1
ditentukan oleh peserta didik. Pada pendekatan ini peserta didik memiliki kesempatan
aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. Pendekatan ini
pembelajaran induktif. Pada strategi ini peran guru sebagai fasilitator, dan
2
2.3 Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat perlu mendapat perhatian. Karena pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran. menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
menggairahkan sehingga mampu meningkatkan peran aktif peserta didik.
Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam
pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-kelompok
3
kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, semua dianggap sama.
Oleh karena itu, dalam belajar kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki
kemampuan tinggi akan terhambat oleh peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa
saja. Begitu pula sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan merasa
tergusur oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang ada di dalam situasi
pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan diupayakan semata-mata
untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran menggambarkan tingkah laku yang harus
dimiliki mahapeserta didik setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Tingkah laku
tersebut dalam
Materi Pembelajaran
Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi terhadap
penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis di dalam ilmu atau
4
materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur
(keterampilan), dan sikap (nilai).
3) Peserta didik
Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi
waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam pelajaran yang
tersedia untuk proses pembelajaran. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu
ialah kapan pembelajaran itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya
akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang
terjadi.
Guru
Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik
penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah satu faktor penentu,
pertimbangan semua faktor di atas akan sangat bergantung kepada kreativitas guru.
Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi proses
pembelajaran.
Metode berasal dari kata method (Inggris), yang artinya melalui, melewati, jalan atau
cara untuk memeroleh sesuatu. Oleh Sanjaya (2008). metode didefinisikan
5
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti
metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara atau
pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai
teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri
pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai
oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik
secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).
Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk
berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
(http://adityatriastuti. blogspot. com). Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih
lanjut dari metode, sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik
dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan untuk mencapai
tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.
Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat banyak.
Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sangat bergantung
6
pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode yang sering digunakan dan populer bagi
para pengajar antara lain: ceramah,
diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya. Berikut ini diuraikan secara
singkat beberapa metode pembelajaran dan langkahnya.
Metode Ceramah
Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam
pelaksanaannya, metode ceramah terdiri atas dua tahap, yaitu: persiapan dan
pelaksanaan.
Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
Langkah Pembukaan
7
menjaga perhatian peserta didik agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang
sedan g disampaikan.
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi, agar materi pelajaran
yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving).
Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi
bersama (socialized recitation).
Metode Diskusi dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup.
Tahap Persiapan:
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan
khusus.
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
8
Tahap Pelaksanaan:
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar
yang menyenangkan,
Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi
melebar dan tidak fokus.
Tahap Penutup:
Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai
umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
Metode Demonstrasi
9
Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan
dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh peserta didik. Metode demonstrasi
dikatakan juga metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau
cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir;
Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta
didik dapat melihat;
Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya (terutama memeriksa alat bantu yang
akan digunakan dalam pembelajaran);
10
Mengingatkan pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai
sasaran;
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang
apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan (memberi peluang
kepada peserta didik untuk mencoba sebelum latihan);
Memberi penguatan (melalui diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil
demonstrasi;
Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan cara mengaktifkan
peserta didik;
Evaluasi,
Metode Penugasan
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan dengan maksud agar
peserta didik melakukan kegiatan belajjar. Pemberian tugas dapat secara individual
atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap peserta didik atau kelompok dapat
sama dan dapat pula berbeda. Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan
proses pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh peserta didik atau
11
kelompok peserta didik, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan
presentasi oleh peserta didik dari satu kelompok dan ditanggapi oleh peserta didik
dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan
ada kesimpulan yang didapat.
Pada metode penugasan ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus
dikerjakan peserta didik, dapat pula tugas menyuruh peserta didik untuk mempelajari
lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode ini diberikan karena materi pelajaran
banyak, sedang waktu yang tersedia sedikit. Agar materi pelajaran selesai sesuai
dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan oleh
guru. Tugas ini biasanya bisa
Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara
pengerjaannya. Sebaliknya tujuan penugasan dikomuni kasikan kepada peserta didik
(peserta didik) agar tahu arah tugas yang dikerjakan.
Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya,
bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara
individu atau kelompok, dan lain-lain. Hal-hal tersebut akan sangat menentukan efektivitas
penggunaan metode penugasan dalam pembelajaran.
12
Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota
kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama
kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta
didik. Jika tugas tersebut diselesaikan di kelas guru berkeliling mengontrol pekerjaan
peserta didik, sambil memberikan motivasi dan bimbingan terutama bagi peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas tersebut. Jika tugas tersebut
diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui
konsultasi dari pada peserta didik.
13
Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersama-sama dalam
kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu harus cukup kompleks
isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga dapat dibagi-bagi menjadi bagian
yang cukup memadai bagi setiap kelompok. Materi hendaknya membutuhkan bahan
dan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah yang bisa
diselesaikan hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk
ditangani melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan
individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar, jenis
kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tugas yang
harus diselesaikan, peserta didik dapat dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap
kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan
Kegiatan Persiapan
Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri,
dan tata tertib lainnya.
Kegiatan Pelaksanaan
Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan.
14
Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam
mencapai tujuan pelajaran itu.
Membentuk kelompok.
Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada
semua peserta didik.
Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja
kelompok.
Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama peserta didik melakukan
kerja kelompok.
Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari
kelompok lain atau dari guru.
Kegiatan Penutup
Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.
Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai
peserta didik maupun memberi tugas pengayaan bagi peserta didik yang telah
menguasai materi metode kerja kelompok tersebut.
Metode Karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan ke suatu tempat atau objek dalam rangka memperluas
pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang.
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara
berkunjung ke suatu tempat atau objek yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik
dan diharapkan peserta didik membuat laporan dan diskusi bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian hasilnya dituliskan.
Metode karyawisata hampir sama dengan pembelajaran outdoor yaitu aktivitas
pembelajaran sama-sama dilaksanakan di luar kelas. Perbedaannya adalah
karayawisata biasanya bukan sebatas mengajak peserta didik keluar kelas, tetapi
15
lebih jauh dari kelas atau sekolah dalam rangka mengunjungi tempat-tempat yang ada
hubungannya dengan materi pelajaran. Sedangkan pembelajaran outdoor sifatnya
lebih sederhana dan biasanya lokasi kunjungan masih di sekitar sekolah.
Dalam pelaksanaannya, metode karyawisata lebih disukai peserta didik. Namun yang
sering terjadi di lapangan, peserta didik belum memiliki panduan belajar yang cukup
sehingga hasil dari kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Disinilah
perlunya peran guru untuk mempersiapkan perencanaan yang baik agar hasil yang
dicapai benar-benar menjadi pengalaman peserta didik yang dapat meningkatkan
hasil belajarnya.
Merencanakan tujuan
Melaksanakan kegiatan
Menilai kegiatan
Beberapa hal yang harus dimiliki guru dan peserta didik untuk mengoptimalkan metode
karyawisata,
Guru harus:
Menentukan tempat atau objek wisata yang sesuai dengan tujuan pembelajaran;
16
Membimbing dan mengontrol aktivitas peserta didik saat berkaryawisata;
Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada peserta didik, yang
mengarahkan peserta didik memahami materi tersebut. Sementara itu metode tanya jawab
ada yang mengartikan suatu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik
kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk merangsang perhatian peserta
didik dan mengukur kemampuan peserta didik terhadap materi yang dibahas. Metode ini
tepat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan
sebagai selingan dalam metode cerita atau ceramah. Metoda Tanya Jawab akan menjadi
efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai
aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup
(pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka
(pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang
menarik.
Persiapan
Menentukan topik
17
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
Pelaksanaan
guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga
dapat merumuskan secara sistematis.
guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan memberi penguatan atau
penghapusan atas respon peserta didik (bila jawaban peserta didik belum tepat dapat
dilempar lagi pertanyaan kepada peserta didik yang lain untuk menjawab).
Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam rangka menggali
kejelasan pemahaman.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana peserta didik
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal
ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan
18
ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua
perangkat saja.
Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran,
atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh satu penulis buku tentang
strategi belajar nengajar (Djamarah, 2006) bahwa metode eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen,
peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.
Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksprimen, mereka harus memahami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen;
memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan
eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat;
Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta didik. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen;
Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian peserta didik,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Model Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu
19
orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Model pembelajaran Role
Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain Peran.
Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok
memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Peserta didik diberi
kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru.
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional
dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi.
Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-
praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi
tertentu. Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan
menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi
kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara
terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan
berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah
menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif,
karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa
hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar;
Guru membentuk kelompok peserta didik dan menetapkan dengan jelas masalah dan
peranannya;
Guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan;
20
Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang
sedang diperagakan;
Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian dan mendiskusikan atas penampilan masing-masing
kelompok;
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong
peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu masalah/persoalan dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini diciptakan seorang ahli didik berkebangsaan
Amerika yang bernama John Dewey. Metode ini dinamakan Problem Method. Sedangkan
Crow&Crow dalam bukunya Human Development and Learning, mengemukakan nama
metode ini dengan Problem Solving Method (http://aginista.blogspot.com). Sebagai prinsip
dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Timbulnya
aktivitas peserta didik kalau sekiranya guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi
peserta didik dan masyarakat.
John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik di sekolah harus bermakna
artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan
yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Alasan penggunaan metode problem solving
bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode problem solving peserta didik dapat
bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian peserta didik akan dapat mengingat
pelajarannya dari pada hanya mendengarkan saja. Untuk memecahkan suatu masalah
John Dewey.
Identifikasi keberadaan masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.
21
Mencari dan mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku,
meneliti, bertanya dan lain-lain.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta didik
harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban
tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama
sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan
metode - metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada kesimpulan terakhir
tentang jawaban dari masalah tadi.
Metode proyek berangkat dari pemikiran John Dewey tentang metode pemecahan
masalah yang selanjutnyan dikembangkan oleh Kilpatrick dalam bentuk metode
proyek. Istilah proyek telah dipakai dalam latihan kerja tangan pada awal 1920, dan
menunjuk pada setiap masalah praksis
yang melibatkan penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk. Pada waktu metode
proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan keluarga, metode proyek tidak
hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi merupakan sebuah filsafat pendidikan yang
diterjemahkan dalam sebuah metode.
22
perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika peserta didik membaca buku
didorong oleh keinginan mencari atau memahami sesuatu, itu termasuk proyek.
Sehingga dalam pembelajaran metode proyek dapat diartikan sebagai salah satu cara
pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan peserta didik pada persoalan sehari-
hari yang harus dipecahkan secara berkelompok.
Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran yang menjadi tema dari
proyek tersebut.
Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan dari mata pelajaran lain
(untuk itu perlu dipelajari GBPP mata pelajaran lain).
Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah atau museum, maka
diadakan perencanaan untuk hal tersebut (misalnya mengadakan peninjauan lebih
dulu kesitus sejarah atau museum).
Tahap pelaksanaan
23
Guru berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya diskusi.
Sesudah pengkaitan tema dengan bidang studi yang lain terbentuk, guru membagi
kelas dalam beberapa kelompok sebanyak bidang studi yang ada (terkait).
Guru memberi tahukan hal-hal yang penting apa yang perlu diamati oleh peserta
didik.
Data informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis serta siap untuk
dilaporkan.
Sesudah siap untuk melaporkan, maka guru atau peserta didik memimpin pelaporan.
Peserta didik yang lain memberi komentar atau saran dan dicatat oleh anggota
kelompok yangsedang melaporkan. Guru kadang-kadang memberi saran apabila
diskusi kurang lancar.
(9) Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok mendiskusikan dan bersikap sepakat
untuk menambah atau mengurangi dan menyempurnakan laporan.
Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para peserta didik dalam memahami
hubungan tema dengan bidang studi yang lain.
Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar yang baik untuk diterapkan adalah pameran.
Pameran dapat berkisar antara pameran sederhana sampai pameran yang lebih luas. Materi
pameran dapat menjadi sumber bagi pelajaran lainnya.
Tahap penilaian
Tahap penilaian ini sebenarnya merupakan refleksi dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama proyek berlangsung. Tujuan penilaian adalah dalam rangka untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar, mengetahui apa yang telah dipelajari peserta didik,
apakah sikap- sikap dan keterampilan tertentu telah dimiliki oleh peserta didik. Cara
penilaian dapat dilakukan:
24
Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi;
Penilaian hasil karya, seperti gambar, bagan, model, alat sederhana, diorama, dan market.
Penilaian hasil karya wisata dapat ditujukan kepada individu atau kelompok, misalnya pada
waktu hasil karya tiap peserta didik dipajang di kelas atau pada waktu pameran tiap stand
dinilai (nilai kelompok).
Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah peserta didik yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta
didiknya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif
dengan kelas yang peserta didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Hal ini selaras
dengan yang diungkapkan oleh L. James Havery tentang teknik pembelajaran
merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai
satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
(http://adityatriastuti.blogspot.com).
Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, tidak salah bila
teknik pembelajaran menjadi suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.
Sehingga teknik pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru yang sedang
menggunakan metode tertentu namun karena situasi dan kondisi yang dihadapi saat
proses berlangsung dan menginginkan lebih efisien dalam pencapaian tujuan
pembelajaran dilakukanlah penyesuaian tindakan. Seperti halnya prinsip, pendekatan,
25
dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum
dan teknik khusus.
Teknik Umum, teknik umum merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk
semua bidang studi dan biasanya dikenal dengan metode pembelajaran seperti yang
telah diuraikan di atas, namun wujudnya berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai
metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan,
metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik
ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau
kegiatan belajar mengajar.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya
menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang
ditunjang sejumlah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik
umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan untuk mendapatkan ketepatan
dan keefisiensian.
F. Rangkuman
Pendekatan pembelajaran menurut Roy Killen (dalam Sanjaya, 2008) ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-
centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-
26
centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran
induktif.
44
27
Sedangkan meurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan
cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar
pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi
proses pemblajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode
pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk
menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara
individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami
dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Ginting, 2008).
28
Contructivisme, dan Teori Humanistik. Beberapa teori belajar tersebut diatas
perlu diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Disamping itu proses
pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil
belajar dapat tercapai secara optimal dan peserta didik dapat mencapai
ketuntasan belajar. Jika dalam pembelajaran tersebut terdapat peserta didik
yang belum dapat menuntaskan kompetensi yang diharapkan, maka diberikan
pengajaran remidial yaitu pemberian bantuan bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Tetapi bagi peserta didik yang
sudah menuntaskan kompetensinya sambil menunggu peserta yang lain, maka
dapat diberikan pembelajaran pengayaan. Selain itu setiap proses pembelajaran
memerlukan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Banyak
sekali pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang dapat
digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran, namun setiap
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran tidak ada yang paling
baik. Setiap guru harus mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih
metode mana yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Cara tepat untuk
memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang tepat harus
disesuaikan dengan keberadaan peserta didik, karakteristik substansi, kondisi
guru, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada, serta waktu yang
memungkinkan
29
2. MENENTUKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
39
30
Fungsi Tujuan Pembelajaran
31
Pemusatan perhatian siswa pada sunstansi ajar, karena dengan
mengetahui tujuan pembelajaran, siswa akan lebih berkonsentrasi pada
substansi ajar terkait.
40
32
Taksonomi Tujuan Pembelajaran
a. Ranah Kognitif
Telah dikenal banyak orang tentang taksonomi kognitif yang dikemukakan oleh
Bloom, namun pada tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl
Objectives yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl.
Buku ini merupakan revisi terhadap Taksonomi kognitif yang dikembangkan
oleh Bloom. Dalam buku ini dikemukakan dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif.
Dimensi Pengetahuan
33
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,
dan hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuan yang lebih kompleks
dan tertata.
41
34
Tabel 2. 1. Dimensi Pengetahuan
35
Dimensi Proses Kognitif
Taksonomi Bloom pada ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan
42
36
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana
keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
37
(Evaluating) mengkritisi (critiquing), jaringan/mendiskusikan
hipotesa (hypothesising), (net meeting),
eksperimen berkomentar
(experimenting) (commenting),
berdebat (debating)
Menganalisis Memberi atribut Menanyakan
(Analyzing) (attributeing), (Questioning),
mengorganisasikan meninjau ulang
(organizing), (reviewing)
mengintegrasikan
(integrating),
mensahihkan (validating)
43
38
Memahami/ Mengklasifikasikan Bercakap (chatting),
mengerti (classification), menyumbang
(Understanding) membandingkan (contributing), jejaring
(comparing), (networking)
menginterpretasikan
(interpreting),
berpendapat (inferring)
Mengingat Mengenali (recognition), Menulis teks (texting),
(Remembering) memanggil kembali mengirim pesan
(recalling), singkat (instant
mendeskripsikan messaging), berbicara
(describing), (twittering)
mengidentifikasi
(identifying)
Berpikir Tingkat Rendah
b. Ranah Afektif
39
Penerimaan (receiving) terjadi ketika siswa melihat atau menerima
rangsangan dari luar (misal: anjuran mematuhi rambu-rambu lalulintas,
traffic light)
44
40
Internalisasi (characterization) terjadi jika sikap/perilaku positif/negatif
menang pada tingkat pengorganisasian maka perilaku patuh pada rambu-rambu
lalulintas dapat diinternalisasi atau menjadi kebiasaan.
Ranah Psikomotor
Dave’s (1975) membagi domain psikomotor menjadi lima sub domain yaitu:
imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. Perumusan tujuan dan
pengamatan perilaku masing-masing sub domain dijelaskan pada paparan
berikut ini.
Imitation (peniruan): menirukan pola perilaku yang telah diamati dari orang
lain. Kinerja masih berkualitas rendah.
Precision (presisi): bekerja dengan cepat dan tepat dengan sedikit kesalahan
tanpa menggunakan petunjuk visual maupun tertulis. Kata sifat yang
menunjukkan tingkat presisi antara lain: “dengan tepat, dengan lancar, tanpa
kesalahan”
41
Contoh kata sifat yang sesuai antara lain: “ dengan otomatis, dengan lancar,
dengan sempurna, dan lain sebagainya.
45
42
a. Persyaratan perumusan tujuan pembelajaran
43
dengan toleransi maksimal 0,01 mm, secara berurutan, sesuai dengan
sistem …, berdasarkan jenisnya.
Melalui tiga palu yang disediakan guru, siswa dapat menjelaskan fungsi
dari palu berdasarkan jenisnya.
46
44
dan conditions (kondisi) atau audience (sasaran pembelajaran), behaviour
(perubahan perilaku), dan degree (ukuran keberhasilan). Namun akan lebih
baik kalau diusahakan untuk memenuhi keempat persyaratan. Kata kerja yang
digunakan untuk rumusan tujuan pembelajaran, harus menggunakan kata kerja
operasional.
45
Menyimpulkan
Membandingkan
Mengklasifikasikan
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasikan
47
46
Memecahkan
Menguraikan
Mengevaluasi (C5) Mengcek
Mengkritik
Membuktikan
Mempertahankan
Memvalidasi
Mendukung
Memproyeksikan
Menciptakan (C6) Membangun
Merencanakan
Memproduksi
Mengkombinasikan
Merangcang
Merekonstruksi
Membuat
Menciptakan
Mengabstraksi
47
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
48
48
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
49
Melaksanakan
Menerapkan
Presisi (P3) Menunjukkan
Melengkapi
Menunjukkan
Menyempurnakan
Mengkalibrasi
Mengendalikan
Artikulasi (P4) Membangun
Mengatasi
Menggabungkan
Koordinat
Mengintegrasikan
Beradaptasi
Mengembangkan
Merumuskan
Memodifikasi
Master
Naturalisasi (P5) Mendesain
Menentukan
Mengelola
Menciptakan
49
50
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Tugas
F. Rangkuman
51
Tujuan pembelajaran dibedakan dalam dua kategori, yaitu: tujuan
pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Rumusan tujuan
pembelajaran umum merujuk pada kompetensi dasar, sedangkan tujuan
pembelajaran khusus merujuk pada indikator keberhasilan. Tujuan
pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas agar persepsi yang muncul
selaras dengan apa yang terkandung dalam rumusan tujuan tersebut.
Tujuan pembelajaran sebagai pernyataan spesifik tentang perubahan
perilaku yang diharapkan, memiliki empat persyaratan yang harus
dipenuhi. Empat syarat tersebut meliputi: Audience (sasaran
pembelajaran), Behaviour (perubahan perilaku), Conditions (kondisi),
dan Degree (ukuran keberhasilan).
50
52
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Umpan Balik
Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran penentuan tujuan
pembelajaran ?
Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan
kegiatan pembelajaran penentuan tujuan pembelajaran agar kegiatan berikutnya
lebih baik / lebih berhasil ?
Tindak lanjut
Bagi yang belum mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat
mendalami lagi sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80
53
51
54
55
52
56
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PENENTUAN
PENGALAMAN BELAJAR
A. Tujuan
C. Uraian Materi
57
Belajar merupakan suatu proses, dimana kata proses mengandung pengertian
bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan
individu secara berkesinambungan. Proses belajar dapat berlangsung melalui
pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari pengalaman-pengalaman
lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Sudjana, (2000: 28) bahwa: “Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri”.
53
58
untuk mencapai perkembangan dalam mewujudkan cita-cita dirinya tanpa
mengabaikan lingkungannya. Dalam hal ini seseorang akan semakin aktif
berkontribusi dan terikat norma lingkungan sosialnya, maka akan
meningkatkan aspirasinya untuk mewujudkan kepentingan demi
mencapai cita-cita diri. Dari sinilah terlihat pentingnya sebuah
pendekatan pembelajaran yang mampu mempengaruhi perkembangan
dan pembelajaran dalam diri seseorang dalam mewujudkan dirinya.
59
Pengalaman Mental
Pengalaman Fisik
54
60
Pengalaman Sosial
Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik
mental maupun fisik. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam bentuk
kegiatan membaca, menulis, memperagakan, dan mengukur. Perhitungan,
pengumpulan, dan pengolahan data adalah termasuk didalamnya. Sedangkan
keterlibatan mental adalah kegiatan yang mengingat kembali isi pelajaran
pertemuan sebelumnya, menggunakan khazanah yang dimiliki untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya.
61
kognitif terhadap pengetahuan baru tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan
secara emosional yang berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, dan
sikap. Lalu membentuk latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu
rencana atau program dan menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-
emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan
mampu menimbulkan nilai yang berharga dan meningkatkan gairah belajar.
55
62
63
Gambar 3. 1 Kerucut Pengalaman Dale
56
64
Dari konsep kerucut Dale, dapat dijelaskan bahwa ingatan atau retensi
seseorang dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
10% dari apa yang mereka baca, di dalam kerucut Dale yaitu penerimaan
verbal yang dibaca.
20% dari apa yang mereka dengar, didapat melalui pendengaran kata-kata.
30% dari apa yang mereka lihat, didapat melalui kegiatan melihat gambar,
memperhatikan gambar visual yang bergerak, dan melihat pameran.
50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, diperoleh melalui kegiatan
demonstrasi.
70% dari apa yang mereka kunjungi, kegiatan kunjungan meliputi berbicara,
dramatisasi (mendengar, menulis, mengatakan, dan melihat).
90% dari apa yang disimulasikan melalui pengalaman nyata, pengalaman ini
diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan sesuatu benda yang
nyata.
65
Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan
tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya.
Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan yang semakin
berkembang dari sebelumnya dapat terjadi
57
66
karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah
dialami sebelumnya.
Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic, kata simpul dipelajari dari
gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat
tali untuk membuat simpul, mereka dapat mempelajari dan
memahaminya dari lukisan, gambar, dan foto. Selanjutnya pada tingkatan
ketiga, tingkatan simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata simpul
dan mencoba mencocokkannya dengan pengalamanannya membuat
simpul. Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya
memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang
baru.
67
Pengalaman tiruan.
58
68
D. Aktifitas Pembelajaran
E. Latihan / Tugas
69
Bandingkan pengalaman belajar yang dikemukakan oleh Bruner dengan
pengalaman belajar yang saudara alami selama ini !
F. Rangkuman
59
70
serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan.
Dalam proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya
memperoleh suatu pengalaman terhadap suatu masalah yang dihadapi
sepanjang hidupnya. Sedangkan definisi dari pengalaman belajar adalah
interaksi antara siswa dengan sesuatu di luar dirinya dengan yang ada
pada lingkungannya sehingga memberikan pengetahuan baru yang
bermanfaat. Ragam pengalaman belajar yaitu : Pengalaman Mental,
Pengalaman Fisik, dan Pengalaman Sosial.
71
Kerucut pengalaman Dale tidak hanya mampu menyajikan keefektifan
pembelajaran yang disampaikan melalui media akan tetapi lebih pada
bagaimana suatu proses pembelajaran disajikan dalam metode
pempelajaran yang tepat. Dalam gambaran kerucut tersebut, Edgar Dale
menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalisasi dalam
pengalaman pembelajaran. Disini dikemukakan bahwa ada suatu
kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual,
dan verbal dalam menanamkan suatu konsep,yaitu 10% dari apa yang
mereka baca, 20% dari apa yang mereka dengar,30% dari apa yang
mereka lihat, 50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, 70% dari apa
yang mereka kunjungi, meliputi berbicara, mendengar, menulis,
mengatakan, dan melihat, 90% dari apa yang disimulasikan melalui
60
72
pengalaman nyata yang diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan
sesuatu benda yang nyata.
Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan
tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya.
Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan yang semakin
berkembang dari sebelumnya dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman
baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.
Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus belajar,
yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic),
dan pengalaman abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas
oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya
sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.
73
Ada 9 macam klasifikasi media pembelajaran yang digunakan,
yaitu:1.Pengalaman langsung dan bertujuan, 2. Pengalaman tiruan, 3.
Pengalaman melalui dramatisasi, 4. Pengalaman melalui karyawisata, 5.
Pengalaman gambar hidup pameran,6.pengalaman melalui televisi, 7.
Pengalaman melalui gambar diam, rekaman radio, 8. Pengalaman melalui
lambang visual, 9.Pengalaman melalui lambang kata.
61
74
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Umpan Balik
Tindak Lanjut
75
62
76
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: MEMILIH MATERI TERKAIT
DENGAN PENGALAMAN BELAJAR DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Uraian Materi
77
Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran
Pemilihan materi pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang akan disajikan
atau disampaiakan dalam interaksi belajar, terdiri dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi
yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah
ditentukan.
63
78
Contoh materi pembelajaran untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.2.
Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui
pemanfaatan komunikasi daring (online).
79
bagi para pengembang bahan ajar (dalam hal ini adalah guru) di
antaranya adalah untuk:
64
80
Berpeluang menjadi guru yang profesional terkait dengan kompetensi
pedagogis, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
No Jenis Pengertian
Contoh:
Contoh:
81
Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-
taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa
denda atau pidana.
Contoh:
65
82
Hukum permintaan dan penawaran (Jika
penawaran tetap permintaan naik, maka harga
akan naik).
Contoh:
1. Menyamakan penyebut
83
Materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain
kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan,
menggunakan peralatan, dan teknik kerja. Ditinjau dari level terampilnya
seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi
rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan perlu disesuaikan dengan
kebutuhan siswa/peserta didik dengan memperhatikan aspek bakat, minat,
dan harapan siswa itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan
bekerja (pre – vocational skill) yang secara integral ditunjang oleh
keterampilan hidup (life skill).
66
84
3) Sikap sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:
Nilai kasih sayang, tak membeda-bedakan orang lain yang mempunyai karakter
sama dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda semua sama-sama
makhluk Tuhan.
85
pemberian materi oleh guru kepada siswa mengacu pada kompetensi dasar ini
yaitu memberikan materi tentang pengertian bagian-bagian mesin bubut. Secara
otomatis peserta didik akan mengalami pengalaman belajar sesuai dengan
materi yang disampaikan guru tersebut.
67
86
D. Aktifitas Pembelajaran
87
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
88
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :
89
Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu
sesuai dengan situasi yang berkembang.
C. Peta Kompetensi
POSISI MODUL
KODE UNIT
WAKT
NAMA UNIT KOMPETENSI U
KOMPETENSI
90
PED0500000-00 PemanfaatanTeknologiInformasidan 2JP
Komunikasi dalam Pembelajaran
D. Ruang lingkup
91
Identifikasi Silabus berdasarkan mata pelajaran yang diampu
92
Pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar
93
Pengelolaan komunikasi efektif secara berkelanjutan
Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut:
94
Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur
yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
95
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. PRINSIP PERANCANGAN
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
A. Tujuan
C. Uraian materi
96
Perancangan Pembelajaran Berdasarkan Dokumen Kurikulum Yang Berlaku
dan Identifikasi Silabus Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Diampu.
Berlaku.
97
20 Tahun 2003 (UU No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan di dalam Pasal 1 ayat 1 bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan bunyi
pasal 1 ayat 1 UU No. 20/2003 tersebut dapat dikatakan bahwa
pendidikan merupakan proses pembelajaran yg diarahkan ke
perkembangan peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, angsa dan
negara. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya dilakukan
secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.
98
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri
individu banyak ragamnya baik sifatnya maupun jenisnya.Karena itu
tidak semua perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam
arti belajar.
99
peserta didik. Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru antara lain:
Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif (menuju pada
perubahan yang atas usaha individu sendiri).
Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara (perubahan yang
terjadi pada proses belajar bersifat menetap dan bukan temporer).
alokasi waktu;
materi pembelajaran;
100
kegiatan pembelajaran;
penilaian; dan
101
dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau
kantor kementerian agama setempat.
Setiap RPP harus secara utuh memuat Kompetensi Dasar: spiritual (KD
dari KI - 1), sosial (KD dari KI - 2), pengetahuan (KD dari KI - 3), dan
keterampilan (KD dari KI - 4).
Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
102
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
KI dan KD;
materi pembelajaran;
proses pembelajaran;
penilaian pembelajaran;
103
alokasi waktu; dan
sumber belajar;
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mepelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri.
E. Latihan/Tugas
Lakukan identifikasi tentang ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perlu diperhatikan guru.
Uraikan ada beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu
diperhatikan guru.
104
Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikan perbedaan
individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud
dalam prinsip tersebut ?
F. Rangkuman
105
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru.Pengembangan RPP dilakukansebelum awal semester atau awal
tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan.
Umpan Balik
Tindak Lanjut
106
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80.
10
107
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. PENGEMBANGAN KOMPONEN
PERANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
108
Pengembangan Rancangan Pembelajaran berdasarkan karakteristik mata
pelajaran dan Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi
peserta didik.
11
109
mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan)
tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan
merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut, materi
bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya,
serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim, 1993). Jadi,
perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk
memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan siswa
agar tujuan dapat tercapai.
2) Tujuan pembelajaran
110
a. memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa,
12
111
berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Nana Sujana
(2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam
menetapkan materi pelajaran diantaranya:
Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan; (c) Materi
pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang komplek
F. Rangkuman
112
kegiatan dan upaya - upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan. Tujuan pembelajaran merupakan
komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali
komponen yang lainnya. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus
jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil
belajar yang harus dicapai setelah anak belajar. Materi pelajaran
merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
“dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berita pengetahuan,
penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Guru dalam merencanakan
pembelajaran menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan
kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
Kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
113
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PENYUSUNAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
114
RPP sesuai komponenyang diidentifikasi dan menelaah RPP berdasarkan
kelengkapannya.
Kompetensi Inti
115
Komptensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
116
aspek-aspek yang termuat dalam format: (a) Identitas dan Kelengkapan
Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c) Kompetensi Dasar dan Indikator, (d)
Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran,
Media, Alat dan Sumber Belajar, (g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h)
penilaian.
D. Aktivitas Pembelajaran
18
117
E. Latihan/Tugas
Dalam menyusun RPP, keterkaitan dan keterpaduan apa saja yang perlu
diperhatikan ?
F. Rangkuman
Aspek-aspek dalam telaah RPP antara lain: (a) Identitas dan Kelengkapan
Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c) Kompetensi Dasar dan Indikator, (d)
Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran, (f) Media, Alat dan Sumber Belajar,
(g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h) penilaian.
118
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Umpan Balik
Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok penyusunan rancangan
pembelajaran?
19
119
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?
Tindak Lanjut
120
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN DI KELAS, DI LABORATORIUM, DAN DI
LAPANGAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
121
Materi pokok kegiatan pembelajaran 4 tentang Pelaksanaan Pembelajaran
terdiri dari 3 Sub Materi yaitu pelaksanaan pembelajaran di kelas, pelaksanaan
pembelajaran di laboratorium, dan pelaksanaan pembelajaran di lapangan
dengan memperhatikan standar keamanan. Setelah mempelajari materi pokok
ini peserta dapat Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran baik dikelas, di
laboratorium maupun di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan
yang berlaku.
21
122
Tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
123
Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (1) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan; dan (3) memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran;
22
124
c. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Laboratorium
Model Inquiry Learning terdiri atas delapan tahapan: (1) penyajian fenomena /
observasi, (2) perumusan masalah, (3) pengajuan hipotesis, (4) pengumpulan
data, (5) pengolahan data, (6) analisis data, (7) penyimpulan, (8) pelaporan.
125
magang. Ada istilah-istilah lain yang menunjukkan sebagai kegiatan
pembelajaran di lapangan, yaitu praktik kerja lapangan (PKL) dan studi
lapangan, namun memiliki makna yang sama dengan istilah sebelumnya.
Persiapan
23
126
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindaklanjut
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan/Tugas
127
Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di kelas
24
128
F. Rangkuman
Umpan Balik
Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok pelaksanaan pembelajarandi
kelas, laboratorium, dan lapangan?
Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan
materi pengembangan komponen penyusunan rancangan pembelajaran agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?
Tindak Lanjut
129
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
25
130
Kegiatan Pembelajaran 5. Media Pembelajaran Dan Sumber
Belajar
A. Tujuan
131
7. Sumber belajar
132
yang
133
relevan
134
ditentukan
135
berdasarkan
136
media
137
yang
diidentifikasi.
C. Uraian materi
26
138
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam lima sub materi,
yaitu:
Istilah media berasal dari kata “medium”, yang secara harfiah memiliki arti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam pembelajaran, media didefinisikan
sesuai dengan peruntukannya, yaitu sarana yang mendukung terciptanya
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut beberapa pengertian
menurut para ahli: (a) Schramm (1977), media pembelajaran merupakan
teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran; (b) Briggs (1977) mendefinisikan media pembelajaran
sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran; (c) Robertus
Angkowo dan A. Kosasih (2007) menyatakan bahwa media dalam proses
pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal;
139
(d) Association for Education and Communication Technology (AECT),
mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan
untuk proses informasi; (e) Marshall McLuhan (dalam Oemar Hamalik, 2003:
201) berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang
memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak
langsung dengan dia.
Seperti pada media, pengertian sumber belajar juga banyak disampaikan oleh
para pakar pendidikan, namun secara umum memiliki makna yang
27
140
sama, berikut beberapa definisi: (a) AECT (Association of Education and
Communication Technology, 1977) mendefinisikan sumber belajar
adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan
wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara
terpisah maupun terkombinasi; (b) Nana Sudjana dan Achmad Rivai
(2001) menyatakan bahwa sumber balajar adalah segala daya yang dapat
dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam
belajarnya; (c) Mulyasa (2003) menyatakan bahwa sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik
dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar.
141
materi yang dipelajari; (d) Menunjukkan berbagai permasalahan yang
merupakan konsekuensi logis dari perilaku masyarakat.
28
142
Manfaat sumber belajar antara lain: (a) Memperkaya informasi/wawasan siswa;
(b) Memantapkan pemahaman terhadap pengetahuan atau keterampilan serta
sikap siswa; (c) Memungkinkan siswa belajar dengan cara yang disukainya.
Klasifikasi media pembelajaran antara lain: (a) Media cetak/teks; (b) Media
pameran/display; (c) Media suara; (d) Media gambar bergerak; (e) Multimedia
(gabungan teks, suara, grafis, video, dan animasi); (f) Media berbasis web dan
internet.
Klasifikasi sumber pembelajaran antara lain: (a) Bahan ajar, (b) Produk, baik
dari industri maupun perorangan; (c) Manusia; (d) Lingkungan; (e) Media
elektronik.
143
Apakah informasi yang terkandung didalam media akurat dan baru?;
Apakah media yang akan digunakan mampu memotivasi dan memancing minat
belajar siswa?;
29
144
Apakah media pembelajaran yang akan digunakan memiliki keluwesan
dan kepraktisan ?;
145
Apakah kualitas teknis sumber belajar pembelajaran yang akan
digunakan baik?;
30
146
Menyiapkan perangkat pendukung, misal: sumber listrik, layar, kabel
perpanjangan; (e) Melakukan uji coba operasi.
Persiapan, meliputi: (1) Memilih sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; (2) Mencermati ketentuan penggunaan sumber belajar; (3)
Menyiapkan tempat; (4) Melakukan pengecekan kelengkapan perangkat
sumber belajar; (5) Melakukan uji coba operasional sumber belajar.
147
Pasca penyajian, meliputi: (1) Mengecek kelengkapan sumber belajar; (2)
Membersihkan (merapikan); (3) Melakukan pengemasan; (4) Menyimpan di
tempat yang aman.
31
148
Identifikasi keberadaan media di masyarakat;
Dalam pembuatan media pembelajaran hal yang perlu diperhatikan antara lain:
149
Menurut Drucker (dalam Bram, 2005: 4), efektifitas merupakan suatu
pengukuran ketercapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Maka
efektifitas dapat didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar.
Unsur utama dalam pencapaian tujuan pembelajaran adalah proses dan
hasil pembelajaran. Sehingga kalau ingin mengetahui efektivitas
penggunaan suatu media pembelajaran, maka yang harus dijawab adalah:
32
150
Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar siswa?
(sesuai tujuan)
1 2 3 4
1 Apakah penggunaan media
pembelajaran meningkatkan memotivasi
belajar siswa ?
2 Apakah penggunaan media
pembelajaran mempermudah proses
pembelajaran bagi guru ?
3 Apakah penggunaan media
pembelajaran meningkatkan prestasi
belajar siswa ?
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =
Catatan:
1 = Tidak
2 = Kurang
151
3 = Agak
4 = Sangat
Menurut Anthony (2005), bahwa efisiensi adalah rasio output terhadap input,
atau jumlah output perunit input. Pada penggunaan media pembelajaran, output
meliputi biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan. Sehingga yang harus
dijawab ketika ingin mengetahui efisiensi penggunaan media pembelajaran
adalah:
33
152
Pengukuran Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran:
Rata-Rata Kategori
Skor
3,5 – 4,0 Penggunaan media pembelajaran sangat efektif/efisien
153
2,5 – 3,4 Penggunaan media pembelajaran agak efektif/efisien
1,5 – 2,4 Penggunaan media pembelajaran kurang efektif/efisien
Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan/Tugas
34
154
Kelompok 2 membahas Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
F. Rangkuman
Media pembelajaran dan sumber belajar memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena kontribusinya sangat besar terhadap hasil belajar.Karena
itu pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar menjadi hal yang sangat
menentukan, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.Namun ada yang lebih
155
penting yaitu kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar.Kalau media pembelajaran dan sumber belajar dipilih dengan tepat dan
digunakan secarfa efektif maka dapat dipastikan efektivitas hasil belajar dapat
diperoleh.
Umpan Balik
35
156
Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok media
pembelajaran dan sumber belajar?
Tindak Lanjut
157
36
158
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6. PENGAMBILAN
KEPUTUSAN TRANSAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN
A. Tujuan
C. Uraian materi
159
1. Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran
Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam tiga sub materi,
yaitu:
37
160
Pengertian, Fungsi dan Manfaat Keputusan Transaksional a
Pengertian
161
Membiasakan komunikasi dengan landasan pemikiran rasional dan
berdasarkan fakta-fakta.
38
162
3. Pelaksanaan Transaksional Dalam Pembelajaran
Ego Orang Tua (parent exteropsychic): O. Ego Orang Tua adalah gambaran
yang ditampilkan seseorang seperti layaknya orang tua (ayah dan ibu). Yakni
penampilan yang terikat kepada sistem nilai, moral dan serangkaian
kepercayaan. Bentuk nyatanya berupa pengontrolan, membimbing, membantu
mengarahkan, menasehati, menuntun atau mengecam, mengkritik,
mengomando, melarang, mencegah atau memerintah dsb.
Ego Orang Dewasa (adult neopsychic): D. Ego Orang Dewasa adalah reaksi
yang bersifat realistis dan logis.Status ego ini sering disebut komplek Karena
bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan hasil pemerosesan informasi
dari data dan fakta lapangan.Kata-kata yang sering dipergunakan adalah benar,
salah, efektif, masuk akal, dsb.
163
“Wah !”, Tidak mau. Tidak bisa, dsb.
b. Jenis Transaksi
Menurut Berne, transaksi merupakan jalinan antar ego. Untuk dua orang yang
berada dalam suatu ruanngan, maka akan terjadi pertemuan 6 ego. Dari sudut
ego ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi yang bersifat
Komplementer, Silang (Crossed) dan Tersamar atau Semu (Ulterior)
Transaksi parallel/sejajar adalah transaksi antar dua ego yang sama, seperti O
dengan O, D dengan D, atau A dengan A. Contoh transaksi O-
39
164
tampak pada orang yang tengah bertengkar, transaksi D-D dapat ditemui
pada situasi suatu seminar, transaksi A-A dapat dilihat pada orang yang
sedang berpacaran.
dapat kita lihat saat guru di kelas, dan transaksi D–A dapat kita jumpai
pada komunikasi dokter-pasien.
Transaksi tersamar atau semu adalah transaksi antar dua ego namun
diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau
tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi
yang tak kelihatan itu mengandung kesan psikologis. Hal ini dapat
ditemui saat seseorang melakukan kesepakatan, namun terpaksa sehingga
tampak pada wajahnya yang kurang begitu bahagia.
165
Saya tidak OK – Kamu OK, Posisi ini menggambarkan bahwa individu
merasa tidak terpenuhi kebutuhannya, dan merasa bersalah.
40
166
Tuntutan pembelajaran saat ini semakin tinggi, sehingga kreativitas dan
produktivitas guru sangat dibutuhkan.Selain itu, kemampuan guru untuk
berkomunikasi secara efektif juga diperlukan agar mampu mengubah sikap,
Mampu menangkap status ego yang dominan pada siswanya. Mencermati ego
yang muncul dari siswa berdasarkan pesan yang telah disampaikan.
Merespon pesan siswa dengan ego yang sesuai. Memberikan respon yang
sesuai dengan pesan siswa.
167
Menyadari betapa pentingya keputusan transaksional dalam pembelajaran,
sehingga perlu adanya pengelolaan secara intensif yang perlu dilakukan.
Adapun tindakan-tindakan tersebut sebagai berikut:
Identifikasi status ego yang dominan pada siswa. Secara bertahap guru harus
mengenal lebih dalam tentang status ego siswa yang menjadi binaannya. Baik
secara perorangan maupun kelompok
Pengembangan respon efektif. Menyikapi status ego yang dominan pada siswa,
guru harus menyiapkan tindakan-tindakan atau menunjukkan status ego yang
tepat
41
168
Pengendalian status ego dewasa. Tugas guru adalah memberdayakan
siswa, sehingga harus selalu berupaya agar siswa dapat berkembang
kearah yang dominan dengan status ego dewasa
Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan/Tugas
169
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas di bawah ini.
42
170
Kasus.
Pada suatu kegiatan diklat, terjadi percakapan antara Fasilitator (F) dengan
Guru (G),
Fasilitator
171
:
172
Bapak dan Ibu peserta Diklat, besok akan diakukan microteaching, yang
topiknya sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Pendidik
173
:
174
Rupanya Bapak Fasilitator masih belum percaya dengan kami yang ada disini.
Padahal kami ini sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengajar.
Fasilitator
175
:
176
Bukan begitu. Kami hanya ingin mengetahui kompetensi Bapak dan Ibu
dalam pengajaran melalui microteaching.
Pendidik
177
:
178
Sebenarnya kami keberatan. Tapi kalau memang harus, ya terpaksa kami ikut
saja.
Pertanyaan:
Berikan alasannya
Rangkuman
179
43
180
mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat berkomunikasi.
Selanjutnya keputusan transaksional tersebut dikelola secara intensif
Umpan Balik
Tindak Lanjut
181
44
182
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul Pembelajaran Yang Mendidik berisi materi yang sangat diperlukan guru
dalam menjalankan tugasnya baik di kelas, laboratorium, dan di
lapangan.Mulai dari perancangan kegiatan pembelajaran beserta perangkat
yang diperlukan, sampai dengan pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada
model pembelajaran efektif.Salah satu ciri dari model pembelajaran efektif
adalah terjadinya komunikasi yang saling menghargai antara guru dengan
peserta didik.Baik guru maupun peserta didik dominan dengan ego orang
dewasa.
B. Tindak Lanjut
183
C. Evaluasi
SOAL
Uraikan ada Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perludiperhatikan guru.
45
184
RPP yang dikembangkan guru harus menyesuaikan kondisi di satuan
pendidikan, kondisi apa saja yang dimaksud tersebut?
Silahkan diidentifikasi
Percakapan 1
185
microteaching yang topiknya sesuai dengan mata
pelajaran yang Bapak/Ibu ampu
Percakapan 2
46
186
Pertanyaan:
Berikan alasannya
Kunci Jawaban
Perubahan tingkah laku peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara lain
:
187
Esensi rumusan tujuan pembelajaran: (a) tujuan pembelajaran adalah
tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran; (b) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau
deskripsi yang spesifik.
47
188
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memilikinama, ciri,sintak, pengaturan, dan budaya . Contohnya :
discovery learning, project - based learning, problem - based
learning,inquiry learning.
189
48
190
DAFTAR PUSTAKA
Bram, Yudi Farola. (2005). Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang Dengan
Menggunakan Metode CPIC Model.Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya
Vol 3 No. 6.Hal : 1-23.
Molenda, Michael dkk. 2006 Instructional Media And Technology For Teaching And
Learning. New York: Practice-Hall Inc.
Oemar Hamalik. (2003) Media Pendidikan, Cetakan VI, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Jakarta: PT.Grasindo.
191
49
192
193
50
194
LAMPIRAN
Lampiran 1
Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1 a. Media Media pameran/display, yaitu
7
pembelajaran benda asli (busi).
yang Jumlah minimal separo dari
7
digunakan. jumlah siswa.
b. Sumber belajar Buku manual motor atau
3
yang handout.
digunakan. Jumlah minimal separo dari
3
jumlah siswa.
2 Alat penunjang. Pembersih kerak (kawat,
5
kertas gosok).
3 a. Langkah- Persiapan (skor @ 4)
195
langkah 1) Memilih media
penggunaan pembelajaran yang sesuai
media tujuan pembelajaran.
pembelajaran. 2) Menyiapkan media sesuai
16
jumlah yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
4) Melakukan uji coba
penggunaan media.
Penyajian (skor @ 4)
1) Mendemonstrasikan cara
membersihkan busi.
2) Meminta siswa menirukan 12
apayang telah dilakukan
guru.
3) Mengamati kinerja siswa.
Paska penyajian (skor @ 3)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat media.
2) Membersihkan bagian-
12
bagian yang kotor.
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat
yang aman.
196
51
197
b. Langkah- Persiapan (skor @ 3)
langkah 1) Memilih sumber belajar
penggunaan sesuai dengan tujuan
sumber pembelajaran.
belajar. 2) Mencermati buku
pedoman penggunaan
sumber belajar.
15
3) Menyiapkan sejumlah
yang dibutuhkan.
4) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
5) Melakukan uji coba
operasional sumber
belajar (bila diperlukan).
198
2) Membersihkan bagian-
8
bagian yang kotor.
Melakukan pengemasan.
Menyimpan di tempat yang aman.
Skor Perolehan
199
52
200
Lampiran 2
Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1. Jenis transaksi
a Percakapan 1: Jenis 35
yang terjadi
Transaksi Silang
Fasilitator Pendidik
O O
D D
A A
201
Ada grafik transaksi, skor 25.
b Percakapan 2: Jenis 35
Transaksi Silang
Fasilitator Pendidik
O O
D D
A A
202
53
203
∑ Skor
Perolehan
204
205
54
206
Lampiran 3
Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
AlokasiWaktu :
Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan
guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi
untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)
KegiatanPembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
207
Kegiatan Inti
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/mencoba
Menalar/mengasosiasi
Mengomunikasikan
Kegiatan Penutup
55
208
Lampiran 3
Nama Guru :
Program Keahlian :
Kelas :
Topik :
Tanggal :
HASIL
TELAAH
KURAN
TIDAK G
NO KOMPONEN/ASPEK CATATAN
LENGK
AP
LENGK
ADA AP
3
1 2
Identitasdan Kelengkapan
A Komponen
209
Memuat KDda tujua
2 KI; n Indikator; n
pembelajara materi
n; pembelajaran;
metode;med
ia, alat,dansumber
pembelajaran; langkah kegiatan
pembelajaran; dan
penilaian
Kompetensi
B Inti
C KompetensiDasardan Indikator
Menjabarka indikat
6 n or pengetahuan
dan
keterampilanberdasarkan KDdari
KI-3dan KI-
4
210
Indikator disusun menggunakan
7 kata
kerja
operasional
Indikator mengambark
8 pengetahuan an
dimensi proses kognitif(C-1s.d C-
6) dan
(faktua
dimensi pengetahuan l,
konseptual,prosedur
al, dan
metakognitif
)
keterampilanmem
9 Indikator uat
keterampilanabstrakdan/ataukonk
ret
Tujuan
D Pembelajaran
56
211
11 Memberikan gambaranproses
pencapaiantujuaanyangdimaksud
E Materi Pembelajaran
13 Materi pembelajaranmemuat
pengetahuan
faktual,konseptual, prosedural,
F Metode Pembelajaran
14 Metode yangdigunakan
relevan denganpendekatan
15 Sesuai dengantujuan
pembelajaranda
pencapaian n
Media,Alat,dan
G Sumber
Menjabarka
16 n media, alat,dan
sumber pembelajaran
212
Kesesuaiandengankebut
uhan pencapaiantujuan
pembelajaran,
indikator,dan
kegiatanbelajar siswa
aktif
Kesesuaiandenganka
rakterist ik peserta
didik
Kesesuaiandenganpe
mbelajar an saintifik
Sumberpembelajaranmencakup
buku, media cetak dan
elektronik,alam sekitar,
atausumber
H LangkahKegiatan Pembelajaran
Mencakup
kegiatanpendahuuan,
kegiatan
Kegiatanpendahuluan
menggambarkan:penyiap
ankondi si siswa;
penjelasan keterkaitan
materi sebelumnya dan
materi
yangakan datang;
penyampaiantujuan
pembelajaran; dan
penyampaian kegaitan
yangakandilakukan
Kegiatan
intisesuaidenga
nsilabus,
213
Kegiatanintimenggambarkan
prosespembelajaransaintifik
(menamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan
informasi,menalar,dan
57
214
25 Kegiatan intimenggambarkan
proses
pembelajaranyanginteraktif,
inspiratif,menyenangkan,
27 Kegiatanpenutup memuat
penyampaianpencapaianKDdari
KI-
2(sikapsosial)danKI-1(sikap
religius)
I Penilaian
Memuatjenis/teknik
28 penilaian,bentuk
instrumen, dan pedoman
penskoran/penilaian
29 Mencakup penilaiansikap,
pengetahuan, dan
215
30 Kesesuaiandengantujuan
pembelajaran, materi
pembelajaran, dan indikator
JUMLAH (∑
SKOR) `=
PREDIKA
T
………………,………
……………. 2015
Penelaah
…………………………
………………
NIP
Modul C KP 3 dan 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3:
PENENTUAN PENGALAMAN BELAJAR
A. Tujuan
216
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat;
C. Uraian Materi
53
217
untuk mencapai perkembangan dalam mewujudkan cita-cita dirinya tanpa
mengabaikan lingkungannya. Dalam hal ini seseorang akan semakin aktif
berkontribusi dan terikat norma lingkungan sosialnya, maka akan meningkatkan
aspirasinya untuk mewujudkan kepentingan demi mencapai cita-cita diri. Dari
sinilah terlihat pentingnya sebuah pendekatan pembelajaran yang mampu
mempengaruhi perkembangan dan pembelajaran dalam diri seseorang dalam
mewujudkan dirinya.
Pengalaman Mental
Pengalaman Fisik
218
Pengalaman belajar jenis ini siswa dapat memanfaatkan seluruh inderanya
ketika menggali informasi. Siswa dapat melakukan pengamatan, percobaan,
dan kunjungan.
54
219
Pengalaman Sosial
Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik
mental maupun fisik. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam
bentuk kegiatan membaca, menulis, memperagakan, dan mengukur.
Perhitungan, pengumpulan, dan pengolahan data adalah termasuk
didalamnya. Sedangkan keterlibatan mental adalah kegiatan yang
mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan
khazanah yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi,
menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan
konsep lainnya.
220
belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan
meningkatkan gairah belajar.
55
221
222
Gambar 3. 1 Kerucut Pengalaman Dale
56
223
Dari konsep kerucut Dale, dapat dijelaskan bahwa ingatan atau retensi
seseorang dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
10% dari apa yang mereka baca, di dalam kerucut Dale yaitu
penerimaan verbal yang dibaca.
20% dari apa yang mereka dengar, didapat melalui pendengaran kata-
kata.
30% dari apa yang mereka lihat, didapat melalui kegiatan melihat
gambar, memperhatikan gambar visual yang bergerak, dan melihat
pameran.
50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, diperoleh melalui kegiatan
demonstrasi.
224
perbuatannya. Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan pengetahuan dan
keterampilan yang semakin berkembang dari sebelumnya dapat terjadi
57
225
karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah
dialami sebelumnya.
Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic, kata simpul dipelajari dari
gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali
untuk membuat simpul, mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari
lukisan, gambar, dan foto. Selanjutnya pada tingkatan ketiga, tingkatan
simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata simpul dan mencoba
mencocokkannya dengan pengalamanannya membuat simpul. Ketiga
tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh
pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Pengalaman tiruan.
58
227
D. Aktifitas Pembelajaran
E. Latihan / Tugas
228
F. Rangkuman
59
229
serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan. Dalam
proses perkembangan pembelajaran, seseorang biasanya memperoleh suatu
pengalaman terhadap suatu masalah yang dihadapi sepanjang hidupnya.
Sedangkan definisi dari pengalaman belajar adalah interaksi antara siswa
dengan sesuatu di luar dirinya dengan yang ada pada lingkungannya sehingga
memberikan pengetahuan baru yang bermanfaat. Ragam pengalaman belajar
yaitu : Pengalaman Mental, Pengalaman Fisik, dan Pengalaman Sosial.
Siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus baik
mental, fisik, maupun sosial. Keterlibatan fisik dapat diamati diantaranya dalam
bentuk kegiatan membaca, menulis, memperagakan, dan mengukur. Sedangkan
keterlibatan mental adalah kegiatan yang mengingat kembali isi pelajaran
pertemuan sebelumnya, menggunakan khazanah yang dimiliki untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya. Keterlibatan mental juga
dapat berbentuk pengamatan terhadap suatu fakta peristiwa dan memberi
peluang terjadinya asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru
tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan secara emosional yang berbentuk
penghayatan terhadap perasaan, nilai, dan sikap. Lalu membentuk latihan
keterampilan intelektual seperti menyusun suatu rencana atau program dan
menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal
mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang
berharga dan meningkatkan gairah belajar.
230
lihat, 70% dari apa yang mereka kunjungi, meliputi berbicara, mendengar,
menulis, mengatakan, dan melihat, 90% dari apa yang disimulasikan melalui
60
231
pengalaman nyata yang diperoleh langsung dengan melihat, meraba, merasakan
sesuatu benda yang nyata.
Perubahan akibat dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti kecakapan, sikap, pengertian, dan apresiasi (penghargaan). Perubahan
tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya.
Perubahan pada diri siswa dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan yang semakin
berkembang dari sebelumnya dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman
baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.
Menurut Bruner dalam Arsyad (2002:7) terdapat tiga tingkatan modus belajar,
yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan
pengalaman abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh
kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai
untuk pengalaman belajar tertentu.
232
61
233
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Umpan Balik
Tindak Lanjut
234
62
235
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: MEMILIH MATERI
TERKAIT DENGAN PENGALAMAN BELAJAR
DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Uraian Materi
236
Pemilihan materi pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang akan
disajikan atau disampaiakan dalam interaksi belajar, terdiri dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi
Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka
mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
63
237
Contoh materi pembelajaran untuk Kompetensi Dasar (KD) 3.2. Menerapkan
pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi
daring (online).
238
Lebih kritis menyesuaikan bahan ajar yang dikembangkannya dengan
karakteristik siswa;
64
239
Berpeluang menjadi guru yang profesional terkait dengan kompetensi
pedagogis, kompetensi profesi, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi sosial.
No Jenis Pengertian
Contoh:
Contoh:
240
3 Prinsip Penerapan dalil, hukum, rumus, (diawali
dengan jika …., maka …. )
Contoh:
65
241
Hukum permintaan dan penawaran (Jika
penawaran tetap permintaan naik, maka harga
akan naik).
Contoh:
1. Menyamakan penyebut
242
siswa itu agar mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (pre –
vocational skill) yang secara integral ditunjang oleh keterampilan hidup (life
skill).
66
243
3) Sikap sebagai Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:
244
67
245
D. Aktifitas Pembelajaran
E. Latihan / Tugas
Silanglah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat dari 4 item
pilihan jawaban (A, B, C, D) dari soal di bawah.
Bila hendak mengganti pilihan jawaban yang anda sudah tersilang meragukan,
maka lingkarilah jawaban tersebut dan silanglah dengan pilihan jawaban
yang baru, contoh sebagai berikut : A , B , C , D.
Waktu 20 menit
246
68
247
SOAL :
isi
spek
Kriteria
materi
menggunakan bahan
menggunakan kata
menggunakan peralatan
belajar mandiri
gotong royong
menyelesaikan tugas
membersihkan rumah
keterampilan
sikap
pengetahuan
konsep
248
Dalam memilih kriteria materi pembelajaran yang termsuk materi sikap
adalah. . . .
Percaya diri
Kejujuran
69
249
F. Rangkuman
Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:
70
251
Secara otomatis siswa akan mengalami pengalaman belajar sesuai dengan
materi yang disampaikan guru tersebut.
Hal tersebut terwujud pada penggunaan rumus kuadrat, dan pada saat lain
siswa tersebut menggunakan ranah afektif tingkat penilaian dalam
apresisiasi Sastra Indonesia. Hal tersebut dapat terujud dalam membaca
buku.
Buku teks
Jurnal
Profesional
Standar Isi
Penerbitan berkala
Lingkungan
252
Buku teks utama dan pelengkap
Modul
71
253
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Umpan Balik
Tindak Lanjut
254
72
255
KUNCI JAWABAN
NO JAWABAN
NO JAWABAN
1. A
9. B
2. C
10. D
3. A
11. B
4. B
12. A
5. B
13 D
6. D
14. D
7. A
15. C
8. C
Soal
256
syarat: Audience (sasaran pembelajaran), Behaviour (perubahan
perilaku), Conditions (kondisi), dan Degree (ukuruan keberhasilan).
73
257
2. Rubrik Penilaian
Skor Perolehan
Soal
258
Mengapa cara memperoleh pengalaman belajar perlu kita
identifikasi, coba saudara jelaskan secara singkat menurut
pengalaman mental, fisik, dan pengalaman social?
74
259
Jawaban
Karena siswa belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-
menerus baik mental, fisik, maupun sosial. Keterlibatan fisik dapat
diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, menulis,
memperagakan, dan mengukur. Sedangkan keterlibatan mental adalah
kegiatan yang mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya,
menggunakan khazanah yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep
dengan konsep lainnya. Keterlibatan mental juga dapat berbentuk
pengamatan terhadap suatu fakta peristiwa dan memberi peluang
terjadinya asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru
tersebut. Selain itu terjadi keterlibatan secara emosional yang berbentuk
penghayatan terhadap perasaan, nilai, dan sikap. Lalu membentuk
latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu rencana atau
program dan menyatakan gagasan. Implikasi mental-intelektual-
emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar
akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan meningkatkan
gairah belajar.
261
mereka lihat, 50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, 70% dari apa
yang mereka kunjungi, meliputi berbicara, mendengar, menulis,
mengatakan, dan melihat, 90% dari apa yang disimulasikan melalui
pengalaman nyata yang diperoleh langsung dengan melihat, meraba,
merasakan sesuatu benda yang nyata.
76
263
menentukan alat bantu apa yang seharusnya sesuai untuk pengalaman
belajar tertentu
Pengalaman tiruan,
Kunci jawaban evaluasi materi pokok 4 yaitu memilih materi terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran
1. A
NO JAWABAN
264
2. D
3. B NO JAWABAN
4. C 11. B
5. A 12. D
13. A
14. D
15. A
77
265
266
78
267
PENUTUP
A. Kesimpulan
268
(sasaran pembelajaran), Behaviour (perubahan perilaku), Conditions (kondisi),
dan Degree (ukuran keberhasilan).
79
269
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan pengalaman belajar.
Berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, disimpulan bahwa belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang dipengaruhi berbagai faktor
seperti kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan melakukan
apa yang diinstruksikan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi
perubahan tertentu dalam dirinya, yaitu proses belajar yang merupakan proses
berubahnya tingkah laku tertentu secara relatif tetap. Perubahan tingkah laku
diakibatkan oleh adanya sejumlah pengalaman yang disebabkan adanya
interaksi individu dengan lingkungannya.
270
Sikap sebagai materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang tergolong sikap atau nilai adalah materi yang
berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:
80
271
b. Nilai kejujuran, mampu jujur dalam melaksanakan
observasi, eksperimen, tidak memanipulasi data apapun;
272
Untuk menilai hasil belajar siswa maka diperlukan alat evaluasi.
Agar soal test yang disusun tidak menyimpang dari bahan /materi
serta aspek yang akan diungkapkan dalam test, maka perlu
dibuat tabel spesifikasi atau kisi-kisi. Kisi-kisi soal adalah sebuah
tabel yang memuat perincian materi dan tingkah laku beserta
imbangan atau proporsi yang dihendaki oleh penilai atau guru.
273