Anda di halaman 1dari 20

PENGARAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

MOTIVASI (MOTIVATION)

A. PENGANTAR
Dalam bab VI ini akan dibahas berbagai permasalahan tentang pengarahan
dan pengembangan organisasi, termasuk di dalamnya bagaimana
menggerakkan para anggotanya untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, bagaimana memotivasi para anggotanya; bagaimana
mengadakan komunikasi di dalam organisasi, bagaimana mengadakan
perubahan dan pengembangan dalam organisasi dan bagaimana mengaiasi
segala konflik yang ada dalam organisasi.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi bawahannya akan
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan
efektivitas manajer (T.Hani Handoko, Manajemen BPFE UGM Yogya,
1986, hal 251). Dan ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
tingkat prestasi seseorang. Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai
suatu sistem akan mampu meramalkan perilaku dari bawahannya.
Komunikasi penting bagi para manaJer dalam melaksanakan seluruh fungsi
manajemen dan dengan komunikasi para manajer mencurahkan sebagian
besar waktunya untuk berinteraksi dengan bawahan.
Semua hal di atas tidak terlepas dari kemampuan manajer memimpin anak
buahnya, sebab seorang pemimpin memainkan peranan kritis dalam
membantu organisasi untuk mencapai tujuan. Kemampuan dan ketrampilan
memimpin dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Bila
dihubungkan dengan perubahan dan pengem bangan organisasi, seorang
manajer harus mampu mengantisipasi dan mengambil tindakan untuk
pencapaian tujuan. Perubahanperubahan ini dipengaruhi oleh faktor intern
dan ekstern.
Dalam perkembangan organisasi tidak lepas dari korlflik yang diakibatkan
oleh masalah-masalah komunikasi, struktur organisasi dan antar pribadi,
baik yang terjadi karena salah dalam memberikan motivasi maupun yang
Iainnya. Tinggal sekarang bagaiman seorang manajer sebagai pimpinan
dalam memanfaatkan konflik yang terjadi untuk dikelola menjadi sesuatu
yang efektif.

B. PENGERTIAN DAN PANDANGAN MOTİVASI DALAM


ORGANISASI:

Motivasi seperti yang telah disebutkan di ataş, akan mempengaruhi,


mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya
akan menentukan efektivitas manajer. Ada dua faktor yang mempengaruhi
tingkat prestaşi seseorang, yaitu kemampuan individü dan pemahaman
tentang perilaku unluk mencapai prestasİ yang maksimal, disebutpemepsi
peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan persepsi peranan
menıpakan satu kesatuanyang saling berinîeraksi.
Motivasi dapat juga disebut dengan istilah kebutuhan (need), desakan (urge),
keinginan (wish) atau dorongan (drive), yang semuanya ini mempunyai
pengertian yang sama yaitu sebagai suatu keadaan yang ada pada diri
seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu kegiatan guna mencapaİ
keinginan atau tujuan. Dorongan ini biasanya diwujudkan dalam bentuk
perilaku.
Pandangan motivasi dalam organisasi ini dapat dilihat dari tiga jenis teori
motivasi yang ada, yaitu model tradisional, model hubungan manusiawi dan
model sumber daya manusiawi.
B. ı. MODEL TRADISIONAL:
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic
Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan
pekerjaan-pekerjaan yang hams dilakukan dengan sistem pengupahan
insentif unluk memacu para pekerja agar memberikan prodüktivitas yang
tinggi.
Teori prodüktivas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas,
dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam ujud
materi (uang). Pendekatan ini cukup efek tif dalam banyak situasİ sejalan
dengan peningkatan efısiensi. Dişini pemutusan hubungan kerja sudah
merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada
hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
B.2. MODEL HUBUNGAN MANUSIAWI:
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan
bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah penting,
kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang dari motivasi. Untuk
itü para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam
organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam
pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang
lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang
perhatian manajer dan operasi organisasi.
B.3. MODEL SUMBER DAYA MANUSIA.•
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan
manusiawi, bahwa sorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan
memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga
kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pe kerjaan yang berarti, dalam
arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik,
diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan
pelaksanaan tugas.

C. TEORI-TEORI MOTIVASI:

l. Teori Petunjuk (prescriptive theories), yaitu bagaimana cara memotivasi


para karyawan, yang didasarkan atas pengalaman coba-coba.
2. Teori isi (content theories), menanyakan apa penyebab perilaku.
Macam teori ini yaitu l) hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow, 2) teori
motivasi higienis Frede rick Herzberg, dan 3) teori prestasi David
McCleland.
3. Teori proses (process theories), menjelaskan bagaimana perilaku
dimulai dan dilaksanakan. Termasuk dalam hal ini l) teori pengharapan, 2)
teori pembentukan perilaku, 3) teori Porter Lawler dan 4) teori keadilan
C. 1. TEORI ISI:
Memusatkan pada pertanyaan apa penyebab perilaku terjadi dan ? Jawabnya
terpusat pada kebutuhan, motif yang mendorong, menekan, memacu dan
menguatkan karyawan melakukan kegiatan, juga berhubungan dengan
faktor-faktor ekstemal yang be?upa insentif yang menyarankan, mendorong,
menyebabkan dan mempengaruhi untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Penekanannya pada pengertian faktor-faktor internal dan kebutuhan.
Sumber Diambil dari Richard M. Steers dan Lyman W. Porter, eds.,
Motivation and Work Behavior, edisi kedua, Mc Graw-Hill, New
York. 1979.
C.1.1. Hirarki Kebutuhan Maslow:
Menekankan pada kebutuhan manusia yang tersusun dalam bentuk hirarki
kebutuhan dari yang terendah sampai yang tertinggi serta kebutuhan yang
telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku.
C.1 .2. Teori Motivasi Pemeliharaan Hem.berg:
Umumnya karyawan baru memusatkan perhatiannya pada pernuasan tingkat
kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan pertama mereka, terutama rasa
aman, bila telah terpuaskan akan memenuhi tingkat yang lebih tinggi, sepefii
kebutuhan inisiatif, kreativitas, dan tanggung jawab.
Ada dua kelompok faktor yang mempengamhi kerja seseorang dalam
organisasi, yaitu kepuasan kerja (job satisfaction) yang mempunyai pengaruh
pendorong prestasi dan semangat kerja serta ketidak puasan kerja (job
dissatisfaction) yang pengaruhnya negatif. Disini dibedakan antara motivator
dan faktor-faktor pemeliharaan (higienic factors = dissatisfiers). Motivator
mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja, sedang
faktor pemeliharaan mencegah merosotnya semangat kerja. Teori ini hampir
sama dengan teori hirarki kebutuhan dari Maslow. (F.Herzberg, B.Mausher
dan B.Snyderman, The Motivation to Work, John Wiley & Sons, New York,
1959)
Sumber : Leon C. Megginson, Donald C. Masley & Paul H. Pietri, Jr.,
Management Concepts and Applications, Harper & Row, Publishers,
New York, 1983, halaman 356.
Gambar 35 Teori kebutuhan Mastow dan penerapannya.
Seorang manajer perlu memahami faktor-faktor yang dapat memotivasi
karyawan. Faktor pemelihara dapat mengurangi dan mengfrilangkan ketidak
puasan kerja.
C.1 .3. Teori Prestasi dari McClelland:
Ada korelasi positif antar kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses
pelaksanaan (David McClelland, The Achieving Society, Van Nostrand,
New York, 1961). Dia mengemukakan bahwa usahawan, ilmuwan dan
profesional mempunyai tingkat motivasi prestasi di atas rata-rata. Orang
yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu
yang dapat dikembangkan, yaitu:
l . Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi ketrampilan,
menyukai tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil
yang dicapai.
2. Punya kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang
layak dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.
3. Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang
telah dikerjakan.
4. Punya ketrampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki
kemampuan organisasional.
C.2. TEORI PROSES:
Berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul dan di jalankan. Adapun teori
yang akan di bahas yaltu:
C.2.l. Teori Pengharapan (Expectancy theory):
Dimana individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi
bila:
* kemungkinan usaha mereka mengarah ke prestasi yang tinggi.
* kemungkinan mencapai hasil yang menguntungkan.
* hasil-hasil tersebut akan menjadi pada keadaan keseimbangan,
penarik efektif bagi mereka.
Menurut Victor Vroom (teori nilai pengharapan Vroom) orang dimotivasi
untuk bekerja bila l) usaha-usaha yang ditingkatkan akan mengarahkan ke
balas jasa tertentu, 2) menilai balas jasa dari hasil usahanya (Victor
H.Vroom, Work and Motivation, John Willey, New York 1964.). Maka bila
dirumuskan akan nampak sebagai berikut:

C.2.2. Pembentukan Perilaku (Operant conditioning):


Ini dikemukakan oleh B.F. Skinner yang didasarkan pada hukum pengaruh
(Law of Effect), bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-
konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedang perilaku yang diikuti
konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Proses pembentukan
perilaku ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Rangsangan (stimulus) > Tanggapan —> Konsekuensi > Tanggapan di
waktu yang akan datang
Ada empat teknik yang dapat digunakan manajer untuk mengubah perilaku
bawahan:
l . Penguatan positif, bisa primer maupun sekunder.
2.Penguatan negatif, individu akan mempelajari perilaku yang membawa
konsekuensi tidak menyenangkan dan menghindarinya di masa mendatang.
3.Pemadaman, dilakukan dengan peniadaan penguatan.
4.Hukuman, manajer mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan
pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
C.2.3. Teori Porterm Lawler:
Merupakan teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi masa
mendatang, dan menekankan antisipasi tanggapan atau hasil. Dasamya yaitu
kemungkinan usaha pengharapan yang dirasakan, usaha yang dijalankan,
prestasi yang dicapai, penghargaan yang diterima, kepuasan yang terjadi dan
mengarahkan ke usaha dimasa yang akan datang.
Model pengharapan menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang
bagaimana seharusnya memotivasi bawahan dan implikasi. Implikasi ini
mencakup:
1 . Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2. Penentuan prestasi yang diinginkan.
3.Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4.Hubungan penghargaan dengan prestasi.
5.Penganalisaan faktor-faktor yang bersifat berlawanan dengan efektivitas
penghargaan.
6.Penentuan penghargaan yang mencukupi.
Implikasi bagi organisasi adalah:
1 . Sistem penghargaan yang dapat memotivası
2.Pekerjaan dibuat sebagai pemberian penghargaan secara intrinsik.
3.Atasan langsung mempunyai peranan penting dalam proses motivasi.

C.2.4. Teori Keadian.


Orang akan selalu membandingkan antara maşukan dalam bentuk
pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha dengan hasil atau penghargaan
yang diterima. Keyakinan tentang adanya ketidak adilan akan berpengaruh
pada perilaku pelaksanaan kegiatan. Faktor kunci bagi manajer yaitu
mengetahui apakah ketidak adilan dirasakan, bukan apakah ketidak adilan
secam nyata ada. Teori keadilan ini memberikan implikasi bahwa
penghargaan hanıs diberikan sesuai yang dirasa oleh individü yang
bersangkutan

D. KOMUMKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi manajer karena sebagai proses
dimana fungsi manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, dan fungsi pengendalian dapat
dicapai. Dan sebagai kegiatan di mana manaıer mencurahkan sebagaian
beşar dari waktunya (T.Hani Handoko, op cit, hal. 271)
Proses komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung
jawabnya dan informasi hanıs di komunikasikan kepada para manajer
sebagai dasar pembuatan keputusan dalam pembuatan fungsi-fungsi
manajemen baik secara terüılis maupun lisan (T.Hani Handoko, op cit, hal.
271)
PENGERTIAN KOMUNKASI
Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau
informasi seseorang ke orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak
hanya berupa kata-kata yang disampaikan seseorang tapi mempunyai
pengertian yang lebih luas seperti ekpresi wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut
rantai pertukaran imformasi. Hal ini mengandung unsur-unsur ; l. sebagai
kegiatan untuk seseorang mengerti, 2. sebagai sarana pengendalian
imformasi, dan 3. sebagai sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara
individu-individu.

F. ı. MODEL KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI:


Model yang paling sederhana adalah model komunikasi antar pribadi.
 
Pengirim Berita Penerima
Dari bagian diatas bahwa model ini menunjukan tiga elemen penting dimana
jika salah satu hilang, tidak akan terjadi komunikasi. Model yang paling
canggih dalam komunikasi adalah model proses komunikasi dimana
langkah-langkahnya sebagai berikutl
Pengirim (Sender = Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan,
keingin an atau informasi serta mempunyai kepentingan untuk
mengkomunikasikan kepada orang lain.

Gambar 36 Model proses komunikasi.


Pengkodean (Encoding), Pengirim mengkodean informasi yang akan
disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau isyarat yang biasanya
dalam bentuk kata-kata agar orang lain mengerti tentang informasi yang
disampaikannya.
Pesan (Message), Pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat
dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indera penerima, misalnya
pidato dapat didengar dan jika tertulis dapat di baca, isyarat dapat dilihat
atau dirasakan.
Saluran (chanel), adalah cara mentransmisikan (menyampaikan) pesan,
misalnya kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar
komunikasi dapat efektif dan efesien, saluran (media) harus sesuai untuk
pesan.
Penerima (Recaiver), adalah orang yang menafsirkan pesan dari penerima,
jika pesan tidak sampai kepada penerima, komunikasi tidak terjadi.
Penafsiran kode (Decoding), adalah proses dimana penerima menafsirkan
pesan dan menterjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya.
Semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh
pengirim, makin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan Balik (Feedback), adalah pembalik dari proses komunikasi dimana
reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima telah
menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti
semula. Sernakin cepat umpan balik semakin efektif dalam komunikasi.
F.2. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI.•
Raymond V.Lesikar berpendapat bahwa yang mempengaruhi efektifitas
komunikasi ada empat faktor: (Raymorxl CS, Organizational Behavior: A
Book Reading, McGrawHill, New York, 1977)
l . Jalur Komunikasi formal.
Efektivitas komunikasi akan efektif melalui dua cara, a) jalur formal
dimanajarak yang semakin meluas dan berkembang serta tumbuhnya
organisasi. Misalnya pengecer yang besar dengan cabang yang luas
komunikasinya tidak efektif dari pada toserba, b) jalur formal komunikasi
menghambat arus yang besar dari informasi diantara tingkat-tingkat
organisasi. Misalnya karyawan lini perakitan (Asembly) hampir selalu akan
mengkomunikasikan masalahmasalah yang dihadapi dengan mandor atau
dengan managernya.
2. Struktur Wewenang:
Dalam organisasi dimana perbedaan statis dan kekuasaan akan mempe
ngaruhi isi dan ketepatan komunikasi, contohnya percakapan Direktur
Utama dengan Karyawan biasa dilakukan dengan tatakrama dan terbatas
sehingga tak pihak yang berkehendak untuk mengatakan sesuatu yang
penting.
3. Spesialisasi Jabatan:
Anggota organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah, tujuan,
tugas, waktu dan gaya yang sama dałam berkomunikasi.
4. Pemilikan Informasi:
Berarti individu-individu mempunyai informasi dan pengetahuan yang khas
mengenai tugasnya. Informasi ini memiliki bentuk kekuatan bagi orang yang
memilikinya, ini adalah bentuk komunikasi yang efektif.

G. JARINGAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Jaringan komunikasi dapat dirancang oleh organisasi, bisa dirancang secara
kaku, aflinya karyawan dilarang berkomunikasi dengan siapapun kecuali
dengan atasannya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekuasaan dan status
serta menghindari informasi yang berlebihan.

Gambar 37 Jaringan komunikasi


Keterangan gambar.
Lingkaran . : B hanya dapat berkomunikasi dengan A dan C, untuk
komunikasi dengan E harus melalui A atau melalui C dan D.
Rantai : Dua bawahan yaitu A dan E melapor kepada B dan D selanjutnya ke
pada C.
Huruf Y : Terdapat sekretariat dimana surat-surat diterima Oleh E, dan
selanjutnya disortir oleh D dan didistribusikan oleh C. Dimana C dapat
berkomunikasi langsung dengan A, B, D dan E. Contoh ada empat salesman
A, B, D dan E dapat melapor langsung kepada manajer cabang

H. SALI/RAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI:


Saluran komunikasi ini ditentukan oleh struktur organisasi dan tipe-tipe
saluran dasar komunikasi, yaitu vertikal, lateral dan diagonal.
H. 1. KOMUNIKASI VERTIKAL:
Komunikasi vertikal adalah komunikasi ke atas dan atau ke bawah dalam
rantai komando. Komunikasi ke bawah dimulai dari manajemen tingkat atas
sampai pada karyawan bukan supervisor. Kegunaannya antara Iain untuk
memberikan perintah, petunjuk dan Iain-Iain serta membuka informasi
kepada anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
Sedangkan kegunaan komunikasi ke atas memberikan informasi kepada
tingkatan yang lebih tinggi tentang apa yang terjadi pada tingkatan Yang
leibh rendah. Misalnya tentang saran-saran, laporan kemajuan dan
sebagainya.
H.2. KOMUNIKASI LATERAL ATAU HORIZONTAL:
Meliputi pola aliran kerja dalam organisasi yang terjadi antara anggota-
anggota kelompok kerja yang sama dan di antara departemen-departemen
pada tingkat organisasi yang sama. Kegunaannya: menyediakan saluran
langsung untuk koordinasi dan pemecahan masalah organisasi. Hal ini untuk
menghindari keterlambatan dalam pengarahan dan untuk membentuk
hubungan dengan rekan mereka.
H.3. KOMUNIKASI DIAGONAL:
Adalah komunikasi yang memotong secara silang diagonal rantai perintah
organisasi dan merupakan hasil hubungan antara departemen lini dan staf.
Ketiga jenis komunikasi di atas termasuk dalam katagori komunikasi formal
yang ditentukan oleh struktur organisasi dan sarana formal lainnya. Jenis
komunikasi formal ini kalau di gambarkan akan terlihat seperti di bawah ini.
Gambar 38 Saluran komunikasi formal dalam organisasi.

I. KOMUNIKASI INFORMAL:
Bentuk dari komunikasi ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu:
(T. Hani Handoko, op cit. hal. 782-783.)
l. Pemuasan kebutuhan manusiawi
2. Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan.
3. Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
4. Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informal adalah desas-desus (graperine) yang
secara resmi tidak disetujui. Hal ini sebagai akibat jaringan informasi yang
simpang siur atau tumpang tindih. Artinya beberapa orang tertentu yang
mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi anggota dari beberapa
jaringan informasi. Desasdesus ini juga mempunyai peranan fungsional
sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
J. EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

J. 1. KEBUTUHAN AKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF.


Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu
kesadaran akan kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan
balik.
Dijaman modem ini komunikasi merupakan subyek penting maka
perusahaanperusahaan besar biasanya menggunakan ahli komunikasi untuk
membantu memecahkan masalah-masalah komunikasi internal.
Komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi
berjalan lebih efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif
dalam organisasi. Dalam hal ini para manajer harus aktif. Penggunaan
manajemen partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara baik
meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.

J.2. KOMUNIKATOR YANG LEBIH EFEKTIF:


Untuk dapat menjadi komunikator yang lebih efektif harus memberikan
latihanlatihan dalam bentuk penulisan maupun penyampaian berita secara
lisan dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol,
penggunaan bahasa yang baik dan benar, pengutaraan yang tepat dan
kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.
Salah satu alat yang digunakannya adalah active listening yang digunakan
untuk mengembangkan ketrampilan manajemen para manajer. Sebagai dasar
peralatan ini adalah penggunaan reflective statements (pemyataan balik) oleh
para pendengar.
The American Management Association (AMA) menyusun sepuluh
Pedoman efektifitas komunikasi organisasi yaitu: (AMA, The
Commandments of Good Communication, Management Review, Oktober
1955)
l . Cobalah menjernihkan gagasan anda sebelum berkomunikasi.
2.Telitilah kegunaan sebenamya dari setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan situasi manusia dan fisik secara keseluruhan bilamana
anda berkomunikasi.
4.Berkonsultasi dengan orang lain, bila perlu dalam merencanakan
komunikasi.
5.Berhati-hatilah ketika anda berkomunikasi, mengenai nada maupun isi
pokok dari pesan anda.
6.Ambilah kesempatan bila muncul untuk menyampaikan sesuatu yang dapat
membantu atau bernilai bagi penerima.
7.Lakukan tindak lanjut komunikasi anda.
8.Berkomunikasi untuk hari esok sebaik hari ini.
9.Pastikan bahwa tindakan anda mendukung komunikasi anda.
10.Berusahalah bukan saja untuk dimengerti tetapi juga untuk mengerti serta
jadilah pendengar yang baik.

K. HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI YANG EFEKTIF:

K. 1. HAMBATAN ORGANISASIONAL.•
1. Tingkatan Hirarki:
Bila organisasi tumbuh dan berkembang akan menimbulkan berbagai
masalah komunikasi, karena menambah tingkatan memakan waktu yang
panjang dan ketepatacnya semakin berkurang. Dimana setiap tingkatan bisa
menambah atau mengurangi, serta merubah berita dengan aslinya.
Gambar 39 Hilangnya informasi dalam rantai perintah.
2. Wewenang Manajerial:
Bahwa mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan terhadap komunikasi. Atasan banyak
merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi yang membuatnya
tampak lemah. Sedang bawahan menghindari situasi untuk mengungkapkan informasi yang membuat
posisinya tidak menguntungkan. Maka dari dua hal di atas akan menimbulkan gap.
3. Spesialisasi:
Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah lainnya membuat orang merasa ada dalam dunia yang
berbeda, yang akhirnya menghalangi masyarakat, sulit memahami dan mendorong terjadinya kesalahan-
kesalahan.
K2. HAMBATAN ANTAR PRIBADI:
Kesalahan dalam komunikasi juga dipengaruhi oleh faktor ketidak sempurnaan manusia dan bahasa.
Maka perlu memperhatikan: a) persepsi selektif b) kedudukan komunikator) keadaan membela diri d)
Pendengaran lemah dan e) ketidak tepatan penggunaan bahasa.

Anda mungkin juga menyukai