TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Darsono dan Ashari (2005: 12) tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyajikan informasi yang menyangkut:
1. Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu keadaan pada tanggal
tertentu mengenai kekayaan dan sumber kekayaan perusahaan.
2. Kinerja perusahaan selama periode tertentu, yaitu besarnya aktivitas dan biaya
untuk menjalankan aktivitas serta hasil (laba/rugi) dari aktivitas selama
periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Bahkan dengan analisis yang
lebih tajam, dapat dilihat kemungkinan ketidakefisienan dan permasalahan
dalam fungsi tertentu.
3. Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu, yaitu perubahan kekayaan
dan sumber kekayaan selam periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
4. Perputaran kas selama periode tertentu, yaitu menyangkut aliran kas masuk
dan keluar perusahaan selama periode tertentu. Perlu diingat bahwa setiap
aktivitas belum tentu menghasilkan kas/uang sebab bisa jadi perusahaan
menjual dengan cara kredit (tidak tunai), sehingga terjadi perbedaan waktu
antara aktivitas dengan kas masuk.
Sedangakan dalam buku Stice, Stice dan Skousen (2005: 1262) berpendapat
bahwa:
”Financial statement analysis is the examination of both the relationships
among financial statement numbers and the trends in those numbers over
time.”
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan
keuangan adalah suatu metode yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan
dengan mempelajari hubungan angka-angka dalam laporan keuangan agar diperoleh
gambaran yang tepat mengenai laporan keuangan tersebut.
Pembahasan tujuan analisis laporan keuangan akan lebih baik apabila dimulai
dengan mengkonfrontir antara kepentingan para pemakai laporan keuangan,
khususnya dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi dan karakteristik laporan
keuangan itu sendiri. Dari sini akan diperoleh adanya kesenjangan antara informasi
yang disajikan laporan keuangan dan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai.
Pada satu sisi laporan keuangan menyajika informasi mengenai apa yang telah terjadi,
sementara pada sisi lain, para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi
mengenai apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang.
Kesenjangan kebutuhan informasi ini pada akhirnya menuntut suatu
pemecahan. Meskipun bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, laporan
keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup penting untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan
informasi inilah diperlukan suatu analisis terhadap laporan keuangan, utamanya
dalam memprediksi apa yang mungkin akan terjadi di masa datang.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan,
menurut Sastradipraja (2007: 4) :
”Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan,
misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif
investasi atau merger, sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja
keuangan di masa yang akan datang, sebagai diagnosis terhadap masalah-
masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya, atau sebagai alat evaluasi
terhadap manajemen.”
Time Series
Menginterpretasi Solusi
Menurut Darsono dan Ashari (2004: 51) teknik analisis laporan keuangan
adalah analisis rasio dan analisis persentase yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi, mengkaji, dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan
dari data keuangan perusahaan. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan, analis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis
terhadap kesehatan perusahaan.
Alat yang biasa digunakan adalah analisis rasio keuangan. Dalam analisis
rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan
perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini
dengan dengan rasio masa lalu dan masa yang akan datang dari perusahaan yang
sama. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau
periode, pemakai dapat melihat kecendrungan rasio keuangan apakah mengalami
penurunan atau atau peningkatan, yang menunjukkan kinerja atau kondisi keuangan
perusahaan. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio
keuangan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata
industri pada titik yang sama. Perbandingan ini memberikan pemahaman yang
mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan relatif dan membantu
mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industri.
Menurut Jumingan (2008: 43) metode dan teknik analisis laporan keuangan
antara lain seperti :
1. Analisis perbandingan neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba yang
ditahan dengan menunjukkan:
a. Data absolut (jumlah dalam rupiah);
b. Kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah;
c. Kenaikan dan penurunan dalam persen;
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio;
e. Persentase dari total.
2. Analisis perubahan modal kerja.
3. Analisis tren dari rasio unsur-unsur neraca dan data operasi yang ada
kaitannya.
4. Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba rugi.
5. Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca.
6. Analisis perbandingan dengan rasio industri.
7. Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba bruto.
8. Analisis titik impas atau analisis break-even point.
Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis jangka waktu berapa
lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang
dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan.