Anda di halaman 1dari 27

Industri Pembuatan Benzen dan Toluen

Makalah Ilmiah
Mata Kuliah : Proses Industri Kimia II
Dosen Pengasuh : David Bahrin, ST, MT

Oleh :
Achmad Zaidan
Aristia Alisandi
Arum Dwi Oktari
Atika Yusni Ferdina
Debby Theresia Silaban
Yosandi Aliefian

Kelas B

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Indralaya, Sumatera Selatan
April, 2012

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Industri Pembuatan Benzen dan Toluen” ini dengan baik dan tepat
waktu.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak
David Bahrin, ST, MT selaku dosen pengasuh mata kuliah Proses Industri Kimia
II dan juga teman-teman yang telah membantu baik secara moril maupun materil
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dalam
pengembangan pengetahuan kita.

Inderalaya, April 2012

Penyusun

2
Daftar Isi

Halaman Judul.............................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................. 2
Daftar Isi...................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang............................................................................ 4
BAB II Pembahasan
2.1 Manfaat Produk.......................................................................... 6
2.2 Komposisi Bahan baku dan Produk........................................... 6
2.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan baku dan Produk.......................... 7
2.4 Macam-macam Proses Pembuatan............................................ 12
Daftar Pustaka.............................................................................................. 25
Lampiran...................................................................................................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembangunan di bidang industri kimia di Indonesia semakin pesat


perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya beberapa pabrik kimia
di Indonesia. Kegiatan pengembangan industri kimia di Indonesia diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan akan bahan-bahan kimia yang semakin besar sejalan dengan
meningkatnya keperluan berbagai bahan baku maupun bahan penunjang untuk
proses pada industri. Bahan kimia tersebut dapat diperoleh baik dari sumber
organik maupun non-organik yang diproses dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Salah satu jenis industri kimia yang amat besar pengaruhnya terhadap
industri kimia lainnya yaitu benzen dan toluen. Benzen ditemukan pada tahun
1825 oleh seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang mengisolasikannya
dari gas minyak dan menamakannya bikarburet dari hidrogen. Pada tahun 1833,
kimiawan Jerman, Eilhard Mitscherlich menghasilkan benzena melalui distilasi
asam benzoat (dari benzoin karet/gum benzoin) dan kapur. Mitscherlich
memberinya nama benzin. Pada tahun 1845, kimiawan Inggris, Charles
Mansfield, yang sedang bekerja di bawah August Wilhelm von Hofmann,
mengisolasikan benzena dari tir (coal tar). Empat tahun kemudian, Mansfield
memulai produksi benzena berskala besar pertama menggunakan metode tir
tersebut.
Sedangkan toluen merupakan salah satu dari bahan kimia organik yang
diperoleh dari minyak bumi. Pertamakali toluen dihasilkan dari karbonisasi
batubara untuk keperluan pembuatan baja. Sekarang ini toluen banyak dihasilkan
dari minyak bumi melalui proses catalytic reforming.

Bahan kimia ini digunakan secara luas baik dalam skala industri kimia
maupun dalam skala rumah tangga. benzen banyak digunakan sebagai pembuatan
polimer, sebagai pelarut , bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik
sedangkan kegunaan toluen yaitu sebagai solven di dunia industri, bahan baku

4
pembuatan industri toluen sulfonat, bahan peledak, sebagai reagen dan juga
digunakan pada industri pembuatan benzen.

Dilihat dari berbagai kegunaan serta semakin meningkatnya kebutuhan


industri yang menggunakannya, kami tertarik untuk membahas bahan kimia
tersebut dalam makalah ini dengan judul “Industri Pembuatan Benzen dan
Toluen”.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat Produk


2.1.1 Benzen
Adapun kegunaan produk benzen yaitu sebagai berikut :
1. Digunakan dalam industri pembuatan polimer seperti plastik, nilon
serta resin dan adhesive.
2. Sebagai pelarut.
3. Bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang
merupakan senyawa turunan benzen.

2.1.2 Toluen
Produk toluen telah banyak digunakan dalam industri, antara lain:
1. Toluen dapat digunakan sebagai solven pada industri cat dan tinta
cetak.
2. Sebagai bahan baku pembuatan industri toluene sulfonat, toluene
diicocyanate, phenol, benzoic acid dan TNT (trinitrotoluene)
merupakan senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak.
3. Digunakan sebagai reagen untuk pengujian di laboratorium seperti
untuk proses sintesa, kromatografi dan lain sebagainya.
4. Untuk industri pembuatan benzen, p-xylen, cat dan tiner, lem serta
resin.

2.2 Komposisi Bahan Baku dan Produk


2.2.1 Komposisi Bahan Baku

Adapun komposisi bahan baku untuk pembuatan benzen


yaitu :
 Toluen : 87 % berat
 Benzen : 0,01% berat
 n-Heptan : 0,55% berat
 n-Oktan : 0,12% berat

6
 Xylen : 12,32% berat
Komposisi bahan baku untuk pembuatan toluene yaitu :
 Naphtha yang terdiri dari senyawa hidrokarbon C5 sampai C10.

2.2.2 Komposisi Produk


Untuk komposisi produk benzen yaitu :
 Benzen : 98,4 % berat
 Toluen : 0,45 % berat
 n-Heptan : 1,15 % berat
Untuk komposisi produk toluen yaitu
 Toluen : 95,85 % berat
 n-Heptan : 4,15 % berat

2.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku Serta Produk


2.3.1 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku

Toluen

Adapun sifat fisik dan kimianya yaitu :

a. Sifat Fisik

 Berat molekul : 92,13


 Bentuk(25 ºC, 1 atm) : Cair
 Spesifik Graviti 20/4 : 0,866
 Viscositas (25 ºC) : 0,55 Cp
 Titik didih : 110,8 ºC
 Suhu kritis : 318,7 ºC
 Tekanan Kritis : 40,6atm
 Melting Point, : - 95 ºC
Kcal
 Panas Pembentukan(25oC) : 2,867 gmol

b. Sifat Kimia

7
 Reaksi hidrogenasi dengan katalis nikel, platinum atau paladium
dapat menjenuhkan cincin aromatik sebagian maupun
keseluruhan, menghasilkan benzena, metana dan bifenil.
 Reaksi oksidasi dengan katalis kobalt, mangan atau bromida pada
fase cair menghasilkan asam benzoat.
O2,Br/Co/Mn
C6H5CH3 C6H5COOH

 Reaksi substitusi oleh metil, pada temperatur tinggi dan reaksi


radikal bebas. Klorinasi pada 100oC atau dengan ultraviolet
membentuk benzil klorida, benzal klorida dan benzotriklorida.
 Reaksi substitusi oleh logam alkali menghasilkan normal-propil
benzena, 3-fenil pentana, dan 3-etil-3-fenil pentana.

Hidrogen

Adapun sifat fisik dan kimianya yaitu :

a. Sifat Fisik

 Rumus molekul : H2
 Berat Molekul : 2,014 Kg/Kmol
 Titik leleh : -254,40 0C
 Titik didih : -252,77 0C
 Wujud : gas
 Warna : Tidak Berwarna

b.Sifat Kimia

 H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator pada


suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen
halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.
 Hidrogen sangat larut dalam berbagai senyawa.
 Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada
konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas.

8
Naphta

Adapun sifat fisik dan kimianya yaitu :

a. Sifat Fisik

 Rumus molekul : C 10 H 8
 Berat molekul : 100 – 215 g / mol
 Titik didih : 160 – 220 0C
 Densiti : 750 - 785 kg/cm3
 Warna : Tidak berwarna
 Tekanan uap : < 666 Pa
 Wujud : Liquid

b. Sifat Kimia
 Naphta merupakan golongan sikloalkana dengan struktur cincin
dan ikatan jenuh antar atom carbon.
Contoh : Sikloheksana (napthalena), siklopentane.

 Kestabilan yang cukup tinggi, tidak cocok dengan agen pada


oksidasi tinggi.

2.3.2 Sifat Fisis dan Kimia Produk

Benzen

Adapun sifat fisik dan kimianya yaitu sebagai berikut:


a. Sifat Fisik
 Rumus molekul : C6H6
 Berat molekul : 78,11 g/mol
 Titik didih (1 atm) : 80,1 oC
 Titik leleh : 5,56 oC
 Titik nyala : 262 K
 Spesific gravity : 0,879
 Wujud : Zat cair tidak berwarna (jernih)
 Tekanan kritis : 48,3 atm

9
 Suhu kritis : 288,9 oC
 Berat Jenis pada 20 oC : 0,879 g/cm3
 Sifat : Mudah Terbakar (Flammable) dan
sangat beracun.
(Perry, 1997)

b. Sifat Kimia

 Benzen bereaksi dengan brom karena adanya ferribromida


membentuk bromobenzene dan asam bromida pada reaksi
halogenasi. Dimana reaksinya sebagai berikut :
C6H6 + Br2 C6H5Br + HBr
 Benzen bereaksi dengan alkil halida dimana adanya aluminium
klorida membentuk alkil benzen pada reaksi alkilasi, dengan
reaksi sebagai berikut:

C6H6 + R-H C6H5R + S


 Benzen bereaksi dengan asam nitrat dengan atau tanpa adanya
asam sulfat pada reaksi nitrasi. Reaksinya sebagai berikut:
 Menggunakan asam sulfat
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
 Tanpa adanya asam sulfat.
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
 Merupakan senyawa nonpolar, tidak begitu reaktif tapi mudah
terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga.
 Sulit dioksidasi dengan senyawa oksidator seperti KMnO4,
K2Cr2O7, dll.
 Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
(untuk mengetahui beberapa reaksi subtitusi pada benzen).
 Walaupun sukar di adisi tapi benzen masih dapat di adisi dengan
katalis yang tepat, misalnya:
 Adisi dengan hidrogen dengan katalis Ni/Pt halus.

10
 Adisi dengan CL 2 atau BR 2 dibawah sinar matahari.
 Reaksi pada benzene harus menggunakan katalis karena
kestabilan molekul benzena .
(Kirk & Othmer, 1992)

Toluen

Adapun sifat fisik dan kimianya yaitu sebagai berikut:


a. Sifat Fisik
 Rumus molekul : C7H8 (C6H5CH3)
 Massa molar : 92,14 g/mol
 Warna : Cairan tak berwarna
 Densitas : 0,8669 g/mL, zat cair
 Titik leleh : −95 °C

 Titik didih : 110,8 oC

 Viskositas : 0,590 cP at 20 °C

 Kelarutan dalam air : 0,47 g/l (20-25 °C)

 Wujud : Cairan tak berwarna dan berbau seperti


benzen.

b. Sifat Kimia
 Reaksi hidrogenasi dengan katalis nikel, platinum atau paladium
dapat menjenuhkan cincin aromatik sebagian maupun
keseluruhan, menghasilkan benzena, metana dan bifenil.
 Reaksi oksidasi dengan katalis kobalt, mangan atau bromida
pada fase cair menghasilkan asam benzoat.
O2,Br/Co/Mn
C6H5CH3 C6H5COOH

 Reaksi substitusi oleh metil, pada temperatur tinggi dan reaksi


radikal bebas. Klorinasi pada 100oC atau dengan ultraviolet
membentuk benzil klorida, benzal klorida dan benzotriklorida.

11
 Reaksi substitusi oleh logam alkali menghasilkan normal-propil
benzena, 3-fenil pentana, dan 3-etil-3-fenil pentana.

2.4 Macam-macam Proses Pembuatan.


2.4.1 Benzen
Untuk mendapatkan hasil produk berupa benzen dapat dilakukan
dengan dengan berbagai proses antara lain :

1. Platforming Process

Pada proses platforming ini, biasanya bahan baku yang


digunakan antara lain hidrokarbon rantai jenuh atau naphta (CnH2n+2,
dengan n = 6-12) yang direaksikan dengan hidrogen.
Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

C6H14 (l) C6H12 (l) + H2 (g)

C6H14 (l) C6H6 (l) + 4 H2 (g)

Proses katalitik reforming ini berlangsung dengan mereaksikan


bahan baku yaitu naphta yang sebelum dimasukkan ke reaktor
terlebih dahulu dihidrotreating menggunakan proses
hidrodesulfurisasi untuk menghilangkan kandungan sulfur,
nitrogen atau oksigen yang dapat meracuni katalis serta untuk
menjenuhkan senyawa olefin didalam naphtha. Naphta yang sudah
dihidrotreating dicampur dengan hidrogen dan dipanaskan didalam
reforming furnace pada suhu 495-525oC dengan tekanan 116-725
psi.Setelah itu campuran tersebut dialirkan kedalam reaktor
menggunakan bantuan katalis platinum klorida dalam alumina.
Reaksinya bersifat endotermis. Produk yang keluar dari reaktor
berupa hidrogen berlebih dan reformate yang mengandung banyak
senyawa aromatik. Selanjutnya masuk ke separator untuk
memisahkan hidrogen, kemudian untuk memisahkan benzen,
toluen dan non-aromatik dilakukan dengan cara proses sulfolane
extraction yaitu proses ekstraksi menggunakan solvent diethylene

12
glycol, dimethylformamide, liquid sulfur dioxide, dan tetraethylene
glycol. Produk benzen yang terkonversi sebesar 95%.

2. Toluene Hydrodealkylation

Proses ini terjadi dengan menggunakan katalis dan panas, dimana


bahan bakunya berupa toluen yang dicampurkan dengan hidrogen,
dengan persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

C6H5CH3 (l) + H2 (g) C6H6 (g) + CH4 (g)

Toluen dan hidrogen dari hasil reforming dipanaskan dulu pada


suhu 500-595oC dan tekanan 580-870 psi sebelum dimasukkan
kedalam reaktor. Dan untuk mempercepat reaksi didalam reaktor
ditambahkan katalis platinum (platinum oksida) atau kromium
(molybdenum oxide) dalam silica atau alumina (Al2O3). Reaksi ini
bersifat eksotermis sehingga biasanya reaktor dilengkapi dengan suatu
sistem pendingin. Campuran yang terbentuk kemudian dimasukkan
dalam separator untuk memisahkan metan dan sisa hidrogen. Setelah
itu Gas hidrogen yang terpisah direcycle dan sisanya dijadikan fuel
gas, sedangkan produk cair yang mengandung benzen, sisa toluen
dan xylen dipisahkan dalam menara distilasi untuk mendapatkan
benzen dengan kemurnian 98,4%. Sisa toluen dan xylen dipisahkan
lagi dengan menara distilasi menghasilkan produk samping xylen
dan toluen sisa di-recycle untuk bereaksi lagi membentuk benzen.

3. Toluene Transalkylation

Pada proses ini benzen dihasilkan dengan merubah dua molekul


toluen menjadi satu molekul benzen dan satu molekul campuran
isomer xylen. Dimana toluen dan C9 aromatik direaksikan dengan
hidrogen di dalam reaktor fixed bed pada suhu 350-530oC dan
tekanan 150-737 psi. Reaksi ini dibantu oleh katalis dengan
perbandingan mol campuran 5:1 sampai 12:1.

13
Produk yang keluar dari reaktor dipisahkan di separator dimana
gas keluar dari bagian atas sedangkan benzen, xylen dan senyawa
lainnya dikeluarkan melalui bagian bawah separator dan selanjutnya
di clay treated untuk menghasilkan benzen dan xylen dengan
kemurnian yang tinggi. Setelah dimurnikan selanjutnya didistilasi
untuk memisahkan fraksi-fraksi komponen. Produk yang dihasilkan
adalah benzen sebesar 92%, toluen ,xylen, C9 aromat, dan gas bahan
bakar.

2.4.1.1 Seleksi Proses


Berdasarkan proses-proses tersebut diatas dapat dibuat tabel
perbandingan seperti dibawah ini:

Tabel 2.1 Perbandingan Berbagai Proses Pembuatan Benzen


Toluene Toluene
Platforming
No Keterangan Hydrodealkylatio Transalkylation
Process
n
Toluen dan C9
1 Bahan baku Naphta Toluen
aromatik
Tingkat
2 95% 98,4% 92%
Kemurnian
3 Sifat Reaksi Endotermis Eksotermis Endotermis

Setelah membandingkan proses diatas, maka dipilihlah proses


Toluene Hydrodealkylation pada pembuatan benzen dengan
pertimbangan sebagai berikut :
a) Proses ini menghasilkan produk benzen dengan kemurnian
yang tinggi sebesar 98,4 % dibandingkan dengan dua proses
lainnya
b) Proses yang digunakan sederhana dan reaksinya bersifat
eksotermis (tidak memerlukan panas).
c) Bahan baku yang digunakan juga mudah didapat.

14
2.4.1.2 Blok Diagram dan Diagram Alir Proses Pembuatan Benzen
Berikut ini adalah blok diagram dan diagram alir proses
pembuatan Benzen :

Hidrogen (H2)

Purifikasi
Sintesa Purifikasi Penyimpanan
Toluen Produk
Benzen

Gb 2.1 Blok Diagram Pembuatan Benzen

Gb 2.2 Diagram Alir Pembuatan Benzen

2.4.1.3 Deskripsi Proses Toluene Hydrodealkylation


Pada pembuatan benzen bahan baku yang digunakan adalah
toluen dan hidrogen dari hasil reforming. Campuran toluen dan
hidrogen dipanaskan terlebih dahulu di dalam reforming furnace
pada suhu 500-595oC dan tekanan 580-870 psi kemudian baru
selanjutnya dialirkan ke dalam reaktor fixed bed multi tube
dengan katalisator berupa katalis platinum (platinum oksida) atau
kromium (molybdenum oksida) dalam silica atau alumina (Al2O3).
Reaksi yang terjadi di reaktor yaitu:

15
1. Reaksi Disproporsionasi yang terjadi
C6H5CH3 (l) C6H6 (g) + CH4 (g)
Toluen Benzen Metana
2. Reaksi Dealkilasi yang terjadi
C6H5CH3 (l) + H2 (g) C6H6 (g) + CH4 (g)
Toluen Hidrogen Benzen Metana

Pada proses reaksi adanya penambahan hidrogen yang


bertujuan untuk mengurangi terbentuknya deposit coke. Reaksi ini
bersifat eksotermis sehingga biasanya reaktor dilengkapi dengan suatu
sistem pendingin. Campuran yang keluar dari reaktor kemudian
dimasukkan dalam separator yang bertujuan untuk memisahkan
metana dan gas hidrogen. Gas hidrogen akan keluar melalui bagian
atas separator sedangkan metana dan gas hidrogen yang terikut
dialirkan melalui bagian bawah separator. Setelah itu Gas hidrogen
yang terpisah direcycle sebanyak 68,9% kembali menuju reaktor.
Metana dan gas hidrogen yang terikut dipisahkan kembali dalam
separator, dimana sisa gas hidrogen yang terikut dijadikan fuel gas
pada furnace, sedangkan produk cair yang mengandung benzene,
sisa toluene dan diphenyl dipisahkan dalam menara distilasi untuk
mendapatkan benzene dengan kemurnian 99,93%. Sisa toluene dan
xylene dipisahkan lagi dengan menara distilasi untuk mendapatkan
produk samping xylene. Sedangkan toluene sisa di-recycle untuk
bereaksi lagi membentuk benzene.

2.4.1.4 Peralatan Yang Digunakan dan Fungsi Serta Spesifikasinya


1. Reaktor 01 : Berfungsi untuk mereaksikan toluen dengan
hidrogen.
2. Furnace 01 : Berfungsi untuk menaikkan suhu atau
memanaskan campuran toluen dan hidrogen
sebelum dialirkan ke reaktor pada suhu 500-
595 oC dan tekanan 580-870 psi.

16
3. Blower 01 : Berfungsi untuk mengalirkan toluen ke dalam
furnace.
4. Blower 02 : Berfungsi untuk mengalirkan hidrogen ke
dalam furnace .
5. Blower 03 : Berfungsi untuk mengalirkan campuran toluen
dan hidrogen ke reaktor 01.
6. Blower 04 : Berfungsi untuk mengalirkan produk dari
cooler 01 ke stripper 01.
7. Stripper 01 : Berfungsi untuk memisahkan hidrogen dan
metana.
8. Blower 05 : Berfungsi mengalirkan gas hidrogen untuk di
recycle kembali ke furnace.
9. Blower 06 : Berfungsi mengalirkan produk dari stripper 01
ke stripper 02.
10. Stripper 02 : Berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen
yang masih terikut dengan metana, xylen dan
benzen.
11. Blower 07 : Berfungsi untuk mengalirkan produk dari
stripper 02 ke kolom distilasi.
12. Blower 08 : Berfungsi utnuk mengalirkan fuel gas dari
stripper 02 ke tanki 03.
13. Distilasi 01 : berfungsi untuk memisahkan komponen-
komponen produk sehingga menghasilkan
benzen dan toluen.
14. Pompa 01 : Berfungsi mengalirkan produk benzen ke tanki
01.
15. Pompa 02 : Berfungsi mengalirkan produk xylen ke tanki
02.
16. Tanki 01 : Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan
produk benzen yang ke luar dari kolom
distilasi.

17
17. Tanki 02 : Berfungsi sebagai tempat penyimpanan
produk xylen yang keluar dari kolom distilasi.
18. Tanki 03 : Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan
fuel gas yang keluar dari separator 02.

2.4.2 Toluen
Proses pembuatan toluen d a p a t dihasilkan dengan
b e r b a g a i c a r a , antara lain :

1. Ca ta ly ti c Reforming Process

Toluen dapat dihasilkan dari minyak bumi melalui proses


catalytic reforming (termasuk benzene dan juga xylene).
Proses katalitik reforming ini menggunakan bahan baku
naphta, yang sebelum dimasukkan ke reaktor terlebih dahulu
dihidrotreating. Selanjutnya naphta yang sudah dihidrotreating
dicampurkan dengan hidrogen dan dipanaskan di dalam reforming
furnace pada suhu 495-525oC dengan tekanan 116-725 psi. Setelah
itu barulah campuran tersebut di alirkan kedalam reaktor untuk
direaksikan dengan bantuan katalis berupa platinum dalam alumina
(Al2O3).

Adapun persamaan reaksi pada proses ini yaitu :


1. Re ak s i D e hy drog en at io n o f Me th yl Cy cl oh ex an e

C6H11CH3 C6H5CH3 + 3 H2

2. Reaksi Dehydroisomerization of Dimethyl Cyclopentane.


C5H8(CH3)2 C6H5CH3 + 3 H2

3. Reaksi Dehydrocyclization of Alkane.


C7H16 C6H5CH3 + 4 H2

Tahapan selanjutnya yaitu terjadi pemisahan di separator dimana


ada gas hidrogen yang direcycle dan ada yang dibuang langsung ke
atmosfer. Liquid yang berasal dari separator dialirkan menuju kolom

18
fraksionasi yang disebut stabilizer. Produk keluaran dari stabilizer
berupa metana, etana, propan dan butan serta naphta yang memiliki
kandungan nilai oktan yang lebih tinggi berupa benzen,
toluen dan xylen.

2. Reaksi Friedel – Crafts Dari Benzen.


Proses ini menggunakan bahan baku benzen yang direaksikan
dengan metal klorida dan aluminium klorida anhidrat untuk
menghasilkan toluen. Reaksi ini mengikuti mekanisme substitusi
reaksi elektrofilik. Dimana reaksi yang terjadi di reaktor yaitu
sebagai berikut :

CH3Cl + AlCl3 CH3+ + AlCl4-

C6H5H + CH3+ + AlCl4- C6H5CH3 + HCl +


AlCl3

Reaksi ini mudah mengalami alkilasi, selain itu pada proses ini untuk
menghasilkan produk berupa toluen harus melewati dua tahapan proses.

3.4.2.1 Seleksi Proses


Berdasarkan Proses-proses tersebut diatas dapat dibuat tabel
perbandingan seperti dibawah ini:

Tabel 2.2 Perbandingan Berbagai Proses Pembuatan Toluen

C atalytic
No Keterangan
Reforming Process Reaksi Friedel – Crafts

1. Bahan Baku Naphta Benzen

Tahapan
2. Satu Tahap Dua Tahap
Reaksi

19
Setelah membandingkan berbagai proses di atas, maka dipilihlah
proses C atalytic Reforming Process dengan pertimbangan sebagai
berikut :
a) Bahan baku yang digunakan tersedia berupa naphta yang
berasal dari minyak bumi.
b) Proses yang digunakan sederhana karena terdiri dari satu
tahapan proses.

3.4.2.2 Blok Diagram dan Diagram Alir Proses Pembuatan Toluen

Adapun untuk blok diagram dan diagram alir proses dapat


dilihat seperti dibawah ini :

Naphtha
Pretreatment Sintesa Purifikasi Penyimpanan
H2 Produk
Toluen

Gb. 2.3 Blok Diagram Pembuatan Toluen

20
Gb. 2.4 Diagram Alir Pembuatan Toluen
3.4.2.3 Deskripsi Catalytic Reforming Process
Proses pembuatan toluen ini menggunakan bahan baku
naphta dan hidrogen. Fraksi ini kemudian dicampur
dengan hidrogen dengan perbandingan mol 6 : 1. Feed
berupa naphta yang berasal dari fraksi distilasi minyak
bumi yang sebelum dimasukkan ke reaktor terlebih dahulu
dihidrotreating menggunakan proses hidrodesulfurisasi dengan
penambahan hidrogen untuk menghilangkan kandungan sulfur,
nitrogen atau oksigen yang dapat meracuni katalis serta untuk
menjenuhkan senyawa olefin didalam naphta. Selanjutnya
naphta yang sudah dihidrotreating dicampurkan dengan
hidrogen dan dipanaskan di dalam reforming furnace pada suhu
495-525oC dengan tekanan 116-725 psi. Dan barulah campuran
tersebut di alirkan kedalam reaktor untuk direaksikan dengan
bantuan katalis berupa platinum dalam alumina (Al2O3).

Adapun persamaan reaksi pada proses ini yaitu :


1. Re ak s i D e hy drog en at io n o f Me th yl Cy cl oh ex an e

C6H11CH3 C6H5CH3 + 3 H2

2. Reaksi Dehydroisomerization of Dimethyl Cyclopentane.


C5H8(CH3)2 C6H5CH3 + 3 H2

3. Reaksi Dehydrocyclization of Alkane.

21
C7H16 C6H5CH3 + 4 H2

Pada reaksi ini memerlukan penambahan hidrogen


guna mengurangi terbentuknya deposit coke. Dan untuk
katalis yang telah deaktivasi akan diregenerasi kembali
melalui regenerator sehingga katalis dapat digunakan
lagi dan dialirkan menuju reaktor. Tahapan selanjutnya
yaitu produk dialirkan kembali kedalam separator
dimana pada separator ini terjadi pemisahan gas
hidrogen berdasarkan kualitasnya (off gas) sehingga
ada gas hidogen yang direcycle dan ada yang dibuang
langsung ke atmosfer.Liquid yang berasal dari separator
disalurkan menuju kolom fraksionasi yang disebut
stabilizer.
Produk keluaran dari stabilizer dengan kandungan
berat jenis yang ringan akan menjadi top produk yang
naik ke atas (lights ends) berupa metana, etana, propan
dan butan gas sedangkan produk dengan kandungan
berat jenis yang lebih berat akan menjadi bottom
produk berupa reformat yaitu naphta yang memiliki
kandungan nilai oktan yang lebih tinggi berupa benzen,
toluen dan xylen.

3.4.2.4 Peralatan Yang Digunakan dan Fungsi Serta Spesifikasinya

Adapun peralatan yang digunakan dalam proses ini dan


fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Tanki 01 : Berfungsi sebagai tempat menyimpan produk light and yang


dihasilkan dari stabilizer 01.
2. Tanki 02 : Berfungsi sebagai tempat menyimpan produk benzen yang
dihasilkan dari stabilizer 01.
3. Tanki 03 : Berfungsi sebagai tempat menyimpan produk toluen yang
dihasilkan dari stabilizer 01.

22
4. Tanki 04 : Berfungsi sebagai tempat menyimpan produk xylen yang
dihasilkan dari stabilizer 01.
5. Blower 01 : Berfungsi mengalirkan hidrogen ke furnace 01.
6. Blower 02 : Berfungsi mengalirkan desulfurizer.
7. Blower 03 : Berfungsi mengalirkan naphta dari desulfurizer ke furnace 01.
8. Blower 04 : Berfungsi mengalirkan campuran naphta dan hidrogen ke
reaktor 01.
9. Blower 05 : Berfungsi mengalirkan produk dari reaktor 01 menuju ke
stripper 01.
10. Blower 06 : Berfungsi mengalirkan katalis dari stripper 01 menuju ke
regenerator 01.
11. Blower 07 : Berfungsi mengalirkan gas hidrogen dari stripper 01 kembali
menuju ke reaktor 01.
12. Blower 08 : Berfungsi mengalirkan produk dari stripper 01 ke stabilizer
01.
13. Desulfurizer : Berfungsi untuk menghilangkan kandungan sulfur dalam
naphta.
14. Reaktor 01 : Berfungsi sebagai tempat bereaksinya Hidrogen dan naphta
menghasilkan produk.
15. Cooler 01 : Berfungsi untuk menurunkan temperatur
produk yang keluar dari reaktor-01.
16. Pompa 01 : Berfungsi untuk mengalirkan produk light end dari stabilizer
01 ke tanki 01.
17. Pompa 02 : Berfungsi untuk mengalirkan produk benzen dari stabilizer 01
ke tanki-02.
18. Pompa 03 : Berfungsi untuk mengalirkan produk toluen dari stabilizer 01
ke tanki 03.
19. Pompa 04 : Berfungsi untuk mengalirkan produk xylem dari stabilizer 01
ke tanki 04.

23
Daftar Pustaka

James G. Speight. 1996. Chemical And Process Design Handbook. Jakarta. New
York.
Trihartono Joko. 2008. Petrokimia. Palembang.
http://www.wikipedia.org/wiki/ Benzen.
http://www.wikipedia.org/wiki/Toluena.
http://download-tesis.blogspot.com/2009/11/prarancangan-pabrik-asam-benzoat-
dengan.html?zx=42d3c11750f3cc10.

24
Lampiran
Lampiran 1: Gambar Reaktor

Lampiran 2 : Gambar Stripper

Lampiran 3 : Gambar Pompa

25
Lampiran 4 : Gambar Kolom Distilasi

Lampiran 5 : Gambar Desulfurizer

Lampiran 6 : Gambar Blower

Lampiran 7 : Gambar Furnace

26
Lampiran 8 : Gambar Regenerator

Lampiran 9 : Gambar Tanki Penyimpanan

27

Anda mungkin juga menyukai