses belajar dapat berlangsung melalui
pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari pengalaman-pengalaman
lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana, (2000: 28) bahwa: “Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri”.

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru dalam


mendidik siswa. Mendidik sendiri pada hakikatnya adalah suatu proses bantuan

53

58
untuk mencapai perkembangan dalam mewujudkan cita-cita dirinya tanpa
mengabaikan lingkungannya. Dalam hal ini seseorang akan semakin aktif
berkontribusi dan terikat norma lingkungan sosialnya, maka akan
meningkatkan aspirasinya untuk mewujudkan kepentingan demi
mencapai cita-cita diri. Dari sinilah terlihat pentingnya sebuah
pendekatan pembelajaran yang mampu mempengaruhi perkembangan
dan pembelajaran dalam diri seseorang dalam mewujudkan dirinya.

Dalam proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya


memperoleh suatu pengalaman terhadap suatu masalah yang dihadapi
sepanjang hidupnya. Hal ini juga sesuai seperti pendapat Sudjana (2000:
29), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri. Sedangkan definisi dari
pengalaman belajar adalah interaksi antara siswa dengan sesuatu di luar
dirinya dengan yang ada pada lingkungannya sehingga memberikan
pengetahuan baru dan bermanfaat. Jadi, merupakan aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran.

Dalam proses pengalaman belajar, setidaknya siswa memperoleh


pengalaman belajar yang berkesan. Pengalaman belajar perlu diciptakan
agar antusiasme siswa dalam mencari pengalaman belajar meningkat
sehingga bermafaat bagi dirinya. Ragam pengalaman belajar yang
diberikan guru kepada siswa berdasarkan Balitbang Depdiknas (2003)
yaitu:

59
Pengalaman Mental

Pada pengalaman belajar mental, siswa biasanya hanya memperoleh


informasi melalui indera dengar dan lihat. Beberapa bentuk pengalaman
mental antara lain membaca buku, mendengarkan ceramah,
mendengarkan berita di radio, dan lain sebagainya.

Pengalaman Fisik

Pengalaman belajar jenis ini siswa dapat memanfaatkan seluruh


inderanya ketika menggali informasi. Siswa dapat melakukan
pengamatan, percobaan, dan kunjungan.

54

60
Pengalaman Sosial

Bentuk pengalaman belajar ini antara lain diskusi, kerja kelompok,


mendemonstrasikan, berkomentar, dan sebagainya.

Pendapat tersebut menjelaskan pengalaman belajar yang didapat siswa yaitu


pengalaman mental, pengalaman fisik dan pengalaman sosial. Pengalaman
mental yaitu didapat dari pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
ketika penyampaian materi atau bahan ajar sebagai salah satu pengalaman yang
didapat oleh siswa. Pengalaman fisik tercipta jika di dalam proses pembelajaran
terjadi aktivitas berupa pengamatan atau percobaan berdasarkan materi
pembelajaran. Pengalaman fisik dapat menumbuhkan ketrampilan siswa dalam
menghadapi sebuah masalah. Pengalaman sosial dapat diciptakan dalam
pembelajaran jika guru di dalam kelas memberikan arahan kepada siswa untuk
diskusi, bekerja sama, ataupun tanya jawab sesama siswa.

Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik
mental maupun fisik. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam bentuk
kegiatan membaca, menulis, memperagakan, dan mengukur. Perhitungan,
pengumpulan, dan pengolahan data adalah termasuk didalamnya. Sedangkan
keterlibatan mental adalah kegiatan yang mengingat kembali isi pelajaran
pertemuan sebelumnya, menggunakan khazanah yang dimiliki untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya.

Keterlibatan mental juga dapat berbentuk pengamatan terhadap suatu fakta


peristiwa dan memberi peluang terjadinya asimilasi dan atau akomodasi

61
kognitif terhadap pengetahuan baru tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan
secara emosional yang berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, dan
sikap. Lalu membentuk latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu
rencana atau program dan menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-
emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan
mampu menimbulkan nilai yang berharga dan meningkatkan gairah belajar.

55

62
63
Gambar 3. 1 Kerucut Pengalaman Dale

Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan


pembelajaran yang disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada
bagaimana suatu proses pembelajaran disajikan dalam metode
pempelajaran yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar Dale
menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman
pembelajaran. Disini dikemukakan bahwa ada suatu kontinuum dari
konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual, dan verbal dalam
menanamkan suatu konsep.

56

64
Dari konsep kerucut Dale, dapat dijelaskan bahwa ingatan atau retensi
seseorang dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:

10% dari apa yang mereka baca, di dalam kerucut Dale yaitu penerimaan
verbal yang dibaca.

20% dari apa yang mereka dengar, didapat melalui pendengaran kata-kata.

30% dari apa yang mereka lihat, didapat melalui kegiatan melihat gambar,
memperhatikan gambar visual yang bergerak, dan melihat pameran.

50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, diperoleh melalui kegiatan
demonstrasi.

70% dari apa yang mereka kunjungi, kegiatan kunjungan meliputi berbicara,
dramatisasi (mendengar, menulis, mengatakan, dan melihat).

90% dari apa yang disimulasikan melalui pengalaman nyata, pengalaman ini
diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan sesuatu benda yang
nyata.

Dengan penjelasan berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat ditarik


kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
dipengaruhi berbagai faktor seperti kegiatan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan melakukan apa yang diinstruksikan. Seseorang
dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tertentu dalam dirinya, yaitu
proses belajar yang merupakan proses berubahnya tingkah laku tertentu secara
relatif tetap. Perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya sejumlah
pengalaman yang disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

65
Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan
tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya.
Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan yang semakin
berkembang dari sebelumnya dapat terjadi

57

66
karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah
dialami sebelumnya.

Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus


belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman
piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak. Pengalaman langsung
adalah mengerjakan, misalnya arti kata simpul dipahami dengan langsung
dengan membuat simpul.

Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic, kata simpul dipelajari dari
gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat
tali untuk membuat simpul, mereka dapat mempelajari dan
memahaminya dari lukisan, gambar, dan foto. Selanjutnya pada tingkatan
ketiga, tingkatan simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata simpul
dan mencoba mencocokkannya dengan pengalamanannya membuat
simpul. Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya
memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang
baru.

Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan


pendidik dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai untuk
pengalaman belajar tertentu.

Ada 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:

Pengalaman langsung dan bertujuan

67
Pengalaman tiruan.

Pengalaman melalui dramatisasi.

Pengalaman melalui karyawisata.

Pengalaman gambar hidup pameran.

Pengalaman melalui televisi.

Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio.

Pengalaman melalui lambang visual.

Pengalaman melalui lambang kata.

58

68
D. Aktifitas Pembelajaran

Diskusikan dalam kelompok kecil Pengalaman Belajar menurut para ahli


psikologi, mana yang paling sesuai untuk proses pembelajaran di sekolah
menurut kelompok saudara. Masing-masing kelompok boleh menggunakan
metode pemecahan masalah yang berbeda, boleh menggunakan pendekatan
problem based learning, project based learning atau discovery learning.
Diskusi kelompok harus mengarah kepada pembelajaran yang menggunakan

pendekatan saintifik di sekolah yaitu: mengamati, menanya,


mencoba/eksperimen, menalar/mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.
Setelah selesai diskusi, buatlah slides/power point untuk dipresentasikan.

E. Latihan / Tugas

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat & jelas !

Mengapa cara memperoleh pengalaman belajar perlu kita identifikasi?, coba


saudara jelaskan secara singkat menurut pengalaman mental, fisik, dan
pengalaman social !

Jelaskan bagaimana prosentase pemahaman belajar pada area modus verbal,


modus visual, dan modus berbuat berbeda menurut kerucut pengalaman
belajar?

Jelaskan secara ringkas kerucut pengalaman belajar yang dikemukakan oleh


Edgar Dale !

69
Bandingkan pengalaman belajar yang dikemukakan oleh Bruner dengan
pengalaman belajar yang saudara alami selama ini !

Klasifikasikan pengalaman belajar dari sudut pandang pada situasi nyata


(konkret) dan pada situasi buatan (abstract) sesuai dengan karekteristik mata
pelajaran yang saudara ampu !

F. Rangkuman

Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap


berkembang karena belajar. Belajar merupakan suatu proses, dimana kata
proses mengandung pengertian bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas

59

70
serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan.
Dalam proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya
memperoleh suatu pengalaman terhadap suatu masalah yang dihadapi
sepanjang hidupnya. Sedangkan definisi dari pengalaman belajar adalah
interaksi antara siswa dengan sesuatu di luar dirinya dengan yang ada
pada lingkungannya sehingga memberikan pengetahuan baru yang
bermanfaat. Ragam pengalaman belajar yaitu : Pengalaman Mental,
Pengalaman Fisik, dan Pengalaman Sosial.

Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus


baik mental, fisik, maupun sosial. Keterlibatan fisik dapat diamati
diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, menulis, memperagakan,
dan mengukur. Sedangkan keterlibatan mental adalah kegiatan yang
mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan
khazanah yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi,
menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan
konsep lainnya. Keterlibatan mental juga dapat berbentuk pengamatan
terhadap suatu fakta peristiwa dan memberi peluang terjadinya asimilasi
atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru tersebut. Selain itu
terjadi keterlibatan secara emosional yang berbentuk penghayatan
terhadap perasaan, nilai, dan sikap. Lalu membentuk latihan keterampilan
intelektual seperti menyusun suatu rencana atau program dan menyatakan
gagasan. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal
mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan
nilai yang berharga dan meningkatkan gairah belajar.

71
Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan
pembelajaran yang disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada
bagaimana suatu proses pembelajaran disajikan dalam metode
pempelajaran yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar Dale
menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalisasi dalam
pengalaman pembelajaran. Disini dikemukakan bahwa ada suatu
kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual,
dan verbal dalam menanamkan suatu konsep,yaitu 10% dari apa yang
mereka baca, 20% dari apa yang mereka dengar,30% dari apa yang
mereka lihat, 50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, 70% dari apa
yang mereka kunjungi, meliputi berbicara, mendengar, menulis,
mengatakan, dan melihat, 90% dari apa yang disimulasikan melalui

60

72
pengalaman nyata yang diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan
sesuatu benda yang nyata.

Dengan penjelasan berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat ditarik


kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
dipengaruhi berbagai faktor seperti kegiatan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan melakukan apa yang diinstruksikan. Seseorang
dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tertentu dalam dirinya, yaitu
proses belajar yang merupakan proses berubahnya tingkah laku tertentu secara
relatif tetap. Perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya sejumlah
pengalaman yang disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan
tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya.
Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan yang semakin
berkembang dari sebelumnya dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman
baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.

Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus belajar,
yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic),
dan pengalaman abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas
oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya
sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.

73
Ada 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan,
yaitu:1.Pengalaman langsung dan bertujuan, 2. Pengalaman tiruan, 3.
Pengalaman melalui dramatisasi, 4. Pengalaman melalui karyawisata, 5.
Pengalaman gambar hidup pameran,6.pengalaman melalui televisi, 7.
Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio, 8. Pengalaman melalui
lambang visual, 9.Pengalaman melalui lambang kata.

61

74
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran penentuan
pengalaman belajar?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran penentuan
pengalaman belajar?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan kegiatan pembelajaran penentuan pengalaman belajar agar
kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari kegiatan pembelajaran 3


ini apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam
kegiatan pembelajaran 3 ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan
nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan
untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai
minimal 80

75
62

76
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: MEMILIH MATERI TERKAIT
DENGAN PENGALAMAN BELAJAR DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat;

Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman


belajar dan tujuan pembelajaran

Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang


dipilih dan karakteristik peserta didik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi dalam kegiatan pembelajaran 4 ini adalah :

Kriteria pemilihan materi pembelajaran dijelaskan dengan benar.

Materi pembelajaran diidentifikasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan


pengalaman belajar

Materi pembelajaran dipilih berdasarkan hasil identifikasi.

Materi pembelajaran disusun kesesuaiannya dengan sintak pendekatan ilmiah.

Materi pembelajaran ditata kesesuaiannya dengan karakteristik peserta didik.

Uraian Materi

77
Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran

a. Pengertian pemilihan materi pembelajaran

Pemilihan materi pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang akan disajikan
atau disampaiakan dalam interaksi belajar, terdiri dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi
yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah
ditentukan.

63

78
Contoh materi pembelajaran untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.2.
Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui
pemanfaatan komunikasi daring (online).

Materi pembelajaran yang berkaitan dengan KD ini meliputi pengertian


komunikasi daring, pelaksanaan komunikasi daring asinkron,
pelaksanaan komunikasi daring sinkron, dan kewargaan digital. Namun,
seberapa dalam dan seberapa luas materi pembelajaran ini untuk peserta
didik kita, dari mana saja sumber materi pembelajaran ini dapat kita
peroleh, dan bagaimana mengemas materi pembelajaran ini, tentu saja
memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang pengembangan materi
pembelajaran.

Pemilihan bahan ajar terkait erat dengan pengembangan silabus, yang di


dalamnya terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar, materi pokok,
pengalaman belajar, metoda, evaluasi dan sumber. Selaras dengan
pengembangan silabus maka materi pembelajaran yang akan
dikembangkan tetap memperhatikan pencapaian Kompetensi Inti dan
kompetensi dasar, kesesuaian dengan materi pokok yang diajarkan,
mendukung pengalaman belajar, ketepatan metoda dan media
pembelajaran, dan sesuai dengan indikator untuk mengembangkan
asesmen.

Pedoman pemilihan materi pembelajajaran ini merupakan rambu-


rambu yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bahan ajar.
Sejumlah manfaat yang dapat dipetik dari pedoman pemilihan bahan ajar

79
bagi para pengembang bahan ajar (dalam hal ini adalah guru) di
antaranya adalah untuk:

Memperoleh gambaran tentang cara menganalisis bahan ajar yang akan


diajarkan;

Memperoleh gambaran tentang cara-cara analisis pedagogik yang akan


diterapkan dalam pembelajaran;

Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola bahan ajar;

Lebih kritis menyesuaikan bahan ajar yang dikembangkannya dengan


karakteristik siswa;

Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan


kurikulum sekolah;

64

80
Berpeluang menjadi guru yang profesional terkait dengan kompetensi
pedagogis, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

c. Pemilihan materi pembelajaran yang diampu dibagi menjadi 3 (tiga) berdasarkan


ranah yaitu:

Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran

Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep,


prinsip, dan prosedur. Kadang-kadang kita sulit memberi pengertian pada
keempat materi pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan perbedaan-
perbedaan pada tabel kualifikasi isi materi pembelajaran di bawah ini.

Tabel 2. Klasifikasi isi materi pembelajaran dalam ranah pengetahuan

No Jenis Pengertian

1 Fakta Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah,


dan bagian-bagiannya.

Contoh:

Ruang kelas belajar teori; Over Heat Proyektor


(OHP); Bengkel kerja bangku berkapasitas 12
Siswa; Peratan bengkel ditempatkan di
gudang.

2 Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus

Contoh:

81
Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-
taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa
denda atau pidana.

3 Prinsip Penerapan dalil, hukum, rumus, (diawali


dengan jika …., maka …. )

Contoh:

65

82
Hukum permintaan dan penawaran (Jika
penawaran tetap permintaan naik, maka harga
akan naik).

4 Prosedur Bagan arus atau bagan alur (flowchart),


alogaritmalangkah-langkahmengerjakan
sesuatu secara urut

Contoh:

Langkah-langkah menjumlahkan pecahan


ialah:

1. Menyamakan penyebut

2. Menjumlahkan pembilang dengan dengan


pembilang dari penyebut yang telah
disamakan.

3. Menuliskan dalam bentuk pecahan hasil


penjumlahan pembilang dan penyebut yang
telah disamakan.

5 Nilai 1. Mengukur ketercapaian kompetensi

2. Membuat rubrik penilaian

2) Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran

83
Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain
kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan,
menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Ditinjau dari level terampilnya
seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi
rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan
kebutuhan siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat,
dan harapan siswa itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan
bekerja (pre – vocational skill) yang secara integral ditunjang oleh
keterampilan hidup (life skill).

66

84
3) Sikap sebagai Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:

Nilai–nilai kebersamaan, mampu bekerja berkelompok dengan orang lain yang


berbeda suku, agama, dan strata sosial;

Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan observasi, eksperimen, tidak


memanipulasi data hasil pengamatannya;

Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang mempunyai karakter
sama dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda semua sama-sama
makhluk Tuhan.

Memilih Materi Terkait Dengan Pengalaman Dan Tujuan Pembelajaran

Pengertian Pengalaman dan Tujuan Pembelajaran

Pengalaman belajar adalah interaksi antara pebelajar dengan kondisi


eksternalnya, pengalaman belajar dimiliki siswa setelah ia mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah itu sendiri mengacu
pada kompetensi dasar yang tertulis di dalam RPP. Sehingga hubungan antara
kompetensi dasar dengan pengalaman belajar adalah pengalaman belajar siswa
terbentuk dari proses pembelajaran di sekolah, proses pembelajaran tersebut
mengacu pada kompetensi dasar.

Contoh: Kompetensi dasar dalam mata pelajaran pemesinan adalah


menjelaskan pengertian dan fungsi bagian-bagian mesin bubut. Maka

85
pemberian materi oleh guru kepada siswa mengacu pada kompetensi dasar ini
yaitu memberikan materi tentang pengertian bagian-bagian mesin bubut. Secara
otomatis peserta didik akan mengalami pengalaman belajar sesuai dengan
materi yang disampaikan guru tersebut.

67

86
D. Aktifitas Pembelajaran

Tugas I. Diskusi Dalam dkelompok

Lakukan identifikasi pemilihan materi pembelajaran yang meliputi tiga


ranah: pengetahuan, keterampilan, dan sikap!

Hasil dari identifikasi buatkan paparan presentasi/Power Poin!

Hasinya dipresentasikan dalam kurun waktu 30 ‘!

Tugas II. Diskusi Dalam Kelompok

Rumuskan tujuan pembelajaran, dengan mengacu pada 1 (satu)


kompetensi Dasar

Tentukan pengalaman-pengalaman belajar terkait untuk pencapaian


tujuan pembelajaran

Hasil rumusan tujuan dan pengalaman belajar, buatkan paparan


presentasi/power poin

Hasilnya dipresentasikan dalam kurun waktu 30’

87
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul mata diklat “Pembelajaran Yang Mendidik"ini disusun dengan harapan


dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi individu guru SMK atau
lembaga diklat pada lembaga yang terkait pada program “Diklat Kompetensi
Pedagogik”. Tujuan utama pembelajaran ini adalah mendidik peserta didik agar
tumbuh

kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat


mempertanggungjawabkan perbuatannya. Modul ini disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Modul ini disusun dengan alasan
bahwa pembelajaran yang mendidik merukan suatu upaya untuk menyediakan
seperangkat kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan
aktivitas belajar. b) Rendahnya kualitas pendidikan nampak dalam hal
kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak
maksimal. c) Modul ini sangat berguna bagi peserta diklat dalam
mempersiapkan diri untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik. d)
Modul ini ada kaitannya dengan modul sebelumnya tentang Karakteristik
Peserta Didik, Teori Belajar Dan Prinsip Pembelajaran Yang Menarik dan
Pengembangan Kurikulum.

B. Tujuan

88
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.

Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam


kelas, laboratorium, maupun lapangan.

Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di


lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.

Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan


karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.

89
Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu
sesuai dengan situasi yang berkembang.

C. Peta Kompetensi

POSISI MODUL

KODE UNIT
WAKT
NAMA UNIT KOMPETENSI U
KOMPETENSI

PED0100000-00 Pengembangan Peserta Didik 4 JP

PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang 8 JP


mendidik

PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP

PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik 10 JP

90
PED0500000-00 PemanfaatanTeknologiInformasidan 2JP
Komunikasi dalam Pembelajaran

PED0600000-00 Pengembangan potensi peserta didik 4 JP

PED0700000-00 Komunikasi efektif 2 JP

PED0800000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran 5 JP

PED0900000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi 4 JP


pembelajaran

PED0100000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas 8 JP


pembelajaran.

D. Ruang lingkup

Prinsip Perancangan pembelajaran yang mendidik

Perancangan pembelajaran berdasarkan dokumen kurikulum yang


berlaku

91
Identifikasi Silabus berdasarkan mata pelajaran yang diampu

Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran

Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan karakteristik mata


pelajaran

Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi peserta didik

Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam


kelas, laboratorium, maupun lapangan.

Identifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku

Penyusunan RPP berdasarkan komponen yang diidentifikasi

Telaah RPP berdasarkan kelengkapan yang dipersyaratkan

Pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di kelas dengan memperhatikan


standar keamanan yang dipersyaratkan

Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di laboratorium dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di lapangan dengan memperhatikan


standar keamanan yang dipersyaratkan

Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar

Identifikasi media pembelajaran dan sumber belajar

92
Pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar

Penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar

Perancangan dan pembuatan media pembelajaran dan sumber belajar

Analisis efektivitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran

Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

Pengertian, fungsi dan manfaat keputusan transaksional dalam pembelajaran

Pelaksanaan keputusan transaksional dalam pembelajaran

93
Pengelolaan komunikasi efektif secara berkelanjutan

Saran Cara Penggunaan Modul

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan


modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

Bacalah Petunjuk penggunaan, latar belakang, deskripsi,,kegiatan


pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi.

Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa


besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang
dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut:

Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.

Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.

Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan


bahan yang diperlukan dengan cermat.

Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta


ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.

Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

94
Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur
yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

95
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. PRINSIP PERANCANGAN
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menjelaskan perancangan pembelajaran berdasarkan dokumen kurikulum yang


berlaku

Mengidentifikasi Silabus berdasarkan mata pelajaran yang diampu

C. Uraian materi

1. Prinsip Perancangan Pembelajaran Yang Mendidik

Materi pokok kegiatan pembelajaran 1 tentang Prinsip Perancangan


Pembelajaran Yang Mendidik terdiri dari 2 Sub Materi yaitu materi

96
Perancangan Pembelajaran Berdasarkan Dokumen Kurikulum Yang Berlaku
dan Identifikasi Silabus Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Diampu.

Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat merancang pembelajaran


berdasarkan dokumen kurikulum yang berlaku dan mengidentifikasi Silabus
berdasarkan mata pelajaran yang diampu.

a. Perancangan Pembelajaran Berdasarkan Dokumen


Kurikulum Yang

Berlaku.

1) Hakekat Pembelajaran Yang Mendidik

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh


kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Di dalam Undang-Undana Nomor

97
20 Tahun 2003 (UU No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan di dalam Pasal 1 ayat 1 bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan bunyi
pasal 1 ayat 1 UU No. 20/2003 tersebut dapat dikatakan bahwa
pendidikan merupakan proses pembelajaran yg diarahkan ke
perkembangan peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, angsa dan
negara. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya dilakukan
secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh


kembangmenjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya.Pencapaian tujuan pendidikan
hendaknya dilakukan secara sadar dan terencana tingkah laku itu
menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku
afektif,dantingkah laku psikomotor.

Pada prinsipnya, dalam pembelajaran yang mendidik berlangsung sebagai


proses atau usaha yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi

98
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri
individu banyak ragamnya baik sifatnya maupun jenisnya.Karena itu
tidak semua perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam
arti belajar.

Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik


berupa perubahan tingkah laku yang disadari, kontinyu, fungsional,
positif, tetap, bertujuan, dan komprehensif. Rancangan penerapan
pembelajaran yang mendidik yang disusun sesuai dengan prinsip dan
langkah perencanaan pembelajaran yang tepat hendaknya dapat
menghasilkan perubahan dalam diri

99
peserta didik. Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru antara lain:

Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik.

Perubahan tingkah laku (diri individu) dalam belajar bersifat kontinyu


(berlangsung terus menerus dan tidak statis) dan fungsional.

Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif (menuju pada
perubahan yang atas usaha individu sendiri).

Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara (perubahan yang
terjadi pada proses belajar bersifat menetap dan bukan temporer).

Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan dan disadari.

Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku. (sikap,


keterampilan, pengetahuan dan sebagainya).

2) Hakekat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu


pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup:

identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester;

alokasi waktu;

KI, KD, indikator pencapaian kompetensi;

materi pembelajaran;

100
kegiatan pembelajaran;

penilaian; dan

media/alat, bahan, dan sumber belajar.

Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun


pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri
dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan
disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat juga
dilakukan oleh guru secara berkelompok antar sekolah atau antar wilayah

101
dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau
kantor kementerian agama setempat.

Prinsip Penyusunan RPP

Setiap RPP harus secara utuh memuat Kompetensi Dasar: spiritual (KD
dari KI - 1), sosial (KD dari KI - 2), pengetahuan (KD dari KI - 3), dan
keterampilan (KD dari KI - 4).

Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan individu peserta didik


(kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan).

Perancangan proses pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan


menggunakan pendekatan saintifik.

Berbasis konteks (lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar).

Pembelajaran berorientasi pada pengembangan IPTEK,dan nilai-nilai


kehidupan masa kini.

Mengembangkan kemandirian belajar.

Memuat rancangan pemberian umpan balik dan tindak lanjut


pembelajaran (penguatan, pengayaan, dan remedi).

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara


KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan

102
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi


informasidan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif.

Identifikasi Silabus Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Diampu

Pengkajian silabus meliputi:

KI dan KD;

materi pembelajaran;

proses pembelajaran;

penilaian pembelajaran;

103
alokasi waktu; dan

sumber belajar;

Silabus untuk jenjang SMK diatur dalam Permendikbud No. : 60 Th 2014,


lampiran II.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mepelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

Lakukan identifikasi tentang ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perlu diperhatikan guru.

Buatlah ringkasan langkah-langkah dalam penyusunan RPP.

Uraikan ada beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru.

104
Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikan perbedaan
individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud
dalam prinsip tersebut ?

F. Rangkuman

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh


kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pencapaian tujuan pendidikan
tersebut hendaknya dilakukan secara sadar dan terencana, terutama dalam hal
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Hasil
belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik berupa
perubahan tingkah laku yang disadari, kontinu, fungsional, positif, tetap,
bertujuan, dan komprehensif. RPP merupakan

105
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru.Pengembangan RPP dilakukansebelum awal semester atau awal
tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran yang
Mendidik ?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran yang
Mendidik ?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi Pembelajaran yang Mendidik agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah


mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum

106
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.

10

107
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. PENGEMBANGAN KOMPONEN
PERANCANGAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Pengembangan komponen Perancangan
Pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Mengembangkan Rancangan pembelajaran berdasarkan karakteristik mata


pelajaran

Mengembangkan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi peserta didik

C. Uraian materi

1. Pengembangan Komponen Perancangan Pembelajaran

Materi pokok kegiatan pembelajaran 2 tentang Pengembangan Komponen


Perancangan Pembelajaran terdiri dari 2 Sub Materi yaitu materi

108
Pengembangan Rancangan Pembelajaran berdasarkan karakteristik mata
pelajaran dan Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi
peserta didik.

Pengembangan Rancangan Pembelajaran Berdasarkan Karakeristik Mata


Pelajaran.

Pengertian Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran dimaksudkan adalah perencanaan proses


pembelajaran yang didefinisikan sebagai proses penetapan dan pemanfaatan
sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-
kegiatan dan upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Sementara itu Roger A. Kaufman (Harjanto 1997:2)

11

109
mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan)
tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan
merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut, materi
bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya,
serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim, 1993). Jadi,
perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk
memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa
agar tujuan dapat tercapai.

2) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam rancangan


pembelajaran dan secara esensi para ahli memberikan rumusan sebagai
berikut:

Bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau


kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Bahwa tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang


spesifik.

4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran menurut Nana Syaodih


Sukmadinata (2002) yaitu:

110
a. memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa,

memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar,

membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media


pembelajaran,

memudahkan guru mengadakan penilaian.

3) Isi (materi pembelajaran)/ karakteristik mata pelajaran

Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat


perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu,
penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai, misalnya

12

111
berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Nana Sujana
(2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam
menetapkan materi pelajaran diantaranya:

Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan;

Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan; (c) Materi
pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang komplek

Pengembangan Rancangan Pembelajaran Berdasarkan Potensi Peserta


Didik.

RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam


silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta
didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Hal yang harus diperhatikan dalam
rancangan pembelajaran:

Mendorong partisipasi aktif peserta didik,

Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

F. Rangkuman

Perencanaan pembelajaran adalah proses penetapan dan pemanfaatan


sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan -

112
kegiatan dan upaya - upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan. Tujuan pembelajaran merupakan
komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali
komponen yang lainnya. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus
jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil
belajar yang harus dicapai setelah anak belajar. Materi pelajaran
merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
“dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berita pengetahuan,
penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Guru dalam merencanakan
pembelajaran menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan
kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
Kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

113
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PENYUSUNAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Penyusunan Rancangan Pembelajaran

B. Indikator pencapaian Kompetensi

Mengidentifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku

Menyusun RPP berdasarkan komponen yang diidentifikasi

Menelaah RPP berdasarkan kelengkapan yang dipersyaratkan

C. Uraian materi

1. Penyusunan Rancangan Pembelajaran

Materi pokok kegiatan pembelajaran 3 tentang Penyusunan Rancangan


Pembelajaran terdiri dari 3 Sub Materi yaitu Identifikasi Komponen RPP
berdasarkan peraturan yang berlaku, Penyusunan RPP berdasarkan komponen
yang diidentifikasi dan Telaah RPP berdasarkan kelengkapan yang
dipersyaratkan. Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat
mengidentifikasi Komponen RPP sesuai peraturan yang berlaku, menyusun

114
RPP sesuai komponenyang diidentifikasi dan menelaah RPP berdasarkan
kelengkapannya.

Identifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku

Komponen – komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk


format (mengacu pada Permendikbud No: 103 th 2014). Dapat dilihat pada
Lampiran 1 pada Modul ini. RPP paling tidak berisi komponen berikut ini :

Identitas dan Kelengkapan Komponen

Kompetensi Inti

115
Komptensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Penilaian, Pembelajaran Remmedial dan Pengayaan

Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar

b. Penyusunan RPP berdasarkan komponen yang diidentifikasi

Dalam menyusun RPP (lihat lampiran 3) harus disesuaikan dengan


ketetapan yang telah diformulasikan sesuai dengan Permendikbud No:
103 th 2014. Sehingga minimal komponen yang dituliskan dalam RPP
harus memuat ketetapan yang telah dituliskan dalam poin 1.1 tentang
Identifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku
(diuraikan di atas). Untuk menuliskan Tujuan Pembelajaran yang belum
termuat dalam komponen dapat ditambahkan komponen tersebut dan
dituliskan atara Indikator Pencapaian Kompetensi dan Materi
Pembelajaran.

Telaah RPP berdasarkan kelengkapan yang dipersyaratkan

Telaah RPP merupakan kegiatan mengkaji RPP dalam rangka untuk


mendapatkan kesesuaian dan ketepatan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dirancang untuk dilaksanakan dalam mencapai
kompetensi peserta didik. Untuk menelaah RPP tersebut dibantu dengan
format telah RPP (lihat lampiran 4). Untuk menelaah RPP berikut ini

116
aspek-aspek yang termuat dalam format: (a) Identitas dan Kelengkapan
Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c) Kompetensi Dasar dan Indikator, (d)
Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran,

Media, Alat dan Sumber Belajar, (g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h)
penilaian.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari


Modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan
latihan/kasus/tugas dan merefleksi diri.

18

117
E. Latihan/Tugas

Meliputi apa saja yang harus diperhatikan dalam menyusun RPP ?

Lakukan telaah RPP menggunakan instrumen yang berlaku.

Dalam menyusun RPP, keterkaitan dan keterpaduan apa saja yang perlu
diperhatikan ?

Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran


kontekstual. Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran dan berikan
contohnya.

F. Rangkuman

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,


KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.

Dalam menyusun RPP (lihat lampiran 3) harus disesuaikan dengan ketetapan


yang telah diformulasikan sesuai dengan Permendikbud No: 103 th 2014.

Aspek-aspek dalam telaah RPP antara lain: (a) Identitas dan Kelengkapan
Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c) Kompetensi Dasar dan Indikator, (d)
Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran, (f) Media, Alat dan Sumber Belajar,
(g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h) penilaian.

118
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok penyusunan rancangan
pembelajaran?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok penyusunan rancangan
pembelajaran?

19

119
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah


mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.

120
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN DI KELAS, DI LABORATORIUM, DAN DI
LAPANGAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Pelaksanaan Pembelajaran Di Kelas, Di
Laboraturium, Dan Di Lapangan

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dikelas dengan memperhatikan


standar keamanan yang dipersyaratkan.

2. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dilaboratorium dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.

3. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dilapangan dengan memperhatikan


standar keamanan yang dipersyaratkan.

C. Uraian materi

Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di Laboratorium, dan di Lapangan

121
Materi pokok kegiatan pembelajaran 4 tentang Pelaksanaan Pembelajaran
terdiri dari 3 Sub Materi yaitu pelaksanaan pembelajaran di kelas, pelaksanaan
pembelajaran di laboratorium, dan pelaksanaan pembelajaran di lapangan
dengan memperhatikan standar keamanan. Setelah mempelajari materi pokok
ini peserta dapat Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran baik dikelas, di
laboratorium maupun di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan
yang berlaku.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Kelas

21

122
Tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:

Kegiatan Pendahuluan

mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan

mendiskusikan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam


kehidupan sehari-hari

menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan


dilakukan; dan

menyampaikan lingkupdan teknik penilaian yang akan digunakan.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran dengan pendekatan


saintifik untuk mencapai kompetensi,yang dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan

Kegiatan Penutup

123
Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (1) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan; dan (3) memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran;

Kegiatan guru yaitu: (1) melakukan penilaian; (2) merencanakan kegiatan


tindak lanjut pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dalam bentuk dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok; dan

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

22

124
c. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Laboratorium

Pembelajaran di laboratorium dominan dengan kegiatan yang lebih fokus pada


kegiatan keterampilan. Tujuan pembelajaran laboratorium adalah untuk: (a)
Pembuktian suatu konsep atau teori, (b) Demonstrasi operasional alat atau
prosedur tertentu, (c) Penemuan sesuatu melalui cara atau prosedur tertentu.

Berdasarkan tujuan pembelajaran di laboratorium, maka model Discovery


Learning, Inquiry Learning, dan pembelajaran demonstrasi sangat efektif bila
digunakan pada pembelajaran dilaboratorium. Model Discovery Learning
terdiri atas enam tahapan: (1) Stimulation (simullasi/pemberian rangsangan),
(2) Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah), (3) Data collection
(pengumpulan data), (4) Data processing (pengolahan data), (5)Verification
(pembuktian), dan (6), Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).

Model Inquiry Learning terdiri atas delapan tahapan: (1) penyajian fenomena /
observasi, (2) perumusan masalah, (3) pengajuan hipotesis, (4) pengumpulan
data, (5) pengolahan data, (6) analisis data, (7) penyimpulan, (8) pelaporan.

d. Pelaksanan Pemblajaran Yang mendidik di Lapangan

Model pembelajaran di lapangan merupakan kegiatan pembelajaran yang


dilakukan pada obyek nyata, seperti: alam terbuka, dunia kerja, atau obyek
nyata yang lain. Ada beberapa hal yang sama dengan pembelajaran
dilaboratorium, yaitu sama-sama menggunakan pembelajaran secara langsung
terhadap obyek. Contoh-contoh pembelajaran di lapangan yang dapat ditemui
saat ini adalah: karya wisata (study tour), praktik kerja industri (prakerin), dan

125
magang. Ada istilah-istilah lain yang menunjukkan sebagai kegiatan
pembelajaran di lapangan, yaitu praktik kerja lapangan (PKL) dan studi
lapangan, namun memiliki makna yang sama dengan istilah sebelumnya.

Langkah-Langkah pembelajaran di lapangan sebagai berikut:

Persiapan

Guru melakukan identifikasi: (a) kompetensi yang akan dikembangkan, (b)


jumlah peserta didik yang terlibat, (c) waktu yang dialokasikan, (d) kondisi
ekonomi / keuangan sekolah maupun peserta didik.

23

126
Perencanaan

Guru melakukan kegiatan: (a) merumuskan tujuan, (b) menentukan


obyek, (c) menentukan alokasi waktu, (d) berkoordinasi dengan
pemangku obyek, (e) menyusun program kerja/kegiatan.

Pelaksanaan

Peserta didik kegiatan: (a) observasi lingkungan, (b) berpartisipasi dalam


kegiatan, (c) mencatat semua kegiatan yang dilakukan, (d) mencatat
temuan-temuan yang diperoleh, (e) berkonsultasi dengan penanggung
jawab kegiatan.

Tindaklanjut

Guru dan peserta didik masing-masing melakukan: (a) Peserta didik


membuat laporan kegiatan, dan mempresentasikan didepan kelas, (b)
Guru melakukan evaluasi kegiatan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari


Modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan
latihan/kasus/tugas dan merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

127
Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di kelas

Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di laboratorium

Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di lapangan

Berikan alasan mengapa harus melakukan pembelajaran di


kelas, laboratorium, dan lapangan

Uraikan karakteristik pembelajaran di kelas, laboratorium, dan lapangan

Materi “pemeriksaan kekentalan minyak pelumas” lebih efektif dilakukan


pemelajaran di kelas, laboratorium atau lapangan? Mengapa ?

24

128
F. Rangkuman

Tujuan utama kegiatan pembelajaran adalah pencapaian hasil belajar yang


maksimal. Untuk mencapai hal tersebut, maka kegiatan pembelajaran tidak
hanya dialakukan dikelas, namun juga dilaboratorium dan lapangan.
Pembelajaran dikelas, dominan dengan kegiatan pembahasan permasalahan
yang bersifat teoritis. Sedangkan pembelajaran dilaboratorium, dominan
dengan kegiatan permasalahan keterampilan. Selanjutnya pembelajaran
dilapangan, dominan dengan kegiatan faktual apa adanya yang ada
dilingkungan belajar.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pelaksanaan pembelajaran di kelas,
laboratorium, dan lapangan?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok pelaksanaan pembelajarandi
kelas, laboratorium, dan lapangan?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan
materi pengembangan komponen penyusunan rancangan pembelajaran agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

Tindak Lanjut

129
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

25

130
Kegiatan Pembelajaran 5. Media Pembelajaran Dan Sumber
Belajar

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan


dapatmemahami dan menerapkan Media Pembelajaran Dan Sumber
Belajar

B. Indikator pencapaian Kompetensi

Media pembelajaran yang relevan diidentifikasi berdasarkan peserta didik.

Media pembelajaran yang relevan diidentifikasi berdasarkan mata


pelajaran yang diampu.

Media pembelajaran yang relevan ditentukan berdasarkan media yang


diidentifikasi.

Media pembelajaran yang relevan digunakan berdasarkan media yang


ditentukan.

Sumber belajar yang relevan diidentifikasi berdasarkan peserta didik.

Sumber belajar yang relevan diidentifikasi berdasarkan mata pelajaran


yang diampu.

131
7. Sumber belajar

132
yang

133
relevan

134
ditentukan

135
berdasarkan

136
media

137
yang

diidentifikasi.

Sumber belajar yang relevan digunakan berdasarkan media yang ditentukan.

Efektifitas penggunaan media dianalisis berdasarkan pencapaian tujuan


pembelajaran

Efisiensi penggunaan media dianalisis berdasarkan daya guna.

C. Uraian materi

1. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

26

138
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam lima sub materi,
yaitu:

identifikasi media pembelajaran dan sumber belajar,

pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar,

penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar,

perancangan dan pembuatan media pembelajaran, dan

analisis efektifitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran.

2. Identifikasi Pembelajaran dan Sumber Belajar

Pengertian Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media berasal dari kata “medium”, yang secara harfiah memiliki arti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam pembelajaran, media didefinisikan
sesuai dengan peruntukannya, yaitu sarana yang mendukung terciptanya
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut beberapa pengertian
menurut para ahli: (a) Schramm (1977), media pembelajaran merupakan
teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran; (b) Briggs (1977) mendefinisikan media pembelajaran
sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran; (c) Robertus
Angkowo dan A. Kosasih (2007) menyatakan bahwa media dalam proses
pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal;

139
(d) Association for Education and Communication Technology (AECT),
mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan
untuk proses informasi; (e) Marshall McLuhan (dalam Oemar Hamalik, 2003:
201) berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang
memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak
langsung dengan dia.

Pengertian Media Sumber Belajar

Seperti pada media, pengertian sumber belajar juga banyak disampaikan oleh
para pakar pendidikan, namun secara umum memiliki makna yang

27

140
sama, berikut beberapa definisi: (a) AECT (Association of Education and
Communication Technology, 1977) mendefinisikan sumber belajar
adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan
wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara
terpisah maupun terkombinasi; (b) Nana Sudjana dan Achmad Rivai
(2001) menyatakan bahwa sumber balajar adalah segala daya yang dapat
dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam
belajarnya; (c) Mulyasa (2003) menyatakan bahwa sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik
dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar.

Fungsi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Fungsi Media Pembelajaran antara lain: (a) Mengkonkretkan konsep -


konsep yang bersifat abstrak, melalui gambar, grafik, model; (b)
Membangkitkan motivasi belajar; (c) Memaksimalkan peran seluruh
seluruh indera siswa; (c) Memaksimalkan peran seluruh seluruh indera
siswa; (d) Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita; (e)
Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungannya; (f) Menyajikan informasi belajar secara konsisten
dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.

Fungsi sumber belajar antara lain: (a) Menginformasikan sejumlah


penemuan baru; (b) Memandu langkah-langkah operasional pada
keterampilan; (c) Memberikan ilustrasi dan contoh-contoh terkait dengan

141
materi yang dipelajari; (d) Menunjukkan berbagai permasalahan yang
merupakan konsekuensi logis dari perilaku masyarakat.

Manfaat Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Manfaat Media Pembelajaran antara lain: (a) Mempermudah pemahaman


siswa terhadap materi ajar; (b) Siswa dapat belajar tanpa batasan waktu
tertentu; (c) Mempermudah pencapaian ketuntasan belajar; (d)
Penyampaian materi dapat diseragamkan; (e) Efiensi waktu dan biaya; (f)
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

28

142
Manfaat sumber belajar antara lain: (a) Memperkaya informasi/wawasan siswa;
(b) Memantapkan pemahaman terhadap pengetahuan atau keterampilan serta
sikap siswa; (c) Memungkinkan siswa belajar dengan cara yang disukainya.

Klasifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Klasifikasi media pembelajaran antara lain: (a) Media cetak/teks; (b) Media
pameran/display; (c) Media suara; (d) Media gambar bergerak; (e) Multimedia
(gabungan teks, suara, grafis, video, dan animasi); (f) Media berbasis web dan
internet.

Klasifikasi sumber pembelajaran antara lain: (a) Bahan ajar, (b) Produk, baik
dari industri maupun perorangan; (c) Manusia; (d) Lingkungan; (e) Media
elektronik.

3. Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Pemilihan Media Pembelajaran

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media


pembelajaran antara lain:

Apakah media yang digunakan sesuai dengan kurikulum?;

Apakah media yang digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran ?;

143
Apakah informasi yang terkandung didalam media akurat dan baru?;

Apakah informasi yang terdapat didalam media disampaikan dengan jelas?;

Apakah media yang akan digunakan mampu memotivasi dan memancing minat
belajar siswa?;

Apakah media pembelajaran yang dipilih mampu melibatkan mental siswa


dalam aktivitas pembelajaran?;

Apakah kualitas teknis media pembelajaran yang akan digunakan baik ?;

29

144
Apakah media pembelajaran yang akan digunakan memiliki keluwesan
dan kepraktisan ?;

Apakah media yang akan digunakan telah diuji coba sebelumnya?;

Apakah media yang akan digunakan bebas dari kepentingan iklan


komersial yang ada didalamnya?;

Apakah penggunaan media dilengkapi dengan petunjuk tentang cara


penggunaannya ?

Pemilihan Sumber Belajar

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan sumber


belajar antara lain:

Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan kurikulum?;

Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan karakteristik mata


pelajaran?;

Apakah informasi yang terkandung didalam sumber belajar akurat dan


baru?;

Apakah informasi yang terdapat didalam disampaikan dengan jelas?;

Apakah sumber belajar yang akan digunakan mampu memotivasi minat


belajar siswa?;

Apakah sumber belajar yang dipilih mampu melibatkan mental siswa


dalam aktivitas pembelajaran?;

145
Apakah kualitas teknis sumber belajar pembelajaran yang akan
digunakan baik?;

Apakah penggunaan media dilengkapi dengan petunjuk tentang cara


penggunaannya?.

Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media harus efektif agar hasil pembelajaran dapat mencapai


hasil yang maksimal, berikut ini tahapannya:

Persiapan, meliputi: (a) Memilih media sesuai tujuan pembelajaran; (b)


mempelajari ketentuan operasional; (c) Menyiapkan tempat; (d)

30

146
Menyiapkan perangkat pendukung, misal: sumber listrik, layar, kabel
perpanjangan; (e) Melakukan uji coba operasi.

Penyajian, meliputi: (a) Mengoperasikan media; (b) Mengamati kinerja media;


(c) Menggunakan media dalam pembelajaran; (d) Mengamati respon siswa
selama penggunaan media pembelajaran; (e) Mematikan media usai penyajian
(media yang menggunakan listrik atau).

Pasca penyajian, meliputi: (a) Mengecek kelengkapan perangkat media;

Membersihkan bagian-bagian yang kotor; (c) Melakukan pengemasan;

Menyimpan di tempat yang aman.

Penggunaan Sumber Belajar

Penggunaan sumber belajar harus efektif agar hasil pembelajaran dapat


mencapai hasil yang maksimal, berikut ini tahapannya:

Persiapan, meliputi: (1) Memilih sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; (2) Mencermati ketentuan penggunaan sumber belajar; (3)
Menyiapkan tempat; (4) Melakukan pengecekan kelengkapan perangkat
sumber belajar; (5) Melakukan uji coba operasional sumber belajar.

Penyajian, meliputi: (1) Menggunakan sumber belajar; (2) Mengamati respon


siswa selama penggunaan sumber belajar.

147
Pasca penyajian, meliputi: (1) Mengecek kelengkapan sumber belajar; (2)
Membersihkan (merapikan); (3) Melakukan pengemasan; (4) Menyimpan di
tempat yang aman.

6. Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran

Perancangan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan media pembelajaran perlu memperhatikan tahap


perancangan yang dilakukan sebagai berikut:

Analisis substansi kurikulum;

Analisis kebutuhan media;

31

148
Identifikasi keberadaan media di masyarakat;

Identtifikasi ketersediaan sumber daya;

Identifikasi kemudahan memperoleh bahan;

Menghitung prediksi biaya yang dibutuhkan;

Membandingkan biaya pembuatan dengan produk pabrikan;

Melakukan perancangan media.

Pembuatan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan media pembelajaran hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Berorientasi pada tujuan pembelajaran;

Memiliki kemudahan misal harga terjangkau, mudah dibuat, dsb

Memiliki keluwesan/kesesuaian, misal sesuai topik yang dibahas, sesuai


dengan kondisi peserta didik;

dapat memotivasi peserta didik.

Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran

Analisis Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran

149
Menurut Drucker (dalam Bram, 2005: 4), efektifitas merupakan suatu
pengukuran ketercapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Maka
efektifitas dapat didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar.
Unsur utama dalam pencapaian tujuan pembelajaran adalah proses dan
hasil pembelajaran. Sehingga kalau ingin mengetahui efektivitas
penggunaan suatu media pembelajaran, maka yang harus dijawab adalah:

Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan memotivasi


belajar siswa ?

Apakah penggunaan media pembelajaran mempermudah proses


pembelajaran bagi guru?

32

150
Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar siswa?
(sesuai tujuan)

Berdasarkan uraian di atas, maka analisis efektivitas penggunaan media


pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek di bawah ini.

Pengukuran Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran:

No. Unsur yang diukur Kategori

1 2 3 4
1 Apakah penggunaan media
pembelajaran meningkatkan memotivasi
belajar siswa ?
2 Apakah penggunaan media
pembelajaran mempermudah proses
pembelajaran bagi guru ?
3 Apakah penggunaan media
pembelajaran meningkatkan prestasi
belajar siswa ?
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =

Catatan:
1 = Tidak
2 = Kurang

151
3 = Agak
4 = Sangat

Analisis Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Anthony (2005), bahwa efisiensi adalah rasio output terhadap input,
atau jumlah output perunit input. Pada penggunaan media pembelajaran, output
meliputi biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan. Sehingga yang harus
dijawab ketika ingin mengetahui efisiensi penggunaan media pembelajaran
adalah:

Apakah biaya yang dihabiskan saat penggunaan media dalam pembelajaran


terbatas ?

Apakah tenaga yang dikeluarkan saat penggunaan media dalam pembelajaran


terbatas ?

Apakah waktu yang diperlukan saat penggunaan media dalam pembelajaran


terbatas ?

Berdasarkan uraian di atas, maka analisis efisiensi penggunaan media


pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan daftar ceki.

33

152
Pengukuran Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran:

No. Unsur yang diukur Kategori


1 2 3 4
1 Apakah biaya yang dihabiskan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
2 Apakah tenaga yang dikeluarkan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
3 Apakah waktu yang diperlukan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =
Catatan:
1 = Tidak 3 = Agak
2 = Kurang 4 = Sangat

Rubrik Pengukuran Efektivitas/Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran

Rata-Rata Kategori
Skor
3,5 – 4,0 Penggunaan media pembelajaran sangat efektif/efisien

153
2,5 – 3,4 Penggunaan media pembelajaran agak efektif/efisien
1,5 – 2,4 Penggunaan media pembelajaran kurang efektif/efisien

1,5Penggunaan media pembelajaran tidak efektif/efisien

Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari


Modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan
latihan/kasus/tugas dan merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan


ketentuan di bawah ini.

Peserta dibagi menjadi lima kelompok.

Kelompok 1 membahas Identifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

34

154
Kelompok 2 membahas Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Kelompok 3 membahas Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber


Belajar

Kelompok 4 membahas Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran

Kelompok 5 membahas Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Media


Pembelajaran

Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain

Waktu pembahasan 30 menit

Anda diminta merancang penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar


untuk topik “membersikan dan menyetel kerenggangan busi motor”. Silahkan
diidentifikasi:

Media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan ?

Alat penunjang yang diperlukan ?

Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran ?

F. Rangkuman

Media pembelajaran dan sumber belajar memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena kontribusinya sangat besar terhadap hasil belajar.Karena
itu pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar menjadi hal yang sangat
menentukan, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.Namun ada yang lebih

155
penting yaitu kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar.Kalau media pembelajaran dan sumber belajar dipilih dengan tepat dan
digunakan secarfa efektif maka dapat dipastikan efektivitas hasil belajar dapat
diperoleh.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi media pembelajaran dan sumber
belajar?

35

156
Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok media
pembelajaran dan sumber belajar?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi media pembelajaran dan sumber belajar agar kegiatan
berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah


mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.

157
36

158
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6. PENGAMBILAN
KEPUTUSAN TRANSAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam
Pembelajaran.

B. Indikator pencapaian Kompetensi

Menjelaskan Keputusan transaksional dalam pembelajaran berdasarkan


efektifitas komunikasi

Melaksanakan Keputusan transaksional dalam pembelajaran dengan situasi


yang berkembang

Mengelola Komunikasi efektif secara berkelanjutan sesuai dengan situasi yang


berkembang.

C. Uraian materi

159
1. Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam tiga sub materi,
yaitu:

pendahuluan (pembahasan hal-hal yang bersifat umum),

melaksanakan transaksional dalam pembelajaran, dan

mengelola komunikasi secara berkelanjutan.

37

160
Pengertian, Fungsi dan Manfaat Keputusan Transaksional a

Pengertian

Mencermati keputusan-keputusan guru yang terkait dengan kegiatan


pembelajaran, terdapat dua macam keputusan yang biasanya diambil,
yaitu keputusan situasional dan transsaksional. Keputusan situasional
dilakukan guru saat menyusun perencanaan pembelajaran yang akan
dilakukan. Sedangkan untuk pengambilan keputusan transaksional
dilakukan guru ketika manjalankan pembelajaran.

Saat menjalankan pembelajaran, situasi yang berkembang di lapangan


belum tentu sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemudian guru
berusaha menyesuaikan situasi yang terjadi dengan perencanaan yang
telah dibuat, tanpa mengurangi tujuan yang akan dicapai. Keputusan yang
diambil oleh guru inilah yang disebut dengan keputusan transaksional.

Keputusan yang bersifat transaksional memerlukan penyesuaian-


penyesuaian berdasarkan umpan balik yang diperoleh guru dari
interaksinya dengan siswa maupun interaksi antarsiswa, sementara
kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung. Sehingga kunci dari
keputusan transaksional sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi, guru-
siswa dan siswa-siswa.

Fungsi Keputusan Transaksional

Mengarahkan model interaksi antara guru-siswa, siswa-siswa ke arah


yang lebih terbuka.

161
Membiasakan komunikasi dengan landasan pemikiran rasional dan
berdasarkan fakta-fakta.

Membangun model komunikasi yang sehat dalam pembelajaran

Manfaat Keputusan Transaksional

Mengharmoniskan hubungan antar personal dalam pembelajaran

Mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, walaupun terjadi perubahan


pada lingkungan belajar siswa. (tidak sesuai dengan yang direncanakan).

38

162
3. Pelaksanaan Transaksional Dalam Pembelajaran

a. Sikap Dasar Manusia

Menyimak bahwa kualitas interaksi menjadi hal sangat penting dalam


pengambilan keputusan secara transaksional, maka perlu dipahami pula bahwa
ada tiga sikap dasar manusia, yaitu Ego Orang Tua (O), Dewasa (D), dan Anak
(A). Dan setiap orang memiliki ketiga sikap tersebut, hanya munculnya yang
dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang dihadapi.

Ego Orang Tua (parent exteropsychic): O. Ego Orang Tua adalah gambaran
yang ditampilkan seseorang seperti layaknya orang tua (ayah dan ibu). Yakni
penampilan yang terikat kepada sistem nilai, moral dan serangkaian
kepercayaan. Bentuk nyatanya berupa pengontrolan, membimbing, membantu
mengarahkan, menasehati, menuntun atau mengecam, mengkritik,
mengomando, melarang, mencegah atau memerintah dsb.

Ego Orang Dewasa (adult neopsychic): D. Ego Orang Dewasa adalah reaksi
yang bersifat realistis dan logis.Status ego ini sering disebut komplek Karena
bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan hasil pemerosesan informasi
dari data dan fakta lapangan.Kata-kata yang sering dipergunakan adalah benar,
salah, efektif, masuk akal, dsb.

Ego Anak-Anak (child archeopsychic): A. Ego Anak-Anak merupakan


keadaaan dan reaksi emosi yang kadang-kadang adaptif, intuitif, kreatif, dan
emosional, tetapi kadang-kadang juga bertindak lepas, ingin terbebas dari
pengaruh orang lain. Kata-kata yang sering digunakan dapat berupa

163
“Wah !”, Tidak mau. Tidak bisa, dsb.

b. Jenis Transaksi

Menurut Berne, transaksi merupakan jalinan antar ego. Untuk dua orang yang
berada dalam suatu ruanngan, maka akan terjadi pertemuan 6 ego. Dari sudut
ego ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi yang bersifat
Komplementer, Silang (Crossed) dan Tersamar atau Semu (Ulterior)

Transaksi parallel/sejajar adalah transaksi antar dua ego yang sama, seperti O
dengan O, D dengan D, atau A dengan A. Contoh transaksi O-

39

164
tampak pada orang yang tengah bertengkar, transaksi D-D dapat ditemui
pada situasi suatu seminar, transaksi A-A dapat dilihat pada orang yang
sedang berpacaran.

Transaksi silang merupakan transaksi antar dua ego yang berbeda.


Contoh transaksi O–D dapat kita jumpai pada ujian skripsi, transaksi O–

dapat kita lihat saat guru di kelas, dan transaksi D–A dapat kita jumpai
pada komunikasi dokter-pasien.

Transaksi tersamar atau semu adalah transaksi antar dua ego namun
diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau
tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi
yang tak kelihatan itu mengandung kesan psikologis. Hal ini dapat
ditemui saat seseorang melakukan kesepakatan, namun terpaksa sehingga
tampak pada wajahnya yang kurang begitu bahagia.

c. Posisi Dasar Seseorang Ketika Berkomunikasi

Ada empat posisi dasar seseorang ketika berkomunikasi, yaitu: saya OK –


kamu OK, saya OK – kamu tidak OK, saya tidak OK – kamu Ok, saya
tidak OK – kamu tidak OK

Saya OK – Kamu OK, Posisi ini menunjukkan bahwa individu


mempunyai kercayaan pada diri sendiridan orang lain.

Saya OK – Kamu tidak OK, Posisi ini mengggambarkan individu yang


membutuhkan orang lain, tetapi tidak ada yang cocok, individu merasa
superior.

165
Saya tidak OK – Kamu OK, Posisi ini menggambarkan bahwa individu
merasa tidak terpenuhi kebutuhannya, dan merasa bersalah.

Saya tidak OK – Kamu tidak OK, Posisi ini menggambarkan bahwa


dirinya merasa tidak baik, dan menganggap orang lain juga tidak baik.

Pengelolaan Komunikasi Secara Berkelanjutan

a. Implementasi Keputusan Transaksional dalam Pembelajaran

40

166
Tuntutan pembelajaran saat ini semakin tinggi, sehingga kreativitas dan
produktivitas guru sangat dibutuhkan.Selain itu, kemampuan guru untuk
berkomunikasi secara efektif juga diperlukan agar mampu mengubah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran.Melakukan


keputusan secara transaksional merupakan salah satu kemampuan yang harus
dimiliki guru agar pesan-pesan yang disampaikan menjadi efektif.Sehingga
yang harus dikuasai guru dalam implementasi keputusan transaksional di
sekolah seperti diuraikan di bawah ini.

Mampu menangkap status ego yang dominan pada siswanya. Mencermati ego
yang muncul dari siswa berdasarkan pesan yang telah disampaikan.

Merespon pesan siswa dengan ego yang sesuai. Memberikan respon yang
sesuai dengan pesan siswa.

Mengupayakan ego dewasa dominan ketika berkomunikasi dengan


siswa.Mengendalikan status ego dewasa secara dominan, sehingga dapat
mempengaruhi siswa untuk menggunakan status ego dewasa dalam
berkomunikasi.

Mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat berkomunikasi.

Membangun kepercayaan kepada diri sendiri maupun pada orang lain.

Pengelolaan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

167
Menyadari betapa pentingya keputusan transaksional dalam pembelajaran,
sehingga perlu adanya pengelolaan secara intensif yang perlu dilakukan.
Adapun tindakan-tindakan tersebut sebagai berikut:

Identifikasi status ego yang dominan pada siswa. Secara bertahap guru harus
mengenal lebih dalam tentang status ego siswa yang menjadi binaannya. Baik
secara perorangan maupun kelompok

Pengembangan respon efektif. Menyikapi status ego yang dominan pada siswa,
guru harus menyiapkan tindakan-tindakan atau menunjukkan status ego yang
tepat

41

168
Pengendalian status ego dewasa. Tugas guru adalah memberdayakan
siswa, sehingga harus selalu berupaya agar siswa dapat berkembang
kearah yang dominan dengan status ego dewasa

Pengembangan pola pikir positif dalam komunikasi. Mengendalikan


status ego dewasa akan efektif bila disertai dengan pengembangan pola
pikir positif. Sehigga respon yang diberikan dapat memberikan
pemecahan permasalahan yang efektif

Analisis pengambilan keputusan secara periodik secara bersama-sama.


Pengembangan keputusan transaksional perlu dilakukan terus menerus
secara periodik. Kegiatan ini akan sangat efektif bila dilakukan bersama-
sama, sehingga semua permasalahan yang dihadapi para guru dapat
dicermati dari berbagai sudut pandang personal. Hal ini akan
meningkatkan keterampilan para guru dalam pengambilan keputusan
transaksional.

Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari


Modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan
latihan/kasus/tugas dan merefleksi diri.

E. Latihan/Tugas

169
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas di bawah ini.

Peserta dibagi menjadi enam kelompok.

Kelompok 1 dan 2 membahas PENDAHULUAN

Kelompok 3 dan 4 membahas MELAKSANAKAN TRANSAKSIONAL


DALAM PEMBELAJARAN

Kelompok 5 dan 6 membahas MENGELOLA KOMUNIKASI


SECARA BERKELANJUTAN

Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain

42

170
Kasus.

Pada suatu kegiatan diklat, terjadi percakapan antara Fasilitator (F) dengan
Guru (G),

Fasilitator

171
:

172
Bapak dan Ibu peserta Diklat, besok akan diakukan microteaching, yang
topiknya sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

Pendidik

173
:

174
Rupanya Bapak Fasilitator masih belum percaya dengan kami yang ada disini.
Padahal kami ini sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengajar.

Fasilitator

175
:

176
Bukan begitu. Kami hanya ingin mengetahui kompetensi Bapak dan Ibu
dalam pengajaran melalui microteaching.

Pendidik

177
:

178
Sebenarnya kami keberatan. Tapi kalau memang harus, ya terpaksa kami ikut
saja.

Pertanyaan:

Lakukan analisis terhadap kasus di atas, kemudian tentukan:

Jenis transaksi yang terjadi

Berikan alasannya

Rangkuman

Komunikasi merupakan unsur pokok dalam kegiatan pembelajaran, semakin


efektif komunikasi yang dikembangkan maka akan semakin efektif pula
transfer informasi dalam komunikasi tersebut. Pada dasarnya, manusia
memiliki tiga sikap dasar, yaitu: Ego Orang Tua (parent exteropsychic), Ego
Orang Dewasa (adult neopsychic) : D, dan Ego Anak-Anak (child
archeopsychic). Jenis transaksi terdiri atas tiga macam, yaitu: parallel/sejajar,
silang, dan tersamar. Dalam implementasi keputusan transaksional, guru
diharapkan: mampu menangkap status ego dan merespon pesan siswa,
berkomunikasi dengan ego dewasa secara dominan, dan

179
43

180
mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat berkomunikasi.
Selanjutnya keputusan transaksional tersebut dikelola secara intensif

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi Pengamabilan Keputusan
Transaksional Dalam Pembelajaran?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pengamabilan
Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi Pengamabilan Keputusan Transaksional Dalam
Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah


mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa
melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.

181
44

182
PENUTUP

A. Kesimpulan

Modul Pembelajaran Yang Mendidik berisi materi yang sangat diperlukan guru
dalam menjalankan tugasnya baik di kelas, laboratorium, dan di
lapangan.Mulai dari perancangan kegiatan pembelajaran beserta perangkat
yang diperlukan, sampai dengan pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada
model pembelajaran efektif.Salah satu ciri dari model pembelajaran efektif
adalah terjadinya komunikasi yang saling menghargai antara guru dengan
peserta didik.Baik guru maupun peserta didik dominan dengan ego orang
dewasa.

B. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan kompeten (dinyatakan tuntas) pada kompetensi guru mata


pelajaran 4 Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Mendidik (sesuai
Permendikbud no 16 tahun 2007) dalam mempelajari modul ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bila ternyata belum kompeten
(belum mencapai nilai minimal 80) maka diharapkan untuk lebih giat
mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80, selanjutnya dapat
mempelajari modul yang lain untuk menempuh kompetensi selanjutnya.

183
C. Evaluasi

SOAL

Uraikan ada Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perludiperhatikan guru.

Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikanperbedaan


individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud dalam
prinsip tersebut ?

Sebutkan esensi rumusan tujuan pembelajaran?

45

184
RPP yang dikembangkan guru harus menyesuaikan kondisi di satuan
pendidikan, kondisi apa saja yang dimaksud tersebut?

RPP harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antar muatan, apa


yang dimaksud hal tersebut?

Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran dan berikan contohnya?

Bagaimana tahap pelaksanaan dalam pembelajaran?

Apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan?

Anda diminta merancang penggunaan media pembelajaran dan sumber


belajar untuk topik “membersihkan dan menyetel kerenggangan busi
motor”.

Silahkan diidentifikasi

Media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan ?

Alat penunjang yang diperlukan ?

Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran ?

10. Perhatikan Kasus berikut:

Pada saat kegiatan diklat dengan topik “bagaimana mengajar yang


efektif”, terjadi percakapan antara Fasilitator dengan Pendidik,

Percakapan 1

Fasilitator : Bapak dan Ibu peserta Diklat, besuk akan diadakan

185
microteaching yang topiknya sesuai dengan mata
pelajaran yang Bapak/Ibu ampu

Pendidik : Rupanya Bapak Fasilitator masih belum percaya


dengan kami yang ada disini. Padahal kami ini sudah
berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengajar.

Percakapan 2

Fasilitator : Bukannya tidak percaya. Kami hanya ingin mengetahui


kompetensi Bapak dan Ibu dalam pengajaran melalui
microteaching.

Pendidik : Sebenarnya kami keberatan. Tapi kalau memang


harus, ya terpaksa kami ikut saja.

46

186
Pertanyaan:

Lakukan analisis terhadap kasus di atas, kemudian tentukan:

Jenis transaksi yang terjadi

Berikan alasannya

Kunci Jawaban

Perubahan tingkah laku peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara lain
:

Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik

Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara.

Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan.

Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perbedaan individu dalam hal: kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,


motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.

187
Esensi rumusan tujuan pembelajaran: (a) tujuan pembelajaran adalah
tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran; (b) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
deskripsi yang spesifik.

Kondisi yang dimaksud dalam satuan pendidikan adalah : kemampuan awal


peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan


pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.

47

188
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memilikinama, ciri,sintak, pengaturan, dan budaya . Contohnya :
discovery learning, project - based learning, problem - based
learning,inquiry learning.

Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup

Yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan:

mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan,

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya,

menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan


dilakukan,

menyampaikan lingkupdan teknik penilaian.

Lihat Rubrik Penilaian Media Pembelajaran dan Sumber Belajar


(lampiran 1).

Lihat Rubrik Transaksional Dalam Pembelajaran (lampiran 2).

189
48

190
DAFTAR PUSTAKA

Bram, Yudi Farola. (2005). Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang Dengan
Menggunakan Metode CPIC Model.Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya
Vol 3 No. 6.Hal : 1-23.

Molenda, Michael dkk. 2006 Instructional Media And Technology For Teaching And
Learning. New York: Practice-Hall Inc.

Oemar Hamalik. (2003) Media Pendidikan, Cetakan VI, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.

Robertus Angkowo dan A. Kosasih.(2007). Optimalisasi Media Pembelajaran.

Jakarta: PT.Grasindo.

Suwardi, 2007, Sistem Menejemen Pembelajaran : Menciptakan Guru yang Kreatif,


Temprina Media Grafika.

_____ 2008, Quantum Teaching. Mempraktekkan metode Quantum learning di ruang


kelas.(Terjemahan). Bandung: Kaifaies.

191
49

192
193
50

194
LAMPIRAN

Lampiran 1

RUBRIK PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER


BELAJAR (KASUS)

Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1 a. Media Media pameran/display, yaitu
7
pembelajaran benda asli (busi).
yang Jumlah minimal separo dari
7
digunakan. jumlah siswa.
b. Sumber belajar Buku manual motor atau
3
yang handout.
digunakan. Jumlah minimal separo dari
3
jumlah siswa.
2 Alat penunjang. Pembersih kerak (kawat,
5
kertas gosok).
3 a. Langkah- Persiapan (skor @ 4)

195
langkah 1) Memilih media
penggunaan pembelajaran yang sesuai
media tujuan pembelajaran.
pembelajaran. 2) Menyiapkan media sesuai
16
jumlah yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
4) Melakukan uji coba
penggunaan media.
Penyajian (skor @ 4)
1) Mendemonstrasikan cara
membersihkan busi.
2) Meminta siswa menirukan 12
apayang telah dilakukan
guru.
3) Mengamati kinerja siswa.
Paska penyajian (skor @ 3)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat media.
2) Membersihkan bagian-
12
bagian yang kotor.
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat
yang aman.

196
51

197
b. Langkah- Persiapan (skor @ 3)
langkah 1) Memilih sumber belajar
penggunaan sesuai dengan tujuan
sumber pembelajaran.
belajar. 2) Mencermati buku
pedoman penggunaan
sumber belajar.
15
3) Menyiapkan sejumlah
yang dibutuhkan.
4) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
5) Melakukan uji coba
operasional sumber
belajar (bila diperlukan).

Penyajian (skor @ 3,5)


1) Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan
pembelajaran. 7
2) Mengamati respon siswa
selama penggunaan
sumber belajar.
Paska Penyajian (skor @ 2)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat sumber belajar.

198
2) Membersihkan bagian-
8
bagian yang kotor.
Melakukan pengemasan.
Menyimpan di tempat yang aman.

Skor Perolehan

199
52

200
Lampiran 2

RUBRIK PENILAIAN TRANSAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN


(KASUS)

Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1. Jenis transaksi
a Percakapan 1: Jenis 35
yang terjadi
Transaksi Silang

Fasilitator Pendidik

O O

D D

A A

Ada Jawaban: “Transaksi Silang” skor 10.

201
Ada grafik transaksi, skor 25.

b Percakapan 2: Jenis 35
Transaksi Silang

Fasilitator Pendidik

O O

D D

A A

Ada jawaban “transaksi silang” skor 10.


Ada grafik transaksi, skor 25.

2. Alasan Pada dua ego yang 30


bertransaksi terjadi ketidak
sesuaian antara harapan
pesan dengan respon. Hal ini
terjadi pada percakapan 1
maupun 2.

202
53

203
∑ Skor
Perolehan

204
205
54

206
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
AlokasiWaktu :

Kompetens Inti (KI)

Kompetensi Dasar (KD)


KD pada KI-1
2. ...... Dst.

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Indikator KD pada KI-1
Indikator KD pada KI-2
Indikator KD pada KI-3
Indikator KD pada KI-4

Tujuan Pembelajaran (opersional, spesifik, terukur)

Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan
guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi
untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)

KegiatanPembelajaran

Pertemuan Pertama:(... JP)

Kegiatan Pendahuluan

207
Kegiatan Inti
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/mencoba
Menalar/mengasosiasi
Mengomunikasikan
Kegiatan Penutup

Pertemuan seterusnya (...JP)

Penilaian,Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


Teknik penilaian
Instrumen penilaian
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

Media/alat, Bahan, danSumberBelajar


Media/alat
Bahan
SumberBelajar

55

208
Lampiran 3

INSTRUMEN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Guru :
Program Keahlian :
Kelas :
Topik :
Tanggal :

HASIL
TELAAH
KURAN
TIDAK G
NO KOMPONEN/ASPEK CATATAN
LENGK
AP
LENGK
ADA AP
3
1 2
Identitasdan Kelengkapan
A Komponen

Terdapat: satuan pendidikan,


1 kelas /
semester, mata pelajaran, materi
pokok /
tema, dan alokasi
waktu

209
Memuat KDda tujua
2 KI; n Indikator; n
pembelajara materi
n; pembelajaran;
metode;med
ia, alat,dansumber
pembelajaran; langkah kegiatan
pembelajaran; dan
penilaian

Kompetensi
B Inti

Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan


3 KI-4

4 Rumusan KI (1, 2, 3, dan 4)sesuai


dengan Permendikbud Nomor 59

C KompetensiDasardan Indikator

Kompetensi Dasar mencakup


5 sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan

Menjabarka indikat
6 n or pengetahuan
dan
keterampilanberdasarkan KDdari
KI-3dan KI-
4

210
Indikator disusun menggunakan
7 kata
kerja
operasional

Indikator mengambark
8 pengetahuan an
dimensi proses kognitif(C-1s.d C-
6) dan
(faktua
dimensi pengetahuan l,
konseptual,prosedur
al, dan
metakognitif
)

keterampilanmem
9 Indikator uat
keterampilanabstrakdan/ataukonk
ret

Tujuan
D Pembelajaran

Memadai pencapaian indikator


10 sesuai
KD,
KI,danSKL

56

211
11 Memberikan gambaranproses
pencapaiantujuaanyangdimaksud

E Materi Pembelajaran

12 Ditulisdalam bentuk butir-butir Sesuai


dengan indikator, KD, KI,danSKL

13 Materi pembelajaranmemuat
pengetahuan
faktual,konseptual, prosedural,

F Metode Pembelajaran
14 Metode yangdigunakan
relevan denganpendekatan

15 Sesuai dengantujuan
pembelajaranda
pencapaian n

Media,Alat,dan
G Sumber
Menjabarka
16 n media, alat,dan
sumber pembelajaran

212
Kesesuaiandengankebut
uhan pencapaiantujuan
pembelajaran,
indikator,dan
kegiatanbelajar siswa
aktif

Kesesuaiandenganka
rakterist ik peserta
didik

Kesesuaiandenganpe
mbelajar an saintifik

Sumberpembelajaranmencakup
buku, media cetak dan
elektronik,alam sekitar,
atausumber

H LangkahKegiatan Pembelajaran

Mencakup
kegiatanpendahuuan,
kegiatan

Kegiatanpendahuluan
menggambarkan:penyiap
ankondi si siswa;
penjelasan keterkaitan
materi sebelumnya dan
materi
yangakan datang;
penyampaiantujuan
pembelajaran; dan
penyampaian kegaitan
yangakandilakukan
Kegiatan
intisesuaidenga
nsilabus,

213
Kegiatanintimenggambarkan
prosespembelajaransaintifik

(menamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan

informasi,menalar,dan

57

214
25 Kegiatan intimenggambarkan
proses
pembelajaranyanginteraktif,
inspiratif,menyenangkan,

menantang, dan memotivasi


peserta
Kegiatanpenutup
26 menggambarkan:
kesimpulan
perumusan bersama;
penilaianda balik/refleksi
n umpan ;
rencana (remedial
tindaklanjut dan
pengayaan)
; dan penyampaian
rencana kegiatanselanjutnya

27 Kegiatanpenutup memuat
penyampaianpencapaianKDdari
KI-
2(sikapsosial)danKI-1(sikap
religius)

I Penilaian
Memuatjenis/teknik
28 penilaian,bentuk
instrumen, dan pedoman
penskoran/penilaian

29 Mencakup penilaiansikap,
pengetahuan, dan

215
30 Kesesuaiandengantujuan
pembelajaran, materi
pembelajaran, dan indikator

JUMLAH (∑
SKOR) `=

NILAI = (∑ SKOR / 90) X 100%

PREDIKA
T

………………,………
……………. 2015
Penelaah

…………………………
………………
NIP

Modul C KP 3 dan 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3:
PENENTUAN PENGALAMAN BELAJAR

A. Tujuan

216
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat;

Menjelaskan pengalaman yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran


yang diampu

Menentukan pengalaman yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran


yang diampu

B. Indikator pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi dalam kegiatan pembelajaran 3 ini adalah :

Pengalaman belajar diidentifikasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengalaman belajar ditentukan berdasarkan hasil identifikasi.

C. Uraian Materi

Pengertian Pengalaman Belajar

Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada


hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah
manusia dan dialami oleh setiap manusia. Hampir semua kecakapan,
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap berkembang karena belajar.

Belajar merupakan suatu proses, dimana kata proses mengandung pengertian


bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan
individu secara berkesinambungan. Proses belajar dapat berlangsung melalui
pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari pengalaman-pengalaman
lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana, (2000: 28) bahwa: “Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri”.

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru dalam


mendidik siswa. Mendidik sendiri pada hakikatnya adalah suatu proses bantuan

53
217
untuk mencapai perkembangan dalam mewujudkan cita-cita dirinya tanpa
mengabaikan lingkungannya. Dalam hal ini seseorang akan semakin aktif
berkontribusi dan terikat norma lingkungan sosialnya, maka akan meningkatkan
aspirasinya untuk mewujudkan kepentingan demi mencapai cita-cita diri. Dari
sinilah terlihat pentingnya sebuah pendekatan pembelajaran yang mampu
mempengaruhi perkembangan dan pembelajaran dalam diri seseorang dalam
mewujudkan dirinya.

Dalam proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya memperoleh


suatu pengalaman terhadap suatu masalah yang dihadapi sepanjang hidupnya.
Hal ini juga sesuai seperti pendapat Sudjana (2000: 29), belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri. Sedangkan definisi dari pengalaman belajar adalah interaksi antara
siswa dengan sesuatu di luar dirinya dengan yang ada pada lingkungannya
sehingga memberikan pengetahuan baru dan bermanfaat. Jadi, merupakan
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran.

Dalam proses pengalaman belajar, setidaknya siswa memperoleh pengalaman


belajar yang berkesan. Pengalaman belajar perlu diciptakan agar antusiasme
siswa dalam mencari pengalaman belajar meningkat sehingga bermafaat bagi
dirinya. Ragam pengalaman belajar yang diberikan guru kepada siswa
berdasarkan Balitbang Depdiknas (2003) yaitu:

Pengalaman Mental

Pada pengalaman belajar mental, siswa biasanya hanya memperoleh


informasi melalui indera dengar dan lihat. Beberapa bentuk pengalaman
mental antara lain membaca buku, mendengarkan ceramah, mendengarkan
berita di radio, dan lain sebagainya.

Pengalaman Fisik

218
Pengalaman belajar jenis ini siswa dapat memanfaatkan seluruh inderanya
ketika menggali informasi. Siswa dapat melakukan pengamatan, percobaan,
dan kunjungan.

54

219
Pengalaman Sosial

Bentuk pengalaman belajar ini antara lain diskusi, kerja kelompok,


mendemonstrasikan, berkomentar, dan sebagainya.

Pendapat tersebut menjelaskan pengalaman belajar yang didapat siswa


yaitu pengalaman mental, pengalaman fisik dan pengalaman sosial.
Pengalaman mental yaitu didapat dari pesan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru ketika penyampaian materi atau bahan ajar sebagai
salah satu pengalaman yang didapat oleh siswa. Pengalaman fisik tercipta
jika di dalam proses pembelajaran terjadi aktivitas berupa pengamatan atau
percobaan berdasarkan materi pembelajaran. Pengalaman fisik dapat
menumbuhkan ketrampilan siswa dalam menghadapi sebuah masalah.
Pengalaman sosial dapat diciptakan dalam pembelajaran jika guru di dalam
kelas memberikan arahan kepada siswa untuk diskusi, bekerja sama,
ataupun tanya jawab sesama siswa.

Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik
mental maupun fisik. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam
bentuk kegiatan membaca, menulis, memperagakan, dan mengukur.
Perhitungan, pengumpulan, dan pengolahan data adalah termasuk
didalamnya. Sedangkan keterlibatan mental adalah kegiatan yang
mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan
khazanah yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi,
menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan
konsep lainnya.

Keterlibatan mental juga dapat berbentuk pengamatan terhadap suatu fakta


peristiwa dan memberi peluang terjadinya asimilasi dan atau akomodasi
kognitif terhadap pengetahuan baru tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan
secara emosional yang berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai,
dan sikap. Lalu membentuk latihan keterampilan intelektual seperti
menyusun suatu rencana atau program dan menyatakan gagasan. Implikasi
mental-intelektual-emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan

220
belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan
meningkatkan gairah belajar.

55

221
222
Gambar 3. 1 Kerucut Pengalaman Dale

Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan


pembelajaran yang disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada
bagaimana suatu proses pembelajaran disajikan dalam metode
pempelajaran yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar Dale
menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman
pembelajaran. Disini dikemukakan bahwa ada suatu kontinuum dari konkrit
ke abstrak antara pengalaman langsung, visual, dan verbal dalam
menanamkan suatu konsep.

56

223
Dari konsep kerucut Dale, dapat dijelaskan bahwa ingatan atau retensi
seseorang dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:

10% dari apa yang mereka baca, di dalam kerucut Dale yaitu
penerimaan verbal yang dibaca.

20% dari apa yang mereka dengar, didapat melalui pendengaran kata-
kata.

30% dari apa yang mereka lihat, didapat melalui kegiatan melihat
gambar, memperhatikan gambar visual yang bergerak, dan melihat
pameran.

50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, diperoleh melalui kegiatan
demonstrasi.

70% dari apa yang mereka kunjungi, kegiatan kunjungan meliputi


berbicara, dramatisasi (mendengar, menulis, mengatakan, dan melihat).

90% dari apa yang disimulasikan melalui pengalaman nyata,


pengalaman ini diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan
sesuatu benda yang nyata.

Dengan penjelasan berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat


ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
yang dipengaruhi berbagai faktor seperti kegiatan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan melakukan apa yang diinstruksikan. Seseorang
dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tertentu dalam dirinya,
yaitu proses belajar yang merupakan proses berubahnya tingkah laku
tertentu secara relatif tetap. Perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya
sejumlah pengalaman yang disebabkan adanya interaksi individu dengan
lingkungannya.

Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai


bentuk, seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan).
Perubahan tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau

224
perbuatannya. Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan pengetahuan dan
keterampilan yang semakin berkembang dari sebelumnya dapat terjadi

57

225
karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah
dialami sebelumnya.

Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus


belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar
(iconic), dan pengalaman abstrak. Pengalaman langsung adalah
mengerjakan, misalnya arti kata simpul dipahami dengan langsung dengan
membuat simpul.

Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic, kata simpul dipelajari dari
gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali
untuk membuat simpul, mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari
lukisan, gambar, dan foto. Selanjutnya pada tingkatan ketiga, tingkatan
simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata simpul dan mencoba
mencocokkannya dengan pengalamanannya membuat simpul. Ketiga
tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh
pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.

Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik


dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai untuk
pengalaman belajar tertentu.

Ada 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:

Pengalaman langsung dan bertujuan

Pengalaman tiruan.

Pengalaman melalui dramatisasi.

Pengalaman melalui karyawisata.

Pengalaman gambar hidup pameran.

Pengalaman melalui televisi.

Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio.


226
Pengalaman melalui lambang visual.

Pengalaman melalui lambang kata.

58

227
D. Aktifitas Pembelajaran

Diskusikan dalam kelompok kecil Pengalaman Belajar menurut para ahli


psikologi, mana yang paling sesuai untuk proses pembelajaran di sekolah
menurut kelompok saudara. Masing-masing kelompok boleh menggunakan
metode pemecahan masalah yang berbeda, boleh menggunakan pendekatan
problem based learning, project based learning atau discovery learning. Diskusi
kelompok harus mengarah kepada pembelajaran yang menggunakan

pendekatan saintifik di sekolah yaitu: mengamati, menanya,


mencoba/eksperimen, menalar/mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.
Setelah selesai diskusi, buatlah slides/power point untuk dipresentasikan.

E. Latihan / Tugas

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat & jelas !

Mengapa cara memperoleh pengalaman belajar perlu kita identifikasi?, coba


saudara jelaskan secara singkat menurut pengalaman mental, fisik, dan
pengalaman social !

Jelaskan bagaimana prosentase pemahaman belajar pada area modus


verbal, modus visual, dan modus berbuat berbeda menurut kerucut
pengalaman belajar?

Jelaskan secara ringkas kerucut pengalaman belajar yang dikemukakan


oleh Edgar Dale !

Bandingkan pengalaman belajar yang dikemukakan oleh Bruner dengan


pengalaman belajar yang saudara alami selama ini !

Klasifikasikan pengalaman belajar dari sudut pandang pada situasi nyata


(konkret) dan pada situasi buatan (abstract) sesuai dengan karekteristik
mata pelajaran yang saudara ampu !

228
F. Rangkuman

Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap


berkembang karena belajar. Belajar merupakan suatu proses, dimana kata
proses mengandung pengertian bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas

59

229
serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan. Dalam
proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya memperoleh suatu
pengalaman terhadap suatu masalah yang dihadapi sepanjang hidupnya.
Sedangkan definisi dari pengalaman belajar adalah interaksi antara siswa
dengan sesuatu di luar dirinya dengan yang ada pada lingkungannya sehingga
memberikan pengetahuan baru yang bermanfaat. Ragam pengalaman belajar
yaitu : Pengalaman Mental, Pengalaman Fisik, dan Pengalaman Sosial.

Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik
mental, fisik, maupun sosial. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam
bentuk kegiatan membaca, menulis, memperagakan, dan mengukur. Sedangkan
keterlibatan mental adalah kegiatan yang mengingat kembali isi pelajaran
pertemuan sebelumnya, menggunakan khazanah yang dimiliki untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya. Keterlibatan mental juga
dapat berbentuk pengamatan terhadap suatu fakta peristiwa dan memberi
peluang terjadinya asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru
tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan secara emosional yang berbentuk
penghayatan terhadap perasaan, nilai, dan sikap. Lalu membentuk latihan
keterampilan intelektual seperti menyusun suatu rencana atau program dan
menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal
mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang
berharga dan meningkatkan gairah belajar.

Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan


pembelajaran yang disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada
bagaimana suatu proses pembelajaran disajikan dalam metode pempelajaran
yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar Dale menggambarkan
pentingnya visualisasi dan verbalisasi dalam pengalaman pembelajaran. Disini
dikemukakan bahwa ada suatu kontinuum dari konkrit ke abstrak antara
pengalaman langsung, visual, dan verbal dalam menanamkan suatu
konsep,yaitu 10% dari apa yang mereka baca, 20% dari apa yang mereka
dengar,30% dari apa yang mereka lihat, 50% dari apa yang mereka dengar dan

230
lihat, 70% dari apa yang mereka kunjungi, meliputi berbicara, mendengar,
menulis, mengatakan, dan melihat, 90% dari apa yang disimulasikan melalui

60

231
pengalaman nyata yang diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan
sesuatu benda yang nyata.

Dengan penjelasan berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat ditarik


kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
dipengaruhi berbagai faktor seperti kegiatan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan melakukan apa yang diinstruksikan. Seseorang
dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tertentu dalam dirinya, yaitu
proses belajar yang merupakan proses berubahnya tingkah laku tertentu secara
relatif tetap. Perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya sejumlah
pengalaman yang disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan
tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya.
Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan yang semakin
berkembang dari sebelumnya dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman
baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.

Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus belajar,
yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan
pengalaman abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh
kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai
untuk pengalaman belajar tertentu.

Ada 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan,


yaitu:1.Pengalaman langsung dan bertujuan, 2. Pengalaman tiruan, 3.
Pengalaman melalui dramatisasi, 4. Pengalaman melalui karyawisata, 5.
Pengalaman gambar hidup pameran,6.pengalaman melalui televisi, 7.
Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio, 8. Pengalaman melalui
lambang visual, 9.Pengalaman melalui lambang kata.

232
61

233
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran penentuan
pengalaman belajar?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan


pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran penentuan pengalaman belajar?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan kegiatan pembelajaran penentuan pengalaman belajar agar
kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari kegiatan pembelajaran 3 ini


apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam kegiatan
pembelajaran 3 ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80.
Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat
mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80

234
62

235
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: MEMILIH MATERI
TERKAIT DENGAN PENGALAMAN BELAJAR
DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat;

Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman


belajar dan tujuan pembelajaran

Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang


dipilih dan karakteristik peserta didik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi dalam kegiatan pembelajaran 4 ini adalah :

Kriteria pemilihan materi pembelajaran dijelaskan dengan benar.

Materi pembelajaran diidentifikasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan


pengalaman belajar

Materi pembelajaran dipilih berdasarkan hasil identifikasi.

Materi pembelajaran disusun kesesuaiannya dengan sintak pendekatan


ilmiah.

Materi pembelajaran ditata kesesuaiannya dengan karakteristik peserta


didik.

Uraian Materi

Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran

a. Pengertian pemilihan materi pembelajaran

236
Pemilihan materi pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang akan
disajikan atau disampaiakan dalam interaksi belajar, terdiri dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi
Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka
mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

63

237
Contoh materi pembelajaran untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.2. Menerapkan
pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi
daring (online).

Materi pembelajaran yang berkaitan dengan KD ini meliputi pengertian


komunikasi daring, pelaksanaan komunikasi daring asinkron, pelaksanaan
komunikasi daring sinkron, dan kewargaan digital. Namun, seberapa dalam
dan seberapa luas materi pembelajaran ini untuk peserta didik kita, dari
mana saja sumber materi pembelajaran ini dapat kita peroleh, dan
bagaimana mengemas materi pembelajaran ini, tentu saja memerlukan
pemahaman yang lebih dalam tentang pengembangan materi pembelajaran.

Pemilihan bahan ajar terkait erat dengan pengembangan silabus, yang di


dalamnya terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar, materi pokok,
pengalaman belajar, metoda, evaluasi dan sumber. Selaras dengan
pengembangan silabus maka materi pembelajaran yang akan dikembangkan
tetap memperhatikan pencapaian Kompetensi Inti dan kompetensi dasar,
kesesuaian dengan materi pokok yang diajarkan, mendukung pengalaman
belajar, ketepatan metoda dan media pembelajaran, dan sesuai dengan
indikator untuk mengembangkan asesmen.

Pedoman pemilihan materi pembelajajaran ini merupakan rambu-rambu


yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bahan ajar. Sejumlah
manfaat yang dapat dipetik dari pedoman pemilihan bahan ajar bagi para
pengembang bahan ajar (dalam hal ini adalah guru) di antaranya adalah
untuk:

Memperoleh gambaran tentang cara menganalisis bahan ajar yang


akan diajarkan;

Memperoleh gambaran tentang cara-cara analisis pedagogik yang akan


diterapkan dalam pembelajaran;

Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola bahan ajar;

238
Lebih kritis menyesuaikan bahan ajar yang dikembangkannya dengan
karakteristik siswa;

Dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan


kurikulum sekolah;

64

239
Berpeluang menjadi guru yang profesional terkait dengan kompetensi
pedagogis, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi sosial.

c. Pemilihan materi pembelajaran yang diampu dibagi menjadi 3 (tiga)


berdasarkan ranah yaitu:

Pengetahuan sebagai Materi Pembelajaran

Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep,


prinsip, dan prosedur. Kadang-kadang kita sulit memberi pengertian pada
keempat materi pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan
perbedaan-perbedaan pada tabel kualifikasi isi materi pembelajaran di
bawah ini.

Tabel 2. Klasifikasi isi materi pembelajaran dalam ranah pengetahuan

No Jenis Pengertian

1 Fakta Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah,


dan bagian-bagiannya.

Contoh:

Ruang kelas belajar teori; Over Heat Proyektor


(OHP); Bengkel kerja bangku berkapasitas 12
Siswa; Peratan bengkel ditempatkan di
gudang.

2 Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus

Contoh:

Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-


taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa
denda atau pidana.

240
3 Prinsip Penerapan dalil, hukum, rumus, (diawali
dengan jika …., maka …. )

Contoh:

65

241
Hukum permintaan dan penawaran (Jika
penawaran tetap permintaan naik, maka harga
akan naik).

4 Prosedur Bagan arus atau bagan alur (flowchart),


alogaritmalangkah-langkahmengerjakan
sesuatu secara urut

Contoh:

Langkah-langkah menjumlahkan pecahan


ialah:

1. Menyamakan penyebut

2. Menjumlahkan pembilang dengan dengan


pembilang dari penyebut yang telah
disamakan.

3. Menuliskan dalam bentuk pecahan hasil


penjumlahan pembilang dan penyebut yang
telah disamakan.

5 Nilai 1. Mengukur ketercapaian kompetensi

2. Membuat rubrik penilaian

2) Keterampilan sebagai Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain


kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan,
menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Ditinjau dari level terampilnya
seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi
rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat, dan harapan

242
siswa itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (pre –
vocational skill) yang secara integral ditunjang oleh keterampilan hidup (life
skill).

66

243
3) Sikap sebagai Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:

Nilai–nilai kebersamaan, mampu bekerja berkelompok dengan orang lain


yang berbeda suku, agama, dan strata sosial;

Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan observasi, eksperimen,


tidak memanipulasi data hasil pengamatannya;

Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang mempunyai


karakter sama dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda semua
sama-sama makhluk Tuhan.

Memilih Materi Terkait Dengan Pengalaman Dan Tujuan Pembelajaran

Pengertian Pengalaman dan Tujuan Pembelajaran

Pengalaman belajar adalah interaksi antara pebelajar dengan kondisi


eksternalnya, pengalaman belajar dimiliki siswa setelah ia mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah itu sendiri mengacu
pada kompetensi dasar yang tertulis di dalam RPP. Sehingga hubungan antara
kompetensi dasar dengan pengalaman belajar adalah pengalaman belajar siswa
terbentuk dari proses pembelajaran di sekolah, proses pembelajaran tersebut
mengacu pada kompetensi dasar.

Contoh: Kompetensi dasar dalam mata pelajaran pemesinan adalah menjelaskan


pengertian dan fungsi bagian-bagian mesin bubut. Maka pemberian materi oleh
guru kepada siswa mengacu pada kompetensi dasar ini yaitu memberikan materi
tentang pengertian bagian-bagian mesin bubut. Secara otomatis peserta didik
akan mengalami pengalaman belajar sesuai dengan materi yang disampaikan
guru tersebut.

244
67

245
D. Aktifitas Pembelajaran

Tugas I. Diskusi Dalam dkelompok

Lakukan identifikasi pemilihan materi pembelajaran yang meliputi tiga ranah:


pengetahuan, keterampilan, dan sikap!

Hasil dari identifikasi buatkan paparan presentasi/Power Poin!

Hasinya dipresentasikan dalam kurun waktu 30 ‘!

Tugas II. Diskusi Dalam Kelompok

Rumuskan tujuan pembelajaran, dengan mengacu pada 1 (satu) kompetensi


Dasar

Tentukan pengalaman-pengalaman belajar terkait untuk pencapaian tujuan


pembelajaran

Hasil rumusan tujuan dan pengalaman belajar, buatkan paparan


presentasi/power poin

Hasilnya dipresentasikan dalam kurun waktu 30’

E. Latihan / Tugas

Petunjuk pengerjaan soal

Bacalah secara cermat terlebih dahulu soal-soal berikut dalam mengerjakan

Silanglah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat dari 4 item
pilihan jawaban (A, B, C, D) dari soal di bawah.

Bila hendak mengganti pilihan jawaban yang anda sudah tersilang meragukan,
maka lingkarilah jawaban tersebut dan silanglah dengan pilihan jawaban
yang baru, contoh sebagai berikut : A , B , C , D.

Waktu 20 menit

246
68

247
SOAL :

Dalam pemilihan materi pembelajaran hal-hal yang harus diperhatikan


adalah . . . .

isi

spek

Kriteria

materi

Materi pembelajaran keterampilan dapat berupa . . . .

menggunakan bahan

menggunakan daftar isi

menggunakan kata

menggunakan peralatan

Untuk mencapai pembelajaran unsure yang didak boleh ditinggalkan adalah


sikap, yang terkandung adalah . . . .

belajar mandiri

gotong royong

menyelesaikan tugas

membersihkan rumah

Budi adalah seorang mekanik otomotif, untuk menditeksi sebuah traubel


harus menggunakan pendekatan procedural, hal tersebut katagori materi. . .

keterampilan

sikap

pengetahuan

konsep
248
Dalam memilih kriteria materi pembelajaran yang termsuk materi sikap
adalah. . . .

Percaya diri

Keputusan yang tepat

peluang bagi orang lain

Kejujuran

69

249
F. Rangkuman

Kriteria pemilihan materi pembelajaran merupakan rambu-rambu yang harus


dilalui untuk pemilihan bahan ajar yang diampu dalam rangka persiapan
mengajar, materi yang dipilih meliputi ranah:

Pengetahuan sebagai materi pembelajaran

Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep,


prinsip, dan prosedur

Keterampilan sebagai materi pembelajaran

Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain


kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan,
menggunakan peralatan, dan teknik kerja

Sikap sebagai materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:

Nilai–nilai kebersamaan, mampu bekerja berkelompok dengan orang lain


yang yang tidak membedakan ras;

Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan observasi, eksperimen,


tidak memanipulasi data apapun;

Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang mempunyai


karakter sama dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda semua
sama-sama makhluk Tuhan

Pengalaman belajar adalah interaksi antara pebelajar dengan kondisi


eksternalnya, pengalaman belajar dimiliki siswa setelah ia mengikuti
kegiatan pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah itu
sendiri mengacu pada kompetensi dasar yang tertulis di dalam RPP.
Sehingga hubungan antara kompetensi dasar dengan pengelaman belajar
adalah pengalaman belajar peserta didik terbentuk dari proses pembelajaran
di sekolah, proses pembelajaran tersebut mengacu pada kompetensi dasar.
250
Contoh: Kompetensi dasar dalam mata pelajaran pemesinan adalah
menjelaskan pengertian dan fungsi bagian-bagian mesin bubut. Maka
pemberian materi oleh guru kepada siswa mengacu pada kompetensi dasar
ini yaitu memberikan materi tentang pengertian bagian-bagian mesin bubut.

70

251
Secara otomatis siswa akan mengalami pengalaman belajar sesuai dengan
materi yang disampaikan guru tersebut.

Tujuan belajar merupakan proses internal yang kompleks, yang terlibat


dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah-
ranah kognitif, afekif, dan psikomotorik. Proses belajar yang
mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar
tertentu. Sebagai ilustrasi, siswa kelas XI SMK menggunakan ranah
kognitif, tingkat aplikasi dalam memecahkan soal matematika.

Hal tersebut terwujud pada penggunaan rumus kuadrat, dan pada saat lain
siswa tersebut menggunakan ranah afektif tingkat penilaian dalam
apresisiasi Sastra Indonesia. Hal tersebut dapat terujud dalam membaca
buku.

Sumber Materi pembelajaran

Agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan


diperlukan sumber belajar yang memadahi sebagai berikut:

Buku teks

Laporan hasil penelitian

Jurnal

Pakar bidang studi

Profesional

Standar Isi

Penerbitan berkala

Media Audio visual

Lingkungan

Pengemasan Materi Pembelajaran

Pengemasan materi pembelajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk:

252
Buku teks utama dan pelengkap

Modul

71

253
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Umpan Balik

Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran memilih
materi terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan?

Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan


pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran memilih materi terkait dengan pengalaman belajar dan
tujuan?

Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan kegiatan pembelajaran memilih materi terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih
berhasil ?

Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari kegiatan pembelajaran 4 ini


apabila telah mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam kegiatan
pembelajaran 4 ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 80.
Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat
mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80

254
72

255
KUNCI JAWABAN

KUNCI JAWABAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : PRINSIP


PENGEMBANGAN KURIKULUM

NO JAWABAN
NO JAWABAN

1. A
9. B

2. C
10. D

3. A
11. B

4. B
12. A

5. B
13 D

6. D
14. D

7. A
15. C

8. C

KUNCI JAWABAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : PENENTUAN


TUJUAN PEMBELAJARAN

Soal

Anda diminta membuat rumusan tujuan pembelajaran yang terkait


dengan mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Satu rumusan
tujuan untuk materi pembelajaran teori dan satu rumusan tujuan untuk
materi pembelajaran praktik. Rumusan tujuan harus memenuhi empat

256
syarat: Audience (sasaran pembelajaran), Behaviour (perubahan
perilaku), Conditions (kondisi), dan Degree (ukuruan keberhasilan).

73

257
2. Rubrik Penilaian

No. Alternatif Jawaban Skor Skor


Maks. Perolehan

1 Rumusan tujuan pembelajaran pengetahuan 50

Memenuhi persyaratan: (skor @ 12,5)


a. Audience (sasaran pembelajaran)
b. Behaviour (perubahan perilaku)
c. Conditions (kondisi)
d. Degree (ukuran keberhasilan)
Minimal memenuhi dua persyaratan, kurang
dari dua persyaratan tidak dinilai.

2 Rumusan tujuan pembelajaran keterampilan 50

Memenuhi persyaratan: (skor @ 12,5)


a. Audience (sasaran pembelajaran)
b. Behaviour (perubahan perilaku)
c. Conditions (kondisi)
d. Degree (ukuran keberhasilan)
Minimal memenuhi dua persyaratan, kurang
dari dua persyaratan tidak dinilai.

Skor Perolehan

KUNCI JAWABAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : PENENTUAN


PENGALAMAN BELAJAR

Soal

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat & jelas !

258
Mengapa cara memperoleh pengalaman belajar perlu kita
identifikasi, coba saudara jelaskan secara singkat menurut
pengalaman mental, fisik, dan pengalaman social?

Jelaskan prosentase pemahaman belajar pada area modus verbal, modus


visual, dan modus berbuat menurut kerucut pengalaman belajar !

Jelaskan secara ringkas kerucut pengalaman belajar yang dikemukakan


oleh Edgar Dale.

Bandingkan pengalaman belajar yang dikemukakan oleh Bruner


dengan pengalaman belajar yang saudara alami selama ini.

Klasifikasikan pengalaman belajar dari sudut pandang pada


situasi nyata (konkret) dan pada situasi buatan (abstract) sesuai
dengan karekteristik mata pelajaran yang saudara ampu.

74

259
Jawaban

Mengapa cara memperoleh pengalaman belajar perlu kita


identifikasi, coba saudara jelaskan secara singkat menurut
pengalaman mental, fisik, dan pengalaman social?

Karena siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-
menerus baik mental, fisik, maupun sosial. Keterlibatan fisik dapat
diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, menulis,
memperagakan, dan mengukur. Sedangkan keterlibatan mental adalah
kegiatan yang mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya,
menggunakan khazanah yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep
dengan konsep lainnya. Keterlibatan mental juga dapat berbentuk
pengamatan terhadap suatu fakta peristiwa dan memberi peluang
terjadinya asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru
tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan secara emosional yang berbentuk
penghayatan terhadap perasaan, nilai, dan sikap. Lalu membentuk
latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu rencana atau
program dan menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-
emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar
akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan meningkatkan
gairah belajar.

Jelaskan prosentase pemahaman belajar pada area modus


verbal, modus visual, dan modus berbuat menurut kerucut
pengalaman belajar !

Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan


pembelajaran yang disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada
bagaimana suatu proses pembelajaran disajikan dalam metode
pempelajaran yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar
Dale menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalisasi dalam
pengalaman pembelajaran. Disini dikemukakan bahwa ada suatu
kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual,
dan verbal dalam menanamkan suatu konsep,yaitu 10% dari apa yang
mereka baca, 20% dari apa yang mereka dengar,30% dari apa yang
260
75

261
mereka lihat, 50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, 70% dari apa
yang mereka kunjungi, meliputi berbicara, mendengar, menulis,
mengatakan, dan melihat, 90% dari apa yang disimulasikan melalui
pengalaman nyata yang diperoleh langsung dengan melihat, meraba,
merasakan sesuatu benda yang nyata.

Jelaskan secara ringkas kerucut pengalaman belajar yang


dikemukakan oleh Edgar Dale

Dengan penjelasan berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat


ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah
laku yang dipengaruhi berbagai faktor seperti kegiatan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, dan melakukan apa yang
diinstruksikan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi
perubahan tertentu dalam dirinya, yaitu proses belajar yang merupakan
proses berubahnya tingkah laku tertentu secara relatif tetap. Perubahan
tingkah laku diakibatkan oleh adanya sejumlah pengalaman yang
disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai


bentuk, seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi
(penghargaan). Perubahan tersebut dapat meliputi keadaan dirinya,
pengetahuan, atau perbuatannya. Perubahan pada diri siswa dapat
berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan
pengetahuan dan keterampilan yang semakin berkembang dari
sebelumnya dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru
dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.

Bandingkan pengalaman belajar yang dikemukakan oleh Bruner


dengan pengalaman belajar yang saudara alami selama ini.

Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus


belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman
262
piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak. Klasifikasi
pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam

76

263
menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai untuk pengalaman
belajar tertentu

Klasifikasikan pengalaman belajar dari sudut pandang pada situasi


nyata (konkret) dan pada situasi buatan (abstract) sesuai dengan
karekteristik mata pelajaran yang saudara ampu!

Klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:

Pengalaman langsung dan bertujuan

Pengalaman tiruan,

Pengalaman melalui dramatisasi,

Pengalaman melalui karyawisata,

Pengalaman gambar hidup pameran,

pengalaman melalui televisi,

Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio,

Pengalaman melalui lambang visual.

Pengalaman melalui lambang kata.

Kemudian saudara hubungkan dengan pengalaman belajar dan mengajar


pada mata pelajaran yang saudara ampu.

KUNCI JAWABAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : MEMILIH MATERI


TERKAIT DENGAN PENGALAMAN BELAJAR DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN

Kunci jawaban evaluasi materi pokok 4 yaitu memilih materi terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran

1. A
NO JAWABAN

264
2. D

3. B NO JAWABAN

4. C 11. B

5. A 12. D

13. A

14. D

15. A

77

265
266
78

267
PENUTUP

A. Kesimpulan

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor :
tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan
tata kelola kurikulum, dan penguatan materi. Sedangkan landasan
pengembangan yang digunakan adalah landasan filosofis, landasan sosiologis,
landasan psikopedagogis, landasan teoritis, dan landasan yuridis.

Struktur Kurikulum SMK terdiri dari kelompok A (umum), kelompok B (umum),


kelompok C (Peminatan), terdiri dari C1. Dasar Bidang Keahlian, C2. Dasar
Program Keahlian dan C3. Paket Keahlian. Untuk mengimplementasikan
kurikulum 2013 disekolah, pemerintah telah meyiapkan peraturan-peraturan yang
terkait dengan implementasi kurikulum 2013, sehingga orang yang terlibat dalam
pendidikan dapat mempelajari dan menerapkannya di sekolah. Salah satu
peraturan tersebut adalah Permendikbud nomer 60 dan 61 tahun 2013.

Faktor yang sangat penting dalam pembelajaran adalan tujuan pembelajaran.


Tujuan pembelajaran dibedakan dalam dua kategori, yaitu: tujuan pembelajaran
umum dan tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan pembelajaran umum
merujuk pada kompetensi dasar, sedangkan tujuan pembelajaran khusus
merujuk pada indikator keberhasilan. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan
dengan jelas agar persepsi yang muncul selaras dengan apa yang terkandung
dalam rumusan tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran sebagai pernyataan
spesifik tentang perubahan perilaku yang diharapkan, memiliki empat
persyaratan yang harus dipenuhi. Empat syarat tersebut meliputi: Audience

268
(sasaran pembelajaran), Behaviour (perubahan perilaku), Conditions (kondisi),
dan Degree (ukuran keberhasilan).

79

269
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan pengalaman belajar.
Berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, disimpulan bahwa belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang dipengaruhi berbagai faktor
seperti kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan melakukan
apa yang diinstruksikan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi
perubahan tertentu dalam dirinya, yaitu proses belajar yang merupakan proses
berubahnya tingkah laku tertentu secara relatif tetap. Perubahan tingkah laku
diakibatkan oleh adanya sejumlah pengalaman yang disebabkan adanya
interaksi individu dengan lingkungannya.

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, maka diperlukan


media pembelajaran sebagai sarana pendukung dalam proses belajar mengajar.
Ada 9 (Sembilan) macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan, yaitu:

(1). Pengalaman langsung dan bertujuan, (2). Pengalaman tiruan, (3).


Pengalaman melalui dramatisasi, (4). Pengalaman melalui karyawisata,(5).
Pengalaman gambar hidup pameran,(6). pengalaman melalui televisi, (7).
Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio, (8). Pengalaman melalui
lambang visua, dan (9). Pengalaman melalui lambang kata.

Kriteria pemilihan materi pembelajaran merupakan rambu-rambu yang harus


dilalui untuk pemilihan bahan ajar yang diampu dalam rangka persiapan
mengajar, materi yang dipilih meliputi ranah:

Pengetahuan sebagai materi pembelajaran

Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep,


prinsip, dan prosedur

Keterampilan sebagai materi pembelajaran

Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain


kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan,
menggunakan peralatan, dan teknik kerja

270
Sikap sebagai materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:

a. Nilai–nilai kebersamaan, mampu bekerja berkelompok dengan orang


lain yang yang tidak membedakan ras;

80

271
b. Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan
observasi, eksperimen, tidak memanipulasi data apapun;

Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang


mempunyai karakter sama dan kemampuan sosial
ekonomi yang berbeda semua sama-sama makhluk
Tuhan.

Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam


mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan
Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar. Fungsi indikator adalah
sebagai pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran,
pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran, pedoman
dalam mengembangkan bahan ajar dan sebagai pedoman dalam
merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Untuk
merumuskan Idikator Pencapaian Kompetensin (IPK) harus
memperhatikan rambu-rambu yang sudah ditentukan.

Setiap guru melaksanakan proses belajar mengajar selalu


diakhiri dg kegiatan penilaian. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik digunakan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik (ranah sikap;
pengetahuan dan ketrampilan), bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

272
Untuk menilai hasil belajar siswa maka diperlukan alat evaluasi.
Agar soal test yang disusun tidak menyimpang dari bahan /materi
serta aspek yang akan diungkapkan dalam test, maka perlu
dibuat tabel spesifikasi atau kisi-kisi. Kisi-kisi soal adalah sebuah
tabel yang memuat perincian materi dan tingkah laku beserta
imbangan atau proporsi yang dihendaki oleh penilai atau guru.

273

Anda mungkin juga menyukai