MOTIVASI (MOTIVATION)
A. PENGANTAR
Dalam bab VI ini akan dibahas berbagai permasalahan tentang pengarahan
dan pengembangan organisasi, termasuk di dalamnya bagaimana
menggerakkan para anggotanya untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, bagaimana memotivasi para anggotanya; bagaimana
mengadakan komunikasi di dalam organisasi, bagaimana mengadakan
perubahan dan pengembangan dalam organisasi dan bagaimana mengaiasi
segala konflik yang ada dalam organisasi.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi bawahannya akan
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan
efektivitas manajer (T.Hani Handoko, Manajemen BPFE UGM Yogya,
1986, hal 251). Dan ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
tingkat prestasi seseorang. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai
suatu sistem akan mampu meramalkan perilaku dari bawahannya.
Komunikasi penting bagi para manaJer dalam melaksanakan seluruh fungsi
manajemen dan dengan komunikasi para manajer mencurahkan sebagian
besar waktunya untuk berinteraksi dengan bawahan.
Semua hal di atas tidak terlepas dari kemampuan manajer memimpin anak
buahnya, sebab seorang pemimpin memainkan peranan kritis dalam
membantu organisasi untuk mencapai tujuan. Kemampuan dan ketrampilan
memimpin dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Bila
dihubungkan dengan perubahan dan pengem bangan organisasi, seorang
manajer harus mampu mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk
pencapaian tujuan. Perubahanperubahan ini dipengaruhi oleh faktor intern
dan ekstern.
Dalam perkembangan organisasi tidak lepas dari korlflik yang diakibatkan
oleh masalah-masalah komunikasi, struktur organisasi dan antar pribadi,
baik yang terjadi karena salah dalam memberikan motivasi maupun yang
Iainnya. Tinggal sekarang bagaiman seorang manajer sebagai pimpinan
dalam memanfaatkan konflik yang terjadi untuk dikelola menjadi sesuatu
yang efektif.
C. TEORI-TEORI MOTIVASI:
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi manajer karena sebagai proses
dimana fungsi manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, dan fungsi pengendalian dapat
dicapai. Dan sebagai kegiatan di mana manaıer mencurahkan sebagaian
beşar dari waktunya (T.Hani Handoko, op cit, hal. 271)
Proses komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung
jawabnya dan informasi hanıs di komunikasikan kepada para manajer
sebagai dasar pembuatan keputusan dalam pembuatan fungsi-fungsi
manajemen baik secara terüılis maupun lisan (T.Hani Handoko, op cit, hal.
271)
PENGERTIAN KOMUNKASI
Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau
informasi seseorang ke orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak
hanya berupa kata-kata yang disampaikan seseorang tapi mempunyai
pengertian yang lebih luas seperti ekpresi wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut
rantai pertukaran imformasi. Hal ini mengandung unsur-unsur ; l. sebagai
kegiatan untuk seseorang mengerti, 2. sebagai sarana pengendalian
imformasi, dan 3. sebagai sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara
individu-individu.
I. KOMUNIKASI INFORMAL:
Bentuk dari komunikasi ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu:
(T. Hani Handoko, op cit. hal. 782-783.)
l. Pemuasan kebutuhan manusiawi
2. Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan.
3. Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
4. Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informal adalah desas-desus (graperine) yang
secara resmi tidak disetujui. Hal ini sebagai akibat jaringan informasi yang
simpang siur atau tumpang tindih. Artinya beberapa orang tertentu yang
mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi anggota dari beberapa
jaringan informasi. Desasdesus ini juga mempunyai peranan fungsional
sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
J. EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
K. 1. HAMBATAN ORGANISASIONAL.•
1. Tingkatan Hirarki:
Bila organisasi tumbuh dan berkembang akan menimbulkan berbagai
masalah komunikasi, karena menambah tingkatan memakan waktu yang
panjang dan ketepatacnya semakin berkurang. Dimana setiap tingkatan bisa
menambah atau mengurangi, serta merubah berita dengan aslinya.
Gambar 39 Hilangnya informasi dalam rantai perintah.
2. Wewenang Manajerial:
Bahwa mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan terhadap komunikasi. Atasan banyak
merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi yang membuatnya
tampak lemah. Sedang bawahan menghindari situasi untuk mengungkapkan informasi yang membuat
posisinya tidak menguntungkan. Maka dari dua hal di atas akan menimbulkan gap.
3. Spesialisasi:
Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah lainnya membuat orang merasa ada dalam dunia yang
berbeda, yang akhirnya menghalangi masyarakat, sulit memahami dan mendorong terjadinya kesalahan-
kesalahan.
K2. HAMBATAN ANTAR PRIBADI:
Kesalahan dalam komunikasi juga dipengaruhi oleh faktor ketidak sempurnaan manusia dan bahasa.
Maka perlu memperhatikan: a) persepsi selektif b) kedudukan komunikator) keadaan membela diri d)
Pendengaran lemah dan e) ketidak tepatan penggunaan bahasa.