L DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN
GASTRITIS AKUT DI RUANG ANGGREK RSU BINTANG
TANGGAL 27-30 NOVEMBER 2014
KELOMPOK 3
KELAS : 2C
OLEH
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Gangguan
Pemenuhan Nutrisi , secara tepat waktu
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami,
namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak , menyebabkan kami
mampu menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu . Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Ns I Nengah Adiana, S.kep selaku pengampu mata ajar ini yang telah memberikan
tugas ini kepada kami, sehingga dapat kami jadikan sebagai media pembelajaran
untuk mengenal bagaimana cara pembuatan asuhan keperawatan,
2. Ns A A Ayuliati Darmini, S.Kep., MNs sebagai pembimbing dalam pembuatan
Laporan Asuhan Keperawatan ini, sehingga kami menjadi lebih paham bagaimanana
sistematika pembuatan asuhan keperawatan,
3. Semua anggota kelompok serta teman-teman yang senantisa bekerja sama agar
makalah ini dapat diselesaikan secara tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan . Semoga makalah
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB IV PENUTUP
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
1
1.2 Rumusan Masalah
Hasil pelaksanaan makalah ini akan memberi manfaat yang berarti bagi mahasiswa dan
instansi, diantaranya adalah :
1. Bagi Mahasiswa
2
penulisan makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam memberikan informasi
kepada mahasiswa yang belum mengetahui tentang kebutuhan nutrisi dalam
asuhan keperawatan.
2. Bagi Instansi
Dengan penulisan makalah ini, akan memberikan manfaat bagi instansi sebagai
media informasi pembelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar
mengajar serta penambahwawasan informasi dalam materi pembelajaran
Keperawatan Dasar (KD).
Adapun sistematika penulisan laporan kasus ini dibagi dalam empat bab antara lain :
BAB I yaitu pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II yaitu definisi nutrisi, jenis-jenis nutrisi,
proses pembentukan nutrisi tubuh, gangguan pemenuhan nutrisi, faktor-faktor mempengaruhi
pemenuhan nutrisi, cara pengukuran nutrisi tubuh manusia, penatalaksanaan gangguan
pemenuhan nutrisi. BAB III Tinjauan Kasus yaitu terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.BAB IV penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
3
BAB II
Adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan dari lingkungan hidupnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Fungsi dari nutrisi adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel
tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain.
b. Jenis karbohidrat:
Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu,
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang
paling kecil. dalam bentuk inikarbohidrat dapat diserap oleh pembuluh
4
darah di usus. Jenis monosakarida adalah: glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan
maltosa banyak terdapat pada makanan nabati sedangkan laktosa
merupakan jenis gula dalam air susu baik pada susu ibu maupun susu
hewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis dari
polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
c. Fungsi karbohidrat:
1) Sumber energi yang murah
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf
3) Cadangan untuk tenaga tubuh
4) Pengaturan dalam metabolisme lemak
5) Efisiensi penggunaan protein
6) Memberikan rasa kenyang
d. Sumber Karbohidrat:
Sumber karbohidrat berasal dari bahan makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, sagu, kacang, singkong, dan lain-
lainnya. Sedangkan karbohidrat pada hewani berbentuk glikogen.
e. Pencernaan karbohidrat:
Dilakukan secara mekanik dan kimia pencernaan secara mekanik melibatkan
gerakan dari otot-otot untuk mengunyah, merobek, mendorong, dan menelan
makanan sehingga menjadi bagian yang lebih kecil atau halus. Pencernaan
karbohidrat secara mekanik terjadi di mulut, lambung, dan usus halus.
5
Pencernaan karbohidrat secara kimia melalui bantuan enzim amilase saliva yang
diaktifkan oleh HCl, enzim enterokinase yang dihasilkan oleh usus dengan
mengaktifkan maltosa, laktosa dan sukrosa untuk mengubah menjadi gula
sederhana. Enzim lain yang terlibat dalam pencernaan karbohidrat adalah
pankreatik alfa amilase yang dihasilkan oleh pankreas dan berfungsi
memecahkan pati menjadi maltosa yang selanjutnya akan diubah menjadi
glukosa.
f. Absorpsi karbohidrat:
Karbohidrat elum bisa diabsorpsi oleh usus sebelum dipecah menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil atau dicerna. Pemecahan karbohidrat menghasilkan
disakarida dan trisakarida dan selanjutnya akan diubah menjadi monosakarida.
Dalam bentuk monosakarida, karbohidrat dapat diabsorpsi melalui difusi diusus
dan masuk ke kapiler vilus selanjutnya dibawa menuju hati melalui vena porta
hepatika. Di hati, galaktosa dan fruktosa diubah menjadi glukosa dan sebagian
glukosa diubah menjadi glikogen dengan pengaruh insulin.
g. Metabolisme karbohidrat:
Metabolisme karbohidrat merupakan sember energi utama tubuh. Hampir
80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat akan
menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Glukosa dapt berasal dari zat tepung dan gula,
asam amino dan gliserol. Didalam tubuh, glukosa tersimpan dalam plasma darah
dalam bentuk glukosa darah, dan kelebihan glukosa akan tersimpan di hati dan
otot dalam bentuk glikogen. Setelah kebutuhan tubuh terpenuhi, kelebihan
glukosa akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa.
Glukosa darah dipertahankan secara optimal untuk kebutuhan energi seperti otak
dan fungsi organ yang lain.
Untuk dapat dimanfaatkan oleh sel dan jaringan, karbohidrat harus diubah
terlebih dahulu menjadi glukosa. Proses metabolisme glukosa akan berlangsung
melalui 2 mekanisme utama, yaitu melalui proses aerob dan anaerob. Proses
metabolisme aerob berlangsung dengan menggunakan bantuan enzim didalam
6
mitokondria dan dengan bantuan oksigen, sedangkan metabolisme anaerob
berlangsung dalam sitoplasma. Glukosa berada dalam sel tubuh dengan cara
difusi dengan dibantu oleh hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang
berfungsi untuk mempertahankan glukosa darah. Jika insulin tidak ada atau
kadarnya berkurang, maka glukosa darah akan meningkat. Kelainnan yang
ekstrem glukosa darah dapat menimbulkan menurunan kesadaran, koma, dan
meninggal.
Metabolisme karbohidrat terjadi melalui empat proses sebagai berikut:
1) Glikogenolisis, yaitu perubahan dari katabolisme glikogen menjadi
glukosa, karbon dioksida dan air. Ketika glukosa darah turun, maka
glikogen akan dipecah dengan bantuan enzim glikogen fosforilase
menjadi glukosa 1-fosfat, selanjutnya menjadi glukosa 6-fosfat, yang
kemudian dengan bantuan oksigen diubah menjadi energi.
2) Glikogenesis, merupakan proses anabolisme ayau pembentukan
glikogen dari glukosa. Ketika glukosa masuk dalam sel kemudian
difosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat, kemudian diubah menjadi
glukosa 1-fosfat, selanjutnya melalui bantuan enzim glikogen sintase
akan diubah menjadi glikogen. Sintesis dan penyimpanan glikogen
terjadi di hati dan jaringan otot skeletal.
3) Glukoneogenesis, adalah proses pembentukan glukosaa dari protein
dan lemak misalnya dari asam amino dan gliserol. Ketika cadangan
energi dari karbohidrat menurun, maka untuk mempertahankan glukosa
darah terjadi pemecahan lemak dan protein.
4) Glikolisis, merupakan proses pemecahan glukosa menjadi asam piruvat
dan molekul ATP. Pada proses glikolisis 1 molekul glukosa yang
memiliki 6 atom karbon pada rantainya 𝐶6 𝐻12 𝑂6 akan terpecah menjadi
2 molekul piruvat yang memiliki 3 atom karbon 𝐶3 𝐻3 𝑂3. Proses
glikolisis terjadi disitosol sel yang dipercepat oleh enzim spesifik.
7
2. PROTEIN
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-
senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi.
a. Jenis protein:
Protein merupakan senyawa kompleks, tersusun atas asam amino atau peptida.
Pada manusia tetkandung 22 jenis asam amino yang berbeda. Bentuk sederhana
dari protein adalah asam amino. Berdasarkan sumbernya, asam amino
dikelompokkan menjadi dua, yaitu asam amino esensial dan asam amino non-
esensial. Asam amino esensial hanya dapat diperoleh dari luar tubuh seperti
makanan karena tidak dapet disintesis dalam tubuh, misalnya lisin, triptofan,
fenilalanin, dan leusin. Sedangkan asam amino non-esensial merupakan asam
amino yang dapat disintesis oleh tubuh dari senyawa lain, misalnya glutamin,
alanin, hidroksisilin dan piruvat.
Histidin Alanin
Isoleusin Arginin
Leusin Asam aspartat
Lisin Sitrulin
Metionin Sistein
Fenilalanin Sistine
Treonin Asam Glumamat
Triptofan Glisin
Vanin Hidroksilisin
Hidroksiprolin
Prolin
Serin
Tirosin
8
b. Fungsi protein:
1) Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu dalam
meningkatkan tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam basa.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon
4) Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan
c. Sumber protein:
1) Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati, yaitu proteun yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, tepung terigu dan sebagainya.
d. Pencernaan protein:
Jika ada makanan yang mengandung protein masuk ke lambung, maka akan
menstimulasi produksi pepsinogen oleh sel utama lambung. Pepsinogen dengan
bantuan HCL diaktifkan dengan cepat menjadi pepsin pada pH dibawah 5,0 dan
akan efektif pada pH 2,0. Produksi pepsinogen dipengaruhi oleh adanya hormon
asetilkolin, gatrin, dan sekretin selama ada makanan dan kerjanya dihambat oleh
keadaan alkali seperti pada keadaan keasaman du usus. Pepsin mengubah protein
menjadi polipeptida, yaitu albuminosa dan pepton. Di usus, albuminosa dan
pepton akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin dan
pankreas.
e. Absorpsi protein:
Setiap hari sekitar 200 gram asam amino diabsorpsi melalui ileum dan masuk ke
kapiler-kapiler dalah vilus melalui proses difusi, selanjutnya bibawa ke vena
porta hepatika. Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya
9
penyerapan dapat terjadi secara sempurna, maka hampir tidak tersisa protein
makanan dalam feses.
f. Metabolisme protein:
Protein merupakan sember energi selain karbohidrat dan lemak. Setiap 1 gram
protein akan menghasilkan 4 kkal. Setelah asam amino diserap diusus dan masuk
ke dalam darh menuju ke hati, selanjutnya akan disebar ke seluruh jaringan tubuh
dan dimanfaatkan untuk mengganti sel-sel yang rusak, pembentukan protein
plasma darah, serta pembentukan enzim dan hormon.
Asam amino yang tidak dapat digunakan akan ditransportasikan kembali
ke hati untuk kemudian dilakukan katabolisme dengan dilepaskan ikatan
nitrogennya sehingga terpecah menjadi senyawa asam organik dan amoniak
(NH3 ). Asam organik seperti keton akan dimanfaatkan kembali untuk
pembentukan asam amino lain, sedangkan amoniak akan diubah menjadi urea
dan dibuang melalui ginjal.
Apabila asam amino dari makanan berlebih atau melebihi kebutuhan
tubuh, maka kelebihan atau sisanya tidak dapat ditimbun, tetapi akan diubah
menjadi lemak sebagai cadangan kalori tubuh.
3. LEMAK
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori lebih besar
dari pada karbohidrat dan protein.
a. Jenis lemak:
Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:
1) Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
Asam lebak bebas dapat dengan mudah menembus membran sel melalui
proses difusi.
2) Lemak yang berkaitan dengan unsur lain seperti fosfolipid merupakan
senyawa ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid (senyawa ikatan
lemak dengan glikogen), serta lipoprotein (senyawa antara lipid dan
protein).
b. Fungsi lemak:
1) Sebagai sumber energi, memberikan kalori dimana dalam 1 gram lemak
pada peristiwa oksidasi akan menghasilkan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus.
3) Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid.
4) Penyusun hormon seperti biosintesis hormon steroid.
c. Sumber emak
Sumber emak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih
banyak asam lemak tak jenuh seperti pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lain.
Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai
panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.
d. Pencernaan lemak
11
Pencernaan lemak dimulai dari mulut dengan bantuan enzim lipase saliva yang
dihasilkan di sublungual, kemudian di lambung dan duodenum dengan bantuan
enzim lipase yang dihasilkan oleh pankreas. Enzim lipasediaktifkan oleh adanya
garam empedu yang masuk ke duodenum. Lemak dicerna menjadi asam lemak,
monogliserida, dan kolesterol, dengan bantuan garam-garam empedu dan lipase
lalu diserap ke darah menuju hati.
e. Absorpsi lemak
Sekitar 80 gram per hari lemak diabsorpsi dalam usus khususnya di duodenum
melalui mekanisme difusi pasif. Asam lemak dengan rantai pendek (terdiri atas
10-12 atao karbon) masuk ke jaringan kapiler dan selanjutnya dibawa ke vena
porta hepatika sebagai asam lemak bebas. Sedangkan asam lemak dengan rantai
panjang (lebih dari 12 atom karbon) disintesis kembali menjadi trigliserida,
kemudian bergabung bersama lipoprotein, kolesterol, fosfolipid membentuk
sikomilron selanjutnya akan diabsorpsi oleh lakteal dari villi. Dari lakteal
kemudian masuk ke sirkulasi limfatik dan selanjutnya masuk ke sirkulasi darah.
f. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak terjadi dihati, ketika lemak diabsorpsi di usus halus
kemudian dilepaskan dari jaringan adiposa, gliserol yang merupakan bagian
lemak dipecah menjadi piruvat, asam lemak, dan komponen lemak lainnya.
Ketika terjadi penurunan gula darah, dimana cadangan karbohidrat dan
protein menurun, maka lemak diubah menjadi glukosa.pada kondisi tertentu
oksidasi lemak menjadi tidak sempurnadan menjadi keton dan dilepas dalam
darah. Jika terjadi penumpukan keton dalam darah lebih cepat dari yang
dibutuhkan sel untuk sumber energi maka terjadi ketosis. Karena keton berupa
asam maka dapat mengakibatkan asidosis metabolik dimana pH darah menjadi
turun. Pada kondisi ini, pernafasan pasien menjadi lebih cepat untuk membuang
lebih banyak ion hidrogen. Kondisi ketosis merupakan keadaan kegawatan,
12
dimana orang akan mengalami keracunan dan menurunnya kesadaran sehingga
dapat mengalami kematian.
Jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak, maka dalam tubuh lemak akan
disimpan dan akan dipergunakan sebagai:
1. Cadangan energi atau tenaga
2. Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal dan bola mata
3. Mempertahankan panas tubuh karena lemak penghambat panas
(konduktor yang buruk)
4. Perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat kimia berbahaya
5. Pembentuk postur tubuh,seperti orang terlihat gemuk atau kurus karena
adanya lemak.
4. VITAMIN
Vitamin merupakan komponen organic yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil dan
tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolism
karena fungsinya seagai katalisator.
a. Jenis vitamin
2) Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak seperti vitamin
A,D,E, dan K.
1) Viamin B1, banyak terdapat pada biji-bijian tumbuhan seperti padi, kacang
tanah, kacang hijau, gandum, roti, sereal, jaringan tubuh hewan, ginjal, hati,
dan ikan. Fungsinya adalah mencegah terjadinya penyakit beri-beri,
13
neuropati perifer, gangguan konduksi system saraf, dan enfalopati
Wernicke.
2) Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hati, ginjal, susu, keju, kacang
almond dan yoghurt. Fungsinya adalah memperbaiki kulit, mata serta
mencegah terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang
mendapatkan fototerapi.
3) Vitamin B3, banyak terdapat pada berbagai jenis makanan dari hewani dan
nabati seperti sereal, beras, dan kacang-kacangan. Fungsi vitamin ini adalah
menetralisasi zat racun, berperan dalam sintesis lemak, memperbaiki kulit
dan saraf, serta sebagai koenzim pada banyak enzim dehydrogenase yang
terdapat dalam sitosol dan mitokondria.
4) Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah di berbagai jenis makanan, baik
di tumbuhan dan hewani, sehingga jarang terjadi kekurangan vitamin B5.
Fungsinya sebagai katalisator reaksi kimia pembentuk koenzim A yang
berperan dalam pembentukan energy (ATP).
5) Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan, daging, telur,
pisang sayuran. Fungsinya berperan dalam proses metabolism asam amino,
proses glikolisis, pembentukan antibody, serta regenarasi sel darah merah.
Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan dermatitis, bibir pecah-pecah,
sariawan, anemia, dan kejang-kejang.
6) Vitamin B12, vitamin ini banyak terapat pada daging, ikan, kepiting, telur,
susu, dan tempe. Fungsinya membantu pembentukan sel darah merah,
mencegah kerusakan sel saraf, dan membantu metabolism protein.
7) Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah seperti jeruk, manga,
tomat, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, ikan, dan hati. Fungsinya
membantu pembentukan tulang, otot, dan kulit, membantu penyembuhan
luk, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyerapan zat besi, serta
melindungi tubuh dari radikal bebas.
14
8) Asam folat, sumbernya terdapat pada hati, daging, sayuran hijau, kacang-
kacangan. Fungsinya dalam membantu metabolism, khususnya asam amino,
pematangan sel darah merah, serta mencegah terjadinya penyakit jantung
bawaan. Kekurangan dapat mengakibatkan anemia megaloblastik.
9) Vitamin D, sumber vitamin ini adalah ikan, telur, daging, susu, keju tahu,
tempe. Fungsinya adalah meningkatkan penyerapankalsium, fosfor untuk
kekuatan tulsng dan gigi, pengaturan produksi hormone, serta pengaturan
kadar kalsium darah.
10) Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging, hati, susu, wortel, labu,
dan bayam. Fungsinya membangun sel-sel kulit,, melindungi sel-sel retina
dari retina dari kerusakan. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan
gangguan penglihatan pada senja hari (rabun senja).
11) Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak sayur, alpukat, kacang-
kacangan, sayuran, daging, telur, susu, ikan. Manfaat vitamin ini adalah
sebagai antioksidan dengan cara memutuskan berbagai reaksi rantai radikal
bebas.
12) Vitamin K, vitamin ini banyak terdapat pada jaringan tanaman sayuran, dan
hewan sebagai bahan makanan, produksi oleh bakteri usus. Fungsinya
adalah membantu dalam proses pembekuan darah dan jika terjadi
kekurangan dapat mengakibatkan penyakit perdarahan.
c. Absorpsi vitamin
Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C mudah diabsorpsi
dalam epitelium mukosa usus melalui proses difusi, kecuali vitamin B12 yang hanya
dapat diabsorpsi dengan bantuan intrinsic faktor yang dihasilkan oleh sel parietal
lambung. Vitamin B12 diabsorpsi pada elium internal. Sedangkan vitamin yang larut
dalam lemak seperti A,D,E dan K akan diabsorpsi dalam bantuan garam-garam
empedu lpase. Vitamin A,D,E, K, dan B12 yang diabsorpsi dari darah disimpan
dalam hati dan kemudian dipergunakan kembali jika dibutuhkan tubuh.
15
5. MINERAL
Mineral adalh ion anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai katalis
dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamintidak menghasilkan energy, tetapi merupakan
elemen kimia yang berperan dalam hati dan kemudian dipergunakan kembali jika
dibutuhkan tubuh.
a. Jenis mineral:
b. Fungsi mineral:
Absorpsi mineral seperti natrium terjadi melalui proses difusi dan melalui transport
aktif. Meningkatnya absorpsi sodium dipengaruhi oleh intake makanan yang tinggi
natrium dan pengaruh hormon aldosterone. Ion kalsium diabsorpsi melalui transport
aktif pada permukaan epitel. Peningkatan absorbsi kalsium dpengaruhi oleh hormone
paratiroid. Ion klorida, yodium, bikarbonat, dan nitrat diabsorpsi melalui proses
difusi, sedangkan sulfat dan fosfat masuk ke epitel usus hanya dengan transport aktif.
6. AIR
Merupakan media transport nutrisi dansangat penting dalam kehidupan sel-sel tubuh.
Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui minum, sedangkan
cairan digestif yang diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter,
hingga sekitar 10-11 liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikelurkan melaui
feses, selebihnya direabsorpsi.
Absorpsi terjadi pada usus halus dan usus besar (kolon) dan terjadi maelalui
proses difusi.
Ileum : 2 liter/hari
17
disebut nutrisi. Nutrisi dikategorikan sebagai karbohidrat, protein, lemak, vitamin-vitamin
dan mineral.
Ketika kita menyantap makanan, nutrisi dipilah dari makanan melalui proses
pencernaan. Pencernaan dimulai di mulut oleh gerakan mengunyah dan aktivitas kimia dari
air liur; suatu cairan yang berisi enzym, protein tertentu yang membantu pencernaan
makanan. Pencernaan lebih lanjut terjadi pada saat makanan berjalan menuju lambung dan
usus halus, dimana enzim pencernaan dan asam mencairkan makanan dan kontraksi otot-otot
mendorong makan sepanjang jalur pencernaan.Nutrisi diserap dari dalam usus halus
kedalam aliran darah dan dibawa ketempat-tempat dalam tubuh dimana nutrisi diperlukan.
Pada tempat-tempat ini, beberapa reaksi kimia terjadi yang menjamin pertumbuhan dan
fungsi jaringan tubuh. Sebagian dari makanan yang kita makan tidak di serap oleh
tubuh.Sisa makanan ini terus berjalan menyusuri usus dan dibuang sebagai feces.
18
Energi diperlukan tidak hanya ketika seseorang sedang beraktifitas fisik tapi juga
ketika tubuh sedang tidak bergerak (Basal atau resting energy expenditure). Tergantung
dari tingkat aktivitas fisik individu, 50 sampai 80 persen dari seluruh energi yang
dihasilkan setiap harinya digunakan untuk proses metabolisme dasar tubuh. Proses ini
membuat tubuh kita tetap hangat, bernafas, memompa darah dan menjalankan berbagai
aktifitas fisiologi dan biosintetis, termasuk sintesis jaringan baru pada seorang anak yang
sedang tumbuh, dan pada wanita hamil atau menyusui. Proses pencernaan dan proses
selanjutnya dari makanan oleh tubuh juga menggunakan energy dan menghasilkan panas.
Fenomena ini, dikenal dengan diet-induced thermogenesis. Proses ini mengkonsumsi
10% energi yang dihasilkan tubuh setiap harinya. Metabolisme tubuh juga membutuhkan
energy untuk melakukan proses antisipasi dalam menghadapi perubahan tempratur ruang,
produksi hormon, stress dan kondisi emosional dan faktor-faktor lain.
Basal energy expenditure atauenergi yang digunakan tubuh pada saat tubuh tidak
sedang melakukan aktifitas fisik, berhubungan erat dengan masa otot tubuh (masa tubuh
bebas lemak dan lemak esensial, termasuk lemak yang disimpan dalam tubuh). Masa otot
tubuh ini merupakan jaringan tubuh yang aktif dalam proses metabolisme. Pada kondisi
tidur, organ-organ seperti liver, otak, jantung dan ginjal menjalankan proses metabolisme
yang sangat aktif dan memerlukan pasokan energi yang banyak. Sementara itu otot sadar
dan tulang membutuhkan lebih sedikit energi.
Kelebihan konsumsi dari zat pembentuk energy akan disimpan dalam jumlah terbatas
sebagai glycogen dalam otot dan liver. Sebagian lain disimpan sebagai lemak dalam
jaringan adipose. Jaringan adipose ini sebagian besar terdiri dari lemak, tapi juga
mengandung protein dan air. Untuk menurunkan kadar jaringan adipose sebanyak 454
gram, dibutuhkan deficit energy sebesar 3.500 kilokalori; sehingga pada umumnya sangat
sulit bagi seseorang yang sudah kelebihan berat untuk menurunkan kadar lemak
tubuhnya.
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidak mampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
19
a. Tanda klinis :
Berat badan 10-20% dibawah normal
Tinggi badan dibawah ideal
Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
Adanya penurunan albumin serum
Adanya penurunan transferin
b. Kemungkinan penyebab:
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyaki tinfeksi atau kanker.
Disfagia karena adanya kelainan persarafan
Penurunan absorbs nutri siakibat penyakit crohnatauin toleransi laktosa
Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
a. Tanda klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Adanya jumlah asupan berlebih anaktivitas menurun atau monoton.
b. Kemungkinan penyebab :
Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
20
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN
NUTRISI
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada kalanya
kebutuhan nutrisi seseorang meningkat. Begitu pula kebalikannya, kebutuhan nutrisi
seseorang menurun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang
terhadap nutrisi. Pada bagian ini dikemukakan dua kategori faktor yaitu faktor yang
meningkatkan kebutuhan nutrisi dan faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi.
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makanan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat mempengaruhi ststus gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya vaiasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi seseorang dapat merubah status gizi seseorang karena penyediaan
makanan bergizi, menbutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
21
2.6 PENGUKURAN NUTRISI TUBUH MANUSIA
1. Menentukan berat badan ideal:
Salah satu parameter untuk mengetahui keseimbangan energi seseorang adalah melalui
penentuan berat badan ideal dan indeks massa tubuh. Rumus Brocca adalah cara untuk
mengetahui berat badan ideal, yaitu sebagai berikut :
Berat badan ideal (kg) = [ tinggi badan(cm) - 100] - [10%(tinggi badan - 100)]
Contoh :
Tn. As tinggi badannya 160 cm dengan berat badan 50 kg. Dihitung dengan
menggunakan rumus Brocca, maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Cara lain untuk menentukan berat badan ideal adalah dengan menggunakan indeks
massa tubuh. Cara ini telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI. Lihat Tabel 4 – 1
berikut ini :
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 – 18,5
Normal 18,25 – 25,0
22
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Sumber : Depkes 2002 ( lihat Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI
2007)
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh adalah sebagai
berikut :
Contoh :
Tn. As tinggi badannya 160 cm dengan berat badan 50 kg, maka indeks massa tubuhnya
adalah :
50
IMT = = 19,5
(1,6)2
Maka indeks massa tubuh Tn. As termasuk kategori normal.
Kebutuha kalori total ditentukan oleh basal metabolisme rate, aktivitas fisik, dan
specifik dynamic action (SDA). Sebelum menentukan kebutuhan jumlah kalori total,
maka:
BMR laki- laki = 66,5 + {13,5 x BB (kg)} + {5,0 x TB (cm) – (6,75 x umur (th)}
BMR wanita = 65,1 + {9,56 x BB (kg)} + {1,85 x TB (cm) – (4,68 x umur (th)}
23
b. Tentukan berat/ringan jenis aktivitas yang dilakukan klien. Klien dengan
aktivitas ringan harus dikurangi 10 – 20% dari jumlah kalori basal. Sebaliknya
klien dengan aktivitas berat harus menambahkan 10 – 20% dari jumlah kalori
basal. Patokan orang yang tergolong aktivitas berat adalah pekerja kuli bangunan
atau pekerja kasar. Orang yang bekerja dikantor, yang sebagian besar waktunya
dihabiskan untuk duduk, termasukaktivitas ringan. Pekerjaan rumah tangga
termasuk kedalam aktivitas sedang (Suarthana 2007).
c. Menghitung besarnya SDA. Diperkirakan besarnya SDA adalah 10% jumlah
energi basah dan energi aktivitas(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat
FKM UI 2007).
24
2.7 PENATALAKSANAAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
1. Gangguan kekurangan nutrisi:
a. Penyuluhan untuk pasen/keluarga :
1) Ajarka metode untuk perencanaan makanan
2) Ajarkan pasen/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
3) Manajemen nutrisi (NIC) : Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana memenuhi
b. Aktivitas kolaboratif :
1) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien
yang mengalami ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein
(misal, pasien anoreksia nervosa atau pasien penyakit glomerular/dialysis
peritoneal)
2) Diskusikan dengan dokter kebutuha stimulasi nafsu makan, makanan
pelengkap, pemberian makanan melalui slang, atau nutrisi paranteral total
agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan.
3) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
4) Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien tidak dapet
membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat.
5) Manajemen nutrisi (NIC) : Tentukan, dengan melakukan kolaborasi bersama
ahli gizi, jika diperlukan, jumlah kalori dan jenis zat yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi [khususnya untuk pasien dengan kebutuhan
energi tinggi, seperti pasien pasca bedah dan luka bakar, trauma, demam, dan
luka].
c. Aktivitas lain :
1) Buat perencanaan makan dengan yang masuk dalam jadwal makan,
lingkungan makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien, serta suhu makanan.
2) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien dari
rumah.
3) Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realistis untuk latihan fisik dan
asupan makanan.
4) Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latihan fisik di lokasi
yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari.
5) Tawarkan makanan porsi besar di siang hari ketika nafsu makan tinggi.
25
6) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan (misalnya, pindahkan
barang-barang dan cairan yang tidak sedap dipandang).
7) Hindari prosedur invasif sebelum makan
8) Suapi pasien jika perlu.
c. Aktivitas lain
1) bina hubungan saling percaya dan mendukung dengan pasien
2) bantu pasien untuk mengidentifikasi masalah fisik yang mungkin
berhubungan dengan obesitas atau gangguan makan
3) Eksplorasi bersama pasien mengenai masalah pribadi yang dapat
menyebabkan terlalu banyak makan
26
4) Komunikasikan bahwa pasien bertanggungjawab dalam memilih aktivitas
makan dan aktivitas fisik
5) Berikan penguatan positif terhadap penurunan berat badan, pemeliharaan
program diet, perbaikan kebiasaan makan, dan latihan fisik.
6) Bantuan menurunkan berat badan (NIC) : Buat tujuan mingguan untuk
menurunkan berat badan. Tentukan bersama pasien tentang jumlah
penurunan berat badan yang diinginkan
7) Bantu pasien menyesuaikan diet dengan gaya hidup dan tingkat aktivitas
27
2.8 ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS NUTRISI
Pengkajian
Pengukuran antropometri :
Nilai normal
Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Nilai normal
Wanita : 16,5 - 18 cm
28
Pria : 12,5 – 16,5 cm
B. Biochemical Data
Laboratorium
c. Hb ( N : 12 mg % )
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam ( N : laki-laki : 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita : 0,5-1,0
mg/100 ml).
29
teratur
Otot-otot Kuat dan Lembek dan
berkembang biak berkembang tidak
baik
Gastrointestinal Nafsu makan baik, Nafsu makan
BAB/BAK teratur kurang, diare, sulit
dan normal menelan,
konstipasi
Aktifitas Bersemangat, giat Energi kurang,
dan tidur normal lemah, susah tidur
Neurologi Refleks normal, Refleks kurang,
emosi dan iritable, perhatian
perhatian baik kurang, dan emosi
labil
D. Diet History
30
kesehatan/ adanya alergi
pengkomsumsian
obat
Analisa Data
Pasien mengatakan
Berat badan pasien Ketidak seimbangan
terdapat peningkatan
31
nafsu makan meningkat 20% Nutrisi : Lebih dari
Pasien mengakatakan kebutuhan tubuh
peningkatan nafsu Tingkat aktivitas pasien
makan kurang gerak
Klien mengatakan Klien tampak mengalami
makan sebagai respon pola peningkatan asupan
terhadap pengaruh makan di malam hari
internal selain rasa
lapar (misalnya,
ansietas)
32
Diagnosa keperawatan
Ketidak seimbangan Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Asupan
yang berlebihan terhadap kebutuhan Metabolik, Ketergantungan pada bahan kimia,
Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi, Obat-obatan yang merangsang selera makan ,
Penggunaan makanan sebagai pengenghargaan diri atau tindakan kenyamanan , Obesitas
pada salah satu atau kedua orang tua, Penggunaan makanan padat sebagai sumber utama
sebelum usia 5 bulan , Pemilihan makan yang tidak memenuhi kebuthan sehari-hari,
Penggantian pemanis untuk adiksi Ditandai dengan Pasien mengatakan terdapat
peningkatan nafsu makan, Pasien mengakatakan peningkatan nafsu makan, Klien
mengatakan makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar (misalnya,
ansietas), Berat badan pasien meningkat 20%, Tingkat aktivitas pasien kurang gerak , dan
Klien tampak mengalami pola peningkatan asupan makan di malam hari
33
Perencanaan
Rencana Keperawatan
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makanan melalui : 1. Cara khusus untuk meningkatkan
Mengurangi gangguan dari nafsu makan.
lingkungan seperti berbisik dan
lain-lain.
Jaga privasi pasien.
Jaga kebersihan ruangan ( bang-
barang seperti sputum pot, urinal
tidak berada dekat tempat tidur)
Berikan obat sebelum makan jika
ada indikasi.
2. Jaga kebersihan mulut pasien 2. Mulut yang bersih meningkatkan
nafsu makan.
3. Bantu pasien makan jika tidak mampu 3. Membantu pasien makan
4. Sajikan makanan yang mudah dicerna 4. Meningktkan selera makan dan
intake makan
5. Selingi makan dengan minum 5. Memudahkan makanan masuk
34
6. Hindari makanan yang banyak 6. Mengurang rasa nyaman
mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan timbang 7. Observasi kebutuhan nutrisi
berat badan
8. Lakukan latihan pasif dan aktif 8. Menambah nafsu makan
9. Kaji tanda vital, sensori, bising usus 9. Membantu mengkaji keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti glukosa, 10. Monitor status nutrisi
elektrolt, albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengn dokter
11. Berikan umpan balik yang positif 11. Meningkatkan kepercayaan untuk
tentang peningkatan intake, berat meningkatkan makanan
badan
12. Berikan pendidikan kesehatan tentang 12. Meningkatkan pengetahuan agar
cara diet, kebutuhan kalori, dan pasien lebih kooperatif
tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan nutrisi juga
pasien menggunakan NGT
13. Cek kepatenan tube 13. Menghindari aspirasi dan obstruksi
tube
14. Pemberian cairan/makanan tidak lebih 14. Menghindari aspirasi
150 cc sekali pemberian
15. Cek temperature makanan agar tidak 15. Mengurangi kram dan terbakar pada
terlalu panas/dingin abdomen
16. Atur posisi semifowler sat memberkan 16. Mengurangi reguritasi
makanan
17. Jelaskan bagaimana tube bekerja dan 17. Mencegah komplikasi
perawatannya
Rencana Keperawatan
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian kembali 1. Informasi dasar untuk
pola makan pasien perencanaan awal dan validasi
data
2. Diskusi dengan pasien tentang 2. Membantu mencapai tujuan
kelebihan makan
3. Diskusikan motivasi untuk 3. Membantu memecahkan
menurunkan berat badan masalah
4. Kolaborasi dengan ahli diet yang 4. Menentukan makanan yang
tepat sesuai dengan pasien
5. Ukur intake makanan dalam 24 5. Mengetahui jumlah kalori yang
jam masuk
36
Implementasi
Evaluasi
37
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 27 Desember 2014 pukul
07.30 WITA di Ruang Anggrek RSU Bintang dengan metode observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik dan data rekam medik pasien
1. Pengumpulan Data
Penanggung
a. Identitas pasien
(Suami )
Pasien
Nama : Tn L Ny T
Umur : 30 27
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Menikah
Status Perkawinan : Menikah
Indonesia
Suku/Bangsa : Indonesia
Hindu
Agama : Hindu
S1
Pendidikan : SMA
PNS
Pekerjaan : Wiraswasta
Klungkung
Alamat : Klungkung .
38
b. Riwayat Kesehatan
Pasien mengeluh sakit pada uluhati sejak 5 hari yang lalu dan sakit pada ulu hati
akan diperparah jika pasien terlambat makan dan setelah makan, selain itu pasien juga
mengatakan sempat muntah sebanyak 3 kali berupa makanan. Sebelum memutuskan
membawa pasien ke Rumah Salit pasien sempat dibawa ke Puskesmas terdekat untuk
mendapat pengobatan, namun karena pasien terus mual dan muntah maka keluarga
memutuskan untuk membawa pasien ke UGD
Setelah di UGD tanggal 26 November 2014, pukul 16.30 pasien sempat muntah
sebayak 2 kali berupa cairan dan makanan , pasien mengeluh sakit pada ulu hati , pasien
mengeluh mengalami penurunan nafsu makan, pasien mengeluh merasa cepat kenyang
setelah mengkonsumsi makanan serta pasien juga mengatakan berat badannya turun. Dari
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital , berat badan dan tinggi badan didapatkan hasil bahwa :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi: 80 x/mnt, suhu : 37 0 C pernafasan 16 x/mnt, Berat
Badan : 55 Kg, tinggi badan : 166 cm . Dari hasil diagnostik , pasien diagnosa oleh dokter
dengan diagnosa medis Gastritis akut dan disarankan untuk dirawat di Ruang Anggrek,
RSU Bintang
6) Pola Kebiasaan
1. Bernafas
Sebelum pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat
bernafas begitu pula saat pengkajian tidak ada keluhan sesak.
2. Makan dan Minum
Sebelum pengkajian : Makan ; Sebelum pengkajian pasien
mengatakan biasanya makan 3x/ hari dengan
porsi habis . Jenis makanan yang biasanya
dikonsumsi klien berupa nasi, sayur ,ikan dan
daging. Namun sekitar 1 bulan terahir karena
aktivitas klien yang padat menyebabkan pola
makan klien menjadi tidak teratur serta klien
lebih banyak mengkonsumsi makanan cepat
saji seperti mie instan, dengan alasan untuk
mengehemat waktu.
40
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan
apapun.
3. Eleminasi
Eleminasi BAK
pasien mengatakan buang Air kecil 2-3 x per
hari, warna kuning bau khas urine, jumlah
volume setiap buang air kecil kurang 200 CC,
lancar tidak ada nyeri saat kencing dan tidak
terpasang dower cateter. Dalam melakukan
eleminasi baik BAB dan BAK pasien dibantu
oleh keluarga maupun perawat .
4. Gerak dan aktivitas
Sabelum pengkajian : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas
seperti biasa misalnya menyapu, dan pergi ke
pasar
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak dapat melakukan
aktivitas seperti biasa karena pasien merasa
41
kondisinya sangat lemah, Pasien hanya tampak
berbaring di tempat tidur dan segala
kebutuhannya dibantu oleh keluarga maupun
perawat .
5. Istirahat dan tidur
Sebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
istirahat dan tidur, pasien tidur 7-8 jam/hari dan tidur siang 1 jam pasien
mengatakan dapat tertidur lelap.
6. Kebersihan diri
Sebelum dan Sesudah pengkajian Suhu tubuh pasien normal yakni 37o C
8. Rasa nyaman :
42
Sebelum pengkajian : Pasien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati
seperti terbakar, dengan skala nyeri 4 , dari 1-10
dari skala nyeri yang diberikan, serta bertambah
parah setelah makan .
9. Rasa aman
Sebelum dan saat pengkajian tidak ada masalah dengan rasa aman pasien
tidak merasa cemas ataupun takut.
10. Data sosial
Sebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan hubungan dengan
keluarga harmonis, hubungan dengan tetangga baik, di keluarga pasien
berperan sebagai Ayah ,
12. Rekreasi
Sebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan bisa menghibur dirinya
dengan mengobrol dengan anak-anaknya atau istrinya
43
13. Belajar
Sebelum dan sesudah pekajian pasien belum terlalu memahami tetang
penyakit yang dideritanya.
14. Ibadah
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : GCS A : 4, M : 6, V : 5
( Compos Mentis)
b. Bagun Tubuh : Kurus
c. Postur Tubuh : tegak
d. Cara Berjalan : Tidak terobservasi
e. Gerak motorik : Normal
f. Keadaan kulit
Warna : pucat
Turgor : kurang Elastis
Kebersihan : bersih
Luka : tidak ada
g. Gejala kardinal
TD : 110/70 mmHg
N : 79 x/ menit
S : 37o C
RR : 18 x/menit
h. Ukuran lain
BB => sebelum sakit 58 kg , setelah sakit 55 kg
TB => 166 cm
2. Kepala
44
a. Kulit kepala : Bersih
b. Rambut : warna rambut hitam
c. Nyeri tekan : Tidak ada
d. Luka : Tidak ada
e. Bentuk kepala : Normocepali
3. Mata
a. Bentuk : Simetris
b. Konjungtiva : anemis
c. Sklera : Putih
d. Kelopak mata : Normal, oedeme (-), benjolan (-), lingkar hitam (-)
e. Pupil : Reflek pupil baik
4. Hidung
5. Telinga
6. Mulut
a. Mukosa bibir : Kering
b. Gusi : Tidak berdarah
c. Gigi : Lengkap, terdapat caries/karang gigi
d. Lidah : Kotor
e. Tonsil : Normal, tidak ada pembesaran
7. Leher
a. Keadaan : Normal/baik
b. Pergerakan leher : Normal, tidak ada pembengkkan kelenjar limfe, parotis
maupun kelejar tiroid
45
8. Thorax
a. Bentuk : Simetris
b. Gerakan dada : Bebas/Retraksi otot dada
c. Suara jantung : S1 – S2 tunggal, Reguler
d. Suara Paru : Vesikuler
Wheezing : Tidak Ada
Ronchi : Tidak Ada
e. Payudara : Simetris
9. Abdomen
a. Bentuk : Simetris
Distensi : Tidak ada
Asites : Tidak ada
Hepatomegali : Tidak ada
b. Peristaltik usus : 15x/menit
c. Luka/lesi : Tidak ada
d. Nyeri : terdapat nyeri hilang timbul jika epigastrium ditekan
10. Genetalia
a. Keadaan : Tidak terkaji
b. Prosedur invasif : Tidak ada
11. Anus
a. Keadaan : Tidak terkaji
12. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
Oedema : Tidak ada
Sianosis pada ujung kuku : Tidak ada
Clubbing finger : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Terpasang infuse RL (20 tetes/menit) pada tangan kirir pasien
b. Ekstremitan Bawah
Oedema : Tidak ada
Sianosis pada ujung kuku : Tidak ada
46
Clubbing finger : Tidak ada
Luka : Tidak ada
c. Kekuatan Otot
555 555
555 555
d. Pemeriksaan Penunjang
MCV : 86 Um3 80 – 97
MCH : 27,7 pd 26,5 – 33,5
RDW : 14 H% 10,0 – 15,0
MPV : 7,2 Um3 6,5 – 11,0
PDW : 11,9% 10,0 – 15,0
MCHC : 32,3 g/dl 31,5 – 35,0
DIFF
4,0 – 10,0
% LYM
43 – 76,0
% MON :24
47
4. Analisis Data
S:
Berkurangnya asupan makanan yang masuk kedalam tubuh di pengaruhi oleh kondisi
pencernaan yang tidk stabil. Terjadinya gangguan pada organ pencernaan mengantarkan
kadar neotransmiter ke susunan saraf pusat. Hal ini dapat menimbulkan peningkatan produksi
asam laktat yang diprodukdsi oleh metabolisme anaerob, stress psikologis akibat dari
peningkatan asam laktat tersebut. Implus membawa rangsangan berupa penolakan jika
terdapat imput berupa nutrisi yang ditandai dengan tidak adanya nafsu makan , sulit menelan,
mual, muntah. Kebanyakan individu yang sedang sakit mengalami keinginan yang peka atau
sensitive terhadap komponen bau atau rasa.
Jika tidak ditanggulangi berat badan pasien akan semakin menurun, bagun tubuh
pasien menjadi lebih kurus dari sebelumnya, menyebabkan pasien mengalami kekurangan
energi yang ektrim sehingga pasien mudah lelah, hal ini akan berimplikasi pada
terhambatnya proses penyebuhan pasien. Jika hal ini tetap dibiarkan lama-kelamaan pasien
bisa meninggal karena kekurangan nutrisi.
S:
Pasien Mengeluh nyeri pada ulu hati seperti terbakar, dengan skala nyeri 4 , dari
1-10 Nyeri pada ulu hati pasien diperparah setelah makan
Pasien tampak meringis kesakitan sambil memegang ulu hatinya
Nyeri hilang tibul ketika epigastrium ditekan
50
Proses terjadinya Gangguan Rasa Nyaman (nyeri )
Akibat jika nyeri tidak diatasi hal ini akan menyebabkan pasien mengalami edema
pulpula, gangguan tidur, hipertensi serta hal ini akan beriplikasi pada terganggunya proses
penyebuhan pasien.
P:Intoleransi aktivitas
E: kelemahan fisik
S:
Pasien mengatakan badanya lemas
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa.
Pasien mengatakan dalam mempertahankan kebersihan diri (mencuci rambut ,
mandi) serta melakukan eleminasi (BAB dan BAK ) dibantu oleh keluarga maupun
perawat
Proses terjadinya Intoleransi Aktivitas
Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung menyebabkan terjadi iritasi yang
diakibatkan oleh tingginya asam lambung . Lambung merangsang pengeluaran zat vas aktif
yang menyebabkan permeabilitas kapilier pembuluh darah naik sehingga lambung menjadi
51
edema dan merangsang reseptor tegangan dan merangsang hypothalamus untuk mual.Setelah
itu kita bernafas dalam dan menyebabkan sfingter esophagus bagian atas terbukadan sfingter
bagian bawah berelaksasi sehingga menyebabkan pasien muntah. Yang pada akhirnya akan
berdampak pada penurunan energiyang dapat mengaakibatkan kondisi pasien melemah.
Kelemahantersebut karena tidakadekuatnya nutrisi dan peningkatan energi yang dibutuhkan
yang mengakibatkan tidak dapat melakukan aktivitas sendiri.
Jika hal ini tidak ditanggulangi maka pasien tidak akan dapat beraktivitas secara
mandiri sehingga serta dapat menghambat proses penyebuhan.
52
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn L No RM : 0134
C. PERENCANAAN
54
2. Rencana Keperawatan / Nursing care plan
Rencana keperawatan pada pasien Tn L dengan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Di Ruang Angrek RSU Bintang Tanggal 27-29 November 2014
N Hari/Tgl/Jam Diagnosa Tujuan &Kreteria Intervensi Rasional Paraf
o Keperawatan Hasil
1. Kamis, 27 Gangguan nutrisi Setelah diberikan Mandiri Ani
Noverber kurang dari tindakan selama
2014 pukul kebutuhan tubuh 2x24 jam 1. Observasisi mukosa bibir, 1. Mukosa bibir yang
09.00 WITA berhubungan diharapkan konjungtiva, kedaan serta pucat, konjungtiva yang
dengan masukan masalah turgor kulit pasien anemis, turgor kulit yang
nutrient yang tidak Perubahan kurang elastis
adekuat ditandai nutrisi kurang mengidikasikan pasien
dengan dari kebutuhan mengalami kekurangan
DS: teratasi dengan nutrisi
Pasien kreteria hasil : 2. Timbang dan catat berat 2. Memberikan data yang
mengatakan 1. Pasien tidak badan pasien pada waktu akurat mengenai berat
sudah muntah mual maupun yang sama setiap hari badan untuk mengetahui
sebanyak 4 muntah lagi indeks masa tubuh
kali 2. Nafsu makan pasien serta status gizi
55
Pasien pasien pasien
Mengeluh mual meningkat
Pasien dengan porsi
mengatakan lebih dari ½
badanya lemas porsi serta 3. Berikan makan sedikit tapi 3. Meningkatkan proses
pasien mengatakan dalam sering dengan 1 porsi pencernaan dan toleransi
hanya makan 5-7 frekuensi 3 x makanan dan 1200 ml air pasien terhap nutrisi
sendok porsi tidak sehari putih yang diberikan dan
habis. 3. Berat badan dapat meningkatkan
pasien tetap kerja sama pasie saat
DO : stabil tidak makan.
Pasien tampak ada penurunan
lemas serta dapat
Konjungtiva secara
anemis bertahap
5. Tawarkan makanan yang
Kulit tampak 4. Warna kulit 5. Makanan-makanan
tinggi protein dan tinggi
pasien pucat pasien tidak tersebut dapat dapat
kalori, seperti susu, puding
Mukosa bibir pucat mencegah rusaknya sel
dan lain-lain.
kering 5. Pasien tampak dalam tubuh serta
56
tibak lemas memberikan tambahan
BB= 55 kg 6. Turgor kulit energi pada pasien
elastic sehingga membut pasien
tidak lemas
7. Konjungtiva
6. Beri kesempatan pasien 6. Untuk membantu
tidak anemis
mendiskusikan alasan untuk mengkaji penyebab
8. Mukosa bibir
tidak makan gangguan makan
pasien lembab
57
8. Berikan Informasi tentang 8. Aggar pasien
kebutuhan Nutrisi yang mengetahui kebutuhan
dibutuhkan oleh pasien nutrisi tubuhnya serta
serta berikan informasi membuat pasien dan
pada pasien dan keluarga keluarganya memahami
pentingnya makan pentingnya nutrisi
Kolaborasi
58
11. Delegatif dalam pemberian 11. Indikasi dari Obat-obat
terapi kepada pasien tersebut
Ranitidine 2x 1 ampul Ranitidin digunakan
Antasida 3x500 mg untuk mengurangi
mual dan muntah,
Antasida digunakan
Menetralkan asam
lambung, serta untuk
menghilangkan rasa
nyeri ulu hati
59
D. PELAKSANAAN/ IMPLEMENTASI
Rencana Keperawatan pada Tn L dengan Ganguan pemenuhan Nutrisi Kurang dari kebutuhan
Di Ruang Anggrek RSU bintang tanggal 27-30 November 2014
No Hari/Tgl/Jam No Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Nama
Perawat/paraf
27 Noverber
2014, l
Ani
5. 09.23 WITA Dx 1 menawarkan makanan yang DS :
tinggi protein dan tinggi Pasien mengatakan ingin
kalori, seperti susu, puding makan pudding
dan lain-lain. DO
Pasien terlihat senang
ketika ditawari pudding
62
6. 12.00 WITA Dx 1 melakukan tindakab Ds : Ani
delegasif dalam Pasien mengatakan
memberikan makan sudah merasa nyaman
dengan cara member dengan lingkungannya
makanan sedikit tapi
sering dengan 1 porsi Pasien mengatakan tidak
makanan dan 1200 ml bisa menghabiskan
air putih dengan lauk makanan hingga I porsi
yang dipilih oleh pasien piring
sendiri Pasien mengatkan
Menciptakan lingkungan merasa mual serta ingin
yang menyenangkan muntah
pada waktu pasien
makan Do :
Pasien tampak tidak bisa
menghabiskan makanan
dari lebih 8 sendok porsi
piring
63
Pasien masih tampak
mual dan muntah
sebanyak 1
Do :
Obat sudah diminum
64
9.. Dx 1 Ds :
17.00 WITA melakukan tindakab Dwimantari
Pasien mengatakan
delegasif dalam
sudah merasa nyaman
memberikan makan
dengan lingkungannya
dengan cara member
Pasien mengatakan tidak
makanan sedikit tapi
bisa menghabiskan
sering dengan 1 porsi
makanan hingga I porsi
makanan dan 1200 ml
piring
air putih dengan
makanan dan lauk yang Do :
diminta pasien. Pasien tampak bisa
menghabiskan kurang
Menciptakan lingkungan
yang menyenangkan dari 8 sendok porsi
pada waktu pasien piring
makan
Pasien tampak sudah
tidak mual serta muntah
lagi
65
10. 17.35 Dx 1 Mengajurkan pasien Do : Dwimantari
sesaat setelah makan Pasien mau melakukan
jangan berbaring apa yang disarankan oleh
perawat
11. Dx 1 Do :
19.00 WITA Melakukan tindakan
Obat Injeksi sudah Dwimantari
delegasi, memberika
masuk, serta tidak ada
terapi obat injeksi
respon allergi pada
kepada pasien
pasien
Ranitidine 2x 1 amp
(Dinas
Malam)
12.
22.00 WITA
Dx 1 Melakukan tindakan Do :
Ristianti
delegasi, memberika Obat sudah diminum
terapi obat oral kepada
pasien
Antasida 3x500 mg
66
Jumat, 28
November
2014
13. Dx1
06.00 WITA melakukan tindakab Ristianti
Ds :
delegasif dalam
Pasien mengatakan
memberikan makan
sudah merasa nyaman
dengan cara member
dengan lingkungannya
makanan sedikit tapi
Pasien mengatakan tidak
sering dengan 1 porsi
bisa menghabiskan
makanan dan 1200 ml
makanan hingga I porsi
air putih dengan
piring
makanan dan lauk yang
Do :
diminta pasien
Pasien tampak bisa
Menciptakan lingkungan
yang menyenangkan menghabiskan 1/3 porsi
pada waktu pasien piring penuh (lebih dar 8
makan
sendok makan )
Pasien tampak sudah
tidak mual serta muntah
67
14.
06.35 WITA
Dx 1 Mengajurkan pasien Do :
sesaat setelah makan Pasien mau melakukan Ristianti
jangan berbaring apa yang disarankan oleh
perawat
15.
07.00 WITA
Dx 1 Melakukan tindakan Do:
delegasi memberian Obat Injeksi sudah Ristianti
terapi kepada pasien masuk
Obat oral sudah diminum
Ranitidine 2x 1 ampul pasien sebelum makan
Antasida 3x500 mg Tidak ada respon allergi
pada pasien
(Dinas Pagi )
16.
09.00 WITA
Dx 1 mengobservasisi mukosa Ds :
bibir, Pasien mengatakan Cintya
konjungtiva,keadaan mukosa bibirnya sudah
serta turgor kulit pasien tidak terlalu kering
68
Do :
Mukosa bibir pasien
tampak sedikit kering
Konjungtiva pasien
anemis
Turgor kulit pasien
elastis
Pasien tampak pucat dan
lemas
Cintya
17. Dx 1 DO:
09.08 WITA
menimbang dan
BB pasien : 55 kg
mencatat berat badan
18. Dx 1 DS :
09.15 WITA menawarkan makanan yang Cintya
Pasien mengatakan ingin
tinggi protein dan tinggi
minum susu
kalori, seperti susu, puding
DO
dan lain-lain.
69
Pasien terlihat senang
ketika ditawari susu
Cintya
19.
12.00 WITA
Dx 1 melakukan tindakab Ds :
delegasif dalam Pasien mengatakan
memberikan makan sudah merasa nyaman
dengan cara memberi dengan lingkungannya
makanan sedikit tapi Pasien mengatakan tidak
sering dengan 1 porsi bisa menghabiskan
makanan dan 1200 ml makanan hingga I porsi
air putih dengan piring
makanan dan lauk yang Do :
diminta pasien Pasien tampak bisa
Menciptakan lingkungan menghabiskan 1/3 porsi
yang menyenangkan piring (lebih dari 8
pada waktu pasien
makan sendok )
Pasien tampak sudah
tidak mual serta muntah
70
20. Dx 1 Mengajurkan pasien Do : Cintia
12.35 WITA
sesaat setelah makan Pasien mau melakukan
jangan berbaring apa yang disarankan oleh
( Dinas perawat
Siang)
21. Dx 1
15.00 WITA Melakukan tindakan Do :
delegasi, memberika Obat sudah diminum Ani
terapi obat oral kepada
pasien
Antasida 3x500 mg
25.
23.00 WITA Melakukan tindakan
Dx 1 Do:
delegasi, memberika
Obat sudah diminum Astuti
terapi obat oral kepada
pasien
Antasida 3x500 mg
26. Sabtu, 29
November
2014
Dx 1 melakukan tindakab Ds :
06.00 WITA Astuti
delegasif dalam Pasien mengatakan
memberikan makan merasa nyaman dengan
dengan cara member lingkungannya
73
makanan sedikit tapi Pasien mengatakan tidak
sering dengan 1 porsi bisa menghabiskan
makanan dan 1200 ml makanan hingga I porsi
air putih dengan piring
makanan dan lauk yang Do :
diminta pasien Pasien tampak bisa
menghabiskan ½ porsi
Menciptakan lingkungan piring penuh
yang menyenangkan
Pasien tampak sudah
pada waktu pasien
makan tidak mual serta muntah
jangan berbaring
Pasien mau melakukan
apa yang disarankan oleh
perawat
74
07.00 WITA Vera
28. Dx 1 Melakukan tindakan Do:
delegasi memberian
terapi kepada pasien Obat Injeksi sudah
masuk
Ranitidine 2x 1 amp Obat oral sudah diminum
Antasida 3x500 mg pasien sebelum makan
Tidak ada respon allergi
pada pasien
(Dinas Pagi)
29. Dx 1
09.00 WITA mengobservasisi mukosa Ds : Vera
bibir, Pasien mengatakan
75
tampak sedikit kering
Konjungtiva pasien
anemis
Turgor kulit pasien
elastis
Pasien tidak pucat dan
tidak lemas
76
dan lain-lain. DO
Pasien terlihat senang
ketika ditawari pudding
77
tidak mual serta muntah
12.32 WITA
33. Dx 1 Do :
Mengajurkan pasien Vera
Pasien mau melakukan
sesaat setelah makan
apa yang disarankan oleh
jangan berbaring
(Dinas Siang) perawat
15.00 WITA Dx 1
Melakukan tindakan
Do : Obat sudah diminum pasien Prami
delegasi, memberika terapi
obat oral kepada pasien
Antasida 3x500 mg
Prami
34. 17.00 WITA Dx 1 melakukan tindakab
delegasif dalam
Ds :
memberikan makan
Pasien mengatakan
dengan cara member
78
makanan sedikit tapi sudah merasa nyaman
sering dengan 1 porsi dengan lingkungannya
makanan dan 1200 ml Pasien mengatakan
air putih dengan sekarang nafsu
makanan dan lauk yang makannya sudah
diminta pasien meningkat dan pasien
Menciptakan lingkungan bisa menghabiskan
yang menyenangkan makanan hingga 1 porsi
pada waktu pasien
piring
makan
Do :
Pasien tampak bisa
menghabiskan 1 porsi
piring penuh
Pasien tampak tidak
mual serta muntah
Mengajurkan pasien
35.
17.25 WITA sesaat setelah makan Prami
Dx 1 Do :
jangan berbaring
79
perawat
Melakukan tindakan
36 delegasi, memberika
19.00 WITA
Dx 1 terapi obat injeksi DO :
kepada pasien Obat Injeksi sudah
Ranitidine 2x 1 amp masuk
(Dinas Tidak ada respon allergi
Malam)
pada pasien
Melakukan tindakan
37.
delegasi, memberika
Dx 1
23.00 WITA terapi obat oral kepada DO : Ani
pasien Obat sudah diminum
Antasida 3x500 mg
Minggu, 30
November
39. 2014
melakukan tindakab
Dx 1
06.00 WITA Ani
delegasif dalam
Ds :
memberikan makan
80
dengan cara member Pasien mengatakan
makanan sedikit tapi merasa nyaman dengan
sering dengan 1 porsi lingkungannya
makanan dan 1200 ml Pasien mengatakan
air putih dengan sekarang nafsu
makanan dan lauk yang makannya sudah
diminta pasien meningkat dan pasien
Menciptakan lingkungan bisa menghabiskan
yang menyenangkan makanan hingga 1 porsi
pada waktu pasien
makan piring
Do :
Pasien tampak bisa
menghabiskan 1 porsi
piring penuh
Pasien tampak tidak
mual serta muntah
81
perawat
Melakukan tindakan
07.00 WITA Dx 1 delegasi memberian Do: Ani
terapi kepada pasien
Obat Injeksi sudah
Ranitidine 2x 1 amp masuk
Antasida 3x500 mg Obat oral sudah diminum
Do: pasien sebelum makan
Tidak ada respon allergi
Obat Injeksi sudah pada pasien
masuk
Obat oral sudah
diminum pasien sebelum
makan
Tidak ada respon allergi
pada pasien
82
E. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi Keperawatan pada Pasien Tn L Dengan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Ruang Anggrek RSU Bintang Tanggal 27-
29 November 2014
O:
Mukosa bibir pasien tampak sedikit kering
Konjungtiva pasien anemis
Turgor kulit pasien elastis
BB pasien : 55 kg
Pasien tampak bisa menghabiskan 1/3
porsi piring penuh
Pasien tampak sudah tidak mual serta
83
muntah
Pasien Tampak lemah
A:
Tujuan no 2, 4, 5,6, 7, 8 belum tercapai,
masalah gangguan kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2, 3, 4,dan 5 , 7
84
Pasien tampak bisa menghabiskan ½ porsi
piring penuh
Pasien tampak sudah
tidak mual serta muntah
Pasien tidak tampak pucat dan lemah
A:
Tujuan no 7&8 belum tercapai, masalah
gangguan kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2, 3, 4,dan 5
85
3. Jumat , 29 Gangguan nutrisi kurang dari S :
November 2014 kebutuhan tubuh
(Dinas Malam) berhubungan dengan Pasien mengatakan mukosa bibirnya sudah
20.00-08.00 masukan nutrient yang tidak tidak terlalu kering
WITA
1. adekuat Pasien mengatakan sekarang nafsu
makannya sudah meningkat dan pasien bisa
menghabiskan makanan hingga 1 porsi
piring
O:
Pasien tampak bisa menghabiskan 1 porsi
piring penuh
Pasien tampak tidak mual serta muntah
Mukosa bibir pasien lembab
Konjungtiva pasien merah muda
Turgor kulit pasien elastis
Pasien tampak segar
BB : 56 Kg
A:
Tujuan tercapai , kebutuhan nutrisi pasien
tepenuhi
86
P:
Pertahankan kondisi pasien, Hentikan
tindakan keperawatan
87
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi Keperawatan pada Pasien Tn L Dengan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Ruang Anggrek RSU Bintang Tanggal 27-
29 November 2014
88
serta muntah
Mukosa bibir pasien lembab
Konjungtiva pasien merah
muda
Turgor kulit pasien elastis
Pasien tampak segar
BB : 56 Kg
A:
Tujuan tercapai , kebutuhan
nutrisi pasien tepenuhi
P:
Pertahankan kondisi pasien
Hentikan tindakan
keperawatan
89
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya serta mengeluarkan
sisanya. Fungsi dari nutrisi adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh,
mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Jenis-
jenis nutrisi meliputi : Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air
90
4.2 SARAN
91
DAFTAR PUSTAKA
Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Nuratif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Dignosa Medis dan NANDA NIC-NOC, Jilid 1
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. Kebutuhan Manusia
Teori dan Aplikasi dalam Praktek Gresik
Wilkinson, & Nancy R.2011. Bukuu Saku Diagnosis Keperawatan NANDA. ( 9th
Ed). ( Widiarti, Terjemahan). Jakarta: EGC
92
93
94